KAJIAN DESKRIPTIF FAKTOR YANG MENYEBABKAN KESULITAN BELAJAR BIOLOGI PADA PESERTA DIDIK KELAS X DI KECAMATAN SERPONG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
INDAH EL KARIM NIM. 1111016100085
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M
ABSTRAK
INDAH EL KARIM, 1111016100085. Kajian Deskriptif Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar Biologi pada Peserta Didik Kelas X di Kecamatan Serpong. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam belajar biologi pada konsep animalia dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya. Penelitian ini dilakukan di lima sekolah Kecamatan Serpong, terdiri dari tiga SMAN, satu MAN dan satu SMAS tahun ajaran 2015/2016 dengan menggunakan metode survei. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas X berjumlah 175 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan ganda dan non tes berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa 86% siswa mendapatkan nilai dibawah KKM yang berarti peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep animalia sangat tinggi dan hasil dari analisis kuesioner menunjukan bahwa faktor eksternal yang paling mempengaruhi kesulitan belajar siswa yaitu faktor materi dengan persentase sebesar 71,7% dan guru dengan persentase sebesar 71%. Kedua faktor ini memiliki persentase yang paling besar dibandingkan faktor sekolah, faktor lingkungan dan faktor keluarga, masing-masing dengan persentase 68,4% 57,7% dan 65,2%. Faktor internal yang paling mempengaruhi kesulitan belajar yakni pada indikator sikap terhadap proses pembelajaran dan disiplin dalam belajar memiliki nilai rata-rata yang sama yakni 2,7 dengan menggunakan skala 4.
Kata kunci: konsep animalia, faktor kesulitan belajar.
iii
ABSTRACT
Indah EL Karim, 1111016100085. Descriptive Study of Factors Causing Biology Learning Difficulties In the Class X in Serpong subdistrict. A ‘Skripsi’ of Biology Education Program, Departemen of Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2016. This research purposed to find the difficulties experienced by students in studying Biology at Animalia concept and what factors are causing it. This research conducted in five schools which located in the district of Serpong, among them three SMAN, one MAN and one SMAS in academic year 2015/2016 using survey method. Sampling technique used purposive sampling. The sample was the first grade consist of 175 students. The research instruments used in this research were multiple choice test and questionnaire. The results showed that the 86% student’s got grade under achievment it’s mean that the student’s have difficulties experience in understanding of Animalia concept in high category. The result from questionnaire analysis show that external factors most affect students learning difficult, they are material factors with the percentage of 71.7% and the percentage of teachers 71%. Both of these factors have the greatest percentage than the school factors, environmental factors and family factors, 68.4%, 57.7% and 65.2%. Internal factors that most influence learning difficulties is the indicator of attitude learning process and discipline in the study have an average value of similar 2.7 and use a scale 4.
Keywords: animalia concept, learning difficulties factor
iv
KATA PENGANTAR Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya dan para sahabatnya. Skripsi yang berjudul “Kajian Deskriptif Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar Biologi pada Peserta Didik Kelas X di Kecamatan Serpong” dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di program studi Pendidikan Biologi, jurusan Pendidikan IPA. Terselesaikannya skripsi ini tepat pada waktunya tidak terlepas dari adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Dr. Yanti Herlanti, M.Pd dan juga selaku Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran dan membekali penulis dengan ilmu yang diberikannya dengan penuh keikhlasan. 4. Ibu Eny S Rosyidatun M.A selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan dan membekali penulis dengan ilmu yang diberikannya dengan penuh keikhlasan. 5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA khususnya untuk Program Studi Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 6. Kepala SMAN 2 Tangerang Selatan, Dr. Neng Nurhemah dan guru bidang studi Biologi SMAN 2 Tangerang Selatan, bapak Dede Syarif H, S.Pd
v
yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian di kelas X dalam mengumpulkan data. 7. Kepala SMAN 7 Tangerang Selatan, Drs. H. Hamdari, M.Pd. dan guru bidang studi Biologi SMAN 7 Tangerang Selatan, ibu Erlin Yuniamartanti, S.Si yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian di kelas X dalam mengumpulkan data. 8. Kepala SMAN 12 Tangerang Selatan, H.M. Syamsudin HS, S.Pd dan guru bidang studi Biologi SMAN 12 Tangerang Selatan, ibu Sri Rahayau S.Pd yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian di kelas X dalam mengumpulkan data. 9. Kepala MAN Serpong, Drs. H. Ridwan Fahmi Lubis, dan guru bidang studi Biologi MAN Serpong, ibu Siti Sulhah S.Pd yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian di kelas X dalam mengumpulkan data. 10. Kepala SMA PGRI 22 Serpong, Drs. Samya Suryana dan guru bidang studi Biologi SMA PGRI 22 Serpong, bapak Firman Hadeli S.Pd yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian di kelas X dalam mengumpulkan data. 11. Teristimewa untuk kedua orangtua, Ibunda Sulsiyah dan Ayahanda Akhmad Nawawi, S. Pd, M.M, serta kakak M.Merdeka dan adik Abdan Sakuro yang selalu penulis banggakan, tak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan, melimpahkan kasih sayang kepada penulis. 12. Sahabat-sahabat penulis dejambz terdiri dari Veronika Ribka Holia, Enny Zuita, Novi Sartika dan Ratna Alfiani, yang selalu membantu dan memberikan semangat serta dukungan kepada penulis. 13. NurRizky FahrulRoji, S. Ft yang senantiasa memberikan semangat, dukungan dan hiburan kepada penulis. 14. Sahabat terbaik Widya Lestari S.Pd yang selalu memberikan doa, motivasi dan dukungan kepada penulis. 15. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaannya semoga persahabatan ini tetap abadi selamanya.
vi
16. Seluruh teman-teman maupun sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu baik secara moril maupun materil. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dijadikan masukan bagi guru biologi dan mahasiswa sebagai referensi selanjutnya.
Ciputat, 23 Januari 2017
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH ........................................................... i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................ii ABSTRAK ................................................................................................................iii ABSTRACT ...............................................................................................................iv KATA PENGANTAR ..............................................................................................v DAFTAR ISI .............................................................................................................viii DAFTAR TABEL ....................................................................................................xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ................................................................................1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................................5 C. Pembatasan Masalah .....................................................................................5 D. Rumusan Masalah .........................................................................................6 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................................6 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ..........................................................................................8 1. Belajar
................................................................................................8
a. Pengertian belajar ..............................................................................8 2. Diagnosis Kesulitan Belajar ....................................................................9 a. Pengertian Diagnosis .........................................................................9 b. Pengertian Kesulitan belajar .............................................................10 c. Kedudukan Diagnosis Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran .........13 3. Peserta Didik Berkesulitan Belajar .........................................................14 viii
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan belajar .............................15 a. Faktor internal ...................................................................................16 b. Faktor eksternal .................................................................................17 5. Hakikat Penddikan Sains .........................................................................23 a. Pengertian Sains ................................................................................23 B. Tinjauan Umum Mengenai Konsep Animalia ..............................................24 C. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................................25 D. Kerangka Berpikir .........................................................................................28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................31 B. Metode Penelitian ..........................................................................................31 C. Unit Analisis ................................................................................................32 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................32 E. Instrumen Penelitian ......................................................................................32 1. Angket ........... ..........................................................................................33 2. Tes ............. ..............................................................................................34 F. Kalibrasi Instrumen .......................................................................................34 G. Teknik Analisis Data .....................................................................................37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................................40 1. Hasil Tes Soal .........................................................................................40 2. Hasil Angket Sikap dan Minat .................................................................42 3. Hasil Angket Faktor Eksternal ................................................................65 B. Pembahasan ...................................................................................................66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................................76 ix
B. Saran ..............................................................................................................76 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................77 LAMPIRAN .............................................................................................................81
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pengumpulan Data .....................................................................................31 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar........................................................................................................32 Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Kalibrasi Instrumen .....................................................34 Tabel 3.4 Hasil Validasi Instrumen ............................................................................35 Tabel 3.5 Interval Kategori Kesulitan Pemahaman Konsep ......................................37 Tabel 4.1 Gambaran Umum Nilai Animalia Siswa Kelas X di Kecamatan Serpong ......................................................................................................39 Tabel 4.2 Hasil Perolehan Nilai Animalia .................................................................40 Tabel 4.3 Hasil Angket Sikap Dan Minat ..................................................................41 Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar........................................................................................................65
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Pengumpulan Data........................................................................ 32
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar..... ...................................... .............................................. 33
Tabel 3.3
Rekapitulasi Hasil Kalibrasi Instrumen ...................................... 35
Tabel 3.4
Hasil Validasi Instrumen ............................................................ 36
Tabel 3.5
Interval Kategori Kesulitan Pemahaman Konsep ....................... 38
Tabel 4.1
Gambaran Umum Nilai Animalia Siswa Kelas X di Kecamatan Serpong ....................................................................................... 40
Tabel 4.2
Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai tes Animalia .................. 41
Tabel 4.3
Hasil Angket Sikap dan Minat ..................................................... 42
Tabel 4.4
Hasil Rekapitulasi Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar ........................................................................................ 65
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar................................... 22
Gambar 4.1
Kesulitan yang Berhubungan dengan Alasan Siswa tidak Menyukai Materi Animalia........................................................... 43
Gambar 4.2
Kesulitan yang Berhubungan dengan Pendapat Siswa tentang Materi Animalia............................................................................ 44
Gambar 4.3
Kesulitan yang Berhubungan dengan Kesesuaian Materi Animalia dengan Keinginan Siswa............................................... 44
Gambar 4.4
Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Pentingnya Materi Animalia bagi Siswa..................................................................... 45
Gambar 4.5
Kesulitan yang Berhubungan dengan Manfaat Materi Animalia terhadap Kehidupan Siswa Sehari-hari......................................... 45
Gambar 4.6
Kesulitan yang Berhubungan dengan Manfaat yang Didapat Siswa Setelah Mempelajari Materi Animalia............................... 46
Gambar 4.7
Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kesulitan Materi Animalia........................................................................................ 46
Gambar 4.8
Kesulitan yang Berhubungan dengan Subbab yang Paling Rumit Pada Materi Animalia................................................................... 47
Gambar 4.9
Kesulitan yang Berhubungan dengan Metode Siswa dalam Mempermudah Memahami Materi Animalia ................................47
Gambar 4.10 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Pemahaman Siswa dari Materi yang Diberikan Guru.................................................. 48 Gambar 4.11 Kesulitan yang Berhubungan dengan Media yang Digunakan Guru Dalam Pembelajaran Animalia............................................ 48 Gambar 4.12 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Semangat Belajar Siswa Terhadap Model Pembelajaran di Kelas................ 49 Gambar 4.13 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Cara Mengajar Guru .......................................... 50
xii
Gambar 4.14 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kesukaan Siswa Terhadap Cara Mengajar Guru.......................................................50 Gambar 4.15 Kesulitan yang Berhubungan dengan Alasan Siswa Menyukai Cara Mengajar Guru...................................................................... 50 Gambar 4.16 Kesulitan yang Berhubungan dengan Pendapat Siswa Tentang Cara Penyampaian Guru............................................................... 51 Gambar 4.17 Tingkat Keinginan Guru untuk Menjelaskan Kembali Materi yang Kurang Dipahami Siswa....................................................... 52 Gambar 4.18 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Pemahaman Siswa terhadap Contoh yang Diberikan Guru ............................. 52 Gambar 4.19 Kesulitan yang Berhubungan dengan Intensitas Guru Memberikan Tugas kepada Siswa................................................. 53 Gambar 4.20 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kesukaran Tugas yang diberikan oleh Guru.............................................................. 53 Gambar 4.21 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Keterkaitan Antara Tugas yang diberikan oleh Guru dengan Materi yang Disampaikan.................................................................................. 54 Gambar 4.22 Kesulitan yang Berhubungan dengan Kepemilikan Laboratorium Biologi Sekolah...................................................... 54 Gambar 4.23 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kebermanfaatan Laboratorium Biologi di Sekolah dalam Pembelajaran Animalia ........................................................................................55 Gambar 4.24 Kesulitan yang Berhubungan dengan Ketersediaan Refrensi Seputar Animalia di Perpustakaan Sekolah...................................55 Gambar 4.25 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kenyamanan Tata Letak Sekolah terhadap Proses Pembelajaran.....................56 Gambar 4.26 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kenyamanan Kondisi Sekolah terhadap Semangat Belajar.................................56 Gambar 4.27 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kebersihan Sekolah.......................................................................................... 57
xiii
Gambar 4.28 Kesulitan yang Berhubungan dengan Yang Tinggal Bersama Siswa............................................................................................. 57 Gambar 4.29 Kesulitan yang Berhubungan dengan Qualitytime untuk Berkumpul Bersama Keluarga.......................................................58 Gambar 4.30 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kenyamanan Kondisi Rumah untuk Siswa Belajar............................................ 58 Gambar 4.31 Kesulitan yang Berhubungan dengan Intensitas Orangtua Mengingatkan Siswa untuk Belajar.............................................. 59 Gambar 4.32 Kesulitan yang Berhubungan dengan Keinginan Orang tua untuk Mendaftarkan Anaknya di Bimbel ............................................... 59 Gambar 4.33 Kesulitan yang Berhubungan dengan Intensitas Orang tua Menanyakan Hasil Belajar Siswa.................................................. 60 Gambar 4.34 Kesulitan yang Berhubungan dengan Kondisi Alat Belajar Dirumah......................................................................................... 60 Gambar 4.35 Kesulitan yang Berhubungan dengan Manfaat Alat Belajar dalam Menunjang Semangat Belajar Siswa............................................. 61 Gambar 4.36 Kesulitan yang Berhubungan dengan Manfaat Alat Belajar dalam Menunjang Pelajaran Biologi........................................................ 61 Gambar 4.37 Kesulitan yang Berhubungan dengan Daerah Tempat Tinggal Siswa............................................................................................. 62 Gambar 4.38 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kenyamanan Lingkungan untuk Belajar Siswa ................................................. 62 Gambar 4.39 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kenyamanan Lingkungan untuk Siswa Belajar Biologi..................................... 63 Gambar 4.40 Kesulitan yang Berhubungan dengan Kepemilikan Teman Belajar disekitar Rumah........................................................................... 63 Gambar 4.41 Kesulitan yang Berhubungan dengan erasaan Siswa saat Belajar Bersama Teman........................................................................... . 64 Gambar 4.42 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kesukaan Siswa Terhadap Belajar Bersama Teman............................................... 64
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Angket Materi Biologi yang dirasa Sulit ........................................... 82 Lampiran 2 Hasil Sebaran Angket Biologi Yang Dirasa Sulit ............................. 87 Lampiran 3 Pengelompokkan materi Animalia dari Setiap Tingkatan Sekolah ... 88 Lampiran 4 Instrumen Tes Sebelum Kalibrasi Instrumen .................................... 91 Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Kalibrasi Instrumen ..................... 100 Lampiran 6 Hasil Kalibrasi Instrumen Tes ........................................................... 123 Lampiran 7 Instrumen Tes .................................................................................... 128 Lampiran 8 Lembar Jawaban Siswa ..................................................................... 131 Lampiran 9 Nilai Tes Animalia Siswa............................ ........................................ 132 Lampiran 10 Kisi-kisi Angket Faktor Internal ........................................................ 133 Lampiran 11 Kisi-kisi Angket Faktor Eksternal ..................................................... 135 Lampiran 12 Angket Faktor Internal....................................................................... 148 Lampiran 13 Angket Faktor Eksternal .................................................................... 150 Lampiran 14 Hasil Perhitungan Angket Faktor Internal ......................................... 156 Lampiran 15 Hasil Perhitungan Angket Faktor Eksternal ...................................... 163 Lampiran 16 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ..................................................... 165 Lampiran 17 Lembar Uji Referensi ........................................................................ 166 Lampiran 18 Lembar Validasi ................................................................................ 173 Lampiran 19 Surat Izin Penelitian........................................................................... 175 Lampiran 20 Surat Bimbingan Skripsi Pembimbing I ............................................ 181 Lampiran 21 Surat Bimbingan Skripsi Pembimbing II .......................................... 182 Lampiran 22 Biodata Penulis .................................................................................. 183
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sangat memerlukan pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat mengarahkan perkembangan fisik, mental, emosional, sosial, dan etikanya menuju ke arah yang lebih baik dan menuju ke arah kematangan dan kedewasaan. Seperti tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bab II pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1 Proses pembelajaran seharusnya mampu menciptakan suasana yang mendukung terwujudnya nilai berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Pembelajaran ditentukan oleh tiga komponen yaitu guru, materi ajar dan peserta didik. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan, seperti guru dengan materi ajar, guru dengan peserta didik, dan peserta didik dengan materi ajar. Ketiga hal ini sangat penting karena seorang guru dalam proses pembelajaran bukanlah sekedar menyampaikan materi semata tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran yang
sedang
disampaikan
menjadi
kegiatan
pembelajaran
yang
menyenangkan dan mudah dipahami bagi peserta didik. Apabila guru tidak dapat menyampaikan materi dengan tepat dan menarik maka dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi peserta didik, sehingga mengalami ketidaktuntasan dalam belajarnya. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran
1
Tim Redaksi Nuansa Aulia, Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2015), h. 21.
1
2
juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketetapan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Keterampilan guru menyampaikan materi ajar yang kurang memadai dapat menyebabkan peserta didik kesulitan dalam memahami materi serta kelas menjadi tidak menarik dan cenderung membosankan peserta didik. Selain itu materi ajar yang sulit, terlalu mudah atau kurang variatif dapat mendorong menurunnya konsentrasi peserta didik.2 Materi ajar yang terlalu sulit dapat mengakibatkan siswa menjadi putus asa, takut dan kurang berminat terhadap pelajaran. Sebaliknya, materi ajar yang terlalu mudah membuat peserta didik cenderung
menganggap
enteng dan
cepat
merasa
bosan,
sehingga
konsentrasi peserta didik menurun. Agar dapat mencapai hasil yang lebih baik, guru perlu menguasai bukan hanya sekedar materi tertentu yang merupakan bagian dari suatu mata pelajaran saja, tetapi penguasaan yang lebih luas terhadap materi itu sendiri dapat menuntut hasil yang lebih baik.3 Pada proses pembelajaran, guru dan peserta didik memegang peranan yang penting, yakni guru mampu memberikan informasi dan pengetahuan secara komunikatif, serta peserta didiknya diharapkan mampu menyerap informasi dan pengetahuan yang diterima dengan baik dan tepat. Peserta didik dikatakan belajar apabila telah menyerap informasi dan pengetahuan dengan baik, seperti memahami (mengerti), merasakan, dan dapat melakukan sesuatu. Hal ini karena adanya kegiatan psikis atau motorik (gerakan-gerakan otot-otot dan saraf).4 Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar bukan sekedar pengalaman, akan tetapi belajar adalah suatu proses yang akan menghasilkan suatu pemahaman kearah yang lebih baik. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. 2
Abin Syamsudin, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 324. 3 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007). h. 7. 4 Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan: dalam perspektif baru, (Jogjakarta: ArRuzz Media, 2012). h. 229.
3
Keberhasilan atau kegagalan proses pendidikan sangat tergantung pada faktor peserta didik, instrumen pembelajaran, instrumen penunjang, dan penggerak proses pendidikan. Pada kegiatan pembelajaran di sekolah, ada peserta didik yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun disisi lain tidak sedikit pula peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses belajarnya. Kesulitan belajar siswa ditunjukan oleh adanya hambatan-hambatan untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada dibawah semestinya. Menurut Burton yang dikutip oleh Abin Syamsuddin seseorang diduga mengalami masalah atau kesulitan belajar, apabila peserta didik tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu, dalam batas waktu tertentu5. Banyak hambatan yang menyebabkan kesulitan belajar pada peserta didik. Hambatan-hambatan tersebut berupa tidak dapatnya mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, dan mencipta. Biologi sebagai salah satu bidang IPA memberikan berbagai pemahaman belajar untuk memahami konsep terkait mahluk hidup dan interaksi dengan lingkungannya. Pada materi biologi kelas X dikelompokkan menjadi dua bagian yakni materi yang bersifat mikroskopis dan makroskopis. Materi yang bersifat mikroskopis meliputi virus, archaebacteria dan eubacteria, protista, dan jamur. Makroskopis meliputi ruang lingkup biologi, keanekaragaman hayati, plantae, animalia, ekologi, dan perubahan lingkungan. Kesulitan-kesulitan yang sering dihadapi siswa SMA dalam mempelajari biologi antara lain kesulitan dalam memahami konsep-konsep biologi, terminologi, dan kesulitan dalam membaca serta menulis nama ilmiah. Ragam kesulitan belajar yang dominan adalah kesulitan dalam penulisan nama ilmiah.6 Hal ini juga disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor
5
Abin Syamsuddin Makmun, op.Cit, h.307-308. Rulis Hidayatussaadah, ukarni Hidayati, Siti Umniyatie, “Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Archaebacteria dan Eubacteria di SMA Negeri 1 Muntilan” Jurnal Pendidikan 6
4
internal maupun eksternal dari siswa. Dalam mempelajari biologi, siswa lebih sering dihadapkan dengan konsep-konsep yang bersifat abstrak, banyaknya istilah asing dan nama-nama ilmiah. Selain itu pada materi tertentu, misalnya pada materi pewarisan sifat, kesulitan justru terletak pada materi perhitungan. Hal ini yang membuat pelajaran ini lebih sulit dipelajari oleh siswa. Melihat kenyataan yang ditemukan di lapangan, nampak terdapat kesamaan terhadap materi yang dianggap sulit pada kelas X di SMA se wilayah Kecamatan Serpong yakni pada konsep animalia, fungi, dan plantae, sedangkan materi yang dianggap sangat sulit oleh siswa adalah materi virus.7 Diantara materi tersebut nilai persentase kesulitan pada materi animalia tertinggi dibandingkan dengan materi lainnya. Hal ini disebabkan isi materi yang dibahas cukup banyak yang meliputi invertebrata dan vertebrata yang setiap materi membahas mengenai ciri-ciri setiap filum, cara reproduksi setiap filum, klasifikasi dan peran dari setiap filum. Berdasarkan informasi dari guru, bahwa peserta didik sulit memahami isi (konsep) pada submateri invertebrata. Anggota dari invertebrata terdiri dari 8 fillum, diantaranya fillum porifera, coelenterata, plathyhelminthes, nematelminthes, annelida, mollusca, echinodermata, dan artropoda. Sedangkan vertebrata meliputi semua anggota filum chordata, yaitu pisces, amphibi, reptilia, aves dan mammalia. Masing-masing kelompok hewan tersebut memiliki karakteristik tersendiri, baik bentuk, struktur, dan cara perkembangbiakannya.8 Berdasarkan informasi yang didapat melalui wawancara dengan peserta didik letak kesulitan peserta didik terdapat pada pemahaman isi (konsep) dari setiap filum yang meliputi ciri-ciri, klasifikasi filum serta contoh-contoh setiap kelas, reproduksi, dan peranan setiap filum tersebut. Selain itu, menurut peserta didik di lima sekolah Kecamatan Serpong masih belajar dengan cara hafalan untuk memahami konsep animalia. Menghafal tetap
Biologi, Volume 5 (7), 2016, h. 1. Jurnal diakses dari http://journal.fpmipa.uny.edu/index.php/feo/article/view/108/80 7 Lampiran 3, h. 87. 8 Didik Priyandoko dan Kusnadi, Biologi X, (Jakarta: Piranti Darma kalokatama, 2013), h. 165.
5
diperlukan, tetapi tidak dijadikan dasar untuk memahami konsep. Sehingga cara hafalan memiliki kelemahan yaitu informasi yang diterima tidak dikaitkan dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh sebelumnya sehingga konsep-konsep yang diterima menjadi mudah dilupakan. Uraian di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai faktor yang menyebabkan kesulitan dalam belajar dengan judul “Kajian Deskriptif Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar Biologi pada Peserta Didik Kelas X di Kecamatan Serpong ”. Penelitian ini akan melakukan analisis terhadap faktor kesulitan dalam belajar guna untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kesulitan peserta didik dalam memahami pelajaran biologi khususnya pada konsep animalia. Penelitian ini dirasakan perlu dilakukan melihat kesamaan hasil dari sebaran angket yang memilih materi animalia sebagai materi yang dianggap sulit oleh lima sekolah di Kecamatan Serpong.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Hambatan pembelajaran pada peserta didik disebabkan interaksi antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan materi ajar karena peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep-kosep biologi, kesulitan dalam membaca istilah latin serta kesulitan menggunakan alat. 2. Terdapat kesamaan kesulitan materi di beberapa Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Serpong pada pembelajaran biologi kelas X yakni konsep animalia berdasarkan hasil sebaran angket.
C. Pembatasan Masalah Agar masalah tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian yaitu:
6
1. Kesulitan belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah kesulitan belajar peserta didik dalam mempelajari materi biologi pada konsepkonsep yang dirasa sulit oleh peserta didik yaitu animalia. 2. Sekolah yang digunakan pada penelitian ini adalah SMA yang beralamat di Kecamatan Serpong karena dari seluruh SMA yang beralamat di Kecamatan Serpng memilih materi animalia kedalam kategori sulit. Adapun sekolah tersebut adalah SMAN 2 Tangsel, SMAN 12 Tangsel, SMAN 7 Tangsel, MAN Serpong, dan SMA PGRI 22 Serpong. 3. Faktor yang di analisis pada penelitian ini yaitu faktor eksternal dan internal peserta didik yang dapat mengungkap kesulitan belajar peserta didik dengan menggunakan instrumen soal dan angket. 4. Subjek penelitian ini adalah peserta didik sekolah menengah atas kelas X semester genap.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi
dan pembatasan
masalah
yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian adalah “Faktor apa yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik SMA kelas X di Kecamatan Serpong pada materi Animalia?”
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik pada materi Animalia di kelas X SMA Kecamatan Serpong.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik pada materi animalia.
7
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya bidang pendidikan. 2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik pada materi animalia yang akan bermanfaat bagi peneliti saat mengajar kelak. b. Bagi peserta didik Hasil penelitian ini dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan kesulitan belajar pada materi animalia. c. Bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik pada materi animalia. d. Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam mengevaluasi proses pembelajaran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Belajar a. Pengertian belajar Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan.1 Pengertian belajar berikutnya menurut Mustaqim Belajar adalah suatu proses perubahan. Perubahanperubahan itu tidak hanya perubahan lahir tetapi juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingkah lakunya yang nampak, tetapi dapat juga perubahanperubahan yang tidak dapat diamati. Perubahan-perubahan itu bukan perubahan yang negatif, tetapi perubahan yang positif, yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau ke arah perbaikan.2 Adapun menurut Suyono belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.3 Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa belajar adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian.4 Berdasarkan pengertian-pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu, serta proses internalisasi atau penyerapan kecakapan (kognitif, afektif, dan psikomotorik) ke dalam diri yang bersumber dari pengalaman–pengalaman hidup yang diwujudkan dalam bentuk perubahan kecakapan untuk menghadapi suatu permasalahan. 1
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 38. Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 62. 3 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: teori dan konsep dasar, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), h. 9. 4 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), Cet ke I, Edisi III, h. 17. 2
8
9
Perubahan tingkah laku dalam belajar hanya dapat diperoleh melalui berbagai pengalaman dan latihan melalui usaha. Bentuk-bentuk usaha tersebut dapat berupa aktivitas yang mengarah pada tercapainya perubahan pada diri seseorang seperti bertanya, berlatih, membaca, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi pada diri seseorang banyak sekali. Namun, tidak semua perubahan-perubahan tersebut merupakan dalam arti belajar. Tanpa usaha, walaupun dapat terjadi perubahan, tidaklah dinamakan belajar. 2. Diagnosis Kesulitan Belajar a. Pengertian diagnosis Pada proses pembelajaran, tugas guru tidak hanya sekedar menyampaikan atau mentransfer ilmu atau bahan pelajaran kepada peserta sebagai pendidik dituntut untuk bertanggung jawab atas
didik. Guru perkembangan
peserta didik. Kegiatan memahami kesulitan belajar peserta didik ini dikenal dengan istilah diagnosis kesulitan belajar. Pengertian diagnosis kesulitan belajar terdapat dua istilah yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu istilah diagnosis dan kesulitan belajar. Banyak ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian diagnosis. Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnosis ini dapat berupa keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringannya).5 Menurut Suwarto, diagnosis adalah proses yang kompleks dalam suatu usaha untuk menarik kesimpulan dri hasil-hasil pemeriksaan gejala-gejala, perkiraan penyebab, pengamatan dan penyesuaian dengan kategori secara baik.6 Menurut Ratna Yudhawati, diagnosis merupakan upaya untuk
5
h. 98.
6
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran: panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 90.
10
menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa.7 Maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis adalah penentuan jenis masalah atau kelainan dengan meneliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-gejala yang tampak, dan sebagai proses menentukan permasalahan terkait kelainan atau ketidakmampuan dengan
ujian, dan
melalui ujian tersebut dilakukan suatu penelitian yang hati-hati terhadap fakta-fakta yang dijumpai, yang selanjutnya untuk menentukan permasalan yang dihadapi. b. Pengertian Kesulitan Belajar Kesulitan belajar adalah kegagalan dalam mencapai tujuan belajar, ditandai dengan prestasi belajar yang rendah dengan nilai yang diperoleh kurang dari 75. Siswa yang mempunyai kesulitan belajar adalah siswa yang tidak dapat mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat untuk belajar di tingkat berikutnya. Sehingga siswa tersebut perlu diadakan remediasi untuk materi yang masih kurang tersebut.8 Kesulitan belajar di sekolah bisa bermacam-macam yang dapat dikelompokkan berdasarkan sumber kesulitan dalam proses belajar, baik dalam hal menerima pelajaran atau dalam menyerap pelajaran. Dengan demikian pengertian kesulitan belajar disini harus diartikan sebagai kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran disekolah. Jadi kesulitan belajar yang dihadapi siswa terjadi pada waktu mengikuti pelajaran yang disampaikan atau ditugaskan oleh seorang guru.9 Kesulitan belajar dapat berwujud sebagai suatu kekurangan dalam satu atau lebih bidang akademik, baik dalam mata pelajaran yang spesifik seperti 7
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 148. 8 Suwarto, op.Cit., h.87. 9 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan: berdasarkan kurikulum nasional IAIN fakultas tarbiyah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010), cet. IV. h. 88.
11
membaca, menulis, matematika dan mengeja atau dalam berbagai keterampilan yang bersifat lebih umum seperti mendengarkan, berbicara dan berpikir. Anak yang berkesulitan belajar memperoleh prestasi belajar jauh dibawah potensi yang dimilikinya.10 Maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar merupakan proses menentukan masalah atau ketidakmampuan peserta didik dalam belajar dengan meneliti latar belakang penyebabnya dan atau dengan cara menganalisis gejala-gejala kesulitan atau hambatan belajar yang nampak. Berikut ini akan dikemukakan permasalahan belajar peserta didik menurut Ratna dkk sebagai berikut : (1) Kekacauan Belajar (Learning Discover) yaitu suatu keadaan dimana proses belajar anak terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan; (2) Ketidakmampuan Belajar (Learning Disability) yaitu suatu gejala anak tidak mampu belajar atau selalu menghindari kegiatan belajar dengan berbagai sebab sehingga hasil belajar yang dicapai berada dibawah potensi intelektualnya; (3) Learning Disfunction yaitu kesulitan belajar yang mengacu pada gejala proses belajar yang tidak dapat berfungsi dengan baik, walaupun anak tidak menunjukkan adanya subnormal mental, gangguan alat indera ataupun gangguan psikologis yang lain; (4) Under Achiever, adalah suatu kesulitan belajar yang terjadi pada anak yang memiliki potensi intelektual tergolong di atas normal tetapi prestasi belajar yang dicapai tergolong rendah; (5) Lambat Belajar (Slow Learner) adalah kesulitan belajar yang disebabkan anak sangat lambat dalam proses belajarnya, sehingga setiap melakukan kegiatan belajar membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan anak lain yang memiliki tingkat potensi intelektual yang sama.11 Selain itu menurut Abdul majid masalah-masalah belajar dapat digolongkan atas: (1) Sangat cepat dalam belajar, yaitu murid-murid yang 10
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Bandung: PT Rineka Cipta, 2003), h. 9. 11 Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, op. Cit., h. 144.
12
tampaknya memiliki bakat akademik yang cukup tinggi, memiliki IQ 130 atau lebih, dan memerlukan tugas-tugas khusus yang terencana; (2) Keterlambatan akademik, yaitu murid-murid yang tampaknya memiliki inteligensi normal tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara baik; (3) Lambat belajar, yaitu murid-murid yang ampak memiliki kemampuan yang kurang memadai. Mereka memliki IQ sekitar 70-90 sehingga perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan bantuan khusus; (4) Penempatan kelas, yaitu murid-murid yang umur, kemampuan, ukuran, dan minat-minat sosial yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk kelas yang ditempatkannya; (5) Kurang motif dalam belajar, yaitu murid-murid yang kurang semangat dalam belajar, mereka tampak jera dan malas; (6) Sikap dan kebiasaan buruk, yaitu murid-murid yang kegiatan atau perbuatan belajarnya berlawanan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya seperti suka marah, menunda-nunda tugas, belajar pada saat akan ujian saja; (7) Kehadiran di madrasah, yaitu muridmurid yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya.12 Kesulitan belajar dapat berwujud sebagai suatu kekurangan dalam satu atau lebih bidang akademik, baik dalam mata pelajaran yang spesifik seperti membaca, menulis, matematika dan mengeja, atau dalam berbagai keterampilan yang bersifat lebih umum seperti mendengarkan, berbicara dan berpikir. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa yang berkemampuan kurang (dibawah rata-rata), tetapi juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan normal bahkan yang berkemampuan kinerja akademik yang sesuai dengan harapan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Dalyono bahwa IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar.13 12
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: mengembangkan standar kompetensi guru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), h. 226-227. 13 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h. 229-230.
13
Peserta didik yang memiliki masalah seperti yang telah dikemukakan di atas perlu mendapatkan bantuan dari guru agar mereka dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar mereka secara baik dan terarah. Pada akhirnya mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan dalam pegajaran. c.
Kedudukan Diagnosis Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran Keberhasilan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran ditandai dengan penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru yang diwujudkan dalam bentuk nilai yang tinggi atau baik. Sebaliknya peserta didik dikatakan belum berhasil dalam belajarnya atau gagal dalam belajar yang diwujudkan dalam bentuk nilai rendah. Artinya peserta didik belum mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Kaitannya dengan konsep belajar tuntas (mastery learning) standar penguasaan penuh biasanya cukup tinggi. Berkisar antara 75% - 90%. Bila peserta didik belum mampu menguasai bahan pelajaran seperti yang telah ditetapkan, maka peserta didik tersebut harus dibantu sampai mencapai penguasaan bahan pelajaran seperti yang telah ditetapkan.14 John B. Carol mengatakan sebagaimana yang dikutip oleh Sumiati bahwa bakat pada intinya bukanlah merupakan indeks dari tingkat kemampuan atau tingkat penguasaan yang dapat dipelajari siswa. Melainkan ukuran kecepatan belajar, yaitu sejumlah waktu yang diperlukan untuk belajar sampai kepada suatu tingkat penguasaan tertentu dalam kondisi ideal.15 Maka apabila peserta didik diberi kesempatan menggunakan waktu yang dibutuhkan untuk belajar, dan mereka menggunakan dengan sebaik-baiknya maka mereka akan mencapai tingkat hasil belajar seperti yang diharapkan. Jadi setiap peserta didik yang memiliki kecakapan normal, apabila diberi kecukupan waktu
14
Sumiati dan Asra, op. Cit., h. 108. Ibid,.
15
14
cukup untuk belajar, mereka akan mampu menyelesaikan tugas-tugas belajarnya selama kondisi yang tersedia menguntungkan. Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh : (1) Waktu yang tersedia untuk mempelajari bahan pelajaran yang telah ditentukan; (2) Usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai bahan pelajaran; (3) Bakat yang dimiliki peserta didik; (4) Kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajarannya; (5) Kemampuan peserta didik untuk mendapat manfaat yang optimal dari keseluruhan proses pembelajaran yang sedang dihadapi. 3.
Peserta Didik Berkesulitan Belajar Peserta didik yang teridentifikasi mengalami kesulitan belajar memiliki ciri-ciri, antara lain; (1) Memiliki tingkat intelegensi (IQ) normal, bahkan diatas normal, atau sedikit dibawah normal berdasarkan tes IQ. Siswa yang memiliki IQ sedikit dibawah normal bukanlah karena IQ nya yang dibawah normal, akan tetapi kesulitan belajar yang dialaminya menyebabkan ia mengalami kesulitan dalam menjalani tes IQ sehingga memperoleh score yang rendah. (2) mengalami kesulitan dalam beberapa mata pelajaran, tetapi menunjukan asil yang baik pada mata pelajaran yang lain; (3) kesulitan belajar yang dialami siswa yang berkesulitan belajar yang dicapainya sehingga siswa tersebut dapat dikategorikan kedalam lower achiever (siswa dengan pencapaian hasil belajar dibawah potensi yang dimilikinya).16 Karakteristik anak yang mengalami kesulitan belajar dapat ditunjukkan dalam karakteristik behavioral, fisikal, bicara dan bahasa, serta kemampuan intelektual dan prestasi belajar. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat diketahui melalui kriteria-kriteria yang sebenarnya merupakan harapan dan sekaligus kriteria tersebut merupakan indikator bagi terjadinya kesulitan belajar. Adanya kesulitan belajar tersebut dapat diketahui atas dasar : (1) menunjukan prestasi 16
Martini Jamaris, Kesulitan Belajar: perspektif, asesmen, dan penanggulangannya bagi anak usia dini dan usia sekolah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), cet. I. h. 4.
15
yang rendah atau dibawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas; (2) hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan; (3) lambat dalam mengerjakan tugas-tugas; (4) menunjukan sikap yang kurang wajar; (5) menunjukan tingkah laku yang berlainan.17 Prestasi sesuai dengan harapan, tetapi ada beberapa mata pelajaran yang tidak dapat dicapai sesuai dengan kriteria atau sangat rendah dimana siswa mengalami kesulitan belajar. Menurut Moh.Surya yang dikutip oleh Tohirin Ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar menunjukkan hasil belajar yang rendah, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yag dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, menunjukan sikapsikap yang kurang wajar, dan menunjukan tingkah laku yang berkelainan.18 Sedangkan Alisuf mengemukakan ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar : (a) Rendahnya kemampuan intelektual; (b) Terdapat gangguangangguan perasaan/emosi; (c) Kurangnya motivasi dalam belajar ; (d) Kurangnya kematangan untuk belajar; (e) Kebiasaan belajar yang kurang baik; (f) Kemampuan mengingat yang lemah/rendah.19 Dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti sikap acuh tak acuh terhadap pelajaran dan guru, prestasi belajarnya rendah, pendiam, jarang mengerjakan tugas, pemarah, suka membolos dan sebagainya. 4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya, namun kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan bereriak-teriak di dalam kelas,
17
Dalyono, op. Cit, h. 247-248. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 120. 19 Alisuf Sabri, op.Cit., h. 90. 18
16
mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu: Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaankeadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri dan faktor ekstern, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa. Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan. a. Faktor internal Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psikofisik siswa, yakni: (1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa; (2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperi labilnya emosi dan sikap; (3) Yang bersifat psikomotorik (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga).20 Faktor penyebab internal lainnya adalah perkembangan fisik dan kesehatan,
yang
utamanya
mencakup
kemampuan
melihat
dan
mengembangkan keterampilan, disamping juga kemampuan beradaptasi secara individu. (a) Kesehatan: Kondisi fisik siswa secara umum dapat mempengaruhi kemampuan mencapai suatu tujuan. Pencapaian hasil belajar, pada dasarnya merupakan usaha yang hanya dapat dicapai melalui kerja keras, tekun, dan dilakukan dengan komitmen tinggi. Kurang energi yang disebabkan kondisi fisik yang kurang sehat, kurang sehatnya fisik seorang siswa
dapat menyebabkan stamina cepat menurun, cepat lelah sehingga
usaha menguasai materi pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. (b) Problem penyesuaian diri: Faktor lain yang juga termasuk faktor internal siswa yaitu problem penyesuaian diri.
Walaupun permasalahan ini erat
kaitannya dengan faktor eksternal, misalnya siswa lain, atau masyarakat 20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), h. 170.
17
disekitar, namun sumber utama adalah berasal dari dalam diri siswa. Siswa yang memiliki gangguan emosional, pada umumnya juga memiliki kesulitan dalam belajar. 21 b. Faktor eksternal Faktor eksternal siswa diantaranya lingkungan disekitar siswa, seperti teman pergaulan di luar sekolah, kondisi orang tua siswa, dan juga kegiatan siswa diluar sekolah. Faktor keluarga, keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar,misalnya: (a) Faktor orang tua; (1) Cara mendidik anak, orang tua yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatian kemajuan belajar anak-anaknya akan menjadi penyebab kesulitan belajar; (2) Hubungan orang tua dan anak, yang dimaksud hubungan adalah kasih sayang penuh perhatian atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh, memanjakan dan lain-lain. Kasih sayang dari orang tua dapat berupa meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya; (3) Contoh atau bimbingan dari orang tua, orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. Segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya.22 Faktor keluarga selanjutnya yaitu: (b) Suasana rumah atau keluarga, suasana rumah yang sangat ramai atau gaduh tidak memungkinkan anak dapat belajar dengan baik. Anak akan terganggu konsentrasinya. Untuk itu hendaknya suasana rumah selalu dibuat menyenangkan, tentram, damai, harmonis, agar anak betah dirumah. Keadaan ini akan menguntungkan bagi kemajuan belajar anak. Faktor terakhir dari keluarga adalah keadaan ekonomi keluarga, keadaan ekonomi digolongkan dalam: (1) Keadaan yang kurang 21
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: prinsip dan operasionalnya, (Jakarta:Bumi aksara, 2012), h. 231-232. 22 Dalyono, op. Cit., h. 238-239.
18
atau miskin akan menimbulkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan orang tua, tidak mempunyai tempat belajar yang baik; (2) ekonomi yang berlebihan (kaya) keadaan ini sebaliknya dari keadaan yang pertama dimana ekonomi keluarga melimpah ruah. Mereka akan menjadi segan belajar karena terlalu banyak bersenang-senang. Keadaan seperti ini akan dapat menghambat kemajuan belajar.23 Faktor sekolah, sekolah adalah lembaga pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah rehabilitas anak didik. Ditempat inilah anak didik menimba ilmu pengetahuan dengan bantuan guru yang berhati mulia. Sebagai lembaga pendidikan yang setiap hari anak didik datangi tentu saja mempunyai dampak yang besar bagi anak didik. Kenyamanan dan ketenangan anak didik dalam belajar akan ditentukan sampai sejauh mana kondisi dan sistem sosial di sekolah dalam menyediakan lingkungan yang kondusif dan kreatif. Sarana dan prasarana sekolah dibangun untuk memberikan layanan yang memuaskan bagi anak didik yang berinteraksi dan hidup didalamanya. Bila tidak, maka sekolah ikut terlibat menimbulkan kesulitan belajar bagi anak didik, maka wajarlah bermunculan anak didik yang berkesulitan belajar.24 Abu ahmadi menyatakan yang dimaksud sekolah antara lain: Guru (1) Guru tidak berkualitas baik dalam pengalaman metode yang digunakan atau dalam mata pelajaran yang dipegangnya; (2) Hubungan guru dengan murid kurang baik, hal ini bermula pada sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh murid-muridnya. Misalnya suka kasar, marah, suka mengejek, pelit dalam memberi angka dan sebagainya. Sikap-sikap guru seperti ini tidak disenangi
murid,
sehingga
menghambat
perkembangan
anak
dan
mengakibatkan hubungan guru dengan murid tidak baik; (3) Guru-guru menuntut standar pelajaran diatas kemampuan anak, hal ini bisa terjadi pada 23
Ibid., h. 240-241. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), cet. III. h.
24
238-239.
19
guru yang masih muda yang belum berpengalaman sehingga belum dapat mengukur kemampuan murid-murid, maka hanya sebagian kecil muridnya yang dapat berhasil dengan baik; (4) Guru tidak mempunyai kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar, misalnya dalam bakat, minat, sifat, kebutuhan anak-anak dan sebagainya; (5) Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar antara lain: (a) Metode mengajar tidak menarik, kemungkinan materinya tinggi, atau tidak menguasai bahan; (b) Guru hanya menggunakan satu metode saja dan tidak bervariasi. Hal ini menunjukan metode guru yang sempit tidak mempunyai kecakapan diskusi, tanya jawab, eksperimen, sehingga menimbulkan aktivitas murid dan suasana menjadi hidup.25 Faktor alat, alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usah mencapai tujuan dan alat sebagai tujuan. Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum. Kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan dalam belajar.26 Timbulnya faktor alat itu akan menentukan: perubahan metode mengajar guru, segi dalam nya ilmu pengetahuan pada pikiran anak, memenuhi tuntutan dari bermacam-macam tipe. Tiadanya alat-alat itu guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi anak, sehingga tidak mustahil timbulnya kesulitan belajar. Penggunaan alat yang tepat, dapat membantu memperlancar proses pencapaian tujuan. Sebagaimana halnya metode, alat pelajaran juga disesuaikan dengan tujuan dan bahan.27 Setiap guru memiliki keterampilan
25
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, loc. Cit, h. 89-90. Syaiful Bahri Djamarah, op. Cit., h. 239-240. 27 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo,2007), Cet.Ke XIII. h.33. 26
20
menghasilkan dan mempergunakan alat-alat pembantu pengajaran untuk memungkinkan terapainya tujuan dengan sebaik-baiknya. Kondisi gedung : Ruangan harus memenuhi syarat kesehatan seperti; berjendela, ventilasi cukup, udara segar dapat masuk ruangan, sinar dapat menerangi ruangan, dindng harus bersih, putih dan tidak kotor, lantai tidak becek, licin dan tidak kotor, keadaan gedung jauh dari tempat keramaian sehingga anak mudah konsentasi dalam belajarnya.28 Kurikulum : Kurikulum yang kurang baik misalnya: bahan-bahannya terlalu tinggi, pembagian bahan tidak seimbang. Hal-hal itu akan membawa kesulitan belajar bagi murid-murid. Sebaliknya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak, akan membawa kesuksesan dalam belajar. Waktu sekolah dan disiplin kurang : Apabila sekolah masuk sore, siang, malam, maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran sebab energi sudah berkurang. Selain itu udara yang relatif panas diwaktu siang, dapat mempercepat proses kelelahan. 29 Waktu dalam kondisi fisik sudah minta istirahat, karena itu maka yang baik untuk belajar adalah pagi hari. Masyarakat disekitar siswa dapat menjadi sumber masalah, ketika keberadaan masyarakat tidak kondusif terhadap kebutuhan siswa secara individual maupun kelompok. Siswa akan merasa berhasil atau bermanfaat, jika ia dapat merasakan manfaat yang nyata dari hasil belajar di sekolah dengan keadaan di masyarakat, tempat mereka berada. Sebaliknya, siswa tidak akan merasakan hasil belajarnya, jika yang ia pelajari tidak bermanfaat atau memberi pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan siswa.30
28
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, op. Cit., h.91. Syaiful Bahri Djamarah, op. Cit., h.240. 30 Sukardi, op.Cit., h. 234. 29
21
Lingkungan sosial meliputi: (1) Teman bergaul, teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk dalam jiwa nakal. Apabila anak suka bergaul dengan mereka yang tidak sekolah, maka anak akan malas belajar, sebab cara hdup anak yang bersekolah berlainan dengan anak yang tidak bersekolah. Kewajiban orang tua adalah mengawasi mereka serta mencegahnya agar mengurangi pergaulan dengan mereka; (2) Lingkungan tetangga, corak kehidupan tetangga, misalnya suka bermain judi, minum arak, menganggur, pedagang, tidak suka belajar, akan mempengaruhi anak-anak yang bersekolah, minimal tidak ada motivasi bagi anak untuk belajar. Sebaiknya jika tetangga terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter, insinyur, dosen, akan mendorong semangat belajar anak; (3) Aktivitas dalam masyarakat, terlalu banyak berorganisasi itu akan menyebabkan belajar anak menjadi terbengkalai. Orang tua harus mengawasi, agar kegiatan diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya. Dengan kata lain belajarnya sukses dan kegiatan lain dapat berjalan.31 Pandangan ahli lain yang berkaitan dengan permasalahan belajar yang dialami peserta didik, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi proses belajar sebagai berikut: (1) Sikap terhadap belajar; (2) Motivasi belajar; (3) Konsentrasi belajar; (4) Mengolah bahan ajar; (5) Menyimpan perolehan hasil belajar; (6) Menggali hasil belajar yang tersimpan; (7) Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja; (8) Rasa percaya diri siswa; (9) Inteligensi dan keberhasilan belajar; (10) Kebiasaan belajar; (11) Cita-cita siswa. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar meliputi: (1) Guru sebagai pembina siswa belajar; (2) Sarana dan prasarana pembelajaran; (3) Kebijakan penilaian; (4) Lingkungan sosial siswa di sekolah; (5) Kurikulum sekolah.32
31
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono , op.Cit., h.92-93. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.
32
66-81.
22
Penjabaran mengenai faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) yang meliputi: kemampuan intelektual, afeksi seperti perasaan dan percaya diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia, jenis kelamin, kebiasaan belajar, kemampuan mengingat, dan kemampuan pengindraan seperti melihat, mendengarkan, dan merasakan. Sedang faktor yang berasal dari luar siswa (faktor eksternal) meliputi faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi proses pembelajaran yang meliputi: guru, kualitas pembelajaran, instrumen atau fasilitas pembelajaran baik yang berupa hardware maupun software serta lingkungan, baik lingkungan social maupun lingkungan alam. Berdasarkan
uraian
tersebut
di
atas
maka
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kesulitan belajar dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Environment input
Learning Teaching Proses
Raw
Output
Instrumental input
Gambar 2.1 faktor-faktor yang mempengaruhi belajar33 Keterangan: Raw Input
: peserta didik
Learning Teaching Process
:proses belajar pembelajaran
33
mengajar
atau
proses
Dimyati dan Mudijiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 65.
23
5.
Environmental input
:faktor lingkungan
Instrumental input
:sarana dan prasarana penunjang proses belajar mengajar
Output
:peserta didik pembelajaran
sebagai
hasil
proses
Hakikat Pendidikan Sains a. Pengertian sains Menurut I Made Alit M sebagaimana yang dikutip oleh Zulfiani menyatakan bahwa sains merupakan rangkaian konsep dan skema koseptual yang paling berhubungan dan dikembangkan dari hasil eksperimentasi atau observasi yang sesuai untuk eksperimentasi atau observasi berikutnya. Implementasi hakikat sains ini diwujudkan dalam pembelajaran IPA yang disusun melalui suatu kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan pembelajaran biologi pada pemberian pengalaman secara langsung dengan tidak melepaskan konsep dengan kerja ilmiah.34 Depdiknas yang dikutip oleh Zulfiani menyatakan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: (1) Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended; (2) Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan; (3) Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.35 Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara 34
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet.Ke I, h. 46. 35 Ibid, h. 46-47.
24
utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, teori, dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang berorientasi pada tes atau ujian. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.36 Maka dapat disimpulkan bahwa sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui data yang dikumpulkan dengan eksperimen yang dikontrol. Dalam memahami alam (proses sains) dan pengetahuan yang dihasilkan adalah fakta, konsep, prinsip dan teori (produk sains). Karena IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses, dan harus didukung oleh sikap ilmiah berupa keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan alam. B. Tinjauan Umum Mengenai Konsep Animalia Konsep animalia merupakan salah satu konsep yang cakupannya amat luas di kelas X semester 2, dalam kurikulum 2013 konsep ini terletak pada KD dari KI 3 yaitu: Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan. Dan KI 4 nya yaitu: Mengidentifikasi ciri-ciri dan kompleksitas sistem dari berbagai jenis hewan invertebrata melalui pengamatan objek atau gambar dan menyajikannya dalam bentuk tabel. Melakukan pengamatan berbagai jenis hewan vertebrata untuk memahami ciri-cirinya dan membandingkan kompleksitas pada berbagai sistem organnya.37
36
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), Cet.Ke IV, h. 154. 37 Lampiran Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 69 tahun 2013 Tentang Kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah atas/madrasah aliyah, h. 116,
25
Hewan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri berbeda dengan tumbuhan. Ciri yang paling membedakan antara hewan dan tumbuhan adalah tidak mempunyai klorofil dan bergerak aktif. Dunia hewan meliputi hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) dan hewan vertebrata (bertulang belakang). Anggota dari avertebrata terdiri dari 8 fillum, diantaranya fillum porifera, coelenterata, plathyhelminthes, nematelminthes, annelida, mollusca, echinodermata, dan artropoda. Sedangkan vertebrata meliputi semua anggota filum chordata, yaitu pisces, amphibi, reptilia, aves dan mammalia. Masingmasing kelompok hewan tersebut memiliki karakteristik tersendiri, baik bentuk, struktur, dan cara perkembangbiakannya.38
C. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar adalah sebagai berikut : Meizuvan Khoirul Arief, Langlang Handayani dan Pratiwi Dwijananti dalam penelitiannya yang berjudul “Identifikasi Kesulitan Belajar Biologi Pada Siswa RSBI: Studi Kasus di RSMABI Se Kota Semarang”. Hasil penelitian menunjukan kesulitan belajar bologi pada indikator penguasaan konsep. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar fisika meliputi minat, bakat, motivasi, intelegensi, fasilitas sekolah, guru, sarana atau prasarana, dukungan, dan aktivitas mempunyai tingkatan yang sama yaitu cukup menyebabkan kesulitan belajar fisika pada siswa RSMABI se Kota Semarang.39
di akses dari http://www.kemdikbud.go.id/file/kemendikbud-sma/kurikulum-2013-kompetensidasar-sma-ver-3-3-2013.pdf. pada tanggal 22 Desember 2016 14.10 WIB. 38 Didik Priyandoko dan Kusnadi, Biologi X, (Jakarta: Piranti Darma kalokatama, 2013), h. 165. 39 Meizuvan Khoirul Arief, Langlang Handayani dan Pratiwi Dwijananti, “Identifikasi Kesulitan Belajar Biologi Pada Siswa RSBI: Studi Kasus di RSMABI Se Kota Semarang” Unnes Biology Educations Journal, Volume 1 (2), 2012, h. 1. Jurnal diakses dari http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/upej/1354.pdf, pada tanggal 13 Januari 2015 pukul 16.31 WIB.
26
Lira Guswita, Renny Risdawati dan Siska Nerita pada tahun 2014 melakukan penelitian yang berjudul “Tinjauan Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Kesulitan Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 2 Bayang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan” hasil penelitian menunjukan bahwa faktor eksternal lebih besar pengaruhnya terhadap kesulitan belajar biologi siswa kelas X SMAN 2 Bayang dengan presentase 70,97%. Sedangkan faktor internal sebesar 66,03%.40 Dewi Umiyati dan Muhammad Joko Susilo dalam penelitiannya yang berjudul “Perbandingan faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar antara Siswa Kelas X.6 dengan Kelas X.7 pada Mata Pelajaran Biologi Materi Virus (Study Kasus di SMAN 1 Sukagumiwang - Indramayu)” Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas X.6 dan X.7. Faktor internal penyebab kesulitan belajar diantaranya pada aspek kesehatan, kelelahan, perhatian, minat, dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal penyebab kesulitan belajar siswa diantaranya aspek suasana rumah, pengertian orang tua, teman bergaul dirumah, metode mengajar guru, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, alat penunjang pembelajaran, materi pembelajaran, dan kurikulum. Faktor internal yang paling mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas X.6 dan X.7 adalah faktor minat dengan persentase 50.35% ditemukan di kelas X.6 sedangkan di kelas X.7 sebesar 40%. Pada faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas X.6 dengan persentase tertinggi sebesar 48.97% ditemukan pada aspek alat
40
Lira Guswita, Renny Risdawati dan Siska Nerita, “Tinjauan Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Kesulitan Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 2 Bayang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”, Pendidikan Biologi Volume 1, No 1, 2014, h. 4. Jurnal diakses dari http://ejournal-s1.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/biologi/article/view, pdf. pada tanggal 27 Desember 2016 pukul 12.24 WIB.
27
penunjang pembelajaran sedangkan di kelas X.7 persentase tertinggi terdapat pada aspek materi virus dengan persentase sebesar 45.86%.41 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiagnosa kesulitan belajar tentang persamaan dan ketidakpersaman yang mengandung istilah dengan nilai absolut dan membuat saran untuk para guru. Sampel penelitian terdiri dari 170 siswa kelas sembilan yang terdaftar di empat sekolah yang berbeda. Data penelitian terdiri dari tes pengetahuan yang berisi 10 pertanyaan dan wawancara dilakukan secara terbuka dengan siswa. Menurut data yang diperoleh, telah mendeteksi bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menemukan penyelesaian yang tepat terhadap nilai absolut sekaligus menemukan nilai himpunan dari persamaan dan ketidak persamaan.42 Sebuah penelitian yang dilakukan untuk menentukan penyebab kesulitan siswa dalam pembelajaran genetika di tingkat sekolah tinggi di Zambia. Menggunakan metode survei dan data yang diperoleh dari siswa dan guru menggunakan wawancara dan kuesioner. Prosedur quota sampling digunakan untuk memilih sampel dari populasi target. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis isi. Studi ini menemukan bahwa murid memiliki kesulitan pemahaman antara lain konsep dasar genetik, mitosis dan meiosis serta mutasi. Faktor-faktor kesulitan belajar yang telah diidentifikasi disebabkan oleh ketidakmampuan guru untuk menjelaskan dengan jelas kepada siswa, tidak ada materi ajar, materi diajarkan dekat waktu ujian, presentasi yang disampaikan oleh guru cepat, keyakinan oleh beberapa siswa yang genetik sulit untuk belajar, kurangnya alat bantu belajar 41
Dewi Umiyati dan Muhammad Joko Susilo, “Perbandingan faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar antara Siswa Kelas X.6 dengan Kelas X.7 pada Mata Pelajaran Biologi Materi Virus (Study Kasus di SMAN 1 Sukagumiwang - Indramayu)”, Volume 1, No 1, 2014. h. 1. Jurnal diakses dari http://jupemasipbio.uad.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/21.-NP_08008041_DEWIUMIYATI.pdf. pada tanggal 13 Januari 2015 pukul 15.25 WIB. 42 Alper Ciltas dan Enver Tatar, Diagnosing Learning Difficulties Related to the Equation and Inequality that Contain Terms with Absolute Value, International Online Journal of Educational Sciences, Volume 3 (2), 2011, h. 461. Jurnal di akses dari http://www.iojes.net/userfiles/Article/IOJES_431.pdf. pada tanggal 11 Januari 2015 pukul 20.32 WIB.
28
yang tepat dan waktu yang tidak memadai dialokasikan untuk pengajaran materi. Beberapa rekomendasi yang dibuat adalah bahwa lembaga pelatihan guru harus mempersiapkan guru biologi yang memadai untuk mengajar materi ini dengan baik, waktu yang cukup harus dialokasikan untuk pengajaran genetika, serta guru perlu pelatihan khusus untuk memungkinkan mereka menggunakan metode pengajaran yang sesuai untuk mengajarkan materi genetika.43 D. Kerangka Berpikir Pembelajaran biologi merupakan proses aktif menggunakan pikiran dalam memahami gejala-gejala alam. Oleh karena itu, guru sebagai mediator dan fasilitator perlu menciptakan situasi pembelajaran yang dapat memudahkan peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran biologi dengan lebih baik. Untuk menguasai imu biologi dengan baik tidaklah mudah, sebab di dalam ilmu biologi selain mempelajari teori-teori juga mempelajari hal-hal yang bersifat abstrak, sehingga untuk dapat mempelajari dan memahaminya dengan baik memerlukan kemampuan daya pikir abstrak yang baik. Namun demikian, pendekatan dalam proses pembelajaran ilmu biologi tersebut belum tentu memberikan hasil belajar yang optimal, karena keberhasilan dalam pendidikan atau proses pembelajaran ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini misalnya bakat, minat dan inteligensi, sedangkan faktor eksternal misalnya lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Seperti yang kita ketahui, bahwa setiap individu (peserta didik) memiliki karakteristik yang beraneka ragam. Ada peserta didik yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, 43
Christopher Haambokoma, Nature and causes of learning difficulties in genetics at High School Level in Zambia, Journal of International Development and Cooperation, Vol.13, No.1, 2007, h.1. jurnal di akses dari https://ir.lib.hiroshimau.ac.jp/files/public/28479/20141016164519643866/JIDC_13-1_1.pdf. pada tanggal 15 Januari 2016 11.45 WIB.
29
namun tidak sedikit pula peserta didik yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Keberhasilan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran ditandai dengan penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru yang diwujudkan dalam bentuk nilai yang tinggi atau baik. Sebaliknya peserta didik dikatakan belum berhasil dalam belajarnya atau gagal dalam belajar yang diwujudkan dalam bentuk nilai rendah. Artinya peserta didik belum mampu menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Kesulitan belajar peserta didik, khususnya dalam bidang ilmu biologi pada konsep animalia, lebih sering dijumpai dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil sebaran angket pada materi biologi yang di rasa sulit oleh peserta didik. Walaupun begitu, kesulitan peserta didik dalam mempelajari bidang studi tersebut tidak boleh dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan biasa saja sehingga tidak ada upaya untuk memperbaikinya. Banyak materi yang harus diselesaikan atau dibahas dalam pelajaran tertentu terkadang menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari pelajaran tersebut. Selain itu, kesulitan dalam terjemahan atau pemahaman terhadap soal, kesulitan dalam pemahaman konsep, dan kekeliruan dalam penggunaan istilah dapat menjadi penyebab kesulitan mereka dalam menjawab soal-soal mengenai bidang studi biologi pada konsep animalia. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melihat faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik pada konsep animalia.
30
Kuesioner untuk menentukan materi sulit.
Dibutuhkan alat untuk mengungkap faktor yang menyebabkan peserta didik kesulitan belajar animalia.
Tes (soal pilihan ganda) dan non tes (Kuesioner)
Materi yang dirasa sulit oleh siswa adalah animalia
Peserta didik masih belajar dengan metode mengahafal.
Menentukan faktor yang menyebabkan peserta didik kesulitan belajar animalia.
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
Cakupan materi luas dan banyaknya penggunaan nama ilmiah.
Penyampaian materi tidak dikemas secara menarik dan kreatif. Serta tidak menghadirkan objek.
SMA yang beralamat di Kecamatan Serpong
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lima SMA (Sekolah Menengah Atas) yang beralamat di Kecamatan Serpong. Adapun sekolah tersebut adalah SMAN 2 Tangerang selatan yang beralamat di Jalan Raya Puspitek Muncul – Setu Tangerang Selatan, SMAN 7 Tangsel yang beralamat di Villa Melati Mas Blok J Serpong Utara, SMAN 12 Tangsel yang beralamat di Jalan Cilenggang 1 – Serpong Tangerang Selatan, MAN Serpong yang beralamat di Jalan Raya Serpong Ds. Kademangan, dan SMA PGRI 22 Serpong yang beralamat di Jalan Pahlawan Seribu Serpong – Tangerang Selatan. Waktu penelitian ini pada tanggal 5 Januari – 19 Januari 2016.
B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variable-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.1 Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei digunakan untuk melakukan penarikan kesimpulan secara umum dari sampel yang ditentukan. Pada umumnya, penelitian survei menggunakan data yang relatif banyak dan besar serta menghasilkan data kuantitatif yang menggambarkan secara umum keadaan sampel yang diselidiki.2
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.Ke IX. h. 72-73. 2 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 102.
31
32
Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mencari, mengumpulkan, menggambarkan, dan menafsirkan data tentang faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa SMA kelas X pada materi animalia.
C. Unit Analisis Unit analisis berupa populasi dan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang ada di Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Serpong. Adapun Sekolah Menengah Atas yang ada di Kecamatan Serpong terdiri dari tiga SMAN yaitu SMAN 2 Tangsel, SMAN 7 Tangsel, SMAN 12 Tangsel. Satu MAN yaitu MAN Serpong, dan satu SMAS yaitu SMA PGRI 22 Serpong. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lima Sekolah Menengah Atas yang ada di Kecamatan Serpong, masing-masing sekolah tersebut hanya satu kelas yang dijadikan sampel, sampel diambil berdasarkan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengetahui siswa mengalami kesulitan atau tidak dalam belajar konsep animalia, maka penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu Tes dan Kuesioner atau angket. Tabel 3.1 Pengumpulan Data Jenis data Kesulitan belajar siswa Faktor penyebab kesulitan belajar
Sumber data Siswa Siswa
Instrumen Tes objektif Kuesioner
E. Instrumen Penelitian Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes berupa angket. Selain itu untuk menunjang data kesimpulan yang diharapkan
33
diakhir penelitian ini, digunakan instrumen tes objektif berupa soal pilihan ganda. Suatu instrumen dikatakan valid atau layak apabila instrumen tersebut mampu mengungkapkan data dari variabel yang diinginkan. Pengujian kelayakan angket dilakukan dengan pertimbangan ahli (dalam hal ini dosen pembimbing). 1. Angket Penggunaan instrumen ini bertujuan untuk mengungkap faktor apa yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa pada konsep animalia. Sehingga kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini lebih lengkap dan detail dibandingkan jika hanya menggunakan satu instrumen saja. Lembar angket yang digunakan dalam penelitian ini berisi butir-butir pertanyaan yang ditujukan pada diri siswa untuk mengetahui informasi mengenai faktor kesulitan belajar yang dialami siswa. Pengujian kelayakan lembar angket untuk siswa juga menggunakan validitas isi dengan pertimbangan (judgment) ahli, dalam hal ini dosen pembimbing. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner atau Angket Faktor Internal dan Eksternal syang Mempengaruhi Kesulitan Belajar3 No 1
2
Aspek Sikap dan Minat
Materi
3
Indikator 1) Sikap terhadap mata pelajaran 2) Sikap terhadap proses pembelajaran 3) Sikap terhadap materi pokok 4) Rajin dalam belajar 5) Tekun dalam belajar 6) Rajin dalam mengerjakan tugas 7) Memiliki jadwal belajar 8) Disiplin dalam belajar 1) Kemenarikan materi 2) Kebermaknaan materi
Lampiran 11 dan 12, h.133-147.
No. Item 1, 2, 3, 4
Jumlah
5, 6, 7, 8 9, 10, 11, 12 13, 14, 15, 16 17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 24 25, 26, 27, 28 29, 30, 31, 32 1, 2, 3 4, 5, 6
32
9
34
3
Guru
4
Sekolah
5
Keluarga
6
Lingkungan masyarakat Total
3) 1) 2) 3) 4) 1) 2) 1) 2) 3) 1) 2)
Kompleksitas materi Metode yang digunakan Cara mengajar Penjelasan materi Pemberian tugas Tersedianya sarana pra sarana Suasana sekolah Keharmonisan keluarga Kepedulian keluarga Kemampuan ekonomi orang tua Strata sosial Teman sepermainan
7, 8, 9 10, 11, 12, 13 14, 15, 16 17, 18, 19 20, 21, 22 23, 24, 25
13
6 26, 27, 28 29, 30, 31 32, 33, 34 35, 36, 37 38, 39, 40 41, 42, 43
9
6 75
2. Tes Soal tes konsep animalia yang diberikan sesuai dengan kurikulum tahun 2013. Soal tes dibuat dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 25 butir soal. F. Kalibrasi Instrumen Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan).4 Peneliti menggunakan validitas isi (Content Validity) dan validitas konstruk (Costruct Validity) yang digunakan dalam mengukur kevalidan butir soal tes obyektif maupun tes kinerja. Instrumen dalam penelitian ini telah di judgment oleh kedua dosen pembimbing dan juga telah di uji empirikkan ke siswa.
4
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 132.
35
Instrumen juga harus memiliki sifat keterandalan atau reliable. Suatu instrumen disebut reliable apabila memberikan hasil pengukuran yang relatif konsisten.5 Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah dan sukarnya suatu soal, hal ini perlu diketahui karena jika soal terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya, dan soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa putus asa serta tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena soal tersebut di luar kemampuan siswa tersebut. Sedangkan daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam membedakan kelompok siswa, antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai. Guna memperkecil kesalahan dalam proses penghitungan validitas soal, proses penghitungan dalam penelitian ini menggunakan software ANATES versi 4.0.4. dari 50 soal yang diujikan kepada 60 validator, terdapat 25 soal yang valid. Data rekapnya dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Kalibrasi Instrumen6 Validitas tes Tingkat kesukaran No butir soal Sedang 1, 3, 6, 8, 16, 17, 19, 27, 28, 41, 42, 4, 5, 9, 12, 18, 24, 26, 30,32, 36, 46, 47, 48, 50 2, 7, 21, 22, 25, 33, 34, 37, 38, 39, 40, 43, 44, 45, 49 10, 11, 13, 20, 23, 29, 31 14, 15
Sukar
Sangat sukar
√
Sangat signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
√
√
√
√
√ √
√ √
√
Berdasarkan Tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa dari 50 soal yang di uji validasikan didapatkan hasil bahwa terdapat 11 soal yang sangat signifikan dan 5
Purwanto, Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan:Pengembangan dan Pemanfaatan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 161. 6 Lampiran 7, h. 123-127.
36
tingkat kesukaran nya sedang, kemudian 14 soal yang signifikan tingkat kesukaran nya sedang.Terdapat 25 soal yang tidak signifikan yakni 15 soal yang tingkat kesukarannya sedang, 7 soal sukar dan 2 soal sangat sukar. Tabel 3.4 Hasil Validasi Instrumen7 Indikator pembelajaran
Aspek kognitif
Menyebutkan ciri-ciri umum kingdom animalia Menjelaskan karakteristik hewan avertebrata
2
C1
C2 1*
4*, 6*, 8*, 16*, 19*
3*, 5*, 7, 11, 18*
Menjelaskan peranan hewan avertebrata bagi kehidupan Menjelaskan karakteristik hewan vertebrata
25, 26*, 27* 28*, 30*, 32*, 35, 33, 39, 41*, 36*, 42*, 45, 38, 43, 46*, 47* 44 48*
Menjelaskan peranan hewan vertebrata bagi kehidupan
C3
9*, 12*, 13, 14, 20, 22, 23, 24*
37, 40
Jumlah soal 2
Jumlah soal validasi 1
22
12
3
2
29, 31, 34
20
8
49, 50*
3
2
C4
10, 15, 17*, 21
Bedasarkan Tabel 3.4 masing-masing soal yang valid telah mewakili indikator pembelajaran. Pada indikator pembelajaran yang pertama terdapat satu soal valid dari dua soal yang di uji validasikan, kemudian pada indikator pembelajaran kedua terdapat 12 soal valid dari 22 soal, indikator pembelajaran ketiga terdapat dua soal valid dari tiga soal, indikator pembelajaran keempat terdapat delapan soal valid dari 20 soal, indikator pembelajaran kelima terdapat dua soal valid dari tiga soal.
7
Ibid,.
37
G. Teknik Analisis Data Data yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil dari jawaban siswa terhadap instrumen tes Biologi, kemudian di analisis dengan cara menghitung nilai dan menghitung persentase atau jumlah siswa yang menjawab benar dan jumlah siswa yang menjawab salah pada setiap item soal. Soal yang dijawab salah oleh sebagian siswa diduga soal tersebut dianggap sulit oleh siswa. Untuk membuktikannya kemudian dilakukan analisis terhadap siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Skor yang diperoleh peserta didik adalah banyaknya butir soal yang dijawab benar. Dengan menggunakan rumus penskoran,8 sebagai berikut: Skor =
X 100
Keterangan : B : Butir soal yang dijawab benar N : Banyaknya butir soal Setelah dilakukan penskoran terhadap data tes tersebut, kemudian dianalisis dengan cara menghitung persentase kesulitan belajar siswa dilihat dari aspek yang dinilai yaitu berupa aspek ingatan (C1). Aspek pemahaman (C2), Aplikasi (C3) dan aspek Analisis (C4) dengan menjumlahkan seluruh jawaban benar, dibagi dengan jumlah banyaknya siswa kemudian dikalikan 100, dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut: %=
X 100
Keterangan : 𝛴B : jumlah jawaban yang benar N : jumlah banyaknya siswa
8
Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), h.87.
38
Setelah diperoleh jumlah nilai dalam bentuk presentase, kemudian dalam menginterpretasikan skor mentah menjadi nilai, penulis menggunakan pendekatan PAP (Penilaian Acuan Patokan) sebagai alat untuk menguji tingkat penguasaan, yang bersifat mutlak. Pendekatan PAP (Penilaian Acuan Patokan) sebagai alat untuk menguji tingkat pencapaian penguasaan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk perhitungannya, pertama-tama skor mentah diterjemahkan kedalam skor 1 – 100, yang menunjukkan persentase pencapaian tujuan instruksional yang dicapai.9 Dihasilkan kriteria kelulusan dengan batas-batas nilai kelulusan, menurut Suharsimi umumnya kriteria nilai yang digunakan dalam bentuk rentang skor sebagai berikut:10 Tabel 3.5 Interval Kategori Kesulitan Pemahaman Konsep Rentang Skor Nilai 80 – 100 66 – 79 56 – 65 40 – 55 30 – 39
Kategori Baik sekali Baik Cukup Kurang Gagal
Data yang berupa jawaban kuesioner yang diberikan kepada siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap materi pelajaran Biologi pada konsep Animalia dan faktor apa saja yang mempengaruhi serta dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep tersebut. Kesulitan belajar yang dialami siswa dilihat dari 6 aspek yaitu dari sikap minat, kelurga, materi, guru, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Data yang diperoleh dari pertanyaan di lembar angket berupa data kualitatif, agar data tersebut dapat diukur, maka diadakan transformsi dari data kualitatif
9
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanuddin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 87. 10 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 245.
39
menjadi data kuantitatif dengan cara memberi skor pada setiap jawaban soal tersebut. Peneliti menggunakan sistem kategori yang dibuat oleh Rensis Likert dan Guttman dalam pengukuran data, penilaian kuesioner yang digunakan adalah berdasarkan skala likert, pemberian skor dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: Untuk pernyataan posistif a.
Alternatif jawaban sangat setuju diberi skor 4
b.
Alternatif jawaban setuju diberi skor 3
c.
Alternatif jawaban tidak setuju diberi skor 2
d.
Alternatif jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1
Untuk pernyataan posistif a.
Alternatif jawaban sangat setuju diberi skor 1
b.
Alternatif jawaban setuju diberi skor 2
c.
Alternatif jawaban tidak setuju diberi skor 3
d.
Alternatif jawaban sangat tidak setuju diberi skor 4
Dengan meniadakan ragu-ragu atau netral sebagai jawaban. Skala Likert menggunakan hanya item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik, yang agak kurang dan yang netral. 11 Data yang diperoleh dari angket gutsman akan diolah dengan mempresentasikan jawaban siswa dengan perhitungan sebagai berikut: Jumlah siswa menjawab % Respon siswa
X 100% Jumlah seluruh siswa
Persentase data angket diinterpretasikan dengan menggunakan kategori persentase.
11
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013) Cet.Ke VIII, h. 338.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian mengenai kajian deskriptif faktor yang menyebabkan kesulitan belajar biologi khususnya materi animalia pada kelas X, yang penelitiannya dilaksanakan di Kecamatan Serpong. Data yang diperoleh selama penelitian berupa pemberian tes tertulis, angket atau kuesioner dengan responden yang meliputi tanggapan atau respon peserta didik mengenai materi animalia dan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan peserta didik dalam memahami konsep biologi pada konsep animalia. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk menunjukan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang dialami peserta didik yang dapat dilihat pada perolehan hasil tes objektif dan kuesioner. 1.
Hasil tes soal Aspek kesulitan peserta didik dalam memahami konsep animalia pada tahap soal
dapat dilihat dari hasil jawaban peserta tes yang berupa pemahaman konsep yang terdapat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Gambaran Umum Nilai Animalia Peserta Didik Kelas X di Kecamatan Serpong1 Rata-rata perolehan nilai
SD
Me
Mo
SMAN 2 Tangsel
41
22,43
40
28
SMAN 7 Tangsel SMAN 12 Tangsel MAN Serpong SMAS PGRI 22 Serpong
40 47 42 32
21,13 20,24 19,65 14,08
42 44 46 36
24 28 20 28
Rata-rata seluruh sekolah
40,04
19,50
41,06
28
Sekolah
1
Lampiran 10, h. 132.
40
41
Berdasarkan Tabel 4.1 bahwa 175 siswa dari kelima sekolah memiliki nilai ratarata yang berbeda, nilai rata-rata tertinggi yaitu SMAN 12 sebesar 47, sedangkan nilai rata-rata yang terendah pada SMA PGRI 22 Serpong sebesar 32. Nilai modus bermakna nilai yang sering muncul di tiap sekolah, dan nilai standar deviasi bermakna data yang diperoleh terdapat variasi yang sangat tinggi. Tabel 4.2 Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai Tes Animalia2 Nilai KKM
SMAN 2
SMAN 7
SMAN 12
MAN Serpong
SMAS PGRI 22 Serpong
Total
< KKM
35
34
33
29
23
154
> KKM
6
6
6
3
-
21
Berdasarkan Tabel 4.2 yang merupakan hasil tes dalam bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 25 soal yang diujikan kepada 175 peserta didik kelas X di Kecamatan Serpong, dapat di deskripsikan bahwa tingkat kesulitan peserta didik dalam pemahaman konsep animalia pada lima sekolah tidak jauh berbeda, pada SMAN 2, 7 dan 12 jumlah peserta didik yang memiliki nilai diatas KKM yakni 6 peserta didik, sedangkan MAN Serpong 3 dan PGRI 22 Serpong tidak ada peserta didik yang mendapatkan nilai diatas KKM.. Hal ini menunjukan bahwa SMA PGRI 22 Serpng lebih tinggi tingkat kesulitan dalam pemahaman konsep animalia. Adapun indikator pembelajarannya adalah : Menyebutkan ciri-ciri umum kingdom animalia, menjelaskan karakteristik hewan avertebrata, menjelaskan peranan hewan avertebrata bagi kehidupan, menjelaskan karakteristik hewan vertebrata, menjelaskan peranan hewan vertebrata bagi kehidupan.
2
Ibid,.
42
2.
Hasil angket sikap dan minat Penulis juga memperoleh data sebagai hasil dari penyebaran angket atau kuesioner
kepada peserta didik tersebut. Kesulitan belajar yang dialami peserta didik dilihat dari faktor internal yaitu sikap dan minat. Tabel 4.3 Hasil Angket Sikap dan Minat3 No
Indikator sikap dan minat
SMAN 2 dan SMAN 7 Tangsel
SMAN 12 dan MAN Serpong
Sikap terhadap mata 2,7 pelajaran Sikap terhadap proses 2 2,9 pembelajaran Sikap terhadap materi 3 2,3 pokok 4 Rajin dalam belajar 2,6 5 Tekun dalam belajar 2,2 Rajin dalam 6 2,6 mengerjakan tugas Memiliki jadwal 7 2,4 belajar 8 Disiplin dalam belajar 2,7 Keterangan : Nilai 3 sampai 4 = Baik, Nilai 2 1
SMA PGRI 22 Serpong
Ratarata
2,4
2,6
2,6
2,7
2,6
2,7
2,4
2,3
2,3
2,7 2,4
2,4 2,4
2,6 2,3
2,7
2,2
2,5
2,4
2,2
2,3
2,7 2,6 2,7 sampai 2,9 = Sedang, Nilai kurang
dari 2 = Kurang. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa indikator sikap dan minat yang memiliki nilai tertinggi pada SMAN 2 dan SMAN 7 adalah sikap terhadap proses pembelajaran dengan nilai 2,9, sedangkan pada SMAN 12 dan MAN Serpong adalah sikap terhadap proses pembelajaran, rajin dalam belajar , rajin dalam mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar dengan nilai 2,7. Pada SMA PGRI 22 Serpong 3
Lampiran 15, h.156-157.
43
indikator yang memiliki nilai tertinggi yaitu sikap terhadap mata pelajaran, sikap terhadap proses pembelajaran dan disiplin dalam belajar dengan nilai 2,6. Kelima sekolah tersebut diperoleh nilai rata-rata indikator sikap dan minat tertinggi yaitu indikator sikap terhadap proses pembelajaran dan disiplin dalam belajar, memiliki nilai rata-rata yang sama antar keduanya yakni 2,7 (sedang). 3. Hasil angket faktor eksternal (materi, guru, sekolah, keluarga dan lingkungan) Kesulitan belajar yang dialami siswa dilihat dari faktor eksternal yaitu materi, guru, sekolah, keluarga dan lingkungan. Hasil tersaji pada Gambar 4.1 sampai 4.42.
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 banyak hafalan Materi terlalu Penggunaan banyak nama ilmiah
Objek tidak ada
Gambar 4.1 Kesulitan yang Berhubungan dengan Alasan Peserta Didik tidak Menyukai Materi Animalia4 Berdasarkan Gambar 4.1, siswa merasa bahwa materi animalia memiliki terlalu banyak materi (45.7%). Materi yang banyak itu harus bersanding dengan penggunaan nama ilmiah yang sulit dipahami dan hafalan yang banyak. Hal tersebut menjadi beban belajar tersendiri bagi peserta didik, ditambah objek animalia yang dipelajari tidak bisa dihadirkan di sekolah.
4
Lampiran 16, h. 158.
44
60 50 40 30 20 10 0 Materinya rumit
Materinya mudah Komponen materinya Banyak Klasifikasi luas
Gambar 4.2 Kesulitan yang Berhubungan dengan Pendapat Peserta Didik tentang Materi Animalia5 Berdasarkan Gambar 4.2 sebanyak 56,3% peserta didik merasa materi animalia memiliki komponen yang materinya terlalu luas. peserta didik merasa luasnya materi ini merupakan salah satu alasan mereka tidak begitu menyukai materi animalia. 50 40 30 20 10 0 seluruhnya sesuai
sebagian sesuai
sedikit sesuai
tidak sesuai
Gambar 4.3 Kesulitan yang Berhubungan dengan Kesesuaian Materi Animalia dengan Keinginan Peserta Didik6 Berdasarkan Gambar 4.3 sebanyak 41,5% siswa merasa bahwa materi animalia yang disampaikan pada peserta didik belum sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Peserta didik tidak menyetujui bahwa materi yang diberikan di kelas sudah mencakup apa yang peserta didik inginkan.
5 6
Ibid,. Ibid,.
45
50 40 30 20 10 0 sangat penting
penting
tidak penting
sangat tidak penting
Gambar 4.4 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Pentingnya Materi Animalia bagi Peserta Didik7 Berdasarkan Gambar 4.4 sebanyak 41,3% peserta didik merasa bahwa materi animalia tidak penting untuk dipelajari, maka dari itu materi animalia merupakan materi yang tidak disukai oleh sebagian peserta didik. 70 60 50 40 30 20 10 0 sangat bermanfaat
bermanfaat
tidak bermanfaat
sangat tidak bermanfaat
Gambar 4.5 Kesulitan yang Berhubungan dengan Manfaat Materi Animalia terhadap Kehidupan Peserta Didik Sehari-hari8 Berdasarkan Gambar 4.5 mayoritas peserta didik merasa materi animalia bermanfaat untuk kehidupan sehari- hari 62.9%. Alasan kebermanfaatan ini bisa diambil kesimpulan bahwa walupun materi animalia itu sulit dan tidak penting, peserta didik masih mau untuk mempelajarinya. 7 8
Ibid,. Ibid,.
46
50 40 30 20 10 0 semakin bersyukur kepada Allah
Semakin menyukai dunia hewan
Tidak ada yang saya lakukan
Menghargai setiap ciptaan Allah
Gambar 4.6 Kesulitan yang Berhubungan dengan Manfaat yang Didapat Peserta Didik Setelah Mempelajari Materi Animalia9
Berdasarkan Gambar 4.6 sebanyak 46,3 % peserta didik jadi bisa menghargai setiap ciptaan tuhan dan bersyukur kepada Allah atas ciptaan Nya (hewan) yang begitu beraneka. 50 40 30 20 10 0 sangat rumit
Rumit
Tidak rumit
Sangat tidak rumit
Gambar 4.7 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kesulitan Materi Animalia10 Berdasarkan Gambar 4.7 sebanyak
43,9% peserta didik berpendapat bahwa
tingkat kerumitan materi animalia termasuk kedalam materi yang sangat rumit. Hal ini disebabkan dengan materi dan hafalan yang banyak, ditambah dengan nama ilmiah yang rumit. 9
Ibid,. Ibid,.
10
47
60 50 40 30 20 10 0 ciri umum
ciri khusus
klasifikasi
struktur tubuh
Gambar 4.8 Kesulitan yang Berhubungan dengan Subbab Paling Rumit Pada Materi Animalia11 Berdasarkan Gambar 4.8 sebanyak 50,6% peserta didik merasa bahwa dalam materi Animalia, subbab yang paling sulit adalah klasifikasi Animalia. ini masih berhubungan dengan penggunaan nama ilmiah yang rumit, dan materi yang paling banyak diberikan. 60 50 40 30 20 10 0 dibaca berkalikali
Membuat rangkuman
Membuat poin- Membuat mind poin mapping
Gambar 4.9 Kesulitan yang Berhubungan dengan Metode Peserta Didik dalam Mempermudah Memahami Materi Animalia12 Berdasarkan Gambar 4.9 sebanyak
48,3% membuat rangkuman akan
mempernudah peserta didik dalam memahami materi Animalia. Peserta didik lebih mudah mengingat materi Animalia saat mereka membuat rangkuman.
11 12
Ibid,. Ibid,.
48
50 40 30 20 10 0 Sangat paham
Paham
Tidak paham
Sangat tidak paham
Gambar 4.10 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Pemahaman Peserta Didik dari Materi yang Diberikan Guru13 Berdasarkan Gambar 4.10 sebanyak 43,6% peserta didik merasa bahwa apa yang disampaikan guru terhadap peserta didik, belum bisa dipahami. Hal ini menyangkut dengan banyak faktor, salah satunya adalah metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi. 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Gambar
Video
Powerpoint
Objek nyata
Gambar 4.11 Kesulitan yang Berhubungan dengan Media yang Digunakan Guru Dalam Pembelajaran Animalia14 Berdasarkan Gambar 4.11 sebanyak 38,% peserta didik merasa bahwa jika media yang digunakan oleh guru adalah powerpoint yang disandingkan dengan media gambar, maka responden lebih mudah mengingat apa yang sudah disampaikan oleh
13 14
Ibid,. Ibid,..
49
guru. Kesimpulannya bahwa kompetensi visual lebih mudah dipahami dibanding dengan kompetensi verbal. 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Sangat semangat
Semangat
Tidak semangat
Sangat tidak semangat
Gambar 4.12 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Semangat Belajar Peserta Didik Terhadap Model Pembelajaran di Kelas15 Berdasarkan Gambar 4.12 sebanyak
36,8% peserta didik merasa tidak
bersemangat dengan materi yang gurunya berikan, maka dapat disimpulkan bahwa metode yang diberikan guru belum sukses untuk membuat peserta didik paham akan materi yang disampaikan. Tabel 4.3 Penyampaian materi animalia Media yang digunakan guru ketika menerangkan materi animalia Powerpoint Gambar Video Praktikum Ceramah
SMAN 2 dan SMAN 7 Tangsel
SMAN 12 dan MAN Serpong
SMA PGRI 22 Serpong
√ √ √ √ √
√ √ √
√ √
Berdasarkan Tabel 4.3 bahwa dari ketiga level tersebut memiliki perbedaan cara mengajar guru dalam menyampaikan materi animalia, dari SMA level atas dan menengah guru sudah menggunakan media yang baik dalam proses belajar yaitu
15
Ibid, h.159.
50
berupa powerpoint, gambar dan video serta ditunjang dengan keberadaan laboratorium yang dimanfaatkan keberadaannya oleh guru SMA level atas. Namun ternyata walaupun media dan sarana prasana sudah tersedia dengan baik belum bisa memaksimalkan pemahaman peserta didik terhadap materi animalia. 50 40 30 20 10 0 Sangat memahami Sebagian memahami Sedikit memahami
Tidak memahami
Gambar 4.13 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Pemahaman Peserta Didik Terhadap Cara Mengajar Guru16 Berdasarkan Gambar 4.13 sebanyak 39,5% peserta didik merasa tidak memahami apa yang disampaikan oleh guru. Masih menyangkut metode mengajar di kelas, hal ini juga menjadi penyebab peserta didik tidak memahami apa yang gurunya sampaikan. 60 50 40 30 20 10 0 Sangat menyukai
menyukai
sedikit menyukai
tidak menyukai
Gambar 4.14 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kesukaan Peserta Didik Terhadap Cara Mengajar Guru17 16 17
Ibid,. Ibid,.
51
Berdasarkan Gambar 4.14 sebanyak 48,3% peserta didik tidak menyukai cara mengajar gurunya di kelas. Merujuk kepada pertanyaan pertanyaan sebelumnya, hal ini mungkin dikarenakan cara mengajar guru yang tidak menarik dan membosankan. 50 40 30 20 10 0 Menggunakan media Menghadirkan objek yang menarik
Tidak ada usaha
Menggunakan model yang variatif
Gambar 4.15 Kesulitan yang Berhubungan dengan Alasan Peserta Didik Menyukai Cara Mengajar Guru18 Berdasarkan Gambar 4.15 sebanyak 42,3% peserta didik merasa menyukai cara mengajar guru dengan alasan guru tersebut menggunakan media yang menarik ketika menyampaikan materi, namun guru harus dibarengi dengan penggunaan model pengajaran yang variatif, agar siswa dapat memahami apa yang gurunya sampaikan. Hal ini masih berhubungan dengan kemampuan visual yang diutamakan dibandingkan dengan kemampuan verbal. 35 30 25 20 15 10 5 0 Penjelasannya sangat rumit
Penjelasannya sedikit rumit
Penjelasannya mudah di mengerti
Penjelasannya tidak tepat
Gambar 4.16 Kesulitan yang Berhubungan dengan Pendapat Peserta Didik Tentang Cara Penyampaian Guru19 18
Ibid,.
52
Berdasarkan Gambar 4.16 sebanyak
31,2% peserta didik merasa bahwa
penyampaian guru mengenai materi Animalia ini rumit, dapat disimpulkan bahwa alasan ketidak pahaman peserta didik terhadap materi animalia karena penyampaian guru yang tidak bisa dipahami. 50 40 30 20 10 0 Ya
Selalu
Kadang-kadang
Tidak
Gambar 4.17 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Keinginan Guru untuk Menjelaskan Kembali Materi yang Kurang Dipahami Peserta Didik20 Berdasarkan Gambar 4.17 sebanyak 38,3% peserta didik merasa bahwa guru kurang memahami bahwa siswa belum mengerti apa yang disampaikan oleh guru, sehingga jarang ada guru yang mau mengulangi materi apa yang sudah disampaikan kepada peserta didik. 35 30 25 20 15 10 5 0 Sangat memahami
Memahami
Tidak memahami
Sangat tidak memahami
Gambar 4.18 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Pemahaman Peserta Didik terhadap Contoh yang Diberikan Guru21 19 20
Ibid, h.160. Ibid,.
53
Berdasarkan Gambar 4.18 sebanyak 32,5% peserta didik merasa contoh yang diberikan guru di kelas sulit untuk dipahami. Sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut. 50 40 30 20 10 0 Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
Gambar 4.19 Kesulitan yang Berhubungan dengan Intensitas Guru Memberikan Tugas kepada Peserta Didik22 Berdasarkan Gambar 4.19 sebanyak 45,8% peserta didik merasa bahwa guru sering memberikan tugas kepada peserta didik. Tapi jika merujuk kepada pemahaman peserta didik yang sulit, bisa dikatakan bahwa tugas tugas ini tidak berpengaruh dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik. 40 30 20 10 0 Sangat sulit
Sulit
Mudah
Sangat mudah
Gambar 4.20 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kesukaran Tugas yang diberikan oleh Guru23 21 22
Ibid,. Ibid,.
54
Berdasarkan Gambar 4.20 sebanyak 31,5% peserta didik merasa tugas yang diberikan sangat sulit, ini dapat dijadikan kesimpulan bahwa tugas yang diberikan tidak disesuaikan dengan materi yang sudah dipelajari. 50 40 30 20 10 0 Sangat berkaitan
Berkaitan
Kadang-kadang Tidak berkaitan berkaitan
Gambar 4.21 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Keterkaitan Antara Tugas yang diberikan oleh Guru dengan Materi yang Disampaikan24 Berdasarkan Gambar 4.21 sebanyak 43,3% peserta didik merasa tugas yang diberikan kadang-kadang berkaitan dengan materi yang disampaikan, hanya saja keterkaitan ini tidak memberikan dampak yang benar-benar positif dalam pemahaman peserta didik di materi Animalia ini. 80 60 40 20 0 Ya
Tidak
Gambar 4.22 Kesulitan yang Berhubungan dengan Kepemilikan Laboratorium Biologi Sekolah25
23 24
Ibid,. Ibid,.
55
Berdasarkan Gambar 4.22 sebanyak 71,9% peserta didik memiliki laboratorium biologi di sekolah. Laboratorium biologi dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran peserta didik di sekolah. 60 50 40 30 20 10 0 Iya
Selalu
Kadang-kadang
Tidak
Gambar 4.23 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kebermanfaatan Laboratorium Biologi di Sekolah dalam Pembelajaran Animalia26 Berdasarkan Gambar 4.23 sebanyak 54,9% peserta didik merasa bahwa walaupun memiliki laboratorium, tingkat kebermanfaatan laboratorium biologi untuk materi Animalia hanya kadang- kadang. Hal ini kurang menunjang pemahaman peserta didik akan materi yang disampaikan. 50 40 30 20 10 0 Sangat memadai
Memadai
Tidak memadai
sangat tidak memadai
Gambar 4.24 Kesulitan yang Berhubungan dengan Ketersediaan Refrensi Seputar Animalia di Perpustakaan Sekolah27 25
Ibid,. Ibid,..
26
56
Berdasarkan Gambar 4.24 sebanyak 43% siswa merasa referensi tentang materi Animalia hanya ada di buku sekolah saja. Sekolah tidak begitu memiliki referensi yang baik tentang materi Animalia ini, karena ketika peserta didik pergi ke perpustakaan sekolah untuk mencari pengetahuan tambahan, peserta didik tidak mendapatkannya. 50 40 30 20 10 0 sangat nyaman
nyaman
tidak nyaman
sangat tidak nyaman
Gambar 4.25 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kenyamanan Tata Letak Sekolah terhadap Proses Pembelajaran28 Berdasarkan Gambar 4.25 sebanyak 43,9% peserta didik merasa tata letak sekolah sudah mendukung untuk memberikan proses pembelajaran yang nyaman di sekolah. 40 30 20 10 0 sangat semangat
semangat
tidak semangat
sangat tidak semangat
Gambar 4.26 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kenyamanan Kondisi Sekolah terhadap Semangat Belajar29 27
Ibid, h.161. Ibid,. 29 Ibid,. 28
57
Berdasarkan Gambar 4.26 sebanyak 37,9% peserta didik merasa bahwa kondisi sekolah sudah mampu membuat responden nyaman belajar di sekolah, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah sudah mampu mendukung dalam proses peserta didik untuk memahami materi animalia yang disampaikan. 50 40 30 20 10 0 sangat bersih
bersih
kotor
sangat kotor
Gambar 4.27 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kebersihan Sekolah30 Berdasarkan Gambar 4.27 sebanyak 39,7% peserta didik sepakat bahwa kondisi sekolah mereka sangat bersih. Pada dasarnya, saat kondisi lingkungan kita baik, hal ini akan berkaitan dengan frekuensi kenyamanan yang kita dapatkan untuk memahami pelajaran yang diberikan. 70 60 50 40 30 20 10 0 ayah
ibu
ayah dan ibu
kakek dan nenek
Gambar 4.28 Kesulitan yang Berhubungan dengan Yang Tinggal Bersama Peserta Didik31
30
Ibid,.
58
Berdasarkan Gambar 4.28 sebanyak 63,9% peserta didik tinggal bersama ayah dan ibunya. Pada dasarnya, keharmonisan keluarga berpengaruh dalam proses kelanjutan belajar peserta didik di rumah. 70 60 50 40 30 20 10 0 iya
selalu
kadang-kadang
tidak
Gambar 4.29 Kesulitan yang Berhubungan dengan Qualitytime untuk Berkumpul Bersama Keluarga32 Berdasarkan Gambar 4.29 sebanyak 61,2% peserta didik tidak memiliki waktu kebersamaan yang baik dengan keluarga. Dapat sisimpulkan bahwa hanya sebagian peserta didik yang punya waktu khusus untuk berdiskusi dengan keluarga tentang apa yang tidak dipahami di sekolah. 50 40 30 20 10 0 sangat nyaman
nyaman
kurang nyaman
sangat tidak nyaman
Gambar 4.30 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kenyamanan Kondisi Rumah untuk Peserta Didik Belajar33 31 32
Ibid,. Ibid,.
59
Berdasarkan Gambar 4.30 sebanyak 43,7% peserta didik merasa nyaman ada di rumah. Itu artinya, lingkungan rumah juga sudah mendukung siswa dalam pembelajaran. Terutama dalam memahami materi Animalia yang dirasa sulit oleh peserta didik. 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 iya
selalu
kadang-kadang
tidak
Gambar 4.31 Kesulitan yang Berhubungan dengan Intensitas Orangtua Mengingatkan Peserta Didik untuk Belajar34 Berdasarkan Gambar 4.31 sebanyak 38,9% peserta didik sudah memiliki orang tua yang perduli untuk mengingatkan belajar di rumah, walaupun tidak bisa memberikan quality time yang baik kepada peserta didik saat mereka ada di rumah. 60 50 40 30 20 10 0 selalu mendaftarkan sejak saya SD
mendaftarkan karena inisiatif orang tua
mendaftarkan karena paksaan dari saya
tidak pernah mendaftarkan
Gambar 4.32 Kesulitan yang Berhubungan dengan Keinginan Orang tua untuk Mendaftarkan Anaknya di Bimbel35 33 34
Ibid,. Ibid,.
60
Berdasarkan Gambar 4.32 sebanyak 49,2% peserta didik merasa bahwa orang tua mereka tidak pernah mendaftarkan nya ke lembaga bimbingan belajar, hal ini dikarenakan orang tua mengira anaknya sudah cukup memahami pelajaran yang diterima di sekolah. 35 30 25 20 15 10 5 0 selalu
kadang-kadang
jarang
tidak sama sekali
Gambar 4.33 Kesulitan yang Berhubungan dengan Intensitas Orang tua Menanyakan Hasil Belajar Peserta Didik36 Berdasarkan Gambar 4.33 sebanyak 31,2% peserta didik selalu ditanya tentang hasil belajar di sekolah, merujuk kepada pertanyaan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa selain mengingatkan untuk belajar orang tua pun menanyakan hasil belajar nya kepada peserta didik. 50 40 30 20 10 0 Sangat lengkap
Lengkap Kurang lengkapTidak lengkap
Gambar 4.34 Kesulitan yang Berhubungan dengan Kondisi Alat Belajar Dirumah37 35 36
Ibid, h.162. Ibid,.
61
Berdasarkan Gambar 4.34 sebanyak 45,3% peserta didik memiliki kondisi alat belajar di rumah yang lengkap. Ini artinya, keluarga sudah memfasilitasi peserta didik agar bisa belajar dengan nyaman di rumah. 40 30 20 10 0 Sangat semangat
Sedikit semangat
Biasa saja
Kurang semangat
Gambar 4.35 Kesulitan yang Berhubungan dengan Manfaat Alat Belajar dalam Menunjang Semangat Belajar Peserta Didik38 Berdasarkan Gambar 4.35 sebanyak 33,8% peserta didik merasa bahwa alat belajar di rumah hanya sedikit memberikan semangat untuk belajar. Dapat disimpulkan bahwa, alat belajar bisa membuat peserta didik untuk nyaman belajar di rumah, tapi tidak membantu responden dalam memahami apa materi yang sulit di sekolah. 70 60 50 40 30 20 10 0 Banyak yang menunjang
Sebagian menunjang
Sedikit yang menunjang
Tidak ada yang menunjang
Gambar 4.36 Kesulitan yang Berhubungan dengan Manfaat Alat Belajar dalam Menunjang Pelajaran Biologi39 37 38
Ibid,. Ibid,.
62
Berdasarkan Gambar 4.36 sebanyak 59,5% peserta didik merasa alat belajarnya di rumah tidak menunjang pelajaran biologi. Hal ini sejatinya disebabkan oleh keberadaan laboratorium biologi yang lebih lengkap dan lebih menunjang pembelajaran peserta didik. Guru tidak memanfaatkan keberadaan laboratorium secara optimal. 50 40 30 20 10 0 Perkotaan
Perumahan
Pedesaan
Perkampungan
Gambar 4.37 Kesulitan yang Berhubungan dengan Daerah Tempat Tinggal Peserta Didik40 Berdasarkan Gambar 4.37 sebanyak 45,7% peserta didik tinggal di daerah perkampungan. 50 40 30 20 10 0 Sangat nyaman
Nyaman
Tidak nyaman Sangat tidak nyaman
Gambar 4.38 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kenyamanan Lingkungan untuk Belajar Peserta Didik41
39
Ibid,. Ibid,. 41 Ibid,. 40
63
Berdasarkan Gambar 4.38 sebanyak 40,7% peserta didik merasa tidak nyaman dengan lingkungan rumahnya. Lingkungan rumah tidak memberikan dukungan kepada peserta didik untuk belajar dengan baik, ini bisa disebabkan karena mayoritas peserta didik tinggal di perkampungan. 60 50 40 30 20 10 0 Sangat mendukung
Mendukung
Tidak mendukung
Sangat tidak mendukung
Gambar 4.39 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kenyamanan Lingkungan untuk Peserta Didik Belajar Biologi42 Berdasarkan Gambar 4.39 sebanyak 52,5% peserta didik merasa lingkungannya tidak mendukung dalam pembelajaran biologi. Selain lingkungan tidak memberikan suasana yang nyaman, bisa dikatakan lingkungannya juga tidak memberikan ketersediaan alat bantu belajar yang baik. 40 30 20 10 0 Selalu memiliki
memiliki
kadang-kadang memiliki
tidak pernah memiliki
Gambar 4.40 Kesulitan yang Berhubungan dengan Kepemilikan Teman Belajar di sekitar Rumah43 42
Ibid,.
64
Berdasarkan Gambar 4.40 sebanyak 38% siswa tidak memiliki teman belajar di rumah, hal ini disimpulkan bahwa peserta didik belajar bersama teman hanya di sekolah. 40 30 20 10 0 Sangat semangat
Semangat
Biasa saja
Sangat tidak semangat
Gambar 4.41 Kesulitan yang Berhubungan dengan Perasaan Peserta Didik saat Belajar Bersama Teman44 Berdasarkan Gambar 4.41 sebanyak 36,1% peserta didik merasa bersemangat saat belajar dengan temannya. Berkaitan dengan pertanyaan sebelumnya, masih sedikit peserta didik yang memiliki teman di rumah, hal ini menjadi alasan peserta didik tidak nyaman belajar di lingkungan rumah. 100 80 60 40 20 0 Sangat menyukai
Menyukai
Tidak menyukai
Sangat tidak menyukai
Gambar 4.42 Kesulitan yang Berhubungan dengan Tingkat Kesukaan Peserta Didik Terhadap Belajar Bersama Teman45
43
Ibid, h.163. Ibid,. 45 Ibid,. 44
65
Berdasarkan Gambar 4.42 sebanyak 76,8% siswa sangat menyukai belajar bersama teman. Merujuk ke pertanyaan sebelumnya, peserta didik sangat bersemangat saat belajar dengan temannya, peserta didik merasa dapat berdiskusi tentang apa yang tidak dipahami saat belajar bersama teman. Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Faktor eksternal yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar46 No
Faktor eksternal kesulitan belajar
1
Materi
2
Guru
3
Sekolah
Keluarga
4
Indikator 1) 2) 3) 1) 2) 3) 4) 1) 2) 1) 2) 3)
1) Lingkungan
5
2)
Kemenarikan materi Kebermaknaan materi Kompleksitas materi Metode yang digunakan Cara mengajar Penjelasan materi Pemberian tugas Tersedianya sarana dan prasarana Suasana sekolah Keharmonisan keluarga Kepedulian keluarga Kemampuan ekonomi orangtua kurang memadai Strata sosial (atas, menengah, bawah) Teman sepermainan
Persentase 70,6% 70,7% 73,7% 74,2% 70,3% 72,4% 67,1% 66,5%
Rata-rata 71,7%
71%
68,4%
70,3% 61,6% 67,1% 65,2% 66,9% 63,6% 51,7%
57,7%
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa, faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik kelas X SMA se Kecamatan Serpong lebih dominan berasal dari faktor materi dan guru yaitu sebesar 71,7% untuk materi dan 71% untuk guru. Pada faktor materi nilai indikator tertinggi 73,7% yaitu indikator kompleksitas materi, sedangkan pada faktor guru nilai indikator tertinggi 74,2% yaitu indikator
46
Ibid,.
66
metode yang digunakan. Faktor yang memiliki nilai rata-rata terendah yaitu faktor lingkungan, dalam artian tidak berpengaruh secara dominan.
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dapat dipahami, bahwasannya terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan belajar pada konsep animalia. Mengacu pada teori dari Suwarto bahwa peserta didik yang mempunyai kesulitan belajar adalah peserta didik yang tidak dapat mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat untuk belajar di tingkat berikutnya, sehingga peserta didik tersebut perlu diadakan remediasi untuk materi yang masih kurang tersebut.47 Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, penulis mengklasifikasikan faktor-faktor tersebut ke dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, sedangkan faktor ekternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik atau berasal dari lingkungan. Dari perhitungan persentase hasil sebaran angket, penulis menyimpulkan bahwa tingkat kesulitan belajar peserta didik untuk materi Animalia disebabkan oleh faktor eksternal, dalam hal ini yang sangat berpengaruh besar adalah faktor materi dan guru. Persentase dari faktor materi sebesar 71,7%. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi Umiyati dan Muhammad Joko Susilo menunjukan bahwa faktor yang menyebabkan kesulitan belajar biologi pada materi virus siswa kelas X.7 di SMA Negeri 1 Sukagumiwang adalah faktor eksternal, yakni yang memiliki nilai persentase tertinggi pada indikator materi pelajaran sebesar 45,86%.48 Kemudian
47
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran: panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 87. 48 Dewi Umiyati dan Muhammad Joko Susilo, “Perbandingan faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar antara Siswa Kelas X.6 dengan Kelas X.7 pada Mata Pelajaran Biologi Materi Virus (Study Kasus di SMAN 1 Sukagumiwang - Indramayu)”, JUPEMASI P.BIO Vol.1, No.1, 2014. h. 1. Jurnal diakses dari http://jupemasipbio.uad.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/21.NP_08008041_DEWI-UMIYATI.pdf. pada tanggal 13 Januari 2015 pukul 15.25 WIB.
67
penelitian yang dilakukan oleh Meizuvan khoirul, dkk menunjukan bahwa penyebab kesulitan belajar fisika yang sangat berpengaruh besar adalah pada indikator penguasaan konsep. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar fisika lainnya meliputi minat, bakat, motivasi, intelegensi, fasilitas sekolah, guru, sarana atau prasarana, dukungan, dan aktivitas mempunyai tingkatan yang sama yaitu cukup menyebabkan kesulitan belajar fisika pada siswa RSMABI se Kota Semarang.49 Menurut Abin Syamsuddin Makmun, hal ini berkaitan dengan menarik atau tidaknya materi yang disampaikan.50 Rata - rata peserta didik menganggap materi animalia sendiri tidak menarik, sehingga minat peserta didik untuk belajar berkurang. Peserta didik juga merasa materi yang disampaikan tidak begitu bermakna, sehingga tidak wajib untuk dipelajari. Abin Syamsuddin Makmun juga berpendapat bahwa kesulitan belajar peserta didik berhubungan dengan banyaknya materi dan tingkat kesukarannya.51 Penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Dyah Sistriyani,dkk menunjukan bahwa untuk materi kingdom animalia di kelas X semester 2 yang cakupan materinya cukup luas dengan waktu 6 jam, dirasa kurang oleh guru, untuk dapat menyelesaikan materi tersebut guru menggunakan metode ceramah dengan bantuan slide atau powerpoint. Pembelajaran dengan ceramah atau presentasi menyebabkan guru menjadi pusat sumber utama pengetahuan, sehingga siswa tidak dapat mengembangkan pola berpikirnya, cenderung menerima hal yang diberikan guru, padahal siswa memiliki pengetahuan dasar. Kurang maksimalnya aktivitas siswa berimbas pada hasil belajar yang kurang maksimal pula .52 Dalam pengajaran 49
Meizuvan Khoirul Arief, Langlang Handayani dan Pratiwi Dwijananti, “Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika Pada Siswa RSBI: Studi Kasus di RSMABI Se Kota Semarang” Unnes Physics Educations Journal, Vol.1 No.2, Semarang, 2012, h. 1. Jurnal diakses dari http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/upej/1354.pdf, pada tanggal 13 Januari 2015 pukul 16.31 WIB. 50 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: perangkat sistem pengajaran modul, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), h. 324. 51 Ibid,. 52 Dyah Sistriyani, Enni Suwarsi dan Supriyadi, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Kingdom Animalia di SMA dengan Interactive Skill Station Supported By Information Technology (ISS-IT) Untuk Meningkatkan Aktivitas, Motivasi, dan Hasil Belajar ” Journal of Innovative Science Education, Vol.1, No.1, 2012, h, 46. Jurnal diakses dari
68
alokasi waktu berpedoman kepada tujuan. Berapa banyak tujuan yang akan dicapai dan berapa lama masing-masing tujuan membutuhkan waktu pencapaian. Sehingga waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam proses belajar mengajar. Isi dari proses belajar mengajar tercermin dari bahan atau materi yang dielajari oleh peserta didik. Bahan palajaran itu disusun secara sistematis, agar bahan itu dapat mencerminkan target yang jelas dari perilaku peserta didik setelah mengalami proses belajar, maka bahan harus mempunyai lingkup (batas-batas) dan urutan yang jelas. Panjangnya bahan pelajaran berhubungan dengan jumlah bahan pelajaran. Semakin panjang panjang bahan pelajaran, semakin panjang pula waktu yang diperlukan peserta didik untuk mempelajarinya. Bahan yang terlalu panjang atau terlalu banyak dapat menyebabkan kesulitan peserta didik dalam belajar. Kesulitan belajar siswa itu tidak semata-mata karena panjangnya waktu untuk belajar, melainkan lebih berhubungan dengan faktor kelelahan serta kejenuhan peserta didik dalam menghadapi atau mengerjakan materi yang banyak itu. Panjangnya waktu belajar juga dapat menimbulkan beberapa interfensi atas bagian-bagian materi yang dipelajari. Interfensi dapat diartikan sebagai gangguan kesan ingatan akibat terjadinya pertukaran reproduksi antara kesan lama dengan kesan baru. Kedua kesan itu muncul bertukaran sehingga terjadi kesalahan maksud yang tidak disadari. Persentase faktor kesulitan belajar yang disebabkan oleh guru sebesar 71%, mengacu pada teori Abu ahmadi bahwa hal yang membuat guru menjadi salah satu faktor kesulitan belajar adalah kompetensi guru, dalam hal ini guru dianggap belum mumpuni untuk mengajarkan materi yang ada dan belum mendalami materinya. Abu ahmadi juga berpendapat bahwa guru tidak bisa menjadi fasilitator yang baik dan tidak bisa menciptakan hubungan yang baik dengan peserta didiknya, hal ini berakibat pada ketidak mampuan guru untuk memahami standar kompetensi yang
http://documentslide.com/documents/43-87-1-sm.html, pdf. Pada tanggal 14 Januari 2015 pada pukul 17.10 WIB.
69
dimiliki peserta didik. Guru juga tidak memiliki metode yang bervariasi, sehingga dengan materi yang sulit dipahami, ditambah dengan metode yang membuat peserta didik bosan, hal ini menjadi fakor yang mengakibatkan peserta didik mengalami kesulitan belajar.53 Guru sebagai pembimbing dituntut untuk mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Dengan pendekatan pirbadi semacam ini guru akan secara langsung mengenal dan memahami murid-muridnya secara lebih mendalam sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang oprimal. Sebagaimana dikatakan oleh M. Ngalim Purwanto bahwa faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.54 Guru yang dapat berperan sebagai pembimbing yang efektif adalah guru yang memiliki kemampuan (kelebihan dalam hal mengajar bidang studi) dapat menimbulkan minat dan semangat dalam bidang studi yang diajarkan. Memiliki kecakapan sebagai pemimpin peserta didik dan dapat menghubungkan materi pelajaran pada pekerjaan praktis. Metode mengajarpun menjadi faktor penyebab kesulitan belajar, guru tidak berkualitas baik dalam pengambilan metode yang digunakan atapun dalam penguasaan mata pelajaran yang dipegangnya. Hal ini bisa terjadi karena keahlian yang dipegangnya kurang sesuai, sehingga kurang menguasai, atau kurang persiapan, sehingga cara menerangkan kurang jelas, dan sukar dimengerti oleh setiap anak didik. Persentase sekolah sebagai faktor kesulitan belajar, yaitu sebesar 68,4%, menurut Abu ahmadi faktor ini berhubungan dengan kondisi kelas, pencahayaan kelas, 53
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), h.
89. 54
M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: Remadja Karya, 1984), h.104.
70
ventilasi, dan juga alat pendukung. Kurikulum yang diberikan sekolah juga menjadi salah satu indikator kesulitan belajar yang dialami siswa.55 Ditambah jam masuk sekolah yang tidak disiplin atau tidak disesuaikan, dengan materi yang sulit, tidak akan memungkinkan jika pelajaran biologi disimpan di jam terakhir atau jam siang, hal ini akan mempengaruhi konsentrasi siswa. Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Suatu sekolah yang kekurangan ruang kelas, sementara jumlah anak didik yang dimiliki dalam jumlah yang banyak melebihi daya tampung kelas, akan banyak menemukan masalah. Kegiatan belajar mengajar berlangsung kurang kondusif, pengelolaan kelas kurang efektif, konflik anak didik sukar dihindari, penempatan anak didik secara proposional sering terabaikan. Pertimbangan material dengan menerima anak didik yang masuk dalam jumlah yang banyak, melebihi kapasitas kelas adalah kebijakan yang cenderung mengabaikan aspek kualitas pendidikan. Selain masalah sarana, fasilitas juga kelengkapan sekolah yang sama sekali tidak bisa diabaikan. Lengkap tidaknya buku-buku di perpustakaan ikut menentukan kualitas suatu sekolah. Perpustakaan sekolah adalah laboratorium ilmu. Tempat ini harus menjadi sahabat karib siswa. Disekolah, kapan dan dimana ada waktu luang peserta didik harus datang kesana untuk membaca buku atau meminjam buku demi keberhasilan belajar. Buku pegangan siswa harus lengkap sebagai penunjang kegiatan belajar. Dengan memiliki buku sendiri peserta didik dapat dengan leluasa membaca sendiri buku tersebut. Pihak sekolah dapat membantu siswa dengan meminjami sejumlah buku yang sesuai dengan kurikulum. Dengan pemberian fasilitas belajar tersebut diharapkan kegiatan belajar siswa akan lebih bergairah. Tidak ada alasan bagi peserta
55
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, op.Cit., h. 91.
71
didik untuk tidak berprestasi dalam belajar karena bukunya sudah dipinjami oleh pihak sekolah. Terkecuali karena faktor lain bukan karena ketiadaan buku. Faktor keluarga memiliki persentase
65,2% dalam
menimbulkan kesulitan
belajar pada peserta didik, menurut Syaiful Bahri Djamarah hal ini berkaitan dengan tingkat keharmonisan keluarga, peserta didik yang memiliki keluarga yang tidak harmonis cenderung tidak perduli dengan akademis di sekolahnya, karena dengan kondisi keluarga yang ada peserta didik akan lebih sulit untuk berkonsentrasi, ditambah lagi dengan tingkat keperdulian yang rendah dari keluarga. Sehingga, membuat peserta didik tidak tercukupi kebutuhan alatnya sebagai penunjang dalam kegiatan belajar.56 Suasana keluarga yang sangat ramai atau gaduh, tidak mungkin anak dapat belajar dengan baik. Anak akan selalu terganggu konsentrasinya, sehingga sukar untuk belajar. Demikian juga suasana rumah yang selalu tegang, selalu banyak keributan antara anggota keluarga selalu ditimpa kesedihan, antara ayah dan ibu selalu ribut atau selalu membisu akan mewarnai suasana keluarga yang melahirkan anak-anak tidak sehat mentalnya. Anak akan tidak tahan dirumah, sehingga dia akan menghabiskan waktunya untuk hilir mudik ke sana ke mari, sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar menurun. Maka dari itu hendaknya suasana dirumah selalu dibuat menyenangkan, tenteram, damai, harmonis, agar anak betah tinggal di rumah. Keadaan ini akan menguntungkan bagi kemajuan belajar anak. Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting karena belajar dan kelangsungannya sangat memerlukan biaya. Maka keluarga yang kurang mampu akan merasa berat untuk mengeluarkan biaya yang bermacam-macam itu, karena keuangan dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan anak sehari-hari. Keluarga yang kurang mampu juga tidak dapat menyediakan tempat untuk belajar yang memadai,
56
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 241.
72
dimana tempat belajar itu merupkan salah satu sarana terlaksananya belajar secara efisien dan efektif. Faktor lingkungan sebagai salah satu faktor yang membuat siswa mengalami kesulitan belajar, persentasenya sebesar 57,7%. Dalam buku Psikologi pendidikan, Muhibbin
syah
menyatakan
bahwa
faktor
lingkungan
meliputi
wilayah
perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.57 Teman yang dimiliki peserta didik, akan berpengaruh dalam cara peserta didik belajar, karena di usia peserta didik saat ini, peserta didik akan lebih mempercayai teman dibanding dengan keluarga atau gurunya sendiri. Lingkungan yang tidak nyaman juga akan menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa. Peserta didik yang terlalu sibuk dengan kegiatan diluar kelas atau sibuk berorganisasi, tentu tidak akan memiliki waktu belajar yang cukup untuk mendalami materi yang belum dipahami di kelas, hingga akhirnya peserta didik akan tertinggal pemahamannya dan akan mengalami kesulitan belajar,khususnya dalam materi animalia yang juga termasuk di materi sulit. Faktor internal, penulis membagi faktor internal tersebut ke dalam dua aspek, pertama dari aspek intelegensi, yang berupa pemahaman konsep, sedangkan yang kedua dari aspek sikap dan minat siswa. Aspek intelegensi terdiri dari ingatan (C1), pemahaman (C2), apilkasi (C3), dan aspek analisis (C4). Diperoleh hasil bahwa dari 175 peserta didik dengan tingkatan sekolah yang berbeda memperoleh nilai rata-rata sebesar 43,56 atau siswa memiliki tingkat penguasaan konsep dengan rata-rata 43,5%, yang berada dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 75. Secara umum nilai animalia peserta didik kelas X di kecamatan Serpong bervariasi, mengacu pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa SMAN 2, 7, 12 dan MAN
57
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), h. 171.
73
Serpong memiliki selisih nilai rata-rata tidak jauh berbeda, masih di range nilai empat. Tetapi, untuk SMA PGRI 22 Serpong rata-rata nilainya masih jauh dari angka empat. Hal ini dapat dihubungkan dengan cara peserta didik memahami konsep pelajaran animalia, melalui tes soal yang diberikan, penulis mendapatkan hasil bahwa SMAN 2, 7, 12 dan MAN Serpong masih memiliki beberapa siswa yang nilainya diatas KKM, sedangkan SMA PGRI 22 Serpong mayoritas peserta didiknya mendapatkan nilai dibawah KKM. Menganalisis hasil dari sebaran angket dan tes soal, penulis melihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengaruh materi dan guru terhadap hasil tes soal peserta didik kelas X, terutama untuk peserta didik di sekolah kelas bawah. Sumber daya manusia yang dimiliki masih minim, sehingga proses penyampaian materi terhadap peserta didik tidak terlaksana dengan baik, sehingga peserta didik memiliki kesulitan dalam pemahaman konsep materi itu sendiri. Ditambah dengan faktor eksternal dalam hal ini sarana prasarana yang ada, menyebabkan peserta didik tidak memiliki minat yang tinggi dalam belajar, khususnya materi animalia. Analisis ini juga didukung dengan teori dari Harriman yang menyatakan bahwa kesulitan belajar yang dialami peserta didik tidak selalu disebabkan oleh intelejensi atau angka kecerdasannya yang rendah. Kesulitan atau hambatan belajar yang dialami oleh peserta didik dapat berasal dari faktor fisiologis, psikologik, instrument, dan lingkungan belajar. Berdasarkan teori burton yang dikutip oleh Abin Syamsudin yang menyatakan bahwa “peserta didik dikatakan gagal apabila dalam
batas waktu tertentu yang
bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat pengasaan minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh seorang guru, atau dengan kata lain peserta didik dikatakan gagal apabila peserta didik yang
74
bersangkutan tidak mengerjakan atau
mencapai prestasi yang semestinya
(berdasarkan ukuran tingkat kemampuan intelegensi dan bakat)”.58 Selain dari aspek inteligensi, aspek yang kedua yaitu berupa aspek sikap dan minat yang diperoleh data sebesar 2,5 atau setara dengan 63%. Dengan tingginya nilai pada aspek sikap yang mencapai hingga 63% dan rendahnya aspek intelegensi dengan nilai rata-rata 39,3 menunjukkan bahwa aspek sikap dapat mempengaruhi aspek intelegensi peserta didik, sehingga menyebabkan 155 peserta didik dari 175 peserta didik atau setara dengan 89% peserta didik memperoleh nilai dibawah nilai KKM, sedangkan peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKM mencapai 20 peserta didik atau 11%. Hal tersebut dikarenakan kurangnya minat peserta didik dalam melatih kemampuan, dengan
tidak mengerjakan soal-soal latihan seputar
animalia yang ada di buku mereka, Dapat diartikan bahwa cara mengajar dan kompetensi kepribadian guru berpengaruh dengan kemampuan siswa menerima materi yang diajarkan. Materi Animalia sendiri pada dasarnya merupakan materi yang sulit menurut para peserta didik, dengan banyaknya hafalan dan bahasa latin untuk tiap hafalannya, peserta didik pastinya sudah memiliki kesulitan untuk memahami materi ini. Faktor internal peserta didik memiliki kesulitan belajar adalah minat peserta didik itu sendiri. Karena, dilihat dari sarana dan prasarana, dan juga lingkungan tempat anak belajar, semua sudah mampu mendukung peserta didik untuk belajar dengan baik, di sekolah ataupun di rumah. Di rumah juga, mayoritas peserta didik ditemani belajar oleh orang tua, dan memiliki waktu diskusi dengan orang tua. Peneliti melakukan analisis akan ketidakminatan siswa terhadap materi Animalia, dan dilihat dari persentase yang ada hal ini berhubungan dengan guru yang mengajar atau menyampaikan materinya. Mengacu pada teori Muhibbin Syah bahwa guru sebagai “director of learning” artinya setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai 58
Abin Syamsuddin, op.Cit,. h. 307-308.
75
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik agar mencapai keberhasilan belajar (kinerja akademik) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam sasaran kegiatan PMB.59 Peneliti menyimpulkan bahwa mayoritas guru dari responden belum mampu menjadi mediator dan fasilitator yang baik bagi peserta didiknya, sehinga hal ini lagilagi menjadi faktor utama kesulitan belajar peserta didik dalam memahami materi animalia. Peserta didik membutuhkan sosok seorang guru yang tidak hanya mumpuni dalam mengajar tapi juga mampu memahami kondisi peserta didiknya, sehingga guru mampu menghadirkan rasa nyaman untuk peserta didiknya. Oleh sebab itu, alangkah lebih baiknya jika sepintar apapun seorang guru dalam suatu pelajaran, setinggi apapun kedudukan seorang guru, dan sesulit apapun peserta didik yang diajar di kelas, seorang guru harus mampu menjadi mediator dan fasilitator yang baik bagi peserta didiknya, menciptakan suasana belajar yang kondusif dan nyaman, serta mampu mengikuti kondisi zaman dimana kepribadian dan kehidupan peserta didiknya pasti berubah dan berbeda-beda. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor utama kesulitan belajar pada pembelajaran biologi kelas X SMA di Kecamatan Serpong adalah faktor eksternal, dalam hal ini aspek guru. Terkait hal tersebut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Christopher Haambokoma menunjukan bahwa Faktor-faktor kesulitan belajar yang telah diidentifikasi disebabkan oleh ketidakmampuan guru untuk menjelaskan dengan jelas kepada siswa, tidak ada materi ajar, materi diajarkan dekat waktu ujian, presentasi yang disampaikan oleh guru cepat, kurangnya alat bantu belajar yang tepat dan waktu yang tidak memadai dialokasikan untuk pengajaran materi. Beberapa rekomendasi yang dibuat adalah bahwa lembaga pelatihan guru harus mempersiapkan guru biologi yang memadai untuk mengajar materi ini dengan baik.60
59
Muhibbin Syah, op. Cit,. h.249. 60 Christopher Haambokoma, Nature and causes of learning difficulties in genetics at High School Level in Zambia, Journal of International Development and Cooperation, Vol.13, No.1, 2007, h.1. jurnal di akses dari https://ir.lib.hiroshima-u.ac.jp/files/public/28479/20141016164519643866/JIDC_13-1_1.pdf. pada tanggal 15 Januari 2016 11.45 WIB.
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah materi animalia yang dipilih siswa kedalam materi sulit, kemudian terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa-siswi kelas X pada konsep Animalia di Kecamatan Serpong, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang paling mempengaruhi kesulitan belajar siswa adalah faktor materi dengan nilai persentase sebesar 71,7% dan guru memiliki nilai persentase sebesar 71%. Kedua faktor ini memiliki persentase yang paling besar dibandingkan faktor sekolah, faktor lingkungan dan faktor keluarga. Yakni faktor sekolah 68,4%, faktor lingkungan 57,7% dan faktor keluarga 65,2%. Faktor internal yang paling mempengaruhi kesulitan belajar yakni pada indikator sikap terhadap proses pembelajaran dan disiplin dalam belajar memiliki nilai rata-rata yang sama yakni 2,7 dengan menggunakan skala 4.
B. Saran 1. Guru diharapkan dapat membuat metode mengajar yang mendukung peningkatan pemahaman siswa terhadap materi animalia. 2. Guru sebaiknya mampu memahami karakteristik yang dimiliki oleh masingmasing siswa, sehingga dapat dengan mudah mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. 3. Hasil kajian deskriptif yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebaiknya digunakan oleh pihak sekolah tempat diadakannya penelitian sebagai bahan evaluasi bagi sekolah dalam meningkatkan mutu dan kualitas guru dalam meminimalisir kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. 4. Program Studi Pendidikan Biologi mampu menciptakan tenaga pengajar yang bisa menjadi mediator dan fasilitator yang baik untuk siswa. 5. Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian serupa ataupun mengembangkannya sehingga diharapkan dapat meneliti lebih dalam faktorfaktor yang belum di analisis secara maksimal oleh penulis.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2003. Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2004. Ali, Muhammad. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2007. Arief, Meizuvan Khoirul, Langlang Handayani dan Pratiwi Dwijananti, “Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika Pada Siswa RSBI: Studi Kasus di RSMABI Se Kota Semarang” Unnes Physics Educations Journal, Volume 1, No 2, 2012, Jurnal diakses dari http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/upej/1354.pdf, pada tanggal 13 Januari 2015 pukul 16.31 WIB. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidian. Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Bahri, Djamarah Syaiful. Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2011. Ciltas, Alper dan Enver Tatar. Diagnosing Learning Difficulties Related to the Equation and Inequality that Contain Terms with Absolute Value, International Online Journal of Educational Sciences, 2011. Jurnal di akses dari http://www.iojes.net/userfiles/Article/IOJES_431.pdf. pada tanggal 11 Januari 2015 pukul 20.32 WIB. Dalyono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta 2007. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2009. Guswita, Lira, Renny Risdawati dan Siska Nerita, “Tinjauan Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Kesulitan Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 2 Bayang Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”, Pendidikan Biologi, Volume 1, No 1, 2014, Jurnal diakses dari http://ejournal-s1.stkippgri-sumbar.ac.id/index.php/biologi/article/view,pdf. Pada tanggal 27 Desember 2016 pukul 12.24 WIB. Haambokoma, Christopher. Nature and causes of learning difficulties in genetics at High School Level in Zambia, Journal of International Development and Cooperation, Volume 13, No 1, 2007. jurnal di akses dari https://ir.lib.hiroshimau.ac.jp/files/public/28479/20141016164519643866/JI DC_13-1_1.pdf. pada tanggal 15 Januari 11.45 WIB.
77
78
Haryati, Mimin. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press. 2007. Jamaris, Martini. Kesulitan Belajar: perspektif, asesmen, dan penanggulangannya bagi anak usia dini dan usia sekolah. Bogor: Ghalia Indonesia. 2014. Lampiran Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 69 tahun 2013 Tentang Kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah atas/madrasah aliyah, h. 116, di akses dari http://www.kemdikbud.go.id/file/kemendikbud-sma/kurikulum-2013kompetensi-dasar-sma-ver-3-3-2013.pdf. pada tanggal 22 Desember 2016 14.10 WIB. Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. 2011. Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: mengembangkan standar kompetensi guru. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2011. Mustaqim dan Abdul Wahib. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 1991. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2013. Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2013. Prawira, Purwa Atmaja. Psikologi Pendidikan: dalam perspektif baru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2012. Priyandoko, Didik. Biologi X. Jakarta: Piranti Darma kalokatama. 2013. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remadja Karya. 1984. Purwanto. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan:Pengembangan dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007. Sabri, Alisuf. Psikologi pendidikan: berdasarkan kurikulum nasional IAIN fakultas tarbiyah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010. Sistriyani, Dyah, Enni Suwarsi dan Supriyadi. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Kingdom Animalia di SMA dengan Interactive Skill Station Supported By Information Technology (ISS-IT) Untuk Meningkatkan Aktivitas, Motivasi, dan Hasil Belajar ” Journal of Innovative Science Education, Volume 1, No 1, 2012. Jurnal diakses dari http://documentslide.com/documents/43-87-1-sm.html, pdf. Pada tanggal 14 Januari 2015 pada pukul 17.10 WIB.
79
Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika dan Burhanuddin Milama. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006. Sukardi. Evaluasi Pendidikan: prinsip dan operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. 2012. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda karya. 2013. Sumiati dan Asra. Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima. 2009. Suwarto. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran: panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013. Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran: teori dan konsep dasar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2011. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2011. Syamsuddin, Abin. Psikologi Kependidikan: perangkat sistem pengajaran modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2001. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 120. Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: PT Bumi Aksara. 2012. Umiyati, Dewi dan Muhammad Joko Susilo. “Perbandingan faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar antara Siswa Kelas X.6 dengan Kelas X.7 pada Mata Pelajaran Biologi Materi Virus (Study Kasus di SMAN 1 Sukagumiwang - Indramayu)”, JUPEMASI P.BIO, Volume , No 1, 2014. Jurnal diakses dari http://jupemasipbio.uad.ac.id/wpcontent/uploads/2014/11/21.-NP_08008041_DEWI-UMIYATI.pdf. pada tanggal 13 Januari 2015 pukul 15.25 WIB. UU RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, diakses dari http://referensi.elsam.or.id/2014/11/uu-nomor-20-tahun-2003-
80
tentang-sistem-pendidikan-nasional/.pdf. pada tanggal 16 Desember 2016 pukul 22.43 WIB. Yudhawati, Ratna dan Dany Haryanto. Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. 2011. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.
Lampiran 1 Angket untuk menentukan materi yang dirasa sulit oleh siswa NO
KOMPETENSI DASAR 3.1. Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
KONSEP BIOLOGI Organisasi kehidupan Tingkat organisasi kehidupan dimulai dari tingkat atom dan molekul (DNA), sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, biosfer. Hierarki keteraturan biologi tersebut merupakan satu kesatuan yang paling berhubungan satu sama lainnya.
3.2 .Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia.
Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan menjadi keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem. Upaya pelestarian sumber daya alam dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara in situ dan ex situ. Virus Virus berasal dari bahasa
1
2
3
3.3. Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri, replikasi, dan peran
82
PERTANYAAN Menurut saya materi organisasi kehidupan yang membahas mengenai tingkat organisasi kehidupan dimulai dari tingkat atom dan molekul (DNA), sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma dan biosfer itu ... A. Sangat Sulit B. Sulit C. Mudah D. Sangat Mudah Menurut saya materi Keanekaragaman Hayati yang membahas mengenai itu ... A. Sangat Sulit B. Sulit C. Mudah D. Sangat Mudah
Menurut saya materi Virus yang membahas mengenai
ALASAN
virus dalam aspek kesehatan masyarakat.
3.4. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4
Yunani “venom” yang berarti racun.virus merupakan suatu partikel yang selalu diperdebatkan statusnya sebagai mahluk hidup atau bukan. Virus dianggap bukan mahluk hidup karena dapat dikristalkan, sedangkan dikatakan sebagai mahluk hidup karena dapat memperbanyak diri (bereplikasi) dalam tubuh inangnya. Virus terdiri atas protein dan asam nukleat. Virus hanya mengandung salah satu asam nukleat saja, yaitu DNA atau RNA. Bakteri Bakteri berasal dari bahasa Latin bacterium; jamak: bacteria adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik). Pada umumnya bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar (berdasarkan bentuknya) yaitu: Coccus (bulat), Bacillus (batang), dan Spiral 83
itu ... A. Sangat Sulit B. Sulit C. Mudah D. Sangat Mudah
Menurut saya materi Bakteri yang membahas mengenai itu ... A. Sangat Sulit B. Sulit C. Mudah D. Sangat Mudah
3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. 5
3.6. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
6
7
3.7. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan
(lengkung). Protista Protista merupakan mahluk hidup yang tersusun atas sel eukariotik. Protista juga ada yang beranggotakan uniseluler (bersel satu) dan multiseluler (bersel banyak). Anggota protista meliputi Protozoa, alga (ganggang), jamur lendir dan jamur air. Protista ada yang bersifat menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Fungi (Jamur) Fungi adalah organisme eukariot yang memiliki dinding sel dan pada umumnya tidak berpindah tempat. Ciri ini menyerupai karakteristik tumbuhan. Namun, jamur dapat dibedakan dari tumbuhan karena tidak memiliki klorofil. Dengan demikian, jamur tidak mampu melakukan fotosintesis, sehingga jamur disebut organisme heterotrof. Plantae (Tumbuhan) Tumbuhan merupakan organisme yang bersifat eukariotik, multiseluler, dan 84
Menurut saya materi Protista yang membahas mengenai itu ... A. Sangat Sulit B. Sulit C. Mudah D. Sangat Mudah
Menurut saya materi Fungi (Jamur) yang membahas mengenai itu ... A. Sangat Sulit B. Sulit C. Mudah D. Sangat Mudah
Menurut saya materi Plantae yang membahas mengenai (Tumbuhan) itu ...
peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi.
3.8. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
8
sebgaian besar anggotanya sudah memiliki oran-organ khusus seperti adanya akar, batang dan daun. Selain ciriciri tersebut, tumbuhan memiliki ciri khas yang membedakan dengan organisme lain, yaitu memiliki zat hijau daun (klorofil). Maka dari itu tumbuhan dikatan sebagai organisme autotrof. Dunia tumbuhan meliputi lumut (Bryophyta) tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan biji (Spermatophyta). Animalia (Hewan) Seperti halnya jamur dan tumbuhan, hean merupakan organisme eukariotik, multiseluler. Dunia hewan meliputi hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) dan hewan vertebrata (bertulang belakang). Kelompok invertebrata terdiri dari 8 anggota yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Echinodermata, Arthropoda. 85
A. Sangat Sulit B. Sulit C. Mudah D. Sangat Mudah
Menurut saya materi Animalia yang membahas mengenai (Hewan) itu ... A. Sangat Sulit B. Sulit C. Mudah D. Sangat Mudah
9
10
Sedangkan kelompok vertebrata terdiri dari 5 kelompok yaitu Pisces, Amphibi, Reptil, Aves dan mamalia. 3.9. Menganalisis informasi/data dari berbagai Ekosistem sumber tentang ekosistem dan semua interaksi Ekosistem merupakan yang berlangsung didalamnya. interaksi antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Suatu ekosistem terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Ada dua tipe ekosistem, yaitu ekosistem perairan dan ekosistem darat. Dalam suatu ekosistem terjadi interaksi antar populasinya, interaksi tersebut dapat berupa netralisme, kompetisi, predasi dan sebagainya. 3.10. Menganalisis data perubahan lingkungan Pencemaran Lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut Polusi atau pencemaran bagi kehidupan. lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. 86
Menurut saya materi Ekosistem yang membahas mengenai itu ... A. Sangat Sulit B. Sulit C. Mudah D. Sangat Mudah
Menurut saya materi pencemaran lingkungan yang membahas mengenai itu ... A. Sangat Sulit B. Sulit C. Mudah D. Sangat Mudah
87
Lampiran 3 Data hasil sebaran angket ke 1 (materi kelas X yang dirasakan sulit oleh siswa kelas XI) 1. SMAN 2 Tangerang Selatan 26 siswa dari 37 siswa memilih materi “Animalia” ke dalam kategori “sulit” 2. SMAN 7 Tangerang Selatan 30 siswa dari 36 siswa memilih materi “Animalia” ke dalam kategori “sulit” 3. SMAN 12 Tangerang Selatan 20 siswa dari 38 siswa memilih materi “Animalia” ke dalam kategori “sulit 4. MAN Serpong 25 siswa dari 32 siswa memilih materi “Animalia” ke dalam kategori “sulit” 5. SMA PGRI 22 Serpong 19 siswa dari 30 siswa memilih materi “Animalia” ke dalam kategori “sulit”
Mayoritas peserta didik memberikan alasan bahwa materi animalia sangat banyak serta pengklasifikasiaanya yang banyak pula membuat peserta didik tertukar-tukar dalam memahami spesies dari setiap filum nya. Materi yang di anggap sulit lainnya adalah “Virus, bakteri dan protista” Tidak ada materi yang masuk ke dalam kategori “sangat sulit”
87
90
Lanjutan lampiran 3 PERSENTASE NO
1
2
3
4
5
6
KOMPETENSI DASAR
3.1. Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. (Organisasi kehidupan) 3.2 .Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia. (Keanekaragaman Hayati) 3.3. Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat.( Virus) 3.4. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. (Bakteri) 3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.( Protista) 3.6. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti
SS
S
M
SM
-
-
47
53
2,3
14,3
39,4
44
31,4
24,6
28
16
21,1
25,1
21,7
35,4
21,7
25,1
25,1
28
25,7
29,1
24,6
20,6
91
dan sistematis.( Fungi (Jamur)
7
8
9
10
3.7. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi. (Plantae (Tumbuhan) 3.8. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke alam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. (Animalia (Hewan) 3.9. Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya. (Ekosistem) 3.10. Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan. (Pencemaran Lingkungan) TOTAL
20
25,7
24,6
2,7
21,1
53,7
14,9
10,3
18,3
24,6
23,4
33,7
18,3
24,6
24
33,1
Lampiran 4 Pengelompokkan materi animalia berdasarkan tingkatan sekolah dibagi menjadi 4, yaitu SD, SMP, SMA, Universitas Sekolah Dasar Kelas 1SD 2SD 3SD 4SD
5SD
Kompetensi Dasar ------------------------------------Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan dan fungsinya
Materi ------------------------------------Morfologi hewan
Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup Mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta mendeskripsikan fungsinya
Daur hidup mahluk hidup
Mengenal jenis hewan dari makanannya dan mendeskripsikan rantai makanan pada ekosistem di lingkungan sekitar
Organ tubuh manusia dan hewan
Jenis hewan berdasarkan makanan
Sistem pernafasan hewan
6SD
Mengenal sistem pernafasan hewan dan manusia serta penyakit yang berkaitan dengan pernafasan Mendeskrisikan perkembangbiakan mahluk hidup Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan
Perkembangbiakan mahluk hidup
Adaptasi mahluk hidup
Sekolah Menengah Pertama Kelas 1 SMP
Kompetensi Dasar Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari Mendeskripsikan interaksi antar
88
Materi Mekanisme kestabilan tubuh pada hewan
interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya
89
2 SMP
makhluk hidup dan lingkungannya Mendeskripsikan kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan seharihari serta pada sistem rangka manusia dan hewan Memahami konsep getaran, gelombang, bunyi, dan pendengaran, serta penerapannya dalam sistem sonar pada hewan dan dalam kehidupan sehari-hari
Sistem rangka hewan
Sistem sonar hewan
Struktur mata hewan Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, struktur mata pada hewan, dan prinsip kerja alat optik
3 SMP
Memahami reproduksi pada tumbuhan, hewan, dan manusia, sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup -------------
Sistem reproduksi hewan
-------------
Sekolah Menengah Atas Kelas 1 SMA
Kompetensi Dasar Materi Mendeskripsikan ciri-ciri Filum Dunia hewan dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan
2 SMA
Mendeskripsikan struktur jaringan hewan vertebrata dan mengkaitkannya dengan fungsinya Mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah manusia dan membandingkannya dengan sistem peredaran darah hewan ikan Mendeskripsikan keterkaitan antara
Struktur jaringan hewan vertebrata
Perbandingan antara sistem peredaran darah manusia dengan sistem peredaran darah hewan
Perbandingan antara sistem
90
3 SMA
struktur, fungsi, dan proses serta kalainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan membandingkan struktur pencernaan pada hewan ruminansia -------------
pencernaan manusia dengan sistem pencernaan hewan
Universitas Tingkatan Semester 1 Semester 2 Semester 3 Semester 4 Semester 5 Semester 6
Materi Biologi dasar 1 Biologi dasar 2 Embriologi hewan Fisiologi hewan Avertebrata Vertebrata
-------------
pencernaan yang kompleks 5) Terdiri dari 8 filum a. 1, 4 dan 5 b. 3, 4 dan 5 c. 2, 3 dan 5 d. 1, 2, dan 5 e. 1, 3, dan 4 4. Manakah filum yang termasuk dari hewan avertebrata? a. Aves, porifera, platyhelminthes dan coelenterata b. Nemathelminthes, porifera, reptil dan amphibi c. Coelenterata, echinodermata, annelida dan molusca d. Molusca, aves, mamalia dan annelida e. Reptil, echinodermata, platyhelminthes dan porifera 5. Ciri invertebrata sebagai berikut : 1. Triploblastik 2. Simetri bilateral 3. Mempunyai rangka 4. Pencernaan intraseluler 5. Memiliki mulut dan anus 6. Tidak membentuk jaringan
Lampiran 5 Soal Animalia 1. Perhatikan data berikut! 1) Memiliki dinding sel 2) Heterotrof 3) Multiseluler 4) Eukariotik 5) Autotrof Berdasarkan data diatas, manakah karakteristik yang dimiliki oleh kelompok animalia? a. 1) 2) 3) b. 3) 1) 4) c. 2) 3) 4) d. 2) 3) 5) e. 1) 4) 5) 2. Apakah istilah hewan yang memiliki tiga lapisan tubuh (ectoderm, endoderm, dan mesoderm)? a. Simetris radial b. Simetris bilateral c. Diploblastik d. Hermaprodit e. Tripoblastik 3. Manakah yang termasuk karakteristik dari hewan avertebrata? 1) Berkembang biak secara seksual dan aseksual 2) Tidak memiliki ruasruas tulang belakang 3) Aves merupakan kelompoknya 4) Semua anggotanya sudah memiiki sistem
Manakah yang merupakan ciri dari porifera? a. 1,2,4 b. 2,4,6 c. 1,4,5
91
92
d. 3,4,6 e. 2,3,4 6. Perhatikan gambar dibawah ini
Apakah Sebutan anggota tubuh yang bernomor 1,2 dan 3? a. Oskulum-ostiumspongosol b. Oskulum-spongosolostium c. Spongosol-oskulumostium d. Ostium-oskulumspongosol e. Ostium-spongosoloskulum 7. Berdasarkan apakah pembagian klasifikasi pada porifera? a. Tipe saluran air b. Jenis habitat c. Jenis mangsa d. Cara reproduksi e. Bahan penyusun rangka 8. Sel apakah yang bertugas untuk mengedarkan makanan ke seluruh tubuh pada porifera? a. Sel ameboid b. Koanosit c. Skleroblas d. Pinakosit e. Spikula
9. Seorang siswa menemukan Aurelia aurita di lautan, termasuk kedalam kelas apakah spesies tersebut? a. Anthozoa b. Hydrozoa c. Scyphozoa d. Calcarea e. Hexactinelida 10. Apakah yang akan terjadi jika coelenterata tidak meiliki nematosit dalam tubuhnya? a. Tidak dapat mengedarkan makanan ke seluruh tubuh b. Tidak dapat melemahkan mangsanya c. Tidak dapat mengeluarkan zat sisa metabolisme d. Tidak dapat bergerak e. Tidak dapat bereproduksi
11. Pada siklus diatas, manakah urutan daur hidup Obelia sp yang paling tepat? a. Medusa muda – medusa dewasa – larva – zigot – polip muda – polip dewasa b. polip muda – polip dewasa – zigot – larva – medusa muda – medusa dewasa
93
c. gamet – medusa muda – zigot – larva – polip muda – polip dewasa d. larva planula – medusa dewasa – gamet – zigot – polip muda – polip dewasa e. medusa muda – medusa dewasa – zigot – larva – polip muda – polip dewasa 12. Seorang nelayan tak sengaja menjerat hewan dijaringnya, hewan ini memiliki ciri-ciri simetri tubuh radial, berbentuk seperti bintang, mulut terletak dibagian bawah. Termasuk kedalam kelas apakah hewan tersebut? a. Asteroidea b. Echinoidea c. Ophiuridae d. Holothuridae e. Crinoidae 13. Manakah pernyataan yang tepat mengenai hewan dibawah ini?
a. Memiliki sistem pencernaan yang belum sempurna b. Peredaran darahnya tertutup c. Alat eksresi berupa ginjal
d. Sistem saraf berupa ganglion e. Gastropoda yang hidup di darat, bernafas dengan insang 14. Seorang siswa mengamati hewan yang memiliki ciri-ciri seperti berikut 1) Bersifat parasit 2) Tidak bersilia 3) Ruas-ruas tubuhnya dinamakan proglotid 4) Inang perantaranya sapi dan babi 5) Inang tetapnya manusia Jenis cacing apakah yang ditemukan oleh siswa tersebut? a. Taenia solium b. Fasciola hepatica c. Planaria d. Cacing kremi e. Ascaris lumbricoides 15. Apakah yang akan terjadi jika platyhelminthes tidak memiliki sistem gastrovaskuler dalam tubuhnya? a. Tidak dapat mengedarkan makanan ke seluruh tubuhnya b. Tidak dapat bereproduksi c. Tidak dapat melemahkan mangsanya d. Tidak dapat membelah diri e. Tidak dapat bergerak bebas
94
16. Apakah sistem saraf yang dimiliki oleh platyhelminthes? a. Sistem saraf tangga tali b. Ganglion otak c. Sistem saraf cincin d. Tidak memiliki sistem saraf e. Sistem saraf pusat 17. Apakah perbedaan cacing dengan ular? a. Sama–sama kelompok annelida b. Sama-sama kelompok reptil c. Cacing kelompok annelida, sedangkan ular kelompok reptil d. Cacing kelompok reptil, sedangkan ular kelompok annelida e. Cacing kelompok annelida, sedangkan ular kelompok amphibi 18. Hewan ini memiliki ciri sebagai berikut – tubuh simetri radial – memiliki kaki tabung – memiliki eksoskeleton berdasarkan data, filum apakah yang memiliki karakteristik tersebut? a. Mollusca b. Echinodermata c. Annelida d. Arthropoda e. Chordata 19. Apakah istilah serangga yang memiliki dua pasang sayap? a. Diptera
b. Diploid c. Triploid d. Monoptera e. Triptera 20. Seorang peneliti sedang membedah hewan dari filum molusca, peneliti tersebut menemukan sistem eksresi berupa ginjal, memiliki cangkang, memiliki kelenjar lendir untuk mempermudah pergerakan. Termasuk kedalam kelas apakah hewan tersebut? a. Palecypoda b. Gastroposa c. Echinoidea d. Ophiuridae e. Astreriodea 21. Apakah yang akan terjadi jika serangga tidak memiliki badan malphigi? a. Tidak dapat mengeluarkan sisa metabolisme bentuk cair b. Tidak dapat mengeluarkan feses c. Dapat mengeluarkan karbon dioksida d. Tidak dapat menyerap air e. Tidak dapat mengedarkan air keseluruh tubuh 22. Perhatikan gambar dibawah lapisan pada kelas pelecypoda
95
Manakah yang berfungsi untuk menghasilkan mutiara? a. Periostakum b. Prismatik c. Nakreas d. Pankreas e. Kalsit kelas
Alat gerak
Asteroidea Cephalopoda C
A Tentakel Kaki kapak
Simetri tubuh Radial B Bilateral
23. Manakah pernyataan yang tepat untuk mengisi kolom A, B dan C? a. Kaki amburakral, bilateral, pelecypoda b. Kaki perut, bilateral, pelecypoda c. Kaki kapak, radial, gastropoda d. Tentakel, bilateral, uropoda e. Duri, radial, gastropoda 24. Seorang anak sedang bermain dipinggiran pantai, dia terkejut karena disela-sela bebatuan menemukan seekor hewan yang seperti angka 5, memiliki lima buah lengan dan berbulu.
Termasuk kedalam kelas apakah hewan tersebut? a. Asteroidea b. Echinoidea c. Ophiuridae d. Crinoidea e. Echinodermata 25. Perhatikan data berikut! 1) Menyuburkan tanah 2) Bahan makanan 3) Spons mandi 4) Kosmetik 5) Hiasan rumah 6) Obat Manakah yang termasuk peranan dari filum annelida? a. 3, 4, dan 5 b. 1, 4, dan 6 c. 2, 5, dan 4 d. 1, 2, dan 6 e. 1, 2, dan 3 26. Manakah pasangan filum beserta manfaat yang tepat? a. Annelida – kosmetik b. Platyheminthes – parasit c. Porifera – makanan d. Arthropoda – antibiotik e. Mollusca – pupuk kompos 27. Dalam filum Echinodermata, kelas manakah yang dapat dikonsumsi oleh manusia? a. Crinoidea b. Asteroidea c. Ophiuroidea d. Holothuroidea e. Arachnoidea
96
28. Apakah istilah hewan yang memiliki tulang belakang? a. Vertebrata b. Insecta c. Pisces d. Amphibia e. Avertebrata
29. Perhatikan gambar perkembangan embrio! Manakah yang menunjukan persamaan ciri pada beberapa vertebrata? a. 2 dan 5 b. 1 dan 5 c. 3 dan 5 d. 1 dan 3 e. 1 dan 4 30. Manakah yang termasuk dari anak kelas pisces? a. Reptile,agnatha dan osteichthyes b. Agnatha, Condrichthyes, dan Osteichthyes c. Aves,pisces dan reptile
d. Mamalia,aves dan reptile e. Amphibian,aves dan pisces 31. Apakah perbedaan ikan hiu dan ikan paus? a. Ikan hiu termasuk pisces sedangkan ikan paus adalah mamalia. b. Ikan hiu termasuk mamalia sedangkan ikan paus pisces c. Sama-sama mamalia d. Sama-sama pisces e. Tidak ada yang membedakan 32. Sebutkan contoh hewan yang termasuk kelompok amphibi? a. Kadal b. Bulu babi c. Trenggiling d. Salamnder e. Katak 33. Berdasarkan data berikut 1) Telah punah 2) Tanpa tungkai belakang 3) Tungkai depan kecil 4) Mata kecil Manakah ordo dari kelas amphibi yang memiliki karakteristik tersebut? a. Ordo anura b. Ordo apoda c. Ordo urodela d. Ordo proanura e. Ordo rajiformes 34. Apakah reaksi yang diberikan amphibi ketika tubuhnya mengering?
97
a. Tetap hidup b. Mati c. Mengecil d. Membesar e. Hidup lebih lama 35. Berapakah jumlah ruang jantung yang dimiliki oleh amphibi? a. 4 b. 2 c. 1 d. 3 e. Tidak memiliki jantung 36. Ditemukan suatu organisme dengan (2) rangka tersusun atas ciriciri: (1) tubuh memiliki sisik endoskeleton (3) bertulang belakang (4)bernapas dengan paru-paru (5) tipe reproduksi ovipar Termasuk kedalam kelas apakah organisme tersebut? a. Chondroictyes b. Amphibia c. Reptilia d. Aves e. Mamalia 37. Seorang ilmuwan menemukan spesies yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut Reptil bertubuh besar
Habitat di perairan tawar seperti sungai, danau, rawa. Mampu bergerak cepat
Berdasarkan data diatas, termasuk kedalam ordo apakah hewan tersebut? a. Squamata b. Crocodila c. Anura d. Testudinata e. Rhynchocepholia 38. Makhluk hidup mempunyai ciri-ciri sebagai berikut! 1) Mempunyai tulang belakang 2) Bersifat ovipar 3) Otak terlindung oleh kranium 4) Mempunyai paruh 5) Rangka berupa endoskeleton Termasuk ke dalam kelas apakah ciri tersebut? a. Kelas Aves b. Kelas Amphibia c. Kelas Pisces d. Kelas Reptilia e. Kelas Mammalia 39. Berapakah jumlah ovarium pada kelompok aves betina? a. 3 b. 2 c. 1 d. 4 e. Tidak memiliki ovarium 40. Seorang laboran menyiapkan berbagai hewan untuk proses
98
penelitian. Hewan tersebut adalah ular, bunglon, cicak, tokek, dan kadal. Berdasarkan jenis hewan diatas, termasuk ke dalam ordo apakah hewan tersebut? a. Crocodila b. Squamata c. Testudinata d. Rhynchocepholia e. Anura 41. Dimanakah letak kantung udara? a. Pangkal leher, ketiak dan rongga perut b. Ketiak, ekor dan paruh c. Rongga perut, sayap dan ekor d. Bulu, ekor dan ketiak Ekor, leher dan bulu 42. Menurut bentuknya, bulu pada aves dibagi menjadi 3 macam yaitu? a. Pluma, paraterum, tertrises b. Filopluma, pluma, tertrises c. Filopluma, plumula, paraterum d. Filopluma, pluma, plumula e. Tertrises, paraterum, remigres
43. Ciri mamalia yang tidak dimiliki vertebrata lain yaitu….. a. Berbulu dan bertelur b. Bertelur dan menyusui c. Berambut dan memiliki uterus d. Menyusui dan bertelur e. Beranak dan menyusui 44. Daftar hewan sebagai berikut 1)
Kelinci
2)
Anjing
3)
Ular
4)
Tikus
5)
tupai
6)
Kucing
7)
harimau
Manakah kelompok mamalia ordo rodentia? a. 1 dan 2 b. 2 dan 4 c. 3 dan 6 d. 4 dan 5 e. 6 dan 7 45. Termasuk kedalam anggota apakah ikan pesut dan lumbalumba? a. Aves b. Mamalia c. Amphibi d. Pisces e. Reptilian 46. Apakah organ eksresi pada mamalia? a. Gastrovaskuler
99
b. Badan malphigi c. Anus d. Kloaka e. Ginjal 47. Berapakah jumlah ruang jantung yang dimiliki oleh mamalia? a. 4 b. 2 c. 3 d. 1 e. 5 48. Apakah manfaat reptil bagi dunia kesehatan? a. Mengobati penyakit kanker b. Mengobati penyakit jantung c. Mengobati penyakit kulit d. Mengobati penyakit katarak e. Mengobati penyakit pilek 49. Apa yang akan terjadi bila popoulasi amphibi berkurang drastis? a. Populasi serangga meningkat b. Populasi serangga menurun c. Terbebas dari hama d. Lingkungan menjadi kotor e. Lingkungan menjadi bersih 50. Apakah yang akan terjadi bila populasi orang utan punah? a. Pengangguran meningkat b. Muncul wabah penyakit c. Produksi pisang meningkat
d. Banyak hama baru e. Ekosistem hutan primer akan rusak
Lampiran 6 kisi kisi instrumen Nama Sekolah
: SMAN 7 Kota Tangerang Selatan
Materi
: Animalia
Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan
NO
Indikator
Indikator Soal
pembelajaran 1
Menyebutkan ciri-ciri umum kingdom animalia
Jenjang
Soal
Kognitif Mengelompokkan ciri-ciri umum hewan
C2
Kunci Jawaban
1. Perhatikan data berikut! 1) Memiliki dinding sel 2) Heterotrof 3) Multiseluler 4) Eukariotik 5) Autotrof Berdasarkan data diatas, manakah karakteristik yang dimiliki oleh kelompok animalia? a. 1) 2) 3) b. 3) 1) 4) c. 2) 3) 4)
100
C
Tingkatan Sekolah SD
SMP
SMA
√
√
d. 2) 3) 5) e. 1) 4) 5) 2
3
Menjelaskan karakteristik hewan avertebrata
Menyebutkan istilah lapisan tubuh hewan
C1
Mengelompokkan karakteristik hewan avertebrata
C2
2. Apakah istilah hewan yang E memiliki tiga lapisan tubuh (ectoderm, endoderm, dan mesoderm)? a. Simetris radial b. Simetris bilateral c. Diploblastik d. Hermaprodit e. Tripoblastik 3. Manakah yang termasuk D karakteristik dari hewan avertebrata? 1) Berkembang biak secara seksual dan aseksual 2) Tidak memiliki ruas-ruas tulang belakang 3) Aves merupakan kelompoknya 4) Semua anggotanya sudah memiiki sistem pencernaan yang kompleks 5) Terdiri dari 8 filum a. 1, 4 dan 5 b. 3, 4 dan 5
101
√
√
√
4
Menyebutkan klasifikasi hewan avertebrata
C1
5
Menjelaskan ciri khusus dari filum porifera
C2
c. 2, 3 dan 5 d. 1, 2, dan 5 e. 1, 3, dan 4 4. Manakah filum yang termasuk C dari hewan avertebrata? a. Aves, porifera, platyhelminthes dan coelenterata b. Nemathelminthes, porifera, reptil dan amphibi c. Coelenterata, echinodermata, annelida dan molusca d. Molusca, aves, mamalia dan annelida e. Reptil, echinodermata, platyhelminthes dan porifera 5. Ciri invertebrata sebagai berikut E : 1. Triploblastik 2. Simetri bilateral 3. Mempunyai rangka 4. Pencernaan intraseluler 5. Memiliki mulut dan anus 6. Tidak membentuk jaringan Manakah yang merupakan ciri dari porifera? a. 1,2,4
102
√
√
√
6
Menyebutkan struktur tubuh filum porifera
C1
7
Mengelompokan (klasifikasi) filum porifera
C2
8
Menjelaskan sistem yang terjadi pada porifera
C1
b. 2,4,6 c. 1,4,5 d. 3,4,6 e. 2,3,4 6. Perhatikan gambar dibawah ini
C
Apakah Sebutan anggota tubuh yang bernomor 1,2 dan 3? a. Oskulum-ostium-spongosol b. Oskulum-spongosol-ostium c. Spongosol-oskulum-ostium d. Ostium-oskulum-spongosol e. Ostium-spongosol-oskulum 7. Berdasarkan apakah pembagian E klasifikasi pada porifera? a. Tipe saluran air b. Jenis habitat c. Jenis mangsa d. Cara reproduksi e. Bahan penyusun rangka 8. Sel apakah yang bertugas untuk A mengedarkan makanan ke seluruh tubuh pada porifera? a. Sel ameboid
103
√
√
√
9
Mengelompokan (klasifikasi) filum coelenterata
C3
10
Menyebutkan bagian organ coelenterata berdasarkan fungsinya
C4
b. Koanosit c. Skleroblas d. Pinakosit e. Spikula 9. Seorang siswa menemukan C Aurelia aurita di lautan, termasuk kedalam kelas apakah spesies tersebut? a. Anthozoa b. Hydrozoa c. Scyphozoa d. Calcarea e. Hexactinelida 10. Apakah yang akan terjadi jika B coelenterata tidak meiliki nematosit dalam tubuhnya? a. Tidak dapat mengedarkan makanan ke seluruh tubuh b. Tidak dapat melemahkan mangsanya c. Tidak dapat mengeluarkan zat sisa metabolisme d. Tidak dapat bergerak e. Tidak dapat bereproduksi
104
√
√
11
12
Menyusun daur hidup Obelia sp (Ubur-ubur)
Mengelompokkan ciri-ciri hewan ke dalam ordo
C2
C3
E
11. Pada siklus diatas, manakah urutan daur hidup Obelia sp yang paling tepat? a. Medusa muda – medusa dewasa – larva – zigot – polip muda – polip dewasa b. polip muda – polip dewasa – zigot – larva – medusa muda – medusa dewasa c. gamet – medusa muda – zigot – larva – polip muda – polip dewasa d. larva planula – medusa dewasa – gamet – zigot – polip muda – polip dewasa e. medusa muda – medusa dewasa – zigot – larva – polip muda – polip dewasa 12. Seorang nelayan tak sengaja menjerat hewan dijaringnya, hewan ini memiliki ciri-ciri
105
A
√
√
√
13
14
Mengidentifikasi ciri yang dimiliki oleh mollusca
Menganalisis spesies dari filum
C3
C3
simetri tubuh radial, berbentuk seperti bintang, mulut terletak dibagian bawah. Termasuk kedalam kelas apakah hewan tersebut? a. Asteroidea b. Echinoidea c. Ophiuridae d. Holothuridae e. Crinoidae 13. Manakah pernyataan yang tepat mengenai hewan dibawah ini?
D
a. Memiliki sistem pencernaan yang belum sempurna b. Peredaran darahnya tertutup c. Alat eksresi berupa ginjal d. Sistem saraf berupa ganglion e. Gastropoda yang hidup di darat, bernafas dengan insang 14. Seorang siswa mengamati A hewan yang memiliki ciri-ciri
106
√
√
√
platyhelminthes
15
Menjelaskan sistem pencernaan pada platyhelminthes
C4
16
Menyebutkan sistem
C1
seperti berikut 1) Bersifat parasit 2) Tidak bersilia 3) Ruas-ruas tubuhnya dinamakan proglotid 4) Inang perantaranya sapi dan babi 5) Inang tetapnya manusia Jenis cacing apakah yang ditemukan oleh siswa tersebut? a. Taenia solium b. Fasciola hepatica c. Planaria d. Cacing kremi e. Ascaris lumbricoides 15. Apakah yang akan terjadi jika A platyhelminthes tidak memiliki sistem gastrovaskuler dalam tubuhnya? a. Tidak dapat mengedarkan makanan ke seluruh tubuhnya b. Tidak dapat bereproduksi c. Tidak dapat melemahkan mangsanya d. Tidak dapat membelah diri e. Tidak dapat bergerak bebas 16. Apakah sistem saraf yang A
107
√
√
saraf platyhelminthes
17
Membedakan kelompok asal cacing dan ular
C4
18
Mengidentifikasi ciri filum echinodermata
C2
dimiliki oleh platyhelminthes? a. Sistem saraf tangga tali b. Ganglion otak c. Sistem saraf cincin d. Tidak memiliki sistem saraf e. Sistem saraf pusat 17. Apakah perbedaan cacing C dengan ular? a. Sama–sama kelompok annelida b. Sama-sama kelompok reptil c. Cacing kelompok annelida, sedangkan ular kelompok reptil d. Cacing kelompok reptil, sedangkan ular kelompok annelida e. Cacing kelompok annelida, sedangkan ular kelompok amphibi 18. Hewan ini memiliki ciri sebagai B berikut – tubuh simetri radial – memiliki kaki tabung – memiliki eksoskeleton berdasarkan data, filum apakah yang memiliki karakteristik tersebut?
108
√
√
19
Menjelaskan pengertian diptera
C1
20
Mengelompokkan spesies dari filum mollusca
C3
21
Menjelaskan fungsi
C4
a. Mollusca b. Echinodermata c. Annelida d. Arthropoda e. Chordata 19. Apakah istilah serangga yang A memiliki dua pasang sayap? a. Diptera b. Diploid c. Triploid d. Monoptera e. Triptera 20. Seorang peneliti sedang B membedah hewan dari filum molusca, peneliti tersebut menemukan sistem eksresi berupa ginjal, memiliki cangkang, memiliki kelenjar lendir untuk mempermudah pergerakan. Termasuk kedalam kelas apakah hewan tersebut? a. Palecypoda b. Gastroposa c. Echinoidea d. Ophiuridae e. Astreriodea 21. Apakah yang akan terjadi jika A
109
√
√
√
√
√
badan malphigi pada serangga
22
Mengidentifikasi jaringan yang menghasilkan mutiara pada kelas pelecypoda
C3
serangga tidak memiliki badan malphigi? a. Tidak dapat mengeluarkan sisa metabolisme bentuk cair b. Tidak dapat mengeluarkan feses c. Dapat mengeluarkan karbon dioksida d. Tidak dapat menyerap air e. Tidak dapat mengedarkan air keseluruh tubuh 22. Perhatikan gambar dibawah C lapisan pada kelas pelecypoda
Manakah yang berfungsi untuk menghasilkan mutiara? a. Periostakum b. Prismatik c. Nakreas d. Pankreas
110
√
23
24
Mengideintifikasi kelas, alat gerak dan simetri tubuh pada hewan avertebrata
Mengidentifikasi hewan kelas asteroidea
C3
e. Kalsit kelas Alat gerak Asteroidea A Cephalopoda Tentakel Kaki kapak C
C3
Simetri A tubuh Radial B Bilateral
23. Manakah pernyataan yang tepat untuk mengisi kolom A, B dan C? a. Kaki amburakral, bilateral, pelecypoda b. Kaki perut, bilateral, pelecypoda c. Kaki kapak, radial, gastropoda d. Tentakel, bilateral, uropoda e. Duri, radial, gastropoda 24. Seorang anak sedang bermain A dipinggiran pantai, dia terkejut karena disela-sela bebatuan menemukan seekor hewan yang seperti angka 5, memiliki lima buah lengan dan berbulu. Termasuk kedalam kelas apakah hewan tersebut? a. Asteroidea b. Echinoidea
111
√
√
25
Menjelaskan Mengelompokkan peranan hewan peranan dari filum avertebrata annelida bagi kehidupan
C2
26
Menjodohkan peranan dari filum Platyhelminthes
C2
27
Menyebutkan kelas dari filum echinodermata yang
C2
c. Ophiuridae d. Crinoidea e. Echinodermata 25. Perhatikan data berikut! 1) Menyuburkan tanah 2) Bahan makanan 3) Spons mandi 4) Kosmetik 5) Hiasan rumah 6) Obat Manakah yang termasuk peranan dari filum annelida? a. 3, 4, dan 5 b. 1, 4, dan 6 c. 2, 5, dan 4 d. 1, 2, dan 6 e. 1, 2, dan 3 26. Manakah pasangan filum beserta manfaat yang tepat? a. Annelida – kosmetik b. Platyheminthes – parasit c. Porifera – makanan d. Arthropoda – antibiotik e. Mollusca – pupuk kompos 27. Dalam filum Echinodermata, kelas manakah yang dapat dikonsumsi oleh manusia?
112
D
√
B
√
D
√
dapat dikonsumsi oleh manusia
28
29
Menjelaskan karakteristik hewan vertebrata
Menyebutkan kelompok anggota vertebrata
C1
Menganalisis persamaan embrio pada vertebrata
C4
a. Crinoidea b. Asteroidea c. Ophiuroidea d. Holothuroidea e. Arachnoidea 28. Apakah istilah hewan yang memiliki tulang belakang? a. Vertebrata b. Insecta c. Pisces d. Amphibia e. Avertebrata
A
E
113
√
√
√
√
30
Mengelompokkan
C2
29. Perhatikan gambar perkembangan embrio! Manakah yang menunjukan persamaan ciri pada beberapa vertebrata? a. 2 dan 5 b. 1 dan 5 c. 3 dan 5 d. 1 dan 3 e. 1 dan 4 30. Manakah yang termasuk dari
114
B
√
kelas pisces
31
Menganalisis perbedaan kelas dari ikan hiu dan ikan paus
C4
32
Menyebutkan contoh hewan amphibi
C1
33
Mengidentifikasi anggota amphibi
C2
anak kelas pisces? a. Reptile,agnatha dan osteichthyes b. Agnatha, Condrichthyes,dan Osteichthyes c. Aves,pisces dan reptile d. Mamalia,aves dan reptile e. Amphibian,aves dan pisces 31. Apakah perbedaan ikan hiu dan A ikan paus? a. Ikan hiu termasuk pisces sedangkan ikan paus adalah mamalia. b. Ikan hiu termasuk mamalia sedangkan ikan paus pisces c. Sama-sama mamalia d. Sama-sama pisces e. Tidak ada yang membedakan 32. Sebutkan contoh hewan yang E termasuk kelompok amphibi? a. Kadal b. Bulu babi c. Trenggiling d. Salamnder e. Katak 33. Berdasarkan data berikut D 1) Telah punah
115
√
√
√
34
Menganalisis mekanisme tubuh amphibi
C4
35
Menyebutkan ruang jantung amphibi
C1
36
Mengidentifikasi karakteristik reptilia
C2
2) Tanpa tungkai belakang 3) Tungkai depan kecil 4) Mata kecil Manakah ordo dari kelas amphibi yang memiliki karakteristik tersebut? a. Ordo anura b. Ordo apoda c. Ordo urodela d. Ordo proanura e. Ordo rajiformes 34. Apakah reaksi yang diberikan B amphibi ketika tubuhnya mengering? a. Tetap hidup b. Mati c. Mengecil d. Membesar e. Hidup lebih lama 35. Berapakah jumlah ruang jantung D yang dimiliki oleh amphibi? a. 4 b. 2 c. 1 d. 3 e. Tidak memiliki jantung 36. Ditemukan suatu organisme C dengan
116
√
√
√
√
√
37
Mengidentifikasi ciri yang dimiliki oleh ordo crocodila
C3
(2) rangka tersusun atas ciri-ciri: (1) tubuh memiliki sisik endoskeleton (3) bertulang belakang (4)bernapas dengan paru-paru (5) tipe reproduksi ovipar Termasuk kedalam kelas apakah organisme tersebut? a. Chondroictyes b. Amphibia c. Reptilia d. Aves e. Mamalia 37. Seorang ilmuwan menemukan spesies yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut Reptil bertubuh besar Habitat di perairan tawar seperti sungai, danau, rawa. Mampu bergerak cepat Berdasarkan data diatas, termasuk kedalam ordo apakah hewan tersebut? a. Squamata b. Crocodila c. Anura d. Testudinata
117
B
√
38
Mengidentifikasi ciri- C2 ciri dari anggota aves
39
Menyebutkan jumlah ovarium pada aves betina
C1
40
Mengelompokkan jenis hewan ke dalam ordo squamata
C3
e. Rhynchocepholia 38. Makhluk hidup mempunyai ciriciri sebagai berikut! 1) Mempunyai tulang belakang 2) Bersifat ovipar 3) Otak terlindung oleh kranium 4) Mempunyai paruh 5) Rangka berupa endoskeleton Termasuk ke dalam kelas apakah ciri tersebut? a. Kelas Aves b. Kelas Amphibia c. Kelas Pisces d. Kelas Reptilia e. Kelas Mammalia 39. Berapakah jumlah ovarium pada kelompok aves betina? a. 3 b. 2 c. 1 d. 4 e. Tidak memiliki ovarium 40. Seorang laboran menyiapkan berbagai hewan untuk proses penelitian. Hewan tersebut
118
√
A
C
B
√
√
√
41
Menyebutkan letak kantung udara
C1
42
Menyebutkan macam-macam bulu pada aves
C1
adalah ular, bunglon, cicak, tokek, dan kadal. Berdasarkan jenis hewan diatas, termasuk ke dalam ordo apakah hewan tersebut? a. Crocodila b. Squamata c. Testudinata d. Rhynchocepholia e. Anura 41. Dimanakah letak kantung udara? a. Pangkal leher, ketiak dan rongga perut b. Ketiak, ekor dan paruh c. Rongga perut, sayap dan ekor d. Bulu, ekor dan ketiak e. Ekor, leher dan bulu 42. Menurut bentuknya, bulu pada aves dibagi menjadi 3 macam yaitu? a. Pluma, paraterum, tertrises b. Filopluma, pluma, tertrises 119
A
D
√
√
√
43
Mengidentifikasi ciri- C2 ciri dari anggota mammalia
44
Mengelompokan (klasifikasi) mammalia ordo rodentia
C2
c. Filopluma, plumula, paraterum d. Filopluma, pluma, plumula e. Tertrises, paraterum, remigres 43. Ciri mamalia yang tidak dimiliki E vertebrata lain yaitu….. a. Berbulu dan bertelur b. Bertelur dan menyusui c. Berambut dan memiliki uterus d. Menyusui dan bertelur e. Beranak dan menyusui 44. Daftar hewan sebagai berikut D 1) Kelinci 2) Anjing 3) Ular 4) Tikus 5) tupai 6) Kucing 7) harimau Manakah kelompok mamalia ordo rodentia? a. 1 dan 2 b. 2 dan 4 c. 3 dan 6 d. 4 dan 5 e. 6 dan 7
120
√
√
√
45
Menyebutkan anggota dari kelas mammalia
C1
46
Menyebutkan organ eksresi mamalia
C1
47
Menyebutkan jumlah ruang jantung pada mamalia
C1
Menjelaskan peranan dari kelas reptil
C2
48
Menjelaskan peranan hewan vertebrata bagi kehidupan
45. Termasuk kedalam anggota apakah ikan pesut dan lumbalumba? a. Aves b. Mamalia c. Amphibi d. Pisces e. Reptilian 46. Apakah organ eksresi pada mamalia? a. Gastrovaskuler b. Badan malphigi c. Anus d. Kloaka e. Ginjal 47. Berapakah jumlah ruang jantung yang dimiliki oleh mamalia? a. 4 b. 2 c. 3 d. 1 e. 5 48. Apakah manfaat reptil bagi dunia kesehatan? a. Mengobati penyakit kanker b. Mengobati penyakit jantung c. Mengobati penyakit kulit d. Mengobati penyakit katarak
121
B
√
√
E
√
√
√
A
√
√
√
√
√
C
e. Mengobati penyakit pilek
49
Menganalisis dampak C4 yang terjadi jika populasi amphibi berkurang drastis
50
Menganalisis dampak C4 yang terjadi jika populasi orang utan punah
49. Apa yang akan terjadi bila popoulasi amphibi berkurang drastis? a. Populasi serangga meningkat b. Populasi serangga menurun c. Terbebas dari hama d. Lingkungan menjadi kotor e. Lingkungan menjadi bersih 50. Apakah yang akan terjadi bila populasi orang utan punah? a. Pengangguran meningkat b. Muncul wabah penyakit c. Produksi pisang meningkat d. Banyak hama baru e. Ekosistem hutan primer akan rusak
122
A
√
√
E
√
√
2. 3. 4. 5. 6.
Lampiran 8 Soal Animalia Perhatikan data berikut!
1.
2
3.
4.
1) Memiliki dinding sel 2) Heterotrof 3) Multiseluler 4) Eukariotik 5) Autotrof Berdasarkan data diatas, manakah karakteristik yang dimiliki oleh kelompok animalia? a. 1) 2) 3) b. 3) 1) 4) c. 2) 3) 4) d. 2) 3) 5) e. 1) 4) 5) Manakah yang termasuk karakteristik dari hewan avertebrata? 1) Berkembang biak secara seksual dan aseksual 2) Tidak memiliki ruas-ruas tulang belakang 3) Aves merupakan kelompoknya 4) Semua anggotanya sudah memiiki sistem pencernaan yang kompleks 5) Terdiri dari 8 filum a. 1, 4 dan 5 b. 3, 4 dan 5 c. 2, 3 dan 5 d. 1, 2, dan 5 e. 1, 3, dan 4 Manakah filum yang termasuk dari hewan avertebrata? a. Aves, porifera, platyhelminthes dan coelenterata b. Nemathelminthes, porifera, reptil dan amphibi c. Coelenterata, echinodermata, annelida dan molusca d. Molusca, aves, mamalia dan annelida e. Reptil, echinodermata, platyhelminthes dan porifera Ciri invertebrata sebagai berikut : 1. Triploblastik
Simetri bilateral Mempunyai rangka Pencernaan intraseluler Memiliki mulut dan anus Tidak membentuk jaringan
Manakah yang merupakan ciri dari porifera? a. 1,2,4 b. 2,4,6 c. 1,4,5 d. 3,4,6 e. 2,3,4 5. Perhatikan gambar dibawah ini
Apakah Sebutan anggota tubuh yang bernomor 1,2 dan 3? a. Oskulum-ostium-spongosol b. Oskulum-spongosol-ostium c. Spongosol-oskulum-ostium d. Ostium-oskulum-spongosol e. Ostium-spongosol-oskulum 6. Sel apakah yang bertugas untuk mengedarkan makanan ke seluruh tubuh pada porifera? a. Sel ameboid b. Koanosit c. Skleroblas d. Pinakosit e. Spikula 7. Seorang siswa menemukan Aurelia aurita di lautan, termasuk kedalam kelas apakah spesies tersebut? a. Anthozoa b. Hydrozoa c. Scyphozoa d. Calcarea e. Hexactinelida 8. Seorang nelayan tak sengaja menjerat hewan dijaringnya, hewan ini memiliki ciri-ciri simetri tubuh radial, berbentuk seperti bintang, mulut terletak dibagian bawah.
128
129
Termasuk kedalam kelas apakah hewan tersebut? a. Asteroidea b. Echinoidea c. Ophiuridae d. Holothuridae e. Crinoidae 9. Apakah sistem saraf yang dimiliki oleh platyhelminthes? a. Sistem saraf tangga tali b. Ganglion otak c. Sistem saraf cincin d. Tidak memiliki sistem saraf e. Sistem saraf pusat 10. Apakah perbedaan cacing dengan ular? a. Sama–sama kelompok annelida b. Sama-sama kelompok reptil c. Cacing kelompok annelida, sedangkan ular kelompok reptil d. Cacing kelompok reptil, sedangkan ular kelompok annelida e. Cacing kelompok annelida, sedangkan ular kelompok amphibi 11. Hewan ini memiliki ciri sebagai berikut – tubuh simetri radial – memiliki kaki tabung – memiliki eksoskeleton berdasarkan data, filum apakah yang memiliki karakteristik tersebut? a. Mollusca b. Echinodermata c. Annelida d. Arthropoda e. Chordata 12. Apakah istilah serangga yang memiliki dua pasang sayap? a. Diptera b. Diploid c. Triploid d. Monoptera e. Triptera 13. Seorang anak sedang bermain dipinggiran pantai, dia terkejut
karena disela-sela bebatuan menemukan seekor hewan yang seperti angka 5, memiliki lima buah lengan dan berbulu. Termasuk kedalam kelas apakah hewan tersebut? a. Asteroidea b. Echinoidea c. Ophiuridae d. Crinoidea e. Echinodermata 14. Manakah pasangan filum beserta manfaat yang tepat? a. Annelida – kosmetik b. Platyheminthes – parasit c. Porifera – makanan d. Arthropoda – antibiotik e. Mollusca – pupuk kompos 15. Dalam filum Echinodermata, kelas manakah yang dapat dikonsumsi oleh manusia? a. Crinoidea b. Asteroidea c. Ophiuroidea d. Holothuroidea e. Arachnoidea 16. Perhatikan gambar perkembangan embrio!
Manakah yang menunjukan persamaan ciri pada beberapa vertebrata?
130
a. 2 dan 5 b. 1 dan 5 c. 3 dan 5 d. 1 dan 3 e. 1 dan 4 17. Manakah yang termasuk dari anak kelas pisces? a. Reptile,agnatha dan osteichthyes b. Agnatha, Condrichthyes,dan O steichthyes c. Aves,pisces dan reptile d. Mamalia,aves dan reptile e. Amphibian,aves dan pisces 18. Sebutkan contoh hewan yang termasuk kelompok amphibi? a. Kadal b. Bulu babi c. Trenggiling d. Salamnder e. Katak 19. Ditemukan suatu organisme dengan ciri-ciri (1) tubuh memiliki sisik (2) rangka tersusun atas endoskeleton (3) bertulang belakang (4)bernapas dengan paru-paru (5) tipe reproduksi ovipar Termasuk kedalam kelas apakah organisme tersebut? a. Chondroictyes b. Amphibia c. Reptilia d. Aves e. Mamalia 20. Dimanakah letak kantung udara? a. Pangkal leher, ketiak dan rongga perut b. Ketiak, ekor dan paruh c. Rongga perut, sayap dan ekor d. Bulu, ekor dan ketiak e. Ekor, leher dan bulu 21. Menurut bentuknya, bulu pada aves dibagi menjadi 3 macam yaitu? a. Pluma, paraterum, tertrises b. Filopluma, pluma, tertrises
c. Filopluma, plumula, paraterum d. Filopluma, pluma, plumula e. Tertrises, paraterum, remigres 22. Apakah organ eksresi pada mamalia? a. Gastrovaskuler b. Badan malphigi c. Anus d. Kloaka e. Ginjal 23. Berapakah jumlah ruang jantung yang dimiliki oleh mamalia? a. 4 b. 2 c. 3 d. 1 e. 5 24. Apakah manfaat reptil bagi dunia kesehatan? a. Mengobati penyakit kanker b. Mengobati penyakit jantung c. Mengobati penyakit kulit d. Mengobati penyakit katarak e. Mengobati penyakit pilek 25. Apakah yang akan terjadi bila populasi orang utan punah? a. Pengangguran meningkat b. Muncul wabah penyakit c. Produksi pisang meningkat d. Banyak hama baru e. Ekosistem hutan primer akan rusak
Lampiran 9 LEMBAR JAWABAN ANIMALIA NAMA
:
KELAS
:
ASAL SEKOLAH
:
Petunjuk pengisian Berilah tanda (X) pada kolom jawaban yang anda anggap benar. Kemudian bila anda merasa soal itu sulit berilah tanda (√) pada kolom sulit ataupun pada kolom lainnya sesuai dengan yang anda rasakan! Selamat Mengerjakan ^^
No
A
B
C
D
E
Sangat mudah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
131
Mudah
Sangat sulit
Sulit
Lampiran 10 Daftar nilai animalia Sekolah level atas
Level menengah SMAN MAN 12 Serpong Tangsel 28 68 32 20 24 12 16 28 28 16 36 20 32 24 12 24 32 42 42 20 48 80 36 56 28 76 72 52 28 60 44 40 24 32 36 76 28 60 60 28 64 78 52 76 64 52 48 56 48 80 54 80 44 42 56 80 48 48 68 72 36 40 56 44 68 52 56 80 20 40 64
Level bawah
No
Nama
SMAN 2 Tangsel
SMAN 7 Tangsel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Mean Modus Median Standar Deviasi >KKM (75)
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11
16 72 28 36 28 76 12 32 28 36 80 34 36 32 24 84 58 52 28 80 20 58 60 58 20 52 16 60 16 20 76 48 48 12 68 40 72 44 80 40 12 41 28 40
80 24 24 12 28 16 84 16 28 32 80 56 20 60 20 52 48 20 44 80 60 52 40 72 44 48 36 60 32 52 24 76 28 44 12 48 40 80 24 40 40 24 42
44 28 40
47 28 44
42 20 46
46 28 44
32 28 36
22,43
21,13
21,78
20,24
19,65
19,86
14,08
Ratarata
Ratarata
SMA PGRI 22 Serpong 44 36 28 40 16 32 42 44 28 72 48 28 20 24 48 28 20 44 16 12 40 52 36
12
9
-
68
63
23
132
Lampiran 11 dan 12 KISI-KISI INSTRUMEN
NO 1
FAKTOR Sikap dan minat siswa
INDIKATOR
JUMLAH SOAL 4
1) Sikap terhadap mata pelajaran
SOAL 1. Siapapun guru nya saya tetap menyukai pelajaran biologi 2. Saya menyukai pelajaran biologi 3. Saya akan bertanya bila kurang paham dengan materi yang disampaikan oleh guru 4. Saya tahu persis hal-hal yang menyebabkan saya malas belajar
2) Sikap terhadap proses pembelajaran
4
1. Saya mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh guru saya 2. Saya senang menjelaskan materi pelajaran kepada teman yang kurang paham 3. Saya mencatat materi-materi pokok jika guru menjelaskan, agar nanti saya lebih paham 4. Saya berkontribusi dengan kelompok apabila sedang ada diskusi kelompok
3) Sikap terhadap materi pokok
4
1 2
133
Saya menyukai materi animalia diantara materi biologi lainnya Saya membuat buku saku yang berisi materi pokok animalia
3
4
Saya membaca referensi lain untuk memperkuat pemahaman saya terhadap materi animalia Saya membuat rangkuman setelah guru menyampaikan materi animalia
4) Rajin dalam belajar
4
1. Saya membaca kamus biologi untuk menambah informasi pengetahuan 2. Saya mencoba mempraktekkan ketika praktikum berlangsung 3. Saya memiliki buku catatan yang rapi, bersih, lengkap, dan mudah dibaca 4. Saya lebih suka membaca materi pelajaran di internet dari pada di buku paket
5) Tekun dalam belajar
4
1. Saya tetap belajar biologi walau esok tidak ada pelajaran biologi 2. Saya tetap belajar walau tidak ada ulangan 3. Apabila saya belajar secara bersama- sama maka saya pelajari dulu materi itu sebelum belajar bersama 4. Saya membaca materi animalia semalam sebelum materi itu diajarkan
6) Rajin dalam mengerjakan tugas
4
1. Saya berusaha mengerjakan soal- soal yang ada dibuku 2. Saya berusaha mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru biologi
134
3. Saya merasa malas jika mengerjakan tugas yang sulit 4. Saya berkeinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi
2
Materi
7) Memiliki jadwal belajar
4
1. Saya memiliki jadwal untuk belajar materi animalia 2. Saya melaksanakan jadwal belajar saya dengan tepat waktu 3. Saya merencanakan kegiatan belajar setiap hari 4. Saya menyediakan waktu khusus setiap hari untuk mengulang pelajaran yang sudah diajarkan di sekolah
8) Disiplin dalam belajar
4
1) Kemenarikan materi
3
1. Saya merasa rugi bila terlambat datang ke sekolah 2. Saya merasa rugi bila bolos sekolah 3. Saya akan datang ke sekolah walau hujan deras 4. Bagaimanapun kondisi saya, saya akan tetap berangkat ke sekolah 1. Apa yang membuat kamu tidak menyukai materi animalia? (boleh memilih lebih dari satu) a. Banyak hafalan b. Materi terlalu banyak c. Penggunaan nama ilmiah
135
d. Objek tidak ada e. ..................... 2. Bagaimana pendapatmu mengenai materi animalia? (boleh memilih lebih dari satu) a. Materinya rumit b. Materinya mudah c. Komponen materinya luas d. Banyak klasifikasi e. ..................... 3. Apakah materi animalia yang disampaikan sesuai dengan keinginanmu? a. Sebagian sesuai b. seluruhnya sesuai c. tidak sama sekali d. sedkit sesuai e. ..................... 2) Kebermaknaan materi
3
1. Apakah materi animalia materi yang sangat penting untuk dipelajari? a. Sangat penting b. penting c. tidak penting d. sangat tidak penting e. ..................... 2. Apakah materi animalia bermanfaat bagi
136
kehidupan sehari-hari? a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Tidak bermanfaat d. Sangat tidak bermanfaat e. ..................... 3. Apa yang kamu peroleh setelah mempelajari materi animalia? (boleh memilih lebih dari satu) a. Semakin bersyukur kepada Allah b. Semakin menyukai dunia hewan c. Tidak ada yang saya lakukan d. Menghargai setiap ciptaan Allah e. .....................
3) Kompleksitas materi
3
1. Menurutmu apakah materi animalia itu rumit? a. Sangat rumit b. Rumit c. Tidak rumit d. Sangat tidak rumit e. ..................... 2. Pada sub bab apa yang kamu anggap rumit? a. Ciri umum
137
b. c. d. e.
3
Guru
1) Metode yang digunakan
3
Ciri khusus Klasifikasi Struktur tubuh .....................
3. Bagaimana caramu untuk mempermudah dalam mempelajari materi animalia? (boleh memilih lebih dari satu) a. Dibaca berkali-kali b. Membuat rangkuman c. Membuat poin-poin penting d. Membuat mind mapping e. ..................... 1. Apakah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru biologimu membuatmu memahami materi animalia? a. Sangat paham b. Paham c. Tidak paham d. Sangat tidak paham e. ..................... 2. Media apa yang digunakan oleh guru biologi mu pada saat pembelajaran animalia? (boleh memilih lebih dari satu) a. Gambar b. Video c. Powerpoint
138
d. Objek nyata e. .................... 3. Apakah model pembelajaran yang digunakan oleh guru biologimu membuat kamu semangat belajar? a. Sangat semangat b. Semangat c. Tidak semangat d. Sangat tidak semangat e. .................... 4. Ceritakan ketika gurumu materi animalia ....... 2) Cara mengajar
3
menerangkan
1. Apakah cara mengajar guru biologimu membuatmu memahami materi animalia? a. Sangat memahami b. Sedikit memahami c. Tidak memahami d. Sebagian memahami e. ........................... 2. Apakah kamu menyukai cara mengajar guru biologimu? a. Sangat menyukai b. Tidak menyukai c. menyukai
139
d. sedikit menyukai e. ..................... 3. Apa yang membuatmu menyukai cara mengajar guru biologi? a. Menggunakan media yang menarik b. Menghadirkan objek c. Tidak ada usaha d. Menggunakan model yang variatif e. ........................... 3) Penjelasan materi
3
1. Bagaimana pendapat kamu tentang penyampaian materi animalia oleh guru biologi? a. Penjelasannya sangat rumit b. Penjelasannya mudah di mengerti c. Penjelasannya tidak tepat d. Penjelasannya sedikit rumit e. ..................... 2. Apakah guru biologimu mau menjelaskan kembali materi animalia yang belum kamu pahami? a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang d. selalu e. .....................
140
3. Apakah kamu memahami contoh yang diberikan oleh guru biologimu? a. Sangat memahami b. Memahami c. Tidak memahami d. Sangat tidak memahami e. ..................... 4) Pemberian tugas
3
1. Seberapa sering guru biologimu memberikan tugas? a. Tidak pernah b. Jarang c. Sangat sering d. Sering e. ..................... 2. Bagaimana tingkat kesukaran tugas yang diberikan oleh guru biologi? a. Sangat sulit b. Sulit c. Mudah d. Sangat mudah e. ..................... 3. Apakah tugas yang diberikan oleh guru biologimu berkaitan dengan materi animalia yang telah disampaikan?
141
4
Sekolah
1) Tersedianya sarana dan prasarana
3
a. Sangat berkaitan b. Berkaitan c. Kadang-kadang berkaitan d. Tidak berkaitan e. .................... 1. Apakah sekolahmu memiliki laboratorium biologi? (jika Ya, lanjut ke no 2) a. Ya b. Tidak 2. Apakah keberadaan laboratorium di sekolahmu menunjang proses pembelajaran animalia? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Selalu e. ..................... 3. Apakah perpustakaan sekolahmu menyediakan referensi seputar animalia yang memadai? a. Sangat memadai b. Memadai c. Tidak memadai d. Sangat tidak memadai e. .....................
142
2) Suasana sekolah
3
1. Apakah letak sekolahmu nyaman dalam belajar? a. Sangat nyaman b. Nyaman c. Tidak nyaman d. Sangat tidak nyaman e. .....................
membuatmu
2. Apakah kondisi sekolahmu membuatmu semangat dalam belajar? a. Sangat semangat b. Semangat c. Tidak semangat d. Sangat tidak semangat e. .....................
5
Keluarga
1) Keharmonisan keluarga
3
143
3. Bagaimana kondisi kebersihan sekolahmu? a. Sangat bersih b. bersih c. Kotor d. Sangat kotor e. ..................... 1. Dengan siapa kamu tinggal? a. Ayah b. Ibu c. Ayah dan ibu d. Kakek dan nenek
di
e. ..................... 2. Apakah kamu dan keluargamu selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama setiap harinya walau hanya sebentar? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Selalu e. ..................... 3. Apakah kondisi rumahmu nyaman dalam belajar? a. Sangat nyaman b. Nyaman c. Kurang nyaman d. Sangat tidak nyaman e. ..................... 2) Kepedulian keluarga
3
144
membuatmu
1. Apakah orang tuamu mengingatkanmu untuk belajar? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Selalu e. .....................
2. Apakah orang tuamu mendaftarkanmu di lembaga bimbingan belajar? a. Mendaftarkan karena paksaan dari saya b. Tidak pernah mendaftarkan c. Mendaftarkan karena inisiatif orang tua d. Selalu mendaftarkan sejak saya SD e. ..................... 3. Apakah hasil belajarmu selalu dipertanyakan oleh orang tuamu? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Jarang d. Tidak sama sekali e. ..................... 3) Kemampuan ekonomi orangtua kurang memadai
3
1. Bagaimana kondisi perlengkapan belajar kamu dirumah? a. Sangat lengkap b. Lengkap c. Kurang lengkap d. Tidak lengkap e. ..................... 2. Apakah kelengkapan alat belajar dirumah membuatmu semakin semagat belajar? a. Sangat semangat b. Sedikit semangat
145
c. Biasa saja d. Kurang semangat e. .....................
6
Lingkungan
1) Strata sosial (atas, menengah, bawah)
3
3. Apakah alat belajar dirumah menunjang pembelajaran biologi? a. Banyak yang menunjang b. Sebagian menunjang c. Sedikit yang menunjang d. Tidak ada yang menunjang e. ..................... 1. Di daerah mana kamu tinggal? (sebutkan alamatnya) a. Perkotaan b. Pedesaan c. Perkampungan d. Perumahan e. ..................... 2. Apakah lingkunganmu membuatmu nyaman untuk belajar? a. Sangat nyaman b. Nyaman c. Tidak nyaman d. Sangat tidak nyaman e. ..................... 3. Apakah lingkunganmu mendukung untuk
146
belajar biologi? a. Sangat mendukung b. Mendukung c. Tidak mendukung d. Sangat tidak mendukung e. ..................... 2) Teman sepermaina
3
1. Apakah kamu memiliki teman bersama di sekitar rumah? a. Memiliki b. Kadang-kadang memiliki c. Tidak pernah memiliki d. Selalu memiliki e. ...................
belajar
2. Apa yang kamu rasakan ketika belajar bersama dengan temanmu? a. Sangat semangat b. Semangat c. Biasa saja d. Sangat tidak semangat e. ..................... 3. Apakah kamu menyukai belajar bersama dengan temanmu daripada belajar sendiri? a. Menyukai b. Sangat menyukai c. Tidak menyukai d. Sangat tidak menyukai e. .....................
147
148
Lampiran 13 ANGKET 1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Nama : Kelas : Asal Sekolah : Petunjuk pengisian Bacalah pernyataan berikut ini dengan seksama, kemudian berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu ! SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS: Sangat Tidak Setuju NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
ASPEK YANG DINILAI Siapapun guru nya saya tetap menyukai pelajaran biologi Saya menyukai pelajaran biologi Saya akan bertanya bila kurang paham dengan materi yang disampaikan oleh guru Saya tahu persis hal-hal yang menyebabkan saya malas belajar Saya mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh guru saya Saya senang menjelaskan materi pelajaran kepada teman yang kurang paham Saya mencatat materi-materi pokok jika guru menjelaskan, agar nanti saya lebih paham Saya berkontribusi dengan kelompok apabila sedang ada diskusi kelompok Saya menyukai materi animalia diantara materi biologi lainnya Saya membuat buku saku yang berisi materi pokok animalia Saya membaca referensi lain untuk memperkuat pemahaman saya terhadap materi animalia Saya membuat rangkuman setelah guru menyampaikan materi animalia Saya membaca kamus biologi untuk menambah informasi pengetahuan Saya mencoba mempraktekkan ketika praktikum berlangsung Saya memiliki buku catatan yang rapi, bersih, lengkap, dan mudah dibaca Saya lebih suka membaca materi pelajaran di
148
SS
S
TS
STS
149
17 18 19
20 21 22 23 24 25 26 27 28
29 30 31 32
internet dari pada di buku paket Saya tetap belajar biologi walau esok tidak ada pelajaran biologi Saya tetap belajar walau tidak ada ulangan Apabila saya belajar secara bersama- sama maka saya pelajari dulu materi itu sebelum belajar bersama Saya membaca materi animalia semalam sebelum materi itu diajarkan Saya berusaha mengerjakan soal- soal yang ada dibuku Saya berusaha mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru biologi Saya merasa malas jika mengerjakan tugas yang sulit Saya berkeinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi Saya memiliki jadwal untuk belajar materi animalia Saya melaksanakan jadwal belajar saya dengan tepat wakt Saya merencanakan kegiatan belajar setiap hari Saya menyediakan waktu khusus setiap hari untuk mengulang pelajaran yang sudah diajarkan di sekolah Saya merasa rugi bila terlambat datang ke sekolah Saya merasa rugi bila bolos sekolah Saya akan datang ke sekolah walau hujan deras Bagaimanapun kondisi saya, saya akan tetap berangkat ke sekolah
Keterangan SS = Sangat Setuju Memiliki Skor 4 S = Setuju Memiliki Skor 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor 1
Lampiran 14
e. ..................... 4. Apakah materi animalia materi yang sangat penting untuk dipelajari? a. Sangat penting b. Penting c. Tidak penting d. Sangat tidak penting e. .....................
KUISIONER 2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Nama : Kelas : Asal Sekolah : Petunjuk pengisian Bacalah pernyataan berikut ini dengan seksama, kemudian berilah tanda silang (X) pada pernyataan yang sesuai dengan pendapatmu !
5. Apakah materi animalia bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari? a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Tidak bermanfaat d. Sangat tidak bermanfaat e. .....................
1. Apa yang membuat kamu tidak menyukai materi animalia? (boleh memilih lebih dari satu) [ ] Banyak hafalan [ ] Materi terlalu banyak [ ] Penggunaan nama ilmiah [ ] Objek tidak ada [ ] ..................... 2. Bagaimana pendapatmu mengenai materi animalia? (boleh memilih lebih dari satu) [ ] Materinya rumit [ ] Materinya mudah [ ] Komponen materinya luas [ ] Banyak klasifikasi [ ].....................
6. Apa yang kamu peroleh setelah mempelajari materi animalia? (boleh memilih lebih dari satu) a. Semakin bersyukur kepada Allah b. Semakin menyukai dunia hewan c. Tidak ada yang saya lakukan d. Menghargai setiap ciptaan Allah e. .....................
3. Apakah materi animalia yang disampaikan sesuai dengan keinginanmu? a. Sebagian sesuai b. seluruhnya sesuai c. tidak sama sekali d. sedikit sesuai
7. Menurutmu apakah materi animalia itu rumit? a. Sangat rumit b. Rumit c. Tidak rumit d. Sangat tidak rumit e. .....................
150
151
8. Pada sub bab apa yang kamu anggap rumit? a. Ciri umum b. Ciri khusus c. Klasifikasi d. Struktur tubuh e. ..................... 9.
Bagaimana caramu untuk mempermudah dalam mempelajari materi animalia? (boleh memilih lebih dari satu) [ ] Dibaca berkali-kali [ ] Membuat rangkuman [ ]Membuat poin-poin penting [ ] Membuat mind mapping [ ] .....................
10. Apakah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru biologimu membuatmu memahami materi animalia? a. Sangat paham b. Paham c. Tidak paham d. Sangat tidak paham e. ..................... 11. Media apa yang digunakan oleh guru biologi mu pada saat pembelajaran animalia? (boleh memilih lebih dari satu) [ ] Gambar [ ] Video [ ] Powerpoint [ ] Objek nyata [ ] ....................
12. Apakah model pembelajaran yang digunakan oleh guru biologimu membuat kamu semangat belajar? a. Sangat semangat b. Semangat c. Tidak semangat d. Sangat tidak semangat e. .................... 13. Ceritakan ketika gurumu menerangkan materi animalia ....
14. Apakah cara mengajar guru biologimu membuatmu memahami materi animalia? a. Sangat memahami b. Sedikit memahami c. Tidak memahami d. Sebagian memahami e. ........................... 15. Apakah kamu menyukai cara mengajar guru biologimu? a. Sangat menyukai b. Tidak menyukai c. menyukai d. sedikit menyukai e. ..................... 16. Apa yang membuatmu menyukai cara mengajar guru biologi? a. Menggunakan media yang menarik b. Menghadirkan objek
152
c. Tidak ada usaha d. Menggunakan model yang variatif e. ........................... 17. Bagaimana pendapat kamu tentang penyampaian materi animalia oleh guru biologi? a. Penjelasannya sangat rumit b. Penjelasannya mudah di mengerti c. Penjelasannya tidak tepat d. Penjelasannya sedikit rumit e. ..................... 18. Apakah guru biologimu mau menjelaskan kembali materi animalia yang belum kamu pahami? a. Ya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Selalu e. ..................... 19. Apakah kamu memahami contoh yang diberikan oleh guru biologimu? a. Sangat memahami b. Memahami c. Tidak memahami d. Sangat tidak memahami e. ..................... 20. Seberapa sering guru biologimu memberikan tugas? a. Tidak pernah b. Jarang c. Sangat sering
d. Sering e. ..................... 21. Bagaimana tingkat kesukaran tugas yang diberikan oleh guru biologi? a. Sangat sulit b. Sulit c. Mudah d. Sangat mudah e. ..................... 22. Apakah tugas yang diberikan oleh guru biologimu berkaitan dengan materi animalia yang telah disampaikan? a. Sangat berkaitan b. Berkaitan c. Kadang-kadang berkaitan d. Tidak berkaitan e. .................... 23. Apakah sekolahmu memiliki laboratorium biologi? (jika Ya, lanjut ke no 24) a. Ya b. Tidak 24. Apakah keberadaan laboratorium di sekolahmu menunjang proses pembelajaran animalia? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Selalu e. ..................... 25. Apakah perpustakaan sekolahmu menyediakan
153
referensi seputar animalia yang memadai? a. Sangat memadai b. Memadai c. Tidak memadai d. Sangat tidak memadai e. .................... 26. Apakah letak sekolahmu membuatmu nyaman dalam belajar? a. Sangat nyaman b. Nyaman c. Tidak nyaman d. Sangat tidak nyaman e. ..................... 27. Apakah kondisi sekolahmu membuatmu semangat dalam belajar? a. Sangat semangat b. Semangat c. Tidak semangat d. Sangat tidak semangat e. ..................... 28. Bagaimana kondisi kebersihan di sekolahmu? a. Sangat bersih b. bersih c. Kotor d. Sangat kotor e. ..................... 29. Dengan siapa kamu tinggal? a. Ayah b. Ibu c. Ayah dan ibu d. Kakek dan nenek e. .....................
30. Apakah kamu dan keluargamu selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama setiap harinya walau hanya sebentar? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Selalu e. ..................... 31. Apakah kondisi rumahmu membuatmu nyaman dalam belajar? a. Sangat nyaman b. Nyaman c. Kurang nyaman d. Sangat tidak nyaman e. ..................... 32. Apakah orang tuamu mengingatkanmu untuk belajar? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Selalu e. ..................... 33. Apakah orang tuamu mendaftarkanmu di lembaga bimbingan belajar? a. Mendaftarkan karena paksaan dari saya b. Tidak pernah mendaftarkan c. Mendaftarkan karena inisiatif orang tua
154
d. Selalu mendaftarkan sejak saya SD e. ..................... 34. Apakah hasil belajarmu selalu dipertanyakan oleh orang tuamu? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Jarang d. Tidak sama sekali e. ..................... 35. Bagaimana kondisi perlengkapan belajar kamu dirumah? a. Sangat lengkap b. Lengkap c. Kurang lengkap d. Tidak lengkap e. ..................... 36. Apakah kelengkapan alat belajar dirumah membuatmu semakin semagat belajar? a. Sangat semangat b. Sedikit semangat c. Biasa saja d. Kurang semangat e. ..................... 37. Apakah alat belajar dirumah menunjang pembelajaran biologi? a. Banyak yang menunjang b. Sebagian menunjang c. Sedikit yang menunjang d. Tidak ada yang menunjang e. .....................
38. Di daerah mana kamu tinggal? (sebutkan alamatnya) a. Perkotaan b. Pedesaan c. Perkampungan d. Perumahan e. ..................... 39. Apakah lingkunganmu membuatmu nyaman untuk belajar? a. Sangat nyaman b. Nyaman c. Tidak nyaman d. Sangat tidak nyaman e. ..................... 40. Apakah lingkunganmu mendukung untuk belajar biologi? a. Sangat mendukung b. Mendukung c. Tidak mendukung d. Sangat tidak mendukung e. ..................... 41. Apakah kamu memiliki teman belajar bersama di sekitar rumah? a. Memiliki b. Kadang-kadang memiliki c. Tidak pernah memiliki d. Selalu memiliki e. ..................... 42. Apa yang kamu rasakan ketika belajar bersama dengan temanmu? a. Sangat semangat b. Semangat
155
c. Biasa saja d. Sangat tidak semangat e. ..................... 43. Apakah kamu menyukai belajar bersama dengan temanmu daripada belajar sendiri? a. Menyukai b. Sangat menyukai c. Tidak menyukai d. Sangat tidak menyukai e. .....................
SMA level atas No
Pernyataan
1 Sikap dan minat yang berhubungan dengan guru
4
3 4
16
12
36
2 Sikap dan minat terhadap pelajaran biologi
16
64
38
114
3 Sikap dan minat siswa untuk bertanya kepada guru
20
80
52
156
27
108
24
72
10
40
42
126
45
180
10
30
46
184
12
36
19
76
24
72
14
56
12
36
9
36
19
57
16
64
17
51
19
76
37
111
9
36
23
69
25
100
16
48
23
92
25
75
23
92
14
42
4 Sikap dan minat siswa untuk menilai rasa malasnya
5
Sikap dan minat siswa untuk mendengarkan apa yang disampaikan guru
Sikap dan minat siswa untuk berbagi ilmu bersama teman Sikap dan minat siswa untuk mencari metode agar lebih 7 paham 8 Sikap dan minat siswa dalam belajar berkelompok 6
9 Sikap dan minat siswa terhadap materi Animalia Sikap dan minat siswa untuk mencari metode belajar materi Animalia Sikap dan minat siswa untuk mendalami materi 11 animalia 10
12
Sikap dan minat siswa untuk merangkum materi setelah guru menyampaikan
13
Sikap dan minat siswa untuk menambah inormasi dan pengetahuannya
Sikap dan minat siswa dalam mempraktekan materi 14 yang di dapat 15 Sikap dan minat siswa dalam menjaga ATK 16
Sikap dan minat siswa dalam memperbanyak materi (buku paket dan internet)
17
Sikap dan minat siswa dalam melihat pentingnya pelajaran biologi
18 Sikap dan minat siswa dalam menilai pentingnya belajar 19 Sikap dan minat siswa dalam membuat metode belajar Sikap dan minat siswa dalam membuat metode belajar 20 Animalia
21 Sikap dan minat siswa dalam mengerjakan soal
10
40
15
45
8
32
9
27
21
84
32
96
19
76
14
42
15
60
25
75
22
Sikap dan minat siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
20
80
21
63
23
Sikap dan minat siswa dalam mengerjakan soal yang sulit
24
96
35
105
24
Sikap dan minat siswa untuk mendapatkan nilai yang tinggi
21
84
27
81
25
Sikap dan minat siswa dalam menjadwalkan waktu belajar Animalia
15
60
20
60
Sikap dan minat siswa dalam menjaga komitmen waktu belajar
10
40
24
72
17
68
25
75
Sikap dan minat siswa dalam menyediakan waktu mengulang pelajaran
14
56
24
72
Sikap dan minat siswa untuk datang tepat waktu ke sekolah
39
156
25
75
24
96
30
90
15
60
28
84
13
52
19
57
26
27 Sikap dan minat siswa dalam membuat rencana belajar 28
29
30 Sikap dan minat siswa untuk datang ke sekolah Sikap dan minat siswa dalam menghadapi rintangan atau masalah saat berangkat ke sekolah Sikap dan minat siswa dalam komitmennya datang ke 32 sekolah 31
MA level atas
SMA level men 2
1
total
4
3
45
90
20
20
162
16
64
12
23
46
4
4
228
10
40
23
5
10
4
4
250
29
116
10
20
40
10
10
230
12
48
17
870
2.7
23
46
6
6
218
18
72
28
23
46
3
3
259
17
68
8
15
30
8
8
258
24
96
28
27
54
11
11
213
21
84
16
948
2.9
28
56
24
24
172
17
68
10
31
62
22
22
177
10
40
24
19
38
29
29
182
11
44
21
4
8
21
21
216
17
68
23
747
2.3
38
76
11
11
192
14
56
26
31
62
9
9
219
29
116
19
16
32
17
17
216
12
48
32
34
68
10
10
212
13
52
24
839
2.6
15
30
41
41
156
15
60
17
26
52
38
38
149
13
52
10
15
30
13
13
223
11
44
25
28
56
20
20
194
18
72
15
722
2.2
18
36
23
23
194
17
68
21
31
62
9
9
214
21
84
31
9
18
13
13
232
15
60
29
19
38
14
14
217
32
128
10
857
2.6
31
62
15
15
197
12
48
35
12
24
35
35
171
9
36
24
13
26
26
26
195
11
44
23
31
62
12
12
202
14
56
24
765
2.4
7
14
10
10
255
25
100
14
14
28
13
13
227
27
108
12
28
56
10
10
210
23
92
21
29
58
20
20
187 879
9
36
28
2.7
SMA level menengah
SM
2
1
total
4
36
31
62
12
12
174
4
16
69
24
48
14
14
171
6
24
30
14
28
8
8
182
11
44
51
15
30
27
27
156
4
16
683
2.4
84
17
34
8
8
198
8
32
24
27
54
19
19
165
5
20
84
13
26
6
6
212
5
20
48
18
36
16
16
184
5
20
759
2.7
30
27
54
17
17
169
5
20
72
19
38
18
18
168
2
8
63
25
50
14
14
171
3
12
69
19
38
12
12
187
3
12
695
2.4
78
21
42
10
10
186
6
24
57
13
26
10
10
209
7
28
96
14
28
13
13
185
3
12
72
21
42
13
13
179
3
12
759
2.7
33
28
56
11
11
160
7
28
30
28
56
20
20
158
5
20
75
26
52
9
9
180
4
16
45
25
50
13
13
180
2
8
678
2.4
63
14
28
19
19
178
2
8
93
10
20
9
9
206
5
20
87
10
20
17
17
184
4
16
30
18
36
11
11
205
5
20
773
2.7
105
15
30
9
9
192
1
4
72
13
26
25
25
159
4
16
69
20
40
17
17
170
4
16
72
15
30
18
18
176
5
20
697
2.4
42
19
38
13
13
193
4
16
36
28
56
4
4
204
8
32
63
10
20
17
17
192
6
24
84
13
26
21
21
167 756
4
16
2.7
SMA level bawah 3
2
1
total
7
21
9
18
3
58
2
6
8
16
7
53
5
15
3
6
4
69
9
27
6
12
4
59 239
2
6
11
22
2
62
7
21
6
12
5
58
11
33
4
8
3
64
7
21
4
8
7
56 240
5
15
6
12
7
54
4
12
9
18
8
46
6
18
8
16
6
62
7
21
4
8
9
50 212
4
12
8
16
5
57
2
6
6
12
8
54
7
21
9
18
4
55
11
33
4
8
5
58 224
2.6
2.6
2.3
2.4
10
30
3
6
3
67
2
6
8
16
8
56
7
21
5
10
7
54
3
9
11
22
7
46 223
6
18
6
12
9
47
3
9
9
18
6
53
5
15
6
12
8
51
5
15
7
14
6
55 206
4
12
6
12
12
40
5
15
3
6
11
48
7
21
8
16
4
57
6
18
7
14
5
57 202
7
21
9
18
3
58
6
18
7
14
2
66
5
15
9
18
3
60
7
21
6
12
6
55 239
2.4
2.2
2.2
2.6
Lampiran 16 Tabel sebaran data angket faktor eksternal No
Faktor Eksternal
Indikator
Kemenarikan materi
2
Tingkat pentingnya materi animalia bagi siswa
Materi
Kebermaknaan materi
Manfaat materi animalia terhadap kehidupan siswa sehari-hari Manfaat yang didapat siswa setelah mempelajari materi animalia
6
7
Pendapat siswa tentang materi animalia
Kesesuaian materi animalia dengan keinginan siswa
3
5
Opsi jawaban
Alasan siswa tidak menyukai materi animalia
1
4
Pernyataan
Kompleksitas materi
Tingkat kerumitan materi animalia
158
Banyak hafalan
Materi terlalu banyak
Penggunaan nama ilmiah
Objek tidak ada
14,0 Materinya rumit
45,7 Materinya mudah
1,8 Banyak klasifikasi
7,1 seluruhnya sesuai
8,6 Sebagian sesuai
38,5 Komponen materinya luas 56,3 sedikit sesuai
12,2 Sangat penting
41,5 Penting
28,7 Tidak penting
17,6 Sangat tidak penting
19,3 Sangat bermanfaat
32,4 Bermanfaat
41,3 Tidak bermanfaat
7 Sangat tidak bermanfaat
24,8 Semakin bersyukur kepada Allah
62,9 Semakin menyukai dunia hewan
3,5 Tidak ada yang saya lakukan
8,8 Menghargai setiap ciptaan Allah
30,9 Sangat rumit
14,0 Rumit
8,8 Tidak rumit
46,3 Sangat tidak rumit
28 tidak sesuai
43,9 Ciri umum
29,8 Ciri khusus
22,8 Klasifikasi
3,5 Struktur tubuh
7 Dibaca berkalikali
14 Membuat rangkuman
50,6 Membuat poin-poin penting
28,4 Membuat mind mapping
7 Sangat paham
48,3 Paham
25,4 Tidak paham
19,3 Sangat tidak paham
14 Gambar
35,4 Video
43,6 Powerpoint
7 Objek nyata
36,8 Sangat semangat
23,4 Semangat
38 Tidak semangat
1,8 Sangat tidak semangat
Tingkat pemahaman siswa terhadap cara mengajar guru
1,8 Sangat memahami
28,7 Sebagian memahami
36,8 Sedikit memahami
32,7 Tidak memahami
Tingkat kesukaan siswa terhadap cara mengajar guru
3,6 Sangat menyukai
37,5 menyukai
19,3 sedikit menyukai
39,5 Tidak menyukai
10,6 Menggunakan media yang menarik
26,4 Menghadirka n objek
17,7 Tidak ada usaha
48,3 Menggunakan model yang variatif
8
Subbab paling rumit pada materi animalia
9
Metode siswa dalam mempermudah memahami materi animalia
Tingkat pemahaman siswa dari materi yang diberikan guru
10
Metode yang digunakan
11
Media yang digunakan guru dalam pembelajaran animalia Tingkat semangat belajar siswa terhadap model pembelajaran yang diberikan guru
12 Guru 13
Cara mengajar 14
15
Alasan siswa menyukai cara mengajar guru
159
16
Penjelasan materi
17
Intensitas guru memberikan tugas kepada siswa
19
Tingkat kesukaran tugas yang Pemberian tugas diberikan oleh guru
20
Tingkat keberkaitan antara tugas yang diberikan oleh guru dengan materi yang disampaikan Kepemilikan akan laboratorium biologi sekolah
21
22 Sekolah
24
Tersedianya sarana dan prasarana
8,6 Penjelasanny a sedikit rumit 31,2 Selalu
37,8 Penjelasanny a mudah di mengerti 28,5 Kadangkadang
11,3 Penjelasannya tidak tepat
21,1 Sangat memahami
8,9 Memahami
38,3 Tidak memahami
31,9 Sangat tidak memahami
22,8 Sangat sering
21,9 Sering
32,5 Jarang
22,8 Tidak pernah
45,8 Sangat sulit
27,9 Sulit
19,3 Mudah
7 Sangat mudah
31,5 Sangat berkaitan
27,1 Berkaitan
19,3 Tidak berkaitan
17,5 Ya
35,7
22,1 Kadangkadang berkaitan 43,3 Tidak
28,1 Ya
Tingkat keinginan guru untuk menjelaskan kembali materi yang kurang dipahami siswa Tingkat pemahaman siswa terhadap contoh yang diberikan guru
18
23
42,3 Penjelasannya sangat rumit
Pendapat siswa tentang cara penyampaian guru
Tingkat kebermanfaatan laboratorium biologi di sekolah dalam pembelajaran animalia Ketersediaan refrensi seputar 160
12,2 Tidak
3,5
71,9 Iya
Selalu
28,1 Kadangkadang
Tidak
19,3 Sangat memadai
20,5 Memadai
54,9 Tidak
5,3 Sangat tidak
animalia di perpustakaan sekolah Tingkat kenyamanan tata letak sekolah terhadap proses pembelajaran
25
Suasana sekolah
26
Tingkat kenyamanan kondisi sekolah terhadap semangat belajar
memadai
memadai
8,8 Sangat nyaman
23,7 Nyaman
43 Tidak nyaman
24,5 Sangat tidak nyaman
43,9 Sangat semangat
25,2 Semangat
3,4 Tidak semangat
27,5 Sangat tidak semangat
18,8 Kotor
9,1 Sangat kotor
34,2
Tingkat kebersihan sekolah
Sangat bersih
37,9 bersih
Yang tinggal bersama siswa
39,7 Ayah
30,1 Ibu
21,3 Ayah dan ibu
8,9 Kakek dan nenek
11,7 Iya
9 Selalu
63,9 Kadangkadang
15,4 Tidak
21,9 Sangat nyaman
14,3 Nyaman
61,2 Kurang nyaman
2.6 Sangat tidak nyaman
43,7 Iya
13,5 Selalu
31,6 Kadangkadang
11,2 Tidak
38,9 Selalu mendaftarkan
19,1 Mendaftarka n karena
27,5 Mendaftarka n karena
14,5 Tidak pernah mendaftarkan
27
28
Keharmonisan keluarga
29
Tingkat kenyamanan kondisi rumah untuk siswa belajar
Keluarga 30
31
32
Qualitytime untuk berkumpul bersama keluarga
Kepedulian keluarga
Intensitas orangtua mengingatkan siswa untuk belajar Keinginan orang tua untuk mendaftarkan anaknya di 161
bimbel
Intensitas orang tua menanyakan hasil belajar siswa
33
sejak saya SD
inisiatif orang tua
paksaan dari saya
10,8 Selalu
7,3 Kadangkadang 30,2 Lengkap
32,7 Jarang
31,2 Sangat lengkap
Kondisi alat belajar dirumah 34
9,1 Kurang lengkap
49,2 Tidak sama sekali 29,5 Tidak lengkap 29,3
Kemampuan ekonomi orangtua kurang memadai
35
36
17,8 Sangat semangat
45,3 Sedikit semangat
7,6 Biasa saja
Manfaat alat belajar dalam menunjang pelajaran biologi
25,9 Banyak yang menunjang
33,8 Sebagian menunjang
26,2 Sedikit yang menunjang
14,1 Tidak ada yang menunjang
Daerah tempat tinggal siswa
12,6 Perkotaan
9,4 Perumahan
59,5 Pedesaan
18,5 Perkampungan
7,5 Sangat nyaman
32,5 Nyaman
14,3 Tidak nyaman
45,7 Sangat tidak nyaman
21,8 Sangat mendukung
11,7 Mendukung
25,8 Tidak mendukung
40,7 Sangat tidak mendukung
6,9 Selalu memiliki
18,9 Memiliki
52,5 Kadangkadang
21,7 Tidak pernah memiliki
Manfaat alat belajar dalam menunjang semangat belajar siswa
Kurang semangat
37
38 Lingkungan
Tingkat kenyamanan Strata sosial lingkungan untuk belajar siswa (atas, menengah, bawah) Tingkat kenyamanan lingkungan untuk siswa belajar biologi
39 40
Teman sepermainan
Kepemilikan teman belajar disekitar rumah 162
41
Perasaan siswa saat belajar bersama teman
42
Tingkat kesukaan siswa terhadap belajar bersama teman atau sendiri
memiliki 31,6 Biasa saja
29 Sangat semangat
1,4 Semangat
28,3 Sangat menyukai
36,1 Menyukai
12,4 Tidak menyukai
38 Sangat tidak semangat 23,2 Sangat tidak menyukai
76,8
4,7
11,6
6,9
Lampiran No
Faktor eksternal kesulitan belajar
Indikator 1.Kemenarikan materi
1
Materi
2.Kebermaknaan materi
3.Kompleksitas materi
1.Metode yang digunakan 2
Guru 2.Cara mengajar
Jawaban yang paling banyak di pilih siswa Materi terlalu banyak Komponen materi luas Sedikit sesuai Tidak penting Bermanfaat Menghargai ciptaan Alloh Sangat rumit Klasifikasi Membuat rangkuman Tidak paham Powerpoint Tidak semangat Tidak memahami Tidak menyukai 163
Persentase 74,3% 65,3% 72,3% 65,4% 71,9% 74,8% 84,5% 75,3% 61,2% 75,9% 49,9% 74,2% 72,8% 69,9%
Rata-rata
70,6%
70,7%
71,7%
73,7%
74,2% 71% 70,3%
3.Penjelasan materi
4.Pemberian tugas 1.Tersedianya sarana dan prasarana 3
Sekolah 2.Suasana sekolah
1.Keharmonisan keluarga
4
Keluarga
2.Kepedulian keluarga 3.Kemampuan ekonomi orangtua kurang memadai 1.Strata sosial (atas, menengah, bawah)
5
Lingkungan 2.Teman sepermainan
Menggunakan media yang menarik Penjelasannya rumit Tidak menjelaskan ulang materi Tidak memahami contoh yang diberikan Sering Sulit Berkaitan Memiliki lab Tidak digunakan Tidak memadai Sangat nyaman Semangat bersih Ayah dan ibu Kadang-kadang Sangat nyaman Mengingatkan belajar Tidak mendaftarkan bimbel Menanyakan hasil belajar Kondisi alat belajar lengkap Semangat Sedikit yang menunjang Desa dan kampung Tidak nyaman Tidak mendukung Tidak memiliki teman belajar Semangat menyukai 164
68,3% 71,8% 70,9%
72,4%
74,6% 73,7% 74,3% 53,2% 71,9% 60,2% 67,5% 69,1% 72,1% 69,8% 63,9% 63,8% 57,2% 58% 81,9% 61,4% 63,1% 59,7% 78% 60% 66,5% 64,3% 69,6% 51,2% 34,2%
67,1%
66,5% 68,4 70,3%
61,6%
67,1%
65,2
66,9%
63,6% 57,7 51,7%
165
Lampiran 17 Dokumentasi penelitian
Siswa SMAN 2 Tangsel sedang menjawab soal animalia dengan penuh konsetrasi. Kemudian hari esok nya dilanjut dengan mengisi angket faktor yang menyebabkan kesulitan belajar.
Siswa SMAN 7 Tangsel sedang menjawab soal animalia dengan penuh konsetrasi. Kemudian hari esok nya dilanjut dengan mengisi angket faktor yang menyebabkan kesulitan belajar.
Siswa SMAN 12 Tangsel sedang menjawab soal animalia dengan penuh konsetrasi. Kemudian hari esok nya dilanjut dengan mengisi angket faktor yang menyebabkan kesulitan belajar.
165