PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH (Studi Deskriptif Pada Kelas VIII di SMP Negeri 2 Pancung Soal)
JURNAL
Diajukan untuk menyusun Skripsi Derajat Sarjana Pendidikan Strata Satu (S-1)
NOVITA SARI NIM: 10060185
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH (Studi Deskriptif Pada Kelas VIII di SMP Negeri 2 Pancung Soal) Oleh Novita Sari Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
This research was motivated by the role of subject teachers in overcoming the learning difficulties of students who earn a low learning outcomes, which is still not effective as there are some students who have problems in learning for example the lack of learning materials and equipment owned by students, rarely in homework, lack of concentration in the study and could not concentrate while studying. The aimed of this study to describe the role of subject teachers in the diagnosis of learning difficulties of students, the assistance provided and follow-up will be done by the subject teachers. This type of research is classified as descriptive research with quantitative approach, namely the study population of learners with learning difficulties characterized by the achievement of a minimum completeness criteria (KKM), amounting to 42 people. Sampling technique in total sampling the number 42. Data collection tools such as questionnaires and data analysis using techniques hypothetical mean. The results of this study revealed that the role of the teacher in the school subjects: 1) diagnosis of learning difficulties participants had either 2) To provide assistance to students who have difficulty learning felt good and 3) follow-up is conducted by subject teachers to participants students who have difficulty learning felt good. Keywords: teachers, learning difficulties, low learning outcomes Pendahuluan Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas bangsa. Dengan pendidikan diharapkan menghasilkan sumber daya manusia yang berwawasan luas. Jadi pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup semua aspek kehidupan. Pendidikan identik dengan sekolah, sebab sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya proses pendidikan. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Mulyadi (2010:104) bahwa ketika anak memasuki situasi sekolah yang baru ia dihadapkan pada beberapa masalah misalnya menyesuaikan diri dengan sekolah baru, pelajaran baru, tata tertip sekolah, guru-guru dan sebagainya. Selain itu sekolah juga merupakan lembaga pendidikan formal bagi peserta didik untuk memperoleh pendidikan dan ilmu pengetahuan. Oemar Hamalik (2012: 33) menyatakan bahwa salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah ialah memberikan pelayanan
kepada peserta didik agar mereka menjadi peserta didik atau individu yang selaras dengan tujuan sekolah itu. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam bidang pendidikan. Peran dan tanggung jawab guru sangat menentukan dalam bidang pendidikan, tidak hanya berkewajiban untuk melaksanakan proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, akan tetapi seorang guru harus mendidik siswa secara keseluruhan untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan nasional. Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru juga harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar peserta didik melalui interaksi belajar mengajar. Dengan kata lain guru harus mampu menciptakan suatu situasi kondisi belajar yang sebaik-baiknya. Kegiatan membimbing sangat menentukan arah perkembangan dan kemunduran peserta didik di sekolah baik perkembangan dan kemunduran pada prestasi akademik maupun non akademik
serta prilaku-prilaku sosial lainnya, termasuk pola dalam kedisiplinan. Hal-hal tersebut tentu saja terjadi dalam kegiatan pendidikan, serta kegiatan yang terpadu dengan harapan peserta didik dapat belajar secara maksimal. Untuk mengoptimalkan motivasi belajar itu, bukanlah peranan pengajar semata melainkan kerja sama antara guru mata pelajaran dengan personil sekolah. Menurut Dewa Ketut Sukardi (2008:90) guru mata pelajaran adalah pelaksanaan pengajaran dan pelatihan serta bertanggung jawab memberikan informasi tentang peserta didik. Sedangkan menurut Prayitno (2003:51) mengatakan bahwa guru mata pelajaran merupakan penanggung jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran tertentu. Selain itu guru mata pelajaran juga sangat berperan sebagai pengajar yang mempunyai tugas sebagai pentransfer ilmu pengetahuan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dia miliki. Menurut Hikmawati (2011:23) peranan guru mata pelajaran adalah melakukan kerja sama dengan guru lainnya, memberikan kesempatan kepada peserta didik memperoleh layanan bimbingan, membantu mengumpulkan informasi dan berpartisipasi dalam upaya pencegahan masalah pengembangan potensi. Oleh karena itu guru mata pelajaran sangat berperan aktif dalam pelaksanaan membimbing di sekolah karena guru mata pelajaran orang yang paling sering bertatap muka dengan peserta didik di kelas, sebab guru mata pelajaran mempunyai jadwal atau jam pelajaran untuk masuk kelas. Dengan begitu guru mata pelajaran memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mengetahui sikap, kemampuan, bakat dan melihat cita-cita peserta didik dan guru mata pelajaran juga lebih banyak mengenal data pribadi peserta didik seperti peserta didik yang tergolong pandai, sedang, lambat, rajin dan juga sering absen. Menurut Tutik (2008:11) guru mata pelajaran adalah pendidik yang menyelenggarakan proses pembelajaran melalui kegiatan pengajaran dalam bidang studi atau mata pelajaran tertentu pada satuan pendidikan tertentu. Dalam hal ini guru mata pelajaran banyak berperan aktif dalam proses pembelajaran dan juga dapat melakukan pendekatan langsung dengan peserta didik karena guru mata pelajaran mengetahui mana peserta didik yang sering cabut, absen dan juga malas dalam belajar. Sutirna (2013:35) menyatakan bahwa guru mata pelajaran memiliki peranan yang harus dilaksanakan yaitu berperan sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing. Sebagai pendidik guru mata pelajaran bekerja lebih dari sekedar sebagai tenaga pengajar, karena guru mata pelajaran tidak hanya memberikan materi pelajaran yang selalu disampaikan kepada peserta didik tetapi lebih dari itu seperti mengajarkan tentang sikap, nilai-nilai kehidupan, kepribadian dan sebagainya. Selain itu guru mata pelajaran juga sangat berperan sebagai
pengajar yang mempunyai tugas sebagai pentransfer ilmu pengetahuan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dia miliki. Menurut Slameto (2010:97) bahwa tugas guru mata pelajaran berpusat pada : a. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai. b. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri. Dengan demikian, dalam proses belajar mengajar guru mata pelajaran tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian peserta didik. c. Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua peserta didik, baik secara individu maupun secara kelompok, untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikan anak. d. Bekerja sama dengan masyarakat dan lembagalembaga lainnya untuk membantu memecahkan masalah peserta didik e. Membuat catatan pribadi peserta didik serta menyiapkannya dengan baik f. Bekerja sama dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk membantu memecahkan masalah peserta didik g. Meneliti kemajuan peserta didik, baik disekolah maupun diluar sekolah. Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang baik maka diperlukan kegiatan belajar yang merupakan kegiatan inti dalam pendidikan sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto (2010: 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Permasalahan yang sering berkaitan dengan belajar peserta didik, sebagaimana Aunurrahman (2010: 180) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang sering muncul dalam diri peserta didik adalah kurangnya motivasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung serta konsentrasi belajar yang di miliki oleh peserta didik sangat kurang yang menyebabkan hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik menurun . Selain itu, peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah dapat di lihat dari kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2012: 186) menyatakan bahwa kesulitan belajar merupakan gangguan yang dialami oleh peserta didik dalam belajar sehingga membuat peserta didik tidak dapat berkonsentrasi di dalam belajar. Kemudian, dalam melakukan diagnosis kesulitan belajar diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan
belajar jenis tertentu yang dialami oleh peserta didik. Prosedur seperti ini dikenal sebagai diagnosis kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik dapat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik. Menurut Slameto (2010 : 52) hasil belajar adalah nilai yang di peroleh seseorang baik hasil belajar tinggi maupun hasil belajar rendah. Proses belajar tidak semua peserta didik yang mampu mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan sekolah, ada peserta didik yang memperoleh hasil belajar baik dan ada pula peserta didik yang memperoleh hasil belajar kurang baik yang disebabkan oleh banyak faktor, seperti faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor internal peserta didik terhadap belajar adalah kurangnya pengetahuan atau motivasi yang dimiliki oleh peserta didik dalam belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik menurun. Selain itu, faktor eksternal yang dimiliki oleh peserta didik juga berhubungan dengan sikap, karena sikap yang ditampilkan oleh peserta didik tidak menyenangkan terhadap guru mata pelajaran tersebut. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa (7 orang) guru mata pelajaran di SMP Negeri 2 Pancung Soal pada tanggal 4 Februari 2014 dapat digambarkan bahwa peserta didik di SMP Negeri 2 Pancung Soal khususnya kelas VIII banyak mengalami permasalahan terkait dengan keterampilan belajar dan juga penguasaan materi pelajaran yang dimiliki begitu rendah. Kemudian hasil belajar yang dimiliki oleh peserta didik belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa (6 orang) peserta didik bahwa dapat diketahui sebagian diantara peserta didik tidak memiliki buku-buku pelajaran, perlengkapan belajar dan juga jarang mengerjakan tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada sebagian peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sehingga memperoleh hasil belajar rendah bahkan tinggal kelas, karena nilai yang diproleh di bawah standar atau tidak mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Selain itu, rendahnya hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik juga terkait dengan guru mata pelajaran karena guru hanya mengajar di depan dan tidak menanyakan kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses belajar mengajar sehingga peserta didik kesulitan dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut. Berdasarkan batasan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan mendeskripsikan bagaimana : 1. Peranan guru mata pelajaran dalam diagnosis kesulitan belajar peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah
2. Peranan guru mata pelajaran dalam memberi bantuan kepada peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah 3. Peranan guru mata pelajaran dalam tindak lanjut kesulitan belajar peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Adapun populasi dalam penelitian ini sebanyak 42 orang responden yang ditandai dengan tidak tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari kelas VIII. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Selanjutnya pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan rumus mean hipotetik yang dikemukakan oleh Irianto (2010:22) untuk mencari besarnya interval. Kemudian juga menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan persentase yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:94) . Hasil dan Pembahasan Secara umum hasil penelitian mengenai peranan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah berada pada kategori baik. Selanjutnya hasil penelitian secara sub variabel sebagai berikut: 1. Peranan Guru Mata Pelajaran Dalam Diagnosis Kesulitan Belajar Peserta Didik Berdasarkan hasil penelitian mengenai peranan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah dilihat dari diagnosisnya, peranan yang telah dilakukan oleh guru mata pelajaran sudah baik. Sutirna (2013: 59) mengemukakan bahwa guru mata pelajaran mempunyai peranan yang luas di sekolah. Guru mata pelajaran merupakan faktor utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru mata pelajaran banyak memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakannya sebagai seorang pendidik. Selain itu, guru mata pelajaran juga berperan sebagai pemberian transfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada seluruh peserta didik tanpa pilih kasih. Kemudian Aunurrahman (2010:197) peranan guru mata pelajaran dalam diagnosis kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik dapat dilakukan berupa : a. Mengidentifikasi Kesulitan belajar peserta didik
b. Melokalisasikan jenis dan sifat kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik c. Mengetahui faktor dan sebab kesulitan belajar peserta didik Selanjutnya Abu Ahmadi (2004:94) mengatakan diagnosis kesulitan belajar peserta didik dapat dilakukan berupa: a. Melihat kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik b. Mengetahui sumber penyebab kesulitan belajar c. Melihat faktor-faktor yang dialami oleh peserta didik dalam kesulitan belajar 2. Peranan Guru Mata Pelajaran Dalam Memberi Bantuan Kepada Peserta Didik Berdasarkan hasil penelitian mengenai peranan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah dilihat dari diagnosisnya, peranan yang telah dilakukan oleh guru mata pelajaran sudah baik. Menurut Aunurrahman (2010:197) bantuan yang diberikan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik hal ini dapat diberikan seperti bimbingan belajar kelompok, pengajaran remedial. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat melakukan proses pembelajaran dengan baik agar tercapainya suatu pembelajaran yang semestinya. Kemudian menurut Abu Ahmadi (2004: 96) bantuan yang akan diberikan kepada peserta didik kesulitan belajar berupa meninjau kembali proses pembelajaran yang diberikan oleh guru serta penilaian yang diberikan secara tepat sampai pada saat yang telah diperkirakan. Selanjutnya Syaiful Bahri Djamarah (2002: 212) mengatakan bahwa beberapa bantuan yang diberikan adalah Mengenal peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik, baik dari dalam diri individu maupun dari luar diri individu. 3. Peranan Guru Mata Pelajaran dalam Tindak Lanjut Peserta Didik yang Kesulitan Belajar Berdasarkan hasil penelitian mengenai peranan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah dilihat dari diagnosisnya, peranan yang telah dilakukan oleh guru mata pelajaran sudah baik. Menurut Aunurrahman (2010:197) tindak lanjut dilakukan agar dapat mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada peserta didik dan tindak lanjut ini dilakukan kembali jika diperlukan oleh peserta
didik. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh sekolah. Kemudian Mulyadi (2010:131) Tindak lanjut yang akan dilakukan oleh guru mata pelajaran adalah melakukan pengumpulan data kembali untuk mendapatkan data yang lebih lengkap atau mencek kembali data yang ada serta merumuskan kembali kemungkinan bantuan yang akan diberikan kepada peserta didik kembali dan juga memberikan layanan konseling individual kepada peserta didik tersebut. Selanjutnya Abu Ahmadi (2004: 96) tindak lanjut yang akan dilakukan dapat berupa menilai kembali sejauh mana tindakan bantuan yang telah diberikan agar dapat mencapai hasil yang diharapkan Kesimpulan dan Saran Berdasarkan kajian yang telah penulis lakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Peranan guru mata pelajaran dalam diagnosis kesulitan belajar peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah dilihat dari diagnosisnya, diantaranya yaitu mengidentifikasi, melokalisasi jenis dan sifat kesulitan belajar serta sebab kesulitan belajar berada pada kategori baik 2. Peranan guru mata pelajaran dalam diagnosis kesulitan belajar peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah dilihat dari pemberian bantuan, diantaranya yaitu belajar kelompok dan pengajaran remedial berada pada kategori baik 3. Peranan guru mata pelajaran dalam diagnosis kesulitan be lajar peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah dilihat dari tindak lanjut, diantaranya yaitu mengetahui keberhasilan yang telah dicapai berada pada kategori baik Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, berikut dikemukakan beberapa saran untuk: 1. Peserta Didik Diharapkan agar lebih berkonsentrasi dalam belajar dan juga jangan terpengaruh akan lingkungan sosial yang tidak baik karena bagaimanapun kesuksesan ada di tangan masing-masing individu yang menjalaninya. 2. Guru Mata Pelajaran Diharapkan agar dapat menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Selain diharapkan agar
3.
4.
5.
6.
guru mata pelajaran dapat mengubah cara belajar kearah yang lebih baik lagi agar tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru BK Diharapkan agar dapat memberikan arahan dan bimbingan kepada peserta didik melalui pelaksanaan berbagai layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik khususnya menyangkut kesulitan belajar yang sedang dialami oleh peserta didik. Kepala Sekolah Agar lebih meningkatkan kerja sama dengan guru BK dan personil lainnya, demi mengurangi masalah kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik yang memperoleh hasil belajar rendah. Selain itu, dapat lebih meningkatkan perhatian kepada peserta didik dan bekerja sama dengan orang tua peserta didik demi mengurangi masalah kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Program Studi Pimpinan Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, sebagai masukan dalam rangka meningkatkan program perkuliahan untuk menyiapkan tenagatenaga guru BK di sekolah yang profesional Peneliti Selanjutnya Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya agar dijadikan pedoman bagi penelitian yang berkaitan dengan masalah tersebut.
KEPUSTAKAAN Ahmadi, Abu, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta CV
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2012. Psikologi Belajar dan Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rajawali Pers Irianto, Agus. 2010. Statistik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mulyadi.
2010. Diagnosis Kesulitan Belajar Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Jl. Ringroad Selatan
Prayitno. 2003. Pelayanan BK: Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP). Jakarta: Bina Sumber Daya MIPA Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Sutirna,
2013. Bimbingan dan Yogyakarta: Andi Offset
konseling.
Febriani, Tutik. 2008. “Kerjasama Guru Mata Pelajaran Dan Guru BK dalam Membantu Peserta Didik Berprestasi Belajar Rendah”. Padang: Skripsi STKIP PGRI Sumbar