KESULITAN-KESULITAN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS NON-REGULER PADA MATA PELAJARAN IPS SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA
JURNAL SKRIPSI
Oleh: Ainna Damayanti NIM.1241624103
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016
Kesulitan-Kesulitan Belajar....(Ainna Damayanti) |1
KESULITAN-KESULITAN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK KELAS NONREGULER PADA MATA PELAJARAN IPS SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA Oleh: Ainna Damayanti, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] ABSTRAK
Rendahnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menimbulkan kesulitan belajar IPS yang disebabkan oleh faktor intern dan ekstern. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor intern dan ekstern kesulitan belajar IPS pada peserta didik kelas nonreguler. Metode dalam penelitian ini adalah survey. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas non-reguler SMP N 15 Yogyakarta yang berjumlah 393 responden, jumlah sampel sebanyak 99, menggunakan teknik sampel proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket/kuesioner. Validasi instrumen dengan expert judgment. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesulitan belajar pada faktor intern dan ekstern. Faktor intern yang menimbulkan kesulitan belajar pada peserta didik kelas nonreguler SMP Negeri 15 Yogyakarta, yaitu: faktor minat mengalami kesulitan sebesar (71,63%) disebabkan oleh enggannya peserta didik dalam mengerjakan soal, dan kurang dalam membaca referensi materi; faktor emosi (82,73%) disebabkan oleh peserta didik cepat bosan apabila pelajaran IPS dimulai dan timbulnya rasa malas karena tidak bisa mengontrol diri; cara belajar (69,12%) disebabkan oleh peserta didik belum mampu secara runtut menjawab pertanyaan dari guru, peserta didik merasa kesulitan dalam mengungkapkan hal yang belum dimengertinya dan belum melaksanakan belajar kelompok. Faktor eksternal yaitu: faktor metode mengajar (67,71%), disebabkan oleh guru kurang memaksimalkan kegunaan laboratorium IPS dan guru membanding-bandingkan antar peserta didik; perhatian (66,77%) disebabkan oleh kurangnya pendampingan belajar oleh orang tua dirumah dan kesulitan dalam memahami kata-kata guru dalam menyampaikan materi; sedangkan faktor guru dan interaksinya terhadap peserta didik (78,5%) disebabkan oleh faktor guru yang belum bersikap penuh perhatian dalam penyampaian materi. Kata kunci: kesulitan belajar, kelas non-reguler, IPS
Kesulitan-Kesulitan Belajar....(Ainna Damayanti) |2
LEARNING DIFFICULTIES AMONG NON-REGULAR CLASS STUDENTS IN THE SOCIAL STUDIES SUBJECT AT SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA
By: Ainna Damayanti, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected]
ABSTRACT
Students’ low interest in learning results in Social Studies learning difficulties caused by internal and external factors. This study aims to investigate internal and external factors of Social Studies learning difficulties among non-regular class students. The study used the survey method. The research population comprised the nonregular class students of SMPN 15 Yogyakarta with a total of 393 respondents. The sample, consisting of 99 students, was selected by means of the proportionate stratified random sampling technique. The data were collected by a questionnaire. The instrument validity was assessed by expert judgment. The data were analyzed by descriptive statistics. The results of the study show that there are learning difficulties caused by internal and external factors. The internal factors causing learning difficulties among the non-regular class students of SMP Negeri 15 Yogyakarta include: the interest factor causing difficulty (71.63%) caused by their reluctance to do test items and their lack of reading material references; the emotion factor (82.73%) caused by their boredom when the Social Studies class begins and their laziness because they cannot control themselves; and the learning technique (69.12%) caused by the facts that they are unable to answer the teachers’ questions systematically, they find it difficult to express things they do not understand, and they have not done group learning. The external factors include: the teaching method factor (67.71%) caused by the fact that the teachers do not use the Social Studies laboratory maximally and they compare one student with another; the attention factor (66.77%) caused by the lack of learning guidance by parents at home and difficulties in understanding the teachers’ explanation in delivering materials; and the teacher factor and the interaction with the students (78.5%) caused by the fact that the teachers have not shown full attention in delivering materials. Keywords: learning difficulties, non-regular class, Social Studies
Kesulitan-Kesulitan Belajar....(Ainna Damayanti) |3
PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja,
belakang yang berbeda baik dari segi kecerdasan, psikologis, maupun biologis.
teratur, dan berencana dengan maksud
Perbedaan antar peserta didik ini
mengubah atau mengembangkan perilaku
mengharuskan layanan pendidikan yang
yang diinginkan. Sejalan dengan itu,
berbeda terhadap mereka. Layanan yang
pembangunan
berbeda
pendidikan
nasional merupakan
mencerdaskan
dibidang upaya
kehidupan
demi
bangsa
dan
secara
individual
demikian
dianggap kurang efisien. Oleh karena itu, maka
dilakukan
pengelompokkan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia
berdasarkan persamaan dan perbedaan
dalam
yang
peserta didik, agar kekurangan pada
maju, adil, dan makmur berdasarkan
pengajaran secara klasikal dapat dikurangi.
mewujudkan
Pancasila 1945.
dan
masyarakat
Undang-Undang
Dasar
Perkembangan sistem pendidikan
dewasa ini menuntut penyesuaian di segala faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proses pembelajaran. Sekolah merupakan lembaga formal merupakan
sarana
dalam
rangka
pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, peserta didik dapat belajar dengan pengetahuan dan keterampilan hidup untuk bekal
masa
depannya.
Belajar
akan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang yang sejalan dengan tujuan pendidikan. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian terhadap hasil belajar seorang peserta didik untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Tentunya prestasi belajar setiap peserta didik tidak sama karena setiap
peserta
didik
memiliki
latar
Alasan pengelompokkan peserta didik juga didasarkan atas realitas bahwa peserta didik secara terus-menerus bertumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan
dan
perkembangan peserta didik satu dengan yang lain berbeda. Agar perkembangan peserta
didik
yang
cepat
tidak
mengganggu peserta didik yang lambat dan peserta didik yang lambat tidak mengganggu dilakukanlah
yang
cepat,
maka
pengelompokkan
peserta
didik. Hal ini dilakukan karena tidak jarang
dalam
pengajaran
menggunakan sistem
yang
klasikal, peserta
didik yang lambat, tidak akan dapat mengejar peserta didik yang cepat, dengan melakukan sistem pengelompokkan seperti itu
yang
lebih
dikenal
dengan
pengelompokkan homogen (Anita Lie, 2002: 39). Banyak guru yang menganggap lebih
mudah
memberikan
pelayanan
Kesulitan-Kesulitan Belajar....(Ainna Damayanti) |4
kepada peserta didik guna mencapai tujuan
dalam hal ini memperoleh kualitas yang
pembelajaran secara maksimal.
tinggi tidak terlepas dari
faktor peserta
grouping
didik, bahan pelajaran, guru, dan metode
adalah pengelompokkan peserta didik
yang dipakai. Peserta didik merupakan
berdasarkan karakteristik –karakteristiknya
faktor terpenting yang harus diperhatikan
(Ali
Adanya
karena merupakan subjek dan objek yang
pengelompokkan pada kondisi yang sama
memiliki karakter, kultur, dan dinamika.
ini bisa memudahkan pemberian pelayanan
Sebagai hal yang tidak kalah pentingnya
kegiatan
Pada
peserta didik adalah merupakan unsur
didik
pelanggan yang perlu mendapat pelayanan
Pengelompokkan
Imron,
atau
1995:
belajar
Achievement
75).
mengajar.
Grouping
peserta
dikelompokan berdasarkan prestasi belajar
dan
dari
Sedangkan
peserta
didik,
dengan
adanya
pengelompokkan demikian, maka peserta didik
yang
berprestasi
kepuasan
(Sukiyat,
faktor-faktor
2009: lain
168). sebagai
penunjang dalam suatu proses mengajar.
tinggi
Menurut Slameto (2013: 54), faktor-
dikelompokkan dengan peserta didik yang
faktor yang mempengaruhi belajar banyak
berprestasi
yang
jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi
berprestasi rata-rata, dikelompokkan ke
dua golongan saja, yaitu faktor intern dan
dalam
faktor ekstern. Faktor internal adalah
tinggi,
yang
sementara
berprestasi
Berdasarkan
pendapat
disimpulkan
bahwa
homogen/achivement
di
rata-rata. atas
dapat
pengelompokkan
semua yang berasal dari individu itu sendiri
meliputi
faktor
kematangan
grouping
adalah
pertumbuhan, kecerdasan, motivasi, serta
pengelompokkan
dalam
bakat dan minat yang ia miliki. Faktor
mengelola kelas yang berdasarkan prestasi
ekstern (dari luar) adalah faktor yang
belajar/kemampuan dari peserta didik.
berkaitan dengan faktor sosial seperti
Sehingga dalam suatu kelas, peserta didik
perilaku guru, tekanan dari keluarga, dan
dikelompokkan menjadi kelompok yang
lain lain. Aktivitas belajar individu tidak
memiliki kemampuan tinggi dan juga
selamanya dapat berlangsung secara wajar,
kelompok yang memiliki kemampuan rata-
kadang lancar kadang tidak. Dalam hal
rata.
semangat terkadang semangatnya tinggi
suatu
sistem
Kualitas pendidikan pada umumnya melibatkan input, proses, dan
output,
tapi kadang sulit konsentrasi (Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 77).
Kesulitan-Kesulitan Belajar....(Ainna Damayanti) |5
Sekolah Menengah Pertama Negeri 15
Yogyakarta
menengah
termasuk
pertama
Achievement
yang
sekolah
beberapa
pengajar
menyatakan
di
bahwa
SMP
kelas
tersebut
non-reguler
menerapkan
kurang bisa mengikuti prestasi dari kelas
atau
reguler, atau membutuhkan waktu yang
Grouping
pengelompokkan kelas homogen yang
lebih
dijabarkan
kelas
peserta didik lain yang memiliki taraf
berdasarkan prestasi peserta didik. Sekolah
potensi intelektual yang sama, hal ini
Menengah Pertama Negeri 15 Yogyakarta
mengakibatkan motivasi belajar kelas non-
mempunyai 10 kelas dalam satu angkatan,
reguler jauh lebih rendah dari kelas
dimana kelas A, B, C, D, E, F, merupakan
reguler, dan ada beberapa peserta didik
kelas reguler, sedangkan G, H, I, J
yang mengindikasikan memiliki kesulitan
merupakan kelas non-reguler. Penelitian
beradaptasi
ini saya menfokuskan di kelas VII, VII dan
Selain itu, berdasarkan wawancara dengan
IX non-reguler tahun ajaran 2015/2016,
guru pengampu mata pelajaran Ilmu
yaitu pada kelas G, H ,I, J.
Pengetahuan
dalam
pembagian
lama
dibandingkan
dengan
Sosial,
sekelompok
teman-temannya.
Ibu
Marheni
Observasi awal yang telah dilakukan
Prihatinningsih, S.Pd mengatakan bahwa
penulis, menunjukan bahwa kelas non-
dalam menilai hasil tugas kelas non-
reguler merupakan peserta didik pemegang
reguler beliau harus menurunkan standar
KMS
penilaian.
(Kartu
Menuju
Sejahtera),
Berikut
merupakan
sedangkan kelas reguler bukan merupakan
perbandingan rata-rata nilai IPS antara
kelas pemegang bantuan tersebut. KMS
kelas KMS dan reguler:
merupakan bentuk komitmen Pemerintah
Kelas KMS Reguler VII 76,50 81,50 VIII 79,20 86,40 IX 78,85 89,50 Sumber: Data SMP N 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016
Daerah
Kota
Yogyakarta
dalam
memberikan Jaminan Pendidikan Daerah (JPD), bukan hanya wajib belajar 9 Tahun, namun wajib belajar 12 tahun. Penerima JPD KMS mendapatkan kuota KMS dalam
Pengaturan
kelas
di
Sekolah
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB),
Menengah Pertama Negeri 15 Yogyakarta
yaitu dengan memberikan kuota tertentu
ini ditekankan pada terciptanya suasana
bagi peserta didik pemegang KMS dalam
yang kooperatif bukannya kompetitif,
PPDB agar bisa mengakses sekolah yang
harapannya peserta didik yang lemah
favorit. Berdasarakan pengakuan dengan
secara
akademik
dapat
memberikan
Kesulitan-Kesulitan Belajar....(Ainna Damayanti) |6
konstribusi
yang
berarti
terhadap
kesuksesan kelompok kooperatif. Alasan mengapa kelas
diurutkan
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
berdasarkan
Penelitian ini merupakan penelitian
peringkat dikarenakan guru dapat lebih
kuantitatif dengan metode survei. Masri
mudah dalam memberikan pelayanan dan
Singarimbun
perhatian, menciptakan kondisi ideal dan
penelitian survei merupakan penelitian
kondusif
yang mengambil sampel dari populasi dan
untuk
mencapai
tujuan
(2008:
3)
pembelajaran secara maksimal, peserta
menggunakan
didik yang berkemampuan tinggi tidak
pengumpul data pokok. Penelitian survei
merasa terhambat perkembangannya serta
ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan
peserta didik yang berkemampuan rendah
kesulitan-kesulitan belajar IPS peserta
tidak
didik kelas non reguler Sekolah Menengah
merasa
tertinggal
jauh
dengan
kuesioner
menyatakan
sebagai
anggota kelompoknya. Oleh karena itu,
Pertama Negeri 15 Yogyakarta.
dalam rangka memberikan bimbingan
Tempat dan Waktu Penelitian
alat
yang tepat kepada anak didik maka
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah
pendidik khususnya dalam bidang IPS
Menengah Pertama Negeri 15 Yogyakarta
perlu
yang
memahami
masalah
yang
beralamatkan
di
Jalan
menyebabkan kesulitan belajar pada mata
Lempuyangan
pelajaran IPS dan berusaha agar kesulitan
Yogyakarta. Penelitian dimulai dengan
belajar itu dapat segera teratasi.
penyusunan
Berdasarkan dari uraian di atas
No.61
Tegal
proposal
Bausasran
pada
bulan
November 2015. Selanjutnya pengambilan
peneliti tertarik untuk untuk melakukan
data dilakukan bulan Maret-Mei 2016.
penelitian.
Populasi dan Sampel Penelitian
Peneliti
ingin
mengetahui
kesulitan yang dihadapai kelas non-reguler
Populasi
dalam
penelitian
ini
dalam menguasai mata pelajaran IPS,
adalah seluruh peserta didik kelas non-
karena hal ini belum pernah diteliti
reguler SMP Negeri 15 Yogyakarta yang
sebelumnya.
berjudul
berjumlah 393 peserta didik tahun ajaran
“Kesulitan-Kesulitan Belajar pada Peserta
2015/2016. Teknik pengambilan sampel,
didik Kelas Non-Reguler pada Mata
dengan menggunakan teknik proportionate
Pelajaran
stratified
IPS
Yogyakarta”.
Penelitian
di
SMP
ini
Negeri
15
random
sampling.
Sampel
diambil 25% dari populasi sehingga jumlah sampel sebanyak 99 peserta didik.
Kesulitan-Kesulitan Belajar....(Ainna Damayanti) |7
K
Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan
penelitian data
ini,
teknik
dilakukan
dengan
=
mata
yang
pelajaran
IPS
berdasarkan penyebabnya. nK = Jumlah subjek yang diteliti.
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner dapat
subjek
mengalami kesulitan belajar
angket/kuisoner.
agar
Jumlah
memperoleh
informasi
mengenai faktor-faktor kesulitan belajar IPS.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berikut data rangkuman hasil penelitian tentang faktor-faktor penyebab kesulitan
Uji Validitas Instrumen Uji validitas dalam angket ini menggunakan uji validasi expert judgment. Teknik Analisis Data Teknik
analisis
data
dalam
penelitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif dengan teknik presentase karena tujuan penelitian ini untuk penjajagan, tidak
menarik
kesimpulan
hanya
memberikan gambaran deskripsi tentang data yang ada. Pengolahan data yang bersifat kuantitatif dihitung menggunakan persentase. Adapun rumus yang digunakan adalah : ஂ
Ν = ࣿஂ × 100 Keterangan : N = Jumlah presentase aspek masalah.
belajar pada siswa SMP Negeri 15 Yogyakarta untuk masing-masing item dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Rangkuman Hasil Masing-Masing Item No Sub Item variabel 1 Internal Minat Emosi Cara belajar Rata-rata 2 Eksternal Metode dan bahan ajar Perhatian Guru dan interaksinya terhadap peserta didk Rata-rata
Analisis % 71,63% 82,73% 62,12% 72,16% 67,71% 66,77% 78,5 %
70,94%
Pembahasan Hasil penelitian tentang kesulitan belajar IPS menunjukkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar IPS
pada faktor internal dan eksternal.
Faktor yang pertama yaitu faktor internal pada item minat terlihat bahwa sebagian
Kesulitan-Kesulitan Belajar....(Ainna Damayanti) |8
besar peserta didik berada pada tingkat
yang baik dan mampu merubah kondisi
kesulitan yang tinggi. Hasil tersebut dapat
emosional peserta didik kearah yang lebih
diartikan peserta didik mempunyai minat
baik, yaitu dewasa.
yang relatif rendah dalam pembelajaran IPS.
Minat
kepada
Faktor internal ini adalah faktor cara
kecenderungan yang tetap untuk tetap
belajar. Hanya beberapa peserta didik yang
memperhatikan
yang
menyatakan mempunyai kesulitan belajar
Sehingga
yang sangat tinggi, namun sebagian besar
menimbulkan kurangnya penguasaan pada
peserta didik menyatakan kesulitan dalam
materi. Minat sangat besar pengaruhnya
hal cara belajar tinggi. Cara belajar yang
terhadap belajar, karena apabila tidak ada
tepat dan kontinyu akan sangat membantu
daya tarik dalam
belajar maka peserta
peserta didik untuk mengatasi kesulitan
didik segan untuk belajar. Keadaan ini
belajar dalam pelajaranya. Namun hal ini
harus menjadi perhatian guru dalam
seringkali luput dari perhatian guru dan
menumbuhkan minat belajar peserta didik
orangtua, sehingga peserta didik hanya
dalam belajar IPS
memandang
disertai
disini
terus
rasa
merujuk
Sedangkan yang terakhir dalam
menerus
senang.
Faktor emosi, sebagian atau separuh
belajar
sebagai
kegiatan
selama sekolah saja.
peserta didik menyatakan adanya kesulitan
Hasil penelitian tentang kesulitan
dalam belajar IPS yang sangat tinggi.
belajar IPS menunjukkan bahwa peserta
Emosi merupakan kemampuan seseorang
didik mengalami tingkat kesulitan dalam
untuk menerima dan mengelola perasaan
belajar IPS pada faktor eksternal dilihat
dirinya dari lingkungan sekitarnya. Peserta
dari faktor yang pertama yaitu pada item
didik yang kurang mampu mengontrol
metode dan bahan ajar terlihat bahwa
kondisi emosionalnya akan berpengaruh
sebagian besar peserta didik mengalami
pada kinerjanya. Ketika kondisi emosional
kesulitan
mengalami masa labil, kecenderungan
belajar.
peserta didik akan bertindak gegabah,
perhatian
ceroboh, acuh dan cenderung mudah
menggunakan
terpancing. Orang tua maupun guru harus
digunakan. Faktor eksternal pada item
mampu
perhatian terlihat bahwa sebagian besar
memahami
kondisi
kejiwaan
belajar
pada
Keadaan
ini
guru
dalam
metode
kesulitan
kategori harus
cara
menjadi
memilih mengajar
belajar.
dan yang
peserta didik sehingga mereka mampu
mengalami
Faktor
membangun kondisi lingkungan sekolah
perhatian harus menjadi hal yang serius,
Kesulitan-Kesulitan Belajar....(Ainna Damayanti) |9
terutama dari pihak guru dan orang tua
prestasi belajarnya rendah dan perubahan
penelitian ini menunjukkan bahwa peserta
tingkah laku yang terjadi tidak sesuai
didik masih mengalami kesulitan dalam
dengan
hal perhatian. Berdasakan penelitian yang
sebagaimana
dilakukan menunjukan separuh peserta
Masalah kesulitan belajar secara garis
didik mengalami kurangnya perhatian.
besar pada dasarnya terdiri atas dua faktor
Berdasarkan hasil ini dapat dikatakan
penyebab
bahwa pada umumnya peserta didik
eksternal.
partisipasi
yang
diperoleh
teman-teman
kelasnya.
yaitu
faktor
internal
dan
kurang dapat menerima pelajaran IPS
Berikut ini adalah pembahasan dari
karena perhatian yang sedikit. Perhatian
perindikator faktor intern dan ekstern
sangat dibutuhkan peserta didik untuk
kesulitan belajar IPS peserta didik kelas
menunjang kegiatan belajar peserta didik.
non-reguler.
Faktor
eksternal
yang
terakhir
adalah item guru dan interaksinya terhadap
1. Faktor Intern a. Minat
peserta didik. Separuh peserta didik masih
Berdasarkan data-data yang
mengalami kesulitan dalam hal relasi guru
telah peneliti rangkum, sebagian
dengen peserta didik. Guru merupakan
besar peserta didik mengalami
faktor
menentukan
kesulitan belajar dalam hal minat.
keberhasilan dalam proses pembelajaran di
Hal ini dikarenakan peserta didik
sekolah. Faktor guru sangat berperan
kurang
penting
pentingnya
yang
sangat
dalam
membimbing menguasai
membantu
peserta pelajaran
didik yang
dan untuk
diberikan.
dapat
memahami
pembelajaran
IPS
peserta didik juga kurang mampu menyerap
materi-materi
yang
Kesulitan yang dialami peserta didik
disampaikan guru karena peserta
akibat faktor guru biasanya disebabkan
didik sudah merasakan bosan dan
oleh personality (sifat, sikap dan perilaku)
jenuh ketika pelajaran IPS dimulai.
serta kemampuan guru sendiri.
Minat sangat besar pengaruhnya
PENUTUP
terhadap belajar, karena apabila
Kesimpulan
tidak ada daya tarik dalam belajar
Kesulitan belajar adalah kesulitan
maka peserta didik segan untuk
yang dialami oleh peserta didik dalam
belajar. Keadaan ini harus menjadi
kegiatan belajarnya, sehingga berakibat
perhatian
guru
dalam
Kesulitan-Kesulitan Belajar....(Ainna Damayanti) |10
menumbuhkan
minat
belajar
peserta didik dalam belajar IPS
cara belajar peserta didik yang kurang
b. Emosi
efektif
dan
kurang
berkelanjutan, Peserta
didik
sebagian
besar masih mengalami kesulitan belajar IPS yang disebabkan faktor emosi. Sebagian besar peserta didik
dimanfaatkanya kelompok belajar antar peserta didik. 2. Faktor ekstern a. Metode dan bahan ajar
tidak mampu mengelola emosi mereka
dengan
cenderung
baik,
IPS
Sebagian
peserta
didik
sehingga
masih mengalami kesulitan belajar
ketika
IPS yang disebabkan faktor metode
berlangsung,
dan bahan ajar. Hal ini dikarenakan
meremehkan
pembelajaran
belum
sehingga mengakibatkan mereka
metode
cepat
dan
digunakan guru belum atau kurang
munculnya
tepat dengan situasi atau kondisi
kesulitan belajar. Ketika kondisi
peserta didik banyaknya bahan
emosional mengalami masa labil,
pelajaran dan luasnya cakupan
kecenderungan peserta didik akan
materi pelajaran IPS yang harus
bertindak gegabah, ceroboh, acuh
dikuasai peserta didik.
bosan
berakibat
dan
malas
pada
dan cenderung mudah terpancing.
memahami
kondisi
Sebagian
IPS
mereka
perhatian.
membangun
yang
peserta
didik
masih mengalami kesulitan belajar
kejiwaan peserta didik sehingga mampu
IPS
b. Perhatian
Orang tua maupun guru harus mampu
mengajar
yang
disebabkan Hal
ini
faktor
dikarenakan
kondisi lingkungan sekolah yang
kurangnya perhatian dari orang tua
baik dan mampu merubah kondisi
ataupun dari guru.
emosional peserta didik kearah
c. Interaksi guru dengan peserta didik
yang lebih baik.
Sebagian besar peserta didik
c. Cara belajar Sebagian
masih mengalami kesulitan belajar peserta
didik
IPS yang disebabkan faktor interaksi
masih mengalami kesulitan belajar
guru dengan peserta didik. Hal ini
IPS yang disebabkan faktor cara
dikarenakan
belajar. Hal ini dikarenakan cara-
sikap,
dan
kepribadian perilaku)
dan
(sifat, cara
Kesulitan-Kesulitan Belajar....(Ainna Damayanti) |11
penyampaian
guru
menerangkan
dan
dalam
benar mengenai kesulitan belajar
memberikan
peserta didik.
pelajaran yang sulit atau tidak dapat
b. Mengidentifikasi dan menentukan
dipahami peserta didik.
bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan.
Demikian dapat disimpulkan bahwa
c. Menyusun program perbaikan dan
peserta didik kelas non-reguler Sekolah
melaksanakan program perbaikan.
Menengah Pertama Negeri 15 Yogyakarta Tahun
Pelajaran
2015/2016
Menurut Lindgren, (1967 : 55)
masih
bahwa lingkungan sekolah, terutama
mengalami kesulitan dalam pelajaran IPS
guru. Guru yang akrab dengan peserta
karena faktor Internal dan Eksternal.
didik, menghargai usaha-usaha peserta
Saran
didik dalam belajar dan suka memberi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan
mempertimbangkan
masalah
petunjuk
dengan
diri peserta didiknya dan hal ini akan menyuburkan keyakinan diri dalam
yang sudah peneliti kumpulkan, maka
diri peserta didik. Melalui contoh
peneliti merasa perlu memberikan saran-
sikap sehari-hari, guru yang memiliki
saran sebagai berikut:
penilaian diri yang positif akan ditiru
1. Kepada pihak guru menetapkan
oleh
alternatif
peserta didik, guru sangat dianjurkan dahulu
melakukan
indetifikasi/mengenali gejala dengan tepat, seperti yang dikemukakan Syah (2000: 175) sebagai berikut: a. Menganalisa hasil diagnosis, yaitu menelaah bagian masalah atau hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang
peserta
didiknya,
sehingga
peserta didiknya juga akan memiliki
pemecahan masalah kesulitan belajar
terlebih
didik
menimbulkan perasaan sukses dalam
bersama dan dari pendapat peserta didik
untuk
peserta
menghadapi kesulitan, akan dapat
kesulitan
belajar yang harus menjadi perhatian kita
Sebelum
kalau
penilaian diri yang positif. 2.
Pihak orang tua Orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi belajar peserta didik secara berkelanjutan. Orang tua diharapkan
dapat
menjadi
teman
belajar yang baik bagi peserta didik dengan pengawasan
memberika serta
perhatian, pendampingan
kepada peserta didik selama mereka
Kesulitan-Kesulitan Belajar....(Ainna Damayanti) |12
belajar baik secara individual dalam
4)
kelompok belajar. 5)
didik
meningkatkan
dengan
guru-guru
lain.
3. Pihak peserta didik Peserta
Berbicara
harus
prestasi
selalu
belajarnya
Kegiatan berkonsultasi dengan juru rawat.
6)
Kegiatan
berwawancara
dan
dengan mengikuti semua kegiatan
menyuluhi peserta didik yang
belajar mengajar di sekolah dengan
bersangkutan.
baik dan memupuk kesadaran untuk
7)
Kegiatan jika perlu, melakukan
belajar lebih giat khususnya dibidang
referial.
IPS. Peserta didik juga harus belajar
Sejalan dengan itu Makmun
untuk bersikap aktif, baik dalam
A.S,
(2010:
334)
menyatakan
bertanya
kemungkinan
cara
mengatasi
maupun
mengungkapkan
dalam keinginannya
termasuk kesulitan yang dihadapinya. d. Sekolah
kesulitan belajar sebagai berikut: 1) Kurikulum pengajaran,
Langkah-langkah
dalam
dan
sistem
maka
perlu
diadakan program pengajaran
pemecahan kesulitan belajar menurut
khusus
Koestoer Partowisastro (1978: 56)
sampai keterampilan dasar dan
mengatakan sebagai berikut :
pola
1)
Kegiatan membicarakan dengan Kepala Sekolah tentang adanya
peserta
didik
terpenuhi dan terkuasai 2) Sistem evaluasi, maka perlu diadakan peninjauan
dan usaha yang perlu dilakukan
dan
berkenan
penilaian yang bersifat edukatif
dengan
masalah-
yang
Kegiatan mengamati dan mencatat pola-pola tingkah laku peserta didik
yang
(berulang)
sering menjadi
muncul petunjuk
adanya masalah. 3)
belajar
pengayaan
peserta didik yang bermasalah
masalah tersebut. 2)
sebagai
Kegiatan
mempelajari
“Commulative Record”.
dikembangkan
dapat
kembali system
menggairahkan
peserta didik. 3) Faktor
kondisional,
komponen-komponen mengajar
pokok
maka belajar yang
disyaratkan (buku, laboratorium, kembali
dan lain-lain) perlu dipenuhi
Kesulitan-Kesulitan Belajar.... (Ainna Damayanti)
DAFTAR PUSTAKA
Abin
Syamsudin Makmun. (2010). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ahmadi & Supriyono Widodo. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka. Cipta. Ali Imron. (1995). Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya. Anita Lie. (2002). Cooperative Learning. Jakarta: Rineka Cipta. Koestoer Partowisastro. (1978). Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar. Jakarta: Erlangga Lindgren H.C. (1967). Educational in the Class Room. John Wiley and Sons. Muhibbin Syah. (2000) Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Slameto. (20l3). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Reviewer
~ Drs. Agus Sudarsono, M.Pd 19530422 198011 1 001
Yogyakarta, Menyetujui,
Juli 2016
113