ARTIKEL ILMIAH KERJASAMA GURU PEMBIMBING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 22 JAMBI
OLEH : MERLIANA PURBA NIM ERA 1D 009106
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014
KERJASAMA GURU PEMBIMBING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI Oleh :Merliana Puraba Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Jambi Pendidikan disekolah merupakan suatu proses, yang didalamnya terdapat kegiatan pengajaran, latihan, bimbingan dan konseling, ketiga kegiatan tersebut saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya, dalam kegiatan proses belajar mengajar sangat di perlukan adanya kerjasama antara guru pembimbing dengan guru mata pelajaran demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan tugas pokok guru mata pelajaran dalam proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan, sebaliknya layanan bimbingan disekolah perlu dukungan atau bantuan personil sekolah termasuk diantaranya ialah guru mata pelajaran Kenyataan yang peneliti temui di SMP Negeri 22 Kota Jambi terdapat guru mata pelajaran yang kurang ikut bekerjasama dalam kegiatan bimbingan dan konseling seperti memberi informasi kepada siswa, membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi siswa yang seharusnya dapat mereka laksanakan. Gejala adanya guru mata pelajaran yang kurang bekerjasama tersebut ditunjukkan dengan munculnya anggapan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling hanya tugas guru pembimbing saja dan tidak perlu melibatkan pihak lain. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap kualitas kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam menganalisis penyebab kesulitan belajar, kerjasama dalam memberi informasi mengatasi kesulitan belajar kepada siswa, kerjasama dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 22 kota Jambi, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriftif yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan keadaan subjek dilapangan pada masa sekarang sebagaimana adanya dengan menganalisis data-data lapangan dengan mengunakan angket Kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMP Negeri 22 Kota Jambi secara keseluruhan dapat dikategorikan pada kualitas “sedang Disarankan kepada guru pembimbing dengan guru mata pelajaran SMP Negeri 22 Kota Jambi, dan sekolah-sekolah lain pada umumnya serta instansi terkait agar hasil penelitian ini menjadi sumber informasi dan acuan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di sekolah. Kata Kunci : I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN ATAU KAJIAN PUSTAKA III. METODE / METODOLOGI PENELITIAN IV. KESIMPULAN V. DAFTAR PUSTAKA
RINGKASAN KERJASAMA GURU PEMBIMBING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI Oleh :Merliana Puraba Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Jambi Pendidikan disekolah merupakan suatu proses, yang didalamnya terdapat kegiatan pengajaran, latihan, bimbingan dan konseling, ketiga kegiatan tersebut saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya, dalam kegiatan proses belajar mengajar sangat di perlukan adanya kerjasama antara guru pembimbing dengan guru mata pelajaran demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan tugas pokok guru mata pelajaran dalam proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan, sebaliknya layanan bimbingan disekolah perlu dukungan atau bantuan personil sekolah termasuk diantaranya ialah guru mata pelajaran Kenyataan yang peneliti temui di SMP Negeri 22 Kota Jambi terdapat guru mata pelajaran yang kurang ikut bekerjasama dalam kegiatan bimbingan dan konseling seperti memberi informasi kepada siswa, membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi siswa yang seharusnya dapat mereka laksanakan. Gejala adanya guru mata pelajaran yang kurang bekerjasama tersebut ditunjukkan dengan munculnya anggapan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling hanya tugas guru pembimbing saja dan tidak perlu melibatkan pihak lain. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap kualitas kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam menganalisis penyebab kesulitan belajar, kerjasama dalam memberi informasi mengatasi kesulitan belajar kepada siswa, kerjasama dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 22 kota Jambi, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriftif yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan keadaan subjek dilapangan pada masa sekarang sebagaimana adanya dengan menganalisis data-data lapangan dengan mengunakan angket Kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMP Negeri 22 Kota Jambi secara keseluruhan dapat dikategorikan pada kualitas “sedang Disarankan kepada guru pembimbing dengan guru mata pelajaran SMP Negeri 22 Kota Jambi, dan sekolah-sekolah lain pada umumnya serta instansi terkait agar hasil penelitian ini menjadi sumber informasi dan acuan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di sekolah.
I. PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945. Pendidikan dikatakan berkualitas bila proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien dan adanya interaksi antara komponen-komponen yang terkandung dalam sistem pengajaran, yaitu tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau siswa, tenaga kependidikan atau guru, kurikulum, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pengajaran guru merupakan salah satu komponen penting karena guru mata pelajaran mempunyai kesempatan yang terjadwal untuk bertatap muka dengan para siswa, maka guru guru mata pelajaran akan memperoleh informasi yang lebih banyak tentang keadaaan siswa, baik kelebihan maupun kekurangannya, dalam keadaan seperti itu peran guru mata pelajaran dalam kegiatan bimbingan dan konseling sangatlah penting. Layanan bimbingan dan konseling disekolah akan lebih efektif bila guru dapat bekerjasama dengan konselor sekolah dalam proses pembelajaran, hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang dimana Guru mempunyai fungsi strategis mengembangkan potensi peserta didik dalam hal ketakwaan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa secara keseluruhan. Proses pembimbingan akan berjalan dengan baik jika guru pembimbing mampu bekerjasama dengan guru yang lainnya, hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2001 pasal 25 dikemukakan : “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”. Melalui kerjasama antara guru pembimbing dengan guru mata pelajaran, diharapkan kualitas atau mutu belajar siswa dapat ditingkatkan. Ada beberapa masalah yang mucul dan tercatat pada sebagian siswa SMP Negeri 22 kota Jambi antara lain, siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, siswa yang mengalami gangguan konsentrasi, nilai pelajaran yang naik turun, siswa yang sulit mengatur kegiatan atau barang, mudah lupa, sering melamun, ceroboh dan tidak teliti, tidak termotivasi untuk belajar, mudah menyerah, sulit duduk tenang untuk jangka waktu yang lama, banyak berbicara, suka jail, siswa yang tidak memahami materi yang diberikan guru. Oleh sebab itu jika terdengar guru mangatakan siswa yang mendapat nilai rendah itu bodoh adalah kurang tepat, yang tepat adalah siswa sedang mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar itu belum tentu selalu disebabkan oleh kemampuan intelegensinya yang rendah.Kesulitan ini juga dapat disebabkan karena kurang mendapatkan layanan termaksud diantaranya layanan bimbingan konseling yang diberikan oleh guru pembimbing. Kenyataan yang peneliti temui di SMP Negeri 22 Kota Jambi terdapat guru mata pelajaran yang kurang ikut bekerjasama dalam kegiatan bimbingan dan konseling seperti memberi informasi kepada siswa, membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi siswa yang seharusnya dapat mereka laksanakan. Gejala adanya guru mata pelajaran yang kurang bekerjasama tersebut ditunjukkan dengan munculnya anggapan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling hanya tugas guru pembimbing saja dan tidak perlu melibatkan pihak lain. Gejala yang lain peneliti temukan adalah adanya guru mata pelajaran kurang memperhatikan kebutuhan siswa tetapi hanya sekedar penyampaian materi pelajaran Disamping itu ada 3 orang guru yang beranggapan bahwa guru pembimbing kerjanya hanya duduk-duduk saja atau dengan kata lain tidak bekerja dan apabila ada masalah terhadap siswa tidak perlu melibatkan orang lain cukup hanya menasehati dan mengirim surat kepada orang tua siswa saja. Dari berbagai alasan tersebut diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian, dimana judul penelitian : “KERJASAMA GURU PEMBIMBING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerjasama Menurut Tangkilisan (2005:86) dalam Manajemen Publik, memandang kerjasama perlu diadakan dengan kekuatan yang diperkirakan mungkin akan timbul. Kerjasama tersebut dapat didasarkan atas hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan Menurut Bowo dan Andy (2007:50-51), menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan kerjasama harus tercapai keuntungan bersama Pelaksanaan kerjasama hanya dapat tercapai apabila diperoleh manfaat bersama bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya (win-win). Apabila satu pihak dirugikan dalam proses kerjasama, maka kerjasama tidak lagi terpenuhi. Dalam upaya mencapai keuntungan atau manfaat bersama dari kerjasama, perlu komunikasi yang baik antara semua pihak dan pemahaman sama terhadap tujuan bersama. Kerjasama juga dapat diartikan dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu. B.
Tugas pokok Guru Pembimbing
Guru pembimbing memiliki tugas dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah berikut adalah tugas pokok guru pembimbing 1. Menyusun Program Bimbingan dan konseling 2. Melaksanakan Program Bimbingan dan Konseling 3. Mengevaluasi Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling 4. Menganalisis Hasil Evaluasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling C.
Tugas pokok Guru mata pelajaran
Menurut Prayitno (2003) Peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah : a) Membantu memasyakatkan layanan bimbingan dan konseling b) Menbantu guru pembimbing mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling serta mengumpulkan data peserta didik tersebut. c) Mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling d) Menerima peserta didik yang memerlukan pelayanan khusus seperti program perbaikan atau pengayaan mengalihkan penanganannya kepada guru pembimbing e) Membantu menciptakan suasana kelas, hubungan guru dengan peserta didik yang dapat menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling f) Memberikan kemudahan bagi peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling g) Berpartisipasi dalam kegiatan penanganan masalah peserta didik, seperti konferensi kasus h) Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya. D.
Kerjasama Guru pembimbing dengan Guru Mata Pelajaran dalam Membantu Siswa yang Berkesulitan Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari, seiring dengan penyelenggaraan pendidikan pada umumnya, dan dalam hubungan saling pengaruh antara orang yang satu dengan yang lainnya, peristiwa bimbingan setiap kali dapat terjadi. Orang tua membimbing anak-anaknya, Guru membimbing murid-muridnya, baik melalui pengajaran maupun non pengajaran.
Menurut Learner dalam Mulyono (2003:102) “Ada Sembilan peranan Guru khusus bagi anak bekesulitan belajar di sekolah . kesembilan peranan tersebut adalah 1. Menyusun rancangan progam identifikasi, asesmen, dan pembelajaran anak berkesulitan belajar; 2. Berpatisipasi dalam penjaringan, asesmen, dan evaluasi anak berkesulitan belajar 3. Berkonsultasi dengan pera ahli yang terkait dan menginterprestasikan laporan mereka 4. Melaksanakan tes, baik dengan tes formal maupun informal 5. Berpartisipasi dalam penyusunan program pendidikan yang diindividualkan (individualized education programs) 6. Mengimplentasikan progam pendidikan yang diindividualkan 7. Menyelenggarakan pertemuan dan wawancara dengan orang tua 8. Bekerjasama dengan guru reguler atau guru kelas untuk memahami anak dan menyediakan pembelajaran yang efektif; dan 9. Membantu anak dalam mengembangkan pemahaman diri dan memperoleh harapan untuk berhasil serta keyakinan kesanggupan mengatasi kesulitan belajar.” III. METOLOGI PENELITIAN Didalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriftif yaitu penelitian yang berupaya untuk menggambarkan dilapangan pada masa sekarang sebagai adanya dengan menganalisis data-data lapangan dengan mengunakan kuisioner atau angket sehingga permasalahan lebih mendalam tentang hasil yang akan digunakan untuk memecahkan permasalahan.adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sampel random sampling yaitu sampel diambil secara acak sesuai dengan kebutuhan representif dari polulasi. Mengingat jumlah populasi kurang dari 100 (seratus) yakni 35 (tiga puluh lima), maka jumlah sampel yang diambil adalah semuanya. Hal ini didasari oleh pendapat Sutja,dkk (2010:82) yang menyatakan bahwa apabila populasi kurang dari 100 diambil keseluruhannya, dan lebih dari 100 diambil 20%, berdasarkan petunjuk diatas, maka sampel penelitian ini adalah semua yaitu 35 guru , jumlah populasi dijadikan sampel semuanya adalah total sampling. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran secara umum hasil pengolahan data yang telah dihitung menurut rumus persentase (%) yang rujuk dari pendapat Sutja, dkk (2014:114) kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMP Negeri 22 Kota Jambi secara keseluruhan dapat dikategorikan pada kualitas “sedang” terbukti dari hasil rata-rata jawaban responden menyatakan bahwa kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa adalah 55,62%. V. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penelitian sebagaimana yang telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMP Negeri 22 Kota Jambi secara umum berada pada kualitas sedang atau 55,62% hal ini diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi dimas mendatang, untuk setiap indikatornya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa SMP Negeri 22 Kota Jambi pada indicator kerjasama dalam menganalisis penyebab kesulitan belajar siswa yang terdiri dari menganalisis siswa yang tidak konsentrasi belajar, tertidur pada saat proses belajar mengajar berlangsung, menganalisis siswa yang memiliki nilai
rendah dan sering tidak mengerjakan PR, menganalisis penyebab siswa sering terlambat, menganalisis siswa yang tidak unggul dalam mata pelajaran tertentu, secara keseluruhan berkaitan dengan kesulitan belajar ternyata berada pada kualitas “sedang” ini terbukti dari hasil rata-rata jawaban responden sebesar 58,41 %, artinya kerjasama dalam menganalisis penyebab kesulitan belajar siswa belum sesuai dengan keinginan guru SMP 22 Kota Jambi pada umumnya. 2. Kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam hal memberi informasi mengatasi kesulitan belajar kepada siswa berada pada tingkat sedang dengan persentase 56,07%, Artinya kerjasama dalam memberi informasi belajar dan informasi kesulitan belajar kepada siswa berada pada tingkat sedang, ini menujukkan kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam memberi informasi mengatasi kesulitan belajar kepada siswa perlu ditingkatkan lagi. 3. Kesulitan belajar siswa SMP Negeri 22 Kota Jambi yang membahas tentang kerjasama dalam membantu siswa mengatasi kesulitan belajar yang berkaitan dengan membantu siswa mengatasi kesulitan belajar, membantu siswa dengan memberikan data-data kepada guru pembimbing, membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya berada pada tingkat sedang 52,78 %, artinya kerjasama dalam membantu siswa mengatasi kesulitan belajar yang berkaitan dengan membantu siswa mengatasi kesulitan belajar, membantu siswa dengan memberikan datadata kepada guru pembimbing, membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya perlu ditingkatkan agar lebih baik lagi E. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penting untuk menyampaikan beberapa saran yang sekiranya bermanfaat, saran yang diajukan antara lain : 1. Hendaknya kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam menganalisis penyebab kesulitan belajar siswa, kerjasama dalam hal memberi informasi mengatasi kesulitan belajar kepada siswa, kerjasama dalam membantu siswa mengatasi kesulitan belajar yang berkaitan dengan membantu siswa mengatasi kesulitan belajar, membantu siswa dengan memberikan data-data kepada guru pembimbing, perlu lebih ditingkatkan dimasa mendatang. 2. Hendaknya guru pembimbing perlu meningkatkan perannya sebagai salah satu factor yang mempengaruhi belajar siswa dengan memberikan bantuan melalui layanan bimbingan konseling 3. Hendaknya guru mata pelajaran yang juga merupakan salah satu factor yang dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa untuk dapat meningkatkan perannya melalui kerjasama dengan guru pembimbing dalam membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswanya
DAFTAR PUSTAKA
Walgito, Bimo.2010. Bimbingan + Konseling.Yogyakarta : Andi Yoyakarta Sudarwan Danim, Khairil. 2011. Profesi Kependidikan. Bandung : Alfabeta Mustaqim, Abdul Wahib. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Faturrahman, Dkk. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya Hamalik, Oeman. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar : Bandung : Sinar Baru Algensindo Hamalik, Oeman. 2011. Proses Belajar Mengajar : Jakarta : PT. Bumi Aksara Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar.Jakarta : PT. Rineka Cipta Alma, Buchari, Dkk. 2009. Guru Profesional. Bandung : Alfabeta Gibson, Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Anonym.2003. Undang-Undang RI Tahun 2003 no.2 pasal 3 dan 4.Jakarta : Depdikbud Prayitno, Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud Prayitno. 2004. Seri Layanan Konseling L1-L9. Padang : BK FKIP Universitas Negeri Padang Sutja,A. 2014. Panduan Penulisan Skripsi. Jambi : FKIP Universitas Jambi