PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PELAKSANAAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI VERTIKAL DI KANTOR CAMAT SEKADAU HILIR Oleh:
BERGITA BANU NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk Universitas Tanjungpura Pontianak, 2015. Email:
[email protected] Abstrak Fokus artikel ini berangkat dari adanya masalah dalam penyampaian gagasan bawahan kepada atasan dimana seringkali terjadi ketidakcocokan antara apa yang disampaikan oleh pimpinan dengan apa yang dikerjakan oleh bawahan (pegawai) sehingga komunikasi administrasi vertikal di Kantor Camat Sekadau Hilir tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tujuan penelian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi administrasi vertikal yang diberikan atasan kepada bawahan di Kantor Camat Sekadau. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, yang dilaksanakan melalaui wawancara dengan para informan serta didukung dengan observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan komunikasi administrasi vertikal yang dilakukan pimpinan kurang dapat mendorong atau memotivasi semangat kerja bawahan karena atasan terlalu fokus pada perintah yang disampaikan secara lisan sehingga bawahan merasa kurang leluasa mengembangkan kemampuan dan kemahiran kerjanya. Dalam hal ketepatan waktu dalam memberikan perintah kepada bawahan juga dapat dianggap kurang tepat karena bawahan sering merasa tidak nyaman dan miskomunikasi. Kata kunci: Komunikasi adminstrasi vetikal, Ketepatan Waktu, Kepedulian Pemimpin
1 BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Abstract The focus of this article departs from the existence of problems in the delivery of ideas, which subordinates (employees) to superiors (leader) often a mismatch between what is conveyed by the leader with what is done by subordinates (employees) so that the vertical administrative communication at Head Office Sekadau Hilir does not run properly. The purpose of this study presented was to determine how the communication process given vertical administrative superiors to subordinates in the sub-district office Sekadau. The method used in the study is a qualitative approach with descriptive research, conducted via tail interviews with informants and supported by observation and documentation. The results showed that the implementation of the vertical administrative communications made less leaders can encourage or motivate subordinates morale, because the boss is too focused on the command given orally, so that subordinates feel less free to develop his abilities and skills. In terms of timeliness in giving orders to subordinates also be considered less appropriate because subordinates often feel uncomfortable and miscommunication.
2 BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
A. Pendahuluan
Tanpa
Pentingnya komunikasi tidak dapat
pelaksanaan tugas-tugas kantor akan
dipungkiri begitu juga halnya dengan
menjadi simpang siur atau adanya
suatu komunikasi. Dengan adanya
tugas-tugas
kantor
komunikasi
tertangani
sehingga
yang
efektif,
suatu
adanya
komunikasi,
yang
tidak
mendapatkan
organisasi dapat berjalan dan akan
hasil kerja yang tidak memuaskan.
berhasil,
Demikian
begitu
juga
sebaliknya.
juga
arus
atau
aliran
Kurang atau tidak adanya komunikasi
informasi mungkin tidak akan sampai
organisasi
pada setiap unit kerja pegawai.
akan
mengakibatkan
terjadinya masalah dalam pelaksanaan
Mengingat manusia di dalam
tugas dan fungsi pegawai dalam
kehidupan
organisasi tersebut. Komunikasi yang
berkomunikasi, artinya memerlukan
efektif penting bagi suatu organisasi
orang
karena apabila ada arus organisasi
kelompok atau masyarakat untuk
yang
atau
saling berinteraksi. Hal ini merupakan
beberapa unit kerja akan berdampak
suatu hakekat bahwa sebagian besar
pada pencapaian tujuan organisasi,
pribadi manusia terbentuk dari hasil
oleh karena itu pimpinan organisasi
integrasi sosial dengan sesama dalam
dan
kelompok dan masyarakat. Di dalam
terhambat
pada
komunikator
satu
dalam
suatu
berorganisasi
lain
dan
harus
membutuhkan
organisasi berperan penting dalam
kelompok/organisasi
mengawal
terdapat bentuk kepemimpinan yang
berlangsungnya
arus
komunikasi ke setiap lini organisasi. Dalam suatu instansi baik
itu
selalu
merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang
instansi pemerintah maupun instansi
terdiri
swasta selalu disuguhkan dengan
bawahan/pegawai. Di antara kedua
berbagai
baik
belah pihak harus komunikasi dua
manajemen
arah atau komunikasi timbal balik
macam
persoalan
mengenai
maupun pegawai Untuk
persoalan
yang dipimpin.
menghadapi
pemimpin
dan
two-way traffic communications.
tersebut
Untuk itu diperlukan adanya
dibutuhkan suatu komunikasi yang
kerjasama yang diharapkan untuk
baik agar dapat tercipta kerja sama
mencapai
yang baik dan efektif untuk mencapai
pribadi, maupun kelompok, untuk
tujuan
mencapai tujuan suatu organisasi.
yang
hal
dari
diinginkan
bersama.
cita-cita,
baik
cita-cita
3 BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kerjasama
dari
adalah keseluruhan proses kerjasama
meliputi
antara dua orang atau lebih yang
sosial/kebudayaan.
didasarkan atas rasionalitas tertentu
Hubungan yang terjadi merupakan
untuk mencapai tujuan yang telah
suatu proses adanya suatu keinginan
ditentukan sebelumnya.” Sedangkan
masing-masing
komunikasi
berbagai
tersebut maksud
hubungan
terdiri yang
individu,
untuk
seperti
yang
memperoleh suatu hasil yang nyata
dikemukakan
dan dapat memberikan manfaat untuk
pertukaran
kehidupan yang berkelanjutan.
nonverbal antara si pengirim dengan
Berkenaan dengan hal di atas, dalam pelakasanaan tugas dan fungsi
masih
kelemahan
pesan
Jika dikaitkan dengan konteks
beberapa
organisasi, maka organisasi diartikan
terutama
dalam
suatu koordinasi rasional kegiatan
perintah
sejumlah
orang
disampaikan oleh pimpinan (Camat)
beberapa
tujuan
kepada
pembagian
bawahannya. kesalahan oleh
maupun
perilaku.
yang
diterima
verbal
terjadi
melaksanakan
terjadi
adalah
si penerima pesan untuk mengubah
pegawai pada Kantor Camat Sekadau Hilir
terdahulu
sudah
Seringkali
persepsi
pegawai
yang
sehingga
untuk
mencapai
umum
pekerjaan
dan
melalui fungsi
melalui otoritas (wewenang) dan tanggungjawab
(Schein
berdampak pada bentuk pekerjaan
Muhammad,
yang dihasilkan. Untuk itu, penulis
Wright (dalam Muhammad, 2000)
memandang perlu untuk dilakukan
mengartikan organisasi adalah suatu
penelitian
ini
bentuk sistem terbuka dari aktivitas
dimana penulis lebih cenderung untuk
yang dikoordinasi oleh dua orang atau
melihat
proses
lebih untuk mencapai tujuan bersama.
komunikasi administrasi vertikal yang
Berdasarkan kedua definisi tersebut,
dilakukan
jelas
atas
permasalahan
sejauhmana
oleh
pimpinan
kepada
2000).
dalam
bahwa
Sedangkan
kebutuhan
akan
bawahan di lingkungan Kantor Camat
koordinasi atau kerjasama dua orang
Sekadau Hilir.
atau lebih dilakukan dengan cara dan teknik berkomunikasi, sehingga dapat dimengerti mengapa kemudian ada
B. Tinjauan Pustaka Menurut Siagian (1998:13) mengatakan
bahwa
pendapat
yang
menyamakan
“administrasi 4
BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
komunikasi
administrasi
dan
komunikasi organisasi.
komunikasi ke bawahan adalah dari wewenang
Komunikasi yang berlangsung
tinggi
ke
hierarki
wewenang lebih rendah. Sehubungan
dalam kantor berupa komunikasi
dengan hal
tersebut, Muhammad
intern
(1995:108)
berpendapat
dan
komunikasi
ekstern.
bahwa:
Komunikasi intern adalah semua
Komunikasi ke bawah menunjukkan
pesan yang dikirm dan diterima di
arus pesan yang mengalir dari atasan
dalam suatu organisasi baik yang
atau
formal maupun informal (Slamet
bawahannya.
Soesanto,
komunikasi ke bawah digunakan
2001:84).
Sedangkan
para
pimpinan
kepada
Kebanyakan
menurut L.G. Wursanto (1987:41)
untuk
komunikasi intern yaitu “komunikasi
yang berkenaan dengan tugas-tugas
yang
dan
berlangsung
di
dalam
menyampaikan
pemeliharaan
pesan-pesan
pesan
organisasi. Komunikasi ini hanya
biasanya
berlangsung di dalam lingkungan itu
pengarahan tujuan, disiplin, perintah,
sendiri”. Pada komunikasi intern kita
pertanyaan dan kebijaksanaan umum.
dapat menemukan tiga dimensi yaitu
Selanjutnya Muhammad (1995:116)
komunikasi
juga
vertikal,
komunikasi
horizontal dan komunikasi diagonal. Komunikasi
mengatakan
dengan
bahwa:
Yang
dimaksud dengan komunikasi ke atas
yakni
adalah pesan yang mengalir dari
komuniksi dari atas ke bawah (down
bawahan kepada atasan atau dari
ward communication) dan dari bawah
tingkat yang lebih rendah kepada
ke atas (upward communication),
tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari
adalah komunikasi dari pimpinan
komunikasi ini adalah pemberian
kepada bawahan dan dari bawahan
balikan,
kepada pimpinan secara timbal balik
mengajukan pertanyaan. Komunikasi
(two way traffic communication).
ke atas mempunyai beberapa fungsi
(Effendy, 2001:123).
menurut Pace (dalam Muhammad,
Komunikasi
vertikal
berhubungan
tersebut
ke
atas
memberikan
saran
dan
1995:117) adalah sebagai berikut:
maksudnya komunikasi bawahan ke
Dengan adanya komunikasi ke
atasan, komunikasi ini terjadi dari
atas supervisor dapat mengetahui
hierarki wewenang rendah ke hierarki
kapan bawahannya siap untuk diberi
wewenang lebih tinggi. Sebaliknya
informasi dari mereka dan bagaimana 5
BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
baiknya mereka menerima apa yang
dari kepentingannya masing-masing.
disampaikan karyawan.
Komunikasi dari atas ke bawah yaitu
Arus
komunikasi
atas
pimpinan sebagai komunikator dan
memberikan informasi yang berharga
bawahan sebagai komunikan dengan
bagi pembuatan keputusan.
maksud
Komunikasi
ke
ke
atas
untuk
memberikan
pengertian atau wewenang kepada
memperkuat operasi dan loyalitas
bawahan
karyawan terhadap organisasi dengan
pekerjaan yang harus dilaksanakan
jalan memberikan kesempatan untuk
dalam kedudukannya sebagai anggota
menanyakan pertanyaan, mengajukan
organisasi.
ide-ide, saran-saran tentang jalannya
biasanya dilakukan dalam bentuk:
organisasi.
untuk
melakukan
Komunikasi
suatu
tersebut
Pemberian perintah, instruksi
Komunikasi
ke
atas
dan petunjuk
memperbolehkan, bahkan mendorong
a) Informasi atau pengarahan
dasas desus muncul dan membiarkan
b) Ceramah
supervisor mengetahuinya.
c) Teguran
Komunikasi
ke
menjadikan
supervisor
menentukan
apakah
atas
d) Penjelasan
dapat
Sebaliknya
bawahan
komunikasi
vertikal dari bawahan ke atasan,
menangkap arti seperti yang dia
bawahan
bertindak
maksudkan dari arus informasi yang
komunikator
sedangkan
ke bawah.
bertindak sebagai komunikan, dengan
Komunikasi membantu
karyawan
ke
atas
mengatasi
sebagai pimpinan
maksud untuk memberikan bahanbahan
atau
diperlukan
dan memperkuat keterlibatan mereka
sebagai saluran bagi penyampaian
dalam tugas-tugas organisasi.
pikiran-pikiran
atau
perasaan
karyawan,
para
pimpinan,
yang
masalah-masalah pekerjaan mereka
Dari pernyataan di atas dapat
oleh
keterangan
juga
perasaanmaka
disimak bahwa dalam komunikasi
realisasi dari bentuk komunikasi ini
vertikal yang menjadi komunikator
antara lain a) Laporan,
bisa pimpinan atau bawahan, juga
usulan, c) Saran-saran, d) Keluhan-
yang
keluhan e) Gagasan dan pendapat.
menjadi
komunikan
bisa
b) Usulan-
pimpinan atau bawahan tergantung 6 BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Dari uraian-uraian di atas,
Lebih jauh lagi, komunikasi
jelaslah bahwa dalam suatu organisasi
merupakan proses dua arah atau
komunikasi dua arah secara timbal
timbal balik, maka komponen balikan
balik sangat penting sekali demi
(feedback) perlu ada dalam proses
terciptanya kerjasama dan kesatuan
komunikasi
langkah dalam mencapai tujuan.
komponen dasar komunikasi ada lima
dengan
demikian
Komunikasi sangat penting
yaitu: pengirim pesan, pesan, saluran,
manajemen
penerima
bagi
suatu
kantor
pesan
dan
balikan.
terutama pada Kantor Camat Sekadau
Sebagaimana
Hilir baik di ruang kerja maupun di
Thoha (2009), komunikasi adalah
lapangan. Untuk dapat meningkatkan
suatu proses penyampaian penerima
keberhasilan kerja pegawai harus
berita atau informasi dari seseorang
dilakukan dengan komunikasi yang
ke orang lain. Definisi komunikasi ini
efektif dan efisien. Menurut Thoha
menggaris bawahi dalam komunikasi
(2009),
efektif
ada 2 (dua) pihak yang terlibat atau
penting bagi kepala kantor/pimpinan
dilibatkan yaitu penyampaian berita
paling tidak untuk dua alasan yaitu: 1)
atau informasi (komunikator).dalam
komunikasi adalah proses dimana
proses komunikasi bisa saja pada
fungsi-fungsi manajemen diantaranya
situasi tertentu pihak penyampaian
yaitu perencanaan, pengorganisasian,
berita
pengarahan dan pengawasan dapat
penerima berita. Jika proses tersebut
dicapai.
adalah
berlangsung dalam suatu kondisi
kegiatan untuk kepala kantor dan
tertentu maka dapat dikatakan bahwa
bawahan mencurahkan sebagian besar
disana telah terjadi
proporsi waktu mereka untuk saling
feedback.
bertukar dikatakan
komunikasi
2)
yang
komunikasi
informasi.jadi komunikasi
dapat setidaknya
dikemukakan
berubah
status
Komunikasi
oleh
menjadi
respon atau
administrasi
kebawah menunjukkan arus pesan
memiliki empat komponen dasar
mengalir
dari
para
yaitu 1) komunikator (orang yang
pimpinan
mengirim pesan), 2) pesan yang akan
sebagaimana
dikirimkan, 3) saluran (channel) atau
Sutarto
jalan yang akan dilalui pesan dan 4)
komunikasi ke bawah antara lain:
penerima pesan.
memberi perintah, memberi tugas,
kepada
atasan
bawahannya
dikemukakan
(2000)
atau
oleh
menyebutkan
7 BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
melimpahkan wewenang, menegur,
artinya si komunikator dengan si
mengingatkan,
komunikan bila dikaitkan dengan
mengarahkan, memuji, warkat,
membimbing, memberi
petunjuk,
pelaksanaan
menyalahkan,
meminta
merupakan
memberi
tugas, suatu
Komunikasi kegiatan
yang
komentar,
dilaksanakan secara efektif agar dapat
menasehati, menyarankan, memberi
tercapai tujuan organisasi yang telah
pertimbangan, mendorong semangat
di tetapkan.
kerja, menerangkan pedoman tata kerja,
menanyakan
Mengacu
pada
pandangan
kesulitan,
tersebut menunjukan bahwa selama
menolak
ini pelaksanaan komunikasi belum
gagasan, mendamaikan perselisihan,
berjalam efektif. Penyampaian ide,
menyelesaikan
gagasan, pemikiran dari bawahan
menyetujui
surat,
permintaan,
konflik,
mengajak
mengirim
rapat,
meminta
kepada
atasan
(camat)
seringkali
bantuan, mengucapkan terima kasih
ditemukan ketidakcocokan antara apa
dll.
yang disampaikan dengan apa yang Komunikasi yang berlangsung
dikerjakan oleh bawahan,antara lain
di dalam suatu organisasi diharapkan
sebagai
mempunyai
kerja. Prosedur kerja yang berlaku
peranan
yang
lebih
contoh
tentang
prosedur
efektif sehingga apa yang menjadi
terkadang
diabaika
tujuan organisasi akan dapat tercapai
pekerjaan
yang
secara efektif dan efisien atau akan
Ketidakcocokan
dapat
kerja.
karena atasan kurang terbuka, kurang
Komuniksi yang efektif yaitu hasil
mengakomodasikan aspirasi bawahan
pemahaman bersama antara pengirim
dalam bekerja, kurang memandang
(komunikator)
masukan berupa ide, gagasan dan
tercapai
fektivitas
dengan
penerima
berita (komunikan) saling pengertian
.karena lebih
ada
penting.
tersebut
terjadi
pemikiran dari bawahan.
dapt memberikan suatu komunikasi
Dari
yang baik dalam arti komunikasi dapt
menunjukan
berjalan secara efektif,karena yang
komunikasi belum terlaksana dengan
terpenting dalam komunikasi adalah
baik.seperti
diterima dan dipahami oleh penerima
Sutarto
artinya
bersamaan
komunikasi vertical dalam organisasi
pengertian mengenai suatu persoalan
lebih efektif dan tepat sasaran maka
dapat
dicapai
permasalahan bahwa
pelaksanaan
dikemukakan
(2000:46)
ini
bahwa
oleh agar
8 BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
harus dikembangkan: 1) tugas dan
organisasi ataupun guna mengatasi
perintah yang diberikan pimpinan
konflik
kepada bawahan harus jelas dan 2)
organisasi.
ketepatan
dalam
(bawahan) membutuhkan informasi
perintah
tentang jaminan keamanan, jaminan
kepada bawahan. Di samping itu
sosial dan kesehatan, izin cuti dan
bawahan
sebagainya.
waktu
memberikan
atasan
tugas
harus
dan
mampu
dalam
yang
terjadi
di
Sedangkan
2)
dalam
karyawan
Fungsi
Regulatif
menyampaikan usul, saran, pendapat
dimana berkaitan dengan peraturan-
dari dan kepada atasan.
peraturan yang berlaku dalam suatu
Sandjaja (2005) mengatakan
organisasi.
bahwa dalam suatu organisasi baik
Pada semua lembaga atau
yang berorientasi komersial maupun
organisasi,
sosial,
dalam
mengatakan bahwa ada dua hal yang
organisasi atau lembaga tersebut akan
berpengaruh terhadap fungsi regulatif
melibatkan
ini, yaitu: a) Atasan atau orang-orang
tindak
komunikasi
empat
fungsi/peranan,
Mulyana
yaitu: 1) fungsi Informatif dimana
yang
Organisasi dapat dipandang sebagai
manajemen
yaitu
suatu sistem pemrosesan informasi
memiliki
kewenangan
(information-processing
system).
mengendalikan semua informasi yang
Maksudnya, seluruh anggota dalam
disampaikan. Disamping itu mereka
suatu
dapat
juga mempunyai kewenangan untuk
memperoleh informasi yang lebih
memberikan instruksi atau perintah
banyak, lebih baik dan tepat waktu.
sehingga dalam struktur organisasi
Informasi
didapat
kemungkinan
anggota
pada lapis atas (position of authority)
organisasi
yang
memungkinkan organisasi pekerjaannya
berharap
setiap
dapat
melaksanakan
secara
lebih
pasti
berada
(2008)
supaya
dalam mereka
mereka
tataran yang untuk
ditempatkan
perintah-perintahnya
dilaksanakan
sebagaimana
informasi pada dasarnya dibutuhkan
semestinya. Namun demikian, sikap
oleh semua orang yang mempunyai
bawahan untuk menjalankan perintah
perbedaan kedudukan dalam suatu
banyak bergantung pada: Keabsahan
organisasi. Orang-orang dalam tataran
pimpinan
manajemen membutuhkan informasi
perintah Kekuatan pimpinan dalam
untuk
memberi
membuat
suatu
kebijakan
dalam
sanksi
penyampaikan
Kepercayaan 9
BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
bawahan terhadap atasan sebagai
kemajuan oraganisasi; juga saluran
seorang pemimpin sekaligus sebagai
komunikasi
pribadi Tingkat kredibilitas pesan
perbincangan
yang diterima bawahan. b) Berkaitan
masa istirahat kerja, pertandingan
dengan pesan atau message. Pesan-
olahraga
pesan
regulatif
berorientasi bawahan
pada
informal
seperti
antarpribadi
selama
ataupun
kegiatan
pada
dasarnya
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas
kerja.
Artinya,
ini akan menumbuhkan keinginan
kepastian
untuk berpartisipasi yang lebih besar
membutuhkan
peraturan-peraturan tentang pekerjaan
dalam
diri
yang boleh dan tidak boleh untuk
organisasi.
karyawan
terhadap
dilaksanakan. 3) Fungsi Persuasif dimana
dalam
organisasi,
mengatur kekuasaan
kewenangan
tidak
suatu
C. Metode Penelitian
dan
akan
selalu
Penelitian ini menggambarkan keadaan
di
lapangan
mengenai
membawa hasil sesuai dengan yang
pelaksanaan komunikasi administasi
diharapkan. Adanya kenyataan ini,
vertikal di Kantor Camat Sekadau
maka banyak pimpinan yang lebih
Hilir. Jenis penelitian yang digunakan
suka untuk mempersuasi bawahannya
adalah penelitian deskriptif (Sanafiah,
daripada memberi perintah. Sebab
2000:19) dimana informan penelitian
pekerjaan
yang
dilakukan
secara
ini
sukarela
oleh
karyawan
akan
taxonomy yaitu 1) Camat Sekadau
menghasilkan kepedulian yang lebih
Hilir sebagai informan pangkal, 2)
besar
Sekretaris
dibanding
kalau
pimpinan
ditentukan
dengan
Camat,
3)
teknik
Kasi
sering memperlihatkan kekuasaan dan
Pemerintahan, 4) Kasi Ekonomi dan
kewenangannya. 4) Fungsi Integratif
Pembangunan, 5) Kasi Ketertiban dan
dimana setiap organisasi berusaha
Keamanan dan 6) staff di bagian tata
menyediakan
saluran
yang
usaha sebanyak 4 orang. Adapun
memungkinkan
karyawan
dapat
teknik
pengumpulan
penelitian
dengan
saluran
wawancara, observasi nonpartisipatif
komunikasi formal seperti penerbitan
dimana penulis tidak terlibat langsung
khusus dalam organisasi tersebut
dalam penelitian dengan kegiatan
(newsletter,
sehari-hari orang yang sedang diamati
Ada
buletin)
dua
dan
laporan
dilakukan
dalam
dilaksanakan tugas dan pekerjaan baik.
ini
data
melalui
10 BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
atau yang digunakan sebagai sumber
memberikan ucapan selamat atas
data penelitian. Dalam proses analisis
keberhasilan
data
tugas.
digunakan
teknik
kualitatif
melalui redaksi data, penyajian data
“Kondisi
dan penarikan kesimpulan.
masalah
dalam
pelaksanaan
ini
merupakan
komunikasi
dan
pimpinan
untuk
kematangan
dari
kemampuan D. Hasil
Penelitian
dan
bawahan dalam mengerjakan
Pembahasan Hasil dengan
penelitian proses
berkenaan
setiap perintah yang diberikan
pelaksanaan
oleh pimpinan” (Ri, staf di
komunikasi menunjukan beberapa hal penting
dalam
komunikasi
administrasi vertikal di lingkungan Kantor Camat Sekadau Hilir sebagai berikut: 1.
Dominasi perintah atasan dalam bentuk
perintah
kerja
dan
pengarahan Dalam
penyampaian
pelaksanaan tugas dan pekerjaan dari atasan ke bawahan, pimpinan lebih dominan dalam memberikan perintah ketimbang jenis komunikasi kebawah yang lainnya. Perintah dipandang sebagai
satu-satunya
melaksanakan kantornya
untuk
komunikasi sehingga
di
bawahan
dipandang sebagai orang yang harus taat, loyal bukan mitra dalam bekerja padahal
masih
banyak
jenis
komunikasi ke bawah yang tidak mencerminkan dominannya atasan, seperti
melihat
memberikan
pujian,
Kantor Camat Sekadau Hilir). Hal senada juga diungkapkan oleh Amn, staf di
Kantor
Kecamatan Sekadau Hilir sebagai berikut: “Jika
pekerjaan
menumpuk,
seringkali ada pekerjaan yang mendadak dari pimpinan yang harus diselesaikan segera dan hal itu sulit untuk ditolak. Bagi kami selaku staf, tidak ada pilihan lain untuk mentaati perintah mendadak dari atasan karena diselesaikan
prioritas terlebih
untuk dahulu
kemudian menyelesaian tugas rutin dan pelayanan publik di setiap seksi. Memang perintah atasan (camat, sekcam dan kasikasi) tidak setiap hari ada, tetapi jika mendadak dan pekerjaan harus segera diselesaikan, akan 11
BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sangat mengganggu pelayanan
karena atasan kurang terbuka, kurang
kepada masyarakat”.
mengakomodasikan aspirasi bawahan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan komunikasi
bahwa yang
model terjadi
di
lingkungan Kantor Camat Sekadau Hilir lebih cenderung bersifat perintah kerja tanpa memberikan ruang lebih banyak untuk melakukan komunikasi kepada bawahan dalam bentuk pujian
dalam bekerja, kurang memandang masukan berupa ide, gagasan dan pemikiran dari bawahan mengenai bagaimana mencapai hasil kerja yang optimal. Temuan ini juga diperkuat oleh keterangan yang peneliti terima dari salah seorang informan dengan inisial Da, salah seorang staf yaitu: “Kami
maupun ucapan selamat. Melihat kenyataan
demikian,
komunikasi atasan
yang
proses
dibangun
oleh
tidak
lebih
hendaknya
tetapi
menggunakan
juga
model
harus
komunikasi
antara lain sebagai contoh tentang prosedur kerja. Prosedur kerja yang berlaku terkadang diabaikan karena ada pekerjaan yang lebih penting. Ketidakcocokan tersebut bisa terjadi
mereka untuk
perintah
terjadi karena pimpinan lebih cenderung perintah
menggunakan semata
mendapatkan
sebuah
untuk hasil
kerjaan.”
bawahan kepada atasan atau (Camat)
apa yang dikerjakan oleh bawahan,
sehingga
jelas
dengan tujuan pekerjaan sering
dari
antara apa yang disampaikan dengan
arahnya
“Ketidakcocokan
tujuan
seringkali ditemukan ketidakcocokan
tidak
oleh seorang staf dengan inisial Mk:
Ketidakcocokan perintah dengan
gagasan
yang
Hal senada juga diungkapkan
dihargai atas kerja dan pemikirannya.
Penyampaian
perintah
mengerjakannya.”
yang dapat membuat bawahan merasa
2.
mendapatkan
kebingungan
mengedepankan model perintah kerja semata
sering
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kurang maksimal dan optimalnya pencapaian kerja dari bawahan bukan hanya disebabkan oleh kemampuan bawahan dalam melaksanakan
tugas
dan
tanggungjawabnya akan tetapi hal ini lebih
disebabkan
ketidakcocokan
oleh
perintah
faktor dengan 12
BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sasaran pekerjaan yang diberikan oleh
memiliki implikasi bahwa semua
pimpinan/atasan.
yang
Melihat
kondisi
dilakukan
adalah
bersifat
seperti ini, atasan hendaknya lebih
perintah yang mengikat sesuai dengan
melihat menyesuaikan antara perintah
tupoksi (tugas pokok dan fungsi)
kerja dengan sasaran yang akan
pegawai
dicapai atau tujuan dari perintah yang
model komunikasi vertikal ini tidak
disampaikan agar bawahan dapat
selama dapat dipahami oleh bawahan
melakukannya sesuai dengan tugas
atau bahkan cara penyampaian yang
pokok dan fungsinya dengan baik.
dilakukan oleh seorang pimpinan bisa saja
3.
tersebut.
tidak
Permasalahan
sesuai
Komunikasi yang mengarah pada
organisasi
pembredelan kapasitas bawahan
lingkungan kantor tersebut.
Bawahan merasa kurang dapat mengembangkan
kemempuannya
bekerja di unit kerja masing-masing
yang
dengan
iklim
berkembang
di
Berkenaan dengan hal ini, sebagaimana
diungkapkan
oleh
seorang staf dengan inisial Ri:
di Kantor Camat Sekadau Hilir
“Kami
karena gagasan kurang diapresiasi
dianggap sebagai orang yang
(dihargai)
sehingga
hanya bisa melakukan apa yang
bawahan menjadi kurang termotivasi
diperintahkan oleh pimpinan
(terdorong)
tanpa
diberikan
untuk
memberikan
oleh
Camat
dan
semangat
untuk
bekerja lebih optimal. Dalam
kehidupan
sebagai
tentang
staf
kesempatan pendapat
pekerjaan
berorganisasi seperti Kantor Camat,
diperintahkan.
kedudukan seorang Camat merupakan
Pembredelan
sering
yang
kapaistas
bawahan Bupati yang didelegasikan
pegawai/atau bawahan bukan hanya
untuk mengurus hal-hal pemerintahan
pada pelimpahan tugas yang tanpa
dalam wilayah kecamatan. Peran dari
kompromi
seorang
sangat
melibatkan masalah kemampuan yang
system
tidak
dominan
Camat
memang
manakala
namun
sesuai
hal
dengan
juga
kapasitas
komunikasi yang dibangun terjadi
seseorang
secara
tugasnya. Hal ini jelas diungkapkan
vertikal.
Komunikasi
administrasi vertikal yang dibangun
dalam
ini
melaksanakan
oleh seorang staf dengna inisial Ak:
oleh seorang Camat terhadap stafnya 13 BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
“Seringkali
pekerjaan
yang
akan
dilakukan
dan
sekaligus
diserahkan kepada pegawai itu
memberikan
tidak sesuai dengan kapasitas
pekerjaan yang diamanahkan kepada
pegawai
bawahan secara intensif.
tersebut
dalam
melakukannya
atas
sehingga
terkadang jika tidak sesuai baru diserahkan
bimbingan
kembali
E. Kesimpulan dan Saran
kepada
Berdasarkan
temuan
hasil
yang mempunyai kemampuan
penelitian dapat disimpulkan bahwa
atas tugas tersebut.”
proses
pelaksanaan
belum
berjalan
Dari hasil penelitian ini dapat
komunikasi
dengan
efektif
disimpulkan bahwa para staf kurang
disebabkan
tanggap dan kurang dapat menerima
pemimpin, Pimpinan lebih dominan
model komunikasi yang dilakukan
memberikan
oleh pimpinan yang cenderung hanya
melakukan
mengarah
kebawah.
kepada
hal-hal
yang
ketidakpedulian
perintah
ketimbang
jenis-jenis
komunikasi
Atasan
kurang
dapat
bersifat perintah sementara beberapa
mengakomodasikan
gagasan yang dimiliki oleh bawahan
bawahan sehingga bawahan kurang
jarang diakomodasi secara baik oleh
termotivasi untuk mengembangkan
pimpinan karena komunikasi vertikal
kemampuannya.
yang
dilakukan
oleh
pimpinan
Berangkat
aspirasi
dari
dari
kesimpulan
(Camat) Sekadau Hilir ini dirasakan
hasil penelitian dapat disampaikan
kurang
saran-saran
efektif
karena
tidak
dalam
rangka
memberikan dampak yang positif
meningkatkan
bagi
pengembangan
komunikasi yaitu pimpinan tidak
potensi maupun kapasitas pegawai.
hanya memfokuskan pada perintah-
Melihat kondisi ini, pimpinan/atasan
perintah saja tetapi juga pada bentuk-
hendaknya memberikan ruang yang
bentuk lain seperti mengarahkan,
cukup
untuk
membimbing, memuji, menerangkan
dan
pedoman tata kerja, menanyakan
kapasitas dirinya dengan memberikan
kesulitan, mengucapkan terima kasih
peluang bagi bawahan untuk turut
dalam
berpartisipasi dalam mengeluarkan
hendaknya atasan mempertimbangkan
ide yang baik atas pekerjaan yang
beban kerja setiap pegawai sehingga
kinerja
bagi
dan
bawahannya
mengembangkan
potensi
memberikan
pelaksanaan
perintah
14 BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 nomor 1 edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tidak mengakibatkan pegawai stress atau tertekan.
F. Referensi Effendi, Onong U.1997. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Alumni: Bandung. Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Bandung. Penerbit Remaja Karya. Muhammad, Arni. 2000. Komunikasi Organisasi. Bandung. Penerbit Remaja Karya. Mulyana. A. 2008. Komunikasi Dalam Organisasi. KDO Sandjaja, S J. 2005. Teori Komunikasi. Universitas Terbuka: Jakarta. Sanafiah. 1995. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press. Siagian, Sondang P. 1990. Kepemimpinan Dalam Administrasi. Mandar Maju: Bandung. Sutarto.2000. Dasar-Dasar Komunikasi Administrasi. Duta Wacana University Press: Yogyakarta Thoha, Miftah. 1998. Perilaku Organisasi – Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali Press: Jakarta Widjaja. H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta
15 BERGITA BANU, NIM. E21110086 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN