Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PENGAWASAN PEMERINTAH TERHADAP PELAKSANAAN UPAH MINIMUM KABUPATEN DI KABUPATEN SEKADAU Oleh: Wahyu Patmos Losianus Aswan NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat, Tahun 2015 E-mail :
[email protected]
Abstrak Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis teknik pengawasan pemerintah terhadap pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten dan faktor-faktor yang menyebabkan belum optimalnya pengawasan pemerintah terhadap pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten di Kabupaten Sekadau. Penulisan Skripsi ini didasarkan atas fenomena-fenomena yang tergambar dalam tidak semua perusahaan atau pengusaha menerapkan Upah Minimum Kabupaten dan lemahnya kesadaran perusahaan melaporkan wajib lapor ketenagakerjaan pada bidang Tenaga Kerja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan yang mana berupa katakata dan gambar. Simpulan penelitian ini bahwa secara umum pelaksanaan pengawasan Upah Minimum Kabupaten yang dilaksanakan oleh pemerintah telah berjalan sesuai dengan teknik pengawasan yaitu pengawasan secara langsung maupun pengawasan secara tidak langsung. Namun dalam pelaksanaannya, terungkap faktor-faktor penghambat yang mengakibatkan tidak optimalnya pelaksanaan pengawasan pemerintah terhadap pelaksanaan Upah Minimum Kabupaten. Faktor-faktor penghambat tersebut diantaranya adalah tidak diberlakukannya sanksi oleh Dinas Sosnakertrans, tidak adanya dana khusus pengawasan Upah Minimum Kabupaten, kurangnya pegawai pengawas ketenagakerjaan dan kurangnya sarana dan prasarana dalam hal alat transportasi pengawasan. Kata-kata kunci : teknik pengawasan, pemerintah, upah minimum kabupaten
GOVERNMENT OVERSIGHT OF IMPLEMENTATION OF MINIMUM WAGE REGENCY IN SEKADAU REGENCY Abstract This thesis is intended to describe and analyze the technique of government control on the implementation of the Minimum Wages Regency and the factors that cause not optimal government oversight of the implementation of the Minimum Wages Regency in Sekadau Regency. This thesis is based on phenomena that are not all reflected in the company or entrepreneur applying Minimum Wages Regency and heedlessness company or entrepreneur must report the employment report in the field of Labor. This study uses a qualitative method with descriptive research that is with the interpretation of the data found in the field in which the form of words and images. The conclusion of the research is the general supervision undertaken by the government Minimum Wages Regency has been run in accordance with the surveillance techniques that control directly or indirectly control. However, in practice, revealed the inhibiting factors that result in optimal implementation of government oversight of the implementation of the Minimum Wages Regency. These inhibiting factors include the nonapplication of sanctions by the Department Sosnakertrans, the absence of a special fund supervision district minimum wage, lack of labor inspectors and the lack of infrastructure in terms of transportation surveillance. Keywords : surveillance techniques, government, minimum wage regency
2 Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
produktifitas usaha mereka. Undang –
A. PENDAHULUAN 1.
undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Latar Belakang Penelitian Menciptakan
kesejahteraan
bagi
seluruh rakyat Indonesia adalah salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam
pembukaan
Kesejahteraan dengan
manusia
pembangunan
Sehubungan
dengan
ketenagakerjaan,
maka
UUD erat
1945. kaitannya
ketenagakerjaan. pembangunan perlu
adanya
kesejahteraan bagi pekerja. Konstitusi dasar kita jelas menyebutkan dalam Undangundang Dasar 1945 Pasal 28 D ayat (2) bahwa “Setiap orang berhak untuk bekerja dan mendapat imbalan serta perlakukan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”. Yang perlu digaris bawahi disini adalah bahwa hak dari setiap pekerja untuk mendapatkan imbalan yang layak dalam hubungan kerja. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pasal (1) ayat 15 mengatakan bahwa “hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja berdasarkan
perjanjian
kerja,
yang
mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah”. Dalam sebuah hubungan kerja tentu ada timbal balik antara pemberi kerja dengan pekerja. Bagi pekerja, timbal balik tersebut berupa upah kerja dan bagi pemberi kerja timbal baliknya adalah jasa pekerja
yang
dapat
meningkatkan
Ketenagakerjaan
pasal
(1)
ayat
3
menyebutkan bahwa “Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”, dan ayat 4 pada
pasal
yang
sama
mengatakan
“Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan – badan lainnya yang memperkerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk
hubungan
lain”.
kerja,
Dalam pekerja
sebuah selalu
mengharapkan hubungan kerja yang baik sehingga pekerja dapat menerima upah yang layak sesuai dengan unsur pekerjaan, waktu dan perintah. Upah merupakan salah satu bagian dari
ketenagakerjaan
yang
sangat
menentukan kelangsungan hidup pekerja. Dipicu dengan beban kebutuhan hidup yang semakin meningkat dan naiknya harga bahan bakar minyak ( BBM ) yang mengakibatkan harga sembako naik, tidak heran banyak pekerja mengharapkan upah yang lebih tinggi agar dapat mencukupi kebutuhan hidup dan menjadikan upah sebagai
sandaran
hidup
pekerja.
Berdasarkan Undang – undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal (1) ayat 30 menyebutkan bahwa : “ Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada 2
Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atau suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan” Melihat
pentingnnya
Ketenagakerjaan pasal 88 ayat 1 : Setiap pekerja/buruh
berhak
memperoleh
penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, pasal 88 ayat 2: Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
upah bagi
kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam
pekerja, pemerintah dalam hal ini berfungsi
ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan
utama
pengupahan
mengadakan
pengaturan
agar
yang
melindungi
hubungan antara pekerja dengan pihak
pekerja/buruh. Tujuan perlindungan upah
pemberi kerja berjalan serasi dan seimbang
yang ditetapkan oleh pemerintah adalah
yang dilandasi oleh pengaturan hak dan
untuk menjamin sumber penghasilan tetap
kewajiban secara adil
yang
serta berfungsi
menjamin
kelangsungan
sebagai penegak hukum. Disamping itu
pekerja/buruh
pemerintah juga berperan sebagai penengah
Memperhatikan hal-hal diatas, pemerintah
dalam
mengeluarkan kebijakan tentang penetapan
menyelesaikan
konflik
atau
perselisihan yang terjadi secara adil. Mengantisipasi
Upah
masalah
dan
hidup
Minimum
Peraturan
keluarganya.
yang
Mentri
diatur
Tenaga
pekerja, pemerintah mengeluarkan regulasi
Tentang Upah Minimum. Dalam peraturan
tentang pengupahan. Awalnya ketentuan
tersebut tepatnya pada pasal 2, upah
pengupahan ditentukan oleh pemerintah
minimum
pusat.
diundangkannya
provinsi atau disebut UMP, upah minimum
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun
kabupaten/kota atau disebut UMK, upah
2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
minimum sektoral provinsi atau disebut
Kewenangan upah minimum yang semula
UMSP,
ditentukan
kabupaten/kota atau disebut UMSK.
dengan
pemerintah
pusat
melalui
dan
Tahun
dan
Transmigrasi
terdiri
07
Kerja
pengupahan dan demi melindungi hak
Tetapi,
Nomor
dalam
2013
atas upah minimum
upah
minimum
sektoral
Departemen Tenaga Kerja dialihkan kepada
Upah minimum kabupaten Sekadau
pemerintah daerah ditingkat provinsi, maka
terus mengalami peningkatan dari tahun
sejak saat itu nominal upah minimum
ketahun ini ditunjukan pada table 1:
ditentukan oleh tiap-tiap provinsi. Regulasi tentang pengupahan kemudian ditetapkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor
13
Tahun
2003
Tentang 3
Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Tabel 1 Peningkatan UMK Kab. Sekadau Tahun 2013-2015 Tahun
Dasar Ketentuan UMK
Besaran UMK
2013
SK Gubernur Kalimantan Barat Nomor 648/KESSOS/2012
Rp. 1.180.000
2014
SK Gubernur Kalimantan Barat Nomor 521/NAKERTRANS/2013
Rp. 1.450.000
2015
SK Gubernur Kalimantan Barat Nomor 533/NAKERTRANS/2014
Rp. 1.600.000
satu tahun ditempat tersebut mengatakan mereka
belum
pernah
mendapatkan
sosialisasi secara khusus tentang peraturan UMK kabupaten Sekadau. Pengawasan
tidak
terlepas
dari
jumlah aparatur pelaksana pengawasan yang merupakan salah satu faktor penting
Sumber : Dinas Sosnakertrans Kab. Sekadau, Februari 2015
dalam mencapai pengawasan yang efektif.
Dengan meningkatnya besaran upah
Sosnakertrans Kabupaten Sekadau tahun
minimum yang diputuskan oleh pemerintah
2014, dicantumkan bahwa jumlah aparatur
Kabupaten Sekadau maka semakin besar
atau
pula
dalam
ketenagakerjaan hanya ada satu pegawai
yang
pengawas fungsional. Pegawai pengawas
beban
pemberi
kerja
memberikan upah pada pekerja
Berdasarkan
peta
tenaga
jabatan
fungsional
pengawas
pemberi kerja pekerjakan. Keluhan tentang
ketenagakerjaan
standart UMK yang semakin tinggi ini
berfungsi
peneliti dapatkan dari pemilik Toko Baju
ketenagakerjaan ini dibebankan dengan
Monalisa Pasar Sekadau. Jika tidak diawasi
luasnya
secara
perusahaan atau pengusaha yang harus
optimal
penyimpangan
maka pemberian
akan upah
terjadi oleh
diawasi.
yang
Dinas
secara
sebagai
cangkupan
Keadaan
khusus pengawas
wilayah
ini
dan
tentu
proses
212
akan
pengusaha atau perusahaan kepada pekerja.
menyulitkan
Menurut petugas dari Bidang Tenaga Kerja
pelaksanaan
Dinas Sosnakertrans Kabupaten Sekadau
kecenderungan pengusaha kurang peduli
terkait pelaksanaan UMK di wilayah pasar
dengan peraturan UMK, ini terlihat dari
Kecamatan Sekadau Hilir, dari 4 (empat)
jarangnya
supermarket besar yang mempekerjakan
pekerja yang dipekerjakan kepada bidang
pekerja, tidak ada satupun supermarket
Tenaga Kerja. Menurut data yang diperoleh
yang menerapkan UMK dan banyak dari
dari Dinas Sosnakertrans ada 34 perusahaan
pekerja supermarket tidak mengetahui betul
atau pengusaha dengan klasifikasi yaitu
tentang peraturan UMK. Informasi yang
usaha besar seperti perusahaan sawit,
didapatkan dari salah satu pekerja di
pabrik,
supermarket Bintang Mitra jalan Pasar
melaksanakan wajib lapor ketenagakerjaan.
Sekadau yang sudah bekerja kurang lebih
Sedangkan di Kabupaten Sekadau ada 212
UMK.
pengusaha
dan
pengawasan
Selain
itu
melaporkan
perkebunan
yang
ada
gaji
tertib
badan usaha, itu berdasarkan pada data 4 Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang didapatkan dari Kantor Permodalan
Fenomena ini menunjukkan bahwa
dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sekadau.
pelaksanaan pengawasan atas peraturan
Ini
perundang – undangan ketenagakerjaan
menunjukkan
bahwa
kurang
dari
setengah atau hanya 23 % perusahaan atau
dalam
badan usaha yang memiliki kesadaran
Sekadau masih perlu adanya peningkatan.
untuk
lapor
Dari beberapa temuan diatas, tentu ada
ketenagakerjaan. 37 % atau 178 badan
sebuah masalah yang terjadi didalam
usaha yang tidak tertib melaksanakan wajib
pelaksanaan
lapor
diklasifikasikan
terhadap UMK. Pemerintah dalam hal ini
Minimarket,
Bidang Tenaga Kerja Dinas Sosial, Tenaga
Supermarket, Percetakan, Toko Baju, Toko
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sekadau
Sembako, Hotel, Rumah Makan, Dealer
memiliki
Motor, SPBU dan Bengkel Motor. Wajib
kaitannya dengan pelaksanaan pengawasan
lapor
dalam
terhadap UMK di Kabupaten Sekadau demi
Undang-undang Nomor 07 Tahun 1981
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan.
pekerja. Bagaimana pengawasan terhadap
Disana juga dicantumkan sanksi bahwa jika
pelaksanaan UMK yang dilakukan oleh
tidak
lapor
Bidang Tenaga Kerja agar berjalan efektif
yang
merupakan
dalam
melakukan
wajib
ketenagakerjaan usaha
seperti
ketenagakerjaan
melakukan
ketenagakerjaan
diatur
wajib
maka
seperti
pelaksanaan
UMK
pengawasan
tanggung
jawab
langkah
Kabupaten
pemerintah
yang
melindungi
erat
hak
tercantum dalam bab V pasal 10 ayat (1)
pekerja. Sebagai penegak hukum dibidang
perusahaan atau pengusaha akan dikenakan
ketenagakerjaan
denda Rp 1.000.000 ( satu juta rupiah ) dan
bertindak
jika diulangi tidak melakukan wajib lapor
dilapangan, sehingga diharapkan segala
ketenagakerjaan ayat (2) pada pasal yang
bentuk ketidakadilan dalam pemberian
sama, akan dikenakan dipenjara. Wajib
upah terhadap pekerja dapat dihindari.
Lapor
Hingga akhirnya apa yang dicita – citakan
bentuk
Ketenagakerjaan bukti
bahwa
ini
merupakan
perusahaan
atau
unsur
sebagai
meningkatkan
Pengawasan yang dilakukan bidang Tenaga
Indonesia dapat tercapai.
kabupaten
dini
kesejahteraan
pekerja
sangat
Berdasarkan fenomena dan data yang
dibutuhkan pekerja agar pekerja dapat lebih
telah dijabarkan diatas maka masalah
paham
dan
tentang Pengawasan Pemerintah terhadap
terhindarnya pekerja dari ketidakadilan
pelaksanaan UMK yang dilaksanakan oleh
pengupahan.
Bidang Tenaga Kerja Dinas Sosial, Tenaga
tentang
Sekadau
pendeteksi
ini
negara dalam melindungi hak pekerja dan
pengusaha melaksanakan ketentuan UMK.
Kerja
pengawasan
upah
minimum
5 Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sekadau
4. Tujuan Penelitian
ini menarik untuk di teliti dengan judul penelitian
“Pengawasan
Pemerintah
telah
Berdasarkan
permasalahan
dirumuskan,
maka
terhadap Pelaksanaan Upah Minimum
penelitian
ini
Kabupaten di Kabupaten Sekadau”.
mendeskripsikan,
sebuah
penelitian
perlu
adanya fokus penelitian yang nantinya akan arah
adalah
teknik
dari untuk dan
pelaksanaan
pengawasan pemerintah terhadap Upah
2. Fokus Penelitian
menjadi
tujuan
mengetahui
menganalisis
Dalam
yang
bagi
peneliti
Minimum
Kabupaten
di
Kabupaten
Sekadau.
dalam
mendeskripsikan dan menganalisa sebuah
5. Manfaat Penelitian
masalah penelitian. Fokus penelitian sendiri
a) Manfaat Teoritis
membantu peneliti dalam mengumpulkan
Penelitian
data
dengan
berguna dalam perkembangan ilmu
mengolah data yang diperoleh dilapangan,
pemerintahan di bidang manajemen
mencari jalan pemecahannya dan menarik
pemerintahan khususnya pada teknik
suatu kesimpulan dari arah yang telah
pengawasan. Dalam penelitian ini,
ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hal
teknik pengawasan tersebut berkaitan
diatas,
dengan
yang
diperlukan
maka
penelitian
pada
sampai
peneliti
memfokuskan
teknik
pelaksanaan
ini
diharapkan
pengawasan
terhadap
dapat
pemerintah
pelaksanaan
Upah
Kabupaten
yang
pengawasan Bidang Tenaga Kerja Dinas
Minimum
Sosnakertrans Kabupaten Sekadau terhadap
dilaksanakan
Upah Minimum Kabupaten di Kabupaten
pemerintah
Sekadau.
dalam urusan ketenagakerjaan.
oleh yang
instansi berwewenang
b) Manfaat Praktis 1) Bagi peneliti, sebagai wadah atau
3. Rumusan Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang
media untuk melatih berpikir
masalah diatas, maka yang menjadi pokok
secara
permasalahan dirumuskan sebagai berikut :
permasalahan
Bagaimana teknik pelaksanaan Pengawasan
dilapangan dengan menjadikannya
Pemerintah
topik bahasan dalam penelitian,
terhadap
Upah
Minimum
Kabupaten di Kabupaten Sekadau ?
ilmiah,
memahami yang
terjadi
mencari sebuah solusi dengan teori
dan
memecahkan
analisa sebuah
dalam masalah, 6
Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
merealisasikan pemikiran yang
Ernie
dan
Saefullah
(2005:
berdasarkan logika terstruktur dan
mendefinisikan
sudut pandang ilmiah.
sebagai proses dalam menetapkan ukuran
pengawasan
317),
merupakan
2) Bagi pihak pemerintah, sebagai
kinerja dalam pengambilan tindakan yang
sumbangan pemikiran bagi aparat
dapat mendukung pencapaian hasil yang
pemerintah
diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah
khususnya
Dinas
Bidang
Tenaga
ditetapkan tersebut.
mengoptimalkan
Pelaksanaan
Sosnakertrans Kerja
dalam
sebuah
pengawasan
pengawasan terhadap pelaksanaan
harus didasari dengan teknik pengawasan
Upah Minimum Kabupaten di
yang nantinya dapat dijadikan alat dalam
Kabupaten Sekadau.
melakukan
pengawasan.
Teknik
pengawasan menurut Siagian (2014:112) adalah sebagai berikut : B. KERANGKA
TEORI
DAN
a. Inspeksi langsung Inspeksi langsung atau lebih dikenal
METODOLOGI
dengan 1.
merupakan
langsung
yaitu
mengawasi secara langsung kegiatan
Kerangka Teori Pengawasan
pengawasan
pada
tindakan
hakikatnya
yang sedang dilakukan. Selanjutnya ada
membandingkan
dua macam teknik yang dapat dilakukan
kenyataan yang ada dengan harapan yang dicita – citakan. Pengawasan yang adalah
dalam inspeksi langsung yaitu : 1) On the spot observation
salah satu fungsi manajemen dengan proses
On the spot observation merupakan
yang tidak terputus untuk menjaga agar
pengamatan langsung atau observasi
pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang
oleh
tidak menyimpang dari aturan yang telah
sendiri bagaimana cara para petugas
ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan
operasional
organisasi.
menyelenggarakan
Menurut mengatakan
Siagian
pengawasan
(2008:52) adalah
manajemen
untuk
melihat
dalam dan
menyelesaikan tugasnya. Teknik ini
suatu
dapat berakibat sangat positif dalam
proses pengamatan kegiatan operasional
implementasi strategi dengan efisien
yang dimaksudkan untuk lebih menjamin
dan efektif. Dikatakan demikian
bahwa penyelenggaraannya sesuai dengan
karena dengan pengamatan langsung
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
berbagai
Sedangkan menurut, Schermerhorn dalam
seperti perolehan infomasi “on the
manfaat
dapat
dipetik, 7
Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
spot” bukan hanya tentang jalannya
Pengawasan
pelaksanaan
mengumpulkan fakta-fakta melalui
berbagai
operasional,
akan
kegiatan
tetapi
dengan
laporan
dilakukan
lisan
yang
dengan
diberikan
demikian manajemen dapat segera
bawahan. Dengan cara ini kedua
“meluruskan”
pihak aktif, bawahan memberikan
tindakan
para
pelaksana apabila diperlukan dan
laporan
manajemen
pekerjaannya
langsung
dapat
lisan dan
hasil
atasan
dapat
memberikan pengarahan tentang tata
bertanya
cara bekerja yang benar. Disamping
memperoleh
itu dengan pengamatan langsung,
diperlakukannya. Pengawasan seperti
para
ini dapat mempercepat hubungan
bawahan
diperhatikan
akan
oleh
merasa
pemimpinnya
pejabat,
sehingga dalam diri bawahan tidak
lebih
tentang
lanjut
untuk
fakta-fakta
yang
karena
adanya
kontak
wawancara antara mereka.
timbul kesan bahwa pimpinan “jauh”
2)Tertulis
dan “tidak terjangkau” oleh para
Laporan tertulis merupakan suatu
bawahan tersebut.
pertanggung
2) On the spot report On
the
spot
jawaban
kepada
atasannya mengenai pekerjaan yang
report
merupakan
dilaksanakan, sesuai dengan instruksi
pengawasan langsung dengan cara
dan tugas-tugas yang diberikan atasan
laporan
Manajemen
kepadanya. Dengan laporan tertulis
meminta langsung laporan dari para
yang diberikan bawahan pada atasan
petugas
pimpinan
ditempat.
operasional
terkait
menilai
sejauh
mana
penyelenggaraan dan penyelesaiaan
pelaksanaan suatu kegiatan sesuai
tugasnya.
dengan perencanaan atau standart
Teknik
meminimalisir
ini
berfungsi
kecurangan
dalam
kegiatan yang ditetapkan.
laporan dari bawahan pada atasan. b. Pengawasan
tidak
langsung
biasa
2.
Metode Penelitian
disebut pengawasan dari jarak jauh
Metode
yang
digunakan
dalam
adalah pengawasan yang dilakukan
penelitian ini adalah metode penelitian
melalui laporan yang disampaikan oleh
kualitatif dengan jenis penelitian. Artinya
para bawahan pada atasan. Laporan
peneliti mencoba menggambarkan fakta
tersebut dapat berbentuk diantaranya :
yang terjadi sekarang sebagai realitas
1)Lisan
natural
tanpa
dibuat-buat
adanya yaitu
fenomena
yang
mendeskripsikan, 8
Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
mengetahui
dan
pelaksanaan
menganalisis
pengawasan
teknik
pemerintah
terhadap Upah Minimum Kabupaten di Kabupaten Sekadau. Teknik
a. On the Spot Observation ( Inspeksi Langsung ) Berdasarkan
hasil
wawancara,
peneliti mendapatkan informasi bahwa
Pengumpulan
Data
Dinas Sosnaktertrans Bidang Tenaga Kerja
menggunakan teknik wawancara untuk
melaksanakan
mengumpulkan
dengan On the Spot Observation dalam
data
primer
dengan
pengawasan
menggunakan panduan wawancara dan
mengawasi
bantuan alat dokumentasi berupa camera
terungkap bahwa tidak diberlakukannya
dan alat perekam suara serta teknik
sanksi dan kurangnya saran dan prasarana
dokumentasi yaitu untuk mengumpulkan
seperti alat transportasi membuat pegawai
data
pengawas
sekunder
dengan
cara
merekam
penerapan
langsung
UMK.
ketenagakerjaan
Namun
sulit
dalam
seluruh aktivitas peneliti dalam rangka
melakukan pengawasan langsung terhadap
pengumpulan data.
pelaksanaan UMK. Dan dampak yang harus
Peneliti
menggunakan
Teknik
diterima
kabupaten
Sekadau
akhirnya
analisa data Model Miles and Huberman
adalah proses pengawasan langsung dengan
yang ditulis dalam Sugiyono (2014:91-99).
On the Spot Observation belum dapat
Yang terdiri atas tiga alur kegiatan yaitu
berjalan dengan baik dan menimbulkan
Reduksi data (reduction data), Penyajian
dampak
data
menjalankan UMK.
(data
display),
dan
kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan
data
yang
perusahaan
(conclusion
drawing/verification). Selanjutnya teknik keabsahan
ketidakpatuhan
digunakan
oleh
b. On the Spot Report ( Laporan ditempat )
peneliti adalah triangulasi sumber. Hal ini
Bidang
Tenaga
dimaksudkan agar tercapai titik jenuh
Sosnakertrans
dalam pengumpulan data.
terhadap UMK melaksanakan pengawasan
dalam
Kerja
Dinas
pengawasannya
langsung dengan teknik On the Spot Report Tetapi, kekurangan pegawai pengawas C. HASIL
PENELITIAN
DAN
ketenagakerjaan dan tidak adanya dana tetap pengawasan menjadikan pengawasan
PEMBAHASAN
tersebut belum optimal. 1. Pengawasan terhadap
Langsung
pelaksanaan
Kabupaten Sekadau
Pemerintah UMK
di
2. Pengawasan
Tidak
Langsung
Pemerintah
terhadap
pelaksanaan
UMK di Kabupaten Sekadau 9
Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Bidang tenaga kerja melaksanaan pengawasan
tidak
langsung
memberlakukan
dengan
wajib
ketenagakerjaan.
Namun
lapor
Kerja
melalui
ketenagakerjaan pengawasan
pegawai
pengawas
telah
melakukan
UMK
sesuai
dengan
pengawasan
peraturan yang ada, dan telah mengikuti
tersebut tidak berjalan dengan optimal
prosedur yang telah digunakan yaitu
dikarenakan tidak diberlakukannya sanksi
dengan
dari pihak Dinas Sosnakertrans karena tidak
pengawasan tidak langsung.
pengawasan
langsung
dan
adanya dana pengawasan UMK, dan belum
b. Penyelenggaraan pengawasan langsung
adanya penyidik pengawai negeri sipil. Ini
oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan
menjadi gambaran yang jelas kenapa pihak
dalam
perusahaan
kurang
dengan teknik On the Spot Observation
memiliki kesadaran untuk melakukan wajib
memang benar dilaksanakan. Tetapi,
lapor ketenagakerjaan dan melemahkan
pengawasan
pengawasan tidak langsung yang pegawai
optimal dikarenakan tidak didukung oleh
pengawas
sarana dan prasarana yang memadai serta
atau
pengusaha
ketenagakerjaan
laksanakan.
Kondisi sekarang yang terjadi adalah pegawai pengawas ketenagakerjaan hanya
mengawasi pelaksanaan UMK
tersebut
menjadi
tidak
tidak diberlakukannya sanksi UMK. c. Tidak
diberlakukannya
mengawasi perusahaan atau pengusaha
dikarenakan
yang
pemeriksaan atau proses sanksi. Selain
melaksanakan
ketenagakerjaan
diluar
wajib dari
pada
lapor itu,
itu
tidak
sanksi
dikarenakan
adanya
pegawai
dana
pengawas
pegawai pengawas ketenagakerjaan hanya
ketenagakerjaan belum berstatus PPNS
mengawasi secara acak dan sesekali saja.
atau penyidik pegawai negeri sipil. Keadaan
ini
membuat
pengawasan
menjadi tidak memiliki kekuatan sanksi dan berdampak pada tidak patuhnya
D. KESIMPULAN DAN SARAN
perusahaan
terhadap
penetapan
ketentuan UMK.
1. Simpulan Berdasarkan uraian pada bagian
d. Pelaksanaan
pengawasan
langsung
pembahasan, maka dapat ditarik beberapa
secara On the Spot Report juga telah
kesimpulan sebagai berikut :
diterapkan oleh pengawai pengawas
a. Dalam proses pengawasan pemerintah
ketengakerjaan
terhadap
pelaksanaan
UMK
di
pengecekan
Kabupaten Sekadau, Pemerintah melalui
langsung
Dinas Sosnekertrans Bidang Tenaga
dilapangan.
dengan berkas
pada
melakukan
ketenagakerjaan
saat Namun
pemantauan dalam 10
Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pelaksanaannya
pegawai
pengawas
diulangi tidak melakukan wajib lapor
ketenagakerjaan mengalami kekurangan
ketenagakerjaan ayat (2) pada pasal yang
aparatur
sama akan dipenjara.
pegawai
pengawas
ketenagakerjaan dalam
melaksanakan
h. Dari 212 badan usaha yang terdaftar di
pemeriksaaan berkas ketenagakerjaan.
Kabupaten Sekadau, hanya 34 badan
Sehingga tidak semua perusahaan dapat
usaha yang melaksanakan wajib lapor
bagian dalam pengecekan ini serta
ketenagakerjaan.
memakan waktu yang lebih lama dan
ketenagakerjaan tidak mampu untuk
tidak
mengontrol semua badan usaha yang
menjadi
efektif
dalam
pelaksanaannya.
tidak
melapor
Pegawai
pengawas
dikarenakan
pegawai
e. Kendala lainnya dalam pelaksanaan
pengawas yang minim yaitu sejumlah
pengawasan ini timbul dari tidak adanya
satu pegawai pengawas ketenagakerjaan.
dana tetap yang dikhususkan untuk
i. Dengan tidak diberlakukanya sanksi dan
pengawasan UMK. Pengalihan dana
kurangnya
yang sering terjadi pada bidang Tenaga
ketenagakerjaan mengakibatkan tidak
Kerja Dinas Sosnakertrans menunjukan
patuhnya perusahaan atau pengusaha
kurangnya dana pelaksanaan kegiatan
melakukan wajib lapor ketenagakerjaan
dalam
hingga
Bidang
Tenaga
Kerja.
Dan
pegawai
mengakibatkan
pengawas
lemahnya
berdampak pada tidak adanya dana tetap
pengawasan tidak langsung terhadap
pengawasan UMK.
pelaksanaan UMK.
f. Pengawasan tidak langsung dilaksanakan pegawai
pengawas
dengan
menerapkan
ketenagakerjaan wajib
2. Saran
lapor
Berdasarkan dari keseluruhan hasil
ketenagakerjaan dengan dasar hukum
penelitian dan simpulan yang ada, maka
Undang-undang Nomor 07 tahun 1981.
dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
g. Pelaksanaan wajib lapor ketenagakerjaan tidak
optimal
diberlakukannya
dikarenakan sanksi
tidak
perundang-
berikut: 1. Pada
penyelenggaraan
langsung
perlu
adanya
pengawasan peningkatan
undangan tersebut yaitu sanksi jika tidak
sarana dan prasarana yang memadai,
melakukan wajib lapor ketenagakerjaan
seperti penambahan alat transportasi
maka seperti yang tercantum dalam bab
roda empat sehingga dengan adanya
V pasal 10 ayat (1) perusahaan atau
penambahan
pengusaha akan dikenakan denda Rp
memudahkan
1.000.000 ( satu juta rupiah ) dan jika
ketenagakerjaan
alat
transpotasi
ini
pegawai
pengawas
dalam
melakukan 11
Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pengawasan
yang
tidak boleh diganggugugat oleh kegiatan
memiliki jarak tempuh jauh dari ibu kota
lainnya. Sehingga terjadi fokus pada
kabupaten
kegiatan pengawasan UMK.
2. Adanya
keperusahaan
sikap
tegas
dari
Dinas
5. Ketidakpatuhan
perusahaan
atau
Sosnakertrans dalam penegakan sanksi
pengusaha dalam melakukan wajib alpor
pelanggaran UMK menjadi salah satu
ketenagakerjaan
kunci utama yang akan memberikan
pegawai
dampak yang besar dalam pelaksanaan
untuk mengontrol upah yang perusahaan
pengawasan UMK. Penegakan sanksi
atau pengusahan berikan pada pekerja.
dapat diberlakukan dengan pencabutan
Meski sudah tercantum aturan dan
izin usaha atau melekukan lelang pada
hukum yang jelas tapi perusahaan atau
pengusaha lain yang mau mematuhi
pengusaha tetap tidak takut dikarenakan
UMK
sanksi yang tidak berlaku. Peneliti
terhadap
perusahaan
atau
pengusaha yang tidak patuh UMK. 3. Jumlah
pegawai
pengawas
menyulitkan
ketenagakerjaan
melihat keadaan ini sebagai bentuk awal
pengawas
dari ketidakpatuhan perusahaan atau
merupakan
pengusaha dalam menerapkan UMK.
ketenagakerjaan
yang
pelaksana
pengawasan
teknis
sangat
UMK
Untuk
peneliti
menyarankan
perlu ditinjau ulang dan dilakukan
memberikan
pembahasan untuk menambah tenaga
ketenagakerjaan disertakan juga surat
pegawai
pernyataan yang mengikat perusahaan
pengawas
ketenagakerjaan.
berkas
dalam
atau
mengawasi pelaksanaan UMK adalah
Sehingga jika mereka melanggar aturan
dengan melihat berapa jumlah pegawai
yang ada, perusahaan atau pengusaha
pengawas
siap menerima konsekuensi hukuman.
Apakah
dengan
wajib
Salah satu bentuk keseriusan pemerintah
ketenagakerjaan.
pengusaha
lapor
pemerintah.
sudah sebanding atau belum dengan jumlah perusahaan yang ada. 4. Dalam pelaksanaan sebuah kegiatan tentu
perlu adanya dana didalamnya.
Fakta dimana tidak ada dana khusus
3. Keterbatasan Penelitian Adapun
keterbatasan
pada
penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sulitnya
menemukan pendukung
dokumen-
pengawasan UMK akan melemahkan
dokumen
tentang
pengawasan pemerintah terhadap UMK.
pengawasan UMK menjadi keterbatasan
Dengan keadaan ini Bidang Tenaga
penelitian dalam melengkapi data-data
Kerja perlu melakukan penganggaran
sekunder. Keadaan ini dikarenakan
khusus terhadap pengawasan UMK yang
pengawasan UMK masih dalam bentuk 12
Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
formalitas di Kabupaten Sekadau dan belum
menjadi
dokumen
prioritas.
pendukung
Sehingga
seperti
untuk
mencari jumlah seluruh badan usaha di Kabupaten
Sekadau,
harus
perizinan terpadu. Padahal seharunya Bidang Tenaga Kerja wajib memiliki dokumen tersebut. mendapatkan
dokumen-
dokumen pendukung tentang segala bentuk data yang berkaitan dengan pengawasan peneliti
UMK,
mengharuskan
menggali
permasalah
pengawasan
UMK
dengan
wawancara
yang
lebih
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
peneliti
dapatkan dari Kantor permodalan dan
b. Sulitnya
Brantas. 2009. Dasar-dasar Manajemen. Bandung : Alfabet.
metode dominan
dibandingkan dengan pemenuhan data sekunder. Sehingga pemenuhan data primer lebih fokus penelti lakukan. c. Akibat keterbatasan waktu penelitian
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Harahap, Sofyan Syarif. 2001. Sistem Pengawasan Manajemen. Jakarta : Pustaka Quantum. H.Manullang, Senjum. 2002. Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta Kadarisman. 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Khakim, Abdul. 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Bandung : PT Citra Aditya Bakti. Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : PT Refika Aditama.
membuat penulis tidak bisa maksimal dalam
menggali
lebih
dalam
lagi
tentang
pengawasan
pemerintah
terhadap
pelaksanaan
UMK
di
Kabupaten Sekadau.
E. DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku: Asikin. 2002. Dasar-dasar Hukum Perburuhan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Siagian, Sondang. 2014. Manajemen Stratejik. Jakarta : Bumi Aksara. Soewarno, Handayaningrat. 1996. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen: Jakarta. Gunung Agung. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabet,cv. ------------2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta. -----------2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
13 Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Torang, Syamsir.2013. Organisasi Manajemen.Bandung : Alfabeta.
&
Wibowo. 2006. Manajemen Perubahan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sekretaris Direktorat Jendral Republik Indonesia. 2013. Himpunan Peraturan Bidang Pengupahan. Jakarta. Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Skripsi :
Peraturan Mentri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 07 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum. Surat Keputusan Gubernur Kalimatan Barat Nomor 533/Nakertrans/2014 Tentang Upah Minimum Kabupaten Sekadau Tahun 2015. Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2008 tentang susunan organisasi, tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi.
Faizin, Moch. 2006. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Ketentuan Upah Minimum Kota Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja. Heliana. 2013. Fungsi Pengawasan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bengkayang dalam Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja. Sidirasi, Filemon. 2012. Pelaksanaan Pengawasan oleh Inspektorat terhadap Tugas Pemerintah Desa di Desa Tertung Kecamatran Sintang Kabupaten Sintang. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN : Undang-Undang Nomor 03 Tahun 1951 Tentang Pernyataan Berlakunya UndangUndang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23. Dari Republik Indonesia Untuk Seluruh Indonesia. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Undang – Undang Nomor 07 tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Pengawasan Ketenagakerjaan.
14 Wahyu Patmos Losianus Aswan, NIM. E42011081 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimatan Barat