Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
DAMPAK GAWAI “NYELAPAT TAUN” DAYAK DE’SA DALAM KEHIDUPAN REMAJA DI DESA TAPANG SEMADAK, KECAMATAN SEKADAU HILIR KABUPATEN SEKADAU Oleh: ROMANUS NIM. E51109033 Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email:
[email protected]
Abstrak Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai dampak gawai “nyelapat taun” dayak de’sa dikehidupan remaja yang ada dalam masyarakat. Adanya perubahan perilaku remaja yang menyimpang di Desa Tapang Semadak, Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau menyebabkan rusaknya moral dan pendidikan para remaja. Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan dampak gawai “nyelapat taun” dayak de’sa dalam kehidupan remaja baik positif maupun negatifnya dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mendorong terjadinya dampak gawai “nyelapat taun” dayak de’sa dalam kehidupan remaja. Berdasarkan hasil penelitian terkait dampak gawai “nyelapat taun” dayak de’sa dalam kehidupan remaja antara lain: Dampak negatif; a) Merusak moral remaja. b) Terjadinya pergaulan bebas (seks bebas). c) Merusak intelegensi remaja. d) Merusak remaja secara fisik. Berdasarkan hasil penelitian ini juga menunjukan adanya dampak positif yang bisa bermanfaat bagi remaja disamping berbagai dampak negatif yang muncul, diantaranya yaitu: Dampak positif; a) Terjalinnya persaudaraan yang erat. b) Melestarikan Kebudayaan dayak. Teori yang digunakan dalam penelitian ini teori paradigma perilaku sosial, dimana teori ini memusatkan perhatiannya pada hubungan individu dengan lingkungannya. Menurut paradigma ini, tingkahlaku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan menimbulkan perubahan terhadap tingkahlaku. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian untuk menggambarkan keadaan dan masalah yang menjadi objek penelitian berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Dengan hasil penelitian diatas, maka perlu adanya suatu pengawasan yang tegas agar berbagai sikap dan tingkahlaku para remaja bisa diperbaiki dan mampu meningkatkan solidaritas yang kuat untuk menjaga tradisi yang sudah dibentuk oleh nenek moyang pada zaman dahulu hingga sekarang. Dengan demikian, diharapkan mampu mempertahankan budaya dayak tanpa mencederainya budaya dayak itu sendiri yang telah disusun sedemikian rupa untuk tujuan yang ingin tercapai. Kata-kata Kunci: Gawai, “Nyelapat Taun”, Remaja, Moral.
THE EFFECTS OF GAWAI NYELAPAT TAUN OF DE’SA DAYAK ON THE TEENAGERS’ LIFE IN TAPANG SEMADAK VILLAGE, SEKADAU HILIR SUBDISTRICT, SEKADAU REGENCY Abstract The writing of this mini-thesis is intended to provide an understanding of the effects of gawai “nyelapat taun” of De’sa Dayak on the teenagers’ life in the community. The teenagers’ deviant behavior in Tapang Semadak village, Sekadau Hilir Subdistrict, Sekadau Regency has caused deterioration of morality and education among teenagers. This research aims to describe the effects of gawai “nyelapat taun” of De’sa Dayak on the teenagers’ life, both in positive and negative ways as well as to describe factors that contribute to the effects of gawai “nyelapat taun” of De’sa Dayak on the teenagers’ life. The research findings showed that among the effects of gawai “nyelapat taun” of De’sa Dayak on the teenagers’ life are: 1) negative effects: a) deterioration of teenagers’ morality. b) transient sexual relationship. c) deterioration of teenagers intelligence. d) physical
1 ROMANUS, NIM. E51109033 Program Studi Sosiologi FISIP Untan
deterioration. 2) positive effects: a) establishment of close solidarity. b) preservation of the Dayak culture. The theory used in this study was the paradigm of social behavior, whwre this theory focuses on the individual’s relationship with his/her enviromment. According to this paradigm, the behavior of individuals who take place in coniunction with the environmental factors which produce effects or changes in behavior. This research used a qualitative approach and a descriptive method, namely to describe the circumstances and problem of the research object based on the actual conditions. In this light, a strict supervision is needed so that the attitudes and behavior of young people can be improved to increase solidarity so as to keep the tradition that has been established by the ancestors in ancient times to the present. Therefore, we should maintain the Dayak culture without having to damage it, as it has been intended to achieve certain objectives.
Keywords: Gawai, “Nyelapat Taun”, Teenagers, Morality.
dengan nama yang berbeda-beda. Dengan
A. PENDAHULUAN
demikian pelaksanaan gawai “nyelapat Suku
dayak
De’sa
merupakan
taun” dalam masyarakat dayak De’sa,
sebagaimana suku bangsa lainnya di
khususnya masyarakat yang berada di Desa
Indonesia memiliki kebudayaan dan adat
Tapang Semadak merupakan suatu tradisi
istiadat tersendiri. Adat istiadat yang
yang
tumbuh dalam masyarakat dayak De’sa
perkembangan zaman para remaja pun
merupakan unsur terpenting, terutama pada
mulai
masyarakat yang berada di Desa Tapang
“nyelapat taun” itu sendiri, yang tadinya
Semadak. Salah satu budaya atau adat
tidak
istiadat dalam masyarakat dayak De’sa di
sekarang menjadi suka, kemudian yang
Desa Tapang Semadak ini biasa disebut
tadinya tidak pernah kelayapan (hura-hura)
dengan gawai “nyelapat taun”. Gawai
sekarang menjadi suka kelayapan (hura-
“nyelapat taun” dalam masyarakat dayak
hura),
De’sa merupakan satu-satunya peristiwa
perempuan. Perilaku inilah yang patut
budaya yang dilaksanakan secara rutin tiap
diantisipasi untuk menghindarkan dari
tahun, khususnya di Desa Tapang Semadak
pergaulan bebas maupun perilaku yang
Kabupaten Sekadau.
kurang baik dipandang masyarakat. Seiring
turun
temurun,
terpengaruh
suka
baik
dengan
itu
namun
terhadap
seiring
gawai
minum-minuman
laki-laki
maupun
Perkembangan tersebut dipengaruhi
perkembangan zaman, kebudayaan dayak
oleh semangat upacara syukuran kepada
De’sa juga mengalami pergeseran dan
Tuhan Yang Maha Esa yang dilaksanakan
perubahan. Salah satu contohnya adalah
masyarakat tiap tahun setelah masa panen
dampak gawai “nyelapat taun” dalam
padi. Upacara adat syukuran sehabis panen
masyarakat terhadap perilaku dan pola
padi ini dilaksanakan oleh masyarakat
pikir remaja.
Hasil observasi gawai “nyelapat taun”
memiliki
dampak
yang
besar
terutama pada saat waktu gawai “nyelapat taun” itu diselenggarakan,
terhadap para remaja, salah satunya banyak
dan bagi remaja pun harus menyadari juga
para remaja yang menikah di usia muda
mana perilaku yang baik dan mana yang
hasil dari acara gawai “nyelapat taun”
tidak
dalam masyarakat itu, hal ini disebabkan
dikarenakan untuk menjaga nama baik
kurangnya kontrol oleh orang tua terhadap
kampung
pola perilaku remaja pada saat diluar
terutama terhadap tradisi gawai “nyelapat
rumah
taun” itu sendiri.
atau
kelayapan
(hura-hura).
seharusnya
dilakukan.
maupun
Hal
masyarakat
ini
luas,
Sehingga banyak sekali remaja-remaja
Keberadaan gawai “nyelapat taun”
yang berujung putus sekolah karena suka
ditengah masyarakat memang sudah tidak
kelayapan (hura-hura) sana sini, apalagi
asing lagi bagi masyarakat dayak De’sa,
pada
gawai
khususnya masyarakat yang berada di Desa
“nyelapat taun” tempat berkumpulnya
Tapang Semadak. Hingga saat ini, tidak
para remaja, baik itu laki-laki maupun
hanya pada waktu tertentu saja remaja-
perempuan, pada saat itulah para remaja-
remaja suka kelayapan (hura-hura) dan
remaja kenal satu sama lainnya.
minum-minuman keras, pada hari-hari
waktu
ada
Berdasarkan
acar-acara
hasil
wawancara
biasa sekarang pun mereka lakukan. Dalam
dengan Temenggung (ketua adat) di Desa
gawai “nyelapat taun” ini juga memiliki
Tapang Semadak diketahui bahwa, pada
suatu dampak positif dalam masyarakat.
Tahun 2014-2015 ada 10 kasus perilaku
Paling
remaja yang terjadi saat gawai “nyelapat
menyesuaikan dengan budaya masyarakat
taun” dayak de’sa dilaksanakan, mulai
lainnya,
dari kasus berantem/bertinju, kriminalitas
ketimpangan dengan masyarakat lain.
tidak
agar
para
remaja
tidak
bisa
menimbulkan
pembunuhan, pergaulan bebas dan sampai pada kasus hamil pranikah. Sering kali para remaja pun suka bertengkar hanya
B. TINJAUAN PUSTAKA
gara-gara hal yang kecil, ini dikarenakan sudah terpengaruhi oleh minum-minuman keras, khususnya pada laki-laki. Dengan
1.
Kajian Teori Paradigma
Perilaku
Sosial
demikian, sudah seharusnya bagi orang tua
memusatkan perhatiannya kepada antar
maupun masyarakat ikut berperan aktif
hubungan
dalam
lingkungannya. Lingkungan itu terdiri atas
remaja
mengantisipasi yang
memang
segala
perilaku
kurang
baik,
antara
bermacam-macam
individu
objek
sosial
dan
dan
bermacam-macam
objek
non
sosial
melalui
kemungkinan
akibatnya
yang
(Goerge Ritzer, 2003:69). Prinsip yang
terjadi dimasa yang akan datang. Akibat
menguasai
individu
dari tingkahlaku yang terjadi dimasa lalu
dengan objek sosial adalah sama dengan
mempengaruhi tingkahlaku yang terjadi
prinsip yang menguasai hubungan antara
dimasa sekarang (Goerge Ritzer, 2003:73).
individu
non-sosial.
Dimaksudkan disini adalah setiap manusia
individu
akan bertindak dengan cara yang berbeda
dengan objek sosial dan hubungan antara
dalam situasi yang salah, setiap perilaku
individu dengan objek non-sosial dikuasai
seseorang merefleksikan kumpulan sifat
oleh prinsip yang sama. Secara singkat
unik yang dibawanya kedalam suasana
pokok
menurut
tertentu yaitu perilaku yang ditunjukkan
paradigma ini adalah tingkahlaku individu
seseroang keorang lain. Perilaku sosial
yang berlangsung dalam hubungannya
adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang
dengan
yang
terhadap orang lain atau sebaliknya dalam
menghasilkan akibat-akibat atau perubahan
rangka memenuhi diri atau orang lain yang
dalam faktor lingkungan menimbulkan
sesuai dengan tuntutan sosial.
antar
dengan
Singkatnya
faktor
terdapat
objek
hubungan
persoalan
perubahan
hubungan
antara
sosiologi
lingkungan
terhadap hubungan
tingkahlaku. fungsional
Jadi antara
3.
Kajian Konsep
tingkahlaku dengan perubahan yang terjadi dalam
lingkungan
aktor.
Teori
Istilah
nyelapat
taun
berasal
yang
nyelapat artinya menyekat, memisahkan
termasuk kedalam paradigma perilaku
dan taun artinya tahun. nyelapat taun
sosial.
berarti memisahkan tahun, memisahkan musim,
2.
Teori ini memusatkan perhatiannya hubungan
tingkahlaku
akibat
dari
sebagai Peralihan
peralihan tahun
tahun
perladangan.
ladang
dimaksudkan
adalah siklus pertanian antara panen dan
tingkahlaku
pembukaan lahan. Menurut Florus (1994),
aktor. Ini berarti bahwa teori ini berusaha
pada masyarakat tradisional, pesta rakyat
menerangkan tingkahlaku yang terjadi itu
biasanya menandai suatu kejadian tahunan
melalui sebab-akibat yang mengikutinya
kehidupan mereka. Upacara gawai ini
kemudian. Jadi nyata secara metefisik,
menandakan peralihan musim pertanian
Goerge
dikalangan orang dayak de’sa. Peralihan
aktor
Ritzer
terjadi
ladang.
didalam
lingkungan
yang
antara
kerja
Pemisahan tahun ini dapat diartikan juga
Teori Behavioral Sociology
kepada
memisahkan
dengan
mencoba
menerangkan
tingkahlaku yang terjadi dimasa sekarang
musim
pertanian
disambut
dengan
perayaan pesta bersama sebagai tanda
penelitian deskriptif dimaksudkan untuk
syukur atas panen dan menyambut musim
pengukuran
tanam dengan harapan mendapat hasil
fenomena
melimpah.
dalam
mengembangkan konsep dan menghimpun
kebudayaan orang dayak de’sa ditandai
fakta, tetapi tidak melakukan pengujian
dengan upacara gawai. Rangkaian upacara
hipotesa.
gawai
nyelapat
merupakan
taun
perayaan
yang sosial
cermat
terhadap
tertentu.
Penelitian
peralihan
musim pertanian. Upacara gawai sebagai puncak dari musim panen pertanian. Baik
D. HASIL
manusia maupun perlengkapan pertanian
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
menikmati hasil pekerjaan sepanjang tahun dalam bentuk perayaan bersama. Perayaan bersama
tersebut
menjadi
peristiwa
1.
Dampak
Positif
dan
Dampak
Negatif Gawai “Nyelapat Taun”
perubahan musim berladang, yakni para
Dayak
petani memulai kembali berbagai aktivitas
Remaja di Desa Tapang Semadak
diladang. Setelah gawai para petani mulai
Kecamatan
mencari lokasi atau mendaur ulang bekas
Kabupaten Sekadau
ladang yang sudah lama untuk digarap
a) Dampak Positif
kembali.
De’sa
dalam
Kehidupan
Sekadau
1) Terjalinnya
Hilir
Persaudaraan
yang Erat. Perayaan gawai “nyelapat taun” dayak
C. METODE PENELITIAN
de’sa
adalah
ditunggu-tunggu Dalam
melakukan
oleh
perayaan hampir
yang seluruh
penelitian
masyarakat dayak. Moment ini dirasakan
memang diperlukan suatu cara atau metode
sangat penting, bukan hanya dalam hal
sehingga penelitian ini benar-benar bersifat
perayaannya
objektif.
menggunakan
menjalin persaudaraan yang erat antara
metode kualitatif dengan jenis penelitian
satu daerah dengan daerah lain, antara satu
deskriptif,
untuk
kampung dengan kampung yang lain,
eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu
antara satu keluarga dengan keluarga yang
fenomena atau kenyataan sosial, dengan
lain, bahkan antara pribadi satu dengan
jalan mendeskripsikan sejumlah variabel
pribadi lainnya. Suasana persaudaraan
yang berkenaan dengan masalah dan unit
antara sesama suku dayak juga dirasakan
yang diteliti (Faisal, 2010). Selanjutnya
sangat kuat. Kebangaan sebagai orang
Penelitian
yang
ini
dimaksudkan
saja,
tetapi
dalam
hal
dayak juga dapat dirasakan pada saat
satu
gawai. Keluarga-keluarga yang berjauhan
dipelihara,
juga menyempatkan diri untuk berkunjung
masyarakat dayak. Hanya jangan sampai
ketempat
gawai dayak menjadi sinkretisme.
setiap
saudaranya
yang
kebudayaan karena
yang itulah
harus
tetap
ciri
khas
merayakan gawai, dan itu dijadikan sebagi suatu
kesempatan
bagi
kebersamaan
b) Dampak Negatif
keluarga. Kebiasaan yang paling unik,
1) Merusak Moral Remaja
terutama disebagian daerah suku dayak,
Rusaknya
moral
remaja
yakni dengan adanya giliran perayaan.
dikarenakan tidak jarang perayaan gawai
Misalnya daerah yang satu merayakan
dayak disertai dengan pertengkaran, yang
gawai pada hari tertentu, daerah yang lain
diakibatkan karena mabuk tuak, arak dan
datang berkunjung untuk memeriahkan.
lain-lain. Ada pula yang menjadikan ajang
Begitu pula bila daerah yang mengunjungi
tersebut sebagai tempat aksi balas dendam.
tersebut merayakan gawai, daerah yang
Pembunuhan juga sering terjadi, karena
yang
diakibatkan rasa cemburu dari pasangan
telah
dengan
dikunjungi
berkunjung
membalasnya pula.
Relasi
persaudaraan dibangun atas dasar tersebut .
tertentu, akibat suami atau istri sama mabuk
tuak
dan
selingkuh
yang
menimbulkan api cemburu yang kuat dan
2) Melestarikan
Kebudayaan
berakhir dengan saling bacok membacok. Anak-anak kecil yang masih berusia 5
Dayak Dalam masyarakat dayak, tradisi
tahun sudah ikut-ikutan minum-minuman
lisan memainkan peranan yang sangat
arak dan tuak, apalagi remaja dan pemuda
penting khususnya dalam tatanan hidup
yang kadangkala lupa diri dan merusak
bermasyarakat. Dengan demikian hal itu
harga diri dengan berbagai hal yang tidak
menjadi salah satu identitas kolektif bagi
baik. gawai dayak secara tidak langsung
masyarakat suku dayak. Bersamaan dengan
telah
itu, tradisi lisan itu sebagai media untuk
negatif bagi masyarakat dayak sendiri.
menyampaikan pandangan mereka tentang
Perceraian, kekerasan dalam rumah tangga,
kehidupan dan makanan, tentang kematian
kawin muda karena MBA (Married By
dan realitas kehidupan setelah kematian.
Accident) atau artinya adalah kawin karena
Tradisi ini selalu disampaikan secara
kecelakaan, pemerkosaan dan lain-lain.
turun-temurun oleh tua-tua yang dianggap
Segala sesuatu yang kita kerjakan pastilah
dan
masyarakat
memiliki hasil atau dampaknya, baik itu
tersebut. gawai dayak juga termasuk salah
dampak negatif yang dengan kata lain
dihormati
didalam
menimbulkan
berbagai
peluang
dapat membuat moralitas para remaja
3) Merusak Intelegensi Remaja
rusak, terjadinya pergaulan bebas dan
Berdasarkan hasil observasi terlihat
merubah perilaku remaja, khususnya bagi
mabuk minum-minuman keras tuak, arak
para remaja di Desa Tapang Semadak
secara langsung mempengaruhi sistem
Kecamatan
saraf
Sekadau
Hilir
Kabupaten
Sekadau.
dari
gangguan
otak,
yang
penglihatan
menyebabkan
dan
kehilangan
memori. Minum berat juga menyebabkan 2) Terjadinya Pergaulan Bebas (seks
kondisi
bicara
yang
kasar
dan
menimbulkan perilaku menyimpang. Hal
bebas) Berdasarkan pengamatan, secara
ini mempengaruhi kemampuan berpikir
tidak langsung gawai “nyelapat taun”
seseorang. Sehingga para remaja di Desa
dayak de’sa di Desa Tapang Semadak
Tapang Semadak jika sudah terpengaruh
memberikan peluang bagi para remaja
minuman tuak, arak meraka terkadang
untuk melakukan hubungan seks dengan
tidak terkontrol sikap dan perilakunya,
lawan jenisnya. Sering sekali terlihat para
berjalan
remaja jika sudah ada perayaan gawai
bicara hal yang tidak benar dikarenakan
“nyelapat taun” dayak de’sa meraka suka
kecerdasannya sudah ditutup oleh asupan-
duduk dan nongkrong di tempat yang
asupan alkohol tuak arak.
semboyongan,
mudah
emosi,
gelap-gelap dengan lawan jenisnya, tanpa adanya kontrol orang tua dan peran masyarakat
hal
bisa
Berdasarkan observasi terlihat para
menyebabkan para remaja lebih leluasa
remaja di Desa Tapang Semadak pada saat
untuk
dengan
gawai “nyelapat taun” dayak de’sa jika
pasangannya. Hal ini juga didukung hasil
sudah mabuk-mabukan pergi sana sini
observasi yang terlihat pada saat perayaan
membawa motor dijalan raya, padahal itu
gawai
de’sa
sangat merugikan diri sendiri dan sangat
memang seperti itu aktivitas para remaja
membahayakan nyawanya sendiri. Tidak
jika sudah terpengaruh minum-minuman
sampai disitu saja, sering mabuk-mabukan
keras, tidak ada rasa takut ataupun cemas
dan minum-minuman keras tuak, arak
apa yang mereka lakukan, sehingga jika
dapat
mereka ketahuan oleh masyarakat maka
penyakit untuk kondisi badan bagi para
mereka akan dinikahkan.
remaja.
melakukan
“nyelapat
inilah
yang
4) Merusak Remaja Secara Fisik
apapun
taun”
dayak
memimbulkan
berbagai
jenis
2.
Mendorong
biasa pun Ferdi suka kelayapan sana sini
Terjadinya Perilaku Menyimpang
kalau sudah dimalam hari, orang tuanya
dengan adanya Gawai “Nyelapat
jarang sekali menasihati bahwa itu adalah
Taun”
perbuatan yang tidak baik.
Faktor-Faktor
yang
Dayak
De’sa
dalam
Kehidupan Remaja di Desa Tapang Semadak, Kecamatan Sekadau Hilir
b) Hubungan
(Pergaulan)
Remaja
Kabupaten Sekadau
dengan Lingkungan Keluarga dan
a) Kehidupan Keagamaan Remaja
Masyarakat
di Desa Tapang Semadak
di
Desa
Tapang
Semadak Kecamatan Sekadau Hilir
Ditelusuri dan terlihat mereka tetap
Kabupaten Sekadau
saja berkumpul dan bercanda. Waktu bulan
1) Hubungan (Pergaulan) Remaja
hari raya natal pun diantara mereka jarang
dengan Keluarga (Orang Tua)
sekali pergi ke gereja, apalagi dihari-hari
Ditelusuri
penuturannya,
Ibu
biasa. (Pengamatan 25 Mei S/d 14 Juni
Menyenai mengaku bahwa ia jarang sekali
2015).
(yang
bisa berkumpul dengan anaknya. Hal ini
menyukai kebiasaan mabuk-mabukan dan
juga disebabkan karena anaknya jarang
keluyuran sana sini) mengaku baahwa
sekali berada dirumah. Anaknya selalu
mereka sejak kecil jarang sekali ditekankan
pergi kelayapan, dan kalau sudah pergi
oleh orang tua mereka untuk pergi ke
keluar rumah, biasanya anak Ibu Menyenai
gereja/beribadah, sehingga remaja merasa
bisa pulang 2/3 hari baru pulang kerumah,
perilaku
dilakukan
apalagi kalau sedang gawai “nyelapat
(mabuk-mabukan, keluyuran sana sini dan
taun” ataupun hari raya lainnya, hal ini
hura-hura)
menyebabkan hubungan antara mereka
Kebanyakan
yang
remaja
selama
sah-sah
saja
ini
(Wawancara
Dengan 5 Remaja/Informan, Pada Tanggal
terjalin
19 Juni 2015 ketika mereka sedang
Dengan Ibu Menyenai, 18 Juni 2015).
berkumpul sambil minum-minuman keras).
kurang
Sedangkan
harmonis
(Wawancara
menurut
hasil
Ditelusuri mereka jarang sekali menyuruh
wawancara dengan beberapa informan,
Ferdi untuk pergi ke gereja. Kedua orang
sebagian besar mengaku sering dimarah
tua Ferdi juga jarang sekali beribadah ke
oleh orang tuanya, hal ini menyebabkan
gereja. Kedua orang tuanya terkesan tidak
mereka merasa tidak betah diam dirumah.
memperdulikan
kehidupan
Bapak dan ibu mereka selalu menyalahkan
keagamaan Ferdi. Hal ini juga terlihat pada
mereka, itu setidaknya pengakuan mereka.
saat Ferdi suka mabuk-mabukan pada saat
(Wawancara Dengan Pinsin, Giti, Linus,
pada
gawai “nyelapat taun” dan dihari-hari
Udang, Jang dan Tobi, Pada Tanggal 23
Sehingga pada akhirnya udang menjadi
Juni 2015).
pecandu, ia menuturkan bahwa minum-
2) Hubungan (Pergaulan) Remaja dengan
Lingkungan
Teman
temurun dari zaman nenek moyang dulu, hanya saja ia baru-baru menjadi pecandu
Sebaya (Sepermainan) Berdasarkan
minuman tuak, arak itu sudah lama turun
pengamatan
hasil
minuman keras pada saat gawai “nyelapat
temuan penelitian bahwa, remaja di Desa
taun” maupun hari-hari biasa (Wawancara
Tapang Semadak terlihat adanya suasana
Udang, 2 Juli 2015).
yang akrab diantara mereka. Selain itu,
3) Hubungan (Pergaulan) Remaja
hubungan baik dan rasa solidaritas yang
dengan Lingkungan Masyarakat
kuat dalam pergaulan mereka. Suasana ini
di Desa Tapang Semadak
terlihat
Berdasarkan
pula
ketika
remaja
sedang
Pengamatan
Pada
berkumpul pada saat gawai “nyelapat
Tanggal 2 Juni 2015, ternyata banyak
taun” dayak de’sa maupun dihari-hari
sekali
lainnya. Para remaja terlihat akrab dalam
hubungan
setiap
terlihat
canda
tawa
mereka.
Pada
hal-hal
yang
remaja tidak
dengan
harmonis.
menunjukkan masyarakat Berdasarkan
(Pengamatan 7 Juli 2015), terlihat ketika
wawancara dengan Panggil, ia menuturkan
mereka ingin beli minuman keras salah
bahwa masyarakat sekitar jarang sekali
satu remaja dari mereka, mereka pun
bisa berkumpul dengan remaja. Para
patungan
remaja juga jarang sekali terlihat ikut
untuk
membeli
minuman
keras/arak itu.
kegiatan yang diadakan orang tua. Dengan
Berdasarkan
penelitian
perilaku remaja yang suka minuman keras
terungkap bahwa hal yang diungkapkan
dan kelayapan sana sini dikalangan remaja,
oleh Udang yang tidak bersekolah lagi,
masyarakat terkesan membebaskan tanpa
mengungkapkan ia sering keluar malam
adanya tindakan yang dilakukan secara
selalu
untuk
tegas, dan ada juga orang tua yang suka
berkumpul dan bermain dengan teman-
minuman keras sampai tak sadarkan diri
temannya sampai larut malam, ketika
(Wawancara Tanggal 16 Juni 2015).
menghabiskan
temuan
waktunya
nongkrong
itu
temannya
menawarkan
minuman
keras,
sering pada
awalnya ia sering menolak, sehingga teman-temannya sering mengejek Udang seperti
banci,
akhirnya
Udang
pun
menurutinya untuk minum-minuman keras.
c)
dan
mengontrol anaknya pada saat gawai
Masyarakatnya Terhadap Remaja
“nyelapat taun” dayak de’sa, ia hanya
dengan adanya
menasihatinya saja, akan tetapi karena Pak
Kontrol
Orang
Tua
Gawai “Nyelapat dalam
Tangkan kurang tegas menindak perilaku
Kehidupan Remaja di Desa Tapang
pergaulan anaknya dalam gawai ”nyelapat
Semadak
taun”
Taun”
Dayak
De’sa
dayak
cenderung
de’sa,
anaknya
mengabaikan
membantah/melawan.
1) Kontrol Orang Tua
maka
bahkan
Ketika
anaknya
Hasil wawancara secara mendalam
tidak menuruti nasihatinya, biasanya Pak
mengenai kontrol orang tua dalam gawai
Tangkan hanya membiarkan saja anaknya
“nyelapat taun” dayak de’sa kepada
mau bertindak apa, dari sikap yang
anaknya, biasanya hanya dengan cara
membiarkan itu, anaknya merasa bebas,
menasihati
karena merasa bebas itu anaknya menjadi
anaknya.
menasihatianaknya,
Namun hal
mereka
inipun
jika
bebas pula untuk bergaul yang pada
kebetulan bisa berkumpul dengan anaknya
akhirnya mendorong anaknya (remaja)
dirumah, seperti nonton TV bersama.
untuk hidup diluar rumah dengan tanpa
Seperti penuturan Bapak Tangkan: “saya
merasa ada kontrol dari orang tua. Hal ini
jarang sekali berkumpul dengan anak-anak
juga didukung dengan pengamatan kepada
saya. Ya bagaimana lagi, sedangkan saya
orang tua yang lain dalam mengontrol
saja jarang dirumah, saya pun sering kalau
anaknya.
pas kumpul dengan anak saya, saya nasihati “kamu ini siang malam jarang
2) Kontrol Masyarakat
benar diam dirumah, keluyuran sana sini
Berdasarkan pengamatan mengenai
yang tak ada artinya, udah itu suka mabuk-
kontrol masyarakat dapat ditelusuri dalam
mabukan lagi, kamu sudah besar, jangan
gawai
hura-hura yang tak penting” tapi mau
terhadap
bagaimana lagi, namanya juga anak muda,
masyarakat di Desa Tapang Semadak
saya nasihati ya malah diam saja, tapi tetap
kadang-kadang anak-anak remaja diajak
saja begitu. Akhirnya saya saya juga
minuman keras oleh masyarakat sekitar,
merasa bosan menasihati terus menerus.
tetapi ada juga masyarakat yang tidak suka
Makanya saya biarkan saja”. (Wawancara
melihat
Tanggal 5 Juli 2015).
karena masyarakat tahu kalau para remaja
Hasil temuan penelitian penuturan Pak
Tangkan,
terlihat
bahwa
dalam
“nyelapat
taun”
kehidupan
para
remaja
dayak
remaja,
de’sa terlihat
mabuk-mabukan,
sudah mabuk-mabukan suka buat keributan ataupun
berkelai
dengan
masyarakat
maupun
dengan
teman
sebayanya
(Pengamatan Tanggal 3 Juli 2015).
peminum, Kebebasan dalam minumminuman keras. 3. Faktor-faktor
yang
mendorong
terjadinya perilaku menyimpang dengan adanya gawai “nyelapat taun” dayak
E. KESIMPULAN
de’sa dalam kehidupan remaja di Desa Hasil penelitian dan pembahasan
Tapang Semadak, Kecamatan Sekadau
yang telah dilakukan menggunakan teknik
Hilir Kabupaten Sekadau: a) Kehidupan
wawancara,
keagamaan remaja yang masih rendah
maka
dapat
diambil
kesimpulan sebagai berikut:
di Desa Tapang Semadak. b) Hubungan
1. Gawai “nyelapat taun” dayak de’sa
(pergaulan) remaja dengan lingkungan
merupakan suatu tradisi yang tidak bisa
keluarga
dan
hilang didalam masyarakat, khususnya
Tapang Semadak Kecamatan Sekadau
masyarakat yang berada di Desa Tapang
Hilir Kabupaten Sekadau; Hubungan
Semadak Kecamatan Sekadau Hilir
(pergaulan) remaja dengan keluarga
Kabupaten Sekadau. Gawai “nyelapat
(orang
taun” dayak de’sa timbuh karena
remaja
didalamnya adanya suatu komunitas
sebaya
dayak dan identitas masyarakatnya.
(pergaulan) remaja dengan lingkungan
tua),
masyarakat
Hubungan
dengan
di
(pergaulan)
lingkungan
(sepermainan),
Desa
teman
Hubungan
2. Dampak yang ditimbulkan dari gawai
masyarakat di Desa Tapang Semadak.
“nyelapat taun” dayak de’sa : Dampak
c) Kontrol orang tua dan masyarakatnya
positif; Terjalinnya persaudaraan yang
terhadap remaja dengan adanya gawai
erat, Melestarikan Kebudayaan dayak,
“nyelapat taun” dayak de’sa dalam
Meningkatnya daya beli masyarakat
kehidupan remaja di Desa Tapang
terhadap pedagang (warung) dan bagi
Semadak: Kontrol orang tua, Kontrol
para peternak untuk keperluan ritual
masyarakat.
dalam gawai “nyelapat taun” dayak de’sa. Dampak negatif; Merusak moral remaja, Terjadinya pergaulan bebas (seks
bebas),
Merusak
F. SARAN
intelegensi
remaja, Merusak remaja secara fisik,
Berkaitan dengan hasil penelitian
Perilaku para remaja yang mabuk-
diatas, maka dapat diberikan saran sebagai
mabukan,
berikut:
Menganggu
tetenangan
masyarakat, Berkelai antara sesama
1.
Diadakan pertemuan antara remaja,
perkembangan kepribadian seorang
orang tua dan tokoh masyarakat untuk
anak.
membangun hubungan yang lebih baik
2.
Bagi Pemerintah Kota, penelitian ini
dan kontrol yang lebih intensif.
diharapkan
Aturan Adat Istiadat di desa yang telah
kepada
dibuat,
keamanan
pelaksanaan
penanganan
3.
5.
terhadap
maupun
memberikan
masyarakat agar
lebih
informasi
dan
aparat
mengetahui
pelanggarnya
upaya-upaya yang harus dilakukan
perlu ditegaskan lagi, agar memberi
menyikapi berbagai perilaku remaja
suatu efek jera.
dalam hal gawai “nyelapat taun”
Bagi Para Remaja, penelitian ini
dayak de’sa.
diharapkan
memberikan
suatu
informasi kepada remaja agar lebih mengetahui dampak gawai “nyelapat
G. REFERENSI
taun” dayak de’sa yang suka mabukmabukan
dan
berbagai
perilaku
didalam masyarakat. Sehingga tahu langkah-langkah
apa
yang
perlu
dilakukan dan mana yang tidak perlu dilakukan untuk menghindari berbagai persepsi masyarakat
dalam gawai
1. Sumber Buku : Faisal, S. (2010). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Florus, P. (ed). (1994). Kebudayaan Dayak Aktualisasi dan Transformasi. Jakarta: Gramedia.
“nyelapat taun” dayak de’sa. 4.
Bagi
Orang
diharapkan
Tua,
penelitian
memberikan
kepada orang
ini
informasi
tua supaya lebih
mengerti penyebab seorang remaja menjadi terpengaruh minum-minuman keras dalam gawai “nyelapat taun” dayak de’sa, sehingga orang tua akan lebih berhati-hati dalam mendidik anak, meningkatkan perhatian. Selain itu kepercayaan dan pendidikan serta dasar-dasar
agama
juga
harus
ditingkatkan karena orang tua sangat berperan
dalam
keluarga
untuk
Moleong, J. L. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Neuwenhuis, A. W. (1994). DiPedalaman Borneo, Perjalanan dari Pontianak ke Samarinda. Jakarta: PT. Gramedia. Putra, M. S. (2010). From Headhunters to Chatholics, Studi Pendekatan dan Semiotika Dayak Jangkang. Tangerang: UMN Press. Ritzer, G. (2003). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
2. Sumber Jurnal: Paulus, J. (2011). “Agama Orang Mualang: Studi Kasus Ritual Gawai”. Depok.(Jurnal) FISIP UI
3. Sumber Elektronik: Labang, E. P. (2009). Gawai Dayak Ditinjau dari Perspektif Teologis. Diakses 21 November 2014 dari http://edilabang.blogspot.com/2009/05/ga wai dayak-ditinjau-dari-perspektif.html.
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN U1\WERSITAS TANJUt~GPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
1
TINGGI
PENGELOLA JURNAL MAHASISWA Jalan Prof. Dr. H. Dadari Nawawi, Pontianak
Kotak Pos 78124
LEMBAR PERNYAT AAN PERSETUJUAN UNGGAH I PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM / Periode lulus Tanggal Lulus Fakultas/ Jurusan Program Studi E-mail addresl HP
: ~~'~~~~~"'r"""""""""":""""'"
: r~JH?'9.~.a.~Jtt.
.
:
I ~.~~1 ~.l~ : ISIP / ..S~SJ~~~.\.. : ..~~~~.~t '11\..•.........•........
: .~rn~~
\.l
..~l1~~.~.~.,
. ..
.
..
.
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuban syarat administratif kelulusan mahasiswa (SI), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jumal Mahasiswa ..r.~l\~.l ....*) pada Program Studi .. Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang betjudul**) :
.r.~.te..t~~L
~j:N.~...........l.'MMJ~ ~ttt.D4L4M . f<..~.~..~~:v Q.~Mo.d:v.
..N,.i~I.t!1M~P'J~~'f:Jf.tI ..l'.tI."If.?~T ..:Mt:tN..~...!(1Y-~ ....~ ....D.~..
fJ.f~-HP..Y.Pd.N L.:j,~t~\6Jd.~ MM~iA-N. o.~ ~A-U
t5.L:..v.
d
t:t.rLt~
beserta perangkat yang diperlukan (hila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola JU111ai berhak menyimpan, mengalih-media/ 'fonnat-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/ mempublikasikannya di Internet atan media lain):
o Secarafolltex Cj;2lcontent artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku. untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencannunkan saya sebagai penulisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
nama
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jumal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya. s-;
"-Catatan : .. *tulis nama jumal sesuai prodi masing-masing (publikaIGovernanceIAspirasiISociodev!Sosio!ogique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini hams di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission. author)