PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
KINERJA PEGAWAI KEJAKSAAN NEGERI DI KABUPATEN SEKADAU Oleh: MAULISAWATI NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, 2015. E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Yang dicermati oleh peneliti pada jurnal ini adalah fakta dan fenomena yang terjadi di lingkungan Kejaksaan Negeri Kabupaten Sekadau dalam mencapai kinerja yang baik Pegawai Kejaksaan Negeri Sekadau khususnya Bidang Intelijen dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan hukum/penerangan hukum kepada siswa/siswi SMA mengalami beberapa kendala atau problematika dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kedala tersebut berupa kurangnya sumberdaya manusia yaitu tenaga tata usaha dalam melakukan prosedur administrasi sehingga tidak tercapainya proses pelayanan hukum kepada masyarakat Kabupaten Sekadau yang menunjang kegiatan-kegiatan Bidang Intelijen khususnya dalam kegiatan penyuluhan hukum dan penerangan hukum, sarana dan prasarana yang kurang mendukung juga menjadi suatu kendala dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan hukum dan penerangan hukum, tidak adanya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan intelijen di lapangan, sera mengigat letak geografis Kabupaten Sekadau ada beberapa daerah yang sulit di jangkau. Menurut Dwiyanto (dalam Pasolong, 2007:178) menjelaskan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja, yaitu, produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara sistematis, nyata dan akurat. Hasil dari penelitian ini dilihat dari segi Produkutivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas kejaksaan negeri sekadau masih belum optimal kerena mutu pelayanan belum sepenuhnya terpenuhi dikarenakan terbatasnya sumberdaya manusia dilingkungan Kejaksaan Negeri Sekadau khususnya bidang intelijen dalam kegiatan penyuluhan hukum sehingga pekerjaan yang dilaksanakan tidak selesai dengan tepat waktu dikarenakan terbatasnya sumberdaya manusia terutama staf TU Bidang Intelijen, kurangnya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan hukum, serta keadaan geografis serta banyak daerah yang sulit di jangkau untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan hukum. Rekomendasi dari peneliti adalah untuk menambah dan menghasikan kualitas kerja yang baik, serta memuaskan dalam kelaksanaan kegiatan penyuluhan hukum terhadap siswa/siswi SMA peneliti menyarankan agar adanya penambahan staf Tata Usaha sebanyak 2 (dua) orang dan adanya sarana mobilitas guna mendukung kelancaran kegiatan baik itu kegiatan penyuluhan hukum maupun penerangan hukum, serta penambahan kendaraan iventaris berupa kendaraan roda dua(sepeda motor) karena Wilayah Hukum Kejaksaan negeri Di Kabupaten Sekadau banyak daerah yang jalur transfortasinya sulit dijangkau. Kata-kata Kunci : Kinerja Pegawai. Produktivitas. Kualitas Layanan. Responsivitas
1 MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ABSTRAC
Were observed by researchers in this journal are facts and phenomena that occur in the environment District Attorney Sekadau in achieving good performance Employees State Attorney Sekadau especially Intelligence Division in conducting legal counseling / legal information to the student / high school student having some problems or the problems in duties and responsibilities, the kedala include lack of human resources, namely personnel administration in performing administrative procedures so as not achieving the process of legal services to the community Sekadau that support the activities of the Field Intelligence especially in legal education and information activities legal, facilities and infrastructure are less support also become an obstacle in the implementation of legal education and legal information, lack of facilities and infrastructure in the implementation of intelligence activities in the field, keeping in sera geographical location Sekadau there are some areas that are difficult to reach. According Dwiyanto (in Pasolong, 2007: 178) describes some of the indicators used to measure performance, ie, productivity, quality of service, responsiveness, responsibility and accountability. The research method used is descriptive research that aims to obtain a picture of systematic, real and accurate. The results of this study in terms of Produkutivitas, quality of service, responsiveness, responsibility and accountability of the district attorney Sekadau still not optimal service quality because they have not fully met due to the limited human resources within the State Attorney Sekadau particularly in the field of intelligence in legal education activities so that the work performed is not completed in a timely manner due to the limited human resources especially the TU staff Intelligence Division, the lack of infrastructure in the implementation of legal counseling, as well as the geographical situation as well as many areas are difficult to reach for conducting legal counseling. Recommendations of the researcher is to add and generate good quality work, as well as satisfying the legal extension activities for students / high school student researchers suggest that the addition of Administrative staff of 2 (two) people and their means of mobility to support the smooth operation of both the activity legal education and legal information, as well as the addition of vehicles iventaris form of two-wheeled vehicles (motorcycles) for domestic jurisdiction Attorney Sekadau In many areas inaccessible transfortasinya lines. Keywords:
Employee Performance. Responsiveness
Productivity.
Quality
of
Service.
2 MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
serta dikonfirmasikan kepada pihak
PENDAHULUAN 1.
tertentu untuk mengetahui tingkat
Latar Belakang Masalah
pencapaian
hasil
suatu
instansi
Kinerja sumberdaya manusia
dihubungkan dengan visi yang dijalani
dalam organisasi saat ini dituntut
suatu instansi atau kedinasan, serta
untuk terus maju dan berkembang dan
mengetahui dampak positif dan negatif
memiliki kemampuan yang handal
dari suatu kebijakan operasional.
untuk
mengatasi
masalah-masalah
Mengacu
pada
Undang-
yang dihadapi. Sumberdaya manusia
Undang No. 16 Tahun 2004 yang
didalam suatu organisasi haruslah
menggantikan UU No. 5 Tahun 1991
memiliki kelebihan yang dibutuhkan
tentang Kejaksaan R.I., Kejaksaan
agar organisasi atau satuan kerja bisa
sebagai salah satu lembaga penegak
hidup
dan
berkembang,
sehingga
hukum dituntut untuk lebih berperan
pelaksanaan
sumberdaya
manusia
dalam menegakkan supremasi hukum,
dapat lebih maju. Bagi instansi yang
perlindungan
mengutamakan kepuasan masyarakat
penegakan hak asasi manusia, serta
sebagai pelanggan yang harus dijaga
pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan
dan dipelihara, maka sangat ditentukan
Nepotisme (KKN). Kejaksaan Negeri (
oleh
di
biasa disingkat Kejari) adalah lembaga
instansi tersebut. Peranan penting
kejaksaan yang berkedudukan di ibu
pegawai harus memberikan pelayanan
kota
yang baik kepada masyarakat. Dengan
hukumnya meliputi wilayah kekuasaan
peranan penting dan strategi yang
kabupaten/kota.Kejaksaan
dimainkan oleh kinerja pegawai dalam
Kejaksaan Tinggi (berkedudukan di
suatu
ibukota provinsi dan daerah hukumnya
tingkat
kinerja
instansi,
berlebihan sumberdaya sumberdaya
jika
maka
tidaklah
dikatakan
bahwa
manusia yang
pegawai
merupakan
paling
penting.
kepentingan
kabutapen/kota
meliputi
wilayah
Kejaksaan
umum,
dan
daerah
Agung,
provinsi),
Negeri
dan
merupakan
kekuasaan negara khususnya di bidang
Setiap organisasi baik swasta maupun
penuntutan
negeri menginginkan kinerja yang
merupakan satu kesatuan yang utuh
baik, dan kondisi yang harus diketahui
yang
tidak
di
mana
dapat
semuanya
dipisahkan. 3
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kejaksaan negeri dipimpin oleh kepala
Seperti yang kita ketahui visi
kejaksaan negeri, yang mengendalikan
Jaksa Agung Muda Intelijen adalah
pelaksanaan tugas dan wewenang
terwujudkan kepastian hukum yang
kejaksaan
berintikan kebenaran dan keadilan
didaerah
hukumnya.
Kejaksaan negeri dibentuk dengan
yang
keputusan presiden atas usul Jaksa
perundang-undangan
Agung. Dalam hal tertentu didaerah
dengan didukung oleh aparatur yang
hukum
dapat
professional, memiliki integritas moral
dibentuk cabang kejaksaan negeri,
yang tangguh dan disiplin yang tinggi
yang dibentuk dengan keputusan Jaksa
untuk turut menegakkan supremasi
Agung. Kejaksaan negeri bertugas
hukum dengan memperhatikan rasa
melaksanakan tugas dan wewewnang
keadilan
serta fungsi kejaksaan di daerah
berkembang di dalam masyarakat serta
hukum
yang
memperhatikan hak asasi manusia.
bersangkutan sesuai dengan peraturan
Sedangkan misi Jaksa Agung Muda
perundang-undangan
Intelijen, adalah:
kejaksaan
negeri
Kejaksaan
Tinggi
dan
kebijak-
sanaan yang ditetapkan oleh Jaksa
1.
dilandasi
oleh
yang
peraturan
yang
berlaku
tumbuh
Mengamankan
dan
dan
serta tugas-tugas lain yang ditetapkan
mempertahankan
oleh Jaksa Agung.
sebagai falsafah hidup bangsa
Kejaksaan
Negeri
Sekadau
Pancasila
terhadap usaha-usaha yang dapat
bertugas di beberapa bidang antaranya
menggoyahkan
adalah, Bidang Pembinaan, Bidang
kehidupan
Intelijen,
berbangsa dan bernegara.
Umum
Bidang ,
Bidang
Tindak
Pidana
Tindak
Pidana
2.
sendi-sendi bermasyarakat,
Mewujudkan kepastian hukum,
Khusus, Bidang Perdata dan Tata
ketertiban hukum, keadilan dan
Usaha Negara, Bidang Pengawasan
kebenaran
serta badan Pendidikan dan Pelatihan,
serta mengindahkan norma-norma
namun agar ruang lingkup tidak terlalu
keagamaan,
luas
kesusilaan serta wajib menggali
maka
penulis
membatasi
penelitian ini pada Bidang Intelijen.
berdasarkan
kesopanan
hukum
dan
nilai-nilai kemanusiaan, hukum
4 MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
3.
dan keadilan yang hidup dalam
cetakan,
masyarakat
tanggkal, sumber daya manusia,
Terlibat sepenuhnya dalam proses
pertahanan
pembangunan antara lain turut
penanggulangan
menciptakan
dan
subversi, tindak pidana perbatasan
prasarana yang mendukung dan
dan pelanggaran wilayah perairan;
kondisi
mengamankan
4.
pelaksanaan
tindak
dan pidana
Merencanakan, melaksanakan dan
masyarakat
penyelidikan, pengamanan dan
adil
dan
makmur
berdasarkan Pancasila
penggalangan untuk mendukung
Menjaga
kebijakan penegakan hukum baik
dan
menegakkan
preventif
maupun
represif
Negara.
mengenai
masalah
investasi,
Melindungi kepentingan rakyat
produksi,
distribusi,
keuangan,
melalui penegakkan hukum.
perbankan, sumber daya alam dan
wewenang Muda
pemerintah
dan
tersebut,
Intelijen
perrtahanan,
penanggulangan
Jaksa
Agung
tindak pidana ekonomi, korupsi
Kejaksaan
Negeri
serta pelanggaran zone ekonomi
Sekadau menyelenggarakan fungsi:
2.
keamanan,
cegah
mengendalikan kegiatan intelijen
Untuk melaksanakan tugas dan
1.
asing,
pembangunan untuk mewujudkan
kewibawaan
5.
3.
orang
eksklusif;
Merumuskan kebijaksanaan teknis
4.
Merencanakan, melaksanakan dan
kegiatan intelijen yustisial berupa
mengendalikan kegiatan intelijen
pemberian
penyelidikan, pengamanan dan
bimbingan
dan
pembinaan bidang tugasnya;
penggalangan untuk mendukung
Merencanakan, melaksanakan dan
kebijakan penegakan hukum baik
mengendalikan kegiatan intelijen
preventif
penyelidikan, pengamanan dan
mengenai
penggalangan untuk mendukung
kepercayaan,
kebijakan penegakan hukum baik
dan/atau
preventif
maupun
represif
persatuan dan kesatuan bangsa,
mengenai
masalah
idiologi;
politik,
media
massa,
lingkungan
maupun masalah
represif aliran
penyalahgunaan penodaan
hidup
agama,
serta
barang 5
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
penanggulangan
tindak
pidana
umum; 5.
kepada
Membina kegiatan
dan
melaksanakan
administrasi
meningkatkan
6.
masyarakat
Kabupaten
Sekadau yang menunjang kegiatan-
intelijen,
kegiatan bidang intelijen khususnya
kemampuan,
dalam kegiatan penyuluhan hukum, sarana dan prasarana yang kurang
keterampilan
dan
integritas
kepribadian
aparat
intelijen
mendukung
juga
menjadi
suatu
yustisial di lingkungan Kejaksaan;
kendala dalam pelaksanaan kegiatan
Melakukan pengendalian teknis
penyuluhan hukum dan penerangan
pelaksanaan
hukum, tidak adanya
sesuai
7.
tercapainya proses pelayanan hukum
operasi
dengan
intelijen
tugas
dan
sarana dan
prasarana dalam pelaksanaan kegiatan
wewenang serta fungsi Kejaksaan;
intelijen
Membina
kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4
dan
melakukan
di
kerjasama dengan Departemen,
(empat)
lembaga
peralatan
pemerintahan
departemen, instansi
lembaga
dan
non negara,
organisasi
lain
lapangan
serta
seperti
perlengkapan untuk
dan
pengadaan
LUHKUM/PENKUM, seperti laptop, karena
selama
ini
menggunakan
terutama dengan aparat intelijen
kendaraan roda 2 (dua) milik pribadi
lainnya.
dan tidak menggunakan sarana apapun
Mencapai kinerja yang
baik
dalam
melaksanakan
Pegawai Kejaksaan Negeri Sekadau
LUHKUM/PENKUM,
khususnya bidang intelijen dalam
belum
melaksanakan kegiatan penyuluhan
pelaksanaan
hukum/penerangan
kepada
khususnya untuk kegiatan penyuluhan
siswa/siswi SMA mengalami beberapa
hukum. Hal ini dibuktikan banyaknya
kendala
jumlah
atau
melaksanakan
hukum
problematika tugas
dalam dan
cukupnya
serta
anggaran
dalam
kegiatan
sprint
diterbitkan
dan
oleh
ops
intelijen
yang
bidang
telah intelijen
wewenangnya, kedala tersebut berupa
kejaksaan negeri sekadau sebanyak 8
kurangnya sumberdaya manusia yaitu
(delapan) buah sprint ops yang terdiri
tenaga tata usaha dalam melakukan
dari 4 buah sprint ops pengamanan,
prosedur administrasi sehingga tidak
sedangkan di dalam DIPA tahun 6
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
anggaran 2013 hanya 2 buah sprint
berupa kumpulan pemahaman yang
ops, dan 3 buah sprints ops pelacakan
memiliki sistematika kedalam teoretis,
asset (asset tracking) sedangkan di
filosofis dan praktek kegiatan yang
DIPA hanya 2 sprints ops yang
pernah
disediakan,letak geografis Kabupaten
praktek kegiatan lapangan.
dilakukan
dengan
sasaran
Sekadau yang tidak memungkinkan karena terdapat beberapa daerah yang sulit
dijangkau
untuk
Kajian Teori
kegiatan
Istilah kinerja berasal dari kata
penyuluhan hukum dan penerangan
”Job
Perfomance”
atau
”Actual
hukum.
Performance” (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis
seseorang).Sedangkan
dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
penelitian deskriptif yang bertujuan
diterbitkan
oleh
Departemen
untuk memperoleh gambaran secara
Pendidikan
dan
Kebudayaan
sistematis, nyata dan akurat mengenai
(1996:503)
Kinerja Pegawai Kejaksaan Negeri Di
kinerja mengandung arti : (1) sesuatu
Kabupaten
yang
Sekadau,
penelitian
kualitatif merupakan suatu prasyarat untuk
dapat
menerapkan
menerangkan
dicapai;
(2)
bahwa
prestasi
yang
diperhatikan; (3) kemampuan kerja.
dalam
Menurut
Dwiyanto
kegiatan penelitian kualitatif yang
Pasolong,
baik. Kemampuan untuk memilih dan
beberapa indikator yang digunakan
menerapkan
untuk
dalam
praktek
2007:178)
(dalam
mengukur
membutuhkan masa “jeda” , guna
produktivitas,
mencerna
dan
responsivitas,
mengkritisi setiap metode pendekatan.
akuntabilitas.
Berikut ini akan dipaparkan berbagai
1. Produktivitas,
mempelajari,
menjelaskan
kinerja,
kualitas
yaitu, layanan,
responsibilitas,
tidak
dan
hanya
metode dalam penelitian kualitatif
mengukur tingkat efisiensi, tetapi
yang memiliki tujuan sebagai referensi
juga
awal
pelayanan.
sebelum
orang
memilihnya
sebagai model pendekatan. Tulisan ini
mengukur
efektivitas
Produktivitas
pada
umumnya dipahami sebagai ratio 7
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
antara input dan output.
Konsep
kepuasan
masyarakat
sebagai
produktivitas dirasa terlalu sempit
indikator kinerja adalah informasi
dan kemudian General Accounting
mengenai
Office
mencoba
seringkali tersedia secara mudah
ukuran
dan murah. Informasi mengenai
(GAO)
mengembangkan produktivitas dengan
suatu
yang
lebih
memasukkan
luas
kepuasan
kepuasan
masyarakat
masyarakat
terhadap
seberapa
kualitas pelayanan seringkali dapat
besar pelayanan publik itu memiliki
diperoleh dari media massa atau
hasil yang diharapkan salah satu
diskusi publik. Kualitas layanan
indikator kinerja yang penting.
relative sangat tinggi, maka bisa
Sedangkan yang dimaksud dengan
menjadi
produktivitas
menurut
Dewan
birokrasi public yang mudah dan
Produktivitas
Nasional,
adalah
murah
suatu
ukuran
dipergunakan.
kinerja
Kepuasan
suatu sikap mental yang selalu
masyarakat bisa menjadi indikator
berusaha
untuk menilai kinerja birokrasi
dan
mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari
publik. 2. Responsivitas,
yaitu kemampuan
kemarin dan hari esok lebih baik
birokrasi
dari hari ini.
kebutuhan masyarakat, menyusun
a. Kualitas
mengenali
cenderung
agenda dan prioritas pelayanan, dan
menjadi penting dalam menjelaskan
mengembangkan program-program
kinerja organisasi pelayanan publik.
pelayanan pubik sesuai dengan
Banyak pandangan negatif yang
kebutuhan masyarakat dan aspirasi
terbentuk
masyarakat.
Secara
responsivitas
disini
publik
pelayanan,
untuk
mengenai
muncul
organisasi
karena
ketidak
singkat menunjuk
puasan publik terhadap kualitas.
keselarasan antara program dan
Dengan
demikian
menurut
kegiatan
Dwiyanto
kepuasan
masyarakat
kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
terhadap layanan dapat dijadikan
Responsivitas dimaksudkan sebagai
indikator kinerja birokrasi publik.
salah satu indikator kinerja karena
Keuntungan utama menggunakan
responsivitas
pelayanan
secara
dengan
langsung 8
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menggambarkan
kemampuan
politik tersebut karena diilih oleh
birokrasipublik dalam menjalankan
rakyat
misi dan tujuannya, terutama untuk
selalu
memenuhi kebutuhan masyarakat.
kepentingan publik. Dalam konteks
Responsivitas ditunjukkan
dengan
sendirinya
akan
memprioritaskan
yang
rendah
ini, konsep akuntabilitas publik
dengan
ketidak
dapat digunakan untuk melihat
selarasan antara pelayanan dengan
seberapa
besar
kebutuhan masyarakat. Hal tersebut
kegiatan
birokrasi
jelas
konsisten dengan kehendak publik.
menunjukkan
kegagalan
kebijakan
organisasi dalam mewujudkan misi
Kinerja
dan
hanya bisa dilihat
tujuan
birokrasi
Organisasi
yang
publik.
birokrasi
dan
publik
publik
itu
tidak
dari ukuran
memiliki
internal yang dikembangkan oleh
resonsivitas yang rendah sendirinya
birokrasi publik atau pemerintah,
memiliki kinerja yang jelek pula.
seperti pencapaian target. Kinerja
3. Responsibilitas, yaitu menjelaskan
sebaiknya harus dilihat dari ukuran
apakah
pelaksanaan
birokrasi
itu
kegiatan
norma-norma
yang
dengan prinsip-prinsip administrasi
masyarakat.
Suatu
yang
birokrasi
benar
birokrasi,
dilakukan
dengan
baik
yang
sesuai
eksternal, seperti nilai-nilai dan
kebijakan
publik
berlaku
di
kegiatan memiliki
eksplisit
akuntabilitas yang tinggi kalau
maupun implisit, Lenvine dalam
kegiatan itu dianggap benar dan
Dwiyanto (2006:51). Oleh sebab
sesuai dengan nilai-nilai dan norma
itu, responsibilitas bisa saja pada
yang berkembang di masyarakat.
suatu ketika berbenturan dengan responsivitas. 4. Akuntabilitas
Bermacam-macam kinerja,
definisi
yaitu
kinerja yang di ungkapkan para ahli di
menunjuk pada seberapa besar
atas, peneliti memilih menggunakan
kebijakan dan kegiatan birokrasi
teori
publik tunduk ada para pejabat
dalam
Pasolong,
politik yang dipilih oleh rakyat.
dilihat
lebih
Asumsinya
mengukur Kinerja Kantor Kejaksaan
ialah
para
pejabat
kinerja
menurut
Dwiyanto(
2007:178)
berkaitan
dan
yang bisa
9 MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Khususnya
Pada
Bidang
Intelijen
produktivitas dapat dilakukan dengan
dalam Kegiatan Penyuluhan Hukum di
memperbaiki
rasio
produktivitas,
Kabupaten Sekadau.
dengan menghasilkan lebih banyak keluaran/output lebih baik dengan tingkat masukan sumberdaya tertentu
Bagan Alur Pikir
(Blecher, 1887:3). UUD NO 16 TAHUN 2004
Menurut
Keputusan Jaksa Agung RI Nomor: KEP001a/A/JA/01/2006
Sulistyani
dan
Rosidah (2003: 200), ada beberapa faktor
yang
mempengaruhi
produktivitas suatu insan antara lain: a.
1. Kurangnya SDM
Knowledge Pengetahuan
2. Sarana dan Prasarana
(knowledge)
sesungguhnya sebagai salah satu yang
3. Letak Geografis
mendasari pencapaian produktivitas. Pengetahuan lebih berorientasi pada Dwiyanto (dalam Pasolong, 2007:178)
intelejensi, daya pikir, dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan
Kinerja Pegawai Kejaksaan Negeri Di
yang
dimiliki
seseorang.
Dengan
pengetahuan yang luas dan pendidikan
Kabupaten Sekadau
tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
baik dan produktif. Produktivitas Pegawai Kantor Kejaksaan Negeri Sekadau Dalam Kegiatan Penyuluhan Hukum Kepada Siswa/siswi SMA Produktivitas hubungan
antara
organisasi
dengan
diperlukan. dikuantifikasi
merupakan keluaran/hasil masukan
Produktivitas dengan
yang dapat
membagi
keluaran dengan masukan. Menaikkan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kasi
Intelijen
Kejaksaan
Negeri Sekadau yang menjelaskan bahwa : “petugas penyuluhan
yang kepada
memberikan target
atau
sasaran penyuluhan telah terlatih dan terbiasa karena memang tugas pokok dan fungsinya dan sudah sering 10
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
terlibat dalam kegiatan penyuluhan
besarnya
hukum
hukum
kehidupan masyarakat. Oleh karena
khususnya di Kabupaten Sekada. Di
itu, pengenalan aturan-aturan yang
samping itu, mereka dibekali dengan
dibuat
teknik dan cara berkomunikasi dengan
sangat penting, agar tidak terjadi
sasaran
itu
berbagai pelanggaran. Salah satu
masyarakat umum maupun target
kenakalan remaja penyebabnya antara
tertentu seperti siswa/i SMA dan
lain karena mereka tidak memahami
remaja.
peraturan yang ada.
dan
penerangan
penyuluhan
Bekal
ketrampilan
baik
pengetahuan
petugas
dan
terjadi
oleh
di
segala
Pemerintah
sisi
menjadi
diharapkan
advokasi hukum bagi siswa/i SMA di
Lebih lanjut menurut salah
Kabupaten Sekadau dapat menambah
seorang guru di SMA Negeri
pengetahuan mereka tentang hukum.
Sekadau Hulu tentang penyuluhan
Penyuluhan dilakukan
oleh
hukum
yang
Kejaksaan
Negeri
01
yang dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Sekadau :
Sekadau dilakukan kepada berbagai
“Materi
yang
disampaikan
sasaran, salah satunya adalah siswa/i
oleh penyuluh hukum dari Kejaksaaan
SMA. Sebagaimana diungkapkan oleh
Negeri Sekadau kepada siswa/i SMA
Kepala Sekolah SMA Negeri 01
relevan (sesuai) dengan kebutuhan
Sekadau Hulu tentang pentingnya
seusia anak didik mereka. Materi itu
penyuluhan tersebut:
antara lain tentang disiplin, norma-
“Bahwa
penyuluhan
hukum
norma pergaulan remaja, hal-hal yang
bagi remaja dan siswa/i di peringkat
dilarang dan ketaatan pada berbagai
SMA sangat penting. Sebab, banyak
peraturan berkendaraan. Penyuluhan
pelanggaran hukum dan kenakalan
sekurang-kurangnya dilakukan dalam
remaja antara lain karena mereka
6 (enam) bulan sekali yang melibatkan
tidak memahami hukum yang berlaku.
siswa/i SMA tertentu. Penyuluhan di
Apalagi di daerah Kabupaten Sekadau
mulai pukul jam 08 pagi hingga pukul
yang
12.00, berupa ceramah dan tanya-
merupakan
(pemekaran)
kabupaten
dari
baru
Kabupaten
jawab.
Sanggau. Perubahan sosial demikian 11 MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Metode ceramah dan dialog ini
b.
Abilities
diharapkan memberikan pengetahuan kepada
siswa/i
dan
diharapkan
Menyangkut
kemampuan
sikapnya serta perilakunya akan postif.
petugas penyuluh hukum yang ada
Harapan ini setidaknya sesuai dengan
atau dimiliki
tujuan dari penyuluhan hukum, seperti
Sekadau dalam kegiatan penyuluhan
yang diungkapkan oleh salah seorang
Hukum dan Penerangan
peserta/siswa SMA antara lain :
seperti yang dituturkan oleh Kasi
“Penyuluhan
hukum
bagi
di
memang
Kabupaten
diperlukan,
Hukum
Intelijen sebagai berikut :
remaja dan siswa/i SMA di lingkungan sekolah
Kejaksaan Negeri
“Petugas
penyuluh
dan
Sekadau
penerangan hukum di lingkungan
mengingat
Kejaksaaan Negeri Sekadau sebanyak
pengaruh lingkungan pergaulan dan
2
media massa yang sangat besar.
intelejen. Mereka bertanggung jawab
Apalagi pengawasan orang tua saat
dalam
ini sangat lemah, sehingga remaja
tentang masalah-masalah hukum yang
lebih
hukum
berkembang di wilayah kerjanya. Agar
diharapkan dapat menjadi peringatan
mereka bekerja profesional, maka
kepada
berperilaku
mereka dibekali kemampuan dasar
sesuai dengan aturan yang ada.
dalam penyuluhan hukum di samping
Namun, banyak siswa/i yang kurang
kemampuan dasar untuk menyelidiki
peduli terhadap penyuluhan, sehingga
persoalan
pengetahuan
badan hukum. Dalam hal ini petugas
bebas.
Penyuluhan
remaja
untuk
mereka
pun
tidak
berubah’.
yang
Berdasarkan paparan tersebut, jelas
bahwa
orang,
kebutuhan
akan
khususnya
memberikan
hukum
di
bidang
penerangan
seseorang
menyampaikan
atau
materi
penerangan hukum dan penyuluhan hukum harus mampu mengajak dan
penyuluhan hukum dikalangan siswa/i
meyakinkan
masyarakat
sehingga
SMA sangat penting agar mereka
sasaran penyuluhan akan tertarik dan
diingatkan dan didampingi, meskipun
selanjutnya berdiskusi serta tidak
tidak menjamin pengetahuan mereka
melakukan pelanggaran. Proses ini
tentang hukum meningkat.
tidak semudah yang dibayangkan, 12
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sebab jika petugas tidak menyiapkan
leaflet dan handout, sebagai media
materi
sesuai
dengan
kebutuhan
yang
sasaran
dan
menyusun
pesannya
sangat
memvisualisasikan
berguna
untuk
tentang
materi
dengan tepat, maka tidak akan muncul
yang
ketertarikan
penyuluhan yang mengkombinasikan
sasaran.
berkomunikasi
yang
Ketrampilan diintegrasikan
disampaikan.
berbagai
media
Strategi
setidaknya
akan
dengan contoh-contoh kasus serta
membuat hal yang gelap menjadi
penggunaan teknik presentasi yang
terang, sesuai dengan arti penyuluhan
optmal,
itu sendiri”.
akan
menentukan
keberhasilan penyuluhan.” Namun, apa yang disampaikan
Menurut pendapat beberapa
oleh pihak Kejaksaan Negeri Sekadau
siswa/i
tersebut belum tentu sesuai dengan
penyuluhan tersebut antara lain :
ketika
mereka
memberikan
yang
kegiatan
ini seperti yang
disampaikan oleh
pihak
Kepala
SMA
kepada
PGRI
05
RAWAK sebaga berikut:
sasaran
“Kami berharap banyak dari
penyuluhan kepada siswa/i. Penilaian
Sekolah
menjadi
penyuluhan
Kejaksaan
hukum
Negeri
siswa/i
oleh
Sekadau
SMA
yang
dikategorikan remaja dan berada
“petugas penyuluhan hukum
dalam masa perubahan. Harapan itu
dari kejaksaaan negeri Sekadau yang
setidaknya dapat dipenuhi walaupun
melaksanakan
tidak
kegiatan
sudah
semuanya.
penyuluhan
khususnya
dalam
disampaikan cukup menarik, akan
persoalan-persoalan
tetapi ketika terjadi diskusi yang
hukum. Persoalan tersebut antara lain
membahas suatu masalah, petugas
tentang undang-undang narkoba dan
kurang begitu jelas menerangkan,
obat terlarang, pelanggaran lalu-
apalagi waktunya sangat terbatas.
lintas.
Kondisi ini membuat kami kurang
menjelaskan
kurang
Namun penerangan hukum didukung
minimnyapenggunaan
oleh
pesan
awal
memiliki kemampuan yang cukup, kemampuan
memang
Pada
yang
puas”.
media
penyuluhan seperti infokus, brosur,
c.
Attitude 13
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Attitude kebiasaan
merupakan terpolakan.
Kejaksaan
Negeri
Jika
mengatakan bahwa:
kebiasaan yang terpolakan tersebut
“pencapaian
memiliki
yang
suatu
implikasi
positif
Sekadau
terhadap
dalam
program kerja yang di prioritaskan
hubungannya dengan perilaku kerja
telah memenuhi jumlah kuota yang di
seseorang maka akan menguntungkan
targetkan oleh Kejaksaan RI, dan
seperti kegiatan yang diprioritaskan
sepanjang tahun 2013 , meskipun ada
setiap tahunnya oleh Kejaksaan Negeri
beberapa daerah yang sulit dijangkau,
Kabupaten Sekadau.
dan selanjutnya kegiatan tersebut
Produktivitas
sering
akan terus berlangsung untuk daerah-
dibandingkan dengan standar yang
daerah lain, penyuluhan/penerangan
sudah ditentukan sebelumnya. Apabila
hukum
lebih banyak keluaran dihasilkan dari
bagi masyarakat Kabupaten Sekadau.
jumlah masukan yang sama, atau masukan
lebih
dipergunakan
sedikit
untuk
dapat
mendapatkan
telah memberikan kepuasan
Hal ini dapat dijelaskan ketika peneliti
mewawancarai
Kepala Sekolah
yang
salah satu antusiasdan
keluaran yang sama, produktivitas
menyambut dengan baik kegiatan
diperbaiki. Sebagai konsekuensinya,
LUHKUM/PENKUM
produktivitas
diselenggarakan
yang
merupakan ukuran
lebih
baik
yang berharga
Kejari
di Kabupaten Sekadau,
yang dipergunakan dalam masyarakat.
menerangkan bahwa:
diperlukan
beliau
“Kegiatan penyuluhan hukum
menghasilkan
yang dilaksanakan cukup baik untuk
keluaran. Lebih sedikit pemborosan
menambah wawasan dan pengetahuan
dan lebih baik konservasi sumberdaya.
terhadap anak didik mereka yang
Meskipun dari semua program
dimana di sekolah ini tidak ada mata
belum
untuk
Sekadauke
pada salah Satu Sekolah yang berada
tentang seberapa baik sumberdaya
Hal itu berarti lebih sedikit masukan
yang
memenuhi
kuota
yang di
targerkan hal ini dijelaskan pada saat wawancara
Kepada Kasi Intelijen
pelajaran tentang hukum”. Pencapaian terhadap program kerja adalah sesuatu usaha pekerjaan yang diselesaikan atau dicapai oleh 14
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pegawai dalam mencapai target yang
“Pelayanan
yang
diberikan
telah ditentukan. Dan prestasi kerja
kepada masyarakat sudah cukup baik,
suatu
persyaratan
hal ini dapat diapresiasikan keadaan
pekerjaan tertentu yang ahirnya secara
pos pelayanan informasi hukum yang
langsung dapat tercermin dari output
terletak tidak jauh dari Kantor Kejari
yang dihasilkan baik kuantitas maupun
Sekadau
mutunya.
penyuluhan hukum yang dilakukan
pencapaian
dan
kegiatan
kegiatan
setiap tahunnya. Kualitas Layanan Bidang Intelijen dalam Kegiatan Penyuluhan Hukum Kepada Siswa/siswi SMA
Dalam hal Mutu Pelayanan Kasi Intelijen masih menyayangkan Mutu
Mengenai kepuasan masyarakat
pelayanan
BidangIintelijen
Kejari Sekadau dibidang pelayanan
seringkali tersedia secara mudah dan
hukum
murah. Informasi mengenai kepuasan
kurangnya pegawai/personil yang ada
masyarakat
didalam Bidang Intelijen.
terhadap
kualitas
pelayanan sering kali dapat diperoleh
masih
“Layanan
bidang
oleh
intelijen
dari media massa atau diskusi publik.
kejaksaan
Kualitas layanan relatif sangat tinggi,
sepenuhnya
maka bisa menjadi satu ukuran kinerja
kurangnya tenaga seperti Jaksa dan
birokrasi publik yang mudah dan
TU dalam memberikan pelayanan
murah
kepada masyarakat Kab. Sekadau”.
dipergunakan.
Kepuasan
masyarakat bisa menjadi indikator
negeri
terkendala
Sekadau
terpenuhi
belum
dikarenakan
Hal senada dikemukakan oleh
untuk menilai kinerja birokrasi publik.
Kepala
Untuk
kualitas
Sekadau Hulu mengungkapkan bahwa:
layanan publik dapat dilihat dari aspek
“ Pelayanan yang di berikan
proses layanan maupun dari output
cukup baik, petugas berpenampilan
atau hasil pelayanan.
rapi, sopan,dan
mengukur
Berdasarkan dengan
Kepala
tentang
hasil Seksi
wawancara Intelijen
Sekolah
kegiatan berlangsung,
SMA
Negeri
1
tidak angkuh saat
penyuluhan Cuma
kami
hukum agak
Kejaksaan Negeri Kabupaten Sekadau,
kesusahan dengan jarak yang di
menerangkan :
tempuh ke Kejaksaan Negeri Sekadau, 15
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
karena Pos Pelayanan Hukum dan
mengembangkan
program-program
Pengaduan Masyarakat berada jauh
pelayan
sesuai
dari sini, tapi petugas menerangan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat
bahwa Pengaduan tentang hukum bisa
(Dilulio,
di lakukan via telepon,itu cukup
memiliki responsivitas rendah dengan
mempermudah
sendirinya memiliki kinerja yang jelek
kami
untuk
meyampaikan aspirasi. Kualitas
publik
1991).
dengan
Organisasi
yang
juga (Osborne & Plastrik, 1997).
Layanan,
yaitu:
Dalam hal ini Kasi Intelijen
cenderung menjadi penting dalam
Kejaksaan Negeri Sekadau mengakui
menjelaskan
bahwa :
kinerja
organisasi
pelayanan publik. Banyak pandangan negatif
yang
organisasi
terbentuk
publik
ketidakpuasan
mengenai
muncul
publik
karena terhadap
”pegawai
Bidang Intelijen
pada Kejari Sekadau dirasakan masih terdapat
kelemahan
dalam
kemampuan
daya-tanggap
untuk
kualitas. Dengan demikian menurut
merespon kebutuhan layanan hukum
Dwiyanto
dikarenakan
terhadap
kepuasan layanan
masyarakat
dapat
dijadikan
masih
kurangnya
tenaga/SDM masih terbatas. Tidak
indikator kinerja birokrasi publik.
semua
Keuntungan
menggunakan
penerangan hukum sesuai dengan
kepuasan masyarakat sebagai indikator
perubahan sosial-ekonomi masyarakat
kinerja adalah informasi
Sekadau dapat disusun dengan efektif,
utama
penyuluhan
hukum
dan
sehingga kinerja organisasi dalam Responsivitas Bidang Intelijen dalam Kegiatan Penyuluhan Hukum Kepada Siswa/siswi SMA
memberikan pelayanan hukum juga kurang optimal. Responsivitas birokrasi yang
Responsivitas sangat diperlukan
rendah juga banyak disebabkan oleh
dalam pelayanan publik karena hal
belum
tersebut merupakan bukti kemampuan
komunikasi eksternal secara nyata
organisasi untuk mengenali kebutuhan
oleh
masyarakat, menyusun agenda dan
Indikasi
prioritas
dikembangkannya
pelayanan
serta
adanya
jajaran
pengembangan
birokrasi
nyata
pelayanan.
dari
belum
komunikasi 16
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
eksternal secara efektif oleh birokrasi
Hal ini diakui oleh salah satu
terlihat pada masih besarnya gap yang
pegawai
terjadi.
dituturkan sebagai berikut :
Gap
gambaran
terjadi
merupakan
pelayanan
yang
hahwa
belum
memperlihatkan
Bidang
Intelijen
seperti
“responsivitas (daya tanggap dalam
menyusun
program
dan
ditemukan kesamaan persepsi antara
kebutuhan sasaran)institusi kejaksaan
harapan
masyarakat
negeri Sekadau dinilai cukup baik
terhadap
kualitas
dan
birokrat
pelayanan
yang
diberikan.
karena
setiap
tahunnya
memiliki
kegiatan yang diprioritaskan dalam
Responsivitas,
yaitu
rangka memenuhi pelayanan bagi
kemampuan birokrasi untuk mengenali
masyarakat dalam program kegiatan
kebutuhan
menyusun
penyuluhan hukum (LUHKUM) dan
agenda dan prioritas pelayanan, dan
penerangan hukum (PENKUM) yang
mengembangkan
diadakan di daerah kerja Kabupaten
pelayanan
masyarakat,
program-program
publik
sesuai
dengan
kebutuhan masyarakat dan aspirasi masyarakat.
Secara
singkat
responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan
antara
Menurut salah seorang pemuka masyarakat di Kabupaten Sekadau: “Tidak
semua
program
dan
penyuluhan hukum dan penerangan
kegiatan pelayanan dengan kebutuhan
hukum oleh petugas Kejaksaan Negeri
dan aspirasi masyarakat. Responsivitas
Sekadau
yang
penyuluhan
rendah
program
Sekadau”.
ditunjukkan
dengan
jelek,
terdapat
yang
sejumlah
sesuai
dengan
ketida kselarasan antara pelayanan
perubahan
sosial-ekonomi
dengan kebutuhan masyarakat. Hal
masyarakat.
tersebut jelas menunjukkan kegagalan
remaja,
organisasi dalam mewujudkan misi
peraturan
dan tujuan birokrasi publik. Organisasi
kendaraan
yang memiliki responsivitas rendah
kekerasan lain. Kasus-kasus tersebut
dengan sendirinya memiliki kinerja
menjadi perhatian kejaksaaan negeri
yang jelek pula.
Sekadau. Akan tetapi, tidak semua
Misalnya,
narkoba,
ketaatan
pemerintah, motor
kenakalan
dan
serta
pada curi kasus
lapisan masyarakat dapat disentuh 17 MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
oleh penyuluan tersebut, sehingga
masyarakat, kejaksaan negeri Sekadau
efeknya masih kurang”.
telah
Responsivitas
melaksanakan
kegiatan
dimaksudkan
penerangan dan penyuluhan hukum
sebagai salah satu indikator kinerja
Program Pembinaan Matra Hukum
karena responsivitas secara langsung
(Binmatkum). Pelaksanaan Program
menggambarkan kemampuan birokrasi
Binmatkum disamping sebagai upaya
publik dalam menjalankan misi dan
untuk meningkatkan kesadaran hukum
tujuannya, terutama untuk memenuhi
masyarakat, juga untuk memberikan
kebutuhan masyarakat.
informasi hukum secara cepat kepada
Responsibilitas Bidang Intelijen dalam kegiatan Penyuluhan Hukum Kepada Siswa/siswi SMA
masyarakat,
sebagai
sarana
pencitraan
(membangun
image)
kejaksaan
dan
pencegahan Responsibiltas
sarana
(preventif)
dalam
suatu
penegakan hukum yang dilakukan oleh
ukuran yang menunjukkan seberapa
Kejaksaan. Program ini dilaksanakan
besar
penyelenggaraan
minimal 2 kali dalam setahun dengan
pelayanan sesuai dengan kepentingan
sasaran semua lapisan masyarakat
stakeholders dan norma-norma yang
Sekadau, dimana bidang intelejen
berkembang
menjadi leading sectornya”.
proses
adalah
sebagai
dalam
masyarakat.
Responsibilitas dari organisasi publik pemerintahan
berkenaan
dengan
Responsibilitas bisa saja pada suatu
ketika
berbenturan
dengan
pelayanan yang bersifat melayani dan
responsivitas. Berdasarkan ketentuan
mengayomi.
yang
pasal 30 ayat (3) Undang-Undang
Negeri
Nomor 16 Tahun 2014 Tentang
Sekadau dalam melakukan pelayanan
Kejaksaan Republik Indonesia bahwa
advokasi hukum di wilayah kerjanya.
dalam
dilakukan
Demikian oleh
pula
Kejaksaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kasi
Intelejen
Kejaksaan
Negeri Sekadau bahwa : “Dalam meningkatkan
Bidang
untuk
kesadaran
hukum
dan
Ketentraman Umum, kejaksaan turut menyelenggarakan peningkatan
rangka
Ketertiban
kesadaran
kegiatan hukum
masyarakat.
18 MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Akuntabilitas Bidang Intelijen Dalam Kegiatan Penyuluhan Hukum Kepada Siswa/siswi SMA
Akuntabilitas penyelenggaraan adalah
Dalam
pemerintahan
dalam
pelayanan
suatu
publik
ukuran
yang
menunjukkan seberapa besar tingkat
akuntabilitas suatu instansi pemerintah
kesesuaian
adalah merupakan suatu perwujudan
pelayanan dengan ukuran nilai-nilai
kewajibannya
atau
untuk
penyelenggaraan
norma
eksternal
yang
ada
mempertanggungjawabkan
dimasyarakatatau yang dimiliki oleh
keberhasilan atau kegagalann visi,
stakeholder.
misi dan strategi maupun personality atau pelaksanaan pembanguan. Dalam Negeri
hal
ini
Akuntabilitas
yang
bersama Kasi
Kejaksaan
Sekadau
Berdasarkan hasil wawancara
Negeri Sekadau menerangkan:
memiliki baik
hal
ini
Intelijen Kejaksaan
“selama kurun waktu tahun 2013
dengan
diadakannya
dijelaskan oleh salah satu pegawai
LUHKUM/PENKUM dan membuka
Bidang Intelijen:
POS Pelayanan Pengaduan Informasi
“Karenannya
wujud
Hukum dan melaksanakan kegiatan
pertanggung jawaban bidang intelijen
sosialisasi masyarakat anti KKN untuk
kejari sekadau dibuat dalam laporan
memenuhi kebutuhan masyarakat”.
bulanan yang di tandatangani oleh
Berdasarkan hasil wawancara
kepala kejari sekadau dan kepala seksi
dengan Kepala Sekolah SMA PGRI 05
intel setiap ahir bulan dan dilapornak
RAWAK mengungkapkan bahwa:
ke
kejaksann
di
“Untuk memperoleh informasi
intelijen
sangat sulit kerena pos pelayanan
kejaksaan tinggi kalbar. Dan membuat
berada jauh di kantor kejaksaan
laporan triwulan yang dibuat 3 bulan
negeri sekadau.karena jarak tempuh
sekali ditandatangani
dari desa rawak hulu hingga kantor
pontianakk
C.Q
tinggi
kalbar
Asisten
kepala kejari
dan kasi intel kabupaten sekadau
kejaksaan memakan waktu lama”.
setiap bulan dilaporkan kekejaksaan tinggi kalbar”.
Kemudian kepada
pegawai
hasil
wawancara
bidang
intelijen
menyataka bahwa : 19 MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
“Biasanya yang menghambat
gambaran-gambaran tentang adanya
kami dalam memberikan pelayanan
tindak pidana sehingga diharapkan
adalah
dan
seluruh peserta LUHKUM/PENKUM
kendala-kendala yang kami hadapi
agar tidak terjerat dalam masalah
adalah letak geografis dan
luas
hokum. Sebagaii salah satu strategi
wilayah yang cukup besar untuk
bidang intelijen yang lain yakni
dijangkau”.
mempromosikan
kurangna
personil
POS
pelayanan
Berdasarkan hasil wawancara
Informasi hukum yang terletak di
bersama Kasi Intelijen Kejaksaaan
lingkungan kantor Kejaksaan Negeri
Negeri
Sekadau sehingga masyarakat dapat
Sekadau
mengungkapkan
bahwa:
mencari informasi atau data mengenai “Sebenarnya
para
petugas
permasalahan hukum yang terjadi
pelayanan diberikan kepercayaan dan
pada wilayah Kab Sekadau. Strategi
tanggung jawab dalam melaksanakan
dengan cara sosialisasi masyrarakat
proses
anti Kolusi Korupsi dan Nepotisme
pelayanan
administrasi
berkenaan dengan proses administrasi
(KKN)
kepegawaian.
stiker kepada masyrakat Kabupaten
Menurut staf bidang Intelejen Kejaksaaan
Negeri
Sekadau
setidaknya upaya lain yang dilakukan
Sekadau
cara
yang
membagikan
berisi
tentang
pemberatasan korupsi yang berisikan tema pemberantasan korupsi”.
untuk mengantisipasi masalah tersebut adalah:
dengan
Mengukur
kinerja
birokrasi
dengan bentuk birokrasi publik yang “Strategi Bidang unit Kejari
akuntabel. Akuntabilitas merupakan
Sekadau dalam menghadapi tuntutan
konsep
pelayanan hukum dengan mengadakan
standar eksternal yang menentukan
LUHKUM/PENKUM kepada tokoh
kebenaran
masyarakat, warga masyarakat,para
administrasi Negara (birokrasi publik)
pegawai
keranannya
pemerintahan
daerah
yang
berkenaan
suatu
tindakan
akuntabilitas
dengan
oleh
sering
setempat dan anak-anak didik siswa
disebut tanggungjawab yang bersifat
SMA/SMK.
Target-target
tersebut
objektif. Birokrasi dikatakan akuntabel
diberikan
penjelasan
maupun
manakala
merela
dinilai
secara 20
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
objektif
oleh
masyarakat
mempertanggungjawabkan
dapat segala
macam perbuatan, sikap, dan aspek terjangnya
kepada
pihakmana
kekuasaan dan kewenangannya yang dimiliki itu berasal. Oleh karena itu diharapkan birokrasi
agar bekerja
para
aparatur
dengan
adanya
akuntabilitas(pertanggungjawaban) kepada publik. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Intelijen menyatakan bahwa: “wujud
pertanggungjawaban
bidang intelijen Kejaksaan negeri Kabupaten Sekadau dibuat dalam laporan bulanan yang ditanda tangani oleh Kepala Kejari Sekadau dan kepala Seksi Intelijen Setiap ahir bulan dilaporkan ke kejaksaan Tinggi kalbar di Pontianak C.Q Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi Kalbar. Dan membuat laporan Triwulan yang dibuat 3 bulan sekali ditanda tangani kepala
kejari
dan
Kabupaten
Sekadau
dilaporkan
ke
kasi setiap
Kejaksaan
Intelijen bulan Tinggi
Kalimantan Barat.
Kesimpulan Pada bab ini, penulis memaparkan beberapa kesimpulan yang didasarkan atas analisis dari hasil wawancara dan observasi
yang di laksanakan di
lapangan mengenai “Kinerja Pegawai Bidang Intelijen Kejaksaan Negeri Kabupaten Sekadau dalam Kegiatan Penyuluhan
Hukum
Kepada
Siswa/siswi SMA”, maka pada bagian ahir ini penulis menyimpulkan hasil temuan di lapangan sebagai berikut: 5.1.1
Produktivitas Pegawai Bidang
Intelijen
Kejaksaan
Sekadau
Negeri
dalam
Penyuluhan
Kegiatan
Hukum
sudah
optimal karena setiap tahunnya Kejaksaan
Negeri
Kabupaten
Sekadau memiliki program kerja yang
diprioritaskan
yaitu
penyuluhan
hukum/penerangan
hukum
kegiatan
dan
tersebut
memenuhi kuota yang ditargetkan Kejaksaan RI, kegiatan tersebut disambut baik oleh masyarakat Kabupaten Sekadau dan kegiatan tersebut akan terus berlangsung untuk daerah-daerah lain. Tetapi disisi Intelijen
lain
Pegawai Kejaksaan
Bidang Negeri
21 MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kabupaten
Sekadau
dalam
Penyuluhan
Hukum
masyarakat, namun dalam hal
menyayangkan karena minimnya
menyusun program sudah cukup
anggaran
optimal karena memiliki kegiatan
Kegiatan
sarana
sehingga dan
kurangnya
prasarana
untuk
merespon kebutuhan
layanan
yang diprioritaskan dalam rangka
kelancaran kegiatan penyuluhan
memenuhi
pelayanan
hukum
masyarakat
dalam
dan
kendaraan
juga
tidak
inventaris
ada untuk
penyuluhan kedaerah-daerah yang sulit dijangkau. 5.1.2 Kualitas Intelijen
bagi program
kegiatan penyuluhan hukum dan penerangan hukum 5.1.4 Responsibilitas
Pegawai
Layanan
Bidang
Bidang Intelijen Kejaksaan Negeri
Kejaksaan
Negeri
Kabupaten
Sekadau
belum
kegiatan
Kabupaten
Sekadau
dalam
Penyuluhan
Hukum
optimal karena masih terkendala
sudah optimal karena pelaksanaan
oleh kurangnya pegawai/personil
kegiatan dilakukan sesuai dengan
dalam
yang
Undang-undang Nomor 16 Tahun
menghambat kelancaran kegiatan
2014 tentag Kejaksaan Republik
tersebut.
untuk
Indonesia bahwa dalam bidang
terlihat
ketertiban dan ketentraman umum
Bidang
sehingga
memperoleh masih
Intelijen
informasi
sepi
keadaan
POS
Kejaksaan
turut
Pelayanan Pengaduan Masyarakat
menyelenggarakan
karena kurangnya personil dan
peningkatan
pegawai jarang berada di POS
masyarakat. Pelaksanaan kegiatan
Pelayanan Pengaduan Masyarakat
tersebut
dilaksanakan
selain
karena
sebagai
upaya
untuk
mengerjakan
perkara-
perkara di kantor.
Sekadau Penyuluhan
Kejaksaan dalam Hukum
kesadaran
hukum
meningkatkan kesadaran hukum
5.1.3 Responsivitas Pegawai Bidang Intelijen
kegiatan
Negeri Kegiatan belum
optimal karena petugas tidak bisa
masyarakat,
juga
untuk
memberikan
informasi
hukum
secara cepat kepada masyarakat sebagai
sarana
pencitraan
kejaksaan dan pencegahan dalam 22
MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
penegakan hukum yang dilakukan
4 (empat) karena selama ini hanya
oleh Kejaksaan.
menggunakan
5.1.5
Akuntabilitas Pegawai Bidang
Intelijen
2(dua)
kendaraan
roda
pribadi.
Dan
milik
Kejaksaan
Negeri
dibutuhkan
Sekadau
dalam
peralatan yang menunjang seperti
Penyuluhan
Hukum
laptop,
kamera,
sudah optimal dilihat dari strategi
karena
selama
Bidang Intelijen Kejaksaan Negeri
menggunakan
Kabupaten
untuk
Kabupaten kegiatan
Sekadau
dalam
menghadapi tuntutan pelayanan hukum
dengan
mengadakan
LUHKUM/PENKUM
kepada
masyarakat Kabupaten Sekadau .
Berdasarkan
kesimpulan
dan
infokus,
ini
tidak
sarana
melaksanakan
apapun kegiatan
LUHKUM/PENKUM. 5.2.2 Untuk
mengoptimalkan
Kualitas Layanan Pegawai Bidang Intelijen Kabupaten
Saran
perlengkapan
Kejaksaan
Negeri
Sekadau
dalam
Penyuluhan
Hukum
yang
Kegiatan
telah dikemukakan di atas, maka
tentunya
sebagai sarana pemecahan masalah
apabila kurangnya tenaga/personil
penulis menyarankan hal-hal sebagai
untuk
berikut :
masalah di tunjukkan banyaknya
5.2.1 Untuk
tidak
akan
melayani
tercapai
masyarakat,
mendapatkan
pekerjaan Bidang Intelijen yang
optimal,
tidak selesai dengan segera atau
mengingat letak geografis pada
tidak tepat waktu dan sangat
wilayah hukum Kejaksaan Negeri
menghambat untuk memberikan
Kabupaten Sekadau khususnya
layanan
pada
dalam
karena kurangnya pegawai, dalam
Hukum
hal ini penulis menyarankan agar
produktivitas
yang
Bidang
Kegiatan
Intelijen
penyuluhan
kepada
masyarakat
masih banyak yang sulit untuk
dapat ditambahkan Staf
dijangkau, maka alat transfortasi
Usaha sebanyak 2 orang guna
sangat dibutuhkan guna lancarnya
mendukung kelancaran kegiatan
kegiatan
penyuluhan hukum.
intelijen
seperti
Tata
Kendaraan roda 2 (dua) dan roda 23 MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
5.2.3 Dari
segi
Responsivitas
Pegawai
Bidang
Intelijen
Kejaksaan
Negeri
Kabupaten
Sekadau
dalam
Kegiatan
Penyuluhan Hukum diharapkan mampu
mengenal
kebutuhan
masyarakat dan mengembangkan program-program sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Dharma, Surya. 2011. Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya. Jakarta: Pustaka Pelajar Dwiyanto, Agus. 1995. Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik, Yogyakarta : Fisipol UGM Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta Mangkunegara, Anwar Prabu. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta : Refika Aditama Moeheriono, 2011. Indikator Kinerja Utama (IKU) Bisnis dan Publik.
Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung : Alfabeta Serdamayanti, 2003. Good Governance : Kepemerintahan Yang Baik Dalam Rangka Otonomi Daerah Upaya Membangun Organisasi Efektif dan Efisien Melalui Restrukturisasi dan Pemberdayaan. Bandung : Mandar Maju Sulisyanti, Ambar Teguh & Rosidah. 2003. Manajemen Sumberdaya Manusia : Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu Sugiyono.2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta Thoha, Miftah. 2005. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Yogyakarta : Kancana Prenada Media Group Wibowo.2007. Kinerja:Depok: Persada
Manajemen Rajagrafindo
------.2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
------.2010. Evaluasi KinerjaSDM. Bandung: Refika Aditama
Simamora, Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Sulisyanti, Suyadi, Ilyas, Wungu dan Brotoharjoso, Wilson dan Hayel,
Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : ALFABETA
Dokumen :
Surabaya : PT. Raja Grafindo Persada
Priansa, Juni Donni & Suwanto. 2011. Manajemen SDM dalam 24 MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 1 Edisi Maret 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996. Jakarta : Balai Pustaka
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Mirza Nurdin, 2013. Kegiatan Sosialisasi Masyarakat Anti KKN
Laporan Jaringan
Problematika/Permasalahan BidangBidang Pada Kejaksaan Negeri Sekadau Tahun 2013.
Keputusan Kepala LAN No.239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan
25 MAULISAWATI, NIM. E21110003 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN