Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA PERONGKAN KECAMATAN SEKADAU HULU KABUPATEN SEKADAU Oleh: Cornelius Complek Caro NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Tahun 2015 E-mail :
[email protected]
Abstrak Skripsi ini berdasarkan adanya fenomena yang terjadi di Desa Perongkan yaitu program yang telah rencanakan dalam Alokasi Dana Desa tidak dapat dilaksanakan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Perongkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitaif. Dengan langkah-langkah memilih topik kajian, instrumentasi, pelaksanaan penelitian pengolahan data serta pada hasil penelitian dengan menarik kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. instrumen kuci penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara dan dokumentasi kemudian data yang diperoleh dianalisis serta untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teori yang peneliti gunakan untuk melihat dan mendeskripsikan masalah pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Perongkan adalah teori yang diungkapkan oleh Gorge R. Terry yaitu fungsi manajenen perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Hasil dalam penelitian ini adalah bahwa dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Perongkan sudah cukup baik. Dikatakan cukup baik karena dilihat dari perencanaan sudah dilakukan perumusan kebijakan pada pelaksanaan musyawarah rencana pembangunan desa, pada pengorganisasian masing-masing pegawai sudah ditempatkan pada kemampuan mereka masing-masing, pada penggerakan sudah baik karena masing-masing aparatur sudah bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi aparatur desa, pada pengawasan masih kurang baik karena dalam pelaksanaan pembangunan desa jarang dilihat oleh pihak Badan Permusyawaratan Desa dan pihak pemerintahan desa. Kata Kunci : Alokasi Dana Desa, Pengelolaan, Pembangunan.
VILLAGE ALLOCATION FUND MANAGEMENT IN THE VILLAGE PERONGKAN SEKADAU HULU DISTRICT Abstract This thesis is based on the phenomenon that occurred in the village of Perongkan program that has been planned in the Village Fund Allocation can not be implemented. This thesis aims to identify and describe how the management of the Village in the Village Fund Allocation Perongkan. In this study, researchers used a descriptive research with Qualitative approach. With steps chose the topic, instrumentation, data processing as well as conducting research on the research results draw conclusions, implications, and recommendations. his key instrument of this study is the researchers themselves. Techniques used in the collection of data in this research through interviews and documentation then the data were analyzed as well as to test the validity of data sources and researchers using triangulation techniques. The theory that the researchers use to see and describe the problem in the management of the Village Fund Allocation Perongkan Village is a theory expressed by Terry R. Gorge namely managenent functions of planning, organizing, and monitoring. The results in this study is that in the management of the Village Fund Allocation in the village Perongkan is good enough . Said to be quite good as seen from the planning already done the formulation of policies on the implementation of the deliberations village development plans , the organization of each employee has been placed on the ability of each of them , the mobilization has been good because each apparatus has been working in accordance with the duties and functions village officials, the control is still not good because in the implementation of rural development are rarely seen by the Village Consultative Body and the village administration . Keywords: Village Fund Allocation, Management, Development 1 Cornelius Complek Caro, NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
desa serta peningkatan swadaya gotong
A. PENDAHULUAN
royong dari masyarakat. 1.
ADD yang diberikan kepada desa
Latar Belakang Penelitian Kabupaten
Sekadau
merupakan
dihitung berdasarkan jumlah penduduk
salah satu kabupaten baru hasil pemekaran
yang berada di desa, luas wilayah serta
dari Kabupaten Sanggau yang juga ikut
tingkat
melaksanakan kebijakan ADD. Pemerintah
digunakan untuk kegiatan pemerintahan,
Kabupaten Sekadau telah mengalokasikan
pemberdayaan masyarakat serta kegiatan
ADD dalam APBD kabupaten setiap tahun
pembangunan.
anggaran, paling sedikit 10% dari dana
Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 2015
perimbangan
kabupaten
Tentang Pembangunan Daerah Tertinggal
dalam APBD setelah dikurangi Dana
dan Transmigrasi, Desa sebagai daerah
Alokasi Khusus (DAK) dengan harapan
otonom
pembangunan disetiap desa dapat merata.
melaksanakan pembangunan. Kemudian,
Kemudian yang menjadi dasar pentingnya
dalam
melakukan pengelolaan ADD ini karena
penggunaan dana desa untuk pembangunan
sesuai dengan Peraturan Bupati Sekadau
desa dialokasikan untuk mencapai tujuan
Nomor 31 Tahun 2013 tentang ADD.
pembangunan desa yaitu meningkatkan
Adapun tujuan dari ADD berdasarkan
kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas
Perbup tersebut adalah sebagai berikut :
hidup
a.
kemiskinan.
yang
Untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan
b.
desa
baik
dalam
desa.
Berdasarkan
memiliki
peraturan
manusia
Dana
Peraturan
kewajiban
tersebut
serta
yang
untuk
menyatakan
penanggulangan
Berdasarkan pengamatan
yang
pelaksanaan pelayanan, pembangunan
peneliti lakukan dilapangan, ditemukan
dan kemasyarakatan sesuai dengan
beberapa
kewenagannya.
terkait dengan pengelolaan ADD di desa
Untuk meningkatkan kemampuan dari
Perongkan
lembaga
desa
Fenomena tersebut salah satu diantaranya
dalam
perencanaan,
adalah selama ini besarnya dana ADD yang
dan
pengendalian
diterima oleh desa dirasakan masih kurang
pembangunan secara partisipatif sesuai
mencukupi (sumber; narasumber). Hal ini
dengan potensi desa.
berakibat pada program yang telah disusun
kemasyarakatan
terutama pelaksanaan,
c.
diterima
pendapatan
Untuk
meningkatkan
di
fenomena
dan
Kecamatan
permasalahan
Sekadau
Hulu.
pemerataan
dalam proses perencanaan ADD yang sudah
kesempatan kerja dan
dianggarkan untuk program satu tahun tidak
kesempatan berusaha bagi masyarakat
berjalan dengan baik, misalnya jalan desa
pendapatan,
2 Cornelius Complek Caro, NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang sampai sekarang masih belum selesai
penyampaian
dibangun.
setiap
LPJ
tanggal
31
tersebut juli,
seharusnya
namun
pada
Sesuai dengan Perbup No 31 Tahun
kenyataanya penyampaian LPJ itu melewati
2013 tentang ADD, yang menyatakan
batas waktu yang telah ditentukan yaitu
bahwa dalam pelaksanaan merencanakan
pada
penggunaan ADD harus dimusyawarahkan
(sumber:narasumber), sehingga berdampak
dengan
Desa
pada keterlambatan untuk pencairan dana
(BPD), Perangkat Desa, Pengurus LPMD,
pada tahun berikutnya. Kemudian adanya
Pengurus PKK, Ketua RT, dan RW serta
aparatur yang merangkap jabatan, dan tidak
masyarakat.
dapat mengoperasikan komputer.
Badan
Permusyawaratan
Namun dalam musrenbang
tanggal
20
november
yang telah dilaksanakan di desa Perongkan tidak semua pihak yang disebutkan dalam Perbup
tersebut
ikut
hadir
2.
dalam
Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang
musyawarah. Selain itu terdapat beberapa
telah dijelaskan
pihak
penelitian ini adalah
yang
tidak
ikut
menghadiri
diatas, bahwa cakupan proses pengelolaan
musrenbangdes yang telah dilaksanakan.
keuangan ADD tahun 2014. Untuk lebih
Pihak-pihak tersebut antara lain Ketua RT,
memperjelas
dan Ketua RW. Peneliti menduga hal ini
lingkup tersebut, peneliti pada penelitian ini
terjadi karena masyarakat dan pemerintah
memfokuskannya pada
desa
manajemen yaitu perencanaan (planning),
belum
terbiasa
dengan
sistem
dan
memperkecil
ruang
fungsi-fungsi
perencanaan yang dilaksanakan, sehingga
pengorganisasian
musrenbang tersebut dirasa tidak begitu
penggerakan (actuating), dan pengawasan
penting.
(controlling) keuangan ADD yang berada
Permasalahan
lain
yang
juga
peneliti temukan di desa Perongkan yaitu
(organization),
di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau.
terkait dengan pelaporan ADD terutama penyelesaian
administrasi
yang
belum
3.
sesuai dengan aturan, seperti terjadinya
Rumusan Permasalahan Masalahan dalam penelitian ini
keterlambatan dalam menyerahkan Laporan
adalah sebagai berikut :
Pertanggungjawaban (LPJ) tentang ADD.
a.
Bagaimana
perencanaan
(planning)
Hal ini belum sesuai dengan perbup
dalam pengelolaan keuangan ADD di
kabupaten sekadau nomor 31 tahun 2013
Desa Perongkan Kecamatan Sekadau
tentang ADD, dimana dalam peraturan
Hulu Kabupaten Sekadau ?
tersebut menyatakan bahwa batas waktu 3 Cornelius Complek Caro, NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
b.
Bagaimana
pengorganisasian
(organization)
c.
dalam
d.
pengelolaan
Untuk
menganalisis
mendeskritifkan proses
dan
pengawasan
keuangan ADD di Desa Perongkan
dalam pengelolaan keuangan ADD di
Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten
Desa Perongkan Kecamatan Sekadau
Sekadau ?
Hulu Kabupaten Sekadau ?
Bagaimana
proses
penggerakan
(actuating)
dalam
pengelolaan
keuangan ADD di Desa Perongkan
D. TEORI DAN METODOLOGI
Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau ? d.
1.
Bagaimana (controlling)
proses
pengawasan
dalam
pengelolaan
Kosep Pengelolaan Menurut
Wardoyo
(1980:41)
“Pengelolaan
adalah suatu rangkaian
keuangan ADD di Desa Perongkan
kegiatan
berintikan
Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten
pengorganisasian,
Sekadau ?
pengawasan dalam mencapai tujuan yang
yang
perencanaan,
penggerakan
telah ditetapkan sebelumnya. (1993:31)
4. Tujuan Penelitian Adapun
yang
menjadi
tujuan
penelitian ini adalah a.
b.
Untuk
“Pengelolaan”
dapat
pengaturan
atau
pengurusan.
dan
Kemudian menurut Harsoyo (1977:121)
mendeskritifkan proses perencanaan
Pengelolaan adalah suatu istilah yang
dalam pengelolaan keuangan ADD di
berasal dari kata “kelola” mengandung arti
Desa Perongkan Kecamatan Sekadau
serangkaian usaha yang bertujuan untuk
Hulu Kabupaten Sekadau ?
menggali dan memanfaatkan segala potensi
Untuk
menganalisis
mendeskritifkan
dan
yang dimiliki secara efektif dan efisien
pengorganisasian
guna mencapai tujuan tertentu yang telah
dalam pengelolaan keuangan ADD di
direncanakan sebelumnya.
Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau ? c.
Arikunto
disamakan dengan manajemen, yang berarti pula
menganalisis
bahwa
dan
Untuk
menganalisis
dan
Menurut Gorge R. Terry (2006:79) dalam
yang berjdul bukunya Prinsip-
Prinsip
Manajemen
mendefinisikan
mendeskritifkan proses penggerakan
manajemen yaitu sebagai “Suatu proses
dalam pengelolaan keuangan ADD di
yang
Desa Perongkan Kecamatan Sekadau
pengorganisasian,
Hulu Kabupaten Sekadau ?
pengawasan dengan meman faatkan baik
membedakan
atas
perencanaan,
penggerakan
dan 4
Cornelius Complek Caro, NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ilmu maupun seni demi mencapai tujuan
rencana atau belum, serta mengawasi
yang telah ditetapkan sebelumnya”. Gorge
penggunaan
R. Terry juga menyatakan fungsi-fungsi
organisasi agar bisa terpakai secara
manajemen dimulai dari tahap Perencanaan
efektif dan efisien tanpa ada yang
(planning),
melenceng dari rencana.
Pengorganisasian
(organization), Penggerakan (actuating),
Sesuai
sumber
dengan
daya
dalam
fungsi-fungsi
dan Pengawasan ( controlling)
manajemen yang diungkapkan oleh Gorge
a.
Perencanaan (planning) yaitu sebagai
R. Terry, pengelolaan ADD juga diatur
dasar
dan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.
yang
133 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
akan dipakai untuk mencapai tujuan.
Keuangan Desa. Pada Peraturan Bupati No.
Merencanakan berarti mempersiapkan
31 Tahun 2013 Tentang ADD, menjelaskan
segala kebutuhan, memperhitung kan
bahwa pengertian ADD adalah dana yang
matang-matang apa saja yang menjadi
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
kendala,
bentuk
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten yang
pelaksanaan kegiatan yang bermaksud
dialokasikan dengan tujuan pemerataan
untuk mencapai tujuan.
kemampuan keuangan antar desa untuk
Pengorganisasian (organization) yaitu
mendanai kebutuhan desa dalam rangka
sebagai cara untuk mengumpulkan
penyelenggaraan
orang-orang dan menempatkan mereka
pelaksanaan pembangunan serta pelayanan
menurut kemampuan dan keahliannya
masyarakat. Adapun pengelolaan ADD
dalam
menurut
pemikiran
penyusunan
b.
c.
d.
dari
tujuan
langkah-langkah
dan
merumuskan
pekerjaan
yang
sudah
aturan
pemerintahan
tersebut
dan
meliputi
direncanakan.
perencanaan, penganggaran, penatausahaan,
Penggerakan (actuating) yaitu untuk
pelaporan,
menggerakan organisasi agar berjalan
pengawasan. Berikut adalah penjelasan
sesuai dengan pembagian kerja masing-
mengenai tahapan pengelolaan tersebut :
masing serta menggerakan seluruh
a.
pertanggungjawaban
dan
Perencanaan adalah suatu proses untuk
sumber daya yang ada dalam organisasi
menentukan tindakan masa depan yang
agar pekerjaan atau kegiatan yang
tepat, melalui urutan pilihan, dengan
dilakukan bisa berjalan sesuai rencana
memperhitungkan sumber daya yang
dan bisa memcapai tujuan.
tersedia.
Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi
apakah
gerakan
b.
Penganggaran
berarti
proses
dari
pengalokasian sumber daya keuangan
organisasi ini sudah sesuai dengan
yang terbatas yang digunakan untuk 5
Cornelius Complek Caro, NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
membiayai
c.
pengeluaran
unit
dikarenakan permasalahan yang terjadi
pemerintahan (desa sebagai pengguna
sesuai dengan pengelolaan ADD yang ada
anggaran).
pada George R. Terry.
Penatausahaan pencatatan
oleh
adalah
yang
proses
dilakukan
oleh
2.
Pengelolaan Alokasi Dana Desa
bendahara desa pada setiap penerimaan
d.
e.
dan pengeluaran dana ADD.
Negeri No. 133 Tahun 2014 Tentang
Pelaporan adalah proses penyampaian
Pengelolaan Keuangan Desa, ADD adalah
laporan realisasi anggaran oleh kepala
dana
desa yang telah digunakan paling
kabupaten/kota
lambat pada akhir bulan januari tahun
Pendapatan
berikutnya.
kabupaten/kota setelah dikurangi Dana
Pertanggungjawaban penyampaian
f.
Menurut Peraturan Menteri Dalam
adalah
laporan
proses
perimbangan
pertanggung
oleh
digunakan
kepada
dalam dan
Anggaran
Belanja
Daerah
Pengunaan ADD disamakan dengan sumber
desa
diterima
Alokasi Khusus.
jawaban pelaksanaan realisasi anggaran kepala
yang
keuangan
desa
lainnya
untuk
menjalankan
Bupati/Walikotaa yang telah digunakan
pemerintahan
setiap akhir tahun anggaran.
pember dayaan masyarakat. Pemegang
Pengawasan adalah proses mengawasi
kekuasaan teritingi ADD adalah kepala
pelaksanaan
desa,
penggunaan
anggaran
desa,
yaitu
karena
pembangunan
jabatannya
dan
mempunyai
yang dilakukan oleh pejabat yang
kewenangan
berwenang,
dapat
keseluruhan pengelolaan keuangan desa.
terlaksanan sesuai dengan tujuan yang
Kepala Desa sebagai kepala pemerintah
telah ditetapkan.
desa dan sebagai pemegang kekuasaan
agar
kegiatan
Dari pendapat yang diungkapkan
menyelenggarakan
pengelolaan
keuangan
George R. Terry dan dalam Perbup No. 31
pemerintah
desa
Tahun 2013 mengenai pengelolaan ADD,
kekayaan desa yang dipisahkan. kepala desa
pada penelitian ini untuk mengkaji dan
dalam melaksanakan pengelolaan ADD,
menganalisis permasalahan yang terjadi,
dibantu oleh pelaksana teknis pengelolaan
peneliti
yang
keuangan desa (PTPKD). kepala desa
diungkapkan oleh George R. Terry. Dari ke
dalam melaksanakan pengelolaan keuangan
4
desa,
menggunakan
(empat)
diungkapkan,
fungsi peneliti
pendapat
manajemen
yang
menggunakan
4
(empat) fungsi manajemen tersebut. Hal ini
dibantu
pengelolaan
desa,
dalam
oleh
keuangan
mewakili
kepemilikan
pelaksana desa
teknis
(PTPKD).
pelaksana teknis pengelolaan keuangan 6
Cornelius Complek Caro, NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
desa (PTPKD) adalah perangkat desa yang ditunjuk
oleh
kepala
desa
D. HASIL
untuk
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
melaksanakan pengelolaan keuangan desa, yakni Sekretaris Desa dan perangkat desa
1.
Tahap Perencanaan
lainnya. Sekretaris Desa berkedudukan
Dari
hasil
wawancara
yang
selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan
dilakukan kepada beberapa narasumber,
keuangan desa dan juga berperan selaku
kepala desa sudah mengundang pihak-pihak
kuasa
yang
dalam
pelaksana
penggunaan
wajib
ikut
dalam
kegiatan
anggaran/barang desa, dan bertanggung
perencanaan khususnya
dalam kegiatan
jawab kepada kepala desa.
musrenbang
dihadiri
pemerintahan masyarakat.
3. Metode Penelitian
yang desa, Dalam
BPD
dan
oleh tokoh
kegitan
tersebut
Penelitian dengan judul Pengelolaan
membahas apa saja yang menjadi tujuan,
Alokasi Dana Desa di Desa Perongkan
dan kendala-kendala yang dihadapi dan apa
Kecamatan
Kabupaten
saja yang akan diperlukan untuk mencapai
Sekadau.
tujuan tersebut. Namun yang terjadi adalah
Sekadau
Sekadau Hulu
Hulu
Kabupaten
menggunakan jenis penelitian deskriptif
ada
dan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian
tanggungjawab untuk hadir ternyata tidak
ini penulis ingin mengetahui bagaimana
ikut
pengelolaan
perencanaan tingkat desa yaitu musrenbang
ADD
berdasarkan
fungsi
pihak-pihak
berpartisipasi
dalam
kegiatan
desa.
R. Terry di Desa Perongkan, Kecamatan
menganggu jalannya perencanaan yang
Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau. Hal ini
dilkasanakan
dikarenakan di desa tersebut terdapat
perencanaan pun tidak maksimal.
yang
tersebut
memiliki
manajemen yang diungkapkan oleh George
fenomena-fenomena
Hal
yang
pihak
tentunya
desa
dan
akan
hasil
menunjukan
manajemen pengelolan keuangan ADD di
2.
Tahap Pengorganisasian
desa belum optimal, akibatnya adalah
Berdasarkan hasil wawancara yang
program-program yang direncanakan tidak
dilakukan kepada beberapa narasumber.
berjalan sesuai dengan rencana sebelumnya.
Dalam pemerintah desa untuk kegiatan pengelolaan
ADD,
kades
seharusnya
memilih orang-orang yang benar-benar bisa membantunya dalam pengelolaan ADD, dalam
pemerintahan
desa
perongkan
ditemukan adanya bendahara yang rangkap 7 Cornelius Complek Caro, NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
jabatan sebagai kaur pembangunan dan
desa tidak selesai atau tidak sesuai dengan
tidak pandainya mengoperasikan komputer,
target yang telah disepakati pada saat
tentu berpengaruh pada hasil kerjanya
perencanaan. jika dilihat secara keseluruhan
seperti
dana yang dibutuhkan tidak cukup untuk
adanya
keterlambatan
dalam
penyerahan LPJ. Keterlambatan tersebut
melanjutkan
tentunya mengakibatkan pencairan dana
direncanakan.
ADD
pengawasan pada pembangunan yang telah
yang
sehingga
telah
diajukan
pembangunan
direncanakan
terlambat,
yang
sebelumnya
pembangunan Menurut
yang
telah
masyarakat
telah
dilaksanakan belum dilakukan dengan baik
menjadi
oleh pihak BPD dan pemerintah desa,
terhambat.
sehingga
pembangunan
jalan
menjadi
terhambat. 3.
Tahap Penggerakan Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan kepada beberapa narasumber, ada
F. PENUTUP
pekerjaan yang tidak tepat waktu contohnya pada
penyerahan
LPJ.
Keterlambatan
tersebut merupakan kesalahan yang perlu
a) Simpulan Kesimpulan
dari
berbagai
diperbaiki agar tidak berlanjut untuk ke
pembahasan dalam penelitian ini adalah,
depannya. pada tahap penggerakan adalah
dalam proses pengelolaan ADD yang
kades telah melakukan pembagian tugas
dimulai
sesuai
pengorganisasian,
dengan
tupoksi
masing-masing
dari
tahap
perencanaan,
penggerakan
dan
aparatur. Pembagian tupoksi pada aparatur
pengawasan terjadi berbagai masalah yang
desa sudah dianggap baik oleh aparatur
menyebabkan dalam pengelolaan ADD
desa karena sesuai dengan kemampuan
tidak berjalan dengan baik sehingga pada
yang mereka miliki.
akhirnya
menganggu
jalannya
pembangunan yang ada di Desa Perongkan 4.
Kecamatan
Tahap Pengawasan Berdasarkan
Hulu
Kabupaten
yang
Sekadau. Dalam penelitian ini peneliti
dilakukan kepada beberapa narasumber
menggunakan teori yang diungkapkan oleh
pengawasan yang dilakukan
BPD dan
Gorge R. Terry yaitu tentang manajemen,
pemerintah desa masih kurang maksimal,
dimana dalam manajemen tersebut terdapat
kurang
fungsi-fungsi manajemen yaitu dimulai dari
maksimal
wawancara
Sekadau
diartikan
pada
saat
pengelolaan ADD dana yang digunakan
perencanaan,
pengorganisasian,
pada kegiatan pembangunan seperti jalan
penggerakan dan pengawasan. Dari fungsi8
Cornelius Complek Caro, NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
fungsi
manajemen
tersebut
dapat
analisis
peneliti
terdapat
dalam
disimpulkan pengelolaan ADD di Desa
kegiatan pembangunan jalan jarang
Perongkan dapat kita ketauhui hasilnya.
dipantau
Berikut ini adalah kesimpulan dari penulis
pemerintah desa.
tentang
pengelolaan
Perongkan
ADD
Kecamatan
di
Desa
Sekadau
Hulu
Kabupaten Seskadau akhir dari analisis 4
2.
3.
4.
pihak
BPD
dan
b) Rekomendasi
(empat) fungsi manajemen tersebut : 1.
oleh
Rekomendasi
penulis
untuk
Dimulai dari perencanaan pengelolaan
Pemerintahan Desa Perongkan Kecamatan
ADD
Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau untuk
di
Desa
Perongkan
sudah
dikatakan cukup baik. Musrenbang
masalah pengelolaan ADD yaitu :
desa
1.
sudah
dilaksanakan
untuk
Pada tahap perencanaan Pemerintah
menentukan arah kebijakan dan apa
Desa perlu mengoptimalkan tahap pra
saja yang diperlukan untuk pelaksanaan
musrenbang
pengelolaan ADD.
identifikasi masalah dan kebutuhan
Pada
pengorgaisasia
kegiatan
bahwa
masyarakat mulai tingkat RT supaya
dalam pengelolaan ADD sudah dinilai
desa mempunyai data tentang potensi,
cukup baik, hal ini bisa dibuktikan dari
masalah dan kebutuhan masyarakat
hasil wawancara dan analisis yang
serta Pemerintah Desa mengoptimalkan
peneliti
rangkap
pemanfaatan
data
jabatan yang ada di Desa Perongkan
perencanaan
pembangunan
dianggap tidak terlalu menjadi masalah
mendekati
pada pengelolaan ADD.
selain itu partisipasi masyarakat pada
Pada
tahap
terutama
lakukan,
penggerakan,
tersebut
kebutuhan
agar dapat
masyarakat
untuk
tahap ini juga perlu di tingkatkan. Serta
pembagian kerjanya menurut kades,
diwajibkan untuk semua jajaran yang
sekretaris desa dan BPD dianggap
dimulai
sudah baik dan sesuai dengan tupoksi
Masyarakat, RT/RW, Dusun, BPD dan
masing-masing aparatur.
pemerintahan
Pada
tahap
adapun
tahap
pengawasan,
menyimpulkan kurangnya
penulis
bahwa
masih
pengawasan
terhadap
dari
kegiatan
masyarakat,
desa
hadir
musrenbang.
Hal
Tokoh
dalam ini
dimaksudkan agar dalam perencanaan desa
sesuai
dengan
kebutuhan
pengelolaan ADD khususnya untuk
masyarakat desa, dan bisa sama-sama
pembangunan desa, hal tersebut bisa
memecahkan masalah yang dihadapi
dilihat
dalam proses pembangunan desa. Serta
dari
hasil
wawancara dan
9 Cornelius Complek Caro, NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
2.
menentukan skala priotas yang benar-
kesepakatan
kembali
benar menjadi kebutuhan masyarakat
pengawasan pengelolaan ADD yang
desa.
dikelola untuk pembangunan desa,
ada tahap pengorganisasian diharapkan
kesepakatan
yang
dibuat
untuk kades Desa Perongkan agar
kesepakatan
yang
disetujui
dalam penempatan aparatur desa tidak
dipahami oleh masing-masing aparatur
hanya memandang kemauan bekerja
dan BPD yang disertai dengan sanksi,
aparatur desanya saja tetapi lihat juga
contohnya berupa penahanan gaji. Hal
kinerja masing-masing aparatur yang
ini dilakukan agar maasing-masing
ada, jika kinerja aparatur kurang
aparatur
memuaskan perlu dilakukan evaluasi
bertanggungjawab
terhadap kinerja aparatur pemerintah
kewajibannya masing-masing.
desa
dan
tentang
adalah
BPD
dan
lebih dengan
desa dan lihat kembali apa saja masalah yang kendala aparatur desa dalam menjalakan tugasnya, jika berkaitan
3.
4.
c)
Keterbatasan Penelitian
dengan kemampuan aparatur kurang
Keterbatasan dalam penelitian ini
baik, maka sebaiknya aparatur tersebut
adalah terdapat pada peneliti sendiri yang
lebih
berbagai
sulit untuk membuat kata-kata yang bisa
kegiatan pelatihan, seperti pelatihan
dipahami oleh pembaca dan peneliti sulit
komputer dan kegiatan lain yang bisa
mendapatkan data yang lengkap karena
meningkatkan
kurangnya keterbukaan dari aparatur desa
diikutkan
dalam
kemampuan
aparatur
yang diselengarakan oleh pemerintah
tentang
daerah
informasi yang didapatkan oleh peneliti
yang
di
fasilitasi
oleh
pengelolaan
ADD
sehingga
kecamatan.
terasa kurang. Dalam melakukan penelitian
ada tahap penggerakan untuk masing-
ini, berbagai upaya yang telah peneliti
masing aparatur desa lebih memahami
lakukan. Baik dari segi pemikiran, waktu
tugas pokok dan fungsi yang diberikan
dan materi, namun peneliti menyadari
kepada mereka. Karena dalam UU No.
sendiri bahwa tidak semua yang dilakukan
6 Tahun 2014 sudah dijelaskan secara
sempurna. Oleh karena itu apabila terdapat
rinci tugas pokok dan fungsi aparatur
berbagai
desa.
diharapkan pemaklumannya dari pembaca.
keterbatasan
dari
peneliti
ada tahap pengawasan komunikasi dan koordinasi antara pemerintah desa dan pihak BPD lebih ditingkatkan, buat 10
Cornelius Complek Caro, NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
E. REFERENSI
1.
Buku-buku
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Gorge R. Terry. 2006. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara. ------.2009. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta. Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
3.
Undang-undang:
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintah Daerah. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan …Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Pemerintah Desa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
-------.2001.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : CV. Haji Masagung.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang.
Manullang M. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan. Medan : Penerbit Andi.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Satori. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Peraturan Bupati Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif R&D). Bandung. Alfabeta. ----------.2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sri Wiludjeng S.P, 2007. Pengantar Manajemen. Graha Ilmu: Yogyakarta.
2.
Rujukan Elektronik
Harsoyo. 1977. Dikutip dari ferayanti.blogspot.com/2011/06/pengelola an-pembelajaran.html. diakses tang al 10 Juli 2015.
4.
Skripsi
Devi Sisianto. 2014. Manajemen Keuangan Desa Dalam Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa di Desa Tinting Boyok Kecamatan Sekadau Hulu. Universitas Tanjungpura Mathilda Sunta. 2013. Pengelolaan Alokasi Dana Desa Oleh Sumber Daya Aparatur Desa Tanjung Klansam Kecamatan Sintang. Universitas Tanjungpura
Wardoyo. 1980. Dikutip dari ferayanti.blogspot.com/2011/06/pengelola an-pembelajaran.html. diakses tanggal 10 Juli 2015. 11 Cornelius Complek Caro, NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
t,
I KEMENTRIAN
PENDIDIKA__N DA..NKEBUDAy ...t\_AN
UNIVERSITAS TANJU-NGPURA FAKIJLTAS ILtv1USOSIAL DAt~ LLMU POLITIK
P~NGELULA JU&.~AL l\1AHASIS\x/A Jalan A Yani Pontian~ Kotak Pos 78124 Homepage :http://jurnalmahasiswa.fisip. untan.ac.id ~ ·1·: ]urna lmh
[email protected] . id ~mal~ LEMBAR PERNY AT AAN PERSETUJUAN UNGGAHIPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika universitas tanjungpura, yang bertandatangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap
: Cornelius Complek Caro
NTM 1 Periode Lulus
: E42011075 1 2015
Fakultas i Jurusan
: ISIP / 1Li\1U ADlVill~ISTP~SI
Email address I HP
:
[email protected]/
085251240814
Demi pengembangan ilmu pengetahuan dan memenuhi syarat administrasi kelulusan mahasiswa (Sl), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa IImu Administrasi pada Program Studi IImu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalty Non-Eksklusif (Non-Exlusive Royally-Free Righi) atas karya ilmiah saya yang beIjudul : PENGELOLAAN
ALOKASI DANA DESA DI DESA PERONGKAN
KECAMAT AN SEKADAU HULU
KABLTATENSEKADAU Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalty Non-Eksklusif ini, Pengelola Jumal berhak menyimpan, mengalih-medialformatkan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampiikanimempublikasikanya di internet atau media lain: ~lltext • QZ] content artikel sesuai dengan standar penulisan jurnal yang berlaku. Untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan penuiisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
nama saya sebagai
Saya bersedia menanggill1g secara pribadi, tanpa melibatkan pillak pengelola jumal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya saya ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di Pada Tanggal
(Cornelius
: Pontianak : 27 November
Complek Caro)
2015