PUTUSAN NOMOR : 115/Pdt.G/2012/PA.Ntn BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASAR KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis, telah menjatuhkan putusan perkara yang diajukan oleh :
PEMOHON, umur 25 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMK, pekerjaan karyawan swasta, tempat kediaman di Natuna, selanjutnya disebut sebagai PEMOHON ;
MELAWAN
TERMOHON, umur 22 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjan ibu rumah tangga, bertempat kediaman di Natuna, selanjutnya disebut sebagai TERMOHON ;
Pengadilan Agama Natuna tersebut ; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara ; Setelah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon, memperhatikan buktibukti yang diajukan di depan persidangan ;
TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Pemohon dengan permohonannya tertanggal 19 Juni 2012 dan terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Natuna dengan register perkara Nomor 115/Pdt.G/2012/PA.Ntn tanggal 19 Juni 2012 yang isinya dapat dikutip sebagai berikut : 1. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami istri sah, menikah di Pegawai Pencatat Nikah Penghulu Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, pada hari Minggu tanggal 09 Mei 2010 M bertepatan dengan tanggal 25 Jumadil Awal 1431 H sebagaimana termuat didalam Kutipan Akta Nikah Nomor: 109/024/V/2010 tertanggal 09 Mei 2010 ; 2. Bahwa Pemohon dan Termohon menikah berdasarkan suka sama suka dan pada saat menikah Pemohon berstatus jejaka sedangkan Termohon berstatus gadis ;
3. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal di rumah orang tua Termohon sekitar 6 (enam) bulan kemudian pindah ke Tanjung Pinang dan tinggal bersama orang tua Pemohon selama 4 (empat) bulan, kemudian pindak ke Midai dan tinggal di rumah kontrakan selama 3 (tiga) bulan, kemudian kembali lagi ke rumah orang tua Termohon di Selat Lampa selama 5 (lima) bulan, kemudian pindah dirumah kontrakan di Batu Ampar selama 3 (tiga) bulan, namun 3 (tiga) bulan terakhir Pemohon dan Termohon sudah tidak bersama lagi ; 4. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon sudah melakukan hubungan layaknya suami istri namun belum dikaruniai anak ; 5. Bahwa sejak 1 (satu) tahun menikah rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus dikarenakan : a. Bahwa Termohon kasar kepada Pemohon ; b. Bahwa Termohon sering keluar tanpa izin dari Pemohon ; c. Bahwa Termohon sudah mempunyai laki-laki lain ; d. Termohon tidak mau memperhatikan Pemohon baik kebutuhan sehari-hari dan kadang menolak apabila Pemohon minta dilayani hubungan layaknya suami istri ; 6. Bahwa pucak pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon terjadi ketika Termohon pulang dari Tarempa yang mana Termohon mengakui sudah berhubungan dengan laki-laki tersebut dan sejak kejadian itu bulan Maret 2012 antara Pemohon dan Termohon pisah rumah ; 7. Bahwa krisis rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah pernah diupayakan damai namun tidak berhasil ; 8. Bahwa untuk memenuhi pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Pemohon
mohon
agar
Panitera/Sekretaris
Pengadilan
Agama
Natuna
mengirimkan salinan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap kepada Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, untuk dilakukan pencatatan pada sebuah buku daftar yang diperuntukan untuk kepentingan tersebut ; 9. Bahwa Pemohon bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Pemohon berkeyakinan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak dapat disatukan lagi dalam membentuk rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah, dan jalan yang terbaik untuk mengakhiri krisis rumah tangga ini adalah dengan jalan perceraian. Oleh karena itu Pemohon mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Natuna Cq. Majelis Hakim yang
2
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menetapkan hari sidang dan memanggil para pihak serta menjatuhkan putusan sebagai berikut : Primer : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon ; 2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Natuna; 3. Bahwa untuk memenuhi pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Pemohon
mohon
agar
Panitera/Sekretaris
Pengadilan
Agama
Natuna
mengirimkan salinan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap kepada Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, untuk dilakukan pencatatan pada sebuah buku daftar yang diperuntukan untuk kepentingan tersebut ; 4. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku ; Subsider : Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya ; Bahwa pada hari sidang pertama Pemohon hadir ke persidangan sedangkan Termohon tidak hadir, kemudian pada hari sidang kedua Pemohon dan Termohon hadir, selanjutnya Majelis Hakim memberikan nasehat kepada Pemohon dan Termohon untuk memperbaiki rumah tangganya dengan Termohon dengan mewajibkan kepada Pemohon dan Termohon untuk menempuh proses mediasi dan memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk memilih mediator, dan atas kesepakatan kedua belah pihak telah memilih Moh. Muhibuddin, S.Ag, SH, MSI sebagai mediator dari unsur Hakim Pengadilan Agama Natuna dan berdasarkan laporan dari mediator, hasil mediasi gagal ; Bahwa meskipun proses mediasi gagal Majelis Hakim tetap berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon agar tetap bisa mempertahankan keutuhan rumah tangganya namun usaha tersebut tidak berhasil karena Pemohon maupun Termohon masing-masing tetap pada pendiriannya untuk bercerai ; Bahwa selanjutnya dibacakan permohonan Pemohon, atas pertanyaan ketua Majelis Hakim, Pemohon merubah dan memberikan penjelasan seperlunya perihal maksud dan isi permohonan Pemohon sebagai berikut :
Pada point 3 surat permohonan Pemohon, bahwa Pemohon dan Termohon tinggal di rumah orang tua Termohon sekitar 6 (enam) bulan di Batu Ampar Ranai, …kemudian pisah rumah antara Pemohon dengan Termohon pada bulan April 2011 ;
3
Bahwa point 5 huruf (a) surat permohonan Pemohon kata-kata “dan orang tua Pemohon bahkan tidak segan-segan memaki orang tua Pemohon” dihapus. Sedangkan point yang sama huruf (d) kata-kata “selalu” dirubah menjadi kadang ;
Bahwa point 4 dan 9 kata-kata “Penggugat, Tergugat” mohon dibaca “Pemohon dan Termohon”
Bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon telah mengakui apa yang didalilkan oleh Pemohon, oleh karena pokok perkara tidak dibantah oleh Termohon dan tidak ada tuntutan apapun dari Termohon kepada Pemohon maka tidak ada replik dari Pemohon maupun duplik dari Termohon ; Bahwa meskipun Termohon tidak ada tuntutan apapun kepada Pemohon, atas pertanyaan dan penjelasan dari Majelis Hakim, Pemohon dengan suka rela akan memberikan mut’ah kepada Termohon berupa 1 (satu) stel busana muslimah, dan Termohon menerimanya ; Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan alat bukti surat berupa 1 (satu) lembar Foto Copy Kutipan Akta Nikah Nomor : 109/024/V/2010 tertanggal 09 Mei 2010 yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunguran Timur, alat bukti tersebut telah bermetrei cukup dan telah dinazagelend oleh pihak yang berwenang dan telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Natuna serta telah dicocokkan dengan aslinya ternyata sama, kemudian diberi kode (P.1) ; Bahwa disamping mengajukan alat bukti sebagaimana tersebut di atas Pemohon juga menghadirkan 2 (dua) orang saksi dipersidangan bernama ;
SAKSI I : SAKSI PERTAMA, di bawah sumpah saksi telah memberi keterangan yang pada pokoknya adalah dapat dikutip sebagai berikut :
Bahwa saksi kenal dengan Pemohon karena anak kandung saksi, dan kenal dengan Termohon sebagai menantu saksi ;
Bahwa Pemohon dengan Termohon adalah suami isteri sah yang menikah pada tahun 2010, saksi ikut hadir pada pernikahan Pemohon dan Termohon ;
Bahwa sebelum menikah Pemohon berstatus jejaka dan Termohon berstatus gadis ;
Bahwa selama pernikahan Pemohon dengan Termohon belum dikaruniai keturunan ;
4
Bahwa setelah menikah Pemohon dengan Termohon tinggal di Ranai di rumah orang tua Termohon, kemudian berpindah-pindah dengan mengontrak rumah, dan terakhir tinggal di rumah kontrakan di Ranai ;
Bahwa sudah 3 (tiga) bulan terakhir antara Pemohon dengan Termohon pisah rumah sampai sekarang, Pemohon tinggal di rumah saksi, sedangkan Termohon tinggal di rumah orang tuanya ;
Bahwa saksi tidak mengetahui penyebab Pemohon dan Termohon pisah rumah, tetapi sewaktu Pemohon dan Termohon tinggal bersama saksi, saksi sering mendengar Pemohon dan Termohon bertengkar/begaduh di dalam kamar, namun kalau Pemohon dan Termohon keluar kamar keduanya terlihat saling mendiamkan dan dengan wajah yang kurang cerah ;
Bahwa saksi sudah berusaha memberikan nasehat kepada Pemohon dan Termohon untuk saling bersabar dan saling mengerti dalam menjalani biduk rumah tangga tetapi Pemohon dan Termohon selalu diam saja ;
SAKSI II : SAKSI KEDUA, di bawah sumpahnya saksi telah memberikan keterangan yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
Bahwa saksi kenal dengan Pemohon karena anak kandung saksi, dan kenal dengan Termohon sebagai menantu saksi ;
Bahwa Pemohon dengan Termohon adalah suami isteri sah yang menikah pada tahun 2010, saksi ikut hadir pada pernikahan Pemohon dan Termohon ;
Bahwa sebelum menikah Pemohon bertstatus jejaka dan Termohon berstatus gadis ;
Bahwa selama pernikahan, Pemohon dengan Termohon belum dikaruniai keturunan ;
Bahwa setelah menikah Pemohon dengan Termohon tinggal di Ranai dirumah orang tua Termohon, kemudian berpinah-pindah dengan mengontrak rumah, dan terakhir tinggal di rumah kontrakan di Batu Ampar Ranai ;
Bahwa setahu saksi Pemohon dan Termohon sudah pisah rumah sejak bulan Maret 2012, dan setahu saksi Termohon yang meninggalkan rumah ;
Bahwa saksi tidak tahu pasti penyebab perselishan dan pertengkaran, kecuali yang terakhir sewaktu Pemohon dan Termohon tinggal bersama saksi di Jl. Datuk Kaya Wan Moh. Rasyid, di Ranai, saksi memperhatikan mengapa Pemohon mengambil makan dan minum sendiri, maka saksi menduga bahwa Pemohon dan Termohon rumah tangganya ada masalah ;
5
Bahwa saksi sering mendengar kalau di dalam kamar Pemohon dan Termohon ada begaduh dengan suara agak keras, tapi saksi tidak memperdulikannya, sesudah itu kalau Pemohon dan Termohon keluar dari kamar terlihat mukanya nampak cemberut dan kalau saksi bertanya mengapa cemberut, Pemohon ataupun Termohon selalu diam hanya mengatakan “tidak ada apa-apa” ;
Bahwa pada bulan Desember 2011 Pemohon dengan Termohon sudah pernah berpisah tetapi kemudian baikan lagi ;
Bahwa saksi sebagai orang tua sering menasehati Pemohon maupun Termohon, yang namanya berumah tangga harus saling pengertian kalau ada masalah dibicarakan dengan baik-baik jangan sampai ribut-ribut tetapi semuanya saksi kembalikan kepada Pemohon dan Termohon yang menjalankan ;
Bahwa menurut saksi dari pada rumah tangganya tidak tentram, maka cerai sebagai jalan terakhir ; Bahwa atas keterangan saksi tersebut Pemohon dan Termohon menyatakan
tidak keberatan ; Bahwa atas pertanyaan Ketua Majelis Pemohon menyatakan tidak akan menyampaikan sesuatu apapun lagi dan telah pula menyampaikan kesimpulan, serta mohon kepada Majelis untuk menjatuhkan putusan ; Menimbang, bahwa untuk meringkas uraian putusan ini, Majelis Hakim memandang cukup dengan menunjuk segala sesuatu yang termuat dalam berita acara persidangan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan putusan ini ;
TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana tersebut diatas ; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dan surat Permohonan Pemohon bahwa Pemohon dan Termohon adalah penduduk Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna yang merupakan wilayah yurisdiksi Pengadilan Agama Natuna, oleh karena itu pengajuan perkara Pemohon telah sesuai dengan Pasal 66 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, sehingga Majelis Hakim menyatakan berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini ; Menimbang, bahwa pada hari-hari persidangan yang telah ditentukan Pemohon dan Termohon hadir sendiri di persidangan kemudian Majelis Hakim telah mewajibkan dan memberikan kesempatan kepada Pemohon dan Termohon untuk
6
menempuh proses mediasi dan atas kesepakatan kedua belah pihak telah memilih Moh. Muhibuddin, S.Ag, SH, MSI sebagai Mediator dari unsur Hakim Pengadilan Agama Natuna, tetapi berdasarkan laporan dari mediator mediasi gagal, hal ini telah terpenuhi maksud pasal 7 Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2008 ; Menimbang, bahwa meskipun proses mediasi gagal, Majelis Hakim telah pula berusaha mendamaikan kedua belah pihak secara maksimal namun tidak berhasil. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan Pasal 82 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dan di tambah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, jo. Pasal 143 Kompilasi Hukum Islam ; Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah Pemohon mengajukan perceraian terhadap Termohon yang pada pokonya dapat disimpulkan bahwa kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon semula berjalan harmonis, namun sejak 1 (satu) tahun setelah menikah rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis sering terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus yang penyebabnya Termohon bersikap kasar terhadap Pemohon, Termohon sering keluar tanpa izin kepada Pemohon, bahwa Termohon juga sudah mempunyai laki-laki lain dan Termohon mengakui ada hubungan dengan laki-laki tersebut sejak bulan Maret 2012. Bahwa pada bulan tersebut terjadi puncak perselisihan dan pertengkaran kemudian Pemohon dan Termohon pisah rumah sampai sekarang. Menimbang, bahwa Termohon dalam jawabannya pada pokoknya mengakui apa yang didalilkan oleh Pemohon, Termohon juga memberikan penjelasan bahwa benar ada hubungan dengan laki-laki lain yang bernama LAKI-LAKI LAIN I orang Pekanbaru sudah putus, kemudian berhubungan dengan seorang laki-laki bernama LAKI-LAKI LAIN 2 sudah putus, dan sekarang ada hubungan dengan seorang lakilaki bernama LAKI-LAKI LAIN 3 orang Tanjung Pinang ; Menimbang, bahwa dalam tahap repliknya Pemohon tetap dengan gugatan semula demikian juga Termohon tetap dengan jawaban semula ; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1, harus dinyatakan terbukti bahwa antara Pemohon dan Termohon telah terikat perkawinan yang sah, oleh karenanya permohonan cerai Pemohon telah mempunyai landasan formal, yakni adanya ikatan perkawinan tersebut dan sampai saat ini belum bercerai secara hukum ; Menimbang, bahwa Pemohon telah menghadirkan 2 (dua)
orang saksi ke
persidangan, saksi-saksi tersebut di bawah sumpahnya telah memberikan keterangan di muka persidangan, saksi pertama SAKSI PERTAMA menerangkan yang pada pokoknya bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon pada mulanya harmonis, dan sejak tiga bulan terakhir antara Pemohon dengan Termohon sudah tidak bersama
7
lagi, Pemohon tinggal bersama saksi dan Termohon saksi tidak tahu tinggal di mana. Adapun masalah perselisihan pertengkarannya ketika Pemohon dan Termohon masih tinggal serumah dengan saksi, saksi pernah mendengar Pemohon dan Termohon bertengkar di dalam kamar tetapi masalah penyebabnya saksi tidak mengetahui. Sedangkan saksi kedua SAKSI KEDUA, menyampaikan keterangan di persidangan yang pada pokoknya menguatkan dari keterangan saksi pertama yaitu bahwa apabila Pemohon dan Termohon selesai bertengkar keluar dari kamar dengan raut muka Pemohon dan Termohon kelihatan cemberut. Pemohon dan Termohon pada bulan Desember 2011 sudah pernah berpisah tetapi rukun kembali, dan sekitar bulan Maret 2012 Pemohon dan Termohon pisah lagi hingga sekarang ; Menimbang, bahwa keterangan kedua saksi dari Pemohon saling bersesuaian dan saling menguatkan satu dengan lainnya, maka Majelis Hakim berpendapat keterangan saksi-saksi tersebut dapat diterima dan telah memenuhi syarat formil dan materil sehingga patut dijadikan alat bukti dalam perkara ini karenanya pula dapat didengar keterangannya, hal ini sejalan dengan pasal 1907 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (BW) dan pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 ; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dan Termohon serta saksi-saksi di persidangan Majelis Hakim dapat menemukan fakta-fakta yang dapat dikutip sebagai berikut ;
Bahwa Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami isteri yang menikah pada tanggal 09 Mei 2010 di Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunguran Timur ;
Bahwa selama menikah belum dikaruniai keturunan ;
Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon berpindah pindah dan yang terakhir tinggal di Batu Ampar Ranai ;
Bahwa 1 (satu) tahun setelah menikah rumah tangga Pemohon dan Termohon mulai goyah terjadi perselisihan pertengkaran secara terus menerus, bahkan pada bulan Desember 2011 Pemohon dan Termohon pisah rumah namun tidak lama kemudian bisa rukun kembali ;
Bahwa penyebab perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon karena Termohon bersikap kasar terhadap Pemohon, bahkan tak segan memaki-maki Pemohon, Termohon sering keluar rumah tanpa izin Pemohon, Termohon juga tidak mau melayani keperluan sehari-hari dan kadang menolak untuk melayani hubungan suami istri dengan Pemohon. Termohon juga ada menjalin cinta dengan laki-laki lain ;
Bahwa selama berpisah Pemohon dan Termohon tidak ada upaya untuk memperbaiki rumah tangganya menunju keluarga yang sakinah mawadah
8
warahmah meskipun saksi-saksi telah memberikan nasehat untuk memperbaiki rumah tangganya ;
Bahwa baik Pemohon dan Termohon masing-masing telah menyampaikan kesimpulan untuk mengakhiri rumah tangganya dengan jalan perceraian ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, Majelis Hakim
berpendapat bahwa tujuan perkawinan sebagaimana ketentuan pasal 1 Undangundang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan adalah membentuk keluarga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sebagaimana pasal 3 Kompilasi Hukum Islam. Namun berdasarkan kenyataan diatas patut disimpulkan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon telah pecah sedemikian rupa sehingga tidak ada harapan untuk rukun lagi dalam sebuah rumah tangga yang bahagia dan harmonis, maka telah terdapat alasan permohonan Pemohon untuk bercerai sesuai dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu permohonan Pemohon Majelis Hakim sepakat dapat di kabulkan ; Menimbang, bahwa meskipun Termohon tidak ada tuntutan apapun kepada Pemohon, namun Majelis Hakim secara ex officio memerintahkan kepada Pemohon untuk memberikan mut’ah yang layak, dan atas saran Majelis Hakim Pemohon menyatakan kesanggupan dengan suka rela untuk memberikan mut’ah kepada Termohon berupa 1 (satu) stel busana muslimah, maka telah terpenuhi maksud Pasal 149 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam ; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 70 angka (3) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009, maka pemohon diizinkan untuk menjatuhkan talaknya di depan sidang pengadilan Agama Natuna pada waktu yang ditentukan kemudian ; Menimbang, bahwa oleh sebab talak yang akan dijatuhkan oleh pemohon adalah talak yang kesatu dan antara suami isteri sudah dalam keadaan ba’da dukhul, maka berdasarkan ketentuan pasal 118 Kompilasi Hukum Islam, talak yang akan dijatuhkan oleh pemohon adalah talak raj’i ; Menimbang, bahwa untuk terciptanya tertib administrasi sebagaimana yang dimaksud Pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, dihubungkan dengan Surat Ketua Muda Mahkamah Agung RI Nomor 28/TUADA-AG/X/2002 tanggal 22 Oktober 2002, Majelis Hakim berpendapat perlu memerintahkan Panitera untuk
9
mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap (setelah sidang pegucapan ikrar talak), kepada Pegawai Pencatat Nikah tempat dilangsungkannya perkawinan dan Pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat tinggal Pemohon dan Termohon ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim memandang perlu untuk mengetengahkan dalil al-Qur’an yang termuat dalam surat Al-Baqarah ayat 227 yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya; Dan jika mereka berketetapan hati untuk bercerai, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui ; Menimbang, bahwa sesuai dengan Pasal. 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006, dan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 maka biaya perkara ini dibebankan kepada Pemohon ; Mengingat segala ketentuan Pasal-pasal Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan hukum syar’i yang berkaitan dengan perkara ini ;
MENGADILI
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon; 2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) didepan sidang Pengadilan Agama Natuna ; 3. Menghukum Pemohon untuk memberikan Mut’ah kepada Termohon berupa 1 (satu) stel busana muslimah sesaat setelah ikrar talak di ucapkan ; 4. Memerintahkan
Panitera/Sekretaris
Pengadilan
Agama
Natuna
untuk
mengirimkan salinan Putusan dan Penetapan ikrar talak kepada Kantor Urusan Agama Kecamatan Bunguran Timur, untuk pencatatan perceraian ; 5. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 201.000,- (dua ratus satu ribu rupiah) ; Demikian putusan ini dijatuhkan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Agama Natuna pada hari Rabu tanggal 19 Juli 2012 M, bertepatan dengan tanggal 29 Sya’ban 1433 H, oleh kami DAHRON, S.Ag, MSI sebagai ketua majelis, SUDARMAN, S.Ag dan MUNAWAR KHALIL, SHI, masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari itu juga dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis, dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota
10
tersebut dan dibantu oleh Drs. NASARUDDIN sebagai Panitera sidang dengan dihadiri Pemohon dan Termohon ;
Ketua Majelis, Ttd
DAHRON, S.Ag, MSI
Hakim Anggota I
Hakim Anggota II
Ttd
Ttd
SUDARMAN, S.Ag
MUNAWAR KHALIL, SHI Panitera Pengganti, Ttd
Drs. NASARUDDIN
Perincian Biaya : 1. Biaya pendaftaran
Rp. 30.000,-
2. Biaya Proses
Rp. 50.000,-
3. Biaya Panggilan
Rp. 100.000,-
4. Biaya Sumpah
Rp. 10.000,-
5. Biaya redaksi
Rp.
5.000,-
6. Biaya Materai
Rp.
6.000,-
Jumlah
Rp. 201.000,-
(Dua ratus satu ribu rupiah)
Untuk salinan Panitera Pengadilan Agama Natuna
Umar Ali, BA
11
