PANCASILA DILIHAT DARI SEGI MODEREN DAN REFORMASI SEKOLAH TINGGI ILMU INFORMASI DAN KOMPUTER “AMIKOM” YOGYAKARTA
NAMA NIM KELOMPOK PROGRAM STUDI JURUSAN DOSEN
: RAHMAT FEBRIANTO NUGRAHA : 11.01.2945 :B : D3 TEKNIK INFORMASI : TEKNIK INFORMASI : IRTON, SE, M.Si
PANCASILA DILIHAT DARI SEGI MODEREN DAN REFORMASI ABSTRAK Pemahaman Pancasila Dewasa ini belum tercermin dari sifat-sifat warga Negara Indonesia itu sendiri terlihat jelas pada prilaku kesehariannya yang acuh tak acuh terhadap situasi di sekitar mereka ataupun terhdap kehidupan sosial mereka sendiri. ini merupakan bukti nyata dimana pemahaman pancasila oleh warga negara indonesia sendiri cenderung berkurang, akan tetapi masih ada kelompok-kelompok masyarakat yang peduli akan kehidupan di sekitar mereka tercermin dalam berbagai organisasi-organisasi social kemasyarakatan yang peduli, dan berperan dalam situasi atau keadaan kondisi bangsa. Pemahaman Pancasila di era reformasi merupakan tuntutan dan kewajiban setiap warga negara Indonesia yang sepaham dan akhirnya memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan dan fungsi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, Apalagi dikaji dari perkembangannya secara konstitusional dan dihadapkan pada situasi yang tidak kondusif sehingga paancasila menjadi diragukan, diperdebatkan, baik dalam wacana politis maupun akademis. Dengan memasukai kawasan filsafat ilmu (philosophy of science) ilmu pengetahuan yang diletakkan diatas pancasila sebagai paradigmanya perlu difahami dasar dan arah penerapannya, yaitu pada aspek ontologis, epistomologis, dan aksiologis. Ontologis, yaitu bahwa hakikat ilmu pengetahuan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan. Ilmu pengetahuan harus dipandang secara utuh, dalam dimensinya sebagai masyarakat, sebagai proses, dan sebagai produk.1
1
http://www.harypr.com/
I.
Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak kejadian-kejadian yang menimpa negara kita mulai dari kris moniter hingga kejadian-kejadian alam yang tak terhindarkan, ini merupakan panggilan bagi kita masyarkat indonesia untuk menyikapi kejadian-kejadian tersebut akan tetapi kejadian-kejadian tersebut menjadi alat untuk mencapai suatu kepentingan indifidu atau kelompok orang agar tercapai tujuan mereka. Lebih parah lagi setelah peristiwa itu semua kita kembali ke titik nol dimana pemahaman untuk saling membantu antar masyarakat ataupun pemahaman tentang kesatuan di dalam pancasila hilang beserta berita-berita dimasyarakat. Ini semua mendakan belum terpenuhinya pemahaman tentang pancasila sendiri oleh masyarakat indonesia oleh karena itu perlu dibangun kembali wawasan berkembangsaan dan pemahaman tentang pancasila pada lembaga-lembaga pendidikan maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan. Untuk itu, kita sebagai bangsa yang memiliki rasa kebangsaan yang tinggi serta tetap berpedoman terhadap nilai-nilai pancasila harus dapat memfokuskan keikutsertaan dalam mengatasi cobaan dengan banyak mawas diri dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan, tetapi lebih mengutamakan kepentingan nasional seluruh bangsa.
II. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam tugas akhir ini yakni : 1. Dampak Reformasi 2. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi
III. Pendekatan Pendekatan yang dipakai penulis dalam makalah ini yakni pendekatan yuridis dimana
segi
yuridis
(hukum)
adalah
pengertian
pancasila
yang
urutan/rumusannya tercantum pada alinea ke-4 pembukaan UUD 1945.
tata
IV. PEMBAHASAN 1. Dampak Reformasi Dampak Reformasi terbagi atas dua yakni Negatif dan Positif Adapun dampak Negatifya reformasi pada saat ini yakni kebebasaan yang berkembang seharusnya lebih bias bertanggung jawab dan secara tegas melalui konsep-konsep yang terarah dapat membawa bangsa ini kearah yang lebih baik. Rasionalitas dan objektifitas telah tersisihkan sehingga muncul egoisme perseorangan maupun kelompok tanpa mengindahkan etika, moral, norma, dan hukum adat. Politik kekerasan banyak bermunculan dan berkembang mewarnai kehidupan
baru
mengontrolnya.
dalam Polusi
masyarakat kepentingan
sehingga justru
sulit
menambah
mengatasi keruwetan
maupun dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.2 Dan dampak positifnya dapat kita saksikan melalui berita-berita media massa, serta surat kabar bahkan internet, munculnya suasana baru yang dapat kita saksikan diantaranya kebebasan pers, kebebasan akademis, kebebasan beroorganisasi, Kebebasan berpikir dalam memperjuangkan pembebasan dan lain-lain.
2. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Sebagai suatu paradigma, pancasila merupakan model atau pola berpikir yang mencoba memberikan penjelasan atas kompleksitas realitas sebagai manusia personal dan komunal dalam bentuk bangsa. Yang menjadi paradigm justru silasilanya karena sila-sila tersebut mengandung sejumlah nilai yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Pancasila sebagai paradigm juga berada pada posisi pembangunan nasional yang meliputi segenap bidang kehidupan, seperti politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan, juga dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta hokum dan hak asasi manusia, disamping yang lainnya. Dibidang politik, pancasila menjadi kerangka acuan, kerangka proses, dan kerangka arah tujuan dalam kehidupan kenegaraan dan kebangsaan dalam rangka melakukan pembangunan politik. Pancasila juga melakukan pemikiran, gagasan, konsep, evaluasi, serta tindak lanjut bagi bidang politik kenegaraan. 2
Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa edisi kedua, PANDJI SETIJO, Grasindo 2009. Hal 101-102
Dalam paradigma pembangunan nasional bidang ekonomi, pemerintah harus mengarah lebih memperhatikan kepentingan rakyat, karena sifat perekonomian harus disesuaikan dengan ekonomi kerakyatan yang bersumber kepada kekeluargaan dan kerakyatan. Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, harus bisa tidak menempatkan pada posisi yang bertentangan antara iptek dan pancasila dan justru keduanya harus saling mendukung sehingga tiada pancasila tanpa sikap kritis iptek dan tiada iptek tanpa didasari maupun diarahkan oleh nilai-nilai luhur pancasila. Pembangunan nasional dalam bidang kebudayaan, harus dilandasi dengan berpikir tentang masalah persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam paradigma dibidang hukum dan HAM, tiada lain adalah pelaksanaan tanggungjawab
pemerintah
serta
penyelenggara
negara
harus
dapat
mengarahkan rakyat dalam mengatur dirinya dalam melaksanakan kebebasan, kebersamaan, cita-cita supermasi hukum, dan tunduk kepada hukum. Dalam implementasinya masyarakat mau menghormati tatanan sosial, masalah HAM yang sifatnya unifersal tidak harus selalu dibawa kepertimbangan universal, tetapi lebih sesuai kepada suatu kultur sosial yang bertanggung jawab.3
3
Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa edisi kedua, PANDJI SETIJO, Grasindo 2009. Hal 105-107
V. KESIMPULAN SARAN 1. Kesimpulan Pancasila merupakan satu kesatuan tata kehidupan yang tak terpisahkan dalam sila-sila yang terdapat dalam pancasila, pancasila sebagai pengikat, pemersatu, idiologi, sumber hukum, dan dasar negara. Dampak positif dari reformasi itu sendiri dapat kita lihat dengan kebebasankebebasan dalam segala bidang, sedangkan dampak negetifnya Rasionalitas dan objektifitas telah tersisihkan sehingga muncul egoisme perseorangan maupun kelompok tanpa mengindahkan etika, moral, norma, dan hukum adat. Kesadaran tentang berprilaku kemasyarakatan dalam sila-sila pancasila telah jelas ini merupakan dasar dalam menyikapi permasalahan tentang peranan pancasila dewasa ini, melalui pendekatan-pendekatan dalam lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang terfokus pada sikap dan norma-norma dan tatanan Adat.
2. Saran Pancasila
jagan
dijadikan
hanya
sebagai
simbol
semata
tetapi
lebih
mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila itu sendiri. Dan masyarakat kita haruslah lebih menghargai norma-normaa, etika, dan hukum adat.
VI. REFERENSI
http://www.harypr.com/ Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa edisi kedua 2009 Grasindo