EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODEREN DAN GLOBAL PASKA REFORMASI STIMIK AMIKOM
RAHMAD DWI KURNIAWAN 11.12.6172 J PENDIDIKAN PANCASILA SISTEM INFORMASI JUNAIDI,M,HUM
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODEREN DAN GLOBAL PASKA REFORMASI” Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Saya penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Yogyakarta, 20 Oktober 2011
ABSTRAK Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai sumber hukum, sekarang ini pancasila di anggap hanya secuil kertas yang usam. Beberapa aspek sosial yang melanda negeri kita, yaitu arus globalisasi, modernisasi, reformasi dan sehingga muncul beberapa pertanyaan yang menanyakan bagaimana pancasila seharusnya dan gimana keberadaan pancasila setelah reformasi. Meskipun demikian Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, penduduknya banyak, terdiri dari suku, agama, adat istiadat.Yang semuanya itu merupakan satu kesatuan yaitu bangsa Indonesia yang berbahasa satu bahasa Indonesia berbangsa satu bangsa Indonesia bertanah air satu tanah air Indonesia. Satu kesatuan tersebut bisa mewujudkan cita-citanya yaitu masyarakat adil makmur, merata, sejahtera yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Arus globalisasi dan reformasi melanda negeri kita Indonesia. Akhir-akhir ini, bak jamur di musim hujan, berbagai ideologi dalam masyarakat yang menjelma dalam gerakan sosial bermunculan untuk menunjukan eksistensinya dalam pentas nasional. Semua gerakan sosial menjajakan ideologinya dengan janji perbaikan dan kesejahteraan. Dari yang "ekstrim kiri" maupun yang "ekstrim kanan". Hal ini bisa dipahami sebagai sebuah fenomena kebebasan dari (freedom from) ketertindasan dan represi oleh rezim otoriter yang menghegemoni selama 32 tahun. Maupun dipahami dalam kerangka kebebasan untuk (freedom for) memaknai demokrasi pasca reformasi dengan keadilan, kesejahteraan, partisipasi politik dan penguatan civil society.
B. Masalah Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka saya dapat mengetahui masalahnya pada : 1. Istilah modernisasi. 2. Istilah globalisasi. 3. Istilah revormasi. 4. Keberadaan pancasilah setelah revormasi. 5. Bagaimana pancasila seharusnya.
C. Rumusan Masalah Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah : 1. Modernisasi adalah? 2. Globalisasi adalah? 3. Revormasi adalah? 4. Bagai mana keberadaan pancasila setelah revormasi? 5. Bagai mana pancasila seharusnya?
D. PENDEKATAN HISTORIS : Untuk memahami Pancasila sebagaimana yang dimaksud oleh para pendiri bangsa diperlukan pendekatan historis. Pendekatan historis akan membawa pada situasi dimana Pancasila tidak sekedar diterima sebagai barang jadi, tetapi merupakan hasil dari suatu proses pergulatan pemikiran yang cukup panjang. Pendidikan Pancasila harus mampu membawa anak didik pada suasana tersebut agar dapat memberikan gambaran yang utuh tentang Pancasila, sehingga muncul sense of pride dan sense of obligation.
E. Pembahasan
1.
Modernisasi menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau menciptakan nilai-nilai (fisik, material, dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya, modernisasi selalu dipertentangkan dengan nilai-nilai tradisi. Modernisasi berasal dari kata modern yang berarti maju, modernity atau modernitas, yang diartikan sebagai nilai-nilai yang keberlakuannya dalam aspek ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih
luas atau universal. Konsep yang lazim dipertentangkan dengan modern adalah tradisi, yang berarti barang yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses pewarisan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Umumnya tradisi meliputi sejumlah norma yang keberlakuannya tergantung kepada ruang atau tempat, waktu, dan kelompok atau masyarakat tertentu. Artinya keberlakuannya terbatas, tidak bersifat universal seperti yang berlaku bagi nilainilai atau values.
2.
istilah globalisasi telah mencakup pengertian yang menggambarkan sutau proses atau gerakan multi-dimensi yang bersifat simultan, terutama dalam bidang ekonomi, politik dan budaya. Walaupun demikian globalisasi terutama nampak dalam gerakan ekonomi-moneter yang membuat dunia semakin menyatu dan membawa dampak positif maupun negatif bagi kemanusiaan. Secara sangat sederhana bisa dikatakan bahwa globalisasi terlihat ketika semua orang di dunia sudah memakai celana Levis dan sepatu Reebok, makan McDonald, minum Coca-Cola. Secara lebih esensial, globalisasi nampak dalam bentuk Kapitalisme Global berimplementasi melalui program IMF, Bank Dunia, dan WTO; lembaga-lembaga dunia yang baru-baru ini mendapat kritik sangat tajam dari Dennis Kucinich, calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, karena lembaga-lembaga itu mencerminkan ketidakadilan global.
3.
Reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Reformasi, secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu masa.
4.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, penduduknya banyak, terdiri dari suku,agama,adat istiadat.Yang semuanya itu merupakan satu kesatuan yaitu bangsa Indonesia yang berbahasa satu bahasa Indonesia berbangsa satu bangsa Indonesia bertanah air satu tanah air Indonesia. Satu kesatuan tersebut bisa mewujudkan cita-citanya yaitu masyarakat adil makmur,merata,sejahtera yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 walaupun masa reformasi ini tidak populer .Untuk mencapai sejahtera maka bangsa Indonesia harus tercukupi kebutuhannya yaitu kebutuhan lahir dan kebutuhan batin. Kebutuhan lahir harus diupayakan dan tidak melupakan kebutuhan batin.
Dua-duanya penting. kebutuhan lahir seperti makan,pakaian,tempat tinggal pendidikan. dan kesehatan. Penulis berpendapat bahwa perubahan era reformasi ini tidak jelas arahnya,perubahan itu tidak menentu tujuannya. Maka lebih baik langsung pencapaian tujuannya saja yaitu mencapai masyarakat adil makmur merata berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Itu jelas bahwa bangsa Indonesia yang besar ini mempunyai tujuan kearah satu titik dan ada dasarnya. Yaa kalau penulis mengungkap tentang hasil amandemen UUD 1945 ke IV, ini penulis bertanya kepada rumput yang bergoyang “ Mau dibawa ke mana bangsa Indonesia ini ?” Jawaban atas pertanyaan tersebut tidak ada orang yang bersedia menjawabnya. Dengan rasa prihatin, penulis menjawab” Itulah kondisi bangsa Indonesia yang baru dilanda musibah mudah mudahan cepat menyelesaikan. Bangsa Indonesia bangkit dengan jiwa proklamasi,jiwa nasionalisme,jiwa kebangsaan untuk menghadapi musibah itu. MPR merupakan lembaga negara yang bertugas mengawasi jalannya pemerintahan dan juga membuat Undang Undang Dasar. Adanya UUD kemudian dijabarkan oleh pemerintah yaitu adanya undang undang. Tentang pendidikan muncul undang undang pendidikan . Jadi undang-undang pendidikan itu dibuat oleh pemerintah yang disetujui oleh MPR dan DPR. Misalnya Apabila terjadi antara UUD dengan undang undang pendidikan tidak singkrun,maka aturan,tata tertip,undang undang itu tidak sah atau cacat hukum. UUD atau Hukum dari segala hukum itu sendiri harus baik.
5.
Pancasila adalah dasar negara atau sumber dari segala sumber peraturan negara kita, tetapi mengapa malah begini? Pancasila sekarang ini terasa tiada gunanya. jangan menyalahkan pancasila karena pancasila hanya berupa teks doang. Seharusnya yang di salahkan adalah oknum-oknum yang menjadikan pancasila sebagai tameng atas perbuatanya yang merugikan negara. Yah menurut saya, pejabat-pejabat tinggi negara seharusnya setiap bulan sekali di berikan siraman rohani agar mereka tetap selalu di jalan yang lurus dan seharusnya bapak presiden lebih tegas lagi dalam memberikan sangsi terhadap mereka yang melakukan kesalahan.
BAB II PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : Mskipun negara kita sekarang ini dilanda oleh aspek-aspek sosial seperti arus globalisasi, modernisasi dan sebagainya. Kita harus menyikapinya dengan positif, ambil yang baik dan buang jauh-jauh yang buruk.
B. SARAN
Ingatlah semua perbuatan yang kita lakukan pasti akan berdampak pada diri kita sendiri entah itu baik atau buruk, jadi teruslah melangkah ke depan dan selalu berfikir positif.
REFERENSI
1. http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2172089-pengertian-modernisasi/ 2. http://peranap.riaucoding.com/2009/07/reformasi-rasionalisasi-restrukturisasi.html 3. http://duniabaca.com/definisi-globalisasi-ciri-ciri-globalisasi.html 4. http://docs.google.com/gview?url=http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pe ndidikan_pancasila/bab5pancasila_dalam_konteks_sejarah_perjuangan_bangsa_indonesia.pdf&chrome=tru e