EKSISTESI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI
IRNA PUSPITA BR SINUHAJI 11.12.6238
KELOMPOK J DOSEN : JUNAIDI S.Ag., M.Hum
JURUSAN SISTEM INFORMASI
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
DAFTAR ISI Daftar Isi……………………………………………………………………...
2
Kata Pengantar………………………………………………………………...
3
ABSTRAK……………………………………………………………………..
4
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
5
I.1 Latar Belakang.................................................................................
5
I.2 Rumusan Masalah............................................................................
6
BAB II PEMBAHASAN…..............................................................................
7
II.1 Sejarah Pancasila…………..............................................................
7
II.2 Istilah Modernisasi……………......................................................
10
II.3 Ietilah Globalisasi………….............................................................
13
II.4. istilah Reformasi............................................................................
14
BAB III PENUTUP…………………………………………………………..
17
III.1 Kesimpulan………………………………………………………..
17
III. 2 Saran………………………………………………………………
17
2
Kata Pengantar
Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir Pancasila ini dengan baik tanpa halangan apapun. Penyusunan tugas akhir yang berjudul Eksistensi Pancasila dalan konteks modern dan global pasca reformasi ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jinaidi S.Ag., M.Hum atas bimbinganya. Jika ada kata-kata yang salah, saya minta maaf sebesarbesarnya.
Yogyakarta
3
Eksistensi Pancasila dalam konteks modern dan global pasca reformasi
Abstrak Pancasila merupakan dasar negara Indonesia, yang awalnya di gunakan oleh bangsa India, dan akrirnya menyebar ke Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945, UUD disahkan serta dalam pembukaanya memuat rumusan Lima Dasar Negara Republik Indonesia yang di beri nama Pancasila. Seiring waktu berjalan istilah Pancasila mulai memudar di karenakan banyak hal, seperti merendahnya pendidikan Sejarah dan Pancasila di Indonesia, juga dipengaruhi oleh arus globalisasi yang berkembang sangat pesat menimbulkan rasa kepedulian terhadap sesama dan sekitarnya, dan mengabaikan nilai-nilai Pancasila. Karena perkembangan globalisasi ini, Indonesia tidak punya kekuatan kebangsaan, ekonomi dan militer, dalam menghadapi tekanan negara maju sehingga membuat Indonesia tidak mampu mengimbanginya. Karena tidak dapat mengimbangi hal ini, maka munculah yang namanya kekrisisan moneter, yang menyebabkan masrarakat tidak memperdulikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Ternyata Orde Baru juga telah terungkap bahwa mencela nama Pancasila, yang membuat seolah-olah nama Pancasila tidak sakti lagi. Secara sadar tidak sadar Orde Baru rezim Orde Baru kian lama kian menggeser hakikat perjuangan mempertahankan Pancasila menjadi perjuangan untuk mempertahakan kekuasaan.
4
BAB I I.1 Latar Belakang Arus globalisasi dan reformasi melanda negeri kita Indonesia. Berbagai ideolgi dalam masyarakat yang menjelma dalam gerakan sosial bermunculan untuk menunjukan eksistensinya dalam pentas nasional, memberi janji-janji palsu kepada masyarakat. Dampak dari arus globalisasi ini membuat sejarah dan nilai-nilai Pancasila memudar. Begitu juga dengan penggunaanya, terkadang tidak digunakan secara maksimal. Baik pejabat dalam negeri serta masyarakat kalangan tinggi maupun kalangan rendah mulai menganggap Pancasila itu adalah hal yang sepele, dan dapat dikatakan bahwa Pancasila telah terhapus. Padahal jika Pancasila tidak ada, maka bangsa Indonesia tidak akan punya dasar dan landasan untuk tetap berdiri dan maju serta bekerja sama dengan negara-negara lain. Dan dengan tiadanya Pancasila, maka hukum juga tidak dapat dijalankan karena Pancasilalah sumber dari segala hukum. Pada
sekarang
ini
penerapan
pancasila
hanya
sebatas
pada
menghafalkan kalimat semata tanpa menjiwai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sangatlah berbeda dengan jaman Sukarno yang sangat menhargai Pancasila dan tetap menjaga sebagai dasar negara yang benar-benar. Untuk mengatasi masalah tersebut Indonesia perlu meningkatkan pendidikan Sejarah dan Pancasila yang akurat sejak dini hari. Tetap menjaga kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara.
5
I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan maka saya membuat rumusan masalah mengenai cara mengatasi pudarnya nilai-nilai Pancasila pasca reformasi. Meningkatkan pendidikan Pancasila yang akurat sejak dini dan mempertahankan kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara. Semoga hal ini dapat memulihkan derajat dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
6
BAB II PEMBAHASAN
PENDEKATAN HISTORIS II.1 Sejarah Pancasila
Pancasila adalah dasar nrgara dan falsafah dan Republik Indonesia yang terdiri dari lima sila , yaitu: !. Ketuhanan Yang Maha Esa, 2. Kemanusiaan yang adil dan beradap, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpim oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Asal mula Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah digali dari unsur-unsur Pandangan Hidup Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, maka Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara merupakan hasil kesepakatan bersama yang kemudian disebut sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, di dalamnya terkandung semangat kekeluargaan sebagai inti ajaran Pancasila. Eksistensi bisa kita krnal juga dengan satu kata yaitu, keberadaan, dimana keberadaan yang dimaksud adalah adanya pengaruh atas ad atau tidak adanya kita eksistensi ini perlu di berukan orang lain kepada kita,karena dengan adanya repon dari orang sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan(atau sesuai dengan judul: eksistensi) kita akui. Tentu akan terasa sangat tidak nyaman ketika kita ada namun tidak satupun orang menganggap kita ada, oleh karena itu pembuktian akan keberadaan kita dapat dinilai dari berapa orang yang menanyakan kita atau setidaknya merasa sangat membutuhkan kita jika tidak ada.1 Reformasi adalah perubahab secara drastis untuk perbaikan ( bidang sosial, politik atau agama) di suatu masyarakat atau negara.2
1 2
Google( Nadia Juli Andraru, august 10) Kamus Bahasa Indonesia.
7
Secara historis istilah “Pancasila” mula-mula dipergunakan oleh masyarakatIndia yang memeluk agama Budha, Pancasila berarti “lima-atura” atau „Five Moral Principles” yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut biasa agama Budha, yang dalam bagasa aslinya, yaitu bahasa Pali „Pancasila-Sila”, yang berisi lima larangan atau lima pantangan yang bunyinya menurut encyclopaedia atau kamus-kamus Biddhisme sebagai berikut (Zainal Abidin Ahnad, termuat dalam bukunya Ismaun.Tinjauan Pancasila Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia): 1. Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami. Artinya: Janganlah mencabut nyawa setiap yang hidup: maksudnya dilarang membunuh. 2. Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyani. Atinya : Janganlah mengambil barang yang tidak diberikan:maksudnya dilarang mencuri. 3. Kameshu micchacara veramani sikkhapadam samadiyami. Artinya Janganlah berhubungan kelamin yang tidak sah dengan perempuan maksudnya: dillarang berzina. 4. Musadawa veramani sikkhapadam samadiyami. Artinya :Janganlah berkata palsu: maksudnya dilarang berdusta. 5. Sura-meraya-majja-pamadatthana veramani sikkhapadam samadiyami. Arinya: Janganlah meminun minuman yang mengilangkan pikiran : maksudnya dilarang minum minuman keras. Jadi pertama kali istilah “pancasila” digunakan untuk memberi nama rumusan lima dasar moral dalam agama Budha.3 Sesudah Islam tersebar ke seluruh Indonesia, sisa-sisa dari pebgaruh ajaran Moral Budha yaitu Pancasila , masih terdapat juga dikenal dalam masyarajat Jawa sebagi Lima Larangan (pantangan,wewaler,palmali), dan isinya agak lain, yang disebut dengan singkatan “Ma-Lima” yaitu lima larangan, yang di mulai dengan awal kata: “Ma”. Lima larangan tersebut adalah: Mateni : artinya membunuh Maling : artinys mencuri Madon : srtinya berzinah Madat 3
: artinya menghisap candu
Buku Noor Ms Bakry 1994
8
Main
: artunya berjudi
Lima larangan moral atau “Ma-lima” ini dalam masyarakat Jawa masih dikenal dan masih juga menjadi pedoman moral, tetapi namanya sekarang bukanlah Pancasila tetap dengan nsma”Ma-lima”.4 Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia Merdeka dan keesokan harinya tanggal 18 Agustus disahkanlah Undang-Undang Dasar 1945 yang sebelumnya masih merupakan Rancangan Hukum Dasar serta dalam Pembukaan-nya memuat rumusan Lima Dasar Negara Republik Indonesia yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah istilah “Pancasila” secara resmi atau secara forml masuk ke dalam bahasa Indonesia walaupun di dalam Pembukaan UUD 1945 itu tidak disebutkan nama Pancasila. Pancasila dalam pembukaan ini sebagai dasar negara, oleh karena itu istilah”Pancasila” artinya LimaDasar, yang dimaksud ialah satu dasar yang terdiri atas lima unsur yang menjadi satu kesatuan Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang isinya sebagaimana tertera dalam alinea keempat bagian akhir Pembukaan UUD 1945. Secara historis rumusan-rumusan Pancasila dapat diuraikan dalam tiga kelompok: a. Rumusan Pancasila dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang merupakan tahap pengusulan sebagai Dasar Filsafat Negara Indonesia b. Rumusan Pancasila yang ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia sebagaii Dasar Filsafat Negara Indonesianyang sangat erat hubunganya dengan Proklamasi Kemerdekaan. c. Beberapa rumusan Pancasila dalam perobahan ketatanegaraan Indonesia selama belum berlaku kembali rumusan Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Setelah uraian tiga kelompok di atas, kemudian ditambah kan satu masa lagi, yaitu: d. Masa pemantapan Pancasila , atau juga dapat dinyatakan masa kestuan rumusan Pancasila, yaitu sejak dikeluarkannya Inpres No. 12 tanggal 13 1945.5
4 5
Buku Noor Ms Bakry 1994 Buku Noor Ms Bakry 1994
9
II.2 Istilah Modernisasi Pada arus kemajuan yang pesat ini kita harus mengetahui bahwa kontroversi dan silang pendapat berkait Pancasila bukan hal baru dalam sejarah modern Indonesia, khususnya setelah terbentuknya negara Republik Indonesia yang merdeka. Dibawah rejim Orde Baru, pemerintah saat itu telah menciptakan imajinasinya sendiri, dibantu Sukarno yang „menemuka‟ Pancasila, melainkan M.Yamin. De-Sukarnoisasi pada periode Orde Baru memang sudah berjalan keterlaluan, mengabaikan bahkan akal sehat dalam pemahaman sejarahnya. Tapi untungnya sejarawan rejim saat itu tidak sampai berniat untuk menggantikan perubahan pembaca naskah proklamasi atau sekaligus menggantikan perubahan tanggal dan jamnya. Setiap peringatan hari proklamasi, Suharto setiap tahunya tetap tidak bisa menggantikan suara Sukarno yang bergema keras membaca naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada dekade awal 1960an, presiden Indonesia saat itu dan sekaligus perumus gagasan Pancasila, pernah melontarkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bisa diperas menjadi sosio-demokrasi kerakyatan atau dalam istilah pada masa itu disebut gotong-royong sebagai fondasi nasional Indonesia pasca-revolusi. Satu dekade sebelumnya, pimpinan PKI, D.N. Aidit dituduh ingin menghapus pancasila apabila golongan komunis kemudian berkuasa di Indonesia. Tuduhan ini dilontarkan lewat desasdesus dengan pengarang utamanya Angkatan Darat
yang semakin khawatir dengan
kemajuan politik komunis di Indonesia saat itu. Manuver taktis Angkatan Darat saat itu termasuk kekhawatiran mereka atas sosok Sukarno yang semakin condong dalam politik kiri, adalah menjadikan Pancasila sebagai‟ideologi negara‟. Riwayat se4jarah yang melatarbelakangi silang pendapat mengenai Pancasila dalam sejarah modern Indonesia adalah riwayat sejarah pergolakan politik dalam negeri. Mulai dari bagaimana mencegah golongan komunis berkuasa dan sekaligus juga bagaimana menciptakan legitimasi pemerintahan yang lahir dari proses perebutan kekuasaan negara yang mengingatkan kita pada kisah Ken Arok dalam perebutan kekuasaan di kerajaan Singasari. Ringkasnya, kontroversi berkait dengan Pancasila adalah kontroversi dan persoalan di dalam gejolak politik domestik Indonesia.
10
Sukarno yang menawarkan lima prinsip dasar membentuk sebuah negara merdeka dalam apa yang kemudian kita kenal sebagai Pancasila sekarang ini. Dari proses seperti ini setiap sejarawan dan publik bisa melihat bawha risalah rapat BPUPKI yang mencamtunkan didalamnya prinsip-prinsip Pancasila, menegaskan sebuah gambaran tentang lahirnya sebuah „dokumen politik‟ yang mencerminkan kesepakatan bersama tentang bagaimana landasan politik negara yang baru dibentuk itu ke depan dan mengikat seluruh warga negara-nya. Disini kita mendapatkan Pancasila sebagai sebuah „kontrak sosial‟, sebuah dokumen politik tentang tekad bersama membentuk sebuah negara Republik. Para pendiri negara ini tidak bermimpi mereka sedang menciptakan sebuah ideologi baru di dunia ini seperti yang mungkin dibayangkan orang-orang yag hidup sejaman dengan kita sekarang (dan juga mereka yang hidup dalam era Orde Baru). Sebagai sebuah dokumen politik,dengan demikian Pancasila menjadi sebuah „kontrak sosial dan politik‟ yang mewakili kompromi diantara para pendiri bangsa tentang bagaiman negara merdeka dibentuk. Dalam oede baru para pejuang mencoba merumuskan segala gagasan ideal dalam Pancasila setelah mereka menjadikanya sebagai ideologi negara dan memerangi ideologi-ideilogi lain seperti komunisme, liberalisme dan lainya. Memang ideologi negara ini bisa enang dalam pertandingan tersebut,tetapi kemenangan ini bukam karena persetujuan warga negaranya, tetapi lebi karena mereka punya senjata ditangan untuk memaksa warga negara menyeujuinya. Nampaknya rejin ini telah bertanggung jawab menciptakan iklin rasa enggan di kalangan warga negaraIndonesia sekarang ini tentang gagasan sebagai prinsip hidup bersama yang dalam benak tidak lebih dari sekedar ekspresi kekuasaan mereka yang duduk dalam lembaga negara.6 Apabila kemudian sekarang ini kita berbicara tentang Pancasila dan hasrat menjadikanya sebagai sebuah ideologi negara, maka persolan politik domestik yang membuat para pejabat tinggi negara merasa perlu menanamkan sebuah doktrin dalam status ideologi, bahwa berkembangnya fundamentalisme dan terorisme sebagai titik tolak utama. Disertai dengan sikap indiference dari warga sekarang, khususnya generasi muda, terhadap sebuah ikatan prinsip hidup bersama yang mmberikan alasan bagi mereka mengapa tetap menjadi 6
warga negara Republik Indonesia. Indonesia tidak seperti
Google 6 Mei 2011
11
bangsa-bangsa lain yang punya cara sistematis dan serius dalam mengajari warga negaranya tentang sejarah mereka, seperti pendidikan sejarah di Inggris dan Eropa, atau juga Amerika Serikat. Di negeri itu, siswa tidak akan pernah lulus dari pendidikan tingkat menengahnya sebelum mereka berhasil lulus mata pelajaran sejarah nsional mereka. Di Indonesia, tekanan pada bidang eksata sepertinya mencerminkan mental tukang yang sejak awal dibiasakan berhitung mencari untung atau bersaing dalam bidang teknologi tetapi lupa pada pakaian dan karakter sendiri. Sekarang ini di Indonesia pendidikan sejarah, apalagi pendidikan ideologi negara adalah beban tidak kepalang.7 Perlu kita ingat kembali bahwa Pancasila adalah asas-asas persetujun mendirikan negara baru,yang dapat disamakan dengan dokumen-dokumen penting negara-negara lain seperti Magna Carta di Inggris dan Droit de I‟homme seperti dalam pengalaman revolusi Peancis. Bila prinsip-prinsip yang terkandung dalam kontrak sosial itu dilanggar, maka pada hakikatnya terjadi pembubaran negara lebih dahulu. Dan sejarah telah mencatat konsekuensi bagaimana bila Pancasila menjadi sebuah ideologi negara yang „menyaingi‟ ideologi-ideologi lainya yang berkembang di Indonesia.8 Apabila sekarang ini kita menyaksikan pekembangan mutkhir di Indonesia saat ini telah muncul berbagai produk hukum dalam sistem pemerintahan di berbagai tempat di Indonesia, yang menjadikan prinsip-prinsip di luar Pancasila, seperti landasan keagamaan melalui pemberlakuan syariah di propinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan beberapa wilayah lainya di Indonesia. Menyaksikan prinsip-prinsip keagamaan saat ini baru di wilayah dengan populasi mayoritas Islam , dapat menjadi produk hukum yang mengikat warga negara dalam wilayah hukum Republik Indonesia ,maka bukan tidak mungkin kecenderungan yang sama bisa saja di wilayah-wilayah dengan populasi mayoritas Kristen di banyak tempat di Indonesia bagian timur atau Hindu di bali. Di sini penting bagi kita untuk memikirkan kembali fungsi dan arti Pancasila sebagai sebuah „kontrak sosial‟, bukan ideologi dan falsafah.
7 8
Google 6 Mei 2011 Google 6 Mei 2011
12
II.3 Istilah Globalisas Pada Era Globalisasi ini kita dapat lihat betapa berpengaruhnya terhadap Pancasila (kehidupan politik) suatu bangsa untuk mendapatkan kemerdekaan dan kemakmuran yang seluas-luasnya dalam sebuah negara ataupun individu masyarakat. Pada saat ini globalisasi dapat disamakan sebagai penjajahan model baru yang dapat mengakibatkan keterpurukan ekonomi dan ekonomi dan kemakmuran suatu bangsa yang tidak dapat mengatasi/mengimbangi pengaruh gloalisasi tersebut, juga terhadap Pancasila, karena keterpurukan ekonomi masyarakat nekat bertindak menghalalkan segala cara untuk memperoleh keinginanya, tidak memperdulikan nilai-nilai yang terkandung di dalamya. Karena tidak mampunya suatu negara mengimbangi arus kemajuan ini berbagai kalangan seperti: pemimpin politik, pengusaha, pemuda dan tokoh –tokoh agama mulai rapuh dan kemungkinan kedepan tinggal sejarah. Begitu pula dengan arah pembangunan Indonesia yang akan dicapai kedepan sudah tidak memiliki pondasi kuat sebagaimana ketika di Orde Baru dengan Gbhn dan Repelita. Kemerosotan moral dikalangan pemuda, kekerasan, kemiskinan dan kesenjangan sosial, sebagai dampak dari globalisasi dan lemahnya penegak hukum semakin sulit bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang bisa berdiri sendiri sehingga mempermudah intervensi asing untuk bercampur tangan dalam urusan dalam negeri Indonesia. Karena globalisasi hanya membawa dua kemungkinan ,yaitu
kemakmuran
dan
kebebasan
sekaligus
mendatangkan
kemiskinan
dan
ketergantungan pada negara lain. Oleh sebab inilah Pancasila tidak di pedulikan lagi, berbeda dengan jaman Sukarno yang berusaha mendirikan bangsa sendiri tanpa ketergantungan pada negara lain dan juga meningkatkan kemakmuran rakyat demi nama dan nilai-nilai Pancasila. Pada jaman dulu juga sangat berbeda dalam mengatasi masalah atau kasus-kasus yang ada dalam negeri, terutama dalam kasus korupsi, dilu dapat dikatakan bahwa korupsi itu tidak ada atau bahkan mereka tidak mengenal apa iti korupsi. Pada globalisasi ini dapat dikatakan bahwa “Pancasila telah memudar dan tidak di pergunakan lagi”, ini terucap karena kita lihat bagaimana kehidupan di dunia luar, tidak peduli pada sesama dan buta akan nilai-nilai Pancasila.
13
II.4 Istilah Reformasi Indonesia merupakan bangsa yang besar, masyarakatnya terdiri dari berbagai suku,agama,adat istiadat, itu merupakan satu kesatuan yaitu bangsa Indonesia yang berbahasa satu bahasa Indonesia dan satu bangsa . Dari kesatuan tersebut mereka dapat mewujudkan cita-citanya yaitu masyarakat yang Madani (makmur,maju, sejahtera yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945)walaupun masa reformasi ini tidak populer. Untuk mencapai suatu kesejahteraan maka Indonesia harus mencukupi kebutuhanya baik lahir dan kebutuhan batin. Keebutuhan lahir seperti, makan,pakaian,tempat tinggal,pendidikan dan kesehatan. Kita tidak mengetahui kemana arah perubahan era reformasi ini. Lebih baik jika bangsa Indonesia mengutamakan tujuanya saja „mencapai masyarakat adil makmur merata berdasarkan Pancasila dan UUD1945. Meskipun banyak kita lihat musobah yang melanda negeri kiita, di saat seperti inilah rapuhnya tujuan masyarakat Indonesia,dan hidup mulai tanpa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Entah mengapa penggunaan Pancasila sangat berbeda dengan saat-saat Pak Sukarno, yang selau menegaskan arti Pancasila dan hidup berdasarkan Pancasila, karena dengan adanya Pancasila Bangsa ini akan lebih bermartabat di mata negara penjajah. Saat ini kita memang tau bahwa Pancasila adalah sumber dari segala hukum dan hukum dari segala hukum harus: 1. Mudah dipahami. 2. Tidak menimbulkan beberapa pengertian/penafsiran 3. Antara Pembukaan dengan batang tubuh (pasal-pasalnya) tidak bertentangan, dan harus searah 4. Kalimat pada ayat-ayat harus simpel agar mudah dipahami dan tidak menimbulkan beberapa pengertian. 5. Kalimat pada ayat-ayat tidak berbelit-belit sehingga mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
14
Serta produk MPR era raformasi yang dimulai tahun 1999 yang hasilnya: 1. Tidak akurat 2. Terkesan tidak memikirkan masa depan bangsa Indonesia 3. Produk yang dipakai sesaat/bongkar pasang. 4. Antara pembukaan dengan pasal-pasal bertentangan 5. Memberi peluang kepada penjajah. 6. Antara pembukaan dengan pasalnya bertentangan.. 9
Tantangan Pancasila Pra dan Pasca Reformasi
Indonesia di ingatkan kembali pada tantangan yaitu, pemberontakan PKI di bawah pimpinan Aidit tersebut dinilai bertujuan untuk menggantikan ideologi Pancasila dengan Ideologi komunis, akan tetapi pemberontakan tersebut berhasil di tumpas oleh TNI dengan dukungan penuh dari masyarakat waktu itu. Keberhasilan ini membuktikan bahwa Pancasila sebagai “jiwa” bangsa mampu menghadapi segala tantangan (Pancasila Sakti). Oleh karena itulah setiap tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Orde baru memang pernah berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sekaligus berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia. Akan tetapi, implementasi dan aplikasinya sangat mengecewakan kita semua. Sadar atau tidak sadar, rezim Orde Baru kian lama kian menggeser hakekat perjuangan mempertahankan Pancasila menjadi perjuangan untuk kekuasaan. Acapkali kiat yang digunakan rezim Orde Baru dalam menghadapi sikap yang bersebrangan dengan pemereintah ialah dengan membebturkanya dengan persoalan ideologi. Ideologi yang sebenarnya bersifat sistematik tidak boleh bertentangan dengan ideologi yang resmi yaitu Pancasila yang sudah direduksi oleh ideokogi negara/Orde Baru. Ideologi yang bertentangan akan berada dalam kategori yang harus dimusnahkan atau ditindak pengatasunggulan Pancasila merupakan cara rezim Orde Baru untuk menyatukan pandangan-pandangan, tetapi akhirnya menjadi panindsan ideologis, sehingga orang-orang yang mempunyai gagasan kreatif dan kritis menjadi takut. 9
Google Mei 2010
15
Produk hukum Orde Lama, yaitu UU No.1/PNSP/ 1963 tentan Anti Subversi merupakan salah satu alat yang di pakai penguasa Orde baru untuk menjerat pihak-pihak yang dianggap bersebrangan dengan pemerintah dengan dalih GPK,PKI,OTB, dan sebagainya. Penguasa Orde Baru bukan lagi memberantas kejahatan terhadap negara tetapi justru mereka telah melakukan berbagai bentuk kejahatan politik dan melanggar HAM. Ditinjau dari segi demokrasi sebagai wujud pelaksanaan Sila IV, rezim Orde Baru justru menghanbat proses demokratisasi atau pembatasan jumlah partai, pengekangan kebebasan pers, penahanan dan penculikan para aktivis demokrasi, rekayasa politik, kecurangan dalam pemilu,dan sebagainya. 10 Munculnya beberapa kasus menyangkut teritorial, yakni beberapa wilayah di Tanah Air menuntut terpisah dari negara kesatuan RI, Timor-Timur,Aceh dan Irian Jaya). Kedua, munculnya berbagai peristiwa yang berbau SARA, daiawali dengan kejadian di sidotopo ( surabaya), peristiwa Situbondo, ketapang, tasikmalaya, poso, palu, peristiwa kelabu di Bulan Mei 1998, kerusuhan antar suku di Sambas, hingga kerusuhan Ambon. Peristiwa-peristiwa itu telah menelan banyak korban jiwa dan harta. Ketiga , krisis moral yang dialami oleh para pejabat Orde Baru telah ikut andil besar di dalam proses ambruknya ekonomi negara dan munculnya disintegrasi bangsa. Krisis moral menjadikan pembangunan di negeri ini diwarnai dengan berbagi bentuk praktek-praktek korupsi, kollusi, dan nepotisme (KKN) membuat pondasi ekonomi negara menjadi kropos.11
Solusi: dalam mengatasi masalah ini jangan turunkan Pancasila menjadi ideologi negara, supaya negara kita tetap dapat maju dan mensejahterakan rakyat dan megubah menjadi masyarakat yang madani. Menegaskan kembali hukum-hukum yang ada dan dijalankan sesuai Pancasila,dan memantapkan hal”semua sama didepan hukum”, tidak ada yang miskin, dan tidak ada yang kaya, seperti saat ini yang hanya orang kayalah yang dapat berwenag atas perilaku yang diperbuat olehnya dengan cara membayar hakim orang yang bersangkutan. Mulai sekarang hal ini harus benar-benar dihilangkan tanpa jejak, demi kesejahteraan masyarakat kita.
10 11
, Google( Agustinus Simanjuntak Ok 99) Google( Agustinus Simanjuntak Ok 99)
16
BAB III III.1 Kesimpulan Dari pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Pancasila itu pada awalnya digunakan oleh masyarakat India yang memeluk agama Budha, yang berarti Lima-aturan. Dan setelah islam berkembang di Indonesia,maka nama Pancasila telah digunakan untuk dasar Negara. Setelah beberapa periode Pancasila mulai memudar dengan berbagai hal yang mempengaruhi seperti globalisasi, Orde Baru. Pada globalisasi Pancasila dapat dikatakan telah terhapus karena ketidak pedulian masyarakat akan sekitarnya, begitu juga para pejabat. Dan pada periode Orde Baru, dikatakan bahwa para penguasa Orde Barulah yang membuat seolah-olah Pancasila tak sakti lagi, sehingga mereka seharusnya bertanggung jawab ats berbagai bentuk penyelewengan terhadap Pancasila selama Orde Baru hingga era reformasi. Sebab selama iniPancasila hanya dipakai secara simbolik semata sebagai alat retorika untuk kepentingan penguasa. Berbagai kebijakan pemerintah Orde Baru juga telah membuat citra bangsa Indonesia sangat jelek di mata dunia Internasional.
III.2 Saran Sebaiknya kita dapat mempertahankan prinsip dan nilai yang terkandung sebagai sebuah dokumen politik yang menjadi alasan kita menjadi warga negara Republik Indonesia. Kita boleh berganti rezim tepai prinsip bersama menjadi Indonesia seharusnya tidak berubah seperti yang terkandung dalam Pancasila. Perkaya pendidikan kesejarahan dan pengetahuan sejarah masyarakat kita dengan medium-medium baru yang sesuai dengan sensibilitas generasi saat ini, lewat museum, film, seni, budaya dan lainya.
17
18