108
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS KELAS V MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION DI SD-SMPN SATU ATAP I DONGKO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2013/2014 Oleh: Sarkowi SD-SMPN Satu Atap I, Dongko, Trenggalek
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sikap siswa terhadap pembelajaran IPS yang menggunakan Metode Group Investigation; (2) Langkah-langkah untuk meningkatkan minat belajar IPS dan perolehan hasil belajar bidang studi IPS dengan menggunakan Metode Group Investigation pada siswa; (3) Sejauh mana efektifitas pembelajaran IPS dengan menggunakan Metode Group Investigation pada siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD-SMPN Satu Atap I Dongko Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek. Obyek kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V semester I SD-SMPN Satu Atap I Dongko Kecamatan Dongko tahun 2013/2014 yang berjumlah 21 siswa. Dari tindakan-tindakan yang diterapkan dalam metode Group Investigation tampaknya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bidang studi IPS. Terbukti dari kenaikan hasil belajar siswa setiap siklus. Dari hasil nilai rata-rata siswa sebelum siklus 51,05 dengan prosentase 10,53%, nilai rata-rata siklus I 69,58 dengan prosentase ketuntasan 57,89% sedangkan nilai rata-rata siklus II 83,16 dengan prosentase 89,47% Kata kunci: Group Investigation, prestasi belajar, kelas V, IPS
Menurut Winarno Surahmad dalam bukunya Metodologi Pengajaran Nasional dituliskan: “Perbuatan belajar mengandung semacam perubahan diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu kebiasaan, suatu sikap, suatu pengertian atau penelitian”. (Winarno Surahmad, 1975: 8). Menurut ilmu Jiwa, daya belajar adalah usaha melatih daya-daya itu agar berkembang, sehingga orang dapat berfikir, mengingat dan sebagainya. Menurut ilmu jiwa: asosiasi belajar adalah membentuk hubungan stimulasi agar berkaitan". (Demar Hamalik1980, hal. 30). Dari pernyataan dan ahli di atas dapat disimpulkan, dengan belajar dapat terjadi perubahan dalam diri seseorang, perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian dan keterampilan berfikir cepat menganalisa situasi, tekun menghadapi situasi yang sulit dan dapat mengambil keputusan dengan tepat.
IPS merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat berkembang dan perkembangannyapun sangat luas seiring dengan perubahan jaman, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang sosial sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses pengetahuan antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasangagasan. Mata pelajaran IPS adalah program untuk menanamkan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai sosial pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, Kurikulum Sekolah Dasar (1994:73). Fungsi mata pelajaran IPS: (a) Memberi pengetahuan mengenai berbagai jenis keadaan sosial dan lingkungan dalam kaitannya dengan fungsinya bagi kehidupan sehari-hari; (b) Mengembangkan keterampilan proses; (c) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari; (d) Mengembangkan kesadaran
Sarkowi, Peningkatan Prestasi Belajar Ips Kelas V Melalui Model Group Investigation...
tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPS dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan seharihari; (e) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi. Tujuan pengajaran IPS: (a) Memahami konsep-konsep IPS dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; (b) Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan gagasan tentang alam sekitar; (c) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar; (d) Bersikap ingin tahu, tekun, kritis, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri; (e) Mampu menerapkan berbagai konsep IPS untuk menjelaskan gejala-gejala sosial dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; (f) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditentukan dalam kehidupan seharihari. Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian
109
atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Suryana, 2002). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi. Pembelajaran kooperatif tipe GI berawal dari perspektif filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman.Sebuah gagasan John Dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Menurut Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru seyogyanya mengarahkan, membantu parasiswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah. Kelompok penyelidikan adalah medium organisasi untuk mendorong dan membimbing keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa aktif berbagi dalam mempengaruhi sifat kejadian di dalam kelas mereka. Dengan berkomunikasi secara bebas dan bekerja sama dalam perencanaan dan melaksanakan dipilih topik mereka penyelidikan, mereka dapat mencapai lebih dari mereka sebagai individu. Hasil akhir dari kelompok kerja mencerminkan kontribusi masing-masing anggota, tetapi intelektual lebih kaya dari kerja yang dilakukansendiri oleh siswa yang sama. Pembelajaran kooperatif tipe GI memiliki
110
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
beberapa karakteristik, yaitu: (a) Tujuan kognitif untuk menginformasikan akademik tinggi dan keterampilan inkuiri; (b) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5 siswa yang heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan pertimbangan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topic tertentu; (c) Siswa terlibat langsung sejak perencanaan pembelajaran (menentukan topik dan cara investigasi) hingga akhir pembelajaran (penyajian laporan); (d) Diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa; (e) Adanya sifat demokrasi dalam kooperatif (keputusan-keputusan yang dikembangkan atau diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang diselidiki); (f) Guru dan murid memiliki status yang sama dalam mengatasi masalah dengan peranan yang berbeda. Sharan, dkk. (1984) telah menetapkan enam tahap Group Investigation seperti berikut ini. Tahap Pengelompokkan (Grouping)/ Pemilihan topik Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini: siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik permasalahan, siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki, guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan. Tahap Perencanaan kooperatif (Planning) Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang: Apa yang mereka pelajari? Bagaimana mereka belajar? Siapa dan melakukan apa? Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?
Tahap Penyelidikan (Investigation)/ Implementasi Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut: siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki, masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok, siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mempersatukan ide dan pendapat. Tahap Pengorganisasian (Organizing)/ Analisis dan sintesis Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut: anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proyeknya masing-masing, anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya, wakil dari masingmasing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi. Tahap Presentasi hasil final (Presenting) Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut: Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi
Sarkowi, Peningkatan Prestasi Belajar Ips Kelas V Melalui Model Group Investigation...
bentuk penyajian, kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan. Tahap Evaluasi (Evaluating) Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topikyang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut: Siswa menggabungkan masukanmasukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa. Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1, (Slavin, 1995) dalam Siti Maesaroh (2005:29-30). Kelebihan pembelajaran tipe group investigation: (a) Metode ini mampu melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi, (b)
111
Melatih siswa menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri, (c) Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran, (d) Aplikasi metode pembelajaran ini membuat siswa senang dan merasa menikmati proses belajarnya. Kelemahannya: Karena siswa bekerja secara kelompok dari tahap perencanaan sampai investigasi untuk menemukan hasil jadi metode ini sangat komplek, sehingga guru harus mendampingi siswa secara penuh agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Dalam penelitian Tindakan Kelas ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Mengetahui sikap siswa kelas V SDSMPN Satu Atap I Dongko Tahun 2013/2014 semester I terhadap pembelajaran IPS yang menggunakan Metode group investigation; (2) Mengetahui langkahlangkah untuk meningkatkan minat belajar IPS dan perolehan hasil belajar bidang studi IPS dengan menggunakan Metode group investigation pada siswa kelas V SD-SMPN Satu Atap I Dongko Tahun 2013/2014 semester I; (3) Sejauh mana efektifitas pembelajaran IPS dengan menggunakan Metode group investigation pada siswa kelas V SD-SMPN Satu Atap I Dongko Tahun 2013/2014 semester I.
Tabel 1 Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation.
Tahap 1
Tahap II
Tahap III
Tahap IV Tahap V Tahap VI
Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok. Merencanakan tugas.
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas. Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai. Membuat penyelidikan. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok Mempersiapkan tugas Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan akhir dipresentasikan di depan kelas. Mempresentasikan tugas Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap akhir mengikuti. Evaluasi. Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.
112
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD-SMPN Satu Atap I Dongko Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek. Obyek kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas V semester I SD-SMPN Satu Atap I Dongko Kecamatan Dongko tahun 2013/2014 yang berjumlah 19 Siswa. Peneliti adalah Guru Kelas V SD-SMPN Satu Atap I Dongko Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan pada bidang studi IPS materi ajar Mengenal Peninggalan-Peninggalan Sejarah Yang Berskala Nasional dari Masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. Dalam menyiapkan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada metode Group Investigation; (2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran terbaru dari Depdiknas; (3) Melatih siswa untuk menggunakan dan merangkai peralatan yang terdapat pada proses pembelajaran; (4) Mengajak guru bidang studi IPS (guru kelas) untuk menjadi pengamat sekaligus kolaborator dalam penilaian. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing meliputi: planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing (pengamatan) dan reflecting (refleksi). Masingmasing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas, pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Metode Group
Investigation dalam proses belajar mengajar bidang studi IPS. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru. Butirbutir observasi supervisi dan observasi terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh Tim peneliti; (2) Lembar tes tertulis berupa tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran. Tes dilakukan tiap akhir siklus; (3) Dokumen siswa berupa catatan siswa saat proses pembelajaran. Dokumen ini diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi IPS; (4) Lembar angket untuk mengukur minat belajar siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya minat belajar siswa. Siswa diberikan pilihan beberapa alternatif jawaban yang meliputi selalu, kadang-kadang dan tidak pernah; (5) Daftar nilai berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal Peneliti bersama dengan mitra guru yang dalam hal ini adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas V SDSMPN Satu Atap I Dongko, yaitu tentang rendahnya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Perencanaan (Planning) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu satuan pelajaran dan
Sarkowi, Peningkatan Prestasi Belajar Ips Kelas V Melalui Model Group Investigation...
rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi: definisi pokok bahasan, penjabaran pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan sehari-hari dan yang memuat soal-soal. Guru mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan. Guru mempersiapkan alat tes. Guru membuat perangkat sistem penilaian. Pelaksanaan (Acting) Urutan pelaksanaan kegiatan secara lengkap sesuai dengan yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berikut: (a) Kegiatan Awal: siswa bercerita biografi anak dari kecil hingga kelas V dan siswa mengingat kejadian-kejadian yang baik, tukar pendapat tentang agama yang ada di Indonesia, tukar pendapat tentang kerajaan yang pernah ada di Indonesia; (b) Kegiatan Inti: informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari ini, penjelasan sekilas tentang bukti peninggalan sejarah Hindu di Indonesia, siswa mengerjakan lembar kerja kelompok mengenai membaca buku tentang peninggalan sejarah Hindu di Indonesia, masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya, kelompok lain menanggapi, dengan bimbingan guru, siswa merefleksikan semua laporan kelompok, semua siswa mencatat hasil refleksi, siswa mengerjakan lembar kerja individu, masingmasing siswa menyerahkan hasil kerjanya ke guru/ teman untuk diteliti oleh guru / teman untuk diteliti mengenai kebenaran pengerjaannya, pemajangan hasil kerja individu; (c) Kegiatan Akhir: pemantapan materi yang baru dipelajari, pemberian tugas. Pengamatan (Observation) Berdasarkan paparan data kegiatan siklus I, maka diperoleh hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran Group Investigation.
113
Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Group Investigatiopn berdampak positif terhadap minat belajar bidang studi IPS, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Kelas V Semester I SDSMPN Satu Atap I Dongko Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek dalam kegiatan belajar mata pelajaran IPS. Adapun paparan hasil observasi sebagai berikut. Tabel 3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I % Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas Tuntas 1 NURHADI SAPUTRA 84 T 2 YUYUN SEPTIANA 80 T 3 ARIS GUNAWAN 74 T 4 BINTI ROFIAH 71 T 5 DODIK PRATAMA 64 TT 6 DAVA ANGGA 62 TT SAPUTRA 7 ELSA NURIANA 55 TT 8 ILHAM FAUZI 75 T 9 INDI AGUSTINA 84 T 10 LIA DAMAYANTI 80 T 11 LUSI YUNI LESTARI 74 T 12 REZA FATMALA 71 T 13 RASTIKA YULIANA 64 TT 14 SULTON ALI 62 TT MASKUR 15 TEO ANANDA 55 TT PUTRA 16 WAHYU DANIAL 75 T 17 YEYEN NILA SARI 62 TT 18 EKA APRIAN 55 TT DIAPUTRI 19 REZAH MOH.FARIS 75 T Jumlah 1322 11 8 Rata-rata 69.57 57.89 42.11
Dari prosentase prestasi belajar diketahui nilai rata-rata sebelum siklus 51,05 dengan prosentase ketuntasan 10,53%, meningkat pada siklus I menjadi 69,58 dengan prosentase 57,89%. Berdasarkan paparan data tentang prestasi belajar siswa Kelas V Semester I SD-SMPN Satu Atap I Dongko Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) aktivitas siswa dalam
114
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya, (2) beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan (3) beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah tekesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Untuk aktivitas siswa pada siklus I sudah termausk dalam taraf aktivitas belajar yang baik dengan prosentase aktivitas sebesar 61,25%. Demikian pula untuk aktivitas guru pada siklus I sudah menunjukan aktivitas yang baik dengan prosentsae 63,75% Refleksi Berdasarkan data hasil pantauan guru peneliti dan guru kolaborator maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif, (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran, (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain: Rencana perbaikan: Guru akan merubah urutan tindakan pada metode Informasi dan Diskusi, memberi kesempatan bertanya pada siswa supaya lebih aktif, mendiskusikan langkahlangkah yang sudah mapan yang telah dilakukan di siklus I. Siklus Kedua Perencanaan (planning) Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I yang dipaparkan di atas maka guru peneliti dan guru pengamat saat diskusi merumuskan rencana tindakan untuk siklus II, dengan beberapa perubahan diantaranya, menunjukkan kepada setiap kelompok untuk bersiap-siap mengerjakan
soal latihan sebagaimana yang petunjuknya ada di dalam LKS. Pelaksanaan (Action) Kegiatan pelaksanaan penelitian pada siklus II ini sama dengan yang terdapat pada siklus I, yaitu sesuai yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah kegiatan tersebut adalah: (a) Kegiatan Awal: siswa bercerita biografi anak dari kecil hingga kelas V dan siswa mengingat kejadian-kejadian yang baik, tukar pendapat tentang agama yang ada di Indonesia, tukar pendapat tentang kerajaan yang pernah ada di Indonesia; (b) Kegiatan Inti: informasi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari ini, penjelasan sekilas tentang bukti peninggalan sejarah Hindu di Indonesia, siswa mengerjakan lembar kerja kelompok mengenai membaca buku tentang peninggalan sejarah Hindu di Indonesia, masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya, kelompok lain menanggapi, dengan bimbingan guru, siswa merefleksikan semua laporan kelompok, semua siswa mencatat hasil refleksi, siswa mengerjakan lembar kerja individu, masingmasing siswa menyerahkan hasil kerjanya ke guru/ teman untuk diteliti oleh guru/ teman untuk diteliti mengenai kebenaran pengerjaannya, pemajangan hasil kerja individu; (b) Kegiatan Akhir: pemantapan materi yang baru dipelajari, pemberian tugas. Pengamatan (Observing) Hasil Pengamatan guru peneliti dan guru pengamat menunjukkan: (a) Rencana tindakan yang akan dilaksanakan sudah berjalan dengan baik, konsep dan model pertanyaan telah disusun lebih baik dari siklus I. guru mampu menempatkan diri sebagaimotivatir dalam pembelajaran baik dalam kegiatan diskusi, presentasi maupun kegiatan tugas mandiri. Untuk aktivitas guru pada siklus II mendapatkan skor 72,25%. Artinya guru sudah baik dalam menerapkan metode PBL dalam pembelajaran IPS; (b) Ketika melakukan kegiatan siswa lebih
Sarkowi, Peningkatan Prestasi Belajar Ips Kelas V Melalui Model Group Investigation...
santai, hal ini disebabkan tidak merasa diamati teman-temannya, sewaktu menanggapi pendapat kelompok lain, semua anggota kelompok tidak kesulitan. Untuk aktivitas siswa pada siklus II mendaptkan skor sebesar 70,00%; (c) Hasil tes akhir Tabel 3 Daftar Nilai Siswa Kelas V Pada Siklus II % Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tidak Tuntas Tuntas 1 NURHADI SAPUTRA 95 T 2 YUYUN SEPTIANA 80 T 3 ARIS GUNAWAN 90 T 4 BINTI ROFIAH 75 T 5 DODIK PRATAMA 80 T 6 DAVA ANGGA 80 T SAPUTRA 7 ELSA NURIANA 75 T 8 ILHAM FAUZI 100 T 9 INDI AGUSTINA 95 T 10 LIA DAMAYANTI 80 T 11 LUSI YUNI LESTARI 90 T 12 REZA FATMALA 75 T 13 RASTIKA YULIANA 65 TT 14 SULTON ALI 80 T MASKUR 15 TEO ANANDA 75 T PUTRA 16 WAHYU DANIAL 100 T 17 YEYEN NILA SARI 80 T 18 EKA APRIAN 65 TT DIAPUTRI 19 REZAH MOH.FARIS 100 T Jumlah 1580 17 2 Rata-rata 83.15 89.47 10.53
Berdasarkan paparan data tentang prestasi belajar pada siklus II terlihat bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada perolehan nilai rata-rata belajar siswa sebesar 83,15 dengan prosentase ketuntasan sebesar 89,47%. Refleksi Semua tindakan perbaikan pembelajaran telah dapat terlaksana dengan baik. Penggunaan metode prolem based learning hingga siklus II telah berhaisl meingkatakn orestais belajar siswa dengan tercapainya ketuntasan sebesar 89,47% pada akhir siklus II. Dengan dmeikian maka penelitian ini berkahir pada siklus II. Setelah kegiatan pembelajaran berakhir, maka peneliti memberikan angket ke-
115
pada siswa dengan tujuan untuk mengetahui respon, sikap dan minat siswa setelah mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Group Investigation . Dari hasil rekapituliasi angket siswa dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap pembelajaran dalam kategori “sangat positif” dengan perolehan rata-rata nilai respon siswa sebesar 0,84. Hal ini membuktikan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Group Investigation mendapat respon yang sangat baik dari siswa Kelas V SD-SMPN Satu Atap I Dongko Kecamatan Dongko tahun 2013/2014 semester I. Berdasarkan hasil kegiatan belajar diperoleh rata-rata nilai hasil belajar IPS siswa kelas V SD-SMPN Satu Atap I Dongko Kecamatan Dongko mengalami peningkatan dari nilai rata-rata siswa sebelum siklus 51,05 dengan prosentase 10,53%, nilai rata-rata siklus I 69,58 dengan prosentase ketuntasan 57,89% sedangkan nilai rata-rata siklus II 83,15 dengan prosentase 89,47%. Untuk lebih jelasnya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 1. PENUTUP Kesimpulan Metode Group Investigation dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan minat belajar siswa. Terbukti dari hasil angket yang diberikan, rata-rata siswa menyukai kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation dengan nilai 0,84. Dari tindakan-tindakan yang diterapkan dalam metode Group Investigation tampaknya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bidang studi IPS. Terbukti dari kenaikan hasil belajar siswa setiap siklus. Dari hasil nilai rata-rata siswa sebelum siklus 51,05 dengan prosentase 10,53%, nilai rata-rata siklus I 69,58 dengan prosentase ketuntasan 57,89% sedangkan nilai rata-rata siklus II 83,15 dengan prosentase 89,47%.
116
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015
83,16
90,00 80,00 69,58
70,00 60,00
51,05
50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 seb.siklus
siklus I
siklus II
Gambar 1 Peningkatan Nilai Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar secara klasikal. Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah-langkah Dalam Pembelajaran Group Investigation, setiap materi pelajaran yang baru, harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Pembelajaran Group Investigation dalam pengajaran siswa diajak terlbat langsung dalam idntifikasi, analisis, dan penyelesaian masalah.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Aksara Baru. Depdikbud. 1996, Teknik Pembelajaran Bidang Studi IPS, Jakarta : Depdikbud Depdiknas. 2005. Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Classroom Action Research), Jakarta, Depdiknas Oemar, Hamalik. 1980. Ilmu Jiwa. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Saran Hendaknya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Perpustakaan sekolah agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan IPS. Hendaknya guru menggunakan berbagai macam variasi metode pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran agar siswa tidak bosan dan bahkan menyukai materi yang disampaikan.
M.Khafid; Suyati. 2004. ”Pelajaran IPS”. Dirjen Pendidikan dasar dan menengah. Penerbit Erlangga Jakarta. Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar, Jakarta : P2LPIK, Debdikbud. Slavin, Robert. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice (2 nd ed). Boston: Allyn and Bacon. Suryana, D, 2002, Belajar Aktif IPS, Jakarta : Pusat Perbukuan, Depdiknas. Tri Manunggal Kurniajaya, 2005. Panduan Menghadapi Ulangan Harian. Solo. Winarno Surahmad, 1975. Metodologi Pengajaran. Jakarta Gramedia.