Dwidjo Suwignjo, Meningkatkan Prestasi Belajar melalui Diskusi dan Eksperimen...
215
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI DISKUSI DAN EKSPERIMEN SISWA KELAS VII-C SEMESTER I SMP NEGERI I PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPA TAHUN 2013/2014
Oleh: Dwidjo Suwignjo SMP Negeri I Panggul, Trenggalek
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi diskusi dan eksperimen dan untuk mengetahui apakah strategi diskusi dan eksperimen dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IPA. Penelitian Tindakan Kelas di laksanakan di SMP Negeri I Panggul kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek. Siswa kelas VIIC menjadi obyek peneliti, dan materi yang digunakan adalah bidang studi IPA Pokok Bahasan Pemuaian zat padat, zat cair, dan gas di SMP Negeri I Panggul kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek Tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 32 siswa. Setelah pembelajaran dilaksanakan dengan penggunaan Eksperimen, dapat disimpulkan bahwa: Pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII-C SMP Negeri I Panggul kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek pada Semester I Tahun ajaran 2013/2014. Hal ini dapat diketahui dari perolehan rata-rata nilai siswa yang selalu meningkat pada setiap siklusnya. Pada sebelum siklus rata-rata siswa sebesar 56,56 dan pada siklus I meningkat menjadi 64,38 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 78,75. Kata Kunci: IPA, diskusi dan eksperimen.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan ketrampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian. Guru sebagai motor pembelajaran, harus mampu merencanakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik, untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa melalui kegiatan belajar mengajar di kelas.Penerapan atau aplikasi dari strategi belajar tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi tersebut diharapkan mampu mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh siswa apabila di dalam diri siswa terdapat minat untuk mengetahui sesuatu. Guru mempunyai peran yang sangat penting untuk merangsang minat peserta didik untuk belajar. Minat dalam pembelajaran mempunyai peran penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu guru
harus mampu mengembangkan dan meningkatkan minat belajar siswa agar didapatkan hasil belajar yang optimal. Guru harus menciptakan metode pembelajaran yang menarik dan meningkatkan minat belajar siswa perlu peran guru secara aktif. Dengan meningkatnya minat belajar siswa akan berimbas pada peningkatan prestasi belajar siswa. Tetapi, yang lebih penting dalam usaha pencapaian prestasi belajar siswa tersebut adalah kemampuan guru dalam menggunakan strategi dalam kegiatan belajar mengajar. Peristiwa yang dialami oleh siswa Kelas VII-C SMP Negeri I panggul Tahun 2013/2014 adalah hasil belajar IPA masih rendah, banyak nilai siswa berada di bawah KKM IPA. Oleh karena itu diperlukan adanya perbaikan proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Metode pengajaran sesungguhnya tidak lain daripada persoalan pemilihan bahan yang akan diajarkan, penentuan urutan pemberian bahan, penentuan cara-
216
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
cara penyajian dan cara mengevaluasinya. Saliwangi (1989: 45), sedangkan dalam Hadi (1989: 56) disebutkan bahwa metode merupakan suatu cara memikirkan dan memeriksa suatu hal mnurut suatu rencana tertentu. Jadi tegasnya metode ialah suatu rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu. Suatu rencana kegiatan setelah matang kita akan memilih suatu cara dari mana kita mulai kegiatan. Hidayat (1986:58) mengatakan bahwa pendekatan merupakan suatu cara untuk memulai sesuatu. Teknik mengajar adalah suatu cara-cara dan alat-alat yang digunakan guru dalam kelas, saat pembelajaran untuk mencapai tujuan langsung pada waktu itu, teknik mengajar terutama penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid di dalam perbuatan kegiatan belajar mengajar. Strategi berarti suatu rentetan perbuatan guru dan murid dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu dinamakan proses intsruksional (Joni, 1984:2). Metode ceramah memiliki keunggulan: (a) Menghemat waktu dan tenaga, dengan waktu yang singkat dapat disampaikan sejumlah besar bahan; (b) Pengorganisasian pelajaran mudah dan sederhana; (c) Bila guru pandai ceramah maka akan menarik. Kelemahan metode ceramah: (a) Guru cenderung menjelaskan sejelas-jelasnya padahal kadang-kadang kurang penting bagi anak; (b) Mungkin sekali apa yang dimaksud guru akan berbeda dengan persepsi siswa; (c) Apabila pelajaran kurang menarik perhatian siswa, maka gairah belajar akan menurun. Metode Tanya Jawab, adalah suatu cara untuk menyampaikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa, Surakhmad (1986:83). Keunggulan metode tanya jawab: (a) Siswa mendapat kesempatan untuk mengemukakan hal-hal yang dirasa kurang jelas sehing-
ga guru dapat mengulang kembali; (b) Mengetahui perbedaan persepsi antara guru dan siswa yang akhirnya akan membawa ke arah diskusi. Kelemahan metode tanya jawab: (a) Tidak semua siswa ikut aktif dalam tanya jawab; (b) Ada kecenderungan anak yang merasa pandai untuk menonjolkan diri; (c) Kadang-kadang siswa yang pandai hanya menguji kemampuan guru. Metode diskusi ialah metode mengajar yang bermaksud merangsang siswa agar menggunakan pengetahuan dan pengalamannya, berani mengutarakan pendapat, serta belajar memecahkan masalah sendiri dan menarik kesimpulan. Surakhmad (1986:84). Keunggulanan metode diskusi: (a) Mendorong siswa untuk belajar bermusyawarah; (b) Melatih para siswa untuk mengemukakan pendapat; (c) Melatih siswa untuk berani menghadapi problema dan pemecahannya lewat beberapa pendapat. Kelemahan metode diskusi: (a) Sulit bagi siswa untuk menyelesaikan diskusi tersebut; (b) Sulit bagi siswa untuk meramalkan arah permasalahan diskusi tersebut; (c) Tidak semua siswa berani menyatakan pendapatnya. Metode pemberian tugas adalah metode mengajar dimana guru memberi tugas kepada, siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan atau dilaporkan. Keunggulan metode pemberian tugas: (a) Mengisi waktu senggang bagi siswa dengan kesibukan yang berharga; (b) Memperkaya pengetahuan dan pengalaman sekolah dengan kegiatan dalam kelas atau luar kelas; (c) Memperkuat kemampuan para siswa serta mempertinggi kegiatan dan prestasi siswa. Kelemahan metode pemberian tugas: (a) Ada kalanya tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa sepengetahuan guru; (b) Apabila tugas terlalu sering dan sukar dilaksanakan oleh siswa, maka ketenangan mental mereka dapat terpengaruh; (c) Seringkali siswa melakukan penipuan dimana siswa hanya meniru pekerjaan orang lain tanpa mengalami belajar. Demikianlah sebagian dari kebaikan dan kelemahan metode mengajar. Untuk itu tugas guru ialah mengurangi, meminimalkan
Dwidjo Suwignjo, Meningkatkan Prestasi Belajar melalui Diskusi dan Eksperimen...
kelemahan dari metode yang dipilih dengan jalan menambah dengan metode yang lain, misal metode ceramah diselingi dengan tanya jawab dan seterusnya. Strategi Diskusi merupakan kegiatan pembelajaran yang pelaksanaannya secara kelompok. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok mengerjakan sebuah tugas yang telah ditentukan. Strategi Diskusi bisa dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas. Setiap anggota kelompok berhak mengajukan pendapat untuk menyelesaikan tugas. Metode diskusi secara otomatis akan masuk dalam kegiatan Strategi Diskusi. Dalam Strategi Diskusi anak yang kurang pandai dapat belajar dari temantemannya yang lain yang sudah pandai dalam memecahkan persoalan. Metode eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi diskusi dan eksperimen pada siswa kelas VII-C Semester I SMP Negeri IPanggultahun pelajaran 2013/2014; (2) Untuk mengetahui apakah strategi diskusi dan eksperimen dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IPA diKelas VII-C Semester I SMP Negeri I Panggul Kecamatan Panggul, tahun pelajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Panggul Kecamatan Panggul Tahun 2013/2014. Obyek penelitian ialah siswa kelas VII-C dengan jumlah populasi 35 siswa, materi dalam penelitian ialah klasifikasi benda asam, basa dan garam bidang studi IPA. Prosedur Penelitian pada tahap perencanaan: (a) Menyiapkan rangkuman materi tentang klasifikasi benda asam, basa dan garam; (b) Menyiapkan lembar kerja siswa untuk latihan; (c) Menyiapkan lembar ob-
217
servasi siswa untuk mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran; (d) Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengamati kegiatan guru selama pembelajaran sebagai bahan refleksi; (e) Menyiapkan lembar penilaian dan analisis. Tahap Pelaksanaan: (a) Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai dalam penelitian ini; (b) Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilalui sesuai dengan Strategi Diskusi dan eksperimen; (c) Siswa mengerjakan lembar LKS dalam kelompok masing-masing; (d) Guru bersama tim peneliti melakukan observasi selama proses pembelajaran; (e) Tim peneliti melakukan observasi pada guru sebagai bahan refleksi diakhir siklus I. Penutup: (a) Guru menilai dan menganalisis hasil ulangan/ post test; (b) Tim peneliti mengadakan diskusi untuk melakukan refleksi di akhir siklus. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data observasi yakni observasi tidak langsung. Observasi tidak langsung yakni menggunakan metode tes. Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan Strategi Diskusi dan eksperimen dan setelah pembelajaran dengan Strategi Diskusi dan eksperimen. Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk tulisan tetapi dalam bentuk yang lain seperti memberikan tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya. Ada dua bentuk tes tertulis, yaitu: (a) Soal dengan memilih jawaban misalnya pilihan ganda, dua pilihan benar, dan menjodohkan; (b) Soal dengan mensuplai jawaban misalnya isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek dan soal uraian. Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan, merupakan alat yang
218
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat pengetahuan. Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi hanya cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka ia akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Masalah tentang penggunaan teknikteknik observasi tergantung sekali kepada situasi dimana observasi diadakan. Penulis akan membicarakan tiga jenis teknik pokok dalam observasi yang masing-masing umumnya cocok untuk keadaan-keadaan yang berbeda. Jenis teknik observasi partisipan umumnya digunakan orang untuk research yang sifatnya eksploratif.Untuk menyelidiki satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarkat suku bangsa kerap kali diperlukan observasi partisipan ini. Suatu observasi disebut observasi partisipan jika orang yang mengadakan observasi turut ambil bagian dalam peri kehidupan orang-orang yang diobservasi.Kata partisipan mempunyai arti penuh jika observer betul-betul turut berpartisipasi, bukan hanya pura-pura semata. Observasi sistematik biasanya disebut observasi berkerangka yang memuat faktor-
faktor yang telah diatur kategorinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori itu. (1) Materi observasi, isi dan luas situasi yang akan diobservasi dalam observasi sistematik umumnya lebih terbatas. Sebagai alat untuk penelitian deskriptif, ia berlandaskan pada perumusan-perumusan yang lebih khusus. (2) Cara-cara pencatatan. Cara mencatat pada observasi sistematik memberi perbedaan yang lebih menyolok dari observasi partisipan. Persoalan-persoalan yang telah dirumuskan secara teliti memungkinkan jawaban-jawaban, respon, reaksi dapat dicatat secara teliti pula. (3) Hubungan antara observer dan observes dalam observasi sistematik menyajikan suatu persoalan yang pelik. Dalam observasi partisipan peneliti tidak dapat mengendalikan situasi, malah ia didekte oleh jalannya situasi. Dalam peristiwa tertentu peneliti merasa perlu untuk mengendalikan unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan penelitian dan dapat dikendalikan untuk menghindari timbulnya faktor yang tidak diharapkan. Adapun ciri-ciri observasi eksperimen adalah: (1) Peneliti dihadapkan pada situasi yang dibuat seragam untuk siswa; (2) Situasi dibuat sedemikian rupa untuk memungkinkan timbulnya tingkah laku yang diamati; (3) Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga siswa tidak mengetahui maksud sebenarnya dari observasi; (4) Alat pencatat dibuat teliti mengenai observer membuat aksi reaksi. Dengan dipersiapkan observasi secara baik diharapkan data yang diperoleh dari penelitian ini dapat valid dan reliabel sehingga hasil penelitian juga akan berkualitas baik. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Tiap-tiap siklus menggunakan langkah-langkah refleksi awal, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tiap siklus diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Permasalahan yang tidak dapat dipecahkan pada siklus pertama direfleksikan bersama
Dwidjo Suwignjo, Meningkatkan Prestasi Belajar melalui Diskusi dan Eksperimen...
tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi untuk mencari penyebab kegagalan dan selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini ialah dengan Strategi Diskusi dan eksperimen. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Refleksi Awal Peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang ada di Kelas VII-C yaitu tentang rendahnya niai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Perencanaan Tindakan yang dilakukan dalam perencanaan, yaitu: menyiapkan materi klasifikasi benda asam, basa dan garam dalam mata pelajaran IPA, menyiapkan lembar kerja siswa untuk dikerjakan selama proses pembelajaran berlangsung, menyiapkan lembar observasi siswa, menyiapkan lembar observasi guru untuk bahan refleksi akhir siklus I, menyiapkan lembar penilaian dan analisis data, menyiapkan semua alat kegiatan pembelajaran dan menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran. Pelaksanaan Adapun langkah-langkah pelaksanaan pada siklus I ini adalah sebagai berikut. Pertemuan pertama, kegiatan pendahuluan: (a) Motivasi dan Apersepsi (Apakah listrik dapat mengfhasilkan magnet? Apakah perbedaan generator DC dan generator AC?); (b) Prasyarat pengetahuan (Apakah yang dimaksud dengan induksi elektromagnet? Apakah yang dimaksud dengan generator?); (c) Pra eksperimen (Berhati-hatilah dalam melakukan praktikum). Kegiatan inti, eksplorasi: Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; Menjelaskan pengertian medan listrik; Menjelaskan pengertian induksi elektromagnet; Menjelaskan pengertian arus
219
listrik induksi; Mengamati timbulnya arus listrik oleh magnet; Membedakan arus listrik searah (DC) dan arus listrik bolak-balik (AC); Menjelaskan pengertian arus riak; Menjelaskan pengertian manfaat arus riak dalam kehidupan sehari-hari; Menjelaskan pengertian gaya gerak listrik (GGL) induksi; Membedakan kumparan primer dan kumparan sekunder; Membedakan arus primer dan arus sekunder; Memahami GGL induksi dua kumparan; Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya GGL induksi; Menyebutkan penerapan; Membedakan prinsip kerja generator listrik DC dan generator listrik AC; Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar; Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya; Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan Elaborasi: Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; Melengkapi kalimat berdasarkan pemahaman akan suatu percakapan; Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut; Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok; Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian induksi elektromagnet; Perwakil-an peserta didik diminta untuk menjelaskan pengertian arus listrik induksi; Perwakilan daroi tiap kelompok diminta untuk mengambil dua buah magnet batang yang berbeda ukurannya, sebuah galvanometer, dan buah kumparan kawat; Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen mengamati timbulnya arus listrik oleh magnet; Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen se-
220
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
suai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru; Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum; Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai perbedaan arus listrik searah (DC) dengan arus listrik bolak-balik (AC); Peserta didik memperhatikan pengertian dan manfaat arus riak dalam kehidupan seharihari yang disampaikan oleh guru; Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian gaya gerak listrik (GGL) induksi; Peserta didik dalam sertiap kelompok mendiskusikan perbedaan kumparan primer dan kumparan sekunder; Peserta didik dengan kelompoknya mendiskusikan mengenai perbedaan arus primer dan sekunder; Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dan eksperimen secara klasikal; Guru menanggapi hasil diskusi dan eksperimen peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya; Guru memberikan intruksi kepada peserta didik untuk melakukan eksperimen memahami GGL induksi dua kumparan; Peserta didik secara berkelompok melakukan eksperimen dengan menggunakan dua buah kumparan, sebuah Galvanometer sebuah inti besi, sebuah baterai 9V, sebuah saklar dan kabel penghubung secukupnya; Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik; Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya GGL induksi; Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan penerapan GGL induksi dalam kehidupan sehari-hari; Peserta didik memperhatikan perbedaan prinsip kerja generator listrik DC dan AC; Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; Memfasilitasi peserta didik kompetisi secara sehat; Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi lisan maupun tulisan secara kelompok maupun individu; Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pameran; Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik Konfirmasi: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa; Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. Kegiatan penutup: Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling, memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. Pertemuan Kedua, kegiatan pendahuluan: (a) Motivasi dan apersepsi (Alat apakah yang paling berperan untuk mengubah tegangan listrik, Bagaimana cara menghitung efesiensi trafo?); (b) Prasarat pengetahuan (Pakah yang dimaksud dengan transformator, Apakah yang dimaksud dengan efesiensi trafo?); (c) Pra eksperimen (Berhatihatilah dalam melakukan praktikum) Kegiatan Inti, eksplorasi: Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; Menjelaskan fungsi transformator; Memahami prinsip kerja trafo; Menyebutkan syarat trafo ideal; Membedakan trafo step-up dan trafo step-down; Menjelaskan pengertian efesiensi trafo; Menjelaskan kegunaan trafo dalam kehidupan sehari-hari; Mengunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar; Memfasilitasi terjadinya interaksi peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar; Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan. Elaborasi: Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam mela-
Dwidjo Suwignjo, Meningkatkan Prestasi Belajar melalui Diskusi dan Eksperimen...
lui tugas-tugas tertentu yang bermakna; Melengkapi kalimat berdasarkan pemahaman akan suatu percakapan; Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, ,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut; Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok; Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian transformator; Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil dua buah trafo kecil (500 mA) yang masing-masing berupa trafo step-up dan trafo step-down, sebuah pembangkit sinyal, sebuah sumber arus listrik DC dan sebuah osiloskop; Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen memahami kerja trafo; Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru; Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum; Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai prinsip kerja trafo; Peserta didik memperhatikan perbedaan trafo step-up dan trafo step-down yang disampaikan oleh guru; Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian efesiensi trafo; Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan efesiensi trafo yang disampaikan oleh guru; Guru memberikan beberapa soal menentukan efesiensi trafo untuk dikerjakan oleh peserta didik; Guru mengoreksi jawaban peserta didik; Peserta didik dalam sertiap kelompok mendiskusikan aplikasi trafo dalam kehidupan sehari-hari; Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dan eksperimen secara klasikal; Guru menanggapi hasil diskusi dan eksperimen peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya; Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; Memfasilitasi peserta didik kompetisi secara sehat; Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi lisan maupun tulisan secara
221
kelompok maupun individu; Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pameran; Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik Konfirmasi: Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah; Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi; Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi; Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna. Kegiatan Penutup: Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rang kuman/simpulan pelajaran; Melakukan pemnilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling, memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. Pengamatan Dari hasil pengumpulan data telah dapat diketahui bahwa penerapan Strategi Diskusi dan eksperimen terhadap mata pelajaran IPA pokok bahasan Membandingkan sifat unsur, senyawa, dan campuran.Adapun hasilnya secara keseluruhan penulis sajikan dalam Tabel di bawah ini. Tabel 1 Daftar nilai hasil tes siswa pada siklus I No
Nama Siswa
Nilai
Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
1
ANGGA DWI PRASETIYO
80
T
-
2
AJI KURNIAWAN
50
-
TT
3
AKNES YUNI SAPUTRI
80
T
-
4
ALDY WAHYU FARISQI
50
-
TT
5
ANANG PATKHU ROSIDI
80
T
-
6
ANISA NUROHMAH
50
-
TT
7
ARIS BUDI PRASETYO
80
T
-
8
ARIS SETIAWAN
30
-
TT
9
DWINITA HARNIRAHAYU
80
T
-
10
FRANKY PRADANA
30
-
TT
11
HARIYANTO
40
-
TT
222
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
No
Nama Siswa
Nilai
Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
12
HERVIN EKO PAMILIH
80
T
-
13
IBNU CAHYO
70
-
TT
14
IBRA MAHENDRA W.
30
-
TT
15
ITA DWI LESTARI
40
-
TT
16
JEPTIKA HERNI NIASMARA
30
-
TT
17
MELIANA RISMAWATI
30
-
TT
18
MERI DIYANTI
30
-
TT
19
MIA KURROTA A'YUNI
80
T
-
20
MUKAMAT IMAM SANTOSO
80
T
-
21
NOPIANTI
90
T
-
22
NUR ALIKA MAULANA
30
-
TT
23
NURUL AINIYAH
30
-
TT
24
RADITYO
70
-
TT
25
RIKA IDA RAHAYU
30
-
TT
26
SANTI APRILIA
90
T
-
27
SINDI SAPUTRI
80
T
-
28
TRI WAHYUNI
40
-
TT
29
VINDA VEGA AMANIAR
80
T
-
30
VINNA AMALIA
40
-
TT
31
YENI
30
-
TT
32
YULIKA
80
T
-
Jumlah
1810
13
19
Rata-rata
56.56
40.63
59.38
Refleksi Dari hasil observasi dan hasil ulangan siswa selama siklus I tim peneliti dapat merefleksikan sebagai berikut: (a) Faktor keberhasilan, (1) Semua kegiatan kelompok sudah dapat dilaksanakan walau hasilnya belum maksimal; (2) Guru telah dapat melaksanakan strategi Diskusi dan eksperimen sehingga hasil belajar siswa dalam materi menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik; (3) Siswa telah dapat menggunakan Strategi Diskusi dan eksperimen sehingga hasil belajar IPA meningkat; (4) Situasi belajar mengajar lebih hidup semua anak aktif dengan kegiatan masing-masing. (b) Kendala, (1) Penggunaan waktu bertambah panjang karena masih memerlukan penjelasan tambahan; (2) Beberapa siswa sulit menyesuaikan diri dengan kelompok; (3) Anak yang kurang kreatif hanya ikutikutan saja. (c) Rencana perbaikan, guru dan tim penilai yang lain mencatat semua kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk dilengkapi dan dilaksanakan dalam siklus II.
Dengan langkah-langkah yang sama dan ditambah dengan hasil refleksi diharapkan hasil belajar pada siklus II akan lebih baik. Siklus II Perencanaan Semua program pada siklus I dilaksanakan kembali ditambah dengan hasil refleksi tim peneliti sehingga menjadi lebih sesuai dengan situasi di lapangan. Adapun tambahan kegiatan adalah sebagai berikut: (a) Guru memulai penjelasan ulang tentang penggunaan Strategi Diskusi dan eksperimen dengan langkah-langkah penyesuaian; (b) Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam Strategi Diskusi dan eksperimen. (c) Memotivasi siswa untuk terus mencoba menyelesaikan soal dengan cepat dan tepat. Pelaksanaan Langkah-langkah pelaksanaan penelitian pada siklus II ini adalah sebagai berikut: Pertemuan Pertama, kegiatan pendahuluan: Motivasi dan Apersepsi (Apakah listrik dapat menghasilkan magnet? Apakah perbedaan generator DC dan generator AC?); Prasyarat pengetahuan (Apakah yang dimaksud dengan induksi elektromagnet? Apakah yang dimaksud dengan generator?); Pra eksperimen (Berhati-hatilah dalam melakukan praktikum) Kegiatan inti, Eksplorasi: Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; Menjelaskan pengertian medan listrik; Menjelaskan pengertian induksi elektromagnet; Menjelaskan pengertian arus listrik induksi; Mengamati timbulnya arus listrik oleh magnet; Membedakan arus listrik searah (DC) dan arus listrik bolak-balik (AC); Menjelaskan pengertian arus riak; Menjelaskan pengertian manfaat arus riak dalam kehidupan sehari-hari; Menjelaskan pengertian gaya gerak listrik (GGL) induksi; Membedakan kumparan primer dan kumparan sekunder; Membedakan arus primer
Dwidjo Suwignjo, Meningkatkan Prestasi Belajar melalui Diskusi dan Eksperimen...
dan arus sekunder; Memahami GGL induksi dua kumparan; Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya GGL induksi; Menyebutkan penerapan GGL induksi dalam kehidupan sehari-hari; Membedakan prinsip kerja generator listrik DC dan generator listrik AC; Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar; Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya; Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan Elaborasi: Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; Melengkapi kalimat berdasarkan pemahaman akan suatu percakapan; Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut; Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok; Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian induksi elektromagnet; Perwaklilan peserta didik diminta untuk menjelaskan pengertian arus listrik induksi; Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil dua buah magnet batang yang berbeda ukurannya, sebuah galvanometer, dan buah kumparan kawat; Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen mengamati timbulnya arus listrik oleh magnet; Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru; Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum; Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai perbedaan arus listrik searah (DC) dengan arus listrik bolak-balik (AC); Peserta didik memperhatikan pengertian dan
223
manfaat arus riak dalam kehidupan seharihari yang disampaikan oleh guru; Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian gaya gerak listrik (GGL) induksi; Peserta didik dalam sertiap kelompok mendiskusikan perbedaan kumparan primer dan kumparan sekunder; Peserta didik dengan kelompoknya mendiskusikan mengenai perbedaan arus primer dan sekunder; Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dan eksperimen secara klasikal; Guru menanggapi hasil diskusi dan eksperimen peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya; Guru memberikan intruksi kepada peserta didik untuk melakukan eksperimen memahami GGL induksi dua kumparan; Peserta didik secara berkelompok melakukan eksperimen dengan menggunakan dua buah kumparan, sebuah Galvanometer sebuah inti besi, sebuah baterai 9V, sebuah saklar dan kabel penghubung secukupnya; Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik; Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya GGL induksi; Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan penerapan GGL induksi dalam kehidupan sehari-hari; Peserta didik memperhatikan perbedaan prinsip kerja generator listrik DC dan AC; Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; Memfasilitasi peserta didik kompetisi secara sehat; Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi lisan maupun tulisan secara kelompok maupun individu; Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pameran; Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik Konfirmasi: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa; Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup: Bersama-sama de-
224
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
ngan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; Melakukan pemnilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling, memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. Pertemuan kedua, kegiatan pendahuluan: Motivasi dan apersepsi (Alat apakah yang paling berperan untuk mengubah tegangan listrik? Bagaimana cara menghitung efesiensi trafo?); Prasarat pengetahuan (Apakah yang dimaksud dengan transformator? Apakah yang dimaksud dengan efesiensi trafo); Pra eksperimen (Berhati-hatilah dalam melakukan praktikum). Kegiatan Inti, eksplorasi: Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; Menjelaskan fungsi transformator; Memahami prinsip kerja trafo; Menyebutkan syarat trafo ideal; Membedakan trafo step-up dan trafo step-down; Menjelaskan pengertoian efesiensi trafo; Menjelaskan kegunaan trafo dalam kehidupan sehari-hari; Mengunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar; Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar; Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan Elaborasi: Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; Melengkapi kalimat berdasarkan pemahaman akan suatu percakapan; Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; Memberi kesempatan untuk berfikir, meng-
analisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut; Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok; Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian transformator; Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil dua buah trafo kecil (500 mA) yang masing-masing berupa trafo stepup dan trafo step-down, sebuah pembangkit sinyal, sebuah sumber arus listrik DC dan sebuah osiloskop; Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen memahami kerja trafo; Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telaj dijelaskan oleh guru; Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum; Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai prinsip kerja trafo; Peserta didik memperhatikan perbedaan trafo step-up dan trafo step-down yang disampaikan oleh guru; Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian efesiensi trafo; Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan efesiensi trafo yang disampaikan oleh guru; Guru memberikan beberapa soal menentukan efesiensi trafo untuk dikerjakan oleh peserta didik; Guru mengoreksi jawaban peserta didik; Peserta didik dalam sertiap kelompok mendiskusikan aplikasi trafo dalam kehidupan sehari-hari; Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dan eksperimen secara klasikal; Guru menanggapi hasil diskusi dan eksperimen peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya; Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; Memfasilitasi peserta didik kompetisi secara sehat; Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi lisan maupun tulisan secara kelompok maupun individu; Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pameran; Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Dwidjo Suwignjo, Meningkatkan Prestasi Belajar melalui Diskusi dan Eksperimen...
Konfirmasi: Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah; Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi; Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi; Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna Kegiatan Penutup: Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rang kuman/simpulan pelajaran; Melakukan pemnilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling, memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. Pengamatan Setelah menilai hasil ulangan dan melakukan analisa, maka data hasil belajar siswa setelah Siklus II secara keseluruhan dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 2 Daftar Nilai Hasil Tes Siswa Pada Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Siswa
Nilai
ANGGA DWI PRASETIYO AJI KURNIAWAN AKNES YUNI SAPUTRI ALDY WAHYU FARISQI ANANG PATKHU ROSIDI ANISA NUROHMAH ARIS BUDI PRASETYO ARIS SETIAWAN DWINITA HARNIRAHAYU FRANKY PRADANA HARIYANTO HERVIN EKO PAMILIH IBNU CAHYO IBRA MAHENDRA W. ITA DWI LESTARI JEPTIKA HERNI NIASMARA MELIANA RISMAWATI MERI DIYANTI MIA KURROTA A'YUNI MUKAMAT IMAM SANTOSO
80 80 50 75 75 40 75 30 75 30 80 80 40 75 40
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T T TT T T TT T TT T TT T T TT T TT
80 80 40 80
T T T
TT -
75
T
-
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Siswa NOPIANTI NUR ALIKA MAULANA NURUL AINIYAH RADITYO RIKA IDA RAHAYU SANTI APRILIA SINDI SAPUTRI TRI WAHYUNI VINDA VEGA AMANIAR VINNA AMALIA YENI YULIKA Jumlah Rata-rata
Nilai 75 75 85 40 75 50 85 30 80 50 50 85 2060 64.38
225
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T T T TT T TT T TT T TT TT T 20 12 62.50 37.50
Refleksi Dengan membaca paparan data pada tabel di atas dapat diuraikan hasil refleksi siklus II sebagai berikut. (a) Semua rencana kegiatan yang telah diprogramkan dapat terlaksana lebih baik dari siklus I. (b) Guru telah dapat menerapkan Strategi Diskusi dan eksperimen dengan lancar dan berhasil. (c) Murid telah berhasil mengatasi kesulitan dalam mengerjakan soal-soal; (d) Siswa telah dapat menerapkan konsep Strategi Diskusi dan eksperimen. Dapat ditegaskan bahwa setelah melalui dua siklus pembelajaran dengan menggunakan Strategi Diskusi dan eksperimen maka hasil belajar siswa Kelas VII-C SMP Negeri I Panggul telah berhasil meningkat dengan meyakinkan. Dengan mempelajari data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa ada peningkatan yang besar pada hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik dari mulai sebelum siklus kemudian siklus I sampai akhir siklus II. Hal ini didukung dengan data nilai ratarata sebelum siklus 56.56 setelah siklus I sebesar 64.38dan nilai rata-rata setelah siklus II meningkat menjadi 78,75. Hal ini menandakan bahwa dengan melalui Strategi Diskusi dan eksperimen, maka hasil belajar
226
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 2, AGUSTUS 2015
siswa kelas VII-C Semester I SMP Negeri I Panggul dapat meningkat secara pesat dan meyakinkan. Dengan kata lain penelitian tindakan ini dapat berhasil dengan baik. Aktivitas guru dan siswa juga mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hal ini bisa diketahui dari pengamatan yang dilakukan oleh mitra guru sebagai pengamat selama proses penelitian berlangsung. Aktivitas guru pada siklus I sebesar 64,29% dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan
prosentase sebesar 85,71%. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 62,5% dan meningkat menjadi 87,5% pada siklus II. Demikian juga dengan respon siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi Diskusi dan eksperimen juga sangat positif. Dari hasil angket yang dibagikan kepada siswa diperoleh prosentase sebesar 1,65%. Hasil di atas dapat penulis sajikan seperti pada gambar di bawah ini:
100
87,5 78,75
80
64,38 62,5
56,56 60
RATA-RATA
40,63
KETUNTASAN
40 20 0 SEB SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1 Peningkatan prestasi belajar siswa
100 80
87,5
85,71 64,29
62,5 SIKLUS I
60
SIKLUS II
40 20 0 AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA
Gambar 2 Aktivitas Pembelajaran PENUTUP Kesimpulan Dengan Strategi Diskusi dan eksperimen dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal IPA tentang konsep induksi
elektromagnetik. Dengan nilai rata-rata sebelum siklus 56,56 setelah siklus I sebesar 64,38 dan setelah siklus II sebesar 78,75 berarti ada peningkatan yang meyakinkan tentang hasil belajar siswa dalam penelitian
Dwidjo Suwignjo, Meningkatkan Prestasi Belajar melalui Diskusi dan Eksperimen...
ini. Penggunaan Strategi Diskusi dan eksperimen dalam menyelesaikan soal-soal konsep induksi elektromagnetik menambah pengalaman guru, sehingga dalam pembelajaran situasinya lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. Saran Bagi SMP Negeri I Panggul hendak-
227
nya menggunakan hasil penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada bidang studi IPA. Bagi guru dapatnya hasil penelitian dijadikan metode alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal IPA. Bagi para peneliti yang sejenis dapat dijadikan bahan acuan untuk saling melengkapi.
DAFTAR RUJUKAN Akhmadi, Abu. 1986. Teknik Belajar dengan Sistem SKS. Surabaya: PT. Bina Ilmu
Hidayat, Kosadi dkk. 1986. Strategi Belajar Mengajar FISIKA. Bandung: Binacipta.
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Aksara Baru.
Joni, Raka. 1984. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research II dan III. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Herman, Hudoyo. 1979. Pengembangan Kurikulum FISIKA dan Pelaksanaannya di Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional.
Saliwangi, Bassenang. 1989. Pengantar Strategi Belajar Mengajar FISIKA. Malang: IKIP Malang Sudjana, Nana. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Surakhmad, Winarno. 1986. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: IKIP Bandung.