JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
181
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA DI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK MELALUI METODE KOOPERATIF STAD SEMESTER I TAHUN 2013/2014 Oleh: Siswanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek
Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui diskripsi dari penerapan metode Kooperatif STAD pada siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Tahun 2013/2014 Semester I sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar IPS; (2) Mengetahui sikap siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Pogalan Tahun 2013/2014 Semester I terhadap pembelajaran yang menggunakan Metode Kooperatif STAD. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pogalan Desa Bendorejo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek, yang dilaksanakan dalam bulan Oktober sampai bulan Nopember 2013 pada bidang studi IPS tema Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia. Sedangkan subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester I yang kelasnya berjumlah 30 siswa. Dari hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan melalui 2 siklus dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Metode Kooperatif STAD dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum siklus diperoleh nilai rata - rata 64,67% dan pada siklus II meningkat menjadi 72,33%. Sedangkan aktivitas kegiatan siswa dalam mwngikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan Metode Kooperatif STAD juga mengalami peningkatan pada siklus I 64,29% dan pada siklus II mencapai 89,29%. Kata kunci: Kooperatif STAD, IPS
Hasil penelitian Tim Gugus Classroom Action Research menunjukkan bahwa minat siswa pada bidang studi IPS akan meningkat jika: (1) siswa memperoleh konsep-pokok bahasan IPS dari gejala yang teramati selama proses belajar mengajar; (2) siswa mengetahui manfaat pokok bahasan IPS yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Hillgard mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan. Belajar di samping memiliki perubahan juga mengarahkan kegiatan serta menuntut pemusatan perumusan perhatian. Perubahan yang terjadi jauh lebih dalam karena menyangkut fungsi kejiwaan dan kepribadian secara utuh. Dengan kata lain hasil dari proses belajar tidak hanya menghasilkan perubahan tingkah laku, tetapi juga kecakapan, sikap dan
perhatian. Sedangkan kematangan juga mengasilkan perubahan tetapi berbeda dengan perubahan yang terjadi pada proses belajar (Winkel, 1984:73). Gale dan Barline (1998) mengungkapkan pada prinsipnya untuk membangkitkan motivasi guna peningkatan prestasi belajar siswa perlu adanya keterkaitan materimateri pelajaran yang akan diajarkan dengan sesuatu yang baru namun hendaknya siswa mempunyai latar belakang pengalaman untuk mempelajari materi yang baru itu. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang baru jika ia mempunyai latar belakang pengetahuan atau pengalaman tentang materi itu. Untuk itu guru hendaknya mempertimbangkan kemampun dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa (Elida, 1989:113).
181
182
Siswanto, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi IPS...
Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Hamalik (2006:30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Winarno Surahmad dalam bukunya Metodologi Pengajaran Nasional dituliskan bahwa perbuatan belajar mengandung semacam perubahan diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu kebiasaan, suatu sikap, suatu pengertian atau penelitian. (Surahmad, 1975: 8). Menurut Hamalik (1980:30) Ilmu Jiwa, daya belajar adalah usaha melatih daya-daya itu agar berkembang, sehingga orang dapat berfikir, mengingat dan sebagainya. Menurut ilmu jiwa: asosiasi Belajar adalah membentuk hubungan stimulasi agar berkaitan. Dari pernyataan dan ahli di atas dapat disimpulkan, dengan belajar dapat terjadi perubahan dalam diri seseorang, perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian dan keterampilan berfikir cepat menganalisa situasi, tekun menghadapi situasi yang sulit dan dapat mengambil keputusan dengan tepat. Untuk itu perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Metode kerja kelompok sering dianggap kurang efektif, mengingat berbagai sikap dan kesan negatif memang bermunculan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok. Dampak negatif yang muncul dalam mengguna-
kan metode kerja kelompok tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang diperkanalkan dalam metode pembelajaran cooperative learning bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Metode STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawankawannya dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Para guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis. STAD terdiri dari lima komponen utama. Kelima komponen tersebut adalah: (a) Presentasi Kelas: merupakan pengajaran langsung seperti yang biasa dilakukan oleh guru. Dalam hal ini, guru memberikan ceramah atau diskusi maupun kegiatan penemuan oleh kelompok; (b) Tim: merupakan komponen yang paling penting dalam STAD. Dalam tim, siswa benar-benar dipersiapkan untuk belajar agar dapat mengerjakan kuis dengan baik dan mencetak poin yang tinggi untuk timnya. Ketika siswa mendiskusikan masalah, kerja tim yang paling sering adalah membetulkan setiap kekeliruan atau miskonsepsi apabila teman sesama tim membuat kesalahan; (c) Kuis: diberikan setelah pemberian materi ajar oleh guru, presentasi kelompok dan latihan tim. Para siswa mengerjakan kuis individual. Siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu selama kuis berlangsung. Hal ini menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab untuk memahami materi ajar tersebut;
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
(d) Skor Kemajuan Individual: bertujuan untuk memberikan tujuan kinerja yang dapat dicapai oleh siswa apabila mereka bekerja lebih giat dan mampu menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari kuis sebelumnya. Poin yang disumbangkan siswa kepada timnya didasarkan pada berapa banyak skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka. Setiap siswa dapat menyumbangkan poin maksimum kepada timnya dalam sistem penskoran ini. Namun, tidak seorang pun siswa dapat melakukan seperti ini tanpa menunjukkan perbaikan atas kinerja masa lalunya; (e) Rekognisi Tim/Penghargaan Tim: dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditentukan bersama. Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru. Langkah-langkah model pembelajaran koopertaif tipe STAD pada mata pelajaran IPS dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Menentukan Materi: yang digunakan dalam STAD dapat berupa materi-materi yang dirancang khusus untuk Pembelajaran Tim Siswa. Dapat pula materi yang diadaptasi dari buku teks atau sumber-sumber terbitan lainnya atau bisa juga dengan materi yang dibuat oleh guru. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan/ lembar diskusi yang akan dikerjakan oleh masing-masing kelompok; (2) Membagi Siswa Ke Dalam Tim: yaitu dengan bentuk kelompok yang heterogen yang mewakili seluruh bagian di dalam kelas. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dalam pembentukan kelompok juga memperhatikan aspek lain seperti jenis kelamin dan latar belakang, ras, etnik; (3) Menentukan Skor Awal: siswa dapat diambil melalui pre tes yang dilakukan guru sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa; (4) Membangun Tim: sebelum pembelajaran kooperatif tipe STAD
183
dimulai, akan lebih baik jika memberi kesempatan kepada masing-masing tim untuk melakukan sesuatu yang mengasyikkan dan untuk saling mengenal satu sama lain. Misalnya tim boleh memilih dan menentukan sendiri nama untuk kelompok mereka. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki keunggulan dan kelemahan, yaitu: (1) Keunggulan: pembelajaran menjadi aktif, siswa lebih mudah memahami konsep, kemampuan siswa dapat terbangun, meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik dan membantu siswa menumbuhkan berfikir kritis. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh yang besar terhadap kemajuan siswa ke arah pengembangan nilai, sikap, dan tingkah laku yang memungkinkan mereka dapat berpartisipasi dalam kelompoknya. Sebab dalam STAD siswa dihadapkan pada kondisi kelompok yang heterogen dimana siswa harus belajar bagaimana mengemukakan pendapat, memberi kesempatan kepada teman untuk berpendapat, bagaimana menghargai pendapat teman satu timnya, saling mengoreksi kesalahan dan saling membetulkan satu sama lainnya; (2) Kelemahan: timbul keramaian, alokasi waktu yang kurang mencukupi, guru mengalami kesulitan dalam menciptakan situasi belajar kooperatif, siswa kurang bekerjasama dengan teman yang tidak akrab, serta adanya dominasi dari siswa yang pandai. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui diskripsi dari penerapan metode Kooperatif STAD pada siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Tahun 2013/2014 Semester I sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar IPS; (2) Mengetahui sikap siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Tahun 2013/2014 Semester I terhadap pembelajaran yang menggunakan Metode Kooperatif STAD.
METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pogalan Desa Bendorejo Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek, yang dilaksanakan dalam bulan
183
184
Siswanto, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi IPS...
Oktober sampai bulan Nopember 2013 pada bidang studi IPS tema Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia. Sedangkan subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/ 2014 Semester I yang kelasnya berjumlah 30 siswa. Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masingmasing meliputi: planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan reflecting (refleksi). Masingmasing siklus terdiri dari 2 pertemuan. 1 pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan 1 pertemuan lagi untuk evaluasi tindakan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Metode Kooperatif STAD dalam proses belajar mengajar. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru; (2) Lembar Tes Tertulis berupa tes hasil belajar berbentuk isian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran. Tes dilakukan tiap akhir siklus; (3) Dokumen siswa berupa catatan siswa saat proses pembelajaran. Dokumen ini diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen
siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi IPS; (4) Lembar angket untuk mengukur minat belajar siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya minat belajar siswa. Siswa diberikan pilihan beberapa alternatif jawaban yang meliputi selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah; (5) Daftar nilai berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Dalam penelitian ini memfokuskan kriteria tingkat keberhasilan atau ketuntasan secara klasikal, suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang kurangnya 85% siswa telah tuntas belajar dengan ketentuan nilainya ≥ 70. Sedangkan kriteria minat belajar siswa, peneliti tentukan sebagai berikut. Tabel 1 Kriteria minat belajar siswa
Nilai 70 % - 100% 41 % - 69% 0 % - 40%
Kriteria baik cukup kurang
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal Refleksi awal ditujukan untuk mengkaji hasil temuan dalam kegiatan observasi awal dan kajian dokumentasi pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator penelitian. Dari hasil diskusi yang dilakukan diketahui bahwa guru dalam proses pembelajaran IPS masih menggunakan metode yang konvensional, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat kurang. Hal ini mengakibatkan pembelajaran menjadi pasif. Perencanaan (Planning) Perencanaan dalam penelitian ini meliputi: (1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPS tentang Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia dengan menggunakan metode
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
185
kooperatif tipe STAD; (2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD; (3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisikan soal-soal latihan yang dikerjakan secara berkelompok oleh siswa. Serta soal kuis yang akan dikerjakan secara individu oleh siswa setelah diskusi dan presentasi kelompok; (4) Menyusun soal pre tes, dan pos tes yang akan diberikan pada setiap akhir siklus; (5) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan dalam tindakan.
toleran dan percaya diri dalam melaksanakan diskusi kelompok; (g) Jika kelompok sudah terbentuk guru memberi tugas kepada setiap anggota kelompok. Dan memberikan waktu ± 35 menit untuk berdiskusi dengan kelompok masing-masing; (h) Setelah kegiatan diskusi berakhir, guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh guru dalam RPP; (i) Kegiatan penutup dilakukan ± 10 menit, meliputi pembuatan kesimpulan, refleksi pembelajaran, pelaksanaan test secara lisan, dan pemberian tugas kepada siswa.
Pelaksanaan (Acting) Berikut langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I: (a) Pada pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas VII-A untuk memulai pembelajaran IPS tentang Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia dengan menggunakan metode Kooperatif STAD; (b) Kegiatan pendahuluan dilaksanakan selama ± 10 menit, sebelum memulai pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdo’a bersama, kemudian menanyakan keadaan siswa serta mengecek tingkat kehadirannya; (c) Kemudian dilanjutkan dengan melakukan Tanya jawab tentang penganut agama yang ada disekitar tempat tinggal; (d) Setelah itu guru menginformasikan tujuan yang ingin dicapai dan menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu guru juga memberi gambaran garis besar materi yang akan dipelajari. Serta contoh salam dengan cara agama yang lain; (e) Jika kegiatan pendahuluan sudah selesai, guru melanjutkan kepada kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Koopertaif STAD; (f) Sebelum memulai kegiatan diskusi, guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 6 siswa. Dan guru juga memberi pesan moral agar siswa berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, bekerja sama,
Pengamatan (Observation) Pengamatan dilaksanakan saat kegiatan pembelajaran berlangsung meliputi kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru kolaborator mengamati halhal berikut dalam pembelajaran. (a) Aktivitas Guru dalam melakukan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Kooperatif STAD. Guru kurang dalam memperjelas pendapat siswa, masih kurang dalam menjadi fasilitator selama kegiatan pembelajaran, kurang memberikan waktu untuk siswa berfikir, tetapi guru sudah baik dalam memberikan perhatian dan memberikan pertanyaan yang merat kepada siswa. Aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 17, dengan prosentase rata-rata 60,71%. Sehingga termasuk dalam kriteria baik; (b) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Koopertaif STAD. Siswa selalu mempersiapkan buku pelajaran, LKS, dan alat lain sebelum pembelajaran dimulai, siswa sudah dapat mendefinisikan suatu konsep, siswa sudah terlihat aktif berdiskusi dengan teman kelompok dan mampu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Karena masih ada kekurangan pada siklus I ini maka aktivitas siswa mendapatkan skor sebesar 18 dengan prosentase rata-rata 64,29%. Sehingga termasuk dalam kriteria baik; (c) Hasil Tes Akhir, pada pertemuan berikutnya tetapi masih dalam siklus I guru memberikan siswa tes
185
186
Siswanto, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi IPS...
evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 72,33 dan ketuntasan belajar mencapai 66,67% atau ada 20 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama hasil belajar siswa kelas VIIA sudah menunjukkan peningkatan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut. Tabel 2 Daftar Nilai Siswa Kelas VII-A pada Siklus I Ketuntasan Tidak No Nama Siswa Nilai Tunta Tunta s s 1 Aghits Mahdiyatana 80 T 2 Agus Fahrensy 70 T 3 Dedo Ari Setiawan 80 T 4 Dela Triana Oktavia 90 T Devyana Yuli 80 T 5 Amaliasari Dewi Sakina 60 TT 6 Tussolikah 7 Dian Rizki Wardana 70 T Dimas Pratama Siwiaji 90 T 8 Tetelo 9 Dita Faradilla 80 T Efryna Febriola 60 TT 10 Puspitarandi Febi Evlyn Alya Falah 70 T 11 Kojongian Hafidha Putri 90 T 12 Setyawati Herditya Galang 60 TT 13 Prasusetya 14 Junaindah Ira Nurvani 50 TT 15 Madani saifullah 80 T Maulidiana asma 60 TT 16 wardani 17 Mayana zeila 70 T 18 Mei dwi andini 60 TT 19 Mellyza martasari 80 T 20 Metri kurniasari 70 T Mohammad bayu 90 T 21 pangestu 22 Mohammad latif 70 T Mohammad nur rijal 80 T 23 supriadi
No 24 25 26 27
Nama Siswa
Muckolis anwar Nabilla nurin najma Naja alwi mawardy Rachmad agung Rahmadiana 28 puspitasari 29 Reswika oktaviana 30 Siska wahyuningtyas Jumlah Ketuntasan (Rata-Rata)
Nilai 60 70 60 90
Ketuntasan Tidak Tunta Tunta s s TT T TT T -
80
T
-
60 60 2170 72.33
20 66.67
TT TT 10 33.33
Refleksi Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif; (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran; (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain. Rencana perbaikan: (a) Guru akan merubah urutan tindakan pada pembelajaran; (b) Memberi kesempatan bertanya pada siswa supaya lebih aktif; (c) Mendiskusikan langkah-langkah yang sudah mapan yang telah dilakukan di siklus I. Siklus II Perencanaan (Planning) Perencanaan pada siklus II, hampir sama dengan siklus I. Tahap merencanakan merupakan proses merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek. Perencanaan dalam penelitian ini meliputi: (1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPS tentang Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD; (2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa mengenai
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD; (3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisikan soal-soal latihan yang dikerjakan secara berkelompok oleh siswa. Serta soal kuis yang akan dikerjakan secara individu oleh siswa setelah diskusi dan presentasi kelompok; (4) Menyusun soal pre tes, dan pos tes yang akan diberikan pada setiap akhir siklus; (5) Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan dalam tindakan.
187
dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 6 siswa. Dan guru juga memberi pesan moral agar siswa berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, bekerja sama, toleran dan percaya diri dalam melaksanakan diskusi kelompok; (g) Jika kelompok sudah terbentuk guru memberi tugas kepada setiap anggota kelompok. Dan memberikan waktu ± 35 menit untuk berdiskusi dengan kelompok masingmasing; (h) Setelah kegiatan diskusi berakhir, guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh guru dalam RPP; (i) Kegiatan penutup dilakukan ± 10 menit, meliputi pembuatan kesimpulan, refleksi pembelajaran, pelaksanaan test secara lisan, dan pemberian tugas kepada siswa.
Pelaksanaan (Acting) Pembelajaran IPS tentang Keadaan Alam dan Aktivitas Penduduk Indonesia dengan menggunakan metode Kooperatif STAD untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 Nopember 2013. Berikut langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II: (a) Pada pukul 07.00 WIB guru memasuki ruang kelas VII-A untuk memulai pembelajaran IPS tentang Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia dengan menggunakan metode Kooperatif STAD; (b) Kegiatan pendahuluan dilaksanakan selama ± 10 menit, sebelum memulai pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdo’a bersama, kemudian menanyakan keadaan siswa serta mengecek kehadiran siswa; (c) Kemudian dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab materi minggu lalu, kemudian menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan; (d) Setelah itu guru menginformasikan tujuan yang ingin dicapai dan menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu guru juga memberi gambaran garis besar materi yang akan dipelajari. Dan guru mengajak siswa bermain tepuk tangan; (e) Jika kegiatan pendahuluan sudah selesai, guru melanjutkan kepada kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Koopertaif STAD; (f) Sebelum memulai kegiatan diskusi, guru membagi siswa ke
Pengamatan (Observation) Pengamatan dilaksanakan saat kegiatan pembelajaran berlangsung meliputi kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru kolaborator mengamati halhal berikut dalam pembelajaran. (a) Aktivitas Guru dalam melakukan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Kooperatif STAD sudah mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari skor yang didapatkan yaitu 24, dan skor maksimal 28. Sehingga prosentase rata-rata yang didapatkan adalah 85,71% dan termasuk dalam kriteria sangat baik; (b) Aktivitas siswa pada saat pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Koopertaif STAD mengalami peningkatan. Dengan peningkatan aktivitas yang ditunjukkan oleh guru, maka berpengaruh juga terhadap ativitas siswa. Pada siklus II ini skor yang didapatkan oleh siswa yaitu 25, dan skor maksimal 28. Sehingga prosentase ratarata yang didapatkan adalah 89,29% dan termasuk dalam kriteria sangat baik; (c) Hasil Tes Akhir Siklus II yang diberikan bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran
187
188
Siswanto, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi IPS...
IPS siswa dapat memperoleh nilai rata-rata sebesar 89,67 dan ketuntasan belajar mencapai 96,67% atau ada 29 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini serta ada tanggung jawab kelompok dari siswa yang lebih mampu untuk mengajari temannya yang kurang mampu. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 3 Daftar Nilai Siswa Kelas VII-A Pada Siklus II Ketuntasan Tidak No Nama Siswa Nilai Tunta Tunta s s 1 Aghits Mahdiyatana 100 T 2 Agus Fahrensy 90 T 3 Dedo Ari Setiawan 100 T 4 Dela Triana Oktavia 90 T Devyana Yuli 80 T 5 Amaliasari Dewi Sakina 90 T 6 Tussolikah 7 Dian Rizki Wardana 100 T Dimas Pratama Siwiaji 80 T 8 Tetelo 9 Dita Faradilla 70 T Efryna Febriola 80 T 10 Puspitarandi Febi Evlyn Alya Falah 90 T 11 Kojongian Hafidha Putri 100 T 12 Setyawati Herditya Galang 90 T 13 Prasusetya 14 Junaindah Ira Nurvani 100 T 15 Madani saifullah 60 TT Maulidiana asma 90 T 16 wardani 17 Mayana zeila 100 T 18 Mei dwi andini 90 T 19 Mellyza martasari 100 T 20 Metri kurniasari 90 T Mohammad bayu 100 T 21 pangestu
No
Nama Siswa
22 Mohammad latif Mohammad nur rijal 23 supriadi 24 Muckolis anwar 25 Nabilla nurin najma 26 Naja alwi mawardy 27 Rachmad agung Rahmadiana 28 puspitasari 29 Reswika oktaviana 30 Siska wahyuningtyas Jumlah Ketuntasan (Rata-Rata)
Nilai 80
Ketuntasan Tidak Tunta Tunta s s T -
100
T
-
70 90 100 80
T T T T
-
100
T
-
80 100 2690 89.67
T T 29 96.67
1 2.94
Refleksi Dari hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat dihasilkan sebagai berikut: (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar; (b) Siswa terlatih untuk mengerjakan soal-soal latihan yang berkaitan dengan Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia. Interpretasi Data Dari hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bidang studi IPS tentang Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia pada siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester I sebelum siklus diperoleh nilai rata - rata : 64,67 dengan ketuntasan 46,67%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 72,33 dengan ketuntasan 66,67% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 89,67 dengan ketuntasan mencapai 96,67%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS tentang Keadaan Alam Dan Aktivitas Penduduk Indonesia dengan menggunakan Metode Kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPS pada siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester I. Untuk lebih jelasnya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
189
96.67 89.67
100.00 80.00
72.33
64.67
60.00
66.67
46.67
Ketuntasan Rata-rata
40.00 20.00 0.00 SEB SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A
89.29
85.71
100.00 80.00
64.29 60.71
60.00
SIKLUS I
40.00 SIKLUS II
20.00
0.00
SIKLUS II
SIKLUS I AKTIVITAS SISWA AKTIVITAS GURU Gambar 2 Peningkatan Aktivitas Belajar Di Kelas VII-A
Aktivitas kegiatan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada aktivitas belajar siswa yang meningkat setiap siklusnya. Pada siklus I sebesar 64,29% dan pada siklus II mencapai 89,29%. Sedangkan aktivitas kegiatan guru dalam menerapkan Metode Kooperatif STAD juga mengalami peningkatan. pada siklus I 60,71% dan pada siklus II mencapai 85,71%. Berikut penulis sajikan dalam diagram grafik perbandingan aktivitas guru dengan aktivitas siswa setiap siklusnya.
kut: (1) Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar secara klasikal. Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah-langkah guru mendefinisikan permasalahan secara tertulis, membangun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan penyebab dari masalah itu, penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat diperkirakan. Membagi kelas dalam beberapa kelompok kecil; (2) Penggunaan Metode Kooperatif STAD dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum siklus diperoleh nilai ratarata 64,67% dan pada siklus II meningkat menjadi 72,33%. Sedangkan aktivitas kegiatan siswa dalam mwngikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan Metode
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan sebagai beri-
189
190
Siswanto, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi IPS...
Kooperatif STAD juga mengalami peningkatan pada siklus I 64,29% dan pada siklus II mencapai 89,29%. Saran Penerapan Metode problem based learning dalam pembelajaran IPS yang telah diuraikan di atas, hendaknya guru dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Perpustakaan sekolah DAFTAR RUJUKAN Hamalik, Oemar. 1980. Media Pendidikan. Bandung: Alumni. Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar Dan Berprestasi. Jakarta: Depdikbud. Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik). Bandung: Rosda Karya Sudjana,Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja.
agar mengusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan IPS. Metode problem based learning dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain selain IPS. Hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan materi, agar siswa tidak merasa bosan dan menyukai materi yang disampaikan.
Suharsimi, Arikunto. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Surakhmad, Winarno, 1975. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset. Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.