JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
129
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA JAWA MATERI UNGGAH UNGGUH BASA DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII-E DI SMP NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013 Oleh: Sudiatmanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Jawa pada materi pokok unggah ungguh basa pada siswa Kelas VII-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek tahun ajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 29 siswa. Penelitian menggunakan 2 siklus penelitian yang terdiri atas 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi menggunakan tes, angket, dan catatan lapangan. Hasil prestasi belajar menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Jawa materi pokok unggah ungguh basa. Peningkatan motivasi belajar ini tampak pada naiknya nilai rata-rata siswa dari nilai sebelum siklus sebesar 62,41 kemudian siklus I sebesar 72,86 dan menjadi 83,97 pada akhir siklus II. Kata Kunci: Bahasa Jawa, unggah ungguh basa
Tujuan pendidikan nasional ialah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh dan berkesinambungan sehingga tercapai tujuan negara mencapai masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Usaha tersebut misalnya program wajib belajar sembilan tahun yang intinya mewajibkan semua warga negara yang berusia sekolah untuk mengikuti pendidikan selama 9 tahun atau setingkat SMP. Untuk menunjang program wajib belajar pemerintah mengambil langkah-langkah menyediakan gedung sekolah, alat-alat pelajaran, serta buku-buku pelajaran. Pemerintah juga menyediakan guru-guru umum, guru bidang studi, guru BP, guru SLB dan guru keliling. Pemerintah juga membenahi managemen
pendidikan dengan menciptakan sistem Pendidikan Nasional dan diikuti dengan penataan Kurikulum dan kegiatan pembelajaran. Sebagai salah satu mata pelajaran penting yang berguna untuk melestarikan kebudayaan daerah ialah Bahasa Jawa. Mata pelajaran Bahasa Jawa dikembangkan agar ciri khas masyarakat suku Jawa dapat lestari dan tentunya akan berguna dalam menopang kebudayaan nasional yang beraneka ragam, sebab sudah disadari bersama bahwa kebudayaan daerah merupakan akar dari kebudayaan nasional. Dalam belajar Bahasa Jawa yang paling sulit ialah mempelajari “unggah-ungguhing basa” yang dalam Bahasa Indonesia berarti tingkatan-tingkatan menulis huruf jawa dengan menggunakan pasangan menurut status sosial seseorang dari bahasa ngoko sampai kromo inggil. Penyebab kesulitan ini
130
Sudiatmanto, Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Jawa...
ialah sudah tergesernya posisi Bahasa Jawa dari bahasa ibu menjadi bahasa pusaka nenek moyang. Dengan tidak diamalkan secara ketat maka sering terjadi kesalahan dalam menggunakan Bahasa Jawa menurut tingkatan-tingkatan yang benar dan baku. Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang terjadi adalah dengan menerapkan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam kurikulum 2004 adalah pembelajaran yang mempersyaratkan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam penelitian ini digunakan dengan pertimbangan dapat menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik siswa dalam berbagai macam tatanan baik dalam sekolah maupun luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan terutama berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, siswa dan tenaga kerja. Pembelajaran konstekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilakukan pada siswa Kelas VII-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 29 siswa. Lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 1
Pogalan Kabupaten Trenggalek. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes, observasi, angket, dan daftar nilai. Penelitian menggunakan 2 siklus penelitian yang terdiri atas 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi menggunakan tes, angket, dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal Dari temuan awal oleh peneliti tentang rendahnya prestasi belajar siswa kususnya pada mata pelajaran bahasa Jawa Kelas VII-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek. Adapun rendahnya prestasi belajar siswa tersebut dapat dilihat dari nilai formatif siswa. Tindak lanjut dari temuan tersebut, peneliti mengadakan pertemuan dengan mitra guru. Hasil pertemuan disepakati mitra guru sebagai pengamat. Dalam penelitian ini metode yang dipakai untuk mengupayakan peningkatan prestasi belajar bahasa Jawa materi pokok unggah ungguh basa dengan menerapkan metode kontekstual. Perencanaan Perencanaan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Menyiapkan Materi Unggah Ungguh Basa bahasa Jawa; (b) Menyiapkan Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP); (c) Menyiapkan lembar observasi siswa untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran; (c) Menyiapkan lembar observasi guru untuk mencatat semua kegiatan guru selama proses pembelajaran; (d) Menyiapkan lembar tes untuk pretest dan
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
post test; dan (e) Menyiapkan lembar penilaian dan analisis data. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut. (a) Guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini; (b) Guru menjelaskan langkah-langkah metode Kontekstual dengan menjelaskan peran masing masing siswa; (c) Siswa melaksanakan proses pembelajaran, dengan bermain peran dibawah bimbingan guru; (d) Siswa yang lain Pertemuan I:
131
mengamati dan membuat catatan penting; (e) Guru dan tim peneliti mengamati secara bersama-sama kegiatan pembelajaran; (f) Siswa mendiskusikan hasil pelaksanaan bermain peran dan menarik kesimpulan; (g) Guru melaksanakan tes penilaian dan menganalisis nilai; (h) Guru dan tim peneliti melakukan refleksi hasil penelitian selama siklus I. Adapun langkah-langkah pembelajaran secara rinci sebagai berikut.
Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan Mengkondisikan kelas Berdoa bersama Guru mengabsen siswa Memotivasi siswa Apersepsi Penjelasan tentang basa ngoko dan basa krama 2. Kegiatan Inti Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi Beberapa siswa ditunjuk guru untuk memperagakan wacana bahasa ngoko dan Tatakrama dengan intonasi dan lafal yang tepat Siswa mengungkapkan kembali pokok-pokok isi wacana secara tertulis dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko Siswa menjawab pertanyaan bacaan dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko Siswa merubah kalimat berbahasa Jawa ngoko lugu/ngoko alus ke dalam bahasa Jawa krama 3. Kegiatan Penutup Membahas bersama dan menyimpulkan materi pelajaran unggah-ungguh basa
Alokasi Waktu
20’
40’
20’
Pertemuan II : Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan Mengkondisikan kelas Berdoa bersama Guru mengabsen siswa Memotivasi siswa Apersepsi Penjelasan tentang basa ngoko dan basa krama 2. Kegiatan Inti Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi Beberapa siswa ditunjuk guru untuk memperagakan wacana bahasa ngoko dan Tatakrama dengan intonasi dan lafal yang tepat Siswa mengungkapkan kembali pokok-pokok isi wacana secara tertulis dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko Siswa menjawab pertanyaan bacaan dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko
Alokasi Waktu
20’
40’
132
Sudiatmanto, Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Jawa... Alokasi Waktu
Kegiatan Pembelajaran Siswa merubah kalimat berbahasa Jawa ngoko lugu/ngoko alus ke dalam bahasa Jawa krama 3. Kegiatan Penutup Membahas bersama dan menyimpulkan materi pelajaran unggah ungguh basa
20’
Pertemuan III: Alokasi Waktu
Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan Mengkondisikan kelas Berdoa bersama Guru mengabsen siswa 2. Kegiatan Inti Guru membagikan soal evaluasi pada siswa untuk tes evaluasi per siklus 3. Kegiatan Penutup Siswa mengumpulkan lembar jawaban tes evaluasi guru membahas sedikit soal evaluasi guru menutup pembelajaran
Pengamatan Data hasil penelitian pada siklus I yang telah berhasil dikumpulkan dapat disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Daftar Prestasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Ketuntasan Hasil No. Nama Siswa Tidak Nilai Tuntas Tuntas 1 Aida P. Z. 80 T 2 Aji G. S. 90 T 3 Ananda F. H. 70 T 4 Arvianto N. 62 TT 5 Bian P. 80 T 6 Danial D. C. 30 TT 7 Dedy A. 40 TT 8 Diah A. 80 T 9 ErmantriY. 90 T 10 Fahriza K. 70 T 11 Ginda O. P. B. 62 TT 12 Iqna E. A. 80 T 13 Javier Y. C. 90 T 14 Kiki A. R. 70 T 15 Lala L. R. S. 62 TT 16 Latifa U. A. 100 T 17 Miftakhul W. F. 80 T 18 M. Ferdian R. P. 80 T 19 M. Kharis P. 85 T 20 M. Zulfikar Y. 90 T 21 M. Hadziqur R. 30 TT 22 M. Akhyarul A. 70 T 23 Okky Z. P. 62 TT 24 Safira I. M. 80 T
25 26 27 28 29
Sinta M. S. Tabah S. Wira W. A. Yafi K. L. R. Youngki A. D. Jumlah Rata - rata
20’
40’
20’
90 85 85 90 30 2113 72.86
T T T T 21 72.41
TT 8 27.59
Berdasarkan data hasil penilaian siswa pada siklus I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata sebesar 72,86 dan ketuntasan belajar sebesar 72,41%, perolehan ini masih belum mencapai ketuntasan yang peneliti inginkan yaitu sebesar 85% maka dari itu perlu diadakan penelitian lanjutan pada siklus berikutnya. Refleksi Dari hasil observasi catatan lapangan peneliti dan para kolaborator selama berlangsungnya siklus I dapat diartikan sebagai berikut: (a) Faktor keberhasilan, meliputi (1) Langkah-langkah dalam siklus I dapat dilaksanakan dengan lancar walau belum maksimal; (2) Peneliti telah dapat melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Kontekstual dalam mata pelajaran Bahasa Jawa, hingga tampak motivasi belajar siswa meningkat, hal ini dapat dilihat keseriusan anak dalam mengikuti pembelajaran ini; dan (3)
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Situasi belajar menjadi hidup sehingga tidak membosankan; (b) Kendala yang dihadapi dalam siklus I, diantaranya (1) Masih banyak menghabiskan waktu sebab siswa masih harus dibimbing terus dalam pembelajaran yang menggunakan metode Kontekstual ini; (2) Kekurangan kosakata menyulitkan siswa untuk menerapkan bahasa sesuai dengan tingkatannya; dan (3) Belum seluruh siswa dapat bermain peran dengan baik, hal ini disebabkan karena canggung dalam berlatih; (c) Rencana perbaikan yang dilakukan yaitu guru bersama tim peneliti mencatat kekurangan-kekurangan pada siklus I untuk dimasukkan lagi dalam program siklus II, dengan demikian diharapkan semua permasalahan dapat terpecahkan pada siklus II dan peningkatan prestasi belajar siswa bisa lebih meyakinkan. Siklus Kedua Perencanaan Perencanaan dan pelaksanaan masih sama seperti siklus I namun di sana sini Pertemuan I
diadakan penambahan sesuai dengan hasil refleksi. Adapun penambahan dan perubahannya, yaitu (a) Guru menjelaskan ulang tentang langkah-langkah dalam metode Kontekstual; (b) Membimbing siswa untuk mengucapkan dialog sesuai dengan situasinya dengan benar; dan (c) Guru selalu membantu siswa dengan memberi contoh-contoh dalam menerapkan metode Kontekstual ini. Pelaksanaan Semua kegiatan pada siklus I dilaksanakan lagi pada siklus II dan dilengkapi dengan hasil refleksi selama siklus 1, yaitu (a) Memotivasi siswa untuk lebih berani mencoba berbahasa Jawa sesuai tingkatan; (b) Guru selalu membetulkan secara langsung pada kata-kata yang tidak tepat penggunaannya; dan (c) Menghimbau anak berlatih sendiri dalam metode Kontekstual dengan tema yang berbeda-beda. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut.
Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan Mengkondisikan kelas Berdoa bersama Guru mengabsen siswa Memotivasi siswa Apersepsi Penjelasan tentang basa ngoko dan basa krama 2. Kegiatan Inti Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi Beberapa siswa ditunjuk guru untuk memperagakan wacana bahasa ngoko dan Tatakrama dengan intonasi dan lafal yang tepat Siswa mengungkapkan kembali pokok-pokok isi wacana secara tertulis dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko Siswa menjawab pertanyaan bacaan dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko Siswa merubah kalimat berbahasa Jawa ngoko lugu/ngoko alus ke dalam bahasa Jawa krama 3. Kegiatan Penutup Membahas bersama dan menyimpulkan materi pelajaran unggah ungguh basa
Pertemuan II :
133
Alokasi Waktu
20’
40’
20’
134
Sudiatmanto, Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Jawa...
Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan Mengkondisikan kelas Berdoa bersama Guru mengabsen siswa Memotivasi siswa Apersepsi Penjelasan tentang basa ngoko dan basa krama 2. Kegiatan Inti Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi Beberapa siswa ditunjuk guru untuk memperagakan wacana bahasa ngoko dan Tatakrama dengan intonasi dan lafal yang tepat Siswa mengungkapkan kembali pokok-pokok isi wacana secara tertulis dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko Siswa menjawab pertanyaan bacaan dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko Siswa merubah kalimat berbahasa Jawa ngoko lugu/ngoko alus ke dalam bahasa Jawa krama 3. Kegiatan Penutup Membahas bersama dan menyimpulkan materi pelajaran unggah ungguh basa
Alokasi Waktu
20’
40’
20’
Pertemuan 3: Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan Mengkondisikan kelas Berdoa bersama Guru mengabsen siswa 2. Kegiatan Inti Guru membagikan soal evaluasi pada siswa untuk tes evaluasi per siklus 3. Kegiatan Penutup Siswa mengumpulkan lembar jawaban tes evaluasi Guru membahas sedikit soal evaluasi Guru menutup pembelajaran
Pengamatan Setelah selesai sernua kegiatan pembelajaran pada siklus II maka diperoleh data nilai prestasi belajar siswa dalam bahasa Jawa yang disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Daftar Prestasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II Ketuntasan Hasil No Nama Siswa Tidak Nilai Tuntas Tuntas 1 Aida P. Z. 70 T 2 Aji G. S. 80 T 3 Ananda F. H. 90 T 4 Arvianto N. 80 T 5 Bian P. 90 T 6 Danial D. C. 80 T 7 Dedy A. 90 T 8 Diah A. 80 T 9 ErmantriY. 80 T
Alokasi Waktu 20’
40’
20’
No
Nama Siswa
Hasil Nilai
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Fahriza K. Ginda O. P. B. Iqna E. A. Javier Y. C. Kiki A. R. Lala L. R. S. Latifa U. A. Miftakhul W. F. M. Ferdian R. P. M. Kharis P. M. Zulfikar Y. M. Hadziqur R. M. Akhyarul A. Okky Z. P. Safira I. M. Sinta M. S. Tabah S. Wira W. A. Yafi K. L. R.
90 100 70 80 80 85 90 80 90 80 100 80 90 70 90 80 100 70 90
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T T T T T T T T T T T T T T T T T T T
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
No 29
Nama Siswa Youngki A. D. Jumlah Rata - rata
Hasil Nilai 80 2435 83.97
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas T 29 0 100.00 0.00
Refleksi Setelah mengamati paparan data nilai prestasi belajar siswa pada tabel di atas, maka dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua rencana dan semua hasil refleksi siklus I dapat dilaksanakan dengan baik dan telah sesuai dengan tujuan; (b) Guru telah berhasil memakai metode Kontekstual dalam meningkatkan motivasi belajar bahasa Jawa siswa Kelas VII-E dalam materi pokok Unggah Ungguh Basa; dan (c) Prestasi hasil belajar belajar pada materi pokok Unggah Ungguh Basa telah meningkat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setelah melalui dua siklus pembelajaran dengan menggunakan metode Kontekstual maka prestasi belajar siswa dalam berbahasa Jawa materi pokok Unggah Ungguh Basa pada siswa Kelas VII-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek telah berhasil meningkat dengan meyakinkan. Interpretasi Data Dari hasil pengamatan paparan data dapat diketahui bahwa ada peningkatan yang besar pada prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi
135
pokok Unggah Ungguh Basa dari siklus I ke siklus II Hal ini didukung dengan nilai ratarata dari sebelum siklus 62,41 dengan ketuntasan belajar sebesar 55,17% dilanjutkan siklus I sebesar 72,86 dengan ketuntasan 72,41% dan nilai rata-rata setelah siklus II sebesar 83,97 dan ketuntasan belajar sebesar 100%, hal ini menandakan bahwa dengan menggunakan metode kontekstual kemampuan berbahasa materi pokok unggah ungguh basa pada siswa Kelas VII-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek dapat meningkat secara tajam dan meyakinkan. Dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan ini dapat berhasil dengan baik. Peningkatan prestasi belajar siswa tiap siklus dapat digambarkan dalam Gambar 1. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: (1) Melalui metode Kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam bahasa Jawa; (2) Dengan naiknya nilai rata-rata dari sebelum siklus yaitu 62,41 siklus I sebesar 72,86 dan siklus II nilai rata-rata menjadi 83,97, hal dapat diartikan bahwa ada peningkatan besar terhadap prestasi hasil belajar bahasa Jawa dalam penelitian ini; dan (3) Penggunaan metode Kontekstual dapat menambah pengalaman guru dalam mengaktifkan siswa.
136
Sudiatmanto, Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Jawa...
100.00 100.00 83.97
90.00 72.8672.41
80.00 70.00 60.00
62.41 55.17 RATA-RATA
50.00
KETUNTASAN
40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 SEB.SIKLUS
SIKLUS 1
SIKLUS 2
Gambar 1 Prestasi Belajar Siswa
Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, yaitu: (1) Bagi SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek hendaknya menggunakan hasil penelitian untuk memacu meningkatkan motivasi dan prestasi hasil belajar siswa dalam bahasa Jawa; (2) Bagi guru, hasil DAFTAR RUJUKAN Achmadi, A, H. 1978. Didaktik Metodik. Semarang: CV Toha Putra. Dinas P & K. 1995. Pedoman Belajar di Sekolah Dasar. Surabaya: Dinas P & K. Kosadi, H, dkk. 1986. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Binacipta.
penelitian ini dapat diterapkan kepada siswanya sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa terhadap bahasa Jawa; dan (3) Bagi para peneliti lain, dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan dan dapat saling melengkapi sehingga akan menghasilkan kesempurnaan.
Jono, R. 1984. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Siliwangi, B. 1989. Pengantar Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang. Surakhmad, W. 1986. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: IKIP Bandung.