JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
279
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS XI TITL 1 DI SMK NEGERI 1 TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013 Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek
Abstrak. Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketrampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: (1) Mengetahui penerapan dari pendekatan CTL di Kelas XI TITL 1 UPTD SMKN I Trenggalek sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi sejarah; serta (2) Mengetahui peningkatan prestasi belajar Siswa Kelas XI TITL 1 UPTD SMKN I Trenggalek setelah guru menerapkan pendekatan CTL. Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) berarti menemukan. Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning). Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 69,44 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 50,00% meningkat menjadi 80,97 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 72,22% pada siklus I, hingga tercapainya persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 91,67% dan nilai rata-rata 85,56 dalam penelitian yang berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Kata kunci: IPS, pendekatan CTL
Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek sejarah, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketrampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara (Slameto, 2010). Pembelajaran merupakan kiat atau strategi untuk mengaktualkan pendidikan, sedangkan pendidikan merupakan suatu nilai
yang terus berjalan tanpa henti agar dapat diwujudkan dalam pembelajaran. Pendidikan harus diprogramkan dalam target-target atau level-level tertentu, diwujudkan dalam rencana pembelajaran, cara mengajar, praktikum, dll. Pembelajaran selalu diwujudkan melalui kegiatan pembelajaran (Achmadi dan Supriyanto, 1990). Untuk itu di dalam proses belajar mengajar sejarah, siswa sebagai pusat pembelajaran harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses belajar mengajar. Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka inti dan
280
Prijo Santoso, Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Materi Keberagaman...
tujuan pendidikan adalah pembentukan dan pembinaan manusia Indonesia seutuhnya dalam rangkaian pelaksanaan pendidikan tersebut perlu diambil langkah-langkah yang memungkinkan adanya tingkah laku disiplin dalam masyarakat dan terutama di sekolah. Walaupun siswa memiliki nilai yang tinggi dari mata pelajaran selain Sejarah, tetapi dalam sikap dan perbuatannya dia tidak memahami, mengerti dan melaksanakan apa yang terkandung dalam ilmu Sejarah maka dia tidak akan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Bagi bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban agar siswa nanti menjadi anak yang peduli, tangguh, dan mandiri dalam menghadapi persoalan-persoalan sosial sehingga tumbuh sebagai warga Indonesia dan warga dunia yang baik. Faktanya prestasi belajar Sejarah siswa XI TITL 1 UPTD SMKN 1 Trenggalek Tahun 2012/2013 masih rendah, hal ini berpengaruh pada rendahnya hasil ulangan harian siswa, masih banyak siswa berada di bawah KKM Sejarah (75) yang ditentukan. Hal ini diduga disebabkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak tepat, sehingga proses pembelajaran Sejarah yang dilakukan kurang menarik dan bermakna. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan proses pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat (Sujana, 2000). Pendekatan CTL yang telah dikembangkan di negara-negara maju, menjadi pilihan penulis untuk menjawab problem ini karena pendekatan ini mengarahkan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan menggunakan judul: βDengan Menerapkan Pendekatan CTL
Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Materi Keberagaman Budaya Indonesia Pada Siswa Kelas XI TITL 1 di SMK Negeri 1 Trenggalek Tahun 2012/2013 Semester IIβ. METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPTD SMKN 1 Trenggalek pada siswa kelas XI TITL 1 Semester I bidang studi Sejarah pokok bahasan Keberagaman Budaya Indonesia Tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa. Peneliti disini juga sebagai guru bidang studi Sejarah dimana tempat penelitian ini berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai bulan Maret 2013. Rancangan Penelitian Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas (Sunyono, 2008). Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur, (1) Perencanaan (Planning); (2) Pelaksanaan (Action); (3) Observasi (Observation) dan (4) Refleksi (Reflection). PROSEDUR PENELITIAN Persiapan Tindakan Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah rendahnya motivasi belajar siswa kelas XI TITL 1 UPTD SMKN 1 Trenggalek terhadap bidang studi Sejarah pokok bahasan Keberagaman Budaya Indonesia. Adapun penyebab timbulnya masalah
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
tersebut adalah: (1) Siswa enggan untuk bertanya/ mengemukakan pendapat, (2) Siswa kurang termotivasi dalam proses belajar dan (3) Siswa malu bertanya. Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini peneliti bersama mitra guru merencanakan/ membuat kelengkapan dalam penelitian sebagai berikut: (1) Membuat Rencana Pembelajaran (RP) dengan menggunakan pendekatan CTL. (2) Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas guru. Butirbutir observasi supervisi dan terstruktur terlebih dahulu didiskusikan bersama mitra guru. (3) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), alat peraga berupa foto/gambar para tokoh. (4) Membuat lembaran angket siswa yang menitik beratkan bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru. (5) Membuat alat evaluasi untuk mencatat dan menganalisa peningkatan kualitas hasil belajar, tes dilaksanakan tiap akhir siklus. (6) Dokumentasi digunakan sebagai data aktivitas belajar di kelas. Kegiatan pemotretan ini untuk mengetahui situasi dan kondisi guru maupun siswa ketika melaksanakan penelitian. Implementasi Tindakan Untuk mengetahui lebih jelas tindakan yang akan dilaksanakan, berikut disampaikan skenario dan prosedur tindakan yang digunakan dalam penelitian ini.
281
Deskripsi Tindakan Deskripsi tindakan penelitian ini sebagai berikut: Jumlah siswa kelas XI TITL 1 sebanyak 36 siswa dibagi 6 kelompok dengan kemampuan siswa yang heterogen dilihat dari jenis kelamin maupun kemampuan siswa dalam setiap kelompok. Setiap kelompok memiliki hak yang sama yaitu untuk mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan. Bagi kelompok yang aktif, maka guru memberikan beberapa penghargaan. Skenario Kerja Tindakan Skenario dari tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: (1) Langkah-langkah yang dilakukan guru: (a) Melaksanakan appresepsi/persepsi. (b) Memberikan motivasi. (c) Menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis. (d) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. (e) Mengelompokkan siswa yang sesuai dengan petunjuk pelaksanaan Pendekatan CTL. (f) Melaksanakan diskusi kelompok. (g) Melaksanakan diskusi kelas. (h) Membantu melancarkan diskusi/membantu siswa dalam kesulitan. (i) Melatih meminta siswa membuat pertanyaan. (j) Melontarkan pertanyaan satu kelompok ke kelompok yang lain. (k) Bersama siswa membuat rangkuman materi yang didiskusikan. (l) Melaksanakan penilaian proses. (m) Memberikan tugas pada akhir pelajaran. (2) Langkah-langkah yang dilakukan siswa: (a) Berdiskusi dalam kelompoknya. (b) Diskusi kelas. (c) Membuat pertanyaan. (d) Mengajukan pertanyaan. (e) Menjawab pertanyaan. (f) Memberikan tanggapan. (g) Minta bantuan guru bila mengalami kesulitan. (h) Presentasi hasil Diskusi. (i) Bersama guru mengambil kesimpulan apa yang didiskusikan. (j) Mengerjakan penilaian proses. Teknik Analisis Data
282
Prijo Santoso, Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Materi Keberagaman...
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun yang bersifat sirkuler. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkahlangkah berikut: (1) menelaah, (2) mereduksi, dan (3) menyimpulkan. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Menyimpulkan dan memverifikasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan akhir yang selanjutnya diikuti dengan kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian Penyiapan Partisipan Karena penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif, partisipatoris dan kooperatif, maka kegiatan penyiapan partisipan dipandang perlu dilakukan. Kegiatan pelatihan diawali dengan kegiatan diskusi tentang penerapan metode kontekstual dan diteruskan dengan meninjau materi yang akan disampaikan pada penelitian tindakan. METODE PENGUMPULAN DATA Tes penjajagan yang dipergunakan adalah memberikan tes dengan soal-soal yang digunakan turnamen secara klasikal dan sekaligus ranking dari tes ini untuk menentukan kelompok atau tim dan tes akhir.
Penilaian pengamatan kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran untuk mengukur aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran. Penilaian membuat perencanaan pembelajaran dan kemampuan mengajar guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengamat dengan lembar pengamatan yang berguna untuk mengetahui kemampuan guru dalam mempersiapkan pembelajaran, guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kriteria yang dipergunakan untuk menilai dalam melaksanakan proses pembelajaran IPS adalah dengan skala 1- 4. Dengan ketentuan bahwa: Nilai 1: kurang, Nilai 2: cukup, Nilai 3: baik, Nilai 4: sangat baik Skor hasil tes siswa dalam mengerjakan soal-soal yang meliputi tes pada tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa. Data berupa hasil tes tulis siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar yang digunkan adalah berdasarkan SKM (Standar Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 70% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan secara klasikal jika 85% dari banyaknya siwa kelas tersebut menyelesaikan sekurangkurangnya 85% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai. %π²πππππππππ π²ππππ π±πππππ πππππ ππππ ππππππ = π πππ% π±πππππ πππππππ πππππ
Sumber: Arikunto 2012
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti sekaligus guru bidang studi dan teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi (Zuriah, 2003). Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat. Format lembar observasi terlampir. Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran dicari persentase nilai rata-ratanya dengan menggunakan rumus berikut: π·πππππππππ π΅ππππ πΉπππ β ππππ (π΅πΉ) π±πππππ ππππ = π πππ% πΊπππ π΄πππππππ Sumber: Arikunto 2012
Angket Angket digunakan untuk mendeteksi sikap, minat, respon, dan motivasi siswa terhadap pembelajaran. Angket ini diberikan setelah dilakukan tindakan pada siklus terakhir (Sugiyono, 2012). Catatan Lapangan Pencatatan lapangan dimaksudkan untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam instrumen pengumpul data yang ada. Dengan demikian diharapakan tidak ada data yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Refleksi Awal Peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas
283
XI TITL 1 Semester I yaitu tentang rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah hal ini disebabkan penerapan metode yang kurang sesuai dengan kemampuan siswa sehingga siswa merasa cepat bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran maka dari itu peneliti dan mitra guru kelas lain berusaha untuk menerapkan metode pembelajaran baru yang sesuai dengan kemampuan siswa agar pembelajaran dalam kelas dapat berjalan secara efektif. Planning Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah: (a) Menyusun rencana pembelajaran (RP) dengan menggunakan Pendekatan CTL. (b) Menyusun petunjuk kegiatan siswa. (c) Melaksanakan kegiatan penelitian. (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian. (e) Menyusun Jadwal Penelitian. Tabel 1 Jadwal Penelitian Siklus I No Tanggal Kegiatan 1 5 Februari 2013 Menyampaikan surat ijin penelitian 2 6-11 Pebruari 2013 Observasi 3 12 & 19 Pebruari Proses pembelajaran 2013 siklus I 4 26 Februari 2013 Evaluasi Siklus I 5 5 & 12 Maret 2013 Proses Pembelajaran Siklus II 6 19 Maret 2013 Evaluasi Siklus II
Pelaksanaan Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan rencana pembelajaran sebagai berikut. Pertemuan I Kegiatan Awal (20 menit): (a) Apersepsi. (b) Guru memberi salam. (c) Guru melakukan presensi. (d) Guru memotivasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan
284
Prijo Santoso, Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Materi Keberagaman...
pada siswa. (e) Guru menulis topik yang akan dipelajari yaitu Keberagaman Budaya Indonesia. (f) Guru menyebutkan indikator yang ingin dicapai. Kegiatan Inti (60 menit): (a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok masing-masing terdiri dari 6 orang. (b) Guru memberi tugas kelompok dan lembar jawab kelompok. (c) Guru meminta perwakilan kelompok untuk presentasi didepan kelas yang kemudian akan ditanggapi oleh peserta kelompok lain. (d) Guru memberikan penguatan materi. Kegiatan Akhir (10 menit): (a) Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan. (b) Guru memberi mengajak siswa unuk bermain kuis. (c) Guru memberi salam. Pertemuan II Kegiatan Awal (20 menit): (a) Apersepsi. (b) Guru memberi salam. (c) Guru melakukan presensi. (d) Guru memotivasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan pada siswa yang berbeda dengan pertemuan I. (e) Guru menulis topik yang akan dipelajari yaitu Keberagaman Budaya Indonesia. (f) Guru menyebutkan indikator yang ingin dicapai. Kegiatan Inti (60 menit): (a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok masing-masing terdiri dari 6 orang. (b) Guru memberi tugas kelompok dan lembar jawab kelompok. (c) Guru meminta perwakilan kelompok untuk presentasi didepan kelas yang kemudian akan ditanggapi oleh peserta kelompok lain. (d) Guru memberikan penguatan materi. Kegiatan Akhir (10 menit): (a) Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan, (b) Guru memberi dan mengajak siswa untuk bermain kuis. (c) Guru memberi salam Pertemuan III
Kegiatan Awal (20 menit): (a) Apersepsi. (b) Guru memberi salam. (c) Guru mengabsen siswa yang hadir di kelas. Kegiatan Inti (60 menit): (a) Guru membagikan soal evaluasi dan lembar jawab siswa. (b) Selama 60 menit siswa mengerjakan soal evaluasi. (c) Mengumpulkan lembar jawab. (d) Guru membagikan angket respon siswa terhadap pembelajaran. (e) Mengumpulkan lembar angket. Kegiatan Akhir (10 menit), guru meutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam Pengamatan Observasi yang dilakukan oleh observer dalam penelitian ini terbagi dalam dua observasi yaitu observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas siswa. Masing-masing pengamatan ini menggunakan format observasi yang berbeda seperti pada format observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas guru, menunjukkan bahwa untuk aktivitas guru secara umum sudah menunjukkan aktivitas yang baik, meski masih ditemukan beberapa kelemahan dalam menerapkan metode pembelajaran multi model dalam pembelajaran Sejarah. Beberapa aktivitas guru yang masih memerlukan perbaikan adalah aktivitas guru dalam memotivasi siswa dalam kegiatan kooperatif siswa dalam kegiatan diskusi kelompok, guru masih lebih dominan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran belum tercipta suasana yang menyenangkan, aktif dan kondusif. Untuk aktivitas guru pada siklus I ini mendapatkan apresiasi sebesar 57,50%, dan termasuk dalam kriteria yang aktivitas yang baik. Sedangkan untuk aktivitas siswa dalam menerima dan melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
guru mendapatkan apresiasi sebesar 52,50%, dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Untuk aktivitas siswa yang masih perlu perbaikan adalah keberanian siswa dalam memberikan ide, komunikasi siswa dalam kegiatan kelompok, kemampuan siswa untuk memprediksi dan menganalisis suatu permasalahan. Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas pembelajaran Sejarah dengan menggunakan metode multi model, peneliti memberikan tes evaluasi pada akhir siklus. Berdasarkan hasil penilaian pada evaluasi siklus I diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa meningkat dari sebelum siklus yang hanya 69,44 meningkat pada siklus I dengan nilai rata-rata 80,97 Tidak hanya nilai rata-rata yang meningkat namun ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan dari yang sebelum siklus 50,00% meningkat 72,22%. Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut. (1) Guru kurang dalam memotivasi siswa. (2) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah. (3) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. Dari hasil temuan di atas akan dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus 2 Perencanaan Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, ditambah dengan perencanaan perbaikan
285
tindakan untuk mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I. beberapa langkah perencanaan tambahan terdiri dari: (1) Mengurangi dominasi guru. (2) Meningkatkan fungsi sebagai motivator dalam pembelajaran. (3) Memperbaiki komunikasi dalam pembelajaran sehingga siswa mampu memprediksi dan menganalisis suatu permasalahan dengan tepat. Selanjutnya peneliti akan mempersiapkan jadwal penelitian pada siklus II seperti yang tercantum dalam Tabel 2 berikut. Tabel 2 Jadwal Penelitian Siklus II No Tanggal Kegiatan 1 5 & 12 Maret 2013 Proses KBM 1 2 19 Maret 2013 Tes 1
Pelaksanaan Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Adapun langkah-langkah pembelajaran untuk siklus II adalah sebagai berikut. Pertemuan I Kegiatan Awal (20 menit): (a) Apersepsi. (b) Guru memberi salam. (c) Guru melakukan presensi. (d) Guru memotivasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan pada siswa. (e) Guru menulis topik yang akan dipelajari yaitu Keberagaman Budaya Indonesia. (f) Guru menyebutkan indikator yang ingin dicapai. Kegiatan Inti (60 menit): (a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok masing-masing terdiri dari 6 orang. (b) Guru memberi tugas kelompok dan lembar jawab
286
Prijo Santoso, Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Materi Keberagaman...
kelompok. (c) Guru meminta perwakilan kelompok untuk presentasi didepan kelas yang kemudian akan ditanggapi oleh peserta kelompok lain. (d) Guru memberikan penguatan materi. Kegiatan Akhir (10 menit): (a) Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan. (b) Guru memberi mengajak siswa untuk bermain kuis. (c) Guru memberi salam. Pertemuan II Kegiatan Awal (20 menit): (a) Apersepsi. (b) Guru memberi salam. (c) Guru melakukan presensi. (d) Guru memotivasi peserta didik dengan mengajukan pertanyaan pada siswa yang berbeda dengan pertemuan I. (e) Guru menulis topik yang akan dipelajari yaitu Keberagaman Budaya Indonesia. (f) Guru menyebutkan indikator yang ingin dicapai. Kegiatan Inti (60 menit): (a) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok masing-masing terdiri dari 6 orang. (b) Guru memberi tugas kelompok dan lembar jawab kelompok. (c) Guru meminta perwakilan kelompok untuk presentasi didepan kelas yang kemudian akan ditanggapi oleh peserta kelompok lain. (d) Guru memberikan penguatan materi. Kegiatan Akhir (10 menit): (1) Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan. (2) Guru memberi mengajak siswa untuk bermain kuis. (3) Guru memberi salam. Pertemuan III Kegiatan Awal (20 menit): (a) Apersepsi. (b) Guru memberi salam. (c) Guru mengabsen siswa yang hadir di kelas. Kegiatan Inti (60 menit): (a) Guru membagikan soal evaluasi dan lembar jawab siswa. (b) Selama 60 menit siswa mengerjakan soal evaluasi. (c) Mengumpulkan lembar jawab. (d) Guru membagikan angket respon siswa
terhadap pembelajaran. (e) Mengumpulkan lembar angket. Kegiatan Akhir (10 menit): Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan memberi salam. Pengamatan Observasi pada siklus II ini masih menggunakan format observasi yang sama pada format observasi pada siklus I. Hasil Observasi selama proses pembelajaran pada siklus II terhadap aktivitas guru adalah guru telah mampu memperbaiki tindakan pembelajarannya. Untuk aktivitas guru pada siklus II mendapatkan apresiasi sebesar 80,00% dan termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Perbaikan setiap tindakan yang dilakukan oleh peneliti berdampak semakin baiknya aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Untuk aktivitas siswa pada siklus II ini mendapatkan apresiasi sebesar 77,50%. Berdasarkan kriteria aktivitas maka aktivitas siswa termasuk dalam kriteria yang sangat baik Refleksi Dari hasil pengamatan pada siklus II, dapat direfleksikan bahwa kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I dapat teratasi secara baik pada siklusI I. Dengan demikian prestasi belajarpun mengalami peningkatan yaitu dari daya serap siswa sebesar 85,56 mendapatkan persentase ketuntasan belajar sebesar 91,67 % Dengan tercapainya ketuntasan belajar ini maka tiak diperlukan lagi perbaikan pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Belajar Aktivitas pembelajaran baik untuk aktivitas guru maupun siswa setelah guru memberikan perbaikan tindakan pembelajaran menunjukkan perkembangan aktivitas
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
yang baik. Hak ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 57,50% meningkat sebesar 22,50% menjadi 80,00% pada siklus II. Setelah dikonsultasikan pada tingkat aktivitas maka aktivitas guru termasuk dalam criteria sangat baik. Artinya setiap tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mampu meningkatkan aktivitas pembelajaran guru dalam menerapkan metode yang digunakan yaitu metode CTL. Aktivitas siswa setelah guru menerapkan metode CTL dalam pembelajaran Sejarah ternyata mampu meningkatkan kualitas aktivitas pembelajaran siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 52,50% meningkat sebesar 25,00% menjadi 77,50% pada siklus II, dan termasuk dalam criteria sangat baik. Artinya siswa mampu menerima dan melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Berikut ini peneliti tampilkan grafik aktivitas belajar di XI TITL 1 pada pembelajaran Sejarah dengan menerapkan metode CTL. Untuk lebih jelasnya aktivitas siswa akan dirangkum pada Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Tabel Aktivitas Siswa No 1 2 3 4 5 6 7
Aktivitas Sikap Siswa Saat Guru Melakukan Apersepsi Kerjasama Siswa Dalam Kelompok Tanggung Jawab Siswa Dalam Kelompok Keberanian Siswa Dalam Mengemukakan Pendapat Atau Pertanyaan Komunikasi Siswa Dalam Kelompok Kemampuan Siswa Menghubungkan Materi Dengan Kegiatan Sehari-Hari Ketepatan Dan Kecepatan Siswa Dalam Menjawab Persoalan Yang Diberikan Oleh Guru
Siklus I
II
3
4
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
8 9 10
Komunikasi Siswa Dengan Guru Komunikasi Siswa Dengan Teman Sebaya Kemampuan Siswa Dalam Menarik Kesimpulan Jumlah Rata-rata
287
2
3
2
3
2
3
21 52,50
31 77,50
77.50
siklus II
80.00 aktivitas siswa 52.50
siklus I
aktivitas guru
57.50
0.00
50.00 100.00
Gambar 1 Aktivitas Belajar Sejarah Di XI TITL 1 Dengan Menerapkan Metode CTL
Respon Siswa Untuk mengetahui respon siswa dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru melalui bimbingan kepala sekolah, peneliti melakukan pengumpulan pendapat siswa dengan menggunakan angket. Dalam angket ini terdapat 10 item. Dari hasil rekapitulasi angket diketahui bahwa siswa menunjukkan respon yang positif pada siklus I sebesar 1,81% dan meningkat pada siklus II sebesar 1,94%. Prestasi Belajar Siswa Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata : 69,44 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 50,00% meningkat menjadi 80,97 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 72,22% pada siklus I, hingga tercapainya persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 91,67% dengan nilai rata-rata sebesar 85,56. Dengan demikian penelitian ini termasuk dalam penelitian yang berhasil
288
Prijo Santoso, Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Materi Keberagaman...
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada Grafik 2 di bawah.
100.00
91.67 85.56 80.97 69.4472.22 50.00
50.00 0.00
Ketuntas⦠Rata-rata
Ratarata
Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar Pada Siswa kelas XI TITL 1 UPTD SMKN 1 Trenggalek
PENUTUP Kesimpulan Pembelajaran Sejarah menjadi lebih aktif dan kondusif. Setiap permasalahan guru senantiasa memotivasi siswa untuk selalu aktif bekerja sama dan berkomunikasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kooperatif siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, kemampuan siswa dalam mengeksplor pengetahuannya, keaktifan siswa dalam kegiatan presentasi dan penggunaan media pembelajaran secara maksimal oleh siswa. Melalui pendekatan CTL, men-jadikan pembelajaran Sejarah tidak monoton. Siswa tampak antusias manakala guru memberikan motivator berupa pujian dan acungan jempol. Guru berusaha menggunakan media pembelajaran dan penyampaian materi yang DAFTAR PUSTAKA Achmadi dan Supriyanto. 1990. Faktorfaktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
menarik. Guru mampu memotivasi siswa untuk selalu kooperatif dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Setelah guru menerapkan pendekatan CTL maka prestasi belajar siswa dapat meningkat secara signifikan. Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 69,44 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 50,00% meningkat menjadi 80,97 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 72,22% pada siklus I, hingga tercapainya persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 91,67% dengan nilai rata-rata sebesar 85,56. Dengan demikian penelitian ini termasuk dalam penelitian yang berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Saran Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan. Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS. Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan pendekatan CTL. Untuk team dalam penelitian, meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau input dari kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja. Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya.
Arikunto. 2012. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sujana. 2000. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production. Sunyono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Lampung.
289
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tidakuri dalam Bidang Pendidikan dan Sosial (Edisi Pertama). Malang: Bayu Media Publishing.