PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2010-2014 NOVALIN ALI1, SAHMIN NOHOLO2, RONALD S. BADU3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo Novalin Ali. 9214 11 021. 2015. Pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2014. Skripsi Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Bimbingan Bapak Sahmin Naholo, SE., MM dan Ronal S. Badu, SE., M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, dan likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan industri otomotif yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) tahun 2010-2014. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari situs resmi bursa efek indonesia yakni www.idx.co.id. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 16 perusahaan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 yakni selama 5 tahun. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda data panel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial struktur aktiva berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap struktur modal. likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. secara simultan struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, likuiditas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Koefisien determinasi (R2) atas pengaruh struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, likuiditas terhadap struktur modal adalah sebesar 13,91%. Kata Kunci: Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas Struktur Modal.
1 Novalin Ali. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 2 Sahmin Noholo, SE., MM, Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 3 Ronald S. Badu, SE., M.Si, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo
PENDAHULUAN Keputusan pendanaan adalah keputusan mengenai seberapa besar tingkat penggunaan hutang dibandingkan dengan ekuitas dalam membiayai investasi perusahaan atau keputusan yang bertujuan untuk menentukan struktur modal yang optimal sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Sheikh dan Wang, 2011 dalam Putra dan Kesuma, 2014). Pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dengan modal sendiri disebut dengan struktur modal (Heriyani, 2011 dalam Putra dan Kesuma, 2014). Terdapat beberapa alat ukur struktur modal yang salah satunya merupakan perbandingan antara total debt dengan total equity yang disebut Debt to Equity Ratio (DER). Adapun data nilai DER untuk perusahaan manufaktur untuk sektor industri otomotif dari tahun 2011 sampai 2013 disajikan pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1: Data DER Perusahaan Otomotif tahun 2011-2013 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kode Perusahaan Polychem Indonesia Tbk Astra International Tbk Astra Otoparts Tbk Indo Kordsa Tbk Goodyear Indonesia Tbk Gajah Tunggal Tbk Hexindo Adiperkasa Tbk Indomobil Sukses Internasional Tbk Indospring Tbk Intraco Penta Tbk Multi Prima Sejahtera Tbk Multistrada Arah Sarana Tbk Nipress Tbk Prima Alloy Steel Universal Tbk Selamat Sempurna Tbk Renuka Coalindo Tbk Sugih Energy Tbk Tunas Ridean Tbk United Tractors Tbk Sumber: www.idx.co.id
2011 1.04 1.02 0.47 0.38 1.77 1.61 1.09 1.54 0.8 5.96 0.33 1.68 1.69 2.45 0.7 9.93 0.03 0.73 0.69
DER 2012 0.87 1.03 0.62 0.36 1.35 1.35 1.29 2.08 0.46 7.53 0.28 0.68 1.45 1.06 0.76 -12 0.41 0.87 0.56
2013 0.72 1.02 0.32 0.46 1 1.52 1.03 2.29 0.27 11.94 0.25 0.66 2.06 1.08 0.6 -62.16 0.86 0.74 0.61
Berdasarkan data di atas dapat dilihat dinamika pergerakan struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar dibursa efek. Dimana terdapat 11 perusahaan yang mengalami penurunan rasio DER pada tahun 2012 dan juga 11 perusahaan
pada tahun 2013. Penurunan rasio DER yang berada di atas 50% ini mengindikasikan bahwa tingkat penggunaan hutang oleh beberapa perusahaan otomotif mengalami penurunan. Selain itu, ada 8 perusahaan yang memiliki kenaikan rasio DER pada tahun 2012 dan 2013. Bahkan terdapat beberapa perusahaan yang rasio DERnya meningkat hingga menyentuh angka 2% hingga 7% bahkan 11%. Hal ini memungkinkan perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengembalikan dana yang dipinjam tersebut. Penelitian ini menguji faktor struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, dan likuiditas sebagai variabel yang dapat mempengaruhi struktur modal. Di bawah ini adalah data rata-rata nilai struktur aktiva, likuiditas dan pertumbuhan perusahaan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai 2013 yakni sebagai berikut: Tabel 2: Rata-Rata Nilai Struktur Aktiva, Likuiditas dan Pertumbuhan Perusahaan Pada Industri Otomotif di BEI Tahun
Struktur Aktiva %
Likuiditas %
Pertumbuhan Perusahaan %
2011
0.30
624.10
0.93
2012
0.32
156.11
7.99
2013
0.31
168.28
- 0.16
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Otomotif, yang diolah
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata struktur aktiva berfluktuasi, terjadi kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012, yakni dari 30% menjadi 32%. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan struktur aktiva meningkat maka perusahaan dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk mendapatkan utang. Namun jika dilihat dari rasio DER pada beberapa perusahaan yang mengalami penurunan, maka hal ini dapat dikatakan berbanding terbalik. Peningkatan struktur aktiva perusahaan memungkinkan peningkatan hutang perusahaan dikarenakan perusahaan memiliki jaminan untuk mendapatkan utang. Selain itu, kreditur pun tidak segan dalam meminjamkan sejumlah dana pada perusahaan yang memiliki jaminan. Akan tetapi yang terjadi adalah justru penurunan rasio DER, yang mengindikasikan bahwa pada tahun 2012 hutang perusahaan justru mengalami penurunan. Selanjutnya penurunan struktur aktiva
terjadi pada tahun 2013 yakni sebesar 31%. Namun, penurunan ini tidak begitu signifikan jika dibandingkan dengan penurunan rasio DER pada tahun 2013. Penurunan likuiditas pada tahun 2012 sebesar 156.11%, dari tahun 2011 mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami penurunan atas kemampuan dalam melunasi hutang jangka pendeknya, meskipun terjadi kenaikan pada tahun 2013 namun tidak begitu signifikan. Penurunan rasio ini tidak sejalan dengan penurunan rasio DER pada beberapa perusahaan otomoti di BEI. Perusahaan yang memiliki kemampuan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya, akan cenderung menurunkan total hutang, yang akhirnya struktur modal akan menjadi lebih kecil. Namun yang terjadi adalah penurunan rasio likuiditas justru menurunkan penggunaan hutang perusahan. Sementara itu pertumbuhan perusahaan terjadi peningkatan yang sangat signifikan dari tahun 2011 ke tahun 2012 yakni sebesar 7.99% meskipun terjadi penurunan yang sangat drastis pada tahun 2013 yakni sebesar (-0.16)%. Perusahaan yang memiliki laju pertumbuhan yang pesat harusnya membutuhkan modal yang cukup besar untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Namun, jika dilihat dari hutang yang mengalami penurunan pada tahun 2012, sangat berbanding terbalik dengan penggunaan pertumbuhan perusahaan yang dinilai begitu pesat hingga mencapai 7,99% jika dibandingkan dengan tahun 2011. Fenomena yang tidak sejalan juga terdapat pada tahun 2013, dimana terdapat perusahaan yang memiliki rasio hutang yang cukup besar hingga mencapai 11% namun tidak diikuti oleh pertumbuhan yang cukup signifikan, yang terjadi justru penurunan pertumbuhan yang sangat drastis bahkan dapat menyentuh angka (0,16)%. Berdasarkan pada berbagai pemikiran yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang βPengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Industri Otomotif di Bursa Efek Indonesiaβ
KAJIAN PUSTAKA Trade-off Theory Murdika Alamsyah (2006: 6) dalam Hakim (2013) mengemukakan trade off theory memang tidak dapat digunakan untuk menentukan struktur modal yang optimal secara akurat dari suatu perusahaan. Tetapi melalui model ini dapat memberikan tiga masukan penting: 1) Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi variabilitas keuntungannya akan memiliki profitabilitas financial distress yang besar. Perusahaan semacam ini harus menggunakan sedikit hutang. 2) Aktiva tetap yang tidak umum, aktiva tetap yang tidak nampak dan kesempatan berkembang akan kehilangan banyak nilai jika terjadi financial distress. Perusahaan yang menggunakan aktiva semacam ini seharusnya menggunakan sedikit hutang. 3) Perusahaan yang membayar pajak yang tinggi (dikenai sedikit pajak yang besar) sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah (tingkat pajak rendah). Balancing Theory Model struktur modal dalam lingkup Balancing theories Myers dan Bayles and Diltz dalam Hakim (2013) disebut sebagai teori keseimbangan yaitu menyeimbangkan komposisi hutang dan modal sendiri. Teori ini pada intinya yaitu menyeimbangkan antara manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat masih besar, hutang akan ditambah. Tetapi bila pengorbanan karena menggunakan hutang sudah lebih besar maka hutang tidak lagi ditambah. Pengorbanan karena menggunakan hutang tersebut bisa dalam bentuk biaya kebangkrutan (bankruptcy cost) dan biaya keagenan (agency cost). Biaya kebangkrutan antara lain terdiri dari legal fee yaitu biaya yang harus dibayar kepada ahli hukum untuk menyelesaikan klaim dan distress price yaitu kekayaan perusahaan yang terpaksa dijual dengan harga murah sewaktu perusahaan dianggap bangkrut. Semakin besar kemungkinan terjadi kebangkrutan dan semakin besar biaya kebangkrutan, semakin tidak menarik
menggunakan hutang. Hal ini disebabkan karena adanya biaya kebangkrutan, biaya modal sendiri akan naik dengan tingkat yang makin cepat. Sebagai akibatnya, meskipun memperoleh manfaat penghematan pajak dari penggunaan hutang yang besar berdampak oleh kenaikan biaya modal sendiri yang tajam, sehingga berakhir dengan menaikkan biaya perusahaan. Pecking Order Theory Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf dalam Hakim (2013). Teori ini menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan yang berbeda dengan pemikiran teori struktur modal yang telah dibahas. Teori ini menyatakan bahwa: 1) Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan). 2) Perusahaan
mencoba
menyesuaikan
rasio
pembagian
deviden
yang
ditargetkan, dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran deviden secara drastis. 3) Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi, meskipun pada kesempatan lain mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari investasi, maka perusahaan akan mengurangi saldo kas atau menjual sekuritas yang dimiliki. 4) Apabila pendanaan dari luar diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas paling aman terlebih dulu, yaitu dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarateristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan. Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit. Hal tersebut bukan disebabkan karena mereka mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena mereka memerlukan external financing yang sedikit. Perusahaan yang
kurang profitable akan cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dua alasan, yaitu (1) dana internal tidak cukup dan (2) hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. Variabel Penelitian Menurut Ambarwati (2010: 1) dalam Hakim (2013) struktur modal adalah kombinasi atau perimbangan antara hutang dan modal sendiri (saham preferen dan saham biasa) yang digunakan perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal. Struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio debt to equity ratio. Adapun rumus dari rasio DER yakni sebagai berikut: DER =
Total Hutang Total Ekuitas
Menurut Joni dan Lina (2010) struktur aktiva merupakan variabel yang penting dalam keputusan pendanaan perusahaan karena aktiva tetap menyediakan jaminan bagi pihak kreditur. Adapun rasio yang mengukur struktur aktiva yakni sebagai berikut: FATA=
πΉππ₯ππ π΄π π ππ‘π πππ‘ππ ππ π ππ‘π
Menurut Dwilestari (2010) yang dimaksud dengan pertumbuhan perusahaan adalah peningkatan dalam bentuk perubahan yang positif dalam ukuran perusahaan melalui waktu yang panjang. Adapun rasio yang mengukur pertumbuhan perusahaan yakni sebagai berikut: TP =
Total Penj. t β total Penj. t β 1 Total Penj. t β 1
Menurut Brigham dan Houston (2010: 134) yang dimaksud dengan likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. Adapun rasio yang mengukur likuiditas yakni sebagai berikut: πΆπ’πππππ‘ π
ππ‘ππ =
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Hubungan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan yang menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan sebagai jaminan. Jika nilai aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan semakin besar, maka aktiva ini dapat digunakan sebagai jaminan yang semakin mengurangi risiko dari kesulitan seperti biaya tetap dari hutang. Menurut Riyanto (2001: 298) dalam Hakim (2013), kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan modal asing sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif yang horisontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen. Dan perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya sendiri dari aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang jangka pendek. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Hubungan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal Weston and Copeland (1992: 20) dalam Sambharakreshna (2010) menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan masa depan merupakan ukuran sampai sejauh mana laba perlembar saham suatu perusahaan dapat ditingkatkan leverage. Jensen, et al., (1992) dalam Sambharakreshna (2010) menyatakan pertumbuhan penjualan menjadi proksi untuk mengukur pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan penjualan mencerminkan manifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan di masa yang akan datang. Weston and Brigham (1994) dalam Dwilestari (2010) menyatakan bahwa suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi harus menyediakan modal yang cukup untuk membelanjai perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak
menggunakan hutang daripada perusahaan yang bertumbuh secara lambat. Oleh karena itu, pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hubungan Likuiditas terhadap Struktur Modal Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut (Horne dan Wachowicz, 2001 dalam Sari, 2013). Salah satu rasio likuiditas yang akan digunakan dalam penelitian ini current ratio (rasio lancar). Menurut pecking order theory, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang. Myers dan Rajan (1998) dalam Sari (2013) menyatakan hadapbahwa ketika biaya agensi dari likuiditas tinggi, maka kreditur luar membatasi jumlah pembiayaan hutang yang tersedia bagi perusahaan. Oleh karena itu, likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri otomotif yang masih konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengunjungi situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni di www.idx.co.id. Tahun data penelitian dimulai dari tahun 2010 sampai tahun 2014 yakni selama 5 tahun. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2015 s.d selesai. Populasi yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan seluruh perusahaan industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tekhnik penarikan purposive sampling. Berdasarkan penarikan sampel tersebut diperoleh 16 perusahaan.
Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data untuk melakukan penelitian ini adalah Field Research. Tekhnik analisis menggunakan analisis data regresi data panel diamana terdapat beberapa model yakni Common Effect Model, Fixed Effect Model, dan Random Effect Model. Uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Untuk menguji hipotesis digunakan pengujian yakni Uji F, Uji T dan Koefisien Determinasi. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI dengan menggunakan data kinerja keuangan (Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan dan Likuiditas (Current Ratio) dan Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 data yakni 5 tahun penelitian (2010 s/d 2013) dan 16 perusahaan. Pengujian Pemilihan Model Regresi Data Panel Dalam memilih model yang sesuai terdapat 2 tahapan uji yakni Uji Chow Test dan Uji Hausman Test. Berikut ini hasil pengujian dalam pemilihan model regresi data panel: Tabel 12: Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic 9.058037 93.733803
d.f. (15,61) 15
Prob. 0.0000 0.0000
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: DER? Method: Panel Least Squares Date: 04/14/15 Time: 16:11 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 16 Total pool (balanced) observations: 80
Sumber: Pengolahan Data E-Views 6, 2015
Berdasarkan hasil pengujian Chow di atas ditemukan bahwa signifikansi dari Cross Section F sebesar 0,0000. Nilai ini lebih kecil dari nilai alpha 0,05 (5%), sehingga Fixed Effect Model (FEM) lebih baik digunakan dibandingkan Common
Effect Model (CEM). Dengan digunakannya Fixed Effect Model, maka pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji Hausman Uji Hausman Berikut ini hasil uji hausman (pengujian untuk memilih model random dengan model fixed) dengan menggunakan bantuan program E-Views 6: Tabel 13: Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled Test cross-section random effects Test Summary
Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f.
Cross-section random
2.803929
Cross-section random effects test comparisons: Variable Fixed Random Var(Diff.) STRUCTURE? GROWTH? LIQUIDITY?
-5.412916 -3.844861 -0.099211 -0.093669 -0.551990 -0.695673
2.964430 0.000628 0.009771
3
Prob. 0.4229 Prob. 0.3624 0.8250 0.1461
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: DER? Method: Panel Least Squares Date: 04/14/15 Time: 16:12 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 16 Total pool (balanced) observations: 80
Sumber: Pengolahan Data E-Views 6, 2015
Berdasarkan hasil uji hausman pada tabel di atas ditemukan bahwa signifikansi dari Chi Square Statistic sebesar 0,4229. Nilai ini lebih besar dari nilai alpha 0,05 (5%), sehingga pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan model Random Effect Model (REM). Hasil Analisis Regresi Setelah persyaratan asumsi klasik data dipenuhi dan pemilihan model, maka selanjutnya dilakukan analisis regresi. Hasil regresi data panel dengan bantuan EViews 6 ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 14: Model Analisis Regresi Dependent Variable: DER? Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 04/14/15 Time: 16:22 Sample: 1 5 Included observations: 5 Cross-sections included: 16 Total pool (balanced) observations: 80 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error C STRUCTURE? GROWTH? LIQUIDITY? Random Effects (Cross) _ADMG--C _ASII--C _AUTO--C _BRAM--C _GDYR--C _GJTL--C _IMAS--C _INDS--C _INTA--C _LPIN--C _MASA--C _NIPS--C _PRAS--C _SMSM--C _TURI--C _UNTR--C
396.3321 -3.844861 -0.093669 -0.695673
74.12978 1.473741 0.179646 0.227409
t-Statistic
Prob.
5.346462 -2.608912 -0.521412 -3.059127
0.0000 0.0109 0.6036 0.0031
50.90034 -115.8590 -143.8360 13.85893 -6.809703 63.62268 12.97235 17.41960 357.8366 -147.9864 37.91930 -11.48394 42.55767 -34.24666 -60.32182 -76.54405
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.171877 0.139188 92.34079 5.257933 0.002380
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
43.75156 99.52665 648038.4 1.758029
Sumber: Pengolahan Data E-Views 6, 2015
Berdasarkan hasil analisis menggunakan bantuan program E-Views 6 di atas maka diperoleh model regresi sebagai berikut: DER = 396,33 β 3,84SA β 0,09PP β 0,69CR + e Setelah pengujian analisis regresi dilakukan selanjutnya akan dilaksanakan pengujian pengaruh secara parsial Tabel 15: Hasil Pengujian Parsial Model
Nilai Koefisien (tHitung)
Signifikansi
(Constant)
5.346462
0.0000
Struktur Aktiva
-2.608912
0.0109
Pertumbuhan -0.521412 0.6036 Perusahaan Likuiditas -3.059127 0.0031 (Current Ratio) Sumber: Pengolahan Data E-views 6, 2015
tTabel
1,991 1,991 1,991
Keterangan
Berpengaruh Signifikan Berpengaruh Tidak Signifikan Berpengaruh Signifikan
Hasil pengujian model regresi (simultan) pengaruh pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan dan Likuiditas (Current Ratio) terhadap variabel terikat yakni Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) pada Perusahaan Otomotif yang
terdaftar di BEI dengan bantuan program E-Views 6 ditampilkan pada tabel berikut ini: Tabel 16: Hasil Pengujian Simultan F-Hitung
Probabilitas
F-Tabel
5,257933
0,002380
2,72
Ketentuan Alpha 0,05
Keterangan Berpengaruh Tidak Signifikan
Sumber: Pengolahan Data E-views 6, 2015
Berdasarkan tabel di atas didapat nilai F-hitung penelitian ini sebesar 5,257933. Sedangkan nila F-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan df1 sebesar k = 3 dan df2 sebesar N-k-1 = 80-3-1 = 76 adalah sebesar 2,72. Jika kedua nilai F ini dibandingkan, maka nilai F-hitung yang diperoleh jauh lebih kecil dibandingkan Ftabel
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Tingkat signifikansi, yakni nilai
probabilitas yang diperoleh dari pengujian lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0,1391. Nilai ini berarti bahwa sebesar 13,91% besarnya Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI dipengaruhi oleh Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan dan Likuiditas (Current Ratio). Adapun pengaruh dari variabel lain terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) sebesar hanya 86,09% (100%-13,91%). PEMBAHASAN Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini ditemukan bahwa koefisien regresi variabel Struktur Aktiva sebesar -3,84 yang berarti bahwa setiap peningkatan Struktur Aktiva sebesar 1%, akan menurunkan (karena tanda -) Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI sebesar 3,84%. Dengan ketentuan variabel X2 dan X3 dengan nilai yang konstan (cateris paribus). Pengujian hipotesis juga menemukan bahwa nilai
thitung untuk variabel Struktur Aktiva diperoleh lebih besar dari nilai ttabel. Nilai signifikansi Struktur Aktiva lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Struktur Aktiva berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI selama tahun 2010-2014. Hasil ini mendukung Pecking Order Theory dan tidak sesuai dengan Trade Off Theory dimana berdasarkan pernyataan Hakim (2013), bahwa permasalahan utama teori pecking order terletak pada informasi yang tidak sistematik dan struktur aktiva merupakan variabel yang menentukan besar kecilnya masalah ini. Ketika perusahaan memiliki proporsi aktiva berwujud yang lebih besar, maka penilaian asetnya menjadi lebih mudah sehingga permasalahan asimetri informasi menjadi lebih rendah. Dengan demikian, perusahaan akan mengurangi penggunaan hutangnya ketika proporsi aktiva berwujud meningkat. Hal ini berarti bahwa manajemen menggunakan posisi aset tetap sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan hutang. Hal ini terkait dengan kecenderungan bahwa manajemen akan berhati-hati dalam menggunakan dan membuat kebijakan hutang baru, agar kewajiban perusahaan akan semakin kecil. Semakin tinggi struktur aktiva (semakin besar jumlah aktiva tetap) maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi sehingga penggunaan modal asing akan semakin sedikit atau struktur modalnya semakin rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hadianto dan Tayana (2010) dalam penelitiannya yang berjudul βPengaruh Risiko Sistematik, Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Jenis Perusahaan Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Pertambangan: Pengujian Hipotesis Static-Trade Offββ. Hasilnya menemukan bahwa Struktur Aktiva secara parsial berpengaruh negatif terhadap struktur modal Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI. Pengaruh negatif berarti bahwa jika terjadi peningkatan pada Struktur Aktiva, maka Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI akan menurunkan tingkat hutang atau pendanaan dari luar perusahaan.
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa koefisien regresi variabel Pertumbuhan Perusahaan sebesar -0,09 yang berarti bahwa jika Pertumbuhan Perusahaan mengalami peningkatan sebesar 1%, maka akan menurunkan (karena tanda -) Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI sebesar 0,09%. Dengan ketentuan variabel X1 dan X3 dengan nilai yang konstan (cateris paribus). Pengujian hipotesis juga menemukan diperoleh nilai thitung untuk variabel Pertumbuhan Perusahaan diperoleh lebih kecil dari nilai ttabel. Nilai signifikansi Pertumbuhan Perusahaan lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05) Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Namun hasil penelitian ini memiliki perbedaan dengan hasil penelitian sebelumnya, seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Kesuma (2014) yang menguji tentang Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal Industri Otomotif di BEI. Dimana hasil penelitiannya membuktikan bahwa Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio). Pengaruh Likuiditas (Current Ratio) Terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 Hubungan antara Likuiditas (Current Ratio) dengan Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) yakni negatif. Hal ini terbukti berdasarkan pengujian hipotesis ketiga yang ditemukan bahwa Koefisien regresi variabel Likuiditas (Current Ratio) sebesar -0,69 yang berarti bahwa setiap peningkatan Likuiditas (Current Ratio) sebesar 1%, maka akan menurunkan (karena tanda -) Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI sebesar 0,69%. Dengan ketentuan variabel X1 dan X2 dengan nilai yang konstan (cateris paribus).
Pengujian Hipotesis juga menemukan bahwa nilai thitung untuk variabel Likuiditas yang diperoleh jauh lebih besar dari nilai ttabel. Nilai signifikansi Likuiditas (Current Ratio) lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05) Likuiditas (Current Ratio) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Pengaruh negatif mengartikan bahwa perusahaan dengan tingkat Likuiditas (Current Ratio) yang tinggi cenderung tidak menggunakan hutang. Hal ini dikarenakan oleh perusahaan memiliki jumlah dana internal yang melimpah. Sesuai dengan Pecking Order Theory bahwa perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2013) serta Putra dan Kesuma (2014) yang menemukan hasil yang sama bahwa Likuiditas (Current Ratio) mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio). Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan dari Likuiditas (Current Ratio) terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas (Current Ratio) Terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 Berdasarkan pengujian hipotesis secara simultan nilai F-hitung diperoleh jauh lebih kecil dibandingkan F-tabel sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Hal yang sama pula dapat dilihat pada tingkat signifikansi, yakni nilai probabilitas yang diperoleh dari pengujian lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (Struktur Aktiva,
Pertumbuhan
Perusahaan,
Likuiditas)
signifikan terhadap variabel terikat
secara
bersama-sama
berpengaruh
Struktur Modal (Debt to Equity Ratio)
Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hal yang sama juga ditunjukan dengan nilai koefisien determinasi yakni sebesar 13,91% yang berarti bahwa Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan dan Likuiditas (Current Ratio) hanya berpengaruh sebesar 13,91% terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI. Sementara sebesar 86,09% pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti dala penelitian ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas belum mampu menjelaskan atau memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki jumlah aset yang besar baik aset lancar maupun aset berwujud, serta mempunyai pertumbuhan yang tinggi, akan cenderung mengurangi penggunaan hutang dari luar perusahaan. Hal ini dikarenakan oleh perusahaan memiliki pendanaan internal yang cukup sehingga tidak menggunakan pembiayaan eksternal yang berasal dari hutang. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan yakni Struktur Aktiva berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio), Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio), Likuiditas (Current Ratio) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) dan secara simultan menunjukan bahwa Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas (Current Ratio) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 dengan nilai koefisien determinasi 13,91%.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti memberikan saran sebaiknya perusahaan perlu memperhatikan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi struktur modal baik struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, dan likuiditas maupun faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Apabila perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan sebaiknya hal tersebut dapat berdampak pada peningkatan profitabilitas dan nilai perusahaan. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel-variabel lain terkait faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan karena dalam penelitian ini persentase pengaruh dari variabelvariabel yang diteliti hanya sebesar 13,91%. DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene F, Joel F. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Dwilestari, Anita. 2010. Pengaruh Struktur Aktiva, Pertumbuhan, Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan: PT. Magna Business Support Jakarta Hadianto, Bram, Christian Tayana. 2010. Pengaruh Risiko Sistematik, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Dan Jenis Perusahaan Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Pertambangan: Pengujian Hipotesis Static-Trade Off. Jurnal Akuntansi: Universitas Kristen Maranatha Hakim, Arief Rahman. 2013. Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012). Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Joni dan Lina. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi: STIE Trisakti Putra, Dwi Ema, I Ketut Wijaya Kesuma. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran, Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal Industri Otomotif Di BEI. Jurnal: Universitas Udayana Sambharakreshna, Yudhanta. 2010. Pengaruh Size Of Firm, Growth Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Akuntansi: Universitas Trunojoyo Sari, Devi Verena. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Skripsi: Universitas Diponegoro Semarang www.idx.co.id