JURNAL
JURNAL
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MELALUI METODE MODELING PADA SISWA KELAS X APKA SMK NEGERI I SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO Wahyu1), Sarjan Mile2), Asry Syam3) 1
FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Wahyu)
[email protected] 2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Sarjan Mile)
[email protected] 3 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Asry Syam)
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah : untuk meningkatkan keterampilan servis atas dalam permainan Bolavoli melalui metode modeling pada siswa Kelas X APKA SMK Negeri I Suwawa Kabupaten Bone bolango”Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menggunakan metode modeling dalam pembelajaran, yang dilaksanakan di Kelas X APKA SMK Negeri I Suwawa Kabupaten Bone bolango tahun pelajaran 2015.Hasil penelitian terbukti signifikan, dimana terjadi peningkatan dengan persentase 76,15% melebihi indikator kinerja yang ditentukan 75% setelah dilakukan tindakan dalam dua siklus dari jumlah keseluruhan 26 siswa yang dikenai tindakan. Kata Kunci :
Pembelajaran Modeling, Hasil Belajar, Permainan Sepak bola
Abstract The Purpose of this research is: to increase service skill on deep Bolavoli's game passes through to methodic modelling on student X APK A SMK is Suwawa's Country Bone Bolango's Regency ” Yeald of researce brazes this was performed by use of modelling method in learning, one that executed at class x APK A SMK is Suwawa's Country Bone Bolango's Regency school year 2015. Yeld of researce is signifikan, where is increasing happening with percentage 76,15% overshot prescribed performance indicator 75% afters were done by action in two cycles of all told 26 student that hit by action. Keywords : Service skill On, Modelling . 1. PENDAHULUAN Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang handal dan mutu pendidikan yang besifat dinamis sehingga dapat menciptakan dunia pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman. Disamping itu, pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus
selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah harus memberikan kebijakan dengan memberlakukan kurikulum yang meliputi aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan, dan seni. Tujuannya bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir
kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas olahraga. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan. Pendidikan jasmani dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, yang mencakup aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral. Tujuan tersebut tidak akan tercapai dengan sendirinya, tetapi harus melalui proses pengajaran dan pembelajaran yang dikelola dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kualitas guru sangat berpengaruh terhadap kualitas anak didik. Suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih baik bila ditunjang oleh keterampilan guru dalam menciptakan suatu interaksi dalam rangka mencapai tujuan yang merupakan salah satu kriteria keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pendidikan jasmani mulai diapresiasikan sebagai suatu mata pelajaran penting dalam kurikulum sekolah. Dalam proses pendidikan jasmani, guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi serta sarana dan prasarana olahraga. Permianan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam satu program pokok pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Permainan bolavoli sudah berkembang disemua lapisan masyarakat, dari anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, dari desa sampai kota. Sejalan dengan perkembangan bolavoli yang semakin pesat, maka permainan ini pun dimasukkan dalam kurikulum pendidikan jasmani yang harus diajarkan di semua jenjang pendidikan baik di tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK serta perguruan tinggi. Demikian pula halnya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dimana permainan bolavoli termasuk dalam salah satu permainan dan olahraga bola besar. Permainan bolavoli dapat dipakai sebagai sarana pembentukan individu secara harmonis antara perkembangan jasmani, jiwa dan raga. Perkembangan jasmani dimaksud untuk pembentukan sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan serta keterampilan jasmani yang menyangkut
kecepatan, kelincahan, daya tahan, kekuatan, kelentukan, dan sebagainya. Maksud dan tujuan diajarkannya permainan bolavoli yaitu agar siswa mengatahui teknik dasar bolavoli dan mampu bermain bolavoli dengan baik. Kegiatan belajar mengajar permainan bolavoli yang disajikan bagi siswa bertujuan agar siswa memahami dan terampil dalam permainan bolavoli. Memahami berarti memiliki pengetahuan dan terampil berarti mempunyai kecakapan serta praktis dalam bermain bolavoli. Seorang guru harus dapat mentrasfer ilmu kepada anak didik secara teori dan praktik. Dalam hal ini kapasitas kompetensi yang dimiliki guru akan berdampak langsung terhadap keterampilan yang dimiliki anak didik. Maka dari itu, guru dituntut menggunakan berbagai cara agar siswa mencapai standar kompetensi yang terdapat dalam silabus. Penguasaan teknik dasar permainan bolavoli mempunyai peran penting untuk mendukung penampilan seorang pemain baik secara individu maupun secara kolektif. Mengingat pentingnya penguasaan teknik dasar permainan bolavoli, maka dalam kurikulum sekolah dicantumkan pembelajaran macam-macam teknik dasar permainan bolavoli. Salah satu teknik dasar yaitu servis. Servis merupakan serangan pertama yang dilakukan oleh regu yang berhak menyerang atas bola pertama dalam permainan. sehingga dalam pembelajar permainan bolavoli dibutuhkan cara mengajar serta penggunaan metode yang tepat, karena siswa yang di didik merupakan pemain bolavoli pemula, maka dalam mengajarkan harus dilakukan sebaik mungkin, agar siswa menguasai teknik servis atas dengan baik dan benar. dalam tingkat satuan pendidikan guru penjaskes merupakan pembina dasar bagi para siswa untuk mempelajari teknik dasar suatu cabang olahraga diantaranya adalah teknik dasar servis atas dalam permainan bolavoli. Apabila guru penjaskes mengajarkan tehnik dasar servis atas dalam permainan bolavoli dengan baik dan benar serta menggunakan metode mengajar yang tepat, maka hal ini dapat mempercepat peningkatan keterampilan tehnik dasar dimaksud.
Metode modeling merupakan metode pembelajaran yang sering diterapkan dalam belajar mengajar keterampilan olahraga. Dari metode pembelajaran tersebut dapat diterapkan secara sendiri-sendiri atau mengkombinasikan dengan metode lainnya. Banyak penelitian yang meneliti tentang metode ini, namun hasilnya belum tentu sama. Meskipun dalam pembelajaran diterapkan metode yang sama, jika sampel yang digunakan berbeda hasilnya belum tentu sama. Hal ini karena, hasil suatu penelitian hanya relevan pada sampel yang digunakan dalam penelitian, sehingga jika diterapkan pada sampel yang berbeda hasilnya belum tentu sama. Metode modeling merupakan pendekatan dimana guru mengajar dengan bantuan model-model. model-model dapat merupakan alat peraga dua dimensi seperti gambar, foto, grafik, peta, denah, skema, coretan peta pikiran, dan sebagainya, atau merupakan alat peraga tiga dimensi seperti boneka, manusia dan lain sebagainya. Bertolak dari penjelasan tersebut maka perlu penggunaan metode yang tepat guna meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah yang ada di Indonesia. Karena metode pembelajaran merupakan seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran dalam pelaksanaannya sehingganya metode tidak dapat dipisahkan dengan teori pembelajaran yang meliputi kondisi pembelajaran dan hasil pembelajaran. Setiap metode masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui hasil peningkatan keterampilan servis atas dalam permaianan bolavoli. Hal ini karena, keterampilan siswa melakukan keterampilan servis atas bolavoli tidak hanya dipengaruhi oleh penerapan metode pembelajaran saja. Faktor individu atau siswa sangat dominan terhadap keterampilan melakukan servis atas dalam permainan bolavoli. Salah satu faktor yang mempengaruhi keterampilan servis atas dalam permainan bolavoli yaitu Koordinasi mata dan tangan serta penguasaan keterampilan servis atas dalam permainan bola voli.
Ditinjau dari gerakan pelaksanaan, servis merupakan keterampilan dasar yang mempunyai peran penting dalam suatu pertandingan pertandingan. Dapat dikatakan, servis dapat mempengaruhi seluruh jalannya permainan bolavoli. Pentingnya peran servis dalam permainan bolavoli, maka harus diajarkan dengan baik dan benar. Upaya pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani khususnya servis atas dalam permainan bolavoli di SMK Negeri I Suwawa Kabupaten Bone Bolango tidaklah mudah. Pada umumnya siswa belum menguasai teknik dasar servis atas dengan baik dan benar. Biasanya para siswa cenderung sekedar memukul bola dengan kuat agar bola menyebrang kedaerah permainan lawan tanpa memperhitungkan kesulitan dan evektifitas dari pukulan servis atas yang dilakukan. belum lagi siswa yang pertama kali mengenal permainan bolavoli atau putri, tentu akan mengalami kesulitan dalam melakukan servis atas. sehingganya kondisi semacam ini berdampak pada permainan kurang digemari oleh siswa. Kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh siswa kelas X APKA SMK Negeri I Suwawa Kabupaten Bone Bolango, karena siswa kelas X APKA merupakan masa peralihan dari sekolah menengah pertama (SMP) ke sekolah menengah atas (SMA). Karena servis atas merupakan keterampilan yang sulit dan memiliki unsur garakan yang kompleks, maka seorang guru harus mampu menerapkan metode pembelajaran yang baik dan sesuai dengan konsisi siswa salah satunya adalah metode modeling. Pada umumnya para guru dalam pembelajaran servis atas secara global yaitu, mengenalkan keterampilan servis atas dari sikap pemulaan, gerakan pelaksanaan dan gerakan lanjutan dari siswa langsung memperagakannya. Disalah satu sisi siswa yang sudah terbiasa atau memiliki pengalaman tidak mengalami kesulitan melakukan servis atas. Tetapi sebaliknya, siswa yang tidak memiliki pengalaman tidak dapat melakukan servis atas. Berdasarkan hal tersebut maka menciptakan metode pembelajaran yang tepat sangat penting agar keterampilan servis atas dalam permainan bolavoli dapat ditingkatkan. Belajar
keterampilan bukan belajar seperti pada umumnya, sehingga perlu metode dan cara mengajar yang baik dan tepat. Permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatar belakangi judul penelitian “ meningkatkan keterampilan servis atas pada permainan bolavoli melalui metode Modeling pada siswa kelas X APKA SMK Negeri I Suwawa Kabupaten Bone Bolango” Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat di identifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Rendahnya keterampilan siswa dalam melakukan servis atas dalam permainan bolavoli. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah melalui metode modeling dapat meningkatkan keterampilan servis atas dalam permainan bolavoli pada siswa kelas X APKA SMK Negeri I Suwawa Kabupaten Bone Bolango?” Pemecahan Masalah Adapun upaya-upaya yang di lakukan peneliti untuk menjawab permasalahan di atas dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu : (a) melalui penggunaan metode modeling yang baik dan benar dalam pembelajaran, maka keterampilan siswa dalam melakukan servis atas pada permainan bolavoli siswa kelas X APKA SMK Negeri I Suwawa Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan, (b) menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut dan memotofasi siswa dalam belajar, (c) membimbing siswa dalam melaksanakan tugas gerak melaluai metode modeling, (d) bersama guru mintra mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan saat melakukan penelitian, (e) konsultasi dengan dosen pembimbing. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan keterampilan servis atas dalam
permainan bolavoli melalui metode Modeling pada siswa kelas X APKA SMK Negeri I Suwawa Kabupaten Bone Bolango Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat terhadap pengembangan teori olahraga pada umumnya dan pada cabang olahraga bolavoli pada khususnya. 2. Manfaat praktis a. Bagi Siswa : Penelitian ini di harapkan dapat memberi dampak positif terhadap siswa sehingga siswa dapat mengusai keterampilan servis atas dalam permainan bolavoli pada mata pelajaran penjas. b. Bagi Peneliti : dapat menambah pengetahuan bahwa melalui Perbandingan metode modeling dan metode bagian terhadap peningkatan keterampilan servis atas dalam permainan bolavoli berkesan sebagai wahana pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan sekaligus memberi pengalaman yang sangat berharga dalam melakukan kegiatan ilmiah dalam bentuk penelitian c. Bagi Guru : Melalui penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam menggunakan metode dalam pembelajaran agar dapat di cerna dengan baik oleh siswa. d. Bagi Sekolah : Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk menjawab setiap kelemahan/kekurangan dari metode pembelajaran yang selama ini diterapkan sebelumnya.
2. METODE PENELITIAN Latar Penelitian Dan Karakteristik Subjek Penelitian Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMK Negeri I Suwawa Kab. Bone Bolango khususnya kelas X APKA
Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang meneliti tentang peningkatan keterampilan servis atas dalam permainan Bolavoli melalui metode modeling pada siswa Kelas X APKA SMK Negeri I Suwawa Kabupaten bone bolango, maka subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X APKA SMK Negeri I Suwawa Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah siswa 26 orang yang terdiri dari 14 putri dan 12 putra dimana masing-masing memiliki latar belakang yang berbeda baik ketuntasan hasil belajarnya maupun penguasaan masingmasing siswa dalam melakukan teknik dasar servis atas dalam permainan Bolavoli. Variabel Penelitian Beberapa variabel yang menjadi fokus kajian dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari : a. Variabel Input Variabel input meliputi kegiatan guru dalam merancang pembelajaran dan menyiapkan sumber belajar dimulai dari sarana dan prasarana serta mempersiapkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang membahas tentang permainan bolavoli. b. Variabel Proses Variabel proses meliputi kegiatan dalam melangsungkan pembelajaran yang telah di rencanakan sebelumnya dan mengamati setiap aktifitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktifitas-aktifitas yang dilakukan siswa menyangkut penguasaan siswa dalam melakukan keterampilan servis atas pada permainan bolavoli dengan baik. c. Variabel Output Yang termasuk dalam variabel ini adalah tercapainya indikator penelitian yang sudah ditentukan, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, serta mengevaluasi setiap proses pembelajaran yang telah dipelajari. Tahap-Tahap Penelitian Tahap Persiapan Adapun persiapan-persiapan yang dilakukan sehubungan dengan penelitian tindakan kelas ini meliputi : a. Mengkordinasikan langsung dengan kepala sekolah dan dan guru-guru yang
ada di SMK Negeri I Suwawa Kabupaten Bone Bolango atas izin persetujuan dalam melaksanakan penelitian disekolah tersebut b. Mengadakan observasi langsung di sekolah tersebut khususnya siswa yang ada dikelas X APKA pada saat melangsungkan pembelajaran. c. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan peneliti dengan guru mitra dalam hal ini guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang ada di sekolah tersebut, perlengkapan yang dipersiapkan mencakup sarana dan prasarana olahraga yang akan digunakan selama proses pelaksanaan penelitian. d. Konsultasi dengan dosen pembimbing. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian adalah unsur kerja sama antara peneliti dengan guru mitra dalam hal ini guru pendidikan jasmani, dimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dimaksud harus sesuai dengan skenario tindakan. Prosedur penelitian tindakan ini berdasarkan hasil tindakan dalam setiap siklus apabila hasil tindakan dalam siklus belum mecapai indikator yang telah ditetapkan maka pelaksanaan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Tahap Pemantauan Dan Evaluasi Tahap pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada proses penelitian berlangsung, dimana hasil dibahas pada setiap analisis dan refleksi. Pada proses pelaksanaan tindakan tersebut peneliti mengadakan penilaian serta mengambil data terhadap perkembangan siswa yang ada di lapangan. Apabila pelaksanaan tindakan tersebut telah selesai, peneliti beserta guru mitra akan memberikan umpan balik untuk mengevaluasi kembali hasil tindakan. Adapun pedoman dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi adalah : a. semua aspek yang menjadi indikator dari keterampilan servis atas dalam permainan bolavoli siswa kelas X APKA SMK Negeri I Suwawa Kabupaten Bone Bolango. b. alat pengumpulan data yang telah dipersiapkan yakni lembar
observasi yang telah dibuat untuk mengukur hasil pembelajaran. c. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode modeling dan metode bagian. Tahap Analisis Dan Refleksi Pada tahap ini analisis data dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan pada akhir siklus pembelajaran yang diperolah dari hasil pengamatan dan evaluasi dari hasil observasi dan hasilnya dijadikan bahan untuk merefleksi proses kegiatan pembelajaran sehingga hasilnya dapat diketahui dengan jelas. Dari hasil tersebut dapat dijadikan acuan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan pada setiap tindakan pada masingmasing siklus. Tujuan dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan direfleksi adalah untuk memperoleh gambaran tentang kekurangan dan kelemahan yang ada apakah masih diberi tindakan atau tidak untuk melaksanakan tindakan pembelajaran selanjutnya. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan tahap analisis dan refleksi yang telah diuraikan diatas maka untuk mencari data dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain : a) observasi 1. Tahap Persiapan a. Berdiri tegak pandangan ke arah bola (depan). b. Salah satu kaki di depan, kedua lutut agak ditekuk dan kedua tangan memegang bola. 2. Tahap Gerakan a. Salah satu tangan melambungkan bola ke atas agak ke belakang ± 1 meter diikuti melentingkan punggung ke belakang. b. Badan agak melenting kebelakang dan berat badan pada kaki belakang. c. Ayunkan tangan kanan bersamaan dengan gerakan badan ke depan. d. Bola dipukul menggunakan tangan kanan yang dibantu dengan
mengaktifkan/meluncutkan pergelangan tangan. 3. Akhir Gerakan a. Ikuti gerakan bola setelah dipukul melalui sikap lengan yang segaris dengan gaya dorong ke depan. b. Pandangan mengikuti arah gerak bola. b) Dokumentasi Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah untuk mendokumentasikan bukti fisik pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung disekolah tersebut dimulai dari observasi sampai dengan pelaksanaan tindakan kelas. Teknik Analisis Data Setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung dimulai dari observasi, maka data tersebut perlu dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan siswa dalam melakukan keterampilan servis atas sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Adapun teknik analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini dibuat standar penilaian untuk dijadikan pedoman dalam menentukan kriteria penilaian. Adapun kriterianya dapat diklasifikasikan menurut Harun Rasyid & Mansyur, M.Pd (2013 : 21) sebagai berikut : 80-100 baik sekali, 70-79 Baik, 60-69 Cukup, 45-59 Kurang, 0-44 Kurang sekali.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Hasil Pen elitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK N I Suwawa Kabupaten Bonebolango Kelas X APKA dengan jumlah siswa 26 orang yang terdiri dari 12 putra dan 14 putri. Sementara yang menjadi peneliti adalah peneliti sendiri sedangkan yang menjadi mitra kerja adalah guru olahraga di sekolah SMK N I Suwawa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari empat kali pertemuan. untuk memperoleh data-data yang akurat, peneliti mengadakan observasi awal sebagai data awal peneliti. Hal ini dilakukan guna memperoleh data awal untuk menjadi dasar dalam penelitian ini. Observasi awal Observasi awal merupakan hal mutlak untuk dilaksanakan sebelum penelitian dilakukan. Observasi awal dilakukan guna mengetahui keterampilan awal siswa kelas X APKA SMK N I Suwawa Kabupaten Bonebolango dalam hal pelajaran bolavoli khususnya servis atas. Kegiatan ini penting guna menentukan model tindakan yang akan diterapkan. Data observasi awal dapat dilaporkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan siswa kelas X APKA SMK N I Suwawa Kabupaten Bonebolango belum sepenuhnya menguasai teknik dasar servis atas dalam permainan bolavoli, dimana terdapat 22 (84,61%) orang siswa yang termasuk dalam klasifikasi kurang (K), 1 (3,84%) orang siswa yang termasuk dalam klasifikasi (C) dan 3 (11,53 %) orang siswa yang termasuk dalam klasifikasi (B), dengan persentase keseluruhan 55,67% dan jauh dari indikator ketuntasan 75%. Kondisi inilah yang mengharuskan peneliti untuk segera melakukan tindakan. Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu dengan menggunakan metode modeling dalam pembelajaran. “Tujuan menggunakan metode modeling yaitu memudahkan siswa dalam menganalisa, memahami dan melakukan aktivitas gerak yang berhubungan dengan servis atas dalam permainan bolavoli”. Artinya dengan menggunakan metode modeling dalam pembelajaran servis atas dalam permainan bolavoli, akan memudahkan siswa dalam melakukan gerakan servis atas dalam permainan bolavoli. Kesimpulan hasil observasi awal menunjukkan bahwa keterampilan siswa kelas X APKA SMK N I Suwawa Kabupaten Bonebolango dalam melakukan teknik dasar servis atas dalam permainan bolavoli perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode modeling dalam pembelajaran penjas khususnya pada permainan bolavoli. Siklus 1 a. Hasil Pengamatan Siklus 1 Hasil pengamatan siklus 1 (4 kali pertemuan) setelah proses pembelajaran servis atas dalam permainan bolavoli dengan menggunakan metode modeling pada siswa kelas X APKA SMK N I Suwawa Kabupaten Bonebolango dapat dilihat pada tabel 2.
peneliti untuk segera melakukan refleksi dengan cara melanjutkan penelitian melalui siklus II. Tindakan pada siklus II sama halnya dengan apa yang dilakukan pada siklus 1 yaitu meliputi Tahap persiapan, Tahap gerakan, dan Akhir gerakan. Siklus II a) Hasil Pengamatan siklus II Untuk mengetahui perkembangan kegiatan pembelajaran pada siklus II, maka dilakukan hal yang sama seperti pada siklus 1, yakni dengan menggunakan lembar observasi. Hasil penerapan siklus II secara umum terjadi peningkatan dari berbagai aspek yang sangat berarti bagi peneliti dan juga siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode modeling dalam pembelajaran servis atas dalam permaianan bolavoli. Secara rinci peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 3 (empat) dibawah
Data tabel 2 menunjukkan bahwa keterampilan siswa kelas X APKA SMK N I Suwawa Kabupaten Bonebolango dalam melakukan servis atas dalam permainan bolavoli belum mencapai target. Dari ketiga indikator yang diamati yaitu (1) tahap persiapan (2)tahap gerak (2) akhir gerakan dengan persentase 60,75%. Hasil ini memperlihatkan bahwa perolehan nilai setelah siklus 1 belum mencapai target yang ditetapkan sebelumnya yaitu 75% sementara hasil yang diperoleh setelah siklus 1 hanya sebesar 60,75%. Dimana 8 (30,76%) siswa termasuk dalam klasifikasi kurang (K), 14 (53,84%) siswa dalam klasifikasi cukup (C), 3 (11,53 %) siswa dalam klasifikasi baik (B), dan 1 (3.84%) siswa dalam klasifikasi baik sekali (BS). Maka, langkah selanjutnya yaitu merefleksi siklus 1. b. Refleksi siklus 1 Refleksi dilaksanakan untuk memperbaiki beberapa tindakan yang dilakukan sebelumnya guna mencapai indikator kinerja atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan yaitu sebesar 75 %. Hasil siklus 1 sebesar 60,75% mengharuskan
Tabel 3 menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan segnifikan dari nilai pada siklus II. Hal ini dapat diamati pada hasil indikator yang mencakup (1) Tahap persiapan, (2) Tahap gerak, (3) serta akhir gerakan yang meningkat dari 06,75% menjadi 76.15%. Hasil ini menunjukkan kepada peneliti bahwa keseluruhan siswa di kelas X APKA SMK N I Suwawa kabupaten Bonebolango telah
mengalami peningkatan dalam melakukan servis atas permainan bolavoli sesuai harapan dimana terdapat 16 (61,53%) siswa dalam klasifikasi baik sekali (BS) dan 10 (38,47%) siswa dalam klasifikasi baik (B) dengan persentase peningkatan dari siklus 1 ke siklus II sebesar 76,15%. Artinya keseluruhan siswa di kelas X APKA SMK N I Suwawa kabupaten Bonebolango sudah menguasai keterampilan servis atas dalam permainan bolavoli sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan sebesar 75%. Kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode modeling dalam pembelajaran bolavoli khususnya keterampilan servis atas dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas X APKA SMK N I Suwawa kabupaten Bonebolango dalam melakukan servis atas dalam permainan bolavoli. Langkah selanjutnya yaitu melakukan refleksi siklus II. b). Refleksi Siklus II Berdasarkan perilaku tindakan pada siklus ke II maka dapat diketahui bahwa guru telah melakukan semua aspek tindakan dengan baik. Hasil yang dicapai dalam siklus ini rata-rata 76.15% maka hal ini sudah mencapai ketuntasan yang dikehendaki yaitu 75%. Dengan demikian penelitian bersama guru mintra dianggap sudah selesai dan berhasil. Dilihat dari refleksi tersebut maka hasil yang diperoleh telah mencapai target yang diharapkan dan bahkan melebihi indikator kinerja yang ditentukan yang artinya tidak perlu dilanjutkan lagi kesiklus berikutnya.
menggunakan metode modeling yakni untuk mempermudah siswa dalam menganalisa, memahami, dan melakukan aktifitas gerak servis atas dalam permainan bolavoli. Hasil penelitian menunjukkan data observasi awal sebesar 55.67% siklus satu sebesr 60.75% dan siklus ke dua 76.15% perolehan ini menggambarkan bahwa rata-rata siswa kelas X APKA SMK N I Suwawa kabupaten Bonebolango mampu memperbaiki kekurangan setelah diberi tindakan sebanyak dua kali setiap siklusnya. Artinya peningkatan hasil belajar siswa kelas X APKA SMK N I Suwawa kabupaten Bonebolango dalam mata pelajaran penjas khususnya servis atas dalam permaianan bolavoli meningkat karena adanya tindakan dengan menggunakan metode modeling dalam pembelajaran bolavoli. Dalam penelitian ini peningkatan keterampilan servis atas dalam permainan bolavoli kelas X APKA SMK N I Suwawa kabupaten Bonebolango terjadi karena adanya tindakan yang dilakukan dengan menggunakan metode modeling dalam pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran bolavoli dengan menggukan metode modeling berhasil setelah melalui dua siklus. Peningkatan keterampilan servis dalam permainan bolavoli siswa kelas X APKA SMK N I Suwawa kabupaten Bonebolango dalam mata pelajaran penjas khususnya permainan bolavoli dengan menggunakan metode modeling dalam pembelajaran dengan dua siklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
PEMBAHASAN Tujuan pembelajaran penjas yakni membawa perubahan kearah positif (kognitif) pola sikap (efektif) dan keterampilan (psikomotor). Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas X APKA SMK N I Suwawa kabupaten Bonebolango ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam permainan bolavoli khususnya keterampilan servis atas melalui metode modeling dengan indikator pencapaian yang telah ditetapkan yakni 75% dari jumlah keseluruhan siswa yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti
Dari tabel 4 jelas bahwa peningkatan keterampilan servis atas dalam permainan bolavoli siswa kelas X APKA SMK N I
Suwawa kabupaten Bonebolango melalui metode modeling dalam pembelajaran telah melebihi indikator kinerja yang ditetapkan. Artinya pada setiap siklus sangat jelas selisi peningkatannya, dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa “ melalui penggunaan metode modeling dalam pembelajaran. maka, keterampilan servis atas dalam permainan bolavoli pada siswa kelas X APKA SMK N I Suwawa kabupaten Bonebolango dapat ditingkatkan” dapat terbukti dan diterima. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah ungkapkan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. terdapat pengaruh penggunaan metode modeling terhadap keterampilan siswa dalam melakukan servis atas permainan bolavoli pada siswa kelas X APKA SMK N I Suwawa kabupaten Bonebolango. 2. penggunaan metode modeling dalam pembelajaran bolavoli dapat meningkatkan keterampilan servis atas siswa pada permainan bolavoli terutama siswa kelas X APKA SMK N I Suwawa kabupaten Bonebolango 5. REFERENSI Aan Sunjata Wisahati & Teguh Santosa. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Achmad Paturusi. 2012. Manajemen Pendidikan jasmani dan olahraga. Bandung: PT Refika Aditama Atmaja Budi Sarjana & Bambang Trijono Joko Sunarto. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta. CV : Teguh Karya Benny A. Pribadi. 2011. Model ASSURE Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta : PT Dian Rakyat Budi Sutrisno & Muhammad Bazin Kh afadi. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga
Dan Kesehatan. Jakarta : CV. Putra Nugraha Harun Rasyid & Mansur. 2013. Penilaian Hasil Belajar. CV. Wacana Prima. Hilman Nurhuda & Mia Kusumawati. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta : PT. Sinergi Pustaka Indonesia Mohammad AliMashar & Dwinarhayu. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta : Swadayan Murni Mohammad Robman & Sofan Amri. 2013. Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakarya Nanang Hanafiah & Cucu suhana. 2012. Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama Paturusi. 2012. Manajemen pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : PT. Asdimasatya Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta : Putra grafika. Shodikin Chandra & Achmad E Esnoe Sanoesi. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta : PT. Arya Duta Nopebri & Sumaryoto. 2014. Buku Guru pendididkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : kementrian pendidikan dan Kebudayaan Sri Wahyuni dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta : PT. Wangsa Jatra Lestari. Suyono & Hariyanto. 2012. Belajar dan pembelajaran teori dan konsep dasar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Syaiful Sagala. 2013. Konsep dan Makna pemBelajaran. Bandung : CV Alfabeta Syarifudin & Sudrajat Wiradihardja 2014. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdukbud.
Yusuf
Hidayat dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta: Pusat perbukuan kementrian pendidikan nasional