KAJIAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 1 GORONTALO Fahriyanti Abbas1*, Netty Ino Ischak2, dan Erni Mohamad2 1 Mahasiswa Pendidikan Kimia FMIPA, Universitas Negeri Gorontalo 2 Dosen Pendidikan Kimia FMIPA, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK : Kajian Kemampuan Siswa Dalam Memahami Konsep Pada Materi Sistem Periodik Unsur Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 1 Gorontalo. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia Program Pendidikan Strata-1 (S1) Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Dosen pembimbing I Dr. Netty Ino Ischak, M.Kes dan Pembimbing II Erni Mohammad, S.Pd, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Gorontalo dalam memahami konsep pada materi sistem periodik unsur. Metode penelitian ini merupakan metode deskriptif. Sampel pada penelitian adalah siswa kelas XB1 dan XB5 SMA Negeri 1 di Kota Gorontalo, berjumlah 63 orang siswa, yang diambil dari populasi 238 orang siswa dengan mengunakan tehnik sampling purposive. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes objektif sebanyak 30 nomor soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahaman konsep sistem periodik unsur siswa SMA Negeri 1 Gorontalo. Hasil uji coba instrumen tes diperoleh validasi isi 97,33% dan koefisien reliabilitas 0,79. Setelah dilakukan tes diperoleh sebanyak 48,3% siswa mampu memahami konsep materi sistem periodik unsur. Berdasarkan data hasil penelitian tersebut, maka masih banyak siswa yang belum memahami konsep sistem periodik unsur. Dengan persentase jawaban benar siswa secara keseluruhan yaitu 50,4% dan termasuk pada kategori kurang Kata kunci : Kemampuan pemahaman konsep, sistem periodik unsur ABSTRACT : The Teaching of students competence in understanding concept on material about element periodic from students class X IPA SMA negeri 1 Gorontalo. Department of Bachelor Education of Chemistry Education, Faculty of Mathematic and Natural Sciences, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). The principal supervisor was Dr. Netty Ino Ischak, M.Kes as advisor I and Erni Mohamad S.Pd, M.Si as advisor II. The purpose of this research to know the level of students competence from student class X IPA SMA Negeri 1 Gorontalo in understanding the concept on material about element periodic system. The method of this research is descriptive method. Sample on this research is students class XB1 and XB5 SMA Negeri 1 Gorontalo City, amount 63 students, taked from population 238 students with used sampling purposive technique. The research instrument is using objective is 30 question number used for to knowing the
understanding competence level to concept of element periodic system at students SMA Negeri 1 Gorontalo the result of instrument test getting validation is 97,33 % and reability coefficient is 0,79 %. After to do the test getting 48,3 % students can understanding the concept of elements periodic system. Basin on data the result of research. So still much more students is not to understanding the concept of element periodic system. With presentation of right answer altogether is 50,4 % and comprise on less category. Keywords : The competence to understanding the concept, element periodic system PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau kelompok untuk dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak dipahami. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (development) bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya. Upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak terlepas dari kualitas kegiatan belajar mengajar dikelas. Kegiatan belajar pembelajaran dikelas merupakan salah satu bagian dari proses pendidikan yang bertujuan untuk membawa suatu keadaan ke keadaan baru yang lebih baik. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertainya. Nugroho (dalam Maharani, 2007:1) menyatakan bahwa pengajaran ilmu kimia di sekolah menengah atas bertujuan agar siswa dapat memahami konsep, prinsip, hukum dan teori kimia serta keterkaitannya
dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Pemahaman konsep diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan belajar merupakan proses kognitif yang melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses tersebut adalah : (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketetapan pengetahuan (Dahar : 1989) Konseptual pemahaman kimia adalah upaya peserta didik memahami konsep-konsep ilmu kimia. Upaya “memahami” berkenan dengan aktifitas mental dalam membangun pengetahuan atau makna terhadap suatu konsep. Konseptualisasi lebih bermakna sebagai bentuk pengertian peserta didik yang lahir upayanya memahami konsep. Produk konseptualisasi adalah berupa persepsi yang dapat dicerminkan oleh hasil penjelasan, dalam bentuk gagasan ketika peserta didik merespon sejumlah pertanyaan atau menjelaskan fenomena tertentu (Laliyo, 2011: 13). Kean (dalam Mentari , 2013) mengemukakan bahwa mata
pelajaran kimia memiliki karakteristik: 1) sebagian besar konsepnya bersifat abstrak, sederhana, berjenjang, dan terstruktur, 2) merupakan ilmu untuk memecahkan masalah serta mendeskripsikan fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa. Arpani (dalam Sukamto, 2012) menyatakan bahwa karakteristik konsep ilmu kimia berbeda dengan konsep ilmu lainnya. Kimia berisi hitungan, fakta yang harus diingat, kosakata khusus, hukum-hukum yang mengaitkan satu ide dengan ide yang lain yang harus dipahami secara benar dan tepat. Middlecamp (1985) mengemukakan bahwa ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa. Kesulitan mempelajari kimia terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri sebagai berikut : 1) Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak, 2) Ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya, 3) Sifat ilmu kimia yang berurutan dan berkembang secara cepat, 4) Dalam kimia tidak sekedar memecahkan soal-soal, 5) Materi kimia sangat banyak. Materi sistem periodik termasuk materi yang abstrak. Pada materi sistem periodik unsur terdapat pembahasan tentang penentuan letak unsur dalam tabel periodik unsur berdasarkan konfigurasi. Untuk memahami cara menentukkan letak unsur, siswa terlebih dahulu harus memahami konfigurasi elektron sehingga periode dan golongan dapat diketahui, seperti yang dikemukakan oleh Nakhleh (dalam Kurniawan, 2012) jika siswa tidak memahami konsep dasarnya, maka siswa akan
mengalami kesulitan dalam memahami konsep yang lebih kompleks. Oleh karena materi Sistem Periodik Unsur (SPU) merupakan materi yang banyak mengandung materi yang bersifat hafalan, sehingga hal ini berpengaruh terhadap ingatan atau kemampuan memori siswa. De Block (dalam Agustin, 2014) menyatakan bahwa pada saat mempelajari materi untuk pertama kali, siswa mengolah bahan pelajaran yang kemudian disimpan dalam ingatan dan akhirnya materi yang telah disimpan itu direproduksikan pada saat dibutuhkan. Semakin dalam pemahaman yang diperoleh pada waktu mempelajari materi untuk pertama kali, semakin baik pula prestasi mengingat kembali pada waktu mengerjakan tes. Belajar kimia menuntut pemahaman dan penguasaan konsepkonsep dengan benar, menuntut kemampuan berfikir abstrak serta penguasaan pehitungan matematis, hal ini kemungkinan mengakibatkan timbulnya kesalahan siswa dalam memahami suatu konsep adalah dengan cara melihat data hasil prestasi belajar yang dicapainya. Apabila prestasi belajarnya dibawah standar maka siswa yang bersangkutan belum mencapai kemampuan minimal yang dipersaratkan, sehingga siswa tersebut mengalami kesulitan belajar yang mengakibatkan terjadinya kesalahan konsep. Sedangkan jika prestasi belajarnya diatas standar, maka siswa bersangkutan sudah mencapai kemampuan minimal yang dipersyaratkan, sehingga siswa dapat dikatakan sudah memamhami suatu konsep.
Berdasarkan uraian diatas maka di lakukan penelitian ini untuk megetahui secara langsung bagaimana kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep kimia khususnya pada materi sistem periodik unsur dengan formulasi judul: Kajian Kemampuan Siswa Dalam Memahami Konsep Pada Materi Sistem Periodik Unsur Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gorontalo. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo dalam memahami konsep pada materi sistem periodir unsur.
dianalisis dengan mendeskripsikan kemampuan siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Gorontalo dalam memahami konsep pada materi sistem periodik unsur dengan analisis persentase (%). Tahap-tahap dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :1) Tahap pralapangan, 2) Tahap pelaksanaan penelitian, 3) Tahap akhir penelitian
METODE PENELITIAN
Tabel 4.1 Rata-rata pemahaman konsep siswa pada materi sistem periodik unsur
Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan yaitu penelitian yang menggambarkan suatu fenomena sebagaimana adanya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Gorontalo tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah 238 siswa yang tersebar di tujuh kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XB1 dan XB5 dengan jumlah keseluruhan 63 siswa. Data dalam penelitian ini adalah hasil tes siswa pada materi sistem periodik unsur. Instrument dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemahaman konsep sistem periodik unsur dalam bentuk objektif terbuka berjumlah 30 soal Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tes, dokumentasi, dan Wawancara,. Sebelum digunakan, tes terlebih dahulu divalidasi dan diuji reliabilitasnya. Data penelitian ini
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh presentase pemahaman konsep siswa SMA negeri 1 Gorontalo pada materi sistem periodik dapat dilhat pada tabel 4.1 No
Indikator
Item soal
1
Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 28
2
3
Rata-rata Menjelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur
Rata-rata Menganalisis tabel periodik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energy ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, sifat logam dan nonlogam, serta kereaktifannya
Rata – rata Rata - rata total
2 24 27 29 30 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25 26
Persentase (%) siswa menjawab benar 74,6 87,3 98,4 76,1 98,4 92 33,9 79,3 50,7 95,2 69,8 60,3
Persentase (%) siswa menjawab salah 25,3 12,6 1,5 23,8 1,5 7,9 66,6 20,6 49,2 4,7 30,1 39,6
76,3 12,6 6,3 6,3 53,9 61,9 28,2 82,5 69,8 50,7 25,3 6,3 26,9 95,2 7,9 65 60,3 85,7 23,8 7,9 46,7 % 50,4 %
23,6 59 93,6 93,6 46 38 66 17,4 30,1 49,2 74,6 93,6 73 4,7 92 34,9 39,6 14,2 76,1 92 55,4 % 48,3 %
Pembahasan Materi sistem periodik unsur diberikan kepada siswa SMA kelas X
semester ganjil (I). Berdasarkan hasil pengumpulan data dilihat bagaimana kemampuan siswa SMA Negeri 1 Gorontalo dalam memahami konsep pada materi sistem periodik unsur yaitu, a) membandingkan perkembangan tabel periodik unsur, b) menjelaskan dasar pengelompokan unsur, c) menganalisis tabel periodik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion,energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, sifat logam dan nonlogam, serta kereakifannya. Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh total rata-rata siswa SMA Negeri 1 Gorontalo yang menjawab benar tentang materi sistem periodik unsur adalah 50,4%, sedangkan persentase total siswa yang menjawab salah yaitu 48,3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada materi ini termasuk pada kategori kurang. Dan didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa siswa setelah siswa selesai menjawab soal yang diujikan. Dimana setiap soal yang diwawancarakan sudah mewakili indikator yang ada. Berikut ini uraian tentang tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi sistem periodik unsur berdasarkan tiga indikator diatas. Kemampuan Pemahaman Siswa Tentang Indikator Membandingkan Perkembangan Tabel Periodik Aspek yang diukur untuk menjelaskan kemampuan pemahaman konsep siswa tentang indikator membandingkan perkembangan tabel periodik
meliputi: 1) kemampuan menentukan periode dan golongan, 2) menentukan unsur transisi dan transisi dalam, 3) menentukan hubungan konfigurasi elektron dengan sistem periodik (terdiri dari 11 item soal). Berdasarkan pada tabel 4.1, persentase jawaban benar siswa untuk indikator pertama yaitu 76,3% (kategori baik), artinya siswa sudah mampu memahami konsep tentang membandingkan tabel periodik unsur. Meskipun demikian, untuk mendukung hasil persentase jawaban benar siswa tersebut maka dapat dilihat pada hasil kutipan wawancara siswa berikut, dimana soal yang diujikan yaitu soal nomor 7 dan nomor 11 mewakili indikator yang diujikan tersebut. Tabel 4.2 kutipan jawaban wawancara siswa untuk soal pertama No. 1
Pertanyaan
Jawaban siswa
Suatu unsur X, memiliki jumlah Siswa 1 (Tri Ayu Nengtias) elektron valensi 6 dan terdapat
memilih obsen C :
pada periode 3, nomor atom
“Karena pada periode 3 memiliki elektron valensi 6 yaitu unsur belerang jadi unsur belerang yang memiliki nomor atom 6”
unsur tersebut adalah…. a. 9 b. 13 c. 16
Siswa 2 (Fajar Putra Mobiliu)
d. 22
memilih obsen C :
e. 25
“karena elektron valensi 6 itu terdapat pada periode ketiga dalam sistem periodik unsur”
Kunci jawaban C
siswa 3 (Nurmala Pakaya) memilih obsen C “karena dijadikan elektron valensi jadi 2,8,6, jadi 16” siswa 4 (Gafra Sandi Setiawan) memilih obsen C “karena pada periode 3 yang memiliki elektron valensi 6 yaitu belerang, misal dibuat konfigurasi elektron berdasar kulit 2,8,6, jadi yang kita ambil kulit terluar”
Berdasarkan hasil wawancara untuk soal pertama, dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh sangat
tidak sesuai dengan persentase jawaban benar siswa, dimana persentase jawaban benar siswa pada soal tersebut berdasarkan tabel 4.1 yaitu 92 % (kategori sangat baik), namun dilihat dari alasan jawaban siswa kenapa memilih obsen tersebut, terlihat jelas bahwa siswa belum memahami bagaimana cara menetukan nomor atom suatu unsur berdasarkan nomor atom dan elektron valensi yang sudah ditentukan, sehingga siswa hanya asal menebak jawaban yang ia peroleh dan bukan berdasarkan konsep-konsep dasar yang sudah ia pelajari pada indikator tersebut, dimana konsep dasar untuk menetukan nomor atom suatu unsur dari soal tersebut adalah harus ditentukan berdasarkan konfigurasi elektron, sehingga lebih mudah menentukan nomor atom suatu unsur yang tidak diketahui. Dan untuk jawaban hasil wawancara soal kedua dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 kutipan jawaban wawancara siswa untuk soal kedua No Pertanyaan Jawaban Siswa 2. Unsur dengan konfigurasi siswa 1 (Tri Ayu Nengtias) elektron 2,8,8,2, dalam memilih obsen A : sistem “Karena konfigurasi elektron elektron periodik terletak pada… 2,8,8,2, jika dijumlahkan menghasilkan a. periode 4 golongan I A nilai 20 yang juga 20 itu menunjukkan b.periode 4 golongan IIB nomor atom yang terletak pada periode 4 c. periode 2 golongan golongan IIA” IVA d.periode 2 golongan Siswa 2 (Fajar Putra Mobiliu) IVB memilih obsen A : e. periode 4 golongan “Karena telah terdapat pada sistem IVA periodik modern” kunci jawaban A
Siswa 3 (Nurmala Pakaya) memilih obsen A : “Karena tersusun dari 4 kulit atom dan elektron terluarnya yaitu 2” Siswa 4 (Gafra Sandi Setiawan) memilih obsen A : “Karena pada sistem periodik unsur Ca memiliki nomor atom 20 terdapat pada periode 4 golongan IIA “
Hasil wawancara untuk soal kedua pada indikator pertama diatas, ternyata tidak berbeda jauh dengan hasil wawancara untuk soal pertama, dimana tampak bahwa siswa tidak memahami konsep yang ia pelajari pada indikator pertama, hal ini menyebabkan siswa tidak dapat menjelaskan bagaiman cara menentukan letak periode dan golongan suatu unsur berdasarkan konfigurasi elektron, karena diketahui bahwa periode menyatakan jumlah kulit, sedangkan golongan menyatakan jumlah elektron valensi pada kulit terluar, hal ini dikarenakan siswa tidak memahami sepenuhnya hubungan konfigurasi elektron dengan sistem periodik unsur, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebanyakan dari hasil jawaban benar siswa dalam menyelesaikan soal yang diujikan hanya karena faktor menebak atau menghafal dan melihat berdasarkan gambar tabel periodik unsur yang terpampang didalam kelas. Kemampuan pemahaman siswa tentang indikator menjelaskan dasar pengelompokan unsur Pada indikator menjelaskan dasar pengelompokan unsur, jumlah soal yang diujikan yaitu 5 nomor soal, dan aspek yang diukur meliputi kemampuan untuk pengelompokan logam dan nonlogam (item soal nomor 29); Triad Dobereiner (item soal nomor 27); hukum oktaf Newlands (item soal nomor 30), dan sistem periodik Mendeleev (item soal nomor 2 dan 24). Data pada tabel 4.1 menunjukkan persentase jawaban benar siswa pada soal nomor 2 (12,6%), soal nomor 24 (6,3), soal nomor 27 (6,3%), soal nomor 29
(53,9%), dan soal nomor 30 (61,9%), artinya siswa lebih mampu dan memahami konsep untuk menentukan dasar pengelompokan unsur berdasarkan hukum oktaf Newlands, karena hasil yang diperoleh termasuk pada kategori cukup, sedangkan untuk aspek yang lain siswa masih termasuk pada kateogori kurang, karena siswa tidak memahami konsep dasar untuk menjawab benar soal yang diujikan. Pada indikator ini, siswa lebih cenderung menghafal tanpa memahami teori tersebut sehingga siswa lebih banyak tidak mampu menjawab dengan benar untuk soal lainnya. Hal demikian didukung dengan hasil wawancara untuk indikator kedua pada soal nomor 24 dan 27 materi sistem periodik unsur berikut. Tabel 4.4 kutipan jawaban wawancara siswa untuk soal pertama No
Pertanyaan
1. Keunggulan sistem periodik Mendeleev adalah a. sebagai berikut, kecuali….
Jawaban siswa
Siswa 1 (Tri Ayu Nengtias) memilih obsen E
a.b. periode 4 dan 5 pada sistem periodik “Karena dalam kelima unggulan Mendeleev tidak berbeda jauh yang dinyatakandisini pilihan E
bukan merupakan keunggulan d. penempatan unsur- unsur gas mulia Mendeleev” b. c. dengan sistem periodik modern
Siswa 2 (Fajar Putra Mobiliu)
f.c. menyajikan data massa atom yang
memilih obsen A
g. lebih akurat dari beberapa unsur,
“Karena A yang tidak termasuk keunggulan tabel Mendeleev”
seperti unsur berilium (Be) dan
i. unsur-unsur yang belum ditemukan e. mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan massa atom
Siswa 3 (Nurmala Pakaya)
Pertanyaan
1. Unsur-unsur berikut yang sesuai dengan Triad Dobereiner
Jawaban siswa
Siswa 1 (Tri Ayu Nengtias) memilih obsen C
adalah….
“Karena boron, karbon dan nitrogen yang sesuai dengan dengan unsur triad dobereiner” b. brom, klor, dan iodium c. boron, karbon, dan nitrogen Siswa 2 (Fajar Putra Mobiliu) memilih obsen B d. litium, natrium, dan magnesium
scandium
memilih obsen D “Karena keunggulam sistem periodik Mendeleev selain dari jawaban obsen D” Siswa 4 (Gafra Sandi Setiawan)
kunci jawaban D
No
e. kalium, kalsium, dan
h. uranium (U) d. menyediakan tempat kosong untuk
Tabel 4.5 kutipan jawaban wawancara siswa untuk soal kedua
a. klor, argon, dan belerang
yang ditemukan antara tahun 1890e. 1900, tidak menyebabkan perubahan
tidak memahami konsep dasar pada indikator pengelompokan unsur berdasarkan para ahli. Dilihat dari hasil pilihan jawaban dan alasan siswa memilih jawaban tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa hanya asal-asal menebak jawaban yang ia kerjakan, sehingga alasan yang diberikan sangat tidak sesuai dengan materi yang telah diajarkan oleh guru dikelas. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada indikator ini kebanyakan mengandung konsep-konsep, sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung siswa tidak memperhatikan atau tidak serius, kemudian tidak mempelajari ulang dirumah, maka bisa menyebabkan siswa menjadi lupa dan tidak menguasai konsep tersebut. Demikian juga terjadi pada wawancara soal kedua pada indikator kedua berikut.
memilih obsen E “Karena mngelompokkan unsurunsur berdasarkan massa atom bukan keunggulan tabel periodik Mendeleev”
Kutipan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa siswa sangat
kunci jawaban D
“Karena ketiga unsur tersebut juka unsur klor dijumlahkan dengan unsur Iodium dan dibagi 2 akan menghasilkan massa atom atom unsur brom” Siswa 3 (Nurmala Pakaya) memilih obsen C “Karena jika massa atom unsur pertama ditambah dengan unsur ketiga lalu dibagi 2,maka akan menghasilkan massa atom unsur ke-2” Siswa 4 (Gafra Sandi Setiawan) memilih obsen C “Karena tiga unsur yang terdapat dalam saru golongan memiliki kemiripan sifat”
Hasil wawancara soal kedua tersebut terlihat bahwa siswa kemungkinan sudah memahami konsep dasar pengelompokan unsur berdasarkan triad Dobereiner. Karena alasan yang diberikan berdasarkan pilihan jawaban siswa sudah benar. Namun sebagian besar siswa masih keliru dengan pemilihan unsur-unsur yang sesuai dengan triad. Hal ini kemungkinan karena siswa sudah lupa tentang konsep tersebut, sehingga presentase kemampuan pemahaman konsep siswa untuk menjawab benar pilihan jawaban pada soal masih tergolong sangat kurang atau sangat redah. Kemampuan pemahaman siswa dalam menganalisis tabel periodik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energy ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, sifat logam dan nonlogam, serta kereaktifannya. Aspek yang diukur pada indikator ketiga meliputi, 1) kemampuan siswa dalam memahami konsep untuk menganalisis tabel perodik untuk menentukan jari-jari atom (terdapat 2 item soal); 2) energi ionisasi (terdapat 5 item soal); afinitas elektron (terdapat 2 item soal); 4) keelektronegatifan (3 item soal); dan 5) sifat logam dan nonlogam ( terdapat 1 item soal). Dari data pada tabel 4.1, diperoleh rata-rata siswa menjawab benar soal pada indikator ketiga untuk kelima aspek yang diukur adalah 46,7%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman siswa pada indikator ketiga termasuk pada kategori kurang. Dimana siswa cenderung menghafal tanpa
memahami konsep pada materi tersebut untuk menganalisis keteraturan sifat-sifat periodik unsur. Dilihat dari hasil persentase jawaban siswa untuk soal yang diujikan pada tabel 4.1, nampak bahwa siswa hanya mampu mengalisis tabel periodik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, dimana presentase siswa mampu menjawab soal tersebut adalah 60,3% keatas, sedangkan untuk menganalisis keteraturan sifat-sifat periodik unsur lainnya nampak bahwa pemahaman konsep siswa untuk menguasai aspek tersebut masih sangat kurang karena rata-rata jawaban benar siswa dibawah 40%, yaitu 26,9% kebawah. Untuk memperjelas dapat dilihat kutipan wawancara berikut. Tabel 4.6 kutipan jawaban wawancara siswa untuk soal pertama No
Pertanyaan
1. Energi ionisasi unsur-unsur segolongan berkurang dari
Jawaban siswa Siswa 1 (Tri Ayu Nengtias) memilih obsen A:
“Karena pada faktor utama ionisasi yang penurunan yaitu yang menyebabkan penurunan menyebabkan pertambahan jari-jari atom” tersebut adalah…. Siswa 2 (Fajar Putra Mobiliu) a. pertambahan jari-jari atom memilih obsen D : b. pertambahan muatan inti “Karena semakin ke bawah energi c. pertambahan titik leleh ionisasi pada suatu unsur maka semakin d. pertambahan massa atom besar massa atom unsur tersebut” Siswa 3 (Nurmala Pakaya) e. pertambahan titik didih memilih obsen D atas kebawah. Faktor utama
kunci jawaban A
“Karena jika unsur-unsur segolongan semakin kebawah akan menyebabkan berkurangnya elektron dan bertambahnya massa atom suatu unsur” Siswa 4 (Gafra Sandi Setiawan) memilih obsen B : “Karena untuk mencapai kestabilannya terdapat unsur yang memberi dan melepaskan elektron dan faktor utamanya pertambahan muatan inti”
Dari kutipan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa siswa masih keliru dalam menjelaskan faktor utama yang menyebabkan energi ionisasi pada unsur
segolongan berkurang dari atas kebawah. Sehingga jawaban yang dipilih dan penjelasan jawaban siswa pada soal tersebut bervariasi. Hal yang sama juga terjadi pada soal kedua wawancara berikut. Tabel 4.7 kutipan jawaban wawancara siswa untuk soal kedua No
Pertanyaan
1. Di antara unsur-unsur 11Na,
Jawaban Siswa Siswa 1 (Tri Ayu Nengtias)
12Mg, 19K, 20Ca, 37Rb, yang
memilih obsen B
memiliki energi ionisasi
a.
11Na
b.
12Mg
c.
19K
“Karena jika semakin menurun kebawah suatu unsur maka semakin kecil pula jarijari atom sebaliknya semakin keatas suatu unsur maka semakin besar pula jari-jari atom” Siswa 2 (Fajar Putra Mobiliu)
d.
20Ca
memilih obsen B
e.
37Rb
terbesar adalah….
“Karena Mg adalah unsur yang terletak diatas unsur-unsur yang lain” Siswa 3 (Nurmala Pakaya) memilih obsen A
Kunci jawaban B
“Karena jika unsur-unsur tersebut disusun secara periode, maka unsur 11Na terletak pada baris paling atas,sedangkan jari-jari atom sama dengan periode unsur jadi semakin besar periode suatu unsur tersebut maka semakin besar pula jari-jari atom unsur tersebut” Siswa 4 (Gafra Sandi Setiawan) memilih obsen E “Karena konfigurasi elektron 20Ca = 2 8 8 2 “
Kutipan hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa tidak menguasai konsep dasar penentuan energi ionisasi suatu unsur berdasarkan teori yang telah diajarkan oleh guru, dimana siswa tidak mamu menjelasakan besarnya energi ionisasi suatu unsur berdasarkan konfigurasi elektron yang sudah diajarkan pada indikator pertama. Dan hasil yang diperoleh dari siswa untuk menjawab dengan benar soal tersebut sangat kurang. Hal ini diduga mereka hanya menebak jawaban pada soal yang diujikan. Berdasarkan uraian diatas, ditemukan bahwa secara keseluruhan
siswa cenderung menghafal ketiga indikator pada materi sistem periodik yang diajarkan sehingga siswa tidak mampu menjawab secara keseluruhan soal pada ranah kognitif C1, C2, C3, dan C4 dengan benar. Artinya siswa hanya berusaha mengingat informasi tanpa menghubungkan apa yang diketahuinya, sehingga tidak terjadi belajar bermakna, melainkan belajar menghafal. Penelitian ini telah menjawab semua pertanyaan peneliti bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa SMA Negeri 1 Gorontalo pada materi sistem periodik unsur masih sangat kurang. Dimana diketahui bahwa SMA 1 merupakan salah 1 sekolah unggulan bertaraf internasional dan mempunyai siswa yang memliki kecerdasan diatas ratarata. Namun dilihat dari hasil penelitian sangat berbeda jauh dengan observasi yang dilakukan. Rendahnya pemahaman konsepkonsep siswa pada materi sistem periodik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : kemampuan, siswa, motivasi, perhatian, ingatan, lupa, kondisi belajar siswa, metode yang digunakan guru dan guru itu sendiri. Hal ini ditakutkan bahwa ketidakpahaman konsep siswa pada pada indikator pertama dapat berdampak pada pembelajaran selanjutnya atau indikator yang akan dipelajari oleh siswa selanjutnya. Karena ilmu kimia disusun berdasarkan pada konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum dan teori. Konsep sebagai salah satu bagian dari ilmu yang memiliki peran yang cukup penting karena konsep merupakan penafsiran terhadap timbulnya fakta baru, kemudian
memunculkan konsep-kansep baru, hukum-hukum baru, sampai teoriteori baru, demikian seterusnya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa SMA Negeri 1 Gorontalo pada materi sistem periodik unsur masih sangat kurang. Dimana persentase rata-rata siswa kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo yang memiliki kemampuan dalam memahami konsep dan mengaplikasikan konsep yang dia miliki untuk menyelesaikan soal pada materi sistem periodik unsur dari tiga indikator yang diujikan adalah 50,4% siswa yang mampu menjawab dengan benar dan 48,3% siswa tidak mampu menjawab dengan benar, dan didukung dengan hasil wawancara tertulis kepada siswa, terlihat jelas bahwa siswa tidak menguasai konsep dasar pada materi sistem periodik unsur yang ia pelajari, sehingga walaupun pemilihan jawaban siswa pada soal benar, namun siswa tidak mampu mejelaskan konsep-konsep dasar dari jawaban yang ia peroleh dengan benar. karena kemungkinan jawaban yang peroleh merupakan hasil dari menebak dan menghafal saja. Artinya siswa hanya berusaha mengingat informasi tanpa menghubungkan apa yang diketahuinya, sehingga tidak terjadi belajar bermakna, melainkan belajar menghafal. SARAN Adapun saran yang dikemukan penulis untuk penelitian ini sebagai berikut:
1. Diperlukan penerapan metode pembelajaran yang efektif sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep ilmu kimia, khususnya materi sistem periodik unsur. 2. Metode pengajaran materi sistem periodik unsur hendaknya pengajaran menekankan pemahaman pada konsep-konsep dasar pada sistem periodik unsur, agar siswa tidak mengalami kesulitan-kesulitan untuk memahami suatu konsep pada materi yang ia pelajari DAFTAR PUSTAKA Agustin, Kurnia. 2014. Analisis Pemahaman Konsep Sifat Periodik Unsur Pada Siswa SMA Kelas XI Di SMAN 1 Dampit Tahun Ajaran 2013/2014.jurnal jurusan pendidikan kima fakultas MIPA universitas Malang (UM). Diakses 11 juni 2014 Ali Kurniawan,dkk. 2012. Menggali Pemahaman Siswa SMA Pada Konsep Larutan Penyangga Menggunakan Instrumen Diagnostik TwoTier. Jurnal pendidikan kimia Uiversitas Negeri Malang (online). Dahar, R.Wills. 1989. Teori-teori belajar. Erlangga Laliyo, Lukman. 2011. Konseptualisasi Pemahaman Mahasiswa PGBI Tentang Sifat Periodik Golongan Halogen Dan Senyawa. Gorontalo. UNG Luh Mentari. 2013. Analisis miskonsepsi siwa SMA pada pembelajaran kimia untuk
materi larutan penyangga. Jurnal pandidikan kimia universitas Ganesha. diakses pada tahun 2014 Maharani, Tri. 2007. Analisis pemahaman konsep kimia pada materi pokok sistem periodik unsur siswa kelas X program imersi semester gasal SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2006/ 2007. UNS-FKIP Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-
K.3302047-2007. diakses 2010 Middlecamp. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta: Gramedia Sukamto, Kostiawan. 2012. Analisis Pengetahuan Metakognitif MahasiswaDalam Menyelesaikan Soal-Soal Kesetimbangan Kimia. Skripsi. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo