Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
DESKRIPSI SIKAP MORAL ANAK KELOMPOK A TK AT-TAUBAH KECAMATAN BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO
Sartin Blongkod Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Samsiah,Nunung Suryana Jamin ABSTRAK Sartin Blongkod. 2015. “Deskripsi Sikap Moral Anak di Kelompok A TKTAUBAH Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango Gorontalo”.Skripsi. Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Samsiah, S.Pd, M.Pd. dan pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE,M.Si Masalahdalampenelitianini: Bagaimanakah sikap moral di kelompok A TK ATTAUBAH Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango? Tujuan dalam Penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara jelas tentang sikap moral di kelompok A TK AT-TAUBAH Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan desain deskriptif serta teknik pengumpulan data adalah Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Data dianalisis secara kulitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Sikap Moral anak kelompok A di TK AT-TAUBAH Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango dapat dideskripsikan melalui tiga halyaitu: Peran hati nurani anak, peran rasa bersalah anak, dan dan peran interaksi sosial anak. Guru mengajarkan anak melakukan dengan cara terus mengajarkan anak yang belum mampu melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Deskripsi Sikap Moral melalui kegiatan peran hati nurani, peran rasa bersalah dan peran interaksi sosial pada anak usia 45tahun di TK AT-TAUBAH Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango sudahmaksimal. Kata Kunci: sikap moral Paud
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
Pendidikan anak usia dini merupakan kunci utama terbentuknya jiwa anak, menjadi anak yang berhasil di masa yang akan datang. Untuk itu pendidikan anak usia dini, harus menjadi pembelajaran yang berorientasi pada anak dengan segala potensi dan kemampuan anak yang belum dapat menguasai pembelajaran yang guru berikan. Namun sebagai guru, kita harus bisa menstimulasi anak secara terus menerus agar anak bisa menerima dan memahami apa yang telah guru berikan. Anak usia dini adalah masa usia emas atau golden age. Dimana pada anak usia dini mengalami banyak perkembangan, dan dalam perkembangan tersebut terdapat beberapa aspek. Adapun aspek-aspek perkembangan pendidikan anak usia dini 2013 yaitu mencakup enam aspek yaitu: Perkembangan Nilai Agama Dan Moral (NAM), Fisik, Kognitif, Bahasa, Sosial Emosional, Dan Seni. Salah satu aspek perkembangan anak yang harus di stimulasi adalah
Nilai
agama dan moral (NAM). Nilai Agama dan moral yaitu mengenal perilaku baik/ Sopan dan buruk. Moral yaitu Pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia. Pada kegiatan di dalam kelas guru mengadakan pembelajaran tentang sikap moral anak. Pada kenyataanya sesuai data yang di amati berjumlah 24 anak. Lakilaki 12 perempuan 14 anak. Pada kenyataannya yang di lihat di lapangan tentang sikap moral anak, di temukan bahwa perkembangan moral anak masih sangat rendah.tenyata hal ini di sebabkan karena masih banyak anak yang kurang memahami baik dan buruk dari perbuatan yang mereka lakukan. Misalnya, anak di berikan sesuatu kepada temannya lalu anak tersebut belum bisa mengucapkan kata terima kasih. Atau anak merampas barang temannya tanpa bertanya dulu, dan anak belum bisa meminta maaf. Seharusnya guru lebih sering memberikan contoh bagaimana bersikap yang baik terhadap orang lain. Pada kegiatan di dalam kelas guru mengadakan pembelajaran tentang sikap moral anak. Pada kenyataan yang di temui di lapangan tenyata masih beberapa siswa yang belum mampu mengembangkan sikap moral anak, sesuai pengamatan yang di lihat di lapangan tentang sikap moral anak, di temukan bahwa
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
perkembangan moral anak anak masih sangat rendah. Ternyata hal ini disebabkan karena masih banyak yang kurang memahami baik dan buruk dari perbuatan yang mereka lakukan. Misalnya, anak diberikan sesuatu kepada temannya lalu anak tersebut belum bisa mengucapkan kata terima kasih. Atau anak merampas barang temannya tanpa bertanya dulu, dan anak belum bisa meminta maaf. Seharusnya guru lebih sering memberikan contoh bagaimana bersikap moral yang baik terhadap orang lain. 1. Pengertian Sikap dan Moral Menurut Allport (2005:16) sikap merupakan kesiapan mental, yaitu suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan pengalaman individual masing-masing, mengarahkan dan menentukan respons terhadap berbagai objek dan situasi. Berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu proses penilaian yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek. Moral adalah salah satu penting dalam pendidikan.bahkan beberapa literatul barat yang menulis tentang pedagogiek menjelaskan bahwa pendidikan pempunyai misi utama untuk menolong orang lain agar bisa menjadi dewasa dan bertanggung jawab. Dewasa dan bertanggung jawab adalah dua kriteria utama dari konsep perilaku pertimbangan dan tindakan moral. Untuk memahami hakikat perkembangan moral anak usia dini, terlebih dahulu perlu memahami istilah moral dan
istilah
etika
yang
sering
di
gunakan
secara
bersamaan.(Eka
Dharmaputera,2005:45) Menurut Webster’s New World Dictionary (1981), moral dirumuskan sebagai sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salah dan baik buruknya sesuatu tingkah laku. Moral adalah satu istilah penting dalam pendidikan. Bahkan beberapa literatur berat yang menulis tentang pedagogiek
menjelaskan bahwa pendidikan mempunyai misi utama untuk
menolong orang lain agar bisa menjadi dewasa dan bertanggung jawab. Dewasa dan bertanggung jawab adalah dua kriteria utama dari konsep perilaku
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
pertimbangan dan tindakan moral. Untuk memahami hakikat perkembangan sosio-moral anak usia dini, terlebih dahulu perlu memahami istilah moral dan istilah etika yang sering di gunakan secara bersama Sikap moral adalah fikiran dan perasaan yang mendorong kita bertingkah laku yang baik dan buruk. Sikap moral mengembangkan hati nurani, belajar mengalami perasaan bersalah dan rasa malu bila perilaku individu tidak sesuai dengan harapan kelompok, dan mempunyai kesempatan untuk interaksi sosial untuk belajar apa saja yang diharapkan anggota kelompok. (Kohlberg,2001:40) Secara bertahap anak belajar peraturan yang di berbagai kelompok, yaitu kelompok tempat mereka mengidentifikasi diri di rumah, sekolah, dan lingkungan.Ini membentuk dasar pengetahuan mereka tentang harapan berbagai kelompok. Mereka juga belajar, bahwa mereka diharapkan untuk mematuhi peraturan ini dan kegagalan dalam melakukannya akan mendatangkan hukuman atau kurangnya penerimaan sosial. Jadi, peraturan berfungsih sebagai pedoman perilaku anak dan sebagai sumber motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan sosial, sebagaimana hukum dan kebiasaan menjadi pedoman dan sumber motivasi bagi anak. (Sinilungan,2001:42) Pokok kedua dalam belajar menjadi orang bermoral ialah mengembangkan hati nurani sebagai kendali internal bagi perilaku individu. Anak di lahirkan dengan “hati nurani,” atau kemampuan untuk mengetahui apa yang benar dan yang salah. Sejalan dengan tradisi tersebut terdapat keyakinan bahwa perilaku yang salah merupakan akibat beberapa kelemahan bawaan, yang dianggap berasal dari pihak ibu atau ayah.(Hurlock,2001:57) Pokok ketiga dalam belajar menjadi orang bermoral adalah mengembangkan perasaan bersalah dan rasa malu.Bila perilaku anak tidak memenuhi standar yang di tetapkan hati nurani, anak merasa bersalah, malu dan kedua-duanya. Rasa bersalah sejenis dengan evaluasi diri khusus yang negatif yang terjadi bila seorang individu mengakui bahwa perilakunya berbeda dengan nilai moral yang di wajib dan penuhi. Anak yang merasa bersalah tentang apa yang di
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
lakukannya, telah mengakui pada dirinya bahwa perilakunya jatuh di bawah standar yang di tetapkannya sendiri. (Hurlock,2001:57) Jadi, kesimpulannya yaitu jika anak yang merasa bersalah tentang apa yang di lakukannya, maka anak telah mengakui pada dirinya bahwa perilakunya jatuh di bawah standar yang di tetapkannya sendiri . 2. Aspek-aspek Perkembangan Moral Ada beberapa aspek perkembangan anak yaitu, nilai agama dan moral (NAM),
motorik,
kognitif,
bahasa,
dan
sosial
emosional.Pada
aspek
perkembangan nilai agama dan moral (NAM) yaitu mengenal perilaku baik/sopan dan buruk.Sikap moral sebagian besar diteruskan dari generasi kegenerasi, penampilan sikap dapat mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan kepribadian yang mewarnai perilaku seseorang.Sikap moral yang positif diekspresiakan dalam perilaku yang bersimpati dalam berinteraksi dengan nilai dan orang-orang di sekelilingnya seperti mau menerima, mendukung, peduli, dan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Sikap moral yang negatif diekspresikan dalam perilaku menolak yang diwarnai emosi dan sikap negatif seperti kecewa, kesal, marah, benci, bermusuhan, dan menentang, terhadap nilai moral yang ada di masyarakat (webster’s new word Distionary,2005:45). 3. Tahapan Piaget Dalam Derkembangan Moral Menurut Piaget (2005:72) perkembangan terjadi dalam dua tahapan yang jelas. Tahap pertama di sebut “tahap realisme moral” atau “moralitas oleh pembatasan”. Tahap kedua di sebut “tahap moralitas otonomi” atau moralitas oleh kerja sama atau hubungan dengan timbal balik. Dalam tahap pertama, perilaku anak di tentukan oleh ketaatan otonomis terhadap peraturan tanpa penalaran atau penilaian. Dalam tahap perkembangan moral ini, anak menilai tindakan ini sebagai “benar” atau “salah”atas dasar konsekuensinya dan bukan berdasarkan motivasi di belakangnya. Mereka sama sekali mengabaikan tujuan tindakan tersebut. Sebagai contoh: Suatu tindakan
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
dianggap “salah” karena mengakibatkan hukuman dari orang lain atau dari kekuatan alami atau adikodrati. Piaget (2005:73) 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Anak dilahirkan tanpa moral (imoral) sikap moral untuk berperilaku sesuai nilai-nilai luhur dalam masyarakat belum dikenalnya.Intervensi terprogram melalui
pendidikan,
serta
lingkungan
sosial
budaya,
mempengaruhi
perkembangan struktur kepribadian bermuatan moral.Ini dialami dalam keluarga bersama teman sebaya dan rekan-rekan sependidikan, kawan sekerja/kegiatan di tengah lingkungan. Freud (2005:46) a. Perubahan dalam lingkungan Perubahan dan kemajuan dalam berbagai bidang membawa pergeseran nilai moral serta sikap warga masyarakat ditengah perubahan dapat terjadi kemajuan/kemrosotan moral.Perbedaan perilaku moral individu sebagian adalah dampak
pengalaman
dan
pelajaran
dari
lingkungan
nilai
masyarakatnya.Lingkungan memberi ganjaran dan hukuman. Ini memacu proses belajar dan perkembangan moral secara berkondisi. b. Struktur kepribadian Psiko analisa (freud) menggambarkan perkembangan kepribadian termasuk moral. Dimulai dengan sistem ID, selaku aspek biologis yang irasional dan tak disadari.Diikuti aspek psikologis yaitu subsistemego yang rasional dan sadar.Kemudian pembentukan superego sebagai aspek sosial yang berisi sistem nilai dan moral masyarakat. Ketiga subsistem kepribadian tersebut mempengaruhi perkembangan moral dan perilaku individu.Ketidakserasian antara subsistem kepribadian, berakibat seseorang sukar menyesuaikan diri, merasa tak puas dan cemas serta bersikap/berperilaku
menyimpang.
Sedang
keserasian
antara
subsistem
kepribadian dalam perkembangan moral akan berpuncak pada efektifnya kata hati (superego) menampilakan watak/perilaku bermoral seseorang.
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
Ada sejumlah faktor penting yang mempengaruhi perkembangan moral anak Hurlock (2005:38) 1. Peran hati nurani atau kemampuan untuk mengetahui apa yang benar dan salah apabila anak dihadapkan pada situasi yang memerlukan pengambilan keputusan atas tindakan yang harus dilakukan. 2. Peran rasa bersalah dan rasa malu apabila bersikap dan berperilaku tidak seperti yang diharapkan dan melanggar aturan. 3. Peran interaksi sosial dalam memberikan kesepakatan pada anak untuk mempelajari dan menerapkan standar perilaku yang disetujui masyarakat, keluarga, sekolah, dan dalam pergaulan dengan orang lain. 5. Prinsip-Prinsip Dan Pola Perkembangan Moral Pada Anak Usia Dini Perkembangan kesadaran moral pada anak mengikuti beberapa hukum dan prinsip, yakni prinsip konvergensi, tempo perkembangan, prinsip rekapitulasi, prinsip bertahan dan mengembangkan diri, dan prinsip irama (ritme) perkembangan. Zulkifli (2005:59) a. Prinsip Konvergensi Prinsip konvergensi memandang bahwa tumbuh kembangnya kesadaran sosio-moral pada anak sangat ditentukan oleh konvergensi antara pembawaan yang di miliki dengan unsur lingkungan. Zulkifli (2005:60) b.Prinsip Tempo Perkembanagan Perkembangan sosio-moral pada anak-anak mempunyai kecepatan dan tempo berbeda-beda.baik dari segi usia maupun dari jenis kelamin. Misalnya, pada suatu kesempatan kaum ibu yang sedang menunggu anak-anaknya di sebuah TK suka membanding-bandingkan perkembangan anak-anaknya. Hurlock (2005:60) Kecenderungan di atas ini menurut kajian Hurlock (2005:61) bersumber dari irama kecepatan yang berbeda dalam perkembangan aspek-aspek tertentu pada anak.Misalnya ada anak yang mengalami perkembangan kecerdasan lebih cepat dari perkembangan fisik, sosiol, moral, dan emosional. c. Prinsip Rekapitulasi
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
prinsip ini menjelaskan bahwa Ontogenese, yaitu perkembangan kehidupan moral yang harus di jalani oleh seorang anak, hanyalah merupakan rekapitulasi atau pengulangan dari Philogenese, yaitu kehidupan moral dari nenek moyang suatu bangsa atau masyarakat di masa lalu. Durkheim (2005:61) d. Prinsip Bartahan Dan Mengembangkan Diri Dalam kehidupan timbul dorongan dan hasrat untuk mempertahankan diri. Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian disusul oleh dorongan mengembangkan diri yang dimaksud dengan dorongan mempertahankan diri adalah kekuatan dari dalam diri manusia untuk dapat melanggengkan kehidupannya sebagai spesis manusia. Durkheim (2005:62) e. Prinsip Perkembangan Terhadap Menyeluruh Dan Berkelanjutan. Perkembangan moral pada anak berjalan menurut prinsip bertahap dan berlelanjutan. Bertahap artinya berkembang kesadaran moral pada anak mengikuti tahapan yang teratur (stages in order). Dan tidak langsung mencapai tahap yang tertinggi tanpa melalui tahap sebelumnya. Prinsip perkembangan moral ini di sebut oleh Kohlberg (Duska and Whelan,1977) sebagai tahap perkembangan invariant. Misalnya kesadran moral anak yang berorientasi kepada kepatuhan dan hukuman fisik, tidak mungkin langsung meloncat pada tahap kesadaran moral yang berorientasi kepada aturan-aturan anak harus melalui tahap-tahap perkembangan moral sebelumnya. Duska and Whelan 2005:63) f. Strategi Pembentukan Perilaku Moral Ada beberapa strategi pembentukan moral: 1.
Strategi Latihan Dan Pembiasaan Anak akan mengahayati aturan sebagai sutu hal yang tidak dapat dapat
berubah karena berasa dari otoritas yang di hormatinya. Otoritas ini adalah orang tua, kakak, guru, aparat pemerintah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Anak akan berusaha mentaati semuah aturan otoritas untuk menghindari penghukuman otoritas di luar dirinya. 2.
Strategi Aktivitas Bermain
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
Schaller dan Lazarus zulkifli (2005:113 ) mengemukakan bahwa bermain adalah aktifitas seseorang yang bersifat rekreatif untuk menenangkan fikiran atau beristirahat. Orang melakukan kesibukan bermain apabila anak selesai bekerja, atau ingin mengisi waktu aktifitas bekerja dengan bermain, agar anak dapat memperoleh pemulihan tenaga. 3.
Strategi Pembelajaran
Upaya untuk pengembangan sikap dan perilaku moral anak usia dini dapat di lakukan melalui strategi pembelajaran moral (moral education). Pendidikan moral dapat di samakan dengan pembelajaran nilai-nilai dan pengembangan watak yang di harapkan dapat di manifestasikan dalam diri dan perilaku seseorang seperti kejujuran, keberanian, persahabatan, dan penghargaan. Tujuan utama dari pembelajaran moral adalah membantu anak mengembangkan kemampuan belajar menginternalisasikan prinsip-prinsip dasar nilai-nilai yang menuntun perilaku dan pengambilan keputusan. Piaget (2005:126) g.
Tehnik-Tehnik Pembentukan moral Secara khusus teknik-teknik ini lebih merupakan keterampilan yang dapat di
kembangkan dalam setiap komunikasi dan interaksi dengan anak-anak dalam rangka pengembangan perilaku moral. 1.Membiarkan Beberapa contoh perilaku yang mesti di biarkan, tetapi harus dalam pengawasan dan pengendalian, sebagai berikut : a. Bermain-main air hujan di halaman rumah atau selokan depan rumah. b. Menjerit dan berteriak-teriak waktu sedang aktif bermain. c. Bermain pasir atau membuang gundukan tanah di halaman rumah. d. Bermain di dalam rumah dengan meletakkan berbagai barang atau alat permainan secara berantakan e. Bermain lumpur, sehingga baju menjadi kotor atau sobek f. Kegiatan-kegiatan bermain yang berkepanjangan di rumah g. Pakaian yang kotor dan kadang-kadang koyak sesudah selesai bermain
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
h. Berkejar-kejaran di halaman rumah, sambil berteriak-teriak i.
Tidak hati-hati, pelupa menghilangkan barang, dan tidak bijaksana. Membiarkan tingkahlaku seperti tersebut di atas dengan sikap sabar dan
tenang bukanlah berarti menyetujuinya atau mengharapkannya untuk terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama. 4. Tidah Menghiraukan Teknik tidak hirau ini dimaksudkan agar anak menghentikan tingkah lakunya yang negatif, memberi isyarat kepada anak bahwa motif dan tingkah lakunya tidak diperkenankan atau tidak disetujui oleh ibu, atau dianggap tidak baik oleh lingkungannya. 5. Memberikan contoh 6. Mengalihkan arah Mengalihkan arah adalah salah teknik yang penting dalam pembimbingan dan pembelajaran moral anak. 7. Memuji 8. Mengajak Persuasi atau ajakan adalah suatu cara mempengaruhi anak untuk melakukan sesuatu dengan cara membangkitkan perasaan, emosi, dan dorongan cita-cita mereka, juga intelektualitas atau pemikiran mereka. METODE PENELITIAN Lokasi yang menjadi objek penelitian ini adalah TK AT-TAUBAH Desa Sejahtera Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Sekolah ini didirikan pada tahun 1997 dan mulai beroperasi pada tanggal 11 agustus 1997. Kemudian sekolah ini mendapat bantuan dari pemerintah dan di bangunlah gedung baru pada tahun 2007, yang memiliki luas tanah 12,5 m x 7 m. Luas seluruh bangunan ini 87,5 m. Gedung ini memiliki 2 kelas yaitu kelas A dan kelas B, ruang guru yang berbatasan dengan ruang kepala sekolah, dan ruang UKS. Sekolah ini memiliki halaman yang cukup luas dan tempat bermain anak.Dalam
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
penelitian ini, pendekatan yang digunakan oleh peneliti yaitu pendekatan yang bersifat kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi dan wawancara pada guru yang ada di TK At-Taubah kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango.Data yang akan di gunakan dalam penelitian yaitu informasi yang diperoleh dari guru-guru yang ada di TK At-Taubah
Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten
Bonebolango.Sumber data dalam penelitian ini yaituAnak Observasi, wawancara, dokumentasi. Maleong (dalam Tizar, 2009) mengemukakan bahwa “pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : (1) tahap sebelum kelapangan, (2)tahap pekerjaan lapangan, (3) Tahap analisis data, (tahap penulisan laporan”. Dalam penelitian ini tahap yang tempu sebagai berikut: Adapun tahap-tahap penelitianini, sebagai berikut: 1. Tahap sebelum kelapangan, 2. Tahap pekerjaan lapangan, 3. Tahap penulisan laporan, kegiatan penyusunan hasil penelitian dari Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki
lapangan,
selama
dilapangan,
dan
setelah
selesai
dilapangan.Tahap-tahap penelitian yang direncanakan akan dilakukan peneliti meliputi: 1). Mengadakan observasi awal yaitu peneliti melihat langsung lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian, 2). Menyiapkan panduan wawancara yaitu alat yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data yang utama, 3). Mengadakan wawancara dengan informan secara bertahap, 4). Laporan hasil penelitian yaitu hasil dari semua penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk dijadikan sebagai hasil dari penelitian. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang di lakukan peneliti di TK AT-TAUBAH Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango Utara Kabupat, penerapan kemampuan moral anak pada segala aspek pengembangan menjadi tugas utama para pendidik agar dapat menerapkan anak disegala aspek, salah satunya adalah Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
pada penerapan sikap moral yang baik, terutama pada penerapan peran hati nurani anak, peran rasa bersalah anak, dan peran interaksi sosial. Hal ini telah diakui oleh kepala TK AT-TAUBAH bahwa penerapan sikap moral belum seutuhnya berhasil. Hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut: beberapa aspek penerapan nilai agama dan moral yaitu: peran hati nurani anak, peran rasa bersalah anak, dan peran interaksi sosial.belum berhasildikarenakan oleh beberapa faktor. PEMBAHASAN Hasil penelitian yang di lakukan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi bertujuan untuk mendeskripsikan sejauh mana perkembangan moral anak melalui peran hati nurani, peran rasa bersalah, dan peran interaksi sosial pada anak. Pada anak usia 4-5 tahun di TK AT-TAUBAH Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango yang di lihat dari apakah anak sudah mampu melakukan ketiga kegiatan tersebut. 1.
peran hati nurani Dalam belajar menjadi orang bermora adalah mengembangkan hati nurani
sebagai kendali internal bagi perilaku individu. Anak di lahirkan dengan “hati nurani,” atau kemampuan untuk mengetahui apa yang benar dan yang salah. Sejalan dengan tradisi tersebut terdapat keyakinan bahwa perilaku yang salah merupakan akibat beberapa kelemahan bawaan,yang di anggap berasal dari pihak ibu atau ayah. 2.
Peran rasa bersalah Dalam belajar menjadi orang bermoral adalah mengembangkan perasaan
bersalah dan rasa malu.Bila perilaku anak tidak mematuhi standar yang di tetapkan hati nurani, anak merasa bersalah, malu dan kedua-duanya. Rasa bersalah sejenis dengan evaluasi diri khusus yang negatif yang terjadi bila seorang individu mengakui bahwa perilkunya berbeda dengan nilai moral
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
yang wajib dan di penuhi. Anak yang merasa bersalah tentang apa yang di lakukannya, telah mengakui pada dirinya bahwa perilakunya jatuh di bawah stadar yang di tatapkan sendiri. 3.
Peran interaksi sosial secara bertahap anak belajar peraturan yang di berbagai kelompok, yaitu
kelompok tempat mereka mengidentifikasi diri di rumah, sekolah, dan lingkungan. Ini membentuk dasar pengetahuan mereka tentang harapan berbagai kelompok. Mereka juga belajar, bahwa mereka di harapkan untuk mematuhi peraturan ini dan kegagalan dalam melakukanya akan mendatangkan hukuman atau kurangnya penerimaan sosial jadi, peraturan berfungsih sebagai pedoman perilaku anak dan sebagai sumber motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan sosial, sebagaimana hukum kebiasaan menjadi pedoman dan sumber motivasi bagi anak.
Dari hasil penelitian juga menunjukan bahwa peran serta pendidik juga berpengaruh terhadap perilaku positif dan negatif seorang anak. Pendidik adalah orang yang selalu didengar dan ditiru, untuk itu tinggal bagaimana cara pendidik dalam memberikan bimbingan dan pengajaran kepada anak khususnya tentang sikap moral yang baik. Dari empat indikator diatas tidak semua terlaksana dengan maksimal, hanya peran hati nurani.Namun ketiga indikator masih belum terlaksana dengan maksimal karena guru masih menemukan hambatan-hambatan yang timbul dari dalam diri anak seperti kurangnya perhatian dari anak, malas belajar dan lainlain.Tetapi pendidik sudah berusaha semaksimal mungkin agar anak tersebut bisa menerapkan sikap moral yang baik dalam kehidupan sehari-hari. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi yang berjudul deskripsi sikap moral anak Kelompok A TK AT-TAUBAH Kecamatan Bulango
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
Selatan Kabupaten Bone Bolango di lihat dari indikator yang di gunakan dalam penelitian ini. Indikator yang gunakan yaitu peran hati nurani, peran rasa bersalah,dan peran interaksi sosial. Sesuai hasil kesimpulan ini dari penelitian di mana anak-anak sudah mampu melakukan tiga kegiatan yang sudah di berikan meskipun masih beberapa anak yang belum mampu melakukannya.Namun guruguru yang ada di sekolah tak hentinya membimbing dan mengajarkan anak agar mampu melakukan ketiga kegiatan tersebut.Kendala yang di hadapi guru dalam menjalankan ketiga hal tersebut yaitu harus secara berulang-ulang dalam membimbing anak yang belum mampu melakukan ketiga hal tersebut. 5.2 Saran Adapun saran yang di temukan sebagai berikut : 1. Diharapkan bagi guru /pendidik TK dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalitas guru dalam menghadapi dan memecahkan masalah sikap moral yang kurang baik pada anak. Serta dapat memberikan teladan dalam meningkatkan cara berperilaku yang baik pada anak TK. 2. Diharapkan bagi orang tua dapat mengajari anak agar anak bisa membedakan mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang kurang baik. Dan orang tua harus sering-sering memberikan contoh bagaimana cara berperilaku yang baik terhadap orang lain. 3. Diharapkan pula bagi anak agar di berikan pemahaman bagaimana cara bersikap yang baik dan sopan pada orang yang lebih tua atau teman sebaya. 4. Untuk peneliti perlu dilanjutkan untuk mengetahui lebih dalam lagi penyebap dari perilaku yang kurang baik pada anak dan memperhatikan aspek-aspek tertentu. DAFTAR PUSTAKA Musfiroh Tadkiroatun Hum, (2005). Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Direktur Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
Mustakim,Nur Muh. (2005). Peranan cerita Dalam Pembentukan Perkembangan Anak TK. Jakarta : Direktur Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagangan Perguruan Tinggi Sjarkawi,
(2006).
Pembentukan
Kepribadian
Anak.
Peran
Moral
Intelektual,Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun jati Diri. Jakarta : PT. Bumi Askara Sutanto Ahmad, (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta : Kencana Wantah J Maria, (2005), Pengembangan Disiplin Dan Pembentukan Moral Pada Anak Usia Dini. Jakarta : Direktur Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. kurniajulita16.blogspot.com/.../perkembangan-moral-...Translate this page Dec 15, 2012 - Pengertian Moral dan Perkembangan Moral ... Pada usia Taman Kanak-kanak, anak telah memiliki pola moral yang harus dilihat dan dipelajari .
Abdullah, Taufik dan A.C. Van der Leeden. Durkheim: pengantar sosiologi dan moralitas.yayasan obor indonesia. Hurlock,Elizabeth
B.
(1972),developmental
psychology,
McGraw
Hill
Publishingcompany http ://ww.repoblika .co.id/berita/1988/pembentukan moral anak di awali dari orang tua. Rini hildayani,dkk psikologi perkembangan anak, jakarta:universitas terbuka 2008 Dra.Maria J.Wantah,mengembangkan disiplin dan pembentukan moral pada anak usia dini, jakarta 2005. vivienanjadi.blogspot.com/.../hubungan-antara-moral-...Translate this page Feb 7, 2012 - Sistem nilai mengarahkan
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo
pada pembentukan nilai-nilai moral tertentu yang selanjutnya akan menentukan sikap individu sehubungan dengan ... halimae.blogspot.com/.../karakteristik-perkembangan-...Translate this page Apr 9, 2013 - Karakteristik Perkembangan Nilai Moral Dan Sikap Anak Usia Dini. Strategi Dan Contoh Penyusunan Perencanaan Penanaman Serta Pengembangan Moral ... Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai pada aspek powerrangerst.blogspot.com/.../perkembangan-nilai-m...Translate this page Mar 26, 2013 - Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap.1.Pengertian. Nilai adalah Norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, adat kebiasaan dan sopan ...
Sartin Blongkod, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd M.Pd Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE,M.Si Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo