No. 64 | www.pii.or.id
ENGINEER MONTHLY
login
Ir. Rudianto Handojo Direktur Eksekutif PII
Teknologi dan Perempuan ENGINEER MONTHLY Pemimpin Umum Ir. Rudianto Handojo Pemimpin Redaksi Ir. Aries R. Prima Editor Ir. Aries R. Prima Ir. Aditya Warman Ir. Mahmudi Kontributor Biro Media PII Koordinator Promosi Ir. Erpandi Dalimunthe, MT Desain Grafis & Layout Elmoudy Freez Sekretariat PII Jl. Bandung No. 1, Menteng Jakarta Pusat 10310 Telp : (021) 31904251-52 Fax : (021) 31904657 Website : www.pii.or.id :
[email protected] Email
Kemampuan perempuan dalam dunia teknologi tak bisa dipandang sebelah mata. Majalah Forbes tahun lalu mengeluarkan daftar perempuan terkuat di dunia teknologi. Lalu, Women in Technology International (WITI)—sebuah organisasi dunia yang didedikasikan untuk kemajuan perempuan dalam bisnis dan teknologi—juga mengeluarkan daftar perempuan paling berpengaruh di dunia teknologi. Meski versinya sedikit berbeda, keduanya diharapkan mampu memberi inspirasi pada perempuan di manapun di dunia ini bahwa mereka sangat diperhitungkan di dunia teknologi. Di era digital saat ini perempuan tak lagi berada di titik nol. Mereka malah menduduki posisi puncak di banyak perusahaan berbasis teknologi. Sebut saja Sheryl Sandberg yang saat ini menjabat sebagai chief operating officer Facebook. Lalu ada Virginia Rometty yang menjadi chief executive officer IBM, kemudian Ursula Burns (CEO Zerox) yang dengan kepiawaiannya memimpin ekspansi usaha Xerox. Hewlett-Packard juga mempercayakan kendali usaha perusahaan pada Meg Whitman yang sebelumnya gagal menjadi Gubernur California, AS, pada pemilihan 2010 lalu. Lalu yang cukup fenomenal adalah Marissa Mayer, bos Yahoo! yang sebelumnya menakhodai Google. Tak ketinggalan nama-nama seperti Susan Wojcicki (senior vice president Google), Safra Catz (presiden dan chief financial officer Oracle), Cher Wang (co-founder dan chairwoman HTC), Padmasree Warrior (chief technology and strategy officer Cisco Systems), dan Sue Gardner (executive director WikiMedia Foundation). Fenomena di atas, memberi inspirasi banyak kalangan dengan meramalkan tren minat kalangan generasi muda khususnya pada level perguruan tinggi, dimana jumlah mahasiswi di prodi teknik akan terus meningkat, seiring dengan peningkatan akses informasi dan kesetaraan untuk memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang layak. Bukan tidak mungkin mahasiswi, di masa depan, mendominasi ‘sarang’ mahasiswa. Di edisi kali ini, Engineer Monthly akan mengupas lebih dalam perihal eksistensi insinyur perempuan dan tantangannya dalam membentuk wajah teknologi mutakhir yang makin terlihat smart, estetik dan ramah.
2 |
ENGINEER MONTHLY | No. 64
www.pii.or.id
update
PERSENTASE MAHASISWI TEKNIK DI TIGA PERGURUAN TINGGI NEGERI
Data diolah dan divisualisasi oleh Biro Media PII
www.pii.or.id
No. 64 | ENGINEER MONTHLY
| 3
coreview
TEKNOLOGI dalam
MASA DEPAN PEREMPUAN Kini, tak sedikit perempuan Indonesia yang mampu bekerja dan berprestasi di bidang yang dulu identik dengan ladang kaum Adam, tak terkecuali DI BIDNAG teknologi. Lantas, seberapa besar peluang perempuan Indonesia dalam bidang teknologi? Peluangnya sangat besar. Masih sedikitnya perempuan yang menggeluti bidang teknologi justru menjadi poin yang menguntungkan bagi kaum Hawa. Menurut Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari MM, MSc, IP, Guru Besar dan Direktur Pusat Pengembangan dan Pelayanan Sistem Informasi Universitas Indonesia (UI), minimnya perempuan yang menggeluti pendidikan dan pekerjaan bidang teknik - tak hanya terjadi di Indonesia melainkan di seluruh negara di dunia membuat tingkat persaingan relatif rendah. “Karena tingkat persaingan yang rendah, perempuan sangat mungkin berprestasi dan meraih sukses di bidang teknik atau teknologi, baik di lingkup akademik maupun dalam karier,” tutur Riri. Peraih penghargaan bergengsi “The Most Inspiring Engineer 2012” dari Organisasi Profesi Insinyur Elektro Dunia (Institute of Electronics and Electrical 4 | ENGINEER MONTHLY | No. 64 6 | ENGINEER MONTHLY | No. 64
Engineers/IEEE) Asia Pasifik ini mengatakan dunia engineering bukan ranah khusus laki-laki. Industri dengan teknologinya tidak menuntut seseorang go beyond gender. “Malah, menurut saya, banyak bidang teknik yang membutuhkan sifat dan karakter khas perempuan seperti dedikasi, lebih dapat dipercaya dan ketelitian. Itu sangat baik untuk keberadaan industri di mana dia bekerja,” tambahnya. Yani Panigoro, direktur Medco Holding, tak menampik hal itu. Dalam kaitannya dengan perempuan yang berprofesi sebagai insinyur, dia tak setuju bila stereotype mahluk yang lemah selalu dilekatkan pada perempuan. “Lemah lembut itu kodrat perempuan dan saya kira tidak ada relevansinya dengan profesi insinyur,” tuturnya.
www.pii.or.id
coreview
Seorang perempuan, dari kacamata Yani, sah-sah saja memilih bidang ilmu atau pekerjaan engineering. Sebab pada prinsipnya, minat atau passion-lah yang mengantarkan perempuan pada profesi insinyur. “Minat yang kuat ditambah dengan kompetensi yang mumpuni, pada akhirnya membuktikan kemampuan perempuan untuk bersaing dengan lawan jenisnya di bidang engineering,” ungkap Yani. Menyinggung soal minat perempuan terhadap ilmu dan p e k e rjaan di bidang tek nik , Indonesia ternyata lebih unggul dibandingkan negara-negara Asia lainnya seperti Jepang atau Korea. Bahkan bila dibandingkan dengan negara maju seperti Amerika Serikat dan Australia, minat perempuan Indonesia mengenyam pendidikan dan bekerja di bidang teknik masih lebih unggul. Organisasi untuk Kerjasama dan www.pii.or.id
Pengembangan Ekonomi (Organisation for Economic Cooperation and Development/OECD) tahun lalu mensurvei remaja berusia 15 tahun untuk mengetahui ekspektasi bidang pekerjaan mereka pada usia 30-an. Survei yang dikemas dalam publikasi bertajuk Education at a Glance 2012 itu memperlihatkan bahwa minat perempuan Indonesia terhadap bidang pekerjaan engineering dan komputer (tidak termasuk teknik arsitektur) mencapai 4,7% atau mengungguli Jepang (3,2%); Korea Selatan (0,9%); Australia (1,2%); dan bahkan AS (1,3%). Sementara untuk laki-laki, Indonesia hanya mengantongi skor 7,1% atau di bawah Korea Selatan (9,5%); Australia (10,5%); dan Jepang (15,1%). Lalu, apakah dengan tingginya minat perempuan itu maka kesenjangan gender di Indonesia bisa dinafikan begitu saja? Faktanya
ternyata tidak. Sebab berdasarkan indeks pembangunan manusia (human development index/HDI) dan indeks ketidaksetaraan gender (gender inequality index/GII) yang dipublikasikan United Nations Development Programme (UNDP), kualitas hidup perempuan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan laki-laki, meskipun kalau dilihat dari GII tingkat kesetaraan gender di Indonesia ada sedikit peningkatan. Pada 2012 lalu UNDP memberikan skor HDI sebesar 0,629 dan skor GII sebesar 0,494 untuk Indonesia atau meningkat dari 0,505 pada 2011 (semakin mendekati angka 0 maka GII semakin baik). Namun, tetap saja kesenjangan gender di Indonesia masih berlaku dan patut menjadi perhatian kita bersama. Diskriminasi terhadap perempuan masih hadir dalam beragam bentuk. Ada tradisi yang mewajibkan No. 64 62 | ENGINEER MONTHLY
| 5
coreview
perempuan mengurus urusan rumah tangga, bahkan tradisi yang melarang perempuan mengemukakan pendapat dalam kondisi apa pun. Di bidang pendidikan, kesempatan memang terbuka bagi perempuan untuk sekolah setinggi-tingginya. Namun di dalam masyarakat, terutama mereka yang dari keluarga ekonomi pas-pasan, prioritas melanjutkan studi tetap ada di tangan laki-laki dan perempuan biasanya mengalah. Bahkan ketika seorang istri mendapatkan beasiswa, dia harus meminta persetujuan suami.
6 | ENGINEER MONTHLY | No. 64 6 | ENGINEER MONTHLY | No. 64
Dalam karier pekerjaan, penentuan kenaikan jabatan atau peningkatan karier, perempuan juga seringkali dikalahkan. Alasannya tentu sangat bias gender.
Perkataan Young hingga kini selalu dikutip banyak dikutip tokoh feminisme yang memperjuangkan kesetaraan gender di banyak forum internasional.
Pendidikan adalah satu kemutlakan bagi perempuan. Tokoh agama di AS yang di zamannya juga aktif memperjuangk an kesetaraan gender, Brigham Young (18011877), pernah mengatakan: “Bila Anda mendidik seorang laki-laki, maka Anda hanya mendidik satu orang laki-laki. Tapi jika Anda mendidik seorang perempuan, Anda sebenarnya tengah mendidik sebuah generasi.”
Sebuah perkataan yang menginspirasi bahwa pendidikan, termasuk pendidikan teknik dan dunia engineering, selayaknya juga digeluti perempuan, karena di tangan merekalah terletak masa depan sebuah generasi.
www.pii.or.id
coreview
8 |
ENGINEER MONTHLY | No. 64
www.pii.or.id
coreview
www.pii.or.id
No. 64 | ENGINEER MONTHLY
| 9
outlook Aluyah Mia Sergei GM Marketing & Business Development, PT Tricon Industri
Kerja Keras untuk Buktikan Kemampuan Insinyur Perempuan
T
eknik atau engineering sebetulnya memang dunia laki-laki. Persepsi masyarakat yang telah terbentuk semakin mengentalkan premis itu. Namun pada perkembangannya, dunia teknik harus diakui telah mendapat ‘sentuhan tangan’ perempuan. Perempuan yang belajar teknik memang masih sedikit jumlahnya. Begitu juga dengan perempuan yang memilih berkarier di bidang engineering, pun belum dapat menyeimbangi jumlah laki-laki. Fa k t a i n i l a h y a n g m e m b u a t perempuan perlu effort luar biasa ketika memilih terjun ke dunia engineering sebagai refleksi eksistensinya. Sejak menamatkan pendidikan Teknik Sipil Unversitas Trisakti, saya pernah berkarier di berbagai bidang sebelum takdir membawa saya menggeluti dunia laki-laki ini. Beberapa pengalaman kecil itulah yang mengasah ability saya untuk menjadi besar. Pada akhir 2007 saya memutuskan bergabung dengan perusahaan tempat dimana saya bekerja sekarang dan mengawali karier sebagai general manager marketing dan business development. Bagi saya, dunia engineering sangat menarik. Bagaimana tidak? Di saat hampir semua pihak mempersepsikan bahwa ini dunia laki-laki, saya dengan keyakinan dan kegigihan penuh untuk terus
10 |
ENGINEER MONTHLY | No. 64
memberikan yang terbaik, sehingga terbukti bahwa perempuan bisa mendulang kesuksesan sebagaimana engineer laki-laki pada umumnya. Tentu dengan tidak meninggalk an identitas saya sebagai perempuan, namun saya tetap bisa terjun ke lapangan, diskusi dengan klien untuk mewujudkan business plan sesuai yang diharapkan. Di dunia ini saya juga melakukan hal-hal yang dilakukan oleh engineer laki-laki. Jumlah perempuan di tempat saya bekerja sekarang ini hanya sekitar 20% yang tersebar di berbagai posisi, dan hanya ada dua perempuan yang murni engineer, termasuk saya. Makanya tak heran kalau kami dijuluki “The Queen” di kantor. Perempuan yang mencapai posisi top level management di perusahaan berbasis teknologi tidak banyak. Untuk mencapai posisi itu butuh pembuktian yang lebih dari pada laki-laki. Kemampuan dan keseriusan dalam bekerja merupakan ajang pembuktian terhadap persepsi bahwa female engineer mampu dan bisa bersaing dengan male engineer. Berangkat dari pengalaman saya, mereka yang biasa berada di lapangan surprise dengan hadirnya saya di tengah-tengah mereka. Dengan perfoma yang optimal yang pada akhirnya membuat mereka
menerima dan sama-sama menunjukkan pembuktiannya k arena dunia engineering ini memang berat, it take courage, persistence, and extensive knowledge. Bicara peluang karier, sebenarnya saat ini semua peluang terbuka lebar untuk perempuan. Selama perempuan itu sendiri tidak membatasi dirinya dalam berkarya. Perempuan memang akan lebih diminta berkarir di bidang ini, sifat dasar perempuan yang ingin menyelesaikan suatu pekerjaan sampai tuntas dengan sebaikbaiknya dan lebih bisa diandalkan yang membuat industri engineering melirik engineer perempuan. Prospek ke depan, saya menilai bahwa engineer perempuan itu lebih konsisten. Saya tidak bermimpi bisa bekerja di bidang engineering, karena dulu anganangan saya ingin menjadi arsitek. Saat ini, saya kira keberhasilan terbesar yang saya punya adalah mempunyai tim yang bagus, keluarga yang sangat mendukung setiap kegiatan saya, serta lingkungan pekerjaan yang happy yang menunjang performa saya sebagai engineer perempuan. Jika ditanya apa yang ingin saya lakukan lima tahun ke depan, saya akan terus mempertahankan yang terbaik yang saat ini saya miliki.
www.pii.or.id
outlook YANI PANIGORO DIREKTUR, MEDCO HOLDINGS
INSINYUR PEREMPUAN YANG TERUS TUMBUH DAN BERKARYA
T
entunya setiap orang ingin meniti karier di bidang yang sesuai dengan latar belakang pendidik annya. Namun pada kesempatannya, tidak semua karier yang dijalani sesuai dengan keinginan awal. Sama halnya yang terjadi pada engineer perempuan saat ini. Ada di antara mereka yang memang memilih untuk berkarier di bidangnya, tapi banyak juga dari mereka yang beralih dari latar belakang engineering-nya. Hal itu menurut saya sah-sah saja. Perempuan memilih berk arir sebagai engineer atau sebagai chef, pada prinsipnya sama saja, hanya tergantung minatnya kemana. Idealnya memang bekerja itu berdasark an minat dan latar belakang pendidikan. Perempuan yang memilih terjun ke engineering industry yang nota bene digandrungi laki-laki, tentunya telah menaruh minat pada bidang tersebut. Sehingga pada perjalanan karirnya mereka harus menunjukkan kompetensi yang tinggi untuk terus dapat berkarya menandingi lawan jenisnya. Menjadi engineer tidak harus menanggalkan kodratnya sebagai perempuan. Bahkan ketika mereka melakoni fitrahnya - hamil dan melahirkan - semua pekerjaan dan tanggung jawab dapat dikondisikan. Di bidang profesi apapun, yang terpenting adalah
www.pii.or.id
hati-hati dalam bersikap. Engineer perempuan harus paham akan konsekuensi dari bidang yang dipilihnya. Meski menjadi kaum minoritas di bidang ini, namun bukan berarti bisa memanfaatkaan ‘keperempuanan’-nya. Perempuan hanya perlu membuktikan kemampuannya dengan bekerja keras, menyelesaikan pekerjaan dengan baik, serta mampu mengorganisir pekerjaan dengan baik. Dengan begitu, perempuan tentunya akan lebih dianggap dan diterima. Di Medco Energy saat ini, sangat membuka peluang untuk para engineer perempuan berkarya. Setiap tahunnya ada peningkatan sekitar 15% baik dari segi jumlah engineer perempuan yang ingin bergabung maupun quota yang disediakan untuk mereka. Menjaga linieritas memang penting, namun engineer perempuan yang masih menaruh minat pada engineering tidak selamanya harus terjun ke lapangan.
company. Geliat industri dan pembangunan berjalan sangat cepat, sedangkan ketersediaan sumber daya manusia di bidang ini masih sedikit. Engineer itu langka, jangankan perempuan, bahkan engineer laki-laki sebagaimana umumnya juga masih langk a. Kelangk aan tersebut semakin diperparah dengan kesiapan perguruan tinggi dalam menampung minat generasi muda terhadap bidang teknik. Saya melihat kualitas pendidikan engineering di berbagai perguruan tinggi sudah harus ditingkatkan untuk menciptakan engineer yang kompeten yang dapat mengisi posisi-posisi di industri tersebut. Selain itu persaingan di dunia engineering sangat tinggi. Jika ketersediaan engineer yang bagus tidak mencukupi, maka tidak menutup kemungkinan industri ini akan mempekerjakan engineer asing.
Sebut saja mengajar di bidang engineering merupakan bentuk lain dalam menjaga “ke-engineering-an”. Saya pernah mengajar Teknik Elektro di ITB dan ITS sebelum akhirnya berkecimpung di dunia bisnis. Bisnis yang saya kembangkan pun masih bergerak di bidang engineering, yakni oil and gas
No. 64 | ENGINEER MONTHLY
| 11
piiactive
12 |
ENGINEER MONTHLY | No. 64
www.pii.or.id
BERSAMA ASPAL PERTAMINA MEMBANGUN INFRASTRUKTUR INDONESIA ....
BNA (Buton Natural Asphalt) Blend Pertamina merupakan produk Aspal Modifikasi (Modified Asphalt) hasil blending antara Aspal Minyak (Petroleum Asphalt) dan Aspal Alam Buton (Buton Natural Asphalt) yang memenuhi standar kualitas internasional dan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan Aspal nasional yang berkualitas tinggi sesuai standar spesifikasi dari Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum RI untuk digunakan/diaplikasikan pada pembangunan infrastruktur di Indonesia yang meliputi pembangunan jalan tol, jalan negara, jalan provinsi, jembatan, bandara, dan sirkuit.
Parameter Penetrasi @ 25 °C (mm)
Hasil Uji
Spesifikasi Bina Marga
Metode Pengujian
54
Min 40, Max 55
SNI 06-2456-1991 SNI 06-2432-1991
Daktilitas @ 25 °C (cm)
150
Min 100
Indeks Penetrasi
-0.25
Min -0.5
Kadar Aspal (%)
90.16
Min 90
SNI 06-2432-1991
Titik Nyala (°C)
301.5
Min 232
SNI 06-2433-1991
Berat Jenis
1.0445
Min 1
SNI 06-2441-1991
Kehilangan Berat setelah TFOT (%)
0.189
Max 0.8
SNI 06-2440-1991
Penetrasi setelah TFOT (%)
79.29
Min 54
SNI 06-2456-1991
Daktilitas setelah T FOT (%)
93.93
Min 50
SNI 06-2434-1991
Indeks Penetrasi setelah T FOT
0.04
Min 0
-
Stabilitas Penyimpanan (°C)
0.05
Max 2.2 Min 385, Max 2000
ASTM D 5976-87
Viskositas @ 135 °C (cst)
1826
SNI 06-6721-2002
PROGRAM PELATIHAN KEINSINYURAN BERJENJANG INSINYUR PROFESIONAL MADYA
Program Madya angkatan III : Tanggal : 8 Maret - 20 April 2013 Hari : Jumat dan Sabtu Program Madya angkatan IV : Tanggal : 30 Agustus - 11 Oktober 2013 Hari : Jumat dan Sabtu
Informasi dan Pendaftaran: Sekretariat Program Pelatihan Keinsinyuran Berjenjang Jl. Bandung No. 1, Menteng Jakarta Pusat 10310 Telp : (021) 31904251-52. Fax : (021) 31904657. Email :
[email protected]. Website : www.pii.or.id. PPM Manajemen Jl. Menteng Raya No.9-19 Telp : (021) 2300313 ext 1950-54. Email :
[email protected],
[email protected]. Website : www.ppm-manajemen.ac.id
iframe
Ir. H. Djuanda
16 |
ENGINEER MONTHLY | No. 64 63
www.pii.or.id