JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY
INOVASI TEKNOLOGI DI DAERAH Binjai dahulu dikenal sebagai salah satu pemasok lada internasional. Sekarang daerah ini menonjol di industri pengolahan bubuk kopi, kerupuk, jagung giling, anyaman mebel bambu dan kayu. Industri kecil di kota Binjai yang luasnya 90,23 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 213.187 jiwa berdampak besar bagi penyerapan tenaga kerja. Terbukti puluhan ribu orang terserap di sektor industri anyaman dan mebel bambu, konfeksi, sepatu, mebel kayu, dan lain-lain. Namun demikian, pengusaha yang berdiri di belakang usaha ini masih saja belum bisa lepas dari kesulitan. Daerah lain. Dengan luas wilayah 1.975,86 kilometer persegi, kabupaten Grobogan memiliki luas lahan sawah 62.115 hektar, sedangkan lahan
- hal 2 MONTHLY REPORT INI BERISI LAPORAN REKAMAN KEGIATAN BULAN SEBELUMNYA DAN PENGUMUMAN/AGENDA KEGIATAN PII BULAN BERJALAN. MEDIA INI DIPERUNTUKKAN KHUSUS BAGI KALANGAN INTERNAL JAJARAN PENGURUS PUSAT PII BERIKUT DEWAN PENASEHAT, DEWAN INSINYUR, DEWAN PAKAR, MAJELIS KEHORMATAN INSINYUR DAN PENGURUS INTI BADAN KEJURUAN (BK), DAN PENGURUS CABANG. DISIAPKAN OLEH DIREKTUR EKSEKUTIF (DE)
Rapimnas PII
MAU MAJU? PAKAI TEKNOLOGI - hal 3 -
Isi Sepenuhnya Menjadi Tanggung-jawab DE . KONTAK: DIREKTUR EKSEKUTIF, RUDIANTO HANDOJO WAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF, HERRY SUGIHARTO SEKRETARIAT: JL. HALIMUN 39 JAKARTA SELATAN 12980 TELP. 62-21 8352180-81, FAKS. 62-21 83700663 WEBSITES : www.pii.or.id EMAIL :
[email protected]
[email protected]
ANIMASI MERAH PUTIH
INFRASTRUKTUR YANG TERTINGGAL
TIDAK PERLU? JANGAN JADI ANGGOTA
Ekspor animasi wayang atau animasi si cepot pada 2020, mungkinkah?
Ekonomi Indonesia tertinggal akibat lemahnya pembangunan infrastruktur.
Wawancara dengan Ketua Biro Keanggotaan PII
- hal 5
- hal 8
- hal 12
GALERI
- hal 16
[ SALAM ] advertorial
keringnya seluas 135.470 hektar. Dari luas lahan sawah tersebut, Grobogan merupakan daerah penanaman padi terluas ketiga di Jawa Tengah. Pada tahun 2008, produksi padi di Kabupaten Grobogan adalah 654.312 ton. Jagung berjumlah 723.749 ton. Dan kedelai mencapai 74.970 ton. Namun daerah ini memiliki kendala klasik yang menimpa petani, banjir tahunan dan serangan hama. Beruntung sejak tahun 1990-an untuk menyiasati kegagalan panen akibat banjir tahunan atau serangan hama, petani Grobogan menggiatkan tanaman kapas.
Setiap musim penghujan Bulog selalu menolak gabah karena tidak cukup kering apa tidak bisa di atasi?
Sehabis panen raya petani memanfaatkan lahan sawahnya menanam kapas. Bermula dari harapan dapat menuai di musim kemarau, petani Grobogan ternyata berhasil mengembangkan tanaman kapas dan menjadi penghasil kapas terbesar di Jawa Tengah.
PII melihat hal ini sebagai peluang. Jika selama ini masyarakat tidak secara langsung berhubungan dengan insinyur saat bermasalah dengan teknologi atau teknik, saat ini terbuka peluang untuk berinteraksi secara langsung dengan masyarakat.
Pengusaha industri kecil di Binjai yang kesulitan mengembangkan produknya. Banjir tahunan dan serangan hama yang menyerang petani Grobogan. Keduanya hanyalah contoh kecil dari kasus yang selalu berulang di masyarakat.
PII harus menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi di daerah yang mengalami masalah penolakan gabah itu. Menggandeng pemerintah daerah setempat dan industri yang berkepentingan. Kemudian menciptakan mesin pengering misalnya. Sukur dengan biaya murah, 5 juta sudah jadi. Hasilnya kemudian diumumkan dan diperbanyak.
Contoh lainnya, setiap musim penghujan Bulog selalu menolak gabah karena tidak cukup kering. Kondisi yang berulang setiap tahun. Pertanyaannya adalah memangnya tidak bisa di atasi? Siapa yang bisa meneliti hal ini?
2
Ada 12 bidang yang diminta menjadin kerjasama untuk menghasilkan output seperti itu. Jika terjadi, maka akan banyak inovasi teknologi dihasilkan. Andai saja
| ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
kemudian di Binjai ditemukan teknologi untuk membantu industri-industri kecil disana untuk meningkatkan produksinya, tentu akan memilki dampak ekonomi yang besar. Kondisi saat ini saja sudah menyerap begitu banyak tenaga kerja. Bayangkan saat inovasi ditemukan, tentu penyerapan tenaga kerja juga akan meningkat signifikan. Setiap daerah memiliki masalah berbeda. Masalah di Binjai, Grobogan tentunya berbeda dengan Gorontalo. Sekarang tinggal bagaimana PII membangun jaringan kerjasama dengan pemerintah daerah dan industri. Membuat terobosan untuk mendorong masalah-masalah di setiap daerah menjadi keunggulan daerah. Dari tertinggal menjadi pusat pembangunan[]
[ LAPORAN UTAMA]
MAU MAJU? Pakai Teknologi antara pemerintah daerah, industri serta lembaga riset/perguruan tinggi. Kerjasama ini harus melibatkan industri untuk menjamin keberlanjutannya terutama dari sisi pendanaan. Hasil dari kerjasama nantinya berupa teknologi terapan yang dapat disebarluaskan untuk masyarakat luas. Mengawali kerjasama, dalam Rapimnas yang dibuka Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik ini, PII meneken kerja sama dengan Telkom dan Ototec GmBH. Telkom mengembangkan konten multimedia budaya. Ototec GmBH dalam hal pengembangan aplikasi umum standar penerapan pemrosesan mineral dan logam. Jero Wacik membuka pintu untuk menindaklanjuti kerjasama PII, Telkom dan Ototec GmBH ini. “Segera atur waktu pertemuan dengan saya,” tandasnya.
Said Didu," Pemanfaatkan teknologi atas keunggulan daerah adalah kata kunci keberhasilan pembangunan." Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mendorong pemerintah segera merealisasikan Dewan Inovasi Nasional. Hal itu di sampaikan Said Didu di Rapimnas PII beberapa waktu lalu. Banyak negara yang menawarkan teknologinya ke Indonesia, sayangnya dari teknologi yang ditawarkan itu banyak yang sudah masuk dalam kategori teknologi usang. Dewan Inovasi Nasional inilah yang nantinya bisa menjadi saringan bagi teknologi yang masuk ke Indonesa. “PII siap menjadi bagian dari Dewan Inovasi ini,” katanya. Menurut Said, sudah ada beberapa pemerintah daerah yang selama ini menjalin kerja sama dengan PII untuk mengkaji teknologi yang digunakan di wilayah tertentu. Mekanisme ini memungkinkan pelaku usaha dari daerah bersangkutan bisa terhindar dari kerugian akibat salah penggunaan teknologi.
Semangat Rapimnas kali ini adalah penumbuhan inovasi teknologi di daerah. PII menyadari selama ini banyak hasil riset teknologi yang belum bisa di terapkan dalam industri ataupun kehidupan masyarakat, terutama di daerah. Pemanfaatan teknologi tepat guna untuk daerah diyakini akan mampu memberi nilai tambah dalam pembangunan. Menurut Said Didu selama ini pemerintah hanya berfokus membangun wilayah tertinggal. “Kalau kami (PII) sebaliknya, jadikan daerah-daerah itu sebagai pusat kebangkitan pembangunan. Pemanfaatkan teknologi atas keunggulan daerah adalah kata kuncinya,” ujarnya. Selanjutnya PII akan mulai melakukan identifikasi terhadap potensi keunggulan setiap daerah, lembaga-lembaga riset, dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Darinya akan diupayakan kerjasama
Rapimnas berlangsung di Hotel Borobudur. Peserta yang hadir selain dari PII daerah, tidak ketinggalan wakilwakil persatuan insinyur dunia seperti AFEO, FEIAP, AAET. Dalam kesempatan ini Persatuan Insinyur Indonesia (PII) memberi penghargaan pada tiga insinyur Indonesia. Penghargaan diberikan untuk pencapaian mengagumkan penerapan etika dan tata laku profesi kesinsinyuran. Ketiganya dinilai telah berkarya terus-menerus di bidangnya dengan penuh integritas. Penghargaan tersebut diberikan pada Ir Iman Taufik untuk karya-karya di industri lepas laut (offshore), Ir Tjetje Sjamsu untuk karyakarya di industri pertahanan, dan Ir Triharyo Soesilo MChE untuk karya-karya di industri migas dan petrokimia. Kegiatan Rapimnas sekaligus merupakan rangkaian dari agenda kegiatan internasional keinsinyuran. Dimana Indonesia menjadi tuan rumah bagi 3 pertemuan sekaligus. AFEO Midterm Meeting, FEIAP Exco Meeting, dan AAET Council Meeting. Penyatuan acara-acara tersebut selain dimaksudkan karena faktor efisiensi, juga untuk memberikan titik temu pada rekan-rekan insinyur dari seluruh daerah dengan mitra PII se ASEAN dan Asia Pasifik. [em] JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY |
3
[ LAPORAN UTAMA]
PII DAN OUTOTEC, TANDATANGANI KERJASAMA TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINERAL DAN LOGAM Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menandatangani nota kesepahaman dalam pengembangan aplikasi umum standar penerapan teknologi pemrosesan mineral dan logam di Indonesia. Kerjasama ini merupakan langkah antisipasi menyusul telah diberlakukannya kewajiban perusahaan tambang untuk melakuan pengolahan dan pemurnian mineral sesuai dengan ketentuan UU Minerba No.4/2009. Penandatangan yang dilakukan di selasela RAPIMNAS PII 2010 ini diwakili oleh Alwinsyah Loebis selaku ketua bidang
4
pertambangan dan sumberdaya mineral PII dan Tony Parthasarathy, Senior DirectorTurnkey Project South East Asia and Pacific (EAP) Outotec dengan disaksikan oleh Ketua Umum PII Said Didu dan Penasehat PII yang juga Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik. ”Kerjasama ini mengarah kepada bagaimana proses yg baik untuk produk pertambangan khususnya mineral dan logam bagi bangsa ini” ujar Alwinsyah Loebis di Hotel Borobudur, Jakarta 14 Juni 2010. Menurut alwin, hasil akhir studi ini akan
| ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
disampaikan kepada pemerintah sebagai bahan penyusunan kebijakan nilai tambah mineral serta sebagai referensi bagi indutri pertambangan mineral logam di Indonesia dalam melakukan investasi. Adapun Tim studi akan dibentuk dari unsur PII pusat dan Badan Kejuruan Tambang PII, Outotec, Pemerintah ,universitas serta tenaga ahli metalurgi di Indonesia, pungkas Alwin yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Aneka Tambang ini. [Taufieq]
[ LAPORAN UTAMA]
ANIMASI MERAH PUTIH Kita tentu ingat nama-nama artis seperti Mulan Djamila, Agnes Monica, atau Maia Estyanti dan pasangan duetnya. Mereka kerap berdandan ‘aneh’ misalnya mengenakan rok mini dipadukan dengan celana ketat sedengkul, stocking bolong-bolong ditambah rambut dicat warna-warni. Di Jakarta banyak juga anak muda yang berdandan seperti itu. Gaya ini dikenal dengan nama Harajuku. Salah satu produk budaya yang sukses diimpor Jepang ke berbagai negara. Tren bergaya Sailormoon, Kenshin, Detektif Conan, dan karakter kartun Jepang lainnya tersebut hadir bersamaan dengan masuknya komik-komik dan filmfilm animasi negeri matahari terbit ke Indonesia dan negara-negara lainnya. Komik-komik Jepang (manga) dan filmfilm animasi Jepang (anime) terbukti memiliki pasar konsumen yang sangat besar, tidak hanya di negerinya sendiri. Pada tahun 2002 saja, estimasi nilai transaksi produk-produk anime di Amerika Serikat mencapai 4.3 miliar US dolar, nilai yang bahkan empat kali lebih besar dari nilai ekspor baja Jepang ke negeri Paman Sam. Menurut Denny A. Djoenaid, Ketua Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia (AINAKI), kekuatan Jepang dalam hal animasi terletak pada unsur kebudayaannya. Para animator negara sakura tersebut selalu menampilkan tradisi kebudayaan mereka yang memang berbeda dengan negara Asia lainnya. Denny mencontohkan gaya dandan dan berpakaian anak muda Jepang yang banyak ditiru oleh para remaja di Indonesia. INDONESIA Di Indonesia sendiri, tren animasi lokal sudah mulai terlihat. Ada paling tidak tiga judul film animasi buatan anak negeri yang sempat tayang di bioskop, yaitu Janus Prajurit Terakhir, Homeland dan Meraih Mimpi. Sedangkan untuk serial televisi lokal dan nasional, ada Kabayan Liplap, Aku Tahu, Zedi, Kumbang Cilik serta Petualangan Tupi dan Pingping. Ada pula film animasi pendek tentang superhero asal Tasikmalaya, Hebring. Namun menurut Denny, karya-karya animasi lokal ini masih terganjal pada dua hal, minimnya tayangan di televisi dan
Sumber Daya Manusia (SDM) itu sendiri. “Kesempatan untuk memperlihatkan hasil animasi lokal di televisi masih kalah dengan penayangan kartun-kartun dari luar negeri karena daya beli mereka lebih murah (membeli lisesi produk jadinya saja-red). Sedangkan produksi animasi lokal ‘kan proses pra produksi sampai pasca produksi dikerjakan sendiri, jadi biaya hak siarnya pun lebih mahal,” jelas pria berkacamata ini. Animasi di tanah air memang masih jauh dibandingkan industri anime. Namun melihat potensi yang kita miliki, sangat mungkin animasi lokal berjaya. Ragam kebudayaan Indonesia jelas jauh lebih banyak, setiap daerah punya pahlawan, legenda, dan budaya masing-masing. Selain Jepang, China dan Korea mengembangkan animasi dengan modal kebudayaannya, sangat tepat jika kebudayaan kita pun menjadi modal utama. Studio Kasat Mata, Red Rocket Animation, dan Bajing Loncat Studio adalah contoh perusahaan-perusahaan animasi asli dalam negeri. Dan tentu masih banyak lagi studio-studio animasi yang berkualitas. Soal kualitas tidak perlu diragukan, beberapa studio animasi lokal secara rutin mengerjakan orderan animasi dari perusahaan-perusahaan animasi dunia sekelas Walt Disney. Ini modal berikutnya. Modal lain adalah tumbuh dan berkembangnya berbagai media untuk etalase
produk-produk animasi. Selain televisi nasional, kini setiap daerah punya tv-tv lokal. Jangan lupakan juga telepon seluler (ponsel), beragam animasi dapat ditampilkan di sini baik berupa klip film, games, atau pelajaran interaktif. 100 juta pengguna ponsel yang diprediksikan ada di Indonesia pada tahun 2010, tentu sebuah pasar luar biasa. Dengan modal-modal tersebut, yang perlu dilakukan adalah sebuah program bersama yang visioner dan konsisten. Ketika China mulai mengembangkan industri animasi secara serius pada tahun 2000, lebih dari 100 kampus membuka program pendidikan animasi. Bahkan sejak September 2006, pemerintahnya melarang penayangan animasi impor pada prime time, sebagai upaya melindungi animator lokal. Seandainya kita berani pasang target untuk mengekspor animasi wayang atau animasi si cepot pada 2020, maka banyak upaya yang harus dilakukan bersama mulai sekarang. Penyediaan perangkat lunak dengan harga terjangkau, televisi dan operator seluler membuka pintu sebesar-besarnya untuk animator lokal. Para animator secara kreatif mengangkat budaya menjadi animasi yang menarik dengan berbagai upaya. Dengannya budaya Indonesia akan menjadi identitas dalam negeri, syukur bisa berdampak global. Lainnya, animasi memang tidak nyata tetapi keuntungan yang dihasilkan sangat nyata. [em] JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY |
5
[ LAPORAN UTAMA]
kerjasama PII dan PT Telkom saat menandatangani kerjasama untuk pengembangan konten multimedia Budaya
CREATIVE CENTER PERTAMA DI INDONESIA Belum lama, sebuah Creative Center yang terletak di Lantai 2 Mall of Indonesia dibuka oleh Dirut Telkom, Rinaldi Firmansyah. Creative Center pertama di Indonesia yang diberi nama Digital Lounge (DI.LO) ini; merupakan Creative Center yang menyediakan akses digital terpadu dengan gadget store, library dan entertainment (music, games, video, film, animasi). Dimana secara fisik, layanan yang tersedia mulai dari Big Screen sebagai sarana pembelajaran (seminar atau workshop) serta dilengkapi sarana meeting point, hiburan dan cafe." Creative Center DI.LO dilengkapi fasilitas yang nyaman dan berkelas seperti 190 PC/console station, 13 private room, 3 VIP room, 2 function room, serta lounge dengan big screen 3 projector, library, dan sebuah gadget store. Termasuk pembelajaran yang berkaitan industri kreatif animasi dengan membuka kelas pembelajaran berupa 3D animation, Java programmer, Mobile programmer, professional illustrator, design for kids, comic animation for kids, professional comic artist, Manga class. [] 6
| ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
WIKIBUDAYA Bidang Infokom pii berencana membuat Wikibudaya. Seperti wikipedia yang kita kenal, wikibudaya diharapkan menjadi platform bagi keanekaragaman seni budaya Indonesia. Informasi di dalamnya berupa data multimedia yang kaya dan lengkap tentang seni budaya yang ada di Indonesia. Kegiatan ini dirancang untuk melestarikan budaya kita. Sekaligus juga diharapkan menjadi lokomotif bagi keberadaan PII khususnya di bidang ICT secara real di masyarakat. Caranya dengan mengikutsertakan partisipasi masyarakat secara luas sebagai stakeholder budaya Indonesia. Adapun lingkup kegiatannya sendiri dimulai dari mengarsipkan dan menjadikannya sebagai database seni dan budaya yang mudah diakses. Melibatkan masyarakat secara langsung untuk mengisi, mengedit , sampai mempromosikannya. Mengajak keikutsertaan pusat-pusat budaya di setiap daerah, pusat studi budaya universitas, sekolah dan pesantren. Selain juga mengajak para penikmat seni untuk dalam rangka pelestarian budaya adiluhung bangsa Indonesia. Sampai akhirnya membangun infrastruktur portal Wikibudaya. [em]
Tiba Saat Tiba Akal Sejatinya ada dua pendekatan pembangunan infrastruktur: memenuhi kebutuhan dasar rakyat dan mengejar pertumbuhan ekonomi. Pendekatan pertama sejalan dengan hak-hak positif yang wajib dilakukan negara. Memiliki tempat tinggal, mengakses air bersih dan sanitasi, bepergian dengan aman, mendapat aliran listrik, berkomunikasi dan mendapat informasi adalah hak dasar manusia modern. Dengan infrastruktur, rakyat selanjutnya dapat berwirausaha secara berdaya saing melalui usaha kecil dan menengah hingga industri besar dan BUMN, untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Pendekatan kedua lebih menonjol di Indonesia. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 menyebutkan, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 7 persen di tahun 2014 diperlukan investasi infrastruktur 5 persen GDP atau setara dengan Rp 2.000 triliun dalam 5 tahun. Hal ini berarti infrastruktur hanya ditempatkan sebagai turunan kedua dari ekonomi. Akibatnya, infrastruktur selalu dalam posisi untuk mengatasi kemacetan pertumbuhan ekonomi (debottlenecking). Pendekatan ini membuat infrastruktur selalu tertinggal dan menjadi constraint pertumbuhan. Posisi sebagai fire fighter membuat pembangunan infrastruktur menjadi parsial, tidak terkoordinasi, dan tanpa strategi jangka panjang. Fasilitas infrastruktur baru dibangun karena jalan macet, pelabuhan atau bandara melampaui kapasitas, listrik mati, krisis air bersih, dan seterusnya. Sebuah praktik pembangunan infrastruktur yang kuratif, semata mengejar ketertinggalan. Untuk menumbuhkan perekonomian seharusnya infrastruktur dibangun sebagai bagian integral dari ekonomi. Perencanaan infrastruktur harus menjadi bagian integral perencanaan ekonomi. Infrastruktur berfungsi sebagai generator ekonomi baru ataupun mengarahkan pertumbuhan ekonomi sesuai dengan strategi pembangunan nasional. China adalah contoh terkini, infrastruktur dibangun hingga pelosok yang menurut ukuran kita "belum" perlu infrastruktur. Perencanaan infrastruktur yang berpadu dengan strategi industri membuat produk China begitu murah. Beberapa kluster industri ditempatkan berjejer tepat di sisi pelabuhan sehingga biaya transportasi yang sudah murah masih dishare lagi oleh beberapa kluster industri tadi. Di Sumatera dan Kalimantan, pembangunan jalan mestinya dilakukan dalam kesatuan dengan strategi industri perkebunan dan pertambangan. Nyatanya, jaringan yang ada tidak sinkron dan kapasitasnya tidak memadai. Sejumlah jalan setempat bahkan dilarang dilalui truk pengangkut hasil kebun dan tambang, tanpa disediakan jalan alternatif. Swasta terpaksa berkreasi sendiri membangun jalan dan pelabuhan kecil. Tak heran bila industri pengolahan SDA tidak tumbuh. Pemerintah harusnya sudah membangun jalan dan pelabuhan sebagai bagian dari grand scenario pembangunan industri pertambangan dan perkebunan jangka panjang. Kelistrikan nasional memperlihatkan gejala yang sama. Kapasitas daya terpasang saat ini sekitar 30.000 megawatt, diperkirakan kebutuhan kapasitas terpasang tahun 2014 sekitar 56.000 MW. Bila semua berjalan lancar, proyek
pembangkit 10.000 MW tahap 1 dan tahap 2 hanya nyaris mampu mengejar ketertinggalan hingga 2014. Faktanya, kemampuan pemerintah hanya 18 persen dari total kebutuhan dana, sementara tingkat kesuksesan proyek IPP swasta generasi II (2005-2009) hanya 14 persen. Kita selayaknya harus sudah mempunyai proyek pembangkit hingga tahun 2025 sehingga terdapat jaminan pasokan listrik jangka panjang. Hanya dengan ini, industri dan investasi yang memiliki life time 15-20 tahun dapat tumbuh karena direncanakan bersama infrastrukturnya. Kini, jaringan infrastruktur domestik merupakan bagian dari jaringan infrastruktur global, karenanya kompatibilitas jaringan domestik dengan standar jaringan global menjadi syarat mutlak. Ketiadaan atau tidak kompatibelnya infrastruktur berakibat teralienasinya kita dari persaingan dunia, bahkan nantinya dari peradaban dan pergaulan dunia. Nihilnya tujuan bernegara Kasus paling mutakhir adalah implementasi ACFTA Januari tahun ini. Lima tahun sejak ditandatangani, kita baru ribut soal pembangunan infrastruktur untuk mengatasi rendahnya daya saing sektor manufaktur. Apa yang kita harapkan dengan pembangunan infrastruktur industri manufaktur lima tahun ke depan? Apakah kita tiba-tiba akan mampu bersaing dengan China? Bayangkan apa yang mampu dihasilkan China (raksasa pengekspor nomor satu dunia senilai 1,2 triliun dollar AS, pemilik cadangan devisa terbesar dunia 2,4 triliun dollar AS, sekaligus pelaku unfair trading sedunia) dalam lima tahun ke depan untuk memenangi industri manufakturnya. Sejauh apa penetrasi produk China di Indonesia bila saat ini saja sudah mencapai 50 persen. Semua ini hanya menunjukkan kita telah kehilangan satu hal, yaitu tujuan bernegara. Thailand ingin jadi dapur dunia, Singapura ingin jadi negara kota dunia. Sejak era Zhou Enlai tahun 1975, China merencanakan empat modernisasi jangka panjang yang dilaksanakan secara persisten, terukur, dan diestafetkan antar kepemimpinan dengan satu tujuan: menjadikan China sebuah kekuatan besar ekonomi dunia abad ke-21. Tujuan negara kita telah direduksi jadi angka semata. Apa sesungguhnya yang mau kita capai dengan pembangunan infrastruktur beranggaran Rp 2.000 triliun? Siapa sih yang peduli dengan angka pertumbuhan 7 persen. Pembangunan infrastruktur gaya "tiba saat tiba akal ala Indonesia" ini tidak memungkinkan kita dapat bertahan dalam liberalisasi kompetisi global. Dalam kompetisi global siapa yang menjadi trend setter dialah yang memimpin persaingan, siapa yang menjadi pengikut dia ada di belakang. Pengikut tanpa peralatan bertanding yang memadai, dia tentu terseok-seok di urutan belakang. Tidak ada pilihan, terobosan dan loncatan pembangunan infrastruktur harus dirancang dan direalisasikan dengan sangat serius untuk tujuan yang jauh lebih bermakna. Pendekatan mengejar-ngejar ketertinggalan tidak saja melelahkan, melainkan juga mengkalahkan. Heru Dewanto Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia (PII); Founding Fellow ASEAN Academy of Engineering and Technology (AAET), [Kompas, 10/05/10] JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY |
7
INFRAS NFRASTRUKTUR TRUKTUR YANG TERTINGGAL Dalam 30 tahun terakhir ditengarai pembangunan ekonomi Indonesia tertinggal akibat lemahnya pembangunan infrastruktur. Menurunnya pembangunan infrastruktur yang ada di Indonesia dapat dilihat dari pengeluaran pembangunan infrastruktur yang terus menurun dari 5,3% terhadap GDP (Gross Domestic Product) tahun 1993/1994 menjadi sekitar 2,3% (2005 hingga sekarang). Padahal, dalam kondisi normal, pengeluaran pembangunan untuk infrastruktur bagi negara berkembang adalah sekitar 5-6 % dari GDP.
8
| ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
[ INFRASTRUKTUR ] Semakin kurangnya pengeluaran terhadap infrastruktur membuat dengan sendirinya cakupan dan mutu pelayanan infrastruktur menjadi rendah. Contohnya, dalam hal jalan, jalan raya masih sangat terbatas yang hanya 1,7 km per 1000 penduduk, dan hampir 50% dalam kondisi buruk karena sangat kurangnya pemeliharaan yang baik, terutama di jaringan jalan kabupaten. Hal ini menambah kemacetan lalu lintas setiap tahun, sementara kapasitas jalan yang ditambahkan sedikit. Pengeluaran pemerintah di subsektor ini terus menurun, dari 22% tahun 1993 ke 11% dari anggaran pemerintah tahun 2000. Jika hal ini terus berlangsung, tidak mustahil kondisi jalan raya yang buruk atau kurangnya sarana jalan raya bisa menjadi penghambat serius pertumbuhan investasi. Di Asia Timur, peringkat ketersediaan dan kualitas infrastruktur fisik Indonesia jauh tertinggal. Begitu juga dari negara Asia Tenggara seperti Thailand, Filipina, dan Malaysia, kita kalah di semua indikator. Bahkan lebih rendah dibandingkan Vietnam. Untuk indeks total, kita sedikit lebih baik dalam hal pelabuhan udara, jalan kereta api, dan listrik, namun kalah dalam hal jalan, pelabuhan, dan telepon (ADB. 2007). Dalam hal daya saing versi MD World Competitiveness Yearbook 2009, meski indeks total Indonesia naik hampir di seluruh indikator (performa ekonomi, efisiensi pemerintahan, dan efisiensi bisnis), dalam hal infrastruktur justru menurun dalam 5 tahun terakhir.Itu wajar, mengingat proporsi alokasi dana untuk infrastruktur terhadap PDB hanya sekitar 4% dibandingkan dengan China, Thailand, dan Vietnam yang di atas 7%.
dengan mengambil basis hitungan atas 300.000 km jaringan jalan dengan 40% di antaranya rusak berat dan ringan, diperlukan anggaran 1,5-17 kali lipat dari anggaran saat ini (Danang Parikesit, 2009). Di sisi lain, masalah infrastruktur bukan hanya soal anggaran. Persoalannya langsung terkait dengan tata ruang wilayah, pertanahan, pembiayaan, dan tata kelola pemerintahan. Dimensinya pun tak hanya dalam ranah pemerintahan, tetapi juga mengait persoalan sosial kemasyarakatan. Konteks pentingnya infrastruktur untuk peningkatan aktivitas ekonomi juga merupakan perhatian daerah. Besarnya alokasi anggaran di atas mencerminkan hal itu. Di daerah peran infrastruktur juga dipahami sebagai mandat penyediaan pelayanan dasar, yang erat terkait dengan peningkatan akses anak terhadap pendidikan, peningkatan kesehatan ibu, dan penurunan angka kematian (Shakoor et al 2007 dalam Danang Parikesit 2009). Namun, pengaruh infrastruktur berbeda di setiap wilayah. Karenanyalah sudah menjadi tugas pemda dan pemerintah pusat untuk menentukan intervensi pembangunan jenis infrastruktur yang paling tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang secara spesifik berbeda setiap daerah. Itu tak sederhana, mengingat luasnya Indonesia, dana terbatas, otonomi daerah dengan kewenangan luas untuk
menentukan arah pembangunan daerah masing-masing-yang mungkin berbeda dengan prioritas nasional-, serta berbagai tantangan efektivitas dan efisiensi pemerintahan berikut peluang penyalahgunaan kekuasaan yang menyertainya. Pilihan Kota Solo fokus memperbaiki dan mempercantik jalan-disertai pembenahan pasar tradisional dan objek seni budaya-untuk menjadikan daerahnya sebagai tujuan wisata seni-budaya dan meeting-incentiveconference-exhibition (MICE) tentu punya tujuan dan implikasi berbeda dengan fokus daerah tetangga dekatnya Sragen dalam membenahi infrastruktur perdesaan dan information and communication technology. Di tingkat nasional, meski Kementerian PU mengelola anggaran terbesar untuk infrastruktur, penentuan prioritas harus berdasar kepentingan nasional yang melibatkan kementerian lembaga terkait (Bappenas, Kemenhut, Kementerian ESDM, Kemendagri, dll.), dan pemda. Mekanisme musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) dan infstructure summit mestinya mampu menghasilkan sinergi pembangunan sektoral dan kewilayahan. Di sisi lain, pemda mestinya meningkatkan kapasitasnya dalam menentukan fokus pembangunan infrastruktur daerahnya, berikut ragam bentuk dan kualitas implementasinya. [em]
Meski demikian, alokasi APBN untuk infrastruktur terus naik. Pada 2009 alokasi anggaran dua kali lipat dibandingkan dengan 2005 dengan total anggaran Rp 321,8 triliun pada 2005-2009 (Kemenko Perekonomian, 2009). Alokasi anggaran infrastruktur dari pusat ke daerah melalui instrumen dana alokasi khusus juga melonjak, misalnya untuk jalan, irigasi, dan air minum dari semula sedikit di atas Rp 1 triliun pada 2004 menjadi hampir Rp7 triliun pada 2008, meski turun jadi Rp 6 triliun pada 2009 (Kemenkeu, 2009). Dari sisi alokasi anggaran, memang sudah ada peningkatan anggaran, tetapi itu masih kurang, sebagaimana ilustrasi JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY |
9
[ PENGURUS PII ]
Foto: seto
Sebuah tranportasi massal warga sekitar Jabodetabek
Hancurkan Jalan Tol Perancang Metro atau subway Washington DC, Warren Quenstedt, pada tahun 1960 mulai membangun jaringan transportasi dengan pertanyaan, ”Kota macam apa yang ingin kita miliki?” Jakarta macet. Kuala Lumpur juga macet dan perlu polisi untuk mengurai kemacetan. Bedanya Malaysia punya light rail transit (LRT). Sebuah transportasi massal seperti KRL yang kita miliki. Di setiap emplasement stasiun puluhan bahkan ratusan orang juga berbaur menunggu kereta. Pemandangan sama bisa kita lihat di stasiun-stasiun kereta sepanjang Jabodetabek. Bedanya lagi, LRT lebih canggih. Melaju tanpa masinis, seperti kereta antar terminal di Bandara Changi, Singapura, atau Bandara Barajas di Madrid, Spanyol. Di Indonesia manajemen PT Kereta Api (PT KA) menghentikan pengoperasian KA Parahyangan tujuan Jakarta-Bandung dan Bogor-Sukabumi. Hal yang dinilai sebagian besar pengamat sebagai bukti buruknya aspek pemeliharaan infrastruktur jaringan rel kereta api. Dato’ Ismail bin Md Salleh, Direktur Jenderal Lembaga Lebuhraya Malaysia mengatakan, "Karena sering macet, kami setuju transportasi di Kuala Lumpur tak mungkin lagi tol, tetapi transportasi massal seperti LRT. Jalan tol lebih untuk lintas 10
antarnegara bagian." Pengalaman Seoul (Korea Selatan) dan Boston (Amerika Serikat) melahirkan hipotesis yang serupa ”hancurkan jalan tol dan bangun lebih banyak transportasi massal di sebuah perkotaan”. Seperti Kuala Lumpur, dua kota itu melihat tol tak mampu mengurai kemacetan. Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta semakin getol menuntaskan enam ruas tol dalam kota, yakni Kemayoran- Kampung Melayu (9,646 km), Duri Pulo-Tomang-Kampung Melayu (11,38 km), Rawa Buaya-Sunter (22,8 km), Sunter-Pulo Gebang (10,8 km), Pasar MingguCasablanca (9,55 km), dan Ulujami-Tanah Abang (8,26 km). Mengapa? Sekretaris Jenderal MTI Danang Parikesit mengatakan, ”Tak ada kebijakan koheren, tidak ada prioritisasi. Bangun transportasi massal iya, bangun jalan juga iya.” Pakar lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Dr Firdaus Ali, Msc, pada Desember 2009 mengatakan, kemacetan
| ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
di seluruh pelosok Jakarta mengakibatkan kerugian seluruh warga mencapai Rp 28,1 triliun per tahun. Dari total kerugian itu, kerugian akibat bahan bakar minyak yang terbuang percuma mencapai Rp 10,7 triliun, waktu produktif yang hilang Rp 9,7 triliun, kerugian pemilik angkutan umum Rp 1,9 triliun, dan kerugian kesehatan Rp 5,8 triliun. Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memprediksi, kemacetan total tidak hanya di Jakarta. Namun, juga Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, dan Semarang satu per satu macet total tahun 2015-2025. Dan, menurut Danang kemacetan total di sejumlah kota besar mengancam perekonomian dengan potensi kerugian yang tidak sedikit. Bandung pernah merugi Rp 4,91 triliun akibat macet. Jadi, kota macam apa yang ingin kita miliki? Kota dengan transportasi massal yang mumpuni sehingga kota-kota menjadi ”ramah”, atau konsep ”usang” yang memprioritaskan pembangunan tol dalam kota? [em]
[ BK TAMBANG ]
Tambang dan SDM Mineral Paradigma pertumbuhan ekonomi bergeser. Pertumbuhan yang mengandalkan keunggulan alam dan tenaga kerja sebagai basisnya berubah dengan menitikberatkan kepada teknologi. Kini, tinggal menunggu waktu saja saat pertumbuhan ekonomi harus mendasarkan diri pada innovation driven economy.
Tinjauan dari sudut pengolahan dapat dilihat kekosongan mata rantai industri logam di Indonesia. Kevakuman industri yang ada harus segera diisi dengan inovasi teknologi pengolahan dan pemurnian. Karenanya BK Tambang PII bermaksud untuk:
Melihat dari keunggulan faktor (factor driven), pertambangan memiliki jumlah sumberdaya dan cadangan mineral yang besar. Lihat tabel. Rasio cadangan terhadap sumberdaya menunjukkan sumberdaya yang berhasil dieksplorasi masih di bawah 50%. Hanya pada mineral tertentu yang di atas 50%. Kondisi ini memerlukan peningkatan inovasi. Kalau tinjauannya adalah produksi, sepertinya kita akan cenderung mengatakan bahwa teknologi tidak bermasalah. Namun untuk jangka panjang inovasi teknologi untuk penambangan bawah tanah, deep sea mining serta perlunya penerapan teknologi pertambangan untuk proyek medium pertambangan yang cadangannya relatif kecil.
Melakukan kajian ketersediaan sumberdaya dan cadangan mineral Indonesia. Melihat unjuk kerja ekploitasi nyaserta upaya upaya inovasi teknologi di pasar global yang dapat diadopsi. Melakukan kajian kemungkinan penerapan teknologi eksploitasi tambang
bawah tanah, deep sea mining dan kemungkinan penerapan inovasi teknologi yang tersedia di pasar global. Melakukan kajian peningkatan nilai tambah mineral baik melalui upaya mineral processing, peleburan, pemurnian untuk meningkatkan output produksi hilir, serta mengisi kekosongan yang ada. Melakukan kajian standarisasi penerapan teknologi dan inovasi teknologi pengolahan dan pemurnian didasarkan pada bencmark internasional terutama dalam efisiensi, produktifitas, konservasi energi, emisi dan polusi. Melakukan kajian atas potensi pertumbuhan ekonomi dalam kaitannya dengan upaya perbaikan industri dengan inovasi teknologi termasuk dalam kebijakan yang harus diberikan pemerintah [em]
Penghargaan Konstruksi yang mampu mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Efisiensi waktu pengerjaan pier head menjadi 4 hari lebih cepat. Memanfaatkan pilecap sebagai tumpuan perancah untuk pengecoran pier head sambil mengatasi masalah tanah lembek (bekas sampah) dan kemacetan.
Produk konstruksi bermutu dan berkualitas tentunya memberi manfaat bagi masyarakat luas, memiliki nilai tambah dan menjadi model pembangunan konstruksi, sebuah kondisi yang tentunya patut untuk diberikan apresiasi. Kementerian Pekerjaan Umum, dalam rangka Hari Konstruksi Indonesia, mengundang insinyur-insinyur Indonesia mengirimkan karya terbaik mereka, baik perorangan, kelompok dan badan usaha. Karya konstruksi yang dinilai adalah produk konstruksi yang memiliki unsurunsur seperti: (1) metode konstruksi yang digunakan, (2) penemuan teknis yang memiliki manfaat khusus dan sudah diterapkan dalam produk konstruksi yang di ajukan, (3) karya rancang bangun yang kreatif dan inovatif dan (4) teknologi tepat guna. Adapun ketentuan penilaian akan menitikberatkan pada (a) keaslian karya,
Selain itu ada juga Ratna Hidayat yang mengolah air selokan (grey water) untuk membangun ecotech garden, dan lainlain dengan karya berbeda. (b) inovasi, (c) inspiratif, (d) keunggulannya, (e) dampak positifnya, (f ) landasan teori yang relevan dan rasional, (g) memilki kebenaran secara teknis dan ilmu pengetahuan, (h) sudah diterapkan di lapangan dan teruji, (i) ramah lingkungan, dan (j) memenuhi aspek K3 konstruksi. Beberapa peraih penghargaan ini sebelumnya adalah PT Wijaya Karya dengan Metode Shoring pada tanah Lunak
Penyerahan proposal karya dapat disampaikan langsung atau melalui pos. Alamatnya sekretariat panitia Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia, jl. Pattimura no 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Materi yang disampaikan harus dalam bentuk hard copy dan soft copy (CD). Batas waktu penyerahan adalah 25 Oktober 2010. Nomor telepon yang bisa dihubungi 021 7258373-726637. [em]
JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY |
11
[ WAWANCARA ]
TIDAK PERLU? JANGAN JADI ANGGOTA! Beberapa waktu lalu EM mewawancarai Ketua Biro Keanggotaan, Istanto Oerip, berikut kutipannya, Apa saja target Biro Keanggotaan?
membayar iuran ini?
Meningkatkan jumlah anggota menjadi 20.000 orang. Meningkatkan anggota yang membayar iuran. Selama ini, banyak anggota yang membayar hanya pada saat perpanjangan SKA setelah itu menghilang. Sekarang setiap cabang minimal memiliki 25 orang anggota yang semuanya harus bayar. Kalau mereka tidak bayar mau bikin (kegiatan-red) apa?
Pertanyaannya jangan dibalik. Itu yang menyusahkan orang. Anda perlu PII tidak? Kalau tidak ya jangan masuk. Kalau anda masuk berarti memang merasa perlu PII. Di luar negeri juga tidak ada yang bertanya seperti itu. Mereka sadar kalau masuk ke asosiasi ya berarti butuh asosiasi itu.
Kalau ada pertanyaan, apa yang saya dapat dengan
Target lainnya? Pembenahan sistem manajemen keanggotaan. PII harus memberikan pelayanan yang terbaik untuk anggotanya. Kalau kita memiliki data keanggotaan yang benar dan terhubung hal itu akan lebih cepat dan baik. Kelemahan saat ini, data dari masing-masing biro terpisah. Tetapi sekarang sedang dibuat sistem databasenya.
menyusun proposal, membuat presentasi dll. Banyak dari kita-kita yang senior ini merasa yang kaya gitu kan otomatis langsung bisa. Ternyata tidak. Ada yang tahu dan bisa, tetapi banyak juga yang tidak tahu dan tidak bisa.
PII tidak seperti kebanyakan organisasi yang member minded, PII chairman minded. Artinya lembaga ini tidak mengandalkan iuran anggota untuk membiayai kegiatannya, namun lebih kepada kemampuan pengelolanya untuk menghimpun dana. Sehingga sertifikasi buat PII bukan merupakan income. PII lebih banyak memfasilitasi anggotanya.
Bagaimana biayanya? Sebenarnya tidak terlalu besar seperti yang di bayangkan. Dan paling tidak sampai saat ini, PII masih sanggup untuk menghimpun dana. Malahan tidak hanya data keanggotaan, sistem sertifikasi keinsinyuran juga akan dibenahi. Tidak sekedar menyediakan formulir, namun sekaligus bisa diakses sampai nantinya dinilai dengan cepat. Banyak anggota yang tidak aktif, apa karena tidak ada program menarik? Mungkin juga. Kita saat ini sedang mengupayakan kegiatan-kegiatan untuk cabang. Sebetulnya banyak yang bisa dilakukan. M i s a l n y a membuat semacam pelatihan pembuatan kontrak, 12
| ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
Apakah efektif? Begini. Ambil contoh PII cabang Semarang. Pengurusnya aktif mengadakan kegiatan. Hasilnya anggotanya juga bertambah cukup signifikan. Jadi wajar saja kalau mereka ditetapkan sebagai pengurus terbaik. Ada lagi yang membuat PII Semarang menjadi yang terbaik? Ada. Selain jumlah kegiatan yang bervariasi, pengurus PII cabang Semarang bahkan mengadakan upacara untuk pengambilan SKA. Menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan kode etik Insinyur dan intinya itu adalah acara yang didesain khusus ketika ada anggota yang mengambil SKA. Tidak seperti KTP yang istilahnya bayar lalu pergi. Mereka mencoba membubuhkan makna bahwa SKA bukan hanya secarik kertas, tetapi lebih jauh dari itu SKA adalah sesuatu yang memiliki arti yang spesial. Kalau di tempat lain? Dulu PII juga begitu. Setiap waktu tertentu, kalau tidak salah tiap semester, kita bikin pelantikan. Pengambilan SKA pasti ada
upacaranya, tetapi entah mengapa hal itu hilang. Perlu diadakan lagi? Mestinya perlulah. Bagaimanapun, hal itu adalah pengakuan terhadap pencapaian seseorang. Coba lihat di sd atau taman kanak-kanak, mereka melakukan inagurasi ketika anak-anak didiknya dianggap sudah mencapai tahapan tertentu. Mereka bangga lho!
Istanto Oerip juga menyinggung tentang apa yang harus dilakukan setiap cabang menyambut hasil Rapimnas beberapa waktu lalu. Insinyur sesuai sifat pekerjaannya tidak bisa secara langsung berhubungan dengan masyarakat. Beda dengan dokter. Setiap kali masyarakat sakit mereka berhubungan langsung dengan dokter. Kalau masyarakat memiliki masalah teknis atau teknologi? Mereka tidak lantas mencari seorang insinyur. Karenanya insinyur harus meningkatkan kerjasama terutama dengan lembaga yang erat berhubungan dengan masyarakat. UMKM misalnya. JIka PII membantu UMKM dengan teknologi-teknologi tepat guna, peranan insinyur akan lebih terlihat nyata di masyarakat.
Beda Insinyur & Dokter Apa perbedaan insinyur, dokter dan advokat? Ilustrasinya kalau masyarakat sakit mereka berhubungan secara langsung dengan dokter. Begitupula saat memiliki masalah hukum mereka berhubungan secara langsung dengan advokat. Bagaimana Insinyur? Pak Is sapaan akrab Istanto Oerip mengatakan ketika masyarakat memiliki masalah teknik atau teknologi mereka tidak berkonsultasi langsung dengan insinyur. Itulah bedanya. Insinyur tidak bisa langsung memberikan service seperti dokter ataupun advokat. Karenanya insinyur harus meningkatkan kerjasama terutama dengan lembaga yang erat berhubungan dengan masyarakat. Misalnya UKM atau UMKM bukan hanya perusahaan-perusahaan besar saja. Kalau PII membantu sebut saja PT. Chevron, walaupun hasilnya dinikmati
Setiap daerah memiliki kekhususannya masing-masing. Tidak bisa di samakan antara satu daerah dengan daerah lain. Hal ini menjadikan inovasi insinyur di setiap daerah pasti berbeda. Pada titik inilah sebenarnya pengurus PII di daerahdaerah dituntut untuk lebih kreatif. Dibubarkan saja maksudnya? Kalo itu menjadikannya lebih baik ya bubarkan saja. Mudah kok bikin baru. [em]
“Misalnya gorontalo yang memiliki keunggulan sebagai daerah penghasil jagung. Kalau pengurus PII cabang daerahnya tidak memiliki kiat-kiat atau produk yang mendorong jagung sebagai media untuk ketemu rakyat ya susah. Selain itu inovasi teknologi yang dikembangkan harus bankable. Bekerjasama dengan pemerintah setempat dan industri yang berkepentingan. Hal ini untuk memastikan proyeknya terus berjalan, “ kata Pak Is. [em]
UKM dan UMKM penjual gudeg di pasar, di kampung. Usaha macam ini jumlahnya ribuan di Yogyakarta. Dari segi pekerja mungkin hanya perorangan dalam pengertian yang sebenarnya. Hanya satu orang Baja bisa jalan dan jelas tak ada badan tak ada badan hukum. Mereka luwes berganti dagangan. Sehari yang lalu berjualan gorengan, karena tak laku ganti jualan kolak, misalnya. Dari segi permodalan, jauh di bawah Rp 1 juta.
“Misalnya Jawa Tengah sebagai propinsi dengan UMKM terbesar terutama di bidang pertanian. Kalau pengurus PII cabang daerahnya tidak memiliki kiat-kiat atau produk yang mendorong pertanian sebagai media untuk ketemu rakyat ya susah,” katanya.
Bagaimana kalau pengurus daerahnya adem-adem saja?
masyarakat tetapi peran insinyur disitu tidak nampak secara langsung oleh masyarakat. Beda halnya kalau kemudian PII membantu UMKM dengan teknologiteknologi tepat guna, peranan insinyur akan lebih mudah terlihat dan diingat masyarakat.
Apa beda UKM — usaha kecil dan menengah — dengan UMKM —usaha mikro, kecil dan menengah. Sebutan ini kadang membingungkan. Tetapi, sebagai gambaran, definisi UMKM yang sering dipakai kalangan perbankan memang lebih detail, karena menunjuk pada usaha yang paling kecil yang bisa dijalankan masyarakat. Bank agaknya berusaha memotret kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat kecil, seperti misalnya mereka yang berjualan gorengan atau
Bukan hanya di Yogyakarta, di Aceh Utara juga ada. Nyak sebutan untuk para wanita yang berjualan di kaki lima. Mereka ada konon sejak Kerajaan Aceh tempo doeloe. Sehabis sholat Subuh, wanita-wanita itu sudah membawa dagangannya dengan labi-labi, angkutan kota yang bisa mengangkut 14 penumpang. Meski sektor pertambangan dan industri terlihat “berkilau” di daerah ini, mayoritas masyarakat Aceh Utara masih bermata pencaharian di sektor pertanian dan menjualnya langsung di pasar kaki lima.
JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY |
13
BERITA MITRA
PT INCO:
MAJU DAN BERKEMBANG BERSAMA MASYARAKAT PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (Persero) Tbk merupakan salah satu produsen batubara terbesar di Indonesia. PTBA menghasilkan batubara yang berkualitas dan terkenal di seluruh dunia PTBA menerapkan mutu kerja dan produk berdasarkan standar internasional PTBA memiliki 3.000 karyawan berketerampilan tinggi dan ahli di bidang batubara PTBA secara serius menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
The Larger Lateritic Operation In the Word PT Inco’s major strengths Prepare itself to response to market requests for nickel supply Large nickel ore resources to provides secure, long term feed Low-cost hydroelectric power – no link to grid Option to production expansion with relatively low-cost Aggressively pursuing cost and productivity improvements Returning post-mining areas to their original ecosystems Nursery has a capacity to rehabilitate 700 hectares of land annually; Revegetated 150 hectares of post-mining area in 2007;
PTBA berkomitmen untuk maju dan berkembang bersama masyarakat, mengelola sumber daya batubara dan memelihara lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat.
14
| ENGINEER MONTHLY | No. 42 | JUNI 2010
PT Inco restored 37 native types of vegetation to 100 hectares of rehabilitated, post-mining land Emissions type Before Dust (mg/nm3) 15,000; CO (ppm) 4,000 After Dust <5 ; CO <100
[ WILAYAH / CABANG ] PII SEMARANG
INSINYUR, MASUK KEKUASAAN! Seperti di daerah lain di Indonesia, masyarakat di Semarang juga memiliki masalah dengan teknik/teknologi. Seperti bagaimana mengatasi pengaruh back water dari laut, kerusakan jalan, kebakaran akibar korsleting, sampah, penyediaan air bersih dan lain-lain. Sayangnya kinerja keinsinyuran masih diwarnai sekedar mendapatkan proyek. Hal ini memberi kesan kinerja keinsinyuran belum profesional.Walaupun analisanya secara garis besar, potensi SDM keinsinyuran Semarang masih sanggup menyelesaikan permasalahan di lingkungannya. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa pembangunan ‘tidak
hanya’ ditentukan kualitas dan kuantitas SDM keinsinyuran saja, tetapi juga Political Will pemerintahan. Karenanya pengurus menganjurkan para anggota dapat bergerak juga memasuki ranah kekuasaan. Dengan anggota sebanyak 3800 anggota, Semarang adalah salah satu cabang dengan anggota terbanyak. Berbagai masalah berkaitan dengan anggota juga muncul. Sedikitnya jumlah anggota yang membayar iuran, waktu pengurusan SKA yang lama, sampai tantangan mengelola jumlah anggota yang besar. Terkait masalah ini, Semarang memberi usulan perlunya semacam SOP sehingga
bisa ditentukan waktu yang diperlukan untuk mengurus SKA. Disamping juga mengkritisi angka 25 untuk pembentukan sebuah cabang. Untuk melayani anggotanya, pengurus PII Semarang selalu mengadakan kegiatan berlanjut. Ada program yang digulirkan Biro Sertifikasi pengurus pusat, pelaksanakan KPPIJK dan Workshop Pengisian FAIP, sampai pada angkatan ke 38 dengan peserta setiap angkatan berjumlah rata-rata 40 orang. Sosialisasi sertifikasi kepada mahasiswa dan juga melakukan penelitian bekerjasama dengan lembaga riset, perguruan tinggi dan LPJKD. [em]
PII BIAK
BUKA CABANG KAMI Kebutuhan insinyur teknik di Kabupaten Biak Numfor sangat besar. Hal ini mengingat keterbatasan tenaga teknik / insinyur baik di Pemerintahan maupun swasta. Sebagian besar tenaga teknik yang ada di Biak, bekerja sebagai PNS atau pegawai pada perusahan perusahaan Jasa Konstruksi. Jumlah Insinyur di Biak Numfor saat ini diperkirakan 150 orang. Itupun terdiri dari berbagai bidang ilmu keteknikan, terutama Teknik Sipil, Teknik Arsitektur dan Teknik Elektro. Dan belum satupun insinyur yang mengantongi IPP/IPM. Tidak ada Perguruan Tinggi Teknik di Biak. Direncanakan akan dibentuk perguruan Tinggi Teknik dalam jangka waktu 3 tahun ke depan. Cikalnya adalah akademi teknik Biak. Sehingga pada umumnya insinyur teknik di Biak Numfor berasal dari Jayapura (Sekolah Tinggi Teknik Jayapura) dan dari luar Provinsi Papua. Kegiatan Status Biak Numfor belum dikukuhkan sebagai Cabang sampai saat ini. Karenanya PII Biak Numfor hanya mengikuti kegiatan yang dilakukan PP PII. Beberapa waktu lalu tepatnya 7 Maret 2010, di adakan pertemuan sarjana teknik se-Kabupaten Biak Numfor. Hasilnya disepakati untuk
membentuk PII Cabang Biak Numfor. Dengan tantangan pembangunan yang semakin besar -diperkirakan permasalahan di bidang sdm,
transportasi, alih teknologi, sertifikasi tenaga teknik, tuntutan hak adat atas tanah akan mengemuka- ada harapan besar agar keberadaan PII cabang Biak segera dikukuhkan. [em]
JUNI 2010 | No. 42 | ENGINEER MONTHLY |
15
Galeri Rapimnas PII, Hotel Borobudur 14-15 Juni 2010
pembukaan 16 | ENGINEER MONTHLY | No. 42 Wacik | JUNI sesaat 2010 sesudah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Ir. Jero membuka Rapimnas PII di Jakarta (14/6)