Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KOTA SALATIGA Elis Aminah 1 Soetarno Joyoatmojo 2 Samsi Haryanto2 1
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS ABSTRACT The aims of this research are to determine the contribution of: (1) learning motivation toward English achievement (2) student activity in learning toward English achievement and (3) learning motivation and student activity in learning toward English achievement of the eight- grade students of SMP N 1 Salatiga. This quantitative research was conducted by correlational study with ex post facto approach. The sample is 60 out of 240 eight- grade students, determined by cluster random sampling technique. The data was collected using questionaire, observation and documentation. Linear and multiple regression technique were employed for data analysis. The results of this research show that there is a positive and significant contribution of learning motivation toward English achievement, student activity in learning toward English achievement and both learning motivation and student activity in learning toward English achievement simultaneously. Key words: learning motivation, student activity in learning, English achievement
teknologi
PENDAHULUAN Bahasa
Inggris
adalah
bahasa
inter-
nasional yang digunakan sebagai bahasa
informasi,
perdagangan
internasional dan industri. Pada
kenyataannya,
kemampuan
pengantar dalam pergaulan antar bangsa
belajar merupakan suatu proses yang
di dunia. Peranan Bahasa Inggris menjadi
kompleks,
semakin penting khususnya bagi bangsa
banyak
Indonesia.
mempengaruhi
Bahasa
Inggris
menjadi
karena hal.
dipengaruhi
Faktor–faktor rendahnya
Inggris
antara
oleh yang
kompetensi
pelajaran yang sangat penting di sekolah-
Bahasa
sekolah Indonesia. Status Bahasa Inggris
terhadap strategi pembelajaran, umur,
sebagai bahasa internasional diperkuat
jenis kelamin dan gaya belajar sikap
oleh penggunaan bahasa tesebut dalam
terhadap
berbagai kawasan seperti politik, ilmu
motivasi,
latar
belakang
pengetahuan dan teknologi, pendidikan
perbedaan
sosio
kultur
pembelajaran
lain
persepsi
bahasa dan
asing,
keluarga, budaya
pengguna Bahasa Inggris serta keaktifan
[email protected]
113
Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id siswa dalam mengikuti pembelajaran di
jauh
kelas.
(assessment),
Algarabel
and
Dasí
(2001)
lagi
terdapat yaitu
istilah
penilaian
digunakan
untuk
mengemukakan bahwa salah satu faktor
mendeskripsikan proses mengumpulkan
yang
pretasi
informasi tentang pembelajaran siswa.
Berdasarkan
Asesmen bisa berupa satu atau banyak
berpengaruh
belajar
adalah
terhadap
motivasi.
pendapat Guthrie (2001) dan Guthrie &
prosedur
Wigfield (2000) dapat disimpulkan juga
mendapatkan informasi tentang kinerja
bahwa
secara
siswa (Linn & Miller cit Woolfolk, 2009:
langsung dipengaruhi oleh keterlibatan/
409 ). Dikatakan lebih lanjut bahwa
aktivitas siswa dalam mengikuti proses
asesmen dapat bersifat formal, misalnya
belajar mengajar .
tes
prestasi
belajar
juga
Bomia et al (1997: 1) menyatakan
yang
unit,
digunakan
atau
mengobservasi
untuk
informal
siswa
seperti
dalam
kerja
bahwa “Motivation refers to “a student's
kelompok atau unjuk kerja. Asesmen
willingness, need, desire and compulsion
dapat
to participate in, and be successful in the
pelajaran,
learning process”. Pakar yang lain, Ellis
pendidikan,
(1994: 14) menyatakan bahwa:“There are
maupun nasional bahkan internasional,
many
seperti
factors
that
might
cause
the
dirancang
oleh
guru
guru
kelas,
sekolah,
Educational
mata
lembaga
baik
regional
Testing
Service.
students’ low proficiency in English. One
McMillan (2000: 2) menjelaskan bahwa
might
students’
prinsip pertama dalam penilaian adalah
motivation towards the English language.
professional judgment yang memerlukan
This is because learners’ motivation has
pemahaman
been widely accepted as a key factor
gunakan
which influences the rate and success of
Pengukuran
second/foreign language learning.” Dari
objektif
dengan
pendapat ini dapat disimpulkan bahwa
penilai
dan
terdapat banyak faktor yang mungkin
Professional judgement selalu muncul
menyebabkan kemampuan siswa yang
baik
rendah
Salah
menilai soal-soal essay, membuat rubrik,
dengan
menyusun peringkat keterlibatan siswa,
satunya
be
attributed
dalam
Bahasa
mungkin
to
Inggris.
dikaitkan
yang
tepat
segala
aspek
performa
dalam
dan
penilaian.
siswa
menggunakan tes
pilihan
menyusun
terlihat mesin ganda.
pertanyaan,
motivasi siswa terhadap Bahasa Inggris.
mengkombinasi
Hal ini karena motivasi peserta didik
intepretasikan batas-batas nilai kelulus-
telah diterima secara luas sebagai faktor
an. Esensi dari proses tersebut adalah
kunci yang mempengaruhi tingkat dan
membuat professional intepretasi dan
keberhasilan
keputusan.
pembelajaran
bahasa
kedua/asing.
nilai,
meng-
atau
meng-
Dalam pengembangan model penilai-
Untuk mengukur prestasi siswa tidak
an dewasa ini dituntut adanya penilaian
cukup dengan mengukur saja tetapi lebih
yang otentik dari para guru. Wiggins
114
Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id (1989) mengemukakan bahwa authentic
penilaian tetap merupakan professional
assessment adalah penilaian dengan cara
judgement. Tata cara penilaian terdiri
menanyakan atau menampilkan masalah
dari
yang sebenarnya terjadi. Lebih lanjut,
assessment dan performace assessment.
Terwilliger (1998) menjelaskan authentic
Authentic assessment adalah penilaian
assessment sebagai berikut, “authentic as
berdasarkan pertanyaan atau masalah
veiled criticism of traditional assessment
yang nyata yang harus ditanggapi secara
approaches as somehow less authentic or
intelektual,
inauthentic.” (authentik merupakan kritik
assessment merupakan
yang kurang jelas terhadap pendekatan
pertanyaan yang secara pilihan ganda,
penilaian tradisional yang kadang-kadang
rubrik, soal-soal essay, dan lain-lain.
bahkan menjadi kurang authentik atau tidak authentik sama sekali).
dua
metode,
Siswa
terlibat
dua
Palm
motivation,
1)
menguraikan
bahwa
authentic
performance penilaian
dalam
dengan
atas
kegiatan
cara
tertentu
karena berbagai macam alasan. Terdapat
otentik adalah performance assessment. (2008:
sedangkan
pembelajaran
Salah satu bentuk penilaian yang
yaitu
jenis
motivasi,
yaitu:
motivasi
intrinsic
melibatkan
diri
performance assessment and authentic
dalam
assessment are recurrent terms in the
nilai/manfaat itu sendiri
literature on education and educational
motivation,
research (Penilaian kinerja dan penilaian
dalam sebuah aktivitas sebagai suatucara
otentik
merupakan
mencapai sebuah tujuan (Schunk et al:
dalam
literatur
dua
terminologi
aktivitas
motivasi
karena
dan extrinsic
melibatkan
diri
dan
2012). Siswa yang termotivasi secara
penelitian di bidang pendidikan). Definisi
intrinsik mengerjakan tugas-tugas pem-
performance assessment menurut Office
belajaran karena merasa tugas tersebut
of Technology Assessment, U.S. Congress
menyenangkan. Mereka merasa berharga
adalah
mengerjakan
format
Stiggins
pendidikan
sebuah
respon.
Airasian
mendefinisikannya
dan
sebagai
reward
judgement
berpartisipasi
berdasarkan
tersebut
bukan
karena akan mendapatkan hadiah atau
“assessment based on observation and (penilaian
tugas
melainkan aktif
karena
dengan
merasakan
suatu
pengamatan dan justifikasi)”. ( OTA,
penghargaan yang tak ternilai. Bagi siswa
1992; Airasian, 1991; Stiggins,1997 cit
yang
Palm, 2008: 2).
mengerjakan tugas-tugas karena dengan
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui
prestasi
siswa
lakukan penilaian kuantitatif.
perlu
di-
Evaluasi
merupakan bentuk penilaian yang dapat bersifat kuantitatif. Walaupun penilaian bersifat
kuantitatif,
pada
dasarnya
terlibat
termotivasi aktif
konsekuensi
secara akan
yang
ekstrinsik
mendapatkan
berharga
seperti
hadiah, pujian dari guru, atau terhindar dari hukuman. Motivasi
memicu
keterlibatan/
aktivitas, memberikan motivasi adalah
115
Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id sesuatu yang harus dimulai oleh seorang
setiap individu siswa. Dalam berbagai
guru. Sebagai manusia, kita termotivasi
ukuran kelas, persepsi siswa terhadap
untuk terlibat/aktif apabila kita tertarik
guru,
atau
nyata
mereka, adil, dan seterusnya, sangat
dalam melakukan sesuatu. Membaca dan
berpengaruh terhadap tingkat keterlibat-
menulis memerlukan
dari
an (keaktifan) siswa. Apabila seorang
berkembang.
siswa merasa disukai guru, maka mereka
Motivasi untuk terlibat adalah langkah
akan berusaha mempelajari hal-hal yang
awal
ke-
lebih sulit dan sangat memperhatikan
mampuan akademik ( Irvin, Meltzer and
pelajaran, tetapi apabila mereka merasa
Dukes, 2007: 5).
tidak disukai guru, maka mereka tidak
mempunyai
peserta
didik untuk
tujuan
yang
perjuangan
untuk
mengem-bangkan
Aktivitas siswa dalam pembelajaran utamanya dalam lingkup pembelajaran di
apakah
guru
peduli
dengan
mau sepenuhnya terlibat (aktif) dalam kelas.
sekolah perlu mendapat perhatian yang
Kurang aktifnya siswa dalam proses
serius. Hal tersebut dikarenakan bahwa
belajar mengajar dalam Bahasa Inggris
aktivitas belajar siswa dalam kegiatan
bisa disebabkan karena selama ini proses
belajar mengajar ini juga mendukung
pembelajaran
tercapainya
ditemui
prestasi
belajar
Bahasa
Bahasa
masih
Inggris
secara
yang
konvensional
Mehl-Mills-Doughlass
seperti ekspositori, drill, atau bahkan
(Oemar Hamalik,2003: 172) mengemuka-
ceramah. Akibatnya siswa lebih banyak
kan tentang The Principle of Activity,
pasif dan kurang terlibat dalam proses
yaitu
belajar mengajar. Menurut Eggen dan
Inggris
siswa.
bahwa
seseorang
yang
belajar
hanya dengan beberapa kegiatan dalam
Kauchak
sistem
belajar secara efektif bila siswa secara
saraf:
mencium,
melihat,
merasa,
mendengar,
2004:
45),
siswa
atau
aktif terlibat dalam pengorganisasian dan
melibatkan aktivitas fisik atau motorik
penemuan pertalian-pertalian (relation-
harus
ships) dalam informasi yang dihadapi.
secara
pembelajaran, keterampilan
aktif
berpikir,
(Sunaryo,
terlibat
meskipun menerima
dalam berupa
informasi,
Padahal
aktivitas
belajar
siswa
ini
sebenarnya juga mampu untuk meng-
pemahaman, kebiasaan, tujuan , sikap,
hasilkan
minat, atau sifat tugas.
meningkatkan kemampuan pengetahuan
Hal yang mempengaruhi aktivitas siswa disampaikan oleh Damico dan Roth
(1994)
mempengaruhi
bahwa tingkat
faktor
kemampuan
belajar
dan
siswa serta mengembangkan keterampilan berpikir siswa (thinking skills).
yang
Berdasarkan latar belakang di atas
keterlibatan
maka peneliti tertarik untuk melakukan
(keaktifan) siswa adalah semakin besar
penelitian
dengan
ukuran kelas, semakin sedikit waktu
Motivasi
yang dimiliki guru untuk memperhatikan
dalam Pembelajaran terhadap Prestasi
Belajar
judul
dan
“Kontribusi
Aktivitas
Siswa
116
Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Belajar Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII di
Formulasi
yang
digunakan
untuk
SMP Negeri 1 Kota Salatiga 2012/2013”.
menentukan kategori tingkatan adalah dengan menghitung mean hitung atau
METODE PENELITIAN
mean aritmatik (M) dan standar deviasi
Penelitian ini berupaya untuk mengetahui
(SD).
kontribusi motivasi belajar dan aktivitas
Tabel 4. Deskripsi Prestasi Belajar
belajar siswa terhadap prestasi belajar Bahasa Inggris siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Kota Salatiga. Maka penelitian ini
termasuk
penelitian
korelasional
dengan menggunakan pendekatan ex post facto
(noneksperimen).
Menurut
Suharsimi Arikunto (2006: 108), populasi
Bahasa Inggris Batas Skor
Kategori
Jumlah Responden
Persentase (%)
3
4,55%
9 13 21
13,64% 19,70% 31,82%
12
18,18%
60
100,00
Sangat Rendah 44-48 Rendah 49-53 Sedang 54-58 Tinggi Sangat 59-64 Tinggi Jumlah 38-43
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa
adalah keseluruhan subyek penelitian.
distribusi
Populasi dalam penelitian adalah siswa
Bahasa Inggris bervariasi atau menyebar
kelas VIII di SMP Negeri 1 Kota Salatiga
di masing-masing kategori.
tahun ajaran 2012/ 2013. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 3 kelas yaitu sejumlah 90 siswa. Sampel
yang
dipakai
dalam
penelitian ini hanya dua kelas saja pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Kota Salatiga yaitu
sejumlah
60
siswa.
Penentuan
sampel dilakukan dengan teknik cluster random
sampling
yang
mana
setiap
populasi dalam kelas diperlakukan sama, namun secara proporsional diambil 20% dari keseluruhan populasi.
dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dalam
penelitian
ini
dibedakan dalam lima kategori melalui pengkonversian skor perolehan ke dalam norma standar skala lima (stanfive), yaitu sangat tinggi (ST), tinggi (T), sedang (S), rendah
(R)
dan
sangat
belajar
Tabel 5. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Batas Skor
Kategori
Jumlah Responden
Persentase (%)
7
11,67%
7 6 12
11,67% 10,00% 20,00%
28
46,67%
60
100,00
Sangat Rendah 43-45 Rendah 46-49 Sedang 50-53 Tinggi Sangat 54-57 Tinggi Jumlah 39-42
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa distribusi
frekuensi
motivasi
prestasi
belajar Bahasa Inggris bervariasi atau menyebar di masing-masing kategori. Tabel 6. Tingkat Aktivitas Siswa dalam
Batas Skor
Tingkat prestasi belajar, motivasi belajar Inggris
prestasi
Pembelajaran
HASIL PENELITIAN
Bahasa
frekuensi
rendah
39-44 47-52 53-58 59-63 64-68
Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah
Jumlah Responden
Persentase (%)
2 10 13 19 16 60
3,33% 16,67% 21,67% 31,67% 26,67% 100.0
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa distribusi
frekuensi
aktivitas
dalam
(SR).
117
Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id pembelajaran Bahasa Inggris bervariasi
N (0,006 × 60 = 0,396). Dikarenakan nilai
atau menyebar di masing-masing kategori
LM lebih kecil dari 9,2 (0,396 < 9,2) maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pengujian
persyaratan
analisis
ini
dilakukan agar dapat menentukan teknik analisis yang akan
digunakan
ini
standar
error
(e)
tidak
mengalami gejala heteroskedastisitas. Uji Multikolinearitas
dalam
Uji
Multikolinearitas
digunakan
menguji hipotesis penelitian.
untuk mengetahui ada tidaknya gejala
Uji Normalitas
multikolinieritas di antara dua variabel
Uji normalitas dimaksudkan untuk
bebas. Jika nilai VIF lebih besar dari 10
menguji normal tidaknya sebaran data
dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,1,
yang akan
dianalisis. Untuk menguji
maka
normalitas
data
persoalan
kolmogorof
smirnov.
digunakan
analisis
Distribusi
data
adalah normal apabila nilai signifikansi kolmogorof
smirnov
perhitungan
>
0,05.
kolmogorof
diperoleh nilai signifikansi 0,315 lebih besar dari 0,05 maka distribusi residual model regresi ini adalah normal. heteroskedastisitas
adalah apabila kesalahan atau residual yang diamati tidak memiliki varian yang konstan.
Kondisi
heteroskedastisitas
sering terjadi pada data cross section, atau data yang diambil dari beberapa responden pada suatu waktu tertentu. Tabel 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas R2
N
Kriteria
Kesimpulan
0,006
60
LM < 9,2
Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Dari
hasil
uji
heteroskedastisitas
yang telah dilakukan pengolahan data dengan bantuan SPSS pada tabel di atas, maka diketahui bahwa hasil nilai dari R2 sebesar
0,000
sedangkan
N
mempunyai
multikolinearitas
dengan
Tabel 8. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
Tolerance
Motivasi Belajar Siswa (X1) Aktivitas dalam proses pembelajaran (X2)
VIF
0,808
1,238
0,808
1,238
Sumber: Data diolah
Uji Heterokedastisitas Pengertian
tersebut
variabel bebas lainnya.
Hasil
smirnov
variabel
dalam
penelitian ini adalah 60. Maka LM = R2 ×
Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki tolerance lebih besar dari 1 dan
tidak
ada
variabel
bebas
yang
memiliki nilai VIF lebih besar dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi. Uji Hipotesis Pertama dengan Regresi Linier Berdasarkan
penghitungan
data
yang telah dilakukan peneliti diperoleh harga koefisien korelasi product moment untuk motivasi belajar siswa (X1) dengan prestasi
belajar
Bahasa
Inggris
(Y)
sebesar 0,274 atau ( rX1Yhitung = 0,274) dan harga p = 0,017 untuk taraf signifikasi
118
Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id 5%. Ini berarti bahwa hipotesis nihil (Ho)
pembelajaran terhadap prestasi belajar
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang
Bahasa Inggris siswa perlu dilakukan uji
berbunyi terdapat kontribusi yang positif
harga t, dengan ketentuan bila t hitung >
dan signifikan motivasi belajar terhadap
t tabel atau p hitung < p tabel maka
prestasi belajar Bahasa Inggris siswa
terdapat
kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga.
signifikan. Penghitungan uji harga t,
Selanjutnya untuk mencari besarnya kontribusi
motivasi
belajar
kontribusi
positif
yang
diperoleh harga t hitung sebesar 3,396
terhadap
dengan harga p = 0,001 dengan demikian
prestasi belajar Bahasa Inggris siswa
0,001 < 0,05 artinya bahwa terdapat
perlu dilakukan uji harga t, dengan
kontribusi
ketentuan bila t hitung > t tabel atau p
aktivitas
hitung < p tabel maka terdapat kontibusi
terhadap prestasi belajar Bahasa Inggris
positif.
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Salatiga.
Penghitungan
diperoleh
harga
t
uji
harga
hitung
t,
sebesar
2,383dengan harga p = 0,021 dengan demikian 0,021 < 0,05 artinya bahwa terdapat
kontribusi
signifikan
motivasi
positif
positif siswa
yang
dalam
signifikan
pembelajaran
Uji Hipotesis Ketiga dengan Regresi Berganda Uji hipotesis ketiga ini dimaksudkan
yang
untuk mengetahui atau memprediksikan
terhadap
kontribusi antara motivasi belajar (X1)
prestasi belajar Bahasa Inggris siswa
dan aktivitas dalam pembelajaran (X2)
kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga.
terhadap prestasi belajar Bahasa Inggris
Uji Hipotesis Kedua dengan Regresi
siswa
Linier
gunakan
belajar
Berdasarkan penghitungan data yang
SPSS
(Y).
Penghitungannya
bantuan
(Statistik
komputer
Program
for
koefisien korelasi product moment untuk
teknik analisis regresi ganda. Dari hasil
aktivitas
penghitungan diperoleh harga r y2-1
(X2)
sebesar
sebesar 0,393 atau (rX2Yhitung = 0,393) dan
dikonsultasikan dengan harga koefisien
harga p = 0,001 untuk taraf signifikasi
korelasi product moment pada tabel.
5%. Ini berarti bahwa hipotesis nihil (Ho)
Koefisien korelasi (r tabel) untuk N = 60
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang
dengan taraf signifikasi 5% menunjuk
berbunyi terdapat kontribusi yang positif
pada angka 0,254. Ini berarti bahwa
dan
terdapat kontribusi yang positif prestasi
aktivitas siswa dalam
Bahasa Inggris siswa kelas VII SMP Negeri
motivasi belajar siswa (X1) dan aktivitas
1 Salatiga.
dalam pembelajaran (X2), dan signifikan aktivitas
siswa
dalam
(Y)
kemudian
belajar
kontribusi
Inggris
ini
pembelajaran terhadap prestasi belajar
Selanjutnya untuk mencari besarnya
Bahasa
hasil
dengan
dengan prestasi belajar Bahasa Inggris (Y)
signifikan
0,480,
Windows
Social
Scientific)
pembelajaran
for
program
telah dilakukan peneliti diperoleh harga dalam
12.0
meng-
terhadap
karena r hitung > r tabel atau 0,480 > 0,254.
119
Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Hasil penghitungan juga diperoleh
X2 = 0,348 artinya apabila terjadi
harga koefisien determinan (R²) sebesar
peningkatan
0,231. Dengan diketahuinya koefisien
belajaran
determinan (R²) maka dapat dijelaskan
prestasi belajar Bahasa Inggris siswa
bahwa 23,1% variasi dari prestasi belajar
akan
Bahasa Inggris (Y) dapat diterangkan oleh
0,348 satuan.
motivasi belajar siswa (X1) dan aktivitas dalam
pembelajaran
(X2)
aktivitas
sebesar
mengalami
Berdasarkan
satu
dalam
pem-
satuan
maka
peningkatan data
sebesar
tersebut
dapat
sedangkan
disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho)
sisanya sebesar 76,9% dijelaskan oleh
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang
variabel lain di luar model penelitian ini.
berbunyi terdapat kontribusi positif yang
Selain itu berdasarkan hasil uji F-tes, didapatkan
F
hitung
sebesar
8.547
signifikan motivasi belajar dan aktivitas siswa
dalam
pembelajaran
terhadap
dengan tingkat signifikasi 0,000, maka
prestasi belajar Bahasa Inggris siswa
model
kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga diterima.
regresi
dapat
dipakai
untuk
memprediksi variabel prestasi belajar Bahasa
Inggris
siswa
karena
probabilitasnya 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05. Dengan kata lan nilai Fhitung sebesar 8,547 dengan nilai probabilitas 0,000 lebih
kecil dari 0,05. Dengan
Sumbangan Prediktor Sumbangan
dalam
pembelajaran
secara
simultan mempunyai kontribusi yang
SE (X)%
= ryx1…n ∙ βx1..n
SE (X1)%
= 0,0274 X 0,277
Bahasa
Inggris
siswa,
dapat
dipresentasikan dalam persamaan ini:
pada
= 7,6 % SE (X2) % = 0,393 X 0,394
positif dan signifikan terhadap prestasi belajar
(SE%)
penelitian ini diperoleh dengan rumus:
demikian, motivasi belajar siswa dan aktivitas
Efektif
= 15,5 % Pada kontribusi motivasi belajar (X1) berdasarkan
perhitungan
yang
telah
Y = 17,640+ 0,305 X1 + 0,348 X2
dilakukan diketahui bahwa sumbangan
Y = 17,640 artinya apabila tanpa
efektif yang diberikan oleh kontribusi
adanya
dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar
maka
Bahasa Inggris adalah 7,6 %. Sedangkan
prestasi belajar Bahasa Inggris siswa
Sumbangan Efektif (SE%) aktivitas siswa
mempunyai nilai sebesar 17.640satuan.
dalam pembelajaran (X2). Berdasarkan
aktivitas
motivasi dalam
belajar
siswa
pembelajaran
X1 = 0,305 artinya apabila terjadi peningkatan
motivasi
belajar
siswa
perhitungan
yang
telah
dilakukan
diketahui bahwa sumbangan efektif yang
sebesar satu satuan maka prestasi belajar
diberikan
Bahasa Inggris siswa akan mengalami
pembelajaran adalah 15,5% sehingga total
peningkatan sebesar 0,305 satuan.
sumbangan efektif adalah 23,1 %.
oleh aktivitas siswa dalam
120
Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Sumbangan Relatif (SR%) diperoleh dengan rumus:
motivasi
belajarnya
sangat
rendah.
SE X % R2
Selanjutnya
aktivitas
dalam
pem-
SR (X)%
=
SR (X1) %
= 7,6 /23,1
Salatiga
= 32,9%
pembelajaran
= 15,5/23,1
ditunjukkan dengan perolehan skor rata-
= 67,1%
rata hitung yang berada di atas skor rata-
SR (X2) % Pada
tingkat
kontribusi motivasi
berdasarkan dilakukan
perhitungan
diketahui
sumbangan
relatif
belajaran siswa kelas VIII SMP Negeri 1 menujukkan yang
aktivitas baik,
dalam
hal
ini
belajar (X1)
rata ideal. Sementara itu bila ditinjau dari
yang
distribusi
bahwa, untuk
telah
frekuensi
siswa
dengan
besarnya
pengkategorian tingkat aktivitas dalam
kontribusi
pembelajaran siswa sangat tinggi, tinggi,
motivasi belajar adalah 32.9%. Sedangkan
sedang,
Sumbangan Relatif (SR%) pada aktivitas
ditemukan
siswa dalam pembelajaran (X2) adalah
10,49% siswa memiliki tingkat aktivitas
67.1 % sehingga total Sumbangan Relatif
dalam pembelajaran sangat tinggi dan
adalah 100%.
11,89% siswa
Berdasarkan hasil uji penelitian di
rendah
dan
bahwa
sangat
terdapat
rendah, sebanyak
yang mencapai
tingkat
aktivitas dalam pembelajaran tinggi.
atas maka secara umum motivasi belajar
Selain itu juga ditemukan sebanyak
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga
44,76% siswa memiliki tingkat aktivitas
menujukkan motivasi belajar siswa yang
dalam
pembelajaran
baik.
tingkat
aktivitas
Hal
ini
ditunjukkan
dengan
sedang,
dalam
29,37%
pembelajaran
perolehan skor rata-rata hitung yang
siswa rendah, bahkan juga ditemukan
berada
ideal.
3,50% siswa yang tingkat aktivitas dalam
Sementara itu bila ditinjau dari distribusi
pembelajarannya sangat rendah. Temuan
frekuensi prestasi belajar Bahasa Inggris
tersebut menunjukkan bahwa sebagian
terbesar berada pada kategori tinggi
besar siswa kelas VIII SMP Negeri 1
sebanyak 21orang (31,82%), kemudian
Salatiga
secara
aktivitas dalam pembelajaran yang tinggi
di
atas
skor
rata-rata
berturut-turut kategori
sedang
telah
mampu
sebanyak 13 orang (19,70%), kategori
dilihat
sangat tinggi sebanyak 12 orang (18,18%),
kelompok tersebut.
kategori
rendah
sebanyak
9
orang
dari
Siswa menunjukkan
sebanyak 3 orang (4,55%). Selain itu juga
belajaran
ditemukan
dinyatakan
sebanyak
36,36%
siswa
keberadaannya yang
(13,64%) dan kategori sangat rendah (SR)
menunjukkan
belum
aktivitas
yang
dalam
tinggi
bahwa
mampu
dalam
pem-
itu
dapat
siswa
hambatan-hambatan
tersebut
memiliki tingkat motivasi belajar sedang,
menemui
dalam
31,47% tingkat motivasi belajar rendah,
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
bahkan juga ditemukan 3,50% siswa yang
guru. Maka upaya yang perlu dilakukan
121
Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id kepada
siswa
yang
menunjukkan belajaran
belum
aktivitas
yang
mampu
cenderung prestasi belajarnya akan baik.
pem-
Sebaliknya siswa yang tidak mempunyai
dalam
motivasi
belajar
memberikan pengarahan dan perhatian
senang,
tidak
yang lebih ketika proses pembelajaran
menampakkan
berlangsung. Dengan demikian aktivitas
pelajaran,
dalam pembelajaran siswa akan tinggi,
menghadapi kesulitan dalam belajarnya.
yang diindikasikan dengan meningkatnya
Oleh karena itu motivasi belajar sangat
kemampuan siswa dalam menyelesaikan
penting
tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
belajarnya. Untuk meningkatkan prestasi
Hasil
uji
tinggi
F
yaitu
diperoleh
dengan
nilai
Fhitung
akan
nampak
tertarik
dan
sikap
akibatnya
dimiliki
positif siswa
siswa
tidak kurang
terhadap cenderung
di
dalam
belajar Bahasa Inggris siswa maka guru
sebesar 8,547 dengan nilai probabilitas
senantiasa
0,000
0,05. Dengan
belajar siswa sehingga siswa akan merasa
demikian, motivasi belajar dan aktivitas
tertarik dalam mengikuti pembelajaran
dalam
yang dilakukan oleh guru.
lebih
kecil
dari
pembelajaran
secara
simultan
berpengaruh terhadap prestasi belajar
menumbuhkan
motivasi
Uji pengaruh variabel aktivitas dalam
Bahasa Inggris siswa. Berdasarkan hasil
pembelajaran
koefisien
belajar Bahasa Inggris siswa (Y) diperoleh
berarti
determinasi motivasi
sebesar
belajar
0,231
siswa
dan
nilai t
hitung
(X2)
terhadap
prestasi
= 3,396 dan p = 0,001 < 0,05,
aktivitas dalam pembelajaran mempunyai
sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti ada
pengaruh
belajar
pengaruh aktivitas dalam pembelajaran
Bahasa Inggris sebesar 23,1% sedangkan
terhadap prestasi belajar Bahasa Inggris
sisanya sebesar 76,9% dijelaskan oleh
siswa. Hal ini dapat diasumsikan dengan
variabel lain di luar model penelitian ini.
semakin
Uji belajar
terhadap
pengaruh siswa
(X1)
prestasi
variabel
motivasi
terhadap
prestasi
belajar Bahasa Inggris siswa (Y) diperoleh nilai t
belajaran
baik
aktivitas
maka
dapat
dalam
pem-
berpengaruh
terhadap meningkatnya prestasi belajar Bahasa Inggris siswa.
= 2,383dan p = 0,021 < 0,05,
Dalam hal ini keaktifan siswa selama
sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti
proses belajar mengajar merupakan salah
terdapat pengaruh motivasi belajar siswa
satu indikator adanya keinginan atau
terhadap prestasi belajar Bahasa Inggris
motivasi siswa untuk belajar. Keaktifan
siswa.
dapat
siswa dalam proses pembelajaran akan
diasumsikan bahwa kontribusi motivasi
menyebabkan interaksi yang tinggi antara
terhadap aktivitas belajar sangat erat,
guru dengan siswa ataupun dengan siswa
karena siswa yang mempunyai motivasi
itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan
tinggi terhadap pelajaran akan senang
suasana
dan tertarik, kemudian mempunyai usaha
kondusif, dimana masing-masing siswa
yang
dapat
hitung
Maka
positif
dalam
dalam
hal
belajar,
ini
sehingga
kelas
melibatkan
menjadi
segar
kemampuannya
dan se-
122
Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id maksimal mungkin. Aktivitas yang timbul
Saran
dari siswa akan mengakibatkan
pula
Penulis memberikan sumbang saran pada
ke-
pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
terampilan yang akan mengarah pada
pembelajaran Bahasa Inggris, yaitu: 1)
peningkatan prestasi.
Guru Bahasa Inggris di Sekolah Menengah
terbentuknya
pengetahuan
dan
Masih banyak faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan
prestasi
belajar
Pertama
(SMP)
kompetensinya
perlu
meningkatkan
untuk
Bahasa Inggris siswa kelas VIII di SMP
motivasi
Negeri 1 yang dapat di jadikan variabel
menerapkan pembelajaran yang menarik.
bebas
Pemberian
dalam
penelitian
ini.
Namun
belajar
menumbuhkan siswa
perhatian perlu
dengan
dan
hadiah
peneliti hanya dapat mengembangkan
mungkin
diperhatikan
untuk
dan memilih.
mampu menumbuhkan motivasi yang tinggi pada diri siswa; 2) Pihak guru
KESIMPULAN
dapat
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian
belajaran
yang telah disajikan pada Bab IV, maka
mengurangi
dapat dirumuskan beberapa kesimpulan
meningkatkan kedisiplinan siswa dalam
penelitian
1)
mengikuti pelajaran; 3) Siswa sebagai
siswa
agen pembelajaran sebaiknya mempunyai
terhadap
bekal motivasi intrinsik dan ektrinsik
bermacam-macam kegiatan, tekun dalam
yang tinggicari. Siswa harus berusaha
bekerja sehingga prestasi belajar menjadi
menyeleksi
baik; 2)Keaktifan siswa dalam proses
dukung berkembangnya motivasi dengan
pembelajaran
menyebabkan
memilih teman di sekolah yang mampu
interaksi yang tinggi antara guru dengan
membangkitkan motivasi belajar tinggi;
siswa ataupun dengan siswa itu sendiri.
4) Pihak keluarga hendaknya meningkat-
Hal ini akan mengakibatkan suasana
kan kualitas cara mendidik anak dengan
kelas
memperhatikan keteraturan siswa belajar
dengan
sebagai
motivasi
memperlihatkan
dimana
menjadi
berikut yang
tinggi
minat
akan
segar
bahwa:
dan
masing-masing
kondusif,
siswa
menggunakan yang
metode
bervariasi,
tingkat
sehingga
kebosanan
faktor-faktor
pem-
yang
dan
men-
dapat
di rumah. Membina relasi antar anggota
melibatkan kemampuannya semaksimal
keluarga yang baik dengan memberikan
mungkin dalam mencapai prestasi dalam
perhatian terhadap belajar siswa. Pada
belajar; 3) Motivasi belajar yang tinggi
akhirnya
yang disertai dengan keaktifan siswa
menciptakan
yang positif dalam kegiatan pembelajaran
nyaman untuk menjamin terpeliharanya
di kelas memberikan efek yang positif
tingkat aktivitas siswa selama proses
pada prestasi belajar siswa.
belajar berlangsung.
pihak
sekolah
lingkungan
sebaiknya kelas
yang
123
Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id DAFTAR PUSTAKA Algarabel, Salfador & Carmen Dasi (2001) Psicologica, 22, 44-66. The definition of Achievment and The Contraction of Test for Its Measurement. Review of The main trends. American Psicological Assosiation, American Reseach Assosiation, and National Council on Measurement in Education. 1999.Standart for Educational and Psicological Testing. Washington DC.. Bomia, L., Beluzo, L., Demeester, D., Elander, K., Johnson, M., & Sheldon, B. 1997. “The Impact of Teaching Strategies on Intrinsic Motivation. Champaign, IL: ERIC Clearinghouse on Elementary and Early Childhood Education.” Dalam European Journal of Social Sciences – Volume 7, Number 4 (2009). Diambil tanggal 12 Oktober 2012. Chalermporn Choosri, Usa Intharaksa. 2011. “Relationship between Motivation and Students’ English Learning Achievement: A study of the Second – year vocational certificate level Hatyai Technical College Students”. Dalam The 3rd International Conference on Humanities and Social Sciences. April 2, 2011. Faculty of Liberal Arts, Prince of Songkla University. Diambil tanggal 15 Oktober 2012. Ellis, R. 1994. “The study of second language acquisition.” Oxford: Oxford University Press. Dalam GEMA Online Journal of Language Studies Volume 9(2) 2009. Diambil tanggal 12 Oktober 21012. Irvin, J. L., Meltzer, J. and Dukes, M. S. 2007. Taking Action on Adolescent Literacy: An Implementation Guide for School Leaders. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculun Development. Guthrie, J. T. 2001. “Contexts for engagement and motivation in reading.” Dalam Reading Online. Diambil tanggal 12 Oktober dari www.readingonline.org/articles/hand book/guthrie/index.html Guthrie, J. T., & Wigfield, A. (Eds.). (1997). Reading engagement: Motivating readers through integrated
instruction. Newark, DE: International Reading Association. Moh. Uzer Usman,. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. James, H. 2000. “Fundmental assessment principles for teachers and school administrators." Dalam Practical Assessment, Research & Evaluation. 7(8) diambil tanggal 15 Oktober 2012 dari http://PAREonline.net/getvn.asp?v=7 &n=8. Oemar Hamalik . 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Piet A. Sahertian. 2004. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Sandman, Wadhwa, Hetrick, Porto & Peeke. 1997. “Human fetal heart rate dishabituation between thirty and thirty-two weeks gestation.” Dalam Child Development, 68, pp. 1031– 1040. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sudarwan Danim,.2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: PT. Asdi Mahayasa. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2006. Proses Belajar Mengajar. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sukardi, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC Widoyono. Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suwardi. 2007. Manajemen Pembelajaran: Menciptakan Guru Kreatif dan Berkompetensi. Surabaya: PT Tempira Media Thorndike, R.L.& E.P. Hagen .1977. Measurement and Evaluation in Psychology and Education. John Wiley & Son, Inc.
124
Jurnal Teknologi Pendidikan ISSN: Vol 1, No 2, 2013 (hal 113-125) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Von
Stumm, Sophie; Hell, Benedikt; Chamorro-Premuzic, Tomas. 2011. "The Hungry Mind: Intellectual Curiosity Is the Third Pillar of Academic Performance". Dalam Perspective on Psychological Science 6 (6) pp. 574–588. Diambil tanggal 12 Oktober 2012. Ward, Stoker & Mildred Murray-Ward . 1996. "Achievement and Ability Tests - Definition of the Domain", Dalam Educational Measurement, 2 pp. 2– 5. University Press of America. Diambil tanggal 10 Oktober 2012. Winardi. 2008. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat. Winkel, W.S. 2006. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. Woolfolk, Anita. 2009. Educational Psychology Active learning Edition. Tenth Edition. Pearson Eduation, Inc.: Allyn & Bacon
125