Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id EVALUASI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMK NEGERI 5 SURAKARTA Muh. Husein Baysha 1 Haris Mudjiman 2 Samsi Haryanto 3 1
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Pembimbing I Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
3
Dosen Pembimbing II Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS ABSTRAK SMK Negeri 5 Surakarta merupakan salah satu sekolah yang masuk kategori bidang studi keahlian kejuruan teknologi dan rekayasa, dan merupakan RSBI. Terdapat 6 (enam) program keahlian meliputi; (1) teknik mesin, (2) teknik otomotif, (3) teknik elektronika, (4) teknik ketenagaan listrik, (5) teknik sipil, (6) teknik komputer dan informatika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas pelaksanaan program rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI) di SMK Negeri 5 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan model evaluasi Countenance yang mengacu pada tiga komponen evaluasi yaitu: (1) masukan, (2) proses, (3) hasil. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan strategi penelitian deskriptif-evaluatif. Sumber data penelitian berasal dari dokumen atau arsip, nara sumber, serta tempat dan peristiwa. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen, wawancara, dan observasi. Untuk keabsahan data, digunakan triangulasi data dan metode. Pengambilan keputusan atau penilaian dengan cara mengidentifikasi efektivitas pada setiap fokus aspek evaluasi melalui perbandingan kesenjangan pelaksanaan sasaran mutu dengan standar objektif target sasaran mutu program RSBI. Efektivitas setiap komponen tahapan evaluasi disajikan dalam bentuk hasil persentase pada tabel case-order effect matrix. Penelitian evaluasi RSBI di SMK Negeri 5 Surakarta menunjukkan hasil antara lain: (1) rata-rata efektivitas antecedents adalah 110,3%, (2) rata-rata efektivitas transactions adalah 42,1%, (3) rata-rata efektivitas output adalah 95,5%. Rata-rata efektivitas pelaksanaan RSBI di SMK Negeri 5 Surakarta adalah 82,6%. Pelaksanaan RSBI di SMK Negeri 5 Surakarta dapat disimpulkan efektif. Kata Kunci: Penelitian evaluasi, RSBI, SMK Negeri 5 Surakarta, efektivitas, masukan, proses, hasil, Pelaksanaan
PENDAHULUAN
dasar dan menengah ditetapkan sejak
Program pendidikan yang bermutu, salah
tahun 2006, Kabinet Bersatu Jilid Satu,
satu upaya meningkatkan mutu pen-
Menteri Pendidikan Nasional Bambang
didikan
Sudibyo.
dan mengembangkan
sumber
Landasan
hukum
program
daya manusia adalah program Rintisan
rintisan SBI menurut Permendiknas No.20
Sekolah
(RSBI).
Tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3 tentang
Kebijakan program RSBI pada pendidikan
Sistem Pendidikan Nasional, “Pemerintah
Bertaraf
Internasional
[email protected]
154
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id dan/atau
pemerintah
menyelenggarakan satu
satuan
daerah
kompetensi lulusan, standar pendidik
sekurang-kurangnya
dan tenaga kependidikan, standar sarana
pendidikan
pada
semua
dan
prasarana,
standar
pengelolaan,
jenjang pendidikan untuk dikembangkan
standar pembiayaan, dan standar pe-
menjadi satuan pendidikan yang bertaraf
nilaian. Sedangkan OECD singkatan dari
internasional”. Istilah satuan pendidikan
Organization for Economic Cooperation
yang bertaraf internasional kemudian di-
and Development atau sebuah organisasi
terjemahkan dalam Peraturan Pemerintah
kerjasama antar negara dalam bidang
RI No.17 tahun 2010 Pasal 1 No 35
ekonomi dan pengembangan. Anggota
menjadi,
organisasi
“Pendidikan
bertaraf
ini
biasanya
memiliki
ke-
internasional adalah pendidikan yang di-
unggulan tertentu dalam bidang pen-
selenggarakan setelah memenuhi Standar
didikan yang telah diakui standarnya
Nasional
secara
Pendidikan
dan
diperkaya
dengan standar pendidikan negara maju”. Peraturan
No
termasuk
anggota OECD ialah: Australia, Austria, Canada,
Czech
Republic,
Tahun 2005 Pasal 61 ayat 1, berupa ke-
Denmark,
Finland,
France,
Germany,
harusan bagi Pemerintah pusat bersama-
Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy,
sama dengan Pemerintah Daerah untuk
Japan,
mengembangkan SBI sekurang-kurangnya
Netherlands,
satu
Poland, Portugal, Slovak Republic, Spain,
pendidikan
RI
Yang
Belgium,
satuan
Pemerintah
internasional.
pada
19
setiap
Korea,
Luxembourg,
New
Mexico,
Zealand,
jenjang pendidikan yakni SD, SMP, SMA
Sweden,
maupun SMK, “Pemerintah bersama-sama
Kingdom, United States dan Negara maju
pemerintah
lainnya
daerah
menyelenggarakan
sekurang-kurangnya
satu
satuan
pen-
sekurang-kurangnya
Turkey,
United
Chile, Estonia, Israel,
Slovenia,
Singapore,
dan
Hongkong.
satuan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
pendidikan
pada prinsipnya merupakan sekolah yang
menengah untuk dikembangkan menjadi
mampu menciptakan produk pendidikan
satuan
yang
pendidikan
pada
jenjang
pendidikan
satu
seperti
Russia,
didikan pada jenjang pendidikan dasar dan
Switzerland,
Norway,
bertaraf
inter-
nasional”.
inovatif,
kreatif
dan
produktif.
Menurut Supriadi (2002: 17-18) “Bahwa
Konsep rumusan program rintisan
pendidikan kejuruan bertujuan untuk
SBI yaitu SNP + X (OECD). Berdasarkan
menghasilkan manusia yang produktif,
Peraturan
19
yakni manusia kerja, bukan manusia
Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan
beban bagi keluarga, masyarakat, dan
(SNP) terdapat delapan indikator kinerja
bangsanya”. Sebagai sub-sistem dari pen-
yaitu: standar isi, standar proses, standar
didikan nasional, SMK memiliki peran
Pemerintah
RI
Nomor
155
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id strategis
mewujudkan
sumber
kurikulum SBI SNP+X (OECD); (3) tujuan
daya
manusia Indonesia yang handal. Hal ini
pendidikan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI
permasalahan dilihat dari segi program,
Nomor 29 Tahun 1990 Bab I Pasal 1 yaitu:
maka dapat digambarkan sebagai berikut:
“Pendidikan menengah kejuruan adalah
(1) bertolak belakang dengan otonomi
pendidikan
sekolah dan Manajemen Berbasis Sekolah
pada
menengah
jenjang
yang
penyiapan
siswa
pendidikan
mengutamakan untuk
(MBS);
(2)
dengan
memasuki
yang missleading. Apabila
perencanaan
Pendekatan
Cost
pendidikan Effectivenes
lapangan kerja serta mengembangkan
(efektivitas biaya); (3) Strategi yang di-
sikap
dilanjutkan
gunakan
Nomor
73
belum maksimal. Selain itu, permasalah-
Tahun 1991, Pasal 3 ayat 6 menyatakan
an dapat dilihat dari segi operasional,
bahwa: “Pendidikan kejuruan merupakan
maka dapat digambarkan sebagai berikut:
pendidikan yang mempersiapkan warga
(1) cenderung lebih menekankan pada
belajar untuk dapat bekerja dalam bidang
alat dari pada proses; (2) Sistem Pen-
tertentu”.
didikan yang Bersifat Diskriminatif dan
professional”.
Peraturan
Dan
Pemerintah
Rencana
RI
Strategis
untuk
mengembangkan
SBI
Eksklusif; (3) komersialisasi pendidikan.
(Renstra)
Direktorat Pembinaan SMK tahun 2010-
Menurut Undang-Undang RI No. 20
2014 dalam upaya peningkatan mutu
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
pendidikan adalah terwujudnya 300 SMK
Nasional Bagian Ketiga Hak dan Kewajib-
Bertaraf Internasional yang tersebar di
an Masyarakat Pasal 8 yang berbunyi;
seluruh kabupaten/ kota. Pengembangan
“Masyarakat berhak berperan serta dalam
SMK bertaraf internasional dimaksudkan
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
untuk mempersiapkan SMK memasuki
dan evaluasi program pendidikan”. Selain
era perdagangan bebas yang menuntut
itu menurut Undang-Undang RI No. 20
kemampuan bersaing di tingkat nasional
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
maupun
Nasional Bab XVI Bagian Kesatu tentang
internasional.
Namun,
implementasi kebijakan program RSBI
Evaluasi,
menghadapi
permasalahan,
Bagian Kesatu Evaluasi Pasal 57 Ayat 1
antara lain: masalah konsepsi, program,
menyatakan bahwa “Evaluasi dilakukan
dan operasional. Jika masalah ini dilihat
dalam rangka pengendalian mutu pen-
dari
didikan secara nasional sebagai bentuk
segi
berbagai
konsepsi,
maka
dapat
di-
Akreditasi,
dan
gambarkan sebagai berikut: (1) penguasa-
akuntabilitas
an bahasa Inggris sebagai bahasa peng-
kepada pihak-pihak yang berkepenting-
antar dan hubungannya dengan nilai
an”.
TOEFL;
lakukan
(2)
belum
jelasnya
rumusan
156
penyelengara
Sertifikasi
Pelaksanaan terhadap
pendidikan
evaluasi kebijakan
dapat
di-
program
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id pada
satuan
pendidikan
berdasarkan
Berangkat dari latar belakang dan
Pasal 57 Ayat 2 yaitu “Evaluasi dilakukan
pembatasan masalah, maka penelitian ini
terhadap peserta didik, lembaga, dan
menitikberatkan
program pendidikan pada jalur formal
laksanaan program RSBI di SMK Negeri 5
dan
Surakarta. Tolok ukur penelitian ini ber-
informal
untuk
semua
jenjang,
satuan, dan jenis pendidikan”.
pada
efektivitas
pe-
dasarkan standar objektif atau kriteria
Berdasarkan penjelasan diatas maka
pelaksanaan program RSBI yang ditetap-
penelitian evaluasi program perlu di-
kan oleh SMK Negeri 5 Surakarta ditinjau
lakukan untuk mengetahui peningkatan
dari
mutu
(antecedents), proses (transactions), dan
dan
program
efektivitas
Rintisan
pelaksanaan
Sekolah
komponen
evaluasi
hasil (output). Adapun rumusan masalah
Bertaraf
Internasional (RSBI) pada satuan pen-
penelitian
ini
didikan SMK, maka peneliti melakukan
laksanaan
program
penelitian
bertaraf
dengan
judul
masukan
“Evaluasi
adalah
efektifkah rintisan
internasional
(RSBI)
pe-
sekolah di
SMK
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Negeri 5 Surakarta? Ukuran keberhasilan
(RSBI)
implementasi
di
SMK
Negeri
5
Surakarta”.
program
RSBI
di
SMK
Batasan objek penelitian ini dilaksanakan
Negeri 5 Surakarta dikatakan berhasil bila
pada
standar
sebuah
Menengah
SMK
Kejuruan
yaitu
sasaran
mutu
pada
komponen evaluasi antara lain; masukan
Surakarta di Kota Surakarta Provinsi Jawa
(antecedents), meliputi aspek akreditasi,
Tengah. SMK Negeri 5 Surakarta merupa-
peserta didik, kurikulum, pendidik dan
kan salah satu sekolah yang melaksana-
tenaga
kan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
pendidikan
Negeri
target
5
program
(SMK)
Sekolah
Rintisan
Sekolah Bertaraf Internaional (RSBI) sejak
kependidikan,
sarana
dan
penilaian.
tahun 2009 hingga sekarang. Penetapan
Berdasarkan rumusan masalah serta
RSBI SMK Negeri 5 Surakarta berdasarkan
fakta-fakta awal implementasi program
Keputusan
Pengembangan
rintisan sekolah bertaraf internasional
Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat
(RSBI), masih banyak terdapat kendala/
Jendral Manajemen Pendidikan Sekolah
kelemahan/
Dasar dan Menengah Departemen Pen-
mengetahui keefektifannya perlu adanya
didikan Nasional Nomor. 4294/ C5.3/
tindakan penelitian evaluatif program
Kep/ KU/ 2009 tentang penetapan SMK
rintisan sekolah bertaraf internasional
Rintisan Sekolah Berbasis Internasional
(RSBI). Penelitian ini dilakukan di SMK
(RSBI)
Negeri 5 Surakarta. Penelitian evaluasi ini
Direktorat
Direktorat
Pembinaan
Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).
dapat
kekurangan.
dilakukan
pada
Maka
saat
untuk
sebelum,
sedang, atau setelah program rintisan SBI
157
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id dilaksanakan.
Maka
untuk
meng-
Sipil,
f)
Teknik
Komputer
dan
identifikasi efektivitas peningkatan mutu
Informatika. SMK Negeri 5 Surakarta
pendidikan melalui implementasi rintisan
adalah salah satu sekolah yang me-
SBI
teknik
laksanakan program pendidikan Rintisan
pemesinan di SMK Negeri 5 Surakarta
Sekolah Bertaraf Internaional (RSBI) sejak
akan teridentifikasi melalui penelitian
tahun 2009 hingga saat ini. Penetapan
evaluasi. Bagan kerangka berfikir yang
RSBI SMK Negeri 5 Surakarta berdasarkan
melandasi penelitian ini dapat dilihat
Surat Keputusan Direktorat Pengembang-
pada gambar 1, sebagai berikut.
an
pada
program
keahlian
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Direktorat Jendral Manajemen PendidikPelaksanaan RSBI
Standar Sasaran Mutu RSBI
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9.
an
Dasar
dan
Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Nomor.
Masukan (Antecedents) 2. Akreditasi 3. Peserta Didik 4. Kurikulum 5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan 6. Sarana dan Prasarana 7. Pengelolaan 8. Pembiayaan 9. Penilaian 10. Kultur Sekolah
Masukan (Antecedents) Akreditasi Peserta Didik Kurikulum Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Pembiayaan Penilaian Kultur Sekolah
Sekolah
4294/ C5.3/ Kep/ KU/ 2009 tentang penetapan SMK RSBI Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. SMK Negeri 5 Surakarta merumuskan target sasaran mutu kaitannya penjaminan mutu pelaksanaan program RSBI yang disusun
Proses (Transaction) 1. Proses Pembelajaran
Proses (Transaction) 1. Proses Pembelajaran
Hasil (Output) 1. Lulusan
Hasil (Output) 1. Lulusan
berdasarkan RKS tahun pelajaran 2011/ 2012. Target sasaran mutu RSBI SMK Negeri 5 Surakarta yang ditetapkan pada RKS tahun pelajaran 2011/ 2012 dapat dilihat pada table 1, sebagai berikut.
Efektivitas
Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir SMK Negeri 5 Surakarta merupakan sekolah yang masuk kategori bidang studi keahlian kejuruan Teknologi dan Rekayasa. Terdapat 6 (Enam) Program Keahlian di SMK Negeri 5 Surakarta meliputi: a) Teknik Mesin, b) Teknik Otomotif,
c)
Teknik
Elektronika,
d)
Teknik Ketenagaan Listrik, e) Teknik
158
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Tabel 1. Standar/ Target sasaran mutu RSBI SMK Negeri 5 Surakarta.
adalah karena SMK Negeri 5 Surakarta telah melaksanakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) sejak tahun 2009 serta merupakan sekolah model/ percontohan satu-satunya di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Selain itu, berdasarkan letak geografis SMK Negeri 5 Surakarta berada pada wilayah yang mudah untuk diakses. Penulis juga telah mengetahui keadaan obyek penelitian yang sebenarnya dan didasarkan pada tersedianya dukungan terhadap data yang diperlukan.
Penelitian
dilaksanakan
setelah
proposal penelitian disetujui dan telah mendapat ijin dari berbagai pihak yang terkait. Lama waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih satu
setengah
bulan,
terhitung
dari
tanggal 25 April 2012 sampai dengan bulan 5 Juni 2012. Sedangkan penyusunan
laporan
dilakukan
sejak
awal
penelitian. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian evaluatif dengan menggunakan pendekatan Menurut
studi kasus (case study).
Nana
Syaodih
Sukmadinata
(2008: 120) bahwa, “penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi
dalam
mengumpulkan
data
secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat (worth) dari suatu praktik (pendidikan)”. Penelitian evaluatif ini diMETODE PENELITIAN
laksanakan
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri
berupa program. Fokus penelitian ini
5 di Kota Surakarta. Subyek penelitian ini
adalah kebijakan program pendidikan
beralamat di Jl. LU. Adisucipto No. 42
yaitu
Surakarta. Alasan penentuan sekolah ini
159
pada
Rintisan
praktik
Sekolah
pendidikan
Bertaraf
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Internasional (RSBI) di SMK Negeri 5
fenomena-fenomena apa adanya yang
Surakarta.
merupakan
terdapat pada status kelompok manusia,
penelitian yang dilakukan terhadap suatu
suatu objek, suatu set kondisi, suatu
kesatuan
sistem
Studi sistem
kasus yang
dapat
berupa
pemikiran
atau
suatu
kelas
program, kegiatan, peristiwa, atau se-
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
kelompok individu
yang terikat oleh
dari penelitian deskriptif adalah untuk
tempat, waktu, atau ikatan tertentu (Nana
membuat deskripsi, gambaran atau lukis-
Syaodih Sukmadinata, 2008: 64). Kaitan-
an secara sistematis faktual dan akurat
nya
studi
mengenai
fakta-fakta,
kasus untuk menghimpun data, meng-
hubungan
antar
ambil makna, memperoleh pemahaman
selidiki. Untuk mendapatkan data-data
dari
atau gambaran secara riil dan valid,
penelitian
rintisan
nasional
ini,
pendekatan
sekolah
(RSBI)
SMK
inter-
yang
di-
penelitian ini menggunakan pendekatan
Surakarta. Sehingga dari pengumpulan
teori fenomenologis yang mengamati dan
data dalam penelitian ini diharapkan
memahami
dapat
gejala-gejala yang ada di lapangan.
untuk
Negeri
fenomena
serta
5
fokus
di
bertaraf
sifat-sifat
mendapatkan
kesatuan data dan kesimpulan.
secara
standar target pelaksanaan RSBI di SMK
dalam penelitian ini, maka jenis peneliti-
Negeri
an dengan strategi yang terbaik adalah
penelitian
penelitian
menggunakan
peneliti
bermaksud
terhadap
Berdasarkan tujuan penelitian dan
Berdasarkan masalah yang diajukan
deskriptif
seksama
evaluatif
Karena
5
Surakarta, evaluatif
maka
ini
strategi
yang
terbaik
evaluasi
Stake’s
Countenance Model. Penelitian evaluasi
mengidentifikasi
efektivitas kegiatan program pendidikan
model
dengan menggambarkan dan memapar-
dikembangkan
kan keadaan objek atau subjek penelitian
Evaluasi model Stake menekankan pada
pada saat sekarang berdasarkan fakta
dua
yang ada atau sebagaimana mestinya di-
(discriptions)
lapangan. Metode deskriptif adalah untuk
(judgements) serta membedakan tiga fase
mendeskripsikan atau menggambarkan
dalam evaluasi program, yaitu; persiapan
fenomena-fenomena
baik
atau pendahuluan (antecedents), proses
fenomena yang bersifat alamiah ataupun
atau transaksi (transactions/ processes),
rekayasa
keluaran atau hasil (outcomes/ output),
manusia
yang
ada,
(Nana
Syaodih
Sukmadinata, 2006: 72). Dapat dipahami
Stake’s
jenis
Countenance oleh
operasi
Robert yaitu
dan
Model
E.
Stake.
deskripsi
pertimbangan
(Suharsimi Arikunto, 1997: 47).
bahwa metode deskriptif adalah suatu
Penelitian
evaluatif
ini
mengarah
metode dalam penelitian untuk men-
pada perbandingan absolut yaitu pem-
deskripsikan
bandingan antara implementasi rintisan
suatu
keadaan
atau
160
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id sekolah
bertaraf
internasional
(RSBI)
Surakarta. Pengukuran dilakukan pada
dengan
standar
target
perencanaan
setiap fokus evaluasi yang dievaluasi
implementasi RSBI di SMK Negeri 5
dalam
Surakarta. Penelitian ini mengacu pada
rangkum dalam case order effect matrix,
tiga fase atau komponen evaluasi yaitu
meliputi komponen evaluasi antecedents
antecedents
transactions
(masukan), transactions (proses), output
(proses), output (hasil), dimana data hasil
(hasil). Analisis data dilakukan secara
penelitian yang diperoleh atas rintisan
deskriptif
sekolah bertaraf internasional (RSBI) di
penelitian evaluasi dari lapangan. Peng-
SMK Negeri 5 Surakarta, tidak hanya
ambilan keputusan dilakukan berdasar-
dibandingkan
ke-
kan temuan hasil penelitian dilapangan
senjangan antara yang diperoleh dengan
dan analisis data. Pengambilan keputusan
yang
dilakukan untuk mengetahui efektivitas
(masukan),
untuk
diharapkan
program
RSBI.
menentukan
pada Akan
dibandingkan
dengan
mutlak
diketahui
agar
manfaat
atau
perencanaan
bentuk
persentase
berdasarkan
temuan
hasil
juga
setiap
standar
yang
dievaluasi
jelas
komponen evaluasi evaluasi antecedents
efektifitas
kegiatan
evaluasi
di-
tetapi dengan
komponen
yang
Pengambilan
yang
keputusan
(masukan), transactions (proses), output
di
dalam suatu program berdasarkan setiap
(hasil)
tahap
komponen
rekomendasi akhir yang diajukan untuk
mutlak
penelitian
evaluasi. ini
Standar
mengacu
pada
perbaikan
menghasilkan program
rintisan
bertaraf
Negeri 5 Surakarta yang dirumuskan
Negeri 5 Surakarta. Berdasarkan teori
pada RKS (Rencana Kegiatan Sekolah).
evaluasi
Teknik pengumpulan data dan analisis
dikembangkan desain evaluasi penelitian
data
ini, sebagai berikut.
dengan
menggunakan
strategi triangulation data. Untuk mempermudah
pengumpulan
data
dan
analisis data penelitian evaluasi ini, maka
Stake’s
(RSBI)
sekolah
standar target sasaran mutu RSBI SMK
dilakukan
internasional
sejumlah
Countenance
Komponen Evaluasi
Deskripsi Program
Standar Program
Masukan (antecedents)
Rekaman Kondisi Objektif
Standar Target Sasaran Mutu RSBI
Rekaman Kondisi Objektif
Standar Target Sasaran Mutu RSBI
di
SMK Model
Hasil Evaluasi Keputusan
dibuat kisi-kisi teknik pengumpulan data dan
analisis
data.
pengumpulan
Kisi-kisi
data dan
teknik Proses (transactions )
analisis data
dilakukan mencakup komponen evaluasi antecedents
(masukan),
transactions
(proses), output (hasil), dengan fokus penelitian sasaran
berdasarkan mutu
RSBI
SMK
Hasil (output)
Rekaman Kondisi Objektif
Standar Target Sasaran Mutu RSBI
Keputusan
Keputusa
pelaksanaan Negeri
5 Gambar 2. Desain Penelitian Evaluatif RSBI
161
Rekomenda n si
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Menurut keterangan standar target
prasarana,
pengelolaan,
pembiayaan,
sasaran mutu RSBI dan model evaluasi
penilaian, dan kultur sekolah; 2) proses
yang digunakan dalam penelitian ini,
(transactions), aspek proses pembelajar-
maka
matrix
an; 3) hasil (output), aspek pencapaian
evaluasi program RSBI SMK Negeri 5
hasil lulusan. Tolok ukur penelitian ini
Surakarta. Dengan adanya matrix evaluasi
mengarah pada perbandingan absolut,
dapat memudahkan dalam melakukan
yaitu antara standar target sasaran mutu
analisis dan penyajian data penelitian
rintisan RSBI dengan ketercapian pe-
kaitannya evaluasi pelaksanaan program
laksanaan sasaran mutu RSBI di SMK
RSBI SMK Negeri 5 Surakarta. Standar
Negeri 5 Surakarta. Berdasarkan penjelas-
target sasaran mutu pada komponen
an tersebut, maka dapat dibuat matrix
evaluasi
masukan
evaluasi penelitian program RSBI di SMK
(antecedents), meliputi aspek akreditasi,
Negeri 5 Surakarta dapat dilihat pada
peserta didik, kurikulum, pendidik dan
tabel 2 sebagai berikut.
tenaga
dapat
dikembangkan
antara
lain;
1)
kependidikan,
sarana
dan
Tabel 2. Matrix Evaluasi RSBI di SMK Negeri 5 Surakarta Kriteria Evaluasi
Aspek Program
Masukan (antecedents)
Proses (transactions) Hasil (output)
Untuk
1.
Target Sasaran Mutu RSBI SMK Negeri 5 Surakarta
Ketercapaian Sasaran Mutu RSBI
Efektivitas (%)
Akreditasi
2. Peserta didik 3. Kurikulum 4. Pendidik dan tenaga Kependidikan 5. Sarana dan Prasarana 6. Pengelolaan 7. Pembiayaan 8. Penilaian 9. Kultur sekolah 1. Proses pembelajaran 1.
Pencapaian hasil lulusan
menghasilkan
yang
dalam penelitian ini adalah Wakil Kepala
objektif maka perlu diperhatikan teknik
Sekolah (WKS 1, 2, 3, 4), Ka. Pokja
pengumpulan
digunakan
Prakerin, Ka. Urusan RSBI, Ka. Urusan
sebagai alat pengumpul atau pengambil
Keuangan/ Bendahara Umum, Ka. Urusan
data. Sesuai dengan pendekatan peneliti-
Tata Usaha, Ka. Urusan QMR (WMM), Ka.
an dan jenis sumber data yang digunakan
Urusan Bursa Kerja Khusus (BKK), Ka.
dalam
Urusan
data
penelitian
data
yang
ini,
maka
teknik
Perpustakaan,
Ka.
Urusan
pengumpulan data yang dipergunakan
Bimbingan Konseling (BK), Ka. Urusan
secara purposive sampling, yaitu ber-
Guru Normatif Adaptif (GNA), Ka. Urusan
dasarkan maksud dan tujuan penelitian.
Sarana
Objek yang dituju langsung oleh penulis
Urusan Aset. Dengan terlebih dahulu
162
dan
Prasarana
(SarPras),
Ka.
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id menyiapkan
alat
yang
dinamakan
dimana
pembelajaran
berlangsung.
panduan wawancara (interview guide).
Evaluasi proses pembelajaran menekan-
Metode ini digunakan oleh peneliti guna
kan pada penilaian pengelolaan pem-
memperoleh
rintisan
belajaran yang dilaksanakan oleh pem-
sekolah bertaraf internasional (RSBI) di
belajar meliputi keefektifan strategi pem-
SMK
Metode
belajaran yang dilaksanakan, keefektifan
dokumentasi digunakan dalam penelitian
media pembelajaran, cara mengajar yang
ini
dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara
data
Negeri adalah
mengenai
5
Surakarta.
untuk
mengetahui
dan
mengumpulkan data yang dibutuhkan
belajar.
dalam
merupakan
penelitian
yang
bersifat
Penilaian
hasil
upaya
pembelajaran
untuk
melakukan
administratif, logis, dan fenomenologis
pengukuran terhadap hasil belajar siswa,
yang
baik menggunakan tes maupun non-tes,
berbentuk
catatan-catatan,
laporan
kaitannya
bertaraf
internasional
rintisan (RSBI)
dan
sekolah di
dalam
SMK
hal
ini
kompetensi
oleh
Negeri 5 Surakarta. Metode observasi ini
dengan
peneliti gunakan untuk memperkuat data
pelajaran.
adalah
penguasaan
setiap siswa
karakteristik
sesuai
masing-masing
objek yang diteliti, sehingga diharapkan
Menurut pengertian tersebut dapat
data hasil dalam penelitian ini valid
dipahami bahwasanya sasaran evaluasi
sesuai dengan kenyataan yang sebenar-
program pembelajaran dapat dibedakan
nya kaitannya program rintisan sekolah
menjadi tiga, yaitu evaluasi masukan,
bertaraf
evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Untuk
internasional
(RSBI)
di
SMK
Negeri 5 Surakarta.
mengetahui kualitas pelaksanaan sasaran
Menurut Eko Putro Widoyoko (2011: 15)
berpendapat
bahwa,
Objek
mutu program pembelajaran dapat di-
atau
kategorikan
sasaran evaluasi program pembelajaran
masukan,
dapat
evaluasi
dibedakan
menjadi
tiga,
yaitu
proses,
penilaian,
keluaran/ hasil pembelajaran. Evaluasi
prasarana
masukan
kurikulum,
pada
penilaian
menekankan
karakteristik
peserta
dapat
focus dan
pembelajaran
evaluasi masukan, evaluasi proses, dan pembelajaran
untuk
peserta
hasil.
yaitu,
sarana
pembelajaran,
dikategorikan
Fokus
meliputi
didik,
lingkungan
evaluasi
dan guru,
pembelajaran pada
sasaran
didik, kelengkapan dan keadaan sarana
evaluasi masukan. fokusi evaluasi proses
dan
p7embelajaran meliputi yaitu, strategi
prasarana
karakteristik
guru,
pembelajaran yang dilaksanakan, media
pembelajaran,
pembelajaran, cara mengajar yang di-
strategi pembelajaran yang sesuai dengan
laksanakan, dan minat, sikap serta cara
mata pelajaran, serta keadaan lingkungan
belajar, dapat dikategorikan pada sasaran
kurikulum
dan
pembelajaran,
dan
kesiapan
materi
163
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id evaluasi proses. Fokus evaluasi pem-
Tabel 3. Kisi-kisi teknik pengumpulan data dan
belajaran yaitu, pengukuran hasil belajar
analisis data RSBI di SMK Negeri 5 Surakarta .
kompetensi siswa dapat dikategorikan pada sasaran evaluasi hasil. Teknik pengumpulan data penelitian ini
meliputi
metode
wawancara
(interview), studi dokumen (documentary study),
dan
observasi
(observation).
Teknik pengumpulan data dan analisis data yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu pada kriteria komponen evaluasi meliputi antecedents (masukan), transactions
(proses),
output
dengan
fokus
penelitian
sasaran
mutu
RSBI
SMK
(hasil),
berdasarkan Negeri
5
Surakarta. Kisi-kisi teknik pengumpulan data dan analisis data, kriteria komponen evaluasi meliputi antecedents (masukan), transactions
(proses),
output
dengan
fokus
penelitian
sasaran
mutu
RSBI
SMK
(hasil),
berdasarkan Negeri
5
Surakarta, dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut.
164
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Tabel 4. Case order effect matrix RSBI
HASIL PENELITIAN Temuan hasil penelitian evaluasi program
SMK Negeri 5 Surakarta.
sekolah bertaraf internasional (RSBI) di SMK Negeri 5 Surakarta menggunakan model Stake’s Countenance Model. Tolok ukur kriteria komponen evaluasi penelitian ini meliputi masukan (antecedents), proses
(transactions),
hasil
(output).
Fokus penelitian berdasarkan pelaksanaan sasaran mutu RSBI SMK Negeri 5 Surakarta. Pengukuran dilakukan pada setiap fokus evaluasi yang dievaluasi dalam
bentuk
persentase
yang
di-
rangkum dalam case order effect matrix. Pembandingan
diakukan
antara
pe-
laksanaan RSBI dengan standar target sasaran mutu RSBI di SMK Negeri 5 Surakarta
Pengambilan
keputusan
di-
lakukan untuk mengetahui efektivitas setiap
komponen
evaluasi.
Kriteria
evaluasi
yang
komponen
di-
evaluasi
masukan (antecedents) meliputi aspek program antara lain; 1) akreditasi, 2) peserta didik, 3) kurikulum, 4) pendidik dan tenaga kependidikan, 5) sarana dan prasarana, 6) pengelolaan, 7) pembiayaan, 8) penilaian, 9) kultur sekolah. Kriteria komponen evaluasi proses (transactions) mencakup satu (1) aspek program proses pembelajaran.
Kriteria
komponen
evaluasi hasil (output) mencakup satu (1) aspek program pencapaian hasil lulusan. Temuan hasil penelitian kaitannya pelaksanaan
ketercapaian
sasaran
mutu
RSBI SMK Negeri 5 Surakarta dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.
165
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id PEMBAHASAN
sehingga mempengaruhi prosentase ke-
a. Evaluasi Masukan (Antecedents)
tercapaian sasaran mutu akreditasi RSBI
Evaluasi masukan (antecedents) terdapat
SMK Negeri 5 Surakarta.
29 (dua puluh sembilan) sasaran mutu
Efektivitas aspek program peserta
RSBI SMK Negeri 5 Surakarta tahun
didik RSBI SMK Negeri 5 Surakarta,
pelajaran 2011/ 2012. Menurut hasil
tercapai 155%. Efektivitas aspek program
temuan
29
peserta didik begitu tinggi dikarenakan
sasaran mutu, 38 indikator program, 9
target sasaran mutu semua indikator
aspek
program tercapai. Tingkat ketercapaian
penelitian, program
ketercapaian evaluasi
masukan
(antecedents).
pelaksanaan sasaran mutu RSBI paling
Efektivitas aspek program akreditasi
tinggi yaitu indikator program ketertiban
RSBI SMK Negeri 5 Surakarta tercapai
dan kedisiplinan siswa. Sekolah dalam
94,7%. Hal ini dikarenakan target sasaran
menjaga
mutu
indikator program terakreditasi
melalui koordinasi antara lini kerja BK,
dari BAN/ SM belum tercapai. Sasaran
bertanggung jawab pada lini kerja WKS 2
mutu minimal mendapat hasil nilai A (95)
kesiswaan. Hal yang dilakukan dalam
dalam akreditasi oleh BAN/ SM, belum
menjaga
tercapai.
5
siswa, yaitu saat awal tahun ajaran baru
Surakarta sampai tahun pelajaran 2011/
BK melakukan sosialisasi kepada siswa
2012 baru mencapai hasil akreditasi nilai
tentang tata tertib dan kedisiplinan di-
A (90) dari BAN/ SM. Pelaksanaan RSBI
lingkungan
SMK
sosialisasi
Akreditasi
Negeri
5
SMK
Surakarta
Negeri
mengalami
ketertiban
ketertiban
dan
dan
sekolah. buku
tata
BK
kedisiplinan
kedisiplinan
melakukan
tertib
sebagai
kendala, hal ini mungkin juga dialami
pedoman dan pegangan tata tertib siswa
oleh
Terdapat
SMK Negeri 5 Surakarta. Buku tata tertib
empat (4) hal kendala yang dirasa berat
berisi tentang larangan, kewajiban siswa,
oleh SMK Negeri 5 Surakarta kaitannya
mengenai seragam, mengenai kehadiran,
pelaksanaan RSBI. Kendala pelaksanaan
aturan
RSBI di SMK Negeri 5 Surakarta antara
pelanggaran
lain: 1) networking kerjasama dengan
ketertiban dan kedisiplinan. Selain itu
luar negeri, 2) pengembangan IT system
buku tata tertib juga mengatur sanksi-
(ICT), 3) penguasaan dan pelaksanaan
sanksi atas pelanggaran ketertiban dan
bahasa
kedisiplinan meliputi pelanggaran ringan,
sekolah
RSBI
inggris,
4)
lainnya.
peningkatan
SDM
meninggalkan
pelajaran,
berdasarkan
poin
kaitannya dengan pendidik dan tenaga
pelanggaran
kependidikan
S-2.
berat. Sebagai pelaksana ketertiban dan
Empat hal kendala pelaksanaan RSBI
kedisiplinan di sekolah adalah tim STP2K,
tersebut memiliki poin yang sangat besar
yaitu bagian lini kerja WKS 2 kesiswaan.
dengan
kualifikasi
166
sedang, dan
kredit
jenis
pelanggaran
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id STP2K bertugas sebagai penindak ke-
menghadapi tes tenaga kerja, melanjut-
tertiban
disekolah.
kan studi, dan kaitannya menghadapi
Sedangkan, BK sebagai tim yang me-
masa depan. Sebagai contoh yaitu apabila
nindaklanjuti
di-
ada sosialisasi dari instansi/ lembaga
lakukan oleh siswa dengan memberikan
dari Perguruan Tinggi, jam BK dikelas
arahan supaya tidak terulang kembali.
dapat digunakan untuk sosialisasi dari
Hal ini dilakukan oleh BK secara rutin
instansi
setiap
sangkutan. Namun, apabila siswa ingin
dan
kedisiplinan pelanggaran
bulan
sebagai
yang
laporan,
yaitu
Perguruan
dengan menginput data pelanggaran ke-
melakukan
tertiban dan kedisiplinan siswa disekolah
individu,
kemudian diprint out. Setelah diprint out
konsultasi.
Tinggi
konsultasi BK
yang
secara
memberikan
ber-
khusus
pelayanan
kemudian dibagikan kepada setiap per-
Efektivitas aspek program kurikulum
walian BK. Masing-masing perwalian BK
RSBI SMK Negeri 5 Surakarta, tercapai
kemudian menindaklanjuti laporan ke-
49,6%.
tertiban dan kedisiplinan siswa dalam
kurikulum begitu rendah dikarenakan 3
arti membina dan mengarahkan siswa.
(tiga)
Optimalisasi BK dalam pembinaan baik
program belum tercapai. Sasaran mutu
ketertiban dan kedisiplinan siswa tidak
indikator program KTSP spektrum 2008
hanya dari pemberian kredit poin pe-
dan
langgaran tapi juga membimbing dan
penyusunan silabus, salah satunya belum
membina siswa disekolah. Upaya yang
tercapai.
dilakukan BK dalam bentuk tindakan
tercapai, yaitu rata-rata tingkat kepuasan
preventif
siswa
dengan
adanya
jam
pem-
Efektivitas target
aspek
sasaran
komponen
terhadap
mutu
kegiatan
Sasaran
program
mutu
berdasarkan yang
pelayanan
belum
kurikulum.
bimbingan secara klasikal dikelas. Selain
Pelaksanaan
itu,
hanya tercapai 49,7%, dikarenakan SMK
setiap
perwalian
BK mempunyai
sasaran
indikator
Negeri
kelas dengan porsi selama 1 jam pelajar-
pengembangan kurikulum implementatif
an dengan memberikan materi BK secara
kaitannya kebijakan RSBI. Dengan adanya
umum. Apabila ada siswa melakukan
pengembangan
kasus-kasus khusus, pembimbingan dan
kurikulum
pembinaan dibawa ke BK untuk men-
berdampak bertambahnya jam pelajaran
dapatkan
pelayanan
tatap muka per minggu, yang sebelumnya
Mengenai
pembimbingan
individu.
Surakarta
tersebut
jadwal pembimbingan dan pembinaan di-
secara
5
mutu
dan
dengan
melakukan
sinkronisasi dunia
industri
karir
siswa
42 jam per minggu dikembangkan men-
akan
tetapi
jadi 57 jam per minggu. Hal ini ber-
penekanannya ada dikelas XII. Bimbingan
dampak pada jadwal pulang sekolah
karir oleh BK melalui pelayanan untuk
siswa menjadi sore atau malam. Orang
dimulai
dari
kelas
X,
167
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id tua
dan
jadwal
Efektifitas aspek program pendidik dan
pulang sekolah sore atau malam yang
tenaga kependidikan begitu tinggi, hal ini
menyebabkan siswa lelah dan kecapekan,
dipengaruhi oleh realisasai ketercapaian
sehingga siswa menjadi kurang optimal
sasaran mutu. Pelaksanaan sasaran mutu
dalam
Karena
aspek program pendidik dan tenaga ke-
pelajaran di SMK, porsi pelajaran praktek
pendidikan, ada yang sangat tinggi, dan
lebih besar dari pada pelajaran teori. E-
ada yang sangat rendah. Terdapat 2 (dua)
learning program merupakan
sasaran
sasaran mutu yang tingkat ketercapaian-
administrasi
nya sangat tinggi. Pertama, sasaran mutu
pengajaran dan jadwal proses belajar
indikator program peningkatan kualitas
mengajar. Minimal 50% jumlah mata
penguasaan bahasa inggris SDM, yaitu
pelajaran tiap program studi telah me-
minimal dari jumlah
laksanakan pembelajaran dengan materi
TOEIC/ TOEFL dengan nilai ≥ 450. Pe-
power point tersimpan dalam server dan
laksanaan sasaran mutu ini tercapai 76%.
dapat diakses oleh siswa merupakan
Sekolah mengirimkan guru sebanyak 100
sasaran
program
orang untuk mengikuti tes TOEIC di
pengelolaan administrasi akademik siswa
lembaga LEC, tetapi guru yang mengikuti
berbasis TIK dan sarana prasarana pem-
tes sebanyak 91 orang. Jumlah guru yang
belajaran dan evaluasi. Kedua sasaran
lulus tes TOEIC dengan nilai > 450 se-
mutu tersebut belum tercapai. Hal ini
banyak 70 orang. Sedangkan, jumlah
dikarenakan
baru
guru yang lulus tes TOEIC dengan niai <
berjalan satu tahun terakhir di tahun
450 sebanyak 21 orang. Kedua, sasaran
pelajaran 2011/ 2012. Pelaksanaan kedua
mutu
sasaran mutu tersebut dilakukan secara
kompetensi
bertahap,
minimal 20% guru produktif mengikuti
mutu
siswa
mengeluhkan
menyerap
indikator
pelajaran.
program
mutu
evaluasi.
indikator
E-learning
maka Selain
program
belum itu,
dilakukan
pelaksanaan
E-
dan
indikator
guru
program
guru
dinyatakan
lulus tes
peningkatan
produktif, lulus
yaitu
dalam
uji
learning program baru dilaksanakan di
kompetensi sesuai dengan bidangnya.
program
(Rekayasa
Pelaksanaan sasaran mutu ini tercapai
Perangkat Lunak). Prosentase ketercapai-
34%. Upaya peningkatan kompetensi guru
an sasaran mutu belum diketahui karena
produktif melalui Diklat. Pelaksanaan
belum
diklat
keahlian
dilakukan
RPL
evaluasi,
maka
diikuti
oleh
guru
produktif
efektivitas pelaksanaan kedua sasaran
sekalian ikut uji kompetensi bagi guru
mutu dianggap 0%.
produktif.
Efektivitas aspek program pendidik dan
tenaga
Negeri
5
kependidikan
Surakarta,
RSBI
tercapai
Diklat
uji
kompetensi
di-
lakukan oleh BP Dikjur Provinsi. Diklat
SMK
uji kompetensi di ikuti oleh guru seluruh
188,5%.
program keahlian yaitu program keahlian
168
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id teknik mesin, teknik otomotif, teknik
Efektivitas aspek program sarana dan
elektro, teknik sipil atau bangunan. Ter-
prasarana RSBI SMK Negeri 5 Surakarta,
dapat 2 (dua) sasaran mutu yang tingkat
tercapai
ketercapaiannya sangat rendah. Pertama,
program sarana dan prasarana begitu
sasaran
belum optimal, hal ini dipengaruhi oleh
mutu indikator program pe-
85,75%.
Efektifitas
ningkatan kualitas SDM dan peningkatan
rendahnya
kualitas pengembangan diri SDM, yaitu
sasaran
minimal 10 guru melanjutkan studi S-2
Indikator program tersebut diantaranya
sesuai dengan bidangnya di Perguruan
yaitu,
Tinggi
Pelaksanaan
ketersediaan peralatan pembelajaran IT,
guru
yang
ketersediaan ruang/ bengkel, ketersedia-
melanjutkan studi S-2 baru sebanyak 6
an peralatan, ketersediaan bahan habis
orang. Guru yang melanjutkan studi S-2
pakai,
sesuai dengan bidangnya di perguruan
tangga. Terdapat 2 (dua) sasaran mutu
tinggi terakreditasi A sebanyak 2 orang.
indikator tersebut yang tingkat keter-
Kendala terdapat pada biaya untuk me-
capaiannya
lanjutkan studi S-2. Pihak sekolah akan
sasaran mutu minimal 85% pengadaan
mengupayakan untuk stimulant untuk
sarana
bantuan pendaftaran, biaya semesteran,
produktif dapat terlaksanakan dari daftar
tapi masih belum terlaksanakan, masih
kebutuhan sarana prasarana yang ter-
dalam
tahap
Kedua,
cantum di RAKS. Pelaksanaan sasaran
sasaran
mutu indikator program pe-
mutu ini belum tercapai, baru tercapai
terakreditasi
sasaran
mutu
ini
A. yaitu,
perencanaan.
realisasai
aspek
mutu
indikator
ketersediaan
dan
ketercapaian
fasilitas
ketersediaan
begitu
dan
program.
alat
rendah.
prasarana
bengkel,
rumah
Pertama,
pembelajaran
ningkatan kualitas SDM dalam bidang IT,
66,6%. Pelaksanaan
yaitu semua guru mampu memfasilitasi
prasarana pembelajaran produktif baru
pembelajaran berbasis TIK. Pelaksanaan
tercapai untuk mesin dan bahan praktek,
sasaran mutu ini terdapat kendala, yaitu
sedangkan
motivasi guru dalam melaksanaan proses
dalam proses pemenuhan yang dilakukan
pembelajaran dengan memanfaatkan IT
secara bertahap. Mulai tahun pelajaran
masih
segi
2012/ 2013 akan dilakukan pembangun-
belum
an fisik gedung ruang kelas. Sebenarnya
terpasang LCD untuk proses pembelajar-
mulai tahun 2012 SMK Negeri 5 Surakarta
an.
mendapatkan
kurang.
fasilitas,
mutu
setiap
Prosentase tidak
Selain
itu,
ruang
dari
kelas
ketercapaian
diketahui
karena
sasaran
fasilitas
pengadaan sarana
yang
bantuan
lain
untuk
masih
Sekolah
karena
Model sebesar 9,9 Milyar untuk me-
sasaran mutu tidak ditetapkan dalam
menuhi fasilitas bengkel bagi seluruh
prosentase, maka efektivitas pelaksanaan
program keahlian. Fasilitas bengkel SMK
sasaran mutu dianggap 0%.
Negeri 5 Surakarta dibandingkan dengan
169
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Sekolah lain, SMK 5 dirasa paling me-
pengelolaan tergolong tinggi, hal ini di-
madai dan lengkap guna menunjang
pengaruhi oleh tercapainya target 2 (dua)
proses KBM. Sebagai contoh kapasitas
sasaran
mesin dibengkel program keahlian teknik
Pertama,
mesin
Ketersediaan
optimalisasi waktu pembayaran BOP dari
ruang bengkel di setiap program keahlian
siswa, dimana pelaksanaannya melebihi
sudah memadai. Ruang bengkel program
target yang ditentukan. Sasaran mutu
keahlian teknik sudah overload fasilitas
tersebur
mesin, saat ini masih berlangsung pem-
koordinasi WKS 3: minimal 34% siswa
bangunan gedung bengkel. Ketersediaan
membayar BOP sebelum tanggal 11 setiap
peralatan
diketahui
bulannya, dari jumlah siswa yang mem-
bahwa fasilitas berbasis IT sudah lengkap
punyai kewajiban membayar BOP me-
di setiap program keahlian. Mulai tahun
nurut RAKS, tercapai 46%. Pelaksanaan
pelajaran 2012/ 2013 setiap ruang kelas
sasaran mutu tersebut pada awalnya
baru akan dilengkapi dengan LCD untuk
yang bertanggung jawab adalah lini kerja
proses KBM. Kedua, sasaran mutu tingkat
WKS 3 Ketenagaan, kemudian
kepuasan
sarana
pelaksanaannya tanggungjawab dialihkan
prasarana sekolah 55%. Tingkat keter-
di lini kerja urusan TU (Tata Usaha).
capaian sasaran mutu tersebut rendah
Pelaksanaan sasaran mutu pembayaran
dan belum tercapai, baru tercapai 23%.
BOP sebelum tanggal 11, rata-rata setiap
Dalam pengadaan kelengkapan sarana
bulan terkadang tercapai dan terkadang
dan prasarana membutuhkan biaya yang
tidak. Tetapi bila dirata-rata selama satu
tidak
semester target sasaran mutu tercapai.
bahkan
overload.
pembelajaran
siswa
sedikit.
IT
terhadap
Selain
itu,
kurangnya
mutu
indikator
program.
mutu
indikator
sasaran
yaitu,
wali
dibawah
dalam
tingkat kepedulian SDM SMK Negeri 5
Sehingga,
Surakarta
dan
sebelum tanggal 11 dibuat laporan per
yang
bulan, ketercapaian sasaran mutu dilihat
dalam
merawat sarana
memanfaatkan dan
prasarana
laporan
kelas
dari
sarana prasarana saat ini, pihak sekolah
Kedua,
mendapatkan dana dari bantuan sekolah
indikator program SMM ISO Sekolah,
model. Dana bantuan sekolah model
yaitu
dapat
pengadaan
9001: 2008 dalam surveillance audit ke-3
barang kaitannya sarana dan prasarana
pada bulan Mei 2012. Prosentase keter-
sekolah.
capaian sasaran mutu tidak ditentukan
dalam
Efektivitas aspek program pengelola-
selama
tercapainya mempertahankan
satu
BOP
tersedia. Permasalahan biaya pengadaan
membantu
rata-rata
pembayaran
semester.
sasaran sertifikat
mutu ISO
dalam target prosentase, maka efektivitas
an RSBI SMK Negeri 5 Surakarta, tercapai
pelaksanaan
118,9%.
tercapai 100%. SMK Negeri 5 Surakarta
Efektifitas
aspek
program
170
sasaran
mutu
dianggap
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id sudah melaksanakan ISO sejak tahun
Selain itu, keuangan sekolah diperiksa
2006. SMK Negeri 5 Surakarta melaksana-
dari lembaga Inspektorat setiap tahun.
kan SMM ISO berarti mengacu pada persyaratan-persyaratan
ISO
RSBI SMK Negeri 5 Surakarta adalah
manajemen mutu. Pelaksanaan ISO di
efektif 100%. Efektifitas aspek program
SMK Negeri 5 Surakarta tidak jauh ber-
penilaian dipengaruhi oleh tercapainya 2
beda dengan sekolah lain yang sudah
(dua) sasaran mutu. Prosentase keter-
melaksanakan
me-
capaian sasaran mutu tidak ditentukan
rupakan standarisasi manajemen mutu
dalam target prosentase, maka efektivitas
pengelolaan. Meskipun sasaran mutu ini
pelaksanaan kedua sasaran mutu di-
tercapai, akan tetapi sertifikat ISO 9001:
anggap tercapai 100%. Sasaran mutu
2008 belum di kirim ke SMK Negeri 5
indikator program standar target KKM
Surakarta.
sekolah, yaitu KKM masing-masing mata
ISO,
standar
Efektivitas aspek program Penilaian
karena
ISO
Efektivitas aspek program Pembiaya-
pelajaran
dan
kompetensi
kejuruan
an RSBI SMK Negeri 5 Surakarta adalah
minimal 7,5. Standar KKM sekolah karena
efektif 100%. Efektifitas aspek program
tuntutan SMK RSBI maka KKM 7,5 untuk
pembiayaan dipengaruhi oleh tercapainya
seluruh program keahlian. Nilai KKM di-
sasaran mutu indikator program sumber
pengaruhi oleh tiga komponen antara
pembiayaan,
keuangan
lain intake siswa baru, SDM, dan sarana
sekolah. Pelaksanaan sasaran mutu ter-
prasarana. Masukan siswa baru tidak ada
capai, yaitu menerapkan model pem-
masalah karena peminat pendaftar di
biayaan yang efisien untuk mencapai
SMK Negeri 5 Surakarta sangat tinggi dan
berbagai target indikator kunci minimal
nilai UN juga tinggi, sedangkan untuk
maupun
sarana
RAPBS,
tambahan.
dan
Prosentase
keter-
prasarana
sudah
memadai.
capaian sasaran mutu tidak ditentukan
Sasaran mutu indikator program standar
dalam target prosentase, maka efektivitas
penilaian, yaitu berbasis IT, scanner LJK.
pelaksanaan sasaran mutu dianggap ter-
Pengadaan alat scanner LJK dilakukan
capai 100%. Efisiensi pembiayan dapat
dengan adanya program sekolah model,
tercapai, karena keuangan sekolah di-
alat
lakukan berdasarkan skala prioritas ke-
mampu untuk kapasitas banyak, dan
butuhan dan penyusunan RKAS setiap
sekarang sudah ada alat scanner LJK
tahun pelajaran baru. Transparansi di-
yang mampu untuk kapasitas banyak.
lakukan dengan penyusunan LPJ keuang-
Penilaian di SMK Negeri 5 Surakarta,
an yang disampaikan kepada pemerintah,
standar
Kota Surakarata, dan Komite Sekolah.
evaluasi semester gasal dan genap tidak
yang
sudah
penilaian
ada
ternyata
untuk
nilai
tidak
hasil
dipakai sebagai tolok ukur asil belajar
171
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id siswa.
Sehingga,
evaluasi
sudah diinventarisasi berdasarkan ruang
semester gasal dan genap tidak dipakai
kelas. Sehingga, meja dan kursi diberi
sebagai nilai raport. Nilai raport diambil
identitas berdasarkan ruang kelas, maka
dari rata-rata nilai ulangan harian uji
meja dan kursi tidak dapat berpindah-
kompetensi (UK) berdasarkan KSK atau
pindah.
KKG, karena sekolah sudah menerapkan
bersihan dan tindak lanjut diketahui
kategori grup KTSP. Apabila siswa tidak
bahwa fasilitas kebersihan sudah ter-
memenuhi target kompetensi atau KSK,
sedia, misalnya tempat sampah dan alat
maka siswa harus mengulang untuk me-
kebersihan
menuhi target kompetensi untuk me-
taman di lingkungan bengkel diserahkan
nempuh SKKD berikutnya.
kepada ketua program keahlian masing-
Efektivitas
nilai
aspek
hasil
program
kultur
Sedangkan,
masing.
pemantauan
ke-
lainnya. Untuk kebersihan
Sedangkan,
kebersihan
dan
sekolah RSBI SMK Negeri 5 Surakarta,
perawatan
taman
sekolah
tercapai 100%. Sasaran mutu indikator
tanggung
jawab
lini
program penataan lingkungan sekolah
prasarana. Kebersihan dapat terwujud
dan pemantauan kebersihan dan tindak
apabila
lanjut,
stakeholder peduli untuk menjaga ke-
yaitu
tercipta
green
school.
seluruh
bersihan
dan
merawat
kan dan tercapai. Prosentase ketercapai-
bersihan
yang
tersedia
an sasaran mutu tidak ditentukan dalam
sekolah.
target prosentase, maka efektivitas pe-
Berdasarkan
kerja
warga
Sasaran mutu tersebut sudah terlaksana-
merupakan sarana
sekolah
dan
fasilitas
ke-
dilingkungan
keterangan
table
14
laksanaan kedua sasaran mutu dianggap
evaluasi masukan (antecedents) dan pen-
tercapai 100%. Sasaran mutu ini terwujud
jelasan
melalui
green
pelaksanaan ketercapaian sasaran mutu
school dengan terlaksananya penanaman
setiap indikator program, maka dapat
kelapa sawit di sekolah, namun perlu di-
diketahui
tingkatkan untuk green school. Penataan
program akreditasi RSBI SMK Negeri 5
lingkungan
Surakarta
pelaksanaan
sekolah
program
diketahui
bahwa
hasil
temuan
bahwa, tercapai
penelitian
efektivitas 94,7%.
aspek
Efektivitas
untuk lingkungan taman baru sebatas
aspek program peserta didik, tercapai
survey untuk segala kekurangan dalam
155%.
penataan
kurikulum, tercapai
taman. Sedangkan penataan
Efektivitas
aspek
program
49,6%. Efektivitas
lingkungan bengkel diserahkan kepada
aspek program pendidik dan tenaga ke-
ketua program keahlian masing-masing.
pendidikan, tercapai 188,5%. Efektivitas
Ruang
aspek program sarana dan prasarana,
kelas
sudah
ditata,
penataan
setiap ruang kelas terdapat 36 buah meja
tercapai
dan kursi. Meja dan kursi ruang kelas
program pengelolaan, tercapai 118,9%.
172
85,75%.
Efektivitas
aspek
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Efektivitas aspek program Pembiayaan
nya juara 1 tingkat provinsi. Pelaksanaan
efektif 100%. Efektivitas aspek program
sasaran mutu tersebut, yaitu lomba yang
Penilaian, tercapi 100%. Efektivitas aspek
diikuti 7 mata lomba. Jumlah
program kultur sekolah, terwujud 100%.
tingkat kota yang dicapai tidak ada,
juara
karena ditingkat kota tidak diadakan b. Evaluasi Proses (Transactions)
lomba LKS, SMK Negeri 5 Surakarta
Evaluasi proses (transactions) terdapat 3
ditunjuk langsung untuk mewakili LKS
(tiga) sasaran mutu RSBI SMK Negeri 5
ditingkat
Surakarta tahun pelajaran 2011/ 2012.
provinsi tidak ada, hanya memenangkan
Menurut hasil temuan penelitian, keter-
juara 2. Efektivitas pelaksanaan sasaran
capaian 3 sasaran mutu, 5 indikator
mutu ini, tercapai 23,3%.
program,
1
aspek
program
provinsi.
Juara
1
tingkat
evaluasi
proses (transactions). Efektivitas aspek
c. Evaluasi Hasil (Output)
proses pembelajaran RSBI SMK Negeri 5
Evaluasi hasil (output) terdapat 5 (lima)
Surakarta,
sasaran
aspek
tercapai
program
42,1%.
proses
Efektifitas
mutu
RSBI
SMK
Negeri
5
pembelajaran
Surakarta tahun pelajaran 2011/ 2012.
tergolong rendah, hal ini dipengaruhi
Menurut hasil temuan penelitian, keter-
oleh tingkat ketercapaian 2 (dua) sasaran
capaian 5 sasaran mutu, 3 indikator
mutu
indikator
program.
Pertama,
program, 1 aspek program evaluasi hasil
indikator
program
(output). Efektivitas aspek pencapaian
optimalisasi KBM produktif, optimaliasasi
lulusan RSBI SMK Negeri 5 Surakarta,
uji
tercapai 95,5%. Efektifitas aspek program
sasaran
mutu
teori
kejuruan,
optimalisasi
uji
praktek kejuruan. Sasaran mutu tersebut,
pencapaian
yaitu minimal terwujud 1 MoU/ kerja-
tingkat ketercapian 5 (lima) sasaran mutu
sama dengan sekolah/ DU/ DI/ lembaga
dari 3 (tiga) indikator program. Indikator
luar negeri. Pelaksanaan sasaran mutu ini
program kualitas lulusan memiliki 3
belum terwujud satu kerjasama dengan
(tiga) sasaran mutu, yaitu 1) rata-rata
pihak
keter-
nilai ujian nasional (UN) 7,5, 2) Nilai rata-
capaian sasaran mutu tidak ditentukan
rata ujian nasional peringkat 5 SMK
dalam target prosentase, maka efektivitas
Negeri dan Swasta sekota Surakarta, 3)
pelaksanaan sasaran mutu ini dianggap
minimal
0%.
indikator
sertifikat
TOEIC
program kegiatan LKS, yaitu mengikuti
Indikator
program
LKS tingkat kota minimal 8 bidang lomba,
memiliki sasaran mutu, yaitu tingkat ke-
minimal 2 diantaranya mewakili lomba
lulusan 96% dari jumlah peserta ujian
tingkat provinsi, dan minimal 2 diantara-
berdasarkan hasil nilai ujian nasional
luar
Kedua,
negeri.
sasaran
Prosentase
mutu
173
lulusan
62%
dipengaruhi
jumlah
tamatan
REGIONAL kuantitas
≥
oleh
ber400.
lulusan
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id murni. Pelaksanaan sasaran mutu yang
pada dunia kerja yang relevan dalam
terkait dengan ujian nasional tercapai
masa tunggu 1 tahun, dan 66% DU/ DI
100%. Hasil ujian nasional murni SMK
puas. SMK Negeri 5 Surakarta melalui
Negeri 5 Surakarta menduduki peringkat
BKK (Bursa Kerja Khusus) menyalurkan
4 SMK 5 SMK Negeri dan Swasta sekota
tamatan untuk dapat bekerja di DU/ DI.
Surakarta. Pelaksanaan ujian nasional
BKK SMK Negeri 5 Surakarta memiliki
SMK Negeri 5 Surakarta diikuti oleh
tugas
sejumlah 456 siswa, dan lulus 100%.
tamatan dalam DU/ DI. Mekanisme tugas
Rata-rata nilai UN siswa adalah 7,5 untuk
dan fungsi BKK yaitu menjembatani atau
nilai murni. Upaya peningkatan kualitas
menyalurkan tamatan seluruh program
lulusan SMK Negeri 5 Surakarta kaitannya
keahlian SMK Negeri 5 untuk mendapat-
nilai UN (Ujian Nasional) siswa, dilaksana-
kan pekerjaan di DU/ DI. Penyaluran
kan pemantapan, tambahan jam pelajar-
tamatan
an, dan try out UN. Try out UN dilakukan
antara sekolah dengan pihak industri.
sampai
sedangkan
Hasil penelusuran tamatan sebanyak 50%
tambahan jam pelajaran dilaksanakan
bekerja di DU/ DI, 18% melanjutkan
setelah
ketiga.
kuliah di perguruan tinggi, lainnya ber-
Sedangkan, pelaksanaan sasaran mutu
wirausaha, dan sebagian tidak tertelusuri
minimal
ber-
karena penelusuran data tamatan juga
sertifikat TOEIC regional ≥ 400, tercapai
sulit dilakukan. Walaupun, penelusuran
70,61%. Pelaksanaan tes TOEIC, terdapat
tamatan sudah dilakukan menggunakan
2 (dua) tes, yang pertama diadakan oleh
angket.
sebanyak try
out
62%
3
kali,
UN
jumlah
yang tamatan
dan
fungsi
dilakukan
pokok
melalui
penyaluran
kerjasama
pihak pemerintah, dan yang kedua pihak sekolah mengadakan secara mandiri. Tes
KESIMPULAN
TOEIC yang diadakan oleh pemerintah
a. Evaluasi Masukan (Antecedents)
diikuti sebanyak 120 siswa. Sedangkan
Berdasarkan komponen evaluasi masuk-
tes TOEIC yang diadakan mandiri pihak
an (antecedents) terdapat 9 (sembilan)
sekolah
siswa
aspek program, 38 (tiga puluh delapan)
melalui kerjasama dengan instansi LEC.
indikator program, dan 29 (dua puluh
Sasaran mutu indikator program yaitu,
sembilan) sasaran mutu. Sembilan aspek
minimal 62% dari jumlah tamatan dapat
program antara lain: a) akreditasi, b)
terserap pada dunia kerja yang relevan
peserta didik, c) kurikulum, d) pendidik
dalam masa tunggu 1 (satu) tahun dan
dan tenaga kependidikan, e) sarana dan
minimal 88% DU/ DI puas. Pelaksanaan
prasarana, f) pengelolaan, g) pembiayaan,
sasaran mutu tersebut belum tercapai,
h) penilaian, i) kultur sekolah. Pelaksana-
50% dari jumlah tamatan dapat terserap
an ketercapaian sasaran mutu setiap
diikuti
oleh
seluruh
174
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id indikator program menunjukkan bahwa,
3 (tiga) indikator program, dan 5 (lima)
efektivitas aspek program akreditasi ter-
sasaran mutu. Aspek program tersebut,
capai 94,7%. Efektivitas aspek program
yaitu
peserta didik, tercapai 155%. Efektivitas
laksanaan
aspek
tercapai
setiap indikator program menunjukkan
49,6%. Efektivitas aspek program pen-
bahwa, efektivitas aspek program pen-
didik dan tenaga kependidikan, tercapai
capaian hasil lulusan, tercapai 95,5%.
188,5%. Efektivitas aspek program sarana
Rata-rata
dan
(output) RSBI SMK Negeri 5 Surakarta
program
kurikulum,
prasarana,
tercapai
85,75%.
Efektivitas aspek program pengelolaan, tercapai
118,9%.
Efektivitas
program
Pembiayaan
pencapaian
hasil
ketercapaian
efektivitas
lulusan. sasaran
Pemutu
evaluasi
hasil
adalah 95,5%.
aspek
efektif
100%.
SARAN
Efektivitas aspek program Penilaian, ter-
Berdasarkan hasil analisis data penelitian
capai 100%. Efektivitas aspek program
di lapangan, kesimpulan, dan implikasi
kultur sekolah, terwujud 100%. Rata-rata
maka dapat dikemukakan beberapa saran
efektivitas
atau rekomendasi sebagai berikut:
evaluasi
(antecedents)
RSBI
masukan
SMK
Negeri
5
1. Umum, banyaknya ketercapaian target
Surakarta adalah 110,3%.
sasaran
mutu
indikator
program
setiap aspek program pada komponen b. Evaluasi Proses (Transactions)
evaluasi,
Berdasarkan komponen evaluasi proses
laksanaan
(transactions) terdapat 1 (satu) aspek
Surakarta efektif. Meskipun masih ter-
program, 5 (lima) indikator program, dan
dapat target sasaran mutu yang tidak
3 (tiga) sasaran mutu. Aspek program
tercapai
tersebut, yaitu proses pembelajaran. Pe-
dengan pelaksanaan program RSBI,
laksanaan
yang memerlukan perbaikan. Sehingga,
ketercapaian
sasaran
mutu
menunjukkan RSBI
di
ataupun
bahwa
SMK
pe-
Negeri
kurang
sesuai
setiap indikator program menunjukkan
keberhasilan
bahwa, efektivitas aspek program proses
mutu dapat dijadikan acuan, sedang-
pembelajaran, tercapai 42,1%. Rata-rata
kan pelaksanaan sasaran mutu yang
efektivitas evaluasi proses (transactions)
belum berhasil dijadikan pertimbang-
RSBI SMK Negeri 5 Surakarta adalah
an optimalisasi pelaksanaan program
42,1%.
RSBI. 2. Khusus, komponen
beberapa
saran
sasaran
atau
rekomendasi yang perlu diperhatikan
c. Evaluasi Hasil (Output) Berdasarkan
pelaksanaan
5
evaluasi hasil
untuk penyempurnaan program RSBI,
(output) terdapat 1 (satu) aspek program,
sebagai berikut:
175
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id a. SMK Negeri 5 Surakarta
(6) Sekolah
(1) Sekolah perlu merumuskan dan melaksanakan
sasaran
program
yang
RSBI
perlu
menjaga
meningkatkan,
kebersihan,
fasilitas
umum, dan green school.
mutu
mengacu
(7) Sekolah perlu melakukan inovasi
pada standar pelaksanaan SBI
dan meningkatkan peran BKK
dalam
(Bursa
Permendiknas
No.
78
tahun 2009.
Kerja
Khusus)
dalam
penyaluran tamatan di DU/ DI.
(2) Sekolah sebaiknya meningkatkan
b. Dinas
Pendidikan
Provinsi
Jawa
dan berorientasi pada pelaksana-
Tengah dan Dinas Pendidikan Kota
an proses pembelajaran, tidak
Surakarta
hanya
Untuk
menekankan
pada
meningkatkan
efektivitas
fasilitas, sarana prasarana, dan
pelaksanaan program RSBI untuk
administrasi pembelajaran.
menjadi SBI, maka sebaiknya tidak
(3) Sekolah perlu segera mewujud-
hanya memonitoring berdasarkan
kan kerjasama dengan sekolah/
administratif
DU/ DI dengan lembaga luar
monitoring
negeri.
pelaksanaan RSBI di sekolah.
(4) Sumber pembiayaan dari siswa
c. Direktorat
tapi
juga
berdasarkan Pembinaan
meproses
Sekolah
kiranya dapat dikurangi dengan
Menengah Kejuruan (Dit. P. SMK)
memberdayakan
daya
Perlu intens memonitor, evaluasi,
yang dimiliki sekolah
melalui
dan supervise untuk mengetahui
optimalisasi
factory,
tingkat
sumber
teaching
efektivitas
pelaksanaan
bussines inovation, atau bussines
program RSBI, sehingga dapat di-
manufacture.Bentuk transparansi
jadikan dasar perbaikan program
pembiayaan
pendidikan SBI untuk meningkatkan
publikasikan
sekolah
perlu di-
kepada
publik,
kualitas pendidikan.
supaya masyarakat mengetahui,
d. Para Peneliti Lain
sehingga dapat dilakukan pem-
Perlu dilakukan penelitian lanjutan
berdayaan pembiayaan sekolah
evaluasi program pendidikan untuk
melalui stakeholder.
meningkatkan kualitas pendidikan
(5) Bagi tenaga pendidik sebaiknya lebih
termotivasi
mengembangkan
potensi
sesuai tujuan pendidikan nasional,
untuk
khususnya
tentang
program RSBI dan SBI.
SDM
maupun melanjutkan studi S-2, dengan tidak menunggu stimulus dan fasilitas dari sekolah.
176
kebijakan
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 154-177) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010. Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010. Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Renstra Depdiknas Tahun 2010-2014. Jakarta: Depdiknas. Rencana Kegiatan Sekolah SMK Negeri 5 Surakarta. RPJMN. 2009. Evaluasi 4 Tahun Pelaksanaan RPJMN 2004-2009. Jakarta: BAPPENAS. Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: P.T. Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2003. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknik dan Kejuruan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. ________________. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: P.T. Bumi Aksara. Soeharto. 1988. Disain Instruksional: Sebuah Pendekatan Praktis Untuk Pendidikan Tehnologi dan Kejuruan. Jakarta: Depdikbud. Sutrisno Hadi. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Sukamto. 1983. Pengembangan Pendidikan Kejuruan Menyongsong Pembangunan Jangka Panjang ke2. Yogyakarta: Pusat Pengembangan pada Masyarakat IKIP .Yogyakarta. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Prakteknya. Yogjakarta : P.T. Bumi Aksara Team. 2007. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Surakarta: PPS UNS.
DAFTAR PUSTAKA BSNP. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. Djuju Sudjana. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: P.T. Rosda Karya. Eko Putro Widiyoko. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hendarman. 2011. ”Kajian Terhadap Keberadaan dan Pendanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Volume 17, 373-381. H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. __________. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. http://id.wikipedia.org/wiki/Esemka, diakses pada tanggal 10 februari 2012 waktu 23.04 WIB Jawa Pos Edisi 4 Januari 2012. Headline News ”Program RSBI Gagal Total”. Jawa Pos. Kartini Kartono. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Mandar Maju. Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 Tahun 1990. Tentang Pendidikan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 Tahun 1991. Tentang Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22, 23, 24 Tahun 2006. Tentang Standar Isi, SKL, dan Pelaksanaan. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 78 Tahun 2009. Tentang Penyelenggaraan
177