Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 178-188) http://jurnal.pasca.uns.ac.id ANALISIS KETERKAITAN BAHAN AJAR IPS DENGAN MUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP NEGERI I NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Sri Basuki 1 Sri Yutmini 2 Sri Anitah Wiryawan 2 1
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS
2
Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS ABSTRACT The objectives of this research are to analyze: (1) the relation of the instructional materials of Social Science and the character education content to the results of researches in the character-based Social Science learning; (2) the constraints encountered and the solutions to the constraints in the implementation of character education in relation to the instructional materials of Social Science at State Junior Secondary School I of Ngadirojo, Wonogiri regency; and (3) the results of the implementation of character education in relation to the instructional materials of Social Science at State Junior Secondary School I of Ngadirojo, Wonogiri regency. Based on the results of the analysis, conclusions are drawn as follows: 1) The relation between the instructional materials of Social Science which contain the character education internalized to the students have not appeared deep as reflected by the instructional materials presented. 2) The constraints encountered in the instructional materials of Social Science are that the students have low learning motivation, and low ability; the teachers meet difficulties in preparing the instructional materials of Social Science which contain the character values, the facilities and infrastructures to support the learning process are limited, and the school is lack of guideline book which contains the character values. To deal with the constraints, the school has established relations with the related stakeholders, has conducted supervision toward the students’ behavior in collaboration with the students’ parents and community. The teachers have motivated the students and exemplified how the students should develop their character values. 3) The results of the use of the instructional materials of Social Science which contain the character values at State Junior Secondary School I of Ngadirojo, Wonogiri regency are not good enough. The results of the implementation have not appeared clearly and have not been well-measured. The evaluation system on the character values on the Social Science subject matter has not been implemented comprehensively. Keywords: instructional materials and character values.
design pendidikan karakter untuk setiap
PENDAHULUAN Sebagai upaya
untuk
meningkatkan
kesadaran
dan
mutu
pendidikan
karakter,
Kementerian
Pendidikan
Nasional
pun
mengembangkan
[email protected]
jalur,
jenjang
dan
jenis
satuan
pendidikan. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologi dan
grand
sosial
178
kultural
yang
dikelompokkan
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 178-188) http://jurnal.pasca.uns.ac.id dalam olah hati, olah pikir, olah raga dan
dicapai
kinestetik dan
pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan
olah
rasa dan
karsa.
Namun semua itu tidak tertumpu pada pelayanan
pendididkan
di
manakala
program-program
dengan baik.
sekolah.
Pendidikan karakter adalah sebuah
Sebagaimana UU No. 20 Tahun 2003
upaya
Tentang sistem Pendidikan Nasional pada
manusia untuk menuju standar-standar
pasal 13 ayat 1 menyebutkan,
tertentu
bahwa
untuk
membimbing
atau
perilaku
aturan-aturan
yang
jalur pendidikan terdiri atas pendidikan
disepakati. Upaya ini juga memberi jalan
formal, nonformal, dan informal yang
untuk menghargai persepsi dan nilai-nilai
dapat
dan
pribadi yang ditampilkan di sekolah.
memperkaya. Pendidikan informal jalur
Fokus pendidikan karakter adalah pada
pendidikan
tujuan-tujuan
saling
melengkapi
keluarga
sesungguhnya
dan
memiliki
lingkungan peran
dan
meliputi
etika
dan
penguatan
prakteknya kecakapan-
konstribusi yang sangat besar dalam
kecakapan yang penting yang mencakup
keberhasilan pendidikan.
perkembangan sosial siswa.
Pendidikan karakter sendiri dapat
Agar nilai-nilai karakter tidak hanya
diintegrasikan dalam pembelajaran pada
pada tataran kognitif, tapi menyentuh
setiap mata pelajaran yang berkaitan
pada internal dan pengamanan nyata di
dengan
kehidupan
norma
atau
nilai-nilai
yang
sehari-hari,
perlu
dengan konteks kehidupan sehari-hari
pembelajaran
salah satunya adalah mata pelajaran IPS.
sebagaimana
Dengan demikian pembelajaran nilai-nilai
perangkat pembelajaran yang ada belum
karakter hanya pada tataran kognitif, tapi
mendukung terintegrasinya pendidikan
menyentuh
dan
karakter kedalam mata pelajaran. Salah
pengamanan nyata di kehidupan sehari-
satu perangkatnya adalah produk bahan
hari peserta didik.
ajar yang menyertakan nilai-nilai karakter
Tujuan
yang memadai. Namun, diuraikan
di
depan,
di dalamnya. Oleh karena itu pendidikan
mengembangkan
karakter bangsa dipercaya akan sangat
potensi peserta didik agar peka terhadap
menentukan kelanggengannya. Apabila
masalah sosial yang terjadi di dalam
suatu negara kehilangan karakter, boleh
masyarakat,
jadi bangsa tersebut akan kehilangan
positif
ialah
Ilmu
perangkat
Pengetahuan
Sosial
utama
internal
dengan
didik
dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan
pada
didukung
peserta
untuk
memiliki
terhadap
sikap
mental
perbaikan
segala
segala-galanya.
ketimpangan yang terjadi, dan terampil
Secara umum penelitian ini bertujuan
mengatasi setiap masalah yang terjadi
menghasilkan suatu Model Muatan Nilai-
sehari-hari baik yang menimpa dirinya
Nilai Karakter dalam Bahan Ajar IPS SMP
sendiri
Berbasis
maupun
masyarakat.
Tujuan
yang
menimpa
tersebut
dapat
Kontektual
meningkatkan
179
agar
Pemahaman
Nilai
dapat dan
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 178-188) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Kepekaan Sosial Siswa dan menganalisis
(Sanapsiah Faisal, 2008: 18). Penelitian
keterkaitan bahan ajar pembelajaran IPS
kualitatif adalah penelitian yang tidak
dengan
muatan
ada
menggunakan angka dalam mengumpul-
dengan
hasil-hasil
bidang
kan data dalam memberikan penafsiran
karakter
yang
penelitian
pembelajaran IPS berbasis karakter.
terhadap hasilnya, atau dengan kata lain penelitian yang dalam mengumpulkan
METODE PENELITIAN
data–data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
penafsiran tidak menggunakan rumus-
I
rumus
Ngadirojo,
Kecamatan
Kabupaten
Wonogiri.
laksanakan
selama
Ngadirojo,
Penelitian
dan
dalam
statistik
memberikan
(Suharsimi
Arikunto,
di-
2002: 10). Data yang diperoleh dengan
bulan
melalui wawancara, dilengkapi, diperkuat
berturut–turut selama semester I tahun
dan disempurnakan dengan penggunaan
pelajaran 2012/2013 dimulai pada bulan
metode observasi dan studi dokumenter.
empat
Juli 2012 sampai dengan Oktober 2012.
Untuk memperoleh data yang valid,
Jenis penelitian ini adalah deskritif
data dikumpulkan melalui teknik sebagai
ini
berikut: (1) Wawancara untuk menge-
yang
tahui secara langsung data dari nara
diperoleh di lapangan dan permasalahan-
sumber tentang bahan ajar IPS dengan
nya,
muatan
kualitatif
karena
didasarkan
penelitian
pada
kemudian
data-data data-data
dianalisis.
Hal
ini
pendapat
(Sutopo,
sesuai
tersebut dengan
2002:35)
karakter
(2)
Observasi
(pengamatan): untuk mengamati secara
yang
langsung
kegiatan
pembelajaran
IPS
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
dengan muatan karakter di SMP Negeri I
adalah penelitian yang menekankan pada
Ngadirojo,
catatan
Analisis
yang
menggambarkan
situasi
Kabupaten
Dokumen:
(3)
Analisis
dokumen
semua
informasi
sebenarnya untuk mendukung penyajian
dilakukan
data dan berusaha menganalilsis data
tertulis, baik yang tersurat maupun yang
dengan semua kekayaan wataknya yang
tersirat terkait dengan penelitian. (4)
penuh nuansa, selekat mungkin dengan
Angket
bentuk
merupakan
aslinya
seperti
pada
waktu
dicatat.
terhadap
Wonogiri
(Questionnaire): daftar
pengumpulan
Dalam penelitian ini menggunakan
pengumpulan
pertanyaan
data
penelitian.
data
atau
strategi penelitian deskriptif kualitatif
pertanyaan
dan multi metode. Penelitian deskriptif
dilakukan
yang dimaksudkan adalah eksplorasi dan
tertulis. (Sutopo, 2006:81).
klarifikasi mengenai sebuah fenomena atau
kenyataan
soaial,
dengan
jalan
mendesrepsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti
180
kepada secara
Kuesionare Teknik
pengajuan
informan
lesan
bagi
atau
biasa secara
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 178-188) http://jurnal.pasca.uns.ac.id HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kabar,
1.
ENCARTA, Ensiklopedia dan situs
Hasil Penelitian a. Keterkaitan
bahan
ajar
observasi
audio
visual
sejarah.
IPS
Penggunaan lingkungan sekitar
dengan pendidikan karakter . Berdasarkan
bahan
dan
sebagai sumber belajar, juga telah
analisis dokumen berupa Silabus,
diterapkan.
RPP, dan bahan ajar IPS yang
sekolah, selain melayani kebutuh-
digunakan
di
an siswa juga merupakan tempat
Ngadirojo
sebagai
SMP
Negeri
I
perangkat
ada
keterkaitan
koperasi
belajar kegiatan ekonomi.
pembelajaran telah menunjukkan bahwa
Adanya
Berdasarkan hasil temuan di
antara
atas berbagai bahan ajar yang
bahan ajar IPS dengan muatan
telah digunakan di SMP Negeri I
pendidikan
karakter,
Ngadirojo belum adanya nilai-nilai
dibuktikan
pada
Kompetensi
dan
Dasar serta
hal
ini
Standar
karakter
Kompetensi
rumusan
dalam
indikator
yang bahan
memdalam.
dikembangkan ajar
IPS
Sistem
secara
penilaian
pada Silabus mata pelajaran IPS
dalam pembelajaran IPS khusus-
Kelas
nya yang menyangkut nilai-nilai
VII.
Bahan
ajar
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) bagi Kelas
karakter
VII di SMP Negeri I Ngadirojo
mengukur
menggunakan
nilai-nilai karakter yang ada.
beberapa
sumber
atau buku dari berbagai penerbit,
b. Kendala
juga
belum
tingkat yang
bisa
pencapaian
ditemui
dalam
diantaranya: (1). Muh. Nurdin, SW.
penanaman
Warsito, Muh. Nursa’ban, “Mari
dalam bahan ajar IPS di SMP
Belajar
Negeri I Ngadirojo.
IPS”
BSE.
(2)
Dibyo
nilai-nilai
karakter
Soegimo, Sugiyanto, Suwanto. “IPS
Kendala pelaksanaan pembelajar-
Geografi untuk SMP/Mts” Grahadi.
an IPS dengan muatan nilai-nilai
(3) Drs. Suwanto dkk, “Sejarah
karakter
Nasional & Umum” Aneka Ilmu. (4)
Ngadirojo, adalah sebagai berikut:
Suroso, Mugiyono, “IPS Ekonomi”
(1) Keadaan dan kemampuan awal
Tiga Serangkai
siswa yang motivasi belajarnya
Selain buku-buku tersebut di
di
SMP
Negeri
I
masih rendah, karena berasal dari
atas, bahan ajar yang digunakan di
keluarga
Kelas VII SMP Negeri I Ngadirojo
ekonominya menengah kebawah
juga meng-gunakan LKS (Lembar
serta kebanyakan tinggal bersama
Kerja Siswa), serta gambar-gambar
nenek dan anggota keluarga yang
peninggalan sejarah, peta, atlas,
lain.Sedangkan
globe,
banyakan merantau ke kota-kota
kaligrafi,
majalah,
surat
181
yang
keadaan
orang
sosial
tua
ke-
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 178-188) http://jurnal.pasca.uns.ac.id besar. (2) Guru masih mengalami
diantara guru dengan siswa, siswa
kesulitan dan keterbatasan waktu
dengan
untuk menyusun bahan ajar IPS
karyawan
yang
terbangun.
bermuatan
nilai-nilai
karakter. (3) Guru belum dapat mengoptimalkan
siswa, yang
Kegiatan
pemanfaatan
dan
seluruh
ada
sudah
pembiasaan
diri
di
sekolah sebelum pelajaran dimulai
bahan ajar IPS dengan nilai-nilai
juga
karakter, terutama sumber belajar
membaca
berbasis
bantu
bersama, dan selalu tegur sapa
serta
lingkungan
atau jabat tangan bila bertemu
kegiatan
masyarakat
dengan guru, teman atau warga
ICT
pembelajaran alam
dan
sekolah
dan
alat
untuk
pembelajaran.
kegiatan
sekolah
dilakukan, kitab
yang
seperti
suci,
lain.
berdoa
Sikap
dan
Keterbatasan
perilaku siswa juga tidak ada yang
dana dan sarana prasarana yang
melampaui batas–batas kewajaran.
mendukung proses pembelajaran
Jarang
IPS
kriminalitas, arogansi, dan sikap
dengan
karakter
(4)
telah
muatan
secara
nilai-nilai
optimal.
(5)
terjadi
tindakan
tercela yang lain.
Kurangnya buku panduan atau
Tingkat kedisiplinan siswa juga
bahan ajar IPS yang memuat nilai-
cukup baik. Pukul 6.30 setiap
nilai karakter yang berbasis lokal
harinya siswa sudah melaksana-
dan berwawasan global.
kan kegiatan pembiasaan diri di
c. Penggunaan dengan
bahan
muatan
karakter
di
IPS
sekolah. Pukul 07.00 tepat pem-
nilai
belajaran telah siap dimulai. Selain
ajar
nilai
SMP
–
Negeri
kedisilinan
I
siswa
Ngadrojo Berdasarkan
pengamatan, peneliti
penelitian,
dalam
juga
melaksanakan
keterangan dan wawancara yang diperoleh
waktu
belajar, para
disiplin
dalam
tugas-tugas
yang
diberikan guru.
selama
Kedisiplinan
pelaksanaan
tercermin
siswa
dalam
ini
juga
pencapaian
pendidikan karakter secara umum
prestasi belajar akademik dan non
di SMP Negeri I Ngadirojo telah
akademik. SMP Negeri I Ngadirojo
berjalan dengan baik. Hali ini juga
memduduki peringkat 10 Ujian
ditandaskan
Kepala
Nasional se Kabupaten Wonogiri.
pelaksanaan
Prestasi non Akademik yang juga
Sekolah pendidikan
keterangan
bahwa
telah
diraih adalah prestasi di bidang
perilaku
olahraga,yaitu mempunyai atlet-
kehidupan sehari-hari di sekolah.
atlet panahan di tingkat Propinsi,
Interaksi
Klub
tercermin
karakter dalam sosial
yang
terjalin
182
bola
volley
juara
Popda
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 178-188) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Kabupaten
dan
Kabupaten
mewakili
Wonogiri
di
menerapkan
tingkat
belajar dan pembelajaran (Gagne &
Propinsi.
Driscoll,
Kegiatan pembinaan kedisiplinan
selalu
periodik,
diterapkan
penerapan teori-teori belajar dan
terus
menerus.
1989:16) penyusunan buku ajar
Latihan
Disiplin
(LDK),
Remaja
harus
Palang
(PMR),
Kepramukaan.
mendasarkan
diri
pada
analisis kebutuhan peserta didik
dan
.Penyusunan
buku
ajar
harus
Pelaksanaan
memasukkan aspek motivasional
pendidikan karakter secara umum
karena ketiadaan motivasi belajar
di
dapat
SMP
Negeri
berdasarkan observasi
I
Ngadirojo
angket,
serta
dan
hasil
pengamatan
mengakibatkan
buruknya
penampilan hasil belajar. Model
di
motivasional untuk pembelajaran
lapangan menyatakan bahwa rata-
dari
rata
relevance, confidence, satisfaction
nilai-nilai
karakter
cukup
baik. IPS
Keller
&
Kopp:
attention
(memunculkan hal ini dalam teks
Hasil penggunaan bahan ajar dengan
muatan
bahan ajar).
nilai–nilai
Prinsip-prinsip dalam pemilihan
karakter belum memuat semua
materi pembelajaran meliputi (1)
indikator dari nilai–nilai karakter
prinsip relevansi, (b) konsistensi
yang ada. Hal ini ditunjukkan dari
dan
KKM
Mapel
(c)
kecukupan.
yang
telah
relevansi
yaitu
7,2
baru
belajaran
hendaknya
relevan
mencapai rata–rata 6.8 kelas atau
memilki
keterkaitan
dengan
tingkat pencapaian sekitar ....%.
pencapaian dan
artinya
Prinsip
IPS
ditetapkan,
2.
yakni
pembelajaran (Gagne & Driscoll,
Kepemimpinan Merah
1989:35),
secara
dan
Pembinaan
prinsip-prinsip
standar
kompetensi
konsistensi
Pembahasan a. Keterkaitan
Bahan
Ajar
materi
pem-
kompetensi
dasar.
artinya
Prinsip adanya
keajegan antara bahan ajar dengan
IPS
dengan Pendidikan Karakter
kompetensi
Dari
dikuasai siswa.Prinsip kecukupan
temuan
penelitian
dapat
dasar
artinya
bahan ajar Ilmu Penetahuan Sosial
hendaknya cukup memadai dan
dengan muatan nilai-nilai karakter
membantu
di
kompetensi dasar yang diajarkan.
Negeri
I
Ngadirojo
Kabupaten Wonogiri, perlu adanya pengembangan Penyiapan
buku
lebih ajar
yang
harus
dikemukakan bahwa penggunaan
SMP
materi
yang
siswa
diajarkan menguasai
Berdasarkan analisis dokumen
lanjut.
dan
perlu
pengamatan
menunjukkan
bahwa perangkat pembelajaran IPS
183
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 178-188) http://jurnal.pasca.uns.ac.id yang digunakan di SMP Negeri I
hal ini menunjukkan persiapan
Ngadirojo, dimulai dari Silabus,
KBM mulai dari kegiatan awal, inti,
RPP
dan kegiatan akhir pembelajaran
dan
Bahan
ajar,
telah
menunjukkan adanya keterkaitan
sudah
antara materi dengan nilai-nilai
penerapan nilai-nilai karakter yang
karakter
dikembangkan.
dikembangkan dalam pembelajar-
Walaupun prosentase adanya nilai-
an. Walaupun dalam kegiatan inti
nilai
pembelajaran
yang
karakter
tersebut
belum
mencerminkan
belum
adanya
semuanya
mencakup setengahnya (50%) dari
menggunakan model pembelajar-
materi ajar IPS yang ada.
an yang baru.
Dengan adanya muatan nilai-
b Kendala
yang
dihadapi
dalam
nilai karakter dalam bahan ajar IPS
bahan ajar IPS dengan muatan
guru
dapat
nilai–nilai karakter
materi
ajar
mengembangkan dengan
menyusun
Pendidikan
adalah
proses
bahan ajar IPS dengan muatan
internalisasi budaya ke dalam diri
karakter
seseorang
namun
yang
berbasis
berwawasan
lokal
global,yang
dan
sehingga
membuat
masyarakat orang
dan
didukung oleh stakeholder yang
masyarakat
jadi
beradab.
ada. Dalam hal ini kegiatan MGMP
Pendidikan
bukan
merupakan
bagi guru perlu dioptimalkan.
sarana transfer ilmu pengetahuan
Penerapan pendidikan karakter
saja, tetapi lebih luas lagi yaitu
melalui pembelajaran IPS memang
sebagai sarana pembudayaan dan
perlu
pembelajaran
penyaluran nilai (enkulturisasi dan
yang didukung pula oleh sarana
sosialisasi). Anak harus mendapat
prasarana yang memadai, serta
pendidikan
dapat
lingkungan
dimensi
sebagai sumber belajar agar nilai-
Dimensi
kemanusiaan
nilai karakter yang dikembangkan
mencakup
tiga
dalam
dapat
mendasar, yaitu (1) afektif yang
(kontektual)
tercermin pada kualitas keimanan,
kehidupan sehari-
ketaqwaan, akhlak mulia termasuk
persiapan
menciptakan
pembelajaran
benar-benar
IPS
nyata
sesuai dengan hari.
budi
Berdasarkan
temuan
hasil
kan
kapasitas
telah
menyentuh kemanusiaan.
serta
hal
itu paling
keribadian
unggul, dan kompetensi estetis, (2) kognitif
guru
dasar
luhur
kegiatan pembelajaran menunjukbahwa
yang
mem-
yang
tercermin
pikir
dan
pada daya
persiapkan Rencana Pelaksanaan
intelektual untuk menggali dan
Pembelajaran
sebelum
mengembangkan serta menguasai
kegiatan KBM berlangsung. Dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi,
(RPP)
184
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 178-188) http://jurnal.pasca.uns.ac.id dan
(3)
Psikomotorik
tercermin
pada
kecakapan
prilaku sesuai dengan nilai-nilai
kemampuan
karakter
ketrampilan
Selain itu,pemberian contoh dan
mengembangkan teknis,
yang
praktis,
dan
suri
kompetensi kinestetis.
yang
teladan
kentara
Berbagai kendala yang dihadapi
dikembangkan.
dari
guru
sangat
tercermin
dalam
lingkungan sekolah. Penggunaan
dalam pembelajaran IPS dengan
perpustakaan
muatan
sarana belajar juga digiatkan.
pendidikan
adalah sebagai
karakter
sekolah
sebagai
berikut: kurang
Alternatif pemecahan masalah
tersedianya dana yang mendukung
tentang pendidikan karakter di
sarana
SMP
prasarana
pembelajaran,
keterbatasan pengetahuan
guru
mengembangkan
Negeri
kemampuan
dilalakukan
IPS
stagholder
dalam
bahan
ajar,
terhadap
I
Ngadirojo jalinan
terkait,
telah
dengan
pengawasan
perilaku
siswa
di
belum adanya bahan ajar IPS yang
lingkungan masyarakat menjalin
bermuatan
berwawasan
hubungan yang harmonis dengan
global. Selain itu kemampuan awal
orang tua siswa dan masyarakat
siswa
sekitar.
lokal
juga
mempengaruhi
keberhasilan pendidikan karakter
c. Penggunaan
yang dikembangkan. Rata-rata
siswa
berasal
dari
bahan
ajar
IPS
dengan
muatan
nilai–nilai
karakter
di
Negeri
SMP
I
keluarga dengan keadaan sosial
Ngadirojo
ekonomi
Pendidikan menurut John Dewey
yang
menengah
ke
bawah, dengan kebanyakan orang
adalah
tua siswa merantau ke kota–kota
kecakapan
besar
atau
intelektual dan emosional ke arah
ini
alam dan sesama manusia. Tujuan
siswa
pendidikan dalam hal ini agar
yaitu motivasi belajarnya kurang.
generasi muda sebagai penerus
Karena di rumah hanya tinggal
generasi tua dapat menghayati,
bersama
memahami,
sebagai
pedagang
karyawan
pabrik.
membawa
dampak
nenek
Hal pada
atau
anggota
keluarga yang lain.
proses
pembentukan
fundamental
secara
mengamalkan
nilai-
nilai atau norma–norma tersebut
Cara mengatasi kendala yang
dengan cara mewariskan segala
timbul saat ini,dalam pelaksanaan
pengalaman,
pendidikan karakter di SMP Negeri
mampuan, dan ketrampilan yang
I
melatarbelakangi
nilai-nilai
dan
norma–norma
hidup
dan
Ngadirojo
berjuang memotivasi
adalah
keras siswa
para dan untuk
guru selalu ber-
kehidupan.
185
pengetahuan,
ke-
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 178-188) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Menurut Simon Philips dalam
sehingga
ketika
muncul
tidak
buku Relfeksi Karakter Bangsa,
perlu
(2008:235)
adalah
demikian, karakter bangsa sebagai
kumpulan tata nilai yang menuju
kondisi watak yang merupakan
pada suatu sistem,yang melandasi
identitas bangsa.
karakter
pemikiran,
sikap,
dan
perilaku
yang
92007:80)
itu,
Koesoemo
Dengan
A
dilakukan
sesudah
sebelum
pembelajaran,
dan yaitu:
bahwa
membaca surat-surat pendek bagi
ke-
siswa yang muslim dan membaca
pribadian. Kepribadian dianggap
kitab suci bagi siswa non muslim,
sebagai ciri atau karakteristik atau
dan selalu tegur sapa bila bertemu
gaya
dari
dengan guru, teman atau keluarga
dari
besar sekolah, serta saling jabat
bentukan-bentukan yang diterima
tangan antar siswa dengan siswa,
dari
siswa
karakter
menyatakan
lagi.
Kegiatan pembiasaan bagi siswa
yang ditampilkan. Sementara
dipikrkan
sama
atau
seseorang
dengan
sifat yang
khas
besumber
lingkungan,
misalnya
dengan
guru,
dan
guru
keluarga pada masa kecil dan juga
dengan guru juga selalu dilakukan
bawaan seseorang sejak lahir.
setiap hari sebagai pembiasaan
“Prof.
Suyanto
menyatakan
bahwa
adalah
cara
Ph.D
penananman nilai-nilai karakter di
karakter
berpikir
sekolah.
dan
Penanaman nilai-nilai karakter
berperilaku yang menjadi ciri khas
juga
tiap individu untuk hidup dan
kurikuler seperti karawitan, olah
bekerja sama, dalam lingkungan
raga,
keluarga, masyarakat ,bangsa dan
kegiatan
negara. Individu yang berkarakter
kegiatan karawitan sering diguna-
baik adalah individu yang bisa
kan dalam acara di masyarakat.
membuat
bisa
Kegiatan di bidang olahraga yang
tiap
menonjol
keputusan
dan
mempertanggungjawabkan
melalui dan
kegiatan
ekstra-
kepramukaan keagamaan.
adalah
Bahkan
panahan
volley
buat. Imam Ghozali menganggap
mendukung
bahwa
pendidikan karakter di sekolah.
lebih
dekat
dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia
dalam
perbuatan dalam bersikap,
yang
diri atau
kegiatan
pelaksanaan
Hasil analisis nilai-nilai karakter
atau
dari angket yang telah disebarkan
menyatu
kepada 30 siswa kelas VII F SMP
bersikap, telah
semua
dan
akibat dari keputusan yang ia karakter
ball,
serta
manusia perbuatan
dalam
Negeri
yang
I
Ngadirojo
diperoleh
rekapitulasi data sebagai berikut :
telah menyatu dalam diri manusia
186
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 178-188) http://jurnal.pasca.uns.ac.id Tabel: 4.1. Distribusi rata- rata
terhadap rendah
nilai karakter NO
INDIKATOR NILAI KARAKTER
1. 2. 3. 4. 5. 6.
4,83 4,36 4,76 4,73 4,30 4,36
RATA-RATA
4,43
Berdasarkan nilai
distribusi
karakter
disajikan
di
dalam
dari
karena
keluarga
ekonomi
memang
dengan
menengah
sosial
ke
bawah
serta motivasi belajar dari orang tua dan lingkungan juga rendah. Selanjutnya tertinggi,
dapat
histogram
harga
rata-rata
religius (4,83) mendapat urutan
rata-rata
atas,
pula,
masih
kemampuan awal siswa berasal
RATARATA
Religius Kreatif Disiplin Gemar membaca Kerja keras Tanggung jawab
pembelajaran
hal
ini
membuktikan
juga bahwa penanaman nilai-nilai
di
bawah
karakter bidang religius cukup
ini:
berhasil. Hasil penggunaan bahan ajar
5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
IPS
dengan
karakter
muatan
dilihat
nilai–nilai
dari
tingkat
keberhasilan belajar siswa, rata– rata nilai belum mencapai KKM yang
telah
ditetap-kan.
Sistem
penilaian yang di-gunakan juga belum
mengukur
keberhasilan nilai
tingkat
penanaman
karakter.
nilai–
Penilaian
baru
sebatas pengukuran kognitif. Grafik 4.1. Grafik rata-rata nilai karakter Dari
diskripsi
data
di
KESIMPULAN
atas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diketahui harga rata-rata nilai-nilai
dilaksanakan di SMP Negeri I Ngadirojo
karakter (mean) adalah 4,43. Data
Kabupaten Wonogiri, dapat disimpulkan
dalam distribusi di atas (tabel:4.1)
sebagai berikut: (1) Keterkaitan dalam
jika dibandingkan harga rata-rata diantara
nilai-nilai
bahan ajar IPS dengan nilai-nilai karakter
karakter
yang
menunjukkan bahwa nilai karakter rendah
dari
motivasi
belum
dalam bahan ajar IPS tentang penanaman nilai-nilai karakter adalah (a) Sarana dan
ini sesuai dengan hasil temuan bahwa
siswa
yang disajikan. (2). Kendala yang ditemui
nilai-nilai
karakter yang dikembangkan. Hal peneliti,
pada
tampak mendalam tercermin pada materi
kerja keras (4,30) menunjukkan paling
ditanamkan
prasarana yang mendukung pembelajar-
siswa
an nilai-nilai karakter dalam bahan ajar
187
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2, 2013 (hal 178-188) http://jurnal.pasca.uns.ac.id IPS
belum
dimanfaatkan
Arismantoro. 2008. Tinjauan Berbagai Aspek Character Building: Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter?. Yogyakarta: Lemlit UNY-Tiara Ary Ginanjar Agustian, 2007. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spirtual: ESQ Emosional Spirtual question, Jakarta: Arga Asep Herry Hernawan, dkk, 2007, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Universitas terbuka. Bobbi dePorter Mark Reardo, & Sarah Singer–Nourie 2000. Quantum Teaching mempraktekkan Quantum Learning di Ruang Kelas (Terjemahan Ary Nilandari) Bandung: Kaifa Casmini, 2007, Emosional Parenting : Dasar-dasar Pengasuhan Kecerdasan Emosi Anak. Yogyakarta: Pilar Mediacti Dadang Sulaiman. 1993, Teknologi/Methodologi Pengajaran. Jakarta: Departemen P&K. Dirjen Dikti. Daniel Muijs & David Reynolds. 2008. Effective Teaching: Teori dan Aplikasi. (Edisi Terjemahan oleh Helly Prajitno Seotjipto dan Sri Mulyatini Soetjipto) Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dick, Walter, Lau Carey, & James O. Carey. 2001. The Systematic Design of Instruction, New York. Longman. Din Zainuddin. 2004, Pendidikan Budi Pekerti dalam Perspektif Islam. Jakarta. Al-Mawardi Prima. Hamid Darmadi. 2007. Dasar Konsep Pendidikan Moral: Landasan konsep dasar dan Implementasi .Bandung: Al, fabeta. Jack. C. Richard and Theodore S. Rogers. 2001, Approach and Methods in Language Teaching USA. Jalaludi Rahmat, 2005. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya Jujun S. Suriasumantri, 2000. Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer. Jakarta Pustaka Sinar Harapan. Masnur Muslich, 2010 Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional Bumi Aksara Nana Syaodih Sukmadinata, 2007, Pengembangan Kurikulum Teori danPraktek. PT Remaja Rosda Karya Bandung.
secara
maksimal. (b) Belum tersedianya bahan ajar IPS yang memuat nilai-nilai karakter secara mendalam, (c) Masih kurangnya kompetensi
guru
dalam
penyusunan
bahan ajar IPS dengan muatan nilai-nilai karakter yang harus ditanamkan pada siswa. (d) sistem penilaian mengenai nilai-nilai karakter pada mata pelajaran IPS
belum
dilaksanakan
secara
komprehensif (menyeluruh), baru sebatas hasil belajar atau nilai kognitif dalam mata
pelajaran
mengatasi
IPS.
Alternatif untuk
masalah
adalah:
(a)
mendayagunakan pertemuan guru sejenis MGMP di tingkat sekolah atau kabupaten untuk menyusun bahan ajar IPS dengan muatan nilai-nilai karakter (b) memberi pelatihan
khusus
kepada
tentang
pengembangan
para
guru
kompetensi
penyusunan bahan ajar dan penggunaan model pembelajaran yang inovatif. (3) Hasil penggunaan bahan ajar IPS dengan muatan niali-nilai karakter secara umum di SMP Negeri I Ngadirojo belum cukup baik.Karena belum semua indikator dari nilai-nilai karakter termuat dalam bahan ajar
IPS
yang
digunakan,hasil
pelaksanaan belum nampak dan belum terukur dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Agus Efendi, 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Kritik MI, EI, AQ & SuccesfullIntelligence atas IQ. Anderson, Lorin W. dkk. 2001. A Taxonomy for Learning Teaching and A Revesion of Bloom Taxonomy of Educational Obectives. New York: Longman
188