RENCANA PENYELENGGARAAN PS PPI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN JOHANNES ADHIJOSO TJONDRO
RAPIMNAS PII 10 Oktober 2016
LEGALITAS DAN LEMBAGA PENGELOLA TENAGA PENGAJAR KERJASAMA DENGAN KEMENTRIAN TERKAIT DAN PII
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR
Pasal 3
(1) Perguruan Tinggi yang dapat diberikan izin untuk menyelenggarakan Program Studi Program Profesi Insinyur harus memenuhi persyaratan: a. memiliki peringkat terakreditasi Perguruan Tinggi unggul atau A; b. memiliki paling sedikit 5 (lima) Program Studi Teknik; c. jumlah Program Studi Teknik peringkat terakreditasi unggul atau A paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari keseluruhan Program Studi Teknik; d. memiliki paling sedikit 6 (enam) Dosen tetap pada setiap Program Studi atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR
e.
f. g. h. i.
memiliki jumlah dosen yang telah sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dalam profesi keinsinyuran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dosen yang ditetapkan telah memiliki pengalaman kerja di industri; dosen yang ditetapkan mendapat rekomendasi dari PII; memiliki perjanjian kerja sama dengan kementerian terkait, PII, kalangan industri, dan/atau himpunan keahlian keinsinyuran yang telah terakreditasi oleh PII; telah menyusun kurikulum Program Studi Program Profesi Insinyur bersama dengan PII dan/atau himpunan keahlian keinsinyuran yang telah terakreditasi oleh PII.
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
Pasal 2 (1) Standar Nasional Pendidikan Tinggi terdiri atas: a. Standar Nasional Pendidikan; b. Standar Nasional Penelitian; dan c. Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat. Pasal 4 (1) Standar Nasional Pendidikan terdiri atas: a. standar kompetensi lulusan; b. standar isi pembelajaran; c. standar proses pembelajaran; d. standar penilaian pembelajaran; e. standar dosen dan tenaga kependidikan; f. standar sarana dan prasarana pembelajaran; g. standar pengelolaan pembelajaran; dan h. standar pembiayaan pembelajaran.
LEMBAGA PENGELOLA
TENAGA PENGAJAR
PROFIL LULUSAN PS PPI
KRITERIA DAN CARA SELEKSI
KRITERIA DAN CARA SELEKSI
KURIKULUM
RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN Dirumuskan oleh forum program studi sejenis
Tercantum dalam Lampiran SN Dikti
Panduan Penyusunan CPL Prodi – Kemdikbud 2014
RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN Sikap
Tercantum dalam Lampiran Permenristekdikti 44 tahun 2015 (dapat ditambah oleh perguruan tinggi)
Pengetahuan Ketrampilan Khusus Ketrampilan Ketrampilan Umum
disusun oleh: a. forum program studi sejenis atau nama lain yang setara; atau b. pengelola program studi dalam hal tidak memiliki forum program studi sejenis. Tercantum dalam Lampiran Permenristekdikti 44 tahun 2015 (dapat ditambah oleh perguruan tinggi) Pasal 7
ALUR PENYUSUNAN CAPAIAN PEMBELAJARAN
Panduan Penyusunan CPL Prodi – Kemdikbud 2014
SIKAP (PS SARJANA)
• bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; • menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika; • berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; • berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; • menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; • bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
SIKAP (PS SARJANA)
• taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; • menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; • menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; • menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan. • menyadari adanya kebutuhan untuk selalu belajar sepanjang masa • Mempunyai sikap kepemimpinan • Menghargai kearifan Lokal • Menginternalisasi spiritualitas dan nilai-nilai dasar Unpar
“ Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia “ CATUR KARSA - Prinsip Dasar :
1. Mengutamakan keluhuran budi 2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia 3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas & tanggung-jawabnya 4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesi keinsinyuran 19
SAPTA DHARMA - Tujuh Tuntunan Sikap dan Perilaku
Insinyur Indonesia senantiasa: 1. mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat 2. bekerja sesuai dengan kompetensinya 3. hanya menyatakan pendapat yg dapat dipertanggungjawabkan 4. menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung- jawab tugasnya 5. membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masingmasing 6. memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi 7. mengembangkan kemampuan profesionalnya 20
KETERAMPILAN UMUM (PS SARJANA) •
•
mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya;
•
mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
•
mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni.
•
mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
•
mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;
•
mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya nasional dan/atau internasional;
•
mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya;
•
mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri;
•
mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi;
KETERAMPILAN UMUM PS PPI •
mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya
•
mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif
•
mampu mengomunikasi-kan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya
•
mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat
•
mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui pelatihan dan pengalaman kerja
• mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program strategis organisasi •
mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya
KETRAMPILAN UMUM PS PPI •
mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya
•
mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya
• mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan kliennya • mampu bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya • mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri •
mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau pengembangan kebijakan nasional pada bidang profesinya; dan
• mampu mendokumen-tasikan, menyimpan, mengaudit, mengaman-kan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya
PENGUASAAN PENGETAHUAN (PS SARJANA) • menguasai konsep teoretis sains-teknik (engineering sciences), prinsip-prinsip teknik (engineering principles), dan perancangan teknik yang diperlukan untuk analisis teknik sipil • menguasai konsep sains alam dan prinsip dalam mengaplikasikan matematika teknik pada bidang teknik sipil • menguasai prinsip-prinsip peraturan, norma, standar, pedoman, dan manual baik secara nasional dan/atau internasional yang berlaku pada teknik sipil • menguasai prinsip dan mampu menjelaskan permasalahan terkini dalam ekonomi, sosial, ekologi secara umum baik nasional dan/atau internasional • menguasai pengetahuan tentang teknik komunikasi dan perkembangan teknologi terbaru dan terkini.
KETERAMPILAN KHUSUS (PS SARJANA) • mampu melakukan analisis dan perancangan yang standar dalam pada bidang teknik struktur, geoteknik, teknik transportasi, teknik sumber daya air, serta manajemen dan rekayasa konstruksi sepanjang siklus bangunan. • mampu menerapkan pengetahuan matematika, sains, dan rekayasa (engineering) • mampu merancang dan melaksanakan suatu eksperimen, serta mampu melaksanakan analisis dan intrepretasi data. • mampu merancang suatu sistem dan komponen atau prosesnya. • mampu mengidentifikasi, merumuskan, dan menyelesaikan masalahmasalah rekayasa (engineering) • mampu berpikir secara luas dan menyeluruh mengenai dampak aktivitas teknik sipil terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
KETERAMPILAN KHUSUS (PS SARJANA)
• mampu menggunakan teknik, ketrampilan, peralatan modern yang diperlukan dalam praktek.
• mampu menggunakan prinsip-prinsip, perangkat keras, dan perangkat lunak yang sesuai untuk analisis teknik dan menghasilkan gambar kerja, laporan, estimasi biaya, dan dokumen lain pada bidang teknik sipil • mampu melaksanakan eksperimen laboratorium dan lapangan sesuai standar pada bidang teknik sipil. • mampu memanfaatkan hasil pemetaan yang sesuai untuk pengukuran lahan dan/atau tata letak konstruksi • mampu merencanakan dan menyiapkan dokumen yang sesuai pada tahapan perancangan dan pelaksanaan. • mampu menghasilkan analisis ekonomi dan estimasi biaya berkaitan dengan perancangan, pelaksanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan pada bidang teknik sipil. • mampu memilih material dan metode konstruksi yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.
PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN • disusun untuk setiap mata kuliah dan • disajikan dalam rencana pembelajaran semester (RPS) atau istilah lain yang ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 12
RPS ATAU ISTILAH LAIN PALING SEDIKIT MEMUAT: •
nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu;
•
capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;.
•
kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan;
•
bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;
•
metode pembelajaran;
•
waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;
•
pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester;
•
kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan
•
daftar referensi yang digunakan. wajib ditinjau dan disesuaikan secara berkala dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 12
PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN • berlangsung dalam bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu. • dilaksanakan sesuai RPS atau istilah lain • yang terkait dengan penelitian mahasiswa wajib mengacu pada Standar Nasional Penelitian. • yang terkait dengan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa wajib mengacu pada Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat. Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 13
PROSES PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN KURIKULER • wajib dilakukan secara sistematis dan terstruktur melalui berbagai mata kuliah dan dengan beban belajar yang terukur. • wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah untuk mencapai kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam matakuliah dalam rangkaian pemenuhan CP lulusan.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 14
METODE PEMBELAJARAN •
dapat dipilih untuk pelaksanaan pembelajaran mata kuliah antara lain: • diskusi kelompok, • simulasi, • studi kasus, • pembelajaran kolaboratif, • pembelajaran kooperatif, • pembelajaran berbasis proyek, • pembelajaran berbasis masalah, atau
Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa metode pembelajaran dan diwadahi dalam suatu bentuk pembelajaran.
• metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 14
BENTUK PEMBELAJARAN •
kuliah;
•
responsi dan tutorial;
•
seminar; dan
•
praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan;
•
penelitian, perancangan, atau pengembangan
•
pengabdian kepada masyarakat
di bawah bimbingan dosen Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 14
Wajib bagi • program diploma empat, • program sarjana, • program profesi, • program magister, • program magister terapan, • program spesialis, • program doktor, dan • program doktor terapan Wajib bagi • program diploma empat, • program sarjana, • program profesi, • program spesialis,
BEBAN BELAJAR, SKS, SEMESTER • Beban belajar mahasiswa dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester (sks). • Semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester. • Satu tahun akademik terdiri atas 2 (dua) semester dan perguruan tinggi dapat menyelenggarakan semester antara.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 15
SEMESTER ANTARA • diselenggarakan: selama paling sedikit 8 (delapan) minggu • beban belajar mahasiswa paling banyak 9 (sembilan) sks • sesuai beban belajar mahasiswa untuk memenuhi capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. • tatap muka paling sedikit 16 (enam belas) kali termasuk ujian tengah semester antara dan ujian akhir semester antara.
PT dapat menetapkan kurang
BEBAN BELAJAR DAN MASA BELAJAR Program
Beban Belajar paling sedikit (sks)
Masa Belajar (tahun akademik)
Diploma I
36
Paling lama 2
Diploma II
72
Paling lama 3
Diploma III
108
Paling lama 5
Diploma IV,/Sarjana Terapan dan Sarjana
144
Paling lama 7
Profesi
24
Paling lama 3 setelah menyelesaikan program sarjana atau diploma IV/Sarjana Terapan
Magister, Magister Terapan, dan Spesialis
36
Paling lama 4 setelah menyelesaikan program sarjana atau diploma IV?Sarjana Terapan
Doktor, Doktor Terapan, dan SubSpesialis
42
Paling lama 7
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 16
KULIAH, RESPONSI DAN TUTORIAL • 1 sks = tatap muka 50 menit per minggu per semester;
+
penugasan terstruktur 50 menit per minggu per semester
+
mandiri 60 menit per minggu per semester.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 17
SEMINAR ATAU BENTUK LAIN YANG SEJENIS • 1 sks =
tatap muka 100 menit per minggu per semester;
+
belajar mandiri 70 menit per minggu per semester
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 17
SISTEM BLOK, MODUL • Perhitungan beban belajar dalam sistem blok, modul, atau bentuk lain ditetapkan sesuai dengan kebutuhan dalam memenuhi capaian pembelajaran
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 17
PROSES PEMBELAJARAN LAIN: • 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan/atau proses pembelajaran lain yang sejenis, 170 menit per minggu per semester.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 17
MAHASISWA BERPRESTASI AKADEMIK TINGGI • Beban belajar mahasiswa program diploma II, program diploma III, program diploma IV/sarjana terapan, dan program sarjana yang berprestasi akademik tinggi (IPS > 3,00 dan memenuhi etika akademik), setelah 2 semester pada tahun akademik yang pertama dapat mengambil maksimum 24 sks pada semester berikut.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 18
MAHASISWA BERPRESTASI AKADEMIK TINGGI • Mahasiswa program magister, program magister terapan, atau program yang setara yang berprestasi akademik tinggi (IPS > 3,50 dan memenuhi etika akademik) dapat melanjutkan ke program doktor atau program doktor terapan, setelah paling sedikit 2 semester mengikuti program magister atau program magister terapan, tanpa harus lulus terlebih dahulu dari program magister atau program magister terapan tersebut. • Mahasiswa program magister atau program magister terapan yang melanjutkan ke program doktor atau program doktor terapan harus menyelesaikan program magister atau program magister terapan sebelum menyelesaikan program doktor.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 18
KRITERIA DAN PROSEDUR PENILAIAN
STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN • Standar penilaian pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. • Cakupan penilaian proses dan hasil belajar: • prinsip penilaian; • teknik dan instrumen penilaian; • mekanisme dan prosedur penilaian; • pelaksanaan penilaian; • pelaporan penilaian; dan • kelulusan mahasiswa. Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 19
PRINSIP PENILAIAN Mencakup prinsip • edukatif, • otentik, • objektif, • akuntabel, dan • transparan yang dilakukan secara terintegrasi
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 20
TEKNIK DAN INSTRUMEN PENILAIAN
•
Teknik penilaian terdiri atas • observasi, • partisipasi,
Untuk penilaian sikap
• unjuk kerja, • tes tertulis, • tes lisan, dan • angket. •
Instrumen penilaian terdiri atas • penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau • penilaian hasil dalam bentuk portofolio atau karya desain.
•
Penilaian penguasaan pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus dilakukan dengan memilih satu atau kombinasi dari berbagi teknik dan instrumen penilaian
•
Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian yang digunakan.Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 21
MEKANISME DAN PROSEDUR PENILAIAN •
Mekanisme penilaian:
• menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian antara penilai dan yang dinilai sesuai dengan rencana pembelajaran; • melaksanakan proses penilaian sesuai dengan tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobot penilaian yang memuat prinsip penilaian • memberikan umpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian kepada mahasiswa; dan • mendokumentasikan penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa secara akuntabel dan transparan. •
Prosedur penilaian mencakup tahap perencanaan, kegiatan pemberian tugas atau soal, observasi kinerja, pengembalian hasil observasi, dan pemberian nilai akhir.
•
Prosedur penilaian pada tahap perencanaan dapat dilakukan melalui penilaian bertahap dan/atau penilaian ulang.
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 22
PELAKSANAAN PENILAIAN • Pelaksanaan penilaian dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran. • Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan oleh: • dosen pengampu atau tim dosen pengampu; • dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan mahasiswa; dan/atau • dosen pengampu atau tim dosen pengampu dengan mengikutsertakan pemangku kepentingan yang relevan. • Pelaksanaan penilaian untuk program subspesialis, program doktor, dan program doktor terapan wajib menyertakan tim penilai eksternal dari perguruan tinggi yang berbeda. Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 22
HASIL PENILAIAN • Hasil penilaian diumumkan kepada mahasiswa setelah satu tahap pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran. • Hasil penilaian CP lulusan di tiap semester dinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS). • Hasil penilaian CP lulusan pada akhir program studi dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK).
Permenristekdikti 44 2015 tentang SN Dikti Pasal 24
• Psl 25 (3) Mahasiswa program profesi, program spesialis, program magister, program magister terapan, program doktor, dan program doktor terapan dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 3,00 (tiga koma nol nol). •
(5) Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh: a. ijazah, bagi lulusan program diploma, program sarjana, program magister, program magister terapan, program doktor, dan program doktor terapan; b. sertifikat profesi, bagi lulusan program profesi; c. sertifikat kompetensi, bagi lulusan program pendidikan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya; d. gelar; dan e. surat keterangan pendamping ijazah, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.
• (6) Sertifikat profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b diterbitkan oleh perguruan tinggi bersama dengan Kementerian, Kementerian lain, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan/atau organisasi profesi. • (7) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c diterbitkan oleh perguruan tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
TERIMA KASIH