Edisi HUT PII 2012 | No. 58 | www.pii.or.id
ENGINEER MONTHLY PII Award 2012
Mendongkrak Minat jadi Insinyur I JAD
? R U INY
T.. U INAPS K A TA SI
Rancang Prototype Monorail Mental Inovasi Ada di Pundak Insinyur
editorial
Ir. Rudianto Handojo Direktur Eksekutif PII
Insinyur Mencerdaskan Bangsa Perkara menambah jumlah insinyur di Indonesia bukanlah perkara sederhana. Banyak pihak harus terlibat di dalamnya. Yang seharusnya paling berperan adalah pemerintah, melalui Ditjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan didukung oleh perguruan tinggi serta Persatuan Insinyur Indonesia (PII), sebagai asosiasi profesi insinyur di Indonesia. Tidak dimungkiri bahwa, dari beberapa data yang dipublikasikan, negara-negara dengan jumlah insinyur yang besar dan berkualitas, mempunyai daya saing dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Sebut saja Korea Selatan dan negara-negara yang tergabung dalam BRICS. Pada masa lalu kita melihat negara Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa Barat sebagai penguasa ekonomi dunia, yang saat ini terpuruk, yang disinyalir karena penurunan jumlah insinyurnya. Generasi muda di negara-negara tersebut lebih meminati bidang di luar keinsinyuran, seperti keuangan, hukum, dan pemasaran.
ENGINEER MONTHLY Pemimpin Umum Ir. Rudianto Handojo Pemimpin Redaksi Ir. Aries R. Prima Editor Ir. Aries R. Prima Ir. Aditya Warman Ir. Mahmudi Kontributor Biro Media PII Koordinator Promosi Ir. Erpandi Dalimunthe, MT Desain Grafis & Layout Elmoudy Freez Sekretariat PII Jl. Halimun 39 Jakarta 12980 Telp. 021-8352180 Fax. 021-83700663 Website : www.pii.or.id Email :
[email protected]
2 |
Jika menyimak data dari beberapa universitas negeri di Indonesia, tidak termasuk ITB, ITS, dan IPB, dalam setahun terakhir, minat lulusan SMA untuk meneruskan kuliah di bidang teknik tidaklah sebesar bidang pendidikan dokter, akuntasi, manajemen, dan hukum. Bahkan hanya program studi Teknik Informatika/Teknologi Informasi yang bertengger di urutan 10 dari berbagai program studi yang paling banyak diminati lulusan SMA. Beberapa kalangan menuding remunerasi yang rendah dari lulusan teknik ketika masuk di dunia kerja sebagai penyebab rendahnya minat di bidang ini. Hasil survey gaji dari sebuah lembaga independen menguatkan alasan ini. Gaji seorang sarjana teknik yang berkarir di bidang keinsinyuran, rata-rata, lebih rendah dari seorang sarjana yang bekerja di sektor perbankan, keuangan, dan pemasaran. Kalangan lain menunjuk ketidakjelasan karir dan kesempatan kerja sebagai penyebab rendahnya minat ini. Sebagai ilustrasi, seorang lulusan pendidikan dokter sudah tahu ia akan menjadi seorang dokter, yang minimal, bisa langsung bekerja dan berpraktik serta berpenghasilan. Tidak heran minat untuk masuk dalam bidang ini demikian tinggi. Pada edisi kali ini, kami menyuguhkan berbagai permasalahan dan kendala serta beberapa pendapat dan solusi untuk meningkatkan minat lulusan SMA untuk meneruskan kuliah di bidang teknik dengan dukungan data-data yang telah diolah dari berbagai sumber dan disajikan dalam beberapa infografis yang menarik dan mudah dibaca. Kami berharap, ke depannya, pihak-pihak terkait dapat merumuskan kebijakan dan rencana aksi untuk menumbuhkan minat dan jumlah sarjana teknik dan insinyur yang akan diperlukan dalam pembangunan untuk kemakmuran dan kecerdasan bangsa. Selamat membaca.
ENGINEER MONTHLY | No. 58 | Edisi HUT PII 2012
www.pii.or.id
update
Perbandingan Peminat Program Studi dengan Jumlah Kursi pada 17 Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia Total Peminat seluruh program studi
Total Jumlah Kursi seluruh program studi
714.941
11
59.109
3
% dari total peminat seluruh prodi
% dari total kursi seluruh prodi
1.868
75.583
kursi
peminat
PENDIDIKAN KEDOKTERAN
9
% dari total peminat seluruh prodi
5
% dari total kursi seluruh prodi
2.700
66.618
kursi
peminat
AKUNTANSI
9
% dari total peminat seluruh prodi
5%
62.997
kursi
dari total kursi seluruh prodi
2.067
peminat
MANAJEMEN
7
% dari total peminat seluruh prodi
7%
dari total kursi seluruh prodi
3.967
47.886 peminat
kursi
ILMU HUKUM
4
% dari total peminat seluruh prodi
1
% dari total kursi seluruh prodi
708
28.820 peminat
kursi
TEKNIK INFORMATIKA
3
2
% dari total peminat seluruh prodi
% dari total kursi seluruh prodi
1.188 kursi
21.396
peminat
TEKNIK SIPIL Data diolah dan divisualisasi oleh Biro Media PII | sumber data : SNMPTN, 2012
focus
k a r k g n Mendo
R U Y N I S N I i d a j t a in
M
Menurut data Kelly Service (2011), gaji fresh graduate staf akunting berkisar antara Rp.3,5 - 10 juta, staf di sektor perbankan berkisar antara Rp.4 - 11 juta, di sektor SDM berkisar antara Rp.3,5 - 12 juta, teknologi informasi (TI) berkisar antara Rp.3 - 15 juta. Sedangkan profesi engineering/teknis berkisar antara Rp.2,5 - 7 juta, sedikit di atas tenaga logistik dan distribusi yang besaran maksimumnya Rp. 6 juta.
B
egitupun di level ‘atas’. Direktur keuangan bisa mencapai Rp.150 juta, direktur di sektor perbankan Rp.125 juta, direktur SDM Rp.100 juta, direktur TI Rp.150 juta, dan direktur logistik/distribusi Rp.90 juta. Direktur di bidang Engineering/Teknis maksimum Rp.75 juta, di bawah Logistik/Distribusi.
Namun, menurut Ir. Triharyo Soesilo, mantan Dirut Rekayasa industri, hal ini bukan penyebab utama. “Ini bukan semata soal remunerasi, saya kira. Insentif itu kan ada yang berupa insentif finansial, insentif sosial, dan insentif moral. Orang bahkan mau keluar uang untuk mendapatkan insentif sosial atau insentif moral. Saya kenal orang-orang yang meninggalkan pekerjaan dengan gaji besar untuk mengejar insentif moral yang mungkin jauh lebih 4 |
ENGINEER MONTHLY | No. 58 | Edisi HUT PII 2012
berarti bagi mereka,” ujarnya. Menurut data dari Ditjen Dikti, ada kesenjangan antara jumlah insinyur yang dibutuhkan dengan jumlah ketersediaan. Termasuk, kesenjangan dalam lingkup regional geografis. Ada daerah yang kekurangannya pada insinyur pertanian, ada yang lebih membutuhkan ahli pertambangan, dan sebagainya. Juga ada kesenjangan kualitas. Kesenjangan ini memiliki spektrum yang lebar sekali. Dari perguruan tinggi yang hebat, didukung dosen2 S1, S2 dan S3 dengan pengalaman yang meyakinkan dan fasilitas yang mumpuni, hingga kampus yang ruang belajarnya di ruko.
www.pii.or.id
MAINFRAME focus
Data Penghasilan Bulanan Beberapa Profesi di Indonesia
Data diolah dan divisualisasi oleh Biro Media PII Sumber data : hasil survei Kelly Service 2011
(dalam Rupiah/Bulan)
Direktur:
Direktur:
50 - 150 jt
60 - 150 jt
Direktur:
GM / VP:
GM / VP:
40 - 125 jt
50 - 75 jt
25 - 40 jt
20 - 60 jt
GM / VP:
GM / VP:
Manager:
Manager:
30 - 75 jt
Direktur:
25 - 40 jt
15 - 30 jt
15 - 40 jt
Manager:
Manager:
Asisten Manager:
Asisten Manager:
10 - 45 jt
7 - 30 jt
7 - 17 jt
7 - 25 jt
Asisten Manager:
Asisten Manager:
Staf:
Staf:
7 - 40 jt
3,5 - 10 jt
Staf:
6 - 12 jt
3 - 15 jt
4 - 11 jt
Staf:
Direktur:
65 - 120 jt GM / VP:
50 - 90 jt Manager:
15 - 25 jt Asisten Manager:
10 - 20 jt Staf:
2,75 - 10 jt
2,5 - 7 jt
Keinsinyuran
Teknologi Informasi
Keuangan & Akuntansi
Perbankan
Pemasaran & Periklanan
Pendapat berbeda justru muncul dari Budi Diwyacitta Rarasati, ST, MA, tenaga ahli KP3EI. “Kalau minat pemuda kita untuk masuk perguruan tinggi teknik sih, saya yakin, banyak kok peminatnya,” katanya.
menampung 2.216 mahasiswa baru. Perbandingan yang sama nampak di UI. Dengan 17.310 peminat pada fakultas teknik, kursi yang tersedia hanya 576.
Ia menambahkan bahwa peluangnya yang terlalu sedikit. Di Trisakti misalnya, Fakultas Ekonomi menerima jauh lebih banyak mahasiswa dibanding Fakultas Teknik. Kalau tidak salah perbandingannya 3000 mahasiswa FE berbanding 700 mahasiswa FT.
Yang mengagetkan, FTUI ternyata tidak termasuk dalam 10 prodi / program studi paling diminati di UI. Kesepuluh program studi terfavorit itu adalah Akuntansi, Manajemen, Komunikasi, Kedokteran, Psikologi, Hukum, Hubungan Internasional, Kesehatan Masyarakat, Gizi, dan Teknologi Informasi.
“Jadi kalau Indonesia mau meningkatkan pengembangan teknologi, yang perlu dilakukan adalah memperbanyak kelaskelas teknik.” tambahnya. Setidaknya begitulah menurut gadis yang nekat memilih jurusan planologi “hanya” karena kepingin masuk ITB itu.
“Ini bukan semata soal remunerasi, saya kira. Insentif itu kan ada yang berupa insentif finansial, insentif sosial, dan insentif moral,” ujar Ir. Triharyo Soesilo, mantan Dirut Rekayasa industri.
Nampak ada benarnya pendapat lajang yang karib disapa Citta itu. Menurut data Dikti, IPB dibanjiri 67.391 peminat, namun
kursi yang tersedia hanya 3.060. Lalu dari 52.000 siswa yang mendaftar ke ITB, kursi yang tersedia hanya 3.325. Dan ITS, yang diminati 51.563 pelamar, hanya dapat
www.pii.or.id
Di UGM, setali tiga uang. Peminat prodi teknik tercatat 30.718, sedangkan kursi yang tersedia hanya 1.665. Sepuluh prodi terfavorit di UGM adalah Kedokteran Umum, Akuntansi, Manajemen, Farmasi, Psikologi, Komunikasi, Ilmu Hukum, Hubungan Internasional, Gizi, dan Teknologi Informasi.
Edisi HUT PII 2012 | No. 58 | ENGINEER MONTHLY
| 5
focus
Kenapa Minat Studi Keteknikan Menurun?
Ini Bukan Semata Soal Remunerasi Ir. Triharyo Indrawan Soesilo Advisor Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)
M
enurut Ir. Triharyo Indrawan Soesilo, advisor di Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), semua solusi atas permasalahan bangsa ada di insinyur. Sebagai ilustrasi, dari eksplorasi bauksit ke alumina lalu menjadi alumunium, semua terjadi dari hasil kerja insinyur. Begitu juga pengolahan dari bijih besi hingga ke produk jadi yang digunakan end user. Tapi lepas dari itu, yang lebih penting adalah kewajiban diri seorang insinyur untuk bertanggungjawab akan nilai tambah dan kemaslahatan umat. Itu yang tidak berjalan maksimal di Indonesia. “Ini bukan semata soal remunerasi, saya kira,” ujar tokoh yang akrab disapa ‘Hengki’ itu. Insentif itu ada yang berupa finansial, sosial, dan moral, katanya lagi. “Saya kenal orangorang yang meninggalkan pekerjaan dengan gaji besar untuk mengejar insentif moral yang mungkin jauh lebih berarti bagi mereka. Mungkin insentif moral dan sosial itu juga belum tersedia di sini,” tambahnya. Menurut Deputi Menristek Bidang Sumberdaya Iptek, Prof. Freddy P. Zen, tak ada yang kurang dalam pendidikan tinggi keinsinyuran di Indonesia. Buktinya, kebanyakan SDM Indonesia di mancanegara bukanlah orang-orang nomor dua atau tiga, tapi orang pertama. “Ini soal mental. Kita menganggap orang asing lebih pintar dari kita. Padahal tidak. Memang, banyak lulusan luar negeri yang hebat ternyata tak mampu menciptakan perbaikan yang signifikan di tanah air. Salah-satunya karena iklim kerja kita yang masih kurang kondusif. Contoh, PNS yang melakukan riset atau tidak melakukannya, gajinya sama saja. Lama-lama orang kehilangan minat untuk melakukan riset,” ujarnya. Lalu, tambahnya, sebagai contoh, ada anak bangsa yang 6 |
ENGINEER MONTHLY | No. 58 | Edisi HUT PII 2012
berhasil membuat mobil, tetapi hasilnya belum sempurna. Seharusnya mereka dimotivasi untuk membuat lagi dan melakukan inovasi di sana sini. Sehingga akhirnya mencapai hasil terbaiknya. Rauf Purnama, mantan dirut di sejumlah BUMN prihatin dengan perkembangan keinsinyuran, yang notabene merupakan tolok ukur pembangunan. Berkurangnya pertumbuhan insinyur, menurutnya, pasti berbanding lurus dengan berkurangnya pengembangan sektor ril. Ia mencontohkan jika artis diberi ruang yang besar maka pekembangan dan jumlah artis meningkat. Sayangnya insinyur tidak diberikan keluasan kesempatan yang sama. Harusnya insinyur yang berada di pemerintahan mendorong pemerintah agar membangun industri berbasis sumberdaya alam. Pendapat berbeda justru muncul dari Budi Diwyacitta Rarasati, ST, MA, tenaga ahli KP3EI. “Kalau minat pemuda kita untuk masuk perguruan tinggi teknik sih, saya yakin, banyak kok peminatnya. Cuma, peluangnya yang terlalu sedikit. Di Trisakti misalnya, Fakultas Ekonomi menerima jauh lebih banyak mahasiswa dibanding Fakultas Teknik. Kalau tidak salah perbandingannya 3000 mahasiswa FE berbanding 700 mahasiswa FT. Jadi kalau Indonesia mau meningkatkan pengembangan teknologi, yang perlu dilakukan adalah memperbanyak kelas-kelas teknik,” ujar lulusan ITB ini. Seberapa gawatkah soal kesenjangan kebutuhan nasional terhadap jumlah insinyur ini ? Menurut Dirjen Dikti, Djoko Santoso, sudah dalam tahap kritis. “Ini gawat betulan. Masalahnya, kuliah di jurusan atau fakultas yang hard engineering betulan itu ngga bisa main-main. Yang lulus pun, kalau tidak dari ‘sono’-nya berbakat engineering, di dunia kerja akan secara alamiah tertarik untuk bekerja di bidang lain. Karena hard engineering itu betul-betul bidang yang susah bagi orang yang tidak sungguh-sungguh berminat di bidang itu,” katanya. www.pii.or.id
MAINFRAME focus
Minat Studi (2011) dan Ketersediaan Kursi (2012) di Kampus ITB
52.006 peminat studi
33.968 peminat studi teknik seluruh fakultas 3.325 kursi
total 65,3% dari peminat studi
2.120
kursi fakultas teknik
total kursi 63,8% dari seluruh fakultas
67.931 peminat studi
Minat Studi (2011) dan Ketersediaan Kursi (2012) di Kampus IPB 21.347 peminat studi teknik seluruh fakultas 3.060 kursi
total 31,4% dari peminat studi
1.013
kursi fakultas teknik
total kursi 33,1% dari seluruh fakultas
51.563 peminat studi
Minat Studi (2011) dan Ketersediaan Kursi (2012) di Kampus ITS 34.665 peminat studi teknik seluruh fakultas 2.216 kursi
total 67,2% dari peminat studi
1.408
kursi fakultas teknik
total kursi 63,5% dari seluruh fakultas
Data diolah dan divisualisasi oleh Biro Media PII Sumber data : SNMPTN, 2012
innovations
Ir. Kusnan Nuryadi, IPU, ACPE
Rancang Prototype Monorail
T
ernyata di pabriknya, Ir. Kusnan Nuryadi sudah membuat satu set prototype monorail, lengkap, baik struktur bawah maupun gerbong dan boogie monorail. Semuanya merupakan hasil rancang dan pabrikasi sendiri.
yang menantang adalah saat ia berkesempatan membuat airport boarding bridge atau garbarata, jembatan antara terminal dengan pesawat terbang. Waktu itu ia mendapat kesempatan mengikuti tender pengadaan airport boarding bridge untuk Cengkareng Terminal-2.
Di jalur uji, monorail yang kami naiki bersama Pak Kusnan meluncur mulus. Lulusan Teknik Mesin Universitas Indonesai ini mengatakan bahwa ia telah mengunjungi beberapa negara Asia, Eropa, dan Amerika Latin untuk menyaksikan dan mempelajari berbagai jenis monorail dunia. Ia cermati semua agar tak ada yang luput dari perhatian untuk memperkuat desain dan pabrikasi monorailnya. “Teknologinya mix dari sanasini, dipilih yang cocok untuk kita. Tapi bahanbahannya dari Indonesia. Jadi, bisa dibilang kalau spek yang kita buat ini original Indonesia,” kata Dirut PT Melu Bangun Wiweka (MBW) itu. Monorail ini cocok untuk transportasi di kota-kota di Indonesia karena tidak memerlukan pembebasan lahan. Sebab ia dibangun di atas jalan publik. Bandingkan biayanya kalau harus membuat terowongan bawah tanah, yang jelas lebih mahal.
Begitu peluang nampak, Kusnan memutuskan untuk merancang dan membuat sendiri passanger boarding bridge itu. Ia pelajari garbarata dengan seksama, dari dimensi-dimensi pokok, cara kerja, interface terminal, docking pesawat, termasuk operation manual hingga parts catalogue. Merasa kurang puas, ia terbang ke Dong Muang, Bangkok, melengkapi informasi teknis dari airport authority di Bangkok.
Asphalt Mixing Plant Asphalt Mixing Plant (AMP) adalah mesin pengolah yang menghasilkan hotmix untuk pelapisan jalan raya. Karena mesin ini besar dan terdiri dari beberapa komponen maka dikategorikan sebagai plant. Bahan baku AMP adalah aggregate (batu pecah) yang terdiri dari 3 fraksi dan dipanaskan + 180 ºC, dicampur dengan filler (bisa cement atau lime dust ) dan asphalt. Karena AMP diimpor dari Amerika, Eropa, atau dari Jepang, jelas added value-nya sangat tinggi. Jadi, sangat patut untuk dibuat sendiri karena kompetitif.
Kembali ke Indonesia, ia langsung merancang, membuat sub-sub assembly, prototype, mock-up pesawat, tes gerakan, dan tes load. Setelah itu negosiasi kontrak dengan Direktorat Perhubungan Udara berlangsung mulus. Setelah sukses di Cengkareng, Kusnan memenangkan tender di Changi, Check Lap Kok Hongkong, Kuala Lumpur, China, Kanzai, Osaka, sejumlah airport lainnya di Jepang, dan di kota-kota besar di India. Di Hongkong malah sampai 95
Untuk mendapatkan tender, Kusnan mengikuti saran rekan-rekannya, mengadakan rangkaian seminar di instansi PU dan Keuangan. Maka ia menyiapkan gambar-gambar, mulai dari basic design; general arrangement, assembly drawing, sub assembly, shop drawing, hingga electrical dan control system. Sesudah mempunyai pengalaman memasok ke Binamarga, mulailah ia mendapat kepercayaan dari banyak kontraktor.
Sebagai seorang insinyur, pengalaman lain
8 |
ENGINEER MONTHLY | No. 58 | Edisi HUT PII 2012
unit. Di kawasan Asia, PT MBW adalah yang pertama mendesain passanger boarding bridge berdinding kaca. Untuk menambah kepercayaan customer, mereka mengikuti standar ISO 9001.
www.pii.or.id
innovations
Dari Mesin Perkakas Hingga Mobil Listrik
B
erbekal tambahan pengalaman di Jerman dan Jepang, lulusan Teknik Mesin ITB itu membangun industri mesin, dimulai dari rumah. Produksi pertama Dasep Ahmadi adalah mesin conveyor untuk pabrik pensil di Citeureup, Bogor. Di Indonesia, hingga saat ini, tak banyak orang yang mengembangkan industri mesin perkakas. Kalau Dasep membuatnya maka ia berpeluang mendapatkan niche di sektor itu. Maka ia memproduksi mesin bubut, milling, mesin-mesin pertanian, mesin pabrik, computer numerical controle (CNC) machine, sampai kendaraan. Sebagai mantan juara dalam ajang Robotika Nasional, wajar kalau Dasep membuat produk yang computerized, agar pengoperasian produknya sederhana dan mudah. Banyak orang menganggap CNC Machine adalah teknologi tinggi, sehingga entry barrier-nya menjadi sangat tinggi pula. Mesin CNC pada prinsipnya sama dengan robotika, yang adalah bidang yang ia kerjakan untuk t u g a s a k h i r d a l a m k u l i a h ny a , p l u s pengalaman dari kegiatan ekstra kurikuler melalui Pustena. Maka ia tak menjumpai
hambatan teknis untuk memproduksi CNC. Saat ini Ketua Asosiasi Industri Mesin Perkakas Indonesia itu sedang bersiap meluncurkan produk baru: mobil listrik. Ia kembangkan sendiri mesin, rangka, hingga bodinya. Ia pilih ini karena peluang pasarnya di Indonesia ini sangat besar. Mobil listrik punya banyak keunggulan dibanding mobil dengan BBM. Kebetulan ia punya pengalaman yang sangat panjang di otomotif. Jadi klop. Bahkan ia lah sekarang yang memasok komponen untuk PT Astra Daihatsu Motor dengan mesin-mesin CNC-nya. Selain Astra, ia juga memasok CNC untuk PT Toyota Motor Manufacturing, PT Yamaha Indonesia Motor, PT Honda Prospek Motor, PT Kawasaki Motor Indonesia, dan PT Suzuki Indomobil International. Tentunya dengan kualitas tinggi dan harga yang sangat bersaing. Pada 2004, setelah keadaan jauh lebih baik, ia mendirikan PT Sarimas Ahmadi Pratama (PT SAP). Kegiatan pertamanya membuat perancangan dan pembuatan special purpose machine untuk PT Astra Daihatsu Motor, tempat ia bekerja dulu. PT SAP juga mengembangkan mesin produk pertanian berupa pengering padi. Pe s a n a n d e m i pesanan mulai berdatangan dari sejumlah industri dalam negeri, membuat PT SAP mulai berkibar di industri perkakas di Tanah Air.
Ir. Dasep Ahmadi Honda dan Yamaha, juga dari dunia pendidikan seperti Politeknik Negeri Jakarta dan beberapa SMK. Maka ia bangun pabrik kedua, pada 2008, di Kabupaten Bogor. Maklum, order semakin b e s a r d a n b a ny a k , m a k a i a h a r u s meningkatkan kapasitas produksi. Pada 2009 PT SAP melakukan studi untuk ekspor mesin perkakas ke Thailand, bekerja sama dengan CNC Design Thailand. Ini sesuai dengan rencananya untuk mengembangkan usaha keluar, dengan tetap memasok mesin untuk kebutuhan lokal. Ia bercita-cita merambah Asia Tenggara dan pasar internasional, dengan menggalang kerja sama investor asing. Lalu modalnya dari mana? “Modal utama sesungguhnya bukan uang,” ujar suami Ir Ety Nur Rahmiati itu. Modal utamanya ternyata kemampuan dan networking. Kalau modal uang, ia bisa pinjam teman-teman. Baru ketika akan membangun industri otomotif, ia menggalang kerjasama dengan beberapa perusahaan, agar dapat berproduksi optimal.
Pada 2006, untuk pertama kalinya P T S A P melakukan e k s p o r k e M alaysia. Lalu t a m b a h a n pesanan industri Data diolah dan divisualisasi oleh Biro Media PII www.pii.or.id
Edisi HUT PII 2012 | No. 58 | ENGINEER MONTHLY
| 9
insight Diskusi BK Mesin:
Mental Inovasi ada di pundak Insinyur
I
novasi hasil rekayasa teknik atau teknologi yang tepat dan unggul dapat memberikan solusi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.
serius. Daya saing mereka melemah. Sebaliknay di China dan India, karir di bidang sains dan keinsinyuran masih dipandang tinggi karena kedua bidang ini dikenali sebagai sumber sejati kemakmuran.
Tidak ada yang dapat memungkiri reputasi Amerika Serikat (AS) dalam penguasaan teknologi dan pengembangan inovasinya pada masa lalu. Sebut saja kejayaan teknologi militer, komputer dan teknologi ruang angkasa. Namun saat ini, pencapaianpencapaian paling mutakhir, seperti pengembangan teknologi nano dan serat optik, telah diambil alih oleh beberapa negara lain.
Tidak ada yang membantah tingginya pertumbuhan ekonomi kedua negara ini. Sejarah sudah membuktikan bahwa negara yang menguasai teknologi adalah negara yang unggul dalam segala bidang. Negara yang mempunyai jumlah insinyur yang memadai, mempunyai daya saing yang tinggi. Sebut saja Korea Selatan dengan 836 insinyur per satu juta penduduk dan China dengan 436 insinyur per satu juta penduduk. Bagaimana Indonesia? Saat ini, tercatat, terdapat 166 insinyur per satu juta penduduk. “Untuk Indonesia, idealnya ada 600 insinyur per satu juta penduduk. Itu target yang ingin kita capai,” ujar Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Muhammad Said Didu.
Seperti di negara-negara Eropa Barat, sains dan keinsinyuran tak lagi menarik minat generasi muda di AS. Mereka lebih tertarik kepada bidang hukum, keuangan atau pemasaran yang dianggap bidang yang modern dan menjamin kesuksesan material. Pilihan tersebut tidak sepenuhnya salah. Simak ilustrasi berikut. Jane dan Jill adalah sama-sama mahasiswa yang cemerlang. Jane seorang mahasiswa hukum dan Jill mahasiswa Fisika. Setelah lulus, Jane bekerja di sebuah firma hukum besar, sedangkan Jill melanjutkan kuliah hingga memperoleh gelar akademik PhD. Sembilan tahun kemudian, Jane bisa mengantungi 150 ribu dolar setahun, ditambah dengan bonus. Sementara, Jill tidak lebih dari 45 ribu dolar. Namun penurunan minat generasi muda AS terhadap sains dan keinsinyuran, berdampak
10 |
Untuk menjadi negara maju dengan daya saing tinggi, Indonesia harus menambah, kurang lebih, 175.000 insinyur per tahun, hingga dapat mencapai target 10 besar negara dengan PDB (Produk Domestik Bruto) tertinggi di dunia pada tahun 2030. Sayangnya, hingga saat ini, pertambahannya hanya sekitar 37.000 sarjana teknik per tahun. Menurut Martiono Hadianto, Presiden Direktur Newmont Pacific Nusantara, pembenahan keinsinyuran di Indonesia harus dimulai dengan perumusan yang jelas tentang apa yang diingink an para insinyur. “Kalau obyektifnya jelas, strategi membangun keinsinyuran juga lebih mudah,” begitu imbuh Martiono. Ia sendiri condong insinyur melakukan dua kegiatan, yaitu pendalaman ilmu dan perluasan peran di masyarakat. “Untuk yang kedua, tak boleh ada pengotak-kotakan, dan insinyur harus bisa bekerja sama dengan profesi lain, karena tidak mungkin bergerak sendiri,” ujarnya.
ENGINEER MONTHLY | No. 58 | Edisi HUT PII 2012
Mereka yang Pindah Jalur Dua puluh lima tahun yang lalu, Suparno girang diterima di Teknik G e o d e s i U G M Yo g y a k a r t a . I a semangat kuliah dan lulus dalam waktu singkat. Lalu ia bekerja di perusahaan swasta besar bidang pemetaan. Dalam dua tahun, kebanggaannya sebagi insinyur muda rontok. Ia merasa pekerjaannya di lapangan tidak cukup. Sudah begitu, atasannya adalah orang asing yang berkualifikasi di bawahnya, namun mendapatkan gaji jauh lebih tinggi. Maka, ketika Kantor Pajak membuk a lowongan, Suparno mendaftar. “Masa depan yang mapan lebih menarik,” kata Suparno, 43 tahun. “Ilmu kuliah tetap terpakai, khususnya yang terkait Pajak Bumi dan Bangunan,” tambahnya. Saat ini ia bekerja di Kanwil Pajak Kalimantan Tengah dan Selatan. Di kantornya, setidaknya ada 10 persen pegawai yang sarjana teknik. Alasan ekonomi adalah motif terbesar para sarjana teknik pindah jalur. Tetapi tidak selalu demikian. Bagi penyair dan redaktur sastra Nirwan Dewanto, rasa bosanlah yang mendorongnya meninggalk an pekerjaannya di perusahaan eksplorasi minyak bumi. Selain menulis, lulusan Teknik Geologi ITB ini kemudian aktif di berbagai kegiatan kesenian sebagai penyelenggara dan kurator. “Pindah jalur karena alasan pragmatis, bidang ini terbuka dan sesuai dengan bakat saya, tak terikat kepada jam dan irama kantor,” ujar Nirwan. “Pendidikan sains dan teknik itu justru patut disyukuri karena membuat saya mantap membuat keputusan rasional, misalnya untuk berkarya di bidang saya sekarang,” imbuhnya.
www.pii.or.id
TELECOM COAL
BAKRIE UNTUK NEGERI OIL & GAS
KEINDONESIAAN KEMANFAATAN
PROPERTY
KEBERSAMAAN METAL
AGRIBUSINESS To become a leading Investment Company and a proxy of the Indonesian economy
INFRASTRUCTURE www.bakrie-brothers.com
PT GRATIKA Competence Integrity Reliable Innovative Nilai-nilai budaya yang senantiasa menjadi pedoman bertindak dan berperilaku
www.krakatausteel.com
materi iklan blm ada
awards
PII AWARD 2012
P
engembangan teknologi di Indonesia harus dipacu dengan mengandalkan sinergi dari segenap potensi bangsa, yakni ilmuwan, insinyur, teknolog serta tenaga ahli berbagai bidang termasuk masyarakat luas. Sinergi ini sangat penting bagi Indonesia untuk menghadapi berbagai keterbatasan sebagai upaya mengejar beberapa hal yang tertinggal dibanding dunia luar. “Guna membangkitkan semangat penemuan dan inovasi teknologi serta semangat konsistensi pengabdian, adanya suatu penghargaan menjadi perlu dan bahkan penting sebagai pengakuan atas pencapaian rekayasa dalam hal inovasi teknologi tersebut,” ujar Ir. Bobby Gafur Umar, Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat PII, pada acara pelantikan Pengurus Wilayah PII Sumbar Periode 2012 – 2015, sekaligus pengukuhan Pengurus Wilayah Forum Anggota Muda PII Sumbar Periode 2012 – 2015 di Sati Hall Hotel Pangerans Beach, Kamis (26/4) malam. PII memberikan penghargaan terhadap institusi / korporasi maupun individu putra putri bangsa Indonesia yang memiliki potensi, reputasi & berprestasi menonjol di bidang engineering dan teknologi. Melalui Peningkatan Program PII Engineering Award 2012, diharapkan PII bisa menjembatani untuk menghadirkan kemampuan pengembangan teknologi pada arus utama pembangunan nasional. Kegiatan PII Engineering Award 2012 dimulai pada 5 Maret 2012, dan seluruh aplikasi harus telah diterima panitia selambatlambatnya pada 21 Juli 2012. Adapun penyerahan penghargaan (direncanakan) akan berlangsung pada 17 Oktober 2012.
Jenis dan Kategori Award § Adhisatya Bhakti Rekayasa Award. Penghargaan dengan
kriteria ketokohan ini telah diberikan sejak 2007. § Adhidarma Rekayasa, diberikan pada seseorang yang secara
akumulatif telah mengembangkan serangkaian karya. § Adhikara Rekayasa. Kriteria : Mencengangkan / monumental
Penjelasan lengkap mengenai PII Award 2012, bisa dilihat di
www.pii.or.id
dan bermanfaat luas. § Adhicipta Rekayasa. Kemutakhiran, prestasi teknologi, serta
bermanfaat bagi pembangunan bangsa. § Adhicipta Rekayasa Pratama. Kemutakhiran, prestasi, serta
§
Informasi dan pendaftaran: Sekretariat PII Jl. Bandung No. 1, Menteng Jakarta Pusat 10310 Telp : (021) 31904251-52 Fax : (021) 31904657 Email :
[email protected]
§
§ §
12 |
ENGINEER MONTHLY | No. 58 | Edisi HUT PII 2012
luasnya manfaat dari karya perorangan yang berusia dibawah 35 tahun. Adhilestari Rekayasa Award, diberikan kepada individu atau Perusahaan yang berwawasan lingkungan. Adhigatra Rekayasa Award, diberikan kepada institusi atau perusahaan nasional yang memiliki semangat dan kebijakan yang mendorong pengembangan tekhnologi dalam proses bisnisnya, menumbuhkan budaya cinta & bangga pada pengembangan teknologi sendiri, dan secara konsisten memprioritaskan penggunaan dalam negeri. Penghargaan ini sudah diberikan sejak tahun 2009. Adhiwarta Rekayasa, diberikan kepada insan pers yang telah berjasa mempublikasikan pengembangan teknologi. Adhisandya Rekayasa, diberikan terhadap karya tulis yang membahas pengembangan teknologi.
www.pii.or.id
iklan
Copper Int’l : full 1 halaman materi iklan blm ada
energy
inovasi ENERGI untuk
MASA DEPAN
Badan Kejuruan Mesin PII mengadakan peer group discussion bulanan pada 12 April 2012 di Kantor PLN Pusat, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut sejumlah paparan disampaikan, antara lain oleh Ir. Didiek Pudyabawaleksana, MT., dan Ir. Krishnahadi Pribadi, MSc., PhD.
I
r. Krishnahadi Pribadi menyampaikan paparan berjudul "Strategi Alternatif Jangka Pendek, Menengah Dan Panjang". Diingatkan, ”Waktu Bayar-Kembali Energi adalah Masalah Hukum Fisika, Bukan Ekonomi”. Waktu Bayar-Kembali Energi (“energy pay-back time”) adalah waktu yang diperlukan oleh pembangkit untuk mengembalikan investasinya sehingga impas. Setelah investasi energi tersebut terbayarkan, baru pembangkit tersebut dapat menghasilkan net energi. Bila dalam lifetime pembangkit tersebut tidak menghasilkan net energi maka pembangkit tersebut adalah ‘”pengguna energi” bukan penghasil energi. Untuk pembangkit 1GWe, kuantitas bahan bakar per tahun bila menggunakan batubara sejumlah 2.100.000 MT, atau setara dengan 20.000 gerbong KA. Bila menggunakan minyak maka diperlukan 10.000.000 bbl atau setara 10 super tanker kapasitas 1 juta bbl. Bila menggunakan nuklir fisi Uranium, diperlukan 30 MT UO2 atau 1 gerbong KA. Dan bila menggunakan nuklir fisi Thorium maka diperlukan 1 truk kecil / 1 MT ThO2.
Combustion Plasma untuk Motor Bakar Ir. Didiek Pudyabawaleksana, MT., mengawali paparannya dengan mendefiniskan Plasma sebagai campuran atom, ion, dan elektron bebas. Ditinjau dari ikatan antar partikel yang ada di dalamnya, plasma sering disebut sebagai fasa keempat (setelah padat, cair, dan gas). Contoh plasma (dingin) adalah tabung katoda, lampu untuk penerangan jalan, dan peralatan etsa untuk pembuatan chip IC. Keunggulan plasma dibanding gas biasa : Ÿ Plasma memungkinkan proses termal berlangsung dengan lebih cepat karena ada mekanisme pemindahan energi melalui proses disosiasi/ionisasi dan recombination. Ÿ Plasma memungkinkan proses penguraian molekul-molekul 14 |
ENGINEER MONTHLY | No. 58 | Edisi HUT PII 2012
stabil (yang mempunyai ikatan sangat kuat). Dalam lingkungan plasma, molekul akan mengalami penguraian dan/atau ionisasi. Ÿ Peluang disosiasi/ionisasi (yang disampaikan pada butir 2) membuka peluang untuk membentuk senyawa-senyawa tertentu dengan pencampuran berbagai gas/unsur ke dalam plasma serta diikuti dengan proses quenching penurunan temperatur sesaat setelah diperoleh senyawa yang diinginkan. Ÿ Pada plasma dingin, energi/temperatur partikel yang ada sangat besar sehingga memungkinkan untuk memanipulasi permukaan padatan yang ada dalam plasma, misalnya: proses etsa pada permukaan, proses sputtering, proses ‘penanaman’ ion (ion implant) ke dalam padatan, dll. Kelemahannya adalah teknologi/pambangkit plasma memerlukan energi yang relatif besar, karena energi yang dikandung plasma juga sangat besar. Akibatnya dari butir 1, sulit membangkitan plasma dalam volume yang besar. Sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk tahap pengembangan massal.
www.pii.or.id
1. PT Pupuk Indonesia 2. PT Antam 3. PT indika Energy 4. PT TELKOM
iklan
charisma
Ir. Arifin Panigoro
S
ukses adalah hasil bekerja keras dan berpikir besar. Pernyataan ini sangat tepat menggambarkan sosok Arifin Panigoro, seorang insinyur dan pengusaha sukses di bidang energi
Sebelum keruntuhan orde baru, namanya hanya dikenal di kalangan terbatas sebagai pengusaha di bidang perminyakan. Namun ketika aksi demonstrasi reformasi semakin memuncak, kesadaran politiknya meningkat, dan ia menjadi simbol kebangkitan politik pengusaha. Alumni Teknik Elektro ITB ini tidak serta merta menjadi pengusaha yang sukses. Sebelum tahun 80-an, ia mengawali karirnya sebagai kontraktor instalasi listrik “door to door” dan proyek pemasangan pipa skala kecil. Pekerjaan ini belum membuatnya puas, karena ia melihat banyak kesempatan untuk menjadi besar dengan proyek-proyek berskala besar yang biasanya dimenangkan oleh kontraktor-kontraktor asing yang mempunyai peralatan lengkap. Nama Ir. Arifin Panigoro
Lahir Bandung, 14 Maret 1945
Pendidikan § Teknik Elektro ITB (lulus tahun 1973) § Senior Executive Programme Institute of
Business Administration, Fountainebleau, Prancis
Pengalaman Karir § PT Inti Persada Multi Graha (Presiden Direktur), sejak 1994 § PT Meta energi Petrasanga (Komisaris), sejak 1994 § PT Energi Patranagari (Komisaris), sejak 1994 § PT Apexindo Pratama Duta (Komisaris) sejak 1987 § PT Citra Panji Manunggal (Komisaris Utama) sejak 1987 § PT Meta Epsi Engineering (Komisaris Utama) sejak 1983 § PT Meta Epsi Antareja Drilling Co.(Komisaris Utama) sejak 1983 § PT Bina Karya Pariwisindo (Komisaris) sejak 1981 § PT Meta Epsi Sarana Graha (Presiden Komisaris) sejak 1994 § PT Meta Epsi Agro (Komisaris) sejak 1994
Kondisi sepertiini membuatnya berpikir, bahwa pengusaha atau kontraktor lokal harus bisa mendapatkan proyek-proyek besar ini. Pada tahun 1981, ia memberanikan diri untuk maju dalam proyek pemipaan dengan diameter besar. Untuk itu, kerja sama dengan pihak asing yang mempunyai peralatan lengkap dilakukan. Perjanjiannya, bila sebuah proyek selesai, bagi hasilnya adalah [eralatan yang digunakan untuk mengerjakan proyek tersebut. Mitra asing itu tidak berkeberatan. Sejak saat itu, Arifin dapat mengerjakan proyekproyek besar dengan peralatan sendiri. Pengusaha ini juga mengakui bahwa bantuan dari pemerintah juga sangat diperlukan untuk membuat pengusaha lokal menjadi tangguh. Contohnya ketika sekretariat negara, ketika terjadi “oil boom”, mengambil inisiatif untuk membangun kilang minyak karena ada tambahan anggaran. Pada saat itu pemerintah berkeinginan untuk melibatkan pengusaha lokal dalam proyek ini. Kelompok usaha Arifin, Medco, dikelompokkan dalam pembangunan kilang Cilacap bersama perusahaan dari Amerika Serikat. Dan Medco mendapatkan banyak manfaat pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga di sini. Demikian juga dengan bantuan pemerintah ketika dilakukan proyek pengeboran minyak pada tahun 1981 di Sumatera Selatan. Dari sinilah usaha Medco (Meta Epsi Drilling Company) berkembang dengan pesat, menjadi sebuah kelompok usaha besar berskala internasional. Kegiatan yang dilakukan pengusaha kelahiran Bandung ini tidak hanya di bidang bisnis, namun banyak hal lainnya, seperti kegiatannya di bidang politik, di bidang olahraga, dan di bidang kesejahteraan sosial. Sebagai seorang insinyur, mantan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia ini tidak hanya berhenti dalam bidang teknis, namun ia menggabungkan dengan berbagai disiplin keilmuan lain, sehingga ia mampu menjelmakan dirinya sebagai sosok yang bermanfaat bagi orang banyak. Menjadi inspirasi bagi Indonesia.
Politik: § Bergabung dengan PDIP (1999) § Ketua DPP PDIP dan Ketua Fraksi PDIP (2002 – 2003)
16 |
ENGINEER MONTHLY | No. 58 | Edisi HUT PII 2012
www.pii.or.id