Januari 2012 | No. 54 | www.pii.or.id
ENGINEER MONTHLY ENERGI: antara Pasokan dan Kebutuhan
NUKLIR MINUS LEDAKAN (?)
EFISIENSI ENERGI DI PASAR GLOBAL
Program Percepatan Profesi Insinyur
editorial
Masa Depan Energi
ENGINEER MONTHLY Pemimpin Umum Ir. Rudianto Handojo Pemimpin Redaksi Ir. Aries R. Prima Editor Ir. Aries R. Prima Ir. Aditya Warman Ir. Mahmudi Kontributor Biro Media PII Koordinator Promosi Ir. Erpandi Dalimunthe Desain Grafis & Layout Elmoudy Freez Sekretariat PII Jl. Halimun 39 Jakarta 12980 Telp. 021-8352180 Fax. 021-83700663 Website : www.pii.or.id Email :
[email protected]
2 |
ENGINEER MONTHLY | No. 54 | Januari 2012
Tahun 2011 telah kita tinggalkan dengan berbagai hiruk pikuknya. Tahun 2012 telah kita gapai dengan bermacam tantangan yang sudah menunggu. Tahun ini akan ditandai dengan beberapa peristiwa penting. Masyarakat ibukota Indonesia, Jakarta, akan melakukan pemilihan langsung kepala daerah pada bulan Juli ini. Walaupun ini adalah pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, namun, kegiatan ini menjadi perhatian luas masyarakat Indonesia, karena Jakarta adalah “barometer” kegiatan ekonomi, politik, pemerintahan, bahkan budaya di Indonesia. Sayangnya, belum ada seorang bakal calon pun yang mempublikasikan visi mereka mengenai keinsinyuran dan teknologi untuk membangun Jakarta ke depannya. Padahal, seperti kota-kota modern lainnya di dunia, peran keinsinyuran dan teknologi sangat vital dalam membangun budaya dan peradaban sebuah kota dan bangsa. Kita masih berharap dan menunggu ada calon kepala daerah yang siap menggulirkan dan membangun budaya teknologi bagi masyarakatnya. Tidak kalah penting, PII pada akhir tahun ini akan menggelar Kongres yang sekaligus akan menetapkan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum yang baru. Semua berharap pimpinan dan kepengurusan yang akan terpilih, mampu membawa PII ke era baru pasca disahkannya Undang-undang Profesi Insinyur yang, mudah-mudahan, akan direlisasikan pada tahun ini juga. Selain itu, dari informasi yang kami dapat dari tim Pembangunan Gedung PII, pada bulan Maret 2012, kantor sekretariat PII akan pindah sementara ke jalan Bandung no. 1, Menteng, Jakarta Pusat, karena pembangunan gedung baru PII akan dimulai pada bulan tersebut dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2014. Pada edisi kali ini, kami menyoroti tentang persoalan dan perkembangan produksi dan konsumsi energi di Indonesia. Masalah ini tetap mempunyai magnet yang sangat kuat untuk dibahas karena energi adalah kebutuhan vital sebuah bangsa. Tanpa energi, tidak ada kehidupan. Tantangan bagi Indonesia adalah bagaimana menyediakan energi pengganti untuk bahan bakar minyak, yang saat ini menjadi sumber energi utama, dengan bahan bakar non fosil atau energi baru dan terbarukan (EBT). Saat ini kita bukanlah lagi negara anggota pengekspor minyak bumi (OPEC), tapi kita mengimpor BBM ini dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia. Dalam sebuah diskusi yang digagas oleh Badan Kejuruan Mesin PII beberapa waktu lalu, secara khusus alternatif penyediaan energi ini dibahas. Salah satu yang dibahas adalah penggunaan energi nuklir untuk pasokan listrik dengan menggunakan bahan baku Thorium, yang diyakini dapat menggantikan Uranium, sebagai bahan baku yang lebih aman dan efisien untuk digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia.
www.pii.or.id
update
Data diolah dan divisualisasi oleh Biro Media PII www.pii.or.id
Januari 2012 | No. 54 | ENGINEER MONTHLY
| 3
mainframe
ENERGI: antara Pas
TAHUN 2011, SUBSIDI HARGA BBM UNTUK TRANSPORTASI DAN LPG SEBESAR 165 TRILIYUN RUPIAH. SUBSIDI UNTUK LISTRIK, YANG SEBAGIAN BESAR DIPENGARUHI OLEH BBM, 90 TRILYUN RUPIAH. SEHINGGA TOTAL SUBSIDI SEBESAR 255 TRILYUN RUPIAH. SELISIH TIPIS DENGAN PENDAPATAN PEMERINTAH DARI MIGAS SEBESAR RP 272 TRILYUN.
D
alam diskusi bertema ”Rancang Bangun dan Efisiensi Energi”, di FT UI, Depok beberapa waktu yang lalu, Wamen ESDM Widjajono Partowidagdo menjabarkan perlunya iklim investasi yang menarik untuk mengembangkan energi terbarukan kita.
Ia juga menyatakan jangan membandingkan Indonesia dengan Nigeria. Cadangan minyak terbukti Nigeria 36 milyar barel sedangkan Indonesia 3,7 milyar barel. Produksi minyak Nigeria 2,6
4 |
ENGINEER MONTHLY | No. 54 | Januari 2012
juta barel per hari sedang Indonesia 0,9 juta barel per hari. Penduduk Nigeria 136 juta dan Indonesia 241 juta. Konsumsi minyak Nigeria diperkirakan 0,65 juta barel per hari dan Indonesia 1,3 juta barel per hari. Lebih lanjut ia memaparkan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ( Premium) terdiri dari Biaya Premium + Alpha + Pajak. Saat ini biaya premium ( USD 110/barel) atau Rp 6.500/liter dan margin Rp 700/liter serta pajak (15%) Rp 1.000/liter. Maka harga seharusnya Premium adalah Rp 8200/ liter.
www.pii.or.id
MAINFRAME mainframe
sokan dan Kebutuhan
Data diolah dan divisualisasi oleh Biro Media PII
Produksi minyak Indonesia tahun 2011 adalah 902 ribu Barel/hari, ekspornya 361 ribu Barel/hari dan Impor minyak 272 ribu Barel/hari dan BBM 499 ribu Barel/hari. Mengimpor minyak dan BBM 771 ribu barel per hari menunjukkan bahwa kita tidak kaya minyak, padahal minyak adalah energi yang paling mahal. “Orang yang tidak kaya tetapi memakai barang mahal pasti hidupnya susah,” begitu imbuhnya. Negara-negara Amerika Latin yang anti Neolib seperti Brasil, Argentina dan Chili, BBM-nya tidak disubsidi. Hasilnya, Bahan Bakar Nabati dan Industri Nasional berkembang. Bahkan Brasil sekarang menjadi Negara Idola disamping Rusia, India, Cina dan Korea (BRICK) . Brasil bahkan sudah menguasai teknologi migas lepas pantai, di samping cadangan dan produksi minyak yang meningkat pesat. Di India, Cina, bahkan Vietnam tidak ada subsidi BBM. Tetapi
www.pii.or.id
transportasi umum disubsidi sehingga tetap murah. Industri nasionalnya meningkat pesat. Ia mengusulkan bahwa sebaiknya mulai saat ini, Pemerintah Indonesia memperbaiki transportasi umum. Kendaraan umum segera beralih ke CNG, truk tambang dan truk jarak jauh memakai CNG atau LNG, dan kendaraan pribadi dapat beralih ke CNG atau LGV kalau mau menghemat di masa depan. Produksi gas kita yang sebesar 1,506 juta BOPD (barrels of oil per day – barel minyak per hari) adalah 1,65 kali produksi minyak kita (902 juta BOPD) dan produksi batubara kita (3,364 juta BOPD) adalah 3,74 kali produksi minyak kita. Sekitar 52% gas kita dan 70% produksi batubara kita diekspor. Karena itu perlu dikalkulasikan harga batubara dan harga gas yang menarik untuk meningkatkan pemakaian domestik.
Januari 2012 | No. 54 | ENGINEER MONTHLY
| 5
mainframe
ROADMAP: PROYEKSI ENERGI
) ? ( N A K A D E L S NUKLIR MINU PLTN berbasis thorium adalah satu-satunya energi alternatif untuk menggantikan sumber fosil. Karena cadangan thorium di bumi 10 kali lebih banyak dibanding uranium, cukup untuk 1000 tahun dengan pemakaian energi 10 kali lebih banyak daripada sekarang. iquid Fluoride Thorium Reactor (LFTR) adalah reaktor generasi ke-4 yang sangat aman secara intrinsik dan dapat diproduksi dengan murah dan c e p a t . D e m i k i a n p a p a r a n I r. D i d i e k Pudyabawaleksana, MT berjudul “Evaluasi Logika Implementasi Penggunaan Energi Masa Depan”
L
minyak bumi 2 – 3 tahun, PLTN berbasis uranium 2 – 3 tahun, dan PLTN berbasis thorium hanya memerlukan waktu 1 – 2 tahun. Masih menurut Didiek, biofuel berbasis tanaman darat berkompetisi dengan produksi makanan dalam hal lahan pertanian, pupuk, sumber daya air, mineral/unsur hara, dan energi untuk memproduksinya.
Reaktor Modular LFTR berukuran mini dengan kapasitas 100MW dapat dipasang di mana saja, tidak memerlukan banyak lahan. Berdiameter 2m, tinggi 3m, dan tahan gempa. Praktis tidak menghasilkan limbah nuklir. Tidak menghasilkan Plutonium, dan tidak dapat meledak sehingga tidak terpakai untuk membuat senjata nuklir. Didiek membandingkan waktu bayar kembali (WBK) berbagai sumber energi: WBK Tenaga surya adalah 4o tahun, WBK
Keuntungan dan manfaat reaktor LFTR: Pertama, LFTR menghasilkan listrik murah ($0.025/kWh). Reaktornya kecil (100MW) sehingga dapat ditempatkan dimana saja di dekat lokasi pengguna. Menghemat biaya transmisi dan distribusi. Investasi $200 juta per pembangkit, dapat dilakukan secara bertahap. LFTR bebas dari masalah limbah nuklir. Waktu instalasi hanya 1 bulan. Dan masih banyak manfaat sampingan lainnya.
6 |
ENGINEER MONTHLY | No. 54 | Januari 2012
www.pii.or.id
MAINFRAME mainframe
I PRIMER INDONESIA Data diolah dan divisualisasi oleh Biro Media PII Data diolah dan divisualisasi oleh Biro Media PII
Jumlah bahan bakar Thorium berlimpah, compact, dan murah. 1 ton Thorium dapat menyuplai pembangkit listrik 1 GW selama 1 tahun. 500 GW akan mencukupi kebutuhan listrik seluruh Amerika Serikat, sebagai ilustrasi. Thorium menghasilkan listrik yang lebih murah dibandingkan dengan batubara, mensintesis bahan bakar kendaraan yang lebih murah dibandingkan dari minyak, tak ada habisnya, mengurangi limbah, dan terjangkau untuk populasi di negara-negara berkembang. Adalah pekerjaan besar untuk mengembangkan Liquid Fluoride Thorium Reactor. Dengan potensi biayanya rendah, semua material radioaktif pada tekanan rendah,tidak dibutuhkan struktur penyangga yang besar, dan material konstruksi sangat sedikit. Reaktivitas temperatur negatif, dengan pengamanan sederhana. Pembangkit listrik biasanya didinginkan dengan air mengalir atau Evaporative Cooling Tower. Efisiensi LFTR sebesar 50% menurunkan panas. Sebuah reaktor thorium 1GW menghasilkan limbah berbahaya lebih kecil dari 1 persen.
BATAN Saat ini, para ahli nuklir mulai berpikir untuk memanfaatkan thorium sebagai bahan nuklir lain disamping uranium. Karena kalau thorium dijadikan bahan di dalam reaktor nuklir, seperti halnya untuk reflektor, maka thorium dapat dikonversi menjadi uranium-233 dan dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar nuklir. Hal ini sudah mulai dilakukan oleh negara India dan Amerika Serikat. Mereka membuka stand khusus PLTN dengan bahan bakar thorium untuk menjawab kelangkaan uranium sebagai sumber pokok, pada Pameran General Conference IAEA tahun 2008 yang lalu. Bahkan India sudah membuat rencana energi 50 tahun ke depan untuk memanfaatkan PLTN sebesar 250.000 MW dengan bahan bakar thorium. Oleh karena itu, pihak BATAN melihatnya sebagai satu peluang untuk bekerja lebih sungguh-sungguh dalam melakukan penelitian dan pengembangan bahan-bahan nuklir, khususnya thorium.
Taukah Anda? Thorium terbentuk secara alamiah, logam sedikit radioaktif yang ditemukan pada tahun 1828 oleh kimiawan Swedia Jons Jakob Berzelius, yang diambil dari nama Thor, Dewa Petir. Thorium ditemukan dalam jumlah kecil di bebatuan dan tanah, di mana 3 kali lebih banyak daripada uranium. Tanah umumnya mengandung rata-rata sekitar 6 per juta (ppm) thorium. Thorium
www.pii.or.id
Januari 2012 | No. 54 | ENGINEER MONTHLY
| 7
talks & act
Andi Sahrandi
SAVE POOR PEOPLE
INSINYUR dalam MISI KEMANUSIAAN
D
i sela-sela percakapan mengenai peran engineering dalam mengatasi bencana alam, menurut Ir. Andi Sahrandi, PII itu organisasi besar yang dipenuhi orang-orang hebat. Tapi entah kenapa PII seperti kurang tantangan. Mungkin karena tidak mengalami tekanan politik atau tekanan-tekanan lain. Dalam kaitan dengan mobnas, misalnya. PII harusnya paling depan menyuarakan kepentingan keinsinyuran nasional. Bila perlu, PII yang menekan pemerintah. Dibanding Malaysia, Indonesia lebih dulu bikin mobnas. Tapi mereka berlanjut, sedangkan kita tidak. Sehingga kita seolah kehilangan kebanggaan nasional. Karena, meskipun tentunya tak semua orang harus bikin mobil. Tapi mobil nasional harus ada. India punya mobil nasional. PM India pakai mobnas mereka. Para Menteri di Malaysia pakai Proton. Sekarang, ribuan mantan karyawan IPTN kerja di luar negeri. Sementara di dalam negeri sendiri, ada orang mau bikin mobil dengan konten lokal, banyak yang sinis. Alih-alih memberi dukungan, mereka malah mencari-cari kelemahan dan kesalahan produk bangsa sendiri. Yang artinya membela produk impor. Akibatnya, produk pompa saja, misalnya, bukan merek Indonesia. Itu karena Pemerintah tidak memiliki kepedulian sama sekali. Padahal tidak ada yang sulit membuat pompa. Maka wajar kalau banyak orang menganggap Indonesia ini negeri auto-pilot. Menurutnya, ini soal politik, bukan soal teknologi. Kalau Pemerintah memberi jalan, membuat kebijakan yang mendukung 100% konten lokal, buka akses pendanaan, buka pasarnya, ia yakin banyak orang Indonesia bisa membuat mobil, kapal, jembatan. Singkatnya, segala teknologi canggih; apalagi hanya sekadar membuat pompa. Ia menambahkan bahwa dalam bingkai inilah PII seharusnya mengambil inisiatif. Mestinya, setiap ketua PII menghasilkan setidaknya satu karya. “Satu karya pun cukuplah, asal monumental,” imbuhnya. Ia menambahkan:”Misalnya untuk listrik. Bikin pembangkit dengan energi terbarukan. Kecil pun tak apa. Asal konkret. Nuklir itu harus. Jangan tertipu propaganda Barat. Kita kan belum pernah menghitung dengan benar, berapa sih kebutuhan kita akan energi? Berapa kebutuhan energi untuk rumah-tangga, untuk industri, transportasi, dll – jumlahkan semuanya. “ Namun, ia menambahkan bahwa tentunya dengan memperhitungkan juga perkiraan kenaikan kebutuhan berdasarkan kenaikan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan, dan sebagainya. Setelah itu baru ditentukan berapa yang bisa diekspor. Jangan sampai terjadi lagi, pembangkit di Cilacap tidak bekerja karena
8 |
ENGINEER MONTHLY | No. 54 | Januari 2012
kehabisan batu-bara, padahal Indonesia salah-satu penghasil batu-bara terbesar di dunia. Kita punya bahan bakar minyak sangat banyak. Tapi ternyata bukan milik Republik, melainkan pengusaha. Akibatnya peraturan tidak berpihak kepada rakyat. ”Nah ini mestinya merupakan bagian dari kerja serius PII. Karena kita belum bisa seperti Venezuela yang memiliki pemerintah yang tegas, yang mengatur energi yang berpihak kepada rakyat,” ia mengakhiri ceritanya. POSKO JENGGALA Jenggala cukup lama identik dengan gerakan politik pada 1997, yang dilakukan Arifin Panigoro dan kawan-kawan. Banyak aktivitas politik dimulai dari Jalan Jenggala 9, Kebayoran Baru, tempat tinggal Arifin ini. Namun kemudian nama Jenggala berhembus kencang ratusan kilometer dari kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tepatnya di Lhok Nga, Aceh Besar. Saat itu di Lhok Nga, hampir setiap orang menyebut Posko Jenggala sebagai pihak yang merekonstruksi dan merehabilitasi Lhok Nga pasca Tsunami. Keberadaan Posko Jenggala di Lhok Nga, Aceh Besar ini ada dibawah koordinator Ir. Andi Sahrandi, salah seorang sahabat dan kepercayaan Arifin Panigoro. Di samping pembangunan perumahan, Posko Jenggala juga membangun balai pengobatan, fasilitas air minum, hingga penanaman kembali ratusan batang pohon yang semuanya dilakukan secara terintegrasi. Termasuk usaha permodalan mikro untuk menghidupkan kembali perekonomian Lhok Nga. Berdirinya ratusan rumah bantuan itu hanya memakan waktu tiga bulan setelah bencana. Bisa dikatakan rumah yang dibangun Posko Jenggala merupakan rumah bantuan pertama yang kelar di Aceh. Rahasianya - Andi Sahrandi memang kenyang asamgaram dunia konstruksi sekaligus bantuan sosial - ia mahir mengoordinasikan relawan, pekerja, sumbangan, beban kerja, dan target bantuan. Rumah yang dibangun Posko Jenggala ini pengerjaannya dilakukan dengan cara ”luar biasa”. Serombongan tukang kayu dan batu dari Jawa Barat khusus disewa untuk membuat rumah pengungsi, dengan pendekatan sedikit berbeda dari yang lain. Posko Jenggala turut melibatkan sang calon pemilik rumah. Tak hanya pembenahan fisik, Posko Jenggala berusaha pula mengobati trauma korban. Posko Jenggala membuat kaos, plus berbagai atribut lain. Lalu, mengajak para korban jalan-jalan ke pantai. Untuk ini Posko Jenggala bekerjasama dengan sejumlah psikolog dari Unicef. Setelah bencana Tsunami, Posko Jenggala tak pernah absen dalam berbagai aksi penanggulangan bencana yang seolah tak putus-putusnya melanda, dari Aceh hingga Papua.
www.pii.or.id
aktual Diskusi BK Mesin:
EFISIENSI ENERGI di pasar global
B
KM PII bekerjasama dengan FT UI, m e nye l e n g g a r a k a n d i s k u s i bertema ”Rancang Bangun dan Efisiensi Energi”, berlangsung di FT UI, Depok, 4/2/12.
Ketua Umum BKM PII, Dr. Budhi M. Suyitno dalam sambutannya mengatakan, Keanekaragaman hayati hutan dan lautan Nusantara adalah nomor satu di dunia. Dan itu masih ditambah lagi dengan kekayaan tambang yang luar-biasa. “Kehidupan kita semua sangat bergantung pada sumberdaya energi. Di tingkat global, hanya karena energi, suatu negara dapat menindas dan menjajah, dapat menguasai pasar, serta dapat menjadi negara adidaya,” tutur Budhi. Masih menurutnya, seharusnya Indonesia sudah menjadi adidaya sejak dulu. Karena semua sumberdaya ada dan berlimpah di negeri ini. Tetapi kita perlu upaya inovatif tanpa henti, dan tanpa menunggu tangantangan asing menjamahnya. Sepanjang kita mampu mengerjakan, harus kita laksanakan sendiri. Inilah tantangan sekaligus medan juang para insinyur, para teknisi dan para kreator bangsa. Para desainer dan kreator rancang bangun dituntut menciptakan alat atau mesin yang efisien: Simpel, mudah, tidak boros energi. Banyak bukti bahwa secara teknis kita mampu menciptakannya. Tetapi di pasar global, compliance with regulation dan conformity to standard merupakan faktor dominan apakah suatu produk itu eligible dan berdaya saing. Selain menyangkut aspek legalitas, pemenuhan regulasi juga merupakan perlindungan konsumen. Sedangkan faktor standar berfungsi sebagai
10 |
ENGINEER MONTHLY | No. 54 | Januari 2012
aspek keunggulan kompetitif. “Standar adalah salah satu non tariff barriers, dan kita semua masih kurang memperhatikannya.” Demikian Dr. Budhi M. Suyitno. Gubernur Lemhanas, Budi Susilo Soepandji mengingatkan, Perpres RI No.5 Tahun 2006 mencantumkan sasaran kebijakan energi nasional, yaitu terwujudnya energy (primer) mix yg optimal pada tahun 2025 sesuai dengan peranan masing-masing jenis energi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi energi secara nasional. Ditargetkan, kontribusi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam Energy Mix tahun 2025 mencapai 17%, batu bara 33%, dan gas 30%. Sedangkan kontribusi minyak bumi cukup 20% saja, dengan elastisitas energi kurang dari 1. Menurut Lemhanas, pertumbuhan konsumsi energi kita saat ini rata-rata 7% pertahun. Namun pertumbuhan konsumsi itu belum diimbangi dengan pasokan yang memadai. Pemanfaatan energi terbarukan dan implementasi Konservasi Energi belum optimal. Mengutip National Strategic Petroleum Reverse, Cadangan Penyangga Energi Nasional bila terjadi keadaan darurat, AS mempunyai cadangan energi nasional untuk 90 hari. Israel mempunyai cadangan energi nasional untuk 270 hari. Singapura 120 hari. Jepang 107 hari. Indonesia mempunyai cadangan energi nasional untuk 20 hari. Kesimpulannya, kata Gubernur Soepandji, ”Kondisi kedaulatan energi nasional masih sangat rendah.” Transportasi Dalam kesempatan yang sama, Ir. Kusnan Nuryadi, IPU, ACPE., sempat mempresentasik an ”Pengembangan Rancang-Bangun Monorail Untuk Transportasi Perkotaan”.
Monoraill adalah sistem transportasi yang berbasis rel tunggal, yang juga digunakan sebagai pendukung dan jalur pengarah. Relnya sendiri bisa berupa balok beton (beam) atau pun balok besi. Kendaraannya ada yang mencengkram rel tersebut (straddle t ype) atau menggantung (suspended). Ir. Kusnan telah membuat prototipe monorail tersebut, lengkap dengan lintasannya, dalam skala 1 : 1. Ia memilih motor listrik sebagai penggerak yang lebih ramah lingkungan. ”Pilihan jatuh pada monorail, karena Investasinya lebih rendah dari kereta api / subway, dan lebih efisien daripada bis kota. Kedua, waktu yang dibutuhkan untuk konstruksi singkat. Lebih memungkinkan untuk tepat waktu dan nyaman. Tidak bising,” katanya. ”Elevasi lintasan Monorail berada di atas jalan, tidak menyerobot terhadap lalu lintas yang lain. Ramah lingkungan, dan track beam-nya tidak merusak pemandangan kota,” ia menambahkan. Pengujian dan evaluasi pada lintasan sepanjang 48 m telah dilakukan di lingkungan workshop. Kesimpulannya, monorail laik digunakan untuk transportasi umum. Ilustrasi sederhana segi komersilnya, misalkan dari investasi 10 km membutuhkan biaya Rp 1.000.000.000.000,- ; Harga tiket Rp 7.500 perorang ; Target penumpang)* 27.720.000 orang pertahun ; maka asumsi 0,5x 125 org x 2 car x 44 train x 14 Jam x 30 Hari x 12 Bulan. Sehingga pendapatan pertahun Rp 207.900.000.000,-. Operasional Pertahun Rp 60.000.000.000,-. Break Event Point tercapai dalam 6,76 tahun.
www.pii.or.id
aktual
Diskusi BK Kimia PII:
TEKNOLOGI IOR
untuk MIGAS Nasional
B
K Kimia PII menyelenggarakan diskusi panel dengan tema “Peran Teknologi Improved Oil Recovery dalam Meningkatkan Produksi Migas Nasional” di Hotel Melia, Jakarta, 23 November 2011. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Evita H . Le g owo m e ny a m p a i k a n ke y n o t e speechnya, bertajuk ”Kebijakan dan Regulasi Untuk Mendukung Peningkatan Produksi Migas Nasional Melalui Teknologi IOR”. Evita Legowo mengatakan, penerapan teknologi IOR dalam kegiatan hulu migas merupakan salah satu upaya yang diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi migas nasional. Melalui Forum Diskusi Panel dan Seminar ini, diharapkan BKK-PII & IATMI dapat memberikan masukan, khususnya melalui penerapan teknologi IOR,” ujarnya. Lebih jauh ia mengungkap bahwa kebijakan pemerintah didasari oleh perubahan paradigma : dari migas untuk pendapatan negara menjadi migas untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Migas harus lebih sebagai sumber bahan baku industri, kebutuhan bahan bakar domestik, selain sebagai sumber pendapatan negara.
peningkatan produksi migas, di antaranya PerMen ESDM No. 6 Tahun 2010 tentang Pedoman Kebijakan Peningkatan Produksi Migas; PerMen ESDM No. 01 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi Pada Sumur Tua; dan PerMen ESDM No. 03 Tahun 2008 t e n t a n g P e d o m a n d a n Ta t a C a r a Pengembalian Bagian Wilayah Kerja Yang Tidak Dimanfaatkan Oleh KKKS Dalam Rangka Peningkatan Produksi Migas. PerMen ESDM No. 01 Tahun 2008, misalnya, menyatakan bahwa kontraktor wajib mengusahakan dan memproduksi minyak bumi dari sumur tua yang masih berpotensi. Apabila Kontraktor tidak mengusahakan maka KUD/BUMD dapat mengusahakannya. Perlu Sinergi Prof. Ir. Suryo Purwono, MASc, PhD, Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana UGM menyatakan, pihak industri di Indonesia tidak tahu apa yang bisa dilakukan universitas untuk mendorong laju bisnis mereka. Kalangan industri cenderung berprasangka negatif terhadap profesionalisme universitas. Di sisi lain, pihak universitas kurang menyelaraskan berbagai riset dan aktivitasnya dengan kebutuhan industri. Karena itu harus ada dirigen yang menyinergikan beberapa institusi, dan itu merupakan tanggung jawab pemerintah,” katanya.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan usaha hulu 50% harus dilakukan oleh perusahaan nasional. Selain itu, K’ESDM menargetkan terpenuhinya kebutuhan bahan baku industri dan bahan bakar nasional secara mandiri; Penggunaan barang dan jasa nasional sebesar 91%; Penggunaan SDM Nasional hingga 99%. Tercapainya keselamatan operasi migas harus tanpa kecelakaan, tanpa kegagalan operasi; lingkungan tanpa gas suar bakar, dan tanpa pembuangan limbah.
Ia mendefinisikan Enhanced Oil Recovery sebagai ”Usaha meningkatkan perolehan minyak mentah dengan cara menginjeksikan berbagai jenis bahan terpilih yang dapat mengubah sifat-sifat fisis dan kimia fluida di dalam batuan reservoar. Bahan injeksi dapat berupa bahan kimia, bahan panas, dan bahan terlarut.”
Ada beberapa regulasi dalam upaya
Bahan baku EOR mudah didapat di
Indonesia, tidak mahal, high recoverability, non-petroleum derivatives, dan industrial waste. Sementara itu, Ir. Bambang W dari Lemigas memaparkan, dari 341 proyek EOR di dunia (2010), EOR USA mencapai 665 ribu Barrel perhari, Venezuela 360 ribu Barrel, Indonesia 240 ribu Barrel, Canada 230 ribu Barrel, China 160 ribu Barrel, dan Libya 40 ribu Barrel perhari. Secara potensi, AS memilik i 280 billion bbl dar i EOR Sedangkan Indonesia, perkiraan kasar 4,7 - 7 milyar bbl cadangan minyak tambahan onshore. Pengembangan IOR/EOR di Indonesia masih menghadapi sejumlah masalah. Di sisi Operator, banyak pengelolaan lapangan yang sejak awalnya tidak memiliki visi IOR/EOR. Data bagi pendukung IOR/EOR tidak memadai. Ir. Tony .T dari Kementerian Perindustrian memaparkan, berdasarkan posisi 2010, kebutuhan ethylene nasional adalah sebesar 1.118.000 ton, pasokan 455.000 ton, atau defisit 663.000 ton. Kebutuhan Propylene defisit 269.000 ton. Polyethylene defisit 56.000 ton. Polypropylene defisit 550.000 ton. Benzene defisit 163.000 ton. Toluene defisit 110.000 ton. Paraxylene defisit 98.500 ton. Orthoxylene defisit 26.000 ton. Dan Methanol, defisit 250.000 ton.
Data diolah dan divisualisasi oleh Biro Media PII www.pii.or.id
Januari 2012 | No. 54 | ENGINEER MONTHLY
| 11
aktual
Program Percepatan Profesi Insinyur
P
II bekerjasama dengan PPM telah merampungkan Program Percepatan Profesi Insinyur Profesional Madya Sektor Infrastruktur, khususnya untuk jurusan Sipil, Elektro, Mesin. Program Pelatihan Keinsinyuran Berjenjang ini dirancang bagi para Insinyur Profesional Pratama (IPP) untuk meningk atk an kompetensi dan tingkat sertifikasinya menjadi Insinyur Profesional Madya (IPM). Juga bagi pemegang IPM yang ingin memperpanjang lisensi IPM-nya. Program ini dapat mempersingkat waktu yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan tingkat Insinyur Profesional Madya (IPM). Karena ditempuh melalui pengetahuan praktis yang terstruktur, fokus pada sektor dan disiplin yang sesuai. Pr o g r a m i n i j u g a m e l e n g k a p i d a n memperkuat kompetensi pengalaman kerja yang telah dimiliki, di samping menstrukturkan pengalaman sehingga lebih mudah mengembangkannya di kemudian hari. Tenaga pengajar adalah praktisi keinsinyuran yang kompeten dan berpengalaman, memiliki sertifikat IPU dan IPM di bidang industrinya masing-masing. Antara lain Dr. Ir. Anggara Simanjuntak, MM, MBA, IPM, MTh – doktor pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, lulusan ITB, dengan berbagai pengalaman di bidang kelistrikan, selain mengajar di Universitas Trisakti. Sedangkan untuk bidang manajemen ada Dr. Bambang Subagjo, tenaga pengajar manajemen yang berpengalaman, termasuk pengalaman memberikan konsultasi dan pelatihan manajemen pada berbagai perusahaan besar di Indonesia.
12 |
ENGINEER MONTHLY | No. 54 | Januari 2012
Materi Pokok Mengacu pada pelaksanaan praktis, materi pelatihan yang diberikan jauh lebih terfokus dibanding materi di universitas. Program Percepatan Profesi memberikan kondisi pada peserta untuk belajar mandiri. Setiap peserta memperoleh materi design process, case study, interdepar tment coordination, people management, intrapreneurship, strategic plan, risk management, dan project leadership. Secara khusus peserta berlatar belakang pendidikan teknik sipil mendapat foundation & structure design; dan facility design applications. Mechanical Engineer menerima materi facility design applications; serta road and bridge construction equipment. Sedangkan Electrical Engineer mendapatkan materi electrical system design dan electronic system design. Kandungan Pelatihan Penguasaan pengetahuan keteknikan mengenai pemilihan dan perancangan peralatan atau sistem, pada sektor infrastruktur diadakan selama 60 jam. Pengetahuan mengenai manajemen keteknikan yang menekankan pada kordinasi kerja keteknikan antar tim dengan bidang-bidang di dalam dan di luar perusahaan selama 40 jam.
Sedangkan IPM yang akan meraih IPU mengikuti 100 jam Manajemen Keteknikan. Pelatihan berbasis kondisi lapangan, dengan studi kasus yang bersinggungan dengan disiplin lain. Seratus jam adalah waktu yang cukup singkat sehingga meminimalkan penggunaan jam kerja. Makin singkat waktu pelatihan, semakin murah pula biayanya. Pelatihan ini mempunyai nilai Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan sebesar 50 poin. Sedangkan peserta yang belum mencapai tingkat Insinyur Profesional akan mendapatkan sertifikat peserta, yang dikeluarkan oleh penyelenggara pelatihan ini, yaitu PII dan PPM. Jadwal Pelatihan (100 jam) setiap hari Sabtu jam 08.00 – 17.00 dan Senin jam yang sama. Lokasi di Gedung Bina Manajemen Jl. Menteng Raya No.9 Jakarta Pusat 10340. Biaya Pelatihan Rp.14.000.000,Informasi dan Pendaftaran bisa dilihat dalam website www.pii.or.id, atau email
[email protected]. Atau hubungi : Sekretariat PPKB Jl. Bandung No. 1, Menteng Jakarta Pusat 10310 Telp : (021) 31904251-52 Fax : (021) 31904657
Sebagaimana diketahui, sarjana baru yang hendak memperoleh sertifikasi insinyur akan menghadapi 10 jam Tes Dasar Profesi, 50 jam Pengetahuan Teknis, dan 40 jam Manajemen Keteknikan. Insinyur yang akan mencapai tingkat IPP, dan IPP yang akan mencapai IPM, masingmasing mengikuti 60 jam Pengetahuan Teknis, dan 40 jam Manajemen Keteknikan.
www.pii.or.id
PROGRAM PELATIHAN KEINSINYURAN BERJENJANG Kompetensi seorang sarjana teknik di dalam bidang keteknikan (keinsinyuran), berdampak luas bagi masyarakat pengguna, hanya saja tidak semua sarjana teknik memiliki kompetensi profesional yang sesuai dengan tingkat kerumitan teknis yang dihadapi. PII mengembangkan Program Pengembangan Keprofesionalan Berjenjang (PPKB), dengan tujuan untuk membangun kompetensi dan sertifikasi para insinyur di setiap tingkatan. Sertifikasi berjenjang ini dimulai dari sertifikasi Insinyur (Ir), Insinyur Profesional Pratama (IPP), Insinyur Profesional Madya (IPM), dan Insinyur Profesional Utama (IPU).
INSINYUR PROFESIONAL PRATAMA
tenaga pengajar Ir. Sarwono Kusasi Menyelesaikan pendidikan keteknikannya di Institut Teknologi Bandung. Berpengalaman di berbagai kegiatan di bidang perlengkapan bangunan di Indonesia. Aktif di berbagai organisasi profesi keteknikan. Saat ini aktif sebagai tenaga ahli perlengkapan bangunan di Indonesia.
Dr. Ir. Bambang Subagjo, MM Doktor bidang sosial dan ekonomi, menyelesaikan pendidikan keteknikannya di Universitas Brawijaya. Berpengalaman sebagai insinyur profesional di perusahaan konstruksi dan infrastruktur, terutama di bangunan yang berhubungan dengan sungai. Memberikan konsultasi dan juga pelatihan manajemen untuk perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.
Biaya Pelatihan: Rp. 9.000.000 Jadwal Pelatihan (100 jam) Setiap hari Sabtu dan Senin Sabtu : 08.00 - 17.00 Senin : 09.00 - 17.00 Lokasi: Gedung Bina Manajemen Jl. Menteng Raya no.9 Jakarta Pusat 10340
INSINYUR PROFESIONAL MADYA
tenaga pengajar Dr. Ir. Anggara Simanjuntak, MM, MBA, IPU Doktor pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, menyelesaikan pendidikan keteknikannya di ITB. Perwira karir di TNI AL, dengan berbagai pengalaman di bidang kelistikan di Indonesia. Aktif di berbagai organisasi profesi keteknikan. Saat ini aktif di beberapa perusahaan bidang kelistrikan di Indonesia selain menjadi pengajar tetap di Universitas Trisakti.
Dr. Ir. Alexander Liang, M.Eng Doktor bidang manajemen dari university of Tokyo, Jepang, menyelesaikan pendidikan keteknikannya di Universitas Parahyangan. Berpengalaman memberikan konsultasi dan juga pelatihan manajemen untuk perusahaanperusahaan besar di Indonesia selain memberikan kuliah dan pendidikan manajemen untuk berbagai tingkatan. Saat ini aktif mengajar di PPM Manajemen.
Biaya Pelatihan: Rp. 14.000.000 Jadwal Pelatihan (100 jam) Setiap hari Sabtu dan Senin Sabtu : 08.00 - 17.00 Senin : 09.00 - 17.00 Lokasi: Gedung Bina Manajemen Jl. Menteng Raya no.9 Jakarta Pusat 10340
Informasi dan Pendaftaran: Sekretariat Program Pelatihan Keinsinyuran Berjenjang Jl. Bandung No. 1, Menteng Jakarta Pusat 10310 Telp : (021) 31904251-52. Fax : (021) 31904657. Email :
[email protected]. Website : www.pii.or.id. PPM Manajemen Jl. Menteng Raya No.9-19 Telp : (021) 2300313 ext 1950-54. Email :
[email protected],
[email protected]. Website : www.ppm-manajemen.ac.id
CAFEO 30 CONFERENCE OF THE ASEAN FEDERATION OF ENGINEERING ORGANIZATIONS 2012 16-19 DECEMBER 2012
welcome to
PHNOM PENH Cambodia Advantage of Integration of Engineering Service for Least Developed ASEAN Member Countries
pictures
Mou BK Mesin PII-UNAS 8 Februari 2012, Kampus UNAS. BKM-PII di awal tahun 2012 melakukan kerjasama dengan Universitas Nasional (UNAS) di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, yang ditandai dengan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) antara Ketua Umum BK Mesin Persatuan Insinyur Indonesia (BKM PII) dengan Rektor UNAS..
Diskusi Energi 17 Januari 2012. Badan Kejuruan Mesin PII menyelenggarakan diskusi bertempat di Gedung Utama Pertamina, dengan tema : ”Pemanfaatan Energi Masa Depan Untuk Nusantara dan Dunia”. Diskusi tersebut dihadiri dari anggota Peer Group BKM, pengurus Pusat BKM, Pengurus Pusat PII, pengurus BK/BKT, kalangan perguruan tinggi, para pakar dan praktisi permesinan.
Golf Kimia Open 2012 29 Januari 2012. Badan Kejuruan Kimia (BKK) PII menyelenggarakan Turnamen Golf “KIMIA OPEN 2012” di Permata Sentul Golf, Minggu, 29 Januari 2012, dan dibuka dengan shotgun jam 7 tepat. Tournament Golf “Kimia Open” dilatarbelakangi oleh momentum 70 tahun Pendidikan Tinggi Teknik Kimia di Indonesia, dan peringatan 100 Tahun Nobel Award bagi Madame Curie. www.pii.or.id
Januari 2012 | No. 54 | ENGINEER MONTHLY
| 15
charisma
Ir. Arifin Panigoro Sukses adalah hasil bekerja keras dan berpikir besar. Pernyataan ini sangat tepat menggambarkan sosok Arifin Panigoro, seorang insinyur dan pengusaha sukses di bidang energi Sebelum keruntuhan orde baru, namanya hanya dikenal di kalangan terbatas sebagai pengusaha di bidang perminyakan. Namun ketika aksi demonstrasi reformasi semakin memuncak, kesadaran politiknya meningkat, dan ia menjadi simbol kebangkitan politik pengusaha. Alumni Teknik Elektro ITB ini tidak serta merta menjadi pengusaha yang sukses. Sebelum tahun 80-an, ia mengawali karirnya sebagai kontraktor instalasi listrik “door to door” dan proyek pemasangan pipa skala kecil. Pekerjaan ini belum membuatnya puas, karena ia melihat banyak kesempatan untuk menjadi besar dengan proyek-proyek berskala besar yang biasanya dimenangkan oleh kontraktor-kontraktor asing yang mempunyai peralatan lengkap. Nama Ir. Arifin Panigoro
Lahir Bandung, 14 Maret 1945
Pendidikan § Teknik Elektro ITB (lulus tahun 1973) § Senior Executive Programme Institute of Business
Administration, Fountainebleau, Prancis
Pengalaman Karir § PT Inti Persada Multi Graha (Presiden Direktur), sejak 1994 § PT Meta energi Petrasanga (Komisaris), sejak 1994 § PT Energi Patranagari (Komisaris), sejak 1994 § PT Apexindo Pratama Duta (Komisaris) sejak 1987 § PT Citra Panji Manunggal (Komisaris Utama) sejak 1987 § PT Meta Epsi Engineering (Komisaris Utama) sejak 1983 § PT Meta Epsi Antareja Drilling Co.(Komisaris Utama) sejak 1983 § PT Bina Karya Pariwisindo (Komisaris) sejak 1981 § PT Meta Epsi Sarana Graha (Presiden Komisaris) sejak 1994 § PT Meta Epsi Agro (Komisaris) sejak 1994 Politik: § Bergabung dengan PDIP (1999) § Ketua DPP PDIP dan Ketua Fraksi PDIP (2002 – 2003) § Mendirikan Partai Demokrasi Pembaruan (2005)
16 |
ENGINEER MONTHLY | No. 54 | Januari 2012
Kondisi sepertiini membuatnya berpikir, bahwa pengusaha atau kontraktor lokal harus bisa mendapatkan proyek-proyek besar ini. Pada tahun 1981, ia memberanikan diri untuk maju dalam proyek pemipaan dengan diameter besar. Untuk itu, kerja sama dengan pihak asing yang mempunyai peralatan lengkap dilakukan. Perjanjiannya, bila sebuah proyek selesai, bagi hasilnya adalah [eralatan yang digunakan untuk mengerjakan proyek tersebut. Mitra asing itu tidak berkeberatan. Sejak saat itu, Arifin dapat mengerjakan proyekproyek besar dengan peralatan sendiri. Pengusaha ini juga mengakui bahwa bantuan dari pemerintah juga sangat diperlukan untuk membuat pengusaha lokal menjadi tangguh. Contohnya ketika sekretariat negara, ketika terjadi “oil boom”, mengambil inisiatif untuk membangun kilang minyak karena ada tambahan anggaran. Pada saat itu pemerintah berkeinginan untuk melibatkan pengusaha lokal dalam proyek ini. Kelompok usaha Arifin, Medco, dikelompokkan dalam pembangunan kilang Cilacap bersama perusahaan dari Amerika Serikat. Dan Medco mendapatkan banyak manfaat pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga di sini. Demikian juga dengan bantuan pemerintah ketika dilakukan proyek pengeboran minyak pada tahun 1981 di Sumatera Selatan. Dari sinilah usaha Medco (Meta Epsi Drilling Company) berkembang dengan pesat, menjadi sebuah kelompok usaha besar berskala internasional. Kegiatan yang dilakukan pengusaha kelahiran Bandung ini tidak hanya di bidang bisnis, namun banyak hal lainnya, seperti kegiatannya di bidang politik, di bidang olahraga, dan di bidang kesejahteraan sosial. Sebagai seorang insinyur, mantan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia ini tidak hanya berhenti dalam bidang teknis, namun ia menggabungkan dengan berbagai disiplin keilmuan lain, sehingga ia mampu menjelmakan dirinya sebagai sosok yang bermanfaat bagi orang banyak. Menjadi inspirasi bagi Indonesia.
www.pii.or.id