SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
ENERGI NUKLIR INDONESIA DALAM KONTEKS ENERGI NUKLIR DUNIA : ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN Chairil Anwar Jurusan Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Email :
[email protected]
Intisari Persiapan Indonesia untuk memiliki PLTN sudah cukup matang. Sudah ada payung hukum berupa UndangUndang No 30/2007 tentang Energi dan RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang menyebutkan bahwa Indonesia akan mengoperasikan PLTN pada tahun 2016. Juga disebutkan bahwa pada tahun 2025 energi berasal dari bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 17 %. Dalam EBT ada sumbangan energi nuklir. Dalam salah satu kesempatan, Wapres Boediono menyampaikan bahwa Indonesia akan tetap membangun reaktor nuklir untuk pembangkit listrik. Meski pemerintah belum dapat memastikan kapan dan di mana reaktor nuklir itu akan dibangun. Komposisi konsumsi energi Indonesia saat ini terdiri dari: minyak bumi 47% (2.2 quads, 1 quads= seribu trilyun BTU), gas alam 30% (1.4 quads), batu bara 20% (0.9 quads), tenaga air dan energi baru dan terbarukan (geotermal, angin, matahari) 3% (0.15 quads). Tentang kesiapan Indonesia pernah disampaikan oleh lima lembaga swadaya masyarakat (LSM) bidang energi. Mereka menyatakan Indonesia memerlukan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mulai 2015. Ketua Masyarakat Peduli Energi dan Lingkungan (MPEL) Budi Santoso Sudarsono menyampaikan Pernyataan Sikap di Jakarta, Rabu (3/2/2010). Sementara itu, pada tingkat dunia energi nuklir sedang naik daun. Hal ini dipicu oleh sentimen tingginya harga minyak dan ramalan makin menipisnya energi fosil serta isu pemanasan global dan pengurangan emisi gas karbon dioksida. Energi nuklir dipandang sebagai bagian dari energi hijau bersama-sama dengan energi air, biomasa, angin, dan matahari. Presiden Obama akan mengucurkan dana hingga beberapa tahun ke depan sebesar AS$ 8,3 milyar setara dengan 79,7 trilyun rupiah untuk membangun dua reaktor dan memulai lagi industri nuklir. Sementara Cina akan membangun Kota Nuklir Haiyan seluas 130 km persegi dengan dana AS $ 175 milyar. Diharapkan pada tahun 2014 sudah akan beroperasi 9 reaktor yang akan menghasilkan daya sebesar 6300 MWe. Cina akan bekerja sama dengan Perancis. Beberapa negara dengan penggunakan energi nuklir tinggi memanfaatkan kesempatan ini untuk kepentingan ekonomi. Salah satu diantaranya adalah Korsel yang berhasil memenangkan tender mengalahkan AS, Perancis dan Jepang, penjualan satu reaktor nuklir berdaya 1400 MWe ke UEA sebesar AS 20 milyar, diharapkan selesai tahun 2020. Sejak reaktor nuklir pertama yang digunakan untuk menghasilkan listrik dibuka pertama kali di Inggris pada tahun 1956. Saat ini ada 442 reaktor di seluruh dunia yang tersebar di 32 negara yang memasok listrik sebesar 16 persen rata-rata dunia. Saat ini sedang dalam konstruksi 61 reaktor yang akan menghasilkan daya 58,8 GWe. Bagaimana dengan ketersediaan uranium sebagai bahan bakar. Masih cukup banyak sumber uranium yang belum diekplorasi, bahkan dari air laut hampir tidak terbatas. Indonesia bisa belajar banyak dari Korsel. Mereka memulai pembangunan reaktor pertama atas saran Walker Lee Cisler kepada presiden Korsel saat itu Dr. Syngman Rhee. Dengan dukungan politik yang kuat serta pantang menyerah, Korsel berhasil membuat reaktor sendiri berdaya 563MW dan saat ini mengoperasikan 20 reaktor dengan menghasilkan 40% daya listrik dari total kebutuhan energi. Bahkan sudah mulai mengekspor reaktor dengan harga hanya AS $ 3 milyar per reaktor dibandingkan dengan negara pesaingnya yang menawarkan harga AS$ 5-6 milyar. Dengan gambaran tersebut, berbagai pemangku kepentingan nuklir di tanah air jangan pernah berhenti untuk terus mempersiapkan diri agar suatu saat dapat merealisasikan PLTN.
Chairil Anwar
19
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Walaupun sebenarnya AS telah membuat reaktor PLTN pada tahun. Di Eropa setelah Kanselir Angela Merkel mengumumkan akan memperpanjang masa berlaku PLTN Jerman sampai dengan tahun 2030, beberapa negara Eropa seakan bangkit kembali untuk memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi. Setelah melalui perundingan yang alot telah dicapai kesepakatan. Sebanyak 17 PLTN di Jerman akan membayar pajak bahan bakar nuklir sebesar 2,3 milyar euro per tahun yang akan digunakan sebagai dana pengembangan energi terbarukan. (Wiener, 2010 ; Cohen,2010) Pemerintah Inggris akan mengucurkan dana AS $ 3,2 juta atau Rp 29 milyar untuk membiayai 20 proposal untuk memperkuat dan menstimulasi inovasi kajian Litbang dan aplikasi nuklir. Nampaknya energi nuklir sedang mendapatkan angin positip di berbagai belahan dunia karena sejak kecelakaan nuklir Chernobyl tahun 1986, belum ada lagi kecelakaan sejenis. Hal nampaknya mulai merubah cara pandang masyarakat. Di samping masalah yang bersifat teknis seperti pengembangan reaktor yang lebih aman dan efisien, penanganan limbah nuklir, harga reaktor nuklir yang masih sangat mahal, sisi yang bersifat sosial yaitu dukungan masyarakat luas terhadap keberadaan PLTN masih menjadi masalah serius. Ditambah lagi masalah keamanan reaktor terhadap gangguan teroris. Tabel berikut merupakan perbandingan dari tahun 2002 dan tahun 2007 tentang persepsi masyarakat terhadap bahaya beberapa jenis pembangkit listrik. Dari tabel tersebut nampak bahwa masyarakat masih melihat nuklir sebagai sumber energi yang paling berbahaya dibandingkan dengan yang lain. Namun data tersebut menunjukkan adanya kecenderungan penurunan persepsi bahaya dari 45% menjadi 36%.
PENDAHULUAN Kata nuklir sebagai istilah ilmu boleh jadi merupakan kata yang paling populer di masyarakat. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peristiwa sejarah terkait perang dunia kedua di mana dua kota di Jepang Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) diluluh lantakkan oleh bom atom bernama Little Boy dan Fat Man. Setelah Perang Dunia II usai, seiring dengan kegiatan pembangunan pasca perang pada saat yang bersamaan terjadilah perlombaan senjata nuklir yang dipimpin dua negara adidaya saat itu, Amerika Serikat dan Uni Soviet. Era ini disebut Perang Dingin yang menimbulkan ketakutan dunia jika kemudian akan terjadi Perang Dunia Ketiga, yang berarti perang dengan menggunakan senjata nuklir. Kalau hal ini terjadi sebagian besar penduduk bumi akan binasa mengingat kedahsyatan bom nuklir yang makin canggih. Beberapa filem dibuat untuk memberikan gambaran betapa peradaban manusia akan musnah bila PD Ketiga benar-benar terjadi. Gambaran yang menakutkan inilah yang masih melekat pada benak sebagian besar masyarakat dunia. Setelah bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991, ketegangan tersebut berangsur menurun. Saat ini dengan pelopor Presiden AS Obama telah dilakukan upaya serius untuk terus mengurangi senjata nuklir melalui kampanye Zero Nuclear. Bahkan AS telah membeli bahan uranium dengan kemurnian 90% yang digunakan untuk persenjataan dari Rusia dan sudah memanfaatkannya untuk bahan bakar nuklir PLTN melalui proses pengenceran atau penurunan kadar uranium menjadi sekitar 7%. (NYTimes, Pebruari 17 dan 18) Di sisi yang lain energi nuklir ternyata dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi berupa listrik yang disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN. Inggris merupakan negara pertama yang membangun PLTN pada tahun 1956.
Tabel 1. Persepsi Bahaya Terhadap Berbagai Jenis Pembangkit Listrik
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
20
Chairil Anwar
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Aspek sosial politik nuklir merupakan aspek yang sangat penting dalam pengembangan energi nuklir. Sebuah organisasi bernama The Global Nuclear Future Initiative yang melibatkan pakar antar disiplin memberikan fokus utama terhadap kajian tersebut (lihat : https://www.amacad.org/projects/globalNuclear1.as px ) Tentang pencitraan energi nuklir, upaya BATAN dengan memasang iklan di beberapa stasiun TV merupakan suatu upaya yang positip.
Masyarakat memang perlu terus menerus diberi penjelasan tentang berbagai hal terkait PLTN terutama aspek keamanan agar makin terbuka. ENERGI NUKLIR DUNIA Di kalangan negara yang telah menggunakan PLTN, Perancis merupakan negara dengan sumbangan energi nuklir terbesar (76,5%) terhadap total energi listrik disusul Lithuania (64%) dan Cina terkecil 1,3% seperti ditunjukkan gambar 1 berikut.
Gambar 1. Sumbangan Energi Nuklir terhadap Energi Listrik Total untuk Negara Pemilik PLTN.
Menarik untuk melihat usia reaktor yang telah digunakan di beberapa negara. Gambar 2 menunjukkan bahwa usia termuda yaitu 2 tahun ada 2 reaktor, yang paling banyak 65 reaktor berusia 2425 tahun dan yang paling tua berusia 41-42 tahun ada 2 reaktor. Hal ini menunjukkan bahwa secara Chairil Anwar
umum usia rerata reaktor di kisaran 25 tahun dan yang cukup baru relatif lebih sedikit. Hal ini bisa difahami karena dalam waktu cukup lama kontroversi PLTN tetap saja berlangsung, sehingga belum ada pembaharuan reaktor dalam jumlah yang signifikan. Namun dari gambar tersebut
21
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 menunjukkan bahwa usia pakai PLTN cukup lama karena yang berusia di atas 30 tahun ada 137 reaktor
bahkan ada yang sudah berusia lebih 40 tahun.
Gambar 2 Usia Pakai Berbagai Reaktor Dunia
Gambar 3(a) Jumlah Reaktor Nuklir per Negara yang Beroperasi di Seluruh Dunia
Dari segi jumlah AS menempati rangking pertama dengan jumlah reaktor 104 walaupun dari segi persentase terhadap energi listrik total AS hanya 20% disusul Perancis 59 reaktor (75%) dan Jepang 53 reaktor memberikan sumbangan 27,5% pada
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
total energi listrik. Sementara itu jumlah reaktor yang sedang dibangun ada 61 diharapkan dapat menghasilkan energi listrik 58,8 Gwe dan yang terbanyak dibangun di China (24 reaktor) (Gambar 3).
22
Chairil Anwar
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Gambar 3.(b). Jumlah Reaktor yang Sedang Dibangun di Seluruh Dunia
Gambar 4. Proyeksi Kapasitas Energi dalam GW per Kawasan pada tahun 2035
Secara umum jkapasitas energi nuklir sampai dengan tahun 2035 mengalami peningkatan sampai 592 GW dengan kenaikan terbesar terjadi di Cina (dari 9 menjadi 75 GW. Mungkin dalam gambar tersebut sudah termasuk sumbangan energi nuklir Indonesia dalam Rest of world yang mengalami peningkatan dari 30 GW menjadi 68 GW, karena di berbagai media masa internasional sudah disebutkan bahwa Indonesia sedang dalam proses membangun PLTN.
Chairil Anwar
Berdasar perkiraan IEA (International Energy Agency) akan terjadi kenaikan kebutuhan energi dunia sebesar 36% antara tahun 2008 dan 2035. Kenaikan tersebut sebagian terbesar (93%) akan berasal dari negara-negara yang ekonominya berkembang pesat. Sejak tahun 2009 China telah melampaui AS dan menjelma menjadi pengguna energi terbesar dunia. Diproyeksikan dalam periode 2008-2035 negara-negara tersebut akan mengalami pertumbuhan energi sebesar 75%.
23
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Gambar 5 Proyeksi Pertumbuhan Energi Dunia Berdasar Kelompok Negara dan Kelompok Sumber Energi hingga Tahun 2035
Seperti ditunjukkan pada gambar 5 di tahun 2035 sumber bahan bakar fosil masih mendominasi walaupun terjadi penurunan terutama untuk batu bara dan minyak di negara-negara OECD, sementara energi terbarukan dan energi nuklir mengalami kenaikan. Penggunaan batu bara dan minyak bumi di banyak negara kaya pada periode tersebut yang sebagian besar adalah anggotaOECD akan turun dari 44% menjadi 33%. Energi nuklir akan naik 3,6 kali lipat sementara penggunaan uranium hanya naik 2,5 kali lipat, ini menggambarkan adanya efisiensi. (Anonim, the Ecomist nov 2010)
Berdasarkan kandungan uranium dalam sumber dikenal klasifikasi yang dinyatakan dalam seper sejuta (ppm) seperti berikut . ( http://www.worldnuclear.org/info/inf75.html)
POTENSI URANIUM BAKAR NUKLIR
Granite
4-5 ppm U
Sedimentary rock
2 ppm U
Earth's continental crust (av)
2.8 ppm U
Seawater
0.003 ppm U
SEBAGAI
Very high-grade ore (Canada) - 20% 200,000 ppm U U 20,000 ppm U
Low-grade ore - 0.1% U,
1,000 ppm U
Very low-grade ore* (Namibia) 100 ppm U 0.01% U
BAHAN
Salah satu pertanyaan yang sering dikemukakan terkait energi nuklir adalah masalah ketersediaan uranium. Uranium sebagai bahan bakar reaktor diperoleh dari bijih uranium. Uranium adalah logam yang keberadaannya hampir sama dengan logam zink maupun timah dan merupakan penyusun batuan pada umumnya bahkan juga terdapat dalam air laut.
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
High-grade ore - 2% U,
* Sejauh ini yang dimaksud dengan bijih(ore) yang dapat ditambang dan secara ekonomi menguntungkan bila kadarnya di atas 100 ppm.
24
Chairil Anwar
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Tabel 2 Sumber Uranium pada tahun 2007 ton U Australia
Kanada mengandung yranium terbesar sedangkan dari Namibia masuk katagori sangat rendah.Namun kandungan uranium yang terendah berasal dari air laut. Negara penghasil uranium utama di dunia seperti pada tabel 2 berikut. Tabel tersebut menunjukkan bahwa uranium yang berhasil ditambang meningkat dari tahun ke tahun dan pada tahun 2009 produksi total dunia mencapai 50.572 ton, ada kenaikan 30% dalam 10 tahun. Hal ini menandakan bahwa ada kenaikan konsumsi uranium. Hal ini sejalan dengan makin banyaknya jumlah PLTN yang sudah beroperasi.Dari tabel 2 tersebut dapat digambarkan perbandingan antar produsen uranium Pada Gambar 6, Warna biru
Persentase thd dunia
1,243,000 23%
Kazakhstan 817,000
15%
Russia
10%
546,000
South Africa 435,000
8%
Canada
423,000
8%
USA
342,000
6%
Brazil
278,000
5%
Namibia
275,000
5%
Niger
274,000
5%
Ukraine
200,000
4%
Jordan
112,000
2%
Uzbekistan 111,000
2%
India
73,000
1%
China
68,000
1%
Mongolia
62,000
1%
other
210,000
4%
menunjukkan uranium yang harganya kurang AS $ 80 per kg sedangkan warna colat uranium dengan harga As $ 80-130 per kg. Gambaran lebih rinci kandungan uranium dalam sepuluh tahun terakhir per negara disajikan pada tabel 3. Tabel 3 Jumlah Produksi Uranium Beberapa Negara tahun 2001 s/d 2009(OECD NEA & IAEA, 2008)
World total 5,469,000
Seperti dinyatakan di atas uranium dari tambang di
Gambar 6. Perbandingan Produksi Uranium antar Negara.
Chairil Anwar
25
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Gambar 7. Kandungan Tambang Uranium Dunia (biru) dan yang Dieksplorasi (jingga)
Tabel 3 Jumlah Produksi Uranium Beberapa Negara tahun 2001 s/d 2009(OECD NEA & IAEA, 2008)
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
26
Chairil Anwar
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Sebagian ahli optimis bahwa persediaan bahan baku uranium mencukupi walaupun permintaan terus naik. Bahkan setelah adanya kesepakatan Zero Nuclear, perusahaan AS telah memulai kesepakatan untk membeli uranium kadar tinggi dari hulu ledak senjata nuklir. Berdasar jumlah reaktor yang beroperasi saat ini dengan daya terpasang 370 Gwe membutuhkan 65.000 ton uranium. Sumbangan uranium diperkaya (dengan kadar uranium >90%) dari senjata nuklir
yang digunakan untuk reaktor setelah diencerkan diperkirakan mencapai 13% per tahun dari kebutuhan bahan bakar reaktor. Terkait penawaran dan permintaan uranium serta pengaruhnya terhadap harga dan persepsi ketersediaan uranium ditunjukkan pada gambar 8. Salah satu pandangan yang menyebutkan bahwa sebenarnya uranium tidak pernah akan habis sebagai sumber bahan bakar nuklir karena limbah nuklir dapat di daur ulang.
Gambar 8 Penyesuaian Ekonomi dalam Penyediaan dan Penggunaan Uranium
global. (gambar 9) Penyumbang terbesar dari gejala tersebut adalah makin banyaknya gas rumah kaca terutama gas karbon dioksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam, dan batu bara). (gambar 10).
NUKLIR DAN LINGKUNGAN
Masalah besar lingkungan saat ini salah satunya karena terjadinya kenaikan temperatur permukaan bumi yang populer dengan sebutan pemanasan
Gambar 9. Proyeksi Kenaikan Temperatur Bumi di Asia
Chairil Anwar
27
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Dari gambar 10 nampak bahwa tingkat sumbangan emisi karbon dihasilkan oleh Cina dan Korea Selatan. Kedua negara mengalami pertumbuhan energi yang tinggi dari tahun ke tahun. Walaupun Indonesia relatif kecil namun pengamatan lebih rinci
menunjukkan bahwa ada peningkatan emisi karbon yang cukup signifikan. Tahun 2001 emisi CO2 Indonesia sebesar 87,1 mmt (juta meter kubik) atau 1 persen emisi dunia.
Gambar 10 Emisi Karbon pe Kapita Beberapa Negara
Dalam kaitan ini dapat difahami bahwa Cina dan Korsel berupaya menekan emisi karbon salah satunya dengan menambah sumbangan energi nuklir yang dianggap energi hijau karena tidak menghasilkan gas karbon dioksida.
terakhir di AS terjadi penurunan jumlah mahasiswa untuk bidang elektro dan komputer sebesar 29% dibandingkan dengan pada tahun 2002 yang mencapai puncaknya. Ada penurunan jumlah sebesar 18.500 mahasiswa. Menurut analis energi AS Philip Verleger, PT AS menghasilkan 3300 insinyur nuklir pada tahun 1976 dan pada tahun 2005 turun menjadi 2200 orang. Hal yang sama terjadi di Inggris. Pada tahun 2017 Inggris membutuhkan insinyur dan tenaga manufaktur dengan kompetensi terkini (state of the art) sebesar 587. 000 orang. Jumlah itu sangat sukar untuk dapat dipenuhi oleh seluruh PT Inggris. Hal itu disebabkan karena adanya penurunan jumlah mahasiswa dalam bidang dimaksud. Ada penurunan sebesar 16 percent pada tahun 2019. Inggris juga mengalami penurunan jumlah dosen dalam bidang teknik dan manufaktur sebesar 30 persen, dan jumlah mahasiswa dalam bidang tersebut juga turun sebesar 17%. Don Russell menyarankan agar pemerintah dan PT untuk mengambil langkah sebagai berikut. 1. Perlu ada usaha untuk menaikkan kembali minat calon mahasiswa agar mereka memilih bidang teknik terkait. 2. Memotivasi mahasiswa dengan permasalahan yang ada terutama terkait dengan tantangan energi ke depan. 3. Ajak industri agar memberi beasiswa kepada mahasiswa dan bisa menerima mahasiswa untuk magang sehingga mereka suatu saat bisa menjadi pekerja mereka.
SDM NUKLIR Perkembangan menggembirakan bangkitnya energi nuklir dunia membutuhkan kesiapan SDM. Sumber utama SDM nuklir berasal dari berbagai perguruan tinggi (PT) dunia maupun para praktisi energi yang telah bekerja di berbagai pembangkit listrik utamanya dari PLTN. Berbagai negara telah menyiapkan hal itu termasuk Indonesia. Dengan BATAN sebagai pemain utama dibantu oleh beberapa PT diantaranya UGM yang memiliki program studi Teknik Nuklir maupun bidang terkait seperti di berbagai jurusan MIPA dan jurusan Teknik Elektro dan Mesin. Kemudian juga ada STTN, Sekolah Tinggi Teknik Nuklir di Yogyakarta yang merupakan satu-satunya untuk PT sejenis di Indonesia. BATAN melalui Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) telah menjalin kerja sama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk mengembangkan SDM di bidang tenaga nukulir. Namun demikian dari data yang ada ada kekhawatiran tidak mencukupinya SDM yang dibutuhkan dengan permintaan yang ada. Don Russell (2010) seperti ditunjukkan pada gambar 11 berikut menyebutkan bahwa dalam 10 tahun STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
28
Chairil Anwar
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
Gambar 11 Potret Mahasiswa Teknik Elektro dan Komputer di AS
4.
5.
Secara konsisten perlu menyewa para praktisi agar memberikan wawasan kerja praktis kepada para mahasiswa. Memperkuat program akademik yang sudah ada serta buatlah program baru. Dynamic electric power programs in major universities must be cultivated with an emphasis on hiring new power and energy engineering faculty. Perbaharui Kolaborasi Litbang IndustriUniversitas dengan dibantu oleh pemerintah. Pendanaan riset bagi dosen yang memadai akan menciptakan lingkungan kreatif yang dapat memotivasi mahasiswa dengan cara
6.
memaparkan pada tantangan litbang jangka pendek dan jangka panjang yang diperlukan industri.. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) akan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di bidang tenaga nukulir.
Tabel 4 Gambaran Tentang Kebutuhan SDM Nuklir
Vietnam yang sedang menyiapkan pembangunan PLTN dan diharapkan sudah berdiri dan beroperasi pada tahun 2020 membutuhkan SDM terlatih dalam Chairil Anwar
bidang nuklir lebih dari 100 orang, seperti yang disampaikan Menteri Ristek Vietnam. Sedangkan untuk konstruksi PLT dibutuhkan 6000 -10 000
29
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 tenaga kerja menurut Ketua Komisi Energi Atom Vietnam Vuong Huu Tan. Pemerintah mengalokasikan dana sebesar 112.32 million US dollars atau 1 trilyun Rp untuk menyiapkan SDM dimaksud. Proyeksi kebutuhan SDM nuklir dunia ditunjukkan pada tabel 4.
tidak mudah dan perlu terus menerus dilakukan.
Kabar terbaru terkait PLTN Indonesia adalah upaya pendekatan yang dilakukan oleh Yasev Valery dari Rusia dengan Ketua DPR Marzuki Alie dan Hidayat Nur Wachid (Antara, 15 Oktober 2010). Dalam diskusi tersebut selain masalah teknis juga dibahas agar pemerintah dan dewan berupaya meyakinkan kepada masyarakat luas bahwa PLTN aman dan dapat membantu pasokan listrik Indonesia hingga tahun 2030. Tabel 5 menunjukkan dengan pertumbuhan sekitar 7% pada tahun 2025 beban puncak akan mencapai 55 GW. Padahal saat ini Indonesia sudah menjadi pengimpor minyak bumi dan sumbangan energi listrik asal minyak bumi pada tahun 2006 hanya 10 persen (Tabel 6).
PROSPEK ENERGI NUKLIR INDONESIA Iklan yang ditayangkan di beberapa TV tentang kesiapan Indonesia meyambut energi nuklir cukup positif untuk memberikan imbangan informasi kepada masyarakat. Informasi negatif terkait nuklir dalam benak masyarakat selalu berhubungan dengan bom atom/nuklir maupun lomba persenjataan berhulu ledak nuklir semasa Perang Dingin. Merubah kesan negatif tentang sisi negatif nuklir
Tabel 5 Proyeksi Beban Listrik Jawa-Bali Hingga Tahun 2025
Tabel 6 Berbagai Sumber Energi Indonesia Relatif Terhadap Dunia Tahun 2005
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
30
Chairil Anwar
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Untuk menuju negara nuklir diperlukan kerjasama berbagai fihak. Seperti yang disampaikan Ketua Adhoc Technical Working Group on the Establishment of Nuclear Power Plants (TWGENPP) ASEAN Prof Dr Carunia Firdausy, Indonesia hanya akan mengembangkan PLTN sebesar empat persen saja dari rencana bauran energi nasional pada 2025, sedangkan 96 persen lainnya masih bersandar pada batubara, minyak, gas, serta pengembangan energi air, panas bumi, biofuel. BATAN dan berbagai komponen bangsa yang lain telah berupaya maksimal untuk menjaga api semangat dari berbagai tantangan yang cukup besar. Mulai dari minimnya anggaran dan opini publik yang cukup keras menolak kehadiran PLTN di Indonesia. Karena itu sangat bijak kalau pemerintah tidak hanya mengandalkan kawasan Muria sebagai tempat PLTN Pertama Indonesia. Nampaknya beberapa propensi telah menyiapkan diri untuk hal itu antara lain propensi Kalbar, Kalteng dan Babel telah menyatakan kesiapannya untuk ditempati PLTN. Menarik untuk mengutip pendapat Eintein seperti yang dikutip Lee (2007). Suatu saat Albert Einstein ditanya seorang jurnalis: “Why can’t we get rid of the nuclear war threat?” “Because politics is more complicated and difficult than physics,” was his answer. Senada dengan hal itu inilah masalah besar yang dihadapi Indonesia. Korsel beruntung karena PLTN pertama ditetapkan langsung oleh Presiden Dr. Syngman Rhee Korsel yang menjabat setelah perang saudara tahun 1950an usai.
universitas dan para praktisi energi lainnya. Walaupun target pengoperasian PLTN pada 2016 tidak akan tercapai, kita tetap perlu menyampaikan pada pemerintah khususnya dan para pemangku kepentingan nuklir pada umumnya bahwa telah ada ketentuan hukum mengikat berdasar UU Nomor 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN), Indonesia suatu saat harus dapat mengoperasikan PLTN. Mari terus bekerja dan mengamati apakah Indonesia atau Vietnam yang lebih dahulu mewujudkan PLTN di lingkungan negara ASEAN. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, Thursday, November 4, 2010, The Aqueous Homogeneous Reactor, http://nucleargreen.blogspot.com/ 2. Anonim, 2010, World primary energy demand, The Economist, Nov 11th, page 3. Blair, Bruce, 2010, Could Terrorists Launch America's Nuclear Missiles?,TIME, November 11 4. Cohen, Roger, 2010, Dangerous Nuclear Illusions, The New York Times, November 11 5. Don Russell,B, 2010, Educating the Workforce for the Modern Electric Power System University-Industry Collaboration, Issues Sci & Tech, Spring, 40 ,1 6. Hutchinson, A ,2009, The Next Atomic Age: Can Safe Nuclear Power Work for America?, http://www.popularmechanics.com/science/ener gy/nuclear/3760347?page December 18, 7. https://www.amacad.org/projects/globalNuclear1 .aspx 8. http://www.world-nuclear.org/info/inf75.html 9. http://www.listo.be/activities/nuclear-technologyroadmapping 10. OECD NEA & IAEA, 2008, Uranium 2007: Resources, Production and Demand 11. HTTP://NEXTBIGFUTURE.COM/2010/07/WORL D-URANIUM-PRODUCTION-FOR-2009WAS.HTML 12. Lee, Chang Kun,2007-2008, Korea’s Nuclear Past, Present, and Future, 21st Century Science & Technology, Winter Edition 13. MUELLER, J.2010, Calming Our Nuclear Jitters, Issues Sci &Tech, Edisi Winter 14. NYTimes, February 18, 2010, A Reasonable Bet on Nuclear Power
KESIMPULAN Setelah dalam waktu cukup panjang energi nuklir dunia mengalami stagnasi perkembangan, dalam beberapa tahun terakhir menujukan kecenderungan positif. Bahkan negara yang sedang berkembang ekonominya seperti Cina, Korsel dan India dengan kebutuhan listrik yang besar membuat keputusan berani dengan meningkatkan persentase energi nuklir. Mereka berhasil meyakinkan masyarakat setempat bahwa energi nuklir di samping lebih murah juga aman dan menguntungkan. Secara khusus Korea Selatan melihat bahwa kemampuan membangun PLTN dengan cara cepat dan lebih murah tapi tetap aman menjadikannya sebagai peluang bisnis yang menguntungkan. Ada aspek ekonomi yang ditunjukkan Korsel terkait energi nuklir yang berhasil memberikan sumbangan 2,2 persen terhadap GDP Korsel. Hal ini tentu memberikan pelajaran penting bagi Indonesia untuk tetap konsisten memperjuangkan dan berupaya keras agar pembangunan PLTN dapat segera terwujud. SDM nuklir yang saat ini terkonsentrasi di BATAN dan Bapeten perlu diperkuat dengan tenaga dari Chairil Anwar
31
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
15. NYTimes, February 17, 2010, U.S. Supports New Nuclear Reactors in Georgia Wiener,A.,2010, Back from the Dead : Europe's scramble for nuclear energy is making for radioactive politics, Foreign Policy, SEPTEMBER 22
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
32
Chairil Anwar