MARET 2011 | No. 47 | ENGINEER MONTHLY
PERSATUAN I N S I N Y U R INDONESIA
P I I
ENGINEER MONTHLY DAYA SAING GLOBAL: Insinyur Indonesia Siap Bersaing Insinyur Dalam Kesejarahan Indonesia Langkah Pendekar Konstruksi Hijau Antara AS, China, India, dan Indonesia
Daya Saing Indonesia: 4 Pilar dalam Keinsinyuran Dr. Ir. Muhammad Said Didu Ketua Umum PII
EDITORIAL
ENGINEER MONTHLY Penanggung Jawab: Direktur Eksekutif, Ir. Rudianto Handojo Redaksi: Biro Media PII
Berubah
Sekretariat: Jl. Halimun 39 Jakarta Selatan 12980 Telp. 021-8352180. Fax. 021-83700663 Website : www.pii.or.id Email :
[email protected]
Change your thoughts and you change your world (Norman Vincent Peale)
P
erubahan terus terjadi, bahkan jika kita tidak melakukan apapun. Waktu terus berubah, usia semakin bertambah, adanya kehidupan baru, adanya kematian, dan lingkungan yang berubah. Sesuatu yang dapat beradaptasi dengan perubahan itulah yang dapat bertahan hidup, survival of the fittest, seperti yang disiratkan oleh Herbert Spencer dalam bukunya The Principles of Biology (1864) dan Charles Darwin dalam bukunya The Origin of Species (1869).
Perubahan teknologi, sosial, dan budaya, telah membuat perubahan besar dalam industri media. Kita sudah melihat rontok dan melemahnya banyak media cetak besar di dunia akibat tidak mampu beradaptasi dengan perubahan ini. Perubahan pola hidup, dengan pergerakkan yang semakin cepat, membuat orang tidak sempat untuk berlama-lama membaca, mereka menginginkan sesuatu yang ringkas, namun tetap akurat dan bermanfaat. Apalagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat saat ini mendukung perubahan kebiasaan ini. Untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan inilah, Engineer Monthly (EM) berubah. Kini, anda akan dapat melihat lebih banyak infografis, sehingga data atau informasi akan lebih mudah dimengerti tanpa keterangan atau tulisan panjang yang membuat kening berkerut. Selain itu kami melakukan perubahan rubrikasi dan tata letak yang diharapkan akan membuat nyaman anda, para pembaca EM. Dalam edisi kali ini, kami menurunkan berita utama tentang daya saing Indonesia diantara negara-negara lain di dunia yang bersumber pada Laporan Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Index Report) yang dirilis oleh World Economic Forum tahun 2011. Informasi ini pada dasarnya memperlihatkan perubahan-perubahan yang terjadi. Ada negara-negara yang mencapai peringkat semakin baik, tetap, atau turun. Dari posisi di tahun sebelumnya, tahun ini Indonesia naik ke posisi 44, walaupun terdapat beberapa catatan yang harus menjadi perhatian kita, seperti rendahnya peringkat infrastruktur dan kesiapan teknologi.
advertorial
SEBAGAI Perusahaan jalan tol pertama di Indonesia, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam membangun dan mengoperasikan jalan tol, saat ini Jasa Marga adalah leader dalam industri jalan tol di Indonesia. Saat ini Jasa Marga sedang berkonsentrasi untuk membangun 5 proyek jalan tol baru yang telah dimiliki konsesinya, yaitu Bogor Ring Road, Semarang-Solo, Gempol-Pasuruan, CengkarengKunciran dan Kunciran–Serpong serta 1 proyek yang merupakan penyelesaian dari jalan tol JORR yaitu seksi JORR W 2 Utara (Ulujami-Kebun Jeruk).
Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, China dan India diyakini akan menggeser posisi Amerika Serikat sebagai pemimpin ekonomi dunia. Perbandingan dan apa saja yang membuat China dan India Berjaya, termasuk keunggulan teknologi dan jumlah insinyurnya, dapat anda baca juga dalam edisi kali ini yang juga akan didukung oleh infografis yang akan mempermudah anda membaca informasinya. PII Award masih banyak menyisakan cerita menarik yang juga kami ulas dalam edisi kali ini, selain berita-berita internal PII serta profil salah satu pendiri PII, Ir. Djuanda, yang berjasa dalam menjaga kedaulatan wilayah NKRI. Selamat membaca. Ir. Rudianto Handojo Direktur Eksekutif PII
2 |
ENGINEER MONTHLY | No. 47 | Maret 2011
www.pii.or.id
UPDATE INSINYUR ANGGOTA PII & INSINYUR PROFESIONAL 2008 - 2010
INSINYUR ANGGOTA PII & INSINYUR PROFESIONAL BERDASARKAN BADAN KEJURUAN
www.pii.or.id
Maret 2011 | No. 47 | ENGINEER MONTHLY
|
3
MAINFRAME
DAYA SAING GLOBAL: Insinyur Indonesia Siap Bersaing
D
i tengah karut marutnya kondisi Indonesia yang dihantam masalah korupsi, mafia hukum, mafia pajak, dan berbagai konflik horisontal, sebuah berita baik datang dari World Economic Forum (WEF) yang merilis peringkat daya saing negara-negara di dunia, The Global Competitiveness Index (GCI). Indonesia, dalam GCI 2010 – 2011, berhasil menempati posisi ke 44, naik 10 peringkat dari tahun sebelumnya. Peringkat ini meningkat karena membaiknya kondisi ekonomi makro serta perbaikan dalam indikator pendidikan. Indonesia dinilai berhasil memer-tahankan kondisi ekonomi makro saat terjadi krisis ekonomi dan berhasil mengendalikan defisit anggaran. Utang tetap dapat dikendalikan sebesar 31% dari Produk Domestik Bruto (PDB), sementara tingkat tabungan meningkat 4 |
ENGINEER MONTHLY | No. 47 | Maret 2011
menjadi 33% dari PDB. Namun beberapa sektor dinilai belum memuaskan. Infrastruktur, energi, dan penggunaan ICT (Information and Communication Technologies) di Indonesia masih perlu banyak perbaikan. Laporan GCI menyebutkan, kondisi infrastruktur Indonesia berada di posisi 82 dari 144 negara. Begitu pula dengan sektor jalan, posisi Indonesia berada di urutan ke-84 dan posisi ke-97 untuk ketersediaan pasokan listrik. Untuk tingkat penggunaan ICT, posisi Indonesia tetap rendah, posisi ke 103 dari 144 negara. Peringkat tertinggi GCI kali ini ditempati oleh Swiss, disusul oleh Swedia dan SIngapura. Amerika Serikat yang tahun lalu berada di peringkat 2, kali ini posisinya ada di peringkat 4. www.pii.or.id
MAINFRAME
Perspektif Keinsinyuran Dari 12 pilar daya saing The Global Competitiveness Report: Institusi, infrastruktur, kondisi ekonomi makro, kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan tinggi, efisiensi pasar barang, efisiensi tenaga kerja, pengembangan pasar keuangan, kesiapan teknologi, kapasitas pasar, kenyamanan usaha, dan daya inovasi, yang berhubungan langsung dengan bidang garap keinsinyuran terdapat 4 pilar yaitu infrastruktur, pendidikan tinggi, kesiapan teknologi, dan daya inovasi. Di kawasan ASEAN, posisi Indonesia masih di bawah Singapura (peringkat 3), Malaysia (26), Brunei (28), dan Thailand (38). Terlihat dari 4 pilar keinsinyuran dalam infografis, kita masih tertinggal dari Singapura dan Malaysia. Indonesia hanya unggul di sektor inovasi dari Thailand dan Brunei. Sektor infrastruktur dan www.pii.or.id
kesiapan teknologi adalah 2 pilar yang menjadi titik paling lemah Indonesia. Bahkan India, yang berperingkat di bawah Indonesia, lebih siap dalam penggunaan teknologi. Hal inilah yang diyakini sebagian besar kalangan akan membawa India menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Dari gambaran tersebut , 4 pilar keinsinyuran mempunyai pengaruh yang sangat penting untuk mendongkrak daya saing sebuah negara. Peningkatan dan perbaikan 4 pilar keinsinyuran ini akan berdampak terhadap 8 pilar lainnya. Bahkan dapat dikatakan juga bahwa ini adalah pilar-pilar dasar daya saing suatu bangsa yang akan menjadi lokomotif pembangunan Indonesia. Dan ini adalah amanah untuk para insinyur.
Maret 2011 | No. 47 | ENGINEER MONTHLY
|
5
MINDSET
Insinyur dalam Kesejarahan Indonesia Oleh : Dr. Ir. Muhammad Said Didu, Ketua Umum PII
Dan di tahun 2011 ini, menjadi titik tolak untuk bangkit dan membangun kembali daya saing bangsa Indonesia. Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana membawa mainstream kebijakan nasional berbasis industri dan sektor riil.
Dr. Ir. Muhammad Said Didu
S
elama hampir 20 tahun, tepatnya pada 19701990, Indonesia menorehkan reputasi daya saingnya di kancah global. Berbagai inovasi dan kesiapan teknologi diusung secara serius dan sistematis sehingga melahirkan karya-karya keinsinyuran yang membuat kagum bangsa lain. Malaysia banyak belajar tentang sains dan teknologi kepada Indonesia. Petronas belajar dari Pe r t a m i n a . D a n n e g a r a - n e g a r a tetangga banyak memberi apresiasi yang tinggi terhadap kapabilitas keinsinyuran Indonesia. Pada tahun 1976, Indonesia meluncurkan satelit telekomunikasi Palapa. Pada 1970-an, Indonesia mencanangkan program Revolusi Hijau dengan meluncurkan benih unggul padi PB, irigasi nasional, dan pupuk – sehingga tercapailah swasembada pangan di tahun 1984. Pada era 1970an, insinyur terbaik Indonesia, Dr. Ir. B.J. Habibie berhasil merancang model dan teknologi pesawat yang banyak diterapkan di industri pesawat terbang di Eropa dan NASA. Dan di tahun 6 |
ENGINEER MONTHLY | No. 47 | Maret 2011
1980an, Indonesia berhasil membuat pesawat terbang sendiri dengan nama CN-235 dan N-250 (di tahun 1990). Pada masa itulah, Indonesia menjadi negara yang cukup diperhitungkan dalam kematangan daya saing global. Kondisi tersebut berbalik arah dan menukik tajam, puncaknya di tahun 1998, dimana seluruh enegri bangsa tersedot pada satu hal, yaitu masalah politik. Birokrasi yang cenderung koruptif dan ketidakpastian hukum, memaksa semua kekuatan daya saing Indonesia (yang dulu pernah dimilikinya) seolah terberangus tak tersisa. Dan selama 10 tahun sesudahnya, 2008, Indonesia masih belum sanggup menata dirinya. Lemahnya birokrasi dan leadership masih menjadi isu sentral hingga saat ini. Selama ini kebijakan nasional banyak dikendalikan pada sektor perdagangan dan pasar finansial.
Dan inilah yang menjadi titik terlemah dari suatu bangsa. Secara fundamental, negara akan gampang lumpuh jika terus mendasarkan kebijakan nasionalnya pada sektor perdagangan dan pasar finansial. Indonesia pernah lumpuh di tahun 1997, dan Amerika Serikat (yang juga berbasis perdagangan dan pasar finansial) juga pernah mengalami hal yang sama di tahun 2008. Negara-negara maju seperti Jerman, Jepang, Inggris, dan juga China secara konsisten menempatkan basis industri dan sektor riil sebagai mainstream kebijakan nasionalnya. Berbagai inovasi, kesiapan teknologi, pendidikan tinggi, dan infrastruktur terus didorong secara optimal dan berkelanjutan, sehingga menopang perekonomian rakyat dan ketahanan nasional. Indonesia saatnya bergerak dalam mainstream itu.
Pesawat CN-235 karya insinyur Indonesia www.pii.or.id
www.pii.or.id
Maret 2011 | No. 47 | ENGINEER MONTHLY
|
7
INNOVATION
Langkah Pendekar Konstruksi Hijau Green Building adalah gedung keduta“anContoh besar Austria di Jakarta, yang dibangun
S
ebagai salah satu langkah antisipasi terhadap perubahan iklim global dan makin langkanya energi fosil, kini Green Building atau yang disebut oleh beberapa kalangan sebagai gedung ramah lingkungan, makin marak perkembangannya di Indonesia.
Sebuah bangunan dapat disebut “Green Building” jika mampu menghemat penggunaan energi, mengurangi karbon, menghemat penggunaan air, dan mengurangi sampah, mulai dari disain, konstruksi, sampai operasionalnya. Di Indonesia masih sedikit sekali perusahaan konstruksi yang menerapkan konsep ini, sebagian besar masih dalam tahap “bungkusan” saja atau dikenal dengan istilah “greenwashing”. Salah satu, jika tidak bisa dikatakan satu-satunya, perusahaan konstruksi yang serius menerapkan konsep ini adalah PT PP (Persero) Tbk. 8 |
ENGINEER MONTHLY | No. 47 | Maret 2011
oleh PT. PP (Persero), akan mampu menghemat biaya operasional hingga 85 persen. “Sejak mendeklarasikan sebagi ‘Green Contractor’ pada tanggal 26 Agustus 2008, PT PP telah melakukan langkahlangkah strategis untuk menerapkan konsep ini dan berkomitmen turut menggerakkan program nasional ‘Green Building’ di Indonesia,” terang Hajar Seti Adji, Branch Manager PT. PP (Persero) Tbk. Ia juga menambahkan bahwa memang pembangunan gedung-gedung ini akan lebih mahal sedikit dari gedung lainnya, namun biaya operasionalnya akan jauh lebih murah. Jadi untuk jangka menengah dan panjang, biayanya akan lebih murah. Contohnya adalah gedung kedutaan besar Austria di Jakarta, yang mampu menghemat biaya operasional hingga 85 persen.
”
Menurut Poul E. Kristensen, Direktur sebuah perusahaan konsultan energi, konsumsi energi gedung dapat diturunkan hingga 50 persen dengan hanya menambah 5 persen biaya pembangunan gedung. Untuk mengukuhkan dan menunjukkan keseriusannya dalam membangun dan mendesiminasikan konsep “Green Building”, PT PP (Persero) TBk., melakukan langkahlangkah strategis seperti : terlibat dalam aktivitas nyata pembangunan “Green Building”; konsisten dalam cara membangun bangunan yang memerhatikan lingkungan (kepedulian terhadap lingkungan); berpartisipasi aktif dalam aktivitas “asosiasi green” baik dalam www.pii.or.id
INNOVATION
skala nasional maupun internasional; membuat kerjasama strategis dengan perencana dan tenaga ahli arsitek yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam membangun Green Building untuk meningkatkan kapasitas PT.PP dalam memberikan penawaran Design & Build proyek Green Building; konsisten dalam memberikan “knowledge sharing” kepada Pemilik Proyek, pemerintah, dunia pendidikan ,asosiasi
www.pii.or.id
profesional , dan pihak lain dalam rangka meningkatkan “Spirit Green” di Indonesia; serta mendukung masyarakat dan komunitas yang peduli dan ingin mengembangkan program kepedulian lingkungan “Green Program”. Dari berbagai kegiatan dan program “Green” ini PT. PP (Persero) Tbk., telah mendapatkan beberapa penghargaan, antara lain: “The Best Performance in Sustainable
Development” (Indocement Award, 2010 – kategori “Big Scale Contractor”), “Teknologi Tepat Guna” (Penghargaan Karya Konstruksi Nasional - Kementerian Pekerjaan Umum , 2010), dan Penghargaan Emas “Sustainable Engineering” (PII AWARD 2010 – Persatuan Insinyur Indonesia). Tidak salah juga jika perusahaan ini kita sebut Pendekar Konstruksi Hijau. [Aries]
Maret 2011 | No. 47 | ENGINEER MONTHLY
|
9
GLOBALVIEW
Mengamati Persaingan Global: Amerika, China, India, Indonesia Satu dekade lalu tidak ada yang meragukan bahwa Amerika Serikat adalah pemimpin perekonomian dunia dengan berbagai kekuatan industrinya. Kini, pendulum ekonomi bergerak ke arah Brazil, Rusia, India, dan China (BRIC) yang dijuluki Emerging, Growing, and Leading Economies (EAGLE).
Indeks Daya Saing Global 2010-2011 © World Economic Forum Data diolah dan divisualisasi oleh Persatuan Insinyur Indonesia
D
i antara keempat negara ini, China dan India menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang spektakuler yang diyakini akan menggeser dominasi Amerika Serikat selama ini.anyak sekali analisa tentang bagaimana China dan India bisa mendorong perekonomiannya tumbuh sangat pesat. Beberapa pengamat meyakini India, menyusul China, bisa mendorong tingkat pertumbuhan ekonominya menjadi dua digit.
pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan minus), China dan India tetap mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi, di atas 6 persen. Bahkan menikmati tingkat pertumbuhan dua digit pada kwartal tertentu. Salah satu faktor yang diyakini berperan besar dalam mendorong peningkatan ekonomi di China dan India adalah kemajuan industrinya yang ditopang oleh peningkatan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusianya. Kedua negara ini berhasil mencetak banyak tenaga insinyur untuk menopang pertumbuhan industrinya.
Menurut tradingeconomics.com, ketika antara tahun 2008 – 2009, Amerika Serikat mengalami kemerosotan
10 |
ENGINEER MONTHLY | No. 47 | Maret 2011
www.pii.or.id
GLOBALVIEW
Sumber Data : Profesor Vivek Wardhwa, Duke University Data diolah dan divisualisasi oleh Persatuan Insinyur Indonesia
Menurut Profesor Vivek Wadhwa dari Duke University, China berhasil menghasilkan sekitar 351,537 insinyur setiap tahunnya, India sebanyak 112.000 insinyur , dan Amerika Serikat sebanyak 137.437 insinyur. Data ini dirilis pada tahun 2004, namun pengamatan pada tahun 2005, China dan India menunjukkan peningkatan jumlah terus dalam meluluskan insinyurnya. Secara absolut, China akan memiliki jumlah insinyur yang lebih besar dari pada Amerika Serikat dan akan segera diikuti oleh India. China telah mencanangkan pertumbuhan ekonominya berbasis pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka menciptakan tenaga insinyur yang handal adalah prioritas utama mereka saat ini. Pada tahun 1986, setelah berkonsultansi dengan sekitar 200 orang ilmuwan terkenal, , China meluncurkan
www.pii.or.id
program Pengembangan dan Riset Teknologi Tingginya, yang dikenal dengan program “863” (nama ini diambil dari waktu peluncuran program: tahun 86 dan bulan 3 atau Maret). Program ini meliputi pengembangan bioteknologi, teknologi ruang angkasa, teknologi informasi, laser, robotik, pembuatan material tingkat tinggi, teknologi energi, dan teknologi kelautan. Begitu pula India yang mendorong pertumbuhan industri teknologi informasinya (sekitar 30% insinyurnya adalah lulusan di bidang elektronika, teknologi komunikasi, dan komputer). Dengan gambaran di atas, tidaklah terlalu berlebihan jika dalam beberapa tahun ke depan, China dan India akan berhasil menyalip Amerika Serikat sebagai pemimpin ekonomi dunia.
Bagaimana dengan Indonesia?
a
gak sulit mendapatkan data mutakhir tentang jumlah insinyur di Indonesia. Dari beberapa diskusi, diperkirakan, saat ini Indonesia meluluskan sarjana teknik sebanyak 50.000 orang setiap tahunnya yang belum tentu semua bekerja di bidang keteknikan atau teknologi. Berapakah jumlah insinyur yang dibutuhkan saat ini di Indonesia? Seperti China, sebaiknya Indonesia mempunyai peta jalan yang jelas untuk membangun perekonomiannya. Apa saja industri yang dibutuhkan, jumlah industri, dan berapa jumlah insinyur yang dibutuhkan untuk merealisasikan rencana tersebut. Jika ini terlaksana, tidak mustahil Indonesia akan menyusul China dan India menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia.
Maret 2011 | No. 47 | ENGINEER MONTHLY
|
11
EVENTS
Launching Tahun Kimia Internasional 2011 Chemists share and mix substances to obtain solutions, to generate positive reactions, to create new substances, to make bonds, to get colors, to enlighten, to inspire.
P
BB telah menetapkan tahun 2011 sebagai Tahun Kimia Internasional atau IYC (International Year of Chemistry). Himpunan Kimia Indonesia (HKI) telah ditunjuk oleh UNESCO dan IUPAC sebagai wakil resmi IYC Indonesia. Agenda Utama Perayaan IYC Indonesia oleh HKI didukung oleh Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia, LIPI, dan BATAN telah menyelenggarakan peluncuran Tahun Kimia Internasional, peresmian Rangkaian Acara oleh Menteri Perindustrian RI di Kemenperin serta Penerbitan Perangko Peringatan IYC Indonesia, Kemenperin, pada 23 Maret 2011.
Hadir dalam acara tersebut, Menteri Perindustrian, Mohamad S. Hidayat. Dalam sambutannya beliau menyebutkan bahwa melalui forum ini diharapkan peran insinyur kimia bisa memberikan masukan penting dalam rangka pemantapan strategi kebijakan pengembangan industri kimia dan maufaktur yang merupakan tulang pungung industri nasional, sehingga da-pat mendukung upaya peningkatan ekonomi, kesejahteraan rakyat, dan ketahanan nasional. Sedangkan Kepala BKPM memberi apresiasi yang positif bahwa keberadaan insinyur dan ilmuwan kimia menjadi pendorong utama dalam upaya menggerakkan 6 (enam) koridor ekonomi Indonesia, yang sebagian besar adalah industri penghasil nilai tambah.
Gubernur Lemhanas menambahkan, bahwa insinyur kimia yang tergabung dalam PII punya tanggung jawab besar dalam membuka akses pengetahuan dan teknologi (bidang kimia) kepada masyarakat. Lemhanas akan bekerja sama dengan PII dalam menumbuhkan semangat keilmuan kepada masyarakat dalam menghadapi tantangan global. Lemhanas juga mendukung terjalinnya peluang kemitraan dengan PII dalam mengembangkan teknologi dan industri pertahanan nasional. Misalnya, pabrik Propelan di daerah Subang yang merupakan bagian dari kawasan Energetic Material Center.
Launching Tahun Kimia Internasional 2011 mengangkat tema ”Industri Kimia Nasional Dalam Kebangkitan Industri Manufaktur”, dihadiri oleh para insinyur kimia, ilmuwan kimia, dan mahasiswa - dari berbagai daerah di Indonesia. Beberapa program lain yang akan dilaksanakan dalam tahun 2011 diantaranya Kuliah Peraih Nobel Kimia 2988 oleh Prof. Robert Huber di ITB, Pameran Kimia pada September 2011, dan penutupan IYC 2011. 12 |
ENGINEER MONTHLY | No. 47 | Maret 2011
www.pii.or.id
PICTURES
Fun Bike & Fun Walk 27 Februari 2011. Minggu pagi. Di Kampus UI Depok. BK Kimia menggelar acara Fun Bike & Fun Walk yang diikuti beberapa puluh peserta. Acara tentunya berlangsung dengan santai dan menyenangkan, dengan suasana yang dingin dikelilingi pepohonan hijau, terasa menyegarkan.
On Site Training of Geothermal Production 20-21 Februari 2011. FAMPII menggelar acara On Site Training of Geothermal Production. Acara diselenggarakan di PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang Unit 4, Jawa Barat. Mengangkat topik kompetensi pemantauan kinerja dan kehandalan peralatan instrumentasi & kontrol, dan pemantauan kinerja proses fasilitas produksi. Bertujuan memberi pemahaman tentang teknologi penambangan geothermal, dan sistem produksinya.
www.pii.or.id
Maret 2011 | No. 47 | ENGINEER MONTHLY
|
13
14 |
ENGINEER MONTHLY | No. 47 | Maret 2011
www.pii.or.id
AGENDA
Kursus Pembinaan Profesi Insinyur Kursus Pembinaan Profesi Insinyur kali ini diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 5-7 April 2011, diikuti 30 peserta dari beberapa instansi perusahaan seperti PT PAM Jaya, PT Nusa Halmahera Mineral, PT George Floth Indonesia, PT PLN Enjiniring, PT Bakrie Metal Industries, PT Yodya Karya, dan PT Metro Media Elmeka Engineering. Berikut adalah nama-nama pesertanya :
Agenda PII : April - Mei 2011 5 - 7 April : Kursus Pembinaan Profesi Insinyur 7 April : Seminar Infrastruktur (PII & Kadin Jaya) 27 April : Diskusi Bulanan (Daya Saing Insinyur)
www.pii.or.id
4 Mei : Diskusi Panel (Kebutuhan Ir di Sektor Industri) 6 Mei : AAET AGM 11 Mei : Diskusi Panel (Kebutuhan Ir Skala Nasional) 18 - 20 Mei : Kursus Pembinaan Profesi Insinyur 18 Mei : Joint Seminar Kimia, BK Kimia PII
Maret 2011 | No. 47 | ENGINEER MONTHLY
|
15
CHARISMA
Ir. Djuanda Kartawidjaja
G
enerasi sekarang jarang sekali yang mengenal sosoknya. Padahal sumbangannya sangat besar bagi negeri ini. Ir. Djuanda Kartawidjaja (ejaan sekarang: Ir. Juanda Kartawijaya) hanya dikenal dari nama jalan di Jakarta dan Bandung, serta Bandar udara di Surabaya.
Tanpa usaha beliau, pulau-pulau Republik Indonesia akan terpisah oleh peraian internasional yang bebas dilalui oleh kapal-kapal asing, sehingga sulit bagi kita untuk menjaga kedaulatan negara. Tokoh yang pernah menjadi Perdana Menteri inilah yang menggagas dan mengumumkan Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957, yang menyatakan bahwa semua pulau dan laut Nusantara adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Sebelum deklarasi ini, masyarakat internasional hanya mengakui batas laut teritorial adalah 3 mil laut terhitung dari garis pantai terendah. Saat ini batasbatas laut dihitung dari pulau-pulau terluar.
“ Perdana Menteri RI ke-10 Masa Jabatan: 9 April 1957 – 9 Juli 1959
Menteri Keuangan RI ke-11 Masa Jabatan: 10 Juli 1959 – 6 Maret 1962
Menteri Pertahanan RI ke-11 Masa Jabatan: 9 April 1957 – 9 Juli 1959
Menteri Pekerjaan Umum RI ke-5 Masa Jabatan: 29 Jan 1948 – 4 Agust 1949
Menteri Perhubungan RI ke-3
Ir. Djuanda, seorang insinyur sekaligus seorang politisi yang telah berhasil menempatkan kompetensi dan profesionalismenya secara tepat dalam membangun negeri ini.......
”
Amerika Serikat dan Australia sangat menentang deklarasi ini. Namun, dengan perjuangan gigih Ir. Djuanda dan diteruskan oleh Mochtar Kusumaatmaja dan Hasyim Jalal, akhirnya konsep negara Nusantara diterima dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB: United Nation Convention on Law of The Sea (UNCLOS) 1982. Ir. Djuanda dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 14 Januari 1911 sebagai sulung dari pasangan Raden Kartawidjaja dan Nyi Monat. Pendidikannya diawali di Hollandsch Inlansdsch School (HIS), sekolah setingkat sekolah dasar pada jaman penjajahan Belanda, hingga ia lulus dari jurusan Teknik Sipil Technische Hooge School di Bandung (sekarang: ITB) pada tahun 1933. Selama jaman pemerintahan Presiden Soekarno ia pernah menjabat satu kali sebagai menteri muda, 14 kali menteri, dan satu kali sebagai Perdana Menteri, sehingga kalangan pers menyebutnya sebagai “Menteri Marathon”. Melihat pentingnya pembangunan teknologi dan sumberdaya manusianya bagi bangsa yang baru merdeka, bersama Ir. Rooseno Soeryohadikoesoemo, beliau mendirikan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada tanggal 23 Mei 1952 di Bandung.
Masa Jabatan: 2 Okt 1946 – 4 Agust 1949
Ketua Umum PII ke-1 Masa Jabatan: 23 Mei 1952 - 22 Mei 1954
16 |
ENGINEER MONTHLY | No. 47 | Maret 2011
Redaksi menerima saran, masukan, kritik, serta kiriman artikel maupun berita seputar keinsinyuran, sains dan teknologi. Kirimkan ke email kami :
[email protected].
www.pii.or.id