STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING INDONESIA
Oleh Prof. Dr. Payaman J. Simanjuntak
Disampaikan pada Seminar Segmen Integrasi ECOSOC Jakarta, 24-25 Februari 2015
PRODUKTIVITAN TENAGA KERJA 2006 -2011 (Berdasarkan Harga Konstan) tahun 2000) TAHUN VARIABEL
PDB (Milyar Rp.)
Pertumbuhan PDB (%)
2006
2007
2008
2009
2010
2011
1,847.1
1,964.3
2,082.3
2,178.9
2,313.8
2,463.2
6.0
4.6
6.2
6.5
102.3
104.9
108.2
109.7
5.5
6.3
95.3
98.8
0.9
3.6
3.6
2.5
3.2
1.3
ProduktivitasTenaga Kerja (Juta Rp/Org)
19.4
19.9
20.4
20.8
21.4
22.5
Pertumbuhan Prod TK (%)
4.5
2.6
2.3
2.1
2.9
5.0
Tk Bekerja (ribu org) Pertumbuhan TK (%)
PRODUKTIVITAS TOTAL NASIONAL 2000 -2011 SUMBER PERTUMBUHAN
1. PDB
PERAN INPUT
RATA-RATA PERTUMBUHAN
KONTRIBUSI
PERAN INPUT DAN TFP TERHADAP PDB
100,00
5,34
5,34
100,00
2. Kapital
76,52
5,98
4,58
85,69
3. Tenaga Kerja
23,48
1,97
0,46
8,66
5,04
94,35
0,30
5,65
4. Kapital+TK 5. TFP
Suber: Kajian BPS
100,00 -
-
PERINGKAT DAYA SAING INDONESIA 2008 - 2012 NO.
NEGARA
2008
2009
2010
2011
2012
1
Singapore
2
3
1
3
2
2
Korea Rep.
31
27
23
22
24
3
Malaysia
19
18
10
26
21
4
China
17
20
18
27
26
5
Thailand
27
26
26
38
39
6
India
29
30
31
51
56
7
Indonesia
51
42
35
44
46
8
Vietnam
71
69
-
59
65
9
Phillipines
40
43
39
85
75
Sumber : The Global Competitiveness Report
KONSEP PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING
Sumber: Gardiner et all, 2004
METODE PENGUKURAN DAYA SAING WEF • Pengukuran daya saing didasarkan pada 3 kelompok pilar yg terdiri dari 12 pilar, 121 variabel
PERMASALAHAN UTAMA YG DIHADAPI INDONESIA
KERANGKA DAYA SAING WILAYAH/DAERAH
8 PILAR EKONOMI DAERAH
No PILAR DAYA SAING 1 Makro Ekonomi 2 Infrastruktur 3 Kesehatan
JML VARIABEL 23 13 16
4 5 6
Pendidikan Ketenagakerjaan Ukuran Pasar
16 16 15
7 8
Ketersediaan Teknologi Kemudahan Berusaha
10 18
INDEKS DAYA SAING WILAYAH INDONESIA MENURUT PROVINSI, 2010
ROADMAP GERAKAN PRODUKTIVITAS NASIONAL AWAIRNEES: Agitasi Audit
IMPROVEMENT: Involvement Incentive Investment
MAINTANANCE: Measurement Monitoring
PRODUKTIVITAS & DAYA SAING
PROD & DAYA SAING 2010
NASIONAL
NASIONAL
DAERAH
DAERAH
DAERAH
2014
2015
2013
NASIONAL
PROD & DAYA SAING 2016
A W AR EN ESS
PILAR EKONOMI MAKRO PILAR INFRASTRUKTUR
Im
PILAR KESEHATAN
KONDISI AWAL 2014
PR O Ve M EN T
PILAR PENDIDIKAN PILAR TENAGA KERJA
EFFICIENCY DRIVEN
PRODUC TIVITY DRIVEN
INNOVATION DRIVEN
PILAR UKURAN PASAR
DAYA SAING DAN PRODUK TIVITAS 2019
M AI NT E
PILAR KETERSEDIAAN TEKNOLOGI PILAR KEMUDAHAN BERUSAHA
DATA BENCHMARK 2006-2010
FACTOR DRIVEN
N A NC E
KEY PERFORMANCE INDICATORS
KERANGKA ANALISA
M I S I G P P N/D
PROCESS/METHOD OF IMPROVEMENT
GOAL
STRATEGI DASAR PENINGKATAN PRODUKTIVITAS • PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN DAN BIROKRASI (Good Governance) • INOVASI TEKNOLOGI DAN ENGINEERING • PENINGKATAN KUALITAS SDM • PENGEMBANGAN BUDAYA PRODUKTIF • GLOBAL WARMING AND GREEN PRODUCTIVITY
PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN DAN BIROKRASI • • • • •
Deregulasi dan debirokratisasi Transparansi dan demokratisasi Efektivitas dan efisiensi Over-head cost yang tinggi Optimalisasi sumberdaya dan kapasitas terpasang • Akuntabilitas pelayanan publik
INOVASI TEKNOLOGI DAN ENGINEERING • • • • •
Research and Development Inovasi Teknologi Rekayasa Sosial Pelestarian Lingkungan Hidup Pembangunan Berkelanjutan
PENINGKATAN KUALITAS SDM • Pengembangan standar kompetensi • Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi • Rekognisi dan sertifikasi kompetensi profesi • Perbaikan gizi, kesehatan dan kesejahteraan pekerja
PENGEMBANGAN BUDAYA PRODUKTIF • • • • •
Sosialisasi dan internalisasi Modeling and benchmarking Bimbingan dan konsultansi Penghargaan dan kompetisi Jaringan informasi dan pelayanan
GLOBAL WARMING AND GREEN PRODUCTIVITY • Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim (FGD: Global Warming, Green Productivity, Eco-Finance dan Urban Transportation) • Green jobs • Green technology (mesin, bangunan, proses produksi, energi, dll) • Green management • Green city
LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIMULAI DENGAN KOMITMEN SEMUA UNSUR PIMPINAN ORGANISASI PENENTUAN FOKUS AREA PEMBERDAYAAN ORGANISASI DAN PERSONIL PELAKSANA PERANCANGAN, PELAKSANAAN DAN PERBAIKAN PROGRAM/KEGIATAN PELEMBAGAAN DAN PEMBUDAYAAN
FOKUS AREA SEKTOR PEMERINTAH Instansi yang membuat kebijakan Instansi yang memberikan pelayanan publik Instansi yang mengelola anggaran besar SEKTOR SWASTA Skala Usaha UMKM dan Koperasi Jenis Usaha Industri yang sebanyak mungkin menggunakan bahan domestik Usaha yang paling besar mencemari lingkungan
KEBIJAKAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA 1. Terlalu terfokus pada kebijakan moneter menjaga kestabilan indikator makro: tingkat bunga, laju inflasi, nilai tukar rph. Kurang efektif karena: a. Lebih menguntungkan prshn besar padat modal, kurang menyerap tk b. Tidak dapat dinikmati usaha mandiri dan kecil karena hambatan birokrasi c. Stimulus pajak hanya dinikmat prshn menengah dan besar
MASALAH KEBIJAKAN 2. Terlalu terfokus pada teori pertumbuhan untuk menciptakan kesempatan kerja Kurang efektif karena: a. Elastisitas penciptaan kesempatan kerja cukup rendah, hanya sekitar 0,25 b. Artinya untuk pertumbuhan 1% PDB, kesempatan kerja bertumbuh hanya 0,25% atau sekitar 250.000 kes.kerja c. Untuk menciptakan 2 juta kesempatan kerja perlu pertumbuhan PDB 8%
MASALAH KEBIJAKAN 3. Terlalu percaya pada teori trickle-down effect dan bantuan langsung Kurang efektif karena: a. Pertumbuhan tinggi perusahaan besar dan menengah tidak berdampak signifikan kepada para petani dan pekerja mandiri dan sektor informal b. Bantuan langsung berupa raskin dan BLT hanya bermanfaat sesaat Yang langgeng adalah bantuan melalui kesempatan kerja
JALAN KELUAR 1. Perencanan Tenagakerja 2. Menciptakan iklim investasi UMKM 3. Repossisi pengiriman tenagakerja ke luar negeri 4. Memberdayakan sektor informal 5. Kebijakan nasional yang berorientasi employment 6. Peningkatan kinerja aparatur di semua tingkatan: Pusat dan Daerah
PERENCANAAN TENAGAKERJA 1. Perencanan perluasan dan penciptaan kesempatan kerja baru 2. Peningkatan pelatihan berbasis kompetensi dan kebutuhan pasar (Bukan ilusi sekolah kejuruan yang memproduksikan penganggur baru) 3. Mengefektifkan informasi pasar kerja
IKLIM INVESTASI UMKM • Komitmen membangun Good Governance • Konsistensi kebijakan • Review peraturan-perundangan, terutama Perda-Perda • Memberdayakan Pemda dalam mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah
Pemberdayaan Sektor Informal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Penyediaan bahan baku Bimbingan kewirausahaan Pelatihan kerja Dukungan modal Industri pengolahan Dukungan pemasaran Tenaga fasilitator
FOKUS PADA EMPLOYMENT • Kebijakan makro cenderung mendorong perusahaan besar padat modal yang menyerap sedikit tenagakerja • Penanggulangan kemiskinan melalui penciptaan kesempatan kerja • Menggunakan perluasan kesempatan kerja sebagai tolok ukur utama
PERLUNYA PERUBAHAN STRATEGI PEMBANGUNAN DARI PERTUMBUHAN BERBSIS MODAL TRICKLE- DOWN EFFECT ECONOMIC EMPLOYMENT ELASTICITY MANPOWER REQUIREMENT APROACH SDM SEBAGAI SUBYEK/ TOOLS PEMBANGUNAN
PENGANGGURAN KEMISKINAN KESENJANGAN
KE PERTUMBUHAN BERBASIS PRODUKTIVITAS TRICKLE - UP EFFECT EMPLYOMENT ECONOMIC ELASTICITY MANPOWER UTILIZATION APROACH SDM SEBAGAI SUBYEK DAN OBYEK PEMBANGUNAN
PERTUMBUHAN KESEJAHTERAAN PEMERATAAN
TERIMA KASIH Nama: Prof. Dr. Payaman J. Simanjuntak, APU Lahir: Siborong-borong, 17 Juli 1939 Pendidikan: PhD Ekonomi, Boston Univ., 1981 Jabatan: 1960-1972: Guru SMA IX, Jakarta 1964-2004: Pegawai Depnaker 1981- ….Dosen, Guru Besar Universitas Krisnadwipayana 1983-.... Wk Ketua Dewan Pelatihan Kerja Nasional (DPKN) 1984-2005: Wk Ketua Dewan Produktivitas Nasional 2006-……: Wk Ketua Komisi Promosi Produktivitas 2013-……: Narasumber APINDO Training Centre 2013- ……: Asesor, LSP Hubungan Indistrial
[email protected] ; HP 0818 121 678