PENINGKATAN DAYA SAING MELALUI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PRACTICES DAN E-BUSINESS TECHNOLOGIES (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR BERSERTIFIKAT ISO 9000 DI INDONESIA)
MAGDALENA WULLUR Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado
Abstract: This research develops and tests the consistencies of the relation between supply chain management practice, e-business technologies and competitiveness. The data for this research is obtained from 67 companies. The relations proposed in the framework of this research are tested using multiple linear regression analysis. The findings of this research shows the impact of supply chain management practices and e-business technologies on improvement of competitiveness. Several variables, that is supply chain management practices and e-business technologies have direct impact on the improvement of competitiveness. Lastly, it is found that supply chain management practice is the variable with the most dominant impact on competitiveness. Keywords: supply chain management practices, e-business technologies, competitiveness Standar kualitas yang telah diakui kalangan
bisnis
adalah
cukup, karena penyertaan nilai, variasi produk,
International Organization for Standardization
kecepatan respon, waktu, dan inovasi menjadi
(ISO)
9000
sangat penting (Indrajit dan Djokopranoto,
seluruh
2002). Usaha bersama diperlukan dari para
rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
pemasok yang mengolah bahan baku dari alam
sistem mutu organisasi dengan titik berat
menjadi komponen bahan baku, kemudian
penerapan pada sistem dan proses sehingga
diproses
keluaran
terpelihara
distribusi yang menyampaikan produk, hingga
konsistensinya sehingga standar ISO 9000
sampai pada pelanggan akhir (Pujawan, 2005).
menjadi wajib bagi banyak produsen untuk
Kesadaran terhadap pentingnya peran semua
dapat bersaing di pasar internasional, dengan
pihak dalam menciptakan produk yang murah,
menunjukkan konsistensi mutu produk yang
berkualitas, dan cepat inilah yang kemudian
dihasilkan (Chatab, 1997).
melahirkan konsep baru di tahun 1990-an yaitu:
9000
merupakan
salah
(Chatab, sistem
yang
satunya,
Produk dengan harga murah tidaklah
1997).
ISO
pengelolaan
dihasilkan
1
menjadi
produk,
serta
jaringan
“Supply Chain Management” (SCM) (Pujawan,
SCM suatu perusahaan (Zabidi, 2007). (2)
2005; Zabidi, 2001).
Belum tercapainya tingkat persaingan, tuntutan
SCM practices merupakan daya saing
konsumen, dan khususnya dukungan electronic
penting bagi perusahaan dalam memberikan
business (e-business) technologies yang masih
pelayanan yang cepat dengan variasi produk
menjadi perdebatan (Said, 2006). Wahid et al.
yang tinggi dan biaya yang rendah sehingga
(2007)
perusahaan dapat tetap bertahan di tengah
September 2005 pengguna internet di Indonesia
persaingan yang semakin ketat (Gimenez and
sudah mencapai 15.3 juta, meningkat dari
Ventura, 2003). Kerangka analisis yang sangat
sebelumnya hanya 400,000 pada tahun 2000
populer
dalam
sampai dengan 1.08 juta pada akhir tahun 2004
peningkatan nilai tambah dan daya saing
dengan daerah Yogyakarta sebagai pengguna
industri adalah SCM (Daryanto, 2007).
terbanyak. Hal ini mengindikasikan bahwa
digunakan
akhir-akhir
ini
Fenomenanya, meskipun cerita sukses tersebut
tidak
dialami
oleh
menyatakan
pemanfaatan
perusahaan-
mengalami
bahwa
e-business peningkatan.
pada
bulan
technologies
Namun
demikian
perusahaan lainnya, yang mengaku sudah
pemanfaatan untuk bisnis berada pada urutan
mengaplikasikan SCM practices dengan baik
kesebelas, walaupun tidak ditutup kemungkinan
(Zabidi, 2007). Persoalan SCM tidak berhasil
para pengguna untuk supply chain termasuk
akibat dari lemahnya komunikasi dan kesalahan
pada pengguna untuk mencari “informasi” pada
yang berkembang, bahwa pengertian SCM
urutan pertama dan untuk “e-mail” pada urutan
dianggap sebagai implementasi dari sebuah
kedua.
perangkat lunak (software), kekeliruan ini dapat
Ducker (1995) memberikan outline
dimaklumi karena SCM masuk ke Indonesia
yang kuat mengenai kemungkinan e-business
diawali oleh para vendor yang membawa
technologies menjadi bagian yang terbesar
perangkat lunak (software), sehingga istilah
dalam
SCM lebih dikenal sebagai software bukan
e-business technologies dapat memberikan daya
sebagai ilmu (Berita Ekonomi, 2006).
saing (McKeown and George, 2003). Byrd and
Di Indonesia walaupun pada hakekatnya setiap
perusahaan
(2003)
Pengembangan
menemukan
bahwa
e-business technologies berdampak terhadap
pendekatan tersendiri dalam mengelola supply
daya saing. E-Business technologies yang baru
chain, kegagalan SCM practices disebabkan
membawa pada daya saing dalam perbaikan
dua
kualitas dan rantai pasokan (supply chain) (Lee
yaitu:
(1)
metode
Davidson
bisnis.
atau
masalah,
memiliki
mengelola
Belum
adanya
kolaborasi, integrasi, dan koordinasi terhadap 2
and Whang, 2005; Rudberg and Olhager,
strategi
2003).
konsumen. Dewasa
ini,
dengan
Kedua,
teori
pemasok transaksi
dan biaya
E-Business
(Transactional Cost Theory = TCE). TCE
Technologies berperan mengelola supply chain
sekarang makin banyak digunakan oleh para
dalam menghadapi persaingan (Fang et al.,
peneliti untuk meneliti masalah-masalah dalam
2006)
banyak
SCM (Devaraj et al., 2007; Rindfleisch and
inisiatif
Heide, 1997; Johnson et al., 2007). TCE
menghubungkan antara proses supply chain
mengurangi biaya untuk melakukan pertukaran
dari perusahaan-perusahaan yang berbeda untuk
informasi dan untuk memasukkan informasi itu
menciptakan efisiensi dan mendapatkan daya
ke
saing (Lee et al., 1997). Tujuan dari investasi
(Johnson et al., 2007) yang selanjutnya dapat
ke dalam e-business technologies adalah untuk
berpengaruh terhadap daya saing.
sehingga
perusahaan
menciptakan
kehadiran
kerjasama
mempengaruhi melakukan
integrasi
antara
dalam
pelbagai
proses
Motivasi
pengambilan
penelitian
keputusan
yaitu:
pertama,
perusahaan yang ada dalam supply chain, dan
mengkaji fenomena yang terjadi di Indonesia
agar ini bisa terwujud, diperlukan pembagian
dimana
informasi secara akurat dan tepat waktu serta
melakukan SCM practices namun menghadapi
memerlukan
terhadap
kenyataan kegagalan untuk daya saing (Said,
kegiatan antar unit bisnis, jika informasi dari
2006 dan Soo, 2006b). Kedua, Li et al. (2007)
salah satu ujung supply chain ke ujung lainnya
melakukan penelitian pada The Society of
mengalami distorsi, maka itu bisa menimbulkan
Manufacturing Engineers (SME) in USA and
perubahan jumlah pesanan yang terlalu besar
the attendees at the Council of Logistics
sehingga menimbulkan inefisiensi yang sangat
Management (CLM) conference in 2000, New
besar (Lee et al., 1997).
Orleans, USA sehingga perlu pembuktian untuk
adanya
koordinasi
perusahaan
daya
Penelitian terhadap integrasi antara
generalisasinya
akhirnya
terdorong
pada
perusahaan
SCM practices, e-business technologies, dan
manufaktur dan responden para eksekutif yang
daya saing ini dengan didukung empat teori,
memahami SCM practices dan e-business
yaitu: Pertama, pandangan berbasis sumber
technologies. Perbedaan dengan penelitian yang telah
daya (Resource Based View = RBV). RBV dapat menjadi landasan teori bagi pengembangan
dilakukan
e-business technologies yang di ajukan di sini
konsistensi dan mengembangkan pengaruh
karena e-business technologies ini merujuk
SCM
pada
terhadap
kemampuan
perusahaan
melakukan 3
sebelumnya,
practices, daya
studi
e-business saing.
ini
menguji
technologies,
Adapun
masalah
penelitian dirumuskan sebagai berikut: (1)
Keterangan: n = Jumlah sampel, N = Ukuran
Apakah terdapat pengaruh secara serentak dari
populasi, d = Presisi yang ditetapkan d sebesar
SCM practices dan e-business technologies
10%
terhadap daya saing. (2) Apakah terdapat
n
pengaruh secara parsial dari SCM practices dan
183 64,7 65 1 183(0.1) 2
e-business technologies terhadap daya saing (3) Didapatkan jumlah sampel minimal yang
Diduga variabel SCM practices berpengaruh
ditetapkan sebanyak 65 (kuisioner). Teknik
paling dominan terhadap daya saing.
penarikan
research
(Sugiyono,
pendekatan
random sampling. Karakteristik para responden
2002).
dipastikan memiliki kemampuan yang memadai
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
untuk
ini adalah pendekatan survai. Data yang
penelitian
ini
adalah
akurat
manager senior, yaitu: mereka memiliki gelar jabatan seperti “wakil presiden”, “manager”,
manufaktur yang bersertifikat ISO 9000 di
“direktur”
Indonesia. Daftar yang diperoleh sebanyak 183
dan
fungsionalnya
perusahaan yang memenuhi kriteria untuk (1)
secara
menjadi informan bagi survai ini adalah para
analisis dari penelitian ini adalah perusahaan
yaitu:
respon
mereka, maka ditetapkan bahwa yang harus
perusahaan
manufaktur yang bersertifikat ISO 9000. Unit
populasi
memberikan
terhadap kuesioner yang dikirimkan kepada
dikumpulkan bersifat cross sectional. Populasi
menjadi
jenis
sampel, dengan jenis sampling yaitu simple
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
dalam
atau
sampling yang digunakan adalah probability
METODE
explanatory
sampel
Perusahaan
manufaktur. (2) Bersertifikat ISO 9000 dan (3)
bidang
adalah
“produksi”,
“manufaktur”,
informasi”.
Setelah
terhadap
Mempunyai alamat e-mail atau website di
yang
keahlian
“operasional”, dan
diadakan
“teknologi pemeriksaan
kelengkapan-kelengkapan
maka
kuisioner yang dapat diperoleh sebanyak 67
Indonesia. Penentuan ukuran sampel ditentukan
kuesioner.
dengan pendekatan Yamane (1973) dalam
Defenisi-definisi operasional konstruk
Ferdinand (2006) dengan rumus:
yang dianalisis dalam penelitian ini dapat
n
N 1 Nd 2
diidentifikasi: SCM practices, menggunakan skala Likert 5 poin, terdiri dari: (a) Strategic supplier
partnership,
mengacu
pada
pertimbangkan kualitas sebagai kriteria pertama dalam memilih pemasok, memecahkan masalah 4
bersama dengan pemasok, menolong pemasok
pekerjaan administratif dari pemasok. (f)
meningkatkan
kualitas
produk
Structural initiative, mengacu pada merubah
meningkatkan
program
yang
mereka, melibatkan
bentuk
formalisasi
berdasarkan
organisasi
pemasok utama, melibatkan pemasok utama
supply chain, program eksekutif yang dibuat
dalam aktifitas perencanaan dan goal-setting
dapat menunjang penerapan supply chain dan
dan secara aktif melibatkan pemasok utama
memiliki sumber daya yang mampu beradaptasi
dalam proses pengembangan produk baru. (b)
dengan kebutuhan penerapan supply chain.
Customer relationship, mengacu pada sering
E-business technologies, menggunakan
berinteraksi dengan para konsumen untuk
skala Likert 5 poin (Devaraj et al., 2007), terdiri
menetapkan
produk,
dari: (a) E-business customer, mengacu pada
mengevaluasi kepuasan konsumen, meneliti
memungkinkan konsumen untuk memesan
harapan konsumen di masa depan, konsumen
produk, mengubah pesanan sesuai dengan
difasilitasi lebih mudah ketika memerlukan
keinginan,
bantuan dan mengevaluasi hubungan dengan
pengerjaan pesanan mereka secara online. (b)
konsumen secara berkala. (c) Information
E-business
sharing, mengacu pada membagi informasi
menemukan dan menyeleksi komponen dari
dengan
standar
mitra
keandalan
purchasing,
status
dari
mengacu
pada
tentang
pemasok secara online serta membeli bahan
informasi
rahasia
baku lewat pelelangan online. (c) E-business
perusahaan (proprietary information), tentang
collaboration, mengacu pada menunjang sistem
masalah-masalah yang mempengaruhi bisnis,
elektronik data interchange (EDI) berbasis
pengetahuan
website,
kebutuhan,
tentang
sejak
memeriksa
dini
perubahan
bisnis
dan
proses
bisnis
inti,
memungkinkan
dilakukannya
perencanaan bisnis dan tentang perubahan yang
kerjasama antara perusahaan dengan pemasok
bisa mempengaruhi rekan yang lain. (d)
di dalam membuat penjadualan persediaan
Information quality, mengacu pada pertukaran
secara online serta mendukung fungsi advanced
informasi secara tepat waktu selalu dilakukan,
planning
akurat, lengkap, memadai dan handal. (e)
penjadualan
Internal
mengoptimalkan kinerja dari supply chain.
lean
practices,
mengacu
pada
mengurangi waktu untuk persiapan produksi, secara
kontinyu
mengadakan
“pull”,
pemasok
program
ditekan
scheduling/perencanaan canggih
(APS)
dan untuk
Daya Saing, menggunakan skala Likert 5 poin, terdiri dari:
pengembangan kualitas, menggunakan sistem produksi
and
mengacu
pada
(a) Cost leadership, kemampuan
proses
untuk
manufakturing yang inovatif dan menghasilkan
memperpendek lead-times dan mengefektifkan
produk yang berkualitas secara konsisten. (b) 5
Innovative marketing technology, mengacu
apabila tidak ada variabel SCM practices dan e-
pada kemampuan mempromosikan produk,
business technologies (SCMP, dan EBT = 0),
menggunakan teknik pemasaran yang inovatif
maka daya saing sebesar 14.999. Daya saing
dan
sebesar 14.999 sebelum atau tanpa adanya
mengendalikan
jaringan
distribusi.
(c) Differentiation, mengacu pada kemampuan
variabel
untuk
technologies,
mengembangkan
produk
baru
dan
mengirimkan lini produk secara luas.
SCM
practices dan
dan
e-business
(SCMP dan EBT = 0).
b1= 0.151, nilai parameter atau koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel SCM
HASIL
practices meningkat, maka daya saing akan
Pengolahan data dengan menggunakan regresi
meningkat sebesar 0.151 kali atau dengan kata
linear, pada Tabel 1 variabel terikat pada
lain setiap peningkatan daya saing dibutuhkan
regresi ini adalah daya saing (DS) sedangkan
variabel SCM practices sebesar 0.151, dengan
variabel
SCM
asumsi variabel bebas yang lain tetap (EBT =
practices (SCMP) dan e-business technologies
0). b2 = -0.143, nilai parameter atau koefisien
(EBT). Model regresi berdasarkan hasil analisis:
regresi b2 ini menunjukkan bahwa setiap
bebasnya
adalah
variabel
variabel DS= 14.999 + 0.151SCMP - 0.143EBT + e
e-business technologies meningkat,
maka daya saing akan menurun sebesar 0.143
Persamaan tersebut menunjukkan angka yang
kali atau dengan kata lain setiap penurunan
signifikan
daya saing
dibutuhkan variabel e-business
interpretasi dari persamaan tersebut adalah: bo
technologies
sebesar 0.143, dengan asumsi
= 14.999, nilai konstan ini menunjukkan bahwa
variabel bebas yang lain tetap (SCMP = 0).
pada semua variabel. Adapun
Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Variabel
Unstandardized T hitung Coefficients (B) (Constant) 14.999 SCM practices (SCMP) 0.151 3.994* e-business technologies (EBT) -0.143 -2.193* R = 0.448 R Square = 0.201 F hitung = 8.044 F tabel = 3.140 Sign. F = 0.000 = 0.05 Sumber data : Data primer yang diolah
Sig. Keterangan 0.000 0.032
Keterangan : - Jumlah data (observasi) = 67 - Dependent Variabel DS - * signifikan pada level 5 %, nilai t table 1.998 6
Signifikan Signifikan
Tabel 1. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Hipotesis Alternatif (Ha) 1 Terdapat pengaruh secara serentak dari Variabel SCM practices dan e-business technologies terhadap daya saing
Nilai F = 8.044 Sig F = 0.000 Ftabel = 3.140
Status H1a tidak ditolak H1o ditolak
Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Hipotesis Alternative (Ha) 21
Nilai
Variabel SCM practices berpengaruh terhadap daya saing
t Sig t ttabel 22 Variabel e-business technologies berpengaruh t terhadap daya saing Sig t ttabel Sumber data : Data Primer yang diolah * signifikan pada level 5 %
Status = 3.994* = 0.000 = 1.998 = -2.193* = 0.032 = -1.998
H21a tidak ditolak H21o ditolak H22a tidak ditolak H22o ditolak
Hasil penelitian ini mendukung bahwa
PEMBAHASAN Apakah semua variabel yang dimasukkan
SCM sebagai new perspektif bisnis berdampak
dalam model mempunyai pengaruh signifikan
terhadap daya saing perusahaan (Gimenez and
secara
dengan
Ventura, 2003). Herikson and Nyberg (2005)
menggunakan uji F. Berdasarkan Tabel 1
menemukan bahwa dengan menekankan pada
tersebut untuk untuk melihat pengaruh secara
penerapan strategi yang menyatakan bahwa
serentak dilakukan dengan Uji F. Hipotesis
strategi
yang pertama dilakukan dengan Uji F yaitu
persaingan, di antaranya strategi mengelola
pengujian secara serentak pengaruh SCM
kualitas yang salah satunya dengan SCM
practices (SCMP) dan e-business technologies
Practices hingga tercapai daya saing. Strategi
(EBT) terhadap daya saing. Pada pengujian ini
harus dipadukan dengan pelbagai aspek internal
Ha tidak ditolak dengan ditunjukkan dengan
dan eksternal perusahaan. Pada perusahaan
besarnya Fhitung sebesar 8.044. Nilai ini lebih
manufaktur
bersertifikat
besar dari F tabel (8.044 > 3.140). Hal
Practices
meningkatkan
bersama-sama
dilihat
ini
diperlukan
untuk
ISO
memenangkan
9000, daya
SCM saing
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
(Associates, 2004) dengan adanya penurunan
cukup signifikan secara serentak dari Variabel
biaya, dan kepuasan lebih besar yang dirasakan
SCM
para pelanggan internal maupun pelanggan
practices
(SCMP)
dan
e-business
technologies (EBT) terhadap daya saing.
eksternal merupakan bentuk dari keuntungan 7
penting implementasi program manajemen
H21o ditolak. Hasil ini memperlihatkan bahwa
kualitas di dalam organisasi (Li et al., 2006).
variabel SCM practices
Realisasi dari program manajemen kualitas ini,
signifikan terhadap
bersama-sama dengan kebutuhan untuk dapat
memperlihatkan bahwa variabel SCM practices
terus hidup dalam dunia perdagangan dengan
berpengaruh secara signifikan terhadap
persaingan yang senantiasa meningkat, tidak
saing.
boleh
sikap
penelitian yang dilakukan oleh Li et al. (2006)
manajemen terhadap struktur internal dalam
dan Soo, (2006a; 2006b), yang menemukan
sebuah
semakin
tidak
mendorong
organisasi.
dijalankannya
perubahan
SCM
dengan
practices
daya saing. Hasil ini
penelitian
tinggi
tingkat
ini
daya
mendukung
penerapan
SCM
menjadikan
Practices maka semakin tinggi pula daya saing.
perusahaan terus mampu memenuhi harapan
Hal ini berarti bahwa perusahaan dengan level
dan keinginan pelanggan. Era globalisasi,
SCM Practices yang lebih tinggi memiliki level
perusahaan juga bersaing dengan pesaing dari
daya saing yang lebih tinggi pula. Hasil
luar negeri yang menuntut perusahaan harus
penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian
mampu menyajikan setiap pekerjaan dengan
yang dilakukan oleh Djohar et al. (2003) bahwa
baik, dalam rangka menghasilkan produk atau
SCM Practices tidak berpengaruh terhadap
jasa yang berkualitas tinggi dengan harga yang
daya saing. Sasaran untuk berada dalam supply
wajar dan bersaing (Indrajit dan Djokopranoto,
chain menjadi sasaran dari setiap perusahaan.
2002). Penggunaan e-business adalah benar-
Peningkatan biaya dan pelayanan tidak dapat
benar merupakan sebuah cara yang efektif
dicapai
untuk bersaing dan bahwa implementasi dari
sekarang ini hanya bisa dimulai melalui
integrasi
kerjasama antar perusahaan-perusahaan.
sistem
baik,
yang
Hasil
berpengaruh secara
informasi
benar-benar
membawa dampak yang besar terhadap daya
hanya
Varibel
saing.
oleh
sebuah
e-business
perusahaan,
technologies
memiliki nilai tstatistik sebesar -2.193. Nilai ini Apakah terdapat pengaruh secara parsial
lebih kecil dari t tabel (-2.193 < -1.998).
dari SCM practices, e-business technologies,
Pengujian menunjukkan H22a ditolak atau
terhadap daya saing, digunakan uji t. Tabel 2
H22o tidak ditolak. Hasil ini memperlihatkan
menunjukkan hasil uji t dan besarnya t Tabel
bahwa
pada signifikansi 5% dua sisi. Varibel SCM
berpengaruh secara signifikan negatif terhadap
practices memiliki nilai tstatistik sebesar 3.994.
daya saing. Hasil ini memperlihatkan bahwa
Nilai ini lebih kecil dari t tabel (3.994 > 1.998).
variabel e-business technologies berpengaruh
Pengujian menunjukkan H21a tidak ditolak atau
secara signifikan terhadap daya saing. Hasil 8
variabel
e-business
technologies
penelitian
ini
mendukung
sebelumnya
yang
penelitian
mengemukakan
dalam suatu model regresi linear, maka
bahwa
gunakanlah koefisien beta (Beta Coefficient).
e-business technologies dapat menciptakan
koefisien
keunggulan
cofficient. Angka ini menunjukkan bahwa
kompetisi
dan
meningkatkan
efisiensi operasional (Barua et al., 1995).
tersebut
disebut
standardized
hipotesis ketiga terbukti.
Melalui pengetahuan e-business technologies
Setelah dilakukan pengujian model,
khusus mampu meningkatkan daya saing
maka langkah selanjutnya adalah dilakukan
(Devaraj et al., 2006). e-business technologies
perhitungan korelasi untuk mengukur ketepatan
secara internal dan eksternal dalam tubuh
garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai
perusahaan sendiri mendukung kemampuan
variabel independen. Hasil analisis korelasi
supply
dari
yang diperoleh dari output regresi (lampiran )
kepemimpinan biaya (Soo, 2006b; Johnson,
mengkorelasi pengaruh yang diwakili oleh
2003). Strategi penciptaan nilai dari e-business
variabel SCM practices (SCMP) dan e-business
melalui
technologies
chain
dengan
peningkatan
kemampuan
kemampuan
untuk
(EBT)
R2 =
saing
diperoleh
baik untuk meningkatkan daya saing dan
menunjukkan bahwa variasi nilai daya saing
memulihkan kekuatan dari model low-cost (Lee
yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi
and
menjadi
yang diperoleh sebesar 20.1% sedangkan
pertimbangan bahwa e-business technologies
sisanya, yaitu 79.9%, dijelaskan oleh variabel
dapat berpengaruh langsung terhadap daya
lain di luar persamaan model. R sebesar 0.448
saing.
artinya peningkatan daya saing melalui SCM
2005).
Hal
ini
0.201.
daya
mendukung bisnis untuk pekerjaan yang lebih
Whang,
nilai
terhadap
Angka
ini
practices (SCMP) dan e-business technologies
Variabel bebas manakah yang paling
(EBT) adalah lemah.
dominan mempengaruhi daya saing dengan melihat nilai koefisiesn beta yang distandarisasi paling besar. Diketahui juga bahwa variabel
KESIMPULAN
yang paling dominan mempengaruhi daya saing
Penelitian
ini
telah
menghasilkan
adalah variabel SCM practices (SCMP), yang
beberapa temuan penting tentang pengujian
ditunjukkan dengan nilai koefisien beta terbesar
konsistensi dan pengembangan dari pengaruh
yaitu sebesar 0.570. Hipotesis ini didukung oleh
Supply Chain Management Practices (SCM
Arief (1993) yaitu: untuk menentukan variabel
practices),
bebas yang paling menentukan (dominan)
meningkatkan daya saing secara bersama-sama
dalam mempengaruhi nilai dependen variabel
dan bila di uji masing-masing pada perusahaan 9
e-business
technologies,
manufaktur bersertifikat ISO 9000 di Indonesia.
garment, steel, glass and plastic packaging.
Supply Chain Management Practices paling
Kesemuanya
dominan berpengaruh terhadap peningkatan
generalisasi dari temuan-temuan ini pada jenis
daya
industri lain dan pada perusahaan jasa.
saing
pada
perusahaan
manufaktur
ini
bisa
membatasi
daya
bersertifikat ISO 9000 di Indonesia hal ini disebabkan pentingnya mengelola hubungan
DAFTAR PUSTAKA
dari pemasok sampai dengan konsumen untuk
Arif, Sritua.
meningkatkan daya saing.
1993.
Metodologi Penelitian
Ekonomi, UI Press, Jakarta. Associates, G.H. 2004. Optimizing the Supply
SARAN
Chain: Gaining Competitive Advantage
Peningkatan daya saing melalui SCM practices
through Supply Chain Management,
(SCMP) dan e-business technologies (EBT)
www.gh-associates.com, February, 1,
adalah lemah pada perusahaan manufaktur yang
2008.
bersertifikat ISO 9000 dengan variabel yang paling dominan mempengaruhi adalah SCM
Barua, A., C. Krieble, and T. Mukhopadyay.
practices, oleh sebab itu disarankan untuk
1995. Information technologies and
penelitian selanjutnya untuk kembali menguji
business value: an analytical and
konsistensi penelitian ini dengan memasukkan
empirical investigation, Information
pengujian
Systems Research. 6 (1): 3-23.
terhadap
variabel
lain
seperti
kegiatan operasional yang dalam hal ini dengan
Berita Ekonomi. 2006. Seminar dan launching
sangat berkaitan dengan SCM practices dan
lab logistics and supply management
e-business technologies yaiut yang berkaitan
untuk
dengan
Informasi
kinerjanya.
Bagi
perusahaan
manufaktur bersertifikat ISO 9000 di Indonesia
ini
Komunikasi.
Examining possible antecedents of it
technologies agar semakin meningkatkan daya Studi
dan
Dinas
Byrd, T. A., and N. W. Davidson. 2003.
dan efektifitas dan SCM practices, e-business
Keterbatasannya,
pebisnis,
www.Jatim.co.id. Oktober, 31, 2007.
disarankan untuk lebih meningkatkan efisiensi
saing.
dekatkan
impact on the supply chain and its effect
hanya
on firm performance, Information and
dilakukan pada perusahaan manufaktur dengan
Management. 41: 243-255.
jenis industri tertentu saja yaitu: drilling, Chatab, N. 1997. Mendokumentasikan sistem
chemical, plant and machinery and accesories,
mutu
electrical, textile and garment, cigarettes,
ISO
Yogyakarta. 10
9000,
Penerbit
ANDI
Daryanto. 2007. Peningkatan nilai tambah
Henriksson, T., and T. Nyberg. 2005.
industri perunggasan melalui supply
“Supply chain management as a source
chain management,
of competitive advantage a case study
September,
23,
2007.
of
three
Master
Devaraj, S., L. Krajewski, and J.C. Wey. 2007.
fast-growth Thesis,
companies”,
Department
of
Impact of ebusiness technologies on
Business Administration School of
operational performance: the role of
Economics and Commercial Law.
production information integration in
Indrajit, E.R., dan Djokopranoto, R. 2002.
the supply chain, Journal of Operations
Konsep manajemen supply chain, cara
Management. xxx: xxx-xxx.
baru
penyediaan
Djohar, S., H. Tanjung, and E.R. Chahyadi.
CPO
through
supply
chain
structures,
Dura Indonesia, Astra Argo Lestari,
Research.
Riau. Nopember, 15, 2007.
Information
Week,
e-business
The
Paper,
CAPS
technologies
in
supply
chains: the impact of firm characteristics and teams, Journal of Operations
Fang, W., S. Yeniyurt, D. Kim, and S.R.T. 2006.
Working
and A. Awaysheh. 2007. Utilizing
Manhasset. 525: 89-94.
Cavusgil.
Gramedia
Johnson, P.F., Klassen, R.D., M.R. Leenders,
Drucker, P.F. 1995. The information executives need,
PT.
rantai
Johnson, P.F. 2003. Supply organizational
management: A case Study In PT. Eka
truly
barang,
mata
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
2003. Building competitive advantage on
memandang
impact
Management,
of
information technology on supply chain
doi:10.1016/j.jom.2007.01.005Johnson,
capabilities and firm performance: a
P.F.
resource-based
structures,
view,
Industrial
in
Working
organizational Paper,
CAPS
Lee H.L., and S. Whang. 2005. Higher supply
Gimenez, C., and E. Ventura. 2003. SCM as a adventage
Supply
Research.
Marketing Management. 35: 493-504.
competitive
2003.
chain security with lower cost: lessons
Spanish
grocery sector, International Journal of
from
total
Logistic Management. 14.
International
quality Journal
Economics. 96: 289-300.
11
management, Production
Lee H.L., V. Padmanabhan, and S. Whang.
supplychains: an operations strategy
1997. The bullwhip effect in supply chains.
Sloan
perspective, Omega. 31 (1): 29-39.
Management
Said, A.I. 2006. Rekayasa ulang supply chain
Review/Spring.
management. Board member of asosiasi
Li, Suhong., B. Ragu-Nathan., T.S. Ragu-
logistik
Nathan, and S.S. Rao. 2006. The impact
competitive
organizational The
advantage
performance.
International
Soo, W.K. 2006a. Effects of supply chain
and
management practices, integration and
Omega.
competition capability on performance,
Journal
of
Supply
Management Science. 34: 107-124.
Chain
supply
and
alignment
a
An
Soo, W.K. 2006b. International The effect of
B. Ragu-Nathan. 2005. Development of
Management:
International Journal. 11 (3): 241-248.
Li, Suhong., S.S. Rao., T.S. Ragu-Nathan, and
validation
e-mail:
[email protected]. Desember, 12, 2007.
of supply chain management practices on
indonesia.
measurement
chain
integration
on
between
the
corporate
instrument for studying supply chain
competitive capability and supply chain
management
operational
practices,
Journal
of
Operations Management. 23: 618-641.
capability,
Journal
of
Operations & Production Management.
McKeown, I., and George. 2003. Business
26 (10): 1084-1107.
transformation, information technology
2002.
Metode
Penelitian
and competitive strategies: learning to
Administrasi,
Cetakan
Kedelapan,
fly,
Penerbit: Alfabeta, Bandung.
International
Journal
Sugiyono.
of
Information Management. 23: 3-24. Wahid, F., B. Furuholt, and S. Kristiansen. Pujawan, I.N. 2005. Supply chain management,
2007.
Penerbit Guna Widya. Surabaya. Rindfleisch,
A.,
and
J.B.
Heide.
1997.
customers
Manufacturing
J.
Olhager. networks
in
Indonesia,
SAGE
Zabidi, Y. 2001. Supply chain management:
Marketing. 61 (4), 30-54. and
development?
Publications. 22 (4).
and future applications, Journal of
M.,
for
patterns of use among Internet café
Transaction cost analysis: past, present,
Rudberg,
Internet
teknik terbaru dalam mengelola aliran 2003.
material/produk and informasi dalam
and
memenangkan persaingan, Usahawan. 02 TH XXX. Nopember, 6, 2007. 12