Monitoring Harian
1
2
3
4
5
6
7
17
18
19
20
21
22
23
TANGGAL 8 9 24 25
10 26
11 27
12 28
13 29
14 30
15 31
16
OCT
NOV
DEC
14 18
15 19
16 20
17 21
BULAN - TAHUN
KEMENTERIAN SOSIAL RI
JAN
FEB
MAR
APR
MAY
JUN
JUL
AUG
SEP
Overview:
Jumlah Media Meliput
: 7 Media
Volume Pemberitaan
: 18 Artikel
Leading Media
: Kompas
Leading Isu
: Kemiskinan
Sentimen Isu
: Negatif Pada pemberitaan hari ini tidak terdapat isu dengan sentiment negatif Positif : Warga Miskin Bertambah, Raskin Harus Tepat Sasaran, Dua Balita Dideportasi Malaysia Netral : Pemberitaan pada hari ini di dominasi oleh sentimen isu bertendensi netral
Catatan : Pemberitaan pada hari ini di dominasi oleh sentimen isu bertendensi netral. Sementara untuk isu bertendensi positif terkait pemberitaan Kemensos salah satunya adalah Warga Miskin Bertambah seputar pemberitaan salah satu komoditas yang mempengaruhi kemiskinan adalah rokok. Jumlah warga miskin di Indonesia bertambah 110 ribu jiwa dalam setahun terakhir. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin nasional pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang. Pada Maret 2013, jumlah penduduk miskin nasional ada 28,17 juta orang. Kepala BPS menjelaskan, meskipun terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dibandingkan Maret 2013, namun jika dibandingkan dengan angka kemiskinan pada September 2013, jumlah penduduk miskin relatif menurun. Pada September 2013, jumlah penduduk miskin tercatat 28,6 juta orang, kata Suryamin, di Jakarta, Selasa (1/7). Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial Hartono Laras mengatakan, kenaikan jumlah warga miskin terjadi karena pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Dengan kenaikan harga BBM, kata dia, inflasi menjadi tidak terkejar oleh kompensasi yang diberikan oleh pemerintah. Hartono melanjutkan, saat menaikkan harga BBM, pemerintah sudah memberikan berbagai kompensasi sebagai bantuan. Salah satunya adalah pemberian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) untuk 15,5 juta rumah tangga sasaran Selama empat bulan masing-masing Rp 150 ribu per bulan. Namun, dia melanjutkan, berbagai bantuan sosial yang diberikan pemerintah tetap tidak bisa mengejar inflasi.
Persentase pembagian isu dominan di media pada hari ini: Kemiskinan
7
6 5 4
7
3 2
1 0
4 2
2 1
1
1
Persentase pembagian Media Cetak hari ini: 7 Media
Seputar Indonesia 5% Harian Pelita 11%
Kompas 22%
Jurnal Nasional 11%
Media Indonesia 17%
Koran Tempo 17%
Republika 17%
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
1
No
Republika, hal 1, Friska Yolandha, Dyah Ratna Meta Novia
6
Kompas, hal 24, FRO/ART
7
Harian Pelita, hal 1,11, vin/iz
Warga Miskin Bertambah Salah satu komoditas yang mempengaruhi kemiskinan adalah rokok. Jumlah warga miskin di Indonesia bertambah 110 ribu jiwa dalam setahun terakhir. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin nasional pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang. Pada Maret 2013, jumlah penduduk miskin nasional ada 28,17 juta orang. Kepala BPS menjelaskan, meskipun terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dibandingkan Maret 2013, namun jika dibandingkan dengan angka kemiskinan pada September 2013, jumlah penduduk miskin relatif menurun. Pada September 2013, jumlah penduduk miskin tercatat 28,6 juta orang, kata Suryamin, di Jakarta, Selasa (1/7). Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial Hartono Laras mengatakan, kenaikan jumlah warga miskin terjadi karena pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Dengan kenaikan harga BBM, kata dia, inflasi menjadi tidak terkejar oleh kompensasi yang diberikan oleh pemerintah. Hartono melanjutkan, saat menaikkan harga BBM, pemerintah sudah memberikan berbagai kompensasi sebagai bantuan. Salah satunya adalah pemberian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) untuk 15,5 juta rumah tangga sasaran Selama empat bulan masing-masing Rp 150 ribu per bulan. Namun, dia melanjutkan, berbagai bantuan sosial yang diberikan pemerintah tetap tidak bisa mengejar inflasi. Suryamin, Kepala BPS “Pada September 2013, jumlah penduduk miskin tercatat 28,6 juta orang.” Chairul Tanjung, Menteri Koordinator Perekonomian “Tapi, (angka kemiskinan) ini sudah sampai ke kerak-keraknya.” Ukur Kemiskinan Proporsional Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki TJahaja Purnama meminta survei angka kemiskinan di Jakarta didasarkan pada angka kebutuhan hidup layak. Di samping itu, penghitungan juga sepatutnya secara proporsional, yakni tidak memasukkan warga yang tidak memiliki kartu tanda penduduk DKI. Pernyataan Basuki tersebut diungkapkan di Balai Kota Jakarta Selasa (1/7), sebagai tanggapan atas data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2014. Sebelumnya, Kepala BPS Jakarta Nyoto Widodo, Selasa dalam keterangan pers di kantor BPS Jakarta mengungkapkan, jumlah penduduk miskin di Jakarta meningkat 0,2 persen pada Maret 2014 dibandingkan dengan kondisi pada September 2013. Tercatat, 393.980 orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Basuki TJahaja Purnama, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta “Angka kemiskinan di Jakarta masih terlalu rendah. Hitungannya berdasarkan kalori, yaitu 2.100 kalori atau besarnya hanya Rp 400.000-an. Saya juga tidak mau memakai standar Bank Dunia yang besarnya 2 dollar AS per hari.” Penduduk Miskin Meningkat Di tengah suasana kampanye pilpres, Badan Pusat Statistik (BPS) menyuguhkan fakta tentang meningkatnya jumlah penduduk miskin. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, pihaknya mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang atau meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat sejumlah 28,17 juta orang. Peningkatan ini terjadi karena ada pergeseran jumlah penduduk yang bekerja di sector pertanian, karena pengaruh iklim yang menyebabkan panen bergeser, jelas Suryamin di Jakarta, Selasa (1/7). Ia menjelaskan, meskipun terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dibandingkan Maret 2013. Namun, jika dibandingkan pada periode September 2013 yang tercatat mencapai 28,6 juta orang, jumlah penduduk miskin relatif menurun. Suryamin, Kepala BPS “Faktor lain berkurangnya penduduk miskin, karena adanya perbaikan penghasildn petani yang ditunjukkan oleh kenaikan nilai tukar petani sebesar 0,61 persen, yaitu dari 101,24 pada September 2013 menjadi 101,86 pada Maret 2014.” Chairul Tanjung, Menteri Koordinator Perekonomian “Inflasi menunjukkan harga-harga di Juni terkendali. Karena mulai 2010, inflasi Juni jauh lebih tinggi dari 0,4 persen. Ini adalah sebuah hal yang baik dan positif.”
Isu
Tone
Refleksi Pemberitaan
Kemiskinan
Positif
Jumlah warga miskin di Indonesia bertambah 110 ribu jiwa dalam setahun terakhir. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin nasional pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang. Pada Maret 2013, jumlah penduduk miskin nasional ada 28,17 juta orang. Kepala BPS menjelaskan, meskipun terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dibandingkan Maret 2013, namun jika dibandingkan dengan angka kemiskinan pada September 2013, jumlah penduduk miskin relatif menurun. Pada September 2013, jumlah penduduk miskin tercatat 28,6 juta orang, kata Suryamin, di Jakarta, Selasa (1/7). Catatan data dari BPS tersebut bisa dipertimbangkan dalam perumusan program yang tepat dalam menurunkan angka kemiskinan dari semua K/L yang terkait. Peningkatan dan penurunan angka kemiskinan memiliki trend yang menarik untuk dilakukan kajian.
Kemiskinan
Netral
Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki TJahaja Purnama meminta survei angka kemiskinan di Jakarta didasarkan pada angka kebutuhan hidup layak. Di samping itu, penghitungan juga sepatutnya secara proporsional, yakni tidak memasukkan warga yang tidak memiliki kartu tanda penduduk DKI. Pernyataan Basuki tersebut diungkapkan di Balai Kota Jakarta Selasa (1/7), sebagai tanggapan atas data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2014. Masukan dari Basuki Tjahaya Purnama bisa dimasukan sebagai usulan pendataan secara statisitik angka kemiskinan khusunya Jakarta.
Kemiskinan
Netral
Di tengah suasana kampanye pilpres, Badan Pusat Statistik (BPS) menyuguhkan fakta tentang meningkatnya jumlah penduduk miskin. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, pihaknya mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang atau meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat sejumlah 28,17 juta orang. Peningkatan ini terjadi karena ada pergeseran jumlah penduduk yang bekerja di sector pertanian, karena pengaruh iklim yang menyebabkan panen bergeser, jelas Suryamin di Jakarta, Selasa (1/7). Ia menjelaskan, meskipun terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dibandingkan Maret 2013. Namun, jika dibandingkan pada periode September 2013 yang tercatat mencapai 28,6 juta orang, jumlah penduduk miskin relatif menurun. Persepsi peningkatan angka statistik kemiskinan banyak indikator pendorongnya, terutama dipengaruhi juga meningkatnya jumlah penduduk.
No
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
8
Seputar Indonesia, hal 16, maesaroh
Penduduk Miskin Bertambah Dalam kurun waktu setahun, Maret 2013-Maret 2014, jumlah penduduk miskin lndonesia bertambah 110.000 orang. Peningkatan terbesar berada diwilayah perkotaan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, angka kemiskinan pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang atau setara dengan 11,25% penduduk Indonesia. Secara persentase, jumlah ini lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu yaitu 11,36%, namun secara jumlah meningkat. Pada Maret 2013, masyarakat miskin Indonesia 28,17 juta orang. Persentase yang lebih kecil disebabkan jumlah penduduk meningkat pesat serta perubahan data proyeksi penduduk yang baru dikeluarkan awal tahun lalu. Dibandingkan September 2013 (28,6 juta orang), penduduk miskin per Maret 2014 juga turun 320.000. Per Maret 2014, jumlah penduduk miskin di perkotaan mencapai 10,51 juta orang sementara di pedesaan 17,77 juta orang, kata Kepala BPS Suryamin saat memaparkan profil kemiskinan Maret 2014 di Jakarta kemarin. Suryamin, Kepala BPS “Kecepatan penurunan jumlah orang miskin semakin berkurang.” Chairul Tanjung, Menteri Koordinator Perekonomian “Kalau pertumbuhan ekonomi kita tidak tinggi dan kualitasnya enggak masuk pada sector yang memberikan keberpihakan kepada masyarakat miskin, ya memang begini hasilnya.”
Isu
Tone
Kemiskinan
Netral
9
Koran Tempo, hal 18, tri artining putri/cantika beliandara/jayadi supriadin
BPS Pesimistis Jumlah Penduduk Miskin Turun Signifikan Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin pesimistis angka penduduk miskin di Indonesia bisa diturunkan secara drastis. Kecuali ada perlakuan khusus, katanya di kantornya kemarin. Kondisi inilah yang membuat pemerintah masih menggunakan bantuan sosial sebagai pilihan. Meski sulit diturunkan secara signifikan, angka penduduk miskin di Indonesia sejak Maret 2013 hingga Maret 2014 turun 0,11 persen. Sedangkan jika dihitung sejak September 2013 hingga Maret 2014, penurunan jumlah penduduk miskin tercatat 0,21 persen. Suryamin, Kepala BPS “Turun tapi landai” Ahmad Erani Yustika, Guru besar ekonomi dari Universitas Brawijaya “Perlu pola baru yang lebih riil.”
Kemiskinan
Netral
15
Media Indonesia, hal 2, Aim/Wes/ Mus/X-9
Jumlah Penduduk Miskin masih Tinggi Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang, atau bertambah 110 ribu orang jika dibandingkan dengan periode Maret 2013 sebesar 28,17 orang. Bertambahnya penduduk miskin itu juga seiring dengan naiknya garis kemiskinan pada periode Maret 2103-Maret 2014 sebesar 11,45%, dari Rp271.626 per kapita per bulan menjadi Rp302.735 per kapita per bulan. Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang memiliki rata -rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Kepala BPS Suryamin menjelaskan bertambahnya penduduk miskin disebabkan sepanjang Maret 2013-Maret 2014 terjadi hujan hujan berkepanjangan yang berpengaruh terhadap sektor pertanian. Hujan deras membuat banyak yang tidak bisa be kerja. Faktor cuaca ini juga membuat panen bergeser, katanya dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin. Suryamin, Kepala BPS “Pengurangan penduduk miskin ialah sebuah keniscayaan (keharusan). Tapi kalau pertumbuhan ekonomi kita enggak tinggi dan kualitasnya juga enggak masuk kepada sektor yang memberikan keberpihakan kepada masyarakat miskin, ya, begini hasilnya.” Hendri Saparini, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia “Sekarang tidak. Siapa pun yang miskin, berapa pun usianya, dapat raskin dan BLT. Harusnya mereka diberdayakan secara ekonomi.”
Kemiskinan
Netral
Refleksi Pemberitaan Badan Pusat Statistik (BPS) menyuguhkan fakta tentang meningkatnya jumlah penduduk miskin. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, pihaknya mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang atau meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat sejumlah 28,17 juta orang. Peningkatan ini terjadi karena ada pergeseran jumlah penduduk yang bekerja di sector pertanian, karena pengaruh iklim yang menyebabkan panen bergeser, jelas Suryamin di Jakarta, Selasa (1/7). Ia menjelaskan, meskipun terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dibandingkan Maret 2013. Namun, jika dibandingkan pada periode September 2013 yang tercatat mencapai 28,6 juta orang, jumlah penduduk miskin relatif menurun. Persepsi peningkatan angka statistik kemiskinan banyak indikator pendorongnya, terutama dipengaruhi juga meningkatnya jumlah penduduk. Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin pesimistis angka penduduk miskin di Indonesia bisa diturunkan secara drastis. Kecuali ada perlakuan khusus, katanya di kantornya kemarin. Kondisi inilah yang membuat pemerintah masih menggunakan bantuan sosial sebagai pilihan. Meski sulit diturunkan secara signifikan, angka penduduk miskin di Indonesia sejak Maret 2013 hingga Maret 2014 turun 0,11 persen. Sedangkan jika dihitung sejak September 2013 hingga Maret 2014, penurunan jumlah penduduk miskin tercatat 0,21 persen. Bansos merupakan salah satu metode penurunan anka kemiskinan , namun diluar itu kebijakan strategis yang tepat dari masing-masing daerah juga menjadi kunci penting dalam hal ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang, atau bertambah 110 ribu orang jika dibandingkan dengan periode Maret 2013 sebesar 28,17 orang. Bertambahnya penduduk miskin itu juga seiring dengan naiknya garis kemiskinan pada periode Maret 2103-Maret 2014 sebesar 11,45%, dari Rp271.626 per kapita per bulan menjadi Rp302.735 per kapita per bulan. Persepsi peningkatan angka statistik kemiskinan banyak indikator pendorongnya, terutama dipengaruhi juga meningkatnya jumlah penduduk.
No 18
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Jurnal Nasional, hal 3, Luther Kembaren
Penurunan Kemiskinan Tidak Siginifikan Butuh penanganan khusus untuk mengurangi angka kemiskinan secara drastis. Oleh karena itu, wajar jika penurunannya dari tahun ke tahun tak signifikan. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, saat memberikan pemaparan di kantornya di Jakarta, Selasa (1/7). Menurut dia, tingkat pendidikan yang masih rendah membuat penduduk miskin susah terbebas dari jerat kemiskinan. Selama ini, pemerintah memberlakukan program bantuan sosial kepada warga miskin. Pada Maret 2014, tercatat ada 28,28 juta orang miskin di Indonesia atau 11,25 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah ini berkurang 320 ribu dibandingkan penduduk miskin pada September 2014. Namun, jumlah ini bertambah 110 ribu dari Maret 2013. Namun Maret 2013 prosentase penduduk miskin 11,36 persen. Suryamin, Kepala BPS “Penurunan landai, tidak drastis karena kemiskinan yang sekarang pada taraf yang susah diturunkan, kecuali ada treatmen khusus.” Chairul Tanjung, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian “Pembangunan kita harus berpihak, pertumbuhan ekonomi harus tinggi, karena tanpa itu maka tidak akan ada penyerapan tenaga kerja dan pengurangan angka kemiskinan yang signifikan.”
Isu Kemiskinan
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Butuh penanganan khusus untuk mengurangi angka kemiskinan secara drastis. Oleh karena itu, wajar jika penurunannya dari tahun ke tahun tak signifikan. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, saat memberikan pemaparan di kantornya di Jakarta, Selasa (1/7). Menurut dia, tingkat pendidikan yang masih rendah membuat penduduk miskin susah terbebas dari jerat kemiskinan. Selama ini, pemerintah memberlakukan program bantuan sosial kepada warga miskin. Bansos merupakan salah satu metode penurunan anka kemiskinan, namun diluar itu kebijakan strategis yang tepat dari masingmasing daerah juga menjadi kunci penting dalam hal ini.
No 2
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Isu
Republika, hal 7, Mursalin Yasland
Raskin Harus Tepat Sasaran Kendari mengandalkan program persaudaraan madani untuk mengurangi kemiskinan. Penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) harus lebih tepat sasaran penerima. Koordinator Pokja Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Suahasil Nazara mengatakan, ketepatan sasaran penerima raskin wajib dilakukan lantaran pemerintah menyediakan 15,5 juta penerima raskin sesuai kuota nasional yang ditetapkan. Sebanyak 15,5 juta keluarga inilah yang kita anggap paling butuh. Hanya warga yang nama dan alamatnya tercantum sebagai penerima raskin boleh membeli beras dan menghindari ‘bagito’ atau dibagi rata, kata Suahasil di Jakarta, Selasa (1/7). Direktur Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Kementerian Sosial Asep Sasa Purnama mengatakan, Kemensos melakukan langkah-langkah agar raskin tepat sasaran sesuai kuota nasional sejumlah 15.5 juta penerima. Untuk meningkatkan efektivitas penyaluran raskin, Kemensos mengusulkan system pengendalian. Namun, untuk implementasinya memerlukan dana diproses Kementerian Keuangan. Suahasil Nazara, Koordinator Pokja Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) “Tidak bisa hanya Bulog karena bukan hanya tanggung jawab Bulog semata. Semua, mulai dari pemerintah pusat, daerah, aparat, dan masyarakat mengawasi.” Asep Sasa, Direktur Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Kementerian Sosial “Program ini untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan bagi kelompok sangat miskin, miskin, dan hamper miskin, sehingga harus tepat. Jangan sampai jatuh kepada orang yang tidak berhak menerimanya.”
Beras Masyarakat Miskin (Raskin)
Tone Positif
Refleksi Pemberitaan Direktur Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan Kementerian Sosial Asep Sasa Purnama mengatakan, Kemensos melakukan langkah-langkah agar raskin tepat sasaran sesuai kuota nasional sejumlah 15.5 juta penerima. Untuk meningkatkan efektivitas penyaluran raskin, Kemensos mengusulkan system pengendalian. Namun, untuk implementasinya memerlukan dana diproses Kementerian Keuangan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah validnya data penerima dan metode distribusi yang transparan diketahui publik dikarenakan program raskin sangat berpihak ke masyarakat.
No 17
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Isu
Media Indonesia, hal 10, LILIEK DARMAWAN
Slamet Semburkan Lava Pijar Status Gunung Slamet masih waspada, masyarakat tidak boleh mendekat dalam radius 2 km dari puncaknya. Aktivitas Gunung Slamet yang berada di perbatasan Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes di Jawa Tengah (Jateng) kembali meningkat. Peningkatan aktivitas berlangsung sejak Minggu (29/6) sore, ditandai dengan letusan abu yang dikeluarkan dari Gunung Slamet. Bahkan, hingga kemarin, hujan abu masih mengguyur wilayah utara Gunung Slamet dengan radius 10 km. Selain itu, pada Senin (30/6) malam, terlihat kemunculan lava pijar. Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet di Gambuhan, Pemalang, Sudrajat mengatakan dalam tiga hari terakhir, aktivitas gunung tertinggi di Jateng tersebut meningkat. Sudrajat, Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet di Gambuhan, Pemalang “Setelah sebulan lebih tidak ada aktivitas, mulai Minggu lalu, Gunung Slamet menunjukkan peningkatan aktivitas. Salah satunya ialah letusan dan bahkan semalam muncul lava pijar. Lava pijar terlihat dari pos pengamatan sebanyak tiga kali dalam semalam.” Jhonson Tarigan, Sekretaris BPBD Kabupaten Tanah Karo “Waktu kembalinya mereka ke rumah masing-masing jadi tertunda. Kami menunggu status Gunung Sinabung kembali normal.”
Bencana Alam
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Status Gunung Slamet masih waspada, masyarakat tidak boleh mendekat dalam radius 2 km dari puncaknya. Aktivitas Gunung Slamet yang berada di perbatasan Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes di Jawa Tengah (Jateng) kembali meningkat. Peningkatan aktivitas berlangsung sejak Minggu (29/6) sore, ditandai dengan letusan abu yang dikeluarkan dari Gunung Slamet. Kondisi yang sedang berlangsung atas kedua gunung tersebut harus diberi perhatian lebih oleh kita semua terkait antisipasi dampak. Pengamanan dan logistik menjadi kunci penting dalam mengahadapi kondisi tersebut.
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
3
No
Koran Tempo, hal 11, Harun Mahbub
Bencana Alam
Netral
Dua gunung di lokasi berjauhan, yakni Gunung Sinabung di Sumatera dan Gunung Slamet di Jawa, terus menggeliat. Sinabung, yang meletus pada Ahad lalu, masih menyisakan gempa tremor. Adapun Gunung Slamet melontarkan material pijar dan letusan abu vulkanik. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Hendrasto, mengatakan erupsi Gunung Sinabung pada 29 Juni lalu masih mungkin terjadi lagi. Letusan berpotensi masih ada, kata dia kemarin. Kondisi yang sedang berlangsung atas kedua gunung tersebut harus diberi perhatian lebih oleh kita semua terkait antisipasi dampak. Pengamanan dan logistik menjadi kunci penting dalam mengahadapi kondisi tersebut.
4
Kompas, hal 22, RAZ/WIE/ GRE
Dua Gunung Menggeliat Sinabung menimbulkan gempa, Slamet meletus. Dua gunung di lokasi berjauhan, yakni Gunung Sinabung di Sumatera dan Gunung Slamet di Jawa, terus menggeliat. Sinabung, yang meletus pada Ahad lalu, masih menyisakan gempa tremor. Adapun Gunung Slamet melontarkan material pijar dan letusan abu vulkanik. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Hendrasto, mengatakan erupsi Gunung Sinabung pada 29 Juni lalu masih mungkin terjadi tagi. Letusan berpotensi masih ada, kata dia kemarin. Sementara itu, status Gunung Slamet kembali meningkat setelah hamper 1,5 bulan diturunkan dari siaga menjadi waspada. Pada Senin malam lalu, gunung itu melontarkan material pijar dengan ketinggian 50-100 meter dari puncak kawah. Muhammad Hendrasto, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral “Karena system sudah open, sewaktu-waktu bisa terjadi letusan dan menghasilkan awan panas. Makanya di arah tenggara itu, lima desa wasib ngungsi.” Sukedi, pengamat gunung api di pos pengamatan Gunung Slamet, Kabupaten Pemalang “Hari ini, sampai siang terpantau ada sebelas kali letusan abu.” Warga di Zona Bahaya Sejumlah warga masih beraktivitas di dalam zona bahaya Gunung. Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Peringatan untuk mengosongkan daerah dalam radius 5 kilometer dari puncak yang disampaikan sejak lama tak juga diindahkan, Padahal, awan panas dan erupsi eksplosif, seperti pada Minggu (29/6) malam, dapat terjadi sewaktu-waktu. Hal itu, antara lain terlihat di Desa Berastepu, Kecamatan Simpang Empat dan Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung yang termasuk daerah rawan awan panas Gunung Sinabung. Selasa (1/7) siang beberapa warga terlihat bercengkerama di warungkopi Desa Guru Kinayan. Padahal, sudah ada peringatan bahwa desa itu termasuk daerah rawan awan panas dari Gunung Sinabung. Peringatan itu dipasang dijalan masuk desa, sekitar 2 kilometer dari warung kopi tersebut. Di Desa Berastepu, warga masih berladang dan melakukan aktivitas lain. Sadare, Warga Desa Guru Kinayan “Waktu meletus Minggu kemarin, saya di rumah. Ada juga orang-orang sedesa.” Windi Cahya, petugas Pos Pengamatan Sinabung “Tidak ada yang bisa memprediksi kapan awan panas meluncur atau erupsi eksplosif terjadi.”
Isu
Tone
Refleksi Pemberitaan
Bencana Alam
Netral
5
Kompas, hal 22, GRE
Akses Jalan Tujuh Desa Masih Tertimbun Sedikitnya 23 rumah rusak dan sejumlah akses jalan pada tujuh desa di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, hingga Selasa (1/7) masih terputus akibat tertimbun tanah longsor yang melanda wilayah tersebut pekan lalu. Pembersihan material longsoran berjalan lambat karena hanya mengandalkan tenaga manusia. Sabar, Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (JPT BPBD) Cilacap Wilayah Majenang, mengatakan, bencana tanah longsor yang terjadi Kamis pekan lalu tersebut membuat sejumlah ruas jalan antardesa masih terputus. Sabar, Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (JPT BPBD) Cilacap Wilayah Majenang “Masyarakat setempat setiap hari terus bekerja bakti menyingkirkan material longsoran yang menutup sejumlah ruas jalan desa. Kami hanya mengandalkan tenaga manusia tidak ada alat berat.” Supriyanto, Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap “Kami telah mengirimkan bantuan logistik bagi warga yang bekerja bakti menyingkirkan material longsoran yang menutup sejumlah ruas jalan.”
Bencana Alam
Netral
D u a g u n u n g d i l o k a s i berjauhan, yakni Gunung Sinabung di Sumatera dan Gunung Slamet di Jawa, terus menggeliat. Sinabung, yang meletus pada Ahad lalu, masih menyisakan gempa tremor. Adapun Gunung Slamet melontarkan material pijar dan letusan abu vulkanik. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Hendrasto, mengatakan erupsi Gunung Sinabung pada 29 Juni lalu masih mungkin terjadi lagi. Letusan berpotensi masih ada, kata dia kemarin. Kondisi yang sedang berlangsung atas kedua gunung tersebut harus diberi perhatian lebih oleh kita semua terkait antisipasi dampak. Pengamanan dan logistik menjadi kunci penting dalam mengahadapi kondisi tersebut. Sedikitnya 23 rumah rusak dan sejumlah akses jalan pada tujuh desa di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, hingga Selasa (1/7) masih terputus akibat tertimbun tanah longsor. Pihak terkait diwilayah tersebut harus dapat segera menuntaskan bencana tersebut dikarenakan pentingnya akses jalan bagi masyarakat. Selanjutnya pemetaan wilayah rawan bencana seharusnya sudah dapat tersajikan sebagai langkah antispasi bencana.
No
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Isu
Tone
10
Republika, hal 17, c85 ed: karta raharja ucu
Pengemis Raup Omzet Rp250 Ribu Sehari Sehari dirinya bisa dapat Rp 250 ribu. Pengakuan itu dilontarkan seorang pengemis, Wardiah (40 tahun), yang menjadi penghuni Panti Sosial Bina Insan 3 Cengkareng, Jakarta Barat, karena tertangkap razia. Tapi, uang di rekening saya tinggal Rp 15 juta. Dipakai sama suami saya, akunya saat berbincang dengan Republika, Selasa (1/7). Jika saban hari ia mendapat Rp 250 ribu, dalam satu bulan setidaknya Wardiah mengantongi Rp 7,5 juta. Jumlah itu jauh lebih besar dari upah minimun provinsi DKI Jakarta yang hanya Rp 2.441.301. Dwi Ratih, salah satu perawat panti Panti Sosial Bina Insan 3 Cengkareng “Dia itu wanita seribu nama. Setiap kali kena razia dan masuk sini, namanya ganti terus. Sebelumnya namanya lin.” Wardiah, PMKS “Beneran nama saya Wadriah kok, kemaren aja dibikinkan KTP palsu.”
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Netral
11
Koran Tempo, hal 23, Umair Shiddiq Yahsy
“Maaf, Mau Cari Rezeki Dulu” Seorang perempuan paruh baya terlihat menggandeng pria yang lebih renta keluar dari gang di permukiman padat penduduk di Kampung Kebon Singkong, Duren Sawit, Jakarta Timur. Mau ke depan, mau usaha, kata lelaki yang berjalan tertatih-tatih itu ketika disapa. Sekitar 30 menit kemudian, dua pria yang berbaju sama kumalnya melintas. Satu dari mereka, Udin, 40 tahun, menggandeng rekannya yang rupanya tunanetra. Maaf, mau cari rezeki dulu, tutur dia. Udin dan tiga orang lainnya adalah warga yang ditemui Tempo di Kampung Pertanian Selatan, Klender, Jakarta Timur, Senin lalu. Kampung yang biasa disebut Kampung Kebon Siagkong ini dikenal sebagai tempat tinggal para warga yang bekerja dengan cara meminta-minta alias mengemis. Udin mengaku baru tiga bulan datang ke kampung itu dan sebatang kara di Ibu Kota. Tanpa modal dan keahlian, Udin mengaku nekat datang ke Jakarta. Heri, Warga “Menjelang Lebaran, mereka dulu biasanya kemari dengan truk. Tapi sekarang sudah banyak razia. Jadi yang datang sekarang sedikit-sedikit.” Karyono, warga “Kalau sekarang-sekarang ini masih belum datang dari daerah.”
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Netral
Refleksi Pemberitaan Sehari dirinya bisa dapat Rp 250 ribu. Pengakuan itu dilontarkan seorang pengemis, Wardiah (40 tahun), yang menjadi penghuni Panti Sosial Bina Insan 3 Cengkareng, Jakarta Barat, karena tertangkap razia. Tapi, uang di rekening saya tinggal Rp 15 juta. Dipakai sama suami saya, akunya saat berbincang dengan Republika, Selasa (1/7). Jika saban hari ia mendapat Rp 250 ribu, dalam satu bulan setidaknya Wardiah mengantongi Rp 7,5 juta. Jumlah itu jauh lebih besar dari upah minimun provinsi DKI Jakarta yang hanya Rp 2.441.301. Perbandingan pendapatan pengemis sangat jauh dengan UMP DKI menjadi pemicu atau dorongan seseorang mau mengambil profesi pengemis. Perlu terobosan keras guna peningkatan kesejahteraan melalui pembangunan ekonomi secara menyeluruh. Udin dan tiga orang lainnya adalah warga yang ditemui Tempo di Kampung Pertanian Selatan, Klender, Jakarta Timur, Senin lalu. Kampung yang biasa disebut Kampung Kebon Siagkong ini dikenal sebagai tempat tinggal para warga yang bekerja dengan cara meminta-minta alias mengemis. Udin mengaku baru tiga bulan datang ke kampung itu dan sebatang kara di Ibu Kota. Tanpa modal dan keahlian, Udin mengaku nekat datang ke Jakarta.Serapan informasi ini membuktikan adanya perkampungan pengemis dengan penuh harapan menjadikan pengemis sebagai profesi yang dilakukan secara rutin dan memiliki harapan bagi sebagian orang.
No 12
Media, hal & jurnalis Harian Pelita, hal 6, cr14
Judul / Topik
Isu
DPR Berharap BPJS “Cover” Orang Gila DPR RI berharap, nantinya dengan disahkannya Rancangan Undang-undang Kesehatan Jiwa, Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) dapat turut pula meng-cover orang dengan ganguan jiwa (ODGJ). HaI itu disampaikan anggota Komisi IX Zuber Safawi, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (l/7). Walaupun angaran belum tersedia, namun kedepannya diharapkan BPJS dapat meng-cover orang dengan ganguan kejiwaan. Karena orang dengan gangguan jiwa dan oang yang terlantar tetap mempunyai hak asasi manusia dan kewajiban negara untuk memeliharanya sebagai tanggungan dari negara, ujar Zuber. Zuber Safawi, anggota Komisi IX “Ini adalah langkah dan upaya agar menjadi program besar dalam kesehatan. Serta mendorong pemerintah secara bertahap memenuhi rasio sumber daya manusia di bidang kesehatan jiwa hgar bisa mengcouer berbagai kesetratan jiwa.”
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan DPR RI berharap, nantinya dengan disahkannya Rancangan Undang-undang Kesehatan Jiwa, Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) dapat turut pula meng-cover orang dengan ganguan jiwa (ODGJ). HaI itu disampaikan anggota Komisi IX Zuber Safawi, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (1/7). Harapan masyarakat BPJS bisa mengcover orang dengan gangguan jiwa sangat besar dikarenakan permasalahan tersebut ada di tengah-tengah masyarakat diiringi keterbatasana dana dalam menanggulanginya.
No
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Isu
Tone
13
Kompas, hal 26, NEL
Jadi Tersangka, Lima Siswa SMAN 3 Ditahan Kepolisian Resor Jakarta Selatan menahan lima siswa kelas II SMAN 3 Jakarta Selasa (1/7), setelah mereka ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan terhadap Arfiand Caesar Al Irhami (16). Kelima siswa itu, yaitu DW, TM, AM, KR dan satu siswa perempuan, PU. Kelimanya adalah siswa senior yang jadi panitia kegiatan pencinta alam yang menyebabkan korban meninggal pada Jumat (20/6) di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan. Sebelumnya korban mengikuti kegiatan pencinta alam di Gunung Tangkubanparahu, Jawa Barat Dari hasil penyelidikan polisi, rute kegiatan pencinta alam itu tergolong berat bagi pemula seperti Arfiand. Selain itu, para tersangka diyakini juga menganiaya korban. Para tersangka ada yang masih berusia 16 tahun, Bagi mereka berlaku UU Perlindungan Anak, tetapi untuk sementara semua tersangka ditahan dahulu.
Perlindungan Anak
Netral
16
Media Indonesia, hal 8, Gol/J-4
Lima Murid SMAN 3 Masuk Rutan Lima murid kelas dua Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Setiabudi, Jakarta Selatan, resmi mendekam di Rumah Tahanan Polres Metro Jakarta Selatan sebagai tersangka kasus tewasnya Arfiand Caesar Al Irhami, 16. Mereka berinisial D, K, P, T, dan A. Lima orang itu terbukti menganiaya dan saat ini sudah ditahan, kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, kemarin. Ia menyatakan, meski telah menjebloskan kelima tersangka, penyidik masih mengembangkan perkara itu dan tidak tertutup kemungkinan ada tersangka baru. Pasalnya, lanjut dia, ada beberapa orang lain yang diduga terlibat dalam penganiayaan. Namun, Rikwanto enggan berkomentar saat ditanya indentitas tersangka baru itu. Rikwanto, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya “Tentunya (nama tersangka baru) sudah di tangan penyidik. Nanti kita lihat siapa yang akan dipanggil dan intinya yang dipanggil ialah yang ikut kelompok itu ke sana (latihan di Gunung Tangkuban Perahu).”
Perlindungan Anak
Netral
Refleksi Pemberitaan Kepolisian Resor Jakarta Selatan menahan lima siswa kelas II SMAN 3 Jakarta Selasa (1/7), setelah mereka ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan terhadap Arfiand Caesar Al Irhami (16). Kelima siswa itu, yaitu DW, TM, AM, KR dan satu siswa perempuan, PU. Kelimanya adalah siswa senior yang jadi panitia kegiatan pencinta alam yang menyebabkan korban meninggal pada Jumat (20/6) di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan. Usut tuntas kasus ini dan jadikan pembelajaran kedepan bagi para pelajar lainnya diIndonesia agar dapat terhindar dari kekerrasan berujung korban jiwa. Lima murid kelas dua Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Setiabudi, Jakarta Selatan, resmi mendekam di Rumah Tahanan Polres Metro Jakarta Selatan sebagai tersangka kasus tewasnya Arfiand Caesar Al Irhami, 16. Mereka berinisial D, K, P, T, dan A. Lima orang itu terbukti menganiaya dan saat ini sudah ditahan, kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, kemarin. Usut tuntas kasus ini dan jadikan pembelajaran kedepan bagi para pelajar lainnya diIndonesia agar dapat terhindar dari kekerrasan berujung korban jiwa.
No 14
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Jurnal Nasional, hal 14, Rusman
Dua Balita Dideportasi Malaysia Dua balita masing-masing berusia dua bulan dan dua tahun, dideportasi dari Malaysia melalui Pelabuhan Internasional Batam Centre, Kota Batam bersama enam tenaga kerja Indonesia lain pada Selasa (1/7) siang. Bayi tersebut adalah Muhammad Rizwan Apriyan (dua bulan) anak dari Rina Rachmawati asal Provinsi Lampung. Sementara itu, Muhammad Iwan, dua tahun anak dari TKI Indah Sartika asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Sesaat tiba di Batam, dua anak bersama enam TKI wanita dewasa tersebut, langsung dibawa ke Rumah Singgah Sementara Dinas Sosial Batam di Sekupang untuk didata. TKI tersebut rata-rata berasal dari NTT, Jawa Barat, Banten, Lampung dan Jambi. Febriana, Petugas Pendamping TKI Bermasalah pada Kementerian Sosial RI “Setelah didata kemungkinan mereka akan dikirim ke Kementerian Sosial RI di Jakarta pada Rabu siang menggunakan Kapal Kelud milik PT Pelni dari Batam.”
Isu Pekerja Migran
Tone Positif
Refleksi Pemberitaan Dua balita masing-masing berusia dua bulan dan dua tahun, dideportasi dari Malaysia melalui Pelabuhan Internasional Batam Centre, Kota Batam bersama enam tenaga kerja Indonesia lain pada Selasa (1/7) siang. Bayi tersebut adalah Muhammad Rizwan Apriyan (dua bulan) anak dari Rina Rachmawati asal Provinsi Lampung. Permasalahan yang dihadapi oleh pekerja migran terus berulang. Diperlukan kerjasama yang baik antar instansi, guna mengatasi permasalah itu dari hilir.