Monitoring Harian
1
2
3
4
5
6
7
17
18
19
20
21
22
23
TANGGAL 8 9 24 25
10 26
11 27
12 28
13 29
14 30
15 31
16
OCT
NOV
DEC
14 18
15 19
16 20
17 21
BULAN - TAHUN
KEMENTERIAN SOSIAL RI
JAN
FEB
MAR
APR
MAY
JUN
JUL
AUG
SEP
Overview:
Jumlah Media Meliput : 6 Media Volume Pemberitaan
: 14 Artikel
Leading Media
: Kompas
Leading Isu
: Perlindungan Anak
Sentimen Isu
: Negatif Pada pemberitaan hari ini tidak terdapat isu dengan sentiment negatif Positif : Pada pemberitaan hari ini tidak terdapat isu dengan sentiment positif Netral : Pemberitaan pada hari ini di dominasi oleh sentimen isu bertendensi netral
Catatan :
Pemberitaan pada hari ini di dominasi oleh sentimen isu bertendensi netral. Dengan isu bertendensi netral terbesar salah satunya adalah Bocah Diduga Cabuli Belasan Anak seputar pemberitaan bocah laki-laki berusia 11 tahun, Ak, diduga mencabuli 13 teman sepermainannya di Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur. Tiga belas anak itu terdiri atas 12 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Dua dari 13 anak yang mengaku menjadi korban Ak adalah kakak beradik, sebut saja Riki, 9 tahun, siswa kelas IV SD, dan adiknya, sebut saja Fikri, 7 tahun, siswa kelas I SD. Kelakuan Ak terungkap setelah kakak beradik ini menceritakan kepada orang tuanya. Kamis, 29 Mei, mereka mengaku, kata Ed, paman kedua korban, 44 tahun. Setelah diselidiki oleh warga sekitar, Ed melanjutkan, diduga ada 13 anak yang menjadi korban pencabulan Ak.
Berikut adalah kutipan pernyataan narasumber pada pemberitaan; Ed, paman kedua korban “Para korban itu mayoritas anak-anak dari gang ini. Umurnya di bawah pelaku semua.”
Persentase pembagian isu dominan di media pada hari ini: Perlindungan Anak Persentase pembagian Media Cetak hari ini: 6 Media
Republika 7%
5 Seputar Indonesia 7%
4 Kompas 36% Media Indonesia 14%
3 5 4
2
3
1 1
1
Jurnal Nasional 14%
0 Perlindungan Anak
Bencana Alam
Bencana Sosial
Bantuan Sosial (Bansos)
Penyandang Disabilitas
Koran Tempo 22%
No 1
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Koran Tempo, hal 27, Afrilia Suryanis
Bocah Diduga Cabuli Belasan Anak Bocah laki-laki berusia 11 tahun, Ak, diduga mencabuli 13 teman sepermainannya di Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur. Tiga belas anak itu terdiri atas 12 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Dua dari 13 anak yang mengaku meniadi korban Ak adalah kakak beradik, sebut saja Riki, 9-tahun, siswa kelas IV SD, dan adiknya, sebut saja Fikri, 7 tahun, siswa kelas I SD. Kelakuan Ak terungkap setelah kakak beradik ini menceritakan kepada orang tuanya. Kamis, 29 Mei, mereka mengaku, kata Ed, paman kedua korban, 44 tahun. Setelah diselidiki oleh warga sekitar, Ed melanjutkan, diduga ada 13 anak yang menjadi korban pencabulan Ak. Ed, paman kedua korban “Para korban itu mayoritas anak-anak dari gang ini. Umurnya di bawah pelaku semua.” As, Warga “Minimal dia direhab.”
Isu Perlindungan Anak
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Perilaku yang dilakukan Ak perlu penanganan khusus, terutama para korban yang bisa mengalami trauma mendalam. Dalam informasi tersebut tidak disebutkan adanya pihak terkait yang intens menangani pelaku maupun korban dalam hal psikologi.
No
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Isu
Tone
Refleksi Pemberitaan
2
Koran Tempo, hal 10, Agus Supriyanto
Bencana Sosial
Netral
Perlu adanya kesepahaman dalam menetapkan suatu tempat ibadah di setiap daerah. Kejadian jogjakarta masih menunjukan kekerasan masih dikedepankan dalam penyelesaian konflik agama yang bisa menjadi benih bencana sosial.
5
Kompas, hal 1,15, HRS/ CHE/MH
Bencana Sosial
Netral
Walau saat ini baru melibatkan kelompokkelompok kecil ini tak boleh dianggap enteng. Ketegangan itu akan mengganggu kenyamanan dan rasa saling percaya warga. Hal ini harus menjadi perhatian serius dari seluruh pihak yang terkait.
14
Media Indonesia, hal 3, AT/P-3
Kasus Intoleransi di Yogyakarta Mengkhawatirkan Ratusan warga melempari rumah ibadah umat kristiani di Pangukan. Serikat Jurnalis untuk Keberagaman atau Sejuk mendesak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X tegas menyelesaikan maraknya kasus intoleransi. Menumt mereka, kasus-kasus intoleransi di Yogyakarta semakin meningkat dan mengkhawatirkan. Manajer Advokasi Serikat Jurnalis untuk Keberagaman, Tantowi Anwari, mengatakan maraknya kasus intoleransi di Yogyakarta menunjukkan pelaku kekerasan leluasa beraksi. Yogyakarta, yang selama ini dianggap sebagai daerah yang “adem ayem”, dirasa semakin tidak aman untuk kelompok minoritas. Sultan hanya progresif dalam ujaran dan membiarkan kekerasan berbasis agama berlanjut, kata Tantowi, kemarin. Tantowi Anwari, Manajer Advokasi Serikat Jurnalis untuk Keberagaman “Umat beragama tak bebas beribadah. Pemerintah tidak sediakan fasilitas.” Ihsan Amin, Kepala Kepolisian Resor Sleman “Selanjutnya, kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah mengenai penggunaan rumah sebagai gereja ini.” Yogyakarta Hadapi Darurat Intoleransi Sikap intoleransi disertai aksi kekerasan di Daerah IstimewaYogyakarta dinilai sudah dalam tahap darurat. Dalam tiga hari terakhir, dua aksi intoleransi terjadi di kota yang menjunjung tinggi pluralitas itu. Terakhir, Minggu (1/6) siang, di Kabupaten Sleman, puluhan orang merusak sebuah bangunan yang biasa dipakai umat Kristen untuk beribadah. Bangunan yang dirusak itu milik pendeta berinisial NL. Bangunan yang bersebelahan dengan rumah NL itu terletak di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman. Sri purnomo, Bupati Sleman “Kami akan menggelar musyawarah dengan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) untuk menyelesaikan masalah ini.” Arie Sudjito, Dosen Sosiologi Universitas Gadjah Mada “Walau saat ini baru melibatkan kelompok-kelompok kecil ini tak boleh dianggap enteng. Ketegangan itu akan mengganggu kenyamanan daa rasa saling percaya warga.” Kasus Intoleransi kembali Terjadi Sebuah rumah yang biasa digunakan sebagai tempat ibadah umat kristiani di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dirusak sekelompok orang. Mereka merusak pintu bagian depan, kaca jendela, dan sejumlah perlengkapan di dalamnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun di tempat kejadian, insiden itu bermula ketika sekitar 20 warga mendatangi rumah tersebut pukul 10.00 WIB, kemarin, dan meminta para jemaat untuk keluar dan meninggalkan tempat itu. Polisi sempat melakukan upaya mediasi antara kelompok yang memprotes dan perwakilan jemaat. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Bahkan, sekitar setengah jam kemudian, massa dalam jumlah lebih besar kembali mendatangi tempat itu. Mereka kembali melempari rumah itu dengan batu. Pintu bagian depan bangunan dipukuli dengan palu besar hingga rusak. Sri Purnomo, Bupati Sleman “Saya akan membicarakan dengan forum kerukunan umat beragama agar kasus seperti ini tidak terus terjadi.”
Bencana Sosial
Netral
Forum kerukunan umat beragama dan seluruh pihak terkait lainnya harus segera duduk bersama menyelesaikan permasalahan yang sudah terjadi. Sebuah rumah yang biasa digunakan sebagai tempat ibadah umat kristiani di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dirusak sekelompok orang. Mereka merusak pintu bagian depan, kaca jendela, dan sejumlah perlengkapan di dalamnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun di tempat kejadian, insiden itu bermula ketika sekitar 20 warga mendatangi rumah tersebut pukul 10.00 WIB, kemarin, dan meminta para jemaat untuk keluar dan meninggalkan tempat itu.
No
Media, hal & jurnalis
3
Seputar Indonesia, hal 16, murey widya/okezone/ant
4
Koran Tempo, hal 11, Kodrat Setiawan
7
Kompas, hal 23, RUL/ KOR/AIK/AP/DHF
13
Jurnal Nasional, hal 14, Redaksi
Judul / Topik
Isu
Tone
Refleksi Pemberitaan
Awan Panas Ancam Ribuan Warga Ancaman awan panas dari erupsi Gunung Sangeang Api belum berhenti. Meskipun kemarin frekuensi letusan tidak sebanyak sebelumnya, warga yang bermukim di sekitar gunung pada radius 8 km diimbau tidak keluar rumah karena abu vulkanik masih menyelimuti kawasan tersebut. Hingga kemarin ribuan warga telah diungsikan sebagai langkah tanggap darurat. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB Wedha Magma Ardhi mengungkapkan, khusus warga di radius 8 km diminta sebisa mungkin berlindung dalam rumah. Kalau terpaksa keluar, sebaiknya menggunakan masker, katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), kemarin. Wedha Magma Ardhi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB “Keempat desa itu terkena hujan abu vulkanik yang cukup parah. Daerah lain di Bima yang juga terkena hujan abu adalah Kecamatan Sape, Ambalawi, dan Kota Bima.” 3.000 Orang Mengungsi Akibat Letusan Sangeang Api Sejumlah bandara masih ditutup. Sekitar 3.000 penduduk mengungsi akibat letusan Gunung Sangeang Api di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Pengungsi berasal dari tiga desa yang paling parah terkena dampak letusan, kata Camat Wera, Zulfan Akbar, kemarin. Gunung Sangeang Api meletus dengan mengeluarkan material vulkanik setinggi 3.000 meter pada Jumat pekan lalu. Tiga desa yang terkena dampak letusan paling parah adalah Desa Sangeang Darat, Desa Oitoi, dan Desa Pai. Ketiganya terdapat di Kecamatan Wera yang berpenduduk sekitar 35 ribu orang. Menurut Zulfan, sebagian pengungsi berkumpul di Lapangan Tawali, Desa Tawali. Sedangkan yang lainnya mengungsi ke rumah penduduk di Dewa Tawali, Kecamatan Ambalawi, ataupun ke Kota Bima. Tini Thadeus, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT “Ada lima kabupaten yang melaporkan daerahnya dilanda hujan debu.” Gideon Mbilijora, Bupati Sumba Timur “Kami kekurangan masker.” Penerbangan Ditutup Aktivitas Gunung Sangeangapi di Desa Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, cenderung menurun. Hingga Minggu (1/6), gunung setinggi 1.842 meter di atas permukaan laut itu masih menyemburkan asap putih tebal setinggi 500 meter. Masih ada letusan, tetapi tidak sebesar hari pertama. Kalau semburannya setinggi 300-500 meter paling-paling sebaran hujan debunya di lokalan seputar gunung. Namun, semburan itu meluas terbawa angin, kata Junaidin, petugas Pos Pengamat Gunung Sangeangapi di Desa Wera, yang dihubungi pada Minggu petang dari Mataram. Kristianto, Kasubid Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi “Ancaman terhadap penduduk relatif kecil.”
Bencana Alam
Netral
Keempat desa itu terkena hujan abu vulkanik yang cukup parah. Daerah lain di Bima yang juga terkena hujan abu adalah Kecamatan Sape, Ambalawi, dan Kota Bima. Ada perbedaan penyebutan desa yang menjadi dampak gunung sangeang antara seputar indonesia dan koran tempo.
Bencana Alam
Netral
Tiga desa yang terkena dampak letusan paling parah adalah Desa Sangeang Darat, Desa Oitoi, dan Desa Pai. Ketiganya terdapat di Kecamatan Wera yang berpenduduk sekitar 35 ribu orang. Menurut Zulfan, sebagian pengungsi berkumpul di Lapangan Tawali, Desa Tawali. Sedangkan yang lainnya mengungsi ke rumah penduduk di Dewa Tawali, Kecamatan Ambalawi, ataupun ke Kota Bima.Belum disebutkan informasi penanganan yang dilakukan oleh pihak terkait.
Bencana Alam
Netral
Situasi yang menyebabkan gangguan penerbangan bisa dimaklumi terkait dengan dengan adanya letusan gunung sangeang. Himbauan ini mengacu dari sumber resmi yang berdasarkan pengamatan vulkanologi.
Dampak Letusan Gunung Sangeangapi Dua Bandara Ditutup Aktivitas Gunung Sangeangapi di Kabupatn Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih terus meningkat. Dua bandara di NTB terpaksa ditutup sementara, karena abu vulkanik letusan gunung tersebut menyebar ke wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pada Sabtu (31/5) telah terjadi dua kali letusan yang cukup besar yaitu pukul 01.30 Wita, dan 10.42 Wita. Kondisi di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima NTB gelap tertutup abu vulkanik. Abu vulkanik gunung itu juga menyebar hingga Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, dan Sumba Timur Provinsi NTT, kata Sutopo dalam keterangan persnya, kemarin. Persediaan masker di apotik, dilaporkan telah habis sehingga dibutuhkan bantuan dari luar. Masyarakat dihimbau mengurangi aktivitas di luar rumah. BPBD, TNI, Polri, PMI, Tagana, SKPD dan Orari telah melakukan penanganan darurat. Bupati Bima bersama unsur terkait akan menggelar rakor penanganan dampak letusan Gunung Sangeangapi, Minggu (1/6). Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB “Dua bandara di NTB yaitu Bandara Bima dan Bandara Tambolaka ditutup sementara.”
Bencana Alam
Netral
Informasi dari jurnal nasional merupakan informasi yang lengkap dan mewakili gambaran yang terjadi dengan letusan gunung sangeang.Informasi letusan sangeang terus diinformasikan baik oleh BNPB, sehingga menjadi panduan yang baik dan bisa diteruskan informasinya hingga ke desa terdekat sangeang.
No 6
Media, hal & jurnalis Kompas, hal 11, ELN
Judul / Topik Akses Buku Braille Terbatas, Butuh Bantuan Pemerintah Penyediaan buku dalam huruf braille yang dapat diakses penyandang tunanetra sangat terbatas. Selain biayanya mahal, pengalihan buku di pasaran menjadi berhuruf Braille masih bergantung kepada relawan untuk pengetikan ulang menjadi salinan digital terlebih dahulu. Upaya menambah koleksi buku-buku dalam tulisan braille dilakukan lewat Gerakan Seribu Buku untuk Tunanetra Sabtu (31/5). Yayasan Mitra Netra dan Komunitas Fellowship of Netra Community (Fency) berhasil mengumpulkan sekitar 870 relawan yang terdiri dari mahasiswa, siswa, karyawan, dan masyarakat umum di Kampus Universitas Indonesia Depok. Menurut Kepala Bagian Humas Yayasan Mitra Netra Aria Indrawati, penyediaan buku braille dapat lebih mudah jika ada keberpihakan pemerintah. Aria Indrawati, Kepala Bagian Humas Yayasan Mitra Netra “Pemerintah bisa mewajibkan penerbit menyerahkan soft copy buku ke Perpustakaan Nasional. Jadi, pengalihan ke buku Braille tidak perlu dengan pengetikan ulang yang lama dan bergantung kepada relawan.”
Isu Penyandang Disabilitas
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Pemerintah bisa mewajibkan penerbit menyerahkan soft copy buku ke Perpustakaan Nasional. Jadi, pengalihan ke buku Braille tidak perlu dengan pengetikan ulang yang lama dan bergantung kepada relawan. Usulan ini sangat bisa menjadi pertimbangan yang baik untuk direalisasikan. Hal ini bisa menunjukan keberpihakan pemerintah terhadap ketersediaan akses buku braile.
No 8
Media, hal & jurnalis Kompas, hal 13, SEM
Judul / Topik
Isu
Dana Hibah Jangan Digelontorkan Jelang pilpres Terkait dengan sejumlah kepala daerah yang menjadi ketua tim pemenangan calon presiden, Ketua DPD partai Demokasi Indonesia Perjuangan Jawa Barat Hasanuddin berpendapat segala program dan kegiatan yang berhubungan dengan APBD rawan disalahgunakan, terutama untuk mendukung salah satu capres. Oleh karena itu, sejumlah program antara lain penyaluran dana hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan desa sebaiknya jangan digelontorkan menjelang pilpres. Direalisasikan sesudah pilpres saja.
Bantuan Sosial (Bansos)
Tone Netral
Refleksi Pemberitaan Dana hibah maupun bansos menjadi wilayah yang dianggap rawan penyalahgunaan, terutama jelang pilpres yang menjadi sorotan masyarakat pemantau. Dalam hal ini perlu kebijakan yang menjadi pengikat dan penguat dalam pendistribusian dana hibah maupun bansos.
No
Media, hal & jurnalis
Judul / Topik
Isu
Tone
Refleksi Pemberitaan
9
Kompas, hal 26, MKN
Perlindungan Anak
Netral
Potensi kekerasan anak masih terus berjalan dan terjadi di tengah masyarakat. Pengawasan dan perlindungan anak menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi semua pihak. Perlu upaya keras dan bangun efek jera yang kuat guna menciptakan zona ataupun wilayah yang nyaman untuk anak.
10
Republika, hal 2, Fenny Selly/Antara/Antara (Berita Foto)
Pesan dari Sederet Kasus Tiga bulan terakhir, kasus kekerasan dan kejahatan seksual pada anak bergilir menghiasi media massa. Seolah tidak pernah putus, kasus-kasus baru muncul ke ruang publik. Semua membawa pesan yang sama, bahwa lingkungan tempat tinggal, sekolah, bahkan kota ini belum ramah anak. Saat diminta melihat PH (21), tersangka penganiaya SNF (4), di Unit Perlindungan perempuan dan Anak Polres Jakarta Utara, pekan lalu, Nasrah Husain (34), tetangga korban yang dimintai keterangan, membenarkan. Betul, dia pelakunya! kata Nasrah penuh emosi. SNF mengalami luka sundutan rokok, gigitan, dan cubitan di punggung, dada kaki, dan kemaluan. Daddy Hartadi, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Utara “Kasus yang muncul hanya seberapa potensi sebenarnya lebih besar.” Hari Anak Internasional Sejumtlh relawan mengampanyekan antikekerasan dan pelecehan pada anak dalam rangka hari Anak lnternasionai di Kambang Iwak Palembang, Sumsel, Ahad (1/6). Puluhan relawan ini berkeliling sepanjang car free day Kambang Iwak untuk memberikan penjelasan tentang edukasi seksual dan komunikasi pada anak.
Perlindungan Anak
Netral
Kekerasan terhadap anak harus dihentikan sesegera mungkin dengan penguatan efek jera terhadap pelaku. Kampanye anti kekerasan anak harus menyeluruh dan diiringi pengawasan yang ketat dalam hal perlindungan anak.
11
Media Indonesia, hal 13, AU/N-2
Balita Merokok Meniru Orangtua Jumlah pecandu rokok dari kalangan anak usia 5 tahun di Kota Yogyakarta telah mencapai 7,14% dari total populasi. Secara nasional, daerah ini menempati urutan keempat terbanyak pecandu rokok anak-anak. Mereka kecanduan karena meniru perilaku orangtuanya, yang juga perokok aktif. Selain anak usia 5 tahun, di Yogyakarta kecenderungan anak merokok pada usia 10-14 tahun juga cukup tinggi mencapai 17,5%,“ kata Kabid Promosi dan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardaya, akhir pekan lalu. Yang juga memprihatinkan ialah meningkatnya jumlah perokok remaja berusia 15-19 tahun, dari 7,1% menjadi 43,3%.
Perlindungan Anak
Netral
anak usia 5 tahun, di Yogyakarta kecenderungan anak merokok pada usia 10-14 tahun juga cukup tinggi mencapai 17,5%,“ kata Kabid Promosi dan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardaya, akhir pekan lalu. Yang juga memprihatinkan ialah meningkatnya jumlah perokok remaja berusia 15-19 tahun, dari 7,1% menjadi 43,3%.kondisi ini sangat mencemaskan, anak yang seharusnya dilindungi dari semua aspek negatif baik fisik maupun rohani . Zona nyaman untuk anak selalu menjadi pertaruhan yang sepertinya selalu kalah, hal ini sangat membutuhkan peraturan yang berpihak pada anak.
12
Jurnal Nasional, hal 13, Rusman
Kerja Sama Indonesia-Amerika Serikat Sepakat Perlindungan Hak Anak Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Amir Syamsuddin dalam pertemuan dengan Jaksa Agung Amerika Serikat, Eric Holder di Washington DC 30 Mei 2014, sepakat meningkatkan perlindungan terhadap anak hasil pernikahan antara warga negara Indonesia dan Amerika Serikat. Berdasarkan pernyataan pers dari Kedutaan Besar Indonesia di Washington DC yang dilansir Antara, Minggu (1/6), dua pejabat tersebut bekerjasama dalam isu perlindungan anak. Pada intinya memberikan perlindungan hak anak dari perkawinan campuran untuk dikembalikan kepada negara tempat tinggalnya (country of habitual residence) untuk ditentukan status dan hak asuh jika terjadi penculikan oleh salah satu orangtuanya yang diakibatkan oleh perpisahan atau perceraian.
Perlindungan Anak
Netral
Pada intinya memberikan perlindungan hak anak dari perkawinan campuran untuk dikembalikan kepada negara tempat tinggalnya (country of habitual residence) untuk ditentukan status dan hak asuh jika terjadi penculikan oleh salah satu orangtuanya yang diakibatkan oleh perpisahan atau perceraian. Perlindungan terhadap anak sangat memiliki keragaman masalah, diantaranya status kewarganegaraan maupun korban penculikan yang sangat membutuhkan status terhadap para anak yang mengalami hal tersebut.