MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TAHUN 2012
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh Sulistyanti
20109006
JURUSAN SYARIAH DIII PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
MITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN GRIYA BSM PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TAHUN 2012
TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat Guna memperoleh gelar Ahli Madya Pada Program Studi Perbankan Syariah
Disusun Oleh Sulistyanti
20109006
JURUSAN SYARIAH DIII PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
MOTTO “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah: 153)
Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk menyelesaikannya.
Janganlah larut dalam satu kesedihan karena masih ada hari esok yang menyongsong dengan sejuta kebahagiaan.
Cintailah kekasihmu secara wajar, boleh jadi akan menjadi musuhmu dihari lain. Bencilah orang yang kau benci secara wajar boleh jadi dihari lain akan menjadi cintamu.
Sekali kau kehilangan harapan, Kau kehilangan seluruh kekuatan untuk menghadapi dunia. Janga pernah berhenti untuk bermimpi dan Jangan pernah berhenti untuk mewujudkannya.
v
PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa cinta dan kasih sayang karya ini penulis persembahkan untuk Ayah Suparjo dan Ibu tercinta Siti Maryam, yang tiada henti akan do’a dalam helaan nafas yang tak terbatas oleh ruang dan waktu yang selalu mengiringi langkahku. Semoga Allah Swt, melindungi dan menyayangi keduanya. Kakakku, Dewi Musfiyah. Yang telah memberikan motivasi dan inspirasi dalam penyelesaian tugas akhir ini. Seluruh anggota keluarga , yang selalu memberi dorongan semangat, inspirasi, motivasi serta do’a dan tawa. Seseorang yang selalu memberikan kasih sayang dan semangatnya nya padaku, terimakasih semangatmu masih tetap ada sampai sekarang. Dosen – dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada penulis sebagai bekal dan wawasan yang takkan terlupakan. Ke pada Bapak Agus Waluyo yang telah membimbing saya dalam penulisan Tugas Akhir ini dengan penuh kesabaran.
vi
Teman – teman seperjuangan yang telah memberikan persahabatan yang begitu indah dalam menjalani hari – hari di bangku perkuliahan. Sahabat - sahabat lamaku, yang selalu memberikan suport dalam penyelesaian tugas akhir ini. Para Almamater Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Para staf Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga yang telah rela mengorbankan waktunya untuk membimbing saya sampai akhirnya penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Para pembaca yang budiman.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha mendengar lagi maha melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk Tugas Akhir ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, Sebagai utusan dan penuntun umat bagi manusia, yang selalu kita nantikan syafa’atnya di dunia dan akhirat kelak beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya. Alhamdulillah dengan ijin Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga” dengan berusaha sebaik mungkin. Penulisan Tugas Akhir ini di tujukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga. Dalam penulisan Tugas Akhir ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada hingganya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo,M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Abdul Aziz NP.,MM selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga.
viii
3. Bapak Agus Waluyo, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis sehingga akhirnya tugas akhir ini selesai. 4. Seluruh Dosen dan staf STAIN Salatiga yang telah memberi ilmu serta pelayanan yang baik selama penulis menuntut ilmu di STAIN Salatiga. 5. Pimpinan dan seluruh jajaran Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan magang di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga. 6. Bapak, Ibu dan kakak-kakak yang memberikan dukungan baik secara spiritual maupun material. 7. seluruh teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis. Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca umumnya. Kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis untuk penyempurnaan dan perbaikan laporan ini.
Penulis
Sulistyanti NIM.20109006
ix
ABSTRAK Hadirnya pembiayaan KPR (kredit pemilikan rumah) disebabkan karena adanya permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah secara cicilan. Produk ini dikelola oleh bank konvensional, akan tetapi seiring berjalanya waktu masyarakat menginginkan sebuah produk pembiayaan rumah yang sesuai dengan prinsip syariah, maka muncullah produk pembiayaan rumah yang ditawarkan oleh bank syariah yang pengelolaanya sesuai dengan syariah islam. Produk pembiayaan ini dikenal dengan istilah PPR ( Pembiayaan Pemilikan Rumah ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur dalam pengajuan pembiyaan Griya yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga. Selain itu juga untuk mengetahui mitigasi-mitigasi risiko yang menjadi strategi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga dalam menghadapi persoalan berkaitan dengan pembiayaan griya. Dalam penyusunan Tugas Akir ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif yaitu di mana yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur permohonan pembiayaan Griya di Bank Syariah Mandiri Salatiga sudah sesuai dengan ketentuan dan ditangani dengan penuh ketelitian, selain itu juga dalam permbiayaan griya yang dimiliki oleh bank syariah juga tidak lepas dari hambatan-hambatan yang mungkin akan dihadapi. Tapi meskipun demikian Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga juga sudah mempersiapkan beberapa mitigasi-mitigasi guna menyelesaikan hambatan tersebut Kata Kunci: Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM
x
DAFTAR ISI Halaman Judul Tugas Akhir ……………………………………………. i Persetujuan Pembimbing ……………………………………………….. ii Halaman Pengesahan …………………………………………………... iii Halaman Pernyataan ………………....………………………………… iv Halaman Motto ……………………………………………………….... v Halaman Persembahan …………………………………………..…….. vi Kata Pengantar ………………………………………………….……… viii Abstrak ……………………………………………………………..….. x Daftar Isi ……………………………………………………………….. xi Daftar Gambar ………………………………………………………….. xv Daftar Tabel ……………………………………………….……..…….. xvi BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1 b. Rumusan Masalah ………………………………………………. 5 c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……………………………….. 5 d. Penelitian Terdahulu …………………………………………… 7 e. Metode Penelitian ………………………………………………. 9 f. Penegasan Istilah ……………………………………………….. 10 xi
g. Sistematika Penulisan …………………………………………… 12 BAB II LANDASAN TEORI a. Karakteristik Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah ……………………………………. 14 2. Tujuan Pendirian Bank Syariah ………………………….…. 14 3. Fungsi Bank Syariah ………………………………………... 16 4. Landasan Hukum Bank Syariah ……………………………. 17 b. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan …………………………………….. 19 2. Landasan Pembiayaan Syariah …………………………..… 20 3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan ……………………………. 21 4. Jenis-jenis Pembiayaan Syariah ………………………….… 22 5. Analisis Pembiayaan ……………………………………….. 25 6. Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan ………………….… 25 7. Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan …………….….. 27 c. Mitigasi / Manajemen Risiko 1. Pengertian Mitigasi / Manajemen Risiko ……………..…… 28 2. Tujuan Manajemen Risiko …………………………………. 28 3. Proses Manajemen Risiko …… ………………………….. 29 4. Jenis-jenis Risiko …………………………………….…….. 30 5. Pengelolaan risiko Dalam Manajemen Risiko …….….…… 31 BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN a. Gambaran Umum xii
1. Sejarah dan perkembangan Bank syariah mandiri ......……. 32 2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ………………….…… 34 3. Budaya perusahaan ……………………………………..….. 35 4. Profil Perusahaan ……………………………………….….. 36 5. Tujuan Pendirian Bank Syariah Mandiri …………….…….. 36 6. Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri ……….…….….. 37 7. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah Mandiri …...……. 39 8. Produk-produk Bank Syariah Mandiri ……………….…….. 40 b. Data Deskriptif 1. Karakteristik pembiayaan Griya BSM ………….………….. 45 2. Perkembangan pembiayaan Griya BSM per Juni 2011 dan Juni 2012 …………………….…………. 47 3. Dasar hukum Pembiayaan Griya BSM …………….………. 49 4. Prosedur pembiayaan gria BSM …………………………… 50 5.
Risiko-risiko yang dihadapi dalam pembiayaan griya BSM beserta mitigasinya …………………………….……. 55
BAB IV ANALISIS a. Prosedur Pembiayaan Griya BSM Yang Diterapkan Oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga ………………………… 69 b. Risiko-risiko yang dihadapi oleh BSM Kantor Cabang Salatiga dalam pembiayaan Griya BSM beserta Mitigasi yang diterapkan ……………………………….. 72
xiii
BAB V PENUTUP a. Kesimpulan …………………………………………….……….. 81 b. Saran ……………………………………………………………. 82 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN - LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.
Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Salatiga ………….. 38
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Data Murabahah Pembiayaan Griya per Juni 2011 …………… 47 Tabel 3.2. Data Murabahah Pembiayaan Griya per Juni 2012 …………… 48
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan perbankan merupakan lembaga keuangan yang bertugas
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat guna memenuhi kebutuhan dana bagi pihak yang membutuhkan, baik untuk kegiatan produktif maupun konsumtif. Dan pada saat ini lembaga perbankan di Indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu, bank yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat konvensional adalah bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menjalankan sistem bunga ( interest fee ), sedangkan bank yang bersifat syariah adalah bank yang dalam operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainya yang dinyatakan sesuai syariah ( UU tentang perbankan, No10 tahun 1998). Sejalan dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia untuk mencapai terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan demokrasi ekonomi, dikembangkan sistem ekonomi yang berlandaskan pada nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syariah. Oleh karena itu kebutuhan masyarakat Indonesia akan jasa-jasa perbankan syariah semakin mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena perbankan syariah
1
2
memiliki kekhususan dibandingkan dengan perbankan konvensional ( UU No. 21 Thn 2008 tentang perbankan ). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 1 November 1991. Pada mulanya perbankan syariah belum mendapat perhatian yang optimal dari pemerintah, hal ini terlihat pada Undang – Undang No. 7 tahun 1992 yang belum menjelaskan adanya landasan hukum operasional perbankan syariah. Namun setelah adanya Undang – Undang baru yaitu Undang – Undang No. 10 tahun 1998 maka bank Syariah telah memiliki landasan hukum yang lebih kuat serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan oleh bank syariah. Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah ataupun meng-konversi secara total menjadi bank syariah. Dengan diakuinya dua sistem perbankan yaitu perbankan syariah dan perbankan konvensional, maka bank syariah semakin berkembang dan mulai dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Indonesia, sebagai negara mayoritas penduduknya beragama Islam, telah lama mendambakan kehadiran sistem lembaga keuangan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan, tidak sebatas finansial namun juga tuntunan moralitasnya. Sistem bank yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik bunga. Sistem bank bebas bunga atau disebut pula Bank Islam atau Bank Syari’ah, memang tidak khusus diperuntukkan sekelompok orang namun sesuai landasan Islam ”Rahmatan lil ’alamin”, didirikan guna melayani masyarakat banyak tanpa membedakan keyakinan yang dianut (Muhammad, 2005:15).
3
Sama seperti dengan bank konvensinal, bank syariah juga menawarkan kepada nasabah dengan berbagai produk perbankan. Salah satu produknya yaitu pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan (Muhammad, 2005: 17). Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (lihat Pasal 1 angka 3 UU No. 10 tahun 1998). Produk pembiayaan adalah produk yang paling diminati oleh masyarakat, karena produk pembiayaan ini memiliki banyak macam salah satunya yaitu produk pembiayaan konsumtif. Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan yang langsung dikonsumsi. Seperti kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Salah satu produk pembiayaan konsumtif yang diberikan oleh perbankan konvensional yaitu pembiayaan kredit pemilikan rumah, karena setiap orang sangat membutuhkan rumah dan untuk memilikinya mereka dapat membeli, merenovasi atau membangun sendiri rumah yang mereka inginkan. Namun harga rumah dan biaya untuk semua itu sangat mahal pada saat ini, sehingga
4
kebanyakan orang lebih memilih untuk memanfaatkan kredit pemilikan rumah (KPR). Hadirnya KPR (kredit pemilikan rumah) disebabkan karena adanya permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah secara cicilan. Produk ini dikelola oleh bank konvensional, akan tetapi seiring berjalanya waktu masyarakat menginginkan sebuah produk pembiayaan rumah yang sesuai dengan prinsip syariah, maka muncullah produk pembiayaan rumah yang ditawarkan oleh bank syariah yang pengelolaanya sesuai dengan syariah islam. Produk pembiayaan ini dikenal dengan istilah PPR ( Pembiayaan Pemilikan Rumah ). Meskipun demikian masyarakat Indonesia masih banyak juga yang beranggapan bahwa pada praktiknya bank syariah tidak jauh beda dengan perbankan konvensional, termasuk dalam hal pembiayaan rumah ini. Dilatarbelakangi dari permasalahan tersebut Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai lembaga keuangan ikut andil dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan cara memberi pembiayaan pemilikan rumah atau dalam produk Bank Syariah Mandiri disebut dengan Griya BSM untuk pembelian rumah baru, bekas, maupun renovasi. Hal ini sebagai komitmen BSM untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul ” Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga Tahun 2012”.
5
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis akan membahas
mengenai Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga dengan pokok masalah yang akan dibahas yaitu: 1. Bagaimana prosedur pembiayaan griya BSM
pada Bank Syariah
Mandiri Salatiga?. 2. Risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri Salatiga dalam pembiayaan griya BSM beserta Mitigasi Risikonya?. C.
Tujuan Dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksud untuk memperoleh data yang dijadikan bahan dalam
pembuatan laporan Tugas Akhir oleh penulis sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang (munaqasyah) Diploma III Jurusan Syariah Program Studi Perbankan Syariah STAIN Salatiga. Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah Mandiri Salatiga. 2. Untuk mengetahui risiko-risiko yang dihadapi dalam pembiayaan Griya BSM, beserta Mitigasi Risiko yang diterapkan dalam menangani risiko pembiayaan Griya BSM.
6
Kegunaan penelitian Selain memiliki tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas, penulis juga memaparkan kegunaan dalam penulisan Tugas Akhir ini, baik bagi penulis, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga, maupun bagi pembaca. Adapun kegunaannya antara lain sebagai berikut: 1. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah wawasan pengetahuan yang didapat dibangku perkuliahan khususnya dibidang perbankan syariah mengenai pelaksanaan pembiayaan yang diberikan oleh Bank Mandiri Syariah Cabang Salatiga.
2. Bagi STAIN Salatiga Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik dalam bidang Manajemen Lembaga Keuangan Syariah, khususnya mengenai Pembiayaan Pemilikan Rumah Syariah. 3.
Bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga Diharapkan Penelitian ini bisa sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan
yang
semakin
pesat
juga
meningkatkan pelayanan kepada nasabah.
sebagai
masukan
untuk
7
4.
Bagi pembaca Dapat menjadi sumber informasi tentang Prosedur Pembiayaan Pemilikan Rumah yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.
D.
Penelitian Terdahulu Penyusun telah mengadakan penelusuran karya ilmiah yang ada kaitanya
dengan tema yang telah diambil. Diantara penelitian-penelitian yang telah ditelusuri yaitu: Farika (2008) dalam skripsinya yang berjudul ”Aplikasi Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah Pada Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Ahmad Yani” menyimpulkan bahwa analisis pembiayaan yang diterapkan pada BMT Ahmad Yani menggunakan sistem scoring setiap kriteria ada nilainya. Pembiayaan pemilikan rumah syariah pada BMT Ahmad Yani menggunakan dua pola yaitu pola chaneling dan pola executing. Pada pola chaneling ini pihak BMT hanya sebagai penyalur saja dan tanggung jawab ditanggung penuh oleh pihak BMI. Sedangkan pada pola executing pihak Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak hanya sebagai penyalur saja, tetapi juga bertanggung jawab penuh atas pembiayaan pemilikan rumah. Nurul (2009) dalam skripsinya yang berjudul ”Aplikasi 6C Dalam Analisis Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah Di Bank Syariah Mandiri Cabang Malang” menyimpulkan bahwa aplikasi 6C yang ada di bank syariah cabang malang adalah benar-benar diterapkan, dan di lapangan 6C itu dikembangkan lagi menjadi 7A ( aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik produksi,
8
aspek manajemen, aspek jaminan, aspek keuangan, aspek sosial ekonomis/ (AMDAL). Adapun permasalahan-permasalahan yang terjadi di Bank Mandiri Syariah Cabang Malang telah diselesaikan dengan adanya model-model penyelamatan pembiayaan bermasalah. Munurut Innayah (2008) dalam tugas akhirnya yang berjudul ”Mekanisme Pembiayaan KPR Perorangan Non Subsidi Pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Solo”. Pembiayaan KPR digolongkan menjadi dua yaitu pembiyaan KPR perorangan dan pembiayaan KPR kolektif. yang dimaksud dengan pembiayaan KPR perorangan adalah pembiayaan atas kepemilikan rumah yang dilakukan nasabah secara perorangan /individu baik nasabah yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap, pembayaran dalam pembiayaan ini dapat dilakukan secara lumpsum (pembayaran lengkap yang terdiri dari sejumlah uang tunggal) atau angsuran, sedangkan pembiayaan kolektif adalah pembiayaan atas kepemilikan rumah yang dilakukan nasabah secara kolektif dari suatu perusahaan/instansi, pembiayaan ini terdiri dari beberapa orang pemohon yang memiliki kesamaan dalam obyek pembiayaan. Ryan Aditiya (2011) dalam tugas akhirnya dengan judul
”Tinjauan
Pelaksanan Analisis Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga” , menyimpulkan bahwa ada perbedaan sedikit dalam analisis pembiayaan (kredit) dengan teori yang telah dipaparkan dalam Bab sebelumnya yakni tidak menggunakan analisis personality, party, purpose, prospect, payment, profitability, dan protection (7P), namun menggantinya dengan metode 5C (character, capacity, collateral, capital, condition).
9
Dikarenakan analisis tersebut cukup rumit dan panjang selain itu analisis tersebut juga tidak didukung dengan staf karyawan yang memadai jumlahnya. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, maka perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dari variabel yang diteliti, peneliti menggunakan judul ”Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga Tahun 2012” dengan variabel yang diteliti adalah prosedur pembiayaan griya BSM serta untuk mengetahui pelaksanaan mitigasi risiko pada pembiayaan yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.
E.
Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan tugas akhir ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah. Penelitian kualitatif adalah rangkaian kegiatan atau proses penyaringan data atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi, aspek atau bidang tertentu dalam kehidupan objeknya.
2. Jenis data yang dibutuhkan Adapun data yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan tugas akhir ini dalah data primer dan data sekunder.
10
a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari observasi, penulis memperoleh data dengan pengamatan secara langsung dari sumber penelitian yang diamati. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku dan arsiparsip yang berkaitan dengan topik data yang akan diteliti. 3. Teknik pengumpulan data a. Wawancara Wawancara yaitu percakapan atau tanya jawab antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik diarahkan pada suatu masalah tertentu. Wawancara ini penulis gunakan dengan tujuan mendapatkan informasi langsung tentang Mitigasi Risiko Pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga. b. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan melakukan pencatatan dari sumber-sumber tertulis. F.
Penegasan Istilah 1. Perbankan Syariah Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan
dan
jasa-jasa
lainya
dalam
lalulintas
11
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasianya disesuaikan dengan prinsip syariat islam, yaitu berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist (Muhammad, 2005: 13). 2. Kantor Cabang Kantor Cabang adalah merupakan cabang dari kantor pusat yang tugasnya memberikan pelayanan kepada kantor cabang pembantu maupun kepada nasabah secara langsung. 3. Mitigasi/Manajemen Mitigasi sama maknanya dengan manajemen yaitu pengurangan, pencegahan atau bisa dikatakan sebagai proses mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif dari sesuatu kegiatan (Gandapraja, 2009: 177). 4. Risiko Risiko adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa, baik itu peristiwa yang menguntungkan ataupun merugikan. 5. ManajemenRisiko Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank (Arifin, 2009: 272).
12
6. Pembiayaan Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 1 ayat 12). 7. PembiayaanGriya BSM Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun non developer, dengan system murabahah. G.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini digunakan untuk mempermudah pembahasan
dalam penelitian yang disusun dalam beberapa bab, yang masing-masing bab berisi uraian sebagai berikut : Bab I Pendahuluan. Dalam pendahuluan ini dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dan berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, Penelitian terdahulu, metode penelitian tugas akhir, penegasan istilah, serta sistematika penulisannya.
13
Bab II LandasanTeori. Dalam bab ini berisi tentang landasan teori pengertian bank syariah, fungsi bank syariah, landasan hukum bank syariah, teori tentang pembiayaan dan manajemen risiko atau mitigasi risiko dalam perbankan syariah. Bab III Laporan Obyek. Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum dan sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri, visi dan misi, budaya perusahaan, profil perusahaan, struktur organisasi, prinsip dasar operasional Bank Syariah Mandiri, produk-produk yang dimiliki Bank Syariah Mandiri, serta data deskriptif. Bab IV Analisis. Bab ini berisi tentang studi analisis mengenai prosedur mitigasi-mitigasi risiko dari pembiayaan griya yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri. Bab V Kesimpulan dan Implikasi. Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan implikasi praktik perbankan syariah.
14
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Karakteristik Bank Syariah. 1. Pengertian Bank Syariah. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainya dalam lalulintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasianya disesuaikan dengan prinsip syariat islam, yaitu berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist (Muhammad, 2005: 13).
Menurut Bank Syariah Mandiri, bank syariah merupakan bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Selain itu dalam operasionalnya, bank syariah juga diatur oleh fatwa DSN-MUI dan hukum yang berlaku di Indonesia tentang perbankan syariah. Keuntungan yang diberikan kepada nasabah berupa bagi hasil ditentukan dengan persentase porsi (nisbah) yang disepakati antara bank dan nasabah. Namun besarnya bagi hasil tidak dapat ditentukan di muka karena sangat tergantung dari pendapatan bank. 2. Tujuan pendirian bank syariah Menurut Zainul Arifin, (2009: 3) mengemukakan bahwa bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan
14
15
penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah, dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Prinsip utamanya yaitu: a. Larangan riba dalam transaksi apapun. b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan hasil keuntungan yang sah. c. Memberikan zakat. Sedangkan Menurut Sumitro, (2004: 17) bank Islam didirikan dengan tujuan : a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis usaha lain yang mengandung unsur gharar (tipuan). b. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana. c. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank nonIslam (konvensional) yang menyebabkan umat Islam berada di bawah kekuasaan bank, sehingga umat Islam tidak bisa melaksanakan ajaran
16
agamanya secara penuh, terutama di bidang kegiatan bisnis dan perekonomiannya. d. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kepada kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan yang produktif, menuju terciptanya kemandirian berwirausaha. e. Untuk menjaga kestabilan ekonomi atau moneter pemerintah. Dengan aktivitas-aktivitas bank Islam yang diharapkan mampu menghindarkan inflasi akibat penerapan sistem bunga, menghindarkan persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan, khususnya bank dari pengaruh gejolak moneter baik dari dalam maupun luar negeri. 3. Fungsi bank syariah. Apabila selama ini dikenal fungsi bank konvensional adalah sebagai intermediary antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, maka bank syariah selain menjalankan fungsi seperti diatas juga mempunyai fungsi yang berbeda dengan bank konvensional. Berikut fungsi bank syarian menurut Harahap (2006: 5) adalah: a. Manajer Investasi Bahwa bank syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana yang dihimpun, karena besar kecilnya pendapatan (bagi hasil)
17
yang diterima oleh pemilik dana yang dihimpun sangat tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme dari bank syariah. b. Investor Bank-bank Islam menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut, dengan jenis dan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai dengan syariah tersebut meliputi akad murabahah, sewa menyewa, musyarakah, dan akad Mudharabah. c. Sosial Konsep perbankan Islam mengharuskan bank-bank Syariah memberikan pelayanan sosial, baik melalui qordul hasan (pinjaman kebaikan) atau zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip yang ada dalam agama Islam. 4. Landasan Hukum Bank Syariah. a. Undang Undang mengenai Bank Syariah, meliputi: 1) UU No. 10 Tahun 1998, tentang perbankan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan 2) UU RI No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia b. Peraturan Bank Indonesia yang berkaitan dengan Bank Syariah Indonesia, meliputi:
18
1) PBI No. 2/7/PBI/2000 tentang GWM dalam rupiah dan valas bagi Bank Umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. 2) PBI No. 2/8/PBI/2000 tentang Pasar Uang antar Bank berdasarkan prinsip syariah. 3) PBI No. 2/9/PBI/2000 tentang SWBI 4) PBI No. 4/1/PBI/2002 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum Berdasarkan Syariah dan Pembukaan Kantor Bank Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional. 5) PBI No. 5/3/PBI/2003 tentang Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi Bank Syariah 6) PBI No. 5/7/PBI/2003 tentang Kualitas Aktiva Produktif Bagi Bank Syariah 7) PBI No. 5/9/PBI/2003 tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva bagi Bank Syariah. c. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia, meliputi: 1) SK Dir BI tentang Bank Perkreditan Syariah berdasarkan prinsip syariah.
19
B.
Pembiayaan. 1. Pengertian pembiayaan. Kegiatan utama dari sebuah bank adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, deposito dan kemudian menyalurkanya kembali ke masyarakat yang membutuhkan dana. Penyaluran dana tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman, yang lebih dikenal dengan pembiayaan. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti
financing
atau
pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain (Muhammad, 2005: 304). Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
20
2. landasan pembiayaan syariah. a. al-Quran
Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhan-Nya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.
b. Al-Hadist
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya Allah SWT berfirman: Aku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak menghianati temannya,” (H.R. Abu Dawud No. 2936, dalam kitab Al Buyu dan Hakim).
21
Penjelasanya adalah bahwasanya Allah akan menjadi pihak ketiga atau saksi dari dua orang yang bersyarikat dan dalam hal ini adalah pihak bank dan nasabah selama salah satu pihak tidak berpaling dari kesepakatan.
3. Tujuan dan fungsi pembiayaan. a. Tujuan pembiayaan Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
b. Fungsi pembiayaan Keberadaan
bank
syariah
yang
menjalankan
pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya : 1) Memberikan
pembiayaan
dengan
prinsip
syariah
yang
menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.
22
2) Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh Bank Konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional. 3) Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan (Muhammad, 2005: 11). 4. Jenis-jenis pembiayaan syariah. Menurut Ridwan, (2007: 66) pembiayaan di bank syariah terdiri dari berbagi macam, yaitu: a. Musyarakah Yang dimaksud musyarakah adalah akad kerjasama antara pihak bank dengan pihak lain dalam suatu usaha tertentu. Di mana masingmasing pihak menyertakan modal atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan keduanya. b. Mudharabah Mudharabah merupakan akad kerjasama usaha dimana pihak pertama sebagai shahibul maal menyediakan seluruh modal sedangkan pihak lain sebagai pengelola atau mudharib. Keuntungan dari investasi ini dibagi berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Sedangkan bila
23
terjadi kerugian, maka akan ditanggung shahibul maal selama kerugian tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian dari pihak mudharib. Namun jika kerugian tersebut disebabkan oleh kelalaian mudharib, maka mudharib yang berkewajiban menanggung kerugian. c. Muzaraah Merupakan kerjasama antar pemilik tanah pertanian dengan petani penggarap, dimana pemilik lahan memberikan kepercayaan kepada petani untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagi hasil dari hasil panen. d. Murabahah Yang dimaksud dengan murabahah adalah jual beli barang pada harga asal ditambah dengan keuntungan (margin) yang disepakati. Dalam transaksi ini, penjual harus memberitahukan kepada pembeli tentang harga pokok barang yang menjadi objek jual beli. e. Ba’i bitsaman ajil Merupakan pembiayaan berakat jual beli, pembiayaan ini hampir sama dengan murabahah, namun waktu pengembaliannya dilakukan dengan cicilan jangka waktu yang lebih panjang. Pembagian keuntungan diperoleh dengan menaikan harga beli.
24
f. Ba’i as-salam Yang dimaksud dengan ba’i as-salam adalah pemberian barang yang diserahkan kemudian hari tetapi pembayarannya dilakukan dikemudian hari. g. Ba’i Al-istisna Merupakan kontrak penjualan antara pembeli dengan pembuat barang. Dalam kontrak ini pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Produsen kemudian mensub kotrakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pemesan. Setelah barang jadi, barang dijual kepada pembeli terakhir dengan harga dan cara pembayaran yang telah disepakati. h. Al ijarah Pembiayaan Al ijarah merupakan pembiayaan yang dilakukan untuk
menyewa
barang
yang diperlukan
pengembaliannya
dengan
cara
mengangsur
nasabah, ditambah
kemudian dengan
keuntungan yang telah disepakati. i. Pembiayaan Qordul Hasan. Merupakan pembiayan berakad ibadah. Pembiayaan khusus yang diberikan kepada kaum dhuafa atau untuk kepentingan yang sifatnya
25
darurat.atas kewajiban sosial. Nasabah hanya mengembalikan modal pokok pembiayaan. 5. Analisis Pembiayaan Analisis pembiayaan bank bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai/staf bank dalam mengelola dana dan melakukan analisis pembiayaan serta menggunakan prinsip-prinsip pembiayaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. 6. Prinsip – Prinsip Pemberian Pembiayaan Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah bagian marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Di dunia perbankan syariah prinsip penilaian dikenal dengan 6 C, yaitu : a. Character Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya. b. Capacity Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan penerima pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi penerima pembiayaan di masa lalu yang
26
didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan. c. Capital Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finansial dan penekanan pada komposisi modalnya. d. Collateral Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu risiko kegagalan pembayaran tetap terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban. e. Condition Bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan.
27
f. Constrains Merupakan hambatan – hambatan dalam pembiayaan dan keterbatasan yang dapat timbul dalam pembiayaan (Muhammad, 2005:305) 7. Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan Pembiayaan adalah suatu proses, mulai dari analisis kelayakan pembiayaan sampai pada realisasinya. Namun realisasi pembiayaan bukanlah tahap terakhir dari proses pembiayaan. Setelah realisasi pembiayaan, maka pejabat bank syariah perlu melakukan pemantauan dan pengawasan pembiayaan. Aktivitas ini memiliki aspek dan tujuan tertentu. Untuk itu perlu dibicarakan hal-hal yang terkait dengan aktivitas pemantauan dan pengawasan pembiayaan (Muhammad; 2005. 309). Tujuan Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan a. Kekayaan bank syariah akan selalu terpantau dan menghidari adanya penyelewengan-penyelewengan baik oknum dari luar maupun dalam bank. b. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data administrasi di bidang pembiayaan. c. Untuk memajukan efisiensi di dalam pengelolaan tata laksana usaha di bidang peminjaman dan sasaran pencapaian yang ditetapkan.
28
d. Kebijakan manajemen bank syariah akan dapat lebih rapi dan mekanisme dan prosedur pembiayaan akan lebih dipatuhi. C.
Mitigasi/Manajemen Risiko Pembiayaan. Setiap perbankan bukan hanya di bank konvensional tapi juga di perbankan
syariah akan selalu berhadapan dengan berbagai macam risiko baik itu risiko eksternal maupun risiko internal yang melekat pada perusahaan, risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari melainkan bisa dikelola dan dikendalikan sehingga tidak memberikan efek yang besar bagi perusahaan. Maka dari itu bank syariah memerlukan serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha, atau biasa disebut manajemen risiko. 1. Pengertian Manajemen/Mitigasi Risiko Manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan
untuk
mengidentifikasi,
mengukur,
memantau
dan
mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank (Arifin, 2009: 272). Sedangkan menurut Bank Indonesia Manajemen Risiko diartikan sebagai “serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank”
29
2. Tujuan Manajemen Risiko Sasaran dari kebijakan manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi dan berkesinambungan. Dengan demikian manajeman risiko berfungsi sebagai filter atau pemberi peringatan dini (early warning system) terhadap kegiatan bank. Sehingga tujuan dari manajemen risiko itu sendiri adalah (Adiwarman, 2008: 145). a. Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator b. Memastikan bank tidak mengalami kerugia yang bersifat unacceptable c. Meminimalisasi
kerugian
dan
berbagai
risiko
yang
bersifat
uncontrolled d. Mengukur ekspor dan pemusatan risiko e. Mengalokasi modal dan membatasi risiko
3. Proses Manajemen Risiko Untuk dapat menerapkan proses manajemen risiko, pada tahap awal bank syariah harus secara tepat mengenal dan memahami serta mengidentifikasi seluruh risiko baik yang sudah ada maupun yang mungkin timbul dari suatu bisnis bank. Selanjutnya secara berturut-turut bank syariah
30
perlu melakukan pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. Proses ini terus berkesinambungan sehingga menjadi sebah life style. 4. Jenis – jenis risiko Secara umum, risiko-risiko yang melekat pada aktivitas fungsional bank syariah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis risiko yakni : a. Risiko pembiayaan Adalah
risiko
yang
disebabkan
oleh
adanya
kegagalan
counterparty dalam memenuhi kewajibannya. Dalam bank syariah, risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan risiko terkait pembiayaan korporasi. b. Risiko pasar Yang dimaksud dengan resiko pasar (market risk) adalah risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh bank akibat adanya pergerakan variable pasar (Adverse Movement) berupa suku bunga dan nilai tukar. c. Risiko operasional (operational risk) Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal, human error, kegagalan sistem atau adanya problem eksternal mempengaruhi operasional bank. (Munandar, 2012)
yang
31
5. Pengelolaan Risiko dalam Manajemen risiko Jenis-jenis cara mengelola risiko: a. Risk avoidance Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas. b. Risk reduction disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko. c. Risk transfer yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging. d. Risk deferral Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil. e. Risk retention Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas (Arifin, 2009: 115).
32
BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN A.
Gambaran Umum 1. Sejarah Dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah dari krisis yang menerpa negeri ini. Sebagaimana kita ketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional, telah menimbulkan dampak negative yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industry perbankan di Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah Indonesia akhirnya mengambil tindakan denganmerestrukturisasi dan me-rekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. PT. Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah tengah melakukan merger empat bank (Bank dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) kedalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 13 Juli 1999. Akibat dari merger keempat bank kedalam Bank Mandiri, PT Bank Mandiri (Persero) menjadi pemilik mayoritas baru BSB.
32
33
Dalam proses merger,Bank Mandiri sambil melakukan konsolidasi juga membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di group Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukanya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Dalam kondisi itulah, Tim Pengembangan Perbankan Syariah menemukan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Setelah Tim Pengembangan
Perbankan
Syariah
mempersiapkan
system
dan
infrastrukturnya, maka kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam akta notaries: Sutjipto, SH, No.23 tanggal 8 September 1999. Kemudian Gubernur Bank Indonesia mengukuhkan perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah melalui SK Gubernur BI No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya melalui Surat Keputusan
Deputi
Gubernur
Senior
Bank
Indonesia
No.
1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Bank ini hadir sebagai bank yang mengombinasikan idealisme usaha dengan
34
nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di dunia Perbankan Indonesia. Untuk Bank Syariah Mandiri khusus di Kantor Cabang Salatiga, awal mula berdirinyayaitu pada tanggal 10 Januari 2011 yang lokasinya berada di Ruko Diponegoro A6-A7, Jl. Diponegoro 77 Salatiga. Yakni yang bertujuan untuk menguasai pasar di wilayah kota Salatiga dan sekitarnya. Namun dengan seiring berjalannya waktu, Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga mengalami perkembangan yang cukup pesat. 2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri Visi Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
Misi
a.
Mewujudkan
pertumbuhan
dan
keuntungan
yang
berkesinambungan. b.
Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM.
c.
Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat.
d.
Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
35
e.
Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.
3. Budaya Perusahaan
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.
a. Excellence Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan.
b. Teamwork Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. c. Humanity Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religious d. Integrity Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji. e. Customer Focus Memahami
dan
memenuhi
kebutuhan
pelanggan
untuk
menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan
36
4. Profil Perusahaan Data Lembaga / Profil a. Nama
: PT. Bank Syariah Mandiri.
b. Alamat
: Kantor Cabang Utama Salatiga, Ruko Diponegoro No. A6 – A7 Jl. Diponegoro No. 77 Salatiga.
c. Telepon
: (0298) 328558.
d. Fax
: (62-21) 39832989.
e. Homepage
: www.syariahmandiri.co.id.
f. Tanggal berdiri
: 10 Januari 2011.
g. Tamggal beroperasi
: 10 Januari hingga sekarang.
h. Kantor cabang
: 390 Kantor layanan yang tersebar di 25 provinsi di seluruh Indonesia.
5. Tujuan Pendirian Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri (BSM) didirikan berdasarkan suatu keyakinan bahwa operasi perbankan yang berlandaskan prinsip bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan dapat mendorong terciptanya stabilitas perekonomian. Seperti terurai dari tujuan pendirian Bank Syariah Mandiri (BSM) berikut ini: a. Menjalin kemitraan yang berkeadilan b. Meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi
37
c. Meningkatkan kesejahteraan hidup dengan membuka peluang usaha yang lebih besar. d. Menghindari persaingan yang tidak sehat diantara lembaga keuangan e. Alternative pilihan dalam memggunakan jasa-jasa perbankan f. Menghindari riba
6. Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam hubungan formal dalam rangka hirarki untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam setiap organisasi selalu terdapat rangkaian hirarki atasan dan bawahan. Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri (BSM), senantiasa menyesuaikan
diri
dengan
perkembangan
bisnis
Bank
Syariah
Mandirisendiri, sekaligus juga mengantisipasi dinamika perubahan lingkungan bisnis. Untuk tujuan itulah, maka pada 10 Januari 2011 Manajemen Bank Syariah Mandiri melakukan restrukturasi organisasi. Tujuanya untuk menjadikan organisasi Bank Syariah Mandiri lebih bagus dan efisien. Hal ini dilakukan dengan menyatukan beberapa unit kerja yang memiliki karakteristik yang sama dengan satu derektorat. Adapun struktur organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga adalah sebagai berikut:
38
Kepala Cabang
DKP
PKP Pelaksana
Marketing Manajer
Account Officer
Operation Manajer
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Kas
Funding Officer
KLS
Pelaksana Marketing Support
CS Representatif
Teller
Pelaksana Admin Pembiayaan
Pelaksana D&C
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Salatiga Sumber. PT. Bank Syariah Mandiri Salatiga
PelaksanaS DI & GA
39
7. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri (BSM) menganut prinsip-prinsip operasi sebagai berikut: a. Prinsip keadilan Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan mengambil margin keuntungan yang disepakati bersama. b. Prinsip kemitraan Maksudnya adalah bahwa Bank Syariah Mandiri (BSM) menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha, hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang berimbang diantara nasabah penyimpan dana. Nasabah pengguna dana maupun bank. Bank berfungsi sebagai intermediaryinstitution
lewat
skim-skim
pembiayaan
yang
dimilikinya. c. Prinsip keterbukaan Melalui
laporan
keuangan
bank
yang terbuka
secara
berkesinambungan nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manejemen bank. d. Universalitas Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda bedakan.
40
8. Produk-produk Bank Syariah Mandiri a. Produk-produk Pendanaan 1) Tabungan BSM Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka dikonter BSM atau melalui ATM. 2) Tabungan Mabrur BSM Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu pelaksanaan ibadah haji & umrah. 3) Tabungan BSM Investa Cendekia Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi. 4) Tabungan Berencana BSM Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk pencapaian target dana yang telah disimpan pada waktu yang diinginkan. 5) Tabungan Simpatik BSM Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat syarat yang disepakati.
41
6) Tabungan BSM Dollar Tabungan dalam mata uang dollar yang penarikan dan setoranya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM. 7) Tabungan Qurban BSM Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu nasabah dalam merencanakan ibadah qurban dan aqiqah. Pelaksanaanya bekerjasama dengan Badan Amil Qurban. 8) Deposito BSM Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah. 9) Deposito BSM Valas Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah. 10) Giro BSM Sarana penyimpanan dana dalam mata uang rupiah untuk kemudahan
transaksi
dengan
prinsipwadiah yad adh-dhamanah.
pengelolaan
berdasarkan
42
11) GiroBSM Valas Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dolar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip Wadiah yad dhamanah. b. Produk-produk Pembiayaan 1) BSM Implan pembiayaan
konsumer
dalam
valuta
rupiah
yang
diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). 2) Pembiayaan Talangan Haji Merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH. 3) Pembiayaan Griya BSM Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun non develper, dengan sistem murabahah. 4) Pembiayaan kendaraan bermotor BSM
Pembiayaan
Kendaraan
Bermotor
(PKB)
merupakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem murabahah.
43
5) Edukasi BSM pembiayaan kepada calon pelajar dalam mendapatkan dana pendidikan yang dibutuhkan. 6) Pembiayaan Umrah pembiayaan
untuk
mempermudah
nasabah
dalam
memenuhi kebutuhan perjalanan umrah. 7) BSM Customer Network Financing (Modal Kerja) pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada nasabah untuk pembelian persediaan barang dari rekanan yang telah menjalin kerjasama dengan BSM. 8) Pembiayaan Dana berputar pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja sementaradan bukan untuk permanent working capital. Bersifat self liquidating dengan menurunya aktivitas bisnis pada periode terkait. 9) Pembiayaan Pensiunan pembiayaan yang diperuntukkan bagi pensiunan. 10) Pembiayaan PKPA fasilitas penyaluran pembiayaan kepada anggota koperasi karyawan.
44
c. Produk Jasa 1) BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG) Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS. 2) BSM Net Banking Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui internet. 3) BSM Card kartu yang dapat digunakan untuk transaksi perbankan melalui ATM dan mesin kredit. 4) Sentra Bayar BSM layanan pembayaran beragam tagihan seperti telepon, ponsel maupun listrik. 5) PPBA (Pembayaran melalui menu pemindahbukuan di ATM) Layanan
pembayaran
tagihan
institusi(lembaga
pendidikan, asuransi, lembaga khusus, lembaga keuangan non bank) melalui menu pemindahbukuan di ATM. 6) BSM Electronic Payroll layanan administrasi pembayaran gaji karyawan suatu institusi.
45
B. DATA DESKRIPTIF 1. Karakteristik Pembiayaan Griya BSM a. Pengertian Definisi: Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun non
develper,
dengan
sistem
murabahah b. Akad 1) Akad yang digunakan adalah akad murabahah 2) Akad murabahah adalah akad jual beli antara bank dan nasabah, dimana bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati. c. Manfaat 1) Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas 2) Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama masa perjanjian. d. Fitur 1) Angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan 2) Proses permohonan yang mudah dan cepat 3) Fleksibel untuk membeli rumah baru atau second
46
4) Maksimum plafon pembiayaan sampai dengan Rp5 milyar 5) Jangka waktu pembiayaan yang panjang 6) Fasilitas autodebet dari Tabungan BSM. e. Persyaratan 1) WNI cakap hukum 2) Usia minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan 3) Maksimum pembiayaan 80% dari harga beli rumah 4) Besar angsuran tidak melebihi 40% dari penghasilan bulanan bersih. f. Dokumen yang diperlukan 1) Fotokopi KTP pemohon beserta pasangan (bila sudah menikah) 2) Fotokopi Kartu Keluarga 3) Fotokopi Surat Nikah (bila sudah menikah). 4) Asli slip Gaji & Surat Keterangan Kerja 5) Fotokopi Tabungan/Rekening Koran 3 bulan terakhir 6) Fotokopi NPWP untuk pembiayaan di atas Rp50 juta 7) Fotokopi rekening telepon dan listrik 8) Fotokopi SHM/SHGB 9) Fotokopi IMB dan Denah Bangunan.
47
2. Perkembangan Pembiayaan Griya BSM per Juni 2011 dan Juni 2012 a. Data Murabahah Pembiayaan Griya per Juni 2011 Tabel 3.1 Data Murabahah Pembiayaan Griya per Juni 2011 Nasabah No Loan a 43410061 b 43410002 c 43410082 d 43410001 e 43410076 Total
Pokok 29,637,561.86 67,659,303.51 80,000,000.00 65,477,070.76 110,000,000.00 352,773,936.13
JW 5 10 15 8 10
Sumber. PT. BankSyariah Mandiri Salatiga
Deskripsi dari table diatas adalah misalnya ada nasabah a yang akan mengajukan pembiayaan griya ke BSM dan setelah disetujui nasabah a tersebut adan memperoleh ni loan dengan jumlah pembiayaan yang diberikan oleh BSM beserta jangka waktu yang telah disepakati antara pihak bank dan nasabah.
48
b. Data Murabahah Pembiayaan Griya per Juni 2012
Tabel 3.2 Data Murabahah Pembiayaan Griya per Juni 2012 Nasabah a b c d e f g h i j k l m n o p a r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag
No Loan 43410119 43410230 43410236 43410242 43410234 43410061 43410106 43410002 43410231 43410082 43410099 43410252 43410166 43410098 43410250 43410121 43410001 43410237 43410076 43410249 43410165 43410114 43410179 43410180 43410246 43410247 43410235 43410187 43410208 43410253 43410120 43410135 43410209
Pokok 96,254,927.42 69,155,308.02 99,200,039.61 109,702,493.54 109,120,043.59 24,982,277.24 79,584,410.18 66,171,529.16 86,703,960.16 75,936,320.87 233,657,060.89 640,000,000.00 36,509,678.44 104,907,251.90 350,000,000.00 100,445,021.34 54,597,363.64 104,160,041.60 104,412,441.31 110,000,000.00 121,444,606.42 87,189,598.74 54,027,548.09 63,404,515.37 64,741,467.13 80,000,000.00 743,910,729.34 106,715,947.59 155,307,735.24 150,000,000.00 77,003,941.93 77,351,927.07 98,381,978.86
JW 10 10 10 12 10 5 6 5 6 10 10 10 5 10 8 6 5 10 10 10 6 5 4 10 10 5 10 8 8 10 10 10 10
49
ah ai aj
43410244 43410245 43410239 Total
143,953,840.55 119,522,708.54 79,532,947.23 4,877,989,661.01
7 10 8
Sumber. PT. BankSyariah Mandiri Salatiga
Dari data di atas dapat diketahui bahwa perkembangan pembiayaan Griya BSM mengalami perkembangan yang sangat tinggi, dengan begitu menggambarkan bahwa masyarakat yang membutuhkan akan pembiayaan
Griya BSM ini semakin
meningkat, bisa jadi di tahun 2013 jumlah pembiayaan Griya juga semakin bertambah lagi. 3. Dasar hukum Pembiayaan Griya BSM a. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04/DSN-MUI/VI/2000 tentang pembiayaan Murabahah. b. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang pengalihan utang. c. PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. d. Kebijakan Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri. e. Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank Syariah Mandiri. f. Anggaran Dasar PT Bank Syariah Mandiri berikut perubahanya. g. Pedoman Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri.
50
h. Notulen Rapat Working Group ALMA No. 11/017/WG-ALM tanggal 25 November 2009 i. Nota Komite Manajemen Risiko (KMR) No. 11/030-2/WG-ALM tanggal 30 November 2009 mengenai Usulan Pembentukan Customer Financing Business Center (CFBC) dan Revitalisasi Produk Pembiayaan Perumahan. j. SE No. 10/036/OPS tanggal 19 Desember 2008 perihal implementasi PSAK 102 Tentang Akuntansi Murabahah. 4. Prosedur pembiayaan griya BSM Sesuai dengan standar prosedur yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga dalam pengajuan pembiayaan (kredit), maka Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga memiliki proses dan prosedur pengajuan pembiayaan (kredit) sebagai berikut (SE No. 10/016/PEM,tanggal 22 Mei 2008). a. Pemberkasan (permohonan) Kelengkapan syarat-syarat PembiayaanGriya pada Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Cabang Salatiga meliputi : 1) Persyaratan a) WNI cakap hukum b)
Usiah minimal 21 tahun dan maximal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan / kredit
c)
Maximum pembiayaan 80 % dari harga beli rumah (20 % sisanya dibeli dengan uang calon nasabah sendiri)
51
d)
Besar angsuran tidak melebihi 40% dari penghasilan bulanan bersih
2) Dokumen yang diperlukan a) Form permohonan pembiayaan pemilikan rumah b) Foto copy KTP pemohon dan suami/istri pemohon (bila sudah menikah) c) Foto copy Akta nikah (bila sudah ada) d) Slip gaji dan surat keterangan dari instansi tempat bekerja e) Foto copy buku tabungan 3 bulan terakhir f) NPWP g) Foto copy rekening listrik dan telepon h) Foto copy SHM/SHGB i) Foto Copy IMB dan denah bangunan b. Investigasi Kegiatan ini nantinya akan dituangkan pada laporan investigasi. Laporan investigasi ini meliputi : 1) Penyelidikan berkas pinjaman Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar, termasuk menyelidiki keabsahan berkas. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau belum cukup, maka calon nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu calon nasabah tidak sanggup melengkapi
52
kekurangan
tersebut,
maka
sebaiknya
permohonan
pembiayaan (kredit) dibatalkan saja. 2) Wawancara awal Merupakan penyidikan kepada calon nasabah dengan langsung
berhadapan
dengan
calon
nasabah
tersebut.
Tujuannya adalah untuk meyakinkan bank apakah berkasberkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan keinginan bank. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan calon nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat se-rileks mungkin sehingga diharap hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berikan kesempatan kepada calon nasabah untuk berbicara lebih banyak, sehingga bank memperoleh informasi yang banyak pula. Kegiatan ini nantinya akan dituangkan pada laporan wawancara 3) On the spot Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot hendaknya jangan diberitahukan kepada nasabah. Sehingga apa yang kita lihat di lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Kegiatan ini akan dituangkan pada laporan taksasi, dan berkas jaminan / agunan.
53
4) Wawancara II Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokkan dengan kegiatan on the spot yang telah dilakukan apakah ada kesesuaian dengan mengandung suatu kebenaran. c. Tahap analisa Analisa merupakan tahap lanjutan setelah investigasi, bila semua persyaratan telah lolos verivikasi dari investigasi. Analisa merupakan kegiatan
suatu
proses
analisis
pembiayaan
(kredit)
dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan pembiayaan (kredit) yang wajar. Kegiatan ini nantinya akan dituangkan pada Nota Analisa Pembiayaan (NAP) Cabang. Sedikitnya ada beberapa aspek analisa yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Cabang Salatiga antara lain: 1) Informasi pemohon a) Informasi Nasabah Ini digunakan untuk mengetahui secara keseluruhan tentang bagaimana informasi nasabah.
54
b) Informasi bank Ini digunakan untuk mengetahui informasi nasabah dalam kegiatan pebankan, yakni informasi antar bank melalui informasi BI Cheking. Nantinya akan diketahui bagaimana keterkaitan calon nasabah dalam kegiatan perbankan. 2) Analisa aspek yuridis Analisa aspek yuridis ini meliputi a) Legalitas pemohon b) Legalitas permohonan pembiayaan 3) Analisa aspek keuangan Analisa yang digunakan untuk mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah baik penghasilan, pengeluaran dan kemampuan berapa nantinya nasabah mampu membayar angsuran. 4) Analisa aspek agunan (jaminan) Analisa tentang agunan (jaminan) tentang berapa nilai jaminan(agunan), layak atau tidak. 5) Risiko dan mitigasi Untuk menilai dan mencegah a) Risiko ketidaktertiban pembayaran angsuran tiap bulan Mitigasi: Monitoring angsuran tiap bulan, dengan meminta pembayaran angsuran tiap bulan.
55
b) Risiko pembiayaan tidak digunakan sebagaimana tersebut dalam pengajuan Mitigasi: Dana pencairan pembiayaan langsung ditransfer ke rekening pemilik rumah (penjual rumah yang akan dibeli) c) Risiko obyek jaminan terbakar dan nasabah meninggal dunia Mitigasi: Obyek yang dijaminkan harus di-cover dengan asuransi kebakaran dan asuransi jiwa nasabah dengan jangka waktu sampai jatuh tempo pembayaran 6) Kesimpulan dan rekomendasi Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dapat kesimpulan dan rekomendasi bank atas rencana rencana calon nasabah pembelian rumah, meliputi a) Fasilitas pembiayaan b) Syarat penandatangan akad c) Syarat pencairan d) Syarat lain-lain e) Lain-lain (jika ada pelanggaran) 5. Risiko-Risiko Yang Dihadapi Dalam Pembiayaan Griya BSM Beserta Mitigasinya. Sesuai dengan UU Perbankan No. 10 tahun 1998 yang mengharuskan setiap bank mempunyai pedoman analisis guna
56
menghindari risiko, maka Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga menerapkan pedoman analisis yang telah dikembangkan sendiri, tetapi pada intinya sama dan seperti yang biasa disebut dengan 5C + 7A. Berikut adalah beberapa risiko – risiko yang dapat diidentifikasi dalam pembiayaan griya BSM beserta Mitigasi risiko yang diterapkan guna menghadapi risiko – risiko tersebut dari berbagai aspek diantaranya: a. Informasi Pemohon 1) Character Karakter calon nasabah merupakan gerbang utama yang harus ditempuh dalam proses pembiayaan. Beberapa risiko yang bisa terjadi dari character calon nasabah adalah pemalsuan identitas diri calon nasabah guna memperlancar proses pembiayaan yang sedang dilakukan. Untuk mengetahui baik buruknya karakter calon nasabah, Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga, melakukan mitigasi dengan cara sebagai berikut: a) Verifikasi data, dilakukan dengan cara mempelajari riwayat hidup calon nasabah b) Melakukan wawancara dengan calon nasabah dan tetangga calon nasabah untuk mengetahui bagaimana karakter dari calon nasabah tersebut.
57
Dari proses mitigasi wawancara ke pada calon nasabah tersebut biasanya pihak BSM Cabang Salatiga baru bisa menilai dari karakter calon nasabah tersebut. Karakter tersebut misalnya : (1) Dapat dipercaya Bisa dilihat dengan jawaban yang diberikan calon nasabah apakah sudah sesuai dengan data/persyaratan yang diberikan sebelumnya atau tidak. Bisa juga lewat bahasa tubuh calon nasabah tersebut. (2) Ahklaknya Melalui rekomendasi tetangga / instansi dimana calon nasabah bekerja. (3) Kemauan untuk membayar Tidak mempunyai pembiayaan di bank lain, dan dengan segera menyerahkan surat kuasa untuk pemotongan gaji. Dan berarti calon nasabah tersebut mempunyai kemauan untuk membayar. (4) Konsisten Dapat dilihat dengan konsistennya pada nama, tanggal lahir, dan tanda tangan KTP, KK, Surat Nikah calon nasabah (5) Tanggung jawab Dengan melihat riwayat pembiayaan calon nasabah masa lalu di bank lain, pernah terjadi telat bayar angsuran atau tidak, hal ini bisa dilihat melalui BI Cheking
58
2) Capacity (kemampuan) Risiko kemampuan
yang calon
mungkin
terjadi
berkaitan
nasabah
adalah
tidak
dengan
terbayarnya
pembiayaan yang diterima calon nasabah berdasarkan jangka waktu yang ditetapkan. Mitigasi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri berkaitan dengan hal ini adalah menentukan kapasitas nasabah, Kapasitas nasabah digunakan untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam bekerja termasuk kemampuan dalam menghasilkan kas atau setara kas. Dalam hal ini, bank harus memperhatikan golongan nasabah pada perusahaan tempat ia bekerja karena Kemampuan calon nasabah sangat menentukan dalam pelunasan pembiayaan calon nasabah tersebut. Jangan sampai calon nasabah tersebut menggunakan uang yang diterimanya secara berlebih-lebihan, agar nasabah tersebut dapat melunasi pembiayan dengan tepat waktu. 3) Capital (modal) Dalam hal ini yang berkaitan dengan modal adalah analisa terhadap pendapatan yang diterima oleh calon nasabah pembiayaan yang digunakan oleh nasabah tersebut untuk membayarkan sejumlah angsuran yang telah disepakati. Karena jika hal tersebut tidak dilakukan maka risiko yang
59
mungkin terjadi adalah terjadinya kredit macet sebelum jangka waktu perjanjian selesai. Oleh karena itu, untuk kepentingan tersebut maka mitigasi yang dilakukan BSM Cabang Salatiga adalah
melakukan
pengecekan terhadap slip gaji/penghasilan nasabah itu cukup untuk mengangsur pembiayaan setiap bulan atau tidak, selain itu juga dengan melakukan mutasi keuangan calon nasabah yang dialihkan ke BSM Salatiga. Disamping untuk mengetahui jumlah pendapatan nasabah setiap bulanya Analisa modal digunakan untuk mengetahui keyakinan nasabah terhadap usahanya sendiri atau pendapatan yang diterima. 4) Colleteral (Jaminan) Jaminan utama adalah keyakinan tentang kemauan dan kemampuan dari pihak bank terhadap calon nasabah yang diberi pembiayaan. Bagi Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga yang dijadikan jaminan adalah rekomendasi dari perusahaan tempat nasabah bekerja dan berupa surat berharga
seperti
SHM/SHGB
dan
IMB
sebagai
alat
pengamanan terhadap kemungkinan ketidakmampuan pihak calon nasabah (debitur) melunasi pembiayaan yang diterima.
60
Beberapa risiko yang bisa terjadi dari jaminan yang diberikan oleh calon nasabah kepada pihak bank adalah sebagai berikut a) Obyek jaminan fiktif. baik dari No jaminan, alamat, luas jaminan, denah, serta peta lokasi. Untuk meghindari hal – hal
tersebut
memastikan
maka
Bank
keabsahan
dari
Syariah
Mandiri
harus
obyek
jaminan
yang
diberikan, supaya obyek yang dijaminkan benar – benar ada kesesuaian antara sertifikat dengan kondisi yang sebenarnya. b) Obyek jaminan dalam sengketa, atau tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Maka mitigasi yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri adalah dengan melakukan cek bersih dan on the spot untuk memastikan bahwa obyek jaminan tidak dalam sengketa dan menghindari terjadinya pemalsuan obyek jaminan. c) Obyek jaminan kebakaran. Maka dari pihak Bank Syariah Mandiri obyek jaminan tersebut langsung di-cover dengan asuransi. d) Jaminan tidak dapat dilikuidasi oleh pihak bank baik karena sengketa maupun ketidak sempurnaan pengikatan. Maka mitigasi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga berkaitan dengan risiko tersebut adalah
61
dengan
dibuatkan
surat
kuasa
jual
jaminan
dan
melakukan Dua (2) pengikatan yaitu pengikatan dengan SKMHT/APHT dan pengikatan secara Notariil. (1) Pengikatan dengan SKMHT/APHT Dalam perjanjian pembiayaan griya BSM debitur penerima pembiayaan memberikan jaminan berupa rumah dan tanah yang dibeli dari fasilitas pembiayaan bank tersebut. Selama APHT belum diterbikan oleh notaris maka SKMHT akan dipegang oleh pihak bank. Masa berlaku dari SKMHT ini adalah 3 bulan sebelum diterbitkanya APHT (Akta Pemberian Hak Tanggungan). Jadi sifat dari SKMHT ini adalah sementara, Akan tetapi jika dalam waktu 3 bulan dan APHT belum jadi maka akan dilakukan perpanjangan SKMHT (2) Pengikatan dengan notaris Risiko jika sewaktu – waktu terjadi hal – hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan kewajiban nasabah dalam membayar angsuran, tanpa adanya pengikatan dari notaris maka nasabah tidak bisa dituntut secara hukum. Jadi dengan adanya pengikatan notaris adalah akad yang dilakukan antara pihak nasabah dengan pihak bank bisa diikat secara sempurna.
62
5. Condition (kondisi) Analisa diarahkan untuk mengetahui kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak secara langsung berpengaruh terhadap pengangsuran pembiayan calon nasabah, seperti keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi adanya kredit macet nasabah dalam melakukan angsuran pembiayaan pemilikan rumah, misalnya : status nasabah sudah menikah apa belum, jumlah yang menjadi tanggungan dari nasabah tersebut. Selain itu, kondisi bisa dilihat dari : a)
Cakap hukum
b)
Karyawan tetap / kondisi pekerjaan yang stabil
c)
Usia pemohon minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo fasilitas usia
maxsimal 55tahun dan belum
pensiun (jika karyawan atau PNS) d)
Belum menikmati fasilitas pembiayaan serupa dari pembiayaan lain
e)
Memperoleh rekomendasi dari instansi pekerjaan untuk memperoleh pembiayaan melalui bank.
Selain metode 5C di atas, Pihak BSM Cabang Salatiga juga menggunakan metode 7A dalam mengidentifikasi risiko yang akan dihadapi anatara lain :
63
1. Aspek yuridis Mitigasi risiko dalam hal ini dilakukan terhadap legalitas calon nasabah pada perusahaan / instansi dimana calon nasabah bekerja, karena tidak menutup kemungkinan akan timbul risiko dari nasabah yang berupa pemalsuan dokumen termasuk pemalsuan tempat nasabah itu bekerja. Mitigasi yang berhubungan dengan aspek yuridis ini dalam Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga biasanya diterapkan pada hal-hal berikut ini: a. Legalitas pendirian usaha, dalam hal ini berkaitan dengan perusahan telah berbadan hukum apa belum. b. Legalitas badan usaha, dalam hal ini akan dianalisis apakah instansi/perusahaan
tempat
nasabah
bekerja
termasuk
instansi/perusahaan yang aktif dan mempunyai prospek yang bagus apa tidak, dan cacat hukum atau tidak. c. Legalitas pengajuan permohonan pembiayaan, dalam hal ini dijelaskan
apakah
orang
yang
mengajukan
permohonan
pembiayaan adalah orang yang berhak bertindak secara hukum atau tidak. d. Pokok-pokok hukum syariah, untuk melihat apakah usaha yang dijalankan nasabah dari hasil pembiayaan ini sesuai dengan hukumhukum syariah atau tidak e. Legalitas data pendukung, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain : meneliti surat kuasa yang diberikan calon nasabah, meneliti keaslian KTP, Surat nikah, Slip gaji, dan SK.
64
2. Aspek keuangan. Risiko yang berkaitan dengan aspek keuangan adalah dalam hal ini bisa jadi jumlah pendapatan yang diterima nasabah tidak sesuai dengan kenyataanya sehingga pembiayaan yang diberikan oleh calon nasabah over financing atau pembiayaan yang berlebihan, selain over financing risiko yang bisa timbul dalam pembiayaan griya ini berkaitan dengan aspek keuangan adalah tidak ada kemampuan bayar dari calon nasabah sehingga terjadi wanprestasi (tidak dilakukanya kewajiban yang seharusnya delakukan sesuai perikatan yang telah disepakati). Mitigasi darianalisa keuangan dilakukan dengan menilai kemampuan nasabah dalam menghasilkan kas atau setara kas, analisa ini dilakukan per calon nasabah. Penilaianaspek keuangan ini berdasarkan pendapatan atau slip gaji terakhir, mencukupi atau tidakjika gaji tersebut dipotong untuk angsuran pembiyaan. Angsuran pembiayaan pemilikan rumah ini tidak boleh melebihi 40% dari gaji calon nasabah setiap bulannya. Untuk menentukan berapa besarnya angsuran yang harus dibayarkan oleh calon nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga menghitung dengan menggunakan rasio DSR yaitu dengan rumus (angsuran perbulan/jumlah penghasilan). Dan hasil dari DSR ini tidak boleh lebih dari 40%.
65
3. Aspek manajemen, Dalam aspek manajemen ini pihak bank harus mendapatkan datadata yang benar-benar valid dari sisi manajemen nasabah. Maka pihak bank harus melakukan verifikasi mengenai a. Reputasi nasabah, yang dikenal baik atau buruk dimasyarakat b. Karakter nasabah dalam pekerjaan, profesionalismenya. 4. Aspek teknis, Risiko dari aspek teknis ini bisa terjadi dari beberapa hal diantaranya: dari kapasitas usaha nasabah, sarana dan prasarana, SDM, proses produksi, pengalaman nasabah, dll. Untuk mengurangi risiko yang berkaitan dengan hal tersebut pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga melakukan mitigasi dengan mempertimbangkan : a. Kapasitas usaha : optimal, ekonomis, efisien dan efektif b. Sarana dan prasarana usaha, apakah memenuhi semua syarat kebutuhan untuk menunjang keberhasilan usaha c. Iklim usaha : sangat kondusif dan mendapat dukungan semua pihak d. SDM : Kualitas SDM yang digunakan atas standar dan memenuhi kualifikasi sesuai bidang usaha e. Pengalaman usaha : sudah berapa lama usaha itu ditekuni. 5. Aspek pemasaran, dalam hal ini dilakukan mitigasi terhadap pemasaran perusahaan tempat nasabah bekerja jika calon nasabah adalah seorang pegawai /
66
usaha calon nasabah jika calon nasabah adalah seorang wirausaha. Karena jika proses pemasaran yang dilakukan baik maka kelancaran usaha juga bisa terjaga, dengan begitu calon nasabah tidak akan mengalami kesusahan dalam hal pembayaran angsuran begitu juga sebaliknya. Mitigasi risiko dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal-hal misaknya: kondisi pasar, pangsa pasar, sistem menejemen pemasaran, target pemasran, prospek pemasaran. 6. Aspek social dan ekonomi (AMDAL) Jika tidak memperhatikan aspek amdal bisa jadi tempat usaha nasabah ataupun usaha yang dijalankan nasabah tidak mendapat respon yang positif dari masyarakat sekitar dengan begitu maka usahanya tidak akan berjalan dengan lancar dan nasabah tidak bisa membayarkan angsuran yang telah disepakati dengan lancar pula. Untuk mengatasi risiko diatas pihak Bank Syariah Mandiri Salatiga melakukan mitigasi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Proses produksi : teknologi yang dipakai mempunyai pengaruh AMDAL atau tidak b. Manfaat terhadap lingkungan : berpengaruh signifikan terhadap lingkungan sekitar perusahaan dari aspek sosial, ekonomi, lingkungan hidup, dll
67
7. Aspek agunan, Obyek jaminan yang diberikan oleh nasabah biasanya adalah sertifikat dari rumah yang akan dibeli dengan pembiayaan griya ini. Beberapa risiko yang bisa terjadi dari jaminan yang diberikan oleh nasabah kepada pihak bank adalah sebagai berikut. a. Obyek jaminan fiktif. baik dari No jaminan, alamat, luas jaminan, denah, serta peta lokasi. Untuk meghindari hal – hal tersebut maka Bank Syariah Mandiri harus memastikan keabsahan dari obyek jaminan yang diberikan, supaya obyek yang dijaminkan benar – benar ada kesesuaian antara sertifikat dengan kondisi yang sebenarnya. b. Obyek jaminan dalam sengketa, atau tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Maka mitigasi yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri adalah dengan melakukan cek bersih dan on the spot untuk memastikan bahwa obyek jaminan tidak dalam sengketa dan menghindari terjadinya pemalsuan obyek jaminan. c. Obyek jaminan kebakaran. Maka dari pihak Bank Syariah Mandiri obyek jaminan tersebut langsung dicover dengan asuransi. d. Jaminan tidak dapat dilikuidasi oleh pihak bank baik karena sengketa maupun ketidaksempurnaan pengikatan. Maka mitigasi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga berkaitan dengan risiko tersebut adalah dengan dibuatkan surat
68
kuasa jual jaminan dan melakukan Dua (2) pengikatan yaitu pengikatan dengan SKMHT/APHT dan pengikatan secara Notariil. 1) Pengikatan dengan SKMHT/APHT Dalam perjanjian pembiayaan griya BSM debitur penerima pembiayaan memberikan jaminan berupa rumah dan tanah yang dibeli dari fasilitas pembiayaan bank tersebut. Selama APHT belum diterbikan oleh notaris maka SKMHT akan dipegang oleh pihak bank. Masa berlaku dari SKMHT ini adalah 3 bulan sebelum diterbitkanya APHT (Akta Pemberian Hak Tanggungan). Jadi sifat dari SKMHT ini adalah sementara, Akan tetapi jika dalam waktu 3 bulan dan APHT belum jadi maka akan dilakukan perpanjangan SKMHT 2) Pengikatan dengan notaris Risiko jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan kewajiban nasabah dalam membayar angsuran, tanpa adanya pengikatan dari notaris maka nasabah tidak bisa dituntut secara hukum. Jadi dengan adanya pengikatan notaris adalah akad yang dilakukan antara pihak nasabah dengan pihak bank bisa diikat secara sempurna.
69
BAB IV ANALISIS Sebelum sebuah pembiayaan (kredit) diberikan oleh bank kepada nasabah, tentunya sudah melewati beberapa proses yang harus dilalui. Diantaranya adalah melalui prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh masing-masing bank agar nantinya bisa diputuskan layak disetujui atau tidak. Dan kemudian dilakukan analisis dari pihak bank, sebelum pembiayaan diberikan tentunya seorang petugas pembiayaan membutuhkan banyak informasi untuk mengenal lebih dalam nasabahnya (debitur), hal ini juga sangat dibutuhkan dalam memutuskan apakah pengajuan pembiaayaan diterima atau ditolak. A.
Prosedur Pembiayaan Griya BSM Yang Diterapkan Oleh Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga Dalam hal prosedur pemberian pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Salatiga ternyata prosedur yang diterapkan sudah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut (SE No. 10/016/PEM,tanggal 22 Mei 2008) : 1. Pemberkasan (permohonan) Dalam Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga pemberkasan merupakan suatu tahap awal dalam pengajuan pembiayaan (kredit), pemberkasan meliputi berkas-berkas / dokumen-dokumen yang dibutuhkan sebagai syarat
69
70
dalam pengajuan pembiayaan (kredit), pada tahap pemberkasan ini merupakan tahap awal bagi marketing lending untuk berkenalan dengan calon debitur (nasabah), sehingga pada kesempatan ini marketing lending bisa saja menanyakan beberapa hal penting mengenai calon debitur (nasabah), seperti : pekerjaan, penghasilan, jumlah tanggungan dan lain-lain yang dianggap penting dan bisa membantu informasi tentang keadaan calon debitur (nasabah). 2. Investigasi Investigasi merupakan tahap lanjutan dari pemberkasan data calon nasabah, investigasi ini merupakan tahap kedua yang harus dilakukan. Dan bila calon nasabah tidak memenuhi syarat, maka pembiayaan tidak dilanjutkan, bila memenuhi syarat akan berlanjut ke tahap berikutnya. Laporan investigasi meliputi: Penyelidikan berkas pinjaman, wawancara awal, on the spot, wawancara II 3. Tahap analisa Analisa merupakan tahap lanjutan setelah investigasi, bila semua persyaratan telah lolos verivikasi dari investigasi. Kegiatan analisa ini nantinya akan dituangkan pada Nota Analisa Pembiayaan (NAP) Cabang. Sedikitnya ada beberapa aspek analisa yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Cabang Salatiga antara lain: a. Informasi pemohon 1) Informasi Nasabah
71
2) Informasi bank b. Analisa aspek yuridis 1) Legalitas pemohon 2) Legalitas permohonan pembiayaan c. Analisa aspek keuangan Analisa yang digunakan untuk mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah baik penghasilan, pengeluaran dan kemampuan berapa nantinya nasabah mampu membayar angsuran. d. Analisa aspek agunan (jaminan) Analisa
tentang
agunan
(jaminan)
tentang
berapa
nilai
jaminan(agunan), layak atau tidak. e. Risiko dan mitigasi f. Kesimpulan dan rekomendasi Dari uraian prosedur pembiayaan griya yang ada di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga seperti yang telah dipaparkan dengan jelas dalam bab sebelumnya bisa penulis amati bahwa sudah sesuai dengan teori-teori yang disajikan. prosedur pembiayaan yang diterapkan tersebut digunakan oleh pihak bank dalam menyeleksi setiap calon nasabahnya dengan ketat, hal ini dilakukan agar terhindar dari kredit macet dari pihak calon nasabah sebelum tanggal jatuh tempo yang telah disepakati Namun disisi lain prosedur tersebut masih cukup rumit dan panjang dikarenakan minimnya sumberdaya yang dimiliki. Semua prosedur yang diterapkan
72
hanya dikerjakan oleh satu bagian, yakni bagian marketing lending. Staf tersebut mengerjakan semua prosedur tersebut, dari mulai solisitasi hingga realisasi dan monitoring. Maka terkadang calon nasabah mengeluhkan betapa lamanya prosedur yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga. Terkadang hingga memakan waktu lebih dari 2 minggu sampai 1 bulan lamanya hanya untuk 1 calon nasabah. Dari hasil wawan cara dengan bagian marketing lending Rifqi Aditya bahwa meskipun prosedur yang diterapkan masih cukup rumit namun minat nasabah untuk mengajukan Pembiayaan Pemilikan Rumah ( Griya BSM ) tidaklah berkurang, namun terus meningkat. Bahkan nasabah pun tidak hanya datang dari wilayah Salatiga diantaranya seperti Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Magelang bahkan juga ada yang dari Klaten dan Semarang.
B.
Risiko-risiko Yang Dihadapi Oleh BSM Kantor Cabang Salatiga Dalam Pembiayaan Griya BSM Beserta Mitigasi Yang Diterapkan. Pembiaayan atau kredit adalah bisnis yang berisiko di mana ada kemungkinan
pembiayan yang diberikan tidak dapat tertagih (kredit macet). Debitur (penerima pembiayaan) dapat mengemukakan sejuta alasan untuk itu. Di sisi lain bank harus membayar setiap rupiah dana masyarakat yang ditempatkan padanya. Apapun yang terjadi pada pembiayaan, bank tidak boleh tidak membayar dana masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut Sesuai dengan UU Perbankan No. 10 tahun 1998 yang mengharuskan setiap bank mempunyai pedoman analisis guna
73
menghindari risiko, maka Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga menerapkan pedoman analisis yang telah dikembangkan sendiri, tetapi pada intinya sama dan seperti yang biasa disebut dengan 5C + 7A. Berikut adalah beberapa risiko-risiko yang bisa terjadi dalam pembiayaan griya BSM beserta Mitigasi risiko yang diterapkan guna menghadapi risiko-risiko tersebut dari berbagai aspek diantaranya: 1. Informasi Pemohon a. Character Beberapa risiko yang bisa terjadi dari character calon nasabah adalah pemalsuan identitas diri calon nasabah guna memperlancar proses pembiayaan yang sedang dilakukan. Mitigasinya dengan cara sebagai berikut: 1) Verifikasi data 2) Melakukan wawancara dengan calon nasabah, tetangga calon nasabah. b. Capacity (kemampuan) Risiko yang mungkin terjadi berkaitan dengan kemampuan calon nasabah adalah tidak terbayarnya pembiayaan yang diterima calon nasabah berdasarkan jangka waktu yang ditetapkan. Mitigasinya
adalah
menentukan
kapasitas
nasabah,
untuk
mengetahui kemampuan nasabah dalam menghasilkan kas atau setara kas.
74
c. Capital (modal) Analisa terhadap pendapatan yang diterima oleh calon nasabah pembiayaan
yang
digunakan
oleh
nasabah
tersebut
untuk
membayarkan sejumlah angsuran yang telah disepakati. Mitigasinya adalah
melakukan pengecekan terhadap slip
gaji/penghasilan nasabah itu cukup untuk mengangsur pembiayaan setiap bulan atau tidak, selain itu juga dengan melakukan mutasi keuangan calon nasabah yang dialihkan ke BSM Salatiga. d. Colleteral (Jaminan) Obyek jaminan yang diberikan oleh nasabah biasanya adalah sertifikat dari rumah yang akan dibeli dengan pembiayaan griya ini. Beberapa risiko yang bisa terjadi dari jaminan yang diberikan oleh calon nasabah kepada pihak bank adalah sebagai berikut 1) Obyek jaminan fiktif. baik dari No jaminan, alamat, luas jaminan, denah, serta peta lokasi. Untuk meghindari hal – hal tersebut maka Bank Syariah Mandiri harus memastikan keabsahan dari obyek jaminan yang diberikan. 2) Obyek jaminan dalam sengketa, atau tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Maka mitigasi yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri adalah dengan melakukan cek bersih dan on the spot untuk memastikan bahwa obyek jaminan
75
tidak dalam sengketa dan menghindari terjadinya pemalsuan obyek jaminan. 3) Obyek jaminan kebakaran. Maka dari pihak Bank Syariah Mandiri obyek jaminan tersebut langsung di-cover dengan asuransi. 4) Jaminan tidak dapat dilikuidasi oleh pihak bank baik karena sengketa maupun ketidak sempurnaan pengikatan. Maka mitigasi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga berkaitan dengan risiko tersebut adalah dengan dibuatkan surat kuasa jual jaminan dan melakukan Dua (2) pengikatan yaitu pengikatan dengan SKMHT/APHT dan pengikatan secara Notariil. e. Condition (kondisi) Analisa diarahkan untuk mengidentifikasi kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak secara langsung berpengaruh terhadap pengangsuran pembiayan calon nasabah, seperti keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi adanya kredit macet nasabah dalam melakukan angsuran pembiayaan pemilikan rumah. Selain metode 5C di atas, Pihak BSM Cabang Salatiga juga menggunakan metode 7A dalam memperkirakan risiko yang akan dihadapi anatara lain :
76
1. Aspek yuridis Mitigasi risiko dalam hal ini dilakukan terhadap legalitas calon nasabah pada perusahaan / instansi dimana calon nasabah bekerja, supaya tidak timbul risiko dari nasabah yang berupa pemalsuan dokumen termasuk pemalsuan tempat nasabah itu bekerja. Mitigasinya biasanya diterapkan pada tempat nasabah bekerja legalitas pendirian usaha, legalitas badan usaha, legalitas pengajuan permohonan pembiayaan, Pokok-pokok hukum syariah, legalitas data pendukung (hal-hal yang harus diperhatikan antara lain : meneliti surat kuasa yang diberikan calon nasabah, meneliti keaslian KTP, Surat nikah, Slip gaji, dan SK). 2. Aspek keuangan. Risiko yang berkaitan dengan aspek keuangan adalah pembiayaan over financing, tidak ada kemampuan bayar dari calon nasabah sehingga terjadi wanprestasi. Mitigasi dengan menilai kemampuan nasabah dalam menghasilkan kas atau setara kas. Dan angsuran pembiayaan pemilikan rumah ini tidak boleh melebihi 40% dari gaji calon nasabah setiap bulannya. 3. Aspek manajemen, Dalam aspek manajemen ini pihak bank harus mendapatkan data-data yang benar-benar valid dari sisi manajemen nasabah. Maka pihak bank harus melakukan verifikasi mengenai a. Reputasi nasabah, yang dikenal baik atau buruk dimasyarakat
77
b. Karakter nasabah dalam pekerjaan, profesionalismenya. 4. Aspek teknis, Risiko dari aspek teknis ini bisa terjadi dari beberapa hal diantaranya: dari kapasitas usaha nasabah jika seorang wirausaha, sarana dan prasarana, SDM, proses produksi, pengalaman nasabah, dll. Untuk mengurangi risiko yang berkaitan dengan hal tersebut pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga melakukan mitigasi dengan mempertimbangkan Kapasitas usaha, Sarana dan prasarana usaha, Iklim usaha, SDM, Pengalaman usaha dari calon nasabah tersebut. 5. Aspek pemasaran, Dalam hal ini dilakukan mitigasi terhadap pemasaran perusahaan tempat nasabah bekerja jika calon nasabah adalah seorang pegawai / usaha calon nasabah jika calon nasabah adalah seorang wirausaha. Mitigasi risiko dilakukan dengan melakukan pengawasan dn monitoring beberapa hal-hal yaitu Kondisi pasar, Pangsa pasar, Sistem menejemen pemasaran, Target pemasran, Prospek pemasaran. 6. Aspek social dan ekonomi (AMDAL) Jika tidak memperhatikan aspek amdal bisa jadi tempat usaha nasabah ataupun usaha yang dijalankan nasabah tidak mendapat respon yang positif dari masyarakat sekitar dengan begitu maka usahanya tidak akan berjalan dengan lancar dan nasabah tidak bisa membayarkan angsuran yang telah disepakati dengan lancar pula.
78
Untuk mengatasi risiko diatas pihak Bank Syariah Mandiri Salatiga melakukan mitigasi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Proses produksi. b. Manfaat usaha terhadap lingkungan 7. Aspek agunan, Obyek jaminan yang diberikan oleh nasabah biasanya adalah sertifikat dari rumah yang akan dibeli dengan pembiayaan griya ini. Beberapa risiko yang bisa terjadi dari jaminan yang diberikan oleh nasabah kepada pihak bank adalah sebagai berikut. a. Obyek jaminan fiktif. baik dari No jaminan, alamat, luas jaminan, denah, serta peta lokasi. Untuk meghindari hal – hal tersebut maka Bank Syariah Mandiri harus memastikan keabsahan dari obyek jaminan yang diberikan. b. Obyek jaminan dalam sengketa, atau tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Maka mitigasi yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri adalah dengan melakukan cek bersih dan on the spot untuk memastikan bahwa obyek jaminan tidak dalam sengketa dan menghindari terjadinya pemalsuan obyek jaminan. c. Obyek jaminan kebakaran. Maka dari pihak Bank Syariah Mandiri obyek jaminan tersebut langsung di-cover dengan asuransi. d. Jaminan tidak dapat dilikuidasi oleh pihak bank baik karena sengketa maupun ketidak sempurnaan pengikatan. Maka mitigasi yang dilakukan
79
oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga berkaitan dengan risiko tersebut adalah dengan dibuatkan surat kuasa jual jaminan dan melakukan Dua (2) pengikatan yaitu pengikatan dengan SKMHT/APHT dan pengikatan secara Notariil. Dari uraian di atas dapat penulis amati bahwa setiap aspek yang ada dalam pembiayaan griya ini memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda, dengan begitu dibutuhkan sifat kehati-hatian yang ekstra dari pegawai Bank Syariah Mandiri Salatiga untuk meminimalka risiko-risko dari beberapa aspek tersebut. Salah satu aspek yang paling beresiko dalam pembiayaan griya ini adalah dari aspek jaminan dikarenakan jaminan yang diberikan oleh calon nasabah pembiayaan bias jadi dalam persengketaan, selain itu jaminan yang diberikan harus jelas batasbatasnya agar tidak terjadi perselisihan dikemudian hari, bias juga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap jaminan seperti terjadi kebakaran dan lainya. Maka berkaitan dengan hal tersebut pihak Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga juga sudah menggunakan mitigasi-mitigasi guna menanggulangi risiko tersebut yang masih diterapkan sampai sekarang. Setelah mengidentifikasi beberapa risiko yang ada dalam setiap aspek, langkah selanjutnya dari pihak Bank Syariah Mandiri Salatiga adalah mengukur berapa besar dampak risiko tersebut terhadap pembiayaan ini, Sehingga bisa ditentukan mitigasimitigasi guna meminimalkan risiko tersebut.
80
Upaya yang dilakukan guna menghadapi risiko dalam pembiayaan griya ini adalah dengan melakukan pengecekan terhadap berkas-berkas yang dibutuhkan dalam pembiayaan mulai dari tahap awal pemberkasan sampai dengan tahap pencairan serta melakukan pengawasan dan monitoring terhadap usaha nasabah jika seorang wirausaha atau kemampuan nasabah dalam bekerja jika nasabah adalah seorang pegawai. Dengan mitigasi yang telah diterapkan tersebut sampai saat ini perkembangan pembiayaan griya yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga masih terus mengalami perkembangan tanpa suatu risiko yang memberatkan dan tetap berjalan lancar dari tahun 2011 sampai saat ini. Hal tersebut membuktikan bahwa dalam penyaluran pembiayaan griya BSM ini dilakukan dengan menggunakan prinsip kehati-hatian dan dengan manajemen yang kuat.
81
BAB V PENUTUP Setelah membahas teori dan menganalisis Hasil penelitian pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga, maka pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan dan saran yang semoga dapat bermanfaat bagi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga untuk masa yang akan mendatang.
A.
KESIMPULAN 1. Prosedur pembiayaan Griya BSM pada Bank Syariah Mandiri Salatiga sudah sesuai dengan SE No.:10/016/PEM,tanggal 22 Mei 2008 serta teori yang dipaparkan, prosedur pemberian pembiayaan mulai dari pengajuan pembiayaan sampai dengan pencairan benar-benar diproses dan dilakukan pengawasan secara ketat guna menghindari kredit macet atau pembiayaan yang bermasalah dari pihak nasabah. 2. dalam pelaksanaan pembiayaan griya ini tidaklah berjalan lancar tanpa risiko yang dihadapi, karena sama halnya dengan pembiayaanpembiayaan yang lain dalam pembiayaan Griya ini juga memiliki risiko yang mungkin terjadi sebelum tanggal jatuh tempo perjanjian pembiayaan. Dan berkaitan dengan hal tersebut pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga juga sudah mempersiapkan beberapa mitigasi-mitigasi risiko guna menanggulangi dari risiko-risiko tersebut, dalam hal ini Bank Syariah Mandiri menggunakan analisis 5C dan
81
82
analisis 7A dalam mengidentifikasi risiko-risiko yang akan dihadapi sebelum menentukan mitigasi-mitigasi yang akan dilakukan. 3. Dengan mitigasi risiko tersebut memang sangat bagus untuk diterapkan kerana pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga dapat melakukan pencegahan terhadap terjadinya kerugian yang diakibatkan dari risiko-risiko pembiayaan griya ini dengan cara memotong mata rantai terjadinya kerugian. B.
SARAN Agar dalam pengalokasian dana dalam pembiayaan dapat berjalan dengan
lancar dan seusai dengan yang diharapkan atau bisa efektif dan efisien, maka perlu adanya : 1. Sebaiknya Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga lebih memperkenalkan kepada masyarakat tentang kemudahan-kemudahan dalam produk pembiayaan Griya BSM tersebut. Agar pembiayaan Griya BSM di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga lebih diminati masyarakat, baik masyarakat Islam maupun Non Islam. 2. Meningkatkan atau menambah SDM agar di setiap bidang pekerjaan ada masing-masing karyawan yang mengerjakan, misal bagian marketing atau pemasaran dan bagian analisis ada sendiri, sehingga akan didapatkan hasil yang efektif dan efisien serta lebih akurat. 3. Peningkatan etos kerja karyawan sehingga sangat diperlukan penyuluhan dan pembinaan kepada karyawan tentang peningkatan pelayanan kepada nasabah.
83
4. Supaya tidak terjadi keterlambatan dalam pembayaran angsuran dan mengganggu perputaran uang bank, maka diharapkan ketelitian dalam melakukan monitoring pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA Aditiya, Ryan. 2011. Tinjauan Pelaksanan Analisis Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga. (STAIN Salatiga)
Arifin, Zainul. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Syariah.Jakarta: azkia publisher.ilmiah. Yogyakarta.ANDI
Farika. 2008. ”Aplikasi Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah Pada Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Ahmad Yani” (STAIN Solo)
Gandapraja, permadi. 2009. dasar dan prinsip pengwasan perbankan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Harahap. 2006. Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: LPFEU sakti.
Innayah. 2008.”Mekanisme Pembiayaan KPR Perorangan Non Subsidi Pada Bank BTN Kantor Cabang syariah solo” (STAIN Solo)
Karim, Adiwarman. 2008. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: (UPP) AMPYKPN
Munandar, Asdar. 2012. Manajemen Risiko Bank Syariah. From http://asdarmunandar.blogspot.com/2012/04/manajemen-resiko-banksyariah.htm, 24 Juli 2012
Nurul. 2009. ”Aplikasi 6C Dalam Analisis Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah Di Bank Syariah Mandiri Cabang Malang” (Universitas Muhammaddiyah Malang)
Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Maal Wattamwil, Yogyakarta; UII Prees.
Sumitro, Warkum. 2004. Asas-asas Perbankan Islam dan lembagalembaga terkait (BMUI dan Tafakul) di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
UU No. 10 tahun 1998 dan UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan
Wawancara dengan staf Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga bagian marketing lending, saudara Rifqi Aditya, Wisudoto Patria M., dan Zuhair.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI Nama
: Sulistyanti
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir
: Kab Semarang, 15 April 1990
Kewarganegaraan
: Indonesia
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Alamat
: Dawung Candirejo, Rt 03/07 Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang
No Telp
: 085 741 080 977
E-mail
:
[email protected]
Kesehatan
: Sangat Baik
PENDIDIKAN Formal 1997 – 2003 2003 – 2006 2006 – 2009 2009 – Sekarang Non Formal September 2009
: Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watu Gajah Kabupaten Semarang : SMP Negeri 3 Bringin : SMK Islam Sudirman Tingkir, Jurusan Akutansi : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga : Kursus Komputer LPK KARTIKA SINAR PERSADA (Microsoft Office & Windows)
LAMPIRAN