PROSEDUR PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG SALATIGA
TUGAS AKHIR
Oleh: MAFTUKHATUL KHANIFAH NIM: 201 08 024
JURUSAN SYARI'AH PROGRAM STUDI D-III PERBANKAN SYARI'AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
PROSEDUR PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah pada progam D3 Perbankan Syariah
Oleh : MAFTUKHATUL KHANIFAH NIM: 201 08 024
JURSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
i
ii
iii
MOTTO
"Barang siapa yang bersemangat dalam mencapai tujuannya, maka cepat atau lambat ia akan menggapai tujuannya tersebut"
“ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “
“ Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan bagi itu jalan menuju syurga.”
iv
Persembahan Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan senyum manis penuh bangga dengan penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang, dengan segala kerendahan hati kupersembahkan tugas akhir ini utuk:
Ayah dan ibu tercinta, ini adalah bagian dari perjuangan, cita-cita, iringan dan restumu. Karena jasa dan kasih sayangmu,akhirnya aku dapat menyelesaikan kuliah. Pengorbananmu sungguh luar biasa. kk_Q tercinta, doa dan motivasi darimu semoga mengantarkan aku menuju gerbang kesuksesan. Adik-adikku yang selalu kasih semangat buat aku. My Best Pleeeend (djolie,uleg, ipah, resty,tia,lia) yang slalu kasih dukungan n slalu ada buat aku. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan angkatan 2008 D-III Pebankan Syari'ah yang telah memberi motivasi untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari ALLah Yang Maha Kuasa.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta Alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Allah yang kami sembah dan hanya kepada Allah kami memohon pertolongan. Tunjukkan kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta tanggapan dari semua pihak demi penyempurnaan tugas akhir ini. Tentu saja ucapan terima kasiih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang- orang yang ambil bagian dalam terlaksananya tugas akhir ini. Semoga mereka selalu dalam lindungan-Nya. Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Bapak Faqih Nabhan, SE, MM. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan teladan dan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
vi
Bapak Abdul Aziz NP, MM, selaku Kaprogdi D-III Perbankan Syari’ah yang selalu memberikan pengarahan yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Pimpinan dan segenap karyawan BSM Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk lebih mengenal dunia perbankan yang sesungguhnya. Kedua orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan dan do’a yang tiada hentinya. Baik dukungan materiil maupun dukungan moril serta selalu memberika motivasi sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Teman- temanku angkatan 2008 jurusan Perbankan Syari’ah, khusus untuk anak-anak kelas B yang tidak bisa saya sebutkan semua namun tanpa mengurangi rasa cinta dan hormat kepada kalian semua. Semoga atas segala bantuan serta budi baik mereka salama ini mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Mudah- mudahan tugas akhir ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran dalam lingkungan akademisi.
Salatiga, 11 Agustus 2011 Penulis
vii
Maftukhatul Khanifah
ABSTRAK PROSEDUR PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARI'AH MANDIRI CABANG SALATIGA Bank Syari'ah Mandiri (BSM) kantor cabang Salatiga merupakan suatu lembaga keuangan yang berusaha dalam bidang jasa perbankan yang memberikan layanan kepada masyarakat sesuai dengan syari'at islam. Sebagai lembaga keuangan yang berusaha dalam jasa perbankan syari'ah, maka BSM kantor cabang Salatiga juga memiliki fungsi sebagai entermediasi untuk melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk pembayaran. Pembiayaan pada BSM cabang Salatiga terdapat beberapa macam, salah satunya adalah pembiayaan talangan haji yaitu dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana yang digunakan dalam memperoleh porsi haji dan pada saat pelunasan BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji). Dana talangan haji diberikan karena nasabah belum mempunyai cukup dana, sehingga membutuhkan dana talangan. Nasabah wajib untuk mengembalikan secepatnya sejumlah yang dipinjam setelah jangka waktu tertentu. Pelaksanaan pembiayaan talangan haji dilakukan dengan skim Qardh Wal Ijarah yaitu akad pemberian pinjaman dari bank kepada nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan. Dalam fasilitas pembiayaan talangan haji, nasabah harus menyertakan persyaratan yang diperlukan yaitu pertama dengan membuka rekening tabungan MABRUR, bukti SPPH dari departemen agama, fotcopy KTP (kartu tanda penduduk), KK (kartu keluarga), serta fotcopy surat nikah. Kata Kunci: Prosedur, Pembiayaan, Talangan Haji
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
iii
MOTTO ....................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN .....................................................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................
vi
ABSTRAK ................................................................................................
viii
DAFTAR ISI .............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
4
C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................
4
D. Metode Penelitian ...........................................................................
6
E. Sistematika Penulisan .....................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ................................................................................
9
B. Kerangka Teoritik ...........................................................................
10
BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya ..........................................................................
23
B. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................
25
ix
C. Data Lembaga/Profil .......................................................................
26
D. Struktur Organisasi ..........................................................................
27
E. Produk-produk dan jasa ...................................................................
47
BAB IV ANALSIS DATA A. Faktor-faktor Penyebab Nasabah Mengajukan Pembiayaan Talangan Haji .................................................................................
59
B. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Talangan Haji di BSM Salatiga ....
60
C. Proses Pencairan dan Pelunasan Pembiayaan Talangan Haji di BSM Salatiga ...............................................................................................
67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................................
71
B. Saran ...............................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rincian Biaya Talangan Haji ....................................................
xi
70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri ............................ 30 Gambar 3.2 Struktur Organisasi BSM Salatiga ............................................... 31
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan peranan suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa perbankan. Oleh karena itu, saat ini dan masa datang kita tidak akan lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktifitas keuangan, baik perorangan ataupun suatu perusahaan ( Kasmir, 2003: 2). Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju, seperti negaranegara Eropa, Amerika dan Jepang, mendengar kata bank sudah bukan merupakan barang asing. Bank sudah merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan mereka. Bank dijadikan tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan pembayaran, pengiriman uang, melakukan penagihan. Saat ini banyak bank syariah berdiri di Indonesia, semua bank syariah saling bersaing dalam membuat produk, dan juga memberikan layanan kepada masyarakat. Banyak produk-produk yang telah diciptakan bank syariah antara lain produk pembiayaan, penghimpun dana, ataupun produk jasa. Semua produk tersebut ditujukan untuk melayani masyarakat.
1
2
Produk perbankan syariah yang sangat populer dan banyak diminati adalah produk pembiayaan, produk pembiayaan ini banyak macamnya antara
lain produk pembiayaan konsumtif.
Pembiayaan konsumtif
diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan yang langsung dikonsumsi. Kebutuhan konsumtif dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok atau dasar) dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer misalnya, makanan, minuman, pakaian, rumah tinggal, maupun berupa jasa, seperti pendidikan dasar atau pengobatan. Adapun kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan, yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan primer baik berupa barang ataupun jasa, seperti pendidikan, pariwisata, hiburan, dan sebagainya ( Muhamad Syafi'i Antonio, 2001: 168). Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia hampir 85% yang tersebar dari sabang sampai merauke, oleh karena itu merupakan salah satu modal utama bank konvensional untuk membuka unit usaha syariah ataupun membuka bank syariah yang terlepas dari induk usahanya. Selain itu bank-bank syariah berlomba-lomba membuat berbagai macam produk pembiayaan di antaranya produk pembiayaan talangan haji. Produk pembiayaan ini menggunakan prinsip Qardh wal Ijarah. Qardh wal Ijarah adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan oleh nasabah.
3 Produk pembiayaan ini merupakan produk yang prospeknya bagus karena banyak orang muslim ingin sekali menunaikan ibadah haji, akan tetapi selalu terbentur masalah biaya yang sangat mahal, oleh karena itu peranan perbankan syariah sangat besar disini. Bank bukan hanya sebagai tempat untuk mencari keuntungan ataupun berinvestasi untuk kehidupan dunia saja akan tetapi sebagai jalan mendekatkan diri kepada ALLAH SWT. Akan tetapi pada saat ini banyak nasabah yang ingin menunaikan ibadah haji menggunakan jasa dari bank konvensional yang menggunakan sistem bunga, apakah dalam pembiayaan ini yang dijalankan oleh bank syariah sama dengan yang dijalankan oleh bank konvensional? Pembiayaan talangan haji ini pada dasarnya menggunakan akad Qard wal Ijarah, pembiayaan Qardh adalah pinjaman kebajikan/lunak tanpa imbalan. Apakah jenis pembiayaan ini sesuai dengan prinsip tersebut, kita tahu bank adalah salah satu lembaga profit yang senantiasa mengambil keuntungan pada setiap transaksi yang dijalankan, apakah benar begitu yang dijalankan, lantas dari mana bank mendapatkan keuntungan dari pembiayaan jenis ini. Oleh karena itulah penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana mekanisme yang dijalankan bank Syariah dalam pembiayaan dana talangan haji ini yang akan dituangkan dalam Tugas Akhir yang berjudul: “PROSEDUR PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA”
4 B.
Rumusan Masalah 1.
Bagaimana prosedur pengajuan pembiayaan talangan haji di BSM
Salatiga? 2.
Bagaimana proses pencairan pembiayaan talangan haji dan
pelunasan pembiayaan talangan haji di BSM Salatiga?
C.
Tujuan dan Manfaat 1.
Tujuan a. Untuk mengetahui prosedur pengajuan pembiayaan talangan haji di BSM Salatiga. b. Untuk mengetahui proses pencairan pembiayaan talangan haji dan proses pelunasan pembiayaan talangan haji di BSM Salatiga.
2.
Manfaat a. Bagi penulis 1) Memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir Program D-3 Perbankan Syari’ah STAIN Salatiga. 2) Untuk mengetahui prosedur pembiayaan talangan haji di BSM kantor cabang Salatiga. 3) Guna menambah pengetahuan sebagai bekal agar dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan dibangku perkuliahan dengan praktik yang sesungguhnya.
5 b. Bagi masyarakat Dapat menjadi sumber informasi tentang cara memperoleh talangan haji serta besarnya bagi hasil yang ditawarkan sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk memilih BSM sebagai bank yang dipercaya untuk pengadaan pengajuan talangan haji. c. Bagi pembaca Penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan referensi dalam penelitian. d. Bagi BSM Salatiga Dapat memberikan masukan bagi BSM kantor cabang Salatiga untuk mempertahankan dan mengembangkan kinerjanya dimasa yang akan datang. e. Bagi STAIN Salatiga Merupakan referensi dan informasi bagi mahasiswa. Khususnya mahasiswa STAIN Salatiga program studi D-3 perbankan syari’ah serta sebagi sarana untuk menjalin kerjasama antara lembaga STAIN dengan BSM.
6 D.
Metode Penelitian 1.
Tipe Penelitian Penelitian
ini
bertipe
deskriptif
yaitu
suatu
penelitian
yang
menggambarkan secara detail tentang obyek penelitian. 2.
Jenis data yang dibutuhkan a.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian.
b.
Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung misalnya berupa arsip, dokumen yang berkaitan dengan obyek penelitian.
3.
Tehnik pengumpulan data Pengamatan (Observasi) yaitu tehnik memperoleh data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung tentang obyek penelitian.
7 E.
Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bab ini menguraikan latar belakang masalah yang mengacu pada judul tugas akhir. B. Rumusan Masalah Menguraikan tentang permasalahan yang akan diangkat atau dianalisa. C. Tujuan dan kegunaan Menguraikan tentang tujuan dan kegunaan tugas akhir ini dibuat. D. Metode Penelitian Menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian atau analisa. E.
Sistematika Penulisan Rancangan atau kerangka penulisan tugas akhir.
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Memaparkan telaah pustaka dan teori-teori yang mendukung terhadap analisa penulis. BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini menyajikan tentang gambaran umum atau deskripsi Bank yang
8 terdiri dari sejarah berdirinya Bank Syariah Mandiri Salatiga, visi dan misi, struktur organisasi dan produk Bank Syariah Mandiri Salatiga.
BAB IV ANALISIS A. Menjelaskan
faktor-
faktor
yang
menyebabkan
seseorang
mengajukan pembiayaan talangan haji. B. Menjelaskan prosedur dalam memperoleh talangan. C. Menjelaskan proses pencairannya serta proses pelunasannya di BSM Salatiga. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
9
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Telaah Pustaka Bank syari’ah adalah lembaga keuangan dan juga lembaga bisnis dalam rangka memperbaiki perekonomian umat. Sejalan dengan itu maka dana yang dikumpulkan dari masyarakat harus disalurkan dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan. Kasmir (2008) menjelaskan bahwa pemberian pembiayaan atau kredit berdasarkan prinsip syari'ah yang diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaanya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syari'ah yang sehat. Untuk mengurangi tersebut, jaminan pembiayaan berdasarkan prinsip syari'ah dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah untuk melunasi kewajibannya sesuai yang diperjanjikan, merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank. Dalam penulisan tugas akhir Muhamad Fathoni (2008) yang berjudul “Analisa Pembiayaan Al-Qordul Hasan pada BMT SOHIBUL UMMAT Rembang” menyatakan bahwa dalam analisa pembiayaan, dalam rangka mendapatkan informasi mengenai calon nasabah dapat diperoleh melalui bertemu langsung dengan calon nasabah pembiayaan. Data-data calon nasabah pembiayaan dari pihak BMT, ataupun informasi dari pihak ketiga. Informasi ini dapat bermanfaat untuk kepentingan analisa pembiayaan. 9
10 Dalam penulisan tugas akhir Krisnasari (2006) yang berjudul “Analisa Perbandingan Talangan Haji pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri untu Menilai Efektifitas Manfaat dan Talangan Haji” menyimpulkan bahwa prinsip perjanjian atau akad untuk dana talangan haji pada kedua bank tersebut pada dasarnya sama, yaitu merupakan pinjaman dengan pendapatan dari biaya administrasi. Hanya saja prinsip qard wal ijarah pada BSM sesuai syari’ah dan sangat selaras dengan makna kesucian ibadah haji. Prosedur talangan haji pada BSM dan Bank Mandri ditetapkan berdasarkan kebijakan masing- masing bank, namun banyak kesamaan. Penyajian dana talangan haji sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan pada masing-masing bank dan standar akuntansi yang mengaturnya. Secara keseluruhan dari analisis perbandingan dana talangan haji pada kedua bank dan penilaian terhadap efektifitas manfaat. Pada BSM sudah pada tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan, dalam hal ini berdasarkan pada pengukuran kwalitas dan kuantitas hasil kerja yang lebih efektif dibandingkan dengan BSM.
B.
Kerangka Teoritik 1.
Pengertian Prosedur Prosedur menurut Mulyadi (2001:5) adalah suatu urutan pekerjaan,
biasanya
melibatkan
beberapa
orang
dalam
suatu
departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.
11 Prosedur menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia dapat berarti cara memecahkan masalah yang dilakukan langkah demi langkah, cara melakukan kegiatan yang disusun secara sistematis (kamus lengkap bahasa Indonesia, 2005: 672). 2.
Pengertian Pembiayaan Pembiayaan menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syari'ah adalah penyediaan dan tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a.
Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b.
Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahi bittamlik.
c.
Trasaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna.
d.
Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.
e.
Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa. Pengertian kredit menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Berdasarkan persetujuan antara bank syari'ah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
12 dana tersebut setelah jangka waktu tertentu denga imbalan atau bagi hasil. Sebelum suatu fasilitas pembiayaan diberikan, maka lembaga keuangan harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benarbenar akan kembali. Keyakinan tersebut dapat diperoleh dari hasil penilaian pembiayaan
dengan berbagai prinsip
analisis
untuk
mendapatkan keyakinan tentang nasabah dan usaha yang akan dibiayai. Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam melakukan analisis pembiayaan yang dapat dilakukan oleh lembaga keuangan. Menurut Kasmir, prinsip pemberian pembiayaan itu meliputi prinsip 5C, analisa 7P dan Studi kelayakan. Kedua prinsip ini 5C dan 7P memiliki persamaan yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut dalam prinsip 7P yang jangkauan analisanya lebih luas dari 5C (Kasmir, 2004: 91). 1) Analisa 5C a) Character Character yaitu sifat atau watak dan kepribadian calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. b) Capacity Capacity yaitu kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola
13 bisnis dan mencari laba. c) Capital Capital yaitu kemampuan nasabah untuk menyediakan modal atau kemampuan keuangan nasabah secara umum. d) Colleteral Colleteral yaitu jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. e) Condition Condition yaitu penilaian kondisi ekonomi sekarang dan masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. 2) Analisa 7P a) Personality Personality
yaitu
penilaian
nasabah
dari
segi
kepribadiaanya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi masalah. b) Party Party yaitu mengklasifikasikan nasabah
ke dalam
klasifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. c) Perpose Perpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan
14 nasabah. d) Prospect Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. e) Payment Payment
yaitu
ukuran
bagaimana
cara
nasabah
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari mana saja sumber dana untuk mengebalikan kredit yang diperolehnya. f) Profitability Profitability
yaitu
untuk
menganalisa
bagaimana
kemampuan nasabah dalam mencari laba. g) Protection Protection
yaitu
bagaimana
menjaga
kredit
yang
dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan dapat berupa jaminan barang, orang atau jaminan asuransi. 3) Studi Kelayakan a) Aspek Hukum Aspek Hukum yaitu untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen atau surat-surat yang dimiliki oleh calon nasabah, seperti akte notaris, izin usaha atau sertifikat tanah.
15 b) Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar dan pemasaran yaitu aspek untuk menilai prospek usaha nasabah sekarang dan di masa yang akan datang. c) Aspek Keuangan Aspek keuangan yaitu aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan mengelola usahaya. Dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. d) Aspek Operasi/Teknis Aspek operasi/teknis yaitu aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha dan kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya. e) Aspek Manajemen Aspek manajemen yaitu aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas f)
Aspek Ekonomi/Sosial Aspek
ekonomi/sosial yaitu aspek untuk menilai dampak
ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat, apakah banyak benefit atau cost atau sebaliknya. g) Aspek AMDAL Aspek AMDAL yaitu aspek untuk menilai dampak lingkungan
16 yang akan timbul dengan adanya suatu usaha, kemudian caracara pencegahan terhadap dampak tersebut. 3.
Pengertian Talangan Haji Talangan adalah perantara dalam jual beli, sedangkan menalangi adalah memberi pinjaman uang untuk membayar sesuatu atau membelikan barang dengan membayar kemudian. Sedangkan menurut Ensiklopedia Ekonomi Talangan sama dengan Bail yaitu seseorang yang menerima harta milik orang lain di bawah suatu bailment contract, dan bertanggung jawab atas kontrak itu, untuk memelihara harta milik itu dan mengembalikannya dalam keadaan baik bilamana kontrak itu dilaksanakan (kamus lengkap bahasa Indonesia, 1990: 995). Pengertian Talangan bisa diartikan Lend dalam bahasa Inggris yaitu, memberikan sesuatu yang berharga kepada orang lain, selama jangka waktu tertentu atau yang tidak tertentu, tanpa memberikan atau melepaskan hak miliknya, dan tetap mempunyai hak untuk meminta kembali barang yang semula itu atau yang sepadan dengan itu. Istilah Talangan hampir sama dengan kafalah (perwalian) letak kesamaanyan adalah sama-sama sebagai pemberi dana kepada nasabah yang diwakili oleh bank kepada lembaga yang ditunjuk nasabah. Sedangakan menurut penulis setelah membaca pengertian talangan di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa talangan adalah memberikan harta milik kepada orang lain (nasabah) sebagai alat untuk membayar sesuatu yang diperlukan nasabah karena kebutuhan yang
17 sangat mendesak nasabah tidak dapat mencairkan dananya karena berbentuk deposito. Sedangkan yang dimaksud haji yaitu rukun Islam yan kelima yang wajib dikerjakan oleh orang yang mampu ke tanah suci (Makkah) dengan mengunjungi ka'bah di masjidil haram dan mengerjakan semua rukun haji serta wajib haji sebagaimana yang telah ditentukan (kamus besar bahasa Indonesia, 2006: 397 dan 1187). Dapat disimpulkan bahwa talangan haji merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana dalam memperoleh kursi haji saat pelunasan BPIH. Pembiayaan talangan haji BSM merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah untuk memperoleh kursi haji. Manfaat yang diperoleh yaitu dapat dipenuhinya kebutuhan secara mendadak, menutupi kekurangan dana sebagai persyaratan dalam memperoleh porsi haji atau pelunasan BPIH dan proses pinjaman relatif mudah dan cepat. 4.
Pengertian Qardh Dalam Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah Qardh adalah simpanan. Sedangkan menurut bahasa Al-Qardh berasal dari kata yang berarti Al-qit’u yaitu cabang atau potongan. Secara Syar’i, Qardh menurut Hanafiyah, adalah harta yang memiliki kesepadanan yang diberikan untuk ditagih kembali. Atau dengan kata lain, suatu transaksi yang dimaksudkan untuk memberikan harta yang memiliki
18 kesepadanan kepada orang lain untuk dikembalikan yang sepadan dengan itu. Menurut Ijma ulama, Qardh hukumnya termasuk Jaiz (diperbolehkan) (Wahbah Zuhaili, 1999:2). Sedangkan
ulama-ulama
tertentu
membolehkan
pemberi
pinjaman untuk membebani biaya jasa pengadaan pinjaman. Biaya jasa ini bukan merupakan keuntungan, melainkan merupakan biaya aktual yang dikeluarkan oleh pemberi pinjaman, seperti biaya sewa gedung, gaji pegawai dan peralatan kantor. Menurut istilah Qardh adalah harta yang diberikan oleh seseorang (Muqridh) kepada yang membutuhkan (Muqtaridh), yang kemudian si peminjam akan mengembalikannya setelah mampu. Sedangkan menurut
mazhab
Maliki,
Syafii,
dan
Hambali
berpendapat,
diperbolehkan melakukan Qardh atas semua harta yang bisa dijual belikan obyek salam, baik itu ditakar atau ditimbang, seperti emas, perak dan makanan atau dari harta yang bernilai, seperti barang-barang dagangan, binatang dan sebagainya. Hak kepemilikan dalam Qardh menurut Abu Hanifah dan Muhammad berlaku melalui qabdh (penyerahan), jika seseorang berutang satu mud gandum dan sudah terjadi qabdh, maka ia berhak menggunakan dan mengembalikan dengan yang semisalnya meskipun muqridh meminta pengembalian gandum itu sendiri, karena gandum itu bukan lagi milik muqridh, yang menjadi tanggung jawab muqtaridh adalah gandum yang semisalnya dan bukan gandum yang telah
19 diutangnya, meskipun qardh itu berlangsung. Perjanjian Qardh adalah perjanjian pinjaman. Dalam perjanjian Qardh, pemberi pinjaman (kreditur) memberikan pinjaman kepada pihak lain dengan ketentuan penerima pinjaman akan mengembalikan pinjaman tersebut pada waktu yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang sama ketika pinjaman itu diberikan. Qardh termasuk produk pembiayaan yang disediakan oleh bank, dengan ketentuan bank tidak boleh mengambil keuntungan berapapun darinya dan hanya diberikan pada saat keadaan emergency. Bank terbatas hanya dapat memungut biaya administrasi dari nasabah. Nasabah hanya berkewajiban membayar pokoknya saja (Abdul Ghofur Anshori, 2007: 100). Landasan Hukum Qardh 1.
Al-Quran Surat Al-Hadiid ayat 11
ٌﺴﻨًﺎ َﻓُﯿﻀَﺎﻋِﻔَﮫُ ﻟَﮫُ َوﻟَﮫُ َأﺟْﺮٌ ﻛَﺮِﯾﻢ َﺣ َ َﻣﻦْ ذَا اﱠﻟﺬِي ﯾُﻘْﺮِضُ اﻟﻠﱠﮫَ ﻗَﺮْﺿًﺎ Artinya:” Siapakah? yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak”. (QS AlHadiid : 11). Ayat di atas menjelaskan hakikat infak yang dilakukan demi karena Allah, ia adalah bagaikan memberi pinjaman kepada Allah, yang pasti
dibayar
dengan
berlipat
ganda. Allah berfirman untuk
menggairahkan infak bahwa: Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik yakni menafkahkan secara ikhlas walau sebagian harta yang berada dalam genggaman tangannya, lalu sebagai
20 imbalannya Allah akan melipatgandakan pembayaran dan balasannya dengan pelipatgandaan yang banyak mencapai tujuh ratus kali bahkan lebih, untuknya diakhirat dan juga bisa jadi di dunia ini, dan baginya disamping pelipatgandaan itu pahala yang mulia yakni menyenangkan dan memuaskannya. 2. Hadist yang diriwayatkan Ibnu Majah
ُﻦ ُﻣﺴِﻠ ٍﻢ ﯾُﻘْﺮِض ْ ﺳَﻠﻢَ ﻗَﺎلَ ﻣَﺎ ِﻣ َ ﻋﻠَﯿﮫِ َو َ نﱠ اﻟﱢﻨَﺒَﻲ َﺻﻠَﻰ اﷲ َ ﻋﻦِ اﺑﻦِ َﻣﺴﻌُﻮدٍ أ َ ًﺴﻠِﻤًﺎ ﻗَ ْﺮﺿًﺎ ﻣَ ﱠﺮ َﺗ ْﯿﻦِ إِّﻻ َﻛﺎنَ َﻛﺼَﻞَ َﻗﺘِﮭَﺎﻣَﺮَّ ة ْ ُﻣ Artinya: Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: ”Bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai sedekah)”. (HR. Ibnu Majah). Maksud dari hadits di atas adalah, dalam meminjamkan uang harus dengan ikhlas tanpa pamrih, dan dalam meminjamkan kepada orang harus tanpa ada penambahan dalam akad pengembalian uang pokok karena tidak dibenarkan meminta tambahan karena itu adalah riba.
ُﺳَﻠﻢَ رَ أ ﯾْﺖُ َﻟﯿْﻠَﺔ َ ﻋَﻠﯿْﮫِ َو َ ُﷲ ﺻَﻠﻰّ اﷲ ِ ﺳﻮْ لُ ا ُ ﻗَﺎلَ َر: ل َ ﻋﻦْ أَﻧﺴَِﻰ ْﺑﻦِ ﻣَﻠِﻚٍ ﻗَﺎ َ ﺼﺪَﻗَﺔُ ﺑِﻌَﺸْﺮِ أَ ْﻣﺜَﺎ ﻟِﮭَﺎوَ اﻟْﻘَ ْﺮﺿُﺎ ﺠﻨﱠﺔِ ﻣَ ْﻜﺘُﺆْ ﺑًﺎاﻟ ﱠ َ ﻋﻠَﻰ ﺑَﺎبِ ا ْﻟ َ ْأﺳْ ِﺮيَ ِﺑﻲ ﺼﺪَﻗَﺔِ ﻗَﺎلَ ﻷَ نﱠ ّ ﺟﺒْ ِﺮﯾْﻞُ ﻣَﺎﺑَﺎلُ اْﻟﻘُﺮْضُ أَﻓْﻀَﻞُ ﻣِﻦَ اﻟ ِ ﻋﺸَﺮَ ﻓَ ُﻘﻠْﺖُ ﯾَﺎ َ َِﺑﺜَﻤَﺎ ِﻧﯿَﺔ ٍﻦ ﺣَﺎﺟَﺔ ْ ِﺴﺘَﻘْ ِﺮضُ ِإﻻﱠ ﻣ ْ ُﻋ ْﻨﺪَهُ وَاﻟْﻤ ِ ﺴﺄَلُ َو ْ ﻞ َﯾ ُ ِاﻟﺴﱠﺎﺋ Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah Bersabda: “Aku melihat pada waktu malam di Isra’kan, pada pintu surga tertulis: sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan Qardh delapan belas kali Aku
21 bertanya wahai Jibril, mengapa Qardh lebih utama dari sedekah, Ia menjawab, karena peminta-minta sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan”. (HR. Ibnu Majah).
Maksud dari hadits diatas adalah qardh lebih besar pahalanya daripada sedekah biasa, karena qardh merupakan pinjaman untuk orang yang sangat mendesak bagi si peminjam. 5.
Pengertian Ijarah Secara etimologi Al-Ijarah berasal dari kata Al-Ajru yang berarti Al-Iwadhu (ganti). Ijarah (sewa-menyewa) adalah akad atas manfaat benda yang diketahui dan tukaran (prestasi dari manfaat benda itu) (Ibrahim Lubis, 1995:12). Menurut Undang-Undang Sipil Islam krerajaan Jordan dan Uni Emirat Arab (UAE) mendefinisikan Ijarah sebagia berikut: Ijarah atau sewa-menyewa adalah memberi penyewa kesempatan untuk mengambil pemanfaatan dari barangsewaan untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati bersama (Muhammad, 2000:34). Didalam teknis perbankan Ijarah adalah akad atau perjanjian antara bank dengan nasabah untuk menyewa suatu barang atau cek milik bank, di mana bank mendapatkan imbalan atas barang yang disewakannya, dan diakhir periode nasabah membeli barang atau obyek yang disewakan. Pengalihan kepemilikan yang diakadkan diawal, hanya semata-mata untuk memudahkan bank dalam pemeliharaan asset itu
22 sendiri baik sebelum dan sesudah berakhir masa sewa.
Sedangkan macam-macam ijarah itu ada dua bagian yaitu: 1) Persewaan yang terselenggara pada kemanfaatan benda-benda, seperti penyewaan tanah, rumah, binatang, pakaian dan semisalnya. Persewaan pada barang-barang tersebut dalah terselenggara pada manfaat-manfaatnya. Karena tujuan menyewakan tanah adalah menggunakan manfaatnya untuk ditanami. Tujuan menyewa rumah adalah mengambil manfaat untuk menempatinya. Jadi penyewaan barang tersebut tergantung pada manfaatnya. 2) Persewaan yang terselenggara pada keadaan pekerja, seperti menyewa orang-orang yang mempunyai pekerjaan untuk bekerja melaksanakan perdagangan, menukang besi, melakukan pencelupan dan semisalnya.
Perjanjian sewa
pada bagian ini adalah
terselenggara pada pekerjaan yang mereka lakukan. Sedangkan kemanfaatan yang diakibatkan oleh pekerjaan mereka adalah perkara lain di luar perjanjian.
23 BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia (Annual Report BSM, 2007: 5). Lahirnya Undang-Undang No.10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia.
Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi
sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. PT. Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susila 23
24 Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah anggaran dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris : Sutjipto, SH nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri (BSM). Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT. Bank Mandiri (Persero).
25 PT. Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.
B. Visi dan Misi Perusahaan Visi Bank Syari'ah Mandiri adalah menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha Misi Bank Syari'ah Mandiri adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik. 2. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas. 3. Mempekerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengerti operasional perbankan syariah. 4. Menunjukkan
komitmen
terhadap
standar
kinerja
operasional
perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian. 5. Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat
26 menengah dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala menengah dan kecil, serta mendorong terwujudnya manajemen zakat, infak dan shadaqah yang lebih efektif sebagai cerminan kepedulian sosial. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan lain, segenap lapisan masyarakat dan investor asing.
C. Data Lembaga/Profil 1. Nama
: PT Bank Syariah Mandiri.
2. Alamat
: Kantor Cabang Utama Salatiga. Ruko Diponegoro No.A6-A7 Jl.Diponegoro No.77 Salatiga.
3. Telepon
: (0298)328558.
4. Fax
: (62-21)39832989.
5. Homepage
: www.syariahmandiri.co.id.
6. Tanggal berdiri
: 10 Januari 2011.
7. Tangal beroperasi
: 10 Januari hingga sekarang.
8. Jumlah karyawan
: 30 Orang
9. Pemeringkat
: AA-(Idn), berdasarkan Fitch Rating 2009 Peringkat Nasonal “AA”menandakan suatu kualitas
kredit
yang
sangat
kuat
di
bandingkan emitmen-emitmen atau suratsurat utang lainnya di negara yang sama. Risiko kredit yang tidak dapat di pisahkan
27 di dalam kewajiban-kewajiban keuangan ini hanya
berbeda
emitmen
atau
sedikit
dari
surat-surat
emitmen-
utang
yang
mendapat peringkat di suatu negara. Tanda “+”atau”-“ dapat ditambahkan pada suatu peringkat untuk menandakan posisi relatif dalam
kategori-kategori
utama
dalam
pemeringkatan.
D. Struktur Organisasi Dalam melaksanakan usahanya PT. Bank Syariah Mandiri mempunyai struktur organisasi sebagai berikut: 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang terdiri dari pemegang saham sebagai pemilik modal di PT. Bank Syariah Mandiri yang dengan tugas mengawasi jalannya kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. 2. Dewan Pengawas Syariah (DPS) Dewan Pengawas Syariah terdiri dari cendekiawan dan ulama yang berkompeten di bidangnya, yaitu satu orang sebagai ketua dan lima orang sebagai anggota, dewan ini bertugas untuk mengadakan penelitian dan menyeleksi produk-produk serta jasa yang dikeluarkan bank, apakah sesuai dengan syariah atau tidak. Dewan ini sejajar dengan Dewan Komisaris dan
28 dewan inilah yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional. 3. Dewan Komisaris Dewan Komisaris terdiri dari para pemegang saham, yaitu satu orang sebagai ketua dan dua orang sebagai anggota ditambah beberapa orang pendiri perusahaan ini serta membawahi direktur dan dewan audit. Dewan Komisaris
berfungsi
sebagai
penentu
garis-garis
besar
kebijakan
perusahaan, yaitu meneliti, mengkaji dan mengawasi produk dan jasa perbankan yang dipasarkan agar sesuai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 4. Direktur Utama (Dirut) Direktur Utama adalah personil perusahaan yang terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional perusahaan baik atas produk dan jasa perbankan yang dipasarkan maupun pembiayaan yang diberikan. Direktur ini membawahi antara lain: a. Direktorat pembiayaan korporasi dan komersial, yang membawahi beberapa divisi antara lain: Divisi pembiayaan korporasi dan investasi, Divisi Pembiayaan Komersial Pusat, Divisi Pembiayaan Khusus dan Sindikasi, SAD pembiayaan. b. Direktorat Pembiayaan Komersial dan Konsumer, yang membawahi beberapa divisi antara lain: Divisi Pembiayaan kecil, mikro dan program,
Divisi
Pembiayaan
Konsumer,
Divisi
Komersial cabang, Divisi Pengembangan Produk.
Pembiayaan
29 c. Direktorat Treasury dan Jaringan, yang membawahi beberapa divisi antara lain: Divisi Dana, Treasury, Perbankan Internasional, Divisi Restrukturisasi,
Divisi
Penyelesaian
Pembiayaan,
Pengembangan Jaringan, SKD Perbankan Internasional,
Divisi SKD
Jaringan, SAD Dana. d. Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Resiko, yang membawahi antara lain: Divisi Manajemen Resiko, Divisi Kepatuhan dan Penerapan Prinsip Pengenalan Nasabah, Divisi Perencanaan dan Pengembangan Manajemen Kinerja, Divisi Sumber Daya Insani, Desk Sisdur dan Pengawasan, SAD Sumberdaya Insani. e. Direktorat Operasi dan Pendukung, yang membawahi beberapa divisi antara lain: Divisi Hubungan Korporasi dan Hukum, Divisi Sarana dan Logistik, Divisi Operasi dan Akuntansi, Divisi Sistem dan Teknologi. f. Divisi Pengawasan Intern, Komite Manajemen Resiko.
30
Gambar 3.1 STRUKTUR ORGANISASI PT BANK SYARIAH MANDIRI Sumber : BSM a
31
1. Struktur Organisasi BSM Salatiga KEPALA CABANG (Sri Wiyono Aji Nugroho)
DPK
PKP pelaksana Zulfikar yogi Marketing Manager
Operation Manager (Arief Yanuar)
KCP Pembant u
Lending officer
Fanding officer
CS (Johan Anton Perma di)
Kantor kas
Teller reni Mayasari
Admin Pembiayaa n (Haryanto) Pelaksan aD&C Miranti Tyas Utami
Pelaksana Marketing Suport
Yose p Sapar
Zuhair Rifqi adity a
Ganis yuanit
Dewi novitasari
Gambar 3.2 STRUKTUR ORGANISASI BSM SALATIGA Sumber : BSM Salatiga
Pelaksana SDI & GA Miranti Tyas Utami
Kantor kas
32
2. Job Discription a.
Kepala Cabang 1.
Memastikan tercapainya target bisnis cabang yang telah ditetapkan berikut unit kerja di bawah koordinasinya, meliputi: pendanaan, pembiayaan, fee basd, dan laba bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
2.
Memastikan
kepatuhan
tingkat
kesehatan
dan
prudensialitas seluruh aktifitas cabang 3.
Memastikan pengendalian dan pembinaan cabang dan jaringan yang ada di bawah koordinasi.
4.
Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah di cabang dan jaringan yang ada di bawahnya.
5.
Memastikan pelaporan (interen & eksteren) dilakukan secara akurat dan tepat waktu.
6.
Memastikan kelengkapan, kerapian dan keamanan dari dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7.
Memastikan tindak lanjut hasil audit intern/ekstern.
8.
Mengkoordinasi dan menetepkan rencana kerja dan anggaran tahun cabang, agar selaras dengan visi, misi, dan strategi jangka panjang bank.
33 9.
Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja seluruh bagian di unit kerjanya, untuk mendukung tercapainya tujuan bank.
10. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja cabang untuk memastikan tercapainya unit kerja yang telah ditetapkan secara tepat waktu. 11. Memastikan terlaksananya IT Security Awareness, antara lain tidak sharing password, standarisasi aplikasi yang telah ditetapkan. 12. Memastikan
kepatuhan
penggunaan
wewenang
limit
transaksi operasional oleh bawahannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 13. Melakukan analisa SWOT secara berkala untuk mengetahui posisi pesaing di wilayah kerja setempat. 14. Memastikan pemeliharaan dan keamanan harta tetap dan inventaris unit kerja. 15. Mengevaluasi penggunaan jasa pihak ketiga sesuai dengan wewenangnya. 16. Menetapkan kebutuhan dan strategi pengembangan SDM di cabangnya masing-masing, untuk memastikan jumlah dan kualisifikasi SDI sesuai dengan strategi bank. 17. Memutuskan pembiayaan sesuai dengan wewenang dan ketentuan yang berlaku.
34
18. Memberikan persetujuan/penolakan transaksi operasional sesuai dengan wewenang dan ketentuan yang berlaku. 19. Mengesahkan dokumen berharga bank. 20. Menetapkan hasil penilaian kinerja pegawai cabang. 21. Menetapkan rotasi jabatan bawahanya dengan kondisi jabatan dan job grade yang sama. 22. Menyetujui pengeluaran sesuai anggaran. 23. Memberikan spesial nisbah dan penyesuaian pricing pembiayaan sesuai dengan wewenang dan ketentuan yang berlaku. 24. Mewakili direksi dalam berhubungan dengan pihak eksternal bank sesuai dengan surat kuasa direksi.
b. Manager Operasional 1.
Memastikan terkendalinya biaya operasional cabang dengan efesien dan efektif.
2.
Memastikan transaksi harian operasional telah sesuai dengan ketentuan dan SOP yang telah di tetapkan.
3.
Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal di kantor cabang.
4.
Memastika ketersediaan likuiditas cabang yang memadai.
35
5.
Memastikan pelaksanaan seluruh kegiatan administrasi, dokumentasi, dan kearsipan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6.
Memastikan
pemenuhan
kewajiban
pelaporan
sesuai
dengan peraturan yang berlaku (internal dan eksternal). 7.
Memastikan kebenaran dan kewajiban pencatatan laporan keuangan cabang.
8.
Mengelola fungsi-fungi administrasi kepegawaian cabang.
9.
Mengelola sarana dan prasarana kantor cabang.
10. Membuat
evaluasi
mingguan/bulanan
di
pelaksanaan bagiannya
rencana untuk
kerja
memastikan
kesesuaiannya dengan rencana unit kerjanya. 11. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja
seluruh
pegawai
bawahan
langsung,
untuk
memastikan tercapainya target kerja bagiannya. 12. Melakukan supervisi terhadap proses pekerjaan di seluruh sub unit bagian,untuk memastikan seluruh pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana/target SOP yang berlaku. 13. Membuat dan mengkaji laporan pelaksanaan rencana kerja bagianya untuk memastikan tersedianya data yang akurat dan mutakhir sebagai bahan evaluasi dan pengambilan
36 keputusan. 14. Memastikan
pengguna
wewenang
limit
transaksi
operasional oleh bawahanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c.
Marketing Officer dan Assistant Marketing 1.
Membantu manajemen pemasaran dalam menetapkan rencana kerja (RKAP) tahunan bidang pemasaran, baik pembiayaan, pendanaan, maupun jasa-jasa bank.
2.
Melaksanakan strategi pembiayaan produksi bank guna mencapai volume/sasaran yang telah ditetapkan.
3.
Melakukan survey/pengamatan secara langsung terhadap kondisi/potensi bisnis daerah.
4.
Membuat perencanaan solisitasi nasabah maupun investor untuk memperoleh nasabah/ investor yang baik.
5.
Melaksanakan solisitasi nasabah maupun investor sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
6.
Melayani permohonan pembiayaan nasabah, baik baru maupun perpanjangan.
7.
Memberikan
informasi
kepada
nasabah
mengenai
persyaratan pembiayaan yang harus dipenuhi sehubungan dengan permohonan pembiayaan nasabah.
37
8.
Menerima dan memeriksa kebenaran dan kelengkapan berkas permohonan pembiayaan nasabah.
9.
Melakukan investigasi melalui wawancara, bank checking, pemeriksaan setempat, trade and market checking.
10. Membuat surat penolakan atas permohonan pembiayaan nasabah yang ditolak. 11. Melakukan
pengawasan
dan
membantu
nasabah
sehubungan dengan fasilitas pembiayaan yang sedang dinikmati. 12. Melaksanakan penagihan rutin atas kewajiban nasabah yang jatuh tempo. 13. Menyelesaikan
fasilitas
pembiayaan
nasabah
yang
tergolong kolektabilitas kurang lancar, diragukan dan macet. 14. Melakukan pemantauan terhadap kualitas aktiva produktif dan
mengupayakan
pencapaian
kolektabilitas
lancar
minimal sama dengan target yang ditetapkan direksi. 15. Melakukan koordinasi kerja dengan analis. 16. Memonitor realisasi pengajuan permohonan pembiayaan dan penyimpangan dana atas nasabah-nasabah/investor yang telah disolisitasi dan kesuksesan dalam pemberian pinjaman.
38
17. Secara
terus-menerus
berupaya
meningkatkan
kemampuan/pemahaman produk-produk Bank Syariah Mandiri dan tata cara pelayanannya, termasuk syarat-syarat di masing-masing jenis produk. 18. Melaksanakan pendidikan yang ditugaskan oleh atasan. 19. Menjaga kebersihan dan keserasian lingkungan kerja. 20. Mengimplementasikan budaya SIFAT. 21. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditunjuk atasan.
d.
Customer Service 1.
Memberikan penjelasan kepada nasabah/calon nasabah atau investor mengenai produk-produk Bank Syariah Mandiri berikut syarat-syarat maupun tata cara prosedurnya.
2.
Melayani pembukaan rekening giro dan tabungan sesuai dengan permohonan investor.
3.
Melayani permintaan cek atau bilyet giro.
4.
Melayani
permintaan
nasabah
untuk
melakukan
pemblokiran, baik rekening giro maupun tabungan. 5.
Melayani penutupan rekening giro atas permintaan investor sendiri karena ketentuan bank (yang telah disepakati investor) maupun karena peraturan bank Indonesia.
39
6.
Melayani permohonan penerbitan dan pencairan deposito berjangka dari investor.
7.
Melayani investor yang butuh informasi tentang saldo dan mutasi rekeningnya.
8.
Melayani investor dalam hal permintaan ‘standing order’ atau intruksi pembayaran berjangka lainnya.
9.
Melayani investor yang menginginkan pindah ke cabang lain.
10. Melayani
nasabah
dalam
hal
ada
permintaan
advice/tembusan rekening giro. 11. Melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa bank seperti transfer, inkaso, pemindah-bukuan antar rekening nasabah, auto save, surat referensi bank, dan sebagainya. 12. Melayani transaksi transfer masuk berikut melakukan pemeriksaan kebutuhan tanda bukti dari nasabah dengan data-data yang ada pada Surat Pemberitahuan Kiriman Uang (SPUK) dan membubuhkan paraf pada SPUK. 13. Memberikan usulan-usulan kepada manajer pemasaran untuk perbaikan pedoman/ketentuan tentang pelayanan kepada nasabah/investor. 14. Menyelenggarakan
administrasi
kartu-kartu
diperlukan untuk pelayanan kepada nasabah/investor.
yang
40
15. Mengimplementasikan budaya SIFAT. 16. Input data customer facility. 17. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditunjuk atasan.
e.
Administrasi Pembiayaan 1. Melakukan pengecekan kelengkapan pemenuhan dokumen pembiayaan
sebelum
fasilitas
dicairkan
berdasarkan
prasyarat/syarat yang telah disepakati. 2. Monitoring ketertiban pelaksanaan pembayaran kewajiban nasabah (angsuran/bagi hasil). 3. Melakukan administrasi jaminan pembiayaan. 4. Monitoring kewajiban nasabah yang telah jatuh tempo (menunggak) untuk diinformasikan kepada manajer operasi dan diteruskan kepada manajer pemasaran untuk ditindak lanjuti. 5. Membuat dan menyampaikan laporan dibidang pembiayaan, baik kepada Kantor Pusat maupun kepada Bank Indonesia secara benar dan tepat waktu. 6. Melakukan monitoring atas kualitas aktiva produktif dan menginformasikan hasilnya kepada manajer operasi. 7. Melaksanakan pengelolaan filling dokumen pembiayaan (legal dokumen) secara aman dan tertib.
41
8. Menerima surat permintaan informasi bank dari bank lain dan melakukan: 9. Pemeriksaan surat permintaan informasi bank dari bank lain serta mencocokkan dengan data nasabah yang ada. 10. Meneruskan jawaban informasi bank kepada bank lain yang membutuhkan. 11. Mengikuti pendidikan sesuai yang ditugaskan oleh atasan. 12. Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan oleh Manajer Operasi maupun Kepala Cabang.
f.
Sumber Daya Insani dan Umum 1. Menatausahakan absensi harian pegawai (pagi dan sore hari). 2. Mentatausahakan dan membayar uang lembur pegawai. 3. Mentatausahakan
dan
membayar
penggantian
uang
kesehatan pegawai. 4. Mentatausahakan cuti tahunan pegawai. 5. Mentatausahakan pembayaran gaji pegawai. 6. Mentatausahakan pemberian pinjaman pegawai. 7. Mensosialisasikan peraturan perusahaan dan ketentuanketentuan bidang ketenagakerjaan kepada seluruh pegawai cabang.
42
8. Membuat analisis kebutuhan pegawai seluruh unit kerja dikaitkan dengan kondisi usaha yang telah dibuat akurat. 9. Membuat rencana pendidikan pegawai dan memastikan bahwa pendidikan dan pelatihan pegawai telah terlaksana dengan baik. 10. Melaksanakan
rotasi/mutasi
pegawai
sesuai
dengan
keperluan atasan. 11. Membuat laporan personalia cabang ke kantor pusat 12. Membuat procfing atas tiket-tiket KKR yang berada dalam pengelolaannya, seperti tiket KKR Pajak, KKR Tunjangan Hari Raya, BCD Persekot Gaji (jika ada), dan berbagai bentuk kontinjensi lainnya yang berhubungan dengan personalia setiap akhir bulan atau akhir periode. 13. Mengimplementasikan corporate culture Bank Syariah Mandiri secara optimal. 14. Memberikan masukan kepada atasan untuk perbaikan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan personalia. 15. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
g.
Teller 1. Bersama-sama dengan manajer operasional: a)
Membuka dan menutup brankas.
43 b)
Menghitung uang yang akan disimpan ke dalam brankas.
c)
Mengambil/menyimpan uang tunai dari/ke dalam brankas kas/teller.
2. Melaksanakan pengawasan brankas. 3. Pada awal/ akhir hari mengambil/menyimpan box teller dari/ke dalam brankas. 4. Bersama- sama manajer operasional: a)
Menghitung persediaan uang yang ada di brankas teller.
b)
Pada awal/akhir hari membuka/menutup brankas teller.
5. Melayani penyetoran tunai maupun non tunai dengan benar dan cepat. 6. Melayani penarikan tunai maupun non tunai dengan benar dan cepat dengan memperhatikan batas wewenang yang dimilikinya. 7. Membuka (posting) mutasi kas secara benar melalui terminalnya. 8. Menyerahkan cek/bilyet giro, slip penarikan kepada manajer operasional untuk diperiksa. 9. Menyortir dan mempersiapkan bundelan uang tunai yang akan dilabel (diikat dengan kertas vigget Bank Syariah
44 Mandiri). 10. Mengkompilasi daftar penerimaan dan pengiriman kas, menghitung saldo kas akhir hari ini dan mencocokkan dengan jumlah fisik saldo uang tunai yang ada dalam boxnya sendiri. 11. Menjumlahkan nominal dan lembar warkat kliring dan mencocokkannya dengan rekapitulasi kliring penyerahan. 12. Melaksanakan sign-on dan sign-off secara tertib pada pagi hari dan setiap akan mengakhiri pekerjaan pada terminal (work station). 13. Mencetak mutasi kas pada sore hari melalui AS-400 dan mencocokkan dengan tiket-tiketnya. 14. Bersama-sama manajer operasional melaksanakan cash opname setiap akhir bulan. 15. Menampung usul/saran nasabah/investor dan diteruskan kepada manajemen operasional untuk ditindaklanjuti. 16. Memberikan usulan perbaikan pedoman/ketentuan yang berkaitan dengan pelayanan kas pada manajer operasional. 17. Menjaga
kerahasiaan
password
yang
menjadi
wewenangnya. 18. Menjaga ketertiban dan keamanan system komputerisasi secara fisik maupun administrasi 19. Menjaga kebersihan lingkungan kerjanya.
45 20. Mengimplementasikan budaya SIFAT. 21. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditunjuk atasan.
h.
Back Office 1. Melaksanakan pemeriksaan ulang atas semua transaksi transfer keluar/masuk maupun nota debit keluar/masuk setiap akhir hari. 2. Memeriksa kebenaran/kecocokan antara fisik blanko nota kredit/nota debit dengan kartu persediaan. 3. Mem-file berkas-berkas transfer. 4. Menerima warkat kliring berupa cek/bilyet giro bank lain, nota kredit/nota debit dari petugas terkait. 5. Melakukan penyerahan warkat ke bank Indonesia. 6. Menerima
pnyerahan
kliring
penerimaan
dari
bank
Indonesia. 7. Meyakinkan bahwa rekening perantara yang digunakan untuk transaksi kliring telah bersaldo nihil pada akhir hari kerja. 8. Mengusulkan penyempurnaan pedoman/ketentuan yang berhubungan
dengan
kliring
kepada
manajer
operasional/kepala cabang. 9. Melayani dan menata usahakan transaksi inkanso keluar dan masuk. 10. Melayani dan menata usahakan hasil inkaso.
46 11. Membuat daftar inkaso yang masih outstanding setiap akhir bulan. 12. Mengimplementasikan budaya SIFAT. 13. Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditunjuk atasan.
47
E. Produk-Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri 1. Tabungan a.
Tabungan Berencana BSM Tabungan Berencana BSM adalah tabungan berjangka yang
memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk memperoleh dananya sesuai target pada waktu yang diinginkan. Tabungan Berencana BSM menggunakan akad sebagai berikut: 1) Akad yang digunakan adalah akad mudharabah mutlaqah 2)
Akad mudharabah mutlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini mudharib (bank) diberikan kuasa penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah. Pihak bank berhak mengelola dana nasabah yang disimpan.
b.
Tabungan Simpatik BSM Tabungan Simpatik BSM adalah simpanan dalam mata uang
rupiah berdasarkan prinsip wadiah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Akad yang digunakan yaitu: 1.
Akad yang digunakan adalah akad wadiah yaddhamanah.
2.
Akad wadiah yaddhamanah adalah akad penitipan barang/uang di
48 mana pihak penerima titipan dapat menggunakan barang/uang yang dititipkan, dan ketika sang penitip meminta kembali barang/harta yang dititipkan maka harus dalam keadaan utuh. Dalam akad ini sesuai dengan kebijaksanaan, pihak yang dititipi dapat memberikan bonus kepada sang penitip barang/harta dengan tidak diperjanjikan dalam akad. c.
Tabungan BSM Tabungan BSM adalah simpanan yang penarikannya berdasarkan
syarat-syarat tertentu yang disepakati. Akad yang digunakan yaitu: 1) Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah. 2) mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah. d.
Tabungan BSM Dollar Tabungan BSM Dollar adalah simpanan dalam mata uang dollar
yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM dengan menggunakan slip penarikan. Akad yang digunakan dalam tabungan BSM dollar yaitu: 1) Akad yang digunakan adalah akad wadi'ah yad adh-dhamanah 2) Wadi'ah yad dhamanah adalah akad penitipan uang antara pihak
49 yang mempunyai uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keutuhan uang. Dimana pihak penerima titipan berhak memanfaatkannya berikut bertanggung jawab atas pengembalian kepada pihak yang menitipkan. e.
Tabungan Mabrur BSM Tabungan Mabrur adalah simpanan investasi yang bertujuan
membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah haji & umrah. Akad yang digunakan dalam tabungan BSM mabrur yaitu: 1) Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah. 2) Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi. f.
Tabungan Kurban BSM Tabungan Kurban BSM adalah simpanan investasi yang
bertujuan membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah kurban dan aqiqah. Akad yang digunakan dalam tabungan ini yaitu: 1) Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah. 2) Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan
50 penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi. g.
Tabungan BSM Investa Cendekia Mempersiapkan dana pendidikan sedini mungkin tentunya
merupakan tindakan bijaksana. Melalui Tabungan BSM Investa Cendekia dari Bank Syariah Mandiri, anda dapat merencanakan dengan tepat dan cermat, memenuhi kebutuhan dana pendidikan bagi si buah hati hingga jenjang perguruan tinggi. Tabungan ini menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah. 2.
Deposito a) Deposito BSM Deposito BSM adalah produk investasi berjangka
yang
penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. Akad yang digunakan yaitu: 1) Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah 2) Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi. b) Deposito BSM Valas Deposito BSM Valas adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dalam bentuk valuta asing. Akad yang digunakan
51 yaitu: 1) Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah 2) Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi. 3.
Giro Produk yang dikeluarkan oleh BSM dari simpanan giro terdiri dari: a.
Giro BSM EURO Giro Euro adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang Euro yang disediakan bagi nasabah perorangan atau perusahaan/badan hukum dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yaddhamanah. Dengan prinsip ini, dana giro nasabah diperlakukan sebagai titipan yang dijaga keamanan dan ketersediaannya setiap saat guna membantu kelancaran transaksi usaha. Akad yang digunakan yaitu: 1) Akad yang digunakan adalah akad wadi'ah yaddhamanah. 2) Wadi'ah yaddhamanah adalah kad penitipan barang/uang di mana pihak penerima titipan dapat menggunakan barang/uang yang dititipkan, dan ketika sang penitip meminta kembali barang/harta yang dititipkan maka harus dalam keadaan utuh. Dalam akad ini sesuai dengan kebijaksanaan, pihak yang dititipi dapat memberikan bonus (athaya) kepada sang penitip barang/harta dengan tidak
52 diperjanjikan dalam akad. b.
Giro BSM Giro BSM adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah bayar lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah. Akad yang digunakan yaitu: 1) Akad yang digunakan adalah akad wadi'ah yad adh-dhamanah. 2) Wadi'ah yad dhamanah adalah akad penitipan uang antara pihak yang mempunyai uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keutuhan uang. Di mana pihak penerima titipan berhak memanfaatkannya dan bertanggung jawab atas pengembalian kepada pihak yang menitipkan.
c.
Giro BSM Singapore Dollar Giro Singapore Dollar adalah simpanan dalam mata dollar singapore yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah bayar lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah. Akad yang digunakan adalah: 1) Akad yang digunakan adalah akad wadi'ah yad adh-dhamanah. 2) Wadi'ah yad dhamanah adalah akad penitipan uang antara pihak yang mempunyai uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keutuhan uang. Di mana pihak penerima titipan berhak memanfaatkannya dan bertanggung jawab atas pengembalian kepada pihak yang menitipkan.
53 d.
Obligasi Bank Syariah Mandiri (Mudharabah ) Obligasi Bank Syariah Mandiri (Mudharabah ) yaitu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang mewajibkan emiten (BSM) untuk membayar pendapatan bagi hasil atau kupon dan membayar kembali dana obligasi syariah pada saat jatuh tempo.
4.
Pembiayaan BSM a. Pembiayaan Mudharabah BSM Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan di mana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. b. Pembiayaan Musyarakah BSM Pembiayaan Musyarakah BSM adalah pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. c. Pembiayaan Murabahah BSM Pembiayaan Murabahah BSM adalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati. d. Pembiayaan Talangan Haji BSM Pembiayaan Talangan Haji BSM merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan
54 dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH. Akad yan digunakan yaitu: 1) Akad yang digunakan adalah akad Qardh wal Ijarah. 2) Qardh wal Ijarah adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan. e. Pembiayaan Edukasi BSM Pembiayaan Edukasi BSM yaitu pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan akad ijarah. f. Pembiayaan Griya BSM Pembiayaan Griya BSM yaitu pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumtif), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun non developer, dengan sistem murabahah. g. Pembiayaan Dana Berputar BSM Pembiayaan Dana Berputar BSM adalah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah. h. Pembiayaan BSM Implan Pembiayaan BSM Implan yaitu pembiayaan konsumer dalam valuta
55 rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan/kopkar yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). BSM implan dapat mengakomoditir kebutuhan pembiayaan bagi para anggota koperasi karyawan atau karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas. e. Pembiayaan Resi Gudang Pembiayaan Resi Gudang yaitu pembiayaan transaksi komersial dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama berupa komoditas/produk yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara independent (independently controlled warehouse). f. Pembiayaan PKPA Pembiayaan PKPA yaitu penyaluran pembiayaan melalui koperasi karyawan untuk pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya (kolektif) yang mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan. Pola penyaluran yang dipergunakan adalah executing (kopkar sebagai nasabah), sedangkan proses pembiayaan dari kopkar kepada anggotanya dilakukan dan menjadi tanggung jawab penuh kopkar. 5.
Jasa Produk a. BSM Card BSM Card yaitu merupakan sarana untuk melakukan transaksi
56 penarikan, pembayaran, dan pemindahbukuan dana pada ATM BSM, ATM Mandiri, ATM Bersama, ATM Bankcard. Selain itu juga berfungsi sebagai kartu debit yang dapat digunakan untuk transaksi belanja di merchant-merchant yang tersedia EDC Mandiri yang berlogokan “gunakan BSM Card anda di sini”. b. Sentra Bayar BSM Sentra Bayar BSM yaitu merupakan layanan bank dalam menerima pembayaran tagihan pelanggan. c. BSM SMS Banking BSM SMS Banking merupakan produk layanan perbankan berbasis teknologi seluler yang memberikan kemudahan melakukan berbagai transaksi perbankan. d. BSM Mobile Banking GPRS BSM Mobile Banking GPRS yaitu merupakan layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS. e. BSM Net Banking BSM Net Banking yaitu merupakan layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui internet. f. BSM Electronic Payroll BSM Electronic Payroll yaitu pembayaran gaji karyawan institusi melaluii teknologi terkini BSM secara mudah, aman, dan fleksibel. 6.
Jasa Operasional a. Kliring BSM
57 Kliring BSM yaitu penagihan warkat bank lain di mana lokasi bank tertariknya berada dalam suatu wilayah kliring. b. BSM RTGS (Real Tim Gross Settlement) BSM RTGS (Real Tim Gross Settlement) yaitu jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota maupun dalam kota yang settlementnya berbeda secara real time. Hasil transfer efektif dalam hitungan menit. c. Transfer Lintas Negara BSM Western Union Transfer Lintas Negara BSM Western Union adalah jasa pengiriman uang/penerimaan kiriman uang secara cepat (real time on line) yang dilakukan lintas negara atau dalam satu negara (domestik). d. Transfer Dalam Kota (LLG: Lalu Lintas Giro) Transfer Dalam Kota (LLG: Lalu Lintas Giro) adalah jasa pemindahan dana antar bank dalam satu wilayah kliring lokal. e. Transfer Valas BSM 1) Trasfer ke luar yaitu pengiriman valas dari nasabah BSM ke nasabah bank lain baik dalam maupun luar negeri. 2) Transfer masuk yaitu pengiriman valas dari nasabah bank lain baik dalam maupun luar negeri. f. Inkaso BSM Inkaso BSM adalah penagihan warkat bank lain di mana bank tertariknya berbeda wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasil penagihan akan dikredit ke rekening nasabah.
58
7.
Jasa Investasi a. Reksa Dana BSM Investasi Berimbang Reksa Dana BSM Investasi Berimbang yaitu reksadana campuran (Mix Fund/ Balanced Fund) berbasis istrument pasar uang, pasar obligasi dan pasar saham dengan ketentuan investasi sesuai syari'ah. b. Gadai Emas BSM Gadai Emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat. Akad yang digunaakan adalah: 1) Akad yang digunakan adalah akad Qardh dalam rangka Rahn. 2) Qardh dalam rangka Rahn adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan. 3) Biaya pemeliharaan menggunakan akad ijarah.
59 BAB IV ANALISIS DATA
Pembiayaan merupakan kegiatan utama bagi sebuah lembaga keuangan seperti bank. Pembiayaan talangan haji merupakan salah satu jasa pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syari'ah Mandiri cabang Salatiga. Pembiayaan talangan haji merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH. Sebagai wujud kepedulian Bank Syari'ah Mandiri kepada masyarakat yang mempunyai perekonomian pas-pasan, namun mempunyai keinginan untuk mendapatkan porsi SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu) yang akan digunakan sebagai daftar antri untuk menunaikan ibadah haji. Bank Syari'ah Mandiri memberikan impian itu menjadi kenyataan. Warga hanya perlu menyediakan dana kurang lebih Rp. 6.000.000,- sudah dapat mempunyai porsi SISKOHAT, di daftar antrian calon jamaah haji untuk tahun berikutnya. A.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Nasabah Mengajukan Pembiayaan Talangan Haji 1. Dana yang dimiliki nasabah belum mencukupi Keinginan nasabah untuk menunaikan ibadah haji, namun dana yang dimiliki nasabah kurang mencukupi sehingga nasabah mengajukan pembiayaan talangan haji di Bank Syari'ah Mandiri.
59
60 2. Keinginan mendapat porsi haji cepat Dana yang dimiliki nasabah sudah mencukupi untuk pergi ibadah haji, namun dengan mengajukan pembiayaan talangan haji di Bank Syari'ah Mandiri maka nasabah dapat memperoleh porsi haji dengan mudah dan cepat. 3. Simpanan (deposito) belum jatuh tempo Nasabah sebenarnya memiliki dana yang cukup, namun dana yang dimiliki berada dalam deposito yang belum jatuh tempo. Padahal nasabah tersebut berencana untuk berangkat ibadah haji dan mendapatkan porsi dengan cepat. Sementara itu nasabah keberatan untuk mencairkan deposito terlebih dahulu. Jadi nasabah akhirnya mengambil keputusan untuk mengajukan pembiayaan talangan haji di BSM. 4. Kebutuhan berangkat haji untuk beberapa keluarga Dana nasabah pada dasarnya sudah mencukupi untuk beragkat haji satu atau dua orang anggota keluarga, namun dana tersebut akan digunakan untuk beberapa anggota keluarga dan berangkat ibadah haji dalam satu kloter. Sehingga lebih baik dana tersebut dibagi-bagikan untuk pengajuan pembiayaan talangan haji agar satu keluarga dapat berangkat ibadah haji secara bersama-sama.
B. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Talangan Haji di BSM Salatiga 1.
Dalam pengajuan pembiayaan talangan haji, nasabah harus
melengkapi syarat-syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank
61 Syari'ah Mandiri. Langkah awal yang harus dilakukan nasabah dalam memperoleh pembiayaan talangan haji di BSM yaitu dengan cara membuka rekenig tabugan MABRUR. Tabungan MABRUR adalah tabungan umat islam yang berencana menunaikan ibadah haji dan umrah yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah. Mudharabah mutlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul mal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Tabungan MABRUR memberikan banyak kemudahan dan manfaat untuk persiapan ke tanah suci. Di dalam tabugan MABRUR terdapat beberapa ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi, yaitu: a. Umum 1) Tabungan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah. 2) Penabung: a) Penabung adalah umat Islam (perorangan) yang berminat menunaikan ibadah haji. b) Penabung harus menyerahkan fotocopy SIM/KTP/Identitas diri lain yang ditentukan oleh bank. c) Sebaiknya penabung bertempat tinggal pada wilayah kabupaten atau kotamadya yang sama dengan lokasi atau alamat cabang BSM. 3) Penabung mendapatkan buku tabungan MABRUR haji dan umrah sebagai bukti laporan mutasi rekening.
62 4) Tabungan dalam bentuk mata uang rupiah. 5) Bank akan membukakan segala transaksi baik mengenai pengambilan atau penyetoran uang oleh penabung maupun penerima atau pembayaran yang dilakukan bank untuk kepentingan atau atas beban penabung. 6) Data penabung tidak dapat digantikan oleh data orang lain. 7) Tidak memperoleh faslitas ATM dan Auto Debet atau pendebetan otomatis. 8) Bagi penabung yang batal karena penabung meninggal dunia sebelum terdaftar dalam SISKOHAT maka pewarisan hak atas tabungan diserahkan kepada ahli waris yang sah menurut hukum. 9) Bagi penabung yang batal atas permintaan sendiri sebelum terdaftar di SISKOHAT maka diatur sesuai ketentuan BSM. 10) Jika terdapat perbedaan antara saldo yang dicatat pada administrasi SISKOHAT dengan saldo pada buku tabungan dan saldo yang tercatat pada pembukuan BSM maka yang digunakan adalah yang tercatat pada pembukuan BSM. 11) Jika buku tabungan hilang, penabung wajib melampirkan secara tertulis kepada BSM dengan melampirkan surat keterangan dari kepolisian dan BSM akan mengeluarkan buku tabungan baru. b. Ketentuan SISKOHAT 1) Penabung tidak akan langsung didaftarkan ke dalam SISKOHAT kementrian agama kecuali saldo sudah cukup.
63 2) Bagi penabung yang batal karena meninggal dunia setelah terdaftar dalam SISKOHAT, maka pewaris hak atas tabungan yang diserahkan kepada ahli waris yang sah menurut hukum atau kepada pihak lain yang ditunjuk sesuai hukum serta sesuai dengan ketentuan direktoral jenderal bimbingan masyarakat Islam dan urusan haji kementrian agama. 3) Bagi penabung yang batal atas permintaan sendiri setelah terdaftar di SISKOHAT, maka diatur sesuai ketentuan BSM dan ketentuan direktoral jenderal bimbingan masyarakat Islam dan urusan haji kementrian agama. c. Penyetoran dan penarikan 1) Dilakukan di seluruh cabang BSM sesuai jam kas. 2) Setoran awal minimal Rp. 500.000,- dan selanjutnya minimal Rp. 100.000,3) Penarikan dapat dilakukan pada saat kondisi darurat dan hanya hanya dapat
dengan
menggunakan
slip
penarikan
tabungan
dan
memperlihatkan buku tabungan. 4)
Penarikan
dan
pemindahbukuan
dapat
dikuasakan
dengan
melampirkan surat kuasa yang sah dari penabung, disertai bukti dari pemilik dan penerima kuasa. 5)
Penabung
dapat meneruskan
atau
menutup
tabungan atau
memindahbukukan apabila terjadi kelebihan saldo atas BPIH tahun yang bersangkutan.
64 6) Saldo minimal untuk didaftarkan kepada SISKOHAT adalah Rp.25.000.000,- atau yang ditentukan kemudian oleh direktoral jenderal bimbingan masyarakat Islam dan urusan haji kementrian agama. d. Bagi Hasil 1) Penabung akan mendapat bagi hasil sesuai dengan kesepakatan yang dibuat antara bank dan nasabah. 2) Pajak atas bagi hasil yang diperoleh penabung ditanggung oleh penabung sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3) Bagi hasil akan diperhitungkan setiap akhir bulan dan akan ditambahkan ke rekening tabungan penabung pada awal bulan. e. Penutup rekening tabungan 1)
Sesuai jam buka kas pada cabang pembuka rekening.
2)
Tabungan yang ditutup di luar penyetoran BPIH dan telah terdaftar pada SISKOHAT pengambilan BPIH batal yang diatur oleh direktoral jendral bimbingan masyarakat Islam dan urusan haji kementrian agama serta ketentuan BSM.
3)
Tabungan yang ditutup sebelum terdaftar dalam SISKOHAT sebaiknya disertai dengan alasan yang kuat. Untuk itu akan dikenakan biaya penutupan rekening.
4)
Jika tabungan ditutup sebelum akhir bulan tapi telah melebihi 15 hari dalam bulan berjalan, penabung akan diberikan bagi hasil dan sebaliknya.
65 f. Biaya 1) Tabungan yang ditutup bukan karena pelunasan BPIH dikenakan biaya sebesar Rp. 25.000,2) Setelah membuka rekening dan tabungan MABRUR sesuai ketentuan dan syarat di atas, selanjutnya yang harus dilakukan nasabah dalam pengajuan pembiayaan talangan haji adalah dengan mengajukan kelengkapan syarat-syarat yang dibutuhkan antara lain: KTP Pemohon dan atau suami-istri, KK (kartu keluarga) dan surat nikah (bagi yang sudah menikah). 3) Syarat yang diajukan nasabah akan dianalisa oleh pihak bank. Setelah itu nasabah akan diberikan dokumen-dokumen oleh marketing yang di dalamnya antara lain berisikan Nota Analisa Pembiayaan (NAP), Customer Information File (CIF), memorandum, surat permohonan, surat sanggup, akad dan surat kuasa yang akan diisi dan ditandatangani oleh calon nasabah pembiayaan talangan haji, jika pihak bank menyetujui nasabah akan dipanggil melalui telepon untuk mengkonfirmasikan kapan pengikatan dapat dilaksanakan (suami dan istri). 4) Sebelum pencairan
talangan,
dokumen-dokumen
yang
sudah
dilengkapi tersebut kemudian diserahkan ke bagian Back Office (BO). BO akan melakukan cek BI yang berguna untuk memperoleh informasi mengenai data nasabah yang akan sangat menentukan fasilitas pembiayaan. Setelah data diperoleh maka proses selanjutnya
66 yaitu pencairan talangan. 5) Setelah proses pencairan selesai, maka nasabah memperoleh bukti atau fotocopy buku tabungan yang bernominalkan Rp. 25.500.000,6) Nasabah datang ke kementrian agama setempat untuk meminta SPPH (Surat pendaftaran pergi haji) dengan membawa bukti atau fotocopy buku tabungan yang telah diterima nasabah dari bank serta syaratsyarat yang harus dipenuhi dalam pengisian SPPH. 7) Nasabah datang kembali ke bank untuk menyerahkan SPPH yang diperoleh dari kementrian agama setempat. 8) Petugas bank kemudian melakukan pemindahbukuan (PB) dari rekening nasabah ke rekening penampungan BSM Cabang Salatiga sebesar Rp. 25.000.000,9) Setelah itu petugas bank akan menginput di SISKOHAT untuk mendapatkan porsi BPIH nasabah yang bersangkutan. 10) Bagian CS akan mengeprint setoran awal BPIH, sehingga akan muncul beberapa bagian-bagian formulir yang dibagikan sesuai lembar-lembarnya. Lembar pada bagian pertama untuk nasabah, lembar ke dua untuk kantor cabang, lembar ke tiga untuk kantor kementrian agama, lembar ke empat untuk kantor wilayah kementrian agama provinsi dan lembar ke lima untuk kementrian agama pusat. Namun lembar pertama yang dipegang nasabah pembiayaan beserta buku asli tabungan mabrur akan dikuasai oleh bank yang digunakan untuk jaminan. Dan nasabah hanya akan mendapat fotocopy dari
67 lembar pertama dan tabungan mabrur tersebut yang di atasnya terdapat stempel “ copy sesuai aslinya”. 11) Pemindahbukuan
yang
dilakukan
oleh
BO
ke
rekening
penampungan BSM Cabang Salatiga tadi kemudian akan ditransfer ke rekening menteri agama sesuai dengan jumlah banyaknya nasabah yang mengajukan pembiayaan talangan haji pada hari itu. Kemudian kementrian agama akan menampilkan bukti konfirmasi bahwa kementrian agama telah menerima sejumlah nominal yang telah ditransfer oleh BSM dengan status cicil. C. Proses pencairan dan pelunasan pembiayaan talangan haji di BSM Salatiga 1. Proses Pencairan dana Talangan Haji Pencairan dana talangan haji dilakukan dengan cara giral (dikreditkan langsung ke rekening tabungan mabrur BSM atas nama calon haji/nasabah ) dengan syarat nasabah telah: a. Memenuhi seluruh dokumen aplikasi. b. Menandatangani akad. c. Mengisi formulir tanda terima uang dari nasabah (Tatuna). d. Mengisi surat sanggup. Apabila
pemohon
dana
talangan
haji
dilakukan
melalui
KBHI/PIHK, maka dana talangan tetap harus dikreditkan ke tabungan mabrur BSM milik calon haji. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pencairan talangan haji, antara lain:
68 a. Dokumen-dokumen yang telah dilengkapi oleh nasabah akan diterima oleh marketing, kemudian marketing akan menyerahkannya ke bagian BO. b. BO kemudian akan memberikan CIF (Customer Information File) pada nasabah pembiayaan talangan haji dan kemudian diserahkan ke CS untuk di input. c. Setelah diinput, CIF akan diotorisasi oleh supervisor kemudian CIF dikembalikan ke BO. d. BO kemudian mencatat data pembiayaan talangan yang akan dicairkan ke dalam buku pembantu. e. BO mendebet sumua biaya-biaya yang dibutuhkan, antara lain biaya ujrah dan biaya materai (bila ada) dengan menggunakan tiket debet atau kredit. f. Selanjutnya proses pencairan pembiayaan oleh BO dan diotorisasi oleh supervisor. g. BO kemudian memberi informasi ke teller agar cetak buku tabugan karena pencairan pembiayaan talangan haji telah terlaksana. 2. Pelunasan dana Talangan Haji Sebelum pelunasan haji terlaksana maka sebelumnya harus dilakukan proses pelunasan talangan haji terlebih dahulu. Bila pada H-1 jatuh tempo nasabah belum dapat menyetorkan sebesar nominal talangan yang diterimanya, maka akan ada perpanjangan otomatis. Namun jauhjauh bulan sebelumnya pihak bank selalu memberi tahukan kepada
69 nasabah, bahwa pembiayaan talangan yang diambil akan jatuh tempo. Sehingga nasabah harus segera melunasi talangan tersebut. Beberapa hal yang harus dilakukan nasabah saat pelunasan haji yaitu: a.
Nasabah sudah menyetujui kurs hari yang bersangkutan di mana hari pada saat nasabah melunasi biaya haji.
b.
Nasabah menyetorkan uang sebesar yang diminta oleh ketentuan SISKOHAT yang dasarnya diambil dari nilai kurs USD ke rekening sendiri (tabugan MABRUR) milik nasabah.
c.
Nasabah melakukan pemindahbukuan (transfer) ke rekenig menteri agama (kantor pusat jakarta) sebesar kurs biaya haji yang dikurangi nominal senilai Rp. 25.000.000,- (setoran awal BPIH terdahulu).
d.
Setelah uang ditransfer, nasabah membawa setoran awal BPIH serta foto 3x4 sebanyak 5 lembar dan materai sebanyak 1 lembar.
e.
Bank menginput pelunasan haji nasabah melalui SISKOHAT berdasarkan bukti asli setoran awal BPIH yang disimpan oleh bank.
f.
Nasabah menerima hasil print-out atau bukti pelunasan BPIH dari bank yang harus ditandatangani oleh nasabah di atas materai dan ditempeli foto disetiap lembarnya. Lembar pertama diberikan nasabah untuk disimpan, lembar ke dua sampai ke empat diserahkan ke kementrian agama setempat serta lembar ke 5 dan ke 6 digunakan untuk kepentingan bank (administrasi, dll).
g.
Setelah selesai, bank akan memberikan sovenir untuk setiap calon
70 jamaah haji berupa tas lengkap berisi pakaian ikhram, jaket, payung, tas, dll.
Pelunasan haji yang terlaksana berbeda-beda nominal, hal itu karena terpengaruh oleh naik turunnya nilai kurs mata uang USD. Tabel 4.1 RINCIAN BIAYA TALANGAN HAJI TALANGAN HAJI
Rp. 22.500.000
JANGKA WAKTU
1 TH
2 TH
3 TH
TABUNGAN MABRUR
Rp.
500.000 Rp.
500.000 Rp.
500.000
UJROH
Rp.
2.200.000 Rp.
3.800.000 Rp.
5.500.000
PENDAFTARAN HAJI Rp.
2.500.000 Rp.
2.500.000 Rp.
2.500.000
MATERAI
Rp.
54.000 Rp.
54.000 Rp.
54.000
TOTAL DANA NASABAH
Rp.
5.254.000 Rp.
6.854.000 Rp.
8.554.000
SUMBER: Annual Report BSM (2011)
71 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan analisis di atas, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Prosedur yang digunakan dalam memperoleh talangan haji sangat mudah yaitu diawali dengan membuka rekening tabungan MABRUR di Bank Syariah Mandiri, kemudian melengkapi persyaratanpersyaratan seperti: fotocopy KTP suami dan istri, KK, Akta Nikah serta mengisi dan menandatangani dokumen-dokumen. Kemudian langkah selanjutnya melaporkan data nasabah dalam SID (Sistem Informasi Debitur) yaitu melakukan pengecekan data nasabah ke BI oleh admin sebelum melakukan droping. Setelah dokumen lengkap dan telah ditandatangani oleh nasabah kemudian nasabah datang ke kantor kementrian agama untuk meminta SPPH. Data nasabah akan diinput bank dan dana talangan akan ditransferkan ke SISKOHAT untuk mendapatkan porsi haji. 2. Sedangkan dalam proses pencairan dan pelunasan pembiayaan talangan haji dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Proses pencairan pembiayaan talangan haji tidak terlalu rumit, dokumen yang telah dilengkapi akan diterima BO untuk mendapatkan no.CIF, kemudian diinput oleh CS dan diotorisasi
71
72 oleh supervisor. BO akan mencatat pembiayaan yang akan dicairkan ke dalam buku pembantu dan mendebet biaya-biaya yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya yaitu pencairan yang dilakukan oleh admin dan diotorisasi oleh supervisor. b. Setelah dana talangan haji telah diterima oleh nasabah dan telah didaftarkan ke SISKOHAT untuk memperoleh porsi haji, proses selanjutnya adalah pelunasan talangan haji dengan ketentuan harus dibayarkan pada tanggal 5, sesuai bulan dan jangka waktu pembiayaan talangan haji berakhir. Setelah pelunasan pembiayaan talangan haji maka nasabah akan melakukan pelunasan haji. Sebelum melunasi pembayaran, nasabah terlebih dahulu menyetujui kurs pada hari yang bersangkutan
nasabah
kemudian
menyetorkan
sejumlah
nominal yang diminta oleh ketentuan SISKOHAT yang dasarnya diambil dari nilai kurs USD ke rekening nasabah, dari rekening tersebut kemudian dilakukan transfer ke rekening kementrian agama (kantor pusat Jakarta) sebesar biaya kurs yag dikurangi nominal Rp 25.000.000 (setoran awal BPIH tedahulu). Bank akan menginput pelunasan haji nasabah melalui SISKOHAT. Proses untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan talangan haji syaratnya sangatlah mudah, yaitu cukup meninggalkan lembar pertama setoran awal BPIH dan buku asli tabungan MABRUR saja sudah dapat
73 digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan pembiayaan talangan haji.
B. Saran Dilihat dari kinerja pembiayaan di Bank Syari'ah Mandiri kantor cabang Salatiga saat ini sudah relatif baik. Akan tetapi masih perlu dilakukan
pembenahan
dan peningkatan
di beberapa
hal
guna
meningkatkan mutu pembiayaan di Bank Syari'ah Mandiri Salatiga. 1.
Perlu penambahan karyawan di Bank Syari'ah Mandiri Cabang Salatiga, terutama bagian teller, CS dan Marketing.
2.
Mempertahankan
nasabah
yang
sangat
berpotensi
dengan
cara
menciptakan ikatan kekeluargaan, nasabah dengan pihak Bank Syari'ah Mandiri cabang Salatiga. 3.
Secara terus menerus melakukan pembaharuan dalam pelayanan dan produk, sehingga nasabah semakin percaya terhadap peran dan manfaat Bank Syari'ah Mandiri serta mepertahankan citra sebagai lembaga keuangan berdasarkan nilai-nilai islam.
74 D