ANALISA PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA GRIYA IB HASANAH DI BANK BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNGARAN TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah Pada Program Studi Perbankan Syariah
Disusun Oleh : Rangga Buana
(20111008)
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PROGDI STUDI D III PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2014
ANALISA PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA GRIYA IB HASANAH DI BANK BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNGARAN TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah Pada Program Studi Perbankan Syariah
Disusun Oleh : Rangga Buana
(20111008)
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PROGDI STUDI D III PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2014
PERSEMBAHAN Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada: Ibu saya yang telah mengajarkan banyak tentang makna kehidupan. Semoga mendapat ridho Allah SWT. Ayah saya yang selalu memberikan bantuan materiil maupun moril, semangat dan membimbing hingga sampai saat ini. Keluaraga besar saya yang selalu mendukung dan memotifasi untuk menyelesaikan pendidikan. Orang yang saya sayangi, yang saya cintai dan selalu memberi semangat kepada saya. Terimakasih untuk sahabat-sahabat yang selalu menemani dalam suka maupun duka. Bapak Faqih yang memberikan motivasi dan bimbingan dalam pekuliahan maupun tugas akhir.
MOTTO “Saya punya prinsip semua bisa di kalahkan dan semua masalah bisa diselesaikan kecuali allah dan orang tua” “Kita berhak bermimpi dan mempunyai cita-cita, kita berusaha dan berdoa tapi allah yang menentukan”
KATA PENGATAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah Nya kepada kita, salawat serta salam selalu kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program Studi Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penulisan tugas akhir ini banyak melibatkan pihak yang membantu dan memberikan bimbingan serta motivasi yang tidak ternilai harganya. 1. Untuk itu perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan banyak terimakasih kepada Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Ahmad Mifdol M, Lc., M.SI.. selaku ketua Program Studi DIII Perbankan Syariah. 3. Bapak Dr. Faqih Nabhan, S.E., M.M selaku pembimbing tugas akhir, dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan dalam tugas akhir. 4. Bapak Ahmad Mifdol M, Lc., M.SI.. selaku dosen pembimbing lapangan. 5. Bapak Purwadi selaku pimpinan BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran, beserta seluruh karyawan yang memberikan kesempatan peneliti untuk melakukan kegiatan magang dan penulisan tugas akhir. 6. Ayah dan ibu yang memberikan dukungan moril dan materiil sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir. 7. Teman – teman DIII Perbankan Syariah. 8. Seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu yang telah membantu kelancaran tugas akhir ini. Dalam penulisan tugas akhir peneliti sadar bahwa tidak ada sesuatu pun yang sempurna kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, dengan senang hati peneliti menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga tugas akhir ini bisa bermanfaat bagi peneliti sendiri khususnya dan juga bagi pembaca pada umumnya. Salatiga, 11 Agustus 2014 Penyusun,
Rangga Buana NIM. 20111008
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii LEMBAR PERSEMBAHAN .............................................................................. iv MOTTO ............................................................................................................ v LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5 2. Kegunaan Penelitian........................................................................ 6 D. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 7 E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 8 F. Penegasan Istilah ........................................................................................9 G. Sistimatika Penulisan ……………….................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KERANGKA TEORI 1. Tinjauan Umum Mengenai Perbankan…………………………… 13 2. Prinsip Perbankan Syariah…………………………………………. 13 3. Produk-Produk Perbankan Syariah……………………………….. 15 4. Pemantauan Dan Pengawasan Pembiayaan ……………………… 36 5. Penanganan Pembiayaan Bermasalah……………………………. 38 6. Pengertian Murabahah……………………………………………. 40 BAB III PROFIL BANK A. Sejarah Berdirinya Bank BNI Syariah………………………………… 45 B. Visi Dan Misi Bank BNI Syariah……………………………………… 46 C. Budaya Kerja Bank BNI Syariah……………………………………… 47 D. Struktur Organisasi Bank BNI Syariah KCP Ungaran………………. 49 E. Tugas-Tugas Setiap Bagian…………………………………………… 50 F. Produk-produk pendanaan di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran…………………………………………….. 52 G. Produk-produk Pembiayaan di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran …………………………………………….. 64 H. Produk-produk Jasa di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran……………………………………………... 76 BAB IV ANALISIS A. Gambaran Tentang Sistem Produk Pembiayaan Pada Griya IB Hasanah Di BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran………………. 79
B. Prosedur Pelaksanaan Produk Pembiayaan Griya IB Hasanah Pada Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran……. 80 C. Kendala-Kendala Yang Ada PadaProduk Pembiayaan Griya IB Hasanah Pada Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran…….. 84 D. Cara Mengatasi Kendala-Kendala Yang Ada Pada Produk Pembiayaan Griya IB Hasanah Pada Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran…………………………………………………………..……. 85 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN………………………………………………………… 88 B. SARAN………………………………………………………………… 89 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Jenis Murabahah……………………………………………….. 43 Gambar 3.1 Struktur organisasi BNI Syariah KCP Ungaran ……………….. 49 Gambar 3.2 Peningkatan Jumlah Pembiayaan Murabahah ……………….. ...78
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolah sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga
perekonomian
bahu-membahu
mengelola
dan
menggerakan semua potensi ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal lembaga keuangan khususnya lembaga perbankan baik konvensional maupun syariah mempunyai peranan yang amat strategis dalam menggerakan roda perekonomian suatu bangsa. Manajemen
Bank
Syariah
tidak
banyak
berbeda
dengan
menajemen bank pada umumnya (Bank Konvesional). Namun dengan adanya landasan syariah serta sesuai dengan peraturan Pemerintah yang menyangkut Bank Syariah antara lain UU No. 10 Tahun 1998 sebagai revisi UU No. 7 tahun 1992. Tentu saja baik Organisasi maupun system Operasional Bank Syariah terdapat perbedaan dengan bank pada umumnya, terutama adanya Dewan Pengawas Syariah dalam struktur organisasi dan adanya system bagi hasil. Oleh karena itu dengan adanya Dewan Pengawas Syariah yang nantinya harus memahami personal hukum, ekonomi dan bisnis. Serta adanya system Bagi Hasil dalam Bank Syariah tersebut, maka sebelum sampai detail operasional, perlu di ketahui
system muamalah dalam islam. Kemudian secara berturut-turut dibahas poin-poin, (1) posisi sistem muamalah dalam islam, (2) Aqad dan system pengembangan produk bank syariah (Muhammad, 2001). Bank syariah adalah lembaga operasionalnya dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga. Bank Tanpa Bunga adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya di kembangkan berdasarkan pada al quran dan Hadis Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang mengoprasikannya disesuaikan dengan prinsip syariat islam (Muhamad, 2004). Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian (QS. An-Nisa 4:29). Bentuk jual – beli ini berdasarkan pada sabda Rasulullah SAW dari Syuaib ar Rumy r.a : “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan : pertama, menjual dengan pembayaran tangguh (murabahah), kedua muqaradhah (nama lain dari mudharabah) dan ketiga, mencampuri tepung dengan gandum untuk kepentingan rumah, bukan untuk diperjual-belikan” (Subulussalam, HR. Ibnu Majah : 147). Dalam teknis perbankan, murabahah adalah akad jual – beli antara bank selaku penyedia barang (penjual) dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Bank memperoleh keuntungan yang
disepakati bersama. Rukun dan syarat murabahah adalah sama dengan rukun dan syarat dalam fiqih. Sedangkan syarat-syarat lain seperti barang, harga dan cara pembayarannya adalah sesuai dengan kebijakan bank yang bersangkutan. Pertumbuhan ekonomi masyarakat salah satunya dengan peran serta perbankan dalam melayani kebutuhan masyarakat. Bank dituntut untuk maju kedepan sebagai pemberi informasi yang cepat dan akurat, Dalam menyikapi kebutuhan masyarakat tersebut. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang menjadi tempat menyimpan dana bagi perusahaan, badan-badan pemerintah, swasta, maupun perorangan. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, Bank melayani kebutuhan pembiayaan serta memperlancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Dalam menyalurkan dana kepada masyarakat untuk menambah modal guna kelancaran usaha yang dijalankannya, maka pihak perbankan memberikan kebijakan dan pengelolaan diantaranya dengan adanya berbagai fasilitas kredit yang ditawarkan kepada masyarakat untuk memberikan pinjaman dengan jangka waktu yang bervariasi dan bunga yang ditetapkan serta prosedur dalam pemberian kredit yang tidak membingungkan nasabahnya. Akan tetapi perbankan tidak mudah dalam pemberian fasilitas kredit kepada nasabahnya, karena perbankan harus mengenal kredibilitas nasabah.Salah satu contohnya adalah perbankan sangat memperhatikan segi sosial dan ekonomi nasabah dalam pemberian
fasilitas kredit, Hal tersebut bisa diketahui apabila masyarakat mempunyai rekenin di bank. Pembiayaan perbankan syariah mempunyai peranan penting terutama untuk menyalurkan dana kepada masyarakat untuk menghadapi masalah dan atau modal kerja terutama untuk sektor usaha menengah kebawah yang mempunyai masalah permodalan untuk menjalankan kegiatan usahanya guna meningkatkan pendapatan. Dalam pelaksanaan pemberian fasilitas kredit kepada nasabahnya, bank komersil dihadapkan pada suatu masalah yang cukup kompleks yaitu “Kepada siapa kredit itu harus diberikan, untuk (obyek) apa kredit itu harus diberikan, apakah calon nasabah debitur yang akan menerima kredit kiranya akan mampu memberikan pokonya ditambah dengan margin serta kewajiban lainnya, berapa jumlah (plafond, maksimum kredit) yang layak untuk diberikan dan apakah kredit yang diberikan tersebut cukup aman atau resikonya kecil”. Selain masalah-masalah umum yang harus dipecahkan oleh perbankan dalam pemberian kredit, juga dihadapkan pada permasalahan-permasalahan
yang
sifatnya
sangat
khusus
yang
menyangkut kegiatan usaha dari calon debitur secara spesifik. Sebab perkreditan telah dikemukakan di muka mempunyai sifat yang “kasuasistis”
artinya
masing-masing
(calon)
debitur
mempunyai
permasalahan yang sangat spesifik berbeda secara materiil antara satu nasabah dengan nasabah lainnya. Oleh karena itu antara satu nasabah dengan nasabah lain diperlukan adanya pendekatan dan penanganan secara berbeda dan sangat memperhatikan ciri-ciri khusus dari usahanya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul :“ANALISA PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA GRIYA IB HASANAH DI BANK BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNGARAN”. B. Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di rumuskan pokok permasalahan yang akan di bahas, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana prosedur Pembiayaan Murabahah Pada Griya IB Hasanah Di BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran ? 2. Menganalisis kendala-kendala Pembiayaan Murabahah Pada Griya IB Hasanah Di BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran? 3. Kebijakan-kebijakan apa yang diambil untuk mengatasi kendalakendala Pembiayaan Murabahah Pada Griya IB Hasanah Di BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran? C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitiaan 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui prosedur Pembiayaan Murabahah Pada Griya IB Hasanah Di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. b. Untuk mengetahui kendala-kendala pada Pembiayaan Murabahah Pada Griya IB Hasanah Di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. c. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil untuk mengatasi kendala-kendala pada Pembiayaan Murabahah Pada
Griya IB Hasanah Di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. 2. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat hasil penelitian tentang Analisa Pembiayaan Murabahah Pada Bank Bni Syariah Cabang Pembantu Ungaran Yang Menganalisa Griya IB Hasanah: a. Bagi Stain Sebagai wawasan untuk tugas akhir selanjutnya di Sekolah Tinggi Agama Islam Sebagai alat ukur keberhasilan telah menyelesaikan tugas akhir ini dan Negeri (STAIN) Salatiga. b. Bagi Bank Syariah Dari penelitian ini semoga menjadi informasi dan alat ukur, apakah pengembanggan pembiayaan murabahah pada Griya IB Hasanah berjalan lancar atau tidak sehingga Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran melakukan pertimbangan dalam menentukan kebijakan. Apakah tahun ketahun Pembiayaan Murabahan Pada Griya Ib Hasanah Di BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran bertambah atau berkurang. c. Bagi Penyusun 1) Untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam praktek pemberian pembiayaan sebagai bahan pebandingan. 2) Untuk bahan pertimbangan apakah dalam materi di saat kuliah dan prakteknya dilapangan.
D. Penelitian Terdahulu 1. Tugas akhir dengan judul IMPLEMENTASI 5C DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT TUMANG CABANG AMPEL, yang d susun oleh indra budi utomo (2012), berisikan tentang implementasi 5C d bmt tumang ampel, masalah-masalah yang timbul pada implementasi 5C dan cara mengatasi masalahmasalah implementasi 5C di BMT tumang ampel. 2. Penelitian Eko Prasetyo (2010), yang berujul STRATEGI PENANGGULANGAN
PEMBIAYAAN
MURABAHAH
BERMASALAH DI BMT TA’AWUN CIPULIR, menyimpulkan bagaimana menyelesaikan pembiayaan murabahah bermasalah secara teoristis, peta pembiayaan murabahah bermasalah dan keberhasilan menyelesaikan maslah-masalah pembiayaan murabahah di BMT Ta’awun Cipulir. 3. Tugas
akhir
yang
di
buat
oleh
suyuti
PENANGANAN
PEMBIAYAAN
PADAMURABAHAH
DI
KJKS
(2012)
berjudul
BERMASALAH
BINAMA
SEMARANG,
menyimpulkan adanya factor-fakor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah pada murabahah dan bagai mana menyelesaikan permasalahn pada akad murabahah di KJKS Binama Semarang. 4. Pada
skripsi
MURABAHAH RUMAH
yang
berjudul
DALAM
BERSUBSIDI
IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN
SECARA
SYARIAH
AKAD
PEMILIKAN DI
BANK
TABUNGAN
NEGARA
KANTOR
CABANG
SYARIAH
SURAKARTA, yang di buat oleh Abdul Aziz herwanto (2009), Bagaimana
implementasi
akad
murabahah,
problematika-
problematika dan solusi problematika dalam pembiayaan pemilikan rumah bersubsidi secara syariah di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Surakarta. 5. Penelitian Suwarsih berjudul SISTEM PENERIMAAN KAS DARI PELUNASAN KREDIT PADA PERUM PEGADAIAN CABANG BOYOLALI (2004), menyimpulkan bahwa sistem dan prosedur penerimaan kas pada Perum Pegadaian Cabang Boyolali yaitu belum diterapkan bagian-bagian yang belum bertugas sesuai dengan tugasnya. E. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, yang meliputi : 1.Pengamatan (observasi) Metode pengumpulan data yang dengan cara melakukan pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek laporan. 2. Wawancara (interview) Metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung), dalam hal ini adalah pihak yang terkait langsung dengan obyek penulisan, sehingga dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Dalam wawancara
ini saya akan mewawancarai adalah pegawai marketing bank BNI Syariah KCP Ungaran. 3. Dokumentasi. Mencari data-data mengenai hal-hal berupa referensi buku atau catatan buku.Yang mana berupa dokumen atau data tentang geografis Bank BNI Cabang Pembantu Ungaran.
F. Penegasan Istilah Untuk memperjelas tugas akhir yang berkaitan dengan judul, maka penyusu menjelaskan dalam penegasan istilah yaitu : 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus besar bahasa Indonesia, 2014). 2. Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga (Muhammad 2005:17). Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investai yang direncanakan. 3. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati antara lembaga keuangan dengan nasabah (Sudarsono, 2003: 47).
4. Perbankan syariah atau perbankan Islam (Arab: اﻟﻤﺼﺮﻓﯿﺔاﻹﺳﻼﻣﯿﺔalMashrafiyah al-Islamiyah) adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram). Sistem perbankan konvensional tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain. Meskipun prinsip-prinsip tersebut mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah perekonomian Islam, namun baru pada akhir abad ke-20 mulai berdiri bank-bank Islam yang menerapkannya bagi lembaga-lembaga komersial swasta atau semi-swasta dalam komunitas muslimdunia (Wikipedia, 2014). G. Sistematika Penulisan Tugas akhir ini disusun dalam beberapa bab yang terdiri dari: BAB 1 PENDAHULUAN Menguraikan tentang Latar Belakang Pemilihan Judul, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Kegunaan
masalah,
Pengumpulan
Data,
Penelitian
Terdahulu,
Penegasan
istilah,
Metode
Sistematika
Penulisan sehingga permasalah tersebut memiliki titik fokus dan tidak mengambang dari judul yang telah dibuat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan pengertian yang bersifat teoristis, pada program yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. BAB III GAMBARAN UMUM BANK BNI SYARIAH KCP UNGARAN Pada bab ini menggambarkan mengenai gambaran umum dan data-data deskriptif. Gambaran umum ini menjelaskan tentang sejarah berdiri, visi misi bank BNI syariah cabang pembantuungaran, struktur organisasi dan badan hukum dari bank BNI syariah. Data data deskriptif berisi
mengenai
produk-produk
penghimpunan
dan
penyaluran dana. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan inti dari keseluruhan isi yang menceritakan analisis yang diusulkan, pada bab ini di jelaskan prosedur pembiayaan murabahah pada griya ib hasanah pemecahan masalah yang mungkin timbul. Dan apa saja penyelasaianya.
BAB V PENUTUP Bab ini memberikan kesimpulan dan saran yang akan diajukan untuk pengembangan proses pengolahan data di Bank BNI syariah cabang pembantu ungaran.
BAB II TINJUAN PUSTAKA A.Kerangka Teori 1. Tinjauan Umum Mengenai Perbankan. Pengertian Bank adalah badan usaha yang dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sedangkan pengertian Bank umum
adalah Bank yang
melaksanakan kegiatan usaha scara konvensional dan atau ‘berdasarkan prinsip usaha syariah’ yang dalam kegiatanya dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Serta pengertian Bank Perkreditan rakyat syariah adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip sayriah yang dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Wiroso, 2005, 2). Bank adalah sebuah lembaga perantara antara pihak surplus dana kepada pihak minus dana. Dilihat dari fungsi pokok operasional bank syariah. Ada 3 fungsi (pengumpulan dana, penyaluran dana, pelayanan jasa) dalam kaitan dengan kegiatan kegiatan perekonoian masyarakat (Muhamad, 2004, 4). 2. Prinsip perbankan syariah Perbankan syariah memiliki tujuan yang sama seperti perbankan konvensional, yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan
keuntungan dengan cara meminjamkan modal, menyimpan dana, membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai. Prinsip hukum Islam melarang unsur-unsur di bawah ini dalam transaksi-transaksi perbankan tersebut : a. Perniagaan atas barang-barang haram, b. Bunga (riba), c. Perjudian dan spekulatif yang disengaja (maisir),serta d. Ketidakjelasan ataumanipulatif (gharar). Perbandingan antara bank syariah dan bank konvensional adalah sebagai berikut: 1). Bank Islam a) Melakukan hanya investasi yang halal menurut hukum Islam b) Memakai prinsip bagi hasil, jual-beli, dan sewa c) Berorientasi keuntungan dan ''falah'' (kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai ajaran Islam) d) Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan e) Penghimpunan dan penyaluran dana sesuai fatwa Dewan Pengawas Syariah 2). Bank Konvensional a) Melakukan investasi baik yang halal atau haram menurut hukum Islam b)
Memakai perangkat suku bunga|suku bunga
c)
Berorientasi keuntungan
d)
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditur-debitur.
e) Penghimpunan dan penyaluran dana tidak diatur oleh dewan sejenis (Wikipedia, 2014). 3. Produk-Produk Bank Syariah a. Produk pengumpulan dana bank syariah Pelayanaan jasa simpanan/tabungan yang diselengarakan untuk simpanan/tabungan yang terikat dan tidak terikat atas jangka waktu
dan
syarat-syarat
tertentu
dalam
penyertaan
dan
penarikannya. Berkaitan dengan itu, jenis simpanan/tabungan yang dapat di kumpulkan oleh bank syariah adalah sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan yang dimiliki simpanan tersebut. Adapun akad yang mendasari berlakunya simpanan, tabungan dan deposito di bank syariah adalah : akad wadiah dan mudharabah. Simpanan /tabungan wadiah adalah titipan dana yang tiap waktu dapat di tarik pemilik atau anggota dengan cara menggeluarkan semacam surat berharga pemindah bukuan/transfer dan perintah pembayaran lainya. Simpanan/ tabungan wadia di kenakan biaya administrasi namun oleh karena dana dana di titipkan di perkenankan untuk diputar maka oleh bank syariah kepada penyimpan dana dapat di berikan bonus sesuai dengan jumlah dana yang ikut berperan di dalam pembentukan laba bagi bank syariah.
Simpanan/tabunan yang berakadkan wadiah ada 2 : 1). Wadhi’ah amanah, titipan dana zakat, infak, shadaqah. 2). Wadhi’ah yadhomanah, titipan ini akan mendapatkan bonus dari bank syariah, jikalau bank syariah mengalami keuntungan. Simpanan/tabungan
mudharabah,
adalah
simpanan/tabungan
pemilik dana yang penyetoranya dan penarikanya dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telah di sepakati sebelumnya. Pada simpanan
mudharabah
tidak
di
berikan
bunga
sebagai
pembentukan laba bagi hasil bank syariah tetapi diberiakan bagi hasil. Variasi jenis simpanan yang berakad mudharabah dapat di kembangkan kedalam berbagai variasi simpanan, seperti : 1) Simpanan/Tabungan idul fitri 2) Simpanan/Tabungan idul qurban 3) Simpanan/Tabungan Haji 4) Simpanan/Tabungan Pndidikan 5) Simpanan/Tabungan kesehatan Deposit mudhrabah adalah simpanan masyarakat di bank syari’ah yang pengambilanya ssuai dengan waktu yang telah di tetapkan oleh bank syariah. Variasi deposito mudharabah ini di klarifikasikan ke dalam deposito : 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.
b. Produk Penyaluran Dana Bank syariah bukan sekedar lembaga keungan yang bersifat social. Namun, bank syariah juga sebagai lembaga bisnis dalam rangka memperbaiki perekonomian umat. Sejalan dengan itu maka dana yang telah dikumpulkan dari masyarakat harus disalurkan dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat yang membutukan. Orientasi pembiayaan yang di berikan bank syariah adalah untuk mengembangkan dan atau meningkatkan pendapatan nasabah dan bank syariah. Sasaran pembiayaan ini adalah semua sektor ekonomi untuk usaha seperti pertanian, industri rumah tangga, peaganggan dan jasa. Ada beberapa jenis pembiayaan yang dikembangkan okadleh bank syariah, yang sementara ini baru menggembangkan pembiayaan berakad : 1) Akad syirkah (penyertaan dan Bagi hasil) 2) Akad tijarah (jual beli) 3) Akad ijarah (sewa menyewa ) Dari ketiga akad dasar ini di kembangkan sesuai dengan kebutuhan yang di kehendaki oleh bank syariah dan nasabah. Di atara pembiayaan yang sudah umum di kembangkan oleh bank syariah maupun lembaga keuangan islam lainya adalah 1) Pembiayaan bai’u bithaman ajil (BBA). Pembiayaan berakad jual beli, adalah suatu perjanjiaan pembiayaan yang di sepakati
antara bank syariah dan nasabah, di mana bank syariah menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudian prosesnya pembayaranya di lakukan secara mencicil atau angsuran. Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh peminjam adalah jumlah atas harga barang modal dan mark-up yang disepakati. (Untuk di Indonesia produk ini tidak lagi dikembangkan di bank umum syari’ah) 2) Pembiayaan murabahah (MBA). Pembiayaan berakad jual beli. Pembiayaan murabahah pada dasarnya merupakan kesepakatan antar bank syariah sabagai pemberi modal dan nasabah (debitur) sebagai peminjam. Prinsip yang digunakan adalah sama seperti pembiayaan bai’u Bithaman Ajil, hanya saja proses pengembalianya di bayarkan pada saat jatuh tempo pengembaliaanya. 3) Pembiayaan mudharabah (MDA). Pembiayaan berakad jual beli. Pembiayaan dengan akad syirkah, adalah suatu perjanjian pembiayaan antar bank syariah, dan nasabah dimana bank syariah menyediakan dana untuk penyediaan modal kerja sedangkan peminjam berupaya mengelola dana tersebut untuk pengembangan usahanya. Jenis usaha yang di mungkinkan untuk diberikan pembiayaan adalah usaha-usaha kecil seperti petani industry rumah tangga, dan pedagangan.
4) Pembiayaan musyarakah (MSA). Pembiayaan dengan akad syirkah, adalah penyertaan bank syariah sebagai pemilik modal dalam sesuatu usaha yang mana antara resiko dan keuntungan ditanggung
bersama
secara
berimbang
dengan
porsi
pernyataan. 5) Pembiayaan ijarah mutahia bittamlik (IMBT). Pembiayaan dengan akad sewa, adalah pembiayaan yang di berikan kepada nasabah untuk menyewa suatu asset yang pada akhir masa sewa bank memberikan ijin kepada penyewa untuk memiliki (membeli) asset tersebut. 6) Pembiayaan al-qordhul hasan (QH). Pembiayaan dengan akad ibadah, adalah perjanjian pembiayaan anatara bank syariah (Muhamad, 2004, 6). c. Pembiayaan Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I believe, I trust, yaitu ‘saya percaya’ atau ‘saya menaruh kepercayaan’. Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh bank selaku shahibul maal. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas serta saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. ANnNisa’: 29) Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin menjelaskan, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan/atau lembaga keuangan lainnya dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil. Dalam perbankan konvensional, pembiayaan biasa disebut kredit.Kredit sering diartikan memperoleh barang dengan membayar cicilan atau angsuran sesuai dengan membayar cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Dapat diartikan bahwa kredit bisa berbentuk barang atau berbentuk uang.Baik kredit berbentuk barang atau berbentuk uang dalam hal pembayarannya
adalah
dengan
menggunakan
metode
angsuran. Di dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal, karena bank syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank konvensional dalam menyalurkan dananya kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas utama BMT, karena berhubungan dengan rencana memperoleh pendapatan. Berdasarkan UU No. 7 tahun 1992, yang dimaksud pembiayaan adalah : “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil.” Sedangkan menurut PP No. 9 tahun 1995, tentang pelaksanaan simpan pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman adalah : “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan disertai pembayaran sejumlah imbalan”. Ismail menjelaskan, pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Pembiayaan sangat bermanfaat bagi bank
syariah, nasabah, dan pemerintah. Pembiayaan memberikan hasil yang paling besar di antara penyaluran dana lainnya yang dilakukan oleh bank syariah. Sebelum menyalurkan dana melalui pembiayaan, bank syariah perlu melakukan analisis pembiayaan
yang
mendalam.
Sifat
pembiayaan
bukan
merupakan utang piutang, tetapi merupakan investasi yang diberikan bank kepada nasabah dalam melakukan usaha. Sementara pembiayaan juga memiliki fungsi, di antaranya: 1) Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar-menukar barang dan jasa. 2) Pembiayaan
merupakan
alat
yang
dipakai
untuk
memanfaatkan idle fund. 3) Pembiayaan sebagai alat pengendali harga. 4) Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada. Pinjaman dana kepada masyarakat disebut juga pembiayaan. Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana. Menurut Adiwarman Karim, dalam menyalurkan dananya pada nasabah secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi
ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 1) Pembiayaan dengan prinsip jual-beli. 2) Pembiayaan dengan prinsip sewa. 3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. d. Pembiayaan dengan akad pelengkap. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli ditujukan untuk memiliki barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapatkan jasa.Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus. Dari beberapa pengertian pembiayaan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembiayaan adalah aktivitas BMT dalam penyediaan dana dimana dana tersebut didapat dari anggota yang kelebihan dana, dan disalurkan kepada pihak yang kekurangan dana dengan kesepakatan pengembaliannya dalam jangka waktu tertentu dan nisbah bagi hasil yang telah disepakati (Elsaq, 2013).
e. Analisis Pembiayaan Analisa Pembiayaan diperlukan agar bank syariah memperoleh keyakinan
bahwa
pembiayaan
yang
diberikan
dapat
dikembalikan oleh nasabahnya. 1) Jenis – Jenis Aspek yang Dianalisa Jenis-jenis aspek yang dianalisa secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : Analisa terhadap kemauan bayar, disebut analisa kualitatif. Aspek yang dianalisa mencakup karakter/ watak dan komitmen dari nasabah. Analisa terhadap kemampuan bayar, disebut dengan analisa kuantitatif. Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan kuantitatif, yaitu untuk menentukan kemampuan bayar dan perhitungan kebutuhan modal kerja nasabah adalah dengan pendekatan pendapatan bersih. 2). Kriteria Pemberian Pembiayaan Jangan pernah memberikan pembiayaan bila pertimbangan lebih kepada : a) Belas kasihan b) Kenalan (bersaudara atau teman) c) Nasabah orang terhormat (terkenal, disegani, status sosial tinggi dll) d) Utamakan berdasarkan unsur-unsur e) Kelayakan usaha
f) Kemampuan membayar Aspek yang dinilai sebelum melakukan analisa pembiayaan adalah sebagai berikut : Kemampuan memperoleh keuntungan. Sisa pembiayaan dengan pihak lain (kalau ada).Bebas rutin di luar kegiatan usaha. 3). Prinsip – Prinsip Pemberian Pembiayaan Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah bagian marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Di dunia perbankan syariah prinsip penilaian dikenal dengan 5 C + 1 S , yaitu : a) Character Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima
pembiayaan
memperkirakan
dengan
kemungkinan
tujuan bahwa
untuk penerima
pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya. b) Capacity Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan penerima pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi penerima pembiayaan di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan.
c) Capital Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finansial dan penekanan pada komposisi modalnya. d) Collateral Yaitu
jaminan
yang
pembiayaan.
Penilaian
meyakinkan
bahwa
dimiliki ini
jika
calon
bertujuan suatu
penerima
untuk
resiko
lebih
kegagalan
pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban. e) Condition Bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan. f) Syariah Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayaai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan fatwa DSN “Pengelola
tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah” (Mujahidinimeis, 2010). f. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan 1) Tujuan Pembiayaan Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam.Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. 2) Fungsi pembiayaan Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya : a) Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.
b) Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional. c) Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan. g. Jenis – Jenis Pembiayaan 1) Berdasarkan Tujuan Penggunaannya, dibedakan dalam : a) Pembiayaan Modal Kerja, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk memberikan modal usaha seperti antara lain pembelian bahan baku atau barang yang akan diperdagangkan. b) Pembiayaan Investasi, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk modal usaha pembelian sarana alat produksi dan atau pembelian barang modal berupa aktiva tetap / investaris. c) Pembiayaan Konsumtif, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian suatu barang yang digunakan untuk kepentingan perseorangan (pribadi). 2). Berdasarkan Cara Pembayaran/Angsuran Bagi Hasil, dibedakan dalam: a) Pembiayaan Dengan Angsuran Pokok dan Bagi Hasil Periodik, yakni angsuran untuk jenis pokok dan bagi
hasil
dibayar/diangsur
tiap
periodik
yang
telah
ditentukan misalnya bulanan. b) Pembiayaan Dengan Bagi Hasil Angsuran Pokok Periodik
dan
Akhir,
yakni
untuk
bagi
hasil
dibayar/diangsur tiap periodik sedangkan pokok dibayar sepenuhnya pada saat akhir jangka waktu angsuran. c) Pembiayaan Dengan Angsuran Pokok dan Bagi Hasil Akhir, yakni untuk pokok dan bagi hasil dibayar pada saat akhir jangka waktu pembayaran, dengan catatan jangka waktu maksimal satu bulan. 3). Metode Hitung Angsuran yang akan digunakan. Ada tiga metode yang ditawarkan yaitu : Efektif, yakni angsuran yang dibayarkan selama periode angsuran. Tipe ini adalah angsuran pokok pembiayaan meningkat dan bagi hasil menurun dengan total sama dalam periode angsuran. Flat, yakni angsuran pokok dan margin merata untuk setiap periode, Sliding, yakni angsuran pokok pembiyaan tetap dan bagi hasilnya menurun mengikuti sisa pembiayaan (outstanding). 4). Berdasarkan Jangka Waktu Pemberiannya, dibedakan dalam: a) Pembiayaan dengan Jangka Waktu Pendek umumnya dibawah 1 tahun
b) Pembiayaan dengan Jangka Waktu Menengah umumnya sama dengan 1 tahun c) Pembiayaan dengan Jangka Waktu Panjang, umumnya diatas 1 tahun sampai dengan 3 tahun. d) Pembiayaan dengan jangka waktu diatas tiga tahun dalam kasus yang tertentu seperti untuk pembiayaan investasi perumahan, atau penyelamatan pembiayaan e) Berdasarkan Sektor Usaha yang dibiayai f) Pembiayaan Sektor Perdagangan (contoh : pasar, toko kelontong, warung sembako dll.) g) Pembiayaan Sektor
Industri (contoh : home industri;
konfeksi, sepatu) h) Pembiyaan konsumtif, kepemilikan kendaraan bermotor (contoh : motor , mobil dll.) h. Pembiayaan Berdasarkan Syariah Islam Berdasarkan Undang-Undang No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 25 mengenai kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh suatu perbankan
syariah
disebutkan
bahwa
penyaluran
dana
(pembiayaan) yang dapat dilakukan oleh bank syariah adalah melalui : Transaksi berdasarkan prinsip jual beli: 1). Murobahah;
2). Istishna; 3). Salam; 4). Jual beli lainnya. Transaksi berdasarkan prinsip sewa menyewa: 1) Ijarah 2) Ijarah muntahiya bittamlik Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil: 1) Mudhorobah; 2) Musyarokah; 3) Bagi hasil lainnya. Pembiayaan dengan berdasarkan prinsip jasa: 1) Rahn; 2) Qordh 3) Hiwalah 4) Kafalah Melakukan kegiatan lainnya yang lazim dilakukan bank syariah sepanjang disetujui oleh Dewan Syariah Nasional. i.Prosedur Analisis Pembiayaan Aspek-aspek penting dalam analisis pembiayaan yang perlu dipahami oleh pengelola bank syariah 1) Berkas pencataan 2) Data pokok dan analisis pendahuluan 3) Realisasi pembelian, produksi dan penjualan
4) Rencana pembelian, produksi dan penjualan 5) Jaminan 6) Laporan keuangan 7) Data kualitatif dari calon debitur 8) Penelitian data 9) Penelitian atas realisasi usaha 10) Penelitian atas rencana usaha 11) Penelitian dan penilaian barang jaminan 12) Laporan keuangan dan penelitiannya. j. Keputusan Permohonan Pembiayaan Bahan pertimbangan pengambilan keputusan.
Wewenang
pengambilan keputusan dan Analisa Setiap Aspek Pembiayaan. Setelah mengetahui secara jelas titik kritis dari suatu usaha calon nasabah pembiayaan, maka berikutnya adalah melakukan analisa setiap aspek yang berkaitan dengan usaha calon nasabah pembiayaan tersebut. 1). Aspek Yuridis Kapasitas untuk mengadakan perjanjian b). Status badan sesuai dengan ketentuan hukum berlaku 2). Aspek Pemasaran a) Siklus hidup produk b) Produk subtitusi c) Perusahaan pesaing
d) Daya beli masyarakat e) Program promosi f) Daerah pemasaran g) Faktor musim h) Manajemen pemasaran i) Kontrak penjualan 3). Aspek Teknis a) Lokasi Usaha Memiliki Surat Keterangan Domisili, Dekat pasar, bahan baku, tenaga kerja, suply peralatan, transportasi, dan lain-lain. b) Fasilitas gedung tempat usaha IMB, SHM / HGB / Surat Sewa, daya tampung, persyaratan teknis seperti Amdal, dan lain-lain. c) Mesin-mesin yang dipakai Kapasitas, konfigurasi mesin, merk, reparasi, fleksibilitas d) Proses produksi Efesiensi proses, standar proses, desain dan rencana produksi. 4). Aspek Keuangan a) Kemampuan memperoleh keuntungan b) Sisa pembiayaan dengan pihak lain c) Beban rutin di luar kegiatan usaha
d) Arus kas 5). Aspek Jaminan a) Syarat ekonomi b) Syarat yuridis 6). Alat analisis a) Alat analisis pembiayaan dapat berupa angket. 7). Rumusan hasil analisis Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan hasil analisis pembiayaan : a) Identitas pemohon b) Umur calon antara 22 – 50 c) Alamat rumah jelas, jika kontrak : masih berapa tahun calon kontrak d) Tempat calon usaha berada di dekat wilayah kerja bank syariah yang bersangkutan e) Identitas usaha f)
Pengalaman usaha minimal 2 tahun
g) Lokasi usaha strategis h) Status usaha bukan sambilan i)
Status tempat usaha diprioritaskan milik sendiri
j)
Aspek pasar
k) Barang yang diproduksi/ dijual tidak terlalu banyak pesaing dan memang dibutuhkan banyak orang. Upaya
kreatifdan inovatif perlu dimiliki agar dapat melihat peluang-peluang pasar yang dapat dimasuki sekaligus memperoleh keuntungan. l)
Sumber bahan baku
m) Sumber bahan baku mudah diperoleh, cukup murah, jika memungkinkan dapat di daur ulang. n) Aspek pengelola o) Mempunyai perencanaan usaha ke depan yang detail. p) Mempunyai pengalaman dan tenaga terampil. q) Mempunyai catatan usaha, seperti : buku jurnal, laporan transaksi, catatan laba/ rugi,dll. r)
Aspek ekonomi
s)
Produk yang diproduksi dan dijual tidak merusaj lingkungan, baik barang jadi maupun limbahnya
t)
Produk yang dibuat tidak dilarang oleh agama maupun Negara
u) Permodalan v) Peminjam harus mempunyai modal minimal 30% dari pembiayaan yang diajukan ke bank syariah w) Data keuangan x) Korelasi prosentase kemampuan membayar anggota pembiayaan harus 30% dari kemampuan menabungnya.
8). Rekomendasi Analisis Adalah gambaran kesimpulan rekomendasi analisis pembiayaan yang terdapat di dalam bank syariah, apakah nasabah tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh bank syariah untuk mendapatkan pembiayaan atau tidak. 4.
Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan Pembiayaan adalah suatu proses, mulai dari analisis kelayakan pembiayaan
sampai
pada
realisasinya.
Namun
realisasi
pembiayaan bukanlah tahap terakhir dari proses pembiayaan. Setelah realisasi pembiayaan, maka pejabat bank syariah perlu melakukan pemantauan dan pengawasan pembiayaan.Aktivitas ini memiliki aspek dan tujuan tertentu.Untuk itu perlu dibicarakan hal-hal yang terkait dengan aktivitas pemantauan dan pengawasan pembiayaan. a. Tujuan Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan 1) Kekayaan bank syariah akan selalu terpantau dan menghidari adanya penyelewengan-penyelewengan baik oknum dari luar maupun dalam bank. 2) Untuk
memastikan
ketelitian
dan
kebenaran
data
administrasi di bidang pembiayaan. 3) Untuk memajukan efisiensi di dalam pengelolaan tata laksana usaha di bidang peminjaman dan sasaran pencapaian yang ditetapkan.
4) Kebijakan manajemen bank syariah akan dapat lebih rapi dan mekanisme dan prosedur pembiayaan akan lebih dipatuhi. b. Media Pemantauan 1) Informasi dari luar bank syariah 2) Informasi dari dalam bank syariah 3) Meneliti perputaran yang terjadi atas debit dan kredit pada beberapa bulan berjalan 4) Memberikan
tanda
pada
laporan
sehingga
dapat
diantisipasi jika ada kekeliruan yang lebih besar 5) Periksalah adakah tanggal-tanggal jatuh tempo yang dijanjikan terealisasi 6) Meneliti buku-buku pembantu/ tambahan dan map-map yang berkaitan 7) dengan peminjaman. c. Kunjungan Pada Peminjam Tujuannya adalah untuk mempertimbangkan dan memantau efektivitas dana yang dimanfaatkan peminjam. Hal-hal yang dilakukan 1) Membuat laporan kegiatan peminjam 2) Laporan realisasi kerja bulanan 3) Laporan stok/ persediaan barang 4) Laporan kegiatan investasi bulanan
5) Laporan hutang dan piutang 6) Neraca R/ L per bulan, triwulan, dan semester 7) Tingkat pengumpulan pendapatan 8) Tingkat kemajuan usaha 9) Tingkat efektivitas pemakaian dana 5. Penanganan Pembiayaan Bermasalah Risiko yang terjadi dari peminjaman adalah peminjaman yang tertunda atau ketidakmampuan peminjam untuk membayar kewajiban yang telah dibebankan, untuk mengantisipasi hal itu maka bank syariah harus mampu menganalisis penyebab permasalahannya. a. Analisa sebab kemacetan 1) aspek internal a) Peminjam kurang cakap dalam usaha tersebuit b) Manajemen tidak baik atau kurang rapi c) Laporan keuangan tidak lengkap d) Penggunaan dana yang tidak sesuai dengan perencanaan e) Perencanaan yang kurang matang f) Dana yang diberikan tidak cukup untuk menjalankan usaha tersebut 2) aspek eksternal a) Aspek pasar kurang mendukung b) Kemampuan daya beli masyarakat kurang
c) Kebijakan pemerintah d) Pengaruh lain di luar usaha e) kenakalan peminjam b. Menggali potensi peminjam Anggota
yang
mengalami
kemacetan
dalam
memenuhi
kewajiban harus dimotivasi untuk memulai kembali atau membenahi dan mengatisipasi penyebab kemacetan usaha atau angsuran. Untuk itu perlu digali potensi yang ada pada peminjam agar dana yang telah digunakan lebih efektif. 1) Melakukan perbaikan akad (remedial) 2) Memberikan pinjaman ulang, mungkin dalam bentuk : pembiayaan
al-qardul
hasan;
murabahah
atau
mudharabah. 3) Penundaan pembayaran. 4) Memperkecil angsuran dengan memperpanjang waktu dan akad dan margin baru (rescheduling) 5) Memeperkecil margin keuntungan atau bagi hasil. c. Penggolongan Kolektibilitas Pembiayaan Ketidak lancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi hasil pembiayaan menyebabkan adanya kolektabilitas pembiayaan. Secara umum kolektabilitas pembiayaan dikategorikan menjadi lima macam yaitu (Mujahidinimeis, 2010) :
1) Lancar atau kolektabilitas 1 2) Kurang lancar atau kolektabilitas 2 3) Diragukan atau kolektabilitas 3 4) Perhatian khusus atau kolektabilitas 4 5) Macet atau kolektabilitas 5 6. Pengertian Murabahah Murabahah didefinisian oleh para fuqaha sebagai penjualan barang seharga biaya/harga pokok (cost) barang tersebut di tambah mark-up atau margin keuntungan yang di sepakati. Karateristik
murabahah
adalah
bahwa
penjual
harus
memberikan tahu pembeli mengenai hsrga pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut. Dalam daftar istilah buku himpunan fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) di jelaskan bahwa yang di maksud dengan mudarabah (DSN, 2003:331) adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarkan dengan harga yang lebih sebagai laba. Sedangkan dalam PSAK 59 tentang akutansi perbankan syariah paragraf 52 dijelaskan bahwa murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga prolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Dalam islam, jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat manusia yang yang diridhoi oleh Allah SWT. “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bahil, kecuali dengan jalan perniagaanyang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…”(QS An-Nisa 4:29). a.Rukun jual Beli Rukun jual beli menurut mazhab hanafi adalah ijab dan qabul yang menunjukan adanya pertukaran atau kegiatan saling membei yang menempati kedudukan ijab dan qobul iu. Rukun ini dengan ungkapan lain merupakan pekerjaan yang menujukan keridhaan dengan adanya pertukaran 2 harta milik, baik berupa perkataan dan perbuataan. b.Syarat Murabahah 1) Mengetahui harga pertama 2) Mengetahui besarnya keuntungan 3) Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis, seperti benda-benda yang di takar, ditimbang dan dihitung. 4) System muabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba tersebut terhadap harga pertama. 5) Transaksi pertama haruslah sah secara syara
c. Syarat-syarat Akad jual beli. 1) Syarat mengadakan akad a) Orang yang berkad harus berakal, bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. b) Orang yang berakad harus banyak beperan 2) Barang yang diakadkan harus memenuhi syarat a) Barang harus ada b) Barangnya berupa harta yang jelas harganya c) Barangnya dimiliki sendiri, artinya terjaga d) Barang itu dapat diserahkan, sewaktu akad d.
Syarat sah jual beli 1) Syarat-syarat umum yaitu segala sesuatu yang harus ada pada setiap macam jual beli sehingga dapat dianggap sah secara syara.Secara umum, agar di anggap sah, akad jual beli harus terhindar dari enam aib, yaitu : a) Ketidak jelasaan keadaan barang b) Pemaksaan c) Pemberian waktu d) Penipuan e) Bahaya f) Syarat yang merusak
e.
Gambar 2.1 Jenis murabahah
MURABAHAH
CARA PEMBAYARAN
TUNA I
TANPA PESANAN
JENIS
BERDASARKAN PESANAN
TANGGUH
TANPA MENGIKA T
MENGIKAT
Sumber :jenis mudarabah (wiroso, 2005:37) 1) Murabahah dibedakan menjadi 2 yaitu: a) Murabahah tanpa pesanan Maksudnya adalah ada yang pesan atau tidak, ada yang beli atau tidak, Bank Syariah menyediakan dagangannya, penyediaan barang pada murabahah ini tidak terpengaruh atau terkait langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli. Murabahah berdasarkan pesanan Bank Syariah baru akan melakukan transaksi murabahah apabila ada nasabah yang memesan barang, sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan. Murabahah ini dibagi menjadi 2 yaitu: Murabahah
berdasarkan
pesanan
yang
bersifat
mengikat, maksudnya apabila telah dipesan harus dibeli. Dan murabahah berdasarkan pesanan yang
bersifat tidak mengikat , maksudnya walaupun nasabah sudah
memesan,
membatalkan
nasabah
barang
bisa
tersebut.
menerima Cara
atau
pembayaran
murabahah dapat dilakukan dengan cara tunai atau dengan pembayaran tangguh (Wiroso, 2005).
BAB III PROFIL BANK A. Sejarah BNI Syariah Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi
waktu spin off bulan Juni 2010tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.September 2013 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 64 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 16 Payment Point. B. Visi dan Misi Bank BNI Syariah Visi BNI Syariah adalah Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja Misi BNI Syariah Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
C. Budaya Kerja BNI Syariah Budaya Kerja adalah Nilai-nilai (values) dan keyakinan (beliefs) yang menjadi pedoman dalam berperilaku, yang dinilai penting bagi kelangsungan suatu organisasi Values – prinsip-prinsip yang diyakini baik dan benar dalam menjalankan organisasi perusahaan.Beliefs hipotesa yang melandasi suatu paradigma, yang diyakini sebagai sesuatu yang terbaik dalam menjalankan organisasi. Good Corporate Governance (GCG) PT Bank BNI Syariah Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/13/DPbs tanggal 30 April 2010, tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah telah mengamanahkan untuk melaksanakan suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsipprinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional dan kewajaran. BNI Syariah dalam rangka menjalankan amanah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut, membentuk Pedoman Kebijakan
GCG
dalam
rangka
melindungi
steakholders
dan
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai atau etika yang berlaku umum pada industri perbankan syariah. BNI Syariah telah memiliki Pedoman Pelaksanaan GCG yang berdasarkan pada lima prinsip dasar yaitu 1. Keterbukaan (transparency), 2. Akuntabilitas (accountability),
3. Pertanggung jawaban (responsibillity), 4. Profesional (professional), dan 5. Kewajaran (fairness) dimana ke lima prinsip dasar GCG tersebut sejalan dengan prinsip prinsip tata kelola perusahaan secara islami yang berdasarkan Persaudaraan (ukhuwah) Keadilan (“adalah) Kemaslahatan (maslahah) dan Keseimbangan (tawazun). Pedoman pelaksanaan GCG tersebut dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana Bisnis Bank BNI Syariah dan merupakan landasan pelaksanaan tugas seluruh unit organisasi baik di kantor pusat maupun kantor cabang dalam rangka menambah nilai ekonomi bagi Pemegang Saham dan stakeholders, dengan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum pada industri perbankan syariah dan kode etik BNI Syariah. Adapun Pelaksanaan GCG pada BNI Syariah diimplementasikan antara lain dengan: 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. 2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. 3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite. 4. Pelaksanaan dan tugas DPS. 5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa. 6. Penanganan benturan kepentingan.
7. Penerapan Fungsi Kepatuhan. 8. Fungsi Audit Intern. 9. Penerapan fungsi Audit ekstern. 10. Batas Maksimum Penyaluran dana, dan 11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BNI syariah serta pelaporan GCG semester II (dua) dilaksanakan pada bulan Maret 2011 dan pelaporan internal. D.
Gambar 3.1 Sturktur Organisasi Bni Syariah KCP Ungaran
Sub Branch manager
OSH
Prosecing
Teller
Costemer servis
Sumber: BNI Syariah KCP Ungaran, 2014.
Marketing
E. Tugas-Tugas Setiap Bagian Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai tugas setiap bagian pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran : a. Kepala Cabang (branch manager) 1) Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat mendukung kelancaran operasi cabang. 2) Mengkordinir rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahunan cabang. 3) Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk bank guna mencapai tingkat volume atau sasaran yang telah ditetapkan baik, pendanaan maupun jasa-jasa. b. OSH 1) Menyelengarakan pelayanan dan pengadministrasian atas transaksi-transaksi jasa perbankan serta pemupukan dana di kantor cabang pembantu. 2) Meyelenggarakan pembukuan accounting atas transaksi keuangan di kantor cabang pembantu. 3) Meyelengarakan penadministrasian dan pemantauan atas transaksi pembiayaan di kantor cabang pembantu. 4) Menyelengarakan pelaporan transaksi kegiatan jasa-jasa perbankan,
pemupukan
dana,
posisi
likuiditas
dan
pembiayaan di kantor cabang pembantu sesuai pedoman atau ketentuan yang berlaku.
OSH membawahi : a) Back office officer yang terdiri dari teller dan Back office b) Loan administration clerk c) Trade service clerk d) HR dan GA clerk c. Prosessing 1) Memastikan
bahwa
semua
pembiayaan,
penambahan
pembiayaan telah mendapatkan persetujuan pejabat yang berwenang sesuai dengan limit. 2) Memastikan kebenaran administrasi atas pembiayaan yang diberikan. 3) Memeriksa kelengkapan dan keabsahan nota administrasi pembiayaan. 4) Memastikan bahwa fisik jaminan sesuai dengan nilai dan lokasinya. d. Costumer servis 1) Mengerjakan dan menyelesaikan semua operasional baik berupa tabungan, deposito, inkaso secara umum ataupun operasional pembayaaran dan pembukuaanya. 2) Memberikan pelayanan kepada nasabah dengan pedoman pada system pedoman operasional yang benar sehingga kedua pihak merasa puas.
3) Memberiksn informasi dan penjelasan kepada nasabah mengenai produk yang ditawarkan oleh bank atau yang di tanyakan oleh nasabah. e. Teller 1) Memberikan pelayanaan kepada nasabah yang berhubungan dengan penerimaan dan penarikan uang. 2) Mencatat semua transaksi yang terjadi setiap hari. 3) Membuat laporan atas transaksi-tansaksi yang terjadi kemudian dilaporkan kepada bagia pembukuan. f. Marketing 1) Menyusn taktik dan strategi pemasaran produk perbankan kepada masyarakat dan dunia usaha setempat. 2) Menyelengarakan penelitian potensi ekonomi maupun kegiatan usaha setempat 3) Mencari nasabah-nasabah baru dengan memperkenalkan dan menawarkan produk perbankan. F. Produk-produk pendanaan di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. 1. Tabungan iB Hasanah Bentuk investasi dana yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mudharabah atau simpanan dana yang menggunakan akad Wadiah yang memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan bagi Nasabah dalam mata uang Rupiah.
Fasilitas: 1)
Buku Tabungan
2)
BNI Syariah Card Silver
3)
E-banking (SMS Banking, Internet Banking dan
Phone
Banking) Keunggulan: 1)
BNI Syariah Card Silver sebagai kartu ATM dengan jaringan ATM (ATM BNI, ATM Bersama, ATM Link, ATM Prima & Cirrus) dan kartu belanja (Debit Card) di merchant berlogo MasterCard di seluruh dunia.
2)
Dapat melakukan transaksi di counter teller BNI dan BNI Syariah seluruh Indonesia.
3)
Pembukaan rekening otomatis berinfaq Rp 500,-
4)
Dapat dijadikan sebagai agunan pembiayaan
Nisbah: Nisbah Tabungan iB Hasanah 22:78 (nasabah : bank) Setoran awal 1)
Wadiah
Rp 100.000,-
2)
Mudharabah
Rp 100.000,-
Minimum Saldo 1)
Wadiah
2)
Mudharabah
Rp 100.000,Rp 100.000,-
3)
Biaya dibawah minimum saldo untuk mudharabah sebesar Rp.2500, sedangkan wadiah free.
Biaya: 1)
Biaya pengelolaan rekening Mudharabah
2)
Biaya pengelolaan rekening wadiah
Rp. 5000,-/bulan
Rp. 0,-/bulan (free)
Biaya tutup rekening 1) Wadiah
Rp 20.000,-
2) Mudharabah
Rp 10.000,-
Persyaratan: 3) Kartu Identitas Asli (KTP/Paspor) 4) Setoran awal minimal Rp. 100.000,2. BNI Syariah Deposit IB deposits Hasanah (BNI Syariah deposit) which are managed futures investments based on Islamic principles intended for individual customers and companies, by using the principle of mudarabah. Facilities: 1)
Bilyet Deposito
2)
There is a choice Rupiah currency and the U.S. Dollar
3)
Duration: 1, 3, 6, 12 months
Advantage: 1)
Can on behalf of individuals and companies
2)
For the results can be transferred to a savings account, Gil or add principal investment (capitalization)
3)
Facilities ARO ( Automatic Roll Over) is an automatic extension if the deposit has not been disbursed due
4)
Can be used as collateral for financing Nisbah: 1)
Nisbah Deposito iB Hasanah Rupiah jangka waktu 1 bulan 49:51 (nasabah : bank)
2)
Nisbah Deposito iB Hasanah Rupiah jangka waktu 3 bulan 51:49 (nasabah : bank)
3)
Nisbah Deposito iB Hasanah Rupiah jangka waktu 6 bulan 53:47 (nasabah : bank)
4)
Nisbah Deposito iB Hasanah Rupiah jangka waktu 12 bulan 55:45 (nasabah : bank)
5)
Deposits Nisbah IB Hasanah USD 15:85 (nasabah: bank)
Minimum Balance: 1)
Rupiah currency: Rp 1.000.000, -
2)
Dollar currency : USD 1000, Requirements:
1)
Original Identity Card (ID Card / Passport) or the Articles of Incorporation for the Company Customer
2)
An initial deposit of at least Rp 1.000.000, – / USD 1,000
3.
Tabungan iB THI Hasanah BNI Syariah Tabungan Hajiialah bentuk investasi dana untuk perencanaan haji yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mudharabah dengan sistem setoran bebas atau bulanan, bermanfaat sebagai sarana pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Fasilitas: 1)
Buku Tabungan
2)
Auto kredit untuk setoran bulanan dari rekening Tabungan iB Hasanah/Bisnis Hasanah/Prima Hasanah
3)
Dapat
didaftarkan
menjadi
calon
jemaah
haji
melalui
SISKOHAT Nisbah: 1) Bagi Hasil dengan Nisbah 10% (Nasabah) : 90% (Bank) 2) Saldo minimum Rp. 500.000,3) Setoran minimum selanjutnya Rp. 10.000,Keunggulan: 1) Proses mendapatkan nomor porsi haji lebih mudah & praktis, karena BNI Syariah adalah Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji dan terkoneksi real time online dengan SISKOHAT Kementrian Agama 2) Bebas biaya pengelolaan rekening bulanan 3) Bebas biaya penutupan rekening
4) Perlindungan asuransi kecelakaan diri 5) Berpeluang memperoleh Pembiayaan Haji iB Hasanah /Haji Plus iB Hasanah Persyaratan: 1)
Kartu Identitas Asli (KTP/Paspor)
2)
Setoran awal minimal Rp. 500.000,-
4. BNI Syariah Tabungan Anak BNI Syariah Tabungan Anak (Tabungan iB Tunas Hasanah) adalah produk simpanan dalam mata uang Rupiah berdasarkan akad wadiah yang diperuntukkan bagi anak-anak dan pelajar yang berusia di bawah 17 tahun. A. KEUNTUNGAN 1) Pada buku tabungan dan kartu tercetak nama anak sendiri, sehingga
memberikan
rasa
bangga
dan
memiliki
atas
tabungannya. Dengan harapan akan memberikan motivasi kepada anak untuk terus menabung. 2) Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar melakukan transaksi sendiri di ATM, belanja, teller serta melalui SMS Banking. 3) Walaupun kartu ATM/Debit dipegang anak, namun orangtua tetap dapat mengawasi transaksi anak karena ada notifikasi SMS yang akan dikirimkan ke ponsel orangtua dengan pilihan transaksi
debit/kredit senilai ≥Rp.20.000, ≥Rp.100.000, ≥Rp.250.000, ≥Rp.500.000,*). 4) Orang tua dapat mengetahui saldo dan mutasi transaksi melalui Internet Banking dan Phone Banking*). 5) Bebas biaya pengelolaan rekening. 6) Promo-promo merchant yang akan terus ditambah. 7) Pada saat anak berumur > 17 tahun, maka tabungannya akan dikorversi menjadi Tabungan iB Hasanah sehingga nasabah dapat menikmati fitur dan layanan Tabungan iB Hasanah dengan syarat dan ketentuan produk sesuai ketentuan yang berlaku di BNI Syariah. *) Layanan ini mulai tersedia Oktober 2012. B. FASILITAS 1) Buku Tabungan 2) Kartu ATM/Debit yang disebut Tunas Card 3) Dapat menerima dana secara otomatis (otokredit) dari rekening Tabungan iB Hasanah/iB Bisnis Hasanah/Giro iB Hasanah Perorangan
IDR
milik
orang
tua/wali
dengan
menggunakan standing order. C.
PERSYARATAN PEMBUKAAN REKENING
Anak memiliki kartu pelajar/paspor: 1) Mengisi Formulir Aplikasi Data Nasabah (CIF) Perorangan dan Formulir PembukaanRekening yang ditandatangani oleh anak
2) Melampirkan Kartu Pelajar atau paspor atau copy akte kelahiran 3) Melampirkan Kartu Keluarga (bila tidak tinggal serumah dengan orang tua/wali) 4) Membubuhkan tanda tangan anak pada buku tabungan 5) Melakukan setoran awal minimal Rp. 100.000, 6) Setoran selanjutnya Rp. 10.000, Anak yang belum memiliki kartu pelajar/paspor: 1) Mengisi Formulir Aplikasi Data Nasabah (CIF) Perorangan dan Formulir PembukaanRekening yang ditandatangani oleh orang tua/wali 2) Melampirkan copy akte kelahiran 3) Melampirkan copy Kartu Keluarga untuk anak yang tidak tinggal serumah dengan orang tua/wali. 4) Membubuhkan contoh tanda tangan orang tua/wali pada buku tabungan. 5) Melakukan setoran awal minimal Rp. 100.000, 6) Setoran selanjutnya Rp. 10.000, 7) Orang tua yang sudah memiliki rekening tabungan di BNI Syariah: a) Mengisi
Formulir
Persetujuan
Pembukaan
Rekening
dan
Pelaksanaan Transaksi tanpa beamaterai yang ditandatangani oleh orang tua/wali. b) Melampirkan copy identitas diri (KTP/Paspor) orang tua/wali
c) Mengisi Formulir KYC (PMN) Orang tua yang belum memiliki rekening tabungan di BNI Syariah: 1) Mengisi Formulir Aplikasi Data Nasabah (CIF) Perorangan dan Formulir Pembukaan Rekening (khusus untuk orang tua/wali yang belum memiliki rekening tabungan di BNI Syariah) dengan ditandatangani oleh orang tua/wali dan bagi yang belum berkeinginan untuk membuka rekening di BNI Syariah maka orang tua/wali cukup mengisi Formulir Aplikasi Data Nasabah (CIF) dengan ditandatangani oleh orang tua/wali. 2) Mengisi
Formulir
Persetujuan
Pembukaan
Rekening
dan
Pelaksanaan Transaksi yang ditandatangani oleh orang tua/wali. Formulir ini merupakan satu kesatuan dengan Formulir Pembukaan Rekening Anak 3) Melampirkan copy identitas diri (KTP/Paspor) orang tua/wali 4) Mengisi Formulir KYC (PMN) 5. BNI Syariah Tabungan Rencana Tabungan iB Tapenas Hasanah (BNI Syariah Tabungan Rencana) ialah bentuk investasi dana untuk perencanaan masa depan yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mudharabah dengan sistem setoran bulanan yang bermanfaat untuk membantu menyiapkan rencana masa depan seperti rencana liburan, ibadah umrah, pendidikan ataupun rencana masa depan lainnya.
Fasilitas: 1) Buku Tabungan 2) Autodebet untuk setoran bulanan dari rekening Tabungan iB Hasanah/Bisnis Hasanah/Prima Hasanah 3) Tersedia pilihan jangka waktu minimal 1 tahun hingga maksimal 18 tahun Keunggulan: 1) Bagi hasil lebih tinggi, dengan nisbah 45% nasabah : 55% (bank) 2) Setoran tetap bulanan minimal Rp.100.000,- s/d Rp. 5.000.000,- yang akan didebet setiap tanggal 5. 3) Asuransi otomatis bebas premi 4) Manfaat perlindungan asuransi jiwa hingga senilai Rp. 1.000.000.000,5) Manfaat perlindungan asuransi kesehatan hingga Rp 1.000.000,-/hari/orang 6) Tersedia perlindungan asuransi jiwa plus asuransi kesehatan tambahan (premi 5%, 10% atau 20% dari setoran bulanan) Persyaratan: 1) Kartu Identitas Asli (KTP/Paspor) 2) Setoran awal minimal Rp. 100.000,3) Mempunyai Rekening Afiliasi di Bank BNI Syariah
6. BNI Syariah Giro Giro iB Hasanah (BNI Syariah Giro) ialah titipan dana dari pihak ketiga yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. Keunggulan: 1)
Giro dapat dibuka atas nama perorangan maupun perusahaan
2)
Tersedia dalam pilihan mata uang, yaitu Rupiah dan US Dollar
3)
Dapat dijadikan sebagai agunan pembiayaan Fasilitas:
1)
Buku Cek dan Bilyet Giro khusus mata uang Rupiah
2)
BNI Syariah Card Silver sebagai kartu ATM (bagi Nasabah Giro Perorangan)
3)
Layanan Internet Banking, SMS Banking, dan Phone Banking
4)
Intercity Clearing untuk kemudahan penarikan cek atau bilyet giro dari bank-bank di seluruh Indonesia
5)
Automatic Transfer System Online (Sweep Account Online) : Untuk pendebetan secara otomatis rekening tabungan/giro lainnya milik nasabah apabila terjadi transaksi penarikan pada rekening giro ,namun saldo giro tersebut tidak cukup (Fasilitas pendebetan otomatis ini tidak berlaku untuk transaksi yang menggunakan echannel)
Biaya: 1) Administrasi per bulan: untuk giro Rupiah sebesar Rp. 20.000,-, untuk giro Valuta Asing sebesar USD 2,5,2) Administrasi saldo di bawah minimum, untuk giro Rupiah sebesar Rp. 25.000,-, untuk giro dalam bentuk Valuta Asing sebesar USD 5,3) BIaya pembuatan kartu ATM untuk giro Rupiah sebesar Rp 5000,- (hanya untuk giro perorangan) 4) Penutupan rekening giro Valuta Rupiah sebesar Rp. 20.000,-, untuk giro Valuta Asing sebesar USD 5,Persyaratan: 1) Tidak termasuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia 2) Setoran awal minimal Perseorangan : Rp 500.000,-/ USD 250, setoran awal untuk Perusahaan : Rp 1.000.000,- / USD 500 3) Memenuhi kelengkapan identitas sebagai berikut : Identitas
Perusahaan Perorangaan
KTP/Paspor
√
√
KIM/KITAS
√
√
NPWP
√
√
Akte Pendirian Perusahaan
√
Surat Referensi
√
√
Ket.
WNA
G. Produk-produk Pembiayaan di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran 1. BNI Syariah Usaha Kecil Usaha Kecil IB Hasanah adalah pembiayaan syariah yang digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun investasi) kepada pengusaha kecil berdasarkan prinsip-prinsip pembiayaan syariah. Keunggulan 1)
Persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.
2)
Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 7 (tujuh) tahun.
3)
Plafond pembiayaan sampai dengan Rp.10 (sepuluh) Milyar.
4)
Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional
Akad 1)
Murabahah untuk pembelian barang baik untuk tujuan investasi maupun modal kerja secara angsuran (aflopend).
2)
Mudharabah/Musyarakah dapat diberikan dalam bentuk modal kerja atas suatu proyek/usaha tertentu dengan menggunakan prinsip Mudharabah/ Musyarakah baik secara angsuran maupun lumpsum diakhir.
Syarat Penerima Pembiayaan 1)
Memiliki legalitas usaha lengkap sesuai bidang usahanya.
2)
NPWP, Laporan Keuangan, dan SPT Tahunan PPh.
3)
Pengalaman dibidang usaha minimal 2 (dua) tahun.
4)
Menyampaikan fotocopy rekening bank selama 6 (enam) bulan terakhir.
5)
Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia serta tidak tercatat sebagai nasabah pembiayaan macet/bermasalah.
6)
Bukti kepemilikan agunan yang sah dan masih berlaku.
Ketentuan Biaya 1) Biaya Administrasi : Ringan sesuai ketentuan yang berlaku 2) Asuransi : Kerugian 3) Notaris, Meterai, dll : Sesuai ketentuan yang berlaku *Biaya sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. 2. BNI Syariah Pembiayaan Haji Pembiayaan THI iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan biaya setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)
yang ditentukan oleh Kementerian Agama, untuk
mendapatkan nomor seat porsi haji dengan menggunakan akad ijarah. Keunggulan: 1)
Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.
2)
Jangka waktu pembiayaan maksimal 1 (satu) tahun atau s/d usia pemohon 60 tahun.
3)
Maksimal sebesar 80% dari biaya setoran awal BPIH untuk mendapatkan nomor seat porsi haji.
4)
Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
Akad: 1) Ijarah 2) Qardh Bentuk Pembiayaan: 1)
Angsuran tetap secara proporsional (pokok + ujrah).
2)
Angsuran pokok sekaligus diakhir periode.
Persyaratan: 1)
Telah memiliki rekening Tabungan BNI iB Haji
2)
Melampirkan copy identitas diri yang masih berlaku (KTP pemohon, suami/istri*), calon haji yang ditanggung)
3)
Melampirkan copy surat nikah dan kartu keluarga (KK)
4)
Melampirkan surat kuasa untuk membatalkan keberangkatan haji jika nasabah menunggak pembiayaan.
Ketentuan Biaya: 1)
Biaya administrasi ringan sesuai ketentuan yang berlaku.
2)
Biaya pemeliharaan rekening pembiayaan Rp 2.500,-/bulan. Biaya denda dan biaya penutupan rekening sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3.BNI Syariah Kepemilikan Emas Pembiayaan Emas iB Hasanah (BNI Syariah Kepemilikan Emas) merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan untuk membeli emas logam mulia dalam bentuk batangan yang diangsur secara pokok setiap bulannya melalui akad murabahah (jual beli). Keunggulan : 1)
Objek pembiayaan berupa logam mulia yang bersertifikat PT ANTAM.
2)
Angsuran tetap setiap bulannya selama masa pembiayaan sampai dengan lunas.
3)
Biaya administrasi ringan sesuai ketentuan yang berlaku.
4)
Margin kompetitif.
5)
Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis.
6)
Jangka waktu pembiayaan minimal 2 tahun dan maksimal 5 tahun.
7)
Maksimum pembiayaan sampai dengan Rp. 150.000.000,-
Dokumen yang Dibutuhkan 1) Formulir Permohonan Pembiayaan 2) Fotocopy KTP 3) Fotocopy NPWP (untuk permohonan Rp. 50.000.000,- keatas)
4) Fotocopy Kartu Identitas Pegawai (untuk pegawai) Persyaratan: 5) Berstatus sebagai pegawai aktif / profesional / pengusaha/lainnya. 6) Pemohon minimal berusia 21 tahun, pada saat pembiayaan lunas berusia maksimum : 55 tahun untuk pegawai (usia pensiun), 60 tahun untuk kalangan profesional dan pengusaha. 7) Mempunyai penghasilan tetap dan kemampuan mengangsur. 4.BNI Syariah Multijasa Multijasa IB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada masyarakat untuk kebutuhan jasa dengan agunan berupa fixed asset atau kendaraan bermotor selama jasa dimaksud tidak bertentangan dengan undang-undang/hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang diharamkan Syariah Islam. Keunggulan: 1)
Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.
2)
Minimal pembiayaan Rp.5 Juta dan maksimum Rp.500 Juta.
3)
Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 3 tahun.
4)
Uang muka ringan.
5)
Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
Akad: Ijarah multijasa. Persyaratan: 1)
Warga Negara Indonesi
2)
Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun pembiayaan harus lunas.
3)
Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun.
4)
Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
Ketentuan Biaya: 1) Biaya Administrasi 2) Asuransi : Jiwa dan Kerugian 3) Notaris, Meterai, dll : Sesuai ketentuan yang berlaku *Biaya sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu 5.BNI Syariah Otomotif Oto iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif murabahah yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian kendaraan bermotor dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai dengan pembiayaan ini. Keunggulan: 1)
Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.
2)
Minimal pembiayaan Rp. 5 Juta dan maksimum Rp.1 Milyar.
3)
Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 5 tahun.
4)
Uang muka ringan dan khusus kendaraan bermotor roda 2 dengan pola kerjasama uang muka tidak diwajibkan.
5)
Angsuran tetap tidak berubah sampai lunas.
6)
Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
Akad: Murabahah Persyaratan: 1)
Warga Negara Indonesia
2)
Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun pembiayaan harus lunas.
3)
Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun.
4)
Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan. Ketentuan Biaya:
1) Biaya Administrasi 2) Asuransi : Jiwa dan Kerugian 3) Notaris, Meterai, dll : Sesuai ketentuan yang berlaku *Biaya sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
6.BNI Syariah Pembiayaan Jaminan Cash CCF IB Hasanah adalah pembiayaan yang dijamin dengan cash, yaitu dijamin dengan Simpanan dalam bentuk Deposito, Giro, dan Tabungan yang diterbitkan BNI Syariah. Keunggulan: 1)
Memberi kemudahan kepada nasabah yang mempunyai Simpanan Rupiah ataupun Valas USD untuk memperoleh pembiayaan dengan cara cepat.
2)
Maksimum pembiayaan sebesar 90 % (untuk Simpanan Rupiah) dan 60% (untuk Simpanan Valas USD) dari jumlah nominal Deposito/Tabungan/Giro atas nama yang dijaminkan.
3)
Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
4)
Maksimal jangka waktu selama 12 bulan (untuk simpanan Rupiah) dan 3 bulan (untuk simpanan Valas USD) .
Akad: 1) Murabahah 2) Ijarah Multijasa Persyaratan: 1)
Warga Negara Indonesia
2)
Mengisi Formulir Permohonan Cash Collateral Financing iB Hasanah.
3)
Menyerahkan agunan atas nama berupa Deposito, Giro, dan/atau Tabungan BNI Syariah.
Biaya administrasi: Silahkan hub cabang terdekat 7. BNI Syariah Multiguna Multiguna iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli barang kebutuhan konsumtif dengan agunan berupa barang yang dibiayai (apabila bernilai material) dan atau fixed asset yang ditujukan untuk kalangan profesional dan pegawai aktif yang memiliki sumber pembayaran kembali dari penghasilan tetap dan tidak bertentangan dengan undang-undang/hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang diharamkan Syariah Islam. Keunggulan: 1)
Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.
2)
Minimal pembiayaan Rp.25 Juta dan maksimum Rp.2 Milyar.
3)
Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 8 tahun.
4)
Uang muka ringan.
5)
Angsuran tetap tidak berubah sampai lunas.
6)
Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
Akad: 1) Murabahah Persyaratan: 1)
Warga Negara Indonesia
2)
Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun pembiayaan harus lunas.
3)
Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun.
4)
Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
Ketentuan Biaya: 1) Biaya Administrasi 2) Asuransi : Jiwa dan Kerugian 3) Notaris, Meterai, dll : Sesuai ketentuan yang berlaku *Biaya sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu 8. BNI Syariah KPR Syariah BNI Syariah KPR Syariah (Griya IB Hasanah) adalah fasilitas pembiayaan
konsumtif
yang
diberikan
kepada
anggota
masyarakat untuk membeli, membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta rumah indent, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-masing calon.
Keunggulan: 1)
Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.
2)
Minimal pembiayaan Rp.25 Juta dan maksimum Rp.5 Milyar.
3)
Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 15 tahun kecuali untuk pembelian kavling maksimal 10 tahun atau disesuaikan dengan kemampuan pembayaran.
4)
Uang
muka
ringan
yang
dikaitkan
dengan
penggunaan
pembiayaan. 5)
Angsuran tetap tidak berubah sampai lunas.
6)
Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.
Akad: Murabahah Persyaratan: 1)
Warga Negara Indonesia
2)
Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun pembiayaan harus lunas.
3)
Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun.
4)
Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
Ketentuan Biaya: 1) Asuransi : Jiwa dan Kerugian
2) Notaris, Meterai, dll : Sesuai ketentuan yang berlaku *Biaya sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu FAQ Griya iB Hasanah: Pertanyaan
Jawaban
Bisakah takeover
In shaa Allah bisa, adapun persyaratan utama ialah:
KPR dari Bank
Syarat Take over :
lain ke BNI
1. Mengisi formulir pembiayaan di kantor cabang BNI
Syariah?
Syariah 2. Menyerahkan fotocopy KTP,KK, Surat Nikah 3. Menyerahkan Asli Surat keterangan kerja 4. Menyerahkan Slip gaji 3 bulan terakhir 5. Menyerahkan rekening korang tabungan aktif 3 bulan terakhir 6. Menyerahkan copy Sertifikat, imb dan PBB 3 tahun terakhir (rumah yang akan ditake over) 7. Menyerahkan copy akad pembiayaan di bank sebelumnya dan copy rekening pinjaman 6 bulan terakhir. 8. Pembiayaan kpr ditempat lama harus sudah berjalan minimal 1 tahun Biaya yang harus disiapkan : 1. Asuransi jiwa 2. asuransi kebakaran 3. Biaya administrasi bank 4. Biaya notaris
Bagaimana
Untuk menghitung angsuran, anda dapat menghitung
angsuran
melalui link berikut:
perbulan?
http://www.bnisyariah.co.id/calculator?simulasi=pembiayaan
Margin kpr BNI Syariah (Griya iB Hasanah) berapa? Bisakah untuk
Bisa, namun setelah 1-2 tahun, tanah tersebut sudah harus
membeli tanah?
dibangun rumah
Apa yang harus
Pastikan surat tanah berupa SHM (sertifikat hak milik) dan
saya siapkan
dilengkapi dengan IMB (izin mendirikan bangunan).
untuk membeli rumah second dengan KPR BNI Syariah (Griya iB Hasanah) Cabang mana
Mencari cabang BNI Syariah terdekat bisa melalui link
yang dekat
berikut: http://www.bnisyariah.co.id/lokasi/?type=cabang
dengan lokasi saya?
H. Produk-produk Jasa di Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran a. ATM (Authomatic Teller Machine) b. Penukaran mata uang real di embarkasi haji c. Pembayaran zakat, infaq dan sadaqah d. Payroll Merupakan jasa yang disediakan untuk memberikan kemudahan kepada perusahaan atau instansi lainnya dalam membayarkan gaji kepada karyawannya. e. Jasa-jasa lain BNI
juga
masyarakat
menyediakan luas,
seperti
jasa-jasa transfer,
perbankan kliring,
lainnya
inkaso,
kepada
collection
instruction, bank draft, referensi bank, penyetoran pajak, dan lain-lain. I.
Data Dekriftif Bank BNI Syariah adalah lembaga keuangan syariah yang melayani penghimpunan dana penyaluran dana dan jasa. Dalam penyaluran dana Bank BNI Syariah salah satunya mengunakan akad murabahah untuk penyaluran dana pada Griya IB Hasanah. Pertumumbuhan pembiayaan di Bank BNI Syariah secara keseluruhan mengalami peningkatan setiap tahunya pada periode 2010-2013. Jumlah pembiayaan murabahah di tahun 2010 sebesar Rp. 214.411.000, dan naik pada tahun 2011 sebesar Rp. 404.167.000, kemudian pada tahun 2012 jumlah pembiayaan murabahah terus meningkat sebesar
Rp.527.024.000.
Total pembiayaan pada tahun 2013 adalah
Rp. 854.003.000 naik dari tahun sebelumnya (BNI Syariah, 2013). Gambar 3.2 Peningkatan Jumlah Pembiayaan Murabahah
Rp900,000,000 Rp800,000,000 Rp700,000,000 Rp600,000,000 Rp500,000,000 Rp400,000,000 Rp300,000,000 Rp200,000,000 Rp100,000,000 Rp0 2010
2011
2012
2013
Sumber : Laporan Keuangan Bank BNI Syariah 2010-2013. Dalam table di atas dapat diuraikan bahwa pembiayaan murabahah setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Maka dalam bab berikutnya dapat menganalisa prosedur pembiayaan murabahah pada Bank BNI Syariah, kendala-kedala apa saja yang ada di Bank Bni Syariah dan Kebijakan-kebijakan yang di ambil oleh Bank BNI Syariah.
BAB IV ANALISIS A. Gambaran Tentang Sistem Produk Pembiayaan Pada Griya IB Hasanah Di BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. BNI Syariah KPR Syariah (Griya iB Hasanah) adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli, membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta rumah indent, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-masing calon. Keunggulan: 1)
Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.
2)
Minimal pembiayaan Rp.25 Juta dan maksimum Rp. 5 Milyar.
3)
Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 15 tahun kecuali untuk pembelian kavling maksimal 10 tahun atau disesuaikan dengan kemampuan pembayaran.
4)
Uang muka ringan yang dikaitkan dengan penggunaan pembiayaan.
5)
Angsuran tetap tidak berubah sampai lunas.
6)
Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional. Akad: Murabahah Persyaratan:
1)
Warga Negara Indonesia
2)
Usia minimal 21 tahun dan maksimal sampai dengan saat pensiun pembiayaan harus lunas.
3)
Berpenghasilan tetap dan masa kerja minimal 2 tahun.
4)
Mengisi formulir dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
Ketentuan Biaya: 1) Asuransi : Jiwa dan Kerugian 2) Notaris, Meterai, dll : Sesuai ketentuan yang berlaku B. Prosedur Pelaksanaan Produk Pembiayaan Griya IB Hasanah Pada Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. Prosedur pelaksanaanpembiayaan Griya IB Hasanah pada Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran adalah pada saat nasabah ingin membeli rumah pada developer atau individual tetapi nasabah tidakmampunyai uang maka nasabah datang ke Bank BNI Syariah untuk pengajuan pembiayaan untuk pembelian rumah. Prosedur nasabah mengajukan pembiayaan pada Bank BNI Syariah adalah :
1. Persyaratan dokumen-dokumen yang harus di lampirkan : a. Foto Copy KTP pemohon dan Istri/suami b. Pasfoto 3x4 pemohon dan Istri/suami c. FC surat nikah/cerai d. FC kartu keluarga e. FC NPWP (untuk pembiayaan di atas Rp. 49 Juta) f. FC rekening bank/buku tabungan 3 buln terakhir g. Asli slip gaji/surat keterangan penghasilan h. Asli surat keterangan masa kerja dan jabatan terakhir dari perusahaan (bagi pegawai) i. FC SK pengangkatan awal dan akhir pegawai. j. SPT pajak 1 tahun terakhir (bagi perusahaan) k. Lapoan keuangan 2 tahun terakhir (bagi pengusaha) l. FC akta perusahaan, SIUP, TDP. m. FC surat ijin profesi (bagi Profesional) n. FC sertifikat o. FC IMB p. FC SPPT dan STTS PBB Tahun terakir. q. Denah lokasi jaminan dan rumah tinggal r. SPT Tahunan 2. Setelah
nasabah
melengkapi
dokumen-dokumen
di
atas
marketing akan mengumpulkan dokumen-dokumen tersebut, maka dari pihak marketing akan mendatangi rumah nasabah dan
menanyakan kebenaran syarat-syarat yang sudah di berikan kepada marketing. 3. Sesudah
marketing
melaksanakan
apa
yang
menjadi
kewajibanya, selanjutnya akan di berikan kepada bidang prosesing.
Yang
dilakukan
pihak
prosesing
adalah
mengverifikasi data-data dan jaminan yang di ajukan nasabah apakah sudah memenuhi syarat yang ada di BNI syariah Cabang Pembantu Ungaran dan melakukan taksasi pada jaminan yang akan di ajukan. 4. Proses selanjutnya setelah sampai prosesing maka dokumendokumen itu belum selesai dan masih harus di sampaikan ke pimpinan cabang Pembantu, setelah pimpinan cabang pembantu memutuskan persyaratanya sudah memenuhi syarat maka pimpinan cabang menyetujui pengajuan untuk pembelian rumah tersebut. 5. Setelah pimpina cabang memutuskan penyetujuan itu perasional servis head akan menindak lanjuti dokumen-dokumen tersebut dan akan melakukan pencairan. 6. Proses penaksiran jaminan pada pembiayan griya IB hasanah adalah nilai taksasi yang di ajukan pada pihak nasabah ke pihak bank yang selanjutnya akan di realisasikan oleh bank tetapi pihak bank akan memberikan pembiayaan 80% sampai 90%
dari biaya yang di ajukan oleh nasabah dari pihak bank tidak memberikan pembiayaan 100% karena sifatnya membantu. Contoh penaksiran jaminan : Pak ari mengajukan pembiayaan 100jt di mana keperluaan bapak ari adalah untuk pembelian rumah, perhitungan taksainya adalah : 100jt x 20 % = 80jt Maka pembiayaan yang di berikan pada bapak ari adalah 80jt. 7. Cara Perhitungan Pembiayaan Pada Bank BNI Syariah Pada Pembiayaan Griya Ib Hasanah. Dapat di contohkan sebagai berikut, bapak anas akan mengajukan pembiayaan untuk pembelian rumah yang berada di daerah ungaran dengan haga rumah
200.000.000,
maksimum
pembiayaan
(90%)
=
180.000.000, margin berlaku : asumsi 10% (flat), di mana pembiayaan itu akan di angsur selama 15 tahun, maka perhitunganya adalah : •
Mencari margin pembiayaan Pokok pembiayaan x 10% x 15 tahun = margin 180.000.000 x 10% x 15 tahun = 270.000.000
•
Perhitungan angsuran Pokokpembiayaan+margin = 180.000.000 + 270.000.000 = 450.000.000
Angsuran per bula = 450.000.000 : (12bulan x 15 tahun) = 2.500.000 Maka bapak anas akan mengangsur setiap bulan di BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran yaitu 2.500.000. C. Kendala-Kendala Yang Ada PadaProduk Pembiayaan Griya IB Hasanah Pada Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. Dalam pelaksanaan produk pembiayaan griya ib hasanah pada bank BNI Syariah terdapat kendala-kendala seperi berikut : 1. Persaingan antar Bank Di daerah ungaran dan sekitarnya sekarang banyak Bank-Bank syariah, BMT, maupun BPRS yang memberikan pelayanaan yang sama seperti Bank BNI Syariah KCP Ungaran yang memberikan pembiyaan pembelian rumah atau KPR karena itu persaingan akan semakin ketat. 2. Pembiayaan macet Di mana pembiayaan yang sudah di berikan kepada nasabah tidak di laksanakan atau tidak di bayar yang sebagaimana menjadi tanggung jawab nasabah sehingga itu membuat kendala yang ada di Bank BNI Syariah KCP Ungaran. 3. Gaji Mark Up Pada saat pengajuan pembiayaan, gaji yang sebenarnya tidak di lampirkan melainkan data gaji yang di buat atau di mark up
untuk mengelabuhi marketing agar pembiayaan bisa cair.Salah satu hal yang terjadi pada pembiayaan griya ib hasanah di Bank BNI Syariah KCP Ungaran. 4. Target tidak tepenuhi Pada Bank BNI Syariah KCP Ungaran untuk target belum bisa terpenuhi karena banyak hal yang harus di pertimbangkan untuk memenuhi target pembiayaan. Kendala ini yang membuat tugas marketing semakin kejar target untuk memenuhi maksimal pembiayaan. 5. Permintaan pembiayaan dengan harga real berbeda. Di mana nasabah mengajukan pembiayaan Griya Ib hasanah pada Bank BNI Syariah KCP Ungaran, pembiayaan yang di ajukan tidak sama dengan kemampuan nasabah untuk membayar angsuran sehingga nasabah akan selalu mengalami tunggakan angsuran yang akan menjadi kendala pada pihak Bank. D. Cara Mengatasi Kendala-Kendala Yang Ada PadaProduk Pembiayaan Griya IB Hasanah Pada Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran. Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendalakendala yang ada di pembiayaan griya ib hasanah pada bank BNI Syariah KCP Ungaran yaitu : 1.
Yang harus dilakukan oleh Bank BNI Syariah KCP Ungaran adalah memberikan pelayanan yang lebih baik serta fasilitas
terbaik kepada para nasabah dengan mengoptimalkan dan mengembangkan produk yang ada secara inovatif agar lebih unggul dan mempunyai ciri khas yang membuat berbeda. Agar mampu bersaing dengan bank syariah lainnya terutama yang berada di wilayah Ungaran dan sekitarnya. 2.
Pembiayaan yang macet sebaiknya saat awal pengajuan untuk pembiayaan lebih di teliti dan di lengkapi lagi untuk persyaratan-persyaratanya
sehingga
untuk
pengajuan
selanjutnya tidak ada pembiayaan yang macet, dan tidak menambah kendala pada bank BNI Syariah KCP Ungaran. 3.
Agar tidak terjadi mark up pada gaji nasabah yang di lakukan oleh marketing BNI Syariah KCP Ungaran adalah menverifikasi kepada perusahaan tempat nasabah bekerja dengan melalui telefon, melalui brosing atau searching dan apabila marketing belum puas dengan ke tiga cara tersebut, marketing akan mendatangani perusahaan yang bersangkutan dan menanyakan kepada pimpinan cabang perusahaan apakah benar dan tidaknya gaji nasabah yang bersangkutan.
4.
Untuk kendala kenapa Bank BNI Syariah KCP Ungaran tidak bisa memenuhi target adalah karena untuk pembiayaan yang masuk di Bank BNI Syariah KCP Ungaran sebagian besar tidak memenuhi persyaratan, sehingga itu pihak Bank Syariah tidak mau mengambil resiko untuk memberikan pembiayaan.
5.
Untuk permintaan pembiayaan yang berbeda dengan yang real yaitu melakukan validasi data yang masuk dan menanyakan kepada developer apakah harganya sama dengan pengajuan pembiayaan, jika terjadi selisih kembalikan kepada nasabah dan di lihat kemampuan gaji apakah bisa menutupi nilai objek tersebut.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pembahasan yang sudah di buat pada bab sebelumnya, maka dapat di simpulkan bahwa : 1. Prosedur persyaratan dokumen-dokumen yang harus dilengkapi saat Pembiayaan Muabahah Pada Griya IB Hasanah di Bank BNI Syariah KCP Ungaran yang harus di lampirkan : a. Foto Copy KTP pemohon dan Istri/suami b. Pasfoto 3x4 pemohon dan Istri/suami c. FC surat nikah/cerai d. FC kartu keluarga e. FC NPWP (untuk pembiayaan di atas Rp. 49 Juta) f. FC rekening bank/buku tabungan 3 buln terakhir g. Asli slip gaji/surat keterangan penghasilan h. Asli surat keterangan masa kerja dan jabatan terakhir dari perusahaan (bagi pegawai) i. FC SK pengangkatan awal dan akhir pegawai. j. SPT pajak 1 tahun terakhir (bagi perusahaan) k. Lapoan keuangan 2 tahun terakhir (bagi pengusaha) l. FC akta perusahaan, SIUP, TDP. m. FC surat ijin profesi (bagi Profesional) n. FC sertifikat
o. FC IMB p. FC SPPT dan STTS PBB Tahun terakir. q. Denah lokasi jaminan dan rumah tinggal r. SPT Tahunan 2.
Kendala-Kendala yang ada pada produk pembiayaan Griya IB Hasanah Pada Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran adalah adanya persaingan antar Bank, pembiayaan macet, gaji markup, target tidak terpenuhi, dan permintaan pembiayaan dengan harga real berbeda.
3.
Kebijakan-kebijakan yang diambil untuk mengatasi kendalakendala yang ada pada produk pembiayaan Griya IB Hasanah Pada Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran yaitu lebih selektif memilih nasabah dan lebih memperhatikan data-data dengan melakukan verifikasi dan validasi yang lebih akurat.
B. SARAN Dari pembahasan yang terdapat di bab sebelumnya, maka penulis menyarankan : 1. Peningkatan promosi dan sosialisasi agar masyarakat tertarik dengan produk pembiayaan Griya ib hasanah di BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran. 2. Peningkatan pelayanan kepada para nasabahnya dengan senyum, salam, sapa dan tetap hasanah. 3. Selalu berpegang pada syariat Islam.
4. Penerapan manajemen yang tepat dan baik, yaitu dengan pelayanan yang memuaskan, penambahan sumber daya manusia yang ahli, trampil dan berkompetensi, pengelolaan laporan keuangan yang tepat dan teliti, strategi pemasaran yang jitu dan tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA Aminah, Siti, 2012. Penerapan Mudharabah Pada Simpanan Sukarela (Sisuka) Di Baitul Maal Wa Tamwil Hudatama Semarang, IAIN WALISONGO SEMARANG. http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/138/jtptiain-sitiaminah-6880-1-092503061.pdf(di unduh 16 juni 2014). Budi, I. Utomo, 2012. Implementasi 5c Dalam Pembiayaan Murabahah Di BMT Tumang Ampel, STAIN Salatiga. Herwanto, A. Azzis, 2009.Implementasi Akad Murabahah Dalam Pembiayaan Rumah Bersubsidi Secara Syariah Di BANK Tabungan Negara Kantor
Cabang
Syariah
Surakarta,
UNIVERSITAS
11
MAREThttp://core.kmi.open.ac.uk/display/12348011(di unduh 16 juni 2014). Muhammad, 2005.Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yokyakarta :UPP AKP YKPN. Muhamad, 2004.Teknik Perhitungan Bagi Hasil Dan Profit Margin Pada Bank Syariah, Yogyakarta :UII Press. Muhammad,
2001.System
dan
Prosedur
Operasional
Bank
Syariah,
Yokyakarta :UII Pres. Prasetyo, Eko, 2010. Pembiayaan Murabahah Di Baitul Maal Wa Tamwil Taa’wun
Cipulir,
UIN
SYARIF
HIDAYTULLAH
JAKARTAhttp://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/1234567 89/3672/1/EKO%20PRASETYO-FSH.pdf(di unduh 16 juni 2014).
Suyuti, 2012.PenanggananPembiayaa Bermasalah Pada Murabahah Di Kjks Binama
Semarang
Tahun
2011,
IAIN
Walisongo
Semaranghttp://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/138/jtptia in--suyuti0925-6889-1-092503071.pdf(di unduh 16 juni 2014). Sudarsono, 2003.Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan ilustras.,Yogyakarta: Ekonisia. Wiroso, 2005.Jual Eli Murabahah, Yogyakarta :UII Press. http://mujahidinimeis.wordpress.com/2010/05/02/manajemen-pembiayaansyariah/( di unduh pada tanggal 1 juli 2014). http://elasq.wordpress.com/2013/04/01/pengertian-pembiayaan/(diunduh pada tanggal 1 juli 2014). http://www.bnisyariah.co.id/(di unduh pada tanggal 11 juli 2014). http://id.wikipedia.org/wiki/perbankan_syariah(di unduh pada tanggal 27 juni 2014). http://carapedia.com/pengertian_definisi_analisis_info2056.html(di pada tanggal 27 juni 2014).
unduh