FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBIAYAAN MIKRO IB HASANAH DAN POTENSI RISIKO PADA BANK BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU MIKRO DEPOK
Oleh ARYS AGUSMAN H24104088
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBIAYAAN MIKRO IB HASANAH DAN POTENSI RISIKO PADA BANK BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU MIKRO DEPOK
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh ARYS AGUSMAN H24104088
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi
:
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pembiayaan Mikro Ib Hasanah Dan Potensi Risiko Pada Bank Bni Syariah Cabang Pembantu Mikro Depok
Nama
:
Arys Agusman
NIM
:
H24104088
Menyetujui, Dosen Pembimbing,
Ir. Budi Purwanto, ME NIP. 19630705 199403 1 003
Mengetahui, Ketua Departemen,
Dr. Mukhamad Najib, STP, MM NIP. 19760623 200604 1 001
Tanggal Lulus: i
RINGKASAN ARYS AGUSMAN. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pembiayaan Mikro Ib Hasanah Dan Potensi Risiko Pada Bank Bni Syariah Cabang Pembantu Mikro Depok. Di bawah bimbingan BUDI PURWANTO. BNI Syariah KCPM Depok mulai berjalan pada Januari 2012 dengan realisasi pembiayaan sebesar Rp 33.000.000,- dan sampai dengan akhir Agustus 2012 sebesar Rp 1.727.600.000,-. Target yang tercapai hanya 18,00% dari target yang ada. Berdasarkan data dari industri dan perdagangan pemerintahan kota Depok, sektor UMKM yang terdapat di kota ini cukup beragam. Sedangkan data pasar modern, pasar tradisional dan pergudangan yang terdapat di kota Depok terdapat 23 pasar, jumlah pasar tersebut merupakan potensi UMKM yang besar bagi BNI Syariah KCPM Depok. UMKM dan pasar yang tersebar seharusnya prospek yang cukup bagus dalam realisasi pembiayaan oleh BNI Syariah. Oleh karena itu, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi pembiayaan Mikro iB Hasanah di BNI Syariah KCPM Depok dan Bagaimana metode penilaian yang dipertimbangkan dalam menganalisis potensi risiko nasabah pembiayaan Mikro iB Hasanah di BNI Syariah KCPM Depok perlu dirumuskan untuk mengkaji penelitian ini. Penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan. (2) Menganalisis potensi risiko nasabah pembiayaan Mikro iB Hasanah berdasarkan konsep 5C di BNI Syariah KCPM Depok. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari hasil laporan realisasi pembiayaan kurun waktu bulan januari sampai dengan agustus tahun 2012, yaitu analisa realisasi pembiayaan hasil dari sistem Eletronic Financing Origanizationi (EFO) pada BNI Syariah. Data penelitian ini juga dilengkapi dengan wawancara kepada bagian terkait sebagai pelengkap dari data EFO serta data sekunder dari studi pustaka, dan data dari perusahaan. Analisis kuantitatif menggunakan regresi linear berganda dengan alat pengolah data SPSS 15 serta analisis deskriptif. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan dari metode 3C adalah faktor usia, pengalaman usaha, tujuan pembiayaan, pendapatan per bulan, jangka waktu pembiayaan, sisa tanggungan pinjaman di tempat lain dan asset usaha dan keluarga. Hasil dari uji-F menunjukkan semua variabel X ini berpengaruh nyata terhadap Y. Sedangkan hasil dari uji-t, variabel yang berpengaruh nyata secara positif adalah pengalaman usaha dan jangka waktu pembiayaan, variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah usia, tujuan pembiayaan, pendapatan per bulan, sisa tanggungan pinjaman di tempat lain dan asset usaha dan keluarga. Hasil analisis selanjutnya menunjukan dalam potensi risiko nasabah pembiayaan iB Hasanah terdapat beberapa tingkatan yaitu berisiko tinggi dan berisiko rendah, dimana risiko yang sangat diperhatikan adalah potensi gagal bayar dan setelah berjalan dari awal 2012 sampai akhir 2013, BNI Syariah KCPM Depok terdapat pembiayaan macet (NPF) sebesar 1.5% dan nasabah dengan kolektibilitas 1 (lancar) sebesar 97.5%.
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Dumai, provinsi Riau pada hari kamis, tanggal 18 Agustus 1988. 25 tahun silam. Anak pertama dari empat bersaudara dengan dua laki-laki dan dua perempuan dari orang tua yang bernama Arman M.Y, S.E dan Yetty Roswita. Penulis melanjutkan sekolah menengah di SMA Negeri 114 Jakarta Utara pada tahun 2003 dan lulus melalui jalur ilmu pengetahuan alam (IPA), setamat sekolah menengah pada tahun 2006 penulis diterima melalui jalur USMI di Institut Pertanian Bogor pada program diploma program keahlian manajemen agribisnis dan lulus dengan memuaskan pada tahun 2009 dengan gelar A.Md. Setelah lulus penulis diterima bekerja pada PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) selama enam bulan. Setelah itu penulis melanjutkan program sarjana pada program sarjana alih jenis, departemen manajemen, fakultas ekonomi dan manajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2010. Selama kuliah di IPB penulis aktif dalam organisasi termasuk seminar dan menghadiri forum-forum nasional. Saat program diploma penulis diutus mewakili IPB pada tahun 2008 untuk menghadiri Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDK) di Universitas Negeri Lampung, Bandar Lampung. Penulis juga beberapa kali mengikuti kompetisi dan seminar saat di program PSAJM IPB, diantaranya : seminar bulanan masyarakat ekonomi syariah (MES) selama tahun 2011, seminar Indonesia Tanpa Kemiskinan 2011 di FE UI Depok, seminar karir World Bank dan Kementerian Keuangan di FE UI Depok pada tahun 2011, forum dan seminar “Indonesian Young Leaders Forum” di Ritz Carlton Hotel, Jakarta pada tahun 2011, forum dan seminar “National Leadership Camp 2011” selama tiga hari di Nurul Fikri, Depok, forum dan seminar StudentxCEO‟s Forum 2011 di ITB Bandung. Penulis ikut berkompetisi ide bisnis dan sosial yang diadakan oleh StudentxCEO‟s dan masuk dalam 50 ide terbaik dan juga ikut dalam lomba ide bisnis kedaerahan yang diadakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia bersama organisasi Promuda Depok. Pada tahun yang sama penulis juga bekerja freelance sebagai Financial Consultant di PT AXA Financial Indonesia, kemudian pada bulan september 2011 mulai bekerja di Bank BNI Syariah sampai sekarang. iii
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pembiayaan Mikro Ib Hasanah Dan Potensi Risiko Pada Bank Bni Syariah Cabang Pembantu Mikro Depok _-ama
Arys Agusman H24104088
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
#
Ir. Budi Purwanto, ME
NIP. 19630705 199403 1 003
Mengetahui,
TanggaI Lulus:
1 a MAR 2014
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta‟ala atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2012 adalah kebijakan hutang dengan judul analisis faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang emiten pertanian di Bursa Efek Indonesia. Penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan kepada Ayah, Ibu, keluarga, dan seluruh pihak atas segala support yang diberikan baik materil, do‟a, perhatian dan kasih sayangnya. Penghormatan dan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Ir. Budi Purwanto, ME selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dalam mengarahkan dan memberikan saran dalam penyempurnaan penulisan skripsi. Sebagaimana kodrat seorang manusia yang terlahir dengan segala kelebihan dan kekurangannya, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi skripsi yang lebih baik. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat untuk orang lain sebagai sarana referensi ilmu pengetahuan dan referensi penelitian selanjutnya. Bogor,
Maret 2014
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Segenap kerendahan hati, penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak lepas dari sentuhan dan iringan do‟a berbagai pihak yang senantiasa menuntun penulis dalam membuat laporan. Dalam kesempatan ini, izinkan penulis untuk menyampaikan kata terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua berserta keluarga yang tak henti memberikan dukungannnya, baik secara moral, materil, maupun spiritual, 2. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran, arahan, serta bimbingannya dalam menyusun skripsi, 3. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc dan bapak M. Syaefudin Andriyanto, STP, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran, arahan, serta bimbingannya dalam menyusun skripsi, 4. Seluruh dosen Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB beserta seluruh pegawai dan staf, 5. Kantor Cabang Pembantu Bank BNI Syariah Depok yang telah memberikan kesempatan untuk bergabung dan pengaplikasikan ilmu, 6. Sahabat seperjuangan mahasiswa Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, dan 7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu-persatu.
v
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP...………………………………………………………….. iii KATA PENGANTAR……....….……………………………………………… iv UCAPAN TERIMA KASIH...………………………………………………… v DAFTAR ISI ..…………………………………………………………………. vi DAFTAR TABEL ..…………………………………………………………… viii DAFTAR GAMBAR ..………………………………………………………... viii DAFTAR LAMPIRAN ..……………………………………………………… viii I.
PENDAHULUAN ………………………………………………………... 1 1.1. Latar Belakang ………………………………………………………... 1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………………... 1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………………….
1 3 4 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………….
5
2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)….…………………....... 2.1.1. Definisi UMKM 2.1.2. Karateristik Pembiayaan UMKM 2.2. Microfinance ………………………………………………..……………… 2.2.1. Definisi Microfinance…………………………………………... 2.2.2. Bentuk Kelembagaan Microfinance di Indonesia………………. 2.2.2. Prinsip Dasar Islamic Microfinance…………………………….. 2.3. Bank …………………………………………………………............... 2.3.1. Definisi Bank………………………………………………….... 2.3.2. Sejarah Bank Syariah di Indonesia……………………………... 2.4. Pembiayaan Syariah…………………………………………………… 2.4.1. Pengertian Pembiayaan Syariah……………………………….... 2.4.2. Sistem Pembiayaan Syariah...…………………………………... 2.4.3. Jenis-jenis Pembiayaan Syariah...………………………………. 2.5. Risiko Kredit/Pembiayaan…………………………………………….. 2.6. Metode Analisis 5C……………………………………………………. 2.7. Penelitian Terdahulu…………………………………………………...
5 5 6 7 7 8 8 10 10 10 11 11 11 12 13 17 19
III. METODE PENELITIAN ……………………………………………….. 20 3.1. Kerangka Pemikiran …………………………………………………... 3.1.1 Kerangka Teoritis……………………………………………….. 3.1.2 Kerangka Operasional……………………………….………….. 3.2. Lokasi Penelitian….…………………………………………………… 3.3. Prosedur Analisis Data ...……………………………………………… vi
20 20 23 25 35
3.3.1 Metode dan Teknik Pengambilan Sampel….…………………… 25 3.3.2 Metode Pengumpulan Data..…………………………………… 26 3.3.3 Metode Pengolahan Data………………………………………. 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………….. 28 4.1. Sejarah Bank BNI Syariah.……………………………………………. 4.2. Pembiayaan Mikro iB Hasanah..………………………………………. 4.3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas………………………………… 4.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan….………... 4.5. Potensi Risiko Nasabah Pembiayaan Mikro iB Hasanah……………... 4.6. Implikasi Manajerial...............................................................................
28 29 31 32 37 39
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………. 41 1. Kesimpulan …………………………………………………………… 41 2. Saran …………………………………………………………………... 41 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 42 LAMPIRAN …………………………………………………………………… 44
vii
DAFTAR TABEL No 1 2 3 4 5 6
Halaman Realisasi pembiayaan BNI Syariah KCPM Depok…............................. Lembaga keuangan mikro berdasarkan aspek sosial.............................. Lembaga keuangan mikro berdasarkan aspek segmentasi pasar…..…... Hasil Pengujian Statistik Deskriptif...…………….…………………… Hasil pengujian model regresi linear berganda.......………………….... Potensi Risiko Nasabah Pembiayaan Mikro iB Hasanah…..…………..
2 8 9 32 33 39
DAFTAR GAMBAR No 1 2
Halaman Grafik realisasi pembiayaan vs outstanding KCP Mikro Depok ........………………………………………………. Bagan kerangka pemikiran......………………………………………...
2 22
DAFTAR LAMPIRAN No 1 2 3 4 5 6 7
Halaman UKM Depok berdasarkan komoditi…..………………………………. Data pasar modern, pasar tradisional, dan pergudangan.................….. Persyaratan umum dan persyaratan khusus nasabah............................... Struktur organisasi bank BNI Syariah KCP Mikro…....……………… Uraian jabatan kantor cabang pembantu mikro BNI Syariah (sesuai mapping)................................................ ……………………………… Alur proses pembiayaan..........................................…………………… Ringkasan hasil penelitian terdahulu........……………………………
viii
45 46 47 49 49 54 58
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sektor usaha kecil dan menengah masih menjadi prioritas utama perbankan syariah dalam penyaluran dana perbankan syariah baik itu ditujukan untuk modal kerja maupun investasi. Penyaluran dana ini pada umumnya bersifat personal atau pribadi, sektor ini merupakan sektor padat karya namun minim modal yang memberikan potensi besar dalam penyaluran dana perbankan syariah. Dalam kurun waktu 2009-2010 saja, sektor UMKM meningkat pesat dari 19,86 persen (yoy) pada September 2009 menjadi 44,81 persen per September 2010. BNI Syariah Cabang Mikro Bogor merupakan pilot project untuk ekspansi di bisnis pembiayaan mikro. Bank BNI Syariah Cabang Mikro Bogor saat ini telah memiliki lima Kantor Cabang Pembantu Mikro dan satu Kantor Cabang Kedung Halang, antara lain : KCP Mikro Pasar Grosir Bogor, KCP Mikro Pasar Cibinong, KCP Mikro Pasar Citereup, KCP Mikro Pasar Cileungsi, KCP Mikro Depok Citayam. Lokasi outlet yang bertaraf KCP ini terletak di pasar dan dekat pasar agar mudah terjangkau oleh calon-calon nasabah pembiayaan Mikro iB Hasanah. BNI Syariah KCPM Depok mulai berjalan pada Januari 2012 dengan realisasi pembiayaan sebesar Rp 33.000.000,- dan sampai dengan akhir Agustus 2012 sebesar Rp 1.727.600.000,-. Target yang tercapai hanya 18,00% dari target yang ada (Lihat Tabel 1). Berdasarkan data dari industri dan perdagangan pemerintahan kota Depok, sektor UMKM yang terdapat di kota ini cukup beragam. UKM kota Depok berdasarkan komoditinya yaitu : batuan, bahan bangunan, furniture, jasa, ikan konsumsi, perdagangan umum dan sembako serta kerajinan khas kota Depok, dapat dilihat lengkap pada Lampiran 4. Sedangkan data pasar modern, pasar tradisional dan pergudangan yang terdapat di kota Depok terdapat 23 pasar, jumlah pasar tersebut merupakan potensi UMKM yang besar bagi BNI Syariah KCPM Depok. Oleh karena itu, UMKM dan pasar yang tersebar seharusnya prospek yang cukup bagus dalam realisasi pembiayaan oleh BNI Syariah. Selengkapnya dapat dilihat lengkap pada Lampiran 5.
2
Tabel 1. Realisasi pembiayaan BNI Syariah KCPM Depok Target KCP Realisasi Target Periode No Mikro (dalam Pencairan 2012 rupiah) (dalam rupiah) 1 2 3 4 5 6 7 8
Tingkat Pertumbuhan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1.200.000.000 33.000.000 1.200.000.000 135.500.000 1.200.000.000 150.100.000 1.200.000.000 198.000.000 1.200.000.000 246.000.000 1.200.000.000 343.000.000 1.200.000.000 302.000.000 1.200.000.000 320.000.000 9.600.000.000 1.727.600.000 Total Sumber : Bank BNI Syariah KCPM Depok (Data diolah) (2012)
2,75% 11,29% 12,51% 16,50% 20,50% 28,58% 25,17% 26,67% 18,00%
Gambar 1. Grafik realisasi pembiayaan vs outstanding KCPM Depok Sumber : Bank BNI Syariah KCPM Depok (Data diolah) (2012)
Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa BNI Syariah KCP Mikro Depok terus mengalami pertumbuhan, namun tidak begitu signifikan terhadap target. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa dari sisi realisasi pembiayaan setiap bulannya hanya mampu dicapai pada angka 371 juta rupiah di bulan ke-7, masih jauh dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 1,2 milyar rupiah per bulan. Namun, outstanding pembiayaan terus mengalami peningkatkan yang dapat
3
disimpulkan bahwa KCPM Depok mampu memantau dan menjaga hubungan dengan nasabah eksisting dengan baik. Sebelum merealisasikan pembiayaan Mikro iB Hasanah calon nasabah yang mengajukan pembiayaan kepada BNI Syariah KCPM Depok terlebih dahulu dilakukan analisa oleh beberapa pihak, mulai dari Asisten Pemasaran, Analisis Pembiayaan dan terakhir Pimpinan Cabang/Cabang Pembantu. Hal pertama yang dilakukan oleh Analis Pembiayaan untuk menilai layak atau tidaknya calon nasabah tersebut adalah mengecek riwayat pembiayaan calon nasabah di Bank Indonesia melalui BI Checking. Pada tahap ini, lanjut atau tidaknya pada tahap penilaian berikutnya sangat penting sekali. Jika calon nasabah memiliki riwayat pembiayaan dibawah tingkat kolektibilitas II, maka calon nasabah tersebut akan langsung dinyatakan gagal untuk tahap selanjutnya. Hal ini menjadi penyebab pertama dalam realisasi pembiayaan sehingga KCPM Depok belum mencapai target. Namun, BI Checking merupakan bagian penting yang tidak bisa digantikan karena peranannya dalam menyaring nasabah berkualitas baik atau buruk. Di dalam metode penilaian bank secara umum kepada calon nasabah pembiayaan umumnya menggunakan metode 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition Of Economy ). Metode inipun juga digunakan di Bank Mikro, khususnya Bank BNI Syariah KCPM Depok. Namun, berdasarkan informasi dari bagian Analis Pembiayaan bahwa konsep yang diterapkan dari metode 5C hanya 3C saja yaitu (Character, Capacity dan Collateral) yang biasa digunakan di Bank Mikro. Melalui 3C ini, Analis Pembiayaan Mikro melakukan analisa risiko pembiayaan terhadap calon debitur dari sisi kualitas karakternya, kemampuan membayar angsuran juga kesesuaian nilai jaminan dengan nominal pembiayaan yang akan diajukan. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran peneliti untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pembiayaan Mikro Ib Hasanah Dan Potensi Risiko Pada Bank Bni Syariah Cabang Pembantu Mikro Depok”.
4
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi pembiayaan Mikro iB Hasanah di BNI Syariah KCPM Depok ? 2. Bagaimana metode penilaian yang dipertimbangkan dalam menganalisis potensi risiko nasabah pembiayaan Mikro iB Hasanah di BNI Syariah KCPM Depok ? 1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan. 2. Menganalisis potensi risiko nasabah pembiayaan Mikro iB Hasanah berdasarkan konsep 5C di BNI Syariah KCPM Depok.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Membuktikan faktor-faktor realisasi pembiayaan dari konsep 5C yang sesuai dengan konsep pembiayaan perbankan syariah mikro khususnya untuk BNI Syariah KCPM Depok, 2. Memberikan informasi kepada BNI Syariah KCPM Depok mengenai karakter calon debitur pembiayaan mikro secara umum dan khusus dalam realisasi pembiayaan, 3. Memberikan informasi kepada BNI Syariah KCPM Depok dan Bank Syariah Mikro yang lain mengenai potensi risiko pembiayaan dilihat dari sektor usaha yang dijalankan calon debitur agar menjadi pertimbangan dalam realisasi pembiayaan. 1.5
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas hanya pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
realisasi pembiayaan Mikro iB Hasanah periode Januari s/d Agustus 2012, karenapada periode ini merupakan tahap penilaian dan evaluasi. dengan menggunakanpendekatan
konsep
5C,
analisis
regresi
linier
berganda.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1. Definisi UMKM Usaha mikro kecil menengah merupakan usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 mendefinisikan kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai berikut: 1. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah. 2. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 3. Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
6
2.1.2. Karateristik Pembiayaan UMKM Usaha mikro, kecil dan menengah mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional. Ada beberapa acuan definisi yang digunakan oleh berbagai instansi di Indonesia, yaitu: a. Undang-Undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil, mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan nilai aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan Inpres No.10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan aset tetap (di luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 10 milyar. b. Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk usaha menengah, batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp 1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun. c. Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp 5 milyar. Sementara itu, usaha kecil di bidang perdagangan dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp 200 juta dan omzet per tahun kurang dari Rp 1 miliar (sesuai UU No. 9 tahun 1995). d.
Bank Indonesia menggolongkan UK dengan merujuk pada UU No. 9/1995, sedangkan untuk usaha menengah, BI menentukan sendiri kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp 200 juta s/d Rp 5 miliar) dan non manufaktur (Rp 200 – 600 juta).
e. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 1-19 orang; usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang; dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang. f. Karakteristik usaha kecil, diantaranya (Suharto, 2008) :
7
1. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah; 2. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindahpindah; 3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha; 4. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP; 5. Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwiraswasta; 6. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal; 7. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning. g. Contoh usaha kecil, yaitu (Suharto, 2008) : 1. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja; 2. Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya; 3. Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan; 4. Peternakan ayam, itik dan perikanan; 5. Koperasi berskala kecil. 2.2. Microfinance 2.2.1. Definisi Microfinance Gonzalez-Vega dan Chavez dari Aryo (2011) menyatakan bahwa Indonesia adalah laboratorium dunia untuk keuangan mikro. Namun lebih dari sekedar laboratorium, menurut Klaas Kuiper (2003) dan L. Schmit dari Aryo (2011) 'revolusi' microfinance telah terjadi di Indonesia lebih dari 100 tahun yang lalu pada tahun 1895 ketika Raden Wiriamadya membentuk sebuah lembaga keuangan
8
mikro untuk membantu para pegawai bumiputera yang terlilit hutang. Cikal bakal inilah yang terus berkembang pada era kolonial smapai kemerdekaan Indonesia dengan wujudnya yang sekarang adalah Bank Rakyat Indonesia. Robinson dari Aryo (2011) dalam bukunya The Microfinance Revolution, Volume 1: Sustanaible Finance for the Poor, menyatakan bahwa kredit dapat menjadi sarana yang powerful untuk penanggulangan kemiskinan bila digunakan secara efektif kepada economically active poor dan creditworthy. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Sebstad dan Cohen dari Aryo (2011) bahwa penerima kredit mikro berada di sekitar garis kemiskinan. Sedangkan untuk extreme poor, program-program kemiskinan yang bersifat subsidi lebih tepat untuk mengangkat mereka ke atas garis kemiskinan. Fundamental filosofi dari microfinance menurut mouhiuddin dari aryo (2011) adalah mengubah lingkaran „setan‟ kemiskinan „low income, no savings, no investments, lower income‟, menjadi spiral kesehjateraan yaitu „an expanding system of low income, acces to credit, investment, higher income, small savings, and still more credit lendings to even higher income‟. 2.2.2. Bentuk Kelembagaan Microfinance di Indonesia Berdasarkan penelitian Tika Arundina dan Yusuf Wibisono (2011), secara umum lembaga keuangan mikro (LKM) di Indonesia terdiri dari : (i) LKM berbentuk bank, yaitu Bank Perkreditan Rakyat (BPR), BPR Syariah, dan Unit Mikro dari Bank Umum seperti BRI Unit Desa dan Danamon Simpan Pinjam; (ii) LKM berbentuk koperasi, yaitu Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Unit Simpan Pinjam (USP), Koperasi Jasa Keuangan Syariah (UJKS); dan (iii) LKM bukan bank bukan koperasi, yaitu Badan Kredit Desa (BKD), Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan (LDKP), dan Baitul Maal Tamwiil (BMT). Sedangkan dilihat dari aspek operasional-nya, LKM di Indonesia terdiri dari: (i) saving-led microfinance, yang bertumpu pada mobilisasi dana tabungan dari nasabah dengan system keanggotaan; (ii) credit-led microfinance, yang bertumpu pada penyaluran kredit mikro dengan tidak mengandalkan dana dari tabungan namun dari sumber pendanaan lain; (iii) micro-banking, yaitu perbankan umum yang didesain untuk melakukan jasa keuangan mikro; dan (iv) linkage
9
model, yaitu linkage lembaga keuangan yang lebih besar dengan LKM seperti linkage bank umum dengan BPR. 2.2.3. Prinsip Dasar Islamic Microfinance (Lembaga Keuangan Mikro Islam) Menurut Kaleem dan Ahmed dari Ascarya (2011) perbedaan prinsip dasar dari Islamic Microfinance dan Conventional Microfinance dengan pendekatan Charity-Based Microfinance (lembaga keuangan mikro berdasarkan pendekatan aspek sosial) adalah sebagai berikut : Tabel 2. Lembaga keuangan mikro berdasarkan aspek sosial
Sumber dana
Lembaga Keuangan Mikro Konvensional
Lembaga Keuangan Mikro Islam Filantropi lokal (zakat,
Bantuan internasional
infaq, sedekah, dan dana wakaf)
Penggunaan dana
Peroleh keuntungan
Pemberdayaan social ekonomi
Jenis biaya
Berbasis bunga
Bebas bunga
Sifat dana
Hutang
Sosial
Sifat
Dipaksa pemulihan melauli
pemulihan
tekanan per grup
Jenis
Tekanan masyarakat
Bukan relawan
Relawan
Wanita
Keluarga atau perorangan
Jenis motivasi
Komersial
Persaudaraan
Tingkat
Beberapa anggota wajib oleh
Beberapa anggota wajib oleh
partisipasi
setiap anggota masyarakat
setiap anggota masyarakat
kontributor Jenis pemberdayaan
Sumber : Kaleem dan Ahmed dari Ascarya (2011) (diterjemahkan).
Berdasarkan pendekatan tersebut, perbedaan paling mendasar antara Conventional Microfinance dan Islamic Microfinance terdapat pada filosofi sistem yang menjadi panduan dalam menjalankan bisnisnya. Namun, keduanya
10
memiliki pedekatan yang mirip yaitu pada social community untuk pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesehjateraan masyarakat. Sedangkan menurut Mazher dari Ascarya (2011) perbedaan prinsip dasar dari Islamic Microfinance dan Conventional Microfinance dengan pendekatan Market-Based Microfinance (lembaga keuangan mikro berdasarkan pendekatan pasar) adalah sebagai berikut : Tabel 3. Lembaga keuangan mikro berdasarkan aspek pasar Lembaga Keuangan Mikro Konvensional Bantuan internasional, Dana pihak ketiga
Lembaga Keuangan Mikro Islam Bantuan internasional, Dana pihak ketiga
Berbasis bunga
Berbasis prinsip islam
Tidak termasuk
Termasuk
Tunai Biaya-biaya keanggotaan dipotong di awal
Barang
Kelompok target
Wanita
Keluarga
Sasaran
Pemberdayaan wanita
Kemudahan dan ketersediaan pembiayaan
penerima (wanita)
Penerima dan istri (keluarga)
Moneter Kelompok/pemusatan tekanan dan pelayanan
Moneter dan keagamaan
Sumber Dana Model pembiayaan/kre dit Pembiayaan orang miskin Bentuk dana Biaya-biaya
Kewajiban pinjaman atau pembiayaan Insentif pekerja Pelayanan dalam kasus yang terjadi Program pengembangan sosial
Sekuler (non-Islam): perilaku, etika dan pengembangan sosial
Tidak ada potongan di awal
Kelompok/pemusatan/istri
Keagamaan (Islami): perilaku, etika dan pengembangan sosial
Sumber : Kaleem dan Ahmed dari Ascarya (2011) (diterjemahkan).
Berdasarkan pendekatan tersebut, perbedaan paling mendasar antara Conventional Microfinance dan Islamic Microfinance terdapat pada tujuan, dimana Conventional Microfinance lebih fokus pada pemberdayaan wanita
11
sedangkan Islamic Microfinance lebih fokus pada kemudahan dan penggunaan dari pembiayaan yang disalurkan. Namun, keduanya memiliki pedekatan yang mirip yaitu pada kelompok atau grup dalam mengelola dan peningkatan kesehjateraan. 2.3. Bank 2.3.1. Definisi Bank Pengertian bank dalam pasal 1 Undang-undang No.10 tahun 1998 yaitu: ” Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2008). 2.3.2. Sejarah Bank Syariah di Indonesia Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih relatif baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990. Namun, diskusi tentang Bank Syariah sebagai basis ekonomi Islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980. Bank Syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani tanggal 1 November 1991. Bank ini ternyata berkembang cukup pesat sehingga saat ini BMI sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Makasar, dan kota lainnya. (Kasmir,2008). 2.4. Pembiayaan Syariah 2.4.1. Pengertian Pembiayaan Syariah Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, Pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan yang atau
12
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. (Kasmir,2008). 2.4.2 Sistem Pembiayaan Syariah Bank syariah menunjukan pertumbuhan yang meningkat. Ini didorong oleh makin tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memilih produk yang halal. Karena jumlah penduduk muslim di Indonesia yang paling banyak di dunia, merupakan potensi bagi keuangan syariah untuk menjadi bagian dalam pembiayaan ekonomi masyarakat. Prinsip pembiayaan syariah yang mendasar adalah Bank Indonesia (2007) : 1. Keadilan,
pembiayaan
saling
menguntungkan
baik
pihak
yang
menggunakan dana maupun pihak yang menyediakan dana. 2. Kepercayaan, merupakan landasan dalam menentukan persetujuan pembiayaan maupun dalam menghitung margin keuntungan maupun bagi hasil yang menyertai pembiayaan tersebut. Untuk mendukung prinsip – prinsip tersebut agar dapat berjalan jauh dari prasangka, manipulasi, korupsi dan kolusi maka dibutuhkan informasi yang memadai. Informasi ini menjadi data pendukung yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang proporsional. Jenis informasi yang dimaksud antara lain: a. Informasi dasar nasabah b. Informasi data penjualan/pembelian/penyewaan riil c. Proyeksi laporan keuangan d. Akad pembiayaan 2.4.3 Jenis-jenis Pembiayaan Syariah Menurut Karim (2009). Jenis-jenis pembiaayan pada bank syariah terdapat enam macam yaitu pembiayaan modal kerja syariah, pembiayaan investasi syariah, pembiayaan konsumtif syariah, pembiayaan sindikasi, pembiayaan berdasarkan
Take Over, pembiayaan
penjelasannya:
Letter
Of Credit
(L/C),
berikut
13
1. Pembiayaan Modal Kerja Syariah Pembiayaan modal kerja syariah adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Jangka waktu pembiayaan modal kerja maksimum 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. Fasilitas PMK dapat diberikan kepada seluruh sektor/subsektor ekonomi yang dinilai prospek, tidak bertentangan dengan syariat islam dan tidak dilarang oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta yang dinyatakan jenuh olwh Bank Indonesia. Pemberian fasilitas pembiayaan modal kerja kepada debitur/calon
debitur
dengan
tujuan
untuk
mengeliminasi
risiko
dan
mengoptimalkan keuntungan Bank. 2. Pembiayaan Investasi Syariah Pembiayaan investasi adalah pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal yang diperlukan untuk: a. Pendirian proyek baru b. Rehabilitasi c. Modernisasi d. Ekspansi e. Relokasi proyek yang sudah ada 3. Pembiayaan Konsumtif Syariah Secara definitif, konsumtif adalah kebutuhan individual meliputi kebutuhan baik barang maupun jasa yang tidak dipergunakan untuk tujuan usaha. Dengan demikian yang dimaksud pembiayaan konsumtif adalah jenis pembiayaan yang diberikan untuk tujuan di luar usaha dan umumnya bersifat perorangan. 4. Pembiayaan Sindikasi Pembiayaan sindikasi adalah pembiayaan yang diberikan oleh lebih dari satu lembaga keuangan bank untuk satu objek pembiayaan tertentu. Pada umumnya, pembiayaan ini diberikan bank kepada nasabah korporasi yang memiliki nilai transaksi yang sangat besar. 5. Pembiayaan Berdasarkan Take Over Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan bank syariah adalah membantu masyarakat untuk mengalihkan transaksi nonsyariah yang telah berjalan menajdi transaksi yang sesuai dengan syariah. Dalam hal ini, atas permintaan nasabah,
14
bank syariah melakukan pengambilalihan hutang nasabah di bank konvensional dengan cara memberikan jasa hiwalah atau dapat juga menggunakan qard, disesuaikan dengan ada atau tidaknya unsur bunga dalam hutang nasabah kepada bank konvensional. Setelah nasabah melunasi kewajibannya kepada bank konvensional, transaksi yang terjadi adalah transaksi antara nasabah dengan bank syariah. Dengan demikian, yang dimaksud dengan pembiayaan berdasarkan take over adalah pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari take over terhadap transaksi nonsyariah yang telah berjalan yang dilakukan oleh bank syariah atas permintaan nasabah. 6. Pembiayaan Letter Of Credit (L/C) Secara definit, yang dimaksud dengan pembiayaan Letter Of Credit (L/C) adalah pembiayaan yang diberikan dalam rangka memfasilitasi transaksi impor atau ekspor nasabah. Pada umumnya pembiayaan L/C dapat menggunakan beberapa akad, yaitu pembiayaan L/C Impor dan pembiayaan L/C Ekspor. 2.5. Risiko Kredit / Pembiayaan Menurut Karim (2009). Risiko pembiayaan adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya. Dalam bank syariah, risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan risiko terkait pembiayaan korporasi. 1. Risiko Terkait Produk a. Risiko Terkait Pembiayaan berbasis Natural Certainty Contracts (NCC) Yang dimaksud dengan Analisis Risiko Pembiayaan Berbasis Natural Certainty Contracts adalah mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari seluruh risiko nasabah sehingga kepurusan pembiayaan yang diambil sudah memperhitungkan risiko yang ada dari pembiayaan berbasis Natural Certainty Contracts, seperti murabahah, ijarah, ijarah muntahia bit tamlik, salam, istishna‟. Penilaian risiko ini mencakup 2 (dua) aspek, yaitu sebagai berikut : 1) Default Risk (risiko kebangkrutan) yakni risiko yang terjadi pada First Way Out, dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini. 2) Industry Risk yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha yang dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
15
Karakteristik masing-masing jenis usaha yang bersangkutan.
Riwayat eksposur pembiayaan yang bersangkutan di bank konvensional dan pembiayaan yag bersangkutan di bank syariah, terutama perkembangan Non Performing Financing jenis usaha yang bersangkutan.
Kinerja keuangan jenis usaha yang bersangkutan (industry financial standard).
b. Kondisi internal perusahaan nasabah, seperti manajemen, organisasi, pemasaran, teknis produksi, dan keuangan. c. Faktor negatif lainnya yang mempengaruhi perusahaan nasabah, seperti kondisi grup usaha, keadaan force majeure, permasalahan hukum, pemogokan, kewajiban off balance sheet (L/C import, bank garansi), market risk (forex risk, interest risk, security risk), riwayat pembayaran (tunggakan kewajiban) dan restruktrisasi pembiayaan. 3) Recovery Risk (risiko jaminan) yakni risiko yang terjadi pada Second Way Out dipengaruhi oleh hal-hal berikut. a. Kesempurnaan pengikatan jaminan b. Nilai jual kembali jaminan c. Faktor negatif lainnya, misalnya tuntutan hukum pihak lain atas jaminan, lamanya taksasi ulang jaminan. d. Kredibilitas penjamin (jika ada). 2. Risiko Terkait Pembiayaan Korporasi Kompleksitas dan volume pembiayaan korporasi menimbulkan risiko tambahan selain risiko yang terkait dengan produk. Oleh karena itu, analisisnya harus lebih komprehensif. Analisis tersebut meliputi: a. Analisis sales cost, profits, assets and liabilities b. Analisis cash flow Risiko tambahan yang harus diantisipasi antara lain : 1) Risiko yang timbul dari perubahan kondisi bisnis nasabah setelah pencairan pembiayaan. 2) Risiko yang timbul dari komitmen kapital yang berlebihan. 3) Risiko yang timbul dari lemahnya analisis bank.
16
Menurut Khan dan Ahmed (2008). Risiko kredit merupakan risiko yang paling krusial dalam dunia perbankan. Hal ini dikarenakan, kegagalan bank dalam mengelola risiko ini, dapat memicu munculnya risiko likuiditas, suku bunga, penurunan kualitas aset dan risiko-risiko lainnya. Tingkat risiko kredit yang dimiliki bank, memiliki efek negatif bagi kualitas aset yang diinvestasikan. Apakah bank syariah menghadapi risikio kredit yang lebih besar atau lebih kecil jika dibandingkan dengan bank konvensional? Jawaban atas pertanyaan ini, bergantung pada beberapa faktor berikut ini. a. Karakteristik risiko kredit yang secara umum melekat pada pembiayaan syariah. b. Karakteristik risiko yang secara khusus melekat pada model pembiayaan syariah yang relatif berbeda. c. Akurasi dalam menghitung kemungkinan kerugian kredit. d. Ketersediaan teknik mitigasi risiko. Karim (2009) juga menyatakan bahwa risiko pembiayaan terkait dengan produk pembiayaan. Risiko-risiko yang terkait pada produk pembiayaan adalah : 1. Risiko pada murabahah adalah bagi hasil kepada dana pihak ketiga menjadi tidak bersaing karena terlalu panjangnya jangka waktu pengembalian pembiayaan. 2. Risiko pada Ijarah
adalah rusaknya barang oleh nasabah di luar
pemakaian normal. 3. Risiko pada IMBT terjadi saat pembayaran dilakukan dengan metode balloon payment, yakni pembayaran angsuran dalam jumlah besar di akhir periode. 4. Risiko Salam dan Istishna ada dua yaitu risiko gagal menyerahkan barang dan risiko jatuhnya harga barang. 5. Risiko pada Mudharabah dan Musyarakah meliputi tiga aspek yaitu, Business risk (risiko bisnis yang akan dibiayai), Shrinking risk (risiko berkurangnya nilai pembiayaan mudharabah dan musyarakah), Character risk (risiko karakter buruk mudharib) Menurut Rivai dan Veithzal (2008). Di dalam pembiayaan, berbagai risiko yang perlu menjadi perhatian, antara lain:
17
a. Risiko Politik Banyak penyaluran pembiayaan yang gagal sebagai akibat tidak adanya kebijakan politik yang jelas. Politik yang stabil merupakan faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan kegiatan usaha/customer. Suatu negara yangs edang bergejolak seperti Indonesia pada kurun waktu 1997 – 2003 dan sendi-sendi perekonomian jancur, maka banyak usaha yang hancur berantakan, macet, dan bahkan sulit untuk kembali bangkit seperti sebelum terjadi krisis moneter pada pertengahan tahun 1997. Akibat krisis moneter ini, banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar da akhirnya merefleksi hancurnya bisnis perbankan yang berakhir dengan likuidasi beberapa bank. b. Risiko Sifat Usaha Setiap jenis usaha mempunyai risiko sesuai karakter usahanya, bahkan antarusaha yang sejenis pun memiliki risiko yang berbeda pula. Oleh karena itu, ketika akan membiayai suatu jenis usaha customer perlu diketahui secara baik kemungkinan risiko yang akan dihadapi di kemudian hari, sehingga dapat diantisipasi sebelum risiko tersebut benar-benar terjadi. Cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan tidak menyamakan setiap jenis usaha, dan penyaluran pembiayaan tetap perlu melihatnya kasus per kasus. c. Risiko Geografis Risiko geografis ini dimungkinkan timbul karena kesalahan memilih tempat lokasi usaha, sebagai akibat kurang cermatnya memilih lokasi yang tepat dan aman. Pembiayaan usaha customer yang berlokasi di daerah rawan gempa, daerah gunung berapi, daerah rawan banjir, daerah rawan longsor, daerah yang sesungguhnya tidak cocok untuk bisnis yang dimohon oleh customer. d. Risiko Persaingan Bisnis apa pun yang ingin dimasuki/digeluti oleh customer tidak akan terlepas dari akan terjadinya persaingan bisnis. Persaingan ini dapat terjadi antara customer dengan usaha yang senjenis, atau dapat pula antarbank yang ingin samasama membiayai proyek sejenis atau bahkan pada proyek yang sama. e. Risiko Ketidakpastian Usaha
18
Ketidakmampuan
memprediksi/meramal
kondisi
yang
akan
datang
berakibat fatal bagi bisnis. Akibatnya banyak usaha yang dilakukan secara spekulasi dan bukan didasarkan pada perhitungan yang akurat. 2.6. Metode Analisis 5 C Menurut Kasmir (2008). Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank, biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C, Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5 C Pembiayaan adalah sebagai berikut. 1. Character (Karakter) Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan pembiayaan benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti : cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar. 2. Capacity (Kapasitas) Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhiratnya akan
terlihat
“kemampuannya”
dalam mengembalikan
pembiayaan yang disalurkan. 3. Capital (Modal) Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dam laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang sekarang ini. 4. Collateral (Jaminan) Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu
19
masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. 5. Condition Of Economy (Kondisi Ekonomi) Dalam melihat pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing serta prospek usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Menurut Wisnaldi (2003), pada bisnis mikro karena karakteristik bisnisnya berbeda maka yang lebih diandalkan adalah factor 2C yaitu Character dan Capacity. Pertimbangan Character dan Capacity sebagai faktor utama dalam pertimbangan pemberian kredit mikro terutama karena 2C tersebut merupaan first way-out (jalan keluar pertama) dalam penyelesaian kredit serta keterbatasan debitur mikro dalam memenuhi persyaratan jaminan (Collateral) yang merupakan second way-out (jalan keluar kedua) dalam penyelesaian kredit. Sedangkan menurut Wiyono (2003), untuk mikro banking karena situasi dan kondisi yang ada, maka collateral, capital, condition of economy dapat dihilangkan. Masyarakat sektor informal sudah jelas tidak akan memiliki jaminan tambahan yang bisa diandalkan, apalagi permodalannya. Namun mampu bertahan pada krisis ekonomi (dalam kondisi yang sulit). Oleh karena itu faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada calon debitur mikro adalah character dan capacity (2C). 2.7
Penelitian Terdahulu Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian-
penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah hasil penelitian terdahulu belum ada yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan di Bank Syariah Mikro. Selain itu, penulis mengambil lokasi penelitian pada Bank BNI Syariah KCP Mikro Depok. Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah dari beberapa variabel-variabel yang di analisis oleh Mulyarto (2009) dan Febrio (2010) yaitu lama usaha, pendapatan, jumlah sisa tanggungan pinjaman, usia dan jenis kelamin. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini juga menggunakan analisis regresi linier berganda dengan alat analisis SPSS 15. Ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada Lampiran 4.
20
III. METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Pemikiran
3.1.1 Kerangka Teoritis Secara umum bank memiliki peran dalam pelayanan jasa keuangan di masyarakat baik itu pembiayaan maupun pendanaan. Bank Syariah memiliki peran yang sama dengan Bank Konvensional tetapi memiliki prinsip dasar yang berbeda antara keduanya, dimana Bank Syariah berdasarkan prinsip islam sedangkan Bank Konvensional beradasarkan prinsip bunga. Pembiayaan memiliki peran penting dalam Bank Syariah, secara sederhana meliputi pembiayaan konsumtif dan pembiayaan produktif. Pembiayaan konsumtif biasanya meliputi investasi sedangkan pembiayaan produktif meliputi modal kerja. Perbedaan mendasar pada dua jenis pembiayaan ini untuk mengidentifikasi kebutuhan nasabah pada tujuan pembiayaan yang diberikan. Dalam proses realisasi pembiayaan, metode umum yang dilakukan oleh bank untuk mitigasi risiko yang kemungkinan akan timbul pasca realisasi pembiayaan adalah dengan prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition Of Economy). Prinsip ini diadopsi dari perbankan konvensional, karena pada praktiknya dalam mitigasi risiko hampir sama antara Bank Syariah dan Bank Konvensional. Lihat Gambar 4. Bank Syariah Mikro dan sejenisnya juga mengadopsi metode yang sama, hanya saja dalam praktiknya dari prinsip 5C tersebut yang biasa digunakan hanya 3C (Character, Capacity dan Collateral), hal ini dapat dilihat pada penelitianpenelitian
terdahulu.
Prinsip-prinsip
ini
sangat
mempengaruhi
realisasi
pembiayaan, dimana penjelasannya sebagai berikut : 1. Character Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan pembiayaan benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti : cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar.
21
Dalam penelitian ini usia, pegalaman usaha dan tujuan pembiayaan menjadi faktor yang mempengaruhi dalam penilaian nasabah dari sisi karakternya. Usia menjadi cerminan bagaimana tingkat kedewasaan dan sikap tanggung jawab calon debitur terhadap penggunaan dan kesadaran membayar angsuran. Pengalaman usaha menjadi tolak ukur bagaimana stabilitas usaha yang dijalankan, karena dalam persyaratan calon debitur di BNI Syariah sendiri minimal pengalaman suaha calon debitur adalah dua tahun lamanya. Sedangkan tujuan pembiayaan berpengaruh dalam kesesuaian tujuan awal nasabah mengambil pembiayaan di BNI Syariah dengan penggunaan setelah pembiayaan terealisasi, dalam akad di bank syariah kesesuain tujuan awal pengajuan pembiayaan dengan penggunaan pembiayaan setelahnya sangat diperhatikan. 2. Capacity Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya dan dalam mengembalikan pembiayaan yang disalurkan. Pendapatan per bulan, jangka waktu pembiayaan dan sisa tanggungan pinjaman di tempat lain merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dalam penilaian kapasitas calon debitur. Pendapatan per bulan calon debitur sangat mempengaruhi bagaimana calon debitur mampu membayar angsuran setiap jatuh tempo tanpa terkendala, sehingga risiko gagal bayar dapat dicegah dari awal. Jangka waktu pembiayaan juga mempengaruhi untuk penialaian kapasitas calon debitur, karena jangka waktu ini akan mempengaruhi besar angsuran yang disesuaikan dengan kemampuan calon debitur untuk membayar angsuran baik itu harian, mingguan juga bulanan. Sisa tanggungan pinjaman di tempat lain calon debitur juga menjadi penilaian dari sisi kapasitas/kemampuan mengembalikan pembiayaan yang disalurkan. Hal ini dapat dilihat melalui BI Checking dengan tujuan untuk melihat kewajiban angsuran yang sudah dimiliki, mengurangi sisa pendapatan dan juga melihat kualitas pinjaman calon debitur.
22
3. Collateral Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Jaminan merupakan penilaian akhir sebelum pembiayaan direalisasikan dan hal ini juga cukup berpengaruh juga merupakan berupa asset berharga yang dimiliki oleh calon debitur baik itu asset tetap dan asset bergerak. Contoh asset tetap yaitu tanah dan bangunan baik berupa tanah kosong, tanah dan rumah diatasnya, ruko atau kios. Sedangkan contoh asset bergerak yaitu kendaraan bermotor. Bank BNI Syariah KCP Mikro Depok
Permasalahan : Faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan Mikro iB Hasanah Metode penilaian yang dipertimbangkan dalam menganalisis faktorfaktor risiko nasabah pembiayaan Mikro iB Hasanah Proses Realisasi Pembiayaan Mikro iB Hasanah
Karakter
Kapasitas
Usia
Pendapatan Per Bulan
Pengalaman Usaha Tujuan Pembiayaan
Modal
Jaminan
Kondisi Ekonomi
Asset Usaha dan Keluarga
Jangka Waktu Pembiayaan
Sisa Tanggungan Pinjaman Di Tempat Lain Variabel teori (Capital dan Condition Of Economy tidak digunakan untuk penelitian ini berdasarkan penelitian Wisnaldi (2003), Teguh Wiyono (2003), Eko Putro Mulyarto (2009), ) dan Robbi Febrio (2010)Teguh Wiyono (2003) Gambar 2. Bagan kerangka pemikiran
23
3.1.2. Kerangka Operasional Analisis regresi berhubungan dengan studi ketergantungan satu variabel (variabel tidak bebas) pada satu atau lebih variabel lain (variabel yang menjelaskan) dengan maksud meramalkan nilai rata-rata hitung atau rata-rata variabel tidak bebas, dipandang dari segi nilai yang diketahui atau tetap (dalam pengambilan sampel berulang) . Menurut (Gujarati, 2006). Apabila yang dipelajari adalah ketergantungan satu variabel pada lebih dari satu variabel yang menjelaskan dikenal sebagai analisis regresi majemuk (multiple regression) atau analisis regresi linier berganda. Variabel-variabel yang telah dianalisis menggunakan regresi linier dan diuji dengan uji t kemudian dibuat sebuah interpretasi mengenai data tersebut yang diterjemahkan secara deskriptif apakah variabel-variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap besarnya realisasi pembiayaan mikro iB Hasanah di Bank BNI Syariah KCP Mikro Depok Citayam. Evaluasi model pendugaan bertujuan untuk mengetahui apakah model yang diduga terpenuhi secara statistik. Dalam membuat suatu keputusan ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara bersama-sama (simultan), sedangkan uji t digunakan untuk melihat pengaruh setiap variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dalam penelitian ini. Secara matematis dan empiris rumusannya sebagai berikut : Y = f (C1, C2, C3)…………………………………………………………(1) Dimana : C1 (Character) = dapat diukur dengan usia (X1), Pengalaman usaha (X2), tujuan pembiayaan (X3), C2 (Capacity) = dapat dikur dengan pendapatan per bulan (X4), jangka waktu pembiayaan (X5), C3 (Collateral) = dapat diukur dengan sisa tanggungan pinjaman di tempat lain (X6), asset usaha dan keluarga (X7). Secara matematis : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + εi.................(2) Dimana: Y = Realisasi Pembiayaan X1 = Usia X2 = Pengalaman Usaha
24
X3 = Tujuan Pembiayaan X4 = Pendapatan Per Bulan X5 = Jangka Waktu Pembiayaan X6 = Sisa Tanggungan Pinjaman Di Tempat Lain X7 = Asset Usaha dan Keluarga εi = Error Dan secara Empiris rumusannya sebagai berikut : Ῡ = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + ei........................(3) Dimana: Ῡ = Realisasi Pembiayaan X1 = Usia X2 = Pengalaman Usaha X3 = Tujuan Pembiayaan X4 = Pendapatan Per Bulan X5 = Jangka Waktu Pembiayaan X6 = Sisa Tanggungan Pinjaman Di Tempat Lain X7 = Asset Usaha dan Keluarga Ei = Error Perumusan hipotesa dari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi realisasi pembiayaan mikro iB Hasanah adalah sebagai berikut: 1. Usia Ho : Usia tidak berpengaruh nyata terhadap realisasi pembiayaan H1 : Usia berpengaruh nyata positif terhadap realisasi pembiayaan 2. Pengalaman usaha Ho : Pengalaman usaha tidak berpengaruh nyata terhadap realisasi pembiayaan H1 : Pengalaman usaha berpengaruh nyata positif terhadap realisasi pembiayaan 3. Tujuan pembiayaan Ho : Tujuan pembiayaan tidak berpengaruh nyata terhadap realisasi pembiayaan H1 : Tujuan pembiayaan berpengaruh nyata terhadap realisasi pembiayaan 4. Pendapatan per bulan Ho : Pendapatan per bulan tidak berpengaruh nyata terhadap realisasi pembiayaan H1 : Pendapatan per Bulan berpengaruh nyata positif terhadap realisasi pembiayaan 5. Jangka waktu pembiayaan Ho : Jangka waktu pembiayaan tidak berpengaruh nyata terhadap realisasi pembiayaan H1 : Jangka waktu pembiayaan berpengaruh nyata positif terhadap realisasi pembiayaan 6. Sisa tanggungan pinjaman di tempat lain
25
Ho : Sisa tanggungan pinjaman di tempat lain tidak berpengaruh nyata terhadap realisasi pembiayaan H1 : Sisa tanggungan pinjaman di tempat lain berpengaruh nyata positif terhadap realisasi pembiayaan 7. Asset usaha dan keluarga Ho : Asset usaha dan keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap realisasi pembiayaan H1 : Asset usaha dan keluarga berpengaruh nyata positif terhadap realisasi pembiayaan Keputusan pengujiannya adalah: 1. Terima Ho, jika t hitung < t tabel artinya, variabel-variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap realisasi pembiayaan. 2. Tolak Ho, jika t hitung > t tabel artinya, variabel-variabel bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap realisasi pembiayaan Mikro iB Hasanah. 3.2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Bank BNI Syariah KCPM Depok yang beralamat di jalan Margonda Raya No. 222 E, Depok, 16423. Penelitian dilakukan di BNI Syariah cabang pembantu mikro Depok karena BNI Syariah cabang pembantu mikro Depok tidak mencapai target realisasi pembiayaan yang telah ditetapkan pada semester pertama tahun awal mulai melayani pembiayaan. 3.3. Prosedur Analisis Data 3.3.1. Metode dan Teknik Pengambilan Sampel Metode dan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu metode non probability sampling dengan menggunakan teknik convenience sampling. Pengambilan sampel dengan non acak dilakukan jika semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel, misalnya terdapat bagian populasi yang dengan sengaja tidak dijadikan anggota sampel yang mewakili populasi. Cara Dipermudah (Convinience Sampling), yaitu peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa yang akan dijadikan sampel atau yang akan ditemui sebagai responden (Umar, 1996). Gay dan Diehl dari Idrus (2009) berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-besarnya. Pendapat Gay dan Diehl ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel yang diambil maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat
26
digenelisir. Namun ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya. 1. Jika penelitiannya bersifat deskriptf, maka sampel minimumnya adalah 10% dari populasi 2. Jika penelitianya korelasional, sampel minimumnya adalah 30 subjek 3. Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group 4. Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group Jumlah nasabah pembiayaan Bank BNI Syariah KCP Mikro Depok sejak live mulai Januari sampai Agustus 2012 sebanyak 56 orang. Dari pendapat (Gay dan Diehl), yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah nasabah pembiayaan BNI Syariah KCP Mikro Depok Citayam dengan jumlah sampel yang diambil adalah 35 nasabah pembiayaan yang sudah terealisasi pencairannya baik itu masih berjalan ataupun sudah lunas. 3.3.2. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan wawancara dan dokumentasi. Model wawancara yang dapat dilakukan melipui wawancara tak berencana yang berfokus dan wawancara sambil lau. Wawancara tak berencana berfokus adalah pertanyaan yang diajukan secara tidak terstruktur, namun selalu berpusat pada satu pokok masalah tertentu. Wawancara sambil lalu adalah wawancara yang tertuju kepada orang-orang yang dipilih tanpa melalui seleksi terlebih dahulu secara teliti, tetapi dijumpai secara kebetulan (Koentjaraningrat, 1986, Danandjaja, 1988 dalam Idrus). Wawancara tidak terstruktur adalah jenis wawancara yang lebih sesuai dalam penelitian kualitatif sebab jenis wawancara tidak terstruktur ini memberi peluang kepada peneliti untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan (idrus, 2009). Wawancara pada penelitian ini hanya pelengkap dengan wawancara langsung pada bagian yang terkait, seperti ; analis pembiayaan mikro dan juga kordinator analis pembiayaan, terhadap aktivitas proses realisasi pembiayaan Mikro iB Hasanah. Sedangkan, Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara mengambil data yang sudah disediakan (data sekunder) oleh pihak-pihak terkait,
27
misalnya data di Kantor BPS, Kantor Instansi Pemerintah, Perusahaan, dan lainlain (bukan merupakan data langsung dari masyarakat). Dokumentasi yang didapatkan adalah laporan internal perusahaan yang meliputi laporan realisasi pembiayaan kurun waktu bulan januari sampai dengan agustus tahun 2012, analisa realisasi pembiayaan hasil dari sistem Eletronic Financing Origanizationi (EFO) pada BNI Syariah, dan profil perusahaan serta literatur-literatur perusahaan yang terkait dalam kebutuhan data penelitian. Sebagai data penunjang, dikumpulkan pula data-data yang telah diolah pada instansi-instansi terkait, seperti BI, BNI Syariah serta berbagai literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian. 3.3.3 Metode Pengolahan Data Analisis regresi linear berganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih (X1), (X2), (X3),......(Xn) dengan satu variabel terikat (Natawiria dan Riduwan,2010). Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu hubungan atau pengaruh 5C terhadap realisasi pembiayaan Mikro iB Hasanah pada bank BNI Syariah KCPM Depok, dari pengertian tersebut maka penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan analisis deskriptif. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif dan kuantitatif. Sebelum diolah dan dianalisa, dilakukan beberapa prosedur pendahuluan terhadap data yang diperoleh yaitu membuat pengkodean dan penggolongan beberapa kategori jawaban. Pengolahan data menggunakan program komputer microsoft excel dan software SPSS 15. Data dibuat terlebih dahulu dalam tabel pada microsoft excel, kemudian diuji regresi berganda dengan bantuan SPSS 15.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Sejarah Bank BNI Syariah Sistem Syariah yang terbukti dapat bertahan dalam tempaan krisis moneter
1997, meyakinkan masyarakat bahwa sistem tersebut kokoh dan mampu menjawab kebutuhan perbankan yang transparan. Berdasarkan hal itu dan mengacu pada UU no 10 Tahun 1998, mulailah PT Bank Negara Indonesia (Persero) merintis Divisi Usaha Syariah. Berawal dari 5 kantor Cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin yang mulai beroperasi tanggal 29 April 2000, kini BNI Syariah memiliki lebih dari 27 Cabang di seluruh Indonesia. Untuk memperluas layanan pada masyarakat, masing-masing kantor cabang utama tersebut membuka kantorkantor cabang pembantu syariah (KCPS). Selanjutnya berlandaskan peraturan Bank Indonesia No 8/3/ PBI/2006 tentang pemberian ijin bagi kantor cabang Bank konvensional yang memiliki KCPM usaha syariah untuk melayani pembukaan rekening produk dana syariah, BNI Syariah merespon ketentuan ini dengan cara bersinergi dengan cabang konvensional guna melakukan “office channelling”. Hingga saat ini outlet layanan syariah pada kantor cabang konvensional berjumlah 636 outlet. Saat ini PT. BANK BNI Syariah telah Spin Off sejak 19 Juni 2010. BNI Syariah saat ini didukung oleh sistem Informasi Teknologi yang modern dan jaringan transaksi yang sangat luas di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan jaringan Kantor Cabang BNI. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2004 sebagai Perbankan Syariah Terbaik. Dengan dukungan teknologi, BNI Syariah bersinergi dengan cabang-cabang BNI konvensional untuk memberikan layanan pembukaan rekening syariah. Cabang-cabang BNI tersebut dinamakan Syariah Chanelling Outlet (SCO). Saat ini seluruh cabang BNI di Jabodetabek telah dilengkapi dengan layanan pembukaan rekening syariah. Sehingga masyarakat yang menghendaki untuk
29
melakukan investasi mudharabah melalui deposito syariah, tabungan syariah atau menitipkan dana melalui giro syariah dan tabungan titipan (wadiah), atau bahkan menghendaki mempersiapkan dana haji melalui tabungan iB (dibaca aibi, = islamic Banking) Haji, dan juga tabungan perencanaan iB Tapenas, maka nasabah dapat mengunjungi cabang BNI terdekat. Secara nasional cabang BNI yang sudah dapat melayani pembukaan rekening syariah berjumlah lebih dari 600, dan dari waktu ke waktu jumlah ini terus meningkat sesuai dengan misi untuk memaksimalkan layanan dan kinerja sehingga menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri. BNI Syariah menjalankan operasional bank berdasarkan prinsip syariah, seperti jual beli dan bagi hasil serta memiliki beragam produk dan jasa perbankan yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah. 4.2
Pembiayaan Mikro iB Hasanah BNI Syariah menyadari bahwa masyarakat yang menghendaki layanan
syariah tidak terbatas pada masyarakat tertentu namun juga dibutuhkan oleh seluruh golongan masyarakat yang menghendaki layanan dan fasilitas perbankan yang nyaman, adil, dan modern. Kemudian pada awal 2012 BNI Syariah secara resmi melakukan ekspansi bisnisnya untuk pembiayaan mikro dengan brand produk “Mikro iB Hasanah” dan juga dibuka Kantor Cabang juga Kantor Cabang Pembantu Mikro di seluruh Indonesia dengan jumlah outlet sebanyak 60 buah, dimana Bank BNI Syariah KCPM Depok merupakan pilot project untuk divisi bisnis mikro BNI Syariah. Dimana ketentuan umum dan khusus pembiayaan Mikro iB Hasanah adalah sebagai berikut : Ketentuan Umum: A. Latar Belakang 1. Sektor mikro terbukti mampu bertahan terhadap gejolak maupun krisis ekonomi. 2. Sebagai upaya meningkatkan komposisi penyaluran pembiayaan ke sektor produktif, terutama kepada segmen mikro. 3. Meningkatkan akses mikro terhadap bank syariah untuk memperoleh pembiayaan dengan persyaratan lebih mudah dan proses cepat.
30
B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud a. Memberikan layanan perbankan pada segmen bisnis mikro berbasis komunitas (community) yang artinya dalam pengelolaan pembiayaan segmen ini mampu memahami karakter dan mengenal nasabah pembiayaan/calon nasabah pembiayaan lebih mendalam serta
melakukan
komunikasi
secara
intensif
agar
dalam
pemantauan pembiayaan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. b. Memberikan pilihan dan kemudahan layanan perbankan kepada nasabah
pembiayaan/
calon
nasabah
pembiayaan
dalam
memperoleh fasilitas pembiayaan syariah dengan persyaratan lebih mudah dan proses lebih cepat serta mengutamakan prinsip kehatihatian berdasarkan penilaian karakter nasabah pembiayaan, kelayakan usaha dan agunan. 2. Tujuan a. Meningkatkan portofolio pembiayaan produktif dan konsumtif syariah, terutama di segmen mikro b. Meningkatkan profitabilitas pembiayaan BNI Syariah. C. Sasaran Pembiayaan 1. Kepada
nasabah
pembiayaan/calon
nasabah
pembiayaan
yang
berusaha di seluruh sektor ekonomi segmen mikro, nelayan, petani dan pekerja sektor ekonomi mikro lainnya (mass market). 2. Tujuan Pemberian Pembiayaan sbb: a. Pemberian pembiayaan untuk tujuan produktif lainnya baik untuk penggunaan tambahan modal kerja maupun pengembangan usaha (investasi) serta keperluan pembelian barang lainnya (konsumtif). b. Pemberian
pembiayaan
mengembangkan
fasilitas
baru
(penetrasi),
pembiayaan
memelihara
nasabah
dan
pembiayaan
existing (retensi) c. Pengambilalihan/take over pembiayaan dari bank lain (non syariah)
31
3. Pemberian pembiayaan dibatasi dengan radius (jarak lokasi usaha nasabah/calon nasabah pembiayaan dengan unit operasional) maksimal 10 (sepuluh) km. Ketentuan Khusus : A. Tujuan penggunaan pembiayaan adalah untuk modal kerja, investasi,dan konsumtif (kebutuhan pembelian barang lainnya) yang tidak bertentangan dengan syariah dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. B. Bentuk Pembiayaan dan Akad Pembiayaan Bentuk pembiayaan non revolving dengan angsuran tetap, Akad pembiayaan yang digunakan adalah Murabahah dengan Wakalah. C. Produk Pembiayaan Mikro 1. Mikro 1 iB Hasanah (sudah tidak dipasarkan) 2. Mikro 2 iB Hasanah 3. Mikro 3 iB Hasanah 4. Rahn Mikro iB Hasanah Berdasarkan ketentuan umum dan khusus tersebut, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bagi calon debitur. Persyaratan-persyaratannya adalah sebagai berikut : kewarganegaraan Indonesia yang berumur 18-65 tahun, info BI calon debitur dengan status semua fasilitas kondisi 6 bulan terakhir lancar (kolektibilitas 1) ,memiliki karakter baik dan telah menjalankan usahanya minimal 2 tahun juga memiliki jaminan serta tidak masuk dalam daftar DHN (Daftar Hitam Nasional). Jenis usaha yang dijalankan oleh calon debitur adalah sektor UMKM yang biasanya berada di lingkungan pasar maupun pertokoan sepanjang jalan yang beradius ± 10 km dari kantor cabang/ cabang pembantu BNI Syariah Mikro berada. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 4.3
Struktur Organisasi dan Uraian Tugas BNI Syariah KCP Mikro Depok dipimpin oleh seorang Pimpinan Cabang
Pembantu Mikro yang memiliki kewenangan dalam memutuskan realisasi pembiayaan dengan membawahi beberapa bagian, yaitu bagian pelayanan nasabah dipimpin oleh penyelia layanan mikro yang membawahi seorang Customer Service/ Asisten Rahn dan dua Teller. Bagian berikunya adalah bagian pemasaran dipimpin oleh penyelia pemasaran yang membawahi enam asisten pemasaran
32
dengan tugas sebagai ujung tombak dalam memenuhi target pembiayaan Mikro iB Hasanah di KCP Mikro Depok. Serta bagian terakhir yang sangat independen yaitu bagian risk dengan jabatan analis pembiayaan mikro sebagai filter dari aplikasi-aplikasi calon nasabah pembiayaan yang diajukan oleh bagian pemasaran untuk selanjutnya direkomendasikan kepada pimpinan cabang pembantu untuk disetujui atau tidak. Berdasarkan struktur dari kantor pusat seharusnya terdapat bagian Asisten Collection (bagian penagih) yang berfungsi untuk penagih apabila terdapat nasabah
yang telat
membayar
angsuran
maupun mulai
macet
dalam
perjalanannya. Hanya saja sampai sekarang belum ada bagian tersebut, struktur lengkap dapat dililhat pada Lampiran 3. 4.4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Pembiayaan Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan di
Bank BNI Syariah KCPM Depok dapat dimodelkan dalam suatu fungsi permintaan. Pada penelitian ini, terdapat tujuh faktor yang diduga mempengaruhi realisasi pembiayaan,
yaitu : usia(X1),
pengalaman usaha(X2), tujuan
pembiayaan(X3), pendapatan per bulan(X4), jangka waktu pembiayaan(X5), sisa tanggungan pinjaman di tempat lain(X6) dan asset usaha dan keluarga(X7). Kemudian untuk bisa diregresikan variabel-variabel tersebut diubah menjadi skala yang sesuai. Pada pembuatan model persamaan regresi linear berganda juga diperlukan beberapa asumsi mendasar diantaranya yakni normalitas, homogenitas dan multikolinearitas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel tak bebas (Y) adalah pembiayaan yang direalisasikan oleh pihak Bank BNI Syariah KCPM Depok. Berdasarkan hasil kajian, besaran realisasi pembiayaan pada program sangat beragam, yang terkecil sebesar Rp 5.000.000 dan terbesar adalah Rp 500.000.000. Variabel bebas (x) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan. Berikut penjelasannya :
33
Tabel 4. Hasil pengujian statistik deskriptif N Realisasi Pembiayaan (juta rupiah) Usia (tahun) Pengalaman Usaha (tahun) Tujuan Pembiayaan Pendapatan Per Bulan (juta rupiah) Jangka Waktu Pembiayaan (bulan) Sisa Tanggungan Pinjaman Di Tempat Lain (juta rupiah) Asset Usaha dan Keluarga (1= Ruko;0=Tanah) Valid N (listwise)
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Variance
35
3
210
45,49
48,151
2318,492
35
25
60
42,66
10,616
112,703
35
2
27
10,31
8,256
68,163
35
1
3
2,03
,857
,734
35
1
300
53,74
73,078
5340,432
35
3
36
27,17
9,895
97,911
18
1
157
40,06
43,991
1935,232
35
0
1
,71
,458
,210
18
Output SPSS ini menunjukkan bahwa nilai realisasi pembiayaan dari 35 dokumentasi hasil EFO atas sampel pada bank BNI Syariah KCPM Depok memiliki nilai terendah Rp. 3.000.000,- dan nilai tertinggi Rp. 210.000.000,- dan rata-rata realisasi pembiayaan Rp. 45.490.000,-. Sedangkan usia memiliki nilai terendah 25 tahun dan nilai tertinggi 60 tahun dan rata-rata usia 43 tahun (pembulatan). Pengalaman usaha memiliki nilai teredah 2 tahun dan nilai tertinggi 27 tahun dan rata-rata pengalaman usaha 11 tahun (pembulatan). Tujuan pembiayaan memiliki nilai terendah 1 (konsumtif) dan nilai tertinggi 3 (investasi) dan rata-rata tujuan pembiayaan 2 (modal kerja). Pendapatan per bulan memiliki nilai terendah Rp. 1.000.000,- dan nilai tertinggi Rp. 300.000.000,- dan rata-rata pendapatan per bulan Rp 53.740.000,-. Jangka waktu pembiayaan memiliki nilai terendah 3 bulan dan memiliki nilai tertinggi 36 bulan dan rata-rata jangka waktu pembiayaan 27,17 bulan. Sisa tanggungan pinjaman di tempat lain memiliki nilai terendah Rp. 1000.000,- dan nilai tertinggi Rp. 157.000.000,- dan rata-rata sisa tanggungan pinjaman di tempat lain Rp. 40.060.000,-. Asset usaha dan keluarga memiliki nilai terendah 0 (rumah) dan nilai tertinggi 1 (tanah kosong) dan ratarata asset usaha dan keluarga 1 (pembulatan/tanah kosong).
34
Tabel 5. Hasil pengujian model regresi linear berganda Variable
B
Std. Error
(Constant) -59.55 40.05 X1 0.34 0.68 X2 2.19 0.90 X3 2.66 8.50 X4 0.13 0.12 X5 1.60 0.69 X6 0.23 0.23 X7 10.43 17.05 R-square = 56.23% Sum of Squares df Regression 44317.15065 7 Residual 34503.50478 27 Total 78820.65543 34 Variabel Bebas dan tidak bebas Y X1 X2
t
nilai-p
-1.49 0.15 0.50 0.62 1.38 2.45 0.02 1.45 0.31 0.76 1.41 1.04 0.31 2.17 2.31 0.03 1.26 0.98 0.34 2.00 0.61 0.55 1.63 Adjusted R-square = 44.88% Mean Square F Sig. 6331.022 4.954209 0.001061 1277.908 Keterangan
Pembiayaan yang direalisasikan (dalam ribuan) Usia Pengalaman Usaha
X3
Tujuan Pembiayaan
X4 X5
Pendapatan Per Bulan (dalam ribuan) Jangka Waktu Pembiayaan Sisa Tanggungan Pinjaman Di Tempat Lain (dalam ribuan)
X6 X7
VIF
Satuan rupiah tahun tahun Tidak ada rupiah tahun rupiah
Asset Usaha dan Keluarga
Tidak ada
Hasil dari model regresi linear berganda adalah sebagai berikut : Ῡ = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + ei Y = -59.55 + 0.34 (usia) + 2.19 (pengalaman usaha) + 2.66 (tujuan pembiayaan) + 0.13 (pendapatan per bulan) + 1.60 (jangka waktu pembiayaan) + 0.23 (sisa tanggungan pinjaman di tempat lain) + 10.43 (asset usaha dan keluarga). Dari hasil model regresi ini, jika x1,x2,x3,x4,x5,x6,x7 bertambah 1 satuan maka Y akan berkurang sebesar 41.97 satuan. Sehingga jika terjadi penambahan 1 satuan pada salah satu variabel atau semuanya akan mengurangi/menambah realisasi pembiayaan sebesar 41.97 satuan.
35
R-square (Koefisien Determinasi) R-square = 56.23% artinya keragaman yang mampu dijelaskan oleh faktorfaktor dalam model sebesar 56.23% sedangkan sisanya 43.77% dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Uji-F (Uji model secara keseluruhan) H0 : Secara bersama-sama semua peubah X tidak berpengaruh nyata terhadap Y H1 : Secara bersama-sama semua peubah X berpengaruh nyata terhadap Y Dari hasil uji-F diatas diperoleh F-hitung = 4.954209 dengan nilaip(0.001061) < alpha 5% maka tolak H0 artinya secara bersama-sama semua peubah X berpengaruh nyata terhadap Y. Uji-t (Menguji pengaruh masing-masing peubah X terhadap Y) a. Usia. Faktor usia digunakan untuk melihat karakter dari seorang calon debitur, kedewasaan dan tanggung jawab pembayaran angsuran. Dari hasil uji-t diatas diperoleh nilai t-hitung(0.50) dengan nilai-p(0.62)>alpha 5% maka terima H0 Artinya apabila nilai signifikasi lebih besar dari nilai taraf nyata maka variabel tersebut tidak memiliki pengaruh nyata. b. Pengalaman Usaha. Lama usaha merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan, karena lamanya suatu usaha akan menunjukkan perkembangan dan eksistensi dari usaha tersebut. Dari hasil ujit diatas diperoleh nilai t-hitung(2.45) dengan nilai-p(0.02)
36
dengan nilai-p(0.72)>alpha 5% maka terima H0 artinya X3 tidak berpengaruh nyata terhadap Y. d. Pendapatan Per Bulan. Pendapatan adalah keseluruhan penerimaan yang diperoleh sebelum dikurangi biaya operasional. Dari hasil kajian diperoleh pendapatan nasabah antara Rp 1.278.000. - Rp 300.000.000. per bulan. Dari hasil uji-t diatas diperoleh nilai t-hitung(1.04) dengan nilai-p(0.31)>alpha 5% maka terima H0 artinya X4 tidak berpengaruh nyata terhadap Y. e. Jangka Waktu Pembiayaan. Jangka waktu pembiayaan minimal 6 bulan dan maksimal 60 bulan, mikro 2 iB Hasanah dengan plafond Rp 5.000.000Rp 50.000.000 : 6-36 bulan. Sedangkan Mikro 3 iB Hasanah dengan plafond >Rp 50.000.000-Rp 500.000.000 : (a). Plafond 50 juta rupiah sampai 100 juta rupiah : 6-36 bulan (untuk investasi, barang modal kerja dan konsumtif lainnya), (b) Plafond > 100 juta rupiah sampai 500 juta rupiah : 6-36 bulan (untuk barang modal kerja dan konsumtif lainnya), (c) Plafond > 100 juta rupiah sampai 500 juta rupiah : 12-60 bulan (tujuan investasi produktif, konsumtif untuk pembelian rumah dan renovasi). Dari hasil uji diperoleh nilai t-hitung (2.31) dengan nilai-p (0.03)alpha 5% maka terima H0. Artinya apabila nilai signifikasi lebih besar dari nilai taraf nyata maka variabel tersebut tidak memiliki pengaruh nyata. g. Asset Usaha dan Keluarga. Asset usaha dan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan. Namun, Faktor ini tidak berpengaruh nyata terhadap realisasi pembiayaan, Dari hasil uji-t diatas
37
diperoleh nilai t-hitung (0.61) dengan nilai-p(0.55)>alpha 5% maka terima H0 artinya X7 tidak berpengaruh nyata terhadap Y. Uji-t dalam analisis regresi linier berganda bertujuan untuk melihat pengaruh masing-masing peubah X terhadap Y, setelah dilakukan pengujian terdapat dua variabel X yang berpengaruh nyata positif terhadap Y dan lima variabel X yang tidak berpengaruh nyata terhadap Y. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi KCPM Depok dengan data yang diuji periode awal berlangsungnya realisasi pembiayaan lebih memperhatikan variabel tujuan pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan yang mewakili faktor kapasitas dari 3C. 4.5
Potensi Risiko Nasabah Pembiayaan Mikro iB Hasanah Dalam 3C terdapat variabel-variabel yang mempengaruhi dalam realisasi
pembiayaan, Faktor Character dipengaruhi oleh variabel usia, pengalaman usaha, dan tujuan pembiayaan. Faktor Capacity dipengaruhi oleh variabel pendapatan per bulan, jangka waktu pembiayaan dan sisa tanggungan pinjaman di tempat lain. Sedangkan variabel Collateral dipengaruhi oleh variabel asset usaha dan keluarga. Variabel-variabel tersebut menjadi faktor penilai dalam mencegah potensi risiko pembiayaan yang akan terjadi di masa mendatang. Potensi risiko yang akan timbul dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Faktor Karakter. Usia berpengaruh pada asuransi yang akan melindungi debitur dan keluarga jika debitur meninggal. Oleh karena itu, usia yang dipersyaratkan antara 18-65 tahun, usia 18 tahun dianggap sudah bertanggung jawab dan terlindungi oleh asuransi. Sedangkan usia 65 tahun maksimal terlindungi oleh asuransi, jika kurang dari 18 tahun dan lebih dari 65 tahun, asuransi tidak akan bisa melindungi jika terjadi kematian pada debitur. Pengalaman usaha nasabah cukup beragam, antara 2-27 tahun. Nasabah-nasabah dengan pengalaman usaha 2-10 tahun hanya terealisasi Mikro 2 iB Hasanah, sedangkan nasabah-nasabah dengan pengalaman usaha lebih dari 10 tahun terealisasi Mikro 3 iB Hasanah. Hal ini menunjukkan, bahwa bank sangat berhati-hati dalam menilai kualitas usaha nasabah. Risiko yang akan timbul yaitu usaha nasabah bangkrut dan sedang turun omset akan sulit membayar angsuran sehingga berujung pada pembiayaan macet. Sedangkan tujuan pembiayaan, potensi risiko yang timbul adalah
38
ketidaksesuain penggunaan pembiayaan dengan akad awal atau tujuan pembiayaan yang telah disepakati dengan bank. Jika hal ini terjadi, maka akan terjadi pelanggaran syariah dan berpotensi pembiayaan macet. b. Faktor Kapasitas. Pendapatan diukur melalui Investment Disposible Income Ratio (IDIR), maksimal IDIR yang diterima oleh BNI Syariah adalah 80% dimana pendapatan yang dimiliki oleh calon debitur maksimal 80% untuk pengeluaran biaya hidup dan hutang. Sedangkan 20% merupakan dana yang mampu ditabung oleh calon debitur. Oleh karena itu, semakin kecil tingkat IDIR maka semakin bagus penilaian bank. Jika angsuran tidak sesuai dengan kapasitas calon debitur berpotensi pembiayaan macet. Sedangkan jangka waktu pembiayaan, jika tidak sesuai dengan besar plafon dan tujuan penggunaan akan menyebabkan ketidakmampuan pembayaran angsuran, sehingga memberatkan nasabah dan berakibat pada pembiayaan macet. Sisa tanggungan pinjaman di tempat lain harus sangat diperhatikan, jika calon debitur sulit membayar angsuran di tempat lain, juga akan sulit membayar angsuran di BNI Syariah. c. Faktor Jaminan. Asset ini memberikan garansi bagi bank jika suatu saat terjadi gagal bayar dari pihak nasabah, oleh karena itu pihak bank telah menetapkan bahwa jaminan untuk tanah dan bangunan maksimal dinilai 80% dari harga pasar, sedangkan tanah kosong dan kendaraan bermotor maksimal 70% dan untuk deposito di BNI Syariah sebesar 95%. Agunan atau jaminan selain deposito di BNI Syariah harus menggunakan data pembanding, sehingga tidak akan ditipu oleh nasabah. Jika suatu saat terjadi gagal bayar, nilai jaminan dapat menutupi pembiayaan yang belum terbayarkan dan bank pun tidak mengalami kerugian maupun melakukan pencadangan aktiva tak tertagih yang merupakan beban bagi bank. Berdasarkan penjelasan tersebut, potensi risiko berdasarkan metode 5C yang dalam penerapannya menjadi 3C dapat digolongkan menjadi dua level potensi risiko, yaitu berisiko tinggi dan berisiko rendah. (Lihat Tabel 6).
39
Tabel 6. Potensi risiko nasabah pembiayaan Mikro iB Hasanah Faktor/Level Risiko Karakter : - Usia - Pengalaman usaha - Tujuan pembiayaan
Kapasitas : - Pendapatan
- Jangka waktu pembiayaan - Sisa tanggungan pinjaman di tempat lain Jaminan : - Asset usaha dan keluarga
Berisiko tinggi
Berisiko rendah
18-25 tahun 2-10 tahun Ketidaksesuaian penggunaan dengan akad pembiayaan
≥ 25-60 tahun ≥ 10 tahun Kesesuaian penggunaan dengan akad pembiayaan
≤ Rp 1,278,000
Rp 53,637,210 - Rp 300,000,000
≥ 24 bulan ≤ Rp 25,000,000
3-24 bulan ≥ Rp 25,000,000
Tidak ada
Rumah dan ruko
Setelah berjalan dari awal 2012 sampai akhir 2013, BNI Syariah KCPM Depok terdapat pembiayaan macet (NPF) sebesar 1.5% dan nasabah dengan kolektibilitas 1 (lancar) sebesar 97.5%. Hal ini menunjukkan dalam realisasi pembiayaan terdapat potensi risiko yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, peran dari metode 3C dalam mitigasi sangat penting dilakukan dengan baik oleh para pemutus pembiayaan mulai dari asisten pemasaran, analis pembiayaan dan pimpinan cabang pembantu yang mempunyai kewenangan dalam memutuskan realisasi pembiayaan. 4.6
Implikasi Manajerial Berdsasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi manajerial
yang dapat direkomendasikan untuk diterapkan pada BNI Syariah KCP Mikro Depok adalah sebagai berikut: 1. Beragamnya model UMKM memerlukan pemahaman dalam memasarkan dan mitigasi risiko pembiayaan. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan dan pelatihan kepada bankir mikro BNI Syariah mengenai potensi risiko setiap sektor UMKM, sehingga memahami risiko pembiayaan yang akan muncul, 2. Meningkatkan penjualan bekerjasama dengan pejabat pasar sehingga lebih mudah mensosialisasikan Mikro iB Hasanah dan fokus pada beberapa pasar
40
besar di Depok, karena karakter pedagang di pasar akan mau meminjam ke bank jika teman sesama pedagang sudah meminjam terlebih dulu, 3. Banyaknya permainan/penipuan pembiayaan di lapangan mengharuskan analisis lebih mendalam dengan memeriksa langsung jaminan, usaha dan tempat tinggal juga verifikasi dengan pejabat setempat. Agar bank terhindar dari kecurangan calon debitur seperti merekayasa laporan keuangan, laporan usaha, dan jaminan, 4. Potensi risiko yang sangat tinggi terhadap tingkat pengembalian (return rate) pada pembiayaan >Rp 50 juta, penjagaan dan pengawasan penggunaan pembiayaan juga pembayaran angsuran perlu dipantau dengan ketat. Untuk pembayaran angsuran melalui layanan pengambilan uang angsuran (PUAN) yang sudah ada diutamakan PUAN harian dan mingguan, dikarenakan keuntungan UMKM per hari siklusnya.
41
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan a. Beberapa variabel yang mempengaruhi realisasi pembiayaan yaitu usia, pengalaman usaha, tujuan pembiayaan, pendapatan per bulan, jangka waktu pembiayaan, sisa tanggungan pinjaman di tempat lain, asset usaha dan keluarga, dari ketujuh variabel tersebut hanya variabel pengalaman usaha dan jangka waktu pembiayaan yang berpengaruh nyata positif terhadap realisasi pembiayaan, b. Dari Metode penilaian yang dipertimbangkan dalam realisasi pembiayaan pada umumnya menggunakan konsep 5C. Namun, dalam konsep Bank Mikro
hanya 3C saja yang biasa digunakan pada umumnnya, yaitu
(Character, Capaciy dan Collateral), c. Potensi risiko nasabah pembiayaan dapat dipilah berdasarkan 3C dari teori 5C, yaitu : faktor character, capacity, dan collateral. Potensi risiko dari 3C berujung pada pembiayaan macet yang bisa merugikan bank. 2. Saran a. Bank BNI Syariah KCP Mikro Depok diharapkan lebih memfokuskan pada pengalaman usaha calon debitur dan jangka waktu pembiayaan sebelum realisasi pembiayaan Mikro iB Hasanah guna mendapatkan calon nasabah dengan kualifikasi yang baik, b. Bank BNI Syariah KCP Mikro Depok diharapkan meningkatkan daya serap Mikro iB Hasanah bagi nasabah dengan melakukan kegiatan pembinaan dan sosialisasi bekerjasama dengan pejabat pasar atau komunitas UMKM sehingga realisasi pembiayaan meningkat, c. Pemberian pelatihan secara berkala kepada bankir mikro BNI Syariah mengenai potensi-potensi risiko pembiayaan sektor-sektor UMKM, d. Layanan PUAN berkala diharuskan dan dipertegas kepada nasabah, terutama nasabah pembiayaan di atas 50 juta rupiah dengan jangka waktu lebih dari dua tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Aryo. 2011. Is it the magic bullet? Microfinance untuk Penanggulangan Kemiskinan [makalah]. Depok(ID): Universitas Indonesia. Ascarya. 2011. The Prospect of Islamic Microfinance in Agriculture.[makalah]. Center for Central Banking Education and Studies – Bank Indonesia. Bogor(ID): IPB Pr. [BNIS] BNI Syariah. 2012, Pedoman Pembiayaan Mikro iB Hasanah. Jakarta (ID): BNIS Pr. [BNIS] BNI Syariah. 2012, Pedoman Buku Operasi Kebijakan Kredit Mikro iB Hasanah. Jakarta (ID): BNIS Pr. [BI] Bank Indonesia. 2007. Perbankan Syariah (IB). Jakarta (ID): BI Pr. [BI] Bank Indonesia. 2010. Outlook Perbankan Syariah 2011. Jakarta (ID): BI Pr. Febrio R. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Solusi Modal (SM) di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong Kabupaten Bogor. [skipsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Gujarati DN. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika Jilid 2. Ed ke-3. Jakarta(ID): Erlangga Pr. Harahap. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan dan Efektivitas Pembiayaan Syariah di Sektor Perdagangan BMT Ibadurrahman Bogor. [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor. Idrus M. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta(ID): Erlangga Pr. Karim AA. 2009. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Ed ke-3. Jakarta(ID): Rajawali Pr. Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Ed ke-6. Jakarta(ID): Raja Grafindo Persada Pr. Khan T, Ahmed H. 2008. Risiko Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta(ID): Bumi Aksara Pr. [KEMEN KUM] Kementerian Negara Koperasi dan UMKM Republik Indonesia. 2007. Indikator Makro Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta(ID): KNKU. Mulyati. 2011. Faktor yang Mempengaruhi Penetapan margin Murabahah pada BMT Khairu Ummah Leuwiliyang. [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor. Mulyarto EP. 2009. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Di Bank Rakyat Indonesia Unit Leuwiliang, Kabupaten Bogor. [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor. Rivai V. 2008. Islamic Financial Management. Jakarta(ID): Rajawali Pers. Suharto S. 2008. Peran Permodalan BMT dalam Pemberdayaan Sektor UMKM [Internet].[diunduh 2013 Des 12]. Tersedia pada: http:/hndwibowo.blogspot.com/2008/06/peranan-permodalan-bmt lam.html. Sulistya. 2007. Strategi Pemberian fasilitas Modal Kerja kepada Pengusaha Indusrti Kecil Menengah Berorientasi Ekspor (kasus di bni jakarta). [tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor. Umar H. 1996. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Berbasis Bisnis. Ed ke1. Jakarta(ID): Rajawali Pr.
43
Wati YD. 2008. Kajian Program Penyaluran Kredit Usaha Kecil Melalui Program Kemitraan (Kasus PT BNI dengan Lembaga Pendamping IPB). [tesis].Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor. Wibisono,Arundina. 2011. Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia, Indonesia Tanpa Kemiskinan. [makalah] Depok (ID): Universitas Indonesia. Wisnaldi. 2003. Analisis Terhadap Pembiayaan “Kredit Mikro Bank XYZ” Kepada Debitur Usaha Kecil Menengah. [tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor. Wiyono T. 2003. Analisa Strategi Pola Pembiayaan Kredit Mikro pada Bank BNI : Solusi Pemenuhan Permodalan Bagi Usaha Kecil . [tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor. Sulistya YI. 2007. Strategi Pemberian Fasilitas Kredit Modal Kerja Kepada Pengusaha Industri Kecil Menengah Berorientasi Ekspor (Kasus di BNI Jakarta). [tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
44
LAMPIRAN
45
Lampiran 1. UKM Depok berdasarkan komoditi UKM DEPOK BERDASARKAN KOMODITI KOMODITI : BAHAN BANGUNAN NO 1
NAMA PERUSAHAAN TB.SUMBER JAYA II
ALAMAT JL.RAYA PASIR PUTIH
SKALA USAHA TEN.KERJA MENENGAH
2
JENIS USAHA BAHAN-BAHAN BANGUNAN
UKM DEPOK BERDASARKAN KOMODITI KOMODITI : PERDAGANGAN UMUM DAN MAKANAN/SEMBAKO NO 1
NAMA PERUSAHAAN KIOS PA MUMIN
ALAMAT KIOS PSR BARU,JL.RINJANI I NO.273
SKALA USAHA TEN.KERJA KECIL
3
JENIS USAHA SEMBAKO PERDAGANGAN UMUM PERDAGANGAN UMUM
2
KANTIN SD PSKD
JL.TETA RAYA NO.19
MENENGAH
4
3
WARUNG PA KARSUT
JL.RINJANI II NO.144
KECIL
3
4
TAMBAR
JL.KESARA III NO.40 RT 02/01
KECIL
7
PEMPEK
MENENGAH
4
KERUPUK OTAK
MENENGAH
2
SEMBAKO PENGRAJIN TEMPE PENGRAJIN TEMPE PENGRAJIN TEMPE PENGRAJIN TEMPE PENGRAJIN TEMPE PENGRAJIN TEMPE PENGRAJIN TEMPE PENGRAJIN TEMPE
5
DANI JAYA
6
TOKO ARFAH
JL.ABDUL WAHAB NO.1 RT 03/03 JL.RAYA MUHTAR RT 03/01
7
AMSORI
JL.MASJID LIO NO.29
MENENGAH
2
8
CARIDI
JL.MASJID LIO KLIKIR RT 05/04
MENENGAH
2
9
TARMIDI
JL.MASJID LIO KLIKIR
KECIL
1
10 SOBIDIN
JL.MASJID LIO KLIKIR, KP CIPAYUNG
MENENGAH
2
11 PURNOMO
JL.MASJID LIO KLIKIR
MENENGAH
2
MENENGAH
0
MENENGAH
1
MENENGAH
2
MENENGAH
2
KERUPUK
MENENGAH
2
TEMPE
MENENGAH
7
MENENGAH
2
KECIL
2
12 ALFIAH 13 CASONO 14 KUSWORO 15 DUA IKAN 16 PENGRAJIN TEMPE 17 KERUPUK LINDA 18 TOKO DAN WARTEL AIN 19 SUPONO 20 LESTARI CATERING 21 PD.PANCORAN MAS JAYA 22 YAHYA HOME INDUSTRI 23 UD.AL HIKMAH 24 SUPRI
NO
NAMA PERUSAHAAN
JL.BELIMBING SAWAH RT 02/03 JL.MASJID LIO KLIKIR RT 05/21 CIPAYUNG JL.MASJID LIO KLIKIR, CIPAYUNG JL.ABDUL WAHAB NO.17 RT 03/09 JL.MASJID LIO RT 05/21, CIPAYUNG ASR DIVIF I NO.16 RT 03/06, CILODONG KP.JEMBLONGAN SWADAYA RT 01/12 JL.PIPIT RAYA NO.137 PERUM DEPOK MULYA III BLOK A 6/20 RAYA SAWANGAN PERMAI NO.50B RT 02/09 JL.KESADARAN III NO.33
1
SARI BINA MANDIRI
JL.ARJUNA II NO.228 RT 09/20
2
RAJUT
3
ANUGRAH JAYA
JL.CILODONG RT 03/06 JL.RENI JAYA LAMA NO.28 RT 02/02 PD PETIR
4
CV.ASRI BAROKAH
ASRAMA CILODONG RT 03/06
5
ABBI
JL.ALIANDONG RT 02/09
6
LUSIANA BHAKTI
7
CV.SOBARI JAYA
8
CV.DWI SARTIKA
JL.ALIANDONG JL.RAYA CILODONG NO.24 RT 03/05 JL.RAYA CILODONG NO.1 RT 01/05 DUREN MEKAR RT 05/06 JL.M.NATSIR NO.26 RT 05/01 JL.GARUDA III NO.6, KOMP SAWANGAN PERMAI JL.RAYA LIMO RT 02/05 BLOK KRAMAT JL.RAYA ABDUL GANI NO.94A
9 ELITA AQUARIUM 10 CV.MODAL JUJUR 11 CITRA 12 PD.PANGKALAN BAMBU 13 CV.KHARISMA GARMENT
MENENGAH
3
MENENGAH
13
RUMPUT LAUT
2
KUE TAMBANG & PASTEL
3
TELOR ASIN
2
PENGRAJIN TEMPE
KECIL
KP.BOJONG LIO NO.41 RT MENENGAH 01/09 JL.MASJID LIO KLIKIR, MENENGAH CIPAYUNG UKM DEPOK BERDASARKAN KOMODITI KOMODITI : KERAJINAN ALAMAT
14 KA-Q PRODUCTION
JL.RAYA MUHTAR,GG.MASJID RT 01/08
15 SANGGAR PRIMITIF
JL.RAYA MUHTAR GG GANDARIA RT 04/02
KERUPUK SEMBAKO DAN WARTEL PERDAGANGAN UMUM MAKANAN DAN MINUMAN
SKALA USAHA TEN.KERJA
KECIL
3
JENIS USAHA KERAJINAN WAYANG GOLEK
KECIL
7
SWEATER
MENENGAH
10
BUBUT KAYU
KECIL
6
SWEATER
KECIL
3
MENENGAH
4
KERAJINAN TASBEH SOUVENIR
MENENGAH
3
SWEATER
MENENGAH
20
SWEATER
MENENGAH MENENGAH
1 10
SANDAL KULIT SWEATER KAOS
MENENGAH
5
HANDYCRAFT
KECIL
4
MENENGAH
0
MENENGAH
4
KECIL
3
Sumber : http://www.slideshare.net/ifa09/data-indag-kota-depok
KERAJINAN BAMBU RAJUTAN / SWEATER SANDAL ENCENG GONDOK SENI PAHAT
46
Lampiran 2. Data pasar modern, pasar tradisional, dan pergudangan
NO
1 2 3 4 5 6 7
8
9 10 11 12 13
14
15
16
17
18
19 20 21
22
23
DATA PASAR MODERN, PASAR TRADISIONAL DAN PERGUDANGAN DI KOTA DEPOK JENIS PASAR NAMA / ALAMAT LUAS TANAH / KATEGORI GUDANG TRADISIONAL MODERN Pasar Kemirimuka Kel.Kemirimuka, Kec.Beji Pasar Cisalak Kel.Cisalak Pasar, Kec.Cimanggis Pasar Tugu Jl.Raya Jakarta - Bogor Km.30 Kel.Tugu, Kec.Cimanggis Pasar Sukatani Kel.Sukatani, Kec.Cimanggis Pasar Musi Kel.Abadijaya, Kec.Sukmajaya Pasar Reni Jaya Kel.Pondok Petir, Kec.Sawangan Pasar Agung Jl.Proklamasi Kel.Depok Jaya, Kec.Pancoran Mas Pasar Depok Jaya Jl.Raya Nusantara Kel.Depok Jaya, Kec.Pancoran Mas Pusat Belanja Masyarakat Sukamaju Jl.BBM Kel.Sukamaju, Kec.Sukmajaya Pasar Gandul Kel.Gandul, Kec.Limo Pasar Pondok Pucung Kel.Jatimulya, Kec.Sukmajaya Pasar Cinere Jl.Raya Cinere Kel.Cinere, Kec. Limo Depok Town Square (Detos) Jl.Margonda Raya Kel.Pondokcina, Kec.Beji Margocity Jl.Margonda Raya Kel.Kemirimuka, Kec.Beji Mall Depok Jl.Margonda Raya Kel.Kemirimuka, Kec.Beji Plaza Depok Jl.Margonda Raya Kel.Depok, Kec.Pancoran Mas ITC Depok Jl.Margonda Raya Kel.Depok, Kec.Pancoran Mas Kel.Pangkalan Jati, Kec.Limo Depok Town Square Jl.Raya Sawangan Kel.Rangkapanjaya, Kec.Pancoran Mas Mall Cinere Jl.Raya Cinere Kel.Pangkalan Jati, Kec.Limo Mall Cimanggis Jl.Raya Jakarta-Bogor Km.30 Tip Top Jl.Tole Iskandar Kel.Mekarjaya, Kec.Sukmajaya Pujasari Jl.Raya Parung Ciputat Kel.Bojongsari, Kec.Sawangan Alfa Retailindo (Gudang Rabat) Jl.Dewi Sartika Kel.Depok, Kec.Pancoran Mas
BERDIRI KET
V
-
-
26.000 / ........ M2
PASAR KOTA
1990
-
V
-
-
18.650 / 771 M2
PASAR KOTA
1993
-
V
-
-
1.890 / 1.280 M2
PASAR KOTA
1992
-
-
-
2.892 / 1.112 M2
PASAR KOTA
1990
-
10.000 / 7.475 M2
PASAR KOTA
1982
-
-
-
1.500 / 1.000 M2
PASAR KOTA
1986
-
V
-
-
10.674,98 / ...... M2
PASAR KOTA
2002
-
V
-
-
5.026 / 2.332,80 M2
PASAR KOTA
1994
-
V
-
-
-
PASAR DESA
-
-
V
-
-
-
PASAR DESA
-
-
V
-
-
-
PASAR DESA
-
-
V
-
-
-
PASAR DESA
-
-
-
V
-
97.479,50 M2
HYPERMART
2005
-
-
V
-
77.819 M2
HYPERMART
2005
-
-
V
-
41.000 M2
SUPERMARKET
1996
-
-
V
-
23.496 M2
SUPERMARKET
2004
-
V
-
87.570 M2
HYPERMART
2006
-
V
-
40.000 M2
HYPERMART
2006
-
V
-
7.600 M2
SUPERMARKET
1998
-
V
-
-
SUPERMARKET
2001
-
-
V
-
5.410,5 M2
SUPERMARKET
2003
-
-
V
-
77.819 M2
SUPERMARKET
1996
-
-
V
-
1.618 M2
SUPERMARKET
1997
-
V V V
-
-
-
-
Sumber : http://www.slideshare.net/diyahperwitosari/pasar-14486964
47
Lampiran 3. Persyaratan umum dan persyaratan khusus nasabah 1.Warga Negara
Pemilik usaha/individu dengan status warga negara indonesia yanganesia yang berdomisili di Indonesia.
2. Umur
Minimum 21 tahun atau 18 tahun jika telah menikah. Maksimum 65 tahun pada saat akhir jangka waktu pembiayaan.
3. Karakter
Tidak ada informasi negatif mengenai nasabah dari komunitas setempat seperti: penjudi, pemabuk, berkarakter atau reputasi buruk lainnya.
4. Usaha
Pengusaha: a. Calon nasabah bukan sebagai pemula di bidang usaha yang akan dibiayai. b. Usaha yang akan dibiayai adalah merupakan usaha yang halal. c. Lama mengelola usaha minimum 2 (dua) tahun. d. Bilamana pengalaman usaha dari calon nasabah kurang dari kriteria pada butir (c) di atas, wajib diajukan persetujuan khusus ke Kantor Pusat DBM Bagian Risk Management dan Collection serta wajib memenuhi persyaratan sbb : 1) Jika usaha calon nasabah berada di dalam lingkungan pasar (pedagang) maka wajib ada: a) Persetujuan dari anggota keluarga (anak kandung/ suami/ istri/ orang tua kandung) yang telah mempunyai pengalaman dibidang usaha yang sama (dimana lama usaha yg bersangkutan > 2(dua) tahun) dengan menandatangani Borgtoch (personal guarantee) b) Persetujuan dari Kepala Dinas Pasar berupa Surat keterangan dari kepala dinas pasar di tempat lama. 2) Jika usaha calon nasabah berada diluar lingkungan pasar (bukan pedagang) dan masih dalam radius 10 km dari kantor KCP/KCM Mikro : a) Dimintakan persetujuan dari anggota keluarga calon nasabah yang telah mempunyai pengalaman dibidang usaha
48 Lanjutan Lampiran 3. yang sama (dimana lama usaha yg bersangkutan > 2 (dua) tahun)
dengan
menanda
tangani
Borgtoch
(personal
guarantee) 5.Informasi aktivitas a. Tidak terdaftar dalam DHN – BI, (calon nasabah dan perbankan
calon pasangan)
nasabah
b. Bukan merupakan nasabah macet di BPR/S/ Koperasi/ Bank atau lembaga keuangan lain melalui temuan formal atau informal. c. BI checking wajib dilakukan untuk semua jenis produk, dengan hasil riwayat pembiayaan yang baik / lancar selama 6 bulan terakhir (kolektibilitas 1).
6.Tujuan
Tujuan
pembiayaan
wajib
dicantumkan
Pembiayaan
permohonan pembiayaan dan MAP.
di
aplikasi
7.Status tempat usaha Untuk pembiayaan ≥ Rp. 50.000.000, jika tempat usaha sewa/ dan jaminan
kontrak dan jaminan merupakan kendaraan bermotor (barang bergerak), maka tempat tinggal harus milik Nasabah atau keluarga.
8.Pembelian
objek Wajib memastikan bahwa objek barang murabahah yang akan
barang Murabahah
dibeli sesuai dengan prinsip syariah. Pembelian objek Murabahah dilakukan setelah adanya penandatanganan wakalah
Sumber : Bank BNI Syariah Divisi Bisnis Mikro (2012).
49
Lampiran 4. Struktur organisasi bank BNI Syariah KCP MIKRO Pimpinan Cabang Pembantu
Penyelia Layanan Mikro
Penyelia Pemasaran
Analis Pembiayaan
Asisten Collection
Customer Service/Asisten
Teller
Rahn
Asisten Pemasaran
Sumber : Bank BNI Syariah Divisi Bisnis Mikro (2012). Lampiran 5. Uraian Jabatan kantor cabang pembantu mikro BNI Syariah (sesuai mapping) Wakil Pemimpin Cabang/Pimpinan Cabang Pembantu (Wapinca/Pincapem) 1. Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas aktifitas Kantor Cabang Mikro (KCM) dan Kantor Cabang Pembantu Mikro (KCPM) terutama dalam hal meningkatkan kualitas asset dan liabilitis, mutu layanan yg unggul, pengembangan dan pengendalian usaha dan mengelola administrasi cabang sehingga dapat memberikan kontribusi laba yang nyata. 2. Bertanggung jawab sepenuhnya membina kepegawaian 3. Menetapkan rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha, tujuan yang akan dicapai,
strategi
dan
rencana
program
pelaksanaannya
dengan
tetap
berkoordinasi dengan Kantor Pusat DBM. 4. Membuat perencanaan dan melakukan koordinasi perihal penentuan KCP Mikro yang akan dibuka dan berada di wilayahnya. 5. Menyelia (mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi) secara langsung unitunit kerja menurut bidang tugasnya (pelayanan nasabah, pengembangan dan pengendalian usaha serta pengelolaan operasional dan administrasi) di area /wilayah kerjanya sejalan dengan sistem dan prosedur yang berlaku. 6. Memutus pembiayaan produktif maupun konsumtif baru/tambahan Cabang sesuai kewenangannya.
50
7. Memutus pembiayaan produktif maupun konsumtif bermasalah (NPF) Cabang sesuai kewenangannya. 8. Otorisasi transaksi sesuai kewenangannya (transaksi s/d Rp. 500.000.000) 9. Merubah kewenangan user icons 10. Menyelia & berpartisipasi aktif terhadap aktivitas Pincapem/Wapinca dalam usaha : a. Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah dan menyusun peta bisnis. b. Membuat pemetaan Aspem, dan membagi zona penjualan ke masingmasing Aspem. c. Mendiskusikan zona penjualan ke masing-masing Aspem untuk menetapkan target penjualan. Zona penjualan ini digunakan untuk Lanjutanmengenal Lampiranpotensi 5. Calon Nasabah. d. Memimpin, membina, mengembangkan dan bertanggung jawab penuh atas seluruh aktivitas pelayanan nasabah di KCM dan KCPM dengan mengupayakan pelayanan yang optimal sesuai prosedur yang berlaku. e. Memimpin dan mengelola seluruh aktivitas tim pemasaran serta proses permohonan pembiayaan dan Rahn sesuai kewenangannya. 11. Menyelia & berpartisipasi aktif terhadap aktivitas KAP dalam usaha : Melakukan review terhadap proposal pembiayaanmikro a. Memastikan semua permintaan pembiayaan telah diregister dalam aplikasi EFO Mikro b. Memastikan semua usulan pembiayaan menggunakan system EFO dan telah sesuai dengan kebijakan, prosedur dan pedoman pembiayaan mikro serta prinsip-prinsip syariah c. Melakukan penilaian jaminan dengan cara OTS dan melakukan verifikasi atas keabsahan dokumen jaminan Koodinator Analis Pembiayaan 1. Melakukan review terhadap proposal pembiayaan mikro 2. Memastikan semua permintaan pembiayaan telah diregister dalam aplikasi EFO Mikro. 3. Memastikan semua usulan pembiayaan menggunakan system EFO dan telah sesuai dengan kebijakan, prosedur dan pedoman pembiayaan mikro serta prinsipprinsipmSyariah.
51
4. Melakukan penilaian jaminan dengan cara OTS dan melakukan verifikasi atas keabsahan dokumen jaminan. Analis Pembiayaan 1. Memasarkan produk pembiayaan 2. Memproses permohonan pembiayaan produktif 3. Mengelola pemantauan nasabah pembiayaan kolektibiliti 1 dan 2. 4. Melakukan kerjasama dengan institusi/aliansi bisnis dalam rangka pemasaran produk pembiayaan. 5. Melakukan kegiatan cross selling
untuk produk-produk Bank BNI Syariah
lainnya Penyelia Field Collection 1. Mengelola kebijakan NPF pembiayaan mikro & target penyelesaian Lampiran 5.limit ekspansi pembiayaan mikro 2. Lanjutan Mengelola kebijakan 3. Mengelola kebijakan discount pelunasan NPF (Komite Kebijakan Risiko) Penyelia Pemasaran 1. Menyelia langsung seluruh produk pembiayaan 2. Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan memeriksa kelengkapan dokumen permohonan pembiayaan 3. Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan memproses permohonan pembiayaan 4. Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam memproses proses pembiayaan 5. Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif kegiatan kerjasama dengan institusi/aliansi bisnis (developer, dealer, instansi pemerintah, perusahaan penyedia jasa sales, dsb) dalam rangka pemasaran produk pembiayaan 6. Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam rangka kegiatan penelitian potensi ekonomi daerah dan menyusun peta bisnis pembiayaan. 7. Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam mengkoordinasikan tim pemasaran pembiayaan konsumer Asisten Collection 1. Memantau saldo rekening afiliasi nasabah kolektbiliti 1 & 2 (early warning system) 2. Menghubungi nasabah melalui telepon (call dan atau sms) sebagai reminder atas kewajiban nasabah pembiayaan kolektibiliti 1 & 2. 3. Memproses permohonan Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo (PSJT).
52
4. Mengawasi pola perilaku nasabah konsumer skoring sebagai dasar dalam melakukan reminder call. Asisten Customer Service dan Rahn 1. Memberikan informasi mengenai produk dan jasa Bank BNI Syariah, syaratsyarat pembukaan rekening dan melayani pertanyaan nasabah mengenai penyelesaian transaksi atau informasi saldo. 2. Mengadministrasikan dan membagikan rekening koran nasabah secara langsung atau lewat kurir/pos. 3. Mengadministrasikan permintaan dan pemberian buku Cek/ Giro Bilyet, mengelola formulir dan produk jasa Bank BNI Syariah. 4. Mengelola dan mengadministrasikan pelayanan pembukaan, perubahan dan Lanjutan Lampiran 5. iB, Tabungan iB dan Deposito iB. penutupan rekening Giro 5. Menyiapkan formulir aplikasi pembukaan rekening serta Kartu Contoh Tanda Tangan. 6. Mengecek dan memeriksa kebenaran bukti diri nasabah dan memantau perkembangan rekening-rekening nasabah. 7. Melakukan Scanning Kartu Contoh Tanda Tangan (KCT) ke SVS. 8. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan produk dana Bank BNI Syariah 9. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan penjualan melalui Cross Selling 10. Melakukan proses pengkinian data Nasabah dan memastikan bahwa pengkinian data tersebut sejalan dengan Laporan Rencana Kegiatan Pengkinian Data yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia 11. Memasarkan dan mengelola permohonan rahn. 12. Mengelola portepel rahn dan penyimpanan titipan rahn. 13. Membuka/merubah/menutup master data nasabah (CIF) dengan aplikasi maintenance Asisten Pemasaran 1. Bersama pengelola pembiayaan konsumer membantu dalam memasarkan produk pembiayaan. 2. Memproses permohonan pembiayaan. 3. Memeriksa kelengkapan dokumen permohonan pembiayaan. 4. Melakukan kegiatan cross selling lainnya
untuk produk-produk Bank BNI Syariah
53
Teller 1. Melayani transaksi setoran, penutupan, penarikan dan pemindahan rekening. 2. Melakukan transaksi Outgoing Transfer (OTR) baik secara tunai, pemindahan dan kliring. 3. Melakukan pembayaran Incoming Transfer (ITR) baik secara tunai, pemindahan maupun kliring. 4. Menyelesaikan transaksi rekening suspence yang ada di KCPMnya. Rekening suspence meliputi antara lain rekening Pos-pos debet dalam penyelesaian, pos kredit dalam
penyelesaian, rekening persekot, biaya-biaya kantor yang akan
dibayar (Yadib), rekening
simpanan sementara, pos-pos perantara system,
dll 5. Lanjutan MengelolaLampiran Kas kecil5.Cabang/Cabang pembantu sesuai dengan kewenangannya. 6. Membantu pengelolaan kas Kantor Cabang / Kantor Cabang Pembantu, melakukan pencatatan mutasi kas besar (laporan harian) 7. Melayani kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan produk jasa/transaksi yang dikelola oleh Kantor Pusat atau pihak ketiga lainnya (Cash Pick Up/PUAN) 8. Melakukan rekonsiliasi (pencocokan) serta memastikan semua transaksi sesuai dengan bukti transaksi 9. Membuat proofsheet atas rekening perantara yang terbuka (open item)
54
Lampiran 6. Alur proses pembiayaan
Mulai
1
Ass. Pemasaran
Melakukan prospek terhadap calon nasabah baru 2
1b
Ass. Pemasaran
Menerima Walk In Customer baru yang mengajukan pembiayaan
Ass. Pemasaran
Pastikan apakah tempat calon nasabah usaha masuk dalam radius area 5km dari kantor unit
Melakukan verifikasi karakter dan analisa usaha terhadap calon nasabah
3
Ass. Pemasaran
Memberikan aplikasi permohonan pembiayaan untuk diisi lengkap oleh calon nasabah dan ditandatangani berikut menginformasikan persyaratan copy dokumen pembiayaan yang harus dilengkapi
4
Ass. Pemasaran
Menerima aplikasi permohonan pembiayaan dan calon nasabah yang telah diisi lengkap dan ditandatangani copy dokumen pembiayaan dan membuat DCL untuk memeriksa kelengkapan dokumen persyaratan serta menandatanganinya
Ke Proses 2 Tolak/Selesai
1c
Ass. Pemasaran
Menerima form aplikasi Penambahan fasilitas yang telah diisi lengkap oleh nasabah dan ditandatangani berikut dokumen yang disyaratkan Ketentuan Top UP/Penambahan Fasilitas Tdk
APU memastikan kelengkapan dokumen proposal pembiayaan dan melakukan dedupe calon nasabah pada register pemiayaan
Ya 5a
APU
Meregistrasi aplikasi permohonan pembiayaan pada registrasi dan memberik nomor pada aplikasi tersebut A
Sumber : Bank BNI Syariah Divisi Bisnis Mikro (2012).
55 Lanjutan Lampiran 6. Alur proses pembiayaan A
6
5b
APU
APU
Mengajukan permohonan BI Checking ke SPOM dan setelah mendapatkan hasil dilengkapi pada berkas aplikasi permohonan pembiayaan
Registrasi status aplikasi Reject dan aplikasi disimpan ditempat yang aman
7
Menerima status aplikasi yang ditolak dan informasikan ke calon nasabah
APU
Melakukan verifikasi atas keabsahan dokumen persyaratan verifikasi hasil BI Checking dan Daftar Hitam BI
5c
Ass. Pemasaran
Dokumen abash, BI Checking dan Daftar Hitam BI Clear ? Ya 8
Tdk APU
Melakukan OTS ke calon nasabah untuk check karakter, trade checking dan atau penilaian Hasil OTS OK ? Tdk
Ya 9
APU
Membuat FKS, BATJ dan MAP serta menandatanganinya 10
PUM
Melakukan OTS untuk verifikasi karakter calon nasabah dan kondisi usaha Hasil OTS OK ?
Ya 11
Tdk PUM
Membuat FKS Ka, PUM menandatangani FKS, BATJ dan MAP B
Sumber : Bank BNI Syariah Divisi Bisnis Mikro (2012).
SELESAI
56 Lanjutan Lampiran 6. Alur proses pembiayaan B
Persetujuan sesuai limit KPP Mikro? 14
Tdk
12
KAA/AM/KP
Melakukan review terhadap proposal pembiayaan
APU Hasil review OK ?
Registrasi status proposal yang disetujui, membuat SKP dan memberikan kepada Ass. Pemasaran.
Ya Ya
15
13
APU
Menandatangani MAP sesuai limit KPP
Menginformasikan ke calon nasabah bahwa status permohonan telah disetujui dan memberikan SKP untuk ditandatangani oleh calon nasabah
Menerima SKP yang telah ditandatangani oleh nasabah, serta order notaries jika akad harus dengan notaris 17
APU
Membuat Akad Perjanjian Pembiayaan, Pengikatan Jaminan dan Surat Bukti Serah terima Dokumentasi/Jaminan (BSTJ) 18
Nasabah
Menyerahkan dokumen asli, Jaminan asli (jika ada jaminan) dan menerima Surat Bukti Serah terima Dokemen/Jaminan Asli (BSTJ)
19
APU
Menerima, memverifikasi dokumen pembiayaan dan jaminan asli untuk memastikan dokumen yang diberikan sesuai dengan kondisi pada saat verfikasi awal, kemudian melengkapi DCL sesuai kelengkapan fisik dokumen dan menandatanganinya serta menandatanganinya BSTJ bersama PUM
KAA/AM/KP
Ke Proses 5b dan 5c
20d
Nasabah
Menerima salinan Akad Pembiayaan Pengikatan Jaminan, Bukti Serah Terima Jaminan yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak
20c
Teller
Create CIF dan membuka rekening Tabungan untuk hasil realisasi pendebetan biaya-biaya dan pembayaran angsuran 20b
Nasabah
Nasabah membuka rekening Tabungan
20a
Nasabah, APU, PUM dan Notaris
Menandatangani akad pembiayaan dan atau pengikatan jaminan
Sumber : Bank BNI Syariah Divisi Bisnis Mikro (2012).
C
Tdk
57 Lanjutan Lampiran 6. Alur proses pembiayaan
C
21a
21b
APU
Membuat MP sudah sesuai kondisi yang ada pada MAP dan menandatanganinya 22
PUM
Memastikan MP sesuai kondisi yang ada pada MAP serta kelengkapan dokumen pembiayaan sesuai DCL dan menandatangani MP dan DCL 23
PLM
24
21c
SOPM
APU
Mengirimkan dokumen asli pembiayaan ke APD maksimal 7 hari kerja dan hari pencairan APU
Mengirimkan informasi ke SOPM unit-unit yang tidak mengirimkan dokumen asli lebih dari 7 hari kerja
21e
PLM
Mengirimkan berita MP dan DCL yang telah ditandatangani oleh APU, PUM da PLM ke SOPM melalui email dan facsimile 25
Menyusun dokumen pembiayaan sesuai dengan ketentuan dan melengkapi DCL
21d
Memastikan isi MP sudah sesuai dengan MAP, kelengkapan dokumen asli (dokumen pembiayaan dan jaminan) sesuai dengan DCL serta ketentuan dan menandatangani MP tersebut
APU
SOPM
Akan menghentikan sementara pencairan pembiayaan atas unit yang belum mengirimkan dokumen dan pembiayaan lebih dari 7 hari kerja dan akan mencairkan kembali jika unit terus telah mengirimkan dokumen asli pembiayaan yang terhutang
Memastikan kelengkapan pengisian MP, verifikasi tandatangan pejabat yang ada pada MP dibandingkan specimen, Kode Test Key dan Kelengkapan pengisian DCL apakah sesuai ketentuan MP OK?
Tdk Ke Proses 23
Ya 26
SOPM
Melakukan pembentukan rekening pembiayaan serta melakukan pengkreditan realisasi pembiayaan ke rekening tabungan dan pembiayaan ke pihak e 3
D
Sumber : Bank BNI Syariah Divisi Bisnis Mikro (2012).
58
Lampiran 7. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu No 1
Peneliti/Ta N Judul Hasil Metode hun Penelitian 1 Harahap mengenai analisis faktor-faktor yang analisis Faktor yang yang paling besar pengaruhnya terhadap besarnya (2012) mempengaruhi permintaan pembiayaan dan regresi linear efektivitas pembiayaan syariah di sektor permintaan pembiayaan adalah biaya administrasi. Sedangkan berganda perdagangan pada BMT Ibadurrahman besarnya pendapatan usaha anggota setelah pembiayaan dipengaruhi Bogor kuat oleh besarnya pembiayaan yang diajukan.
2
2Mulyati (2011)
3
3Mulyarto (2009)
4
4Febrio (2010)
5
5Wati (2008)
faktor yang mempengaruhi penetapan pembiayaan yang disalurkan terbagi kepada beberapa sektor usaha, margin murabahah pada BMT Khairu diantaranya : perdagangan, jasa, pertanian, industri kecil, pendidikan, Ummah Leuwiliang konsumtif, dan lainnya. Sektor perdagangan merupakan sektor unggulan karena memiliki resiko yang lebih kecil dengan turn over yang cepat. Sedangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan penetapan tingkat margin pembiayaan murabahah cenderung tergolong faktor syariah. faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi KUR di BRI Unit kredit usaha rakyat (KUR) di bank rakyat Leuwiliang adalah jumlah pendapatan atau penghasilan, pengalaman indonesia unit leuwiliang kabupaten bogor pengambilan kredit, lama usaha dan modal usaha.
analisis regresi linear berganda
analis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit solusi modal (SM) di bank danamon simpan pinjam unit cibinong kabupaten bogor
analisis regresi linear berganda
yang mempengaruhi realisasi kredit solusi modal di bank danamon simpan pinjam unit cibinong kabupaten bogor, yaitu tingkat pendapatan per bulan, pengalaman usaha, waktu perealisasian, frekuensi pinjaman, jumlah sisa tanggungan pinjaman, usia dan jenis kelamin. kajian program penyaluran kredit usaha kecil proses penyaluran dan pengembalian kredit KKB (Kredit Kemitraan melalui program kemitraan (Kasus PT BNI BUMN) bank BNI pada dasarnya hanya dipengaruhi oleh Character, dengan Lembaga Pendamping IPB) Capacity dan Condition of economic (3C) yang memadai karena pada
analisis regresi linear berganda
Analisis quadrat
khi
59 Lanjutan Lampiran 7. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
6
6Sulistya (2007)
strategi pemberian fasilitas kredit modal kerja kepada pengusaha industri kecil menengah berorientasi ekspor (kasus di bni jakarta)
7
7Agusman (2014)
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembiayaan mikro ib hasanah dan potensi risiko pada bank bni syariah cabang pembantu mikro depok
umumnya UKM tidak memiliki Capital (modal) dan Collateral (jaminan). Dari hasil kajian tersebut juga diperoleh bahwa faktor internal yang mempengaruhi program KKB adalah prosedur pengajuan yang tidak berbelit dan syarat pengajuan yang mudah. Faktor eksternal yang mempengaruhi program KKB adalah potensi pasar UKM yang masih besar dan banyaknya pesaing dari bank sejenis baik BUMN maupun swasta. hambatan-hambatan yang terjadi didalam pelaksanaan pemberian kredit modal kerja terutama ditemui pada diri debitur, baik perorangan maupun perusahaan, antara lain diantaranya masalah legalitas perusahaan UKM, sistem administrasi yang sangat sederhana di perusahaan UKM, adanya penilaian yang negatif terhadap pengusaha UKM, dan resiko kredit macet yang akan timbul dikemudian hari serta besarnya jaminan yang ditetapkan oleh bank yang memberatkan pengusaha UKM. faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi mikro ib hasanah di BNI Syariah KCPM Depok adalah usia, pengalaman usaha, tujuan pembiayaan, pendapatan per bulan, jangka waktu pembiayaan, sisa tanggungan pinjaman di tempat lain, asset usaha dan keluarga. Sedangkan potensi risiko nasabah terbagi dalam dua tingkatan yaitu berisiko tinggi dan berisiko rendah.
Tabulasi silang dan analisis khi quadrat
analisis regresi linear berganda