FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU MIKRO BOGOR
Oleh YUSUF KURNIAWAN PUTRA H24104098
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU MIKRO BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh YUSUF KURNIAWAN PUTRA H24104098
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengembalian Pembiayaan Murabahah PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor . Nama : Yusuf Kurniawan Putra NIM : H24104098
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA NIP. 19550626 198003 1 002
Mengetahui, Ketua Departemen,
Dr. Mukhamad Najib, STP, MM NIP. 19760623 200604 1 001
Tanggal Lulus :
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengembalian Pembiayaan Murabahah PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor . : YusufKumiawan Putra Nama : H24104098 NIM
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. lng, DEA
NIP. 19550626 198003 1 002
Mengetahui,
Tanggal Lulus :
0 6 JAN 2014
ABSTRAK
YUSUF KURNIAWAN PUTRA. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengembalian Pembiayaan Murabahah PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Mikro Bogor. H. MUSA HUBEIS. Pada sebuah perbankan risiko kredit merupakan risiko yang sangat dihindari, baik bank umum konvensional ataupun bank umum syariah. Salah satu perbankan dalam negeri yang menyalurkan kredit/pembiayaan dalam prinsip syariah adalah BNI Syariah Cabang Mikro yang kegiatan utamanya menyalurkan pembiayaan kepada nasabah, yakni para pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan pembiayaan akad murabahah guna pembiayaan investasi, modal kerja atau konsumsi dengan plafon mulai dari Rp5.000.000,- s/d Rp50.000.000,dengan jangka waktu minimal 6 bulan dan jangka waktu maksimal 60 bulan. Pilot project tersebut meresmikan satu unit cabang BNI Syariah Mikro dan lima unit cabang pembantu BNI Syariah Mikro pada 20 Januari 2012 di kawasan Depok dan Bogor. Untuk mengelola pembiayaan yang disalurkan BNI Syariah Mikro pada setiap unit cabang, dilaksanakan sebuah tools Pengambilan Uang Angsuran Nasabah disebut PUAN. PUAN digunakan untuk meminimalisir pengembalian pembiayaan yang macet. Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh peubah kesalahan bank, kesalahan nasabah dan faktor eksternal terhadap pengembalian pembiayaan murabahah yang disalurkan. Jumlah contoh yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan rumus Slovin berjumlah 62 responden dengan teknik random sampling. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linear berganda dari hasil uji simultan dapat dikatakan peubah kesalahan bank, peubah kesalahan nasabah dan peubah faktor eksternal secara bersama-sama nyata memengaruhi pengembalian pembiayaan. Sedang hasil uji terhadap parameter individual menunjukkan peubah kesalahan bank tidak nyata memengaruhi, peubah kesalahan nasabah dan peubah faktor eksternal. Hasil tersebut menunjukkan pengaruh nyata pengembalian pembiayaan murabahah PT. Bank BNI Syariah KCP Mikro Bogor. Kata kunci : pembiayaan murabahah, pengembalian pembiayaan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan putra pertama dari empat bersaudara dari keluarga Bapak Deden Suharjo dan Ibu Husniah. Penulis dilahirkan di Kota Jakarta pada tanggal 03 Desember 1989. Masa pendidikan penulis dimulai dari SDN 03 Pagi Jakarta dan lulus pada tahun 2001, kemudian berlanjut pada jenjang pendidikan SLTP 276 Jakarta dan lulus pada tahun 2004 dan melanjutkan pendidikannya di Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 13 Jakarta dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis diterima dan melanjutkan pendidikan di Direktorat Program Diploma, Institut Pertanian Bogor pada Program Keahlian Akuntansi melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan berhasil lulus pada tahun 2010. Selama masa pendidikan SD hingga Diploma, penulis aktif dan berprestasi di luar kegiatan akademik seperti Oganisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Rohani Islam (Rohis) dan Tim Nasyid Sekolah. Prestasi yang sempat ditorehkan dan persembahkan untuk institusi sekolah berupa piala-piala festival nasyid antar sekolah. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan Sarjana di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama masa pendidikan tersebut penulis aktif dalam organisasi kampus yang bernama KAMUS (Keluarga Muslim Ekstensi). Selain itu, penulis juga berkerja di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor sebagai Teller (front liner).
iii
KATA PENGANTAR Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta‟ala atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga Skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2012 dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengembalian Pembiayaan Murabahah PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Mikro Bogor. Penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan kepada Ayah, Ibu, keluarga, dan seluruh pihak atas segala dukungan yang diberikan baik materil, do‟a, perhatian dan kasih sayangnya. Penghormatan dan terima kasih disampaikan kepada Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dalam mengarahkan dan memberikan saran dalam penyempurnaan penulisan skripsi. Sebagaimana kodrat seorang manusia yang terlahir dengan segala kelebihan dan kekurangannya, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi skripsi yang lebih baik. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat untuk orang lain sebagai sarana referensi ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya. Bogor,
November 2013
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Segenap kerendahan hati, penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak lepas dari sentuhan dan iringan do‟a berbagai pihak yang senantiasa menuntun penulis dalam pembuatannya. Dalam kesempatan ini, izinkan penulis untuk menyampaikan kata terima kasih kepada: 1. Prof.Dr.Ir.H.Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran, arahan, serta bimbingannya kepada penulis selama penyusunan usulan penelitian dan pelaksanaan hingga penyelesaian skripsi ini, 2. Dr. Mukhamad Najib,STP,MM dan Farida Ratna Dewi,SE,MM sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Kedua orang tua berserta keluarga yang memberikan dukungannnya, baik secara moral, materil, maupun spiritual, 4. Seluruh dosen Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB beserta seluruh pegawai sekretariat, 5. Bapak Anang Wahyudi dan seluruh rekan kerja di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor yang telah memberikan kesempatan untuk bergabung dan pengaplikasikan ilmu, 6. Riska Noviana, mahasiswi Fakultas Pertanian Jurusan Proteksi Tanaman 45 Institut Petanian Bogor, 7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu-persatu.
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................v DAFTAR ISI......................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix I.
PENDAHULUAN ...........................................................................................1
1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang ..............................................................................................1 Rumusan Masalah .........................................................................................4 Tujuan Penelitian ..........................................................................................4 Kegunaan Penelitian .....................................................................................4 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................6 2.1. Bank dan Hukum Perbankan.........................................................................6 2.1.1 Definisi Bank .........................................................................................6 2.1.2 Definisi Hukum Perbankan....................................................................6 2.1.3 Jenis-Jenis Bank.....................................................................................7 2.2. Kredit Perbankan ..........................................................................................7 2.2.1 Pengertian Kredit ...................................................................................7 2.2.2 Unsur-Unsur Perkreditan .......................................................................8 2.2.3 Jenis-Jenis Kredit ...................................................................................9 2.2.4 Dasar-Dasar Pemberian Kredit Bank.....................................................9 2.2.5 Analisis Risiko .....................................................................................11 2.3. Sistem Perekonomian Islam ........................................................................13 2.3.1 Pengertian Ekonomi Islam...................................................................13 2.3.2 Konsep Dasar serta Prinsip Ekonomi Islam ........................................13 2.4. Bank Islam dalam Praktik ...........................................................................14 2.4.1 Pengertian Syariah ...............................................................................14 2.4.2 Pengertian Bank Islam .........................................................................14 2.4.3 Prinsip Bank Islam ...............................................................................14 2.4.4 Fungsi dan Peran Perbankan Syariah ..................................................15 2.4.5 Produk Perbankan Syariah...................................................................17 2.5. Hukum Kredit .............................................................................................20 2.5.1 Hukum Perjanjian Kredit .....................................................................20 2.5.2 Perjanjian Menurut Hukum Islam .......................................................21 2.5.3 Wanprestasi Perjanjian dan Akibat-Akibatnya ....................................21 2.6. Hukum Jaminan ..........................................................................................22 2.6.1 Definisi Jaminan ..................................................................................22 2.6.2 Fungsi Jaminan ....................................................................................22 2.6.3 Macam-Macam Jaminan ......................................................................22 2.7. Pembinaan, Penyelamatan, Monitoring dan Penyelesaian Kredit Bermasalah .................................................................................................22
vi
Pengertian Kredit Bermasalah .............................................................22 Penggolongan Nasabah Bermasalah ....................................................23 Sebab-Sebab Terjadinya Kredit Bermasalah .......................................23 Gejala Dini Timbulnya Kredit Bermasalah .........................................23 Pembinaan, Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Bermasalah .......23 Tindakan, Tata Cara dan Kriteria Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Bermasalah ...............................................................................24 2.7.7 Monitoring dan Pengawasan Kredit/Pembiayaan ................................24 2.2. Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................................25 2.7.1 2.7.2 2.7.3 2.7.4 2.7.5 2.7.6
III. METODE PENELITIAN ............................................................................28 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................................28 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................30 3.3. Hipotesis dan Peubah Penelitian .................................................................30 3.4. Pengumpulan Data ......................................................................................30 3.5. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................32 3.5.1 Uji Validitas .........................................................................................32 3.5.2 Uji Reliabilitas .....................................................................................33 2.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda .......................................................34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................38 4.1. Gambaran Umum Perusahaan .....................................................................38 4.1.1 Sejarah Singkat BNI Syariah ...............................................................38 4.1.2 Latar Belakang BNI Syariah Mikro .....................................................39 4.1.3 Maksud dan Tujuan .............................................................................40 4.1.4 Sasaran Pembiayaan ............................................................................40 4.1.5 Produk Pembiayaan BNI Syariah Mikro .............................................40 4.2. Pembiayaan Murabahah oleh Bank BNI Syariah Mikro ............................41 4.2.1 Persyaratan dalam Pengajuan Pembiayaan Murabahah ......................41 4.2.2 Proses Pembiayaan Murabahah ...........................................................43 4.2.3 Implementasi Pembiayaan Akad Murabahah Bank BNI Syariah Mikro ................................................................................................. 43 4.2.4 Implementasi PUAN dalam Pembiayaan Murabahah Bank BNI Syariah Mikro .....................................................................................46 4.3. Hasil Penelitian ...........................................................................................48 4.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner .............................................48 4.3.2. Karakteristik Responden ......................................................................48 4.3.3. Uji Asumsi Klasik ...............................................................................51 4.3.4. Pengujian Hipotesis .............................................................................53 4.4 Implikasi Manajerial ...................................................................................56 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................57 1. 2.
Kesimpulan .................................................................................................57 Saran ...........................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................59 LAMPIRAN ..........................................................................................................61
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
No
1. Tabel outstanding Bisnis Mikro Area Bogor .......................................................2 2. Tingkat pengembalian KCPM Bogor Grosir .......................................................3 3. Fungsi Bank Islam .............................................................................................16 4. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah .............................................16 5. Kewenangan pejabat pemutus pembiayaan .......................................................43 6. Skema pemutus pembiayaan Mikro 2 dan 3 ......................................................43 7. Hasil Uji Homogen ............................................................................................52 8. Hasil Uji Simultan..............................................................................................53
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
No
1. Kerangka pemikiran penelitian ..........................................................................29 2. Struktur organisasi kantor cabang BNI Syariah Mikro......................................39 3. Alur proses pembiayaan dengan akad murabahah .............................................46 4. Alur proses kegiatan puan ..................................................................................47 5. Penyebaran responden berdasarkan usia ............................................................49 6. Penyebaran responden berdasarkan pendidikan ................................................49 7. Penyebaran responden berdasarkan bidang usaha .............................................50 8. Penyebaran responden berdasarkan pendapatan ................................................50 9. Hasil olah kenormalan data ................................................................................51
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Kuesioner penelitian ..........................................................................................62 2. Hasil uji validitas ...............................................................................................65 3. Uji reliabilitas.....................................................................................................69 4. Uji normalitas.....................................................................................................72 5. Uji multikolinieritas ...........................................................................................72 6. Uji kehomogenan ragam sisaan .........................................................................73 7. Uji regresi linear berganda .................................................................................73
x
1
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip Syariah Islam dalam menjalankan oprasionalnya, adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Bank ini berdiri pada tahun 1991 dan mulai beroperasi pada tahun 1992. Prakarsa pendirian bank ini datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Pada saat itu, bank yang berprinsip syariah ini belum disebut Bank Syariah. Ia masih disebut bank berprinsip bagi hasil, sesuai dengan penyebutan dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Namun pada Tahun 1998, UU No. 7/1992 yang memuat ketentuan bagi hasil itu, kemudian diubah dengan UU No. 10 tahun 1998. Melalui Undang-undang ini, dijelaskan 3 bentuk Bank Syariah yang bias didirikan. Pertama, Bank Syariah Murni, seperti yang dipelopori oleh Bank Muamalat Indonesia. Kedua, dengan mengonversi Bank Konvensional menjadi Bank Syariah. Ini dipelopori oleh Bank Syariah Mandiri. Dan ketiga, dual-banking system, yaitu Bank Konvensional yang (setelah memenuhi syarat) boleh menjalankan Unit Usaha Bank Syariah. Ini dimotori oleh BNI Syariah (Al-Jambi, 2011). Bank Indonesia (BI) pun mencatat penyaluran pembiayaan syariah pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai 70% dari total pembiayaan, atau sebesar Rp58 triliun hingga akhir September 2012. Dari segi pembiayaan secara syariah, persentase yang tersalurkan ke UMKM ini mencapai 70% dari total pembiayaan syariah atau mencapai Rp58 triliun per September 2012, baik melalui Bank Umum Syariah (BUS) maupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Adapun untuk segmen konsumer, pembiayaannya sendiri hanya mencapai Rp23,9 triliun (Sugianto, 2012). Manisnya ranah bisnis di sektor mikro membuat lembaga keuangan berlombalomba untuk membuka pelayanan khusus mikro. Diantaranya adalah yang dilakukan oleh Bank Negara Indonesia Syariah yang telah spin off dengan BNI 46 yang saat ini telah menjadi Bank Umum Syariah pada 19 Juni tahun 2010 telah berkomitmen di awal tahun 2012 dengan meluncurkan layanan mikro. Dengan adanya layanan mikro tersebut, BNI Syariah ingin lebih dekat dengan masyarakat kelas bawah dan sekaligus memberikan solusi dalam pengembangan sektor riil di mikro, dengan plafon
2
peminjaman
diberikan
untuk
setiap
nasabah
adalah
antara
Rp5.000.000-
Rp500.000.000,- dengan akad murabahah produk mikro 2 iB Hasanah dan mikro 3 iB Hasanah. Hingga saat ini, BNI Syariah telah mempunyai 61 outlet mikro, yang terdiri dari 12 Kantor Cabang dan 49 Kantor Cabang Pembantu, di seluruh Indonesia. Dan hingga Desember 2012, penyaluran pembiayaan ke sektor usaha mikro telah mencapai Rp 265 miliar untuk 5.355 nasabah. Dari total pembiayaan tersebut, sebanyak Rp 219,4 miliar atau sekitar 82,8%, disalurkan ke sektor usaha produktif dengan fokus pada perdagangan dalam bentuk eceran. Di mana wilayah yang paling agresif dalam penyaluran pembiayaan ini adalah Sumatera dan Makasar (Meryana, 2013). Pilot project Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah tersebut membuka satu unit cabang BNI Syariah Mikro dan 5 unit cabang pembantu BNI Syariah Mikro di kawasan Depok dan Bogor. Unit BNI Syariah Mikro diresmikan pada tanggal 20 Januari 2012 yakni Kantor Cabang Mikro Bogor Kedung Badak dan Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor Grosir, Cibinong, Citereup, Cileungsi dan Depok. Adapaun jumlah utang debitur setiap unit cabang dan cabang pembantu mikro kawasan Depok dan Bogor pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1. Tabel outstanding Bisnis Mikro Area Bogor N o 1 2 3 4 5 6
Outstanding Nama Unit Kantor cabang Mikro Bogor KCP Mikro Bogor Grosir KCP Mikro Cibinong KCP Mikro Cileungsi KCP Mikro Citeurep KCP Mikro Depok
Juli
Agustus
September
Oktober
Rp3,997,878,973.00
Rp3,994,718,378.00
Rp4,059,718,738.00
Rp3,899,384,908.00
Rp10,066,146,235.00
Rp9,880,508,893.00
Rp10,323,867,237.00
Rp10,435,074,052.00
Rp5,642,847,445.00
Rp5,911,060,596.00
Rp6,060,769,607.00
Rp6,557,701,940.00
Rp6,466,492,110.00
Rp6,466,492,110.00
Rp7,472,746,989.00
Rp6,996,501,212.00
Rp7,006,249,110.00
Rp7,006,249,110.00
Rp7,762,938,710.00
Rp7,935,542,326.00
Rp6,404,350,976.00
Rp6,404,350,976.00
Rp6,848,490,458.00
Rp7,291,135,569.00
Sumber : Laporan pencairan bisnis mikro PT. Bank BNI Syariah Area Bogor (2013) Berdasarkan Tabel 1 di atas, unit yang memiliki total jumlah utang debitur terbanyak adalah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor Grosir dengan total dengan total nasabah/debitur pada akhir bulan Oktober 2013 sebanyak 127 nasabah. Sedangkan pengembalian pembiayaan pada saat jatuh tempo kantor cabang pembantu mikro Bogor Grosir pada pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 dijelaskan pada Tabel 2.
3
Tabel 2. Tingkat pengembalian KCPM Bogor Grosir Nama Unit KCP Mikro Bogor Grosir
Rate of Return on Loan Juli
Agustus
September
Oktober
98,47%
82,65%
94,19%
94,15%
Sumber : Laporan tingkat pengembalian KCPM Bogor Grosir (2013) Salah satu cara pihak BNI Syariah unit Mikro dalam mengelola angsuran nasabah pembiayaan adalah dengan tools yang dinamakan Pengambilan Uang Angsuran Nasabah disebut PUAN. Dengan adanya tools tersebut BNI syariah mikro bertujuan memberikan layanan prima kepada para nasabah mikro dan sebagai alat yang digunakan untuk melakukan pemantauan pembiayaan nasabah (early warning system) untuk meminimalisir peluang pengembalian pembiayaan atau angsuran nasabah yang macet dengan system jemput bola mengambil uang angsuran dengan langsung mengunjungi nasabah. Namun pada kenyataannya PUAN dan tingkat pengembalian tidak berjalan mulus sesuai harapan, masih terdapat penyaluran pembiayaan yang mengalami gagal bayar dari total pencairan Juli sampai dengan Oktober yang dijelaskan pada Tabel 2. Maka rata-rata pengembalian KCPM Bogor Grosir pada periode Juli hingga Oktober 2013 sebesar 92,37%, hal ini menandakan terdapat rata-rata gagal bayar penyaluran pembiayaan periode Juli hingga Oktober sebesar 7,63%. Dalam penyaluran pembiayaan pihak bank menggunakan rumus 5C yaitu character, capacitys, capital, collateral, dan condition of economy sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya pembiayaan bermasalah (Hermansyah, 2005). Faktor-faktor penyebab terjadinya pembiayaan macet menurut Rivai, et al (2013) adalah : (1) Karena kesalahan bank, meliputi kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah, kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan penggunaan kredit dan sumber pembayaran kembali, kurang lengkap mencantumkan syarat-syarat, pemberian kelonggaran terlalu banyak, kurang mengadakan review terhadap calon nasabah, kurang mengadakan kunjungan, sikap memudahkan dari pejabat bank. (2) Karena kesalahan nasabah, meliputi nasabah tidak kompeten, nasabah tidak atau kurang pengalaman, nasabah kurang memberikan waktu untuk usahanya, nasabah tidak jujur. (3) Faktor eksternal, meliputi kondisi perekonomian, perubahan-perubahan peraturan dan bencana alam.
4
Dari uraian yang telah dikemukakan maka, dilakukan penelitian berjudul Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengembalian Pembiayaan Murabahah PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep pembiayaan akad murabahah yang diterapkan di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor ? 2. Bagaimana secara simultan peubah kesalahan bank, peubah kesalahan nasabah
dan
peubah
faktor
eksternal
memengaruhi
pengembalian
pembiayaan murabahah PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor ? 3. Bagaimana secara parsial peubah kesalahan bank, peubah kesalahan nasabah dan peubah faktor eksternal memengaruhi pengembalian pembiayaan murabahah PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor ? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan konsep pembiayaan akad murabahah di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor. 2. Mengkaji peubah kesalahan bank, peubah kesalahan nasabah dan peubah faktor eksternal secara simultan memengaruhi pengembalian pembiayaan murabahah PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor. 3. Mengkaji peubah kesalahan bank, peubah kesalahan nasabah dan peubah faktor eksternal secara parsial memengaruhi pengembalian pembiayaan murabahah PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor. 1.4. Kegunaan Penelitian a. Dapat dijadikan bahan pertimbangan PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor dalam menganalisa calon nasabah yang dibiayai secara selektif dan berhati-hati. b. Dapat dijadikan masukan-masukan PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor dalam mengevaluasi pembiayaan di masa mendatang. c. Dapat dijadikan materi baru evaluasi, apakah pelaksanaan sudah berjalan dengan baik, atau belum pelaksanaanya.
5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang memengaruhi pengembalian pembiayaan murabahah PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Bank dan Hukum Perbankan
2.1.1 Definisi Bank Definisi bank dan perbankan sesuai dengan Pasal 1 Undang-undang Perbankan No.
10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang No. 7 tahun 1992,
disebutkan pengertian bank adalah : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Perbankan didefinisikan berikut : “Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam menatalaksanakan kegiatan usahanya.” Menurut Hermansyah (2005), pengertian bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha milik negara, bahkan lembaga-lembaga pemerintah penyimpan dana-dana yang dimilikinya. Melalui kegiatan pengkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Menurut Sembiring dalam Kristiyanto (2008) di dalam buku berjudul “Hukum Perbankan” memberikan definisi bank sebagai berikut, bank adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum yang bergerak dibidang jasa keuangan, bank sebagai badan hukum berarti secara yuridis adalah merupakan subyek hukum yang berarti dapat mengikatkan diri dengan pihak ketiga. 2.1.2 Definisi Hukum Perbankan Hukum perbankan menurut Fuady dalam Kristiyanto (2008) adalah : “Seperangkat
kaidah
hukum
dalam
bentuk
peraturan
perundang-undangan,
yurisprudensi, doktrin dan lain-lain sumber hukum, yang mengatur masalah-masalah perbankan sebagai lembaga dan aspek kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak dan kewajiban, tugas dan tanggungjawab para pihak yang tersangkut dengan bisnis perbankan, apa
7
yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan dan lain-lain yang berkenaan dengan dunia perbankan tersebut.” Menurut Djumhana (2000), ruang lingkup hukum perbankan di Indonesia meliputi hukum yang mengatur masalah-masalah perbankan yang berlaku sekarang di Indonesia. Dengan demikian berarti akan membicarakan aturan-aturan perbankan yang masih berlaku sampai saat ini, sedangkan peraturan perbankan yang pernah berlaku pada masa yang lalu, harus dibahas apabila mempunyai keterkaitan dengan ketentuan yang berlaku saat ini atau pembahasan dalam kerangka sejarah perbankan di Indonesia. Sedangkan Hukum perbankan adalah sebagai kumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi esensi dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan yang lain. 2.1.3 Jenis-Jenis Bank Mengenai jenis-jenis bank yang dikenal di Indonesia dapat dilihat dari ketentuan Pasal 5 Ayat (1) Undang-Undang Perbankan yang membagi bank dalam dua jenis, yaitu Bank Umum dan Bank Pengkreditan Rakyat (Hermansyah, 2005). Yang dimaksud dengan bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan yang dimaksud dengan bank prekreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu litas pembayaran. 2.2. Kredit Perbankan 2.2.1 Pengertian Kredit Secara etimologis, istilah kredit berasal dari bahasa Latin credere, yang berarti kepercayaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain (Hermansyah, 2005). Dalam Pasal 1 butir 11 UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, kredit diartikan sebagai penyediaan uang atau
8
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Hermansyah, 2005). Djumhana (2000), menyatakan kredit berasal dari bahasa Romawi “credere” yang berarti percaya. Dasar dari kredit adalah kepercayaan. Pihak yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah diperjanjikan, baik menyangkut jangka waktunya maupun prestasi dan kontra prestasinya. 2.2.2 Unsur-Unsur Perkreditan Sebagaimana diketahui bahwa unsur esensial dari kredit bank adalah adanya kepercayaan dari bank sebagai debitur. Kepercayaan tersebut timbul karena dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh kredit bank oleh debitur, antara lain jelasnya tujuan peruntukan kredit, adanya benda jaminan atau agunan, dan lain-lain. Maka dari kepercayaan tersebut adalah adanya keyakinan dari bank sebagai kreditur bahwa kredit yang diberikan akan sungguh-sungguh diterima kembali dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. Suyatno (1992), menjelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam kredit sebagai berikut : a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa mendatang. b. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa mendatang. c.
Degree of Risk, yaitu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit diberikan maka semakin tinggi tingkat risikonya. Dengan adanya unsur risiko ini maka timbulah jaminan dalam pemberian kredit.
d. Prestasi, atau obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga berbentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan ekonomi modern
9
sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uang yang sering dijumpai dalam praktek perkreditan. 2.2.3 Jenis-Jenis Kredit Hermansyah (2005), menjelaskan bahwa berdasarkan angka waktu dan penggunaannya kredit dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: a. Kredit Investasi, adalah kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan kepada debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya pembelian tanah dan bangunan untuk memperluas pabrik, yang peluasanya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai tersebut. Jadi, kredit investasi adalah kredit menengah atau panjang yang tujuannya untuk pembelian barang modal dan jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, perluasan, proyek penempatan kembali dan/atau pembuatan proyek baru. b. Kredit Modal Kerja, adalah kredit modal kerja yang diberikan baik dalam rupiah maupun valutas asing untuk memenuhi modal kerja dalam satu siklus usaha dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan antara para pihak bersangkutan dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kredit ini diberikan untuk membiayai modal kerja dan modal kerja adalah jenis pembiayaan yang diperlukan oleh perusahaan untuk operasi perusahaan seharihari. c. Kredit Konsumsi, adalah kredit jangka pendek atau panjang yang diberikan kepada debitur untuk membiayai barang-barang kebutuhan atau konsumsi dalam skala rumah tangga yang pelunasannya dari penghasilan bulanan nasabah debitur yang bersangkutan. 2.2.4 Dasar-Dasar Pemberian Kredit Bank Menurut Hermanysah (2005) dalam pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank wajib memperhatikan hal-hal sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang berbunyi : Pasal 8 Ayat (1) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang
10
mendalam atas iktikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesusai dengan diperjanjikan. Pasal 8 Ayat (2) Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia Berkaitan dengan itu, menurut penjelasan Pasal 8 Ayat (2) dikemukakan bahwa pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) yang wajib dimiliki dan diterapkan oleh bank dalam pemberian kredit dan pembiayaan adalah : a. Pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dibuat dalam bentuk perjanjian tertulis. b. Bank harus memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur yang antara lain diperoleh dari penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan proyek usaha dari nasabah. c. Kewajiban bank untuk menyusun dan menerapkan prosedur pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. d. Kewajiban bank untuk memberikan informasi yang jelas mengenai prosedur dan persyaratan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. e. Larangan bank untuk memberikan kredit atau pembiayaan berdsarkan prinsip syariah dengan persyaratan yang berbeda kepada nasabah debitur dan/atau pihakpihak terafiliasi dan penyelesaian sengketa. Menurut Hermansyah (2005), untuk menjaga terjadinya kredit bermasalah di kemudian hari, penilaian suatu bank untuk memberikan persetujuan terhadap suatu permohonan kredit dilakukan dengan Formula 5C, dapat diuraikan sebagai berikut: a. Character (Kepribadian). Bahwa calon nasabah debitur memiliki watak, moral, dan sifat-sfat pribadi yang baik. Penilaian terhadap karakter ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kejujuran, integritas, dan kemauan dari calon nasabah debitur untuk memenuhi kewajiban dan menjalankan usahanya. Informasi ini dapat diperoleh oleh bank melalui riwayat hidup, riwayat usaha, dan informasi dari usaha-usaha yang sejenis.
11
b. Capacity (Kemampuan). Seorang calon debitur harus pula diketahui kemampuan bisnisnya untuk melunasi hutangnya. Kalau kemampuan bisnisnya kecil, tentu tidak layak diberikan kredit dalam skala besar. Demikian juga jika bisnisnya ataupun kinerja bisnisnya menurun, maka kredit juga semestinya tidak diberikan, kecuali jika menurunnya dikarenakan kekurangan biaya sehingga dapat diantisipasi bahwa dengan tambahan biaya lewat peluncuran kredit, maka kinerja bisnisnya tersebut dapat dipastikan akan semakin membaik. c. Capital (Modal). Dalam hal ini bank harus terlebih dahulu melakukan penelitian terhadap modal yang dimiliki oleh pemohon kredit. Penyelidikan ini tidaklah semata-mata didasarkan pada besar kecilnya modal, akan tetapi difokuskan kepada bagaimana distribusi modal ditempatkan oleh nasabah tersebut, sehingga sumber yang telah ada dapat berjalan efektif. d. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi). Bahwa dalam pemberian kredit oleh bank, kondisi ekonomi secara umum dan kondisi usaha pemohon kredit perlu memperoleh perhatian dari bank untuk memperkecil risiko yang mungkin terjadi akibat oleh kondisi ekonomi tersebut. e. Collateral (Agunan). Collateral adalah jaminan untuk persetujuan pemberian kredit yang merupakan sarana pengaman (back up) atas risiko yang mungkin terjadi atas wanprestasinya nasabah debitur di kemudian hari, misalnya terjadi kredit macet. Jaminan ini diharapkan mampu melunasi sisa utang kredit baik pokok maupun bunganya. 2.2.5 Analisis Risiko Dalam setiap pemberian kredit selalu dihadapkan pada suatu risiko. Segala risiko akan timbul terhadap permohonan yang diajukan oleh nasabah sebelum kredit tersebut diberikan. Berbagai risiko yang perlu diperhatikan dan dipahami oleh pejabat kredit, dapat dikelompokan menjadi 6 jenis (Rivai et al. 2013), yaitu : a. Risiko sifat usaha dari sifat-sifat usaha dapat diidentifikasi tinggi rendahnya tingkat risiko dengan berbagai kreteria berikut ini. 1) Semakin lamban turn over suatu usaha, maka semakin tinggi tingkat risikonya. 2) Semakin tinggi dan canggih spesifikasi dan kekhususan usaha, maka semakin tinggi risikonya.
12
3) Semakin besar pemakaian kredit investasi untuk modal kerja semakin tinggi risikonya bila dibandingkan dengan investasi pada investasi barang modal. 4) Usaha dengan pada modal pada negara yang sedang berkembang, berisiko lebih besar bila dibandingkan dengan usaha yang banyak mengerahkan tenaga/padat karya. 5) Sifat usaha yang memang mengandung risiko tinggi, pengeboran minyak di lepas pantai, usaha yang baru dirintis dan sebelumnya tidak dikenal atau belum diupayakan orang. b. Risiko Geografis Letak geografis usaha nasabah erat hubungannya dengan tingkat risiko usaha yang disebabkan seringnya terjadi bencana alam di lokasi usaha tersebut. Risiko usaha tersebut berupa : (1) Usaha peternakan dan perkebunan di daerah gunung berapi, (2) Usaha yang dibangun di daerah gempa/sering longsor, (3) Usaha yang dibangun di daerah aliran sungai yang rawan banjir. c. Risiko Politik Stabilitas politik merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan perekonomian/bisnis di daerah tersebut. Untuk itu perlu kehati-hatian karena mempunyai risiko sangat tinggi dan berdampak buruk kepada kredit yang disalurkan. d. Risiko Ketidakpastian Faktor ini merangsang spekulasi dan setiap usaha yang didasarkan pada spekulasi akan berisiko tinggi karena sudah dapat dipastikan bahwa usaha tersebut tidak direncanakan dengan baik. Dengan demikian, untuk merencanakan kredit, informasi, mengenai usaha-usaha yang bersifat spekulatif penting untuk diwaspadai dan agar kredit yang diberikan terarah, sehingga akan mengurangi terjadinya peluang kredit bermasalah. e. Risiko Inflasi Kondisi inflasi yang tinggi akan berakibat risiko tinggi pula terhadap kredit yang diberikan. Meskipun nasabah telah melunasi kredit dan bunga, bila dibandingkan dengan daya beli rupiah yang menurun. Biasanya inflasi yang tinggi ditandai dengan tingkat suku bunga yang tinggi pula.
13
f. Risiko Persaingan. Produksi yang dihasilkan nasabah apakah merupakan jenis produk yang telah banyak di pasaran atau mungkin merupakan produk yang telah jenuh. Di sini pejabat bank perlu memperhatikan kemungkinan risiko yang akan mengancam kredit yang disalurkan. Risiko tersebut adalah : 1) Mampu mendeteksi kemampuan nasabah membiayai usahanya, selain yang diperoleh dari bank. 2) Kemampuan menghitung berapa kebutuhan nasabah yang sesungguhnya. 3) Kemampuan menghitung nilai jaminan yang melingkup kredit yang diberikan dengan tujuan untuk berjaga-jaga kemungkinan tidak dilunasinya kewajiban kredit. 4) Kemampuan memperhitungkan kemungkinan risiko yang dihadapi dengan pemberian kredit dan mengetahui sumber pelunasan. 5) Kemampuan mendeteksi risiko pemberian kredit yang mungkin secara kemampuan mungkin cukup baik, tetapi dari sisi moral kurang menguntungkan bagi bank. 6) Kemampuan mendeteksi mutu jaminan yang akan menimbulkan masalah dikemudian hari. 2.3. Sistem Perekonomian Islam 2.3.1 Pengertian Ekonomi Islam Ekonomi Islam dapat diartikan sebagai ilmu ekonomi yang dilandasi oleh ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Al-quran, As-sunnah, Ijma‟ (kesepakatan ulama) dan Qiyas (analogi). Al-quran dan As-sunnah merupakan sumber utama sedangkan ijma‟ dan qiyas merupakan pelengkap untuk memahami Al-quran dan Assunnah (Sawit dalam Kristiyanto 2008). 2.3.2 Konsep Dasar serta Prinsip Ekonomi Islam Menurut Rivai, et al (2013) konsep dasar Islam menyatakan bahwa uang bukan komoditi tetapi sebagai alat tukar, tidak mengakui konsep time value of money, tidak membolehkan praktik spekulasi, harta harus berputar dan tidak boleh berpusat pada segelintir orang, mencari nafkah hukumnya wajib dan sekaligus ibadah, berlaku adil dan transparan.
14
Menurut Karim (2007), prinsip ekonomi Islma diuraikan sebagai berikut : (1) Kepemilikan Multijenis, yakni mengakui bermacam-macam bentuk kepemilikan, baik oleh swasta, negara atau campuran, (2) Kebebasan Bertindak/Berusaha, yakni dengan penerapan nilai ini akan melahirkan pribadi-pribadi yang profesional dan prestatif dalam segala bidang, termasuk bidang ekonomi dan bisnis. Pelaku-pelaku ekonomi dan bisnis menjadikan nabi sebagai teladan dan model dalam melakukan aktivitasnya, (3) Keadilan Sosial, dalam Islam pemerintah bertanggungjawab menjamin pemenuhan kebutuhan dasar rakyatnya dan menciptakan keseimbangan sosial diantara yang kaya dan miskin. 2.4. Bank Islam dalam Praktik 2.4.1 Pengertian Syariah Kata „syariah‟ diartikan sebagai aturan dalam penyebutannya sering pula dipertukarkan dengan kata „din‟, karena makna kedua kata tersebut saling berhubungan satu sama lain, hingga menurut Rakhman dalam Rivai, et al (2013) : „syariah‟ adalah peraturan dalam perjalanan hidup dan subjeknya adalah Tuhan, Allah SWT. sedangkan „din‟ adalah keseluruhan kepatuhan pada perjalanan hidup itu, sehingga subjeknya adalah manusia. 2.4.2 Pengertian Bank Islam Pengertian bank Islam menurut Rivai, et al (2013), adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan hukum Islam. Perbedaan antara bank Islam (syariah) dengan bank konvensional terletak pada prinsip dasar operasinya yang tidak menggunakan bunga, akan tetapi menggunakan prinsip bagi hasil, jual beli dan prinsip lain yang sesuai dengan syariat Islam, karena bunga diyakini mengandung unsur riba yang diharamkan (dilarang) oleh agama Islam. 2.4.3 Prinsip Bank Islam Menurut Rivai, et al (2013) dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan disebutkan bahwa bank Islam adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam menjalankan kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam menjalankan aktivitasnya, bank Islam menganut prinsip :
15
a. Prinsip keadilan, prinsip tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama atara bank dengan nasabah. b. Prinsip kemitraan, bank Islam menempatkan nasabah penyimpan/pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama antara nasabah penyimpan/ pengguna dana maupun bank sederajat sebagai mitra usaha. c. Prinsip ketentraman, produk-produk bank Islam telah sesuai dengan prinsip dan kaidah muamalah Islam, antara lain tidak ada unsur riba dan penerapan zakat harta. d. Prinsip transparansi/keterbukaan, melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan mutu manajemen bank. e. Prinsip universalitas bahwa bank dalam mendukung oprasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai „rakhmatan lil alamin‟. f. Tidak ada riba dan laba yang wajar 2.4.4 Fungsi dan Peran Perbankan Syariah Bank Islam mempunyai dua peran utama, yaitu sebagai badan usaha dan badan sosial. Sebagai badan usaha, bank Islam mempunyai fungsi sebagai manajer investasi, investor dan jasa pelayanan. Sementara itu sebagai badan sosial, bank Islam mempunyai fungsi sebagai pengelola dana sosial untuk penghimpunan dan penyaluran zakat, infak dan sadaqah (ZIS), serta penyaluran qardhul hasan (pinjaman kebajikan). Secara singkat fungsi bank Islam dijelaskan pada Tabel 3.
16
Tabel 3. Fungsi Bank Islam Fungsi Bank Islam Sebagai Badan Usaha Manajer Investasi Penghimpunan dana Prinsip Wadiah yad Dhamanah - Giro - Tabungan Prinsip Mudharabah - Tabungan - Deposito ber : Rivai, 2013 - Obligasi Prinsip Ijarah - Obligasi
Investor
Jasa Perbankan
Penyaluran dana Pola bagi hasil - Mudharabah - Musyarakah, dll Pola jual beli - Murabahah - Salam - Istishna, dll Pola sewa - Ijarah - Ijarah wa igtina
Jasa Keuangan Wakalah, Kafalah, Hawalah, Rahn, Ujr, Sharf, Qardh, Rahn, dll Jasa Non Keuangan Wadiah yad Amanah Jasa Keagenan Mudharabah Muwayyadah
Fungsi Bank Sebagai Badan Sosial Dana Kebajikan Penghimpunan dan Penyaluran ZIS Penyaluran Qardhul Hasan
Dan secara rinci perbedaan bank konvensional dengan bank Islam dimuat pada Tabel 4. Tabel 4. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah Uraian Fungsi dan Kegiatan Bank
Bank Konvensional Intermediasi dan Jasa Keuangan
Mekanisme dan Obyek Usaha Prinsip Dasar Operasi
Tidak anti riba dan anti masyir - Bebas nilai (prinsip materialis) - Uang sebagai Komoditi. - Bunga
Prioritas Pelayanan Orientasi
Kepentingan Pribadi Keuntungan
Bentuk
Bank Komersial
Evaluasi Nasabah
Kepastian pengembalian pokok dan bunga (creditworthiness dan collateral) Terbatas dalam debiturkreditur Pasar Uang dan Bank Sentral.
Hubungan Nasabah Sumber Likuiditas Jangka Pendek Pinjaman yang diberikan
Komersial dan non komersial, serta berorientasi laba
Bank Syariah Intermediasi, Manajer Investasi, Investor, Sosial, Jasa dan Keuangan Anti riba dan anti masyir - Tidak bebas nilai (prinsip Syariah Islam) - Uang sebagai alat tukar (bukan komoditi) - Bagi hasil, jual beli dan sewa Kepentingan Publik Tujuan sosial-ekonomi Islam dan keuntungan Bank komersial, bank pembangunan dan bank universal Lebih berhati-hati, karena partisipasi dalam risiko Erat sebagai mitra usaha Pasar Uang Syariah dan Bank Sentral Komersial dan non komersial, berorientasi laba dan non laba.
17
Lanjutan Tabel 4. Uraian Lembaga Penyelesaian Sengketa Struktur Organisasi Pengawas
Bank Konvensional Pengadilan, Arbitrase
Investasi
Halal, atau Haram
Bank Syariah Pengadilan, Badan Arbitrase Syariah Nasional Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Syariah Nasional.
Dewan Komisaris
Halal
Sumber : Ascarya (2007) 2.4.5 Produk Perbankan Syariah a. Simpanan Menurut Pradjoto and Associates dalam Kristiyanto (2008), secara umum bank syariah
dalam
operasionalnya
melakukan
kegiatan
meliputi
3
hal,
yakni
penghimpunan dana, penyaluran dana serta memberikan jasa perbankan lainnya. Dalam menghimpun dana, bank syariah menawarkan beberapa produk, yaitu simpanan yang dibagi dalam 2 jenis, yaitu simpanan dengan prinsip wadiah (titipan), simpanan dengan prinsip mudharabah (bagi hasil). b. Pembiayaan Pradjoto and Associates dalam Kristiyanto (2008) menguraikan tentang pembiayaan syariah dengan menyatakan bahwa sumber pendapatan suatu perbankan syariah berasal dari distribusi pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah, yaitu : 1) Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah 2) Keuntungan atas kontrak jual beli (al-bai') 3) Hasil sewa atas kontrak ijarah 4) Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa syariah lain Berdasarkan Pasal 1 angka (12) UU No. 10 Tahun l998 tentang perbankan, dijelaskan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pradjoto and Associates dalam Kristiyanto (2008) menjelaskan bahwa pembiayaan dapat dibagi dalam beberapa jenis berikut :
18
a. Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil 1) Mudharabah Mudharabah merupakan penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu dengan pembagian menggunakan metode bagi untung rugi (profit and loss sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah (bagian keuntungan usaha bagi masing-masing pihak yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan) yang telah disepakati sebelumnya. 2) Musyarakah Musyarakah
merupakan
penanaman
dana
dari
pemilik
dana
untuk
mencampurkan dananya pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung oleh para pemilik dana berdasarkan bagian dana masing-masing. b. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa (Ijarah) Ijarah merupakan transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan/atau upah mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa, atau imbalan jasa sesuai dengan kesepakatan dan setelah masa sewa berakhir, maka barang dikembalikan kepada bank. c. Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli 1) Murabahah Murabahah merupakan akad jual beli yang disepakati antara bank syariah dengan nasabah dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku, atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank dari pemasok dan margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan sesuai kesepakatan. Kepemilikan barang akan berpindah dari bank kepada nasabah setelah akad jual beli ditandatangani. Dalam hal ini bank mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang (wakalah), maka akad murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank. Dalam murabahah, cara pembayaran dan jangka waktunya disepakati oleh kedua belah pihak, dapat dilakukan secara langsung ataupun angsuran secara proporsional dan bank berwenang meminta nasabah untuk menyediakan jaminan
19
untuk mengantisipasi risiko, apabila nasabah tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimuat dalam akad. Bank juga dapat meminta pembayaran uang muka (urbun) oleh nasabah saat awal akad. Selama akad jual beli belum berakhir, harga jual beli tidak boleh berubah, tetapi bila terjadi perubahan, maka akad menjadi batal. 2) Salam Salam merupakan akad jual beli antara bank dengan nasabahnya atas suatu barang dimana harganya dibayar oleh bank dengan segera, sedangkan barangnya akan diserahkan kemudian oleh nasabah (produsen) kepada bank dalam jangka waktu yang telah disepakati. Selanjutnya, bank dapat menjual kembali barang tersebut kepada nasabah/pihak lain (pembeli) maupun kepada nasabah (produsen) semula secara angsuran. Syarat utama dari salam adalah jenis, macam, ukuran, mutu dan jumlah barang yang dijual harus jelas dan menguntungkan. Keuntungan diperoleh oleh bank dari selisih harga jual barang antara bank kepada pihak lain (pembeli) dan nasabah (produsen) kepada bank. Pada umumnya banyak dilakukan untuk pembiayaan sektor pertanian. 3) Istishna Istishna merupakan akad jual beli yang dilakukan antara nasabah sebagai pemesan/pembeli (mustashni) dengan bank syariah sebagai produsen/penjual (shani) dimana penjual (pihak bank) membuat barang yang dipesan oleh nasabah. Bank untuk memenuhi pesanan nasabah dapat mengalihkan pekerjaannya kepada pihak lain dan barang yang akan diperjualbelikan harus dibuat lebih dulu dengan kriteria yang jelas. Pada umumnya, pembiayaan istishna dilakukan untuk pembiayaan konstruksi. d. Pembiayaan dengan Prinsip Akad Pelengkap 1) Hiwalah Pengalihan piutang nasabah kepada bank syariah untuk membantu nasabah mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya dan bank mendapat imbalan atas jasa pengalihan piutang tersebut. Hiwalah secara umum merupakan anjak piutang. 2) Rahn Rahn adalah transaksi gadai antara bank syariah dengan pemilik barang yang membutuhkan dana dimana pemilik barang tersebut dapat menggadaikan barang yang dimilikinya untuk menjadikan barang tersebut sebagai jaminan hutang kepada bank,
20
hingga pemilik barang bersangkutan boleh mengambil barangnya setelah melunasi hutangnya kepada bank. Bank akan membebankan jasa gadai sesuai dengan kesepakatan. 3) Qard Qard merupakan kontrak antara bank syariah dengan nasabahnya untuk memfasilitasi nasabah yang membutuhkan dana talangan segera untuk jangka waktu sangat pendek. Dalam hal ini, bank menyediakan fasilitas pinjaman dana kepada nasabah yang patut dan nasabah hanya berkewajiban mengembalikan sejumlah pinjaman, sedangkan bank dilarang meminta imbalan apapun dari nasabah, kecuali nasabah memberikan dengan suka rela. e. Pembiayaan Multijasa Pembiayaan multijasa merupakan pola pembiayaan yang menggunakan akad ijarah atau kafalah. Dalam pembiayaan dimaksud, bank syariah memperoleh fee dari imbalan jasa (ujrah) sesuai dengan kesepakatan awal, yang dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk persentase. f. Produk Lainnya Bank syariah memberikan jasa perbankan lainnya berupa : Wakalah (arranger dan transfer), Sharf (jual beli valuta), Kafalah (garansi bank), Ijarah (sewa), Wadi‟ah Amanah (titipan), dan lain-lain. 2.5. Hukum Kredit 2.5.1 Hukum Perjanjian Kredit a. Pengertian Perjanjian Perjanjian adalah suatu peristiwa di mana dua orang atau dua pihak saling berjanji untuk melakukan suatu hal atau suatu persetujuan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing bersepakat akan menaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu (Hermansyah, 2005). b. Fungsi Perjanjian Kredit Berkaitan dengan perjanjian, menurut Hermansyah (2005) perjanjian kredit mempunyai fungsi berikut : (1) Perjanjian kredit berfungsi sebagai perjanjian pokok, (2) Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan hak dan
21
kewajiban antara kreditur dan debitur, serta (3) Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit. 2.5.2 Perjanjian Menurut Hukum Islam a. Definisi Akad (Perjanjian) Secara
khusus
akada
berarti
keterkaitan
antara
ijab
(pernyataan
penawaran/pemindahan kepemilikan) dan qabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam lingkup yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu. (Ascarya, 2007). b. Rukun Akad Menurut Jumhur Ulama (pendapat banyak ulama) rukun akad menyangkut tiga hal, yaitu pelaku akad, objek Akad, dan shighah atau pernyataan pelaku akad. Sedangkan syarat dalam akad ada empat syarat, yaitu syarat berlakunya akad, syarat sahnya akad, syarat terealisasinya akad dan syarat lazim (Ascarya, 2007). c. Jenis-jenis Akad Jenis-jenis akad/tarnsaksi yang digunakan pada perbankan syariah dibagi menjadi 2 (Ascarya, 2007), yaitu Tabarru (tidak mencari keuntungan) dan Tijrah (mencari keuntungan). 2.5.3 Wanprestasi Perjanjian dan Akibat-Akibatnya Wanprestasi timbul apabila salah satu pihak tidak melakukan apa yang diperjanjikan, mungkin alpa, lalai atau ingkar janji. Bentuk daripada wanprestasi dapat berupa empat macam (Simangunsong dalam Kristiyanto 2008), yaitu : a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya. b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan. c. Melakukan apa yang dijanjikan, tetapi terlambat. d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan Wanprestasi (kelalaian) mempunyai akibat-akibat yang berat, maka tidak mudah untuk menyatakan bahwa seseorang lalai atau alpa. Terhadap kelalaian atau kealpaan seseorang, hukuman atau akibat-akibat yang halal ada empat macam, yaitu membayar kerugian, pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian, bertujuan membawa kedua belah pihak kembali pada keadaan sebelum perjanjian diadakan, peralihan risiko dan membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di depan hakim.
22
2.6. Hukum Jaminan 2.6.1 Definisi Jaminan Menurut ketentuan Pasal 2 Ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 23/69/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991 tentang Jaminan Pemberian Kredit, bahwa yang dimaksud dengan jaminan adalah suatu keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai yang diperjanjikan. Sedangkan menurut Pasal 1 butir 23 yang dimaksud dengan agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit, atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah (Hermansyah, 2005). 2.6.2 Fungsi Jaminan Berdasarkan pada pengertian jaminan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa fungsi utama dari jaminan untuk meyakinkan bank, atau kreditur bahwa debitur mempunyai kemampuan untuk melunasi kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati bersama (Hermansyah, 2005). 2.6.3 Macam-Macam Jaminan Pengikatan jaminan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaminan perorangan dan jaminan kebendaan. Jaminan perorangan, atau jaminan pribadi adalah jaminan seorang pihak ketiga yang bertindak untuk menjamin kewajiban-kewajiban dari debitur. Jaminan kebendaan selalu berupa suatu bagian dari kekaydaan seseorang, si pemberi jaminan, dan menyediakannya guna pemenuhan kewajiban dari seorang debitur (Hermansyah, 2005). 2.7. Pembinaan, Penyelamatan, Monitoring Bermasalah 2.7.1 Pengertian Kredit Bermasalah
dan
Penyelesaian
Kredit
Ada beberapa pengertian kredit bermasalah (Rivai et al. 2013), yaitu kredit yang di dalamnya belum mencapai target yang diinginkan pihak bank, kredit yang memiliki kemungkinan timbul risiko dikemudian hari, mengalami kesulitan penyelesaian kewajiban-kewajibannya baik pokok maupun bunga kredit dimana terjadi cidera janji dalam pembayaran, kredit golongan perhatian khusus.
23
2.7.2 Penggolongan Nasabah Bermasalah Penggolongan kredit bermasalah menurut Rivai, et al (2013), dikategorikan sebagai berikut iktikad nasabah, prospek usaha nasabah, kredit bermasalah yang masih mempunyai prospek, kredit bermasalah yang tidak mempunyai prospek. 2.7.3 Sebab-Sebab Terjadinya Kredit Bermasalah Kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi, di mana persetujuan pengembalian kredit mengalami risiko kegagalan, bahkan cenderung mengalami rugi yang potensi. Beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya kredit bermasalah (Rivai et al. 2013), adalah karena kesalahan bank, karena kesalahan nasabah, akibat faktor eksternal. 2.7.4 Gejala Dini Timbulnya Kredit Bermasalah Perlu diketahui bahwa kredit tidak menjadi bermasalah secara tiba-tiba tanpa gejala. Pada umumnya kredit berkembang menjadi bermasalah melalui tahap yang ada gejalanya, sehingga gejala dini yang dapat dideteksi menurut Rivai, et al (2013) adalah ada tunggakan, mengajukan perpanjangan, saldo rata-rata menurun, hubungan dengan bank semakin menurun, masalah keluarga, penggunaan kredit tidak sesuai rencana, enggan dikunjungi. 2.7.5 Pembinaan, Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Bermasalah a. Pembinaan Kredit Pembinaan kredit adalah upaya yang dilakukan dalam mengelola kredit bermasalah agar dapat diperoleh hasil yang optimal sesuai dengan tujuan dari pemberian kredit (Rivai et al. 2013). b. Penyelamatan Kredit Penyelamatan kredit adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan kredit bermasalah yang masih mempunyai prospek dalam usahanya, dengan tujuan meminimalkan kemungkinan timbulnya kerugian bagi bank, menyelamatkan kembali kredit yang ada agar menjadi lancar, atau memperbaiki mutu usaha nasabah (Rivai et al. 2013). c. Penyelesaian Kredit Penyelesaian kredit adalah upaya yang dilakukan bank untuk menyelesaikan kredit bermasalah yang tidak mempunyai prospek setelah usaha-usaha pembinaan,
24
penyelamatan dan dengan jalan apapun ternyata tidak mungkin dilakukan lagi, dengan tujuan mencegah risiko bank yang semakin besar dan mendapatkan pelunasan kembali atas kredit tersebut dari nasabah dengan berbagai macam upaya yang dapat ditempuh oleh bank (Rivai et al. 2013). 2.7.6 Tindakan, Tata Cara dan Kriteria Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Bermasalah Menurut Rivai, et al (2013) tindakan, tata cara dan kriteria penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah adalah : a. Terhadap nasabah yang masih mempunyai prospek dan mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya : (1) Penagihan intensif oleh bank, (2) Rescheduling, (3) Reconditioning, (4) Restructuring, (5) Management Assistancy, dan (6) Penyertaan Bank. b. Nasabah kurang mempunyai prospek dan tidak mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya : (1) Novasi, (2) Kompensasi, (3) Likuidasi, (4) Subrogasi, dan (5) Penebusan Jamina c. Nasabah yang tidak memiliki prospek, tetapi mempunyai iktikad baik untuk melunasi kewajibannya. Terhadap golongan ini sudah tidak memiliki prospek, biasanya diberikan keringanan tunggakan bunga dan denda. d. Nasabah yang tidak mempunyai prospek dan tidak memiliki iktikad untuk menyelesaikan kewajibannya. Penyelesaian kredit melalui pengadilan negeri dan pelelangan oleh bank. 2.7.7 Monitoring dan Pengawasan Kredit/Pembiayaan a. Pengertian Monitoring dan Pengawasan Kredit Monitoring dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk melakukan pemantauan kredit agar dapat diketahui sedini mungkin (early warning system) deviasi yang terjadi akibat penurunan mutu kredit sehingga memungkinkan bank mengambil langkah-langkah untuk tidak timbul kerugian (Rivai et al. 2013). b. Fungsi Monitoring dan Pengawasan Kredit Fungsi monitoring dan pengawasan kredit merupakan alat kendali apakah dalam pemberian kredit telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan (Rivai et al. 2013).
25
c. Tujuan Monitoring dan Pengawasan Kredit Tujuan monitoring dan pengawasan dari sebuah kredit menurut Rivai, et al (2013) sebagai berikut : Sistem/prosedur dapat dilaksanakan semaksimum mungkin, penjagaan dan pengamanan kredit sebagai kekayaan bank yang harus dikelola dengan baik, administrasi dan dokumentasi kredit harus terlaksana sesuai ketentuan, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemberian kredit. 2.2. Penelitian Terdahulu yang Relevan Abdurrahman (2010), melakukan penelitian dengan judul “Analisis FaktorFaktor yang Memengaruhi Kolektibilitas Pembayaran Kredit Bermasalah Pada Debitur Kredit Usaha Mikro PT. Bank Mandiri Tbk. Micro Business Unit Bogor Pajajaran”. Tujuan penelitian ini : (1) Mengetahui tahapan-tahapan proses kredit di PT. Bank Mandiri MBU Bogor Pajajaran (2) Mengkaji tingkat kolektibiltas pembayaran kredit di PT. Bank Mandiri MBU Bogor Pajajaran dan (3) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kolektibilitas pembayaran kredit usaha mikro di PT. Bank Mandiri MBU Bogor Pajajaran. Hasil analisis diperoleh dua faktor utama yang menyebabkan kolektibiltas pembayaran kredit menjadi bermasalah di Bank Mandiri MBU Bogor Pajajaran, yaitu faktor internal (10 indikator) yang berasal dari pihak bank dan faktor eksternal (10 indikator) yang berasal dari pihak debitur. Dalam faktor internal (bank) tersebut tidak ditemukan indicator yang yang direduksi, dengan ekstraksi terbesar pada indikator kesalahan analisis (64%) dan monitoring lemah (61%). Pada faktor eksternal debitur terdapat satu indikator yang tereduksi, yaitu indikator terkena musibah, dengan esktraksi pada indikator tidak tepat (72%) dan karakter kurang baik (71%). Haloho (2010), melakukan penlitian berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Mikro PT. BPD Jabar Banten KCP Darmaga”. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan dan menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit mikro KCP Dramaga melalui karakteristik personal, karakteristik usaha, dan karakteristik kreditnya. Hasil menunjukan
bahwa
peubah
independen
yang
nyata
memengaruhi
tingkat
pengembalian adalah peubah usia, tingkat pendidikan dan jaminan kredit. Peubah usia berpengaruh negatif terhadap kelancaran pengembalian menandakan semakin tinggi usia debitur maka peluang pengembalian secara lancar semakin kecil. Peubah tingkat
26
pendidikan juga berpengaruh negatif terhadap pengembalian menandakan semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah peluang pengembalian secara lancar semakin kecil. Sedangkan besar kecilnya jaminan yang diberikan nasabah pada saat penerimaan kredit tidak dapat dijadikan patokan dalam pengembalian kredit. Yulianti (2011), penelitian ini dilakukan pada PD. BPR BKK Wonosobo, yang merupakan lembaga keuangan yang menyalurkan kredit. Tujuan penelitian ini menganalisis adanya pengaruh faktor internal (aspek pemasaran, aspek pengaturan keuangan, aspek dana, aspek teknis dan aspek manajemen) dan faktor (kebijakan pemerintah dan perkembangan teknologi) eksternal terhadap kredit macet pada PD BPR BKK Wonosobo secara simultan maupun parsial. Hasil analisis menunjukan bahwa faktor internal dan eksternal nasabah secara simultan memengaruhi kredit macet pada PD BPR BKK Wonosobo. Secara parsial faktor eksternal memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor internal dalam mempengaruhi kredit macet pada PD BPR BKK Wonosobo. Rachmat (2011), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengembalian Pembiayaan Agribisnis Pada Bank Umum Syariah, Kasus Pada BMI Cabang Pembantu Depok”. Hasil penelitian dari 8 variabel yang diduga berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan adalah usia, jumlah tanggungan, pendidikan terakhir, pemahaman akad, omset usaha, lama usaha, jenis usaha, dan frekuensi banyaknya pembiayaan, ternyata hanya 4 variabel yang mempunyai pengaruh nyata terhadap pengembalian pembiayaan BMI Cabang Pembantu Depok adalah tanggungan keluarga, pendapatan usaha, lama usaha dan jenis usaha. Namun variabel jumlah tanggungan keluarga dan jenis usaha mempunyai pengaruh negatif terhadap pengembalian pembiayaan. Rasyid (2012), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengembalian Murabahah untuk Usaha Mikro Agribisnis pada KBMT Bil Barakah Bogor”. Tujuan penelitian (1) Mengidentifikasi karakteristik nasabah pembiayaan murabahah pada KBMT Bil Barakah berdasarkan tingkat pengembaliannya dan (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian pembiayaan murabahah pada KBMT Bil Barakah untuk nasabah sektor usaha mikro agribisnis. Hasil penelitian karakteristik nasabah dengan tingkat pengembalian lancar memiliki pendidikan menyebar rata antara SD dan SMP,
27
tanggungan keluarga kurang dari 3 orang, tidak melakukan pinjaman pada pihak lain, omset usaha kurang dari 3 juta rupiah, pengalaman usaha kurang dari 5 tahun, jumlah pinjaman kurang dari 1 juta rupiah, memiliki frekuensi pembiayaan 6-10 kali dan pengembalian pembiayaan kurang dari 20 minggu. Nasabah dengan pengembalian tidak lancar memiliki pendidikan SD, tanggungan keluarga 4-6 orang, melakukan pinjaman pihak lain, memiliki frekuensi pembiayaan kurang dari 5 kali, omset kurang dari 3 juta rupiah, pengalaman usaha yang kurang dari 5 tahun, pinjaman kurang dari 1 juta rupiah, dan pengembalian pembiayaan 21-40 minggu. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pengembalian pembiayaan murabahah adalah jumlah tanggungan keluarga dan frekuensi pengambilan pembiayaan
28
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah telah berkomitmen di tahun 2012 dengan meluncurkan layanan mikro. Dengan adanya layanan mikro tersebut, BNI Syariah ingin dekat dengan masyarakat kelas bawah dan sekaligus memberikan solusi dalam pengembangan sektor riil di mikro, dengan plafon peminjaman diberikan untuk setiap nasabah adalah antara Rp5.000.000-Rp500.000.000,- dengan akad murabahah produk mikro 2 iB Hasanah dan mikro 3 iB Hasanah. Salah satu unit cabang pembantu pilot project Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Mikro dari 5 unit cabang pembantu BNI Syariah Mikro di kawasan Depok dan Bogor, Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor Grosir yang memiliki total penyaluran terbanyak dengan total penyaluran hingga akhir Oktober tahun 2013 sebanyak Rp10.435.074,052,- dengan total nasabah sebanyak 127 nasabah. Salah satu cara pihak BNI Syariah unit Mikro dalam mengelola angsuran nasabah pembiayaan adalah dengan tools yang dinamakan Pengambilan Uang Angsuran Nasabah disebut PUAN. Dengan adanya tools tersebut BNI syariah mikro bertujuan memberikan layanan prima kepada para nasabah mikro dan sebagai alat yang digunakan untuk melakukan pemantauan pembiayaan nasabah (early warning system) untuk meminimalisir peluang pengembalian pembiayaan atau angsuran nasabah yang macet dengan system jemput bola mengambil uang angsuran dengan cara mengunjungi nasabah. Namun pada kenyataannya PUAN dan tingkat pengembalian tidak berjalan mulus sesuai harapan, masih terdapat penyaluran pembiayaan yang mengalami gagal bayar dari total pencairan Juli sampai dengan Oktober yang dijelaskan pada Tabel 2. Maka rata-rata pengembalian KCPM Bogor Grosir pada periode Juli hingga Oktober hanya sebesar 92,37%, hal ini menandakan terdapat rata-rata gagal bayar penyaluran pembiayaan periode Juli hingga Oktober sebesar 7,63%. Menurut Riva, et al (2013) kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi, dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami risiko kegagalan, bahkan cenderung menuju atau mengalami rugi potensial. Oleh karena itu, bahwa lebih dini potensial problem loan ditentukan, maka akan lebih banyak laternatif dan lebih banyak peluang pencegahan kerugian bagi bank. Dengan demikian, perlu dilakukan
29
inventarisasi sebab-sebab timbulnya kredit bermasalah. Dalam beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya kredit bermasalah adalah : 1. Karena kesalahan bank, meliputi kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah, kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan penggunaan
kredit
dan
sumber
pembayaran
kembali,
kurang
lengkap
mencantumkan syarat-syarat, pemberian kelonggaran terlalu banyak, kurang mengadakan review terhadap calon nasabah, kurang mengadakan kunjungan, sikap memudahkan dari pejabat bank. 2. Karena kesalahan nasabah, meliputi nasabah tidak kompeten, nasabah tidak atau kurang pengalaman, nasabah kurang memberikan waktu untuk usahanya, nasabah tidak jujur. 3. Faktor
eksternal,
meliputi
kondisi
perekonomian,
perubahan-perubahan
peraturan dan bencana alam. Kerangka pemikiran konseptual dari penelitian ini, dapat dimuat pada Gambar 1. PT. Bank BNI Syariah Mikro Bogor Permohonan pembiayaan calon debitur
Rekomendasi calon debitur oleh tim analis
Pencairan pembiayaan pejabat berwenang dan pengelolaan nasabah pembiayaan
Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pengembalian Pembiayaan Y
Kesalahan Bank X1
Hubungan Pengaruh terhadap Peubah Independen Peubah Dependen
Kesalahan Nasabah X2
Analisis Regresi
Alternatif Kebijakan
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Faktor Eksternal X3
30
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli-Oktober 2013 dengan tempat penelitian di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor, Jalan Printis Kemerdekaan Ruko PBG Blok A No. 10 Bogor. 3.3. Hipotesis dan Peubah Penelitian Bertolak pada permasalahan dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya maka diajukan hipotesis berikut: 1. H0 : Kesalahan bank, kesalahan nasabah dan faktor eksternal secara bersama sama nyata memengaruhi pengembalian pembiayaan. 2. H0 : Kesalahan bank nyata memengaruhi pengembalian pembiayaan. 3. H0 : Kesalahan nasabah nyata memengaruhi pengembalian pembiayaan. 4. H0 : Faktor eksternal nyata memengaruhi pengembalian pembiayaan. Peubah yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua jenis peubah yaitu : 1. Peubah Independen Peubah independen adalah peubah yang memengaruhi peubah dependen, baik yang berpengaruh positif maupun yang pengaruhnya negarif. Peubah ini sering disebut sebagai peubah bebas. Dalam penelitian ini, peubah independen diwakili oleh kesalahan bank, kesalahan nasabah dan faktor eksternal. 2. Peubah Dependen Peubah Dependen merupakan peubah yang dipengaruhi oleh peubah lainnya atau peubah yang terikat oleh peubah lainnya. Dalam penelitian ini, peubah dependen yang digunakan adalah pengembalian pembiayaan. 3.4. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif. 1. Data Primer Data primer bersumber dari kuesioner berupa lampiran pertanyaan tertutup yang diberikan kepada responden/nasabah dengan populasi adalah nasabah yang sedang melakukan pembiayaan atau pernah melakukan pembiayaan di PT. BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor. Pengambilan contoh nasabah menggunakan teknik random sampling, adalah pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam
31
anggota populasi tersebut (Riduwan, 2009). Pengambilan contoh didasarkan banyaknya populasi dengan populasi nasabah homogen (sejenis). Karakterisitik nasabah untuk mengisi kuesioner adalah nasabah yang pernah melakukan pembiayaan murabahah atau sedang melakukan pembiayaan murabahah di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor. Contoh yang diambil adalah bagian kecil dari populasi yang dianggap mewakili dari seluruh populasi. Jumlah contoh yang akan diambil dalam penelitian ini berdasarkan rumus Slovin, dengan tingkat kesalahan 10%. Rumus Slovin : n=
N … … … … … … … … … … … … (1) 1 + N. e2
Keterangan : N = Jumlah populasi n = Jumlah contoh e = Kesalahan pengambilan contoh 10% n=
161 1 + 161. 10%2
n = 61,68 ≈ 62 Jumlah contoh yang diambil dalam penelitian ini 62 responden merupakan nasabah pembiayaan murabahah PT. BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor baik yang masih melakukan pembiayaan ataupun nasabah yang pernah melakukan pembiayaan. Proporsi jumlah nasabah menunggak dari total nasabah yang menjadi responden dari penelitian ini sebesar 24,2%. Skala yang dipakai dalam pengkuran jawaban responden \mengacu pada Skala Likert. Skala ini dipakai untuk mengukur sikap favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung), dimana masing-masing dibuat dengan menggunakan skala 1-5 yang bersifat interval dan diberi skor berikut : 1. Jawaban
Sangat Setuju
(skor 5)
2. Jawaban
Setuju
(skor 4)
3. Jawaban
Cukup Setuju
(skor 3)
4. Jawaban
Tidak Setuju
(skor 2)
5. Jawaban
Sangat Tidak Setuju (skor 1)
2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari jurnal, artikel, majalah dan dokumen perusahaan yang telah ada.
32
3.5. Pengolahan dan Analisis Data Beberapa tahapan pengolahan yang diterapkan dalam melakukan analisis dan pengolahan data dapat dijelaskan sebagai berikut : 3.5.1 Uji Validitas Menurut Arikunto (1995) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, sehingga valid berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharunya diukur (Sugiyono, 2001). Rumus teknik Korelasi Pearson Product Moment : 𝑛( 𝑋𝑌) − ( 𝑋). ( 𝑌)
rxy =
𝑛.
𝑋 2 − ( 𝑋)2 . 𝑛.
𝑌 2 − ( 𝑌)2
… … … … … … . . (2)
Dimana : rxy
= Koefisien korelasi
n
= Banyaknya responden
x
= Skor masing-masing pertanyaan
y
= Skor total
Dengan Uji-t dengan rumus : 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑟 𝑛−2 1−𝑟 2
Dimana : t
= Nilai t hitung
r
= Koefisen korelasi hasil r hitung
n
= Jumlah responden
Kaidah keputusan :
jika
t hitung > t tabel berarti valid t hitung < t tabel berarti tidak valid
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks kolerasinya (r) sebagai berikut : Antara 0,800 sampai dengan 1,000
: sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,799
: tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,599
: cukup tinggi
Antara 0,200 sampai dengan 0,399
: rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,199
: sangat rendah (tidak valid)
33
3.5.2 Uji Reliabilitas Menurut Umar dalam Hamid (2010) reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Metode mencari reliabilitas internal, yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran (Riduwan, 2009). Rumus yang digunakan adalah Alpha Cronbach berikut : 𝑟11 = Dimana :
𝑆𝑖 𝑘 . 1− … … … … … … … … … . . (3) 𝑆𝑡 𝑘−1 r11 𝑆𝑖 St
= Nilai reliabilitas = Jumlah ragam skor tiap-tiap item = Jumlah item
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut : Langkah 1 : Menghitung varian skor tiap-tiap item dengan rumus : 𝑆𝑖 = Dimana :
Si
( 𝑋𝑖 )2 𝑁 … … … … … … … … … . (4) 𝑁
𝑋𝑖2 −
= Ragam skor tiap-tiap item 𝑋𝑖 2
= Jumlah kuadrat item Xi
( 𝑋𝑖 )2 = Jumlah item Xi dikuadratkan N
= Jumlah responden
Langkah 2 : Kemudian menjumlahkan ragam semua item dengan rumus : 𝑆𝑖 = S1+S2+S3+………….Sn 𝑆𝑖 = Jumlah ragam semua item
Dimana :
S1, S2, S3,…Sn = Ragam item ke 1, 2, 3 ……n Langkah 3 : Menghitung varian total dengan rumus : 𝑆𝑡 = Dimana :
St
( 𝑋𝑡 )2 𝑁 … … … … … … … … (5) 𝑁
𝑋𝑡2 −
= Ragam total 𝑋𝑡 2 = Jumlah kuadrat X total
( 𝑋𝑡)2 = Jumlah X total dikuadratkan N
= Jumlah responden
Langkah 4 : Masukan nilai Alpha dengan rumus :
34
𝑟11 =
𝑘 𝑆𝑖 . 1− … … … … … … … (6) 𝑘−1 𝑆𝑡
2.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda Analisis data dilakukan dengan bantuan Metode Regresi Linear Berganda dengan paket program Minitab versi 15, tetapi sebelum melakukan analisis linear berganda dilakukan asumsi klasik uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Data Menurut Ghozali dalam Ramadhany (2013) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, dependen variabel dan independen variabel keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Mendeteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal Probability Plot, dengan dasar pengambilan keputusan berikut : 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali dalam Ramadhany (2013) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan kolerasi antar variabel bebas. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinieritas pada penelitian ini yaitu dengan pengukuran terhadap Varian Inflation Factor (VIF) pada hasil regresi. Untuk menujukan adanya multikolinieritas adalah tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. 3. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari beberapa kelompok data penelitian memiliki ragam yang sama atau tidak. Dengan kata lain, homogenitas bahwa himpunan data yang diteliti memiliki karakteristik yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode,
35
salah satunya adalah uji ragam (Uji F) menggunakan perangkat lunak Minitab. Jika hasil penghitungan didapatkan p-value lebih besar dari alpha (0,10), menunjukkan tidak adanya autokorelasi dan dinyatakan homogen.
Analisis regresi linear berganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh 2 peubah bebas atau lebih terhadap variable terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variable bebas atau lebih (X1), (X2), (X3), ……. (Xn) (Riduwan, 2009). Persamaan regresi berganda di dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 Dimana : Y
= Pengembalian Pembiayaan
X1
= Kesalahan Bank
X2
= Kesalahan Nasabah
X3
= Faktor Eksternal
a
= Konstanta
b1,b2,b3
= Koefesien regresi
a.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi peubah dependen (Ghozali dalam Ramadhany, 2013). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan peubah-peubah independen dalam menjelaskan variasi peubah independen hampir memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi peubah dependen. Penggunaan koefisian determinasi (R2) memiliki kelemahan, yakni timbulnya bias terhadap jumlah peubah independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap terjadi penambahan satu peubah independen, maka R2 akan mengalami peningkatan pula tanpa memperdulikan peubah tersebut berpengaruh secara nyata terhadap peubah dependen atau tidak. Oleh sebab itu, banyak peneliti menganjurkan untuk lebih menggunakan nilai adjusted R2 untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik. Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu peubah independen ditambahkan ke dalam model.
36
b.
Uji Nyata Simultan (Uji Statistik F) Menurut Ghozali dalam Ramadhany (2013), uji statistik F pada dasarnya
menunjukan apakah semua peubah independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap peubah dependen atau terikat. Nilai F dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: 𝑅2 F=
(1−𝑅 2
𝑘 ……………………………...……………………(7)
(𝑛−𝑘−1)
Keterangan: R2
= R Square
n
= Jumlah sampel
k
= Jumlah variabel Selain itu, pengujian F juga dapat dilakukan melalui pengamatan nyata F pada
tingkat α yang digunakan. Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara F hitung dengan F tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat berikut: 1. Jika F
hitung
tabel
maka H0 diterima, artinya semua peubah independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. 2. Jika F
hitung
> F
tabel
maka H0 ditolak, artinya semua peubah independen secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. Pengujian nyata F dapat dilakukan melalui pengamatan nyata F pada tingkat α yang digunakan. Analisis didasarkan pada pertimbangan antara nilai nyata t dengan nilai nyata 0,1, dimana syaratnya adalah: 1. Jika nyata F < 0,1 maka H0 ditolak, artinya semua peubah independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. 2. Jika nyata F > 0,1 maka H0 diterima, artinya semua peubah independen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. c.
Uji Nyata Parameter Individual (Uji Statistik t) Menurut Ghozali dalam Ramadhany (2013) uji statistik t pada dasarnya
menunjukan seberapa besar pengaruh suatu peubah independen secara individual dalam menerangkan variasi peubah dependen. Pengujian dengan uji t atau t test, yaitu
37
membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat berikut: 1. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima, artinya peubah independen tidak berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. 2. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak, artinya peubah independen berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. Pengujian peubah t juga dapat dilakukan melalui pengamatan nyata t pada tingkat α yang digunakan. Analisis didasarkan pada pertimbangan antara nilai nyata t dengan nilai nyata 0,1 dimana syaratnya : 1. Jika nyata t < 0,1 maka H0 ditolak, artinya peubah independen berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. 2. Jika nyata t > 0,1 maka H0 diterima, artinya peubah independen tidak berpengaruh nyata terhadap peubah dependen.
38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat BNI Syariah Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 pilarnya yaitu adil, transparan, dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan lima kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 750 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH, Ma'ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS, sehingga telah memenuhi aturan syariah. Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi kondusif, yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat. Visi Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja.
39
Misi 1. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan. 2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah. 3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor. 4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah. Struktur Organisasi Kantor Cabang maupun Kantor Cabang Pembantu Struktur organisasi pada setiap kantor unit cabang BNI Syariah Mikro dimuat pada Gambar 2 : Pimpinan Cabang
Kontrol Intern
Pimpinan Unit
Koor. Analis Pembiayaan
Penyelia Collection
Penyelia Oprasional
Penyelia Layanan Mikro
Penyelia Pemasaran
Ass Collection
Ass Kliring & RTGS Ass Umum
Ass Pelayanan Nasabah Ass Pelayanan Uang Tunai (2)
Ass Pemasaran (6)
Analis Pembiayaan
Ass. Penyimpan Dokumen
Gambar 2. Struktur organisasi kantor cabang BNI Syariah Mikro 4.1.2 Latar Belakang BNI Syariah Mikro 1. Sektor Mikro terbukti mampu bertahan terhadap gejolak krisis ekonomi. 2. Upaya meningkatkan komposisi penyaluran pembiayaan sektor produkif, terutama segmen mikro.
40
3. Meningkatkan akses mikro terhadap bank syariah untuk memperoleh pembiayaan dengan syarat lebih mudah dan proses cepat. 4.1.3 Maksud dan Tujuan Maksud pendirian BNI Syariah Mikro adalah : a. Memberikan layanan perbankan pada segmen bisnis mikro berbasi komunitas yang artinya dalam pengelolaan pembiayaan segemen ini mampu memahami karakter dengan mengenal nasabah pembiayaan lebih mudah dan melakukan komunikasi intensif agar dalam pemantauan pembiayaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. b. Memberikan pilihan dan layanan perbankan kepada nasabah pembiayaan atau calon debitur dalam memperoleh fasilitas syarat pembiayaan lebih mudah dan cepat, serta menggunakan prinsip kehati-hatian berdasarkan penilaian karakter nasabah, kelayakan usaha dan agunan. Tujuan pendirian BNI Syariah Mikro sebagai berikut : 1. Meningkatkan portofolio pembiayaan produktif dan konsumtif BNI Syariah terutama di segmen mikro. 2. Meningkatkan profitabilitas pembiayaan BNI Syariah. 4.1.4 Sasaran Pembiayaan Nasabah pembiayaan yang berusaha diseluruh sektor mikro, segmen mikro, nelayan, petani dan pekerja sektor mikro lainnya. Tujuan yang disalurkan sebagai berikut : a. Pemberian pembiayaan untuk tujuan produktif lainnya baik penggunaan tambahan modal kerja, maupun pengembangan usaha (investasi), serta pembelian barang lainnya (konsumtif). b. Pemberian pembiayaan baru (penetrasi), memelihara dan mengembangkan fasilitas pembiayaan nasabah eksisting. c. Pengambilalihan (take over) pembiayaan dari bank lain (non syariah). 4.1.5 Produk Pembiayaan BNI Syariah Mikro 1. Nama produk
: Mikro 2 iB Hasanah
Batas pembiayaan
: Rp5.000.000,00-Rp50.000.000,00
Target pasar
: Wiraswasta untuk radius 10 km dari unit
41
2. Nama produk
: Mikro 3 iB Hasanah
Batas pembiayaan
: Rp51.000.000,00-Rp500.000.000,00
Target pasar
: Wiraswasta untuk radius 10 km dari unit
4.2. Pembiayaan Murabahah oleh Bank BNI Syariah Mikro 4.2.1 Persyaratan dalam Pengajuan Pembiayaan Murabahah 1. Nama produk
: Mikro 2 iB Hasanah
Batas pembiayaan
: Rp5.000.000,00-Rp50.000.000,00
Target pasar
: Wiraswasta untuk radius 10 (sepuluh) km dari unit
Usia calon debitur
: Minimal 21 tahun atau 18 tahun jika telah menikah Maksimal 65 tahun pada saat jatuh tempo
Lama usaha
: 2 tahun
Jangka waktu
: 6-36 bulan
Tujuan pembiyaan
: Modal kerja, investasi dan konsumtif
Agunan
: Sertifikat Hak Milik, Sertifikat Hak Guna Bangun, Akta Jual Beli, Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor, Deposito dan Logam Mulia.
Penilaian agunan
: Tanah kosong 60%, tanah dan bangunan dengan atau tanpa IMB 80%, kendaraan bermotor 70% (umur maksimal pada saat jatuh tempo, mobil 8 tahun, motor 5 tahun), deposito 95%, Logam Mulia berlaku akad rahn.
Akad
: Murabahah dengan wakalah
Syarat
: Formulir aplikasi nasabah copy KTP (pasangan suami/istri) copy KK, akte nikah/cerai/kematian surat keterangan usaha pemerintah setempat dokumen kepemilikan jaminan Nomer Pokok Wajib Pajak bagi nasabah plafon ≥ Rp50.000.000,00
Info BI
: Calon debitur berkolektibilitas 1 pada 6 bulan Terakhir dan bebas daftar hitam nasional BI
Asuransi
: Jiwa bagi nasabah
42
Metode pencairan 2. Nama produk
: Rekening BNI Syariah : Mikro 3 iB Hasanah
Batas pembiayaan
: Rp51.000.000,00-Rp500.000.000,00
Target pasar
: Wiraswasta untuk radius 10 km dari unit
Usia calon debitur
: Minimal 21 tahun atau 18 tahun jika telah menikah Maksimal 65 tahun pada saat jatuh tempo
Lama usaha
: 2 tahun
Jangka waktu
: Rp51.000.000-Rp100.000.000 (6-36 bulan) Rp100.000.000-Rp500.000.000 (6-36 bulan, modal kerja dan konsumtif lainya) Rp100.000.000-Rp500.000.000 (12-60 bulan, investasi produktif dan investasi pembelian rumah)
Tujuan pembiyaan
: Modal kerja, investasi dan konsumtif
Agunan
: Sertifikat Hak Milik, Sertifikat Hak Guna Bangun, Akta Jual Beli, Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor, Deposito, Logam Mulia.
Penilaian agunan
: tanah kosong 60%, tanah dan bangunan dengan atau tanpa IMB 80%, kendaraan bermotor 70% (umur maksimal pada saat jatuh tempo, mobil 8 tahun, motor 5 tahun), deposito 95%, Logam Mulia berlaku akad rahn.
Akad
: Murabahah dengan wakalah
Syarat
: Formulir aplikasi nasabah copy KTP (pasangan suami/istri) copy KK, akte nikah/cerai/kematian surat keterangan usaha pemerintah setempat dokumen kepemilikan jaminan Nomor Pokok Wajib Pajak bagi nasabah plafon ≥ Rp50.000.000,00
Info BI
: Calon debitur berkolektibilitas 1 pada 6 bulan Terakhir dan bebas daftar hitam nasional BI
43
Asuransi
: Jiwa bagi nasabah
Metode pencairan
: Rekening BNI Syariah
4.2.2 Proses Pembiayaan Murabahah Proses penyaluran pembiayaan murabahah Bank BNI Syariah Mikro memiliki batas kewenangan pejabat pemutus pembiayaan, secara singkat batas wewenang dan skema pemutus pembiayaan mikro dimuat dalam Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Kewenangan pejabat pemutus pembiayaan Pejabat Pemutus Batas Wewenang Pejabat Pengusul Pembiayaan Pemutus (Rp) APM
Pincapem/Wapinca
5.000.000 s/d 50.000.000
Pinca
51.000.000 s/d 500.000.000
APM, KAP, Pincapem/wapinca
Sumber : BPP BNI Syariah Mikro Tabel 6. Skema pemutus pembiayaan Mikro 2 dan 3 Analis & Pengusul Rekomendasi Plafon Produk (Rp) Aspem APM KAP Mikro 2
5 jt s/d 50 jt
√
Mikro 3
51 jt s/d 500 jt
√
Pemutus Pincapem /Wapinca
Pinca
√ √
√
√
Sumber : BPP BNI Syariah Mikro Keterangan : Pinca
= pimpinan cabang
Wapinca
= wakil pimpinan cabang
Pincapem
= pimpinan cabang pembantu
KAP
= koordinator analis pembiayaan
APM
= analis pembiayaan mikro
Aspem
= asisten pemasaran
4.2.3 Implementasi pembiayaan Akad Murabahah Bank BNI Syariah Mikro Bahwa untuk memperoleh pembiayaan dari unit mikro BNI Syariah maka tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengajukan permohonan/aplikasi
44
pembiayaan murabahah kepada unit mikro BNI Syariah yang bersangkutan. Permohonan/aplikasi tersebut harus dilampiri dengan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan, dan menyerahkan kepada pihak bank melalui asisten pemasaran atau langsung menyerahkan kepada unit mikro BNI Syariah. Dalam pengajuan permohonan pembiayaan oleh para pengusaha mikro sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Mengisi permohonan yang telah disediakan oleh BNI Syariah Mikro 2. Tujuan pembiayaan 3. Besarnya pembiayaan dan jangka waktu pelunasan pembiayaan 4. Cara pengembalian pembiayaan 5. Agunan atau jaminan pembiayaan Permohonan pembiayaan dilampirkan dokumen-dokumen pendukung yang dipersyaratkan, yaitu : 1. Fotokopi KTP pemohon dan pasangan (suami/istri) 2. Fotokopi KK, akte nikah/cerai/kematian 3. Fotokopi surat keterangan usaha pemerintah setempat 4. Fotokopi dokumen kepemilikan jaminan 5. Fotokopi catatatan keuangan usaha yang dijalankan 6. Fotokopi
nomor
pokok
wajib
pajak/NPWP
bagi
nasabah
plafon
≥
Rp50.000.000,00 Setelah permohonan tersebut diterima oleh pihak BNI Syariah Mikro, maka bank akan melakukan penelitian secara mendalan dan mendetail terhadap berkas permohonan pembiayaan yang diajukan. Apabila dari hasil penelitian yang dilakukan bank berpendapat bahwa berkas permohonan lengkap dan memenuhi syarat, maka bank BNI Syariah akan melakukan tahap selanjutnya yaitu penilaian kelayakan pembiayaan. Sedangkan apabila ternyata berkas permohonan yang diajukan tersebut belum memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka bank akan meminta kepada calon nasabah untuk melengkapinya. Dalam tahap penilaian kelayakan pembiayaan ini, aspek yang akan dinilai, yaitu : a. Aspek Hukum, adalah penilaian terhadap keaslian dan keabsahan dokumendokumen yang diajukan oleh pemohon.
45
b. Aspek Pasar/Usaha, adalah prospek usaha yang dijalankan oleh pemohon untuk sekarang dan yang akan datang. c. Aspek Keuangan, adalah aspek keuangan nasabah dalam menjalankan usahanya yang dimuat lampiran catatan keuangan usaha nasabah dan pemasukan lainnya jika nasabah juga adalah seorang pegawai. d. Aspek Teknis/Oprasional, adalah aspek teknis/oprasional dari usaha nasabah yang mengajukan permohonan, misalnya lokasi tempat usaha, kondisi bangunan usaha dan prasarana lainnya. e. Aspek Manajemen, adalah menilai pengalaman pemohon dalam mengelola kegiatan usahanya, termasuk sumber daya manusia yang mendukung kegiatan usaha tersebut. Setelah semua penilaian kelayakan pembiayaan dari pihak bank bernilai positif maka pihak bank akan membuatkan proposal pembiayaan atas nasabah pemohon yang akan diajukan menggunakan sistem Electronic Financing Organizing (EFO) dan mencetak Surat Keputusan Pembiayaan setelahnya bersama nasabah menandatangi akad wakalah (mewakilkan) untuk melakukan pembelian barang modal kerja, investasi produktif atau konsumtif lainnya yang spesifikasinya diinginkan oleh nasabah, lalu bank melakukan pembayaran kepada supplier, setelahnya dilakukan penandatanganan akad murabhah oleh nasabah bersama bank. Setelahnya barang dikirim oleh supplier kepada nasabah, bukti jual beli diterima nasabah wajib diberikan kepada pihak bank sebagai bukti akad murabahah yang dilakukan oleh pihak bank dan nasabah. Dengan demikian pula nasabah wajib mentaati ketentuan-ketentuan akad murabahah yang telah disepakati. Dalam melaksanakan penyaluran pembiayaan, alur proses pembiayaan dapat dilihat pada Gambar 3.
46
Calon Nasabah
Bank
Supplier
Mulai Mengajukan permohonan pembiayaan dan memenuhi kelengkapan persyaratan
Terima SKP dan melakukan penandatanganan akad wakalah
Terima permohonan dari nasabah dan mengeluarkan SKP
Bersama nasabah melakukan akad murabahah
Melakukan pembelian barang/aset Melakukan pembayaran ke pemasok Bersama bank melakukan akad murabahah
Terima pembayaran dari bank
Mengirim barang ke calon nasabah
Terima barang dari pemasok
Memberikan bukti kuitansi jual beli ke bank
Trima bukti jual beli dari nasabah
Nasabah menjadi debitur dari bank Maintanance angsuran nasabah
Selesai
Gambar 3. Alur proses pembiayaan dengan akad murabahah 4.2.4 Implementasi PUAN dalam pembiayaan Murabahah Bank BNI Syariah Mikro Sebagai mana yang telah diuraikan sebelumnya, salah satu cara pihak BNI Syariah unit Mikro dalam mengelola angsuran nasabah pembiayaan adalah dengan tools yang dinamakan Pengambilan Uang Angsuran Nasabah disebut PUAN. Dengan adanya tools tersebut BNI syariah mikro bertujuan memberikan layanan prima kepada para nasabah mikro dan sebagai alat yang digunakan untuk melakukan pemantauan pembiayaan nasabah (early warning system) untuk meminimalisir peluang pengembalian pembiayaan atau angsuran nasabah yang macet dengan system jemput bola mengambil uang angsuran dengan cara mengunjungi nasabah. Fasilitas PUAN diberikan kepada semua nasabah pembiayaan akad murabahah. Kegiatan pengambilan
47
uang angsuran nasabah dilakukan oleh teller/petugas yang ditunjuk dalam pengambilan angsuran harian/mingguan/dua minggua dari nasabah berdasarkan formulir jasa layanan pengambilan uang angsuran nasabah yang telah disetujui oleh nasabah yang bersangkutan. Dalam kegiatan pengambilan uang angsuran nasabah menggunakan dua media setoran, yang pertama adalah menggunakan Mobile EDC (Electronic Data Capture) alat/mesin yang mencatat transaksi setoran pada saat pelaksanaan kegiatan PUAN yang digunakan oleh petugas, media berikutnya adalah Formulir Pengambilan Uang Angsuran Nasabah Mikro, selanjutnya disebut slip setoran bernomor PUAN adalah slip setoran bernomor rangkap dua yang telah diregister dan ditandatangani oleh pejabat dan dibubuhkan stempel KCM/KCPM, serta digunakan oleh petugas PUAN dalam melakukan kegiatan PUAN, jika mesin Mobile EDC rusak atau tidak dapat berfungsi. Dan alur dalam pelaksanaan PUAN dapat dilihat pada Gambar 4.
PLM
Petugas PUAN
Nasabah
Mobile EDC berfungsi
Inisiasi user id petugas PUAN
Menyerahkan kartu ATM dan uang tunai
Registrasi Slip Setoran PUAN
Terima slip setoran teregistrasi
Teller
Terima slip setoran nasabah/isi slip puan
Hitung hasil PUAN dan cocokan dengan uang yang diterima
Hitung hasil PUAN dan cocokan dengan telstruk Upload/validasi di system icon
Gambar 4. Alur proses kegiatan PUAN
48
4.3. Hasil Penelitian 4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pengujian validitas dilakukan kepada 30 responden dari nasabah yang pernah melakukan pembiayaan murabahah atau sedang melakukan pembiayaan murabahah di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor. Uji validitas dilakukan untuk menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total. Uji validitas menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson dan diolah dengan software SPSS 17.0 for windows. Hasil pengujian validitas menunjukan bahwa semua indikator pernyataan telah valid, karena nilai sig. < 0,05. Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 responden dari nasabah yang pernah melakukan pembiayaan murabahah atau sedang melakukan pembiayaan murabahah di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Mikro Bogor. Berdasarkan teknik Alpha Cronbach dihasilkan nilai 0.929, maka kuesioner dapat dikatakan telah andal, karena nilai Alpha Cronbach yang dihasilkan lebih dari nilai alpha teori (0,7), sehingga penggunaannya dapat diandalkan dan mampu memberikan hasil pengukuran konsisten. Untuk lebih lengkapnya uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3. 4.3.2 Karakteristik Responden Kuesioner digunakan pada 62 responden dengan karakteristik yang telah ditetapkan. Karakteristik yang telah ditetapkan adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, bidang usaha, pendapatan dan riwayat pembiayaan 1. Jenis Kelamin Berdasarkan penyebaran kuesioner dengan teknik acak sederhana penelitian ini mendapat hasil perbedaan jenis kelamin antara jumlah pria (74%) dan wanita (26%). Ini menunjukan bahwa para pelaku usaha yang diberi pembiayaan terbanyak adalah berjenis kelamin pria. 2. Usia Nasabah Karakteristik usia nasabah pembiayaan BNI Syariah Mikro dibagi menjadi 4 kategori, yakni 17-25 tahun, 26-35 tahun, 36-50 tahun dan di atas usia 50 tahun. Dari hasil kuesioner diperoleh data : kisaran usia 17-25 tahun hanya 2%, usia 2635 tahun 29%, usia 36-50 tahun 52% dan nasabah pembiayaan berusia di atas 50 tahun mencakup 18%. Ini menandakan bahwa pelaku usaha mikro yang
49
menggunakan fasilitas pembiayaan BNI Syariah mikro adalah nasabah berusia produktif. Rinciannya dapat dilihat pada Gambar 5.
52%
60% 29%
40%
18%
20%
2%
0% 17-25
26-35
36-50
>50
Gambar 5. Penyebaran responden berdasarkan usia 3. Pendidikan Karakteristik pendidikan dibagi menjadi 6 kategori, yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), Diploma, Sarjana dan Pascasarjana. Gambar 5 menunjukan bahwa responden yang paling dominan sebagai nasabah pembiayaan BNI Syariah Mikro berpendidikan SMU (61%) dan paling kecil berpendidikan Pascasarjana (0%). Rinciannya dapat dilihat pada Gambar 6.
80% 60% 40% 20% 0%
61% 10%
SD
16%
SMP
8%
5%
0%
SMU Diploma Sarjana
Pasca Sarjana
Gambar 6. Penyebaran responden berdasarkan pendidikan 4. Bidang Usaha Karakteristik bidang usaha nasabah dari hasil penyebaran responden dengan pembagian kategori bidang industri, bidang perdagangan dan bidang jasa. Hasilnya responden yang memiliki bidang usaha industri mencapai 10%, bidang usaha perdagangan mencapai 79% dari total responden dan 11% memiliki bidang usaha jasa. Rinciannya dapat dilihat pada Gambar 7.
50
79% 100% 11%
10%
50% 0%
Industri
Perdagangan
Jasa
Gambar 7. Penyebaran responden berdasarkan bidang usaha 5. Pendapatan Karakteristik pendapatan dibagi menjadi 5 kategori, yaitu kurang dari Rp1.000.000,
Rp1.000.000-Rp5.000.000,
Rp5.000.000-Rp15.000.000,
Rp15.000.000-Rp25.000.000 dan pendapatan di atas Rp25.000.000. Gambar 10 menunjukan responden yang dominan mempunyai pendapatan Rp15.000.000Rp25.000.000 (40%) dan yang paling kecil adalah pendapatan kurang dari Rp1.000.000 (0%). Rinciannya dapat dilihat pada Gambar 8.
40%
45% 40% 35% 26%
30%
21%
25% 20%
13%
15% 10% 5%
0%
0% 1.000.000
1.000.000 5.000.000
5.000.000 - 15.000.000 - > 25.000.000 15.000.000 25.000.000
Gambar 8. Penyebaran responden berdasarkan pendapatan 6. Riwayat Pembiayaan Dari hasil kuesioner kepada responden terlihat 56% nasabah pembiayaan BNI Syariah Mikro KCP Bogor adalah nasabah yang memiliki riwayat pembiayaan sebelumnya di bank lain atau lembaga keuangan lainnya. Dengan kata lain bahwa knowledge produk perbankan sudah diketahui, dan sisanya (44%) adalah nasabah yang baru pertama kali mendapatkan fasilitas pembiayaan.
51
4.3.3 Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menguji hipotesis. Namun demikian, terlebih dahulu dilakukan pengujian mengenai ada tidaknya penyimpangan data contoh terhadap asumsi klasik yang diperlukan untuk mendapatkan model regresi yang baik. a. Hasil Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, dependent variable dan independent variable keduanya mempunyai/memenuhi distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal, atau mendekati normal. Mendeteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal Probability Plot, dengan dasar pengambilan keputusannya berikut : a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 9. Hasil olah kenormalan data
52
Berdasarkan pada Gambar 9, grafik normal Probability Plot menunjukkan penyebaran data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya dengan taraf nyata 10%, hasil p-value 0,150 > 0,1 maka terima H0 sehingga sebaran data menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. b. Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan kolerasi antar variabel bebas. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinieritas pada penelitian ini yaitu dengan pengukuran terhadap VIF pada hasil regresi. Untuk menujukan adanya multikolinieritas adalah tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Predictor
VIF
Constant X1
1,712
X2
1,720
X3
1,345 Berdasarkan hasil uji multikolinieritas terlihat VIF dari kesalahan bank 1,712,
kesalahan nasabah 1,720 dan faktor eksternal 1,345 tidak lebih dari 10, maka hasil uji mengindikasikan bahwa dalam model regresi tidak terdapat multikolinieritas pada peubah dependen terhadapt peubah independen. c. Hasil Uji Kehomogenan Ragam Sisaan Tabel 7. Hasil Uji Homogen Analysis of Variance Source
DF
SS
MS
F
P
Regression
3
0,1247
0,0416
0,21
0,889
Residual Error
58
11,4321
0,1971
Total
61
11,5568
Berdasarkan hasil uji kehomogenan di atas ragam sisa menunjukan bahwa nilai p-value 0.889 > 0,1 (alpha), maka ragam sisa homogen pada taraf nyata 10%. Hal ini
53
mengindikasikan bahwa dalam model regresi penelitian ini tidak memiliki ragam heterogen. 4.3.4 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang sebelumnya telah dilakukan dikatakan bahwa peubah-peubah yang digunakan dalam model regresi dikatakan tersebar dengan normal, tidak terjadi korelasi antar peubah, terbebas dari heteroskedastisitas, dan terbebas dari autokorelasi. Hal ini menandakan bahwa data contoh penelitian telah memenuhi syarat untuk melakukan analisis regresi. Pengujian hipotesis pertama menggunakan pengujian statistik secara bersamasama yaitu berupa uji F dengan tujuan melihat tingkat nyata pengaruh koefisien peubah independen secara bersama-sama terhadap peubah dependen. Sedangkan untuk hipotesis kedua sampai dengan hipotesis keempat menggunakan pengujian statistik parsial, yaitu berupa uji t dengan tujuan melihat tingkat signifikan pengaruh tiap koefisian peubah independen terhadap peubah dependen secara individual. a. Uji Simultan (Uji F) / Pengujian Hipotesis Pertama Tabel 8. Hasil Uji Simultan Analysis of Variance Source
DF
SS
MS
F
P
Regression
3
13,1122
4,3707
8,47
0,000
Residual Error
58
29,9341
0,5161
Bedasarkan hasil uji simultan F terlihat nilai p-value (0,000) lebih kecil dari alpha (0,1). Hal ini menunjukan H0 diterima, artinya peubah kesalahan bank, peubah kesalahan nasabah dan peubah faktor eksternal secara bersama-sama nyata memengaruhi pengembalian pembiayaan. Dengan demikian maka ketiga peubah tesebut yakni peubah kesalahan bank, meliputi kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah, kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan penggunaan kredit dan sumber pembayaran kembali, kurang lengkap mencantumkan syarat-syarat, pemberian kelonggaran terlalu banyak, kurang mengadakan review terhadap calon nasabah, kurang mengadakan kunjungan, sikap memudahkan dari pejabat bank, peubah kesalahan nasabah, meliputi nasabah tidak kompeten, nasabah tidak atau kurang pengalaman, nasabah kurang memberikan waktu
54
untuk usahanya, nasabah tidak jujur, dan peubah eksternal, meliputi kondisi perekonomian, perubahan-perubahan peraturan dan bencana alam, secara bersamasama berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan murabahah di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Bogor Mikro. b. Koefisien Determinasi S = 0,718405
R-Sq = 30,5%
R-Sq(adj) = 26,9%
Pada Uji Koefisien Determinasi (R2), didapatkan nilai Adjusted R Square 26,9%, artinya 26,9% pengembalian pembiayaan dijelaskan oleh peubah kesalahan bank, peubah kesalah nasabah dan variabel faktor eksternal, serta sisanya (73,1%) dijelaskan oleh peubah-peubah lain di luar model. Hal ini menunjukkan bahwa pengembalian pembiayaan tidak hanya dipengaruhi oleh peubah kesalahan bank, peubah kesalah nasabah, dan peubah faktor eksternal. c. Uji Parsial (Uji T) The regression equation is Predictor
Coef
SE Coef
Constant
0,8623
0,9378
0,92
X1
-0,011019
0,008751
-1,26 0,213
X2
0,05390
0,02482
2,17
0,034
X3
0,08331
0,02422
3,44
0,001
t
p 0,362
1) Uji Hipotesis Peubah Kesalahan Bank (X1) / Pengujian Hipotesis ke Dua Peubah kesalahan bank yang dimaksud dalam penelitian ini sebagaimana yang telah dicantumkan sebelumnya meliputi kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah, kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan penggunaan kredit dan sumber pembayaran kembali, kurang lengkap mencantumkan syarat-syarat, pemberian kelonggaran terlalu banyak, kurang mengadakan review terhadap calon nasabah, kurang mengadakan kunjungan, sikap memudahkan dari pejabat bank. Berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut nilai p-value 0,213 lebih besar dari alpha 0.1. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau dengan kata lain peubah kesalahan bank secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian pembiayaan nasabah.
55
2)
Uji Hipotesis Peubah Kesalahan Nasabah (X2) / Pengujian Hipotesis ke Tiga Peubah kesalahan nasabah yang meliputi nasabah tidak kompeten, nasabah
tidak atau kurang pengalaman, nasabah kurang memberikan waktu untuk usahanya, nasabah tidak jujur. Menghasilkan perhitungan sebagai berikut, nilai p-value 0.034 lebih kecil dari alpha 0.1. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 diterima atau dengan kata lain peubah kesalahan nasabah secara parsial berpengaruh nyata terhadap pengembalian pembiayaan nasabah. Kesalahan nasabah meliputi jika nasabah tidak kompeten terhadap pengetahuan kredit/pembiayaan perbankan, nasabah tidak atau kurang pengalaman dalam produk pembiayaan, nasabah kurang memberikan waktu untuk usahanya, nasabah tidak jujur dan nasabah tidak memiliki iktikad baik dalam memenuhi kewajiban mengembalikan pembiayaan, maka berpengaruh nyata terhadap pengembalian pembiyaan. 3) Uji Hipotesis Peubah Faktor Eksternal (X3) / Pengujian Hipotesis ke Empat Peubah eksternal, meliputi kondisi perekonomian, perubahan-perubahan peraturan dan bencana alam. Berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut nilai p-value 0.001 lebih kecil dari alpha 0.1. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 diterima atau dengan kata lain peubah faktor eksternal secara parsial berpengaruh nyata terhadap tingkat pengembalian pembiayaan nasabah. Dengan kondisi perekonomian yang stabil maka para pengusaha yang menggunakan fasilitas pembiayaan BNI Syariah Mikro akan memiliki keadaan keuangan yang stabil pula untuk mencicil pengembalian pembiayaan, perubahan peraturan yang tidak menyudutkan para pengusaha akan membuat para pengusaha lebih leluasa menjalankan bisnisnya dan bencana alam yang dapat diminimalisir nasabah maka risiko kerugian yang dihadapi para nasabah pembiayaan BNI Syariah Mikro akan berkurang. Berdasarkan pada hasil uji nyata simultan dan hasil uji nyata parameter individual maka dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut: Pengembalian Pembiayaan = 0,862 - 0,0110 Kesalahan Bank + 0,0539 Kesalahan Nasabah + 0,0833 Faktor Eksternal Berdasarkan hasil tersebut dengan pernyataan positif yang diajukan kepada responden tentang ketiga peubah maka dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan kesalahan bank sebesar satu satuan maka akan maka nyata berpengaruh negatif
56
terhadap pengembalian pembiayaan sebesar 0.0110. Jika setiap kenaikan kesalahan nasabah sebesar satu satuan maka berpengaruh positif terhadap pengembalian pembiayaan nasabah sebesar 0.0539 satuan, dan dari setiap kenaikan faktor eksternal sebesar satu satuan maka berpengaruh posotif terhadap pengembalian pembiayaan nasabah sebesar 0.0833 satuan. 4.4 Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, implikasi manajerial dari penelitian skripsi ini sebagai berikut : 1. Implementasi akad murabahah dengan akad wakalah sebagai pelengkap pada nyatanya sering terjadi kekeliruan urutan akad, urutan akad seharusnya adalah akad wakalah selanjutnya akad murabahah. Dan fasilitas pengambilan uang angsuran nasabah atau disebut PUAN seharusnya dapat diberikan kepada semua nasabah pembiayaan murabahah BNI Syariah Mikro, namun tidak semua nasabah pembiayaan mendapatkannya dikarenakan jarak nasabah dengan unit lebih jauh melebihi 10 km, sehingga manfaat PUAN sebagai early warning system bagi pihak bank tidak terjadi kepada sebagian nasabah. 2. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasi bahwa ketiga peubah yakni peubah kesalahan bank, peubah kesalahan nasabah dan peubah faktor eksternal secara bersama-sama
berpengaruh
terhadap
pengembalian
pembiayaan
yang
dihasilkan cabang pembantu mikro Bogor Grosir. 3. Peubah kesalahan nasabah dan peubah kesalahan faktor eksternal merupakan peubah paling mendominasi dalam pengembalian pembiayaan. Selain faktor tersebut, setelah dilakukan wawancara khusus terhadap 24,2% nasabah yang mengalami gagal bayar pada waktu jatuh tempo pembiayaan adalah mereka yang mengalami masalah konflik internal keluarga, pembayaran dari pelanggan yang belum masuk kepada nasabah, tertipu oleh pelanggan dalam jumlah besar, tertipu oleh karyawan yang tidak jujur dan kesahatan nasbah yang menurun/meninggal.
57
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Konsep pembiayaan dengan akad murabahah yang diterapkan oleh PT. Bank BNI Syariah unit Mikro menggunakan akad murabahah dengan akad wakalah (mewakilkan) sebagai pelengkap. Dimana pihak bank mewakilkan kepada nasabah untuk membeli objek murabahah (barang) atas nama bank, dengan terlebih dahulu member konfirmasi membeli kepada penjual. Setelahnya Bank melakukan pembayaran kepada supplier yang ditunjuk oleh nasabah, bank bersama nasabah melakukan penandatanganan akad murabhah. Setelahnya barang dikirim oleh supplier kepada nasabah, bukti jual beli diterima nasabah wajib diberikan kepada pihak bank sebagai bukti akad murabahah yang dilakukan oleh pihak bank dan nasabah. Dengan demikian pula nasabah wajib mentaati ketentuan-ketentuan akad murabahah yang telah disepakati. b. Hasil pengujian nyata simultan (uji statistik F) menunjukkan bahwa ketiga peubah, yakni peubah kesalahan bank, peubah kesalahan nasabah dan peubah faktor
eksternal
secara
bersama-sama
nyata
berpengaruh
terhadap
pengembalian pembiayaan murabahah di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Bogor Mikro yang telah disalurkan. c. Hasil pengujian nyata parameter individual (uji statistik t) menunjukkan bahwa (1) Faktor kesalahan bank nyata dan berhubungan negatif terhadap pengembalian pembiayaan atau dengan kata lain peubah kesalahan bank secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian pembiayaan nasabah.; (2) Faktor kesalahan nasabah nyata dan berhubungan positif terhadap pengembalian pembiayaan atau dengan kata lain, ketika meningkatnya kesadaran menjalani usahanya, semakin baik karakter para nasabah dan semakin
komperatif
nasabah
dalam
memenuhi
kewajibannya
dalam
pembiayaan di BNI Syariah maka pengembalian nasabah pun semakin meningkat; (3) Faktor eksternal nyata dan berhubungan positif terhadap pengembalian pembiayaan atau dengan kata lain, ketika meningkatnya
58
kesadaran nasabah akan kendala yang mungkin berpengaruh besar terhadap usahanya yakni kondisi ekonomi, perubahan peraturan pemerintah dan bencana alam dapat diantisipasi secara dini maka usaha nasabah dapat berjalan lancar dan dapat memenuhi kewajibannya. Berdasarkan besarnya nilai dari hasil uji signifikan parameter individual bahwa dalam model regresi linear berganda faktor kesalahan nasabah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pengembalian pembiayaan nasabah dan faktor eksternal memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pengembalian pembiayaan nasabah. 2. Saran a. Bagi tim analis harus tetap melaksanakan tugas secara tegas dalam pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah, usaha yang dijalankan nasabah bukan merupakan usaha yang berisiko tinggi dan usaha yang djalankan minimal 2 tahun, menganalisis terhadap maksud dan tujuan penggunaan pembiayaan dan sumber pengembaliannya, nasabah diwajibkan melengkapi terlebih dahulu syarat-syarat yang diperlukan sebelum kunjungan dilakukan untuk memastikan kebasahan
dokumen-dokumen
yang
dilampirkan,
tidak
memberikan
kelonggaran sedikitpun terhadap hasil analisis yang tidak direkomendasikan oleh tim analisi, b. Bagi pimpinan cabang harus mengadakan review terhadap calon nasabah setelah tim analisis memberikan rekomendasi adalah hal yang perlu dilakukan, dan kebijakan kunjungan PUAN yang diberikan pada setiap nasabah adalah sarana early warning system pihak bank yang sangat berguna untuk memantau semua keadaan nasabah pembiayaan dilapangan. c. Bagi
penelitian
selanjutnya,
disarankan
untuk
melakukan
penelitian
menggunakan responden dengan populasi nasabah yang sedang melakukan pembiayaan murabahah atau nasabah yang pernah melakukan pembiayaan murabahah di PT. Bank BNI Syariah Kantor Pembantu Mikro Bogor Grosir dengan nasabah yang memiliki riwayat gagal bayar.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman T. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kolektibilitas Pembayaran Kredit Bermaslah Pada Debitur Kredit Usaha Mikro PT. Bank Mandiri Tbk. Micro Business Unit Bogor Pajajaran [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Al-Jambi K. 2011. Selamat Tinggal Bank Konvensional. Jakarta (ID) : Tifa Publishing House. Arikunto S. 1995. Manajemen Penelitian. Yogyakarta (ID) : Rineka Cipta Ascarya 2007. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta (ID) : Raja Grafindo Persada. Djumhana M. 2000. Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung (ID) : Citra Aditya Bakti. Haloho F. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Mikro PT. BPD Jabar Banten KCP Darmaga [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Hamid 2010. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit DR. H. Marzoeki Mahdi Bogor [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Hermansyah 2005. Hukum Perbankan Nasional Indonesi. Jakarta (ID) :Pernada Media Grup. Karim A. 2007. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta (ID) : PT Raja Grafindo Persada. Krisyanto R. 2008. Konsep Pembiayaan Dengan Prinsip Syariah Dan Aspek Hukum Dalam Pemberian Pembiayaan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah Semarang [tesis]. Semarang (ID) : Universitas Pangeran Diponegoro. Meryana E 2013. BNI Syariah Targetkan Penyaluran Pembiayaan Mikro Rp 860 Miliar. SWA [internet].[diunduh 2013 Nov 03]. Tersedia pada : http://swa.co.id/business-strategy/management/bni-syariah-targetkanpenyaluran-pembiayaan-mikro-rp-860-miliar. Rachmat MZ. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Pembiayaan Agribisnis Pada Bank Umum Syariah (Kasus Pada BMI Cabang Pembantu Depok)[skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Ramadhany R. 2013. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Emiten Pertanian di Bursa Efek Indonesia [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Rasyid M. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Murabahah untuk Usaha Mikro Agribisnis pada KBMT Bil Barakah Bogor [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Rivai V, Basir S, Sudarto S, Veithzal P. 2013. Commercial Bank Management dari Teori ke Praktik. Jakarta (ID) : Raja Grafindo Persada. Riduwan 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung (ID) : Alfabeta. Sugianto 2012. Pembiayaan Syariah UMKM Capai Rp 58 T. Harian Seputar Indoneisa [internet].[diunduh 2013 Mar 15]. Tersedia pada : http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1 089:pembiayaan-syariah-umkm-capai-rp-58-t&catid=54:bind-beritakementerian&Itemid=98. Sugiyono 2001. Statistik untuk Penelitian. Bandung (ID) : Alfabeta.
60
Suyatno T. 1992. Dasar-dasar Perkreditan. Jakarta (ID) : Gremedia. Yulianto A. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Nasabah PD. BPR BKK Wonosobo [skripsi]. Semarang (ID) : Universitas Negeri Semarang.
61
LAMPIRAN
62
Lampiran 1. Kuesioner penelitian PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Yth. Saudara/I Responden Seiring salam dan doa semoga Saudara/I selau dalam lindungan-Nya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Saya Yusuf Kurniawan Putra (H24104098) sedang melakukan penelitian untuk menyusun Skripsi berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PT. BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU MIKRO BOGOR”. maka dimohon kesediaannya untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner penelitian ini secara lengkap. Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. A. Identitas Responden Petunjuk Pengisian : Lingkarilah pada huruf A, B, C dan seterusnya yang anda anggap sesuai dengan data saudara : 1. Jenis Kelamin 2. Umur 3. Pendidikan 4.
5.
6.
7.
: A. Pria B. Wanita th : A. 17-25 B. 26-35th C. 36-50th D. >50th : A. SD B. SMP C. SMU D. Diploma C. Sarjana D. Pasca Sarjana/S3 Bidang Usaha : A. Industri, sebutkan …………. B. Perdagangan, sebutkan …………. C. Jasa, sebutkan …………. Pendapatan/bulan : A. < Rp1.000.000 B. Rp1.000.000-Rp5.000.000 C. Rp5.000.000-Rp15.000.000 D. Rp15.000.000-Rp25.000.000 E. > Rp25.000.000 Apakah saudara pernah melakukan pinjaman/pembiayaan di bank lain sebelumnya : A. Ya, sebutkan…………………. B. Tidak Bagaimana cara saudara melakukan pembayaran angsuran di bank sebelumnya : A. Setor tunai teller B. Transfer via ATM
63
Lanjutan Lampiran 1 B. Pengukuran Peubah Yang Menjadi Penyebab Timbulnya Kredit Bermasalah (Kesalahan Bank, Kesalahan Nasabah, Faktor Eksternal). Petunjuk Pengisian : Mohon anda member tanda checklist (√) pada kotak pilihan yang tersedia, sesuai dengan pendapat anda sebagai nasabah pembiayaan di PT. Bank BNI Syariah Mikro Cabang Bogor. Keterangan : SS = Sangat setuju (5) TS = Tidak setuju (2) S = Setuju (4) STS = Sangat tidak setuju (1) TD = Tidak tahu (3) No
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pertanyaan Karena Kesalahan Bank Tim analis telah melakukan interview mendalam kepada anda dan usaha anda saat proses pengajuan pembiayaan di PT. Bank BNI syariah Mikro Bogor Pihak bank telah meminta contact emergency kerabat anda Tim analis telah melakukan interview secara mendalam tentang tujuan pembiayaan anda Tim analis telah melakukan interview secara medalam tentang omset usaha anda Tim analis telah menawarkan jumlah plafon pembiayaan dan jangka waktu pembayaran yang sesuai dengan kemampuan anda Account officer telah memberitahukan dengan jelas berkas-berkas yang harus dilengkapi dalam pengajuan pembiayaan Account officer memberikan petunjuk dengan jelas mengenai berkas yang harus dilengkapi Account officer melakukan penekanan dalam memprospek anda untuk melakukan pembiayaan Jarak waktu pengajuan dengan pencairan pembiayaan sangat singkat bagi anda Account officer atau tim analis memberi kemudahan dalam kelengkapan berkas Tim analis telah melakukan pengecekan catatan keuangan usaha anda Tim analis telah melakukan interview mendalam tentang pesaing usaha anda Account officer sangat sering mengatakan kata "gampang/mudah" dalam pertanyaan yang anda ajukan Tim analis memberikan bantuan untuk mempermudah proses pembiayaan Pengikatan anggunan yang anda berikan kepada pihak bank telah sesuai legalitas Account officer telah melakukan kunjungan lokasi usaha anda Tim analis telah mengunjungi tempat usaha anda untuk melakukan interview kondisi usaha anda secara mendalam Anda setuju dengan adannya pelaksanaan Pengambilan Uang Angsuran Nasabah (PUAN) oleh PT. BNI Syariah Mikro Bogor
SS
Alternatif Jawaban S TD TS STS
64
Lanjutan Lampiran 1 No
Pertanyaan
19
Anda setuju pelaksanaan PUAN dibagi menjadi pengambilan harian, mingguan dan 2 minguan Anda merasa terbantu dengan kunjungan petugas PUAN dalam melakukan pembayaran angsuran Pelaksanaan PUAN menjadikan anda selalu menyisihkan uang pendapatan usaha anda Anda berkomitmen atas nominal pembagian setoran yang telah disepakati anda dengan pihak BNI Syariah Mikro Bogor Anda selalu membayar nominal setoran yang telah anda sepakati dengan pihak BNI Syariah Mikro Bogor kepada petugas PUAN Dengan adanya pelaksanaan PUAN kegiatan usaha anda tidak terganggu dengan kewajiban anda Fasilitas PUAN menjadikan anda lebih nyaman melakukan pembiayaan di PT. BNI Syariah Mikro Bogor Bagi anda PUAN merupakan fasilitas yang harus anda peroleh Petugas PUAN selalu mengunjungi anda dengan jadwal yang telah disepakati Petugas PUAN mengunjungi anda pada jam yang telah sesuai dengan keinginan anda Petugas PUAN memberikan informasi mengenai pembiayaan/status angsuran anda Petugas PUAN memberi konfirmasi sebelumnya melaksanakan PUAN Petugas PUAN memberi konfirmasi lainya selama proses pembiayaan melalui telepon Kesalahan Nasabah Anda mengetahui jenis usaha yang anda jalankan Anda mengetahui risiko usaha yang anda jalankan Jenis usaha yang anda jalankan telah lebih dari 2 tahun Anda telah mengetahui produk kredit atau pembiayaan perbankan Anda pernah melakukan pinjaman atau pembiayaan di bank lain Anda cukup memberikan waktu untuk menjalankan usaha anda Anda telah memiliki pemasok dan konsumen yang loyal terhadap usaha anda Usaha yang anda jalakan telah berjalan dengan baik Anda adalah seorang yang jujur Istri/suami anda adalah seorang yang jujur Faktor Eksternal Kenaikan harga bahan bakar minyak memengaruhi kondisi usaha anda Kenaikan harga dollar mempengaruhi kondisi usaha anda Regulasi izin usaha menghambat usaha anda Jika terjadi relokasi pasar/kios tempat usaha anda akan menurukan omset penjualan usaha anda Kebakaran merupakan bencana alam yang sangat mengkhwatirkan bagi usaha anda
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
TERIMA KASIH
Alternatif Jawaban SS S TD TS STS
65
Lampiran 2. Hasil uji validitas Correlations Pertanyaan B1
Keterangan
0.642749
Sig. (2-tailed)
0.000128 0.764421
Sig. (2-tailed)
8.78E-07
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation B4
Sig. (2-tailed) N
B5
2.23E-05 30
Pearson Correlation
0.718207
Sig. (2-tailed)
7.86E-06
Sig. (2-tailed)
30 0.615954 0.00029 30
Pearson Correlation
0.581608
Sig. (2-tailed)
0.000749 30
Pearson Correlation
0.654809
Sig. (2-tailed)
8.63E-05 30
Pearson Correlation
0.583901
Sig. (2-tailed)
0.000705
N
30
Pearson Correlation
0.792983
Sig. (2-tailed)
1.74E-07
N B13
30
Sig. (2-tailed)
N
B12
30
0.692572
N
B11
2.7E-05
Pearson Correlation
N
B10
0.687512
0.000274
Pearson Correlation
B9
30
Sig. (2-tailed)
N B8
2.7E-05
0.617991
N B7
30 0.687512
Pearson Correlation N B6
30
Pearson Correlation N B3
Validitas
Pearson Correlation N B2
X1
30
Pearson Correlation
0.598502
Sig. (2-tailed)
0.000476
N
30
VALID
66
Lanjutan Lampiran 2 B14
Pearson Correlation
0.465309
Sig. (2-tailed)
0.009568
N Pearson Correlation B15
Sig. (2-tailed) N
B16
1.16E-06 0.683054
Sig. (2-tailed)
3.19E-05 0.552745
Sig. (2-tailed)
0.001537 0.359832
Sig. (2-tailed)
0.050806 0.472628
Sig. (2-tailed)
0.008355
Sig. (2-tailed)
30 0.000329 30
Pearson Correlation
0.461955
Sig. (2-tailed)
0.010172 30
Pearson Correlation
0.572323
Sig. (2-tailed)
0.000951 30
Pearson Correlation
0.664496
Sig. (2-tailed)
6.21E-05
N
30
Pearson Correlation
0.542158
Sig. (2-tailed)
0.001969
N B27
0.02916
Sig. (2-tailed)
N
B26
0.398523
0.611697
N
B25
30
Pearson Correlation N
B24
30
Pearson Correlation
N
B23
30
Pearson Correlation
Pearson Correlation
B22
30
Pearson Correlation
N B21
30
Pearson Correlation
N B20
30
Sig. (2-tailed)
N B19
0.004654 0.759133
N B18
0.50253
Pearson Correlation N B17
30
30
Pearson Correlation
0.458008
Sig. (2-tailed)
0.010923
N
30
VALID
67
Lanjutan Lampiran 2 B28
Pearson Correlation
0.522542
Sig. (2-tailed)
0.003053
N B29
30
Pearson Correlation
0.385337
Sig. (2-tailed)
0.035477
N B30
Pearson Correlation
0.468174
Sig. (2-tailed)
0.009077
N B31
VALID
30
30
Pearson Correlation
0.385337
Sig. (2-tailed)
0.035477
N
30 Correlations
Pertanyaan B32
Keterangan
X2
Pearson Correlation
0.712848
Sig. (2-tailed)
9.86E-06
N B33
0.712848
Sig. (2-tailed)
9.86E-06 0.672801
Sig. (2-tailed)
4.64E-05
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation B36
Sig. (2-tailed) N
B37
0.00127 30 0.587001 0.00065 30
Sig. (2-tailed)
9.95E-08 30
Pearson Correlation
0.706941
Sig. (2-tailed)
1.26E-05
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N B40
0.560653
0.801953
N B39
30
Pearson Correlation N B38
30
Pearson Correlation N B35
30
Pearson Correlation N B34
Validitas
30 0.7967 1.39E-07 30
Pearson Correlation
0.763716
Sig. (2-tailed)
9.12E-07
N
30
VALID
68
Lanjutan Lampiran 2 B41
Pearson Correlation
0.763716
Sig. (2-tailed)
9.12E-07
N
30 Correlations
Pertanyaan B42
Keterangan Sig. (2-tailed)
1.72E-05 0.779247
Sig. (2-tailed)
3.91E-07 0.804453
Sig. (2-tailed)
8.47E-08 0.813399
Sig. (2-tailed)
4.66E-08 30
Pearson Correlation
0.728161
Sig. (2-tailed)
5.09E-06
N Output SPSS versi 17.0
VALID
30
Pearson Correlation N B46
30
Pearson Correlation N B45
30
Pearson Correlation N B44
Validitas
0.699194
N B43
X3
Pearson Correlation
30
Kesimpulan: Semua indikator pertanyaan telah valid, karena nilai Sig. < 0.05
69
Lampiran 3. Uji reliabilitas a. Uji Reliabilitas Case Processing Summary
N Cases
Valid Excluded(a) Total
% 30 0 30
100.0 .0 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. b.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha 0.929
N of Items 46
Cronbach's Alpha > 0,7, artinya kuesioner reliabel Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
B1
4.5000
.57235
30
B2
4.4000
.56324
30
B3
4.4667
.57135
30
B4
4.4667
.57135
30
B5
4.2000
.66436
30
B6
4.2667
.52083
30
B7
4.3000
.53498
30
B8
3.4333
1.19434
30
B9
3.5333
.86037
30
B10
3.7667
.85836
30
B11
4.1000
.71197
30
B12
4.0667
.63968
30
B13
3.6000
.89443
30
B14
3.5333
.77608
30
B15
3.9667
.71840
30
B16
4.4333
.62606
30
B17
4.4000
.67466
30
B18
4.8000
.48423
30
B19
4.4333
.77385
30
B20
4.6667
.54667
30
B21
4.6000
.67466
30
B22
4.7333
.44978
30
B23
4.7667
.43018
30
B24
4.6667
.54667
30
B25
4.6333
.49013
30
B26
4.6333
.55605
30
B27
4.4000
.56324
30
B28
4.3333
.60648
30
70
Lanjutan Lampiran 3 Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
B29
4.0333
.55605
30
B30
4.0667
.52083
30
B31
4.0333
.55605
30
B32
4.6667
.47946
30
B33
4.6667
.47946
30
B34
4.7000
.46609
30
B35
4.1667
.64772
30
B36
3.7333
1.11211
30
B37
4.6667
.47946
30
B38
4.6000
.56324
30
B39
4.3667
.49013
30
B40
4.3667
.55605
30
B41
4.3667
.55605
30
B42
4.1333
.73030
30
B43
3.9667
.76489
30
B44
3.1667
1.08543
30
B45
3.6000
1.22051
30
B46
3.9333
.90719
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
B1
190.8333
228.075
.549
.927
B2
190.9333
225.995
.683
.926
B3
190.8667
226.947
.616
.927
B4
190.8667
226.947
.616
.927
B5
191.1333
223.706
.691
.926
B6
191.0667
226.616
.701
.926
B7
191.0333
226.240
.706
.926
B8
191.9000
213.266
.665
.926
B9
191.8000
221.338
.617
.926
B10
191.5667
219.564
.691
.925
B11
191.2333
225.978
.533
.927
B12
191.2667
222.823
.767
.925
B13
191.7333
220.271
.633
.926
B14
191.8000
225.545
.504
.927
B15
191.3667
227.757
.443
.928
B16
190.9000
226.024
.609
.927
B17
190.9333
227.168
.505
.927
B18
190.5333
232.257
.365
.929
B19
190.9000
232.507
.203
.930
B20
190.6667
233.057
.271
.929
B21
190.7333
233.789
.176
.930
B22
190.6000
231.972
.417
.928
71
Lanjutan Lampiran 3 Item-Total Statistics
B23
Scale Mean if Item Deleted 190.5667
Scale Variance if Item Deleted 233.909
Corrected Item-Total Correlation .288
Cronbach's Alpha if Item Deleted .929
B24
190.6667
231.540
.363
.929
B27
190.9333
232.133
.317
.929
B28
191.0000
229.586
.432
.928
B29
191.3000
231.872
.337
.929
B30
191.2667
230.754
.434
.928
B31
191.3000
231.872
.337
.929
B32
190.6667
229.195
.583
.927
B33
190.6667
229.195
.583
.927
B34
190.6333
230.033
.540
.928
B35
191.1667
230.902
.333
.929
B36
191.6000
225.490
.334
.930
B37
190.6667
228.161
.655
.927
B38
190.7333
227.375
.600
.927
B39
190.9667
226.792
.735
.926
B40
190.9667
226.171
.682
.926
B41
190.9667
226.171
.682
.926
B42
191.2000
235.545
.081
.931
B43
191.3667
230.930
.274
.930
B44
192.1667
229.523
.218
.932
B45
191.7333
222.685
.376
.930
B46
191.4000
229.903
.260
.930
Output SPSS versi 17.0
72
Lampiran 4. Uji normalitas
H0 : Sebaran data menyebar normal H1 : Sebaran data tidak menyebar normal Taraf Nyata 5% Hasil p-value 0,150 > 0,05, terima H0 maka sebaran data memenuhi normalitas. Taraf Nyata 10% Hasil p-value 0,150 > 0,1 terima H0 sehingga sebaran memenuhi normalitas..
Lampiran 5. Uji multikolinieritas Predictor Constant x1 x2 x3
Coef 0,8623 -0,011019 0,05390 0,08331
SE Coef 0,9378 0,008751 0,02482 0,02422
T 0,92 -1,26 2,17 3,44
P 0,362 0,213 0,034 0,001
VIF 1,712 1,720 1,345
Adanya multikolinieritas, jika nilai VIF ≥ 10, Hasil diatas menunjukan nilai VIF < 10 sehingga tidak terdapat multikolinieritas pada peubah X1, X2 dan X3.
73
Lampiran 6. Uji kehomogenan ragam sisaan Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total
DF 3 58 61
SS 0,1247 11,4321 11,5568
MS 0,0416 0,1971
F 0,21
P 0,889
Hipotesis H0
: Ragam sisaan homogen
H1
: Ragam sisaan tidak homogen
Taraf Nyata 5% Terima H0, karena p-value 0,889 > 0,05 (alpha), maka ragam sisaan homogen pada taraf nyata 5%. Taraf Nyata 10% Terima H0, karena p-value 0,889 > 0,1 (alpha), maka ragam sisaan homogen pada taraf nyata 10%
Lampiran 7. Uji regresi linear berganda ————— 04/07/2013 10:52:05 ———————————————————— Minitab
Regression Analysis: ln y versus X1; X2; X3 The regression equation is y = 0,862 - 0,0110 x1 + 0,0539 x2 + 0,0833 x3 Predictor Constant x1 x2 x3
Coef 0,8623 -0,011019 0,05390 0,08331
S = 0,718405
SE Coef 0,9378 0,008751 0,02482 0,02422
R-Sq = 30,5%
T 0,92 -1,26 2,17 3,44
P 0,362 0,213 0,034 0,001
VIF 1,712 1,720 1,345
R-Sq(adj) = 26,9%
74
Lanjutan Lampiran 7 Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Source x1 x2 x3
DF 1 1 1
DF 3 58 61
SS 13,1122 29,9341 43,0463
MS 4,3707 0,5161
F 8,47
P 0,000
Seq SS 1,8866 5,1218 6,1038
Unusual Observations Obs 10 26 43 48
x1 125 123 134 112
ln y 1,2087 5,2003 1,9464 4,6759
Fit 2,8611 3,4908 2,0613 3,0093
SE Fit 0,1229 0,1191 0,3975 0,1442
Residual -1,6524 1,7096 -0,1149 1,6667
St Resid -2,33R 2,41R -0,19 X 2,37R
R denotes an observation with a large standardized residual. X denotes an observation whose X value gives it large leverage. Durbin-Watson statistic = 1,77509
Uji Kehomogenan Ragam Sisaan Regression Analysis: abs resi4 versus X1; X2; X3 The regression equation is abs resi4 = 0,841 - 0,00411 x1 + 0,0053 x2 + 0,0003 x3 Predictor Constant x1 x2 x3
Coef 0,8411 -0,004114 0,00526 0,00026
S = 0,443965
SE Coef 0,5795 0,005408 0,01534 0,01497
R-Sq = 1,1%
T 1,45 -0,76 0,34 0,02
P 0,152 0,450 0,733 0,986
VIF 1,712 1,720 1,345
R-Sq(adj) = 0,0%
Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Source x1 x2 x3
DF 1 1 1
DF 3 58 61
Seq SS 0,0991 0,0255 0,0001
SS 0,1247 11,4321 11,5568
MS 0,0416 0,1971
F 0,21
P 0,889
75
Lanjutan Lampiran 7 Unusual Observations Obs 10 26 43 48 57
x1 125 123 134 112 152
abs resi4 1,6524 1,7096 0,1149 1,6667 1,3574
Fit 0,5463 0,5666 0,4408 0,5845 0,4854
SE Fit 0,0759 0,0736 0,2456 0,0891 0,1277
Residual 1,1061 1,1430 -0,3260 1,0822 0,8719
St Resid 2,53R 2,61R -0,88 X 2,49R 2,05R
R denotes an observation with a large standardized residual. X denotes an observation whose X value gives it large leverage. Durbin-Watson statistic = 2,39062 The regression equation is y = 0,862 - 0,0110 x1 + 0,0539 x2 + 0,0833 x3
Artinya
:
Setiap kenaikan kesalahan bank satu satuan , maka berpengaruh negatif terhadap pengembalian pembiayaan sebesar 0.0110 satuan , setiap kenaikan kesalahan nasabah,
maka berpengaruh positif terhadap
pengembalian pembiayaan sebesar 0.0539 satuan, dan setiap kenaikan faktor eksternal satu satuan, maka berpengaruh positif terhadap pengembalian pembiayaan sebsear 0.0833 satuan Predictor Constant x1 x2 x3
Coef 0,8623 -0,011019 0,05390 0,08331
S = 0,718405
SE Coef 0,9378 0,008751 0,02482 0,02422
R-Sq = 30,5%
T 0,92 -1,26 2,17 3,44
P 0,362 0,213 0,034 0,001
VIF 1,712 1,720 1,345
R-Sq(adj) = 26,9%
Uji t, hipotesis : H0 : βi = 0, (peubah tidak mempunyai hubungan linear) H1 : βi ≠ 0, i = 0,1,2 (peubah mempunyai hubungan linear)