ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH UNIT MIKRO PADA BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU UNGARAN
Oleh: RAFI HELMI FARIZQI NIM: 201-13-012
TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh Gelar Ahli Madya Jurusan DIII Perbankan Syariah
IAIN SALATIGA 2016
ii
iii
iv
v
ABSTRAK Helmi Farizqi, Rafi. 2016.Analisis Pembiayaan Murabahah Unit Mikro Pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran. Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi D3Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Faqih Nabhan, S.E, M.M Perkembangan perbankan syari‟ah di Indonesia saat ini merupakan suatu perwujudan dari kebutuhan masyarakat. Bank BRI Syariah salah satu lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah, mempunyai produk pembiayaan murabahah. Dimana pihak pegawai maupun calon nasabah dituntut untuk menggunakan sistem operasional yang harus dipatuhi dan dapat dijadikan alat untuk memberikan pembiayaan kepada calon nasabah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui alur proses, analisa kelayakan dan strategi penanganan pembiayaan bermasalah di bank BRIS Syariah KCP Ungaran. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Dari data yang didapatkan digunakan oleh penulis sebagai bahan analisis yang disesuaikan dengan konsep aplikasi pada bank BRI Syariah KCP Ungaran. Setelah dilakukan analisis kemudian di tarik kesimpulan dan memberikan saran-saran. Berdasarkan penelitian dibawah bahwa alur proses pembiayaan murabahah pada bank BRI Syariah KCP Ungaran memiliki alur proses yang sistematis dengan beberapa tahapan yang dilakukan oleh masing-masing bagian. Penggunaan analisa 5C+1S yang diterapkan menjadi tombak penting dalam prosedur pembiayaan murabahah untuk mengurangi resiko pada saat pemberian pembiayaan kepada calon nasabah. Cara untuk mengurangi pembiayaan bermasalah bank BRI Syariah dengan menggunakan tahapan monitoring collection padasaat proses angsuran oleh nasabah apabila masih terjadi macet maka dilakukan restrukturisasi pembiayaan kepada nasabah sampai Anggunan Yang Diambil Alih (AYDA). Alur proses yang diterapkanpihak bank BRI Syariah sudah memenuhi kritria yang baik bagi bank dengan ditambahkan analisa kelayakan pembiayaan harus lebih terperinci, dengan menambahkan prinsip 7P (personality, party, perpose, prospek, payment, profitability dan protection) dan strategi yang diterapkan pada bank BRI Syariah dalam penanganan pembiayaan bermasalah sudah memenuhi kemanan bagi bank Kata kunci:Analisis Pembiayaan, Proses, Murabahah, Kelayakan, Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah
vi
KATA PENGANTAR Denganmemanjatkan Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga Tugas Akhir tentang “Analisa Pembiayaan Murabahah Unit Mikro pada Bank Rakyat Indonesia Syariah Cabang Pembantu Ungaran” dapat di selesaikan dengan baik. Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan yang harus yang harus dipenuhi semua Mahasiswa DIII Perbankan Syari‟ah di Institut Agama Islam Negeri Salatiga untuk memperoleh gelar Ahli Madya. Atas bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan apa yang telah dibutuhkan dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam penulisan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 3. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga. 4. Bapak Drs. Alfred L., M.Si. selaku Ketua Jurusan DIII Perbankan Syari‟ah yang senantiasa memberikan pengarahan. 5. Ibu Hikmah Endraswati, S.E., M.Siselaku pembimbing Akademik IAIN Salatiga. 6. Bapak Dr. FaqihNabhan, M.M. selaku pembimbing Penulisan Tugas Akhir sehingga dapat berjalan dengan lancar. 7. Seluruh Dosen DIII Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan sebagai penulisan Tugas Akhir ini. 8. Bapak, ibu serta kakakku yang telah memberikan dukungan dan memberikan motivasi dalam penulisan Tugas Akhir ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik. 9. Pimpinan Bank BRI Syariah Cabang Pembantu Ungaran yang telah memberikan ijin untuk penulisan Tugas Akhir ini. 10. Staf dan karyawan Bank BRI Syariah Cabang Pembantu Ungaran yang telah banyak membantu dalam mneyelesaikan tugas Akhir ini. vii
11. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam menyelesaikan Tugs Akhir ini. Dalam penulisan tugas Akhir ini penulis menyadari masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang baik sangat penulis harapkan agar dalam penulisan dikemudian hari dapat menghasilkan karya yang baik. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua pihak.
Salatiga, 15 September 2016
Penulis Rafi Helmi Farizqi
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN Alhamdulillah hirobbil „alamin puji syukur senantiasa aku panjatkan kehadirat Allah SWT Tugas Akhir ini kupersembahkan karya ini kepada : 1. Bapak dan Ibu ( Mubarok dan Sugiyarni ) saya ucapkan banyak terimakasih atas kasih sayang yang diberikan, atas do‟anya yang selalu menyertai setiap hariku. Nasehat dan motivasinya yang menjadikan penguat tekad untuk memjadi yang terbaik. 2. Buat kakak tercinta( Gading Apriyani W. ) terimakasih atas nasehat dan bantuannya. 3. Buat teman-teman D3 seperjuangan yang selalu bersama dan menyemangati dalam pengerjaan Tugas Akhirini. 4. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini. Penulis hanya menghaturkan sebuah ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya. Seiring doa semoga Allah senantiasa member rahmat dan keselamatan kepada kita semua. Amin
ix
MOTTO “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8) “Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang di rebut manusia ialah menundukan diri sendiri”. (IbuKartini) “Dengarlah pengalaman dari orang lain, maka kamu akan memiliki pengalaman lebih dari orang lain”. (Rafi Helmi Farizqi)
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
iii
LEMBAR KEASLIAN ................................................................................
iv
LEMBAR BEBAS PLAGIASI ....................................................................
v
ABSTRAK ...................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii MOTTO .......................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi BAB 1
BAB II
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................
5
C. Tujuan Penulisan ......................................................
5
D. Metode Penelitian .....................................................
6
E. Sistematika Penulisan ...............................................
9
: KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ...................................................... 11 B. Kerangka Teoritik..................................................... 12
xi
1.
Bank Syariah ..................................................... 12 a.
Pengertian Bank Syariah ............................ 12
b.
Konsep Bank Syariah ................................. 13
c.
Tujuan Bank Syariah .................................. 14
d.
Karakteristik Bank Syariah ........................ 15
e.
Prinsip–prinsip Operasional Bank Syariah .............................................. 16
2.
3.
Akad .................................................................. 17 a.
Pengertian Akad ......................................... 17
b.
Rukun dan Syarat Perikatan Islam ............ 18
Pembiayaan ....................................................... 20 a.
Pengertian Pembiayaan .............................. 20
b.
Tujuan Pembiayaan .................................... 21
c.
Fungsi Pembiayaan .................................... 23
d.
Prinsip – prinsip Pembiayaan ..................... 24
e.
Jaminan ...................................................... 26
f.
Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah ................................................. 26
4.
Murabahah......................................................... 27 a.
Pengertian Murabahah ............................... 27
b.
Dasar Hukum ............................................. 27
c.
Syarat Ba‟i al-murabahah .......................... 29
d.
Tujuan atau manfaat pembiayaan
xii
murabahah ................................................. 29 e.
Penerapam Murabahah pada Bank Syariah........................................................ 30
BAB III
: LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum ..................................................... 33 B. Visi dan Misi BRI Syariah ....................................... 33 C. Sejarah dan Perkembangan ...................................... 34 D. Struktur Organisasi ................................................... 36 E. Produk – produk BRI Syariah .................................. 37 F. Job Diskripsi ............................................................. 55
BAB IV
: ANALISIS A. Analisa Alur Proses Pembiayaan Unit Mikro .......... 64 B. Analisis Kelayakan PembiayaanMikro Pada BRI Syariah Kcp. Ungaran .............................. 76 C. Analisis Penanganan Pembiayan Bermasalah ............................................................... 85
BAB V
: PENUTUP A. KESIMPULAN ....................................................... 96 B. SARAN ................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 99 LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
: Perbedaanantara Bank Syariahdan Bank Konvensional ......... 13
Tabel 2.1
: Produk-Produk Pembiayaan ................................................... 20
Tabel 3.1
: Nilai penyusutan produk 75 iB ............................................... 81
Tabel 4.1
: Nilai penyusutan produk500iB ............................................... 82
Tabel 5.1
: Proses hari collection .............................................................. 87
Tabel 6.1
: Jenis Restructuring Pembiayaan ............................................. 90
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 : Skema Pembiayaan Murabahah ............................................. 30 Gambar 2.1 : Struktur Organisasi ................................................................. 36
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Bukti Lembar Konsultasi Lampiran 2 : Daftar Riwayat Hidup Lampiran 3 : Produk-produk BRIS KCP Ungaran
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Melalui kegiatan pinjaman, bank berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat bagi kelancaran usahanya, sedangkan dengan kegiatan penyimpanan dana, bank berusaha menawarkan kepada masyarakat akan keamanan dananya dengan jasa lain yang akan diperoleh (Julius, 1999: 1). Pada prinsipnya bank konvensional dan bank syariah mempunyai kesamaan yaitu lembaga keuangan yang bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Namun dalam operasionalnya bank konvensional menjalankannya dengan berpedoman bunga, sedangkan bank syariah tidak terpengaruh oleh tingkat rate bunga karena operasional yang dilakukan menggunakan prinsip bagi hasil yang bebas bunga. Dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang mengoprasikannya disesuaikan dengan prinsip syariat islam (Muhamad, 2004).
1
2
Perkembangan perbankan syari‟ah di Indonesia saat ini merupakan suatu perwujudan dari kebutuhan masyarakat.Sistem perbankan yang sesuai
dengan
prinsip-prinsip
syari‟ah
islam
sehingga
mampu
menyediakan suatu macam-macam produk yang bervariasi dan banyak diminati oleh masyarakat. Salah satu produknya ialah pembiayaan mikro merupakan pembiayaan bank kepada nasabah yang diperuntukkan kepada nasabah yang telah mempunyai usaha pengembangan
untuk
usahanya.Bank
kecil dan membutuhkan
syariah
dalam
menyalurkan
pembiayaan juga membutuhkan tahap-tahap dan analisis yang matang terhadap calon nasabah.Tahap terpenting dalam pembiayaan yaitu analisis kelayakan yang menjadi tombak dalam meminimalisir terjadinya pembiayaan bermasalah. Di Bank Rakyat Indonesia Syariah produk pembiayaan mikro merupakan akad pembiayaan murabahah.Murabahah adalah jual beli barang
pada
harga
asal
ditambah
dengan
keuntungan
yang
disepakati.Dalam transaksi ini, pihak penjual harus memberitahukan kepada pihak pembeli tentang harga pokok barang yang menjadi objek jual beli.Ba‟i al-murabahah dapat diterapkan pada pembiayaan secara pesanan. Penjual tidak akan melakukan pengadaan barang selama tidak ada pemesanan dari calon pembeli (Ridwan, 2007: 79). Pada produk pembiayaan mikro 25 iB mempunyai perbedaan dalam persyaratan dan pelayanan yang dibelikan kepada nasabah, dengan persyaratan surat ijin
3
usaha calon nasabah sudah dapat memenuhi persyaratan yang ada tanpa ada jaminan yg diberikan. Dasar hukum jual beli terdapat ada surat An-Nisa ayat 29
yang artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu memakan hartasesamamu dengan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimusendiri,
sesungguhnya
Allah
Maha
Penyayang
kepadamu” (QS 4:29). Bank Rakyat Indonesia Syariah juga menyediakan bermacammacam produk perbankan, meliputi produk dana, produk jasa, dan produk pelayanan yang selalu berusaha untuk bertahan, bersaing dan menguasai pasar untuk memenuhi kebutuhan para debitur yang sangat beragam jenisnya. Produk pembiayaan iB Unit Mikro yang hanya diterapkan dalam bank BRI Syariah KCP Ungaran karena memenuhi seluruh ekonomi konsumtif yang dilakukan dengan kredit. Kredit merupakan suatu kalimat yang diambil dari bahasa latin yaitu kreditum yang berarti kepercayaan atau kebenaran atau crede yang berarti saya percaya. Kepercayaan ini
4
berdasarkan atas sebuah perjanjian bank yang dilakukan secara sah di depan pejabat kredit yang berwenang maupun dilakukan tanpa ketentuan hukum yang kuat. Tujuan dan maksud dengan adanya produk pembiayaan iB Unit Mikro salah satunya yaitu memberikan pemahaman atas fasilitas pembiayaan iB Unit Mikro yang menggunakan akadMurabahah. Produk pembiayaan iB Unit Mikro diharapkan akan menjadi salah satu produk pembiayaan konsumen yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus meningkatkan pertumbuhan Bank Rakyat Indonesia secara signifikan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji mengenai alur proses dan strategi analisis bank BRI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro. Tahap ini juga akan menjadi faktor yang membantu pihak internal bank dalam mengambil keputusan. Dengan prosedur dan analisis yang baik maka tingkat risiko pembiayaan bermasalah menjadi kecil, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH UNIT MIKRO PADA BANK RAKYAT
INDONESIA
UNGARAN”
SYARIAH
CABANG
PEMBANTU
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pembiayaan Unit Mikro pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran ? 2. Bagaimana Analisis kelayakanpembiayaan Unit Mikro Dengan Akad Murabahah pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran ? 3. Bagaimana
strategi
penanganan
dan
penyelesaian
pembiayaan bermasalah Unit Mikro di BRI syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran ? C. Tujuan dan Kegunaan Tujuan merupakan hal-hal yang akan dicapai sebagai upaya pemecahan masalah. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses pembiayaan Unit Mikro pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran. 2. Untuk
mengetahui
bagaimana
Analisis
kelayakan
pembiayaan Unit Mikro Dengan Akad Murabahah pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran 3. Untuk mengetahui cara strategi penanganan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah di BRI syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran.
6
Kegunaan dari penulian Tugas Akhir ini adalah : 1. Bagi peneliti dan akademisi Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar diploma tiga dan bisa menjadi bahan referensi, pemecahan masalah mengenai pembiayaan murabahah. Selain itu juga dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti- peneliti yang akan datang apabila akan mengangkat tema yang sejenis. 2. Bagi Bank Rakyat Indonesia Syariah Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk membandingkan antara teori dengan pembiayaan murabahah yang ada dalam praktek perbankan. 3. Bagi Pembaca Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi, pengetahuan dan referensi untuk dapat diambil menfaatnya oleh para penulis. 4. Bagi Fakultas Sebagai tambahan bahan referensi di perpustakaan kampus khususnya bagi mahasiswa yang menyusun tugas akhir tentang pembiayaan murabahah. D. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir, penulis akan menggunakan metode penelitian yaitu metode kualitatif. Metode penelitian Kualitatif menurut Denzin dan Lincoln 1987 pada buku Metodologi Penelitian Kualitatif
7
(Moleong, 2011:5) adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. 1) Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data sebagai berikut : a. Metode observasi Observasi yaitu metode yang menyaratkan pencatatan dan perekaman sistematis mengenai sebuah peristiwa, artefak-artefak dan perilaku-perilaku informan yang terjadi dalam situasi tertentu (Daymon, 2008:321).Dalam metode observasi penulis melakukan pengamatan langsung di lapangan yaitu BRI Syariah Kcp. Ungaran. b. Metode wawancara Yaitu
proses
memperoleh
keterangan
dengan
cara
melakukan tanya jawab secara langsung dengan responden (pegawai) yang berkaitan langsung dengan obyek penelitian (Nazir, 1988:234). Pada metode wawancara penulis melakukan wawancara kepada karyawan BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran. c. Metode studi pustaka Yaitu sebuah proses mencari berbagai literature atau studi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan (Martono, 2011:46).
8
2) Sumber data Ada dua jenis sumber data yang digunakan penulis yaitu : a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama).Dalam penelitian ini yang termasuk dalam data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi langsung dengan
pihak
BRI
Syariah
Kantor
Cabang
Pembantu
Ungaran.Sumber Observasi dalam penelitian ini adalah orang yang mengetahui tentang konsep pembiayaan pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu
Ungaran
tersebut
adalah
Bapak
Agus
Supriyanto, Erwin Pratomo selaku Acounting Officer Mikro dan Kharis Fikhri selaku Account Officer Mikro. Data primer dalam penelitian ini meliputi : 1) Jenis-jenis produk pembiayaan Unit Mikro Murabahah pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran. 2) Proses-proses pembiayaan Unit Mikro Dengan Akad Murabahah pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran. 3) Strategi penanganan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah di BRI syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran.
9
b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada. Data sekunder yang diperoleh penulis meliputi : 1) Sejarah dan Profil Bank Rakyat Indonesia Syariah 2) Produk-produk Bank Rakyat Indonesia Syariah 3) Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Pembiayaan Murabahah
yaitu
Buku
Pedoman
Pengelolaan
Pembiayaan, Laporan Keuangan, akad pembiayaan dan dokumen-dokumen mengenai proses pembiayaan pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran.. 4) Analisis kelayakan pembiayaan Murabahah pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran. E. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk mempermudah penelitian ini akan disusun dalam lima bab dengan tahapan sebagai berikut: BAB I.
PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II.
PEMBAHASAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH
10
Dalam bab ini diuraikan penelitian terdahulu sebagai tinjauan pustaka dan landasan teori yang mendasari penelitian ini. BAB III.
GAMBARAN UMUM TENTANG BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH Dalam bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum profil perusahaan Bank Rakyat Indonesia Syariah, sejarah berdirinya, visi misi, prinsip operasional, nilai-nilai perusahaan, struktur organisasi dan produk-produk bank Rakyat
Indonesia
syariah
kantor
cabang
pembantu
Ungaran. BAB IV.
ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan mengenai Mekanisme, Proses, Tahap Pengajuan, kelayakan pembiayaan Unit Mikro di Bank
Rakyat
Indonesia
Syariah
Mandiri.
Strategi
penanganan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah Unit Mikro di BRI syariah Kantor Cabang Pembantu Ungaran ? BAB V.
PENUTUP Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan yangmerupakan
penyajian
singkat
dari
keseluruhan
hasilpenelitian yang diperoleh dalam pembahasan juga mengenai keterbatasan serta saran yang diberikan kepada peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti hal yang sama.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan
penelitian
pembiayaanmurababah
Buana
(2014)
ditemukan berupakendala-kendala yang ada pada produk pembiayaan Griya iB Hasanah pada BNI Syariah.Diantaranya ada persaingan antar bank, pembiayaan macet, gaji markup, target tidak terpenuhi, dan permintaan pembiayaan dengan harga real berbeda. Kebijakan - kebijakan harus diambil untuk mengatasi kendala - kendala yang ada pada produk pembiayaan Griya IB Hasanah pada bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran yaitu lebih selektif memilih nasabah dan lebih memperhatikan data-data dengan melakukan verifikasi dan validasi yang lebih akurat. Selanjutnya dalam penelitiannya Jaelani (2015)ditemukan aplikasi akad jual beli murabahah pada produk pembiayaan mikro dilakukan sebelum barang yang menjadi objek jual beli secara prinsip belum menjadi hak milik bank. Mekanisme pembiayaan Mikro yang dilakukan BSM KCP Semarang Timur untuk calon nasabahnya yang ingin mengajukan pembiayaan yaitu meliputi: Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition. Dalam penelitian pembiayaan murabahah amirawati (2014) ditemukan prosedur penilaian pembiayaan adalah bank menilai terlebih dahulu dari sisi kualitas nasabah apakah baik apa tidak dalam pengajauan pembiayaan. Penilaian nasabah dapat dilakukan pada saat wawancara langsung dengan
11
12
calon nasabah dan pengumpulan data-data perlengkapan pembiayaan iB Muamalat Multiguna yang sudah ditentukan dari pihak bank. Prosedur minimalisir terjadinya kredit macet adalah dengan harus mengetahui baik buruknya nasabah yang mengajukan pembiayaan apakah bisa kedepannya bisa mengembalikan pembiayaan tersebut apa tidak dengan menggunakan surat peringatan I, II, dan III apabila nasabah sudah tidak bisa membayar kewajibanya. Pada penelitian ini menjelaskan prosedur pembiayaan Mudharabah pada Bank Rakyat IndonesiaSyariah KCP Ungaran, dalam prosedur pembiayaan Unit Mikro dijelaskan bahwa Bank Rakyat Indonesia Syariah KCP Ungaran ada beberapa tahapan untuk sampai proses pencairan. Penelitian ini juga menjelaskan analisis 5C + 1S sebagai untuk mengetahui layak tidaknya calon nasabah dalam pengajuan pembiayaan.Selain itu dalam penelitian ini juga menjelaskanstrategi penanganan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah Unit Mikro pada Bank Rakyat Indonesia syariah kantor cabang pembantu Ungaran. B. KERANGKA TEORITIK 1. BANK a. Pengertian Bank Syariah Menurut Kasmir (2005:8) bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke mayarakat serta memberikan jasa-jasa lainya.Sistem yang digunakan oleh
13
bank ada dua yaitu sistem yang berdasarkan bunga dan sistem non bunga atau syariah. Bank konvensional adalah bank yang dasar operasionalnya menggunakan sistem bunga, sedang bank yang tanpa bunga disebut dengan bank Syariah. Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah yang menurut Muhamad (2014:2) adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadis Nabi Saw. Tabel 1.1 Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Keterangan Akad dan Aspek Legalitas Lembaga Penyelesaian Sangketa Struktur Organisasi
Bank Syariah Hukum Islam dan Hukum Positif BASYARNAS
Bank Konvensional Hukum Positif
Ada Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Tidak ada DSN dan DPS
Investasi Prinsip Operasional
Halal Bagi Hasil, jual beli, sewa Tujuan Profit dan Falah oriented Hubungan Nasabah Kemitraan Sumber: Wirdyaningsih.,et al 2006:39
BANI
Halal dan Haram Perangkat bunga Profit oriented Debitor dan Kditor
b. Konsep Bank syariah Bank syariah sebagai salah satu solusi perbankan merupakan lembaga bank yang dikelola berdasarkan nilai, prinsip,dan konsep
14
syariah dengan filsafah dasar mencari keridhoan Allah untuk memperoleh kebajiakan dunia dan diakhirat dengan berusaha untuk menjauhkan unsur riba yaitu melipatgandakan secara otomatis pinjaman/simpanan hanya karena berjalanya waktu (Qs. Ali Imran 130) c. Tujuan Bank Syariah Bank syariah memiliki tujuan yang lebih luas dibandingkan dengan bank konvensional, berkaitan dengan keberadaanya sebagai institusi komersial dan kewajiban moral yang disandangnya. Selain bertujuan
meraih
keuntungan
sebagaimana
layaknya
bank
konvensional pada umumnya, menurut Wibowo (2005:37) bank syariah juga bertujuan sebagai berikut yaitu: 1) Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat. 2) Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan karena keengganan sebagian masyarakat untuk berhubungan dengan bank yang disebabkan oleh sikap menghindari bunga telah terjawab oleh bank syariah. 3) Membentuk masyarakat agar berpikirsecara ekonomis dan berperilaku bisnis untuk meningkatkan kualitas hidupnya. 4) Berusaha bahwa metode bagi hasil pada bank syariah dapat beroperasi, tembuh, dan berkembang melebihi bank-bank dengan metode lain.
15
d. Karakteristik Bank Syariah Bank syariah memiliki beberapa karakteristik tertentu yang membedakanya dengan bank konvensional pada umunya, yaitu Menurut Wibowo (2005:37-38) sebagai berikut: 1) Metode bunga digantikan dengan metode bagi hasil (profit and loss sharing) 2) Bank syariah menggunakan mode pembiayaan menurut islam. 3) Dalam hal bank mengalami kerugian, nasabah penyimpanan dana mungkin kehilangan dananya, menurut perbandingan pembagian laba/rugi. 4) Beban biaya atas pelayanan bank syariah diepakati bersama pada saat akad peminjaman atau pembiayaan, dinyatakan dalam bentuk nominal dengan istilah sesuai dengan peroduk yang ditawarkan. 5) Dihindarkanya penggunaan presentase atas peminjaman kredit dalam menentukan biaya utang karena akan mengikat dan membebani sisa utang walaupun masa berlakunya kontrak telah selesai. 6) Proporsi bagi hasil didasarkan atas jumlah keuntungan usaha yang diperoleh debitur. 7) Bank syariah tidak menjanjikan jumlah keuntungan yang pasti kepada nasabah penyimpan dana yang menyimpan dananya
16
dalam bentuk giro wadi‟ah maupun tabungan/deposito mudharabah. 8) Prinsip
penjaminan
(collateral)tidak
dominan
dalam
pemberian kredit di bank syariah. 9) Bank syariah tidak menjadikan uang sebagai komoditi. e. Prinsip-Prinsip Operasional Bank Syariah Menurut Muhamad (2014:24) prinsip-prinsip oprasional bank syariah yang dapat ditemukan produk-produk lembaga lembaga keuangan bank syariah ada lima yaitu : 1) Prinsip Simpanan Murni (al-Wadiah) Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh Bank Islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk al-Wadiah. 2) Bagi hasil (Syirkah) Sistem ini adalah suatu system yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. 3) Prinsip Jual Beli (at-Tijarah) Prinsip ini merupakan suatu system yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengankat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank
17
menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan(margin). 4) Prinsip Sewa (al-Ijarah) Prinsip ini secara garis besar terbagi kepada dua jenis: (1) Ijarah, sewa murni, seperti halnya penyewaan traktor dan alatalat produk lainya (Operating lease). (2) Bai al takjiri atau Ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa (financial lease). 5) Prinsip Fee/Jasa (al-Ajr walumullah) Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang di berikan oleh pihak bank seperti Bank Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa Transfer, dan lain-lain. 2. AKAD a. Pengertian akad Menurut Wirdyaningsih.,et al (2006:93) akad adalah pertalian antara ijab dan kabul yang dibenarkan oleh syara‟ yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya.Secara khusus akad berarti keterikatan antara ijab (pernyataan penawaran/pemindahan kepemilikan) dan qobul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam
lingkup
yang
disyaratkan
sesuatuAscarya (2013: 35).
dan
berpengaruh
pada
18
b. Rukun dan Syarat Perikatan Islam Dalam melaksanakan suatu perikatan Islam harus memenuhi rukun dan
syarat
yang
seusai
dengan
hukumislam.
Menurut
Wirdyaningsih.,et al (2006:94-100) Rukun adalah suatu unsur yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suatu perbuatan tersebut dan ada atau tidaknya sesuatu itu dan Syarat adalah sesuatu yang tergantung padanya keberadaan hukum syar‟i dan ia berada di luar hukum pun tidak ada. Jumhur ulama berpendapat bahwa rukun dan syarat terdiri dari : 1. Al- Aqidain (Subjek Perikatan) Al-aqidain adalah para pihak yang melakukan akad sebagai suatu perbuatan hukum yang mengemban hak dan kewajiban 2. Mahallul‟Aqd (Objek Perikatan) Objek perikatan dalam islam dikenal dengan istilah Mahallul „Aqd. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam Mahallul „Aqd adalah sebagai berikut : a) Objek Perikatan telah ada ketika akad dilangsungkan b) Objek perikatan akad harus jelas dan dikenali c) Objek perikaan dibenarkan oleh syariah d) Objek dapat diserahterimakan 3. Maudhu‟ul „Aqd (Tujuan Perikatan) Maudhu‟ul „Aqd adalah tujuan dari perikatan yang dilakukan oleh para pihak. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu
19
tujuan akad di pandang sah dan mempunyaiakibat hukum, yaitu antara lain : a) Tujuan akad tidak merupakan kewajiban yang telah ada atas pihak-pihak yang bersangkutan tanpa akad yang diadakan. b) Tujuan harus berlangsung adanya hingga berakhirnya pelaksanaan akad. c) Tujuan akad harus dibenarkan syara‟. 4. Sighat al-„Aqd Pada rukun ke empat ini,Sighat al-„Aqdadalah berupa ijab dan kobul. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu tujuan akad di pandang sah dan mempunyai akibat hukum, yaitu antara lain : a) Jala‟ul ma‟na, yaitu tujuan yang terkandung dalam pernyataan itu jelas, sehingga dapat dipaham jenis akad yang di kehendaki. b) Tawafuq, yaitu adanya kesesuaian anatara ijab dan Kabul. c) Jazmul iradataini, yaitu antara ijab dan Kabul menunjukan kehendak para pihak secara pasti, tidak ragu-ragu, dan tidak terpaksa.
20
3. PEMBIAYAAN a. Pengertian pembiayaan Menurut
Muhammad,
Abdulkadir,
Rilda
Murniati
(2000:58) Pembiayaan adalah kegiatan usaha meminjamkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit (hutang). Menurut Antonio (2001:160) Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Menurut
Muhamad
(2014:302)
Pembiayaan
dalam
perbankan syariah atau isitilah teknisnya aktiva produktif, menurut ketentuan bank Indonesia adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, Qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administratif serta sertifikat wadiah Bank Indonesia. Tabel 2.1 Produk-Produk Pembiayaan Produk/Jasa Modal Kerja Investasi Pembiayaan Proyek Pengadaan barang investasi Pembiayaan Peralatan Pembiayaan Aset Tetap
Akad Mudharabah, Musyarakah, Murabahah Mudharabah, Musyarakah, Murabahah Mudharabah, Musyarakah, Murabahah Murabahah Murabahah Murabahah Dilanjutkan….
21
Lanjutan Tabel 2.1 Pengadaan Barang konsumsi Pembiayaan Properti Pembiayaan Rumah/Toko/Kantor Pembiayaan Kendaraan Bermotor Pembiayaan Komputer Pembiayaan Pabrik Mesin Pemesanan Barang Investasi Renovasi Pembiayaan Talangan Pembiayaan Pendidikan Pinjaman Kebajikan Gadai Takeover/Transfer Service Pertanian Sumber: Ascarya2012:244
Murabahah Murabahah Murabahah Murabahah Murabahah Murabahah/Istishna Istishna Istishna Qardh Ijarah Qardhul Hasan Rahn/Qardh Hawalah Salam
b. Tujuan Pembiayaan Menurut Ridwan (2007:96-97) secara umum pembiayaan memiliki fungsi sebagai berikut : 1) Meningkatkan daya guna uang Dana yang ditempatkan oleh para shaibul maal pada bank syariah dalam bentuk tabungan, deposito, giro serta bentuk lainnya. Dana tersebut oleh bank akan ditingkatkan daya guna, sehingga mampu meningkatkan produktifitas. 2) Meningkatkan daya guna barang a) Dengan
bantuan
bank
syari‟ah,
produsen
dapat
meningkatkan kemampuan produksinnya, mengolah bahan mentah menjadi barang jadi sehingga mampu merubah dan meningkatkan daya guna barang.
22
b) Pendistribusian barang hasil produksi bisa sampai kepada konsumen yang membutuhkan. 3) Meningkatkan peredaran uang Pembiayaan yang disalurkan melalui berbagai rekening para pengusaha dapat menciptkan peredaran uang giral dan uang kartal. 4) Menimbulkan kegairahan berusaha Masalah
keterbatasan
mengembangkan
modal,
usahadapat
dalam diatasi
memulai dengan
atau
adannya
pembiayaan. Masyarakat yang berpotensi mengembangkan usahannya dapat bekerja sama dengan bank syari‟ah untuk mencukupi kebutuhan modal usahannya. 5) Menjaga stabilitas ekonomi nasional Dalam kondisi ekonomi yang kurang normal, maka masalah yang sering muncul meliputi: melambungkan inflasi, lesunnya gairah ekspor, rendahnya nilai investasi serta masalah makro ekonomi lainnya. 6) Meningkatkan pendapatan nasional Pembiayaan yang sudah disalurkan kepada para pengusaha akan
mampu
meningkatkan
produktifitas
dan aktifitas
ekonomi. Hal ini akan membawa pada peningkatan pendapatan dan kemakmuran.
23
7) Sebagai alat hubungan ekonomi internasional Pemberian
pembiayaan
dan
jaminan
(garansi
bank),
akanmampu meningkatkan hubungan kerjasama perdagangan antara satu negara dengan negara lainnya. c. Fungsi Pembiayaan Menurut Muhamad (2014:304-308) ada beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah kepada masyarakat penerima, diantaranya: 1) Meningkatkan daya guna uang Para penabung menyimpang uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan dan deposito.Uang tersebut dalam presentase tertentu ditingkatkan kegunaanya oleh bankguna suatu usaha peningkatan produktifitas. 2) Meningkatkan daya guna barang a) Produsen dengan bantuanpembiayaan dapat memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat. b) Produsen dengan bantuan pembiayan dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaanya kurang ketempat yang lebih bermanfaat. 3) Meningkatkan peredaran uang Melalui pembiayaan, peredaran uang kertal maupun giral akan lebih berkembang oleh karena pembiayaan menciptakan suatu
24
kegairahan
berusaha
sehingga
penggunaan
uang
akan
bertambah baik kualitatif apalagi secara kuantitatif. 4) Menimbulkan kegairahan usaha Setiap manusia adalah mahluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhanya. Kegiatan usaha yang sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat. 5) Stabilitas ekonomi Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilitas pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk antara lain: a) Pengendalian Inflasi b) Peningkatan ekspor c) Rehabilitasi prasarana d) Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat 6) Sebagai Jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional Para usahawan yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk menigkatkan usahanya. 7) Sebagai alat hubungan ekonomi internasional Bank sebagai lembaga kredit/pembiayaan tidak saja bergerak di dalam negri tapi juga luar negeri. d. Peinsip-prinsip pembiayaan Dalam pemberian pembiayaan ada dasar pertimbangan pemberian kredit adalah hasil penilaian berdasarkan konsep
25
5CMenurut Muhammad, Abdulkadir, Rilda Murniati (2000:61-62) menjelaskan pengertian analisa 5C yaitu : 1) Character Penilaian terhadap character perlu dilakukan untuk mengetahui itikad baik dan kejujuran nasabah calon debitur untuk membayar kembali kredit yang di terimanya. 2) Capacity Penilaian terhadap Capacity perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan calon debitur untuk membayar kembali kredit serta bunganya. 3) Capital Penilaian terhadap Capital perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah modal yang dimiliki calon debitur cukup memadai untuk menjalankan usahanya. 4) Collateral Penilaian
terhadap
Collateral
perlu
dilakukan
untuk
mengetahui nilai barang jaminan yang diserahkan calon debitur untuk menutupi risiko kegagalan pengembalian kredit yang akan diperolehnya. 5) Condition Penilaian
terhadap
Condition
perlu
dilakukan
untuk
mengetahui tujuan kondisi pada suatu saat di suatu daerah yang mungkin mempengaruhi kelancaran usaha calon debitur.
26
e. Jaminan Menurut Muhammad (2004:109) meminta jaminan atas uang pada dasarnya bukanlah sesuatu yang tercela, jaminan adalah satu cara untuk memastikan bahwa hak-hak kreditur tidak akan dihilangkan, dan untuk menghindar diri dari “memakan harta orang dengan cara bathil”. Menurut Antonio (2001:105) pada dasarnya, jaminan bukanlah suatu rukun atau syarat yang mutlak dipenuhi dalam bai al-murabahah, demikian juga dalam murabahah. f. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah yang ada di bank menurut Kasmir (2003: 102) yaitu: 1) Dari pihak perbankan Dalam hal ini pihak analisis kredit kurang teliti baik dalam mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam melakukan perhitungan dengan rasio-rasio yang ada. Akibatnya apa yang harusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya. Kemacetan suatu kredit dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara tidak obyektif 2) Dari pihak nasabah Kemacetan kredit yang disebabkan oleh nasabah diakibatkan 2 hal, yaitu:
27
a) Adanya unsur kesengajaan. Artinya nasabah sengaja tidak mau membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan dengan sendiri macet. b) Adanya unsur ketidaksengajaan. Artinya nasabah memiliki kemauan untuk membayar akan tetapi tidak mampu dikarenakan usaha
yang dibiayai
terkena
musibah
misalnya kebanjiran atau kebakaran. 4. MURABAHAH a. Pengertian murabahah Menurut Muhamad (2014:46) Murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pembeli. b. Dasar Hukum 1) Al-Quran Landasan Hukum bay‟al-murabahah mengindukpada asal hukum jual beli yaitu halal menurut Dahlan,Ahmad (2012:190). Qs. Al-Baqarah (2) ayat 275.
Artinya: “… Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”
28
Landasan hukum bay‟ Al-Murabahah juga didasarkan ada kewajiban membantu seseorang kepada yang lainnya dalam bermuamalah secara umum dengan cara transaksi secara tangguh. Firman Allah Swt. Dalam QS.Al-Baqarah (2) ayat 280.
Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai berkelapangan…” 2) Sunnah Dalam
pendapat
Muhamad
(2000:23)
Hadis-hadis
Rosulyang dapat dijadikan rujukan dasar akad transaksi almurabahah, adalah: “Dari Rafaah bin Rafie r.a bahwa rosululah saw. Pernah ditanya pekerjaan apakah yang paling mulia, Rosulullah aw. Menjawab: pekerjaan seseorang dengan tanganya dan setiap jualbeli yang mabrur” (HR. Albazzar, Imam Hakim mengkatagorikanya sahih) “Dari Abu Said al-hudriyyi bahwa Rosullulah saw. Bersabda: Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan secara suka sama suka” (HR. Al-Baihaqi, Ibnu Majah, dan Sahih menurut Ibn Hibban) “Perdagangan yangjujur dan benar berada di surga bersama para nabi, siddiqin dan syuhada” (Imam Tirmizi berkata hadis ini hasan)
29
c. SyaratBa‟i al-Murabahah Menurut Antonio (2001:102) ada lima syarat dalam akad ba‟i alMurabahah yaitu: 1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah. 2) Kontrak petama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 3) Kontrak harus bebas dari riba. 4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian. 5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang. d. Tujuan atau manfaat pembiayaan murabahah Menurut Dahlan (2012,47) ada beberapa tujuan atau manfaat dalam pembiayaan murabahah yaitu: 1) Bagi Bank a) Sebagai salah satu bentuk penyaluran dana; b) Memperoleh pendapatan dalam bentuk margin 2) Bagi Nasabah a) Merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh barang tertentu melalui pembiayaan dari bank; b) Dapat mengangsur pembiayaan dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama masa perjanjian.
30
e. Penerapam Murabahah pada Bank Syariah Menurut Dahlan (2012,191-193) Pembiayaan dengan prinsip jual beli diaplikasikan dalam skim murabahah(Deferred payment sale), yaitu pembelian barang oleh bank untuk nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuan produksi (inventory) dengan pembayaran ditangguhkan dalam jangka dibawah satu tahun (short run financing). Gambar 1.1 Praktik Skema Pembiayaan Murabahah
Gambar 1.1:Praktik Skema pembiayaan murabahah Sumber Dahlan, 2012 : 192 Gambar di atas dapat dijelaskan: 1) Nasabah mengajukan pembiayaan dalam bentuk barang. Dalam tahap ini antara bank dan nasabah melakukan negosiasi dalam:
31
a) Teknis dan spesifikasi barang atau objek yang dibutuhkan oleh nasabah. b) Nominal harga barang yang dibutuhkan serta estimasi kemampuan nasabah untuk membayar secara tangguh. c) Jangka waktu pembiayaan. Penentuan jangka waktu didasarkan pada kemampuan nasabah dalam mengangsur cicilan dari harga barang yang akan dibeli. Serta jangka waktuperjantian akan berpengaruh pada mark-up price atau profit margin yang akan diambil oleh bank. 2)a. a
Bank membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah kepadasupplier sesuai yang telah disepakati pada negosiasi.
b Supplier bersama-sama dengan pihak bank mengirim barang kepada nasabah. Setelah barang terkirim kepada nasabah, dan terdapat syarat nasabah untuk melengkapi segala persyaratan yang tertuang dalam perjanjian formal, maka dalam aspek ini disebut telah terjadi asas formalisme. 3)
Nasabah membayar keuntungan (Ribhun) dan cicilan harga pokok barang yang dibeli. Waktu pembayaran sesuai dengan kesepakatan, tetapi biasanya setiap bulan.
32
4)
Akhir akad sesuai dengan kesepakatan pada negosiasi. Barang sudah menjadi milik nasabah sebagaimana pada jual beli.
BAB III LAPORANOBJEK A. GAMBARAN UMUM Salah satu kantor cabang BRI Syariah berada di kota Semarang, tepatnya di Jl. Pandanaran 127 Semarang Jawa Tengah Indonesia. Sedangkan Kantor cabang pembantu atau KCP yang tersebar di Kabupaten Semarang kurang lebih sekitar tujuh kantor yang salah satunya KCP BRI Syariah Ungaran yang terletak di Ruko Ungaran Square NO. 3,Jl. Diponegoro 745Semarang. B. VISI DAN MISI BRIS SYARIAH Visi:
“Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna”.
Misi: a. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan finansial nasabah. b. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. c. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan dimana pun. d. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran. BRISyariah mempunyai motto yang berbunyi “Bersama Wujudkan Harapan Bersama” sebagai perwujudan dari visi dan misi BRISyariah
33
34
sendiri yang mempunyai arti bahwa BRISyariah ingin menjelaskan bahwa seluruh
stake
holder
BRISyariah
baik
internal
(seluruh
karyawan) maupun external (nasabah) merupakan instrument yang penting dalam rangka mewujudkan seluruh harapan stake holder. C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN Berawal dari akuisisi Bank Jasa Arta oleh Bank Rakyat Indonesia pada tanggal 19 Desember 2007 dan kemudian diikuti dengan perolehan izin dari Bank Indonesia untuk mengubah kegiatan usaha Bank Jasa Arta
dari
bank
umum konvesional
menjadi
bank
umum
yang
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 16 Oktober 2008, maka lahirlah Bank umum syariah yang diberi nama PT Bank Syariah BRI (yang kemudian disebut dengan nama BRISyariah) pada tanggal 17 November 2008. Nama BRISyariah dipilih untuk menggambarkan secara langsung hubungan Bank dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, selanjutnya disebut Bank Rakyat
Indonesia,
yang merupakan salah satu Bank terbesar di Indonesia. BRISyariah merupakan anak perusahaan dari Bank Rakyat Indonesia yang akan melayani
kebutuhan
perbankan
masyarakat
Indonesia
dengan
menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada tanggal 19 Desember 2008, telah
ditandatangani
akta
pemisahan
unit usaha
syariah.
Penandatanganan akta pemisahan telah dilakukan oleh Bp. Sofyan Basir selaku
Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia dan Bp. Ventje
Rahardjoselaku Direktur
Utama
BRISyariah, sebagaimana akta
35
pemisahan No. 27 tanggal 19 Desember 2008 dibuat di hadapan notaris Fathiah HelmiSH di Jakarta. Peleburan unit usaha syariah Bank Rakyat Indonesia kedalam BRISyariah iniberlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009.Setelah
peleburan,
total
aset
BRISyariah
mencapai
Rp
1.466.664.279.742 Sejarah singkat BRI Syariah KCP Ungaran beroperasi awal mula pada 10 Desember 2010 yang saat itu nama nya adalah Kantor Kas (KK) BRI Syariah Ungaran. Yang mana pada saaat itu sistem kepengurusan dan segala bentuk kebijakan masih menginduk pada kantor cabang yang berada di semarang, saat itu pada tahun 2010-2011 KK BRI Syariah ungaran di pimpin oleh Bapak Arya. Kemudian pada tahun selanjutnya hingga 2012 kepemimpinan digantikan oleh Bapak Mustofa Kamal yang mana saat itu juga masih berstatus KK sehingga masih satu induk dengan kantor cabang. Memasuki akhir tahun 2012, kepemimpinan beralih kepada Ibu Rudicahyani dan sistem pada Kantor Kas mulai berubah menjadi Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Syariah Ungaran.Pada pertengahan 2014 kepemimpinan KCP oleh Ibu Rudicahyani berakhir digantikan oleh Bapak Addy Wiguna sampai tahun akhir 2015 dan digantikan oleh Bapak Rahadi Kristiyanto.
36
D. STRUKTUR ORGANISASI PINCAPEM
UH
AOM
TELLER
SECURITY
OB
CS
Gambar 2.1 :Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Ungaran Sumber :BRIS KCP Ungaran, 2016 Susunan Pengelola BRI Syariah KCP Ungaran adalah, Pimpinan Cabang Pembantu
:Rahadi Kristiyanto
Unit Head
: Agus Suprayitno
Branch Operation Supervior
: Dhani M Anisya
Account Officer Mikro
: Siti Masitoh Sapto Eko Andryasworo Erva Sovianto Erwin Pratomo Kharis Fikhri
Teller
: Rosella Evi Kumala
Security
: Toha Supriyanto
Office Boy
: Agus Ari Syaifudin
Customer Service
: Niken Septiana Dewi
37
E. PRODUK-PRODUK BRISyariah 1. Produk Simpanan a. Tabungan Faedah BRI Syariah Produk simpanan dari BRISyariah yang menggunakan akad Wadi‟ah yad dhamanah untuk nasabah perorangan yang menginginkan kemudahan transaksi keuangan sehari-hari. 1) Fasilitas/Keunggulan : (a). Ringan setoran awal Rp. 100.000,(b). Gratis biaya administrasi bulanan (c). Gratis biaya Kartu ATM Bulanan (d). Biaya tarik tunai murah di seluruh jaringan ATM BRI, Bersama & Prima*) (e). Biaya transfer murah atas jaringan ATM BRI, Bersama & Prima*) (f). Biaya Cek Saldo murah di jaringan ATM BRI, Bersama & Prima*) (g). Biaya debit prima murah*) Dilengkapi dengan berbagai fasilitas e-channel berupa SMS Banking, Mobile Banking, Internet Banking. *) Jika saldo sebelum transaksi lebih besar sama dengan Rp 500.000,- maka diskon 50% untuk biaya transaksi e-channel 2) Syarat &ketentuan : (a). Melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk)
38
(b). Melampirkan NPWP (Nomor Pokok wajib Pajak) 3) Biaya : (a). Biaya administrasi bulanan tabungan : GRATIS (b). Biaya administrasi bulanan kartu ATM : GRATIS (c). Biaya rekening pasif : GRATIS (d). Biaya re-aktivasi rekening pasif : GRATIS (e). Biaya penggantian buku tabungan karena habis : GRATIS (f). Biaya penggantian buku tabungan karena hilang/rusak : Rp5.000,(g). Biaya pembuatan kartu ATM karena rusak/hilang : Rp15.000,(h). Biaya dibawah saldo minimum : Rp12.500,(i). Biaya penutupan rekening : Rp25.000,4) Fitur : (a). Setoran awal : Rp100.000,(b). Saldo mínimum : Rp50.000,(c). Info saldo, info mutasi 5 transaksi terakhir, ganti PIN, transfer, dan registrasi SMS banking melalui ATM. (d). Pembayaran tagihan rutin Telkom PSTN, Telkom Flexy, Telkom Speedy (Internet), Telkomsel Halo, XL, Smartfren, Axis, dan Esia, PLN Taglist, Telkom vision, Indosat
39
(e). Pembayaran PLN Nontaglis (tunggakan, denda, tambah daya, dan lainnya (f). Pembelian
pulsa
prabayar
Simpati,
AS,
XL,
Smartfren, Axis, Esia, dan Indosat (g). Pembelian token PLN Prepaid (h). Pembayaran SPP TK Khadijah Surabaya, SD Khadijah Surabaya SD Al Muttaqin Tasikmalaya, SMP Khadijah Surabaya, SMA Khadijah Surabaya, SMAN 10 Padang, SMA 7 Yogya, STIKES Aisyiyah Yogya, UNISBA, UIN Suska Riau, Univ. Syiah Kuala Aceh, Universitas Riau, Madrasah Mualimin Yogya, Yayasan Panca Budi, Al-Azhar BSD Jakarta. (i). Donasi Zakat, Infaq, Shodaqoh, Qurban, dan Wakaf (j). Transfer ke rekening di jaringan BRILink, ATM Bersama, dan ATM PRIMA (k). Belanja menggunakan Debit Prima (l). Pembelian token PLN Prepaid (m). Pembayaran pembelian tiket KAI dan Merpati (n). Pembayaran SPP b. Tabungan Haji BRI Syariah iB Produk simpanan dari BRISyariah yang menggunakan Akad Mudharabah Muthlaqah bagi calon jemaah Haji Reguler yang
40
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). 1) Fasilitas / Keunggulan : (a). Mata uang IDR (b). Dapat bertransaksi di seluruh jaringan Kantor Cabang BRISyariah secara online (c). Gratis Asuransi jiwa dan kecelakaan (d). Bagi hasil yang kompetitif (e). Pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang Anda dapatkan (f). Online dengan SISKOHAT (g). Kemudahan dalam merencanakan persiapan ibadah haji Anda 2) Syarat dan Ketentuan (a). Melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk) (b). Melampirkan fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 3) Biaya: (a). Biaya administrasi bulanan tabungan : GRATIS (b). Biaya rekening pasif : Rp10.000,(c). Biaya re-aktivasi rekening pasif : GRATIS (d). Biaya penggantian buku tabungan karena habis : GRATIS
41
(e). Biaya penggantian buku tabungan karena hilang/rusak : Rp 5.000,(f). Biaya dibawah saldo minimum : GRATIS (g). Biaya penutupan rekening : Rp 25.000,4) Fitur: (a). Setoran awal Rp50.000,(b). Setoran berikutnya Rp10.000,(c). Saldo minimal Rp 50.000,(d). Dana tidak dapat ditarik sewaktu-waktu (e). Tidak mendapat Kartu ATM c. Tabungan Impian Syariah BRI Syariah Produk simpanan berjangka akad Mudharabah Muthlaqahdari BRISyariah untuk nasabah perorangan yang dirancang untuk mewujudkan impian nasabahnya (kurban, pendidikan, liburan, belanja) dengan terencana memakai mekanisme autodebet setoran rutin bulanan. 1) Syarat dan Ketentuan: (a). Melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk) (b). Melampirkan fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) (c). Memiliki produk Tabungan Faedah BRISyariah iB sebagai rekening induk
42
2) Biaya : (a). Biaya penutupan rekening sebelum jatuh tempo : Rp 50.000,(b). Biaya administrasi bulanan : GRATIS (c). Biaya premi asuransi : GRATIS (d). Biaya autodebet setoran rutin : GRATIS (e). Biaya gagal audebet : GRATIS 3) Fitur : (a). Minimum setoran awal Rp 50.000,(b). Minimum setoran rutin bulanan Rp 50.000,- dan kelipatanya (c). Jangka waktu 12 – 24 bulan (kelipatan 12 bulanan) atau hingga usia Penabung saat jatuh tempo maks. 65 tahun (d). Dana hanya dapat ditarik pada saat jatuh tempo melalui rek. induk (e). Dapat dilakukan pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang Anda dapatkan (f). Tidak dapat dilakukan perubahan jangka waktu, nilai setoran rutin bulanan, rek induk (g). Dapat dilakukan setoran non-rutin
43
4) Manfaat Asuransi Jumlah manfaat asuransi yang diberikan secara sekaligus sebesar akumulasi sisa setoran rutin bulanan yang belum dibayarkan hingga jatuh tempo, maksimum Rp 750.000.000,-/Nasabah jika : (a). Tahun pertama kepesertaan, jumlah manfaat asuransi diberikan jika Nasabah meninggal karena kecelakaan. (b). Pada tahun kedua atau selanjutnya kepesertaan, jumlah manfaat asuransi diberikan jika Nasabah meninggal karena kecelakaan maupun bukan karena kecelakaan. Jika Nasabah meninggal dunia karena kecelakaan, maka jumlah manfaat asuransi yang diberikan : (a). Jika jangka waktu tabungan 1 tahun sampai 5 tahun, sebesar
5x setoran
rutin bulanan, maksimum Rp
25.000.000,(b). Jika jangka waktu tabungan 6 tahun sampai 10 tahun, sebesar 10x setoran rutin bulanan, maksimum Rp 50.000.000,(c). Jika jangka waktu tabungan 11 tahun sampai 20 tahun, sebesar 20x setoran rutin bulanan, maksimum Rp 100.000.000,-
44
d. Tabungan Ku Tabungan akad Wadi‟ah yad dhamanah untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya
menabung
serta
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat. Syarat dan ketentuan : 1) Melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk) 2) Melampirkan NPWP (Nomor Pokok wajib Pajak) Biaya : 1) Biaya administrasi bulanan tabungan : GRATIS 2) Biaya rekening pasif : Rp 2,000,3) Biaya re-aktivasi rekening pasif : GRATIS 4) Biaya penggantian buku tabungan karena habis : GRATIS 5) Biaya penggantian buku tabungan karena hilang/rusak : GRATIS 6) Biaya dibawah saldo minimum : GRATIS 7) Biaya penutupan rekening : Rp20.000,Fitur : 1) Setoran awal : Rp20.000,2) Saldo berikutnya : Rp 10,000,3) Saldo mengendap : Rp 20.000,-
45
4) Tidak diberikan kartu ATM 5) Jumlah minimum penarikan dana Tabungan melalui counter adalah Rp 100.000,e. Simpanan Pelajar (SimPel) BRI Syariah SimPel iB kependekan dari Simpanan Pelajar iB adalah tabungan untuk siswa yang diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia
dengan persyaratan mudah
dan
sederhana serta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi keuanganuntuk mendorong budaya menabung sejak dini. 1) Persyaratan : (a). Perjanjian Kerja Sama antara BRISyariah dengan Sekolah (b). Mengisi kelengkapan Aplikasi Pembukaan Rekening SimPel iB. (c). Melengkapi dokumen pembukaan rekening. (Siswa : Kartu Keluarga/NISN/NIS dan Orang Tua/Wali : KTP) 2) Fitur : (a). Akad : Wadi‟ah. (b). Setoran awal minimal Rp1.000,(c). Minimal setoran selanjutnya Rp1.000,(d). Saldo mínimum Rp1.000,-
46
(e). Limit penarikan Rp500.000,-/hari (f). Dapat diberikan kartu ATM (Optional) (g). Dapat
diberikan
fasilitas
e-channel
berupa
MobileBRIS, SMSBRIS, dan phone phone banking (callBRIS). 3) Biaya : (a). Biaya administrasi tabungan GRATIS (b). Biaya dibawah saldo mínimum GRATIS (c). Biaya rekening dormant Rp1.000,-/bulan ( dikenakan apabila rekening tidak aktif transaksi selama 12 bulan) (d). Biaya penggantian buku tabungan saat pembukaan rekening atau karena habis GRATIS (e). Biaya penggantian buku tabungan karena hilang/rusak Rp. 5.000,(f). Biaya pembuatan kartu ATM Rp5.000,(g). Biaya penggantian kartu ATM karena hilang/rusak Rp.15.000, (h). Biaya penutupan rekening Rp1.000,4) Keunggulan : (a). Setoran awal ringan (b). Biaya murah (c). Bebas biaya administrasi
47
(d). Memperoleh kartu ATM (optional) (e). GRATIS fitur faedah (transaksi melalui ATM melalui jaringan BRI, PRIMA dan, Bersama) (f). Memperoleh buku Tabungan (g). Diberikan bonus sesuai kebijakan Bank (h). Rekening dapat diberikan fasilitas layanan autodebet berdasarkan standing instruction, pembayaran tagihan rutin,
zakat/infaq/sedekah,
autosweep,
dan
sebagainya. 5) Manfaatsiswa : (a). Edukasi keuangan bagi siswa (b). Mendorong budaya gemar menabung (c). Melatih pengelolaan keuangan sejak dini 6) Manfaatorang tua : (a). Memberi edukasi tentang produk tabungan (b). Mengajarkan kemandirian anak dalam mengelola keuangan (c). Memudahkan
orang
tua
untuk
mengontrol
pengeluaran anak 7) Sekolah : (a). Sarana edukasi praktis keuangan dan perbankan bagi siswa dan guru (b). Menumbuhkan budaya menabung di sekolah
48
(c). Sarana sistem pembayaran dan pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien di lingkungan sekolah f. Giro BRI Syariah Produk
simpanan
akadWadi‟ah
yad
dhamanahdari
BRISyariah bagi nasabah perorangan maupun perusahaan untuk
kemudahan
transaksi
bisnis
sehari-hari
dimana
penarikan dana menggunakan cek & bilyet giro. 1) Fasilitas / Keunggulan : (a). Dapat bertransaksi di seluruh jaringan Kantor Cabang BRISyariahsecara online (b). Kemudahan bertransaksi bisnis sehari-hari (c). Buku cek dan bilyet giro sebagai media penarikan (d). Dapat diberikan bonus sesuai kebijakan Bank (e). Pemotongan zakat secara otomatis dari bonus yang diterima (f). Tersedia layanan transaksi perbankan non tunai tanpa hambatan waktu maupun tempat. (Cash Management System) 2) Syarat dan Ketentuan: (a). Untuk nasabah perorangan, melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk)
49
(b). Untuk
nasabah
non-perorangan,
melampirkan
dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BRISyariah 3) Biaya: (a). Biaya administrasi Rp. 10.000,(b). Biaya saldo dibawah minimum Rp. 20.000,(c). Biaya Penutupan rekening Rp. 25.000,4) Fitur: (a). Setoran awal Rp 2.500.000 (perorangan) ; Rp 5.000.000,- (perusahaan) (b). Saldo minimum Rp 500.000,(c). Tidak mendapatkan kartu ATM g. Deposito BRI Syariah Produk investasi berjangkaakad Mudharabah Muthlaqah dari BRISyariah bagi nasabah perorangan maupun perusahaan yang memberikan keuntungan optimal. 1) Fasilitas / Keunggulan: (a). Automatic Roll Over dengan kapitalisasi (b). Automatic Roll Over tanpa kapitalisasi (c). Break deposito (dikenakan biaya break) (d). Bagi Hasil yang kompetitif (e). Dapat dilakukan pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang Anda dapatkan
50
(f). Pemindahbukuan otomatis setiap bulan dari bagi hasil yang didapat ke rekening Tabungan atau Giro di BRISyariah (g). Dapat diperpanjang secara otomatis dengan nisbah bagi hasil sesuai yang berlaku pada saat diperpanjang (h). Dapat dijadikan sebagai jaminan pembiayaan 2) Syarat dan Ketentuan: (a). Untuk nasabah perorangan, melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk) (b). Untuk
nasabah
non-perorangan,
melampirkan
dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BRISyariah (c). Memiliki produk Tabungan Faedah BRISyariah iB/Giro BRISyariah iB 3) Biaya: (a). Biaya break deposito Rp 100.000,(b). Minimum penempatan Rp 2.500.000,- (Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) (c). Tersedia pilihan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan 2. Produk Pembiayaan BRI Syariah KCP Ungaran menyediakan produk pembiayaan berupa Unit Mikro yang terbagi dalam tiga kategori yaitu mikro 25 iB, 75 iB, dan 500 iB.
51
a. Mikro 25 iB Segment
mikro/kecil
dari
plafond
Rp.5.000.000
sd
Rp.25.000.000 diperuntukkan kepada pedagang, pengusaha di pasar atau lingkungan pasar yang jarak tempat usahanya masuk dalam radius 5 Km dari kantor Unit Mikro yang telah ditetapkan bank dengan tanpa agunan. Pembiayaan ini tidak mengenal segmentasi artinya masal, dan untuk yang ingin mengajukan pembiayaan diharuskan dengan ketentuan peminjaman minimal 6 bulan dan maksimal 24 bulan. 1) Persyaratan Umum Pengajuan Pembiayaan: (a). Warga negara Indonesia (WNI) asli yang berdomisili atau bertempat tinggal di Indonesia. (b). Sudah berusia minimal 21 tahun atau sudah menikah dengan ketentuan usia diatas 18 tahun. (c). Wiraswasta yang menjalankan jenis usaha sesuai prinsip syariah. (d). Usaha sudah berjalan paling tidak selama minimal selama 3 tahun untuk Unit Mikro 25iB. (e). Kredit pinjaman yang diajukan digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja atau investasi. (f). Memiliki usaha yang tetap.
52
(g). Terdapat adanya biaya administrasi yang disesuaikan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. 2) Persyaratan dokumen umum: (a). Fotokopi KTP Calon nasabah & pasangan. (b). Kartu Keluarga & Akta Nikah. (c). Akta Cerai/ Surat Kematian (Pasangan). (d). Surat Izin Usaha/ Surat Keterangan Usaha. b. Mikro 75 iB Segment
mikro/kecil
dari
plafond
Rp.25.000.000
sd
Rp.75.000.000 diperuntukkan kepada pedagang, pengusaha di pasar atau lingkungan pasar yang jarak tempat usahanya masuk dalam radius 10 Km dari kantor Unit Mikro yang telah ditetapkan bank dengan agunan. Pembiayaan ini tidak mengenal segmentasi artinya masal, dan untuk yang ingin mengajukan pembiayaan diharuskan dengan ketentuan peminjaman minimal 6 bulan dan maksimal 24 bulan. 1) Persyaratan Umum Pengajuan Pembiayaan: (a). Warga negara Indonesia (WNI) asli yang berdomisili atau bertempat tinggal di Indonesia. (b). Sudah berusia minimal 21 tahun atau sudah menikah dengan ketentuan usia diatas 18 tahun.
53
(c). Wiraswasta yang menjalankan jenis usaha sesuai prinsip syariah. (d). Usaha sudah berjalan paling tidak selama minimal selama 2 tahun untuk Unit Mikro 75iB. (e). Kredit pinjaman yang diajukan digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja atau investasi. (f). Memiliki usaha yang tetap. (g). Terdapat adanya biaya administrasi yang disesuaikan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. 2) Persyaratan dokumen umum: (a). Fotokopi KTP Calon nasabah & pasangan. (b). Kartu Keluarga & Akta Nikah. (c). Akta Cerai/ Surat Kematian (Pasangan). (d). Surat Izin Usaha/ Surat Keterangan Usaha. (e). Copy NPWP 3) Jaminan atau Agunan: (a). Sertivikat hak milik (b). BPKB (surat kepemilikan kendaraan) (c). Tanah Kosong (d). Kios, Lapal, Los, Dasaran (e). Tanah dan Bangunan (f). Deposito BRIS
54
c. Mikro 500 iB Segment
mikro/kecil
dari
plafond
Rp.75.000.000
sd
Rp.500.000.000 diperuntukkan kepada pedagang, pengusaha di pasar atau lingkungan pasar yang jarak tempat usahanya masuk dalam radius 10 Km dari kantor Unit Mikro yang telah ditetapkan bank dengan agunan. Pembiayaan ini tidak mengenal segmentasi artinya masal, dan untuk yang ingin mengajukan pembiayaan diharuskan dengan ketentuan peminjaman minimal 6 bulan dan maksimal 24 bulan. 1) Persyaratan Umum Pengajuan Pembiayaan: (a). Warga negara Indonesia (WNI) asli yang berdomisili atau bertempat tinggal di Indonesia. (b). Sudah berusia minimal 21 tahun atau sudah menikah dengan ketentuan usia diatas 18 tahun. (c). Wiraswasta yang menjalankan jenis usaha sesuai prinsip syariah. (d). Usaha sudah berjalan paling tidak selama minimal selama 2 tahun untuk Unit Mikro 500 iB. (e). Kredit pinjaman yang diajukan digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja atau investasi. (f). Memiliki usaha yang tetap.
55
(g). Terdapat adanya biaya administrasi yang disesuaikan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. 2) Persyaratan dokumen umum: (a). Fotokopi KTP Calon nasabah & pasangan. (b). Kartu Keluarga & Akta Nikah. (c). Akta Cerai/ Surat Kematian (Pasangan). (d). Surat Izin Usaha/ Surat Keterangan Usaha. (e). Copy NPWP 3) Jaminan atau Agunan: (a). Sertivikat hak milik (b). BPKB (surat kepemilikan kendaraan) (c). Tanah Kosong (d). Kios, Lapal, Los, Dasaran (e). Tanah dan Bangunan (f). Deposito BRIS F. JOB DISKRIPSI Perbankansyariah berbadan hukum Lembaga Keuangan SyariahKCP BRI Syariah Ungaran terdiri dari karyawan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a.
PINCAPEM (Pemimpin Cabang Pembantu) Di BRI Syariah KCP Ungaran Pemimpin Cabang Pembantu tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut :
56
1) Mengawasi serta melakukan koordinasi terhadap kegiatan operasionalnya. 2) Memonitor kegiatan operasional perbankaan syariah. 3) Melakukan pengembangan kegiatan operasional. 4) Observasi atas kinerja karyawan. 5) Memberikan solusi terhadap semua masalah. 6) Memberi penilaian terhadap kinerja karyawan. b. UH (Unit Head) Di BRI Syariah KCP Ungaran Unit Head tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut : 1) Melakukan pelayanan dan pembinaan kepada anggota. 2) Menyusun rencana pembiayaan. 3) Menerima berkas pengajuan pembiayaan. 4) Melakukan Analisis pembiayaan. 5) Mengajukan
berkas
pembiayaan
hasil
Analisis
kepada
komisipembiayaan. 6) Melakukan administrasipembiayaan. 7) Melakukan pembinaan anggota pembiayaan agar tidak macet. 8) Membuat laporan perkembangan pembiayaan 9) Membuat akad pembiayaan. c. BOS (Branch Operation Supervior) Di BRI Syariah KCP Ungaran Branch Operation Supervior tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut :
57
1) Mengkoordinir kegiatan pelayanan dan transaksi operasional tellerdan customerservice sehingga kebutuhan nasabah dapat terpenuhi dantidak ada transaksi yang tertunda penyelesaiannya untuk mencapai service excellent (Implementasi Fungsi Service Profider) 2) Memberikandukungan kepada Operation Manager, Pimpinan Cabang, dan semua Grup di BRIS , berupa : a) Menyediakan layanan operasi front office yang akurat dan tepat waktu secara konsisten. b) Menyetujui atau otorisasi transaksi layanan operasi front office sesuai kewenangannya. c) Membimbingteller
dan
Customer
Service
dalam
melaksanakan tugasnya. d) Sebagainarasumber dalam layanan operasi front office baik untuk internal Bank maupun dengan jaringan bank eksternal lainnya. e) Membangun Team Work dan komunikasi yang efektifdi front officekantor cabang. 3) Membina dan melatih teller dan Customer Service agardapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar. 4) Betanggung
jawab
terhadap
kebersihan
lingkungankerja
terutamahalaman,banking hall dan area kerja teller, customer
58
service danarea front office lainnya, seperti tempat duduk nasabah, tempataplikasi dan brosur. 5) Mengelola perasional tellerdan customer servicekantor cabang. 6) Melakukankoordinasi
internal
dan
eksternal
perusahaan
khususnyayang terkait dengan operasional front officekantor cabang. 7) Melakukan sosialisasi kepada Teller dan customer service serta pihak terkait lainnya dalam rangka implementasi kebijakan dan aturan yang berlaku untuk setiap layanan operasi front office di kantor cabang. 8) Membentuk Team Work yang solid dan komunikasi yang efektif
di Operasional
front
office
kantor
cabang
serta
pengembangan karier dan pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawan front office di kantor cabang. d. AOM (Account Officer Mikro) Di BRI Syariah KCP Ungaran Account Officer Mikro tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut : 1) Prospek (Mencari nasabah) dan melakukan Penjualan Produkproduk Mikro serta pre-screening untuk calon-calon nasabah sebelum dokumen-dokumen di berikan. 2) Mendapat referensi nasabah dengan menilai karakteristik, jaminan dan riwayat pembiayaan.
59
3) Menganalisa
karakteristik nasabah
yang akan melakukan
pembiayaan pada produk. 4) Menilai
jaminannasabah
yang
sesuai
dengan
Standar
Operationalbank yang berlaku. 5) Memproses pembiayaan sampai semua berkas yang deperlukan untuk syarat dan ketentuan pada akad pembiayaan. 6) Melakukan proses Cash Pick Up dan kunjungan nasabah untuk memastikan pembayaran angsuran nasabah secara tepat waktu 7) Melakukan collection dana sampai 30 Hari, jika lebih dari 30 hari proses collection akan di serahkan colls 8) MelakukanVerifikasi usaha nasabah, verifikasi jaminan, verifikasi karakter nasabah, dll e. Teller Di BRI Syariah KCP Ungaran Tellertugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut : 1) Melayani nasabah untuk transaksi setor dan penarikan tunai dan non tunai serta transaksi lainnya sesuai aturan dan SLA yang ditetapkanuntuk mencapai service excellent – Implementasi fungsi Service Profider. 2) Memberikan dukungan kepada Supervisor layanan, Operation Manager, Pimpinan Cabang, berupa :
60
a) Memproseslayananoperasi baik tunai maupun non tunai yang dilakukan nasabah di teller, dengan akurat dan tepat waktu secara konsisten. b) Sebagai nara sumber dalam layanan operasi tunai dan non tunai sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya. c) Menjadi
bagiandari
timoperation
yang
solid,
dapatbekerjasama dan berkomunikasi secara efektif. 3) Melaksanakan
dan
bertanggung
jawab
atas
transaksi
operasionaltunai dan non tunai yang diprosesnya berdasarkan instruksi nasabah dan kebijakan serta aturan yang telah ditetapkan. 4) Memperhatikan
dan
menjaga
kebersihan
lingkungankerja
terutama counter teller dan kondisi khasanah. 5) Memahami produk dan layanan yang diberikan terkait dengan operasi teller. 6) Melaksanakan dan bertanggung jawab kepada supervisor dalam rangka implementasi kebijakan dan aturan yang berlaku untuk setiap layanan operasi front office di kantor cabang. 7) Sebagai bagian dari Tim Operasi yang harus dapat bekerjasama dan
mengikuti
pelatihan
dalam
mewujudkan
TeamWorkyangsoliddankomunikasi yang efektifdi operasional kantor cabang. f. Security
61
Di BRI SyariahKCP Ungaran Securitytugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut : 1) Bertanggung
jawab
menjaga
danmengendalikan
keamananlingkungan kantor dari segala bentuk kejahatan, ancamankeamanan atau yang membuat keonaran lingkungan kantor. 2) Bertanggung jawab menjaga dan memelihara semua asset yangada di lingkungan kantor dari ancaman kejahatan. 3) Bertanggung jawab melindungi karyawan, nasabah, dan tamu dariancaman gangguan keamanan atau kejahatan. 4) Membantu
karyawan
kantorBRI
Syariah
Demak
melayanicustomer di saat jam kantor. 5) Memelihara dan menjaga kebersihan serta ketertiban lingkungan. 6) Mengatur parkir kendaraan dan mempersilahkan nasabah yangdatang. 7) Membantu
mengontrol
danmematikan
semuaperalatan
kantor,lampu, AC atau semua peralatan yang menggunakan listrik saatkaryawan selesai bekerja. 8) Bertanggung jawab mengunci semua pintu saat jam kantorselesai dan membukakan kembali saat jam kerja akan dimulai. 9) Menyerahkan semua kunci kepada penanggung jawab. g. OB (Office Boy)
62
Di BRI Syariah KCP Ungaran Office Boy tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut : 1) Bertanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan dan merawat alat-alat kantor dan gedung kantor. 2) Melayani perintah yang menjadi kebutuhan kantor dan karyawan. 3) Menyediakan minum untuk tamu dan semua karyawan kantor. 4) Membantu mengoperasikan mesin foto copy jika dibutuhkan. h. CS (Customer Service) Di
BRI
Syariah
KCPUngaranCustomerServicetugas
dan
wewenangnya adalah sebagai berikut : 1) Melayani nasabah memberikan informasi produk dan layanan serta
melaksanakan
transaksi
operasional
sesuai
dengan
kewenangannya, berdasarkan instruksi nasabah daan kebijakan serta aturan yang telah ditetapkan. 2) Sebagai petugas yang menerima dan menangani keluhan nasabah serta melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk penyelesaiannya. 3) Memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan kerja terutama tempat kerja, tempat tunggu nasabah, tempat brosur, dan area banking hall. Memahami produk layanan yang diberikan terkait dengan operasi layanan Customer Service. 4) Melaksanakan dan bertanggung jawab kepada supervisor dan berkoordinasi secara prokatif dengan karyawan lainnya dalam
63
rangka implementasi kebijakan dan aturan yang berlaku untuk setiap layanan operasi front office di Kantor Cabang. 5) Sebagai bagian dari Tim Operasi yang harus dapat bekerjasama dan mengikuti pelatihan dalam mewujudkan Team Work yang solid dan komunikasi yang efektif di Operasional Kantor Cabang. 6) Melayani nasabah dalam pembukaan dan penutupan rekening serta transaksi lainnya sesuai aturan dan SLA yang ditetapkan untuk mencapai serviceexcellent (Implementasi Fungsi Service Profider) 7) Memberikan dukungankepada Supervisor Layanan, Operasional Manager, Pimpinan Cabang, berupa : a) Memproses layanan operasi pembukaan dan penutupan rekening, serta transaksi lainnya yang dilakukan nasabah di Customer Service dengan akurat, sopan, ramah, dan tepat waktu secara konsisten. b) Sebagai narasumber dalam layanan operas dan produk Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. c) Menjadi bagian dari tim operation yang solid, dapat bekerjasama dan berkomunikasi efektif.
BAB IV ANALISIS A. Analisa Alur Proses Pembiayaan Unit Mikro Bank BRI Syariah sebagai sebuah lembaga keuangan syariah memiliki sistem operasional yang sudah tersusun secara sistematis. Dalam pembiayaan Murabahah pada bank BRI Syariah memiliki proses yang harus di patuhi oleh pegawai maupun calon nasabah. Sehingga dalam operasional pembiayaan Murabahah pada BRI Syariah dapat berjalan dengan baik. Adapun alur proses pembiayaan Murabahah sebagai berikut : 1.
Petugas Sales Officer (SO) a. Petugas Sales Officer melakukan prospek, Prescreening dan seleksi awal dengan aktivitas sebagai berikut : 1) Kunjungan ke calon nasabah untuk mengetahui atau untuk mendapatkan informasi mengenai: a) Tujuan pembiayaan b) Kebutuhan calon nasabah (jumlah pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, cara pembayaran, jumlah pembayaran serta jaminan) c) Nama usaha, bidang usaha, aktivitas usaha dan alamat usaha d) Lamanya usaha pada tempat tersebut dan tempat lain (bila ada) e) Aktivitas keuangan misalnya: rata-rata tabungan, angsuran
64
65
pembiayaan/pembiayaan dari pihak lain. 2) Menjelaskan atau mengkonfirmasikan akad-akad syariah, manfaat,
konsekuensi,
karakteristik,
dan
keunggulan-
keunggulan produk-produk pembiayaan Mikro BRIS Syariah yang akan ditawarkan dengan baik. 3) Untuk produk Mikro BRIS Syariah jual-beli (Murabahah) mendapatkan informasi dari nasabah perihal detail tujuan pembiayaan, yaitu barang modal kerja apa saja yang akan dibeli dan minta calon nasabah untuk membuat daftar barang dan harganya. 4) Memastikan obyek yang akan di biayai merupakan obyek yang belum dimiliki/dibeli oleh nasabah. 5) Mendapatkan informasi apakah calon nasabah mempunyai pinjaman/pembiayaan di bank atau lembaga keuangan lainya seperti bank konvensional, lembaga pembiayaan/leasing, BPR, BPRS, BMT/Koprasi. Pada saat mengajukan pembiayaan ke Bank BRI Syariah. a) Bila ada nsabah pada saat mengajukan pembiayaan ke Unit Mikro Syariah (UMS) mempunyai pembiayaan dari bank atau lembaga keuangan lain wajib mendapatkan informasi lengkap sebagai berikut: (1)
Nama
bank/lembaga
keuangan
lainya
memberikan pembiayaan ke calon nasabah.
yang
66
(2)
Jumlah pembiayaan awal
(3)
Riwayat pembiayaannya dan status pembiayaan 6 (enam) bulan terakhir.
(4) Sisa pembiayan (5) Jangka waktu pembiayaan (6) Angsuran/bulan b) Khusus untuk calon nasabah yang pada saat mengajukan pembiayaan sudah menjadi nasabah di lembaga keuangan lainya (non bank), maka diupayakan untuk mendapatkan bukti pembayaran lancar min 6 (enam) bulan terakhir dari lembaga keuangan lainya (non bank) dengan tujuan untuk mengantisipasi dan menjaga kemungkinan terjadinya pembiayaan bermasalah di kemudian hari. 6) Wajib melakukan analisa kelayakan calon nasabah secara umum dengan mengisi form pre screen awal (detail dilakukan oleh UFO), formulir aplikasi pembiayaan dan daftar perencanaan pembiayaan, termasuk pengecekan karakter min 2 orang dan usaha calon nasabah melalui pihak ketiga. 7) Bila calon nasabah tidak memenuhi syarat, informasikan ke calon nasabah bahwa permohonan pembiayaan untuk saat ini belum dapat di proses. 8) Wajib
melengkapi
copy
dokumen-dokumen
yang
di
persyaratkan dalam proses pembiayaan untuk diserahkan oleh
67
calon nasabah (contoh: KTP nasabah dan pasangan, NPWP, KK ,SKU, dokumen jaminan, akta tanah dan lain-lain). 9) Wajib membandingkan copy dokumen identitas dengan yang asli serta memberikan Cap “copy sesuai asli” dan paraf SO. b. Memberikan informasi kepada nasabah untuk mengisi formulir aplikasi pembiayaan dengan ketentuan : 1) Formulir permohonan pembiayaan wajib diisi secdara lengkap dan benar dan di TTD oleh calon nasabah pada saat mengajukan permohonan pembiayaan 2) Periksa kelengkapan pengisisan informasi awal (contoh: nama, usia, alamat, dll) 3) Interview langsung calon nasabah untuk mendapatkan tambahan informasi 4) Lakukan observasi terhadap calon nasabah dan lingkungan usaha dan apabila memungkinkan termasuk tempat tinggalnya, tujuan observasi ini untuk mengecek kebenaran data-data yang di sampaikan calon nasabah. 5) Vertifikasi secara detail atas permohonan aplikasi pembayaran antara lain: a) Jenis produk b) Jumlah pembiayaan c) Jangka waktu pembiayaan (produk jual/beli untuk daftar rencana pembiayaan)
68
d) Tujuan pembiayaan 6) SO wajib melakukan/memastikan kelengkapan dan kebenaran pengisian formulir aplikasi dan pembiayaan serta memastikan tanda tangan calon nasabah sama dengan yang tertera pada copy identitas. 7) Informasikan
kepada
calon
nasabah
bahwa
persetujuan/penolakan pembiayaan akan di beritahukan dalam waktu
3-7
hari
kerja
terhitung
saat
calon
nasabah
menyerahkan dokumen lengkap. 8) Setelah formulir aplikasi pembiayaan diisi lengkap, benar dan di TTD oleh calon nasabah, SO harus menyerahkan berkasberkas tersebut ke UFO. c. Jika hasil rekomendasi dari komite pembiayaan baik dari pihak risk maupun bisnis adalah “di tolak” maka SO wajib menyampaikan putusan tersebut ke calon nasabah. 2.
Petugas Unit Financing Officer (UFO) a. Menerima dokumen yang telah dikumpulkan oleh SO dan melakukan pengecekan konsistensi dan kesesuaian terhadap prosedur dan kebijakan yang ada. Jika dokumen yang diterima UFO tidak lengkap maka
aplikasi permohonan dikembalikan
kepada SO untuk dilengkapi kembali. UFO wajib melakukan pemeriksaan terhadap dokumen yang diberikan oleh SO.
69
b. Dilakukan proses BI checking dan DHN checking untuk calon nasabah sebagai penyelidikan informasi negative oleh UFO dengan ketentuan: 1) Proses pelaksanaan BI checking mengikuti ketentuan khusus tentang BI checking. 2) Periksa hasil BI checking dengan output kualitas aktiva dari calon nasabah-ketentuan kualitas aktiva (kolektibitas) calon nasabah yang dapat di biayai mengikuti ketentuan yang di tuangkan dalam BI checking. c. Melakukan verifikasi karekter calon nasabah dengan cara: 1) Kunjungan dan bertemu langsung dengan calon nasabah di tempat usaha yang akan dibiayai. 2) Dapatkan informasi detail mengenai karakter calon nasabah dari pihak ketiga, min 2 dari pihak-pihak dibawah ini : a) Ketua paguyuban b) Ketua kelompok c) Ketua arisan d) Ketua dinas pasar e) Pedagang pasar lainya f) Supplier calon nasabah g) Pihak ketiga lainya : Ketua RT/RW, tetangga calon nasabah/lingkungan sekitar.
70
3) Bila terdapat informasi negatif terhadap calon nasabah, maka aplikasi pembiayaan tersebut segera di koordinasikan dengan pihak bisnis (UH/PINCAPEM). Contoh: sering menunggak pembayaran pembiayaan kepada supplier, sales, suka berjudi, terlibat tindakan melanggar hukum, dll d. Vertifikasi tujuan pembiayaan calon nasabah dengan mekanisme: 1) Vertifikasi tujuan pembiayan dilakukan berdasarkan data yang diisi pada formulir aplikasi pembiayaan dari calon nasabah. Hasil verifikasi harus tercantum dalam Memorandum Usulan Pembiayaan (MUP). 2) Tujuan pembiayaan harus untuk usaha yang akan di biayai. Misal: investasi untuk tujuan pembiayaan konsumsi mengikuti ketentuan khusus mengenai tujuan pembiayaan konsumsi. 3) Calon nasabah memberikan detail data dari maksud tujuan pembiayaan. (Contoh: persediaan barang 2 dus) dan wajib dituangkan dalam Daftar Rencana Pembiayaan (DRP) dan melampirkan dalam file aplikasi pembiayaan DRP wajib untuk produk dengan prinsip jual-beli (murabahah). 4) Apabila ada perbedaan tujuan pembiayaan maka UFO wajib mengkoordinasikanya
kepada
pihak
bisnis
dengan
memberikan rekomendasi dari UFO. 5) Apabila
ada
hasil
penyelidikan
ulang
tetap
meragukan/menyimpang dan tujuan awal pengajuan maka
71
aplikasi pembiayaan tersebut harus ditolak dan SO harus mengkonfirmasikanya kepada calon nasabah secepatnya. e. Melakukan Verifikasi Usaha Calon Nasabah 1) Verifikasi diperlukan untuk mengecek kebenaran data-data yang disampaikan calon nasabah di formulir aplikasi pembiayaan. UFO/AFO wajib melakukan kunjungan ke lokasi/tempat usaha yang dibiayai dan calon nasabah dan bertemu langsung dengan calon nasabah dan dilakukan kunjungan pada saat yang tepat serta dilakukan dengan ramah dan sopan. 2) Wajib menggunakan “Laporan Kunjungan Nasabah” (LKN) sesuai format terlampir. a) LKN 1 adalah laporan hasil kunjungan nasabah per usaha detail. b) LKN 2 adalah laporan hasil kunjungan nasabah gabungan seluruh usaha. c) LKN 3 adalah laporan hasil kunjungan nasabah terhadap informasi kondisi dan perkembangan usaha, lingkungan, resiko serta mitigasinya. 3) Laporan penilaian nasabah dan usaha wajib diisi secara lengkap sesuai hasil verifikasi usaha yang tepat 4) Untuk calon nasabah yang memiliki usaha lebih dari 1 usaha dengan jenis usaha yang berbeda ketentuanya sebagai berikut:
72
a) Harus dibuat LKN untuk masing-masing usaha tersebut. b) Pada masing-masing LKN tersebut, biaya-biaya yang dicantumkan adalah biaya usaha saja. c) Membuat LKN gabungan dari usaha tersebut dengan menjumlahkan seluruh pendapatan usaha dari usaha-usaha tersebut dan menjumlahkanya seluruh biaya usaha dan biaya-biaya rumah tangga lainya. d) Perhitungan kelayakan usaha nasabah Repayment Capacity (RPC) dan kebutuhan working investment menggunakan LKN 2 f. Melakukan verifikasi terhadap penghasilan calon nasabah untuk melakukan verifikasi terhadap penghasilan calon nasabah di lakukan melalui analisa keuangan yang dimiliki oleh nasabah. Dari hasil interview dengan calon nasabah maka di buat analisa. 1) Anailisa neraca sederhana. 2) Analisa laba/rugi sederhana untuk semua produk. 3) Analisa repayment capacity untuk semua produk. g. Membuat analisa scorsing untuk nasabah, scorsing yang dilakukan diantaranya: 1) Analisa keuangan 2) Analisa karakter 3) Analisa management 4) Analisa kondisi lingkungan usaha
73
5) Analisa fasilitas 6) Analisa agunan h. Melakukan pengimputan pada progam aplikasi pembiayaan baik pada aplikasi pembiayaan maupun aplikasi lain yang digunakan BRI Syariah i.
Membuat Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan (SP3)
j. UFO
wajib
memberikan
rekomendasi
terhadap
usulan
pembiayaan yang dinyatakan layak untuk di biayai berdasarkan hasil analisa yang dilakukan dan rekomendasi tersebut kedalam (MUP). k. Menyiapkan dokumen untuk akad pembiayaan l.
Menyampaikan seluruh dokumen pembiayaan kepada financing support cabang untuk dilakukan finishing.
3. Petugas Unit Head (UH) a. Wajib melakukan kunjungan ke nasabah secara langsung untuk melakukan pengecekan karakter dan usaha nasabah untuk seluruh plafon pembiayaan. b.
Proses dan tata cara untuk melakukan kunjungan kepada calon nasabah sebagaimana yang dilakukan oleh petugas UFO.
c. Hasil kunjungan yang dilakukan oleh UH dituangkan kedalam LKN 4. d. UH bertindak selaku anggota komite pembiayaan dari pihak bisnis untuk melakukan putaran naik untuk pembiayaan.
74
e. UH bertanggung jawab penuh terhadap putaran pembiayaan. f. UH menandatangani SP3, akad pembiayaan dan akad jaminan. 4. Petugas Area Financing Officer (AFO) a. Melakukan kunjungan langsung ke calon nasabah untuk limit pembiayaan diatas limit UFO. b. Tata cara kunjungan/survey yang dilakukan oleh AFO mengikuti tatacara kunjungan yang dilakukan oleh UFO. c. UFO dan AFO wajib memberikan rekomendasi yang dituangkan dalam MUP. d. Jika AFO berhalangan hadir maka AFO dapat ditunjuk sebagai pengganti untuk limit putusan UFO, dan AFO, kecuali ditentukan lain. Dalam hal ini maka tugas dan tanggung jawab UFO yang berhalangan hadir menjadi tanggung jawab AFO. e. AFO bertindak selaku anggota komite pembiayaan yang memberi rekomendasi dari sisi risk serta mitigasi risikonya dari pihak risk. f. AFO bertanggung jawab penuh terhadap keputusan pembiayaan 5. MMM dan PINCAPEM a. Wajib melakukan kunjungan/survey secara langsung ke calon nasabah untuk limit pembiayaan diatas limit UH. b. Wajib memastikan bahwa calon nasabah yang akan dibiayai dapat dan layak untuk dibiayai oleh Unit Mikro Syariah (UMS). c. Sebagai
komite
pembiayaan
pembiayaan dari pihak bisnis.
yang
memberikan
putusan
75
d. Wajib melakukan pembinaan kepada unit dibawah koordinasinya. e. Bertanggung jawab penuh terhadap putusan pembiayaan. 6. PINCA a. Sebagai komite pembiayaan yang memberikan keputusan pembiayaan di pihak bisnis. b. Wajib memastikan bahwa calon nasabah yang akan dibiayai dapat dan layak untuk di biayai. c. Jika diperlukan maka PINCA dapat visit d. Bertanggung jawab penuh terhadap putaran pembiayaan seluruh unit yang berada di bawah binaanya. 7. Proses pencairan pembiayaan oleh SO a. Setelah ditanda tangani oleh PINCA/ pejabat yang berwenang UH menyampaikan IRP dan seluruh file ke dokumen pembiayan asli kepada ADP untuk dilakukan proses realisasi pencairan. b. ADP wajib memastikan IRP sudah sesuai dengan MUP, file dokumen asli telah sesuai dengan DCC. c. UFO membuat rekap hasil ralisasi perhari dan wajib melakukan rekonsiliasi hasil realisasi setiap akhir hari berdasarkan informasi dan financing support. d. UH melakukan pencocokan hasil ralisasi antara rekap realisasi dengan repot ralisasi dari financing support. e. UH wajib melakukan monitoring setiap hasil atas pencairan pembiayaan
yang
dilakukan
pada
hari
sebelumnya
dan
76
membutuhkan paraf sebagai bukti bahwa laporan dari core banking system adalah benar dan sesuai dengan persetujuan dan perjanjian pembiayaan. Proses Pembiayaan pada bank syariah secara umum tidak jauh berbeda dengan proses yang diterapkan oleh BRI Syariah dimana Sales Officer sebagai proses seleksi awal pada calon nasabah yang mengajukan pembiayaan sampai proses pencairan yang di setujui oleh pimpinan pembiayaan, akan tetapi proses yang diterpakan pada BRI Syariah KCP Ungaran untuk lebih efisiennya tetap melakukan sesuai dengan proses yang diterapkan hanya dalam pelaksanaanya yang bertugas sebagai SO (Sales Officer), AO (Acounting Officer) dan UFO (Unit Financing Officer) digantikan oleh satu petugas dengan posisi sebagai AOM (Account Officer Mikro) karena dalam lingkup pemasaran BRI Syariah KCP Ungaran tidak terpantau luas dalam cakupan pembiayaan seperti BRI Syariah KCU Semarang. B. Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro Pada BRI Syariah Kcp. Ungaran Beberapa hal penting yang menjadi pertimbangan yang harus dilakukan dalam pemberian pembiayaan dalam Unit Mikro Syariah dalam bank BRI Syariah untuk mengurangi resiko pada saat pemberian pembiayaan kepada calon nasabah yang mengajukan pembiayaan. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan di BRI Syariah KCP Ungaran pada hari Jum‟at 19 Febuari 2016 dengan Bapak Erwin salah satu
77
Account Officer Mikro (AOM) maka penulis mendapatkan beberapa analisis data yang berupa : 1. Character Analisa terhadap personalitas calon nasabah berupa karakter atau watak. Tujuannya adalah untuk mengetahui itikad baik dan kejujuran nasabah calon debitur untuk membayar kembali kredit yang di terimanya. Itikad baik ini tercermin dari keseharianya seperti sifatnya, kejujurannya, perilakunya, sosialisasi terhadap sekeliling dan lainlain. Penilaian watak calon nasabah dapat diketahui dengan melihat calon nasabah dalam perkerjaanya apakah sering berpindah-pindah atau loyal dengan perusahaanya sama halnya dengan tempat tinggal. Analisa watak juga dapat diperiksa daftar Hitam Bank Indonesia (BI Checking) untuk melihat kolektibilitas pembiayaan/ tingkat kesehatan pembiayaan nasabah. Selain itu dapat dicari juga penilaian karakter didapat pada saat SO/AOM wawancara dengan nasabah pada saat nasabah pertama kali berurusan dengan pihak bank dalam rangka pengajuan pembiayaan. Hal yang biasa ditanyakan yang berhubungan dengan karakter adalah seputar informasi keluarga, usaha, dan pekerjaan. 2. Capacity Analisis melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar pembiayaan yang dapat dinilai dari aspek manajemenya, aspek kemampuan usaha, aspek sarana prasarana. Seperti contoh capacity
78
calon nasabah bapak Agung Suhardi yang ingin mengajukan pembiayaan Mikro iB dengan skim murabahah memiliki aspek manajemen merupakan karyawan berpenghasilan tetap sebagai petugas QC Preparasi kantor PT Prima Cahaya indobeverage, aspek kemampuan usaha bapak Agung Suhardi mempunyai kemampuan bayar pembiayaan bisa tercover dari gaji bulanan yang diterima oleh nasabah sebagai karyawan PT Prima Cahaya Indobeverage, serta aspek sarana prasarana yang dimiliki bapak Agung Suhardi adalah satu unit sepeda motor Honda supra X 125 R 2011 sebagai transportasi dari kontrakan/kos ke kantor PT Prima Cahaya Indobeverage. 3. Capital Analisis berkaitan dengan modal atau kekayaan yang dimiliki calon nasabah untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya.
Adapun
penilaian
terhadap
capital
dapat
diteliti
berdasarkan aset, misalkan nasabah sudah memiliki perkerjaan yang tetap dan berjalan cukup lama 14 tahun, maka jika terdapat penambahan
aset
berupa
rumah,
kendaraan
bermotor
atau
penggunaannya untuk membuka usaha. 4. Condition Analisis keadaan sosial ekonomi suatu saat yang mungkin dapat mempengaruhi maju mundurnya usaha/pekerjaan calon nasabah. Penilaian terhadap kondisi ekonomi itu berpengaruh terhadap kegiatan
79
usaha/pekerjaan calon nasabah dan bagaimana nasabah mengatasinya atau mengantisipasi sehingga usahanya tetap hidup dan berkembang. Seperti contoh calon nasabah Bapak Agung Suhardi memiliki kondisi pekerjaan yang tetap dan berjalan selama 14 tahun menjadi nilai plus bagi seorang karyawan perusahaan. 5. Collateral Analisis jaminan yang diberikan calon nasabah sebagai ganti apabila naabah tidak mampu membayar kewajibanya pada saat mengajukan pembiayaan. Jaminan
yang diberikan
hendaknya
melebihi jumlah pembiayaan yang diajukan, jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah atau kendala, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan. Jaminan yang dapat digunakan dalam pembiayaan adalah : a. Fotokopi
SHM/SHGB/IMB/PBB
untuk
pembiayaan
dengan
jaminan rumah b. Fotokopi BPKB/STNK/Faktur pembelian untuk pembiayaan jaminan kendaraan bermotor Bank BRI Syariah memerlukan jaminan yang digunakan dengan tujuan agar nasabah pengelola dan tidak melakukan kesalahan pengelolaan, kelalaian atau penyimpangan oleh pihak nasabah pengelola dana seperti penyelewengan dan penyalahgunaan yang mengakibatkan kerugian.
80
Jaminan ini akan disita oleh bank syariah jika ternyata timbul kerugian akibat kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan oleh
pihak
nasabah
pengelola
dana
seperti
penyelewengan,
kecurangan dan penyalahgunaan untuk kemudian akan dicairkan oleh pihak bank dengan tujuan mengembalikan dana yang dipinjam nasabah. Penilainan jaminan/agunan dalam pembiayaan unit mikro bank BRI Syariah yaitu a.
Penilaian tanah dan atau bangunan 1) Perkiraan nilai atas jaminan tanah, yang dimaksud dengan “nilai pasar wajar” adalah nilai hasil appraisal atas jaminan yang diberikan berdasarkan kondisi harga pasar/nilai wajar. 2) Jaminan berupa tanah kosong dalam kondisi produktif, apabila tanah dalam kondisi tidak produktif maka hanya dapat dinilai sebesar 50% dari nilai pasaran tersebut. 3) Tanah kosong dengan luas ≥ 1000m2 Nilai Financing To Value (FTV) Ratio maksimal adalah 60% dari nilai pinjaman dan tanah kosong luas ≤ 1000 m2 Nilai maksimal FTV adalah 70% dari nilai pinjaman. 4) Perkiraan nilai atas bangunan diluar kios/los dan sejenisnya. Untuk produk 75 iB, apabila jaminan bangunan tidak ada IMB nya, maka nilai bangunan dinilai sesuai pasar berlaku setelah dikurangi nilai penyusutan bangunan.
81
Tabel 3.1 Nilai penyusutan produk 75 iB Umur Bangunan ≥ 1 - 5 tahun ≥ 5 - 10 tahun
≥ 10 - 15 tahun
Nilai bangunan/M2 (ada IMB) Nilai pasar atas bangunan berlaku pada saat itu Merupakan selisih hasil perhitungan dari nilai pasar dengan nilai penyusutan (depresiasi) sebesar 1% dari nilai pasar dari bangunan (nilai pasar x 99%) Merupakan selisih hasil perhitungan dari nilai pasar dengan nilai penyusutan (depresiasi) sebesar 3% dari nilai pasar dari bangunan (nilai pasar x 97%)
≥ 15 - 20 tahun
Merupakan selisih hasil perhitungan dari nilai pasar dengan nilai penyusutan (depresiasi) sebesar 5% dari nilai pasar dari bangunan (nilai pasar x 95%)
≥ 20- 35 tahun
Merupakan selisih hasil perhitungan dari nilai pasar dengan nilai penyusutan (depresiasi) sebesar 8% dari nilai pasar dari bangunan (nilai pasar x 92%)
≥ 25 - 30 tahun
Merupakan selisih hasil perhitungan dari nilai pasar dengan nilai penyusutan (depresiasi) sebesar 10% dari nilai pasar dari bangunan (nilai pasar x 90%)
Sumber: Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan BRIS
Studi kasus pembiayaan KPR mikro pada bank BRI Syariah untuk
pembelian
pembiayaan
rumah
tinggal
Rp,150.000.000,00
dan
dengan uang
pengajuan muka
Rp.
125.000.000 yang jangka waktu 15 Thn/180 bulan dengan jaminan tanah seluas 64 m2 dan bangunan yang 29 m2
82
Luas tanah
= 64 m2
Nilai pasar tanah
= Rp.1.800.000
Nilai bangunan adalah
= (64 x 1.800.000) = Rp. 115.200.000
Luas Bangunan
= 29 m2
Umur bangunan
= 14 tahun
Nilai pasar bangunan
= Rp.1.845.000
Nilai bangunan adalah
=(29 x 97% x 1.845.000) = Rp. 53.505.000
Total jaminan
= Rp. 168.705.000
Dengan total jaminan melebihi pengajuan pemberian pembiayaan maka untuk keputusan pemberian keputusan pembiayaan di ACC. Melalui analisis kelayakan pembiayaan yang sudah memenuhi persyaratan :
Harga beli rumah
= Rp. 275.000.000
Margin
= Rp. 268.404.960
Harga jual
= Rp.543.404.960
Maka perhitungan angsuran Per Bulan yang harus dibayarkan oleh nasabah sebesar total jaminan dibagi jangka waktu : Total jaminan
= Rp.543.404.960
83
Jangka Waktu
= 15 Thn / 180 Bulan = Rp. 2.324.472
Tabel 4.1 Nilai penyusutan produk 500 iB
Umur Bangunan ≥ 1 - 5 tahun ≥ 5 - 10 tahun
≥ 10 - 15 tahun
≥ 15 - 20 tahun
≥ 20- 35 tahun
≥ 25 - 30 tahun
Nilai bangunan/M2 (ada IMB)
Nilai bangunan/M2 (tanpa IMB) khusus mikro 500 iB
Nilai pasar atas bangunan berlaku pada saat itu Merupakan selisih hasil perhitungan dari nilai pasar dengan nilai penyusutan (depresiasi) sebesar 1% dari nilai pasar dari bangunan (nilai pasar x 99%) Merupakan selisih hasil perhitungan dari nilai pasar dengan nilai penyusutan (depresiasi) sebesar 3% dari nilai pasar dari bangunan (nilai pasar x 97%) Merupakan selisih hasil perhitungan dari nilai pasar dengan nilai penyusutan (depresiasi) sebesar 5% dari nilai pasar dari bangunan (nilai pasar x 95%) Merupakan selisih hasil perhitungan dari nilai pasar dengan nilai penyusutan (depresiasi) sebesar 8% dari nilai pasar dari bangunan (nilai pasar x 92%) Merupakan selisih hasil perhitungan dari nilai pasar dengan nilai penyusutan (depresiasi) sebesar 10% dari nilai pasar dari bangunan (nilai pasar x 90%)
Sumber: Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan BRIS
50% dari nilai bangunan/m2 yang ada IMB sesuai dengan masingmasing umur bangunan
84
Khusus untuk produk 500 iB, apabila luas bangunan fisik > dari luas bangunan yang tercantum dalam IMB, maka nilai jaminan yang dapat dihitung berdasarkan luas fisik bangunan maksimum sebesar 50% dari perluasan bangunan terhadap luas bangunan berdasarkan IMB. Contoh studi kasus pada calon nasabah yang mengajukan pembiayaan mikro pada BRI Syariah KCP Ungaran untuk mengembangkan usaha bus pariwisata untuk membeli 1 unit bus adiputro dengan harga Rp. 580.000.000 dengan jaminan bangunan gudang parkiran dengan luas bangunan 500 m2 tanapa IMB perhitungan perkiraan nilai bangunan untuk produk 500 iB adalah:
Luas bangunan
= 500 m2
Umur bangunan
= 16 tahun
Nilai pasar bangunan
= Rp.1.250.000
Nilai perkiraan bangunan adalah = 50% x (500 x 95% x 1.250.000) = Rp. 593.750.000
b. Penilaian kion/los/dasaran/lapak dan sejenisnya Kios yang dijadikan jaminan digunakan sebagai tempat usaha calon nasabah. Bila kios tersebut hanya digunakan sebagai gudang penyimpanan barang, maka nilai pasar jaminan kios tersebut hanya dapat dinilai sebesar 50% dari nilai pasar wajar.
85
c.
Penilaian kendaraan (mobil dan sepeda motor) 1) Penilaian Mobil a)
Pengecekan mobil ke SAMSAT untuk pembiayaan mikro 500iB dan wajib blokir untuk plafond > Rp.100 juta
b) Pengecekan mobil ke SAMSAT untuk pembiayaan mikro 75 iB jika pembiayaan > RP.25 juta c)
Nilai jaminan kendaraan mengacu kepada ketentuan yang berlaku
2) Penilaian sepeda motor a)
Nilai jaminan kendaraan mengacu kepada ketentuan yang berlaku
b) Apabila jenis kendaraan tidak terdapat dalam ketentuan yang berlaku, maka penilaian menggunakan harga pasar wajar di daerah tersebut 6. Syariah Analisi aspek syariah diterapkan untuk melihat apakah bidang usaha calon anggota pembiayaan tidak bertentangan dengan prinsip syariah, mengkaji apakah kebutuhan pembiayaan telah sesuai dengan jenis pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah dan bukan termasuk usaha yang dilarang menurut hukum negara.
86
Prinsip yang dilakukan oleh BRI Syariah KCP Ungaran sudah sesuai dengan prinsip analisis kelayakan bank syariah yaitu tidak hanya menerapkan 5C (Character, Capital, Capacity, Condition, dan Collateral) tetapi juga mencantumkan analisa syariah yang menjadi objek halal atau tidaknya kebutuhan yang diajukan dan usaha yang dilakukan calon nasabah. Karena yang menjadi pembeda antara bank syariah dengan bank konvensional pada umumnya adalah riba samapi bagi hasil dan halal sampai haramnya barang yang menjadi objek pembiayaan yang dilakukan. C. Analisis Penanganan Pembiayan Bermasalah 1. Tahapan Monitoring Collection a. Proses collection dimulai sejak H-7 jatuh tempo pembayaran angsuran nasabah sampai dengan nasabah membayar seluruh kewajibanya. b. Tahapan proses collection terdiri dari early collection, soft collection, hard collection, back end collection dan kategori nasabah no hope. 1) Early collection adalah tahapan proses collection yang dilakukan nasabah sejak H-7 sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran sebagai system peringatan awal. 2) Soft collection adalah tahapan collection yang dilakukan kepada nasabah yang sudah terlambat sejak H+7 tanggal jatuh tempo melakukan pembayaran angsuran sampai dengan hari keterlambatan 60 hari.
87
3) Hard collection adalah tahapan collection yang dilakukan kepada nasabah yang sudah terlambat melakukan pembayaran angsuran sejak keterlambatan 61 hari
sampai
dengan
keterlambatan 90 hari. 4) Back End Collection adalah tahapan collection yang dilakukan kepada nasabah yang sudah terlambat melakukan pembayaran angsuran lebih dari 90 hari sampai kolektibitas 5. Jika dapat dilakukan lelang akan diupayakan melalui proses lelang agunan pembiayaan nasabah. 5) Nasabah No Hope adalah tahapan collection dimana kondisi nasabah tidak lagi dapat ditagih pembayaran angsuranya dikarenakan tidak diketahui lagi keberadaannya. Hal itu didukung dengan: a) Nasabah tidak diketahui keberadaanya selama 90 hari. b) Surat keterangan dari pihak berwenang (RT/RW/Kades) yang menerangkan bahwa nasabah tidak bertempat tinggal di lingkungan tersebut. c) Surat keterangan yang menerangkan lokasi usaha. d) Bukti hasil konfirmasi dari tetangga tempat tinggal/tempat usaha nasabah.
88
Tabel 5.1 Proses hari collection Proses pada hari ke-
-7
-1
H
1
30 31 60 61 90 >90
1. Early Collection a.kontak via tlp (RO) b. kunjungan ke nasabah(RO/UH) 2. Soft Collection (RO/UH/FC/Colls/Cm) 3. Hard Collection (RO/UH/FC, COLLD, CM, MMM, PINCA, CALL Mgt KP) 4. Litigasi Collection (RO/UH/FC/COLLS/C M/MMM/PIMCA, Coll Mgt KP) 5. NO Hope Team Collection Sumber: Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan BRIS
Dalam tahapan collection semua team mikro melakukan collection dari berbagai masa kemunduran pembayaran dimana tahapan ini menjadi proses awal strategi penanganan pembiayaan bermasalah dari faktor kesalahan pihak bank dalam analisis maupun pihak nasabah yang efektif karena secara langsung pihak bank bertemu secara langsung dengan nasabah yang mengajukan pembiayaan dan dapat memantau usaha nasabah yang sedang dijalaninya. Tahapan colledction yang diterapkan oleh BRI Syariah secara umum sebagai strategi penangananan pembiayaan bermasalah akan tetapi dalam pelaksanaanya BRI Syariah KCP Ungaran dalam tahapan collection tidak seperti yang diterapkan karena petugas
89
memiliki kepercayaan tersendiri kepada nasabah yang datang mengujungi secara langsung merasa kasihan dan hanya memberi pemberitahuan apabila pembayaran angsuran atau pinajam sudah dalam jatuh tempo. 2. Pelunasan fasilitas pembiayaan seluruhnya atau sebagian a.
Pelunasan dipercepat seluruhnya 1) Pelunasan dipercepat seluruhnya dalam rangka penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat dilakukan untuk nasabah (terutama jika nasabah kurang dapat dipercaya) dengan diarahkan melakukan pelunasan seluruh fasilitas pembiayaan sekaligus termasuk kewajiban pokok yang belum jatuh tempo. 2) Pemberian potongan (muqosah) keringanan pembayran margin untuk pelunasan dipercepat seluruhnya harus berdasarkan permohonan
nasabah
dan
memdapat
persetujuansesuai
kewenangan dan ketentuan berlaku . 3) Pemberian muqosah tidak dapat dilakukan atas pokok pembiayaan melainkan hanya dapat dilakukan terhadap margin. 4) Ketentuan keringanan pembiayaan margin ini berlaku baik untuk nasabah intracomptable (masih dalam pembukuan bank) maupun extracomptable (sudah hapus buku – write off) b. Pelunasan dipercepat sebagian Permohonan pelunasan dipercepat sbagian kewajiban yang dilakukan guna memperbaiki kewajiban perbulan/mempersingkat
90
jangka waktu pembiayaan diperkenankan, yang bertujuan antara lain: a) Penyelesaian tunggakan pembiayaan b) Menurunkan
outstanding
pembiayaan
sehingga
menurunkan resiko pembiayaan c) Menurunkan jumlah agunan pembiayaan sehingga sesuai dengan kapasitas pembayaran nasabah Dalam Strategi penanganan pembiayaan bermasalah mikro dengan cara pelunasan dipercepat sebagian atau seluruhnya hampir sama yang di terapkan pada bank secara umum akan tetapi dalam penerapan strategi ini calon nasabah dalam posisi benar-benar dalam keadaan kurang baik dengan analisis capacity petugas dalam strategi awal collection. 3. Restrukturisasi pembiayaan Restrukturisasi dilaksanakan dalam upaya menghindari resiko kerugian bank dan untuk menjaga kualitas pembiayaanya bank dapat melakukan restrukturisasi pembiayaan agar nasabah yang mengalami penurunan kemampuan pembayaran angsuran tetapi masih memiliki prospek
usaha
dan/memiliki
kemampuan
bayar
tetap
dapat
menyelesaikan kewajibanya sesuai kemampuanya. a. Jenis restrukturisasi dapat dilakukan antara lain: 1) Penjadwalan kembali (rescheduling) yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah/jangka waktunya.
91
2) Persyaratan kembali (reconditioning) yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan pembiayaan, anntara lain: perubahan jadwal
pembayaran,
pemberian
jumlah
potongan
angsuran,
sepanjang
tidak
jangka
waktu,
menambah
sisa
kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada bank. 3) Penataan kembali (restructuring) yaitu perubahan persyaratan pembiayaan tidak terbatas pada rescheduling/ reconditioning, antara lain meliputi penambahan dana fasilitas pembiayaan di bank, konversi akad pembiayaan, konversi pembiayaan menjadi
surat
menengah/menjadu
berharga
syariah
pernyertaan
berjangka
modal
sementara
waktu pada
perusahaan nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tabel 6.1 Jenis Restructuring Pembiayaan Jenis Pembiayaan Murabahah Musyarakah Mudharabah Qard Ijarah/ Ijarah Muthahiya Bitamlik Ijarah multijasa
Jenis Restructuring Resceduling Reconditioning Restructuring √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√
√
Sumber: Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan BRIS
b. Dalam restrukturisasi dimana dapat penambahan fasilitas, maka penambahan tersebut tidak dapat digunakan untuk membayar tunggakan margin/biaya lainya.
92
Pada strategi restrukturisasi penanganan pembiayaan bermasalah dilakukan oleh petugas apabila calon nasabah mengalami kemunduran dalam pembayaran angsuran selama kurang lebih 2 bulan dilakukan tahap pertama yaitu penjadwalan kembali tanggal pembayaran dengan keterangan tidak sesuai dengan pengeluaran keungan calon nasabah yang mengalami perubahan, apabila dalam tahapan selanjutnya apabila nasabah masih mengalami kemunduran pembayaran angsuran maka dilakukan tahap persyaratan kembali jumlah pembayaran angsuran yang harus dibayarkan oleh nasabah, sampai ketahapan penataan
kembali
apabila
dengan
tahapan
penjadwalan
dan
persyaratan masih mengalami kemunduran pembiayaan. 4. Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) Adalah aktiva yang diperoleh bank, baik melalui pelelangan sebagian atau seluruh agunan yang dibeli bank, melalui pelelangan maupun diluar pelelangan, berdasarkan pemberian kuasa untuk menjual dari pemilik agunan dengan kewajiban untuk dicairkan. Pengambilan jaminan oleh bank adalah upaya terakhir yang dilakukan dalam rangka membatasi pembiayaan bermasalah dengan cara pengambil alihan barang yang menjadi jaminan/barang yang bukan jaminan milik nasabah/penjamin yang dijadikan sebagai jaminan tambahan/jaminan lainya. 5. Pengambil alihan atau Penyerahan Jaminan Sukarela, Penjualan Jaminan Secara Bersama, Dan Lelang Hak Tanggungan.
93
Apabila
nasabah
tidak
lagi
kooperatif
dalam
melakukan
pengembalian fasilitas pembiayaan yang telah di berikan oleh bank, maka akan ditempuh upaya penjualan asset/jaminan yang dijadikan agunan pembiayaan baik secara sukarela (inisiatif dari nasabah) maupun penyelesaian melalui jalur hukum untuk mengeksekusi agunan pembiayaan. a. Pengambil alihan atau penyerahan jaminan sukarela 1) Apabila keterlambatan telah mencapai 90 hari dan berdasarkan penilaian,
nasabah
sudah
tidak
sanggup
melakukan
pengembalian pembiayaan dan tidak berupaya melunasi kewajibannya secara bertahap, serta usaha penjualan jaminan bersama tidak berhasil, maka negosiasi dan bank dapat meminta dengan baik kepada nasabah untuk melakukan penyerahan jaminan secara sukarela kepada BRI Syariah yang selanjutnya jaminan tersebut dijual untuk dijadikan sumber pengembalian pembiayaan. Dengan kesepakatan antara bank dengan nasabah apabila hasil penjualan dari jaminan yang diambil alih tidak mencukupi kewajiban nasabah, maka keuntungan tersebut tetap menjadi kewajiban nasabah untuk membayar dan wajib melakukan penilaian ulang terhadap jaminan 2) Penyerahan agunan sukarela harus dilakukan dengan sangat selektif, yaitu harga untuk kondisi atau kasus dimana.
94
a)
Bank kesulitan untuk melakukan penjualan agunan dikarenakan keberadan nasabah atau penjamin diragukan
b)
Iktikad nasabah diragukan
c)
Melakukan
penjualan
sesegera
mungkin
untuk
menghindari pengeluaran biaya pemeliharaan atas asset yang dalam mengelola bank tersebut. 3) Penyerahan agunan sukarela harus pula mempertimbangkan kemudahan penjualan agunan atau asset yang diserahkan. b. Penjualan jaminan secara bersama Maka meminta dengan baik kepada nasabah untuk melakukan penjualan jaminan secara bersama-sama secara tertulis dan memastikan harga jual yang pantas untuk dijadikan sumber pengembalian pembiayaan. c. Penyelesaian pembiayaan melalui Eksekusi Hak Tanggungan (EHT) 1) Penyelesaian pembiayaan bermasalah melalui EHT dapat dilakukan secara langsung ke kantor lelang atau KPKNL. Apabila nasabah tidak lagi kooperatif dalam melakukan pengembalian pembiayaan dari pihak bank telah memberikan jangka waktu penyelesaian yang telah ditentukan maka akan ditempuh upaya hokum untuk mengeksekui jaminan guna untuk
mempercepat
proses
eksekusi,
dapat
kerjasama dengan pihak-pihak sebagai berikut :
dilakukan
95
a) Balai lelang swasta (BLS). b) Kantor pelayanan kekayaan Negara adan lelang cara ke 2 bila BLS ridak mau melakukan proses lelang yang diajukan. c) Pengadilan negri bila semua tidak dapat dilakukan. 2) Penyelesaian pembiayaan bermasalah melalui EHT dilakukan dengan kondisi sebagai berikut: a) Tidak dapat dihubungi. b) Melarikan diri. c) Nasabah tidak memiliki iktikad. d) Tidak bersedia menyerahkan jaminanya. e) Negosiasi
telah
dilakukan
secara
maksimal
dan
persyaratan lelang sudah lengkap. 3) Penyelesaian pembiayaan bermasalah melalui EHT merupakan alternative terakhir yang dipilih dalam proses pembiayaan bermasalah, mengingat pada prakteknya penyelesaian dengan cara ini membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar serta secara tidak langsung dapar mempengaruhi image bank secara keseluruhan. Dari faktor kesengajaan nasabah atau ketidak sengajaan maka dalam mengatasi pembiayaan bermasalah dilakukan tahapan strategi penyerahan jaminan secara sukarela dalam BRI Syariah menjadi strategi penanganan yang terakhir apabila nasabah dalam
96
tahapan yang sudah diterapkan oleh pihak bank masih tidak dapat menyelesaikan permasalahan pembiayaan yang terjadi dengan sukarela. Dalam pelaksanaan tahapan pengambil alihan atau penyerahan jaminan sukarela, penjualan jaminan secara bersama, dan lelang hak tanggungan dengan hasil wawancara kepada pimpinan Unit Head Bapak Agus menjelaskan bahwa dalam tahapan ini tergantung plafon pembiayaanya apabila plafon pembiayaan masih dalam lingkup produk 25 iB jaminan atau agunan yang diberikan masih bisa ditahan selama kurang lebih 1 tahun dari jangka waktu akhir pembayaran angsuran, kalau plafond sudah memasuki produk 75 iB dan 500 iB maka agunan atau jaminan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan selama kurang lebih 1-2 bulan masa pembayaran macet yang dilakukan oleh nasabah. Jadi dalam pelaksanaanya masih sesuai dengan prosedur yang sudah diterapkan oleh pihak BRIS dengan ketentuan-ketentuan tambahan pada masing-masing produk plafon pembiayaan yang diajukan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Analisa Alur Proses Pembiayaan Unit Mikro Bank BRI Syariah dalam operasional pembiayaan Murabahah
menggunakan prinsip kehati-hatian dalam mengambil keputusan kepada masing-masing calon nasabah pembiayaan. Alur proses pembiayaan murabahah petugas SO awal yang melakukan prospek, dilanjutkan UFO melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diberikan oleh SO, selanjutnya UH melakukan kunjungan ke nasabah untuk melakukan pengecekan karakter dan usaha nasabah dari hasil SO dan UFO. Petugas AFO memberi rekomendasi dari sisi risk. Setelah semua lolos persyaratan dilanjutkan ke MMM dan PINCAPEM untuk memberikan putusan pembiayaan dengan persetujuan PINCA. Tahap terakhir proses pencairan pembiayaan oleh SO dan memonitoring nasabah dalam melakukan angsuran hingga pelunasan. 2.
Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro Pada BRI Syariah Kcp. Ungaran Pemberian kelayakan pembiayaan murabahah menggunakan analisa
character, capacity, capital, condition, collateral dan syariah (5C+1S)
97
98
menjadi pertimbangan dalam pembiayaan Unit Mikro Syariah kepada calon nasabah dalam bank BRI Syariah untuk mengurangi resiko pada saat pemberian pembiayaan kepada calon nasabah. 3.
Analisis Penanganan Pembiayan Bermasalah Cara untuk mengurangi pembiayaan bermasalah bank BRI Syariah
menggunakan tahapan monitoring collection pada saat proses angsuran H-7 hari sampai dengan H>90 hari. Tahapan yang selanjutnya pelunasan fasilitas pembiayaan seluruhnya atau sebagian, apabila masih terjadi macet maka dilakukan restrukturisasi pembiayaan kepada nasabah. Apabila setelah dilakukan restrukturisasi pembiayaan juga belum mampu mengembalikannya maka pihak bank menggunakan Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) berdasarkan pemberian kuasa untuk menjual dari pemilik agunan dengan kewajiban untuk dicairkan atau dengan pengambil alihan atau penyerahan jaminan sukarela, penjualan jaminan secara bersama, dan lelang hak tanggungan nasabah pembiayaan yang sudah dijaminkan kepada bank. B. Saran Berdasarkan analisa dan kesimpulan tersebut maka penulis memberikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan memajukan bank BRI Syariah KCP.Ungaran : 1. Alur proses yang diterapkan sudah memenuhi kritria yang baik bagi bank, sehingga mendapatkan informasi lengkap dan jelas mengenai calon
99
nasabah. Maka dari itu diharapkan bank BRI Syariah mampu terus menjaga dan menerapkan proses tersebut. 2. Analisa kelayakan pembiayaan harus lebih terperinci, dengan menambahkan prinsip 7P (personality, party, perpose, prospek, payment, profitability dan protection) sehingga pengusaha besar, kecil dan baru bisa terdeteksi keseriusanya sampai proses pengembalian pembiayaan. 3. Strategi yang diterapkan pada bank BRI Syariah dalam penanganan pembiayaan bermasalah sudah memenuhi kemanan bagi bank, sehingga dapat mengurangi resiko pembiayaan bermasalah atau macet dan diharapkan untuk bank BRI Syariah lebih memfokuskan pada tahap monitoring untuk mengawasi dan memantau nasabah.
100
DAFTAR PUSTAKA Acarya, 2013. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Rajagrafindo persada Amirawati, Siti, 2014. Tugas Akhir. Analisis Pembiayaan Ib Muamalat Multiguna Pada Skim Murabahah Di Bank Muamalat Indonesia (Bmi) Cabang Pembantu Salatiga Antonio, Muhammad Syafi‟I, 2001. Islamic Banking Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press Dahlan, Ahmad, 2012. Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik. Yogyakarta: Teras Sukses offset Jaelani, Ahmad, 2015. Tugas Akhir. Analisis Terhadap Mekanisme Pembiayaan Mikro Dengan Akad Murabahah Di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Semarang Timur Julius, Latumaerissa, 1999. Mengenal Aspek-aspek Bank Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Kasmir, 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Kasmir, 2005. Pemasaran Bank. Jakarta : Kencana Muhammad, Abdulkadir., Rilda Murniati, 2000. Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan. PT Citra Aditya Bakti Muhammad, 2000. Sistem dan Prosedur Operational Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press Muhamad, 2004. Teknik Perhitungan Bagi Hasil Dan Profit Margin Pada Bank Syariah, Yogyakarta :UII Press. Muhamad, 2014. Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Rangga, Buana, 2014. Tugas Akhir. Analisa Pembiayaan Murabahah Pada Griya iB Hasanah Di Bank Bni Syariah Cabang Pembantu Ungaran Ridwan, Muhammad, 2007. Kontruksi Bank Syariah Indonesia. Yogjakarta : Pustaka SM. Utomo, Budi, 2014. Tugas Akhir. Analisis Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Banyumanik Wibowo, Edy., Untung Heni Widodo, 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah ?. Bogor: Ghalia Indonesia Wirdyaningsih.,et al, 2006. Bank dan Asurani Islam di Indonesia. Jakarta : Kencana
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. DATA DIRI
Nama
: Rafi Helmi Farizqi
Tempat, tanggal Lahir : Sukoharjo, 02 Maret 1996 Status perkawinan
: Single
Tinggi badan
: 175 Cm
Agama
: Islam
Alamat asal
: Baran Dukuh Kidul RT 06/ Rw 03 Baran Kec. Ambarawa
Alamat tinggal
: Perumahan Harapan Indah no.25 Rt 02/Rw 01 Kelurahan Pulutan, Salatiga
Telepon
: 085743285071
E-Mail
:
[email protected]
Sekolah Dasar
: SDN Arcamanik Bandung (2001- 2007) II. PENDIDIKAN
SMP
: SMPN 2 Kasihan Bantul Yogyakarta (2007 - 2010 )
SMA
: MAN Sabdodadi Bantul Yogyakarta (2010 - 2013 )
Perguruan Tinggi
: IAIN Salatiga (2013 - sekarang ) III. KETRAMPILAN
Informasi Tekhnologi : Ms Word, Ms Excel, Ms Power Point, Corel Draw, Adobe Photoshop Bahasa
: Bahasa Indonesia (aktif), English (pasif) IV. PENGALAMAN KERJA
Administrasi BOMM di Dana Purna Investama (Juli 2016 - sekarang)
97