ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU BANYUMANIK TUGAS AKHIR
Oleh : Budi Utomo NIM. 201-11-009
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU BANYUMANIK
TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi D3 Perbankan Syariah
Oleh : Budi Utomo NIM. 201-11-009
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
ABSTRAK Utomo, Budi. 2014. AnalisaPembiayaanMudharabahPada Bank SyariahMandiri Kantor CabangPembantuBanyumanik. TugasAkhir. JurusanSyariahdanEkonomi Islam. Program Studi D3 PerbankanSyariah. SekolahTinggi Agama Islam NegeriSalatiga.Pembimbing: Dr. FaqihNabhan, S.E, M.M Kata kunci:BSM KCP Banyumanik, Prosedur, Mudharabah, Bagi Hasil Bank Syariah Mandiri adalah lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah, artinya dalam operasionalnya tidak menggunakan riba. Pada Bank syariah Mandiri ini mempunyai produk pembiayaan Mudharabah. Namun pembiayaan Mudharabah masih kurang diminati dari pembiayaan Murabahah. Dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana prosedur pembiayaan Mudharabah, penghitungan bagi hasil, kendala dan solusi pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Kantor cabang Pembantu Banyumanik. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Dari data yang didapatkan digunakan oleh penulis sebagai bahan analisis yang disesuaikan dengan konsep aplikasi pada Bank syariah Mandiri KCP Banyumanik. Setelah dilakukan analisis kemudian di tarik kesimpulan dan memberikan saran-saran. Berdasarkan penelitian dibawah bahwa pelaksanaan pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik memiliki prosedur yang sistematis dengan beberapa tahapan. Penggunaan analisa 5C menjadi sangat penting dalam prosedur pembiayaan. Penghitungan bagi hasil menggunakan metode Revenue Sharing. Kendala dalam pembiayaan mudharabah yaitu : nilai pembiayaan minimal harus diatas 100 juta, persyaratan-persyaratan pembiayaan yang masih sulit untuk dipenuhi oleh nasabah, karena sebagian besar masyarakat masih merupakan pengusaha kecil. Adapun solusi dari kendala tersebut adalah : Bank Syariah Mandiri perlu membuat produk pembiayaan mudharabah dengan nilai dibawah 100 juta, membuat persyaratan yang bisa dipenuhi oleh masyarakat dengan usaha yang baru.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatNya saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ( TA ) ini. Penulisan Tugas Akhir ini dalam rangka memenuhi salah saatu syarat kelulusan jurusan D3 Perbankan Syariah pada fakultas Syari’ah STAIN SALATIGA. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada tahap penyusunan Tugas akhir ini, sangat sulit bagi saya untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada : 1) Dr. FaqihNabhan dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 2) Pihak bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik yang telah membantu dalam memberikan data yang saya perlukan. 3) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan berupa dukungan material dan moral; dan 4) Sahabat yang telah membantu saya dalam menyelesaikan Tugas akhir ini. Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Salatiga,11 Agustus,2014 Penulis
Budi Utomo
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah hirobbil ‘alamin Puji syukur senantiasa aku panjatkan kehadirat Allah SWT Kupersembahkan karya ini kepada : Bapak dan Ibu ( Lasidi Dan Istianah ) saya ucapkan banyak terima kasih atas kasih sayang yang diberikan, atas do’a nya yang selalu menyertai setiap hari ku. Nasehat dan motivasinya yang menjadikan penguat tekad untuk memjadi yang terbaik. Buat kakak kakak tercinta ( Puji Utami, M. Saefudin ) terima kasih atas nasehat dan bantuannya. Buat teman-teman yang selalu bersama dalam setiap suka duka pada masa-masa kuliah. Buat teman Magang (Azizah Solaemah), terimaksih telah menjadi teman magang yang baik, yang membantu dalam penelitian pada Bank syariah Mandiri KCP Banyumanik. Sehingga tercipta sebuah karya ilmiah ini.
vii
MOTTO
Dan Berdo’alah : Ya Tuhanku, Tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baiknya yang memnberi tempat. ( Al-Mu’minun : 29 ) Jangan kamu katakan apa yang kamu ketahui, tapi ketahuilah apa yang kamu katakan.
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..
i
LEMBAR PERSETUJUAN..………………………………………..……
ii
LEMBAR PENGESAHAN..………………………………………………
iii
LEMBAR KEASLIAN….....………………………………………………
iv
ABSTRAK ………………………………………………………………..
v
KATA PENGANTAR……………………………………………….…….
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………..
vii
MOTTO …........…………………………………………………………..
viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..
ix
DAFTAR TABEL……………...…………………………………………..
x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..
xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..
xii
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……………………………………….
1
B. Rumusan Masalah
…………………………………..
5
C. Tujuan Penulisan ……………………………………
5
D. Metode Penelitian
…………………………………
6
E. Sistematika Penulisan …………………………………
9
: TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ………………………………………
10
B. Kerangka Teoritik …………………………………….. 1. Bank
12
………………………………………..
12
a. Pengertian Bank …………………………
12
b. Prinsip-Prinsip Bank Syariah ……………
13
2. Pembiayaan
…………………………………
15
a. Pengertian Pembiayaan……………….……
15
b. Metode Penghitungan Pembayaran Angsuran…………………………………. c. Tujuan Pembiayaan
17
…………………….
23
d. Prosedur Pembiayaan …………………….
24
e. Prinsip-Prinsip Pembiayaan……………….
26
3. Mudharabah
……………………………………
29
a. Pengertian Mudharabah …………………...
29
b. Landasan-landasan Mudharabah ………….
30
c. Penerapan Mudharabah pada Bank Syariah……………………………………. 4. Nisbah bagi Hasil
30
……………………………
32
a. Pengertian Bagi Hasil……………………..
32
b. Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil …
33
c. Penghitungan Nisbah Bagi Basil ………….
36
BAB III
BAB IV
: LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umun ………………………………………
38
B. Data Deskriptif
………………………………………
53
A. Analisa Prosedur Pembiayaan Mudharabah……………
55
1. Tahap Solisitasi ……………………………………..
55
2. Tahap Permohonan
…………………….…………
55
3. Tahap Investigasi……………………………………
57
4. Tahap Analisa ………………………………………
58
5. Tahap Persetujuan …………………………………..
62
6. Tahap Pencairan …………………………………….
62
7. Tahap Monitoring
………………………………..
63
8. Tahap Pembiayaan Angsuran / Pelunasan ………….
64
: ANALISIS
B. Analisis Kendala dan Solusi Dalam Pelakasanaan Pembiayaan Mudharabah ……………………………..
64
1. Kendala Kendala
………………………………
64
........…………………………….
67
A. Kesimpulan……………………………………………
69
B. Saran …………………………………………………..
70
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
72
2. Penyelesaian BAB V
LAMPIRAN
: PENUTUP
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
: Perbandingan Antara Bank Syaiah Dan Bank Konvensional …………………………………………….
13
Tabel 2.2
: Daftar Angsuran Metode Sliding Rate……………………
20
Tabel 2.3
: Daftar Angsuran Anuitas …………………………………
22
Tabel 2.4
: Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil…………………
35
Tabel 2.5
: Metode Penghitungan Bagi Hasil…………………………
36
Tabel 4.1
: Perbandingan Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah ………………………………………………..
64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
: Prosedur Pembiayaan …………………………………….
25
Gambar 2.2
: Penerapan Mudharabah Pada Bank Syariah ……………..
31
Gambar 3.1
: Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik…………………………………………
41
Gambar 3.2
: Fortofolio pembiayaan BSM KCP Banyumanik.…………
54
Gambar 3.3
: Fortofolio pembiayaan BSM………………..……………..
54
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Bukti Konsultasi
Lampiran 2
: Formulir Pengajuan Pembiayaan
Lampiran 3
: Biodata Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan
merupakan
lembaga
keuangan
yang
berpengaruh
dalam
perkembangan ekonomi suatu Negara.Perbankan menjadi suatu lembaga yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai penyokong kegiatan ekonomi yang dilakukannya.Perbankan di Indonesia memiliki dua system perbankan yaitu Perbankan dengan system konvensional atau dengan menggunakan bunga dan Bank syariah yang menggunakan sistem bagi hasil yang sesuai dengan syariat islam. Pada prinsipnya bank konvensional dan bank syariah mempunyai kesamaan yaitu lembaga keuangan yang bertujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Namun dalam operasionalnya bank konvensional menjalankannya dengan berpedoman dengan bunga, sedangkan bank syariah tidak terpengaruh oleh tingkat rate bunga karena operasional yang dilakukan menggunakan prinsip bagi hasil yang bebas bunga. Sejak krisis yang terjadi di Indonesia tahun 1998 dunia perbankan konvensioanal mengalami keterpurukan yang membuat perekonomian Indonesia mengalami penurunan sehingga mengakibatkan banyak pengusaha yang gulungtikar.Namun sejak saat itu pula bank syariah muncul sebagai lembaga keuangan yang tidak terpengaruh oleh adanya krisis moneter bahkan bank syariah mampu berkembang. Bila pada periode 1992 -1998 hanya ada satu bank Syariah, maka pada tahun 2004, jumlah bank syariah di Indonesia telah bertambah menjadi
1
2
20 unit, yaitu 3 Bank Umum Syariah dan 17 Unit Usaha Syariah. Sementara BPRS hingga akhir tahun 2004 bertambah menjadi 88 buah (Karim, 2004:25). Bank syariah di Indonesia mulai berdiri sejak pemerintah mengesahkan UU No. 7 tahun 1992.Dengan adanya kekuatan hukum tersebut bank syariah terus berkembang.Pengaturan
bank
syariah
dalam
bentuk
undang-undang
disempurnakan dengan menetapkan UU No. 10 tahun 1998 hingga akhirnya disahkanya UU No. 21 tahun 2008.Dengan adanya penyempurnaan tersebut membuktikan bahwa bank syariah terus berkembang. Berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 Bank syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahannya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank syariah memiliki beberapa program pembiayaan yang antara lain: pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Bai’ Salam. Adanya Bank islam diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank islam (Muhammad, 2002:16). Dengan adanya pembiayaan tersebut diharapkan mampu memacu masyarakat untuk
bisa
menciptakan
usaha
dan
mampu
mengembangkannya.Dalam
kenyataannya masyarakat masih sulit mengembangkan usaha karena faktor permodalan.Pembiayaan bank syariah yang akhir-akhir ini mulai gencar di sosialisasikan untuk membangun ekonomi masyarakat. Permodalan Mudharabahdianggap sesuai dengan masyarakat yang akan memulai ataupun memgembangkan kegiatan usaha masyarakat. Penggunaan
3
prinsip bagi hasil pada Mudharabah tidak akan memberatkan pengusaha. Tidak hanya itu pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah menuntut kejujuran dari kedua pihak, hal ini tentu akan menciptakan kenyamanan dalam menjalin kerjasama. Menurut Muhammad (2002:17) Bank syariah memiliki sifat sebagai bank berdasarkan prinsip syariah wajib memposisikan diri sebagai uswatun hasanah dalam implementasi moral dan etika bisnis yang benar atau melaksanakan etika dan moral agama dalam aktivitas ekonomi. Terlebih lagi pembiayaan ini sesuai dengan umat islam,karena bagi hasil ini tidak mengandung riba. Namun sejauh ini pengelolaan pembiayaan Mudharabah masih belum banyak dikembangkan oleh bank-bank syariah.Dalam Bank Syariah penggunanaan pembiayaan berprinsip Mudharabah juga masih kalah dengan pembiayaan Murabahah.Produk pembiayaan berprinsip jual beli (Murabahah) disalurkan kepada nasabah untuk kebutuhan konsumsi yang mana ruang lingkup kebutuhan ini lebih luas dibandingkan dengan pembiayaan Mudharabah dengan ruang lingkup pengusaha. Hal ini terjadi karena bank Syariah menilai pembiayaan Murabahah lebih menguntungkan. Karena produk Murabahah menggunakan marjin sebagai keuntungan bank Syariah yang mana marjin sudah ditentukan besarnya oleh bank syariah di awal akad. Dengan demikian produk Murabahah tidak membawa resiko kerugian bagi bank syaraiah. Sementara itu pembiayaan Mudharabah tidak bisa dihindarkan dengan resiko ketidakpastian. Hal ini karena Mudharabah menggunakan prinsip bagi hasil atau bagi keuntungan, yang mana keuntungan yang didapatkan oleh nasabah atau
4
pengusaha tidak selalu konstan tiap bulannya. Resiko ini menjadi alasan bankbank
syariah
jarang
menggunakan
produk
ini
dalam
penyaluran
pembiayaannya.Resiko kerugian ini bisa diminimalkan dengan analisa 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral&Condition ). Dengan analisa yang tepat oleh bank terhadap calon nasabah yang baik bank syariah dapat mengetahui prospek usaha yang dilakukan oleh calon nasabah. Dalam hal ini Bank Syariah Mandiri sebagai Bank Syariah terbesar di Indonesia
bisa
bertindak
sebagai
Shahibul
maal
dalam
pembiayaan
Mudharabah.Dimana Bank Syariah Mandiri bertindak sebagai penyedia dana untuk modal usaha. Dari dana tersebut dimanfaatkan oleh para pengusaha sebagai Mudharib untuk mengembangkan usahanya. Shahibbulmaal dan Mudharib harus bisa menjalin kerjasama dengan baik, sehingga dapat meminimalkan resiko kerugian. Melihat hal ini seharusnya Bank Syariah Mandiriharus bisa mengembangkan dan memasyarakatkan pembiayaan mudharabah. Indonesia dengan penduduk yang mayoritas beragama islam akan menjadi peluang yang nyata bagi bank syariah. Orang islam sejauh ini melihat bahwa bunga bank merupakan riba yang harus dihindari, sedangkan prinsip bagi hasil merupakan prinsip yang sesuai dengan islam. Sehingga hal ini akanmembuka peluang bagi bank syariah dalam mengembangkan pembiayaan Mudharabah. Pembiayaan mudharabah bisa menjadi pilihan utama bagi masyarakat muslim karena lebih sesaui dengan syariat islam.
5
Penelitian ini dibuat karena melihat kurangnya minat bank syariah ataupun masyarakat
terhadap
tertarikuntuk
pembiayaan
mengangkat
judul
Mudharabah.Oleh penelitian
karena
“ANALISIS
itu
penulis
PEMBIAYAAN
MUDHARABAH PADA BANK SYARIAHMANDIRIKANTOR CABANG PEMBANTU BANYUMANIK”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis akhirnya memberikan rumusan masalah yaitu : 1. Bagaimana prosedur pembiayaan Mudharabahpada BankSyariah Mandiri KCPBanyumanik ? 2. Bagaimana penghitungan bagi hasil pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah KCP Banyumanik ? 3. Apa yang menjadi kendala pada pembiayaan Mudharabahdi Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik ? C. Tujuan Dan Kegunaan 1.
Tujuan Penulisan Dalam penulisan tugas ini, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk memperoleh jawaban atas permasalah yang muncul yaitu : a. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. b. Untuk mengetahui bagaimana penghitungan bagi hasil pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik.
6
c. Untuk mengetahui kendala-kendala pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. 2. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Bagi Penulis Penulis dapat menambah pengetahuan mengenai pembiayaan mudharabah
jugakendala dalam mengaplikasikan pembiayaan
Mudharabah pada bank mandiri syariah. b. Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik Penulisan penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukkan bagi bank mandiri syariah dalam melakukan pengembangan pembiayaan Mudharabah.Hasil dari penelitian ini menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan langkah pengembangan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. D. Metode Penelitian 1. Sumber data Ada dua jenis sumber data yang digunakan penulis yaitu : a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama).Dalam penelitian ini yang termasuk dalam data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik.Narasamber dalam penelitian ini adalah orang yang mengetahui tentang konsep pembiayaan pada Bank
7
Syariah Mandiri KCP Banyumanik.Narasumber tersebut adalah Bapak Haris Isnainda, Tina Yulianti selaku Sales acisstant dan Prasdika Perdana Putra selaku Account Officer. Data primer dalam penelitian ini meliputi : 1) Jenis-jenis produk pembiayaan dan pendanaan pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. 2) Prosedur-prosedur pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. 3) Kendala-kendala dalam penerapan Pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada. Data sekunder yang diperoleh penulis meliputi : 1) Sejarah dan Profil Bank Syariah Mandiri 2) Produk-produk Bank Syariah Mandiri 3) Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Pembiayaan yaitu : Buku Pedoman Pembiayaan, Laporan Keuangan, akad pembiayaan dan dokumen-dokumen mengenai prosedur pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri. 2. Teknik Pengumpulan Data Ada tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan Studi Pustaka.
8
a. Observasi Pengumpulan
data
dengan
pengamatan langsung
observasi
langsung
atau
dengan
adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Data yang didapatkan penulis didapatkan dari hasil pengamatan langsung dari pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai Bank Syariah Mandiri. b. Wawancara Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).Obyek wawancara meliputi : 1) Sales Acisstant Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik Untuk mendapatkan informasi bagaimana produk dan prosedur pembiayaan mudharabah pada bank mandiri syariah kcp banyumanik. 2) Account Officer Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik Untuk mendapatkan imformasi tentang kendala-kendala dan solusi dalam penerapan pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik.
9
c. Studi Pustaka Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan topik pembahasan dalam penelitian ini untuk mandapatkan dasar teoritis yang relevan.
E. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Bab ini memaparkan beberapa sub bab yang terdiri dari Latar Belakang,
Rumusan
Masalah,
Tujuan
Penelitian,
Manfaat
Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menjelaskan pengertian-pengertian yang bersifat teoritis. Sebagai dasar acuan dalam melakukan penelitian.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI KCP BANYUMANIK Pada bab ini menggambarkan mengenai gambaran umum dan datadata deskriptif. Gambaran umum ini menjelaskan tentang sejarah berdiri, visi misi bank syariahmandirikcp banyumanik, struktur organisasi dan badan hokum dari bank mandiri syariah. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan menjelaskan prosedur pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. Dan menguraikan
10
kendala-kendala dan solusi pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. BAB V
PENUTUP Dalam bab ini berisi hasil dari penelitian yang berwujud dalam bentuk kesimpulan dan saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka Berdasarkan dari bebarapa penelitian yang membahas mengenai pembiayaan mudharabah dan musyarakah diantaranya disusun oleh saudari Riska Isro Setyoningsih yang berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Di Bank Syariah Mandiri Cabang Ungaran” tahun 2009. Penelitian tersebut membahas mengenai manajemen pembiayaan Mudharabah bank mandiri syariah cabang Ungaran, yang menjelaskan mengenai pengertian pembiayaan Mudharabah, bagaimana aturan dan prinsip dalam pemberian pembiayaan Mudharabah, dan bagaimana proses seleksi calon nasabah oleh bank syariah mandiri cabang Ungaran. Sehingga pembiayaan Mudharabah yang dilakukan bisa dilakukan dengan baik dan meminimalkan risiko yang terjadi. Selanjutnya dari penelitian saudari Novia Ria Rahmawati yang berjudul “Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah Surakarta” tahun 2011. Penelitian ini menjelaskan jenis-jenis dan prosedur pembiayaan yang dilakukan di PT BNI Syariah Cabang Surakarta, yang mana dari penelitian ini menjelaskan tentang pembiayaan yang menjadi produk PT. BNI Syariah cabang Surakarta. Prosedur pembiayaan pada BNI Syariah Cabang Surakarta tidak dijelaskan secara mendetail, tidak dijelaskan apa yang menjadi pertimbangan Bank untuk menentukan kelayakan calon nasabah untuk diberi suatu pembiayaan.
11
12
Menurut TA saudari Yuli Astuti yang berjudul “ Prosedur Pembiayaan Mudharabah Pada BMT Al-Mu’aawanah Bringin Kabupaten Semarang” tahun 2009. Penelitian ini menjelaskan tentang persyaratan-persyaratan pengajuan pembiayaan mudharabah di BMT Al-Mu’aawanah yang harus dipenuhi oleh nasabah, juga menjelaskan proses analisis pembiayaan Mudharabah oleh BMT Al-Mu’aawanah mulai dari sebelum pembiayaan di cairkan sampai pada tahap pengembalian / angsuran dari pembiayaan mudharabah. Dari penelitian diatas terdapat kesamaan pembahasan penelitian yaitu samasama mengkaji masalah sistem pembiayaan Mudharabah. Sedangkan perbedaan dari
penelitian
diatas
adalah
pada
lokasi
penelitian
atau
studi
kasusnya..Setyoningsih (2009) dalam penelitiannya menjelaskan aturan dan prinsip pembiayaan Mudharabah.Rahmawati (2011) penelitiannya menjelaskan prosedur pembiayaan, tetapi tidak menjelaskan analisa kelayakan calon nasabah.Sedangkan Astuti (2009) dalam penetiannya menjelaskan persyaratanpersyaratan yang harus dipenuhi oleh calon nasabah, sebagai bagian dari prosedur pembiayaan Mudharabah. Pada penelitian ini menjelaskan prosedur pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik, dalam prosedur pembiayaan dijelaskan bahwa bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik menggunakan analisis 5C sebagai untuk mengetahui layak tidaknya calon nasabah. Penelitian ini juga menjelaskan penghitungan bagi hasil pembiayaan yang diterapkan pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik.Selain itu dalam penelitian ini juga menjelaskan kendala-
13
kendala dalam pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik. B. Kerangka Teoritik 1.
BANK a. Pengertian Bank Menurut Taswan (2010:6) bank adalah suatu lembaga yang beraktivitas sebagai penghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit) melalui jasa penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Adapun jenis bank sendiri ada dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ). Sistem yang digunakan oleh bank ada dua yaitu sistem yang berdasarkan bunga dan sistem non bunga atau syariah. Bank konvensioanal adalah bank yang dasar operasionalnya menggunakan sistem bunga, sedang bank yang tanpa bunga disebut dengan bank Syariah. Bank syariah yang menurut Muhammad (2002:13) adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya tidak mengandalkan bunga. Karena islam menilai bahwa bunga bank adalah riba yang mana riba diharamkan oleh islam. Menurut Kasmir (2004:12) kegiatan bank meliputi tiga kegiatan utama, yaitu:
14
1) Menghimpin Dana 2) Menyalurkan Dana 3) Memberi jasa Bank lainnya Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana adal;ah kegiatan pokok bank. Sedangkan pemberian jasa bank hanyalah merupakan pendukung dari kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Tabel 2.1 Perbandingan Antara Bank Syaiah Dan Bank Konvensional BANK SYARIAH
BANK KONVENSIONAL
1. Melakukan Investasi – investasi yang halal 1. Investasi yanga halal dan haram saja.
2. Memakai perangkat bunga
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa.
3. Profit oriented
3. Profit dan oriented.
4. Hubungan dengan nasabah
4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk dalam bentuk hubungan debitorhubungan kemitraan.
debitor.
5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus 5. Tidak terdapat dewan sejenis sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
Sumber : Antonio2001 : 34 b. Prinsip - Prinsip Bank Syariah Menurut Muhammad (2002:85) Bank syariah memiliki 5 konsep utama yang menjadi dasar operasional yaitu : 1) Prinsip Simpanan Murni ( al-wadi’ah ) Prinsip al wadiah sering juga disebut titipan merupakan prinsip yang hanya digunakan bank untuk produk simpanan. Simpananal
15
wadiah tidak mendapatkan keuntungan bagi hasil ataupun margin, al wadiah hanya menerapkan bonus dari Bank. 2) Bagi Hasil ( Syirkah ) Konsep ini meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara shahibul maal (penyedia dana) dengan mudharib (pengelola dana). Nisbah bagi hasil ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Prinsip ini memiliki bentuk produk yaituMudharabah dan Musyarakah. Lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan. 3) Prinsip Jual Beli (at-Tijarah) Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menjelaskan bagaimana penerapan konsep jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan ( margin ). 4) Prinsip Sewa ( al-Ijarah ) Prinsip ini terbagi menjadi dua jenis : (1) Ijarah, sewa murni, seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk lainnya (operating lease). Dalam teknis perbankan, bank dapat membeli equitment yang dibutuhkan nasabah kemudian menyewakan dalam
16
waktu dan hanya yang telah disepakati kepada nasabah. (2) Bai’ al takjiri atau IjarahAlMuntahiyaBitTamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa (finansial lease). 5)Prinsip jasa/fee ( al-Ajr walumullah ) Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain Bank Garasi, Kliring, Inkaso, Jasa, Transfer,dll. Secara syari’ah prinsip ini didasarkan pada konsep konsep al ajr wal umulah. 2. PEMBIAYAAN a. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: 1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah. 2) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk IjarahAlMuntahiyaBitTamlik. 3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabahah, Salam, dan Istisnha’ 4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh. 5) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah
17
jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Sementara menurut Ridwan (2007:92) pembiayaan berprinsip syariah adalah penyediaan dana berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, dengan ketentuan pihak peminjam wajib melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan menyertakan bagi hasilnya. Sedangkan
Kasmir
(2004:73)
juga
menjelaskan
pembiayaan
adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasrkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Dengan demikian pengertian pembiayaan adalah penyediaan dana oleh bank yang disalurkan kepada pihak lain dengan ketentuan pengembalian dengan menyertakan imbalan atau bagi hasil. Dalam pembiayaan terdapat kontrak yang harus dilakukan oleh dua pihak yaitu shahibul mal dan mudharib. Menurut Muhammad (2008:94) kontrak pembiayaan adalah pengikatan dua pihak dengan kesepakatankesepakatan, diantaranya adalah kesepakatan tentang lama atau waktu kontrak. Menurut Kasmir (2004:75-76) unsur yang terkandung dalam pembiayaan yaitu: 1. Kepercayaan Yaitu keyakinan pihak pemberi dana bahwa dana yang diberikan akan benar-benar dikembalikan dimasa yang akan datang.
18
2. Kesepakatan Kesepakatan diwujudkan dalam bentuk perjanjian dimana masing-masing masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. 3. Jangka waktu Jangka waktu mencakup masa panjang atau pendeknya pemberian dana harus dikembalikan. 4. Resiko Resiko kerugian dapak diakibatkan dua yaitu kesengajaan nasabah yang tidak mau mengembalikan dana, padahal nasabah mampu untuk mengembalikan, ikan, dan karena terjadinya sebuah bencana atau kecelakaan sehingga nasabah benar-benar benar benar tidak mampu mengembalikan. 5. Balas Jasa Akibat dari pemberian pembiayaan atau kredit maka pihak penyedia dana mengharapkan suatu imbalan keuntungan dalam jumlah tertentu. b. Metode Penghitungan Pembayaran Angsuran Pembiayaan 1) Metode Anuitas Penetapan angsuran pokok dan marjin secara konstan selama masa kredit. Pembayaran yang dilakukan setiap bulan jumlahnya selalu sama, dengan nominal angsuran marjin setiap bulan menurun, sedangkan angsuran pokok naik atau bertambah. Rumus penghitungan
Keterangan
19
A
: Anuitas
M
: Plafon Kredit
i
: Marjin
n
: Jangka waktu
2) Metode Sliding Rate Angsuran pokok di perhitungakan tetap pada setiap angsuran, sedangkan angsuran marjin menurun pada pada setiap bulannya sejalan dengan berkurangnya sisa kredit. Rumus penghitungan a= b Keterangan a
: Angsuran Pokok
b
: Angsuran Bunga
M
: Plafon Kredit
i
: Marjin
n
: Jangka waktu
3) Metode Flate Rate Perhitungan angsuran pokok dan marjin selalu sama dalam setiap bulannya.
Rumus penghitungan
20
F= Keterangan F
: Flate Rate
M
: Plafon Kredit
i
: Marjin
n
: Jangka waktu
Contoh penghitungan angsuran pembiayaan Bapak Toni meminjam dana untuk modal usaha kepada Bank Syariah Mandiri dengan plafon Rp. 100.000.000, jangka waktu 2 tahun, dengan ketentuan marjin 20 %. Hitunglah besarnya angsuran dengan metode: 1. Sliding Rate 2. Flate Rate 3. AnuitasRate Jawab : 1. Sliding rate Angsuran pokok
: PLFN/Jangka Waktu : Rp. 100.000.000 / 24 Bulan
Angsuran Marjin
= Rp. 4.166.666
: PLFN x Mrjin/12 :Rp. 100.000.000 x (20%/12) : Rp. 100.000.000 x 0.016
Total Angsuran bulan 1
= Rp. 1.600.000 = Rp. 5.766.666
Angsuran Bulan ke-2 2 : (Plfon-Ansuran Pokok) x marjin/12 : ( Rp. 100.000.000 – Rp. 4.166.666) x 20%/12
21
: Rp. 95.833.334 x 0.016 Total Angsuran bulan 2
= Rp. 1.533.333
: Rp. 4.166.666 + Rp. 1.533.333 : Rp. 5.699.999
Tabel 2. 2 Daftar Angsuran Metode Sliding Rate Angsuran Per Bln
Pokok Pinjaman
Cicilan Pokok
Cicilan Marjin
Saldo Pokok bulan
1
Rp 100.000.000
Rp 4.166.667
Rp1.600.000
Rp
5.766.667
Rp95.833.333
2
Rp 95.833.333
Rp 4.166.667
Rp1.533.333
Rp
5.700.000
Rp91.666.667
3
Rp 91.666.667
Rp 4.166.667
Rp1.466.667
Rp
5.633.333
Rp87.500.000
4
Rp 87.500.000
Rp 4.166.667
Rp1.400.000
Rp
5.566.667
Rp83.333.333
5
Rp 83.333.333
Rp 4.166.667
Rp1.333.333
Rp
5.500.000
Rp79.166.667
6
Rp 79.166.667
Rp 4.166.667
Rp1.266.667
Rp
5.433.333
Rp75.000.000
7
Rp 75.000.000
Rp 4.166.667
Rp1.200.000
Rp
5.366.667
Rp70.833.333
8
Rp 70.833.333
Rp 4.166.667
Rp1.133.333
Rp
5.300.000
Rp66.666.667
9
Rp 66.666.667
Rp 4.166.667
Rp1.066.667
Rp
5.233.333
Rp62.500.000
10
Rp 62.500.000
Rp 4.166.667
Rp1.000.000
Rp
5.166.667
Rp58.333.333
11
Rp 58.333.333
Rp 4.166.667
Rp 933.333
Rp
5.100.000
Rp54.166.667
12
Rp 54.166.667
Rp 4.166.667
Rp 866.667
Rp
5.033.333
Rp50.000.000
13
Rp 50.000.000
Rp 4.166.667
Rp 800.000
Rp
4.966.667
Rp45.833.333
14
Rp 45.833.333
Rp 4.166.667
Rp 733.333
Rp
4.900.000
Rp41.666.667
15
Rp 41.666.667
Rp 4.166.667
Rp 666.667
Rp
4.833.333
Rp37.500.000
16
Rp 37.500.000
Rp 4.166.667
Rp 600.000
Rp
4.766.667
Rp33.333.333
17
Rp 33.333.333
Rp 4.166.667
Rp 533.333
Rp
4.700.000
Rp29.166.667
18
Rp 29.166.667
Rp 4.166.667
Rp 466.667
Rp
4.633.333
Rp25.000.000
19
Rp 25.000.000
Rp 4.166.667
Rp 400.000
Rp
4.566.667
Rp20.833.333
22
20
Rp 20.833.333
Rp 4.166.667
Rp 333.333
Rp
4.500.000
Rp16.666.667
21
Rp 16.666.667
Rp 4.166.667
Rp 266.667
Rp
4.433.333
Rp12.500.000
22
Rp 12.500.000
Rp 4.166.667
Rp 200.000
Rp
4.366.667
Rp 8.333.333
23
Rp
8.333.333
Rp 4.166.667
Rp 133.333
Rp
4.300.000
Rp 4.166.667
24
Rp
4.166.667
Rp 4.166.667
Rp
Rp
4.233.333
Rp
66.667
Total Angsuran
Rp
Sumber: Data Terolah 2. Metode Flate Rate Angsuran Per Bulan :
PLFN+(PLFNxMarjin x Jangka Waktu) Jumlah Bulan Angsuran
: Rp. 100.000.000 + (Rp. 100.000.000 x 20% x 2) 24 : Rp. 5.833.333
Total Angsuran
: Rp.5.833.333 x 24 : Rp. 139.999.992
3. Metode Anuitas Rate
A
=
A
=
+
= 3.450.584 + 1.600.000 = Rp. 5.050.584
+
(0)
120.000.000
23
Tabel 2.3 Daftar Angsuran Anuitas Angsuran Per Bln
Pokok Pinjaman
Cicilan Pokok
Cicilan Marjin
Saldo Pokok bulan
1
Rp100.000.000
Rp
3.450.584
Rp 1.600.000
Rp
5.050.584
Rp 96.549.416
2
Rp 96.549.416
Rp
3.505.793
Rp 1.544.791
Rp
5.050.584
Rp 93.043.623
3
Rp 93.043.623
Rp
3.561.886
Rp 1.488.698
Rp
5.050.584
Rp 89.481.737
4
Rp 89.481.737
Rp
3.618.876
Rp 1.431.708
Rp
5.050.584
Rp 85.862.860
5
Rp 85.862.860
Rp
3.676.778
Rp 1.373.806
Rp
5.050.584
Rp 82.186.082
6
Rp 82.186.082
Rp
3.735.607
Rp
1.314.977
Rp
5.050.584
Rp 78.450.475
7
Rp 78.450.475
Rp
3.795.376
Rp 1.255.208
Rp
5.050.584
Rp 74.655.099
8
Rp 74.655.099
Rp
3.856.102
Rp 1.194.482
Rp
5.050.584
Rp 70.798.997
9
Rp 70.798.997
Rp
3.917.800
Rp 1.132.784
Rp
5.050.584
Rp 66.881.197
10
Rp 66.881.197
Rp
3.980.485
Rp 1.070.099
Rp
5.050.584
Rp 62.900.712
11
Rp 62.900.712
Rp
4.044.173
Rp 1.006.411
Rp
5.050.584
Rp 58.856.539
12
Rp 58.856.539
Rp
4.108.879
Rp
941.705
Rp
5.050.584
Rp 54.747.660
13
Rp 54.747.660
Rp
4.174.621
Rp
875.963
Rp
5.050.584
Rp 50.573.038
14
Rp 50.573.038
Rp
4.241.415
Rp
809.169
Rp
5.050.584
Rp 46.331.623
15
Rp 46.331.623
Rp
4.309.278
Rp
741.306
Rp
5.050.584
Rp 42.022.345
16
Rp 42.022.345
Rp
4.378.226
Rp
672.358
Rp
5.050.584
Rp 37.644.118
17
Rp 37.644.118
Rp
4.448.278
Rp
602.306
Rp
5.050.584
Rp 33.195.840
18
Rp 33.195.840
Rp
4.519.451
Rp
531.133
Rp
5.050.584
Rp 28.676.390
19
Rp 28.676.390
Rp
4.591.762
Rp
458.822
Rp
5.050.584
Rp 24.084.628
20
Rp 24.084.628
Rp
4.665.230
Rp
385.354
Rp
5.050.584
Rp 19.419.398
21
Rp 19.419.398
Rp
4.739.874
Rp
310.710
Rp
5.050.584
Rp 14.679.524
22
Rp 14.679.524
Rp
4.815.712
Rp
234.872
Rp
5.050.584
Rp
9.863.813
23
Rp
Rp
4.892.763
Rp
157.821
Rp
5.050.584
Rp
4.971.050
9.863.813
24
24
Rp
4.971.050
Rp
4.971.047
Rp
79.537
Total Angsuran
Rp
5.050.584
Rp
Rp 121.214.016
c. Tujuan Pembiayaan Pemberian pembiayaan oleh bank bukan karena semata mata mencari keuntungan, namun dari pembiayaan pembiayaan yang diberikan oleh bank juga memberi manfaatbagi nasabah dan ekonomi. Secara tidak langsung semakin
banyak
pembiayaan
yang tersalurkan,
maka
perekonomian
masyarakat pun akan mengalami peningkatan. Dengan demikian pembiayaan memiliki fungsi yang sangat baik bagi masyarakat. Menurut Ridwan (2007:96-97) secara umum pembiayaan memiliki fungsi sebagai berikut : 1) Meningkatkan daya guna uang Dana yang ditempatkan oleh para shaibul maal pada bank syariah dalam bentuk tabungan, deposito, giro serta bentuk lainnya. Dana tersebut oleh bank akan ditingkatkan daya guna, sehingga mampu meningkatkan produktifitas. 2) Meningkatkan daya guna barang a) Dengan bantuan bank syari’ah, produsen dapat meningkatkan kemampuan produksinnya, mengolah bahan mentah menjadi barang jadi sehingga mampu merubah dan meningkatkan daya guna barang. b) Pendistribusian barang hasil produksi bisa sampai kepada konsumen yang membutuhkan.
-
25
3) Meningkatkan peredaran uang Pembiayaan yang disalurkan melalui berbagai rekening para pengusaha dapat menciptkan peredaran uang giral dan uang kartal. 4) Menimbulkan kegairahan berusaha Masalah keterbatasan modal, dalam memulai atau mengembangkan usaha dapat diatasi dengan adannya pembiayaan. Masyarakat yang berpotensi mengembangkan usahannya dapat bekerja sama dengan bank syari’ah untuk mencukupi kebutuhan modal usahannya. 5) Menjaga stabilitas ekonomi nasional Dalam kondisi ekonomi yang kurang normal, maka masalah yang sering muncul meliputi: melambungkan inflasi, lesunnya gairah ekspor, rendahnya nilai investasi serta masalah makro ekonomi lainnya. 6) Meningkatkan pendapatan nasional Pembiayaan yang sudah disalurkan kepada para pengusaha akan mampu meningkatkan produktifitas dan aktifitas ekonomi. Hal ini akan membawa pada peningkatan pendapatan dan kemakmuran. 7) Sebagai alat hubungan ekonomi internasional Pemberian pembiayaan dan jaminan (garansi bank), akan mampu meningkatkan hubungan kerjasama perdagangan antara satu negara dengan negara lainnya. d. Prosedur Pembiayaan Menurut Arifin (2002:238) prosedur pembiayaan adalah suatu gambaran yang bersifat atau metode untuk pelaksanaan suatu kegiatan
26
pembiayaan. Pengertian tersebut menekankan bahwa prosedur adalah bagaimana cara melaksanakan suatu kegiatan mulai dari awak sampai selesai. Sehingga dengan adanya prosedur dapat membantu manusia dalam melakukan kegiatan tertentu.Menurut Kasmir (2004:95) tujuan dari prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak.
Aplikasi Pembiayaan
Analisis Pembiayaan Evaluasi masing-masing Permohonan Evaluasi Kesesuaian Dengan Keijakan Struktur Pembiayaan
Realisasi Pembiayaan
Pembinaan & Pengawasan (Monitoring) Kesesuaian dengan peraturan dan kebijakan Penyelesaian Pembiayaan Review Pembiayaan Pemecahan Masalah Pembiayaan Gambar 2.1 : Prosedur Pembiayaan Sumber : Arifin,2002:240
27
e. Prinsip-Prinsip Pembiayaan Dalam pemberian pembiayaan ada beberapa analisa yang harus dilakukan untuk mengetahui kelayakan calon penerima pembiayaan.Analisa tersebut melalui analisa 5C dan 7P. Kasmir (2004:91-94) menjelaskan pengertian analisa 5C yaitu : a) Character Untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak calon nasabah benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan tercermin dari latar belakang calon nasabah baik dari pekerjaan ataupun sosial masyarakat. b) Capacity Untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar pembiayaab atau kredit yang dihubungkan dengan kemampuan mengelola bisnis dan mencari laba. c) Capital Untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh Bank. d) Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah kepada bank. Nilai jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang akan diberikan. Seningga jika terjadi suatu masalah jaminan yang diberikan dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban nasabah.
28
e) Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasa yang akandatang sesuai sektor masing-masing. Sedangkan penilaian 7P sebagai berikut : a) Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadian atau tingkah lakunya seharihari atau dimasa lalu.Juga mencakup sikap dan emosi nasabah dalam menghadapi masalah. b) Party Taitu mengklasifikasi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas dan karakternya.Dari klasifikasi tersebut dapat dijadikan patokan bank untuk memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan klasifikasi tersebut. c) Perpose Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, apakah digunakan untuk kebutuhan konsumtif atau untuk kebutuhan modal kerja. d) Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah apakah akan menguntungkan atau tidak. Hal ini penting untuk bank sebelum pembiayaan disalurkan kepada nasabah.
29
e) Payment Untuk mengetahui bagaimana nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana yang digunakan nasabah untuk mengembalikan kredit. f) Profitability Melihat kemampuan nasabah dalam mencari keuntungan atau laba. g) Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang telah diberikan kepada nasabah melalui sebuah perlindungan.Perlindungan yang dimaksut bisa dari jaminan dan asuransi. Dalam pemberian pembiayaan juga memerlukan strategi pemasaran, pemasaran yang dilakukan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan 4P. Payne (2000:28) menjelaskan komponen 4P adalah : a) Product adalah produk atau jasa yang ditawarkan. b) Price adalah harga yang dibaryar dan cara-cara atau syarat-syarat yang berhubungan dengan penjualan. c) Promotion adalah program komunikasi yang berhubungan dengan pemasaran produk atau jasa. d) Place adalah fungsi distribusi dan logistic yang dilibatkan dalam rangka menyediakan produk dan jasa sebuah perusahaan.
30
3.
MUDHARABAH
a.
Pengertian Mudharabah Menurut Antonio (2001:95) Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Sementara Karim (2004:205) menjelaskan akad Mudharabah adalah persetujuan kerjasama antara harta dari salah satu pihak dengan kerja dari salah satu pihak. Karim juga menjelaskan (2004:103) Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara pihak pemilik modal (shahib al-maal) yang mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan perjanjian pembagian keuntungan. Dari pengertian tersebut dapat di artikan bahwa Mudharabah adalah suatu bentuk kerja sama yang dijalankan oleh dua pihak yang mana satu pihak sebagai pemilik modal (100%) sedang satu pihak bertindak sebagai pelaksana usaha. Dari keempat faktor tersebut dapat dilihat bahwa Mudharabah mempunyai sistem yang jelas. Dimana dari beberapa rukun tersebut menjadi bagian yang tidak dapat ditinggalkan dalam pelakasaan akad mudharabah. Aplikasi prinsip mudharabah di bagi menjadi dua yaitu Mudharabah Mutlaqah dan Mudharabah Muqayyadah. Menurut Antonio (2001:97) Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Sedang Mudharabah Muqayyadah adalah kerja sama yang mana si Mudharib dibatasi jenis usaha, waktu dan tempat usaha.
31
b.
Landasan-landasan Mudharabah Al Hadist “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan sana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulillah saw. Dan Rasulullah pun membolehkannya.”(HR Thabrani). “Dari Shalih bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw, bersabda, “ tiga hal didalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh, muqharadah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.”( HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at-Tijarah).
c. Penerapam Mudharabah pada Bank Syariah Pada bank syariah prinsip Mudharabah diterapkan pada produk pembiayaan dan pendanaan. Dalam produk pendanaan, nasabah akan mendapatkan bagi hasil dari pendapatan bank. Sementara bagi hasil dari pembiayaan menjadi keuntungan bank sesuai dengan kerjasama yang telah disepakati di awal akad.
32
Perjanjian Bagi Hasil
Bank (Shahibul mal)
Mudharib
Keahlian
Modal 100%
Proyek/usaha
Pembagian Keuntungan Nisbah x%
Modal
Nisbah Y%
Gambar 2.2 : Penerapan Mudharabah Pada Bank Syariah Sumber: Nabhan, 2008 : 53 Muhammad menjelaskan (2002:97) pada posisi penghimpunan dana mudharabah diterapkan pada : a) Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainnya. b) Deposito spesial (special investment), dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu. Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk : a) Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa; b) Investasi khusus, disebut juga Mudharabah Muqayyadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
33
4. NISBAH BAGI HASIL a. Pengertian Bagi Hasil Menurut Muhammad (2002:101) Bagi hasil diartikan sebagai distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Bagi hasil dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.Bagi hasil merupakan prinsip yang dipakai oleh bank syariah terutama pada prinsip akad Mudharabah dan Musyarakah. Nisbah bagi hasil merupakan faktor utama dalam operasional bank syariah sehingga dalam penetapan nisbah bagi hasil bank perlu kebijakan yang tepat. Adapaun bahan pertimbangan dalam penetapan nisbah bagi hasil menurut Karim (2004:286) sebagai berikut : 1) Referensi tingkat (marjin) keuntungan 2) Perkiraan tingkat keuntungan bisnis yang dibiayai Perkiraan tingkat keuntungan bisnis/proyek yang dibiayai dihitung dengan mempertimbangkan sebagai berikut : a) Perkiraan penjualan : (1) Volume penjualan setiap transaksi atau volume penjualan setiap bulan (2) Sales Turn-Over atau frekuensi penjualan setiap bulan (3) Fluktuasi harga penjualan (4) Rentang harga penjualan yang dapat dinegosiasikan
34
(5) Marjin keuntungan setiap transaksi b) Lama Cash To cash cycle : (1) Lama proses barang (2) Lama persediaan (3) Lama piutang c) Perkiraan biaya-biaya langsung Adalah biaya yang langsung berkaitan dengan kegiatan penjualan seperti biaya pengangkutan, biaya pengemasan dan biaya-biaya lain yang lazim. d) Perkiraan biaya-biaya tidak langsung Adalah biaya yang tidak langsung berkaitan dengan kegiatan penjualan, seperti biaya sewa kantor, biaya gaji karyawan dan biayabiaya lain yang yang lazim dikategorikan dalam overhead cost (OHC) . e) Delayed factor Delayed factor adalah tambahan waktu yang ditambahkan pada cash to cash cycle untuk mengantisipasi timbulnya keterlambatan pembayaran dari nasabah ke bank. b. Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil Menurut
Muhammad
(2002:106-107)
ada
dua
faktor
yang
mempengaruhi bagi hasil di bank syariah yaitu : faktor langsung dan faktor tidak langsung.
35
1) Faktor langsung a. Investmentrate merupakan persentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan investment rate sebesar 80%, hal ini berarti 20% dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas. b. Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode : a)
Rata rata saldo minimum bulanan
b)
Rata rata total saldo harian
Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan akan menghasilkan dana aktual yang digunakan. c. Nisbah (Profit sharing ratio) 1) Salah satu ciri al mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian. 2) Nisbah antara satu bank dengan bank lainnya 3) Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu bank, misalnya deposito 1 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. 4) Nisbah juga dapat berbeda antar satu account lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya. 2) Faktor tidak langsung Faktor tidak langsung yang mempengaruhi bagi hasil adalah : a. Penentuan pendapatan dan biaya Mudharabah.
36
1)
Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya. Pendapatan yang “dibagi hasilkan” merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya.
2)
Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut revenue sharing.
b. Kebijakan akunting (prinsip dan metode akuntansi) Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya.
Tabel 2.4 Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil Bunga
Bagi Hasil
a. Penentuan bunga dibuat pada waktu a. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi akad dengan asumsi harus selalu untung hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi b. Besarnya presentase berdasarkan b. Besarnya rasio bagi hasil berdasrkan pada
jumlah
uang
(modal)
yang pada jumlah keuntungan yang diperoleh
dipinjamkan c. Pembayaran bunga tetap seperti yang c.
Bagi
hasil
bergantung
pada
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah keuntungan proyek yang dijalankan. proyek yang dijalankan oleh pihak Bila ussaha merugi, kerugian akan nasabah untung atau rugi
ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
d. Jumlah pembayaran bunga tidak d. Jumlah pembagian laba meningkat meningkat
sekalipun
jumlah sesuai
dengan
peningkatan
jumlah
37
keuntungan
berlipat
atau
keadaan pendapatan.
ekonomi sedang “booming”. e. Eksistensi bunga diragukan (kalau e.
Tidak
ada
yang
meragukan
tidak dikecam) oleh semua agama, keabsahan bagi hasil. termasuk islam. Sumber : Antonio, 2001 : 61 c. Penghitungan Bagi Hasil Ada dua metode untuk menghitung bagi hasil yaitu : profit sharing dan revenue sharing. Menurut (Nabhan, 2008:47) menjelaskan bahwa Profit Sharing yaitu bagi laba dan Revenue Sharing bagi pendapatan. Berikut contoh penggunaan kedua metode tersebut : Tabel 2.5 Metode Penghitungan Bagi Hasil Uraian
Jumlah
Penjualan
100
Harga Pokok Penjualan
65
Laba Kotor
35
Beban
25
Laba rugi bersih
10
Metode Bagi Hasil Revenue sharing
Profit Sharing
Sumber : Nabhan. 2008:47 Contoh soal Bank BSM melakukan kerjasama bisnis dengan Bapak Samsul, seoarng pedagang buku di Pasar mengunakan akad mudhrabah. Bank BSM memberikan modal kepada Bapak Samsul sebesar Rp. 10.000.000 sebagai modal usaha usaha pada tanggal 1 januari 2009 dengan nisbah bagi hasil BSM : Samsul = 30 % : 70 %.
38
Pada tanggal 31 februari 2009, Bapak Samsul memberikan laporan laba rugi penjualan buku sebagai berikut : Penjualan
: Rp. 1.000.000
HPP
: Rp.
700.000
Laba Kotor
: Rp.
300.000
Biaya-biaya
: Rp.
100.000
Laba Bersih
: Rp.
200.000
Hitunglah pendapatan yang diperoleh BSM dan Bapak Samsul dari kerjasama bisnis tersebut pada tanggal 31 Pebruari 2009 bila kesepakatan pembagian bagi hasil tersebut menggunakan metode : a. Profit Sharing b. Revenue sharring jawab : a. Profit Sharing BSM
= 30% x Rp. 200.000 ( laba bersih ) = Rp. 60.000
Bapak Samsul
=70% x Rp. 200.000 = Rp. 140.000
b. Revenue Sharing BSM
= 30 % x Rp 300.000 ( Laba Kotor ) = Rp. 90.000
Bapak Samsul
= 70% x Rp 300.000 = Rp. 210.000
BAB III LAPORAN OBJEK A. GAMBARAN UMUM 1. Sejarah Bank syariah Mandiri Sejak terjadi krisis moneter tahun 1997 bank konvensioanal di indonesia mengalami kekacauan. Hal ini membuat ekonomi indonesia mengalami banyak kemrosotan. Melihat hal ini sektor perbankan menjadi salah satu faktor perekonomian yang besar pengaruhnya. Suku bunga melonjak tinggi sehingga tidak ada kestabilan ekonomi dan akhirnya banyak bank yang memakai bunga mengalami kebangkrutan. Namun ada sistem perbankan yang tidak terpengaruh oleh krisis moneter yaitu bank syariah. BSM berdiri sejak tahun 1999, BSM merupakan anak kantor dari PT Bank Mandiri (Persero) yang basicnya bank konvensional. PT Mandiri (persero) terbentuk dari penggabungan (merger) empat bank yaituBank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindoyang menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Perubahan kegiatan usaha menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
39
40
Melihat perkembangan bank mandiri yang terus meningkat. Bank mandiri syariah membuka kantor – kantor cabang baru di kota – kota besar di Indonesia. Tidak halnya kota semarang yang semakin berkembang, hingga ahirnya membuka beberapa Kantor Cabang Pembantu yang diantaranya KCP SEMARANG BANYUMANIK. Berdasarkan surat Bank Indonesia No. 13/51/DPbS/Sm tanggal 7 Desember 2011, terhitung mulai hari Selasa tanggal 27 Desember 2011 telah dibuka Bank Syariah Mandiri KCP Banyumanik Semarang dengan alamat : Nama
: KCP Banyumanik
Alamata
: Jl. Setiabudi No. 152 Kav 3 & 5 kel. Sumurboto, kec.
Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah Telp. 024-76482057, fax. 024-6482056 Profil Perusahaan 2. Profil Nama Alamat
: PT Bank Syariah Mandiri :Wisma Mandiri I, Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta : 10340 –Indonesia
Telepon
: (62-21) 2300 509, 3983 9000 (Hunting)
Faksimili
: (62-21) 3983 2989
Situs Web
: www.syariahmandiri.co.id
Tanggal Berdiri
: 25 Oktober 1999
Tanggal Beroperasi
: 1 November 1999
Modal Dasar
: Rp2.500.000.000.000,-
41
Modal Disetor
: Rp1.489.021.935.000,-
Kepemilikan Saham 1. PT Bank Mandiri (Persero)Tbk.
: 231.648.712
lembar
saham
(99,999999%) 2. PT Mandiri Sekuritas
: 1 lembar saham (0,000001%).
3. Visi, Misi dan Shared Values 1) Visi Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia. 2) Misi 1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan. 2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. 3. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat. 4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. 5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal 3) Shared Values Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk dishared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”. 1. Excellence: Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect result-oriented).
42
2. Teamwork: Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. 3. Humanity: Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan. 4. Integrity: Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi. 5. Customer Focus: Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya melampaui harapan nasabah (internal dan eksternal).
Kepala BSM KCP Banyumanik Adityo Muko Widodo
Kepala Warung Mikro Galuh Arandanu
Operator Officcer Setyo Nugroho Cahyo Adi
Customer Service Tri Junianto
Back Office Dwi Murtopo Wahyu Wibowo
Teller Nabela Roeslita Sari
SA Tina Yunita & Haris Inainda
Admin Pembiayaan Mikro Insiyah Mutik
Analisis Mikro Phonton Yudha Santana
Marketing Mikro Prasdika Perdana Putra & Akto Prasetyo
Gambar 3.1 : STRUKTUR ORGANISASI BSM KCP BANYUMANIK Sumber : BSM KCP Banyumanik,2014
43
4. Produk Produk Bank Syariah Mandiri a) Tabungan BSM Tabungan yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter BSM atau melalui ATM. Fitur & Biaya: a. Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah b. Bagi hasil yang kompetitif c. Online di seluruh outlet BSM Fasilitas BSM Card yang berfungsi sebagai kartu ATM & debit dan kartu potongan harga di merchant yang telah bekerjasama dengan BSM Fasilitas e-Banking, yaitu BSM Mobile Banking & BSM Net Banking d. Minimum setoran awal: Rp80.000 (perorangan) dan Rp1.000.000 (nonperorangan) e. Minimum setoran berikutnya: Rp10.000 f. Saldo minimum: Rp50.000 Biaya tutup rekening: Rp20.000 g. Biaya administrasi Rp6.000 Syarat: Perorangan
:WargaNegaraIndonesia:KTP/SIM/Paspor
Warna Negara Asing : Paspor dan Kartu Izin Menetap Sementara(KIM/KITAS). Non-Perorangan : a) Badan
Hukum:
Bukti
diri/identitas
pengurus
berupa
fotokopi
KTP/KITAS/Paspor seluruh pengurus sesuai dengan Anggaran Dasar Akte Pendirian/Anggaran Dasar dan Akta Perubahan Surat keterangan domisili, SIUP/Ijin usaha dari instansi yang berwenang, TDP, NPWP Surat
44
penunjukkan khusus sebagai Kepala Cabang atau Kepala Bagian Keuangan/Bendaharawan dari suatu Perusahaan /Badan /Instansi jika diperlukan. b) Non Badan Hukum: Bukti diri/identitas pengurus berupa fotokopi KTP/KITAS/Paspor seluruh pengurus sesuai dengan Anggaran Dasar Akta Pendirian/Anggaran Dasar dan Akta Perubahan atau izin kegiatan atau tujuan perkumpulan/organisasi dari instansi yang berwenang Surat Keterangan
susunan
pengurus
perkumpulan/organisasi
dan
surat
penunjukan bagi pihak-pihak yang berwenang mewakili perkumpulan/ organisasi dalam melakukan hubungan dengan bank. Manfaat: 1) Aman dan terjamin 2) Kemudahan bertransaksi di seluruh outlet BSM 3) Kemudahan bertransaksi di manapun saja dengan menggunakan layanan e-banking BSM 4) Kemudahan dalam penyaluran zakat, infaq dan sedekah. b) BSM Tabungan Berencana Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan. Fitur: Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah. Bagi hasil yang kompetiti Periode tabungan 1 s.d. 10 tahun Usia nasabah minimal 17 tahun dan maksimal 65 tahun saat jatuh tempo Setoran bulanan minimal Rp100 ribu Target
45
dana minimal Rp1,2 juta dan maksimal Rp200 juta Jumlah setoran bulanan dan periode tabungan tidak dapat diubah. Tidak dapat menerima setoran diluar setoran bulanan Saldo tabungan tidak bisa ditarik, dan bila ditutup sebelum jatuh tempo (akhir biaya masa kontrak) akan dikenakan administrasi Syarat: Kartu identitas : KTP/SIM/Paspor nasabah Memiliki rekening asal (source account) berbentuk Tabungan atau Giro di BSM Manfaat: a) Kemudahan perencanaan keuangan b) Nasabah jangka panjang c) Memperoleh jaminan pencapaian target dana d) Mendapatkan perlindungan asuransi secara gratis dan otomatis, tanpa pemeriksaan kesehatan e) Manfaat asuransi adalah sebesar kekurangan target dana dari setoran bulanan yang telah dibayarkan, sehingga manfaat asuransi dihitung dengan cara sbb.: Manfaat asuransi = Target dana – Jumlah pembayaran setoran bulanan pada saat klaim jumlah pembayaran setoran bulanan pada saat klaim. c) BSM Tabungan Simpatik Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati. Fitur & Biaya Berdasarkan prinsip syariah dengan akad Wadiah Setoran awal minimal Rp20.000 (tanpa ATM) & Rp30.000 (dengan ATM) Setoran berikutnya minimal
46
Rp10.000 Saldo minimal Rp20.000 Biaya tutup rekening Rp10.000 Biaya administrasi Rp2.000 per rekening per bulan atau sebesar bonus bulanan (tidak memotong pokok) Biaya pemeliharaan kartu ATM Rp2.000 per bulan Syarat: Kartu identitas : KTP/SIM/Paspor nasabah Manfaat: a) Aman dan terjamin b) Online di seluruh outlet BSM c) Bonus bulanan yang diberikan sesuai dengan kebijakan BSM d) Fasilitas BSM Card, yang berfungsi sebagai kartu ATM & debit dan kartu potongan harga di merchant yang telah bekerjasama dengan BSM e) Fasilitas e-Banking, yaitu BSM Mobile Banking & BSM Net Banking Penyaluran zakat, infaq dan sedekah d) BSM Tabungan Investa Cendekia Tabungan dengan jangka waktu untuk keperluan uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi. Fitur: Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah Periode tabungan 1 s.d. 20 tahun Usia nasabah minimal 17 tahun dan maksimal 60 tahun saat jatuh tempo Setoran bulanan minimal Rp100.000 s.d. Rp10.000.000 dengan kelipatan Rp50.000 Bagi hasil yang kompetitif Jumlah setoran bulanan dan periode
47
tabungan tidak dapat diubah namun dapat dilakukan setoran tambahan diluar setoran bulanan Syarat: Kartu identitas: KTP/SIM/Paspor nasabah Memiliki Tabungan BSM sebagai rekening asal (source account). Manfaat: Memudahkan perencanaan keuangan masa depan, khususnya untuk biaya pendidikan putra/putri Mendapatkan perlindungan asuransi secara otomatis, tanpa melalui pemeriksaan kesehatan. e) BSM Tabunganku Tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Fitur & Biaya: a) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadhi’ah yad dhamanah. b) Setoran awal pembukaan rekening minimum Rp20.000 (tanpa ATM) dan Rp80.000 (dengan ATM). c) Setoran tunai selanjutnya minimum Rp10.000. Saldo minimum rekening (setelah penarikan) adalah Rp20.000 (tanpa ATM) dan Rp50.000 (dengan ATM). d) Jumlah minimum penarikan di counter sebesar Rp100.000 kecuali pada saat penutupan rekening. e) Bebas
biaya
administrasi
rekening.
Biaya
pemeliharaan
Kartu
48
TabunganKu Rp2.000 (bila ada). f) Biaya penutupan rekening atas permintaan nasabah Rp20.000. g) Biaya ganti buku karena hilang/rusak atau sebab lainnya sebesar Rp0. Rekening dormant (tidak ada transaksi selama 6 bulan berturut-turut): Biaya penalti Rp2.000 per bulan. Apabila saldo rekening mencapai
KTP/SIM/Paspor.
Manfaat: 1) Aman dan terjamin 2) Online di seluruh outlet BSM 3) Bonus 4) Fasilitas Kartu TabunganKu yang berfungsi sebagai kartu ATM & debit. 5) Fasilitas e-Banking, yaitu BSM Mobile Banking & BSM Net Banking. 6) Kemudahan dalam penyaluran zakat, infaq dan sedekah. Ketentuan: Nasabah pemilik rekening TabunganKu adalah nasabah perorangan.Nasabah adalah Warga Negara Indonesia.Nasabah TabunganKu hanya dibenarkan memiliki 1 rekening di 1 Bank.Tidak dibenarkan mendapatkan fasilitas joint account “AND” atau “OR”. Bila saldo ≤Rp20.000, maka rekening akan ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan sebesar sisa saldo. f) BSM Giro
49
Sarana penyimpanan dana untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah. Fitur & Biaya: Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah yad dhamanah Setoran Awal minimum Rp500.000 (perorangan) dan Rp1.000.000 (Non-Perorangan) Saldo minimum Rp500.000 (perorangan) dan Rp1.000.000 (Non-Perorangan) Biaya administrasi bulanan: a. Perorangan
: Rp10.000 (tanpa ATM) dan Rp12.000 (dengan ATM)
b. Perusahaan
: Rp15.000
Biaya tutup rekening : Pelanggaran Rp50.000 dan Permintaan Sendiri Rp20.000 Biaya buku cek/giro : Rp100.000 Syarat: Perorangan
: KTP/SIM/Paspor nasabah
Perusahaan
: KTP/SIM/Paspor Pengurus atau pejabat yang berwenang Akte
Pendirian dan Akte Perubahan Perusahaan berikut Pengesahan Perusahaan Anggaran Dasar Perusahaan SIUP, TDP/Ijin usaha dari instansi yang berwenang, NPWP, SK.Domisili Manfaat: a) Dana aman dan tersedia setiap saat b) Kemudahan transaksi dengan menggunakan cek atau B/G c) Fasilitas Intercity Clearing untuk kecepatan pembayaran inkaso (kliring antar wilayah) d) Fasilitas BSM Card, sebagai kartu ATM sekaligus debet (untuk
50
perorangan) e) Fasilitas pengiriman account statement setiap awal bulan f) Bonus bulanan yang diberikan sesuai dengan kebijakan BSM g) BSM Giro Valas Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah untuk perorangan atau non-perorangan. Fitur & Biaya: 1) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah yad dhamanah 2) Bebas biaya penarikan bank notes sampai dengan USD5.000 per bulan Setoran Awal minimum USD1.000 Saldo minimum USD1.000 Biaya administrasi bulanan USD5 Biaya tutup rekening USD10 Syarat: a) Perorangan: KTP/SIM/Paspor. b) Perusahaan: KTP/SIM/Paspor Pengurus atau pejabat yang berwenang Akte Pendirian dan Akte Perubahan Perusahaan berikut Pengesahan Perusahaan Anggaran Dasar Perusahaan SIUP, TDP/Ijin usaha dari instansi yang berwenang, NPWP, SK.Domisili Manfaat: a. Dana aman dan tersedia setiap saat b. Penarikan dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan slip penarikan c. Fasilitas pengiriman account statement setiap bulan d. Bonus bulanan sesuai kebijakan BSM
51
h) BSM Deposito Investasi berjangka waktu tertentu yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah untuk perorangan dan non-perorangan. Fitur & Biaya: 1) Jangka waktu yang fleksibel: 1, 3, 6 dan 12 bulan 2) Dicairkan pada saat jatuh tempo Setoran awal minimum Rp2.000.000 3) Biaya Materai Rp6.000 4) Biaya Penarikan: Rp30.000/rekening Syarat: Perorangan
: KTP/SIM/Paspor nasabah
Perusahaan
: KTP/SIM/Paspor Pengurus atau pejabat yang berwenang Akte
Pendirian dan Akte Perubahan Perusahaan berikut Pengesahan Perusahaan Anggaran Dasar Perusahaan SIUP, TDP/Ijin usaha dari instansi yang berwenang, NPWP, SK.Domisili Manfaat: a) Dana aman dan terjamin b) Pengelolaan dana secara syariah c) Bagi hasil yang kompetitif Dapat dijadikan jaminan pembiayaan Fasilitas Automatic Roll Over (ARO). i) Pembiayaan Investasi Fasilitas pembiayaan jangka pendek / jangka panjang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing untuk membiayai kebutuhan investasi berupa rehabilitasi,
52
modernisasi, perluasan, pendirian proyek baru dan atau kebutuhan khusus lainnya yang dinilai layak oleh bank. Fitur: Limit pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan. Pembiayaan dapat dalam mata uang rupiah dan US Dollar.Menggunakan prinsip jual beli / sewa dengan margin yang disepakati bersama. Margin pembiayaan fixed selama masa pembiayaan. Jangka waktu pembiayaan minimal 1 tahun / dapat disesuaikan dengan kebutuhan. j) Pembiayaan Modal Kerja Fasilitas pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada pelaku usaha baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing untuk membiayai kebutuhan modal kerja dalam siklus waktu tertentu maksimal 1 tahun. Fitur: Limit pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan. Pembiayaan dapat dalam mata uang rupiah dan US Dollar.Menggunakan prinsip bagi hasil dengan berdasarkan pada revenue sharing. Pembiayaan dapat bersifat revolving dan non revolving. Pengembalian pembiayaan yang fleksibel sesuai dengan realisasi usaha.Jangka waktu maksimal 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan. k) Pembiayaan Warung Mikro Limit pembiayaan sampai Rp.100juta: 1. Perorangan Golongan berpenghasilan tetap (Golbertab) seperti PNS, Pegawai Swasta, dsb. Wiraswasta/Profesi 2. Badan Usaha
53
Produk: 1. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) Limit pembiayaan: minimal Rp2000.000,- (dua juta rupiah) sampai dengan Rp10.000.000,(sepuluh juta rupiah). Jangka waktu: maksimal 36 bulan. Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM. 2. Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya) Limit pembiayaan: di atas Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp50.000.000,(lima puluh juta rupiah). Jangka waktu: maksimal 36 bulan. Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM. 3. Biaya Usaha Mikro Utama (PUM-Utama) Limit pembiayaan: di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp100.000.000,(seratus juta rupiah). Jangka waktu: maksimal 48 bulan. Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM. Persyaratan: 1. Wiraswasta/Profesi: Usaha telah berjalan minimal 2 tahun. Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan maksimal 55 tahun saat pembiayaan lunas. Surat keterangan/ijin usaha. 2. Perorangan Golbertap Status pegawai tetap dengan masa dinas minimal 1 (satu) tahun. Usia minimal 21 tahun pada saat pengajuan dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo fasilitas pembiyaan. Surat keterangan kerja/SK Pegawai. 3. Badan usaha Usaha telah berjalan minimal 2 tahun. Surat keterangan/ijin usaha. Akte pendirian/perubahan perusahaan.
54
l) Pembiayaan Small 1. Limit Pembiayaan
: >Rp100 Juta s.d. Rp1,5 Milyar
2. Gross Annual Sales Nasabah (GAS): s.d. Rp10 Milyar 3. Jenis Nasabah : Perorangan untuk usaha produktif Lembaga usaha berbadan hukum dan/atau berbadan usaha Pembiayaan dengan pola kemitraan (dengan limit pembiayaan >Rp100 Juta s.d. Rp1,5 Milyar) 4. Skema yang dapat dijalankan: a. Musyarakah b. Mudharabah c. Murabahah d. Qardh e. Kafalah 5. Sektor usaha sesuai ketentuan bank
B.
DATA DESKRIPTIF Data diambil dari laporan keuangan Bank Syariah Mandiri yang
menunjukkan bahwa pembiayaan Mudharabahmasih jauh dibawah pembiayaan Murabahah.Laporan Kuangan Bank Syariah KCP Banyumanik pada tahun 2013 dan 2012. Dari laporan tersebut diperoleh data Murabahah 2013: Rp. 15.842.632.437, Tahun 2012: Rp. 10.842.165.967. Pembiayaan Mudharabahpada tahun 2013: Rp. 967.963.041, tahun 2012: Rp. 681.068.128.
55
200 150 Column1
100 50
2012
0
Gambar 3.2 :Fortofolio Fortofolio pembiayaan BSM KCP Banyumanik. Banyumanik Sumber : Data Terolah Data ta juga diperoleh dari laporan keuangan Bank Syariah Mandiri Pusat. Data yang diperoleh adalah Murabahahpada pada tahun 2012: Rp. 27.549.264.479.714, tahun 2011: Rp. 19.773.813.386.544, Mudharabah tahun 2012: Rp. 484.892.297, tahun 2011: Rp. 295.251.036, dan Musyarakah Musyarakah 2012: Rp. 1.186.901.650, tahun 2011: Rp. 756.171.279.
80 60 40 20 0
2012 2012 2011
Gambar 3.3 3. :Fortofolio pembiayaan BSM Sumber : Data Terolah
BAB IV ANALISIS A.
Analisa Prosedur Pembiayaan Mudharabah Bank Syariah Mandiri sebagai sebuah lembaga keuangan syariah memiliki
sistem operasional yang sudah tersusun secara sistematis. Dalam pembiayaan Mudharabah Bank Syariah Mandiri memiliki prosedur yang harus di patuhi oleh pegawai maupun calon nasabah. Sehingga dalam operasional pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri dapat berjalan dengan baik. Adapun prosedur pembiayaan Mudharabah sebagai berikut : 1. Tahap Solisitasi a. AO ( Account Oficcer ) melakukan survey tentang kondisi/potensi bisnis daerah yang mampu dijangkau cabang. Kemudian AO menetapkan rencana solisitasi calon nasabah yang akan menjadi target. b. AO melaporkan hasil survey dan rencan solisitasi kepada Marketing Manajer. c. Marketing manajer membuat surat tugas survey kepada Accout Oficcer yang disahkan oleh kepala cabang. 2. Tahap Permohonan Mengisi formulir pengajuan yang sudah di sediakan oleh bank syariah mandiri, sebagai bukti keseriusan mengajukan pembiayaan. Formulir ini menjadi arsip bank yang akan menjadi identitas calon nasabah. Dari form ini bank mendapatkan identitas lengkap dari calon nasabah yang akan mengajukan pinjaman.
56
57
Calon nasabah mengajukan surat permohonan pembiayaan dengan cara mengisi form yang sudah disediakan oleh bank dengan melampirkan persyaratan. a. Syarat Syarat Pembiayaan Calon nasabah mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi semua persyaratan yang di tentukan oleh bank mandiri syariah. Yang mana persyaratan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi bank mandiri syariah apakah pembiayaan yang diajukan oleh nasabah bisa di realisasi atau tidak. Adapun persyaratan yang ditentukan oleh bank mandiri syariah sebagai berikut : 1. Badan Usaha : a) Foto copy akte pendirian / Anggaran dasar badan Usaha notariil b) Foto copy legalitas usaha sesuai dengan jenis bidang usaha c) Foto copy NPWP d) Foto copy identitas ( KTP/SIM/PASPOR ) e) Laporan keuangan f) Past performance usaha g) Rencana usaha kedepan h) Foto copy bukti pemilik jaminan 2. Perorangan : a) Foto copy legalitaas usaha b) Foto copy NPWP
58
c) Foto copy identitas diri, istri / suami d) Laporan kuangan e) Past performance usaha f) Rencana usaha ke depan g) Foto copy kepemilikan jaminan b. Setelah
nasabah
mengajukan
permohonan
pembiayaan
kemudian
diserahkan kepada AO. Surat permohonan dicatat pada admistrasi “permohonan pembiayaan”. c. Kemudian account officer menyerahkan surat permohonan berikut lampiran kepada kepala KCP untuk memperoleh keputusan awal “disetujui untuk diproses atau tidak”. d. Jika surat permohonan disetujui maka marketing manajer menyerahkan surat permohonan kepada AO untuk di investigasi. Jika ternyata surat permohonan ditolak surat permohonan diserahkan kepada AO untuk dibuatkan surat penolakannya. 3. Tahap Investigasi AO
melakukan
pemeriksaan
kebenaran/kewajaran/validitas
surat
permohonan, melakukan wawancara dengan nasabah, melakukan BI Checking, pengecekan dokumen barang jaminan.Tahap ini dilakukan untuk menindak lanjuti permohonan pembiayaan nasabah. Kemudian diserahkan kepada marketing manager.
59
4. Tahap Analisa
Tahap analisa merupakam tahap yang penting bagi Bank Syaraiah Mandiri. Karena pada tahap ini Bank Syariah Mandiri akan dapat mengetahui apakah calon nasabah layak mendapatkan pembiayaan Mudharabah.Pada tahap ini berguna bagi Bank Syariah Mandiri untuk meminimalkan risiko dari penyaluran pembiayaan kepada nasabah. Adapun yang dilakukan pada tahap ini adalah : a. AO melakukan analisa terhadap nasabah meliputi : 1) Analisa
aspek
5C
(Character,
Capacity,
Capital,
Collateral&Condition). a) Character Analisa karakter berguna untuk mengetahui watak dan sifat calon nasabah.Analisa dilakukan untuk memastikan bahwa calon nasabah tidak memiliki sifat buruk, bukan penipu dan memiliki reputasi buruk di masyarakat.Analisa karakter dapat dilakukan dengan cara : (1) Dengan melakukan BI Checking. (2) Melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar calon nasabah. (3) Melihat reputasi kerja.
60
b) Capacity Analisa capacityadalah analisa yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan calon nasabah untuk menbayar angsuran dari pembiayaan. Analisa ini dapat dilakukan dengan melihat : (1) Melihat laporan keuangan calon nasabah (Pendapatan dan Pengeluaran). (2) Melihat banyaknya kewajiban yang ditanggung. c) Capital Analisa yang bertujuan melihat kekayaan calon nasabah. Hal ini dilakukan sebagai penguat bahwa calon nasabah tidak hanya mengandalkan dana pembiayaan tapi masih memliki kekayaan lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Kakayaan nasabah yang dimaksut berupa asset tanah dan bangunan, tempat usaha, barang berharga (mobil, sepeda motor) dan peralatan kerja. d) Collateral Analisa collateral adalah analisa yang digunakan untuk melihat nilai
jaminan.Nilai
jaminan
minimal
70%
dari
jumlah
pembiayaan.Jaminan ini berguna untuk mem back up jika dalam perjalanan angsuran nasabah tidak bisa memenuhi keawajibannya. e) Condition Analisa bertujuan untuk melihat kondisi perekonomian calon nasabah. Untuk melihat apakah usaha calon nasabah masih bisa terus berkembang atau justru akan mengalami penenurunan.
61
Untuk memastikan usaha yang dilkakukan oleh calon nasabah sesuai dengan syariah.sehingga bisa sebagai bahan pertimbangan oleh Bank Syariah Mandiri untuk manyalurkan pembiyaan. 2) Menghitung kewajaran besarnya pembiayaan. 3) Melakukan analisa Risiko. 4) Membuat kesimpulan dan menetapkan persyaratan pembiayaan. Prasyarat pembiayaan minimal Character dan Capacity harus positif. 5) Mengisi formulir “Keputusan Komite Pembiayaan”/ (NAP) Nota Analisa Pembiayaan. b. Penentuan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Dalam penentuan bagi hasil ada ketentuan yang harus disetujui oleh pihak Bank Syariah Mandiri dan nasabah, Yaitu : 1) Adanya kesepakatan antara pihak Bank (Sahibul Maal) dan nasabah (Mudharib) mengenai usaha yang akan dilakukan, dan jangka waktu. 2) Nisbah bagi hasil bedasarkan Revenue Sharing. Untuk
memperjelas
penghitungan
bagi
hasil
pada
pembiayaan
Mudharabah, dibawah ini penulis memberikan ilustrasi penghitungan bagi hasil : Contoh : Koperasi Mudharabah
Simpan
Pinjam
“Y”
mangajukan
pembiayaan
pada Bank Syariah sebesar Rp. 1.000.000.000 yang
62
dimaksutkan untuk modal kerja.Jangka waktu yang diajukan 2 tahun. Dengan asumsi umsi ekspektasi rate 35 % flat per tahun. Bank Syariah melaksanakan akad Mudharabah
dengan KSP “Y”
berdasarkan Revenue Sharing dengan penghitungan sebagai berikut : Plafon
: Rp. 1.000.000.000
Jangka Waktu
: 24 bulan
Ekspektasi Rate
: 10 %
Proyeksi Angsuran Angs
: : Rp. 45.833.333.33
Perhitungan KSP “Y” kepada anggota di asumsikan 35 % flat per tahun sebagai berikut : Plafon
: Rp. 1.000.000.000
Jangka Waktu
: 24 bulan
Ekspektasi Rate
: 35 %
Proyeksi Angsuran
: : Rp. 56.250.000
Sehingga dari kerjasama ini KSP “Y” mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 56.250.000 – Rp. 45.833.333.33= Rp. 10.416.666.67 Penghitungan Nisbah Bagi Hasil Mudharabah :
KSP “Y”
: : 18.51 %
100
63
Bank Syariah : 100 % - 18.51 % : 81.49 % Dalam pembiayaan ini besar angsuran perbulan yang harus dibayarkan oleh KSP “Y” kepada bank sebesar Rp. 45.833.333.33 atau 81.49 % dari nisbah bagi hasil.Jumlah ansuran perbulan yang dibayarkan tidak berubahubah.Hal ini karena kesepakatan penentuan ekspektasi rate KSP “Y” ditentukan pada awal pembiayaan. Sementara ekpektasi rate bank syariah merupakan kebijakan dari kantor pusat. c. Kemudian NAP diserahkan kepada marketing manajer untuk direview hasil analisa yang selanjutnya diserahkan kepada kepala cabang untuk di mintakan tanda tangan. 5. Tahap Persetujuan Setelah NAP mendapatkan pengesahan dari kepala KCP, accout officer melakukan : a. Membuat SP3 ( Surat Penegasaan Persetujuan Pembiayaan ). b. SP3 Diserahkan kepada Marketing Manajer untuk dilakukan pengecekkan. c. SP3 diserahkan kepada Kepala KCP untuk dilakukan penandatangan pengesahan. d. Setelah SP3 disetujui AO menyampaikan kepada nasabah untuk ditanda tangani diatas materai. 6. Tahap Pencairan a. Pengajuan permohonan pencairan oleh nasabah.
64
b. Surat permohonan diterima oleh AO, kemudian AO membuat Daftar Pengecekkan Realisasi Pembiayaan (DRP). c. Account Officer melakukan pengecekkan kelengkapan pemenuhan persyaratan pembiayaan yang telah disepakati antara lain : 1) Pengakadan pembiayaan, Akad pembiayaan telah ditandatangani nasabah diatas materai. 2) Surat sanggup sudah ditanda tangani oleh nasabah diatas materai. 3) Jaminan yang diserahkan telah diikat sesuai ketentuan dan ditutup asuransinya. 4) Biaya
adminstrasi,
asuransi,
dan
biaya
pengikatan
jaminan
telahdibayar oleh nasabah. 5) Hasil pengecekkan dituangkan dalam DRP. d. DRP diserahkan kepada Kepala KCP untuk dilakukan pengecekkan dan memutuskan persetujuan pencairan. e. AO membuatan memo pencairan yang disahkan oleh marketing manager. f. Customer service menerima customer facility dan memo, kemudian melakukan proses input pembukaan rekening pembiayaan nasabah. g. Loan Administration melakukan pencairan ( melalui modul loan). 7. Tahap Monitoring a. Monitoring/Pembiayaan Nasabah 1) AO melakukan monitoring dan pembinaan berdasarkan klasifikasi sebagai berikut :
65
a) Laporan aktivitas usaha yang diterima cabang sesuai yang dipersyaratkan dalam SP3. b) Laporan / daftar kewajiban menunggak yang dicetak. c) Daftar kolektibilitas pembiayaan. 2) Hasil monitoring dituangkan dalam laporan kepada maketing manager. b. Monitoring Angsuran/Pembiayaan Akan Jatuh Tempo Membuat harian membuat daftar angsuran / pembiayaan yang akan jatuh tempo pada 7 hari yang akan datang. 8. Tahap Pembiayaan Angsuran / Pelunasan a. Teller menerima dana untuk kredit rekening dari nasabah, kemudian teller melakukan input setoran di rekening kredit nasabah. b. Loan Administration mendebet rekening (dana) untuk pembayan setoran, mencocokkan angsuran pembiayaan yang jatuh tempo pada hari itu. c. Kemudian membuat tiket pendebetan / pembayaran angsuran yang kemudian dimintakan pengesahan kepada operation manager. B. Analisis
Kendala
dan
Solusi
Dalam
Pelaksanaan
PembiayaanMudharabah 1. Kendala Kendala Pembiayaan
mudharabah
pada
Bank
Syariah
Mandiri
kcp
Banyumanik memiliki portofolio lebih rendah dibandingkan dengan pembiayaan murabahah. Dari data yang diperoleh dari BSM KCP Banyumanik sebagai berikut :
66
Tabel 4.1 Perbandingan Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Tahun
Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Mudharabah
2012
Rp. 10.842.165.967
Rp. 976.963.041
2013
Rp. 15.842.632.437
Rp. 681.068.128
Sumber : BSM KCP Banyumanik,2014 Dari data tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah jauh lebih rendah dari pada pembiayaan murabahah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembiayaan mudharabah di BSM KCP Banyumanik terdapat sebuah kendala. Dari hasil observasi dan wawancara pegawai BSM KCP Banyumanik dapat disimpulkan kendala kendalanya sebagai berikut : a) Dari kebijakan BSM yang menentukan bahwa pembiayaan pembiayaan dibagi sebagai berikut : 1) Pembiayaan Murabahah Mikro
:Rp. 3.000.000 -Rp. 100.000.000
2) Pembiayaan Murabahah KPR
: Rp. 100.000.000-Rp.1.500.000.000
3) Pembiayaan Mudharabah
:Rp.100.000.000-Rp.1.500.000.000
Melihat dari penetapan nominal pada pembiayaan tersebut, pembiayaan mudharabah berada pada golongan atas, sehingga aspek pasar yang dicari lebih kepada kelas pengusaha yang sudah berdiri dan cukup besar. Sementara masyarakat calon nasabah di kawasan masih banyak pengusaha yang sifatnya UMKM. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya pembiayaan mudharabah di BSM KCP Banyumanik. melihat hal ini marketing yang khususnya membidangi pada pembiayaan mudharabah akan kesulitan mencari pangsa pasar karena adanya
67
persaingan dengan bank-bank syariah maupun bank konvensional lain di Semarang. b) Prosedur pembiayaan Mudharabah Dari prosedur pembiayaan mudharabah di BSM KCP Banyumanik terdapat persyaratan yang harus di penuhi oleh nasabah yanag diantaranya : (1) Foto copy akte pendirian / Anggaran dasar badan Usaha notariil (2) Foto copy legalitas usaha sesuai dengan jenis bidang usaha (3) Foto copy NPWP (4) Foto copy identitas ( KTP/SIM/PASPOR ) (5) Laporan keuangan (6) Rencana usaha kedepan Melihat dari syarat-syarat tersebut akan sangat tidak mungkin bisa diperoleh oleh banyak masyarakat. Sementara usaha masyarakat di wilayah Semarang kebanyakan masih berupa usaha rumahan. Dengan demikian akan sangat tidak mungkin masyarakat bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan mudharabah. c) Persaingan dengan Bank Lain Banyaknya bank-bank di Kota dan Kabupaten menjadikan persaingan antar bank tidak bisa dihindarkan.Baik bank konvensional maupun bank syariah sama-sama bersaing dalam mencari pasar. Bahkan persaingan antar satu bank beda KCP pun terjadi. Hal ini menyebabkan pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Mandiri harus bisa bersaing dengan pembiayaan-penbiayaan lain.Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
68
bank syariah khususnya pembiayaan Mudharabah menjadikan Bank Syariah Mandiri kalah dengan bank-bank konvensional. 2. Penyelesaian a) Bank Syariah Mandiri perlu membuat produk pembiayaan mudharabah yang mana dari produk tersebut bisa dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha mikro. Tidak harus pengusaha besar, tapi pengusaha kecil yang sedang merintis usaha pun bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan mudharabah. Pada dasarnya pembiayaan disalurkan untuk kemudian bisa dikembangkan oleh penerimanya. oleh karena itu BSM harus bisa mengeluarkan
pembiayaan
mudharabahdengan
kapasitas
nominal
pembiayaan bisa terjangkau oleh masyarakat kecil. b) Para Marketing Bank Syariah Mandiri juga harus bisa merangkul semua aspek pasar di masyarakat, sehingga terjalin rasa kepercayaan oleh masyarakat. Melakukan pengawasan usaha dengan baik, membina pengusaha baru yang sedang berdiri dan pemberian perhatian yang lebih kepada nasabahnya. c) Persyaratan permohonan pembiayaan harus bisa lebih fleksible, artinya harus bisa menyesuaikan kondisi calon nasabah. Karena masih banyak pengusaha kecil di Semarang yang belum mempunyai laporan keuangan, perencanaan tahun berikutnya dll. Jadi dari segi persyaratan lebih difokuskan kepada jaminan dan karakter nasabah. Dengan demikian akan membantu pengusaha-pengusaha kecil untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan mudharabah.
69
d) Bank syariah mandiri harus membuat promosi yang mana agar pembiayaan mudharabah di BSM KCP Banyumanik bisa lebih familier di masyarakat dan bisa menjadi alternatif utama ketika masyarakat membutuhkan modal usahannya. Promosi yang dilakukan bisa dengan memperbanyak presentasi kepada para pengusaha dan memperbanyak penyebaran brosur. Bank Syariah Mandiri harus membuat strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosedur pembiayaan mudharabah di BSM KCP Banyumanik di mulai dari permohonan pembiayaan nasabah dengan cara mengisi formulir atau aplikasi beserta menyertakan persyaratan awal.Pengisian aplikasi tersebut didampingi dan dianalisa oleh AO. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan oleh AO akan dilakukan komite yang mana tahap ini berfungsi untuk memutuskan apakah pembiayaan akan di ACC atau tidak. Jika pembiayaan di setujui maka pegawai administrasi pembiayaan membuat SP3 (Surat Penegasan Pemberian Pembiayaan),dan melakukan akad pembiayaan oleh notaris. Berdasarkan SP3 dan akad tersebut menjadi dasar operating Manager untuk melakukan pencairan pembiayaan kepada nasabah. Setelah proses pencairan, AO melakukan monitoring terhadap nasabah. Monitoring tersebut berupa pengawasan dan pembinaan terhadap nasabah dalam melakukan angsuran hingga pelunasan. 2. Penghitungan bagi hasil dalam Bank Syariah Mandiri menggunakan metode RevenueSharing. RevenueSharing adalah pembagian bagi hasil berdasarkan pendapatan bukan keuntungan bersih. Pembagian bagi hasil ini sesuai dengan kesepakatan bersama antara Bank Syariah Mandiri dan nasabah.
70
71
3. Kendala pembiayaan Mudharabah lebih kepada dari kebijakan BSM yang menetapkan tarif tinggi pada pembiayaan Mudharabah yang membuat jangkauan dari pembiayaan mudharabah menjadi pada kalangan pengusaha besar saja. Oleh sebab itu banyak masyarakat yang tidak tersentuh oleh pembiayaan Mudharabah. Prosedur yang ditentukan oleh BSM akan menyulitkan nasabah untuk melakukan pengajuan nasabah yang baru akan memulai kegiatan usahannya. Karena para pengusaha baru atau UMKM tidak bisa memenuhi persyaratan persyaratan yang ditetapkan dalam prosedur pembiayaan. B. Saran Berdasarkan analisa dan kesimpulan tersebut maka penulis memberikan saransaran sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan memajukan Bank syariah Mandiri KCP Banyumanik. 1. Prosedur yang diterapkan sudah memenuhi tingkat keamanan bagi bank, sehinggan mampu meminimalisir resiko. Maka dari itu diharapkan Bank Syariah Mandiri mampu terus menjaga dan menerapkan prosedur tersebut. 2. Persyaratan persyaratan harus lebih fleksibel, sehingga pengusaha kecil dan baru bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan mudharabah. 3. BSM
membuat
kebijakan
yang
mana
pembiayaan
Mudharabah
menyediakan modal murah, artinya bisa di bawah 100 juta. 4. Bank Syariah Mandiri harus mampu mengembangkan produk yang dapat mencakup semua kebutuhan masyarakat. Sehingga melalui produk-produk
72
tersebut Bank Syariah Mandiri dapat menjalin kerjasama dengan caloncalon nasabah dengan ruang lingkup yang luas. 5. Pengenalan produk pembiayaan mudharabah harus selalu dilakukan oleh marketing, sehingga masyarakat mengenal dan memiliki alternatif pilihan untuk mendapatkan pembiayaan.
73
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainul, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: AlvaBet. Astuti, Yuli. 2009. Tugas akhir. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Pada BMT Al-Mu’aawanah. Karim, Adiwarman A, 2004.Bank Islam analisis Fiqh dan Keuangan.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Kasmir, 2004.Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Muhammad,
2008.Manajemen
Pembiayaan
Mudharabah
Di
Bank
Syariah.Jakarta: Rajagrafindo Persada. ,2002. Manajemen Bank Syariah.yogyakarta: (UPP) AMP YKPN. Nabhan, Faqih, 2008. Dasar-Dasar Akuntansi Bank Syariah. Yogyakarta: Lumbung Ilmu. Payne,
Adrian,
2000.
The
Essence
ofService
Marketing
Pemasaran
Jasa.Yogyakarta: Andi. Rahmawati, Novia Ria. 2011. Tugas Akhir. Analisis Prosedur Pembiayaan Pada PT. Bank BNI Syariah Kantror Cabang Syariah Surakarta. Ridwan, Muhammad, 2007. Kontruksi Bank Syariah Indonesia. Yogyakarta: Pustaka SM. Setyoningsih,
Riska
Isro.2009.
Tugas
Akhir.
Manajemen
Mudharabah Di Bank Syariah Mandiri Cabang Ungaran.
Pembiayaan
74
Syafii, antonio.2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik.Jakarta: Gema Insani. Taswan, 2010. Manajemen Perbankan. Yogyakarta:UPP STIM YKPN. UU NO 21 tahun 2008. www.Syariahmandiri.com