ANALISIS PADA PRODUK TABUNGAN iB HASANAH DI BANK BNI SYARIAH
TUGAS AKHIR
Disusun oleh: Akhlis Farida Kurnia Rahmah NIM 20111018
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
ANALISIS PADA PRODUK TABUNGAN iB HASANAH DI BANK BNI SYARIAH
TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi DIII Perbankan Syariah
Disusun soleh : Akhlis Farida Kurnia Rahmah NIM 20111018
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
MOTTO
”Capailah ilmu karena dia merupakan perhiasan, Keutamaan dan berbagai macam pujian bagi pemiliknya”
PERSEMBAHAN 1. Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayahNYA kepadaku sehingga membuat aku bisa bertahan sampai saat ini. 2. Ayah dan Ibu (Riyanto dan Siti Musyafiah S.Pd.SD) terima kasih atas kasih sayang dan doa yang ayah ibu berikan kepadaku selama ini. 3. Adikku tersayang Akhsin Mushobi Maulana Febriyanto yang selalu menjadi sahabat terbaikku, terima kasih doanya dan selalu menyemangati. 4. Agung Dwi Indrawan, terima kasih atas doa dan semangatnya, semoga kita bisa mewujudkan bersama cita-cita kita. 5. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menyemangati. 6. Teman-teman DIII Perbankan Syariah angakatan 2011 yang selalu memberikan semangat dan dukungan. 7. Almamaterku STAIN Salatiga.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-NYA sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Pada Produk Tabungan iB Hasanah Di BNI Syariah” ini dengan baik. Tugas akhir ini disusun dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat kelulusan program DIII Perbankan Syariah Jurusan Syariah Program Studi DIII Perbankan Syariah (PS) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penulisan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan, maka selayaknya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Benny Ridwan, M.Hum selaku Ketua Jurusan Syariah STAIN Salatiga. 3. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan Syariah (PS) STAIN Salatiga, sekaligus selaku pembimbing magang. 4. Bapak H. Abdul Aziz, NP,M.M selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 5. Bapak Bahaudin, selaku Kepala Pimpinan Bank BNI Syariah Cabang Semarang, beserta seluruh karyawan yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti dalam melakukan kegiatan magang dan penulisan Tugas Akhir. 6. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. 7. Teman-teman DIII Perbankan Syariah (PS) Angakatan Tahun 2011. 8. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dalam penulisan Tugas Akhir ini peneliti sadar bahwa tidak ada sesuatu apapun yang sempurna kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, dengan senang hati peneliti menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga,
25
Agustus
2014
Peneliti
AkhlisFarida KurniaRahmah NIM. 20111018
ABSTRAK Rahmah, Akhlis Farida Kurnia 2014. Analisis Pada Produk Tabungan iB Hasanah Di BNI Syariah.Tugas Akhir. Jurusan Syariah. Program Studi DIII Perbankan Syariah (PS). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing H. Abdul Aziz. NP , M.M. Kata Kunci : Tabungan, iB Hasanah, Strategi Pemasaran Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik tabungan iB Hasanah, bagaimana perkembangan dari tabungan iB Hasanah tersebut, bagaimana strategi pemasaran yang digunakan, serta untuk mengetahui keunggulan produk tabungan iB Hasanah jika dibandingkan dengan produk tabungan unggulan yang berada di bank syariah lain, dengan menggunakan metode diskriptif kualitatif melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Maka dari penelitian ini dihasilkan temuan penelitian yang menunjukkan karakteristik dari tabungan iB Hasanah adalah salah satu transaksi yang mempermudah masyarakat untuk menabung, menunjukkan perkembangan produk tabungan iB Hasanah. Dalam strategi pemasarannya khusus pada produk tabungan iB Hasanah, strategi yang digunakan oleh bank adalah: 1) Produk; 2) Menetapkan harga dan Target pasar yang tepat; 3) Pemilihan lokasi kantor yang strategis; 4) Menetapkan strategi promosi melalui periklanan media cetak dan media elektronik, penjualan perseorangan, dan publisitas dengan mengikuti acara pameran-pameran di Mall atau Departemen Store. Keunggulan yang dapat dilihat dari produk tabungan iB Hasanah dengan produk unggulan bank syariah lainnya adalah bagi hasil yang lebih besar dan biaya administrasi yang lebih murah.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………………
i
HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR…………………………………
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….
iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….
iv
PERNYATAAN KEASLIAN………………………………….........................
v
MOTTO…………………………………………………………………………
vi
PERSEMBAHAN……………………………………………………………...
vii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
viii
ABSTRAK……………………………………………………………………...
x
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
xi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...
xiv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………
xv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...
1
A. LatarBelakangMasalah…………………………………………………
1
B. RumusanMasalah……………………………………………………….
6
C. TujuandanKegunaan…………………………………………………...
6
D. PenelitianTerdahulu…………………………………………………….
7
E. MetodePenelitian……………………………………………………….
12
F. PenegasanIstilah………………………………………………………...
14
G. SistematikaPenulisan……………………………………………………
15
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………….
17
A. Pengertian Bank…………………………………………………………
17
B. PengertianBankSyariah………………………………………………...
17
C. DalilTentang Bank Syariah……………………………………………..
18
D. ProdukPenghimpunan Dana……………………………………………
19
E. DalilDasarAkadWadiah………………………………………………
21
F. Tabungan Wadiah………………………………………………………
22
G. DalilDasarAkadMudharabah…………………………………………
23
H. Tabungan Mudharabah…………………………………………………
25
I. Fatwa MUI Tentang Tabungan………………………………………...
26
J. PengertianBagiHasil…………………………………………………..
27
K. Pemasaran………………………………………………………………
29
BAB III LAPORAN OBJEK………………………………………………….
37
A. GambaranUmum……………………………………………………….
37
1. SejarahBerdirinya PT. Bank BNI Syariah…………………………
37
2. Profil PT. Bank BNI Syariah……………………………………….
39
3. VisidanMisi PT. Bank BNI Syariah………………………………
39
4. StrukturOrganisasi PT. Bank BNI Syariah………………………..
41
5. StrukturOrganisasi PT. Bank BNI SyariahCabang Semarang……
42
B. Produk-produk PT. Bank BNI Syariah………………………………..
43
1.
ProdukPendanaan………………………………………………...
43
2.
ProdukPembiayaan……………………………………………….
45
3.
ProdukLayanandanJasa…………………………………………
50
BAB IV ANALISIS DATA………………………………………………….
52
A. Karakteristik Tabungan iB Hasanah…………………………………..
52
B. Perkembangan Tabungan iBHasanah………………………………...
54
C. StrategiPemasaran Tabungan iBHasanah……………………………
57
D. Keunggulan Tabungan iBHasanahDibandingkandengan Tabungan Bank SyariahLainnya………………………………………………...
62
BAB V PENUTUP…………………………………………………………...
68
A. Kesimpulan…………………………………………………………...
68
B. Saran………………………………………………………………….
69
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
71
LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank BNI Syariah………………………………. 41 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bank BNI Syariah Semarang…………………… 42
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Bunga dan Bagi Hasil……………………………….. 28 Tabel 3.1 Profil Perusahaan Bank BNI Syariah…………………………………… 39 Tabel 4.1 Perkembangan Saldo Tabungan Tahun 2006-2013…………………….. 55 Tabel 4.2 Perkembangan Nasabah Tabungan iB Hasanah 2006-2013...................... 56 Tabel 4.3 Perbandingan Biaya Tabungan iB Hasanah dengan Tabungan Bank BM………………………………………………………………………
66
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Perbankan Syariah dikenal sebagai Islamic Banking, yang pada awalnya
dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi yang berlingkup syariah.Sejak adanya revisi UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan terdapat beberapa perubahan yang memberikan peluang yang lebih besar bagi pengembangan perbankan syariah. Dari UU tersebut menerangkan bahwa sistem perbankan syariah dikembangkan dengan beberapa tujuan yakni memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak menerima konsep bunga, memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang memiliki beberapa keunggulan komparatifberupa peniadaan pembebanan bunga, membuka peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip kemitraan dengan menjaga hubungan investor yang harmonis. Sementara pada bank konvensional konsep yang diterapkan adalah hubungan debitur dan kreditur.Dengan adanya hal-hal tersebut banyak menimbulkan kekhawatiran bagi bank-bank konvensional, sehingga sekarang banyak bank konvensional yang membuka unit syariah.Perbankan syariah berusaha mengakomodir berbagai pihak yang menginginkan adanya jasa transaksi keuangan yang berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, agar terhindar dari pelanggaran praktek riba, kegiatan sifatnya serupa dengan perjudian, gharar (ketidakpastian), dan pelanggaran prinsip dalam transaksi (Sudarsono, 2003:25).
Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama dan menjadi pioner bagi bank syariah lainnya telah terlebih dahulu menerapkan sistem ini di tengah menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya.Sementara perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia pada penghujung akhir tahun 2008 lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Lembagalembaga keuangan syariah tetap stabil dan memberikan keuntungan, kenyamanan serta keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana di bank-bank syariah (http://www.bi.go.id). Dengan adanya hal tersebut perbankan syariah telah mendapatkan respon yang baik oleh Bank Indonesia.Hal ini dibuktikan dengan didirikannya biro perbankan syariah yang memberi peluang kepadaBank Umum untuk mendirikan layanan syariah berupa Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.Bank Umum Syariah adalah bank yang menjalankan segala kegiatan usahanya dalam memberikan jasa dan lalu lintas pembayaran berdasarkan prinsip syariah.Menurut peraturan Bank Indonesia No. 6/24/PBI/2004 tentang bank umum dalam menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dapat dinyatakan bahwa bentuk badan hukum yang dapat didirikan bank syariah dapat berupa Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, dan Perusahaan Daerah.Dalam mendirikan Bank Umum Syariah baru harus memenuhi beberapa persyaratan untuk permodalan diantaranya adalah:
a. Jumlah modal yang akan disetor minimal sebesar Rp. 1 triliyun, akan tetapi bagi bank asing yang membuka kantor cabang syariah dana yang aka disetor minimal Rp. 1 triliyun dan dapat berupa valuta asing. b. Sumber dana modal yang akan disetor untuk pendirian bank umum baru tidak boleh berasal dari dana pinjaman atau pembiayaan dari bank di Indonesia atau pihak yang lainnya. c. Sumber dana modal yang disetor tidak boleh dari sumber dana yang haram dan terhindar dari tujuan pencucian uang. Sedangkan
Unit Usaha Syariah adalah unit kerja dari Bank Umum
Konvensional (BUK) yang mempunyai fungsi sebagai kantor induk dari kantor yang melaksanakan kegiatan usahanya sesuai prinsip syariah. Atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berada di luar negeri yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah atau unit syariah yang lainnya. Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April tahun 2000 telah didirikan salah salah satu Unit Usaha Syariah yaitu BNI Syariah dengan 5 kantor cabang yang berada di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Seiring berjalannya waktu dengan melihat minat masyarakat untuk menabung di bank syariah semakin tinggi, maka Unit Usaha Syariah BNI Syariah terus mengembangkan eksistensinya dengan membuka kantor cabang menjadi 28 dan 31 kantor cabang pembantu. Dalam pelaksanaan operasionalnya BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek-aspek syariah. Dengan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini di pimpin oleh KH. Ma’ruf Amin, bahwa
semua produk di BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga sudah memenuhi prinsip syariah. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 12/41/KEP.GBI/2010 pada tanggal 19 Juni 2010 PT. Bank BNI Syariah resmi beroperasi sebagai Bank Umum Syariah (BUS), karena komitmen pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap beberapa keunggulan produk perbankan syariah juga meningkat. Kemudian pada September 2013 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 64 kantor cabang, 161 kantor cabang pembantu, 17 kantor kas, 22 mobil layanan dan 16 payment point (www.bnisyariah.co.id). Bank BNI Syariah menyediakan beberapa produk yang menjawab kebutuhan nasabah, mulai dari produk pembiayaan, produk pendanaan dan jasa-jasa perbankan lainnya. Pada produk pembiayaan terdiri dari produk iB Hasanah Card, Griya iB Hasanah, Haji iB Hasanah, Rahn Emas iB Hasanah, Multijasa iB Hasanah, Multiguna iB Hasanah, Flexi iB Hasanah, CCF iB Hasanah, Wirausaha iB Hasanah, Tunas Usaha iB Hasanah, Linkage Program iB Hasanah, Kopkar/Kopeg iB Hasanah,Usaha Kecil iB Hasanah, Usaha Besar iB Hasanah, Sindikasi iB Hasanah, Multifinance iB Hasanah, OTOiB Hasanah. Pada produk jasa dan layanan terdiri dari payroll gaji, cash management, payment center. Sedangkan pada produk pendanaan diantaranya adalah Tabungan iB Baitullah Hasanah, Tabungan iB Hasanah, Tabungan iB Prima Hasanah, Tabungan iB Tapenas Hasanah, Tabungan iB Bisnis Hasanah, TabunganKu iB, Giro iB Hasanah, Deposito iB Hasanah (PT.Bank BNI Syariah, 2011:17)
Salah satu produk pendanaan yang banyak menarik minat masyarakat adalah Tabungan iB Hasanah, dimana produk tersebut menggunakan akad mudharabah dan akad wadiah. Biaya yang digunakan pada produk tersebut lebih kecil dibandingkan dengan produk giro atau deposito. Selain itu produk Tabungan iB Hasanah dapat berguna untuk sarana investasi yang murni sesuai syariah, yang nasabah dapat melakukan penyetoran dan penarikan tunai dengan sangat mudah, bank juga dapat menjaga amanah dari nasabah sesuai dengan akad mudharabah dan akad wadiah yang dilaksanakan. Pada dasarnya produk pendanaan merupakan dana pihak ketiga (nasabah) yang dititipkan atau disimpan oleh bank dengan penarikan yang dapat dilakukan setiap saat tanpa harus memberitahu pihak bank terlebih dahulu. Sebagaimana karakter tabungan yang ada pada jasa perbankan lainnya, dana tabungan pada perbankan syariah dapat digunakan untuk kegiatan operasional bank. Dalam penelitian ini penulis mengkhususkan pada salah satu produk pendanaan yang ada di BNI Syariah yakni Tabungan iB Hasanah. Alasan mengapa dilakukan penelitian tentang produk Tabungan iB Hasanah ini dilatarbelakangi adanya persaingan yang sangat ketat dengan produk tabungan yang ada pada bank syariah lain. Disamping itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik produk Tabungan iB Hasanah, keunggulan dari produk ini. Untuk mengetahui lebih jelas tentang produk Tabungan iB Hasanah, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul “ Analisis Pada Produk Tabungan iB Hasanah di Bank BNI Syariah’.
B.
Rumusan Masalah Rumusan masalah yang di akan di analisis dalam penelitian ini adalah
:
1.
Bagaimana karakteristik produk tabungan iB Hasanah ?
2.
Bagaimana perkembangan produk tabungan iB Hasanah di Bank BNI Syariah dari awal dimunculkan produk tersebut ?
3.
Bagaimana strategi pemasaran produk tabungan iB Hasanah di Bank BNI Syariah?
4.
Apa saja keunggulan dari produk tabungan iB Hasanah di Bank BNI Syariah dengan produk-produk pendanaan di Bank Syariah lain ?
C.
Tujuan dan Kegunaan Dalam penulis Tugas Akhir ini memiliki beberapa tujuan dan kegunaan bagi
banyak pihak, diantaranya adalah sebagai berikut 1.
:
Tujuan a. Untuk mengetahui karakteristik tabungan iB Hasanah. b. Untuk mengetahui perkembangan produk tabungan iB Hasanah di Bank BNI Syariah. c. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang digunakan oleh Bank BNI Syariah. d. Untuk mengetahui keunggulan-keunggulan dari produk tabungan iB Hasanah di Bank BNI Syariah.
2.
Kegunaan a. Bagi Penulis
Sebagai syarat kelulusan diploma pada Program Studi DIII Perbankan Syariah di STAIN Salatiga, serta memberikan pengetahuan dan informasi yang sangat berguna untuk ke depannya. b.
Bagi STAIN Salatiga Memperkenalkan STAIN Salatiga kepada masyarakat luar khususnya pada Program Studi DIII Perbankan Syariah.
c.
Bagi Bank BNI Syariah Sebagai referensi untuk menciptakan produk-produk baru di BNI Syariah, serta pemakaian strategi pemasaran yang tepat bagi produk-produk pendanaan maupun produk-produk pembiayaan.
d.
Bagi pihak lain Karya ilmiah ini dapat digunakan untuk bahan referensi pembuatan Tugas Akhir bagi peneliti yang akan mengambil tema yang hampir sama.
D.
Penelitian Terdahulu Anis Wahyuningtyas (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Produk Simpanan Mudharabah Berjangka Untuk Masa Depan (SIMUDAMAPAN) Di KJKS BMT Tumang Cabang Ampel Boyolalimenyimpulkan bahwa perkembangan produk SIMUDAMAPAN di KJKS BMT Tumang Cabang Ampel dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan adanya pertumbuhan dan mengalami perkembangan yang di tunjukkan dengan bertambahnya jumlah nasabah serta jumlah saldo simpanan. Strategi pemasaran Produk SIMUDAMAPAN pada KJKS BMT Tumang Cabang Ampel dalam mencari nasabah yaitu dengan menetapkan target
market atau pasar sasaran yang tepat dan segmentasi, pemilihan pemasar (orang yang memasarkan produk) yang tepat dan prospek yang jelas, perencanaan produk, serta promosi yang meliputi promosi melalui periklanan, sales promotion (promosi penjualan), dan personal selling (penjualan pribadi). Imroatun (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Sistem Bagi Hasil Tabungan Batara Mudharabah Di Bank BTN Syariah Kantor Cabang Surakarta Tahun 2009 berkesimpulan bahwa sistem bagi hasil yang digunakan pada produk tabungan mudharabah di bank BTN Syariah Kantor Cabang Surakarta sudah sesuai dengan prinsip syariah karena ada akad yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dan perjanjian-perjanjian lain yang disepakati ketika nasabah membuka rekening tabungan di Bank BTN Syariah Kantor Cabang Surakarta. Nasabah tabungan mudharabah di Bank BTN Syariah tidak memperoleh bunga. Akan tetapi nasabah mendapatkan bagi hasil atas dana yang ditabungkan atau di investasikan ke dalam Bank BTN Syariah Kantor Cabang Surakarta. Namun bagi hasil tersebut tidak sama setiap bulannya karena perhitungannya disesuaikan dengan pendapatan bank. Ketika bank mengalami laba lebih besar maka bagi hasil yang diberikan kepada nasabah besar pula demikian sebaliknya. Jumlah nasabah tabungan Batara Mudharabah di Bank BTN Syariah Kantor Cabang Surakarta mengalami kenaikan yang sangat baik setiap bulannya. Bagi hasil diberikan melalui beberapa tahap pertama hingga tahap kelima. Dari perhitungan dana nasabah yang disimpan di bank, menetapkan jumlah dana yang mengendap dari masing-masing simpanan dari bagi hasil yang akan
dibagikan, bank menetapkan porsi bagi hasil sesuai dengan situasi dan kondisi bank serta menurut jumlah simpanan di setiap rekening nasabah. Sementara menurut Yuliana Resty S (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Produk Tabungan Muamalat di Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga. Dari hasil penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa Tabungan Muamalat Indonesia adalah suatu simpanan yang berdasarkan akad mudharabah muthlaqoh yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau bilyet giro. Dalam sistem tabungan syariah tingkat keuntungan yang diperoleh nasabah akan mengalami peningkatan dan penurunan tergantung kepada nisbah bagi hasil yang diperoleh. Bagi hasil Tabungan Muamalat dihitung pada akhir bulan. Selain itu, tabungan Muamalat juga mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelemahan dari tabungan Muamalat itu sendiri terdapat pada tingkat nisbah yang rendah dibandingkan dengan produk tabungan lainnya. Sedangkan kelebihan tabungan muamalat diantaranya adalah setoran yang ringan, tarik tunai gratis di seluruh ATM Bersama dan ATM Prima. Syafaatul Janah (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Tabungan Wadiah Salamah Di BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadiberkesimpulan bahwa tabungan wadiah salamah adalah tabungan dalam bentuk simpanan yang menggunakan akad wadiah yad dhamanah yang dapat disetor dan diambil kapan saja dengan mendapatkan bagi hasil dari usaha BPRS Ben Salamah Abadi. Adapun untuk mekanisme Tabungan Wadiah Salamah di BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi
meliputi pembukaan rekening tabungan wadiah salamah, penyetoran tabungan, penarikan dan penutupan rekening tersebut. Berdasarkan akad wadiah, sebagai imbalan kepada pemilik dana disamping jaminan keamanan uangnya juga akan memperoleh bonus sebesar 4%. Sonny Ferari (2010) dalam penelitiannya yang mengangkat judul tentang Strategi Pemasaran Tabungan (Studi Kasus Pada Bank Tabungan Negara) Cabang Padangmenyimpulkan bahwa tabungan yang berhasil dihimpun paling banyak dari tahun ke tahun adalah tabungan e’Batara Pos. Hal ini disebabkan oleh promosipromosi yang dilakukan oleh PT. BTN (Persero) Cabang Padang, yang menarik perhatian masyarakat serta juga karena timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti menabung di bank daripada menabung atau menyimpan uang dirumah sendiri, dimana hal itu akan mempunyai resiko yang tinggi misalnya pencurian. Strategi-strategi pemasaran tabungan yang digunakan agar dapat menunjang peningkatan jumlah nasabah pada PT. BTN Cabang Padang, yaitu strategi produk. Produk yang diinginkan pelanggan adalah produk yang berkualitas tinggi, sehingga bank dituntut agar memodifikasi produk yang sudah ada menjadi lebih menarik. Dalam hal ini Bank BTN Cabang Padang telah melakukan berbagai strategi produk agar memiliki keunggulan yang lebih jika dibandingkan dengan produk pesaing. Bank BTN Cabang Padang telah menciptakan sendiri produk tabungan seperti Tabungan e’Batara Pos, Tabungan Batara, Tabungan Batara Prima, Tabungan Haji Nawaitu. Produk-produk ini bertujuan untuk memuaskan keinginan penabungnya, sehingga penabungnya tersebut merasakan manfaat dan keuntungan jika memakai
produk tersebut. Strategi harga, strategi promosi, strategi lokasi, people, process, customer service. Dalam meningkatkan program tabungan, maka PT. BTN (Persero) Cabang Padang mengharapkan akan ada kesadaran penabung untuk menyimpan uangnya di bank khususnya Bank BTN Cabang Padang. Murniati Ruslan (2013) dalam ISTIQRA’ Jurnal Penelitian Ilmiah Vol. 1 No. 2 menjelaskan bahwa Bank Syariah Mandiri Cabang Palu mempunyai komitmen dalam membantu masyarakat setempat untuk bertransaksi. Hal ini dibuktikan dengan penyaluran pembiayaan bagi anggota Koperasi Beringin dan Koperaso Lanal Palu dengan jumlah yang cukup besar. Melalui produk pembiayaan yang bersifat konsumtif yang diterapkan Bank Mandiri Syariah dengan mengaplikasikan praktik perbankan yang murni sesuai syariah, hal inilah yang menarik banyak minat nasabah untuk melakukan transaksi pembiayaan. Pada penelitian yang akan diteliti oleh penulis yakni mengenai produk tabungan iB Hasanah yang berjalan dengan dua akad yakni wadiah dan mudharabah, perkembangan yang terjadi pada tabungan iB Hasanah berdasarkan saldo setiap akhir tahunnya. Kemudian strategi yang digunakan Bank BNI Syariah dalam memasarkan produk tabungan iB Hasanah adalah produk, menetapkan harga dan target pasar yang sesuai dengan perencanaan, pemilihan lokasi yang strategis, serta promosi. Berdasarkan penjelasan dari beberapa penelitian di atas, maka penelitian yang saat ini disusun penulis tentang “Analisis Pada Produk Tabungan iB Hasanah Di Bank BNI Syariah” belum pernah diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
E.
Metode Penelitian Metode
penelitian
adalah
prosedur
atau
langkah-langkah
dalam
mendapatkan ilmu pengetahuan. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis untuk menyusun ilmu. Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan dalam metode penelitiandiantaranya : 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yaitu dengan menghasilkan data yang deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari hasil wawancara yang dilakukan denganpegawaiBank BNI Syariah Semarang. 2. Lokasi Penelitian Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis bertempat di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Semarang Jl. Ahmad Yani No.152 Semarang 50242. 3. Sumber Data Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam melakukan penentuan metode pengumpulan data, dalam mengadakan penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data berikut : a) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian yang akan digunakan untuk analisis dan pembahasan masalah. Dalam hal ini, data primer adalah data yang dihasilkan dari wawancara dengan beberapa pegawai BNI Syariah Semarang. b) Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari BNI Syariah antara lain dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti, sumber-sumber data atau dokumen-dokumen BNI Syariah yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir,dan lain-lain. 4. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data adalah : a) Wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan karyawan BNI Syariah Cabang Semarang yang berinisial N dan AP pada hari jumat 08 Agustus 2014 pukul 10.30 dan 13.00 WIB. b) Observasi adalah merupakan teknik pengumpulan data serta memperoleh informasi dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan. c) Studi Kepustakaan adalah teknik dalam memperoleh data yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian penulis. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menggunakan data diskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang yang berkaitan dengan penelitian.
F. Penegasan Istilah 1. Analisa Adalah sebuah proses menguraikan sebuah pokok masalah atas berbagai bagiannya. Analisis juga dapat diartikan sebagai sebuah penyelidikan terhadap karangan atau terhadap perbuatan. 2. Produk Adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. 3. Tabungan Menurut Undang-undang tentang perbankan nomor 7 tahun 1992 menjelaskan bahwa “tabungan
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. 4. iB Hasanah Adalah produk tabungan yang di munculkan oleh PT. Bank BNI Syariah sejak awal kantor itu berdiri. 5. Wadiah Adalah dana pihak ketiga yang di titipkan nasabah kepada bank. Titipan dana dari nasabah ini dapat melalui giro dan tabungan. Penggunaan wadiah dalam transaksi pendanaan dengan alasan fleksibilitas pengambilan dana atau faktor keamanan (Nabhan, 2008:38).
6. Mudharabah Adalah prinsip kerjasama antara nasabah dan bank dimana pemilik dana (nasabah) dan pengelola dana (bank) melakukan usaha bersama. Dalam mudharabah pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan operasional bersama (Nabhan, 2008:46). G.
Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran tentang isi dan untuk mempermudah pembaca
untuk memahami sistematika penulisan ini, berikut penulis sampaikan penjelasannya: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tema, judul, latar belakang masalah, rumusan masalah,tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penulisan, sistematika penulisan yang disusun secara sistematis menyangkut tema Produk Tabungan iB Hasanah. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang dasar hukum dan dalil bank syariah, pengertian bank syariah, produk-produk penghimpunan dana, dalil tentang akad wadiah, pengertian wadiah, teori tentang wadiah, dalil tentang akad mudharabah, pengertian mudharabah, teori tentang simpanan mudharabah, bagi hasil, perbedaan bagi hasil dengan bunga, teori tentang pemasaran, fungsi dan tujuan pemasaran. BAB III LAPORAN OBJEK Bab ini berisi tentang gambaran umum dan sejarah berdirinya BNI Syariah, visi dan misi, struktur organisasi dan struktur kepengurusan, produk- produk Bank BNI Syariah.
BAB IV ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang analisis Produk Tabungan iB Hasanah yang berada di Bank BNI Syariah, yang meliputi analisis perkembangan produk iB Hasanah dari tahun ke tahun, analisis strategi pemasaran sertamengetahui keunggulan dari produk tabungan iB Hasanah. BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Bank Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 1992 menjelaskan bahwa “Bank
adalah badan usaha yang menghipun dana masyarakat dalam bentuk simapanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Segala kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank akan selalu berkaitan dengan komoditas, diantaranya adalah: (Muhammad,2000) 1. Memindahkan uang 2. Menerima dan membayarkan kembali uang tersebut ke rekening koran 3. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga lainnya 4. Membeli dan menjual surat-surat berharga 5. Membeli dan menjual cek, surat wesel serta kertas dagang 6. Membeli jaminan bank B.
Pengertian Bank Syariah Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang. (Sudarsono, 2003:18). Bank syariah menurut Undang-undang No.10 tahun 1998
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. C.
Dalil Tentang Dasar Bank Syariah Dalam al-quran suratAl Baqarah ayat 275 dan Ar rum ayat 39 telah dijelaskan
tentang dasar hukum perbankan syariah: 1.
Al-Baqarah ayat 275:
Artinya: “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah SWT. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS.Al Baqarah:275). 2.
Ar-Rum ayat 39:
Artinya: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah SWT. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridhaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)” (QS.Ar Rum:39). D.
Produk Penghimpunan Dana Beberapa macam penghimpunan dana di bank dapat berbentuk giro, produk
tabungan dan deposito. Prinsip operasional bank syariah yang biasanya diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip Mudharabah dan prinsip Wadiah. a.
Prinsip Mudharabah Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabahnasabah sebagai shahibul maal (pemilik dana) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut dapat digunakan bank untuk melakukan akad lain seperti murabahah atau ijarah. Dana tersebut dapat digunakan juga oleh bank untuk melakukan mudharabah kedua. Hasil usaha ini akan dibagihasilkan dengan nasabah berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Dalam hal ini bank menggunakandana yang disimpan nasabah untuk melakukan mudharabah kedua, maka bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi (Karim, 2010:108). Prinsip mudharabah dibagi menjadi dua macam, yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.Mudharabah mutlaqah adalah nasabah sebagai shahibul maal memberikan kuasa penuh kepada pihak bank sebagai mudharib untuk menggunakan dana tersebut dalam menjalankan kegiatan usaha yang
dianggap baik dan menguntungkan. Namun pihak bank bertanggung jawab penuh dalam mengelola dana tersebut sesuai dengan prinsip syariah. Dalam menjalankan kegiatan penghimpunan dana biasanya bank syariah menggunakan akad mudharabah mutlaqah ini untuk pembukaan rekening tabungan dan deposito. Sedangkan prinsip mudharabah muqayyadah adalah berupa simpanan khusus dalam hal ini nasabah penyimpan dana menentukan syarat-syarat dan membatasi pihak bank dalam penggunaan dana tersebut (Wibowo, 2005:41). b.
Prinsip Wadiah Prinsip wadiah yang biasa diterapkan dalam bank syariah adalah wadiah yad dhamanahpada produk rekening giro.Wadiah yad dhamanah berbeda dengan wadiah yad amanah.Dalam wadiah yad amanah, bahwa harta titipan nasabah tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi dalam hal ini adalah pihak bank.Sementara itu, dalam hal wadiah yad dhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan tersebut sehingga bankdiperbolehkan memanfaatkan harta titipan nasabah (Karim, 2010:107). Dengan adanya akad wadiah yad dhamanah nasabah penyimpan dana mendapatkan manfaat terhadap jaminan keamanan atas dana simpanan dan beberapa fasilitas giro dan tabungan lainnya. Selain itu, pihak bank boleh memberikan bonus terhadap nasabah penyimpan dana, akan tetapi tidak boleh diperjanjikan di muka. Dalam mengoperasikan akad ini khusus untuk nasabah pemilik rekening giro, bank dapat memberikan buku cek dan debit card. Sedang bagi nasabah penyimpan dana, bank hanya dapat memberikan buku
tabungan sebagai bukti penyimapanan serta kartu ATM atau alat penarikan lainnya (Widodo, 2005:40). E.
Dalil Dasar Akad Wadiah
1.
Dalam Al quran surat Al Baqarah Ayat 283:
Artinya: “Dan jika kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak mendapatkan seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah dia bertaqwa kepada Allah SWT, Tuhannya.Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barang siapa yang menyembunyikan, sungguh hatinya kotor (berdosa).Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Baqarah:283). 2.
Dan dalam surat An Nisaa’ ayat 58:
Artinya: “Sungguh Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu.Allah Maha Mendengar, Maha Melihat” (QS.An Nisaa’:58).
F.
Tabungan Wadiah Akad wadiah adalah dana pihak ketiga yang dititipkan nasabah kepada pihak
bank. Dimana titipan dana dari nasabah ini dapat melalui giro dan tabungan. Penggunaan wadiah dalam transaksi pendanaan dengan alasan fleksibilitas pengambilan danaatau faktor keamanan (Nabhan, 2008:38). Tabungan wadiah merupakan titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Dalam hal ini nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada Bank Syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan Bank Syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan
atau
memanfaatkan
dana
atau
barang
tersebut.
Sebagai
konsekueinsinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikannya kapan saja pemiliknya menghendaki.Di sisi lain, bank juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil penggunaan atau pemanfaatan danaatau barang tersebut. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik harta sebagai sebuah insentif selama tidak diperjanjikan dalam akad pembukaan rekening.berkaitan dengan hal tersebut di atas, Karim (2010:347) menyatakan sebagai berikut: Beberapa metode yang dapat dilakukan dalam memberikan bonus wadiahadalah sebagai berikut: 1. Bonus wadiah atas dasar saldo terendah.
2. Bonus wadiah atas dasar saldo rata-rata harian. 3. Bonus wadiah atas dasar saldo harian. Dalam memperhitungkan pemberian bonus wadiah tersebut, ada beberapa halhal yang harus diperhatikan adalah: 1. Tarif bonus wadiah merupakan besarnya tarif yang diberikan bank sesuai ketentuan. 2. Saldo terendah adalah saldo terendah dalam satu bulan. 3. Saldo rata-rata harian adalah total saldo dalam satu bulan dibagi hari bagi hasil sebenarnya menurut bulan kalender. Misalnya, bulan Januari 31 hari, bulan Februari 28/29 hari, dengan catatan satu tahun 365 hari. 4. Hari efektif adalah hari kalender tidak termasuk hari tanggal pembukaan atau tanggal penutupan, tapi termasuk hari tanggal tutup buku. 5. Dana tabungan yang mengendap kurang dari satu bulan karena rekening baru dibuka awal bulan atau ditutup tidak pada akhir bulan tidak mendapatkan bonus wadiah, kecuali apabila perhitungan bonus wadiahnya atas dasar saldo harian. G.
Dalil Dasar Akad Mudharabah Dalil rujukan dasar akad mudharabah terdapat pada Firman Allah dalam Al
Quran: 1.
Al Muzammil ayat 20:
Artinya:
“Sesungguhnya
Tuhanmu
mengetahui
bahwasanya
kamu
berdiri
(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, Maka dia memberi keringanan kepadamu, Karena itu Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Muzammil:20). 2.
Al Baqarah ayat 198:
Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu Telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam (bukit Quzah di Muzdalifah) dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat” (QS. Al Baqarah:198). H.
Tabungan Mudharabah Akad mudharabah adalah prinsip kerjasama antara nasabah dan bank dimana
pemilik dana (nasabah) dan pengelola dana (bank) melakukan usaha bersama. Dalam mudharabah pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan operasional bersama (Nabhan, 2008:46). Dari hasil pengelolaan dana akad mudharabah, maka Bank Syariah akan membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dalam awal akad pembukaan rekening. Bank bertanggung jawab sepenuhnya jika ada kerugian yang timbul karena salah urus.Dalam mengelola harta mudharabah, bank menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.Di samping itu, bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah penabung tanpa persetujuan yang bersangkutan.Perhitungan bagi hasil tabungan mudharabah dilakukan berdasarkan saldo rata-rata harian yang
dihitung di tiap akhir bulan dan di buku awal bulan berikutnya. Dalam hal pembayaran bagi hasil, Bank Syariah menggunakan metode end of month, yaitu
:
a. Pembayaran bagi hasil tabungan mudharabah dilakukan secara bulanan, yaitu pada tanggal tutup buku setiap bulan. b. Bagi hasil bulan pertama dihitung secara proporsional hari efektif termasuk tanggal tutup buku, tapi tidak termasuk tanggal pembukaan tabungan. c. Bagi hasil bulan terakhir dihitung secara proporsional hari efektif. Tingkat bagi hasil yang dibayarkan adalah tingkat bagi hasil tutup buku bulan terakhir. d. Jumlah hari sebulan adalah jumlah hari kalender bulan yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari). e. Bagi hasil bulanan yang diterima nasabah dapat diafiliasikan ke rekening lainnya sesuai permintaan nasabah (Karim, 2010:348). I.
Fatwa MUI Tentang Tabungan Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 02/DSN-MUI/VI/2000 tentang Tabungan
Menimbang, Mengingat, Memperhatikan: Memutuskan, menetapkan: Fatwa Tentang Tabungan: 1.
Tabungan ada dua jenis: a. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah, adalah tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga. b. Tabungan yang dibenarkan secara syariah, adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah. c. Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan akad Mudharabah:
d. Dalam transaksi ini nasabah sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan bank sebagai pengelola dana (mudharib). e. Sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha untuk mengembangkan dana tersebut, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak lain. f. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. g. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. h. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. i. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan pihak yang bersangkutan. 2.
Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan akad Wadiah: a. Bersifat simpanan. b. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan. c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela dari pihak bank (Ali, 2008:244).
J.
Pengertian Bagi Hasil Bagi hasil adalah suatu sistem pengelolaan dana dalam perekonomian islam
yakni pembagian hasil usaha antara pemilik dana (shohibul maal) dan pengelola modal (mudharib) (Antonio, 2001:90). Dari pengertian tersebut dapat dikatakan
bahwa bagi hasil merupakan sistem pengelolaan dana yang kemudian hasil dari usaha pengelolaan dana tersebut dibagi sesuai kesepakatan yang telah dilakukan antara pihak bank dengan pihak nasabah penyimpan dana. Dalam pelaksanaan kegiatan usahanya bank syariah tidak memakai sistem bunga.Berikut beberapa hal yang membedakan antara sistem bunga dan sistem bagi hasil. Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Bunga Dan Sistem Bagi Hasil Hal Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil Penentuan besarnya Sebelumnya Sesudah berusaha, sesudah bagi hasil ada untungnya Yang ditentukan Bunga, besarnya nilai Menyepakati proporsi sebelumnya rupiah pembagian keuntungan untuk masing-masing pihak Jika terjadi kerugian Ditanggung oleh nasabah Ditanggung oleh kedua saja belah pihak Dihitungnya dari Dari dana yang Dari untung yang akan mana? dipinjamkan, fixed,tetap diperoleh dan belum tentu besarnya Titik perhatian Besarnya bunga yang Keberhasilan proyek/usaha proyek/usaha harus dibayar nasabah/ menjadi pehatian bersama pasti diterima oleh bank yak pihak nasabah dan bank Berapa besarnya? Pasti (%) dikalikan dengan Proporsi (%) dikalikan jumlah pinjaman yang dengan jumlah untung yang telah diketahui belum diketahui = belum diketahui (M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001)
K. 1.
Pemasaran Pengertian Pemasaran Terdapat beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya: a. Pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang dirancang untukmerencanakan, menentukan suatu harga, mempromosikan produk dan mendistribusikan barang yang dapat memuaskan keinginan konsumen dan dapat memenuhi kebutuhannya, agar dapat mencapai sasaran dan tujuan perusahaan. b. Philip Kotler (1995) menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu atau kelompok dapat memperoleh apa yang mereka butuhkan melalui pertukaran timbale balik produk dan nilai dengan orang lain.
2.
Fungsi Pemasaran Dalam
hal
ini,
Payne
(2000:28)
menyatakan
bahwa
fungsi
pemasarandianggap terdiri dari tiga komponen yaitu bauran pemasaran, kekuatan pasar dan proses penyelarasan: a. Bauran pemasaran Konsep
tentang
bauran
pemasaran
merupakan
alat
yang
perlu
dikembangkanbagi para pemasar.Konsep tersebut terdiri dari beberapa macam unsur pemasaran yang menjadi pertimbangan agar dapat berhasil dalam menjalankan strategi dan positioning pemasaran pada pasar-pasar perusahaan.Disiplin pemikiran dan individual yang bervariasi dapat membantu memastikan konsistensi dalam strategi pemasaran. Selama ini
para pemasar telah memikirkan empat komponen dasar dalam bauran pemasaran yang biasa disebut dengan 4P diantaranya produk, place (tempat), price (harga) dan promosi. 1.
Produk Produk merupakan pusat dari kegiatan pemasaran, karena produk
merupakan hasil usaha dari suatu perusahaan, yang dapat ditawarkan di pasar untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Produk juga merupakan alat dari suatu perusahaan agar peusahaan tersebut dapat mencapai tujuan.Setiap produk harus mempunyai keunggulan dari masingmasing produk itu sendiri, mulai dari kualitas, desain, kemasan, bentuk, garansi dan rasa agar dapat menarik minat masyarakat untuk membeli produk tersebut. Menurut Simorangkir (1992:85), produk perbankan adalah suatu perangkat yang dibeli dan dijual oleh bank. Produk yang dimiliki bank sangat banyak jumlahnya, hal ini dikarenakan agar bank dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah. Menurut Dendawijaya (2009:67), ia menjelaskan bahwa di dunia perbankan Indonesia, produk yang biasa dibeli oleh bank adalah: a. Simpanan giro, b. Deposito berjangka, c. Sertifikat berjangka d. Tabungan berupa tabungan nasional, tabungan khusus dan lain-lain,
e. Wesel,surat tagih, promes dan lainnya, f.Setoran ongkos naik haji (ONH), g. Traveles check, h. Perdagangan valas atau mata uang asing dan lain-lain. Bank juga dapat menciptakan beberapa produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau pasar. Adapun beberapa produk perbankan yang dijual antara lain: a. Pembiayan perdagangan besar, menengah dan kecil b. Pembiayaan berjangka pendek, menengah dan panjang c. Pembiayaan untuk industri, pertanian, perkapalan dan sektor lainnya d. Pembiayaan untuk usaha kecil e. Pembiayaan sindikasi f.Perdagangan surat-surat berharga atau efek-efek dan sebagainya. Selain itu, bank juga menjual beberapa produk yang bersifat layanan dan jasa, diantaranya adalah: a. Mengirim uang atau transfer dalam negeri ataupun luar negeri b. Inkaso atau penagihan c. Loket penyimpanan barang berharga d. Layanan ATM. 2.
Harga (Price) Harga merupakan salah satu bagian yang penting dalam pemasaran,
karena penetapan suatu harga akan memberikan penghasilan bagi suatu
bisnis. Keputusan penetapan harga sangat signifikan dalam menentukan nilai bagi pelanggan.Penetapan harga juga memberikan dampak kepada seluruh bagian pemasaran seperti pemasok, distributor, pelanggan.Keputusan mengenai penetapan harga pada suatu produk dan jasa harus diperhitungkan dengan beberapa ciri-ciri yang relevan, yang terpenting dalam hal ini adalah penetapan harga harus konsisten dengan strategi pemasaran.Pada perusahaan jasa biasanya sering menawarkan banyak jasa dengan harga khusus.Dalam menetapkan harga suatu produk dan jasa perlu dipertimbangkan secara matang agar perusahaan mendapatkan keuntungan dan penghasilan yang potensial dari pelanggan. Ada beberapa tujuan dalam menetapkan harga menurut Payne (2000:73) meliputi: a.
Kelangsungan
hidup
artinya
dalam
kondisi
pasar
yang
merugikan,tujuan penetapan harga mungkin mencakup tingkat profitabilitas yang di inginkan untuk memastikan kelangsungan hidup. b.
Maksimalisasi keuntungan yakni penetapan harga suatu produk untuk memastikan maksimalisasi profitabilitas dalam periode tertentu.
c.
Maksimalisasi penjualan artinya penetapan harga untuk membangun pangsa pasar. Dalam hali ini melibatkan penjualan dengan merugi pada awalnya dalam upaya merebut pangsa pasar yang tinggi.
d.
Gengsi artinya dalam sebuah perusahaan jasa mungkin berharap untuk menggunakan penetapan harga guna menempatkan dirinya sendiri secara eksklusif.
e.
ROI yakni tujuan-tujuan penetapan harga berdasarkan pada pencapaian return on investment (ROI) yang diinginkan.
3.
Tempat (Place) Selain produk dan harga, tempat juga mempunyai pengaruh yang
sangat penting dalam pemasaran. Karena tempat merupakan lingkungan dimana produk dan jasa tersebut disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya. Dalam menentukan lokasi atau tempat usahakan pada tempat yang strategis, hal ini bertujuan untuk memudahkan pelanggan atau konsumen bekerja sama dengan pihak perusahaan. Selain itu beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan lokasi adalah mencari trend yang berada dalam sektor kegiatan jasa, seberapa fleksibelkah jika jasa tersebut dilakukan pada tempat tersebut, pesaing di sekitar tempat tersebut masih jarang atau bahkan belum ada. Seiring dengan berkembangnya teknologi khususnya komputer dan komunikasi, banyak metode pemasaran yang diperkenalkan oleh bank dengan menggunakan fasilitas teknologi tersebut.Dengan adanya hal tersebut bank juga dapat lebih meningkatkan pelayanan terhadap kepuasan nasabah.Misalnya, dengan mendirikan layanan ATM di daerah yang masih langka, E-banking (Dendawijaya, 2009:69).
4.
Promosi Promosi merupakan alat yang dapat digunakan organisasi jasa untuk
berkomunikasi dengan pasar yang menjadi targetnya.Dalam bauran komunikasi terdapat berbagai macam alat komunikasi dan promosi alternatif yang dapat digunakan dalam suatu program komunikasi.Beberapa kunci dalam suatu program promosi meliputi identifikasi khalayak yang menjadi sasaran, menentukan tujuan komunikasi seperti menginformasikan kepada khalayak tentang jasa yang ditawarkan dan membujuk pelanggan untuk membeli jasa tersebut. Menurut Payne (2000:197) menjelaskan bahwa alatalat promosi dapat ditujukan kepada tiga khalayak, diantaranya: a. Pelanggan : tawaran-tawaran yang gratis, sampel, demontrasi, kupon, ganti rugi kontan, hadiah, jaminan. Hal-hal ini dapat menarik minat pelanggan untuk membeli produk barang atau jasa yang ditawarkan. b. Perantara : dengan memberikan barang-barang yang gratis, diskon, tunjangan periklanan, kontes distribusi dan penghargaan dapat mempertahankan para perantara dalam bekerjasama. c. Wiraniaga : memberikan bonus, peghargaan, hadiah bagi yang memiliki kinerja yang baik. b. Kekuatan pasar Kekuatan-kekuatan pasar terdiri dari peluang dan ancaman dimana terdapat sebuah organisasi yang berinteraksi. Menurut Payne (2000:28)
menjelaskan bahwa kekuatan-kekuatan pasar terdiri dari beberapa bidang yang perlu dipertimbangkan, diantaranya: 1. Pelanggan Perilaku pelanggan dalam hal ketertarikan untuk membeli, kebiasaan membeli, lingkungan, ukuran pasar. 2. Perilaku industri Terdiri dari motivasi, struktur, praktik dan sikap para pengecer, perantara dan para anggota pemasok lainnya. 3. Pesaing Cara berposisi dan berperilaku sebuah perusahaan dipengaruhi oleh struktur industri dan sifat berkompetisi. 4. Pemerintah dan perundang-undangan. Dalam hal ini pemerintah dan perundang-undangan berperan penting terhadap pengawasan pemasaran yang menghubungkan pada kegiatan pemasaran lainnya. c. Proses penyelarasan Sebuah proses strategik dan manajerial yang digunakan untuk memastikan bahwa bauran pemasaran dan kebijakan-kebijakan internal baik bagi kekuatan pasar. 3.
Tujuan Pemasaran Menurut Kasmir (2003:171) tujuan pemasaran secara umum adalah:
a. Memaksimumkan konsumsi atau memudahkan dan merangsang konsumsi, agar dapat menarik minat masyarakat untuk membeli produk bank meskipun telah ditawarkan secara berulang-ulang. b. Memaksimumkan kepuasan nasabah melalui pelayanan yang di inginkan nasabah. c. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan kemudahan nasabah dalam bertransaksi. d. Memaksimumkan ragam pilihan produk yang dibutuhkan para nasabah, sehingga nasabah dapat memilih produk yang sesuai dengan keinginannya.
BAB III LAPORAN OBJEK A.
Gambaran Umum 1.
Sejarah Berdirinya PT. Bank BNI Syariah Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 mampu membuktikan
ketangguhan sistem perbankan syariah.Prinsip perbankan syariah yang mempunyai 3 (tiga) pilar yakni adil, transparan dan mashlahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat sesuai dengan prinsip syariah.Pada tahun 1999 PT. Bank BNI telah membentuk Tim Proyek Cabang Syariah yang bertujuan untuk mempersiapkan pengelolaan bisnis perbankan syariah BNI yang resmi beroperasi pada tanggal 29 April 2000 sebagai Unit Usaha Syariah (UUS). Pada awal didirikannya Unit Usaha Syariah (UUS) BNI terdiri dari 5 (lima) kantor cabang yang berada diberbagai wilayah diantaranya adalah Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Di tahun 2002 PT. Bank BNI Syariah telah menghasilkan laba dan pada tahun 2003 dilakukan penyusunan corporate plan termasuk rencana independensi BNI Syariah untuk tahun 2009-2010. Pada tahun 2005 proses independensi BNI Syariah diperkuat dengan kebijakan otonomi khusus yang telah diberikan BNI Konvensional kepada Unit Usaha Syariah BNI. Tahun 2009 BNI membentuk Tim Implementasi Pembentukan Bank Umum Syariah, kemudian pada tanggal 19 Juni 2010 Bank BNI Syariah resmi beroperasi sebagai Bank Umum Syariah (BUS), karena komitmen pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap
produk-produk dan layanan perbankan syariah juga meningkat. Seiring berjalannya waktu Bank BNI Syariah terus berkembang pada tahun 2010 BNI Syariah mempunyai 27 kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu. Bank BNI Syariah semakin menunjukkan eksistensinya terbukti pada September 2013 telah membuka beberapa cabang dan layanan menjadi 64 kantor cabang, 161 kantor cabang pembantu, 17 kantor kas, 22 mobil layanan, 16 payment point, layanan ATM dan layanan BNI Call selama 24 jam serta internet banking. Dengan melihat perkembangan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI yang semakin pesat maka PT. Bank BNI (Persero) Tbk. melakukan pemisahan dengan beberapa tahapan sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku termasuk ketentuan Bank Indonesia. Bank Indonesia memberikan persetujuan prinsip untuk mendirikan BNI Syariah, dengan surat No. 12/2/DPG/DPbS tanggal 08 Februari 2010 dengan perihal Izin Prinsip Pendirian PT. Bank BNI Syariah. Pada tanggal 22 Maret 2010 telah ditandatangani Akta No. 159 yakni Akta Pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ke dalam PT. Bank BNI Syariah dan Akta No. 160 yakni Akta Pendirian PT. Bank BNI Syariah, yang dibuat di hadapan Notaris Aulia Taufani sebagai pengganti dari Notaris Sutjipto di Jakarta. Kemudian Akta Pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan No.AHU-15574.AH.01.01, tertanggal 25 Maret 2010. Bank Indonesia telah menerbitkan Izin Usaha pada tanggal 21 Mei 2010, melalui keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 12/41/KEP.GBI/2010 tentang
Pemberian Izin Usaha PT. Bank BNI Syariah dan pada tanggal 19 Juni 2010 BNI Syariah mulai efektif beroperasi. 2.
Profil PT. Bank BNI Syariah Table 3.1 Profil Perusahaan
Nama Alamat
PT Bank BNI Syariah (Persero) Tbk Gedung Tempo Pavilion 1 Lt. 3-6 Jl. HR Rasuna Said Kav. 10-11 Jakarta Selatan 12950 (021) 2966 – 7946
Telepon Situs Web Tanggal Berdiri Tanggal Beroperasi Modal Awal Kantor Layanan
Layanan lainnya
Jumlah Karyawan
3.
www.bnisyariah.co.id /
[email protected] 29 April 2000 19 Juni 2010 resmi berdiri sendiri. Rp. 4.004.000.000.000,64 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas yang semuanya terdapat diberbagai wilayah di seluruh Indonesia. 22 mobil layanan, 16 payment point, 7164 ATM BNI, 23.000 ATM LINK dan 34.000 ATM Bersama yang berada diseluruh wilayah di Indonesia. 3.782 orang (per Agustus 2013)
Visi dan Misi PT. Bank BNI Syariah Visi : Menjadi Bank Syariah Pilihan Masyarakat Yang Unggul Dalam Layanan dan Kinerja Misi : 1.
Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan.
2.
Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah.
3.
Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
4.
Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
5.
Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
4.
Struktur Organisasi Berdasarkan Surat Persetujuan Dewan Komisaris No.KOM/01 tanggal 13
Agustus 2010 dan Surat Keputusan Direksi No. KP/DIR/26/R tanggal 25 Agustus 2010, maka struktur organisasi PT. Bank BNI Syariah (Persero) Tbk adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah Direktur Utama
Direktur Bisnis Executive Vice President
Divisi Audit Internal
Divisi Keuangan & Operasional
Divisi Produk dan Prosedur Pembiayaan
Divisi SDM
Divisi Risiko Pembiayaan
Divisi Komersial
Divisi Komunikasi & Umum
Divisi Kartu Pembiayaan
Divisi Jaringan & Layanan Cabang
Kantor Cabang Syariah
Direktur Kepatuhan dan Penunjang
Divisi Manajemen Risiko
Unit Pembiayaan Khusus
Divisi Teknologi
Divisi Tresuri, Dana & Internasional
Gambar 3.1 Struktur Kepengurusan Bank BNI Syariah
Divisi Perencanaan & Kinerja Strategis
Divisi Manajemen Risiko
5.
Struktur Kepengurusan PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Semarang
Pemimpin Cabang
Divisi Audit Internal
Operation Manager
Recovery & Remedial
SUB BRANCH UNGARAN
SME Financing
Customer Sales
SUB BRANCH UNISULA
CASH OFFICE RS SULTAN AGUNG
Consumer Prosesing
Customer Service
CASH OFFICE HIDAYATULLAH
General Affair Heard
CASH OFFICE IAIN WALISONGO
Operational Heard
Gambar 3.2 Struktur Kepengurusan PT. Bank BNI Syariah Cabang Semarang
B.
Produk-Produk Bank BNI Syariah Dalam menjalankan kegiatan usaha PT. Bank BNI Syariah telah menyediakan
banyak produk yang menjawab sesuai kebutuhan nasabah. Mulai dari produk pendanaan, produk pembiayaan serta produk jasa dan layanan sebagai berikut: 1. Produk Pendanaan a.
Tabungan iB Baitullah Hasanah Adalah tabungan dengan akad mudharabah dan wadiah yang digunakan sebagai sarana untuk mengetahui kepastian mendapatkan porsi berangkat naik Haji dan merencanakan Umroh sesuai dengan keinginan nasabah dalam mata uang Rupiah dan USD.
b. Tabungan iB Hasanah Adalah tabungan dengan akad mudharabah atau wadiah yang memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan kepada Nasabah Perorangan ataupun Non Perorangan dalam mata uang rupiah. c.
Tabungan iB Prima Hasanah Adalah tabungan dengan akad mudharabahyang memberikan berbagai fasilitas dan kemudahan bagi nasabah secara perorangan dalam mata uang rupiah dan bagi hasil yang kompetetif.
d. Tabungan iB Tapenas Hasanah Adalah tabungan berjangka waktu dengan akad mudharabah yang berguna untuk perencanaan masa depan yang dikelola dengan prinsip syariah dengan sistem setoran bulanan yang bermanfaat untuk menyiapkan rencana masa
depan seperti, rencana liburan, ibadah umrah, pendidikan ataupun rencana masa depan lainnya. e.
Tabungan iB Bisnis Hasanah Adalah tabungan dengan akad mudharabah yang dilengkapi dengan detil mutasi debit dan kredit pada buku tabungan dan bagi hasil yang lebih kompetetif bagi nasabah perorangan maupun non perorangan dalam mata uang rupiah.
f.
TabunganKu iB Adalah produk simpanan dari Bank Indonesia yang dikelola sesuai dengan prinsip syariah dengan akad wadiah dalam mata uang rupiah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menabung.
g.
Giro iB Hasanah Adalah titipan dana dari pihak ketiga yang dikelola sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan akad wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan.
h. Deposito iB Hasanah Adalah investasi berjangka yang dikelola sesuai prinsip syariah yang ditujukan bagi nasabah perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan akad mudharabah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar.
2. Produk - produk Pembiayaan a. Griya iB Hasanah Adalah fasilitas pembiayaan komsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli, membangun, merenovasi rumah termasuk (ruko, rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya) dan membeli tanah kavling serta rumah indent yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan membayar angsuran masing-masing calon nasabah. b. iB Hasanah Card Adalah merupakan kartu pembiayaan yang berfungsi sebagai kartu kredit berdasarkan prinsip syariah, yaitu dengan sistem perhitungan biaya yang bersifat tetap, adil, transparan dan kompetetif tanpa bunga. c.
Talangan Haji iB Hasanah Adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang ditujukan kepada nasabah untuh memenuhi kebutuhan biaya setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang telah ditentukan oleh Kementrian Agama, untuk mendapatkan nomor seat porsi haji yang dilaksanakan dengan akad ijarah.
d. Rahn Emas iB Hasanah Adalah merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada nasabah untuk mempermudah membeli emas logam mulia dalam bentuk batangan yang diangsur secara pokok setiap bulannya melalui akad murabahah (jual beli).
e.
Multijasa iB Hasanah Adalah bentuk fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada masyarakat utuk kebutuhan jasa dengan agunan berupa fixed asset atau berupa kendaraan bermotor selama jasa yang dimaksud tidak bertentangan dengan undang-undang atau hukum yang berlaku dan tidak termasuk kategori yang diharamkan Syariah Islam.
f.
Multiguna iB Hasanah Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli barang kebutuhan konsumtif dengan agunan berupa barang yang dibiayai apabila barang tersebut berupa material dan atau fixed asset yang ditujukan untuk kalangan professional dan pegawai aktif yang memiliki sumber pembayaran kembali dari pendapatan tetap dan tidak bertentangan dengan undang-undang atau hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang diharamkan Syariah Islam.
g.
Flexi iB Hasanah Adalah pembiayaan kerjasama dengan perusahaan atau lembaga atau institusi dalam rangka pembiayaan kepada pegawainya.Dalam hal kerjasama ini perusahaan melakukan pendebetan gaji untuk kepentingan angsuran pegawainya.
h. CCF iB Hasanah Adalah fasilitas pembiayaan yang dijamin dengan cash, yaitu dapat dijamin dengan simpanan dalam bentuk deposito, giro dan beberapa produk tabungan yang telah diterbitkan oleh PT. Bank BNI Syariah. i.
Wirausaha iB Hasanah Adalah fasilitas pembiayaan produktif yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha-usaha dalam hal modal kerja dan investasi yang tidak bertentangan dengan syariah dan ketentuan undang-undang yang berlaku.
j.
Tunas iB Hasanah Adalah pembiayan berupa modal kerja atau investasi yang diberikan untuk usaha produktif yang feasible tetapi belum benkable sesuai dengan prinsip dalam rangka mendukung pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007.
k. Linkage Program iB Hasanah Adalah berupa pembiayaan kerjasama dimana pihak BNI Syariah sebagai pemilik dana menyalurkan pembiayaan dengan pola lembaga executing kepada Lembaga Keuangan Syariah (LKS), (BMT, BPRS, KJKS dan lainlain) untuk diteruskan ke end user yakni pengusaha mikro, pengusaha kecil dan pengusaha menengah syariah. Kerjasama dengan LKS dapat dilakukan secara langsung atau dengan lembaga pendamping.
l.
Kopkar/Kopeg iB Hasanah Adalah fasilitas pembiayaan kerjasama untuk usaha produktif dengan menggunakan akad mudharabah dimana Bank BNI Syariah sebagai pemilik dana menyalurkan pembiayaan dengan pola executing kepada Koperasi Karyawan (Kopkar) dan Koperasi Pegawai (Kopeg) untuk disalurkan sesuai dengan prinsip syariah ke end user atau pegawai.
m. Usaha Kecil iB Hasanah Adalah fasilitas pembiayaan yang digunakan untuk tujuan produktif seperti modal kerja atau investasi kepada pengusaha kecil sesuai dengan prinsipprinsip pembiayaan syariah. n. Usaha Besar iB Hasanah Adalah pembiayaan syariah yang digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja ataupun investasi) kepada pengusaha yang berbadan hukum yang berada pada skala menengah dan besar dalam mata uang rupiah atau valas. o. Valas iB Hasanah Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan unit operasional dalam negeri kepada nasabah pembiayaan dalam negeri dalam bentuk mata uang valuta asing. p. Dealer iB Hasanah Adalah pola kerjasama dealer yang dilatarbelakangi oleh adanya potensi pembiayaan kendaraan bermotor secara kolektif yang melibatkan end user dalam jumlah yang cukup banyak.Hal tersebut membutuhkan tenaga yang
cukup besar dalam
hal penyaluran, pamantauan atau penyelesaian
pembiayaan. q. Sindikasi iB Hasanah Adalah pembiayaan yang diberikan oleh dua atau lebih Lembaga Keuangan untuk membiayai suatu proyek atau usaha dengan syarat-syarat dan ketentuan yang sama, menggunakan dokumen yang sama dan diadministrasikan oleh Agen yang sama pula. r.
Multifinance iB Hasanah Pembiayaan kepada Multifinance adalah penyaluran pembiayaan langsung dengan pola executing, kepada Multifinance untuk usahanya dibidang perusahaan pembiayaan sesuai dengan prinsip syariah.
s.
OTO iB Hasanah Adalah fasilitas pembiayaan konsumstif murabahah yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian kendaraan bermotor dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai oleh pembiayaan ini.
t.
Ekspor iB Hasanah Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada ekspotir (pengusaha ekspor), baik dalam mata uang rupiah ataupun valuta asing untuk keperluan modal kerja dalam rangka pengadaan barang-barang yang akan diekspor sebelum barang tersebut dikapalkan, atau keperluan pembiayaan proyek investasi dalam rangka produksi barang ekspor.
u. Onshore iB Hasanah Adalah pembiayaan yang diberikan oleh unit operasional dalam negeri kepada nasabah pembiayaan dalam negeri, dalam bentuk mata uang valuta asing untuk membiayai usaha yang dikategorikan kegiatan ekspor (penghasil devisa). 3. Produk Jasa dan Layanan a.
Cash Management Adalah jasa pengelolaan seluruh rekening seperti corporate internet banking yang dapat digunakan oleh perusahaan atau lembaga atau instansi.Produk ini dilengkapi dengan fasilitas virtual account yakni nomor identifikasi pelanggan perusahaan yang dibuka oleh Bank atas permintaan perusahaan untuk selanjutnya diberikan oleh perusahaan kepada pelanggannya (perorangan atau non perorangan) sebagai Nomor Rekening Tujuan penerimaan. Dimana setiap setoran atas keuntungan virtual account, sistem secara otomatis membuku ker rekening utama dengan mencantumkan nomor dan nama rekening virtual, virtual account tidak memiliki jumlah tagihan yang pasti.
b. Payment Center Adalah kerjasama Bank BNI Syariah dengan perusahaan dalam hal penerimaan pembayaran untuk kepentingan perusahaan.Jasa ini dapat digunakan untuk pembayaran uang kuliah, tagihan listrik dan sebagainya.
c.
Payment Gaji Adalah layanan pembayaran gaji yang dilakukan oleh BNI Syariah atas dasar perintah dari perusahaan atau lembaga atau instansi pembayar gaji untuk mendebet rekeningnya mengkredit rekening karyawannya.
BAB IV ANALISIS DATA
Tabungan merupakan suatu hal yang penting bagi masyarakat, karena dengan adanya tabungan masyarakat dapat menginvestasikan sebagian dananya ke lembagalembaga keuangan seperti Bank Syariah, supaya masyarakat atau nasabah dapat menggunakan dana tersebut untuk perencanaan di hari esok. Selain itu menabung juga dapat mengajarkan kepada masyarakat cara hidup hemat. Sebagai wujud kepedulian Bank BNI Syariah kepada masyarakat dalam meningkatkan kesadaran untuk menabung, maka Bank BNI Syariah telah menerbitkan beberapa produkproduk tabungan salah satunya adalah produk Tabungan iB Hasanah. Tabungan iB Hasanah hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mengelola dana dan dapat melakukan transaksi setiap hari. A. Karakteristik Tabungan iB Hasanah 1. Pengertian Tabungan iB Hasanah Tabungan iB Hasanah adalah produk simpanan atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau wadiah yang sesuai dengan prinsip syariah dan mempunyai berbagai fasilitas untuk nasabah perorangan ataupun non-perorangan dalam mata uang rupiah. 2. Fasilitas Tabungan iB Hasanah a. Buku Tabungan. b. BNI Syariah Card Silver.
c. Layanan E-banking berupa, SMS Banking, Internet Banking dan Phone Banking. 3. Berdasarkan hasil wawancara dengan sdr. Nida salah seorang customer service Bank BNI Syariah cabang Semarang, beliau menjelaskan beberapa manfaat dari Tabungan iB Hasanah sebagai berikut: a. Nasabah mendapatkan bagi hasil bulanan. b. Nasabah dapat berinfaq, berzakat dan bershodaqoh secara otomatis melalui rekeningnya. c. Aman dan terjamin. 4. Persyaratan Pembuatan Rekening Tabungan iB Hasanah a. Kartu identitas asli berupa KTP atau Paspor atau SIM untuk nasabah perorangan. b. Legalitas perusahaan untuk nasabah non perorangan atau nasabah perusahaan. c. Untuk nasabah perorangan setoran awal minimal Rp 100.000,- berlaku pada akad wadiah dan mudharabah. d. Untuk nasabah non perorangan setoran awal minimal Rp 1.000.000,berlakuuntuk akad wadiah dan mudharabah. Menurut pengamatan penulis dalam melakukan penelitian, dari data di atas bahwa semua yang tercantum tersebut sudah benar-benar berjalan di kantor Bank BNI Syariah sesuai dengan ketentuan di atas. Dalam hal keunggulan dan manfaat dari Tabungan iB Hasanah tersebut sudah berjalan sesuai uraian di atas, dalam hal
persyaratan pun sudah berjalan sesuai ketentuan yang telah disebutkan di atas. Produk Tabungan iB Hasanah ini juga sudah berjalan sesuai dengan ketentuan Fatwa MUI No. 02/DSN-MUI/VI/2000 yang menjelaskan tentang tabungan dengan akad mudharabah dan akad wadiah. B.
Perkembangan Tabungan iB Hasanah Krisis ekonomi yanh terjadi pada tahun 1998, mengakibatkan jatuhnya dunia
perbankan. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat suku bunga yang terjadi pada bank-bank konvensional dan nasabah yang meminjam dana tidak sanggup untuk mengembalikan pinjamannya. Akibatnya bank konvensional tidak memiliki dana tunai yang mencukupi untuk menjalankan operasionalnya, yakni tidak mampu memenuhi kebutuhan nasabah yang menyimpan uangnya dibank. Dengan terjadinya krisis tersebut maka pada sekitar tahun 2000 banyak bermunculan bank-bank syariah.Bank yang tadinya hanya beroperasi secara konvensional pun mulai membuka unit usaha syariah.Salah satu bank konvensional yang memberikan layanan syariah adalah Bank BNI Syariah. Bank BNI Syariah dengan visinya “Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja” menciptakan beberapa produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu produk keunggulan Bank BNI Syariah adalah produk tabungan iB Hasanah, dengan akad wadiah dan mudharabah, yang memberikan berbagai fasilitas ATM salah satunya dengan jaringan ATM Bersama, dengan ini nasabah mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi kapan saja dan dimanapun. Meskipun produk tabungan ini ditawarkan dengan dua akad, namun
peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada produk tabungan iB Hasanah dengan akad mudharabah. Diantara produk tabungan lainnya, produk ini lebih mendominasi daripada produk tabungan lain di Bank BNI Syariah yang komposisinya sampai 90%. Produk ini terus mengalami kenaikan yang sangat pesat. Indikator yang dapat dilihat dari perkembangan Tabungan iB Hasanah adalah melalui perkembangan saldo tabungan dari tahun 2010 hingga tahun 2013. Tidak adanya data khusus untuk tabungan iB Hasanah dikarenakan peneliti sulit untuk mendapatkan data tersebut karena hal kerahasiaan perusahaan. Beikut perkembangan saldo tabungan di BNI Syariah pada setiap akhir tahunnya: Tabel 4.1 Perkembangan Saldo Tabungan dari tahun 2010 hingga tahun 2013 No.
Tahun
Saldo Tabungan
Prosentasi
1.
2010
Rp 1.980.627.000,-
-
2.
2011
Rp 2.616.377.000,-
75,70%
3.
2012
Rp 3.809.266.000,-
68,68%
4.
2013
Rp 5.071.760.000,-
75,10%
Sumber : Annual Report BNI Syariah Jika dilihat dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa perkembangan produk tabungan di BNI Syariah mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Dalam setiap saldo tabungan tersebut produk tabungan iB Hasanah lah yang mendominasi sebesar 90% dari saldo tersebut. Pada tahun 2010 hanya memiliki saldo sebesar Rp 1.980.627.000,-, pada tahun 2011 sebesar Rp 2.616.377.000,- dengan kenaikan 75,70%, tahun 2012 peningkatannya cukup signifikan yakni sebesar Rp
3.809.266.000,- (68,68%) dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan 75,10% dengan nominal yang cukup besar nilainya yakni sebesar Rp 5.071.760.000. Peningkatan ini terjadi dikarenakan masyarakat puas terhadap sistem pelayanan Bank BNI Syariah, adanya pemberian bonus atau cinderamata kepada nasabah yang mempunyai saldo tinggi juga mempengaruhi terhadap perkembangan saldo tabungan ini pada setiap akhir tahunnya.Dengan persyaratan yang mudah, biaya yang lebih murah dan berbagai fasilitas diberikan serta kemudahan bertransaksi membuat minat masyarakat dan kepercayaan kepada Bank BNI Syariah lebih tinggi.Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nasabah tabungan iB Hasanah. Berikut perkembangan nasabah tabungan iB Hasanah dari tahun 2010 hingga tahun 2013: Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah Nasabah Tabungan iB Hasanah dari tahun 2010 hingga 2013 No.
Tahun
Jumlah Nasabah
Prosentase
1.
2010
40127
-
2.
2011
44217
75,01%
3.
2012
43756
53,56%
4.
2013
50449
73,31%
Sumber: Wawancara dengan Bp. Basuki Soewarno selaku General Affair Heard BNI Syariah Cabang Semarang pada hari Jumat tanggal 19 September 2014 pukul 09.00 WIB. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa perkembangan nasabah tabunga iB Hasanah di BNI Syariah tidak selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010 jumlah nasabah sebesar 40.127, kemudian pada tahun 2011 bertambah 75,01% yakni sebanyak 44.217, namun pada tahun 2012 jumlah nasabah tabungan iB Hasanah
menurun sebesar 53,56% dengan menjadi 43.756 nasabah. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah nasabah yang cukup signifikan sebesar 73,31% yakni sebanyak 50.449 nasabah. C.
Strategi Pemasaran Tabungan iB Hasanah Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang perkembangan Tabungan iB
Hasanah dari tahun 2006 hingga tahun 2013. Dalam menawarkan produk Tabungan iB Hasanah, bank BNI Syariah mempunyai strategi dalam mencari nasabah. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu asisten pemasaran, beliau menjelaskan bahwa strategi yang dilakukan dalam mencari nasabah Tabungan iB Hasanah adalah: 1. Product (Produk) Dalam mentukan produk yang akan ditawarkan, maka terlebih dahulu bank melakukan penggolongan produk berdasarkan pelayanan, jenis konsumen seperti pedagang kecil atau pedagang besar, eksportir, lembaga, perorangan atau nasabah perusahaan. Dalam hal ini produk yang ditawarkan oleh Bank BNI Syariah adalah produk Tabungan iB Hasanah.
Tabungan
yang
berjalan
dengan
akad
wadiah
dan
mudharabah.Produk ini merupakan produk yang unggul dan dapat menarik minat masyarakat untuk menabung.Karena didalamnya terdapat beberapa keunggulan dan manfaat pada produk tabungan ini yang sebelumnya telah dijelaskan diatas. Dalam menjalankan pemasaran produk ini terdapat program direct giftyakni pemberian hadiah langsung
kepada nasabah atas pembukaan rekening tabungan iB Hasanah di Bank BNI Syariah. Jika pada bulan ramadhan pihak bank memberikan program Berbagi Buka Hasanah (BBH) kepada nasabah dengan memberikan ta’jil buka puasa. 2. Price (Harga) dan Target Pasar Produk Tabungan iB Hasanah adalah salah satu produk pendanaan dari Bank BNI Syariah dan merupakan produk unggulan Bank BNI Syariah. Menurut salah seorang asistent marketingdi Bank BNI Syariah yang berinisial AP, beliau menjelsakan bahwa tabungan dengan akad wadiah dan mudharabah ini membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat untuk menyimpan sebagian dananya kepada bank. Dalam menentukan harga pada produk tabungan iB Hasanah Bank BNI Syariah tidak menyamakan dengan harga produk pesaing, dikarenakan hal inilah yang menjadi salah satu keunggulan produk Tabungan iB Hasanah. Produk Tabungan iB Hasanah ini terbuka untuk perorangan dan non perorangan (melalui perusahaan). Dengan biaya administrasi yang murah produk ini tidak membatasi masyarakat dari kalangan manapun untuk menabung dan menjadi nasabah Tabungan iB Hasanah. 3. Place (Lokasi) Pemilihan suatu lokasi juga sangat berpengaruh pada penjualan suatu produk.Dengan memilih lokasi yang strategis pihak bank dapat
peningkatan minat nasabah. Oleh karena itu PT. Bank BNI Syariah memilih Gedung Tempo Paviliun 1 Lt. 3-6 Jl. HR. Rasuna Said Kav. 1011 Jakarta Selatan sebagai kantor operasionalnya dikarenakan oleh beberapa sebab yakni: a.
Jalan HR Rasuna Said merupakan jalur utama pusat bisnis di Jakarta Selatan.
b.
Akses yang mudah dijangkau dengan menggunakan berbagai alat transportasi, baik kendaraan umum atau kendaraan pribadi.
c.
Tidak jauh dari pusat kota, dimana orang-orang sering berkunjung ke wilayah tersebut maka secara tidak langsung masyarakat bisa mengetahui kantor BNI Syariah.
Selain pemilihan lokasi yang strategis, Bank BNI Syariah juga memperhatikan penataan atau desain kantor dengan dilengkapi berbagai fasilitas yang mendukung dapat memudahkan nasabah untuk bertransaksi di kantor, serta agar dapat memberikan kenyamanan nasabah. 4. Promotion (Promosi) Dalam hal promosi yang dilakukan Bank BNI Syariah untuk menarik minat masyarakat agar menjadi nasabah Tabungan iB Hasanah, maka bank menerapkan strategi promosi yang meliputi: a. Periklanan Dalam promosi yang dilakukan dengan media periklanan, Bank BNI Syariah menggunakan media elektronik dan media
cetak.Pada media elektronik yakni pihak Bank BNI Syariah membuat iklan melalui televisi dan sumber informasi melaui internet atau website BNI Syariah. Pada media cetak pihak Bank BNI Syariah membuat brosur yang biasanya ditaruh di sebelah tombol antrian bank, koran nasional, koran lokal, majalah, tabloid dan memasang spanduk-spanduk di tempat yang startegis misalnya, di jalan raya atau daerah-daerah yang sekiranya banyak orang yang membaca kemudian tertarik dengan beberapa produk yang ditawarkan oleh bank. b. Promosi Penjualan Selain dengan strategi promosi melalui iklan, promosi penjualan merupakan hal yang penting dalam mempromosikan suatu produk.Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah nasabah. Bank BNI Syariah dalam melakukan promosi penjualan dapat melalui pemberian bagi hasil yang lebih besar di bandingkan dengan tabungan bank syariah lain, memberikan cinderamata atau hadiah bagi nasabah yang mempunyai saldo tinggi dan lain-lain. Dengan menggunakan cara-cara tersebut, promosi penjualan mendapatkan beberapa manfaat di antaranya: 1. Memberikan
informasi
yang
dapat
menarik
masyarakat untuk membeli produk yang ditawarkan.
minat
2. Memberikan dorongan, semangat dan kesadaran kepada masyarakat untuk segera membeli produk tersebut. c. Penjualan Perseorangan Penjualan pribadi atau personal selling ini tidak hanya melibatkan seorang marketing funding tetapi juga melibatkan seluruh pegawai bank BNI Syariah, termasuk cleaning servis, satpam ataupun pejabat bank. Oleh karena itu penjualan pribadi dapat dilakukan dengan cara bertatap muka langsung dengan nasabah. Dengan hal tersebut pihak bank dapat mengetahui kelemahan produk kita, ataupun keluhan tentang kelemahan produk tabungan di bank syariah lain, memungkinkan pihak menjalin komunikasi yang akrab dengan nasabah, membuat nasabah seolah-olah harus mendengarkan, memperhatikan dan menanggapi pihak bank. d. Publisitas Publisitas adalah kegiatan promosi yang dilakukan melalui kegiatan pameran, bakti sosial, kegiatan amal atau kegiatan lainnya.Dalam hal ini biasanya pihak Bank BNI Syariah mengikuti pameran yang berada di Mall atau departemen store sekitar. Dengan melakukan promosi secara publisitas, bank lebih dapat mendekatkan diri kepada nasabah dan diharapkan nasabah akan tertarik dengan produk yang telah ditawarkan oleh pihak bank.
D. Keunggulan Tabungan iB Hasanah Dibandingkan dengan Tabungan Bank Syariah Lainnya. Semakin meningkatnya persaingan yang terjadi antar bank syariah dalam meningkatkan minat nasabah untuk menabung, menuntut perusahaan perbankan syariah untuk selalu menciptakan produk-produk unggulan. pada masing-masing bank syariah tentunya mempunyai produk unggulan dan terdapat beberapa keunggulan yang berbeda. Pada kasus ini peneliti akan membandingkan produk tabungan unggulan dari Bank BNI Syariah yakni tabungan iB Hasanah dengan produk unggulan M yang berada di Bank BM, karena kedua bank syariah tersebut sama-sama merupakan Bank Umum Syariah. Berikut perbandingannya antara bank tanbungan iB Hasanah di BNI Syariah dengan tabungan M di Bank BM: 1.
Tabungan iB Hasanah adalah tabungan yang berjalan dengan dua akad yakni mudharabah dan wadiah, yang di dalamnya terdapat berbagai fasilitas yang memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Berdasarkan hasil wawancara dengan sdr. Nida salah satu customer service BNI Syariah Cabang Semarang pada tanggal 08 Agustus 2014 pukul 10.30, beliau menjelaskan bahwa beberapa keunggulan yang terdapat pada tabungan iB Hasanah di antaranya adalah: a.
BNI Syariah Card Silver sebagai kartu ATM dengan jaringan ATM BNI, ATM Bersama, ATM Link, ATM Prima dan Cirrus, serta kartu belanja (Debit Card) di merchant berlogo MasterCard yang berada di seluruh dunia.
b.
Dapat melakukan transaksi di counter teller di BNI Syariah ataupun di counter teller BNI Konvensional di seluruh Indonesia.
c.
Pembukaan rekening akan secara otomatis nasabah berinfaq Rp. 500,-
2.
d.
Bagi hasil sebesar 22:78 (nasabah:bank).
e.
Biaya administrasi yang lebih murah.
f.
Dapat dijadikan sebagai agunan pembiayaan.
Tabungan M adalah tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang akan meringankan transaksi keuangan nasabah, memberikan akses yang mudah, serta manfaat yang luas. Tabungan Muamalat kini hadir dengan dua pilihan kartu ATM/Debit yaitu Shar-E Regular dan Shar-E Gold. Tabungan ini diperuntukkan untuk usia 18 tahun ke atas. Pada tabungan ini juga terdapat fitur unggulan diantaranya adalah: a.
Gratis tarik tunai di seluruh ATM Muamalat, ATM BCA/ Prima, dan ATM Bersama untuk saldo minimum Rp 5.000.000 setelah transaksi.
b.
Bagi hasil untuk nasabah 10%.
c.
Untuk Shar-E Regulertransaksi belanja dengan Debit BCA bagi pemegang
Shar-E
Regular
di
seluruh
EDC
merchant
BCA/PrimaDebit bagi pemegang Shar-E regular di seluruh EDC merchant BCA/ Prima.
d.
Untuk Shar-E Goldakses transaksi yang lebih luas di seluruh jaringan ATM Plus dan EDC berlogo VISA di seluruh dunia.
e.
Bebas biaya transaksi Debit di seluruh merchant VISA di seluruh dunia.
f.
Keamanan transaksi yang lebih terjamin berkat adanya elemen chip-based pada kartu.
g.
Transfer gratis antar rekening Bank Muamalat di semua layanan (kecuali di ATM BCA/ Prima, ATM Bersama).
Berikut perbandingan bagi hasil dan biaya administrasi yang terjadi antara tabungan iB Hasanah di Bank BNI Syariah dan tabungan M di Bank BM: 1.
Dalam akad mudharabah mutlaqah, nasabah sebagai pemilik dana (shahibul
maal)pihak
bank
sebagai
pengelola
dana
(mudharib)
bertanggung jawab penuh atas dana yang dikelola. Setiap masing-masing pihak berhak mendapatkan keuntungan nisbah bagi hasil yang telah disepakati diawal akad. Nisbah bagi hasil yang sudah ditentukan Bank BNI Syariah dalam Tabungan iB Hasanah lebih besar dibandingkan dengan tabungan yang lain, yakni sebesar 22:78 (nasabah dan bank). Contoh Kasus 1: Ibu Annisa memiliki tabungan iB Hasanah di Bank BNI Syariah. Pada bulan Januari 2013 saldo rata-rata pada tabungan Ibu Annisa sebesar Rp. 150.000.000,-. Perbandingan bagi hasil yang diterapkan pada Tabungan iB Hasanah Bank Syariah adalah 78:22 (bank:nasabah). Saldo rata-rata
tabungan
per
bulan
10.000.000.000.Kemudian
di
Bank jika
BNI
pendapatan
Syariah Bank
sebesar BNI
Rp yang
dibagihasilkan sebesar Rp. 40.000.000, berapa keuntungan yang di dapat Ibu Annisa dalam bulan tersebut? Jawab: Rp (150.000.000 : 10.000.000.000) x Rp 40.000.000 x 22% = Rp 132.000,Pada kasus ini peneliti membandingkan dengan produk tabungan M yang berada di Bank BM, tabungan M adalah tabungan yang berjalan berdasarkan akad wadiah dan mudharabah.Dalam tabungan ini Bank BM memberikan porsi bagi hasil kepada nasabahnya sebesar 10%. Contoh Kasus 2: Dengan kasus yang sama seperti contoh di atas, Ibu Annisa memiliki tabungan M di Bank BM dengan saldo rata-rata tabungan Ibu Annisa sebesar Rp 150.000.000,- . Saldo rata-rata tabungan per bulan di Bank BM sebesar Rp 10.000.000.000,-. Jika pendapatan Bank BM yang dibagihasilkan sebesar Rp 40.000.000,- maka berapa keuntungan yang didapatkan Ibu Annisa dari bagi hasil tersebut? Jawab: Rp (150.000.000 : 10.000.000.000) x Rp 40.000.000 x 10% = Rp 60.000 2.
Biaya administrasi yang lebih murah. Dalam hal ini indikator - indikator yang akan dibandingkan oleh peneliti diantaranya seperti biaya administrasi untuk pengelolaan
rekening perbulan, biaya penutupan rekening, saldo minimum rekening, biaya di bawah saldo minimum dan biaya pembuatan kartu ATM. Tabel 4.3 Perbandingan Biaya Produk Tabungan iB Hasanah BNI Syariah dengan Produk Tabugan M di Bank BM. Biaya
BNI Syariah
Bank BM
Wadiah
Mudharabah
Wadiah
Mudharabah
Pengelolaan rekening perbulan
0,-
5.000,-
Tutup rekening Saldo minimum Biaya di bawah saldo minimum Pembuatan kartu ATM
20.000,-
10.000,-
5.000,dengan saldo pada akhir bulan < 1.000.000,0,-
10.000,- pada rekening aktif dan 15.000,untuk rekening pasif 50.000,-
20.000,-
100.000,-
0,-
50.000,-
0,-
10.000,-
0,-
20.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
5.000,-
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa pengelolaan rekening perbulan di Bank BNI Syariah dalam akad wadiah tidak dipungut biaya dan dalam akad mudharabah biayanya sebesar Rp.5000,namun di Bank BM dalam akad wadiah biayanya sebesar Rp. 5000,dengan saldo pada akhir bulan kurang dari Rp. 1.000.000,- dan dalam akad mudharabah Rp.10.000,- untuk rekening aktif, Rp 15.000,- untuk reksening pasif. Pada biaya tutup rekening di Bank BNI Syariah Rp.
20.000,- untuk akad wadiah dan Rp. 10.000,- untuk akad mudharabah, akan tetapi di Bank BM untuk akad wadiah tidak dipungut biaya dan Rp. 50.000,- untuk akad mudharabah. Biaya untuk saldo minimum di Bank BNI Syariah sebesar Rp. 20.000,- untuk akad wadiah dan Rp. 100.000,untuk akad mudharabah, di Bank BM saldo minimum dalam akad wadiah tidak diadakan namun dalam akad mudharabah sebesar Rp. 50.000,-. Biaya di bawah saldo minimum pada Bank BNI dan Bank BM dalam akad wadiahsama-sama sebesar Rp. 0,- namun dalam akad mudharabah di Bank BNI Syariah sebesar Rp. 10.000,- dan Rp. 20.000 untuk akad mudharabah di Bank BM. Dalam pembuatan kartu ATM pada semua akad wadiah dan mudharabah di Bank BNI Syariah dan Bank BM sama-sama sebesar Rp. 5.000,-. Jika dibandingkan dengan seluruh biaya maka Bank BNI Syariah sedikit lebih murah dengan Bank BM.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis pada produk Tabungan iB
Hasanah di Bank BNI Syariah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Tabungan iB Hasanah berjalan berdasarkan dua akad yakni akad wadiah atau mudharabah, berlaku untuk nasabah perorangan ataupun non perorangan. Dengan berkembangnya sistem IT, tabungan iB Hasanah memberikan berbagi fasilitas, manfaat serta kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi kapanpun dan dimana pun sesuai dengan keinginan nasabah. Prosedur yang dilaksanakan dalam tabungan iB Hasanah sudah sesuai dengan Fatwa MUI No. 02/DSN-MUI/VI/2000.
2.
Berdasarkan tabel pada bab sebelumnya dapat diketahui bahwa saldo akhir tahun pada produk tabungan di Bank BNI Syariah mengalami perkembangan yang 90% nya terdapat tabungan iB Hasanah, terlebih pada tahun 2011 dan tahun 2012 terjadi perkembangan yang cukup signifikan pada produk tabungang iB Hasanah tersebut. Akan tetapi pada perkembangan jumlah nasabah tabungan iB Hasanah di BNI Syariah tidak selalu meningkat, terbukti pada tahun 2012 jumlah nasabah tabungan iB Hasanah mengalami penurunan.
3.
Strategi pemasaran yang dilakukan Bank BNI Syariah dalam memasarkan produk tabungan iB Hasanah yakni mengacu pada produk, menetapkan harga dan target pasar sesuai dengan perencanaan, memilih lokasi kantor yang strategis, serta promosi. Dalam kegiatan promosi yang dilakukan Bank BNI Syariah antara lain periklanan melalui televisi, internet, koran nasional, koran local, tabloid dan majalah, promosi penjualan, penjualan perseorangan agar lebih akrab dengan nasabah, publisitas dengan mengikuti event-event atau pameran.
4.
Keunggulan lain yang dimiliki Bank BNI Syariah pada produk tabungan iB Hasanah dibandingan dengan produk tabungan M di Bank BM adalah: a.
Pembagian nisbah bagi hasil antara pihak nasabah dan bank sebesar 22:78. Nisbah yang diberikan kepada nasabah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan nisbah yang diberikan Bank BM terhadap produk tabungan yang menjadi keunggulan di Bank BM tersebut sebesar 10% untuk nasabahnya.
b.
Biaya administrasi yang lebih murah dibandingkan dengan produk tabungan unggulan di Bank BM walaupun perbedaan tersebut tidak jauh.
B.
Saran Setelah melakukan penelitian terhadap produk tabungan iB Hasanah di Bank
BNI Syariah, maka peneliti memberikan saran kepada Bank BNI Syariah dan peneliti lain yang akan menjadikan penelitian ini sebagai rujukan.
1.
Bagi Bank BNI Syariah Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, maka peneliti mendapatkan hasil bahwa produk keunggulan Bank BNI Syariah yakni produk tabungan iB Hasanah terus mengalami perkembangan pada setiap tahunnya. Dengan hasil tersebut, hendaknya pihak Bank BNI Syariah selalu memberikan inovasi-inovasi baru terhadap setiap produkproduknya agar masyarakat mempunyai ketertarikan untuk menabung dan nasabah tetap mempertahankan tabungannya.
2.
Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang tabungan iB Hasanah hendaknya lebih mengembangkan penelitiannya dalam pendapat nasabah dan kepuasan nasabah, karena penelitian ini hanya sebatas karakteristik, perkembangan saldo dan nasabah di setiap akhir tahunnya, strategi pemasaran, serta perbandingan biaya dan bagi hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaenuddin. 2008. Hukum Perbankan Syariah Edisi I.Jakarta: Sinar Grafika. Adimarwan, Karim. 2010. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi IV. PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Pers. Bank BNI Syariah. 2011. Annual Report 2011. Jakarta Bank BNI Syariah. 2013. Annual Report 2013. Jakarta Bank Indonesia. 1992. Undang-undang No. 7 tahun 1992: tentang perbankan. Jakarta Bank Indonesia. 1998. Undang-undang No. 10 tahun 1998: tentang perbankan. Jakarta Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia. Ferari, Sonny, 2010. Startegi Pemasaran Tabungan (Studi Kasus Pada Bank Tabungan Negara) Cabang Padang. Skripsi: Sumatra Barat. http://www.bi.go.id http://www.bnisyariah.co.id http://mirsadakbar.blogspot.com/2013/09/antara-tabungan-wadiah-dan-tabungan.html di unduh tanggal 23 Juni 2014 pukul 08.30 WIB. Imroatun. 2009. Sistem Bagi Hasil Tabungan Batara Mudharabah di Bank BTN Cabang Surakarta. Tugas Akhir. Salatiga.
Jannah, Syafaatul. 2012. Tabungan Wadiah Salamah di BPRS Ben Salamah Purwodadi.Skripsi. Semarang jurnal.iainpalu.ac.id/index.php/istiqra/article/download/18/18. diunduh pada tanggal 19 September pukul 21.55 WIB. Kasmir.2003. Manajemen Perbankan Edisi I Cetakan 4. PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Terjemahan Buku I dan II. Salemba Empat: Jakarta. Majalah Bank BNI Syariah. 2011. Edisi I. Muhammad. 2001. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. UII Perss: Yogyakarta. Nabhan, Faqih. 2008.Dasar-dasar Akuntansi Bank Syariah. Lumbung Ilmu: Yogyakarta. Payne, Andrian. 2000. The Essence Of Service Marketing Edisi II. Andi: Yogyakarta Resti, Yuliana. 2011. Produk Tabungan Bank Muamalat di Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Salatiga. Tugas Akhir. Salatiga. Simorangkir. 1992 Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Ekonisia: Jakarta. Wahyuningtyas, Anis. 2013. Analisis Produk Simpanan Mudharabah Berjangka Untuk Masa Depan (SIMUDAMAPAN) Di KJKS BMT Tumang Cabang Ampel. Tugas Akhir. Salatiga.
Wibowo, Edi & Widodo, Untung Hendy. 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah? Cetakan I. Ghalia Indonesia.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: Akhlis Farida Kurnia Rahmah
Tempat, tanggal lahir
: Kab. Semarang, 30 November 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Warga Negara
: Indonesia
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Pendidikan
: 1. TK PERTIWI Tuntang Lulus Tahun 1998 2. MI Miftahul Falah Kadirejo Pabelan Lulus Tahun 2004 3. MTs Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur Lulus Tahun 2008 4. MA Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur Lulus Tahun 2011
Alamat
: Dusun Susukan, Desa Delik, RT/RW 001/001, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang
Nama Orang Tua Ayah
: Riyanto
Ibu
: Siti Musyafiah, S.Pd.SD
Pekerjaan Orang Tua
: Swasta
Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya. Kab. Semarang, 22 Agustus 2014 Yang Membuat
Akhlis Farida Kurnia Rahmah NIM 20111018