MINAT WARGA BELAJAR DALAM MEMBACA AL-QUR’AN DI TPA ALFAJRI KELURAHAN PULUBALA KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO
1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
MINAT WARGA BELAJAR DALAM MEMBACA AL-QUR’AN DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN AL-FAJRI KELURAHAN PULUBALA KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Zulhijra, Rusdin Djibu, Ummyssalam Duludu ABSTRAK Hasil penelitian ini menunjukan bahwa minat warga belajar dalam membaca Al-Qur‟an di TPA Al-Fajri Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo sudah mencapai maksimal dengan berbagai prestasi yang mereka peroleh tiap tahunnya, adapun warga belajar yang kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran itu hanya sebagian kecil. Sehubungan dengan hasil penelitian ini disarankan beberapa hal yaitu hendaknya pendidik bisa memberikan fasilitas yang di butuhkan oleh warga belajar terutama kursi dan meja belajar yang bisa memudahkan proses pembelajaran sehingga warga belajar kiranya bisa mempertahankan minat bacanya yang lebih giat lagi agar prestasi yang diperoleh bisa dipertahankan. Kata Kunci: Minat Membaca Al-Qur‟an ABSTRACK The mothod of research was qualitative descriptive method. The techniques of data collection were observation, documentation, and interview. The data analysis was interactive method starting from data collection, data presentation, and conclussion. The research result showed that people‟s interent in Learning how to read AlQur‟an TPA Al-Fajri, Pulubala Village, Kota Tengah Sub-district, Gorontalo City had been maksimal with several achivement they achieved each year. There were only few people who did not interest in learning Al-Qur‟an. Then, it suggests that the educators should give some facilities that needed by the people such as chairs and tables and provide reading material related to AlQur‟an, and the people should maintain the interest to be more energetic in order the achivement they have been achieved can be maintained. Keywords: Reading Interest to Al-Qur'an Pendahuluan Pendidikan adalah suatu kegiatan yang produktif, maka suatu keberhasilan dari proses pendidikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pendidik atau guru. Sebab pendidik adalah figur manusia yang 1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
memegang peranan penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. Pendidik merupakan tenaga pendidikan yang memberikan sejumlah ilmu kepada siswa atau warga belajar di sekolah. Pendidik mencapai tujuan pendidikan. Oleh
memegang peranan penting dalam upaya karena
itu,
peningkatan
mutu
pendidik
sangatlah penting karena peran pendidik yang begitu besar yakni untuk mencetak warga belajar yang berkualitas tinggi serta memiliki kesadaran dalam melaksanakan tugasnya sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Di Indonesia pendidikan Agama adalah bagian integral dari pendidikan nasional sebagai satu kesatuan.DalamUndang-UndangRINo. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa :“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi warga belajar agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiriserta bertanggung jawab”.
Dari tujuan pendidikan nasional tersebut dapat dipahami bahwa salah satu ciri manusia Indonesiaadalah beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.Tujuan ini hanya dapat dicapai melalui Pendidikan Agama yang intensif dan efektif(Zakiah, 2001: 19).Untuk hal ini pemerintah juga telah menetapkan peraturan tentang pendidikan keagamaan yaitu pada pasal 30 Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Pada ayat 3 dan 4 pasal 30 Undang-Undang tersebut di jelaskan bahwa: “Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Pendidikan Keagamaan berbentuk pendidikan Diniyah, Pesantren, dan bentuk lain yang sejenis. Dengan mengacu pada tujuan pendidikan nasional tersebut, maka adanya penyelenggaraan pendidikan TK/TPA dapat dikatakan sebagai sub sistem dari pendidikan nasional yang mengandung nilai strategi tersendiri dalam upaya 1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
mengkondisikan kepribadian anak dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.Maka tepat apabila keberadaan Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA) atau Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) menjadi penting sebagai usaha untuk memperkuat proses belajar mengajar pada pendidikan formal dalam sisi pendidikan keagamaan yang pada umumnya kurang begitu intensif diterima oleh anak didik, baik di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) maupun ditingkat Sekolah Dasar (SD) ataupun Madrasah Ibtidaiyah (MI). Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Islam luar sekolah atau dapat disebut juga sebagai pendidikan non formal untuk warga belajar usia SD (usia 7-12 tahun), yang mendidik santri agar mampu membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid sebagai target pokoknya. Sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan bahawa TPA Al-Fajri memiliki jumlah warga belajar sebanyak 82 orang, perempuan 52 orang dan lali-laki 30 orang. Dari sekian banyak warga belajar ada juga yang kurang berminat untuk mengikuti pengajian Al-Qur‟an yang diselenggarakan oleh TPA Al-Fajri dengan jadwal tiap hari senin, rabu dan jum‟ad. Adapun yang kurang berminat terdapat 20 orang atau sering absen saat pengajian berlangsung, sedangkan 3 orang warga belajar tidak berminat, hal tersebut dilihat dari daftar hadir TPA Al-Fajri. Dan ini sebabkan karena kurangnya kontrol orang tua pada warga belajar. Berdasarkan deksripsi di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Minat Warga Belajar Dalam Membaca Al-qur’an Di Taman Pendidikan Al-Qur’an Al-Fajri Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo”.
Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari seluruh faktor yang berhubungan dengan pendidik dan warga belajar. Mulai dari perilaku pendidik dalam mengajar sampai dengan tingkah laku warga belajar sebagai timbal balik dari 1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
hasil sebuah pembelajaran. Tingkah laku warga belajar ketika mengikuti proses pembelajaran mengindikasikan akan ketertarikan warga belajar tersebut terhadap pelajaran atau justru sebaliknya ia tidak tertarik dengan pelajaran yang sedang berlangsung. Ketertarikan warga belajar ini merupakan salah satu tanda minat. Selanjutnya beberapa pengertian minat adalah: minat dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002:744) berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang, sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang senantiasa cencerung pada hal yang disenanginya biasanya timbul rasa suka terhadap aktifitas tersebut. Tumbuhnya rasa suka ini tentunya menjadi motivasi tersendiri untuk melakukan aktifitas tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Horlock (2000: 27) yang mengatakan, bahwa minat belajar merupakan sumber motivasi untuk melakaukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Sedangkan Stiggins berpendapat, minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan belajar seorang warga belajar. Aspek afektif adalah aspek yang mendefinisikan dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang. Minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya. Selanjutnya minat sebagai perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran antara perasaan, harapan, penderitaan, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan seseorang kepada suatu pilihan tertentu. Untuk lebih memahami tentang pengertian kemampuan membaca al-Qur‟an, 1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
terlebih dahulu
diartikan tentang pengertian “kemampuan” dan pengertian
“membaca”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kemampuan diartikan dengan “kesanggupan, kecakapan.”Sedangkan membaca adalah “mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.”Jadi dapat disimpulkan bahwakemampuan membaca adalah suatu kesanggupan dan kecakapan melafalkan apa yang tertulis dengan benar. Kemampuan membaca tidak berkembang begitu saja, melainkan tergantung pada sejauh mana memberi rangsangan pada anak. Selain itu, kesiapan warga belajar untuk membaca tergantung pula pada sejauh mana kematangan syaraf-syaraf otaknya. Untuk membaca, diperlukan kemampuan mengamati perbedaan bentuk dengan teliti. Selainitu, juga diperlukan kemampuan mengingat huruf yang sudah dikenal, kemampuan merangkai kata-kata. Kemampuan membaca Al-Qur‟an anak harus diajarkan sejak dini, yakni pada saat umur mereka masih usia sekolah rendah atau bahkan masa taman kanak-kanak. Karena lidah anak di bawah umur masih lunak dan relatif lebih mudah membimbing mereka dalam mengucapkan makhraj yang pas dan benar.Yang perlu dilakukan adalah menciptakan lingkungan yang menambah minat untuk membaca. Membaca Al-Qur‟an yang paling utama yaitu apabila dibaca dengan tartil, tepat dan benar. Nabi merupakan contoh yang paling baik, Beliau selalu membaca AlQur‟an dengan jelas bacaannya (tartil) dan fasih lisannya, gaya lagunya senantiasa serasi dengan uslubnya yang indah dan memikat hati. Untuk mampu membaca Al-Qur‟an secara baik dan benar, maka lahirlah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah bahasa Arab, diantaranya ilmu Tajwiddan ilmu Garibil Qur‟an. Membaca Al-Qur‟an dengan suara keras/jahr lebih utama dari pada pelan. Asalkan tidak mengganggu orang yang ada di sekitarnya. Seperti orang yang sedang shalat, tidur dan lain sebagainya.Di samping itu, membaca dengan keras dapat menghilangkan rasa kantuk, menambah keinginan dan kerajinan, serta dapat membangunkan orang yang lalai terhadap Al-Qur‟an. 1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
Jadi berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca Al-Qur‟an yaitu kesanggupan seseorang untuk bisa membaca Al-Qur‟an sesuai dengan tajwid, garib, makharijul Huruf, serta yang paling utama adalah membaca secara tartil dan jahr. Menurut Slamato (2010: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar itu biasanya dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri sendiri.Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Menurut (Syah, 2006: 53) lingkungan belajar sebagai faktor ekternal warga belajar yang mempengaruhi minat belajar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu sebagai berikut: (a) faktor keluarga, (b) faktor sekolah, (c) faktor masyarakat. Campbell (dalam Sofyan: 2004:9) berpendapat bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk membina minat anak agar menjadi lebih produktif dan efektif antara lain sebagai berikut: (1) memperkaya idea atau wawasan, (2) memberikan hadia yang merangsang, (3) berkenalan dengan orang-orang yang kreatif, (4) petualangan dalam arti berkelana kealam sekeliling secara sehat, (5) mengembangkan fantasi, (6) melatih sikap positif. Dalam proses belajar mengajar, hal yang paling berperan adalah cara pendidik mengajar atau menyampaikan pelajaran yang bertujuan untuk menarik perhatian warga belajar. Dalam hal ini metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan juga alat peraga yang digunakan akan mempermudah warga belajar memahami materi. Metode yang akan digunakan dapat memberikan kesan agar warga belajar lebih menyenangi pelajaran tertentu. Dari Abu Daud Ad-Darda‟ radhiyallahu „anhu, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat banyak." (HR. Abu Dawud no.3641, At-Tirmidziy no.2683, dan isnadnya hasan, lihat Jaami'ul Ushuul 8/6)” Di dalam hadits tersebut terdapat keterangan tentang pemuliaan yang besar yang akan didapatkan oleh penuntut ilmu, di mana para malaikat meletakkan sayapsayapnya untuknya sebagai sikap tawadhu' dan penghormatan kepadanya, demikian juga makhluk-makhluk yang banyak baik yang di langit, di bumi maupun di lautan dan makhluk lainnya yang tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah Subhaanah, semua makhluk tadi memintakan ampun kepada Allah untuk penuntut ilmu dan mendo'akan kebaikan untuknya. Salah satu hal yang menarik pada islam ialah penghargaan islam yang tinggi terhadap pendidik. Begitu tingginya penghargaan itu sehingga menempatkan kedudukan pendidik setingkat di bawah kedudukan Nabi dan Rasul. Kedudukan seorang pendidik dalam pendidikan islam adalah penting dan terhormat menurut AlGhozali (2001: 19) sebagaimana dikutip oleh Toto Suharto, menyatakan: seseorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya, dialah yang dinamakan orang besar dikolong langit ini. Dia itu ibarat matahari yang menyinari orang lain, dan menyinari dirinya sendiri. Ibarat minyak kasturi yang wanginya dapat dinikmati orang lain, dan dia sendiri pun harum. Siapa saja yang bekerja dibidang pendidikan, sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan sangat penting. Maka 1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
hendaknya ia memilihara adab dan sopan santun dalam tugasnya ini. Dengan demikian, Kunandar (2007: 45) mengemukakan profesi pendidik adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan
yang ditekuni untuk
menjadi
mata pencaharian dalam
memenuhi
kebutuhan hidup yang bersangkutan. pendidik sebagai profesi berarti pendidik sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian
dankewenangan)
dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, profesi adalah
suatu
jabatan, profesional adalah kemampuan atau keahlian dalam memegang suatu jabatan tertantu, sedangkan profesionalisme adalah jiwa dari suatu profesi dan profesional. Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) adalah lembaga Pendidikan luar sekolah (non formal), jenis keagamaan. Oleh karenanya, muatan pengajarannya lebih menekankan aspek keagamaan dengan mengacu pada sumber utamanya, yaitu AlQur'an dan As-sunnah. Hal itu pun diatasi dan disesuaikan dengan taraf perkembangan anak, yaitu untuk kelompok Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA) untuk anak usia 4-6 tahun, sedangkan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) untuk anak usia 7-12 tahun (usia SD/MI). Dengan demikian, porsi pengajaran tertentu yang kurang memungkinkan dapat tercapai secara tuntas melalui pendidikan sekolah formal.Misalnya, pengajaran baca tulis Al-Qur'an, pengajaran shalat, hafalan ayatayat Al-Qur'an, do'a-do'a harian, penanaman akidah akhlak dan sejenisnya (As‟ad, 2001: 64). Pembelajaran Al-qur‟an dapat dilakukan diberbagai tempat, misalnya: di rumah, di sekolah, di mesjid, di mushola, di pondok pasantren, di TPA (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) dan sebagainya. Lingkungan anak yang pertama adalah keluarga, diharapkan dalam keluarga sejak kecil anak telah mendapatkan pengajaran Al-Qur‟an dari orang tuanya. Ketika orang tua kurang mampu mengajari untuk 1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
membaca Al-Qur‟an maka dapat menitipkan anak ketempat belajar Al-Qur‟an misalnya TPA (Taman Pendidikan Al-Qur‟an), pondok pasantren, dan sebagainya. Jadi, berdasarkan kesimpulan tersebut, apabila pelaksanaan pembelajaran pada Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) berjalan dengan baik serta diikuti oleh warga belajar, maka akan terlihat dengan jelas bahwa keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap prestasi Pendidikan Agama Islam warga belajar di sekolah formal. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Pendidikan Al-Qur‟an Al-Fajri Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo yang bertempat di Jln. Madura No. 13. Taman Pendidikan Al-qur‟anAl-Fajri berdiri pada tahun 2005 atas kerja samamasyarakat sekitar yang mempunyai keinginan untuk menghidupkan jiwa religius pada warga belajar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termaksud jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi dan membuat deskriptif tentang sesuatu fenomena menurut apa adanya pada saat penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian tersebut peneliti sebagai instrumen utama sekaligus sebagi partisipan penuh dalam pelaksanaan penelitian, dan kehadiran peneliti di lokasi tersebut diketahui oleh pempinan dan pendidik di TPA Al-Fajri tersebut. Karena bagi peneliti ini sangat penting agar memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian dan bisa mencapai target yang di inginkan. Dalam penelitian kualitatif, tujuan pengambilan sampel adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin dan bukan untuk melakukan generalisasi. Pengambilan sampel lebih ditekankan pada situasi informasidan waktu. (Salim, S dan Malik. 2013: 40) Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Narasumber atau informan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini 1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
adalah para Pendidik TPA dan warga belajar TPA Al-Fajri dengan jenjang sekolah dasar (SD). Hasil Penelitian dan Pembahasan Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah warga belajar TPA Al-Fajri Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, yang didirikan pada tahun 2005 di bawah pimpinan Bapak Mahmud Y. Aday, S.Pd.I dan 2 (dua) pendidik lainnya. TPA Al-Fajri Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan sekolah dasar disekitar jalan Madura No.13.Dalam mewujudkan Taman Pendidikan Al Qur‟an sebagai salah satu bagian
terpenting
pengenalan
syariat
Islam.Dalam
mewujudkan
keinginan
masyarakat khususnya SDN No.79 Kota Tengah Kota Gorontalo maka didirikanlah TPA dimaksud yang sampai pada saat ini masih menggunakan Masjid Al-Fajri Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Dengan aktivitas pembelajaran sebanyak 9 jam seminggu yang di kemas dalam 3 hari efektif sekolah dan ada pun pelajaran tambahan pada malam hari atau yang dikenal warga belajar sebagai Tamis (Terjemahan Al-Qur‟an Perkata). TPA ini sendiri merupakan sebuah jenjang pendidikan yang sangat penting strategis dalam upaya mencetak dan membina sumber daya yang berkualitas dari segi keimanan, akhlak, dan intelektualitasnya sejak usia dini. Hal ini sesuai dengan pencapaian tujuan pembelajaran, yaitu membangun generasi ideal masa depan yang memiliki kemurnian tauhid, akhlak mulia, cerdas dan mandiri. Di samping itu TPA tersebut tidak memungut biaya dari warga belajar melainkan sumbangan dari masyarakat dan bantuan dari pemerintah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa minat warga belajar di TPA Al-Fajri Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo sudah mencapai hasil yang maksimal di lihat dari prestasi yang mereka peroleh tiap tahun, adapun warga belajar yang tidak berminat itu hanya di pengaruhi faktor eksternal misalnya pendidik yang terlalu tegas dalam memberikan pembelajaran. Namun hal tersebut tidak 1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
mempengaruhi semangat mereka untuk belajar karena mereka ingin secepatnya naik ke juz berikutnya yaitu iqroh. Di samping itu warga belajar bisa membaca Al-Qur‟an yang baik dan benar dan bisa membantu pelajaran Agama di sekolah-sekolah SD dan SMP. Adapun dalam mengukuti pembelajaran baca Al-Qur‟an di TPA Al-Fajri tidak memungut biaya dari warga belajar, tapi memperoleh sumbangan dari pemerintah dan masyarakat setempat. Dengan adanya TPA tersebut di anggap sangat membantu warga belajar dalam membaca Al-Qur‟an, dalam pembelajaran yang di gunakan oleh pendidik adalah metode bervariasi atau bermain sambil belajar. Hal ini di lakukan untuk menarik hati warga belajar agar tidak bosan untuk mengikuti pembelajaran, dan pendidik juga tidak menekankan warga belajar untuk menggunakan pakaian seragam karena bagi pendidik itu bukan hal yang penting untuk di permasalahkan. Adapun faktor lain yang mempengaruhi minat karena adanya perasaan, harapan, penderiatan, prasangka, dan rasa takut. Dari ke lima faktor tersebut yang paling menonjol dalam penelitian tersebut adalah harapan yang mempengaruhi pembelajaran, karena dengan adanya harapan pada diri warga belajar maka mereka bersemangat dalam mengikuti pembelajaran yang sudah di jadwalakan oleh TPA tersebut. Dengan jumlah warga belajar 82 orang terdapat 20 orang warga belajar yang kurang berminat, 3 orang tidak berminat dan lebihnya 72% warga belajar yang aktif dalam pembelajaran. Dengan melihat penjelasan di atas dan aktifitas hatam Qur‟an yang di laksanakan tiap tahunnya dapat di simpulkan bahwa minat warga belajar membaca Al-Qur‟an di TPA Al-Fajri sudah efektif, adapun yang tidak berminat itu hanya faktor eksternal dan internal. Maka dari itu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan maka harus ada kerja sama yang baik antara pendidik, orang tua, dan warga belajar itu sendiri. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang lakukan, maka peneliti menarik kesimpulan 1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
bahwa minat membaca Al-Qur‟an di TPA Al-Fajri Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo sudah efektif dilihat dari keinginan warga belajar dalam mengikuti pembelajaran terutama mengejar antrian untuk bisa lebih cepat lanjut ke iqroh atau juz selajutnya. Adapun warga belajar yang kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran karna di sebabkan oleh faktor internal dan eksternal, namun dari ke dua faktor tersebut yang paling menonjol adalah faktor internal yang ada pada diri warga belajar. Saran Berkaitan dengan kesimpulan sebagaimana yang telah dirumuskan, maka saran yang bisa peneliti sampaikan kiranya pendidik bisa lebih maksimal memberikan fasilitas yang di butuhkan oleh warga belajar misalnya meja dan bangku agar tujuan pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan impian kita semua. Peneliti juga berharap agar warga belajar bisa lebih giat belajar membaca Al-Qur‟an dan mempertahankan prestasi yang pernah di raih di TPA tersebut, semoga warga belajar TPA Al-Fajri menjadi khoiru ummah atau umat yang terbaik kelak. Aamiin DAFTAR PUSTAKA Al-Ghozali, Adab Membaca Al-Qur’an, terj. Hufah Ibriy, (Surabaya: 2001). Hal. 19 As'ad Humam, dkk. 2001.Pedoman Pengelolaan, Pembinaan dan Pengembangan Membaca, Menulis dan Memahami al-Qur'an (M3A), Yogyakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengajaran Baca Tulis al-Qur'an LPTQ Nasional Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal. 751. Hurlock.2000. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga. Kunandar. 2007.Pendidik Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Pendidik, (Jakarta: PT Grafindo Persada). Hal. 45 Salim, S. H. Malik. 2013. Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Negeri Gorontalo. Universal Press. Gorontalo. Hal. 40 Sofyan, 2004. Skripsi: Hubungan antara minat dan Perhatian dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA pda SDN Labuang Baji I Makasar. Makssar: Universitas Veteran Repoblik Indonesia Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Bandung :Rineka Cipta. Syah. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja 1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.
Rosda Karya. UU Repiblik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Zakiah Drajat, 2001. Metodik Khusus Pengjaran Agama Islam.Jakarta : Bumi Aksara.
1
Zulhijra Sondeng Jurusan PLS UNG, Rusdin Djibu, dan Ummyssalam A.T.A Duludu, selaku dosen Jurusan PLS UNG.