24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di tiap depot yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Untuk pengukuran parameter fisik dan kimia kualitas air minum isi ulang dilakukan di lokasi penelitian yaitu di tiap depot yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan. Sedangkan untuk pengamatan parameter mikrobiologi dilakukan di laboratorium Dinas Kesehatan Kota Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu 1 bulan yaitu pada tanggal 27 Maret-19 April 2012. 3.2. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, penelitian ini adalah studi deskriptif, yang dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai kualitas air minum isi ulang yang melalui proses ozonisasi, proses ultraviolet (UV) maupun proses reversed osmosis (RO) berdasarkan parameter fisik (TDS), parameter kimia (pH), dan parameter mikrobiologis (total bakteri koliform). 3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel Penelitian a. Variabel Terikat (dependent variable) terikat dalam penelitian ini adalah : kualitas air minum.
25
b. Variabel Bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah : air minum isi ulang yang melalui proses ozonisasi, proses ultraviolet, dan proses reversed osmosis. 3.3.2 Definisi Operasional a. Kualitas Air Minum Isi Ulang. Kualitas air minum menggambarkan kadar, mutu, ataupun baik buruknya air minum tersebut bagi kesehatan. Sama halnya dengan air minum lainnya, air minum isi ulang aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 mengenai persyaratan kualitas air minum. Adapun kualitas air minum isi ulang dalam penelitian ini, diamati dari setiap indikator : 1) Parameter Fisika : TDS (Total Dissolved Solids) adalah jumlah zat padat terlarut yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain dalam air minum isi ulang. Metode pengumpulan data menggunakan pengukuran secara langsung di lokasi penelitian yaitu di tiap depot air minum isi ulang dengan menggunakan TDS meter. Kadar
maksimum
TDS
yang
diperbolehkan
berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492 tahun 2010 adalah 500 mg/l. Apabila sampel air yang diperiksa melebihi standar yang
26
ditetapkan, maka dapat dikatakan air minum tersebut tidak layak bagi kesehatan. 2) Parameter Kimia : pH merupakan derajat keasaman dari air minum isi ulang. Metode pengumpulan data dengan pengukuran langsung lokasi penelitian yaitu di tiap depot air minum isi ulang dengan menggunakan pH meter. Kadar maksimum pH yang diperbolehkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492 tahun 2010 adalah 6,58,5. Apabila sampel air yang diperiksa nilai pHnya kurang dari 6,5 maka air bersifat asam dan tidak layak bagi kesehatan. Apabila air yang diperiksa nilai pHnya melebihi 8,5, maka air tersebut bersifat basa dan tidak layak bagi kesehatan. 3) Parameter mikrobiologi Koliform total menunjukkan bakteri koliform dari tinja, tanah, atau sumber alamiah lainnya yang terkandung dalam air minum isi ulang. Metode pengambilan data dengan melakukan pengamatan
dilaboratorium
dengan
teknik
MPN
(Most
Probability Number). Kadar maksimum total bakteri koliform yang diperbolehkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492 tahun 2010 adalah 0 per 100 ml sampel. Apabila sampel air yang diperiksa, terdapat bakteri koliform maka air tersebut tidak layak bagi kesehatan.
27
b. Proses ozonisasi merupakan proses pengolahan air minum isi
ulang
dengan menggunakan ozon sebagai bahan sanitasi untuk membunuh bakteri dalam air. c. Proses ultraviolet merupakan proses pengolahan air dengan penyinaran sinar ultraviolet dengan panjang gelombang pendek yang memiliki daya anti mikroba yang kuat. d. Proses reversed osmosis (RO) merupakan suatu proses pengolahan air melalui membran semipermeabel dengan tekanan tinggi. Membran semipermeabel merupakan selaput penyaring skala molekul yang dapat ditembus air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari molekul air. 3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh depot air minum yang ada di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo (15 depot) dan Kecamatan Kota Selatan (12 depot). Sehingga jumlah keseluruhan populasi sebanyak 27 depot. 3.4.2 Sampel Untuk pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster sampling, dimana, sampel penilitian dikelompokkan berdasarkan variabel yang akan diteliti. Penentuan jumlah sampel dilakukan secara random dengan jumlah sampel untuk air minum yang melalui proses ozonisasi yaitu sebanyak 2
28
sampel, untuk air minum yang melalui proses ultraviolet (UV) yaitu 16 sampel, dan 2 sampel untuk air minum dengan proses reversed osmosis (RO), sehingga jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 sampel air minum. 3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Sumber Data Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik pengambilan data dilakukan menurut sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui pengukuran dan pengamatan kualitas air berdasarkan parameter fisik (TDS), parameter kimia (pH), dan parameter mikrobiologis (total bakteri koliform) yang dilakukan di lokasi penelitian dan laboratorium. 2. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini berupa data jumlah depot air minum yang ada di Kota Gorontalo yang diperoleh dari dinas Kesehatan Kota Gorontalo. Data ini digunakan sebagai dasar dalam melakukan observasi untuk menentukan depot air minum yang menerapkan proses ozonisasi, ultraviolet (UV), dan reversed osmosis (RO) yang akan diambil sampel airnya.
29
3.5.2 Instrumen Penelitian 1) Alat Tulis Adalah alat
yang digunakan untuk mencatat,
melaporkan hasil
penelitianan. Alat tersebut adalah pulpen, kertas, pensil, dan komputer. 2) TDS Meter Adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran, guna mengetahui jumlah zat padat terlarut dalam air minum isi ulang yang menjadi sampel dalam penelitian ini. 3) pH Meter Adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran, guna mengetahui derajat keasaman air minum isi ulang yang menjadi sampel dalam penelitian ini. 4) Vortex, cawan petri dish, tabung erlemenyer, dispo, inkubator, autoclave, colony counter, pembakar bunsen, dan tabung reaksi. Adalah alat-alat yang digunakan dan diperlukan dalam melakukan pengamatan untuk mengetahui total bakteri koliform dalam air minum isi ulang yang menjadi sampel dalam penelitian ini. 3.5.3 Pengumpulan Data Langkah-langkah dan cara pengumpulan data yang dilakukan dalam proses penelitian yaitu : 1. Tahap pengumpulan data sekunder Pengambilan data sekunder sebagai data awal yang dibutuhkan dalam penelitian.
30
2. Tahap pelaksanaan Pengambilan data primer dilakukan melalui pengukuran dan pengamatan langsung dilaboratorium. Adapun prosesnya meliputi : a. Pengukuran parameter fisik, yaitu TDS (Total Dissolved Solids) dengan menggunakan alat TDS Meter. Pengukurannya sebagai berikut: 1) Ujung TDS scan dicelupkan pada sampel air minum isi ulang yang akan dideteksi. 2) TDS scan dioperasionalkan dengan cara menekan tombol ON. 3) Pada TDS scan akan terbaca jumlah polutan dalam satuan part per million (ppm). Jumlah polutan diperhitungkan atas dasar petunjuk yaitu dengan menggunakan angka kali yang tertera pada TDS tersebut. 4) Setelah dibaca dan dicatat angka polutan pada air tersebut, kemudian tekan tombol OFF. b. Pengukuran parameter kimia, yaitu pH (derajat keasaman) dengan menggunakan pH meter. Pengukurannya sebagai berikut : 1) Ujung pH meter dicelupkan pada sampel air. 2) pH meter dioperasikan dengan cara menekan tombol ON 3) Pada pH meter akan terbaca derajat keasaman air yang diteliti 4) Setelah dibaca dan dicatat nilai pH pada air tersebut, kemudian tekan tombol OFF.
31
c. Pengamatan parameter mikrobiologi, yaitu total bakteri koliform dengan metode MPN. Pengamatannya sebagai berikut : 1) Menyiapkan alat yang akan digunakan yaitu : vortex, cawan petri dish, tabung erlemenyer, dispo, inkubator, autoclave, colony counter, pembakar bunsen, dan tabung reaksi. 2) Menyiapkan bahan yang akan digunakan yaitu : alkohol 70 %, NA (nutrient agar), aquadest steril. 3) Masing-masing sampel air minum disiapkan sebanyak 100 ml, kemudian dengan menggunakan dispo diambil 1 ml untuk diencerkan ke dalam tabung pengenceran 10-1 yang telah berisi aquadest steril sebanyak 9 ml. Larutan tersebut divortex hingga homogen. 4) Setelah itu, dari tabung pengenceran 10-1, diambil 1 ml untuk diencerkan ke dalam tabung 10-2 yang telah berisi aquadest steril sebanyak 9 ml, kemudian divortex hingga homogen. 5) Dari tabung pengenceran 10-2 diambil sebanyak 1 ml untuk diencerkan ke dalam tabung 10-3 yang telah berisi aquadest steril sebanyak 9 ml, dan divortex lagi hingga homogen. 6) Dari hasil pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3, dengan menggunakan dispo yang berbeda, di ambil 1 ml dari masing-masing tabung pengenceran dan di inokulasi kedalam tabung reaksi yang berisi LB dan tabung durham.
32
7) Semua tabung reaksi tersebut kemudian diinkubasi selama 2 x 24 jam, dengan suhu 370C. 8) Setelah diinkubasi, pengamatan dilakukan dengan melihat tabungtabung yang menghasilkan gas dan terjadi perubahan warna. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung jumlah koloni bakteri pada tiap sampel air yang diperiksa. 3.6 Teknik Analisis Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif, dengan menggambarkan kualitas air minum melalui perbandingan hasil pengamatan pada air minum isi ulang yang melalui proses ozonisasi, ultraviolet (UV), dan reversed osmosis (RO) berdasarkan parameter fisik (TDS), parameter kimia (pH), dan parameter mikrobiologis (total bakteri koliform) berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010, yang digambarkan melalui diagram dan persentase pada tiap variabel penelitian.