22
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Cross Sectional Study. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota (1 kelurahan) dan Kecamatan Medan Denai (1 kelurahan), Provinsi Sumatera Utara. Penentuan tempat penelitian dilakukan secara purposive berdasarkan tingkat kemiskinan sedang 15-20%. Pemilihan kelurahan juga didasarkan atas tingkat kemiskinan yang sama dengan kecamatan, dengan alasan mewakili kecamatan terpilih. Selain itu penelitian ini juga merupakan bagian dari penelitian yang berjudul “Analisis Model Penanggulangan Masalah Kelaparan pada Masyarakat Sumatera Utara (SUMUT)”. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2009 sampai dengan November 2009. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang ada di Kota Medan. Pemilihan contoh dilakukan secara stratified random sampling dengan jumlah masing-masing kategori proporsional sehingga diperoleh contoh sebanyak 120 rumah tangga yang meliputi Pra KS (Keluarga Sejahtera) dan KS (Keluarga Sejahtera) 1,2,3. Adapun yang menjadi responden penelitian ini adalah kepala rumah tangga, ibu, anak, nenek atau kakek. Cara penarikan contoh penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. Kota Medan
21 Kecamatan
2 Kecamatan
Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)
Kec. Medan Denai Kelurahan T.Sari (60 RT) tangga)
120 Rumah Tangga (Pra KS, KS 1,2,3)
Gambar 2 Cara penelitian
penarikan cotoh
23
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data karakteristik rumah tangga yaitu jumlah anggota rumah tangga, umur kepala rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, pengeluaran baik pangan maupun non pangan, serta data konsumsi pangan rumah tangga selama satu tahun. Data-data tersebut dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan pertanyaan (kuesioner) terhadap salah satu anggota rumah tangga (Ibu). Pengumpulan data konsumsi pangan melalui wawancara dengan menggunakan metode SQFF (Semi Quantitative Food Frequency). Data sekunder mencakup data gambaran umum keadaan wilayah penelitian yang diperoleh dari Pemerintah Kota Medan. Pengolahan dan Analisis Data Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara deskriptif dan statistik. Program komputer yang digunakan untuk mengolah data adalah Microsoft exel dan SPSS versi 16.0 for mac. Proses pengolahan data terdiri atas editing, coding, entry dan analisis. Data umur kepala rumah tangga (KRT) menurut Hurlock (1980) dikelompokkan menjadi 3 yaitu dewasa awal (18-39 tahun), dewasa madya (40-59 tahun) dan lansia (≥ 60 tahun). Data ukuran rumah tangga berdasarkan BKKBN (1983) dikelompokkan menjadi 2 kriteria yaitu: rumah tangga kecil jika ≤ 4 orang dan rumah tangga besar jika > 4 orang. Data tingkat pendidikan kepala rumah tangga dikategorikan menjadi tidak sekolah jika lama pendidikan 0 tahun, sekolah dasar (SD) jika lama pendidikan 6 tahun, sekolah menengah pertama (SMP) jika lama pendidikan ≥ 7-9 tahun, sekolah menengah atas (SMA) jika lama pendidikan ≥ 10-12 tahun dan perguruan tinggi (PT) jika lama pendidikan >12 tahun. Data pengeluaran rumah tangga dikategorikan berdasarkan pengeluaran perkapita perbulan menurut BPS (2009) yaitu dibawah garis kemiskinan (GK) < Rp. 234.712 dan diatas garis kemiskinan (GK) ≥ Rp. 234.712. Analisis data secara deskriptif meliputi data umur kepala rumah tangga (KRT), ukuran rumah tangga, tingkat pendidikan KRT, pengeluaran perkapita perbulan di rumah tangga serta konsumsi zat gizi rumah tangga.
24
Untuk
mengukur
hubungan
antara
variabel-variabel
dianalisis
menggunakan analisis korelasi Pearson dan Rank Spearman, sedangkan uji regresi liner berganda (Multiple Linier Regression) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga. Konversi dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : Y= α + β1X1 + β2X2+ β3X3+ β4X4 Keterangan: Y
= Ketahanan pangan rumah tangga
X1
= Umur KRT
X2
= Ukuran rumah tangga
X3
= Tingkat pendidikan KRT
X4
= Pengeluaran perkapita perbulan
Data konsumsi pangan yang diperoleh dari SQFF (Semi Quantitative Food Frequency) dikonversikan ke dalam energi (kkal) dan protein (gram) dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (Depkes 1996). Konversi dihitung menggunakan rumus sebagai berikut ini : KGij= (BJ/100) × Gij ×(BDDj/100) Keterangan : KGij = Kandungan zat gizi -i dalam bahan makanan-j BJ
= Berat bahan makanan j yang dikonsumsi (gram)
Gij
= Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan -j
BDDj = Persen bahan makanan j yang dapat dimakan (%BDD) (Sumber : Hardinsyah & Briawan 1994)
25
Angka kecukupan gizi diperoleh dari daftar angka kecukupan gizi populasi yang dianjurkan yang bersumber dari WNPG 2004. Angka Kecukupan Gizi rata-rata rumah tangga merupakan penjumlahan angka kecukupan gizi tertentu (energi dan protein) dari setiap individu dalam rumah tangga yang dihitung dengan menggunakan rumus: AKGRK = Σ AKGI n
Dimana: AKGRK
= Angka Kecukupan Gizi (energi dan protein) rata – rata rumah tangga (kal/kap/hr)
AKGI
= Angka Kecukupan Gizi (energi dan protein) Individu (kal/kap/hr)
n
= Jumlah anggota rumah tangga
Tingkat
kecukupan
gizi
(energi
dan
protein),
dihitung
dengan
membandingkan rata-rata konsumsi zat gizi rumah tangga dengan rata-rata Angka Kecukupan Gizi rumah tangga yang dinyatakan dalam persen.
TKG = rata – rata konsumsi zat gizi rumah tangga
x 100%
rata – rata Angka Kecukupan Gizi
Kemudian data tersebut dikategorikan berdasarkan cut of points Depkes RI (1996) dalam Sukandar (2007) menjadi 4 kategori yaitu baik jika ≥ 90,0% AKG, sedang jika 80,0 – 89,0% AKG, kurang jika 70,0 – 79,0%, dan defisit jika < 70,0%.
Selanjutnya
menentukan
tingkat
ketahanan
pangan
dengan
mengkategorikan tingkat kecukupan energi (TKE) menjadi 2 kategori yaitu tidak tahan pangan jika TKE <90,0% dan tahan pangan jika TKE ≥ 90,0% (FAO 2003).
26
Tabel 1 Pengkategorian variabel penelitian No 1
Variabel
Kategori
Umur Kepala Rumah Tangga
1. Dewasa awal (18-39 tahun)
Hurlock (1980)
2. Dewasa madya (40-59 tahun) 3. Lansia (≥ 60 tahun)
2
3
Ukuran Rumah Tangga
1. > 4 orang (rumah tangga besar)
BKKBN (1983)
2. ≤ 4 orang (rumah tangga kecil)
Tingkat Pendidikan Kepala Rumah
1. Tidak sekolah (0 tahun)
Tangga
2. SD (6 tahun)
(Sebaran Contoh)
3. SMP (≥ 7-9 tahun) 4. SMA (≥ 10-12 tahun) 5. PT (> 12 tahun)
4
Pengeluaran
berdasarkan
Garis
Kemiskinan (GK)
1. Dibawah GK jika < Rp.234.712 2. Diatas GK > Rp.234.712
(BPS 2009) 5
Tingkat Kecukupan Gizi (E&P)
1. < 70,0% (defisit berat)
(Depkes RI 1996 dalam Sukandar 2007)
2. 70,0-79,0% (defisit sedang) 3. 80,0-89,0% (defisit ringan) 4. ≥ 90,0% (baik)
6
Tingkat Ketahanan Pangan
1. TKE < 90,0% (tidak tahan pangan)
(FAO 2003)
2. TKE ≥ 90,0% (tahan pangan)