BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 3 BMT yang ada di Kota Pekalongan yaitu: 1) BMT BAHTERA yang berlokasi di Jl. Dr. Sutomo Kota Pekalongan. 2) BMT SMNU yang berlokasi di Jl. Sriwijaya Kota Pekalongan. 3) BMT MITRA UMAT yang berlokasi di Jl. Jlamprang, Krapyak Kidul Kota Pekalongan. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala kantor cabang dan kepala bagian BMT Se-Kota Pekalongan. Sampel yang digunakan adalah 38 kepala kantor cabang dan kepala bagian yang ada di BMT BAHTERA, BMT SMNU, dan BMT MITRA UMAT. Sampel tersebut dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.1 Adapun kriteria pemilihan sampel adalah: 1) BMT yang dipilih adalah BMT yang berlokasi di kawasan Kota Pekalongan, tidak mencakup Kabupaten.
1
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 79.
53
54
2) Dari seluruh BMT yang berlokasi di Kota Pekalongan, dipilih BMT yang sudah beroperasi lebih dari 5 tahun dan merupakan BMT yang telah memiliki kantor cabang yaitu BMT BAHTERA, BMT SM NU, DAN BMT MITRA UMAT. 3) Dari seluruh pegawai ketiga BMT tersebut, hanya para kepala kantor cabang dan kepala bagian yang dipilih sebagai sampel. Hal ini dikarenakan mereka adalah pihak-pihak yang secara aktif ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran melalui informasi lapangan yang diperoleh dari bawahannya. C. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek (selfreport data). Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden).2
2
Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo Press, 2009), h. 164.
55
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Sumber data primer (primary data) Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (responden).3 Sumber data primer dalam penelitian ini berupa hasil dari penyebaran kuesioner yang telah diisi oleh responden. 2. Sumber data sekunder Sumber data sekunder pada penelitian diperoleh dari dokumen BMT terkait profil, sejarah pendirian, dan lain sebagainya. Data sekunder lain juga diperoleh dari data internet. D. Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan terstruktur dengan alternatif (option) jawaban yang telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi, sikap, keadaan, atau pendapat pribadinya.4 Untuk setiap BMT, akan diberikan sebanyak 15 kuesioner yang ditujukan kepada kepala kantor cabang dan kepala bagian.
3
Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo Press, 2009), h. 165. 4 Bagong Suyanto dan Sutinah (ed), Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 60.
56
E. Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Definisi variabel Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu variabel bebas (independen), variabel terikat (dependen), dan variabel 1) Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang terjadi perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).5 Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran. 2) Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen).6 Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial. 3) Variabel moderating. Variabel moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen.7 Variabel moderating dalam penelitian ini adalah kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah.
5
Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo Press, 2009), h. 150. 6 Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo Press, 2009), h. 150. 7 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 223.
57
2. Pengukuran variabel Instrumen yang digunakan untuk menguji hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel penelitian di atas berupa kuesioner yang diadopsi dari penelitian-penelitian
terdahulu
yang
telah
teruji
tingkat
validitas
dan
reliabilitasnya. Ada tiga variabel yang diukur dalam penelitian ini: a. Partisipasi anggaran Dalam
penelitian
ini,
tingkat
partisipasi
anggaran
diukur
dengan
menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Milani8. Instrument ini dipilih karena telah banyak digunakan oleh peneliti partisipasi anggaran. Setiap responden diminta untuk menjawab enam butir pernyataan dengan cara memilih salah satu nilai dalam skala satu sampai lima. Skala rendah (nilai 1) menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah dan skala tertinggi (nilai 5) menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi. Skala yang digunakan adalah skala interval. b.
Kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah
Dalam penelitian ini, tingkat kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah diukur dengan menggunakan indikator yang ditulis oleh Ahmad Ibrahim Abu Sinn9. Responden diminta untuk menjawab 8 butir pernyataan dengan memilih salah satu nilai dari 5 nilai yang disediakan. Skala terendah (nilai 1) 8
Milani, “The Relationship of Participation in Budget Setting to Industrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study”, Accounting Review, April P. 274-284. 9 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2008). h. 138.
58
menunjukkan jawaban sangat tidak setuju (STS) dan skala tertinggi (nilai 5) menunjukkan jawaban sangat setuju (SS). Skala yang digunakan adalah skala interval. c. Kinerja manajerial Dalam penelitian ini, tingkat kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrument self rating yang dikembangkan oleh Mahoney, dkk.10 Responden diminta untuk mengisi 8 butir pernyataan dengan memilih salah satu nilai dari 1-5. Skala terendah (nilai 1) menunjukkan nilai yang jauh di bawah rata-rata dan skala tertinggi (nilai 5) menunjukkan nilai yang jauh di atas rata-rata. Skala yang digunakan adalah skala interval. F. Definisi Operasional Variabel Definisi dari masing-masing variabel disajikan dalam tabel berikut:
10
Mahoney, et.al., “Development of Managerial Performance: A Research Approach”, Cincinnati: South Western Publishing.
59
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Kinerja Manajerial
Definisi
Pengukuran
Kinerja manajerial adalah hasil Kinerja manajerial diukur dengan menggunakan Skala interval dari proses aktivitas manajerial instrument self rating yang dikembangkan oleh yang efektif mulai dari proses Mahoney sebagai berikut12: perencanaan, penatausahaan,
pelaksanaan, laporan
pertanggungjawaban, pembinaan, dan pengawasan.11
1. Perencanaan 2. Investigasi 3. Pengkoordinasian 4. Evaluasi 5. Pengawasan
11 12
Skala
Http://Www.Psychologymania.Com/2013/04/Pengertian-Kinerja-Manajerial.Html (Diunduh 6 September 2014). Mahoney, et.al., “Development of Managerial Performance: A Research Approach”, Cincinnati: South Western Publishing.
60
6. Pemilihan staf 7. Negosiasi 8. Perwakilan Partisipasi Anggaran
Partisipasi
dalam
penyusunan Tingkat
partisipasi
anggaran
diukur
melalui Skala interval
anggaran adalah sebagai tingkat instrumen yang dikembangkan oleh Milani14 yaitu: pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan manajer tingkat bawah dalam
proses
anggaran.13
penyusunan
1. Sejauh mana anggaran dipengaruhi oleh partisipan 2. Alasan-alasan pihak manajer puncak dalam merevisi anggaran 3. Keinginan berpartisipasi dalam menyusun anggaran tanpa diminta 4. Sejauh mana manajer pusat pertanggung
13
Abdul Halim, et. al., Akuntansi Manajemen, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2012), h. 215. Milani, “The Relationship of Participation in Budget Setting to Industrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study”, Accounting Review, April P. 274-284. 14
61
jawaban
mempunyai
pengaruh
dalam
anggaran akhir 5. Kepentingan manajer pusat pertanggung jawaban
dalam
partisipasinya
terhadap
anggaran 6. Anggaran didiskusikan antara pihak manajer puncak dengan manajer pusat pertanggung jawaban pada saat anggaran dsusun Kemampuan
Kemampuan interpersonal adalah Kemampuan
Interpersonal
kemampuan pemimpin organisasi syariah dapat dinilai melalui indikator berikut:16
Pemimpin Syariah
Berbasis untuk membina hubungan baik, berkomunikasi dan berinteraksi dengan
bawahan
dan
stakeholder organisasi.15
semua
interpersonal
pemimpin
berbasis Skala interval
1. Memberikan suri tauladan yang baik dalam setiap aktivitas 2. Memiliki interaksi sosial yang baik dengan bawahan, konsen dengan persoalan mereka
15 16
Budi Rahmat Hakim (ed), Manajemen Berbasis Syariah, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), h. 102. Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 138.
62
dan berlaku adil 3. Mengajak bawahan untuk bermusyawarah dan menghormati pendapat mereka 4. Melatih bawahan untuk menjalankan tugas dengan amanah 5. Mempunyai
kepercayaan
terhadap
kemampuan bawahan dan mendelegasikan sebagian dari wewenangnya 6. Melakukan inspeksi, pengawasan dan audit terhadap kinerja bawahan secara amanah
G. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Variabel Statistik deskriptif variabel menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah sampel data yang diujikan, nilai akumulasi paling tinggi dari masing-masing jawaban responden pada tiap variabel (nilai maksimum), nilai akumulasi paling rendah dari masing-masing jawaban responden pada tiap variabel (nilai minimum), nilai rata-rata dari keseluruhan jawaban responden pada setiap variabel, standar deviasi untuk menilai tingkat dispersi atau persebaran ratarata atas jawaban responden dan varians. Penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata, median, kisaran dan standar deviasi dari variabel penelitian yaitu partisipasi anggaran, kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah, dan kinerja manajerial. 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas dapat diukur dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel yang diperoleh dengan menggunakan uji korelasi pearson dengan rumus:
Dimana:
: Koefisien korelasi antara x dan y N
: Jumlah subyek
x
: Skor item
y
: Skor total
∑x
: Jumlah skor items
∑y
: Jumlah skor total
∑x²
: Jumlah kuadrat skor item
∑y²
: Jumlah kuadrat skor total Jika nilai r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel maka butir instrumen
tersebut valid. Sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen tersebut tidak valid. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari wakru ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha (α) > 0, 70.17 Uji reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus cronbach alpha sebagai berikut:
Dimana:
: Reliabilitas instrumen K
: Jumlah butir pertanyaan : Jumlah varian pada butir pertanyaan ke-b : Varian total Kriteria diterima dan tidaknya suatu data reliabel atau tidak jika nilai alpha
lebih besar dari pada nilai kritis product moment atau nilai r tabel. Dapat pula dilihat dengan menggunakan nilai batasan penentu, misalnya 0,6. Nilai yang
17
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 47-48.
kurang dari 0,6 dianggap memiliki reliabilitas yang kurang, sedangkan nilai 0,7 dapat diterima dan nilai di atas 0,8 dianggap baik.18 3. Uji Asumsi Klasik Regresi Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas residual, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas pada model regresi. Model regresi linier dapat dikatakan sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi klasik dimana data residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskodastisitas.19 a. Uji Normalitas Residual Uji ini digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.20 Metode uji normalitas residual yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan grafik histogram dan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan pada uji grafik adalah jika grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.21
18
Sekaran sebagaimana dikutip oleh Adji Djojo (ed), Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian, (Yogyakarta: Gava Media, 2012), h. 52-53. 19 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h. 89. 20 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h. 90. 21 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 163.
Pada uji One Sample Kolmogorov-Smirnov, data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05 (> 0,05).22 b. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel bebasnya.23 Metode uji multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai tolerance dan inflation factor (VIF) pada model regresi. Apabila nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas.24 c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena
22
Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h.
94. 23
Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ).
h. 99. 24
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 106.
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.25 Adapun uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Durbin-Watson. Adapun dasar pengambilan keputusan pada uji Drbin-Watson adalah jika DU < DW < 4-DU maka dinyatakan tidak terjadi autokorelasi.26 d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.27 Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi spearman’s rho dan metode grafik (melihat pola titik-titik pada grafik regresi). Jika pada uji korelasi spearman’s rho menunjukkan nilai signifikansi (sig 2 tailed) lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.28 4. Uji Hipotesis Metode statistik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis jalur (path analysis)
25
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 110. 26 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h. 106. 27 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h. 108. 28 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014 ). h. 113.
yang dioperasikan melalui SPSS 19. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda atau penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model kausal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur digunakan untuk menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner.29 Tahapan dalam melakukan analisis menggunakan analisis jalur (path analysis) adalah sebagai berikut: Tahap 1: Mengembangkan model secara teoritis Langkah awal yang harus dilakukan adalah pengungkapan teori yang digunakan. Model persamaan struktural disusun berdasarkan hubungan kausalitas, di mana perubahan satu variabel membawa perubahan terhadap variabel lainnya. Persamaan struktural yang digambarkan oleh diagram jalur merupakan representasi dari teori yang telah diungkapkan. Kuat atau tidaknya hubungan kausalitas antara dua variabel tersebut terletak pada pembenaran secara teoritis untuk mendukung analisis. Tahap 2: Penyusunan diagram jalur (path diagram) untuk menggambarkan hubungan kausalitas antar variabel Tampilan lengkap diagram alur (path diagram) untuk melakukan pengujian terhadap model penelitian ini adalah sebagai berikut:
29
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 245.
Gambar 3.1
e1
Kemampuan Interpersonal Pemimpin Berbasis Syariah (X2)
ρ2
ρ3
Partisipasi Anggaran
Kinerja Manajerial e2
(X1)
ρ1
(Y)
Dalam diagram jalur (path diagram), hubungan antar konstruk ditunjukkan dengan garis dengan satu anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas (regresi) dari satu konstruk ke konstruk yang lain. Pengembangan diagram alur dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan mengetahui hubungan kausalitas antar variabel yang akan diuji. Pada penelitian ini terdapat satu konstruk eksogen yaitu partisipasi anggaran dan dua konstruk endogen yaitu kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah dan kinerja manajerial. Tahap 3: Menerjemahkan diagram jalur ke persamaan struktural Setelah mengembangkan model teoritis dan membangun diagram jalur, maka langkah selanjutnya adalah menerjemahkan diagram jalur ke dalam persamaan
struktural. Persamaan struktural memperlihatkan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk dalam model. Dari diagram di atas terlihat bahwa partisipasi anggaran mempunyai hubungan langsung dengan kinerja manajerial (ρ1). Namun demikian partisipasi anggaran juga mempunyai hubungan tidak langsung ke kinerja manajerial yaitu dari partisipasi anggaran ke kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah (ρ2) baru kemudian ke kinerja manajerial (ρ3). Total pengaruh hubungan dari partisipasi anggaran ke kinerja manajerial (korelasi antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial) sama dengan pengaruh langsung partisipasi anggaran ke kinerja manajerial (koefisien path atau regresi ρ1) ditambah pengaruh tidak langsung yaitu koefisien path dari partisipasi anggaran ke kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah (ρ2) dikalikan dengan koefisien path dari kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah ke kinerja manajerial (ρ3). Pengaruh langsung PA ke KM
= ρ1
Pengaruh tak langsung PA ke KIP ke KM
= ρ2 x ρ3
Tot. pengaruh (korelasi PA ke KM)
= ρ1 + ( ρ2 x ρ3)
Koefisien jalur adalah standardized koefisien regresi. Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam penelitian ini ada dua persamaan:
KIP = α + ρ2PA + e1
(1)
KM = α + ρ1PA + ρ3KIP + e2
(2)
Keterangan: KIP
: Kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah
PA
: Partisipasi anggaran
KM
: Kinerja manajerial
Tahap 4: Pemilihan matrik input dan teknik analisis yang digunakan Langkah terakhir dalam analisis jalur adalah memilih matrik input dan teknik analisis. Teknik analisis dalam penelitian ini akan menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan memasukkan persamaan 1 dan analisis regresi linear berganda dengan memasukkan persamaan 2. Setelah diketahui koefisien jalur melalui analisis regresi, untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh mediasi, maka dilakukan uji sobel test sebagai berikut:
Hitung standar error dari koefisien indirect effect
Langkah selanjutnya hitung nilai t statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
Jika t hitung lebih besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi signifikan yang berarti ada pengaruh mediasi.