1
Peranan Keluarga Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Napza Bagi Remaja Di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana `Kota Gorontalo
Skripsi : ISNA SULEMAN NIM. 121 410 059 Pembimbing I, Abd.Hamid Isa Pembimbing II Yakob Napu
ABSTRAK Isna Suleman. 2013. Peranan Keluarga Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Napza Bagi Remaja di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I: Dr. H. Abd. Hamid Isa,M.Pd Pembimbing II Drs. Yakob Napu, M.Pd. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana peranan keluarga dalam pencegahan penyalahgunaan Napza bagi remaja di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, tujuan penelitian untuk menggambarkan peranan Keluarga Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Napza Bagi Remaja di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Jenis Penelitian yang di gunakan adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah mengumpulkan semua data yang diperoleh, serta memisahkan berdasarkan jenis data, membuat penafsiran data dari hasil wawancara dan pengamatan untuk menggambarkan peranan Keluarga Dalam Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Bagi Remaja di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya keluarga sangat berperan dalam Pencegahan Penyalahgunaan Napza Bagi Remaja di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa keluarga sangat memiliki peranan dalam pencegahan penyalahgunaan Napza bagi remaja di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.
Kata Kunci: Peranan Keluarga, Pencegahan Penyalahgunaan Napza
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang sejak dulu menjadi permasalahan dalam masyarakat dan membutuhkan perhatian khusus adalah penyalahgunaan obat-obatan. Pada awalnya penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang terbatas pada dunia kedokteran namun belakangan terjadi penyimpangan fungsi dan penggunaannya tidak lagi terbatas pada dunia kedokteran (Budiarta, 2000:81). Penggunaan berbagai macam jenis obat dan zat adiktif atau yang biasa disebut narkoba dewasa
ini
cukup
meningkat
terutama
di
kalangan
generasi
muda.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Napza singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua itu mengacu pada mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu, tapi sekarang hal tersebut disalahgunakan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya. Banyak kejadian di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota
Gorontalo dimana terdapat beberapa yang remaja menggunakan narkoba hanya untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, contohnya ketika seorang anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan kehadiran serta perlindungan dari orangtuanya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan penyelesaian dari orangtua maka dirinya mencari penyelesaian dari lingkungan dan teman-temannya. Hal tersebut hanyalah manifestasi dari kebutuhan remaja akan penghargaan dan pengakuan dari orangtua sendiri. Disamping itu, alasan utama seseorang mencoba obat-obatan adalah karena rasa ingin tahu mereka terhadap efek yang menyenangkan dari narkoba dan keinginan untuk mengikuti bujukan orang lain terutama dari lingkungan pergaulan. (Polsek
Sipatana dan BNP, 2012). Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
3
pengetahuan, dan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama.
Penggunaan narkotika secara berlebihan dapat
mengakibatkan dampak yang berbahaya, baik terhadap individu maupun terhadap masyarakat. Narkotika itu sendiri merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Relevansi dengan kajian pendidikan luar sekolah ini sangat penting mengingat pendidikan dari sebagian besar pengguna napza tersebut merupakan remaja yang putus sekolah, menganggur, kurang kegiatan. Pendidikan luar sekolah dapat berperan melakukan rehabilitasi melalui usaha untuk menolong, merawat dan merehabilitasi korban penyalahgunaan obat terlarang, sehingga diharapkan para korban dapat kembali ke dalam lingkungan masyarakat atau
dapat bekerja serta belajar dengan layak. Upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan dan penyebaran narkoba. Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di keluarga. Pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Ketiga, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak. Dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba ini, diharapkan peran serta keluarga, masyarakat, terutama para tokoh masyarakat yang harus tampil sebagai aktor utama dalam menggerakan masyarakat. Para orang tua diharapkan dapat memberikan pengaruh
positif
terhadap
kelangsungan
program
pencegahan
penyalahgunaan narkoba ini, orang tua harus merangkul anak-anaknya supaya program tersebut dalam dilaksanakan sepenuhnya, tampil sebagai aktor utama dalam upaya pencegahan penyalahgunaan napza, yang pada penelitian ini dibatasi pada upaya pencegahan penyalahgunaan napza pada remaja.
4
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peranan Keluarga Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Napza Bagi Remaja
di Kelurahan Tapa
Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Hakikat Keluarga 2.1.1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masingmasing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Sugeng, 2010:19). Menurut Pratikno (2005:13) ada beberapa jenis keluarga, yakni: keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-anak, keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. (BKKBN, 2012:45). 2.1.2. Fungsi Keluarga Secara hukum keluarga adalah sekelompok orang yang terikat oleh darah, perkawinan atau adopsi. Namun dalam sebuah survei nasional yang melibatkan 1.200 oran gdewasa yang dipilih secara acak, hanya 22 persen yang merasa puas dengan definisi itu. Hampir 75 persen menyukai definisi
5
sekolompok orang yang saling mencintai dan saling mempedulikan” (BPS, 2012:15). Fungsi yang dijalankan keluarga (Praktikto, 2005:40) adalah: 1.
Fungsi Pendidikan
2.
Fungsi Sosialisasi
3.
Fungsi Perlindungan
4.
Fungsi Perasaan
5.
Fungsi Agama
6.
Fungsi Ekonomi
7.
Fungsi Rekreatif
8.
Fungsi Biologis
9.
Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
2.1.3. Subsistem Keluarga dalam Pendidikan Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suamiistri, subsistem orang tua-anak, dan subsitem sibling (kakak-adik). Subsistem suami-istri terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama dengan tujuan eksplisit dalam membangun keluarga. Pasangan ini menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari gangguan yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan darti subsistem-subsistem lain. Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran seorang anak dalam keluarga, subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan pengenalan akan tanggungjawab terkait dengan relasi orang tua dan anak. 2.2. Kajian Penyalahgunaan NAPZA 2.2.1. Pengertian NAPZA Menurut
Irwanta
(2012:2),
Napza
merupakan
singkatan
dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua mengacu pada mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Napza adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk
6
penyakit tertentu, tapi sekarang hal tersebut disalahgunakan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya. 2.2.2. Penyalahgunaan NAPZA Penyalahgunaan Napza (narkotika, psychitropica, dan zat-zat adiktif) dewasa ini marak dilakukan di hampir semua negara, termasuk Indonesia. Bahkan peredaran Napza di Indonesia diberitakan termasuk tinggi. Pelakunya umumnya remaja, juga mereka yang tergolong ‘materially rich but mentally poor’. Usaha-usaha penyalahgunaan penyalahgunaan Napza sudah banyak dilakukan oleh berbagai pihak. Yang banyak diberitakann adalah justru bertambah meluasnya penyalahgunaan Napza dan jarang terdengar sejauh mana usaha-usaha tadi mampu menurunkan angka penyalahgunaan Napza. Padahal Napza memiliki kemampuan yang lebih potensial dibandingkan senjata-senjata mutakhir untuk memusnahkan generasi suatu bangsa. Demi masa depan kehidupan generasi mendatang usaha-usaha pencegahan penyalahgunaan Napza harus selalu dilakukan dan ditingkatkan. (Abdul, 1995:84). 2.2.3. Upaya Pencegahan Masalah Penyalahgunaan Napza Di dalam upaya pencegahan penyalahgunaan Napza, tindakan yang dijalankan dapat diarahkan pada dua sasaran proses. Pertama diarahkan pada upaya untuk menghindarkan remaja dari lingkungan yang tidak baik dan diarahkan ke suatu lingkungan yang lebih membantu proses perkembangan jiwa remaja. Upaya kedua adalah membantu remaja dalam mengembangkan dirinya dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan (suatu proses pendampingan kepada si remaja, selain: pengaruh lingkungan pergaulan di luar selain rumah dan sekolah). Jadi remaja sebenarnya berada dalam 3 (tiga) pengaruh yang sama kuat, yakni sekolah (guru), lingkungan pergaulan dan rumah (orang tua dan keluarga); serta ada 2 buah proses yakni menghindar dari lingkungan luar yang jelek, dan proses dalam diri si remaja untuk mandiri dan menemukan jatidirinya.
7
2.3. Peran Keluarga dalam Penyalahgunaan NAPZA 2.3.1. Pendidikan Keluarga Anak-anak belajar dengan meniru, dengan sengaja ataupun tidak. Demikianlah juga kebudayaan menjadi milik dan dicontoh daripada apa yang dikatakan. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup semua yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari daripola-pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan, dan bertindak (Sardjono 2006:12).Pola-pola kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dapat berfungsi sebagai pengatur, pengawas dan dapat memberikan arah kelakuan serta perbuatan manusia sesuai dengan kehendak umum. Sigmund Freud, bapak ilmu psikoanalisis menyebutkan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak sejak lahir sangat menentukan perkembangan kepribadian pada umur selanjutnya. 2.3.2. Strategi Pemberantasan NAPZA melalui lingkungan keluarga Pendidikan keluarga yang tepat akan memungkinkan anak berkembang menjadi dewasa. Remaja akan memiliki kejiwaan yang stabil, tidak terlibat dalam hal-hal yang melanggar hukum atau norma yang berlaku, produktif da konstruktif.
Menurut
Subagyo
Partodiharjo
(2006:65),
Strategi
Pemberantasan Napza melalui lingkungan keluarga. Pertama, Menanamkan pemahaman hidup sehat anak usia dini. Kedua, Pemahaman akan adanya racun di sekeliling. Ketiga, Tanggap lingkungan. Keeampat, Bekerjasama dengan lingkungan rumah. Kelima, Hubungan interpersonal yang baik. 2.4. Peran PLS dalam Pencegahan dan Pemberantasan NAPZA di Masyarakat Menurut Kuntoro (2011:13), dalam kajian PLS, beberapa program pelayanan sosial yang dapat dilakukan antara lain : Pertama, Model Kepemimpinan Teman Sebaya (Peer Leadership), Kedua, Program Kelompok Anonim. Ketiga, Program Aksi bagi Orang Tua. Keempat, Penyuluhan dan Pendidikan Afektif Bagi Anak dan Remaja. Kelima, Pembentukan dan Pengembangan Kelompok anti Narkoba.
8
Yaitu membentuk kelompok-kelompok baru atau mengembangkan fungsi kelompok yang sudah ada sebagai gerakan anti narkoba dengan upaya-upaya seperti mempengaruhi secara aktif terhadap remaja lainnya baik secara individual mapun kelompok untuk melembagakan budaya anti narkoba. Dengan begitu peluang untuk menciptakan generasi yang anti narkoba semakin hari akan semakin nyata dan terwujud. BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian adalah masyarakat dalam hal ini orang tua yang ada dikelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, serta dokumen berupa photo anak/remaja yang pernah memiliki kasus dalam penggunaan Napza dan photo hasil wawancara dengan masyarakat selaku orang tua yang ada di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik sebagai cara yang ditempuh untuk memperoleh data yaitu : Observasi, Wawancara dan Studi Dokumen. Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : (1) tahap sebelum ke lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap analisis data, (4) tahap penelitian laporan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi berupa pengamatan dalam pelaksanaan penelitian tentang peranan orang tua terhadap pencegahan penyalahgunaan Napza bagi remaja yang ada di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, diperoleh keterangan tentang adanya peranan orang tua dalam pencegahan penyalahgunaan Napza dan untuk memperoleh keterangan lebih mendetail, peneliti mencantumkan pertanyaan serta hasil wawancara pada lima orang ibu rumah tangga yang ada di kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo dengan inisial (ER,LM,IK,IA,LA) kelima informan tersebut memiliki anak remaja laki-laki yang berusia sekitar 20 sampai 24 tahun dan dari kelima remaja tersebut dua diantaranya sedang kuliah. Wawancara
9
peneliti dan informan dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2013. Penjelasan hasil wawancara berdasarkan indikator yang telah disebutkan di atas dapat dilihat dibawah ini . 4.2.1 Peranan Keluarga Dalam Menanamkan Penanaman Hidup Sehat Keluarga bertindak sebagai orang tua telah menanamkan penanaman hidup sehat yang baik pada keluarga mereka sendiri dengan cara menyuruh anak-anaknya membersihkan lingkungan rumah serta menyapu dan menjaga kebersihan dalam rumah. Dan terdapat juga keluarga yang membersihkan sendiri halaman dan lingkungan tempat tinggal karena anak-anaknya sibuk kuliah serta tinggal diasrama dan jarang bertemu. 4.2.2 Peranan Keluarga Dalam Pemahaman Akan Adanya Racun Di Sekeliling Keluarga memahami akan adanya racun yang ada disekeliling mereka,seperti narkoba/bahaya merokok ataupun pergaulan bebas. Untuk menyikapi hal ini orang tua sering memberi nasehat pada anak – anak serta sering mengawasi kegiatan anak di luar sekolah dan ada juga orang tua yang sering menyempatkan diri untuk menjenguk anaknya diasrama sambil memberikan nasehat tentang bahaya narkoba serta akibat negativ yang ditimbulkannya. Keluarga memahami mengenal fungsi dan kekuatan/kelemahan daya tahan tubuh, dengan cara misalnya jika anak sakit terlihat tubuhnya lemah begitupun jika ia sehat terlihat tubuhnya kuat dan ia tampak bersemangat melakukan aktivitas. hal ini dapat dilihat dari kondisi seseorang misalnya saya beranggapan anak saya sakit jika ia pulang sekolah terlihat pucat, badannya lemah dan lain-lain 4.2.3 Peranan Keluarga Dalam Tanggap Terhadap Lingkungan Keluarga tanggap terhadap lingkungan dan jika ada sesuatu yang terjadi dengan cepat meresponskannya pada anak sambil menasehatinya dan melarangnya untuk tidak melakukan hal itu, jika ada hal-hal negative yang terjadi dilingkungan mereka melarang anak untuk melihatnya/untuk
10
mengikutinya tapi jika ada hal-hal positif yang terjadi dilingkungan orang tua terlebih dahulu memotivasi anak untuk mengikutinya. Keluarga sadar akan perubahan perilaku lingkungan yang terjadi sekarang ini dan mereka ikut terlibat pada perubahan tersebut dengan cara melibatkan diri untuk menjaga lingkungan tersebut yang dimulai dari lingkungan diri sendiri/keluarga, menasehati anak sendiri agar tidak terpengaruh oleh perbuatan negative yang ada di luar lingkungan, melibatkan diri untuk ikut aktif pada kegiatan-kegiatan yang ada dilingkungan seperti menjadi
anggota
PKK serta
berperan
dalam
kegiatan
dasawisma,
mengihindarkan agar anak tidak terpengaruh pada hal-hal negative akibat perubahan lingkungan tersebut. 4.2.4 Peran Keluarga Dalam Bekerja sama dengan lingkungan Keluarga menjalin kerjasama dengan RT dan RW serta pihak keamanan dimana keluarga sering membantu jika ada hal-hal yang dibutuhkan untuk pelaksanakaan kegiatan RT atau RW dan ada beberapa orang kepala keluarga yang sering mengikuti kegitan yang diadakan oleh kelurahan. Keluarga menjalin harmonisasi dengan tetangga karena tetangga merupakan orang yang lebih dekat dengan kita jadi harmonisasi dengan tetangga itu sangat perlu utamyan komunikasi dan kerja sama, saling memberi dan juga saling mengantar serta membantu dan ada beberapa orang ibu rumah tangga jika memasak kue/penganan lainnya sering ia mengantarkannya pada tetangga begitupun ada beberapa tetangga yang jika memiliki kelebihan kue atau sayur sering dibagikan
pada tetangga lain
disebelahnya. 4.2.5 Peran Keluarga Dalam Membina Hubungan Interpersonal Yang Baik. Terdapat kedekatan bathin antara anak dengan orang tua karena Kedekatan bathin dengan anak pasti dirasakan oleh seluruh orang tua apalagi ibu begitupun dengan anak mereka memiliki kedekatan batin dengan orang tuanya hal ini ditunjukkan dari sikap anak yang sering terbuka pada ibunya
11
malahan mereka merasa ibunya adalah sahabat sehingga kadang-kadang ibu sendiri menjadi tetampat curahan hati anak. Orang Tua Memiliki Sikap Proaktif itu baik karena dari siniliah akan terjalin komunikasi antara orang tua dengan anak dan dapat terjadi hubungan emosional yang baik antara anak dengan orang tuanya dan Orang tua yang memiliki sikap proaktif pada anak dengan sering mengajak anak berkomunikasi, melakukan pendekatan padanya, ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukannya dengan sikap tersebut kita dapat mengarahkan anak untuk melakukan hal-hal yang positif dan anak akan terhindar dari perbuatan negativ seperti terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, dan lain-lain. Pembahasan Penelitian ini mengkaji tentang peranan keluarga terhadap pencegahan penyalahgunaan Napza di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, dengan indikator sebagai berikut: a) Peranan Keluarga dalam menanamkan penanaman hidup sehat, b) Peranan keluarga dalam memahami akan adanya racun di sekeliling, c) Peranan keluarga tanggap terhadap Lingkungan, d) Peranan keluarga bekerjasama dengan lingkungan e) Peranan keluarga membina hubungan interpersonal. Peranan keluarga dalam menanamkan penanaman hidup sehat yaitu, selama ini keluarga bertindak sebagai orang tua telah menanamkan penanaman hidup sehat yang baik pada keluarga dengan cara mengajak anak untuk membersihkan lingkungan rumah, serta selalu memberi nasehat pada anak untuk membersihkan lingkungan dalam dan luar rumah sehingga kita dapat hidup sehat, terdapat juga orang tua yang sering menyuruh anak untuk menyapu dan membersihkan halaman serta menyuruh mereka untuk mandi sehari 2 kali, walaupun anak mereka sibuk kuliah. Peranan keluarga dalam memahami akan adanya racun di sekeliling yaitu keluarga memahami akan adanya racun yang ada disekeliling putra/putri mereka seperti narkoba/bahaya merokok ataupun pergaulan bebas salah satu kelauarga berharap agar anak mereka akan cepat sembuh dan hal ini tidak akan terulang kembali, dan mudah-mudahan adik-adiknya tidak akan
12
mengalami hal demikian. Beberapa keluarga sangat memahami apalagi sekarang ini berita narkoba sering ditayangkan di Televisi, untuk menyikapi hal ini saya sering memberi nasehat pada anak – anak apalagi sekarang mereka telah remaja. Peranan keluarga tanggap terhadap lingkungan yaitu keluarga tanggap terhadap lingkungan, sekarang ini hal sekecil apa saja yang terjadi cepat tersebar sehingga jika ada hal-hal negative yang terjadi dilingkungan keluarga melarang anak untuk melihatnya/untuk mengikutinya tapi jika ada hal-hal positif yang terjadi dilingkungan mereka terlebih dahulu memotivasi anak untuk mengikutinya. Keluarga tanggap terhadap lingkungan apalagi daerah tempat tinggal mereka berada dilingkungan yang ramai, padat penduduknya sehingga apasaja yang terjadi disekitar lingkungan akan menjadi pembicaraan yang hangat. Peranan keluarga bekerjasama dengan lingkungan yaitu keluarga menjalin kemitraan RT,RW dan pihak keamanan apalagi keluarga sering membantu jika ada hal-hal yang dibutuhkan untuk pelaksanakaan kegiatan RT atau RW dan ada beberapa orang kepala keluarga yang sering mengikuti kegitan yang diadakan oleh kelurahan. Keluarga juga menjalin harmonisasi dengan tetangga, karena tetangga merupakan keluarga terdekat kita dan orang yang paling dekat dengan rumah kita jadi harus ada komunikasi dan kerja sama. Peranan keluarga memiliki hubungan interpersonal dengan baik yaitu terdapat kedekatan bathin dengan orang tua karena Kedekatan bathin dengan anak pasti dirasakan oleh seluruh orang tua apalagi ibu begitupun dengan anak mereka memiliki kedekatan batin dengan orang tuanya hal ini ditunjukkan dari sikap anak yang sering terbuka pada ibunya malahan mereka merasa ibunya adalah sahabat sehingga kadang-kadang ibu sendiri menjadi tetampat curahan hati anak. Orang Tua Memiliki Sikap Proaktif pada anak dengan cara sering mengajak anak berkomunikasi, melakukan pendekatan padanya, ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukannya seperti jika ia sedang memberekan kamar
13
kita ikut serta membantu. Orang tua memiliki sikap proaktif pada anak itu sangat perlu karena dengan sikap tersebut keluarga dapat mengarahkan anak untuk melakukan hal-hal yang positif dan anak akan terhindar dari perbuatan negates seperti terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, dan lain-lain. Berdasarkan keseluruhan hasil wawancara di atas, keluarga sangat memiliki peranan dalam penyalahgunaan penyalahgunaan NAPZA bagi remaja di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Peranan keluarga dalam pencegahan penyalahgunaan Napza bagi remaja di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo pada dasarnya sangat antusias hal ini terungkap dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap lima informan. Wawancara yang diajukan oleh peneliti terhadap Informan menyangkut peranan keluarga dalam pencegahan penyalahgunaan Napza bagi remaja di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo dengan mengacu pada indikator sebagai berikut : Menanamkan penanaman hidup sehat, Pemahaman akan adanya racun di sekeliling, Tanggap Terhadap Lingkungan, Kerjasama dengan lingkungan, Hubungan interpersonal yang baik. Kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba yang merusak secara fisik maupun psikis sangat penting. Keluarga berperan mendidik anggota keluarga menjadi manusia yang bertaqwa yang dapat membentengi dirinya dari perbuatan maksiat. Keluarga juga berperan menciptakan kondisi yang harmonis saling membantu permasalahan anggota keluarga. Hasil penelitian didapati bahwa remaja pecandu narkoba biasanya berasal dari keluarga yang mapan namun kurang perhatian atau ada masalah dalam keluarganya.Karena itu peranan keluarga sangatlah diperlukan dalam pencegahan penyalahgunaan Napza bagi remaja yang ada di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.
14
Saran a. Pencegahan penyalahgunaan Napza merupakan tanggung jawab keluarga sebagai bagian dari masyarakat karena itu perlu peranan keluarga dalam Pencegahan penyalahgunaan Napza bagi Remaja yang ada dikelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. b. Keluarga harus memiliki peranan yang baik sebab keluarga sebagai peletak dasar pendidikan anak serta memegang posisi yang bersifat strategis dalam kehidupan dan pembangunan masyarakat. c. Kepada semua pihak terkait, utamanya kepada masyarakat ataupun orang tua sebagai anggota keluarga
sekiranya dapat memberikan dukungan
moril maupun materil, pada anak untuk memotivasi dirinya agar tidak terlibat dalam hal-hal negativ. DAFTAR PUSTAKA Budiarta. 2008. Kenali Narkoba Dan Jenisnya Jakarta : Erlangga. Irwanta 2012. Narkoba Dan Jenisnya Jakarta: Rineka Cipta. Kartini Kartono, 2002. Remaja dan Perkembangannya. Bandung: Remaja Kerta Karya Kuntoro, 2011. Patologi II Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali. Mangku, dkk, 2007. pecegahan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Mohammad Anief. 1990. Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Mohammad Anief. 1991. Apa yang Perlu Diketahui tentang Obat. Cetakan ke-dua. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Mohammad Anief. 1996. Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Moleong. Lexy. J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Kerta Karya. Praktikto, 2005. Mobilitas Penduduk. Jakarta: Rajawali Press
15
Sardjono O.S. 2006 Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan Obat. Pembinaan Profesi Apoteker Pengelola Apotek, Dirjen POM, DepKes RI. Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda Panduan bagi Orang tua, Guru, dan Badan Narkotika dalam Penyalahgunaan Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Subagyo
Partodiharjo.
2006.
Kenali
Narkoba
dan
Musuhi
Penyalahgunaannya. Jakarta : Erlangga. Sugeng. 2010. Pengertian Keluarga. Jakarta : Erlangga. Sudarman, Momon, 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Syani, Abdul, 1995.
Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. PT Dunia
Pustaka Jaya. Sianipar 2011. Penyalahgunaan Obat Terlarang. Pembinaan Profesi Apoteker Pengelola Apotek, Dirjen POM, DepKes RI. Tan Hoan Tja dan Kirana Rahardja. 1991. Obat-obat Penting, Khasiat Penggunaan dan Efek-efek Sampingannya. Jakarta : Jayakarta Press. Weka Gunawan. 2006. Keren Tanpa Narkoba. Jakarta : Grasindo. KKGI, 2011. Departemen Sosial
16
INSTRUMEN PENELITIAN No. Variabel
Indikator 1. Menanamkan pemahaman hidup sehat
1
Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
2. Pemahaman akan adanya racun di sekeliling
Pertanyaan Informan Penelitian a. Apakah selama ER,JM,IK, ini anda IA,LA bertindak sebagai orang tua telah menanamkan penanaman hidup sehat yang baik pada keluarga? b. Apakah anda ER,JM,IK, memahami akan IA,LA adanya racun yang ada disekeliling putra/putri kita? Seperti narkoba/bahaya merokok ataupun pergaulan bebas. c. Apakah anda mengenal fungsi dan
17
3. TanggapLingkungan
4. Kerjasama dengan lingkungan
7. Hubungan interpersonal yang baik
kekuatan/kelema han daya tahan tubuh? d. Apakah anda ER,JM,IK, tanggap terhadap IA,LA lingkungan ? e. Apakah Anda sadar akan perubahan perilaku lingkungan yang terjadi sekarang ini dan Bagaimana keterlibatan orang tua pada perubahan tersebut?
5. Bagaimana kemitraan dengan RT,RW dan keamanan 6. Apakah terjalin harmonisasi dengan tetangga 8. Apakah terdapat kedekatan bathin dengan orang tua 9. Bagaimana orang tua memiliki sikap proaktif
ER,JM,IK, IA,LA
ER,JM,IK, IA,LA
18
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .............................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. KATA PENGANTAR ...............................................................................
ii iii
DAFTAR ISI .............................................................................................
iv
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...................................................
1
1.3 Rumusan Masalah............................................................ 1.5 Tujuan Penelitian ............................................................. 1.6 Manfaat Penelitian ...........................................................
7 7 8
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Keluarga ............................................................... 2.2 Kajian Penyalahgunaan NAPZA ......................................... 2.3 Peran Keluarga dalam Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
9 23 33
METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian.................................................................
44
19
3.2 3.3 3.4 3.5
Pendekatan dan Metode Penellitian ................................... Teknik Pengumpulan Data ............................................... Keabsahan Data ................................................................ Analisis Data....................................................................
44 45 47 48
3.6 Tahap-tahap .....................................................................
49
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERANAN KELUARGA DALAM PENYALAHGUNAAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI KELURAHAN TAPA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO
SKRIPSI
Oleh : ISNA SULEMAN 121410059
Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Di Uji
20
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
Dr. H. Abd. Hamid Isa, M.Pd NIP 19600512 198703 1001
Drs. Yakob Napu, M.Pd NIP. 196007271987031003
`
Mengetahui/Menyetujui, Ketua Jurusan Pengajian Luar Sekolah
Dr.Hj.Misran Rahman, M.Pd NIP.196205161992032001
LEMBAR PERSETUJUAN PERANAN KELUARGA DALAM PENYALAHGUNAAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI KELURAHAN TAPA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO oleh: Isna Suleman NIM. 121410059 telah diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan penguji dan pembimbing
1. Dr. H.Abd.Hamid Isa, M.Pd
(...........................................)
21
2. Dr.H. Rusdin Djibu, M.Pd
(...........................................)
3. Dr. Abdul Rahmat, M. Pd
(...........................................)
Mengetahui KETUA JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Dr. Hj.Misran Rahman, M.Pd NIP. 196205161992032001
BAB I PENDAHULUAN
Kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba yang merusak secara fisik maupun psikis sangat penting. Masyarakat dapat berperan : 1) memberi informasi jalur-jalur peredaran dan adanya pemakaian narkoba, 2) saling menyadarkan akan dampak secara sosial kepada anggota masyarakat misalnya dengan penyuluhan tentang bahaya narkoba. 3) menjaga kesehatan hubungan antar sesama dan memberi pendidikan nilainilai tata krama kehidupan, karena banyak remaja pecandu narkoba karena terpengaruh oleh lingkungan. 4) memberi sanksi terhadap pelanggaran tata krama masyarakat.
22
Keluarga berperan mendidik anggota keluarga menjadi manusia yang bertaqwa yang dapat membentengi dirinya dari perbuatan maksiat. Keluarga juga berperan menciptakan kondisi yang harmonis saling membantu permasalahan anggota keluarga. Data penelitian bahwa remaja pecandu narkoba biasanya berasal dari keluarga yang mapan namun kurang perhatian atau ada masalah dalam keluarganya.
BAB IV PENUTUP
23
A. KESIMPULAN Kegiatan
Pengabdian
Kepada
Masyarakat
tentang
“Upaya
Penyelamatan Generasi Muda Melalui Penyuluhan Pengetahuan Bahaya dan Cara Penyalahgunaan Penyalahgunaan Narkoba” di Kabupaten Kulon Progo ini berhasil memberikan bekal tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo, dan memberikan pemahaman pentingnya kesadaran siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo, dalam melakukan pencegahan diri terhadap pengaruh Narkoba yang dapat datang dari teman bergaul di sekolah dan di rumah, lingkungan masyarakat sekitar, dan media massa. Kegiatan ini sangat menarik dan tepat sasaran, hal ini tercermin dari antusiasme mereka dalam mengikuti penyuluhan dan mengajukan pertanyaan tentang banyak hal dalam forum diskusi (tanya jawab). Keberhasilan kegiatan penyuluhan ini ditunjukkan adanya perbedaan skor yang diperoleh dari hasil pre-test terhadap post-test, yaitu 4,13 dengan 4,94.
B. SARAN Kegiatan ini hanya mencakup peserta dalam jumlah kecil (70 peserta) untuk ukuran suatu Kabupaten dan hanya melibatkan secara perwakilan siswa dari beberapa SMP dan SMA yang ada di wilayah Kabupaten Kulon Progo, sehingga diharapkan peserta berkenan membantu menyebarluaskan informasi yang disampai-kan dalam kegiatan penyuluhan ini kepada teman bergaul di sekolah dan di rumah, keluarga, saudara, atau siapa saja yang dipandang memerlukan informasi tersebut, sehingga kemanfaatan penyuluhan ini secara tidak langsung dapat disebarkan pada sasaran yang lebih luas.
24
DAFTAR PUSTAKA Asnely MZ. (1991). Mendeteksi Zat Pewarna Tekstil Secara Sederhana. Kompas. Tanggal 28 November 1991.
John, W., Hill, Doris, K., Kolb. (1995). Chemistry for Changing Times. Seventh Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc. Mohammad Anief. (1990). Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Mohammad Anief. (1991). Apa yang Perlu Diketahui tentang Obat. Cetakan ke-dua. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Mohammad Anief. (1996). Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Nanizar Zaman - Joenoes, Pharm D. (1994). Masalah Penyalahgunaan Obat. Surabaya : Universitas Airlangga.
N. Irving Sax. (1979). Dangerous Properties of Industrial Materials. New York : Van Nostrand Reinhold Co.
Sardjono O.S. (1982). Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan Obat. Pembinaan Profesi Apoteker Pengelola Apotek, Dirjen POM, DepKes RI. Subagyo
Partodiharjo. (2006). Kenali Narkoba Penyalahgunaannya. Jakarta : Erlangga.
dan
Musuhi
25
Tan Hoan Tja dan Kirana Rahardja. (1991). Obat-obat Penting, Khasiat Penggunaan dan Efek-efek Sampingannya. Jakarta : Jayakarta Press. Weka Gunawan. (2006). Keren Tanpa Narkoba. Jakarta : Grasindo.
Effendi,
Luqman,
2008.
Modul
Dasar-Dasar
Sosiologi&Sosiologi
KesehatanI. Jakarta: PSKM FKK UMJ. Kartono, Kartini, 1992. Patologi II Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali. Mangku, Made Pastika, Mudji Waluyo, Arief Sumarwoto, dan Ulani Yunus, 2007. pecegahan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Shadily, Hassan, 1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Soekanto, Suryono, 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persuda Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda Panduan bagi Orang tua, Guru, dan Badan Narkotika dalam Penyalahgunaan Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Sudarman, Momon, 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Syani, Abdul, 1995.
Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. PT DUNIA
PUSTAKA JAYA.
26
INSTRUMEN PENELITIAN No .
Variabel
Indikator 2. Menanamkan pemahaman hidup sehat
1
Pencegaha n NAPZA
10. Pemahaman akan adanya racun di sekeliling
13. an
TanggapLingkung
16. Kerjasama dengan lingkungan
19. Hubungan interpersonal yang baik
Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana asupan makanan/minu man yang baik bagi tubuh? 2. Bagaimana mengenal fungsi dan kekuatan/kelem ahan daya tahan tubuh? 11. Bagaimana memahami zatzat berbahaya bagi tubuh? 12. Apakah lingkungan sudah sehat? 14. Apakah sadar akan perubahan perilaku lingkungan? 15. Bagaimana keterlibatan orang tua pada perubahan tersebut 17. Bagaimana kemitraan dengan RT,RW dan keamanan 18. Apakah terjalin harmonisasi dengan tetangga 20. Apakah terdapat kedekatan bathin dengan orang tua
Informa n TF
HB
CC
NV
UI
MB
AQ
II
PP
BB
27
21. Bagaimana orang tua memiliki sikap proaktif