LAPORAN KASUS “PENGARUH PERTEMANAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA REMAJA”
METTY TUSIANA 1102012162 KELOMPOK 2 DRUG ABUSE TUTOR : DR.LILIAN BATUBARA,MKES
PENDAHULUAN
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan (BNN, 2004). Hawari dalam penelitiannya menyebutkan bahwa 81,3% seseorang yang menggunakan narkoba diawali oleh pengaruh/bujukan teman (peer group). Penolakan atau tekanan dari kelompok/ teman sebaya mengakibatkan remaja merasa dikucilkan, oleh karena itu tidak mudah bagi remaja untuk meninggalkan kelompok. Meninggalkan kelompok bagi remaja berarti kehilangan teman serta sebagian hidupnya (Sally, 2000).
Dalam Islam banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan karena pengaruh teman bergaul yang jelek. Namun juga tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang shalih. Teman yang shalih akan senantiasa menjaga dari maksiat, dan mengajak berlombalomba dalam kebaikan, serta meninggalkan kejelekan dan sebaliknya
PRESENTASI KASUS
IDENTITAS Nama : Tn . A Usia : 17 th Agama : Islam Alamat : Jakarta Se latan Pendidikan : SMA Pekerjaan : Siswa kelas Status 3 : Belum me nikah
Anak tunggal Kedua orang tua bekerja Masuk rehab bulan September 2015 Menggunakan obat-obatan pertama kali SMP (ganja) SMA beralih ke gorilla 2 bulan sebelum di rehab menggunakan shabushabu Ia sering menggunakan Gorilla : bersama temanGanja : Efek yang dihasilkan temannya Terasa enteng lebih parah daripada Shabu-Shabu : Masuk dipaksa tua Beban pikiran rehabilitasi tidak ganja oleh orang Hiperaktivitas ada Nafsu makan meningkat Membuat malas Cara Pakai : Linting
Hanya ingin berbaring ditempat tidur Membuat senang Cara Pakai : Linting (3-5x/hari)
Banyak omong Pikiran menjadi cepat Cara Pakai : Hisap tabung bong (200mg/hari)
DISKUSI
J A M E R ?? A
REMAJA Menurut Santrock (2003) mendefinisikan remaja adalah masa transisi dari masa anak ke masa dewasa awal, dimulai kira-kira usia 10 tahun sampai 12 tahun dan berakhir usia 18 tahun sampai 22 tahun. Remaja ada remaja awal, remaja madya, remaja akhir. Dan salah satu tugas perkembangan remaja adalah mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebayanya.
A membutuhkan teman untuk membantu dia melewati fase dari anak-anak menuju dewasa, dan teman merupakan sumber dukungan emosional. Bagi Tn A teman-teman merupakan pembelajaran dengan lingkungan sosialnya sama halnya dengan anak-anak belajar hal-hal yang baru
PERTEMANAN Pertemanan atau persahabatan yaitu hubungan "akrab" antara sesorang dengan orang lainnya. Teman merupakan salah satu yang berpengaruh besar terhadap prilaku dan corak kehidupan seseorang. Suatu pertemanan akan menimbulkan kebaikan dan keburukan sekaligus.
Para ahli psikologi sepakat bahwa terdapat kelompok-kelompok yang terbentuk dalam masa remaja Kelompok “Chums” (sahabat karib)
Kelompok “Cliques” (komplotan sahabat)
Kelompok “Crowds” (kelompok besar remaja)
Kelompok yang diorganisir
Kelompok “Gangs”
Terdapat beberapa kelompok remaja dan menurut saya A termasuk golongan Cliques. Dalam golongan cliques inilah banyak remaja pada mulanya banyak melakukan kegiatankegiatan bersama, rekreasi, pesta, saling menelfon, dll. A bersama dengan temantemannya yang terdiri dari 4-5 orang dan sering datang kerumah A dan memakai napza secara bersama-sama.
Peranan Teman Kelompok dalam Kehidupan Remaja
Pengaruh pertemanan menciptakan keterikatan dan kebersamaan sehingga yang bersangkutan sulit untuk melepaskan diri. (Panuju, 1999)
Terdapat penelitian yang dilakukan di Makassar, penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara teman sebaya/kelompok dengan penyalahgunaan narkoba pada tahanan Polrestabes Kota Makassar. Sebagian besar responden yang menyalahgunakan narkoba juga memiliki teman sebaya/kelompok yang penyalahguna narkoba.Sebaliknya sebagian besar responden yang tidak menyalahgunakan narkoba memiliki teman sebaya/kelompok yang bukan penyalahguna narkoba.
Masa remaja biasanya ditandai oleh bergesernya sumber panutan. Ketika belum masuk remaja biasanya menjadi anak penurut. Hal tersebut dapat terjadi karena keluarga masih bisa dijadikan panutan. Dengan berkembangnya usia dan kebutuhan anak yang menjadi remaja tadi mulai menggeser panutannya kepada kelompok sebaya. Petuah orangtua mulai banyak ditinggalkan dan apa kata teman kemudian menjadi acuan. Jadi tingkah laku penyalahgunaan narkoba banyak dipengaruhi oleh tekanan teman yang besar dan sulit untuk dibendung. Lingkungan pergaulan teman apalagi teman sebaya berpengaruh terhadap awal penyalahgunaan.
Pengaruh teman kelompok ini tidak hanya pada saat perkenalan pertama kali dengan narkoba, melainkan juga yang menyebabkan seseorang tetap menyalahgunakan narkoba dan menyebabkan kekambuhan. Sebagaimana uraian diatas bila hubungan orang tua dan anak tidak baik, maka anak akan terlepas ikatan psikologisnya dengan orang tua dan anak akan mudah jatuh dalam pengaruh teman kelompok. A hubungan dengan orang tua tidak baik, komunikasi sangat kurang. Maka dari itu ia jatuh terpengaruh kepada teman kelompok yang mencoba membujuk dia untuk menggunakan obat-obatan
Pada kasus diatas, Tn A adalah seorang remaja berusia 17 tahun. Tn A memulai pertama kali ketika masih SMP. Tn A masih masuk dalam tahap perkembangan remaja, dimana masa remaja masa-masa ingin mencari tahu dan teman menjadi sumber acuan dan ia juga harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya terutama lingkungan pertemanannya. Sebagai akibatnya, Tn A akan merasa senang apabila diterima oleh kelompok pertemanannya dan sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh kawan-kawannya. Bagi remaja, pandangan kawan-kawan terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting. Kemudian ia lalu bertemu dengan teman-teman yang membawa dia ke arah yang buruk dan menawarkan dia untuk mencoba obatobatan. Lalu hubungan Tn A dengan kedua orang tuapun tidak begitu dekat. Apabila Tn A tidak dibentengi dengan pribadi dan agama yang kuat maka ia akan terjerumus dan yang awalnya hanya mencoba-coba lama kelamaan menjadi ketagihan.
PERTEMANAN DALAM ISLAM
Dari Anas, dia menuturkan, Rasulullah SAW bersabda, ”Dan perumpamaan teman duduk yang baik itu bagaikan penjual minyak wangi kasturi, jika minyak kasturi itu tidak mengenaimu, maka kamu akan mencium bau wanginya. Dan perumpamaan teman duduk yang jelek adalah seperti tukang pandai besi, jika kamu tidak kena arangnya (percikannya), maka kamu akan terkena asapnya.” (HR.
Menjadi sangat penting bagi kita untuk memahami hadits di atas yang mengindikasikan dampak teman terhadap kehidupan seseorang, dan pentingnya memilih teman-teman yang baik. Maka pikirkanlah baik-baik. Dan bahkan jika semua teman kalian adalah teman yang berkelakukan buruk, maka Allah akan mengampuni, jika kalian mau bertobat. Carilah sedikitnya seorang teman baik dan shaleh yang bisa menjadi batu loncatan bagi kalian menuju surga.
KESIMPULAN
Usia remaja adalah usia taraf pencarian jati diri dan cenderung masih bersifat labil. Masa remaja biasanya ditandai oleh bergesernya sumber panutan. Dengan berkembangnya usia dan kebutuhan anak yang menjadi remaja tadi mulai menggeser panutannya kepada kelompok sebaya. Petuah orangtua mulai banyak ditinggalkan dan apa kata teman kemudian menjadi acuan. Dan ketika kita mulai berteman suatu pertemanan akan menimbulkan kebaikan dan keburukan sekaligus.
Menurut Islam teman yang baik senantiasa mendorong kalian untuk menjaga harga diri atau menjaga ibadah-ibadah yang dianjurkan, sehingga keindahan Islam selalu terukir di hati kalian. Dan teman-teman berperangai buruk bisa mendorong kalian untuk melakukan tindakan-tindakan yang buruk juga. Berbohong, merokok, kecanduan narkoba, dan bahkan berzina adalah hal-hal yang merupakan hasil buruk dari teman-teman yang berperangai buruk. Seorang teman mengatakan, “Teman-teman memiliki dampak nyata terhadap diri seseorang, dan bahkan mereka bisa mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang.”
SARAN
Saran penulis jadi A memasuki usia remaja, dimana harusnya A mencari mana yang baik dan mana yang buruk, lalu carilah teman-teman yang baik yang tidak akan menjerumuskan A kedalam hal-hal yang buruk. A harus membentengi dirinya dengan pengetahuan dan ilmu agama, dan katakan tidak dengan tegas apabila teman-teman mengajak kepada keburukan. Apabila hatinya masih labil dan takut akan tergoyahkan kepada hal-hal yang buruk lebih baik A meninggalkan kelompok pertemanan itu bahkan kalau bisa meninggalkan lingkungan tersebut. Dan dalam hadist dikatakan “Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
DAFTAR PUSTAKA A Devito, Joseph. 2008. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan: Karisma Publishing Group. Dariyo, Agoes. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : P. Grasindo Anggota Ikapi. Hawari, D. 2002. Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA. Edisi 4. Jakarta : Gaya baru. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9510/N ur%20Akifah%20K11110003.pdf?sequence=1 , diakses tanggal 13 November 2015. http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2010/04/29/5568/memil ihteman-yang-bisa-membawa-ke-surga/#sthash.wMpjgDBS.dpbs , diakses tanggal 13 November 2015 Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih bahasa: Wasana. Jakarta: Erlangga. Purwandari, E. Emosional 2005. Memori Remaja yang Sedang Menjalani Rehabilitasi NAPZA. Jurnal Penelitian Humaniora 143. Santrock. 2003. Adolescence. Jakarta: Erlangga Sarwono. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Gravido Persada